23
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA REFERAT DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN INFEKSI SALURAN KEMIH DENGAN KOMPLIKASI Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto DiajukanKepada : Pembimbing : dr. Nyoto Widyo Astoro, SpPD, KHOM DisusunOleh : Dessy Krissyena 1320221128

Referat Isk Dengan Komplikasi - Dessy Krissyena

  • Upload
    dkn

  • View
    28

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Referat Isk Dengan Komplikasi - Dessy Krissyena, ISK, komplikasi, urology, internist, penyakit dalam

Citation preview

2

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

referatDIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN INFEKSI SALURAN KEMIH DENGAN KOMPLIKASI

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Penyakit DalamRumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto

DiajukanKepada :Pembimbing : dr. Nyoto Widyo Astoro, SpPD, KHOM

DisusunOleh :Dessy Krissyena1320221128

Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Penyakit DalamFakultas Kedokteran UPN VETERAN JAKARTARumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot SoebrotoPeriode 11 Agustus 18 Oktober 2014LEMBAR PENGESAHAN KOORDINATOR KEPANITERAAN BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM

Referat dengan judul :

DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN INFEKSI SALURAN KEMIH DENGAN KOMPLIKASI

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto

Disusun Oleh:

Dessy Krissyena1320221128

Telah disetujui oleh Pembimbing: Nama pembimbing Tanda TanganTanggal

dr. Nyoto Widyo Astoro, SpPD, KHOM ....................... .............................

Mengesahkan:Koordinator Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam

dr. Dwi Edi Wahono, Sp. PD

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkankepada Tuhan Yang Maha Esa, atas terselesaikannya penulisan referat ini. Penyusun mendapatkan tugas untuk membuat referat yang berjudul Diagnosis dan Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih dengan Komplikasi. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih memiliki kekurangan.Penulis berterimakasih kepada :1. dr. Nyoto Widyo Astoro, SpPD, KHOMselaku konsulen sekaligus pembimbing referat ini.2. Orang tua penulis yang telah memberikan motivasi kepada penulis hingga terselesaikannya referat.3. Ibu Teti dan Bapak Sugeng yang memberikan dukungan dan waktu dalam membantu komunikasi penulis dengan konsulen.4. Teman-teman coass interna yang telah memberikan motivasi kepada penyusun.Serta seluruh pihak bersangkutan yang tidak dapat diucapkan satu persatu, penulis mengucapkan terimakasih.Penulis meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan referat ini. Penulis berharap, referat ini akan berguna bagi pembaca dan akademis.

Jakarta, September 2014

Dessy KrissyenaDAFTAR ISI

KATA PENGANTAR1DAFTAR ISI2BAB I PENDAHULUAN3BAB IITINJAUAN PUSTAKA52.1DEFINISI52.2EPIDEMIOLOGI52.3ETIOLOGI52.4PATOFISIOLOGI72.5MANIFESTASI KLINIS82.6 PENGAMBILAN SAMPEL DAN PEMERIKSAAN LABORATORIU82.7 DIAGNOSIS112.8 PENATALAKSANAAN112.8 PROGNOSIS12BAB IIIKESIMPULAN13DAFTAR PUSTAKA15

BAB IPENDAHULUAN

Penyakit infeksi merupakan penyakit yang sering dijumpai di seluruh dunia. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi tersering kedua setelah infeksi saluran nafas atas yang terjadi pada populasi dengan rata-rata 9,3% pada wanita diatas 65 tahun dan 2.5-11% pada pria di atas 65 tahun. Infeksi saluran kemih merupakan infeksi nosokomial tersering yang mencapai kira-kira 40-60%.1Diagnosis ISK yang akurat sangat penting karena 2 alasan, pertama untuk identifikasi dan tata laksana yang mempunyai risiko kerusakan ginjal. Kedua untuk mencegah intervensi yang mahal, potensial bahaya dan tidak bermanfaat pada pasien yang tidak mempunyai risiko kerusakan ginjal.Diagnosis ISK ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang, serta dipastikan dengan biakan urin kuantitatif.Pada bab selanjutnya akan dibahas secara lebih mendalam mengenai diagnosis dan penatalaksanaan infeksi saluran kemih dengan komplikasi.

3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Infeksi Saluran Kemih dengan Komplikasi adalah infeksi saluran kemih yang berhubungan dengan abnormalitas struktural atau funsional saluran kemih atau penyakit yang mendasarinya yang meningkatkan risiko infeksi atau kegagalan terapi. ISK dengan Komplikasi dapat juga dikelompokkan menjadi :1. Pasien dengan faktor komplikasi yang dapat dihilangkan seperti batu, kateter.2. Pasien dengan faktor komplikasi yang tidak dapat dihilangkan seperti neurogenic bladder.1

2.2. Epidemiologi

4Kejadian ISK dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti usia, gender, prevalensi bakteriuria, dan faktor predisposisi yang mengakibatkan perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal. ISK cenderung terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki.Menurut penelitian, hampir 25-35% perempuan dewasa pernah mengalami ISK selama hidupnya. Prevalensi bakteriuria asimtomatik lebih sering ditemukan pada perempuan. Prevalensi selama periode sekolah (School girls) 1% meningkat menjadi 5 % selama periode aktif secara seksual. Prevalensi infeksi asimtomatik meningkat mencapai 30% pada laki-laki dan perempuan jika disertai faktor predisposisi.2Di Amerika Serikat, terdapat >7 juta kunjungan pasien dengan ISK di tempat praktik umum. Sebagian besar kasus ISK terjadi pada perempuan muda yang masih aktif secara seksual dan jarang pada laki-laki 10 /lapang pandang besar (LPB). Apabila didapat leukosituri yang bermakna, perludilanjutkan dengan pemeriksaan kultur.Pemeriksaan langsung kuman patogen dalam urin sangat tergantung kepadapemeriksa. Apabila ditemukan satu atau lebih kuman pada pemeriksanlangsung, perlu dilakukan pemeriksaan kultur.1

Pemeriksaan Kultur UrinDeteksi jumlah bermakna kuman patogen (significant bacteriuria) dari kultur urinmasih merupakan baku emas untuk diagnosis ISK. Bila jumlah koloni yangtumbuh > 105koloni/ml urin, maka dapat dipastikan bahwa bakteri yang tumbuhmerupakan penyebab ISK. Sedangkan bila hanya tumbuh koloni dengan jumlah< 103koloni / ml urin, maka bakteri yang tumbuh kemungkinan besar hanyamerupakan kontaminasi flora normal dari muara uretra. Jika diperoleh jumlahkoloni antara 103- 105koloni / ml urin, kemungkinan kontaminasi belum dapatdisingkirkan dan sebaiknya dilakukan biakan ulang dengan bahan urin yangbaru. Faktor yang dapat mempengaruhi jumlah kuman adalah kondisi hidrasipasien, frekuensi berkemih dan pemberian antibiotika sebelumnya.Perlu diperhatikan pula banyaknya jenis bakteri yang tumbuh. Bila > 3 jenisbakteri yang terisolasi, maka kemungkinan besar bahan urin yang diperiksa telahterkontaminasi.1

2.7. DiagnosisUntuk menegakkan ISK dengan komplikasi harus memenuhi dua kriteria yaitu :1. Kultur urin positif dengan bakteriuri bermakna 105 koloni/ml2. Satu atau lebih faktor di bawah : Usia tua Kehamilan Terdapat indwelling kateter, stent atau splint (uretra, ureter, ginjal) atau peggunaan kateter buli-buli intermitten Residu urin post-void > 100 ml Uropati obstruktif oleh berbagai sebab, seperti obstruksi bladder outlet (termasuk neurogenic bladder), batu dan tumor VUR atau kelainan fungsional lain Modifikasi saluran kemih, seperti ileal loop atau pouch Trauma kimia atau radiasi uro-epithelium ISK peri- dan post- operasi Insufisiensi ginjal dan transplantasi, diabetes melitus dan imunodefisiensi. 1

2.8. PenatalaksanaanPrinsip umumPenatalaksanaan tergantung dari keparahan gejala klinis. Dua tatalaksana yang wajib dilakukan adalah antibiotika yang tepat serta penanganan kelainan saluran kemih.Lama pemberian antibiotikaPemberian antibiotika selama 7-14 hari umumnya direkomendasikan tetapi seharusnya berhubungan dengan tindakan koreksi kelainan yang mendasarinya. Kadang-kadang dapat diperpanjang sampai 21 hari. 1Antibiotika Infeksi saluran kemih atas (ISKA)2Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut (PNA) memerlukan rawat inap untuk memelihara status hidrasi dan terapi antibiotik parenteral minimal 48 jam. Indikasi rawat inap pada PNA antara lain kegagalan dalam mempertahankan hidrasi normal atau toleransi terhadap antibiotik oral, pasien sakit berat, kegagalan terapi antibiotik saat rawat jalan, diperlukan investigasi lanjutan, faktor predisposisi ISK berkomplikasi, serta komorbiditas seperti kehamilan, diabetes mellitus dan usia lanjut.The Infectious Disease Society of America menganjurkan satu dari tiga alternative terapi antibiotic IV sebagai terapi awal selama 48-72 jam, sebelum adanya hasil kepekaan biakan yakni fluorokuinolon, amiglikosida dengan atau tanpa ampisilin dan sefalosporin spektrum luas dengan atau tanpa aminoglikosida. Infeksi saluran kemih bawah (ISKB)Prinsip manajemen ISKB adalah dengan meningkatkan intake cairan, pemberian antibiotik yang adekuat, dan kalau perlu terapi simtomatik untuk alkanisasi urin dengan natrium bikarbonat 16-20 gram per hari2,5Pada sistitis akut, antibiotika pilihan pertama antara lain nitrofurantoin, ampisilin, penisilin G, asam nalidiksik dan tetrasiklin. Golongan sulfonamid cukup efektif tetapi tidak ekspansif. Pada sistitis kronik dapat diberikan nitrofurantoin dan sulfonamid sebagai pengobatan permulaan sebelum diketahui hasil bakteriogram.5

2.9. PrognosisISK rekurens sering terjadi bila kelainan urologi tidak dapat dikoreksi. Oleh karena itu, kultur urin ulang dilakukan 5-9 hari setelah terapi selesai dan juga 4-6 minggu kemudian. 1

BAB IIIKESIMPULAN

Infeksi Saluran Kemih dengan Komplikasi adalah infeksi saluran kemih yang berhubungan dengan abnormalitas struktural atau funsional saluran kemih atau penyakit yang mendasarinya yang meningkatkan risiko infeksi atau kegagalan terapi. ISK lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki karena uretra perempuan lebih pendek dibandingkan laki-laki. Adapun faktor predisposisi ISK antara lain: litiasis, obstruksi saluran kemih, penyakit ginjal polikistik, DM, nefropati analgesik, senggama, kehamilan, kontrasepsi, dan kateterisasi.Sebagian besar ISK disebabkan oleh invasi bakteri Escherichia coli secara asending ke saluran kemih. Patogenesis ISK dipengaruhi oleh patogenisitas bakteri (perlekatan mukosa dan faktor virulensi), faktor host dan bacterial entry.ISK terbagi menjadi infeksi saluran kemih atas (pielonefritis akut dan pielonefritis kronik) serta infeksi saluran kemih bawah (sistitis akut, sistitis kronik, sindrom uretra akut, uretritis, epididimitis). ISK akut belum menimbulkan kelainan struktural atau radiologis dengan gejala awitan akut seperti demam, nyeri pinggang, nyeri suprapubic, disuria, polakisuria, stranguria, nokturia. Sedangkan ISK kronik sudah menimbulkan kelainan struktural atau radiologis dan biasanya kurang bergejala.Selainitu, ISK terbagi berdasarkankomplikasiantara lain ISK simpleks( ISKsederhana/ Uncomplicated UTI) yaitu ISK yang tidakdisertaikelainananatomikmaupunfungsionalsalurankemih. Sedangkan ISK kompleks ( ISK berkomplikasi/ Complicated UTI) adalah ISK yang disertaikelainananatomiataufungsional, yang menyebabkanobstruksimekanikmaupunfungsionalsalurankemih.

13Pilihan terapi untuk pasien ISK adalah antibiotik yang sensitif terhadap kuman patogen penyebab. Penanganan yang dini dan sesuai dapat menghindari komplikasi dan pasien dapat sembuh sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

1. Achmad IA, et al. 2007. Guidelines Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih (ISK) dan Genitalia Pria 2007. Jakarta. FK UI.2. Sukandar, E. Infeksi Saluran Kemih. In Sudoyo A.W, et all.ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V.Jakarta: Internal Publishing. 2009: 1008-1014.3. Scanlon, V.C & Sanders, T. 2007. Essential of Anatomy and Physiology 5th edition. Philadelpia: FA Davis Company. Hal. 420-4324. Nguyen, H.T. 2008.Bacterial Infections of The Genitourinary Tract. In Tanagho E. & McAninch J.W. ed. Smiths General urology 17th edition. Newyork: Mc Graw Hill Medical Publishing Division. Hal. 193-1955. Sukandar, E. Infeksi (non spesifik dan spesifik) Saluran Kemih dan Ginjal. In Sukandar E. Nefrologi Klinik Edisi III. Bandung: Pusat Informasi Ilmiah (PII) Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UNPAD. 2006: 29-72