Upload
zien-sien
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Journal of Neurology, Neurosurgery and Psychiatry, kopi memiliki beberapa
manfaat yang sangat berguna bagi tubuh. Kopi sebagai pembangkit stamina dan penghilang
rasa sakit pada dosis kafein yang rendah, memunculkan perasaan segar, sedikit gembira, dan
hati akan melepas gula ke aliran darah yang menghasilkan energi ekstra. Dalam dunia
kedokteran, kafein sering digunakan sebagai perangsang kerja jantung dan meningkatkan
produksi urin. Dalam dosis yang rendah kafein dapat berfungsi sebagai bahan pembangkit
stamina dan penghilang rasa sakit.
Teh berasal dari daun tanaman Camellia sinensis. Setelah dipetik teh akan teroksidasi
sehingga warna daun akan menjadi tua dan tercium aroma khas dari teh. Terdapat beberapa
macam teh, yaitu black tea, yang dihasilkan dari daunteh yang menciut, fermentasi dan
teroksidasi penuh. Sedangkan untuk green tea dihasilkan dari daun teh yang tidak menciut
dan tidak teroksidasi penuh. Jenis lainnya yaitu oolong tea terbuat dari daun teh yang menciut
dan teroksidasi sebagian. Oksidasi ini dapat dihambat dengan proses pemanasan.
Kafein adalah senyawa kimia alkaloid atau yang lebih dikenal dengan trimetilsantin
yang terkandung di dalam kopi sebanyak 1-1,5%. Kerja kafein adalah mengambil alih
reseptor adenosin (salah satu sel saraf dalam otak yang bisa membuat seseorang cepat
tertidur) dimana kafein tidak memperlambat gerak sel-sel tubuh, melainkan kafein akan
membalikkan sehingga akan memacu produksi hormon adrenalin, dan akibatnya tidak merasa
kantuk. Kafein membuat tubuh tidak lagi mengantuk, tetapi muncul perasaan segar, sedikit
gembira, mata terbuka lebar, jantung berdetak lebih kencang, tekanan darah naik, otot-otot
berkontraksi dan hati akan melepas gula ke aliran darah yang akan membentuk energi ekstra.
Itulah sebabnya berbagai jenis minuman pembangkit stamina umumnya mengandung kafein
sebagai bahan utamanya.
Berdasarkan penelitian di Amerika didapat bahwa kopi bisa mengurangi risiko
terkena kanker hati, usus, diabetes tipe II dan penyakit parkinson. Kopi juga mengandung zat
antioksidan yang dapat membantu atau menangkal radikal-radikal bebas berbahaya bagi
tubuh. Kopi yang diminum tidak harus kopi keras, kopi tanpa kafein pun (decaffein) juga
memberikan zat antioksidan dalam jumlah yang sama. Selain bermanfaat ternyata kopi
memiliki efek ketergantungan, sehingga jika tidak dikontrol dengan baik akan menimbulkan
kerugian untuk diri sendiri. Jumlah yang diperbolehkan untuk dikonsumsi adalah 300 mg
kafein atau setara dengan 3 cangkir kopi perhari.
BAB II
KOPI dan TEH
Kopi mengandung campuran berbagai senyawa kimia. Beberapa di antaranya,
khususnya yang berhubungan dengan aroma, terbentuk ketika pemanggangan biji kopi.
Senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam kopi dapat dikelompokkan ke dalam
senyawa non-volatile seperti kafein, trigonelline, chlorogenic acid, phenolic acid, asam
amino, karbohidrat, dan mineral serta senyawa volatile aromatik seperti organic acids,
aldehydes, ketones, esters, amines, dan mercaptans.
Sedangkan dalam teh mengandung polyphenols, alkaloids (caffeine, theophylline dan
theobromine), asam amino, karbohidrat, protein, klorofil, volatile organic compounds(bahan
ini akan menimbulkan bau khas teh), fluoride, alumunium dan mineral. Polyphenols dapat
memberikan manfaat bagi kesehatan. Kandungan polyphenol tergantung dari tipe teh, jumlah
teh yang digunakan, lama penyeduhan dan temperatur. Dalam masa sekarang teh dalam
bentuk instan sedang populer, memiliki kandungan polyphenol yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan teh yang diseduh. Kadar kafein dalam teh tergantung jenis tehnya,
kandungan kafein paling tinggi terdapat pada black tea, kemudian oolong tea dan selanjutnya
teh hijau. Selain itu, teh memiliki kandungan kafein yang berkontribusi sebagai zat
antikarsinogenik yang telah diteliti pada hewan percobaan.
Senyawa yang secara fisiologis paling aktif adalah alkaloid kafein (C8H10N4O2)
yang disebut juga guaranin atau metitheobromin, yang memiliki efek stimulan ringan. Kafein
secara alami terdapat pada daun, buah, dan biji pada lebih dari 60 jenis tumbuhan, termasuk
kopi, kokoa, kola, dan teh yang kemudian diproses menjadi minuman kopi, the kola, serta
makanan seperti cokelat. Kafein juga terkandung dalam berbagai macam obat.
Secangkir kopi, tergantung kekentalan dan jenisnya, dapat mengandung 20-100 mg
kafein. Efek kafein bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang dapat minum beberapa
cangkir kopi dalam 1 jam dan tidak mendapat efek apapun, sementara orang lain dapat
merasakan efek kafein hanya dengan meminum satu cangkir kopi.
BAB III
EFEK KAFEIN
3.1 Efek jangka pendek kafein
Kafein memiliki efek utama sebagai stimulan sistem saraf pusat (SSP), sehingga
membantu mengurangi rasa letih dan lelah. Di samping sebagai stimulan SSP, kafein juga
meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, pernapasan, Basal Metabolic Rate (BMR),
berefek diuretik, serta merelaksasi otot polos, terutama otot polos bronkial, sehingga juga
dapat meredakan serangan asma. Kafein juga digunakan untuk mengobati migraine. Kafein
juga meningkatkan efek obat analgesik seperti aspirin. Konsumsi kafein dalam jumlah terlalu
banyak dapat berefek gelisah, sulit beristirahat, mual, sakit kepala, gangguan tidur, dan
aritmia jantung. Karena kafein juga meningkatkan produksi asam lambung maka kafein juga
dapat memperburuk gejala gastritis maupun ulkus gaster atau menyebabkan acid reflux pada
orang dengan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Konsumsi kafein pada malam hari
dapat menyebabkan insomnia. Kafein harus dikonsumsi secara hati-hati pada orang dengan
penyakit jantung dan hipertensi serta glukoma
3.2 Efek jangka panjang kafein
Seperti yang disebutkan sebelumnya, kopi berkafein memiliki beberapa potensi efek
berbahaya, terutama bagi orang yang tidak boleh mengonsumsi stimulan. Namun, berbagai
penelitian mengenai efek kafein secara umum gagal untuk membuktikan efek negatif kafein,
walaupun beberapa di antaranya menghasilkan kesimpulan yang kontradiktif. Walaupun
kafein tidak termasuk dalam kelompok senyawa adiktif, kafein berpotensi menyebabkan
habituasi. Beberapa orang mungkin dapat merasakan mual, lelah, iritabel, dan gelisah ketika
konsumsi kafein harian mereka dihentikan atau diubah jadwalnya.
Konsumsi kafein dalam jumlah sedang selama kehamilan secara umum dianggap
aman. Sebuah peneliian tidak menemukan hubungan antara konsumsi kafein dengan insidens
bayi dengan berat badan lahir rendah maupun kelahiran prematur. Namun, walaupun kafein
dapat menstimulasi produksi ASI, ibu dengan kondisi tertentu sebaiknya menghindari
konsumsi kafein selama kehamilan dan pemberian ASI.
BAB IV
MANFAAT KOPI
4.1 Menurunkan resiko penyakit Alzheimer dan Dementia
Beberapa penelitian membandingkan peminum kopi sedang (3-5 cangkir per hari)
dengan peminum kopi ringan (0-2 cangkir per hari) menyimpulkan bahwa yang meminum
kopi lebih sering lebih jarang yang menderita penyakit Alzheimer pada usia tua. Studi
longitudinal pada tahun 2009 menemukan bahwa peminum kopi sedang memiliki resiko yang
lebih rendah untuk menderita dementia.
4.2 Menurunkan resiko penyakit Cholelithiasis dan Vesicolithiasis
Meminum kopi berkafein berkorelasi dengan insidens Cholelithiasis dan
Vesicolithiasis yang lebih rendah pada pria dan wanita pada dua penelitian yang dilakukan
oleh Harvard School of Public Health. Resiko yang lebih rendah tidak ditemukan pada yang
meminum kopi tanpa kafein.
4.3 Menurunkan resiko penyakit Parkinson
Sebuah penelitian yang membandingkan peminum kopi berat (3,5 cangkir per hari)
dengan bukan peminum kopi menemukan bahwa peminum kopi lebih jarang yang menderita
penyakit Parkinson pada usia tua. Sebuah penelitian lain menemukan hubungan terbalik
antara jumlah kopi yang diminum secara rutin dengan kecenderungan menderita penyakit
Parkinson.
4.4 Meningkatkan kemampuan kognitif
Dalam sebuah tes reaksi sederhana, reaksi pilihan, memori verbal insidental, dan
visuospatial reasoning, partisipan yang meminum kopi secra rutin memiliki hasil tes yang
lebih baik, dengan hubungan yang positif antara hasil tes dengan jumlah kopi yang diminum
secara rutin. Ditemukan pula bahwa partisipan yang lebih tua mendapat efek yang lebih besar
berhubungan dengan kebiasaan meminum kopi. Penelitian lain menemukan bahwa wanita
berusia lebih dari 80 tahun memiliki hasil tes kognitif yang lebih baik jika mereka meminum
kopi secara teratur selama hidup mereka.
4.5 Anti Diabetes
Meminum kopi dapat menurunkan resiko seseorang terkena diabetes mellitus tipe 2
hingga 50%. Walaupun hasil ini didapatkan dari penelitian terhadap pasien yang meminum
kopi sebanyak 7 cangkir per hari, hubungan positif tersebut terbukti secara linear.
4.6 Melindungi hepar
Kopi juga dapat menurunkan insidens sirosis hepar serta berperan dalam menurunkan
resiko karsinoma hepatoselular. Mekanisme dan jumlah kopi yang dibutuhkan untuk
mencapai efek tersebut belum diketahui secara jelas. Sitokin TGF-( telah lam dikenal sebagai
pencetus terjadinya fibrosis melalui faktor transkripsi dari kelompok Smad. Hasil laporan
aktual yang dipublikasikan oleh Journal of Hepatology, Gressner and colleagues menyajikan
mekanisme bahwa kafein memiliki efek anti fibrosis yang efektif melalui kemampuannya
meng-antagonis jalur Smad.
4.7 Mencegah kanker
Konsumsi kopi juga berkorelasi terhadap penurunan resiko kanker oral, esofagus, dan
faring. Menurut penelitian lain, kopi juga melindungi hepar dari kanker. Studi lain juga
membuktikan adanya korelasi antara konsumsi kopi dengan penurunan resiko kanker prostat.
4.8 Melindungi jantung
Kopi cukup efektif dalam menurunkan insidens kematian dari penyakit
kardiovaskular, menurut studi kohort prospektif yang dipublikasikan pada tahun 2008.
Sebuah studi kohort prospektif di Jepang pada tahun 2009 terhadap 77.000 orang berusia 40-
79 tahun menenukan bahwa konsumsi kopi, sejalan dengan konsumsi kafein, berhubungan
dngan penurunan resiko kematian dari penyakit kardiovaskular.
4.9 Antioksidan
Kopi mengandung senyawa antikanker bernama metilpiridinium. Senyawa ini tidak
terdapat dalam jumlah yang signifikan pada bahan makanan yang lain. Metilpiridinium
terbentuk selama proses pemanggangan yang berasal dari senyawa trigonellin yang
terkandung dalam biji kopi. Studi terbaru menemukan bahwa kopi panggang mengandung
lebih banyak antioksidan lipofilik dan chlorogenic acid lactones serta lebih protektif
mencegah kematian sel yang terinduksi hidrogen peroksida pada sel-sel neuron dibandingkan
kopi hijau.
4.10 Lain-lain
4.10.1 Mencegah karies dentis
Senyawa tannin yang terkandung dalam kopi dapat menurunkan ptensi
kariogenik dari makanan. Eksperimen in vitro menunjukkan bahwa senyawa
tannin berinteraksi dengan aktivitas glukosiltransferase Streptococcus mutans,
yang dapat menghambat pembentukan plak.
4.10.2 Mencegah Gout
Konsumsi kopi dapat menurunkan resiko gout pada pria berusia lebih dari 40
tahun. Pada studi terhadap 45.000 orang selama 12 tahun, resiko terkena gout
pada pria berusia lebih dari 40 tahun berhubungan terbalik dengan jumlah kopi
yang diminum.
4.10.3 Meningkatkan potensi obat analgesik
Kafein yang terkandung dalam kopi terbukti dapat meningkatkan efektivitas
obat analgesik, terutama pada pengobatan migraine dan sakit kepala.
BAB V
MANFAAT TEH
Polyphenols dalam kandungan teh yaitu Epigallocatechin-3-gallate(EGCG),
Epigallocatechin (EGC), Epicatechin-3-gallate (ECG),dan Epicatechin (EC) pada teh hijau ,
theaflavins dan thearubiginis pada black tea memiliki efek antioksidan. Bahan kimia tersebut
terutama EGCG dan ECG memiliki kemampuan untuk melindungi kerusakan DNA.
Kandungan polyphenols dapat menghambat proliferasi sel tumor dan menginduksi apoptosis
sel. Sedangkan kandungan teh lainnya yaitu catechins dapat menginhibisi angiogenesis dan
invasi dari tumor. Polyphenols dapat melawan kerusakan yang diakibatkan oleh sinar UVB
dan dapat memodulasi fungsi sistem imun. Jadi teh khususnya teh hijau memiliki efek
detoksifikasi yang mencegah perkembangan tumor. Walaupun banyak manfaat yang didapat
dari teh sebagai antioksidan, mekanisme teh untuk menghambat perkembangan sel kanker
masih belum ada data yang akurat.2
Mengkonsumsi teh dapat menurunkan resiko penyakit cardiovaskular yaitu penyakit
jantung koroner dan stroke. Penambahan susu pada teh dapat mengurangi efek antioksidan
dari teh.3Polyphenol memberikan efek protektif terhadap resiko penyakit kardiovaskular
dengan menghambat oksidasi LDL, dimana LDL dapat meningkatkan resiko
arteroskelrosis.4
Konsumsi black tea dan teh hijau dapat menghambat agregasi platelet dan mencegah
trombosis koreoner pada hewan percobaan, tetapi dapat meningkatkan tekanan darah setelah
mengkonsumsi 2 liter teh selama 4 minggu dan setelah itu akan menurun kembali, tetapi bila
mengkonsumsi teh harian dengan kadar yang lebih rendah tidak mengakibatkan peningkatan
tekanan darah.5
Teh juga dapat menurunkan resiko terkena kanker, hal ini telah dilakukan percobaan
pada hewan, dimana pemberian kandungan teh ini dapat menghindari kanker kulit, paru,
esofagus, hati, usus kecil, pankreas, usus besar, kandung kencing, prostat dan kelenjar
payudara. Menurut penelitian di Italy, mengkonsumsi teh dapat menurunkan resiko manuisa
terhadap kanker mulut, faring dan laring. Sedangkan pada penelitian di Shanghai
menunjukkan penurunan resiko manusia terkena kanker esofagus terutama bagi perokok dan
yang mengkonsumsi alkohol. Pada penelitian di Jepang, teh dapat menurunkan resiko terkena
kanker lambung, dan dengan mengkonsumsi lebih dari 10 gelas (2 liter) teh setiap harinya
berdasarkan angka statistik dapat menurunkan resiko berbagai jenis kanker dan apabila
jumlahnya dinaikan akan menurunkan angka kanker payudara, metastasis dan rekuren dari
kanker itu sendiri. Walaupun terdapat penelitian yang menunjukkan pernurunan resiko
terkena kanker pada individu yang mengkonsumsi teh setiap harinya, masih terdapat
perbedaan dengan negara-negara lain yang tidak menunjukkan keefektifan pengkonsumsian
alkohol terhadap penurunan resiko terkena kanker. Hal itu masih dipengaruhi oleh banyak
faktor seperti gaya hidup dan perbedaan tempat. Walaupun begitu efek yang diyakini dapat
memberikan manfaat yang lebih banyak adalah teh hijau dibandingkan dengan teh lainnya,
karena kadar catechinsyang lebih banyak pada teh hijau.5
BAB VI
EFEK SAMPING
Selain manfaatnya untuk kesehatan ternyata kopi juga memiliki kerugian. Salah
satunya adalah efek ketergantungan.Minum kopi ternyata dapat meningkatkan resiko terkena
stroke. Sebuah penelitian yang dimuat dalam journal of neurology, neurosurgery and
psychiatry tahun 2002 menyimpulkan bahwa minum lebih dari 5 gelas kopi perhari akan
meningkatkan resiko terjadinya kerusakan pada dinding pembuluh darah. Kafein juga dapat
menyebabkan insomnia, mudah gugup, sakit kepala, merasa tegang dan cepat marah. Pada
wanita hamil juga disarankan tidak mengkonsumsi kopi dan makanan yang mengandung
kafein. Hal ini karena kafein dapat meningkatkan denyut jantung. Pada janin dapat
menyerang plasenta dan masuk dalam sirkulasi darah janin. Dampak terburuknya, bisa
menyebabkan keguguran.
Lebih dari 1.000 senyawa kimia terkandung dalam kopi yang dipanggang, dan 19 di
antaranya bersifat karsinogenik terhadap tubuh tikus. Namun, kebanyakan senyawa yang
bersifat kasinogen terhadap tubuh tikus terbentuk secara alami dan tidak secara mutlak
bersifat karsinogenik terhadap tubuh manusia dalam level paparan yang wajar. Kopi dapat
menyebabkan kerusakan mukosa organ gastrointestinal sehingga dapat menyebabkan gastritis
dan ulkus. Konsumsi kopi tidak dinajurakan pada orang dengan gastritis, kolitis, dan ulkus.
Konsumsi kopi yang berlebihan dapat menyebabkan gaguan tidur dan cemas.
Gangguan tersebut juga dapat muncul sebagai gejala withdrawal pada peminum kopi yang
mengalami habituasi. Kopi juga dapat menyebabkan insomnia. Studi Baylor College of
Medicine pada tahun 2007 menemukan bahwa diterpene molecules cafestol dan kahweol
yang terkandung pada biji kopi, dapat meningkatkan kadar LDL pada manusia. Peningkatan
LDL ini merupakan indikator bahwa kopi dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.
Kafein telah diduga dapat meningkatkan resiko hipertensi. Namun, studi terbaru
belum membuktikan hipotesis tersebut. Pada studi terhadap 15.000 perawat wanita selama 12
tahun, kopi dalam jumlah banyak tidak menyebabkan hipertensi. Studi sebelumnya telah
menunjukkan secara statistik hubungan yang tidak signifikan antara meminum kopi dengan
hipertensi. Efek kopi terhadap morbiditas dan mortalitas karena efeknya terhadap tekanan
darah terlalu lemah dan belum diselidiki lebih lanjut.
Kopi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi pada ibu dan anak karena
mengganggu absorpsi besi.
Studi pada tahun 2004 menemukan bahwa konsumsi kopi berhubungan dengan
peningkatan signifikan marker biokimia inflamasi. Hal ini merupakan efek yang merugikan
bagi sistem kardiovaskular, yang menjelaskan mengapa kopi sampai sejauh ini hanya berefek
baik bagi jantung jika dikonsumsi maksimal sebanyak 4 cangkir (600 mL) per hari. Cafestol
yang terkandung pada biji kopi, yang dapat meningkatkan kadar kolesterol darah juga
berperan dalam terjadinya atherosklerosis koroner.
Polimorfisme pada gen CYP1A2 menyebabkan metabolisme kafein yang lebih
lambat. Pada pasien dengan tipe enzim yang lambat, resiko terjadinya infark miokard
meningkat sepertiga jika mengonsumsi 2-3 cangkir kopi per hari serta duapertiga jika
mengonsumsi >4 cangkir kopi per hari. Resiko ini lebih terlihat pada orang berusia di bawah
59 tahun.