14
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN REFERAT MINI I FAKULTAS KEDOKTERAN Maret 2015 UIVERSITAS HASANUDDIN DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN MAJOCCHI GRANULOMA NAMA : RATNA NUR AISYAH NIM : C 111 11 327 PEMBIMBING : dr. Nur Rachma Jumiaty DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK 1

Referat Majocchi's Granuloma

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Referat Majocchi's granuloma (granuloma majocchi)

Citation preview

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN REFERAT MINI IFAKULTAS KEDOKTERAN Maret 2015UIVERSITAS HASANUDDIN

DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAANMAJOCCHI GRANULOMA

NAMA: RATNA NUR AISYAHNIM: C 111 11 327PEMBIMBING: dr. Nur Rachma Jumiaty

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKPADA BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMINFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2015LEMBAR PENGESAHANDengan ini mneyatakan bahwa:Nama:Ratna Nur AisyahNIM:C111 11 327Judul referat: Diagnosis dan Penatalaksanaan Majocchi GranulomaTelah menyelesaikan tugas referat dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.Makassar, Maret 2015Mengetahui,Co-AssPembimbing

Ratna Nur Aisyah dr. Nur Rachma Jumiaty

MAJOCCHIS GRANULOMAI. PENDAHULUANPada penderita dengan tinea yang sudah lama, dapat terjadi infeksi yang lebih dalam pada folikel rambut, yang biasa disebut Majocchis granuloma.1 Majocchis Granuloma atau Granuloma trichophyticum pertama kali di uraikan pada 1883 oleh Professor Domenico Majocchi. Majocchis granuloma ini bisa berkembang di bagian tubuh yang berambut, seperti kulit kepala, wajah, lengan, tangan, serta tungkai.2 Namun penyakit ini juga seringkali ditemukan pada wanita yang memiliki tinea pedis atau onikomikosis, dan pada wanita yang sering mencukur kaki mereka, dimana rambut yang terinfeksi menembus dinding folikel.3, 4 Namun begitu, penyakit ini juga dapat ditemukan pada laki-laki dan anak-anak. Infeksi jamur ini bisa disebabkan oleh dermatofitosis yang kronik, atau pada orang dengan penggunaan steroid topikal dan/atau obat yang bersifat imunosupresan yang dapat memfasilitasi terjadinya infeksi.2, 5 Majocchis granuloma terkadang di anggap sebagai Sarkoma Kaposi (terutama pada pasien dengan AIDS) atau limfositoma kutis.2

II. DEFINISIMajocchis granuloma adalah infeksi superficial dan subkutan dari dermatofita yang menyerang bagian dalam folikel rambut yang memberikan gambaran papul folikular yang bersisik dan nodul yang bergabung seperti lingkaran yang teratur (annular).5

III. ETIOLOGIMajocchis granuloma dapat disebabkan oleh Trichophyton rubrum, Trichophyton interdigitale, Microsporum canis. Namun dalam studi kasus, didapatkan T. rubrum yang paling sering menjadi penyebab penyakit ini.3, 5, 6Kehamilan dengan status imun yang kurang juga dapat menjadi fator risiko. Majocchis granuloma yang terjadi berulang juga dapat dihubungkan dengan neutropenia akibat kemoterapi.8, 10

IV. PATOGENESISReaksi hipersenitifitas tipe IV yang paling sering disebabkan oleh infeksi T. rubrum. Bisa karena respon terhadap organisme itu sendiri ataupun respon inflamasi non-spesifik pada struktur folikel. 7 Lesi Majocchis granuloma terdiri dari daerah nekrotik yang mengandung fungi, yang dikelilingi oleh sel-sel epiteloid, giant cell, limfosit, dan leukosit PMN. Infiltrat tersebut berasal dari infeksi folikel rambut yang ruptur ke dalam dermis dan subkutis, yang disebut granuloma.4

V. DIAGNOSISUntuk penegakan diagnosis, dapat dilakukan anamnesis untuk mengetahui kebiasaan sering mencukur bulu kaki, riwayat adanya trauma di lokasi munculnya Majocchis granuloma, serta penggunaan steroid topikal jangka panjang atau obat lain yang bersifat imunosupresan. Riwayat penyakit sebelumnya juga perlu diketahuiPada pemeriksaan fisis, dapat ditemukan gambaran klinis yaitu perifolikular pustul atau granuloma yang sirkumsrip, bersisik, berkumpul secara anular dan terasa keras (indurasi).3, 6 Majocchis granuloma biasanya muncul di bagian tubuh yang berambut, seperti kulit kepala, wajah, lengan, tangan, serta tungkai.2Majocchis granuloma terdiri dari dua bentuk klinis, yaitu folikular dan nodul subkutan.8, 9 Tipe folikular adalah infeksi sekunder, yang juga dapat terjadi pada saat penggunaan kortikosteroid topikal. Tipe ini sering terjadi pada wanita yang sering mencukur kaki mereka. Imunosupresan yang lama serta penggunaan steroid merupakan predisposisi penyebaran dermatofita, yang dapat menimbulkan papul folikular dengan Majocchis granuloma.8 Tipe nodular subkutan terjadi pada penderita dengan imunocompromised. Seperti pada penderita yang menjalani transplantasi sumsum tulang dan organ, dan pada penderita yang menerima pengobatan imunosupresif jangka panjang seperti limfoma, leukimia, dan penyakit autoimun.8, 10Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dalam menegakkan diagnosis yaitu KOH, kultur jaringan, serta pemeriksaan histology/biopsy. Pada pemeriksaan KOH, dapat ditemukan hifa fungi.8 Namun, hasil KOH bisa negatif jika pasien baru saja menggunakan antifungi topikal. Kultur jaringan dapat membantu penegakan diagnosis jika hasil KOH negative. Hifa juga dapat ditemukan pada pemeriksaan kultur. Biopsi mungkin dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis.6 Pada pemeriksaan histologi, ditemukan gambaran rambut yang memiliki folikulitis akut dan kronik yang disertai ruptur. Dermis menunjukkan infiltrat campuran yang sering terlihat berpusat disekitar folikel rambut yang pecah. Infiltrat terdiri dari netrofil, eosinofil yang banyak, multinucleated giant cell, dan kadang-kadang terdapat limfosit. Diagnosis dapat ditegakkan jika ditemukan spora fungi atau hifa pada folikel rambut dan dermis. Jika tidak ditemukan spora, diagnosis Majocchis granuloma dapat diperkirakan, tetapi belum pasti.1

Gambar 1: Majocchis granuloma5 Gambar 2: Gambaran mikroskopik Majocchis granuloma2

VI. DIAGNOSIS BANDING

Sarkoma KaposiSarkoma Kaposi banyak terjadi pada pasien dengan AIDS karena sistem imunitas yang rendah. Gambaran Sarkoma Kaposi tampak seperti makula biru-merah sampai keunguan pada distal ekstremitas bawah yang berkumpul membentuk plak besar.3

Gambar 5:Sarkoma kaposi3

Psoriasis Pustulosa Psoriasis adalah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan; disertai fenomen tetesan lilin, Auspitz, dan Kiobner. Penyakit ini umumnya mengenai daerah ekstensor ekstremitas, kult kepala, lumbosakral, bokong dan genitalia.11Pada psoriasis pustulosa, timbul gejala klinis berupa kelompok-kelompok pustule, plak edematosa dan eritematosa pada kulit normal.11

Gambar 3: Psoriasis5

SkabiesSkabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei var, hominis dan produknya. Terdiri dari 4 tanda kardinal yaitu pruritus nokturna; menyerang manusia secara berkelompok; adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, pada ujung terowongan ditemukan papul atau vesikel; serta ditemukan tungau.11

Gambar 4: Skabies12

VII. PENATALAKSANAANBerdasarkan studi kasus yang ditemukan, pengobatan untuk Majocchis granuloma dapat diberikan golongan antifungi sistemik.6 Dalam sebuah studi kasus, penderita diberikan itrakonazol 200 mg dua kali sehari serta sertakonazol olamine topikal selama 4 mnggu. Setelah itu dosis itrakonazol diturunkan sampai 100 mg dua kali sehari selama 4 minggu. Setelah pengobatan tersebut, lesi pada penderita hilang.9 Selain obat diatas, Majocchi granuloma juga dapat diberikan terbinafine 500-1000 mg/hari atau 500-700 mg/hari selama 4-6 minggu, serta micronized / ultramicronized griseofulvin, 500-1000 mg/hari selama 4-6 minggu.3 Gambar 6: Majocchis granuloma Gambar 7: Majocchis granuloma sebelum pengobatan9 setelah pengobatan9

VIII. KOMPLIKASIAlopesia dapat terjadi sebagai komplikasi dari Majocchis granuloma. Penyebaran luas penyakit kutaneus dan/atau septisemia fungi yang merupakan komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien immunocompromised.8

IX. PENCEGAHANMenghindari penggunaan steroid topikal jangka panjang, serta mencukur kaki dapat mencegah terjadinya Majocchis granuloma.8

X. PROGNOSISPenyakit ini dapat sembuh setelah diberikan terapi antifungal sistemik. Namun dapat berulang pada kasus neutropenia akibat kemoterapi.10

DAFTAR PUSTAKA1.Ramon L. Sanchez, Raimer SS. Dermatopathology. U.S.A: Landes Biosience; 2001.2.Aldona Pietrzak, Krzystof Tomasiewicz, Jean kanitakis, Tomasz Paszkowski, Ewa Dybiec, Helena Donica, et al. Trichophyton mentagrophytes-associated Majocchi's granuloma treated with cryotherapy. Folia Histolitica et Cytobiologica 2012;50.3.Jean l. Bolognia, Joseph L. Jorizzo, Rapini RP. Dermatology. Second ed. Spain: Elsevier Limited; 2008.4.Habif TP. Clinical Dermatology. China: elsevier Inc.; 2010.5.Lowell A. Goldsmith, Stephen I. Katz, Barbara A. Gilchrest, Amy S. Paller, David J.leffell, Wolff K. Fitzpatrick's Dermatology in General medicine. 8 ed: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2012.6.William D. James, Timothy G. Berger, Elston DM. Andrews' Diseases of the Skin: Clinical Dermatology. 10th ed. China: Elsevier Inc.; 2011.7.Elgart M. Tinea Incognito: an update on Majocchi granuloma. Dermatologic Clinics 1996.8.Schwartz RA. Majocchi Granuloma Clinical Presentation. Available at: URL: http://emedicine.medscape.com/article/1092601-clinical#showall. Accessed.9.Fu-qiu Li, Sha Lv, Xia J-x. Case report: Majocchi granuloma after topical corticosteroids therapy. Hindawi Publishing Corporation 2014;2014:3.10. Laura S. Lourdes, Christina L. Mitchell, Frederick L. Glavin, Denise C. Schain, Frederic J. Kaye. Recurrent Dermatophytosis (Majocchi Granuloma) Associated with Chemotherapy-Induced Neutropenia. Journal of Clinical Oncology 2014;3211. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011.12. Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C. Rook's Textbook of Dermatology. Wiley-Blackwell; 2010.

8