21
1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Katarak adalah perubahan lensa mata yang semula jernih dan tembus cahaya menjadi keruh, sehingga cahaya sulit mencapai retina akibatnya penglihatan menjadi kabur. Katarak terjadi secara perlahan-lahan sehingga penglihatan penderita terganggu secara berangsur. Katarak tidak menular dari satu mata ke mata lain, tetapi katarak dapat terjadi pada kedua mata pada waktu yang tidak bersamaan.Perubahan ini dapat terjadi karena proses degenerasi atau ketuaan (jenis katarak ini paling sering dijumpai), trauma mata, infeksi penyakit tertentu (Diabetes Mellitus). Katarak dapat terjadi pula sejak lahir (cacat bawaan), karena itu katarak dapat dijumpai pada usia anak-anak maupun dewasa. Data badan kesehatan PBB (WHO) menyebutkan penderita kebutaan di dunia mencapai 38 juta orang, 48% di antaranya disebabkan katarak. Untuk Indonesia, survei pada 1995/1996 menunjukkan prevalensi kebutaan mencapai 1,5% dengan 0,78% di antaranya disebabkan oleh katarak , dan yang terbesar karena katarak senilis/ ketuaan.

Referat Mata Isi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

zzzzz

Citation preview

Page 1: Referat Mata Isi

1

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Katarak adalah perubahan lensa mata yang semula jernih dan tembus

cahaya menjadi keruh, sehingga cahaya sulit mencapai retina akibatnya

penglihatan menjadi kabur. Katarak terjadi secara perlahan-lahan sehingga

penglihatan penderita terganggu secara berangsur. Katarak tidak menular

dari satu mata ke mata lain, tetapi katarak dapat terjadi pada kedua mata

pada waktu yang tidak bersamaan.Perubahan ini dapat terjadi karena proses

degenerasi atau ketuaan (jenis katarak ini paling sering dijumpai), trauma

mata, infeksi penyakit tertentu (Diabetes Mellitus). Katarak dapat terjadi

pula sejak lahir (cacat bawaan), karena itu katarak dapat dijumpai pada usia

anak-anak maupun dewasa.

Data badan kesehatan PBB (WHO) menyebutkan penderita kebutaan

di dunia mencapai 38 juta orang, 48% di antaranya disebabkan katarak.

Untuk Indonesia, survei pada 1995/1996 menunjukkan prevalensi kebutaan

mencapai 1,5% dengan 0,78% di antaranya disebabkan oleh katarak , dan

yang terbesar karena katarak senilis/ ketuaan.

Selain penglihatan yang semakin kabur dan tidak jelas, tanda-tanda

awal terjadinya katarak antara lain merasa silau terhadap cahaya matahari,

perubahan dalam persepsi warna, dan daya penglihatan berkurang hingga

kebutaan. Katarak biasanya terjadi dengan perlahan dalam waktu beberapa

bulan. Daya penglihatan yang menurun mungkin tidak disadari karena

merupakan perubahan yang berperingkat (progresif). Menurut Istiantoro,

katarak hampir tidak bisa dicegah karena merupakan proses penuaan sel.

Meskipun tergolong penyakit menakutkan, operasi katarak

membutuhkan waktu relatif singkat yaitu 30-40 menit saja. Bahkan,

teknologi kedokteran terbaru memungkinkan pembiusan dilakukan melalui

tetes mata saja. Sehingga banyak orang keliru menganggap katarak bisa

diobati hanya menggunakan obat tetes mata.

Page 2: Referat Mata Isi

2

Operasi katarak merupakan operasi yang mudah dan aman bagi

kebanyakan orang. Namun, sama seperti operasi lain, operasi katarak dapat

menimbulkan komplikasi seperti pendarahan dan kerusakan pada kornea

atau retina yang memerlukan pembedahan lebih lanjut.

II. Tujuan

Setelah mempelajari referat ini diharapkan dapat mengetahui

tinjauan pustaka dari penyakit katarak dan jenis operasinya sehingga

nantinya jika menemui kasus serupa dapat melakukan tata laksana dan

edukasi yang baik mengenai penyakit tersebut.

Page 3: Referat Mata Isi

3

BAB II

PEMBAHASAN

I. Anatomi dan Fisiologi

1. Konjungtiva

Selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian

sklera.

2. Sklera

Merupakan lapisan luar mata yang bewarna putih dan relatif kuat.

3. Kornea

Merupakan jendela paling depan dari mata dimana sinar masuk dan

difokuskan ke dalam pupil . Bentuk kornea cembung dengan sifat yang

transparan dimana kekuatan pembiasan sinar yang masuk 80 % atau 40

dioptri ,dengan indeks bias 1, 38 .

4. Iris

Iris merupakan bagian yang memberi warna pada mata, warna coklat

pada iris yang akan menghalangi sinar masuk kedalam mata,iris juga

mengatur jumlah sinar yang masuk kedalam pupil melalui besarnya pupil.

5. Pupil

Pupil berwarna hitam pekat yang mengatur jumlah sinar masuk

kedalam bola mata. Pada pupil terdapat m.sfinger pupil yang bila

berkontraksi akan mengakibatkan mengecilnya pupil (miosis) dan

m.dilatator pupil yang bila berkontriksi akan mengakibatkan membesarnya

pupil (midriasis)

6. Corpus siliaris

Berperan untuk akomodasi dan menghasilkan humor aquaeus

7. Lensa

Lensa dapat membiaskan sinar 20 % atau 10 dioptri dan berperan pada

saat akomodasi. 65 % lensa mengandung air dan 35 % protein

Page 4: Referat Mata Isi

4

8. Retina

Retina akan meneruskan rangsangan yang diterimanya berupa

bayangan benda sebagai rangsangan elektrik ke otak sebagai bayangan yang

dikenal. Pada Retina terdapat sel batang sebagai sel pengenal sinar dan sel

kerucut yang mengenal frekuensi sinar.

9. Nervus Optikus

Saraf penglihatan yang meneruskan rangsangan listrik dari mata ke

korteks visual untuk dikenali bayangannya

10. Humor aqueus

Cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea

(mengisi segmen anterior bola mata) serta merupakan sumber makanan bagi

lensa dan kornea, dihasilkan oleh processus ciliaris.

11. Humor vitreus

Gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina

(mengisi segmen posterior mata)

Gambar 2.1 Anatomi Mata

Page 5: Referat Mata Isi

5

II. Katarak

II.1 Definisi

Katarak merupakan abnormalitas pada lensa mata berupa kekeruhan

lensa yang menyebabkan tajam penglihatan penderita berkurang. Katarak

lebih sering dijumpai pada orang tua, dan merupakan penyebab kebutaan

nomor satu di seluruh dunia. Penuaan merupakan penyebab katarak yang

terbanyak, tetapi banyak juga faktor lain yang mungkin terlibat, antara lain :

trauma, toksin, penyakit sistemik, merokok, dan herediter. Kata katarak

berasal dari Yunani “katarraktes” yang berarti air terjun. Dalam bahasa

Indonesia disebut bular dimana seperti tertutup air terjun akibat lensa yang

keruh. Katarak sendiri sebenarnya merupakan kekeruhan pada lensa akibat

hidrasi, denaturasi protein, dan proses penuaan.sehingga memberikan

gambaran area berawan atau putih.

Kekeruhan ini menyebabkan sulitnya cahaya untuk mencapai retina,

sehingga penderita katarak mengalami gangguan penglihatan dimana objek

terlihat kabur. Mereka mengidap kelainan ini mungkin tidak menyadari

telah mengalami gangguan katarak apabila kekeruhan tidak terletak dibagian

tengah lensanya.

Gambar 2.2 Mata dengan katarak pada lensa

Gangguan penglihatan yang dirasakan oleh penderita katarak tidak

terjadi secara instan, melainkan terjadi berangsur-angsur, sehingga

penglihatan penderita terganggu secara tetap atau penderita mengalami

Page 6: Referat Mata Isi

6

kebutaan. Katarak tidak menular dari satu mata ke mata yang lain, namun

dapat terjadi pada kedua mata secara bersamaan.

Katarak biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun dan

pasen mungkin meninggal sebelum diperlukan pembedahan. Apabila

diperlukan pembedahan maka pengangkatan lensa akan memperbaii

ketajaman penglihtan pada > 90% kasus.sisanya mungkin mengalami

kerusakan retina atau mengalami penyulit pasca bedah serius misalnya

glaukoma, ablasio retina, atau infesi yang menghambat pemulihan daya

pandang.

Gambar 2.3 Perbedaan lensa yang normal dan lensa dengan katarak

II.2 Etiologi

Penyebab paling banyak adalah akibat proses lanjut usia/

degenerasi, yang mengakibatkan lensa mata menjadi keras dan keruh

(Katarak Senilis). Dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok, sinar

ultraviolet, alkohol, kurang vitamin E,radang menahun dalam bola mata,

polusi asap motor/pabrik karena mengandung timbal. Cedera mata,

misalnya pukulan keras, tusukan benda, panas yang tinggi, bahan kimia

yang merusak lensa (Katarak Traumatik). Peradangan atau infeksi pada saat

hamil, penyakit yang diturunkan (Katarak Kongenital).

Page 7: Referat Mata Isi

7

Penyakit infeksi tertentu dan penyakit metabolik misalnya

diabetes mellitus (Katarak komplikata). Obat-obat tertentu (misalnya

kortikosteroid, klorokuin , klorpromazin, ergotamine, pilokarpin)

II.3 Patofisiologi

Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya

transparansi.  Perubahan dalam serabut halus multipel (zonula) yang

memanjang dari badan siliar ke sekitar daerah di luar lensa.  Perubahan

kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga

mengakibatkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. 

Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal disertai

influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang

dan mengganggu transmisi sinar.  Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim

mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi.  Jumlah enzim

akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan

pasien yang menderita katarak.

 Terdapat dua teori yang menyebabkan terjadinya katarak yaitu teori

hidrasi dan sklerosis:

1. Teori hidrasi terjadi kegagalan mekanisme pompa aktif pada epitellensa

yang berada di subkapsular anterior, sehingga air tidak

dapatdikeluarkan dari lensa. Air yang banyak ini akan

menimbulkan bertambahnya tekanan osmotik yangmenyebabkan

kekeruhan lensa.

2. Teori sklerosis lebih banyak terjadi pada lensa manula dimana

serabutkolagen terus bertambah sehingga terjadi pemadatan

serabut kolagendi tengah. Makin lama serabut tersebut semakin

bertambah banyak sehingga terjadilah sklerosis nukleus lensa.

Perubahan yang terjadi pada lensa usia lanjut:

1. Kapsula

 a. Menebal dan kurang elastic (1/4 dibanding anak)

b. Mulai presbiopiac

Page 8: Referat Mata Isi

8

c. Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur 

d. Terlihat bahan granular 

2. Epitel-makin tipis

a. Sel epitel (germinatif pada ekuator bertambah besar dan berat)

b. Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata

3. Serat lensa

a. Serat irregular 

b. Pada korteks jelas kerusakan serat sel

c. Brown sclerotic nucleus, sinar UV lama kelamaan merubah

proteinnukelus lensa, sedang warna coklat protein lensa

nucleusmengandung histidin dan triptofan disbanding normal

d. Korteks tidak berwarna karenai kadar asam askorbat tinggi dan

menghalangi foto oksidasi.

Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda. Perubahan

fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparasi, akibat

perubahan pada serabut halus multipel yang memanjang dari badan siliar ke

sekitar daerah di luar lensa, misalnya menyebabkan penglihatan mengalami

distorsi. Pada protein lensa menyebabkan koagulasi, sehingga

mengakibatkan pandangan dengan penghambatan jalannya cahaya ke retina.

Gambar 2.4 Perbedaan penglihatan orang normal dengan katarak

Page 9: Referat Mata Isi

9

II.4 Klasifikasi

a. Katarak Kongenital

Katarak kongenital disebut juga katarak

perkembangan/pertumbuhan karena secara biologik serat lensa masih

dalam perkembangannya. Kekeruhan sebagian pada lensa yang sudah

didapatkan pada waktu lahir umumnya tidak meluas dan jarang sekali

mengakibatkan keruhnya seluruh lensa. Letak kekeruhan tergantung

pada saat mana terjadi gangguan pada kehidupan janin. Katarak

kongenital tersbut dapat dalam bentuk katarak lamelar atau zonular,

katrak polaris posterior (piramidalis posterior, kutub posterior), polaris

anterior (piramidalis anterior, kutub anterior), katrak inti (katarak

nuklearis), dan katrak sutural..

b. Katarak Juvenil

Katarak juvenil merupakan katarak yang terjadi pada anak-

anak sesudah lahir yaitu kekeruhan lensa yang terjadi pada saat masih

terjadi perkembangan serat-serat lensa sehingga biasanya

konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai soft cataract.

Biasanya katarak juvenil merupakan bagian dari suatu gejala penyakit

keturunan lain. Pembedahan dilakukan bila kataraknya diperkirakan

akan menimbulkan ambliopia. Tindakan untuk memperbaiki tajam

penglihatan ialah pembedahan. Pembedahan dilakukan bila tajam

penglihatan seduah mengganggu pekerjaan sehari-hari. Hasil tindakan

pembedahan sangat bergantung pada usia penderita, bentuk katarak

apakah mengenai seluruh lensa atau sebagian lensa apakah disertai

kelainan lain pada saat timbulnya katarak, makin lama lensa menutupi

media penglihatan menambah kemungkinan ambliopia.

c. Katarak Senil

Perubahan yang tampak ialah bertambah tebalnya nukleus

dengan berkembangnya lapisan korteks lensa. Secara klinis, proses

ketuaan lensa sudah tampak sejak terjadi pengurangan kekuatan

akomodasi lensa akibat mulai terjadinya sklerosis lensa yang timbul

Page 10: Referat Mata Isi

10

pada usia dekade 4 dalam benuk keluhan presbiopia. Katarak Senil

dapat dibagai atas 4 Stadium, yaitu :

1. Katarak Insipien

Kekeruhan yang tidak teratur seperti bercak-bercak yang

membentuk gerigi dasar di perifer dan daerah jernih membentuk

gerigi dengan dasar di perifer dan daerah jernih di antaranya.

Kekeruhan biasanya teletak di korteks anterior atau posterior.

Kekeruhan ini pada umumnya hanya tampak bila pupil dilebarkan.

Pada stadium ini terdapat keluhan poliopia karena indeks refraksi

yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bila dilakukan uji

bayangan iris akan positif.

2. Katarak Imatur

Pada stadium yang lebih lanjut, terjadi kekeruhan yang lebih

tebal tetapi tidak atau belum mengenai seluruh lensa sehingga masih

terdapat bagian-bagian yang jernih pada lensa. Pada stadium ini

terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan lensa menjadi bertambah

cembung. Pencembungan lensa ini akan memberikan perubahan

indeks refraksi dimana mata akan menjadi miopik. Kecembungan ini

akan mengakibatkan pendorongan iris ke depan sehingga bilik mata

depan akan lebih sempit. Pada stadium intumensen ini akan mudah

terjadi penyulit glaukoma. Uji bayangan iris pada keadaan ini positif.

3. Katarak Matur

Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi

pengeluaran air bersama-sama hasil disintegrasi melalui kapsul. Di

dalam stadium ini lensa akan berukuran normal. Iris tidak terdorong

ke depan dan bilik mata depan akan mempunyai kedalaman normal

kembali. Kadang pada stadium ini terlihat lensa berwarna sangat putih

akibat perkapuran menyeluruh karena deposit kalsium. Bila dilakukan

uji bayangan iris akan terlihat negatif.

Page 11: Referat Mata Isi

11

4. Katarak Hipermatur

Marupakan proses degenerasi lanjut lensa sehingga korteks

mengkerut dan berwarna kuning. Akibat pengeriputan lensa dan

mencairnya korteks, nukleus lensa tenggelam ke arah bawah (katarak

morgagni). Lensa yang mengecil akan mengakibatkan bilik mata

menjadi dalam. Uji bayangan iris memberikan gambaran

pseudopositif. Akibat masa lensa yang keluar melalui kapsul lensa

dapat menimbulkan penyulit berupa uveitis fakotoksik atau glaukom

fakolitik.

Tabel 2.1 Klasifikasi katarak senilis

Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan Lensa Normal Bertambah Normal Berkurang

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik Mata Depan Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut Bilik Mata Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow Test Negatif Positif Negatif Pseudopositif

Penyulit - Glaukoma - Uveitis + Glaukoma

d. Katarak Komplikata

Penyakit intraokular atau penyakit di bagian tubuh yang lain dapat

menimbulkan katarak komplikata. Penyakit intraokular yang sering

menyebabkan kekeruhan pada lensa ialah iridosiklitis, glukoma, ablasi

retina, miopia tinggi dan lain-lain. Biasanya kelainan terdapat pada satu

mata. Pada uveitis, katarak timbul pada subkapsul posterior akibat gangguan

metabolisme lensa bagian belakang. Kekeruhan juga dapat terjadi pada

tempat iris melekat dengan lensa (sinekia posterior) yang dapat berkembang

mengenai seluruh lensa. Glaukoma pada saat serangan akut dapat

mengakibatkan gangguan keseimbangan cairan lensa subkapsul anterior.

Bentuk kekeruhan ini berupa titik-titik yang tersebar sehingga dinamakan

katarak pungtata subkapsular diseminata anterior atau dapat disebut menurut

Page 12: Referat Mata Isi

12

penemunya katarak Vogt. Katarak ini bersifat reversibel dan dapat hilang

bila tekanan bola mata sudah terkontrol. Ablasio dan miopia tinggi juga

dapat menimbulkan katarak komplikata. Pada katarak komplikata yang

mengenai satu mata dilakukan tindakan bedah bila kekeruhannya sudah

mengenai seluruh bagian lensa atau bila penderita memerlukan penglihatan

binokular atau kosmetik. Jenis tindakan yang dilakukan ekstraksi linear atau

ekstraksi lensa ekstrakapsular. Iridektomi total lebih baik dilakukan dari

pada iridektomi perifer.

Katarak yang berhubungan dengan penyakit umum mengenai kedua

mata, walaupun kadang-kadang tidak bersamaan. Katrak ini biasanya

btimbul pada usia yang lebih muda. Kelainan umum yang dapat

menimbulkan katarak adalah diabetes melitus, hipoparatiroid, miotonia

distrofia, tetani infantil dan lain-lain.

e. Katarak Sekunder

Katarak sekunder atau sering disebut after cataract yaitu katarak

yang timbul beberapa bulan setelah ekstraksi katarak ekstakapsular atau

setelah emulsifikasi fako; berupa penebalan kapsul posterior proliferasi

sel-sel radang pada sisa-sisa korteks yang tertinggal.

f. Katarak Trauma

Kekeruhan lensa akibat ruda paksa atau katarak traumadapat terjadi

akibat ruda paksa tumpul atau tajam. Ruda paksa ini dapat mengkibatkan

katarak pada satu mata atau monokular katarak. Pengobatan pada katarak

trauma bila tidak terdapat penyulit dapat ditunggu sampai mata menjadi

tenang. Penyulit yang dapat terjadi dapat dalam bentuk glaukoma lensa

yang mencembung atau uveitis akibat lensa keluar melalui kapsul lensa.

II.5 Gejala Klinis

Manifestasi dari gejala yang dirasakan oleh pasien penderita

katarak terjadi secara progresif dan merupakan proses yang kronis.

Gangguan penglihatan bervariasi, tergantung pada jenis dari katarak yang

diderita pasien.

Page 13: Referat Mata Isi

13

Gejala pada penderita katarak adalah sebagai berikut:

1. Penurunan visus

2. Silau

3. Perubahan miopik

4. Diplopia monocular

5. Halo bewarna

6. Bintik hitam di depan mata

Tanda pada penderita katarak adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan visus berkisar antara 6/9 sampai hanya persepsi cahaya

2. Pemeriksaan iluminasi oblik

3. Shadow test

4. Oftalmoskopi direk

5. Pemeriksaan sit lamp

II.6 Diagnosa

Diagnosa katarak senilis dapat dibuat dari hasil anamnesis dan

pemeriksaan fisik. Pemeriksaan laboratorium preoperasi dilakukan untuk

mendeteksi adanya penyakit-penyakit yang menyertai, seperti DM,

hipertensi, dan kelainan jantung. Pada pasien katarak sebaiknya dilakukan

pemeriksaan visus untuk mengetahui kemampuan melihat pasien. Visus

pasien dengan katarak subcapsuler posterior dapat membaik dengan dilatasi

pupil. Pemeriksaan adneksa okuler dan struktur intraokuler dapat

memberikan petunjuk terhadap penyakit pasien dan prognosis

penglihatannya.

Pemeriksaan slit lamp tidak hanya difokuskan untuk evaluasi

opasitas lensa tetapi dapat juga struktur okuler lain, misalnya konjungtiva,

kornea, iris, bilik mata depan. Ketebalan kornea harus diperiksa dengan

hati-hati, gambaran lensa harus dicatat dengan teliti sebelum dan sesudah

pemberian dilator pupil, posisi lensa dan intergritas dari serat zonular juga

dapat diperiksa sebab subluksasi lensa dapat mengidentifikasi adanya

trauma mata sebelumnya, kelainan metabolik, atau katarak hipermatur.

Page 14: Referat Mata Isi

14

Pemeriksaan shadow test dilakukan untuk menentukan stadium pada katarak

senilis. Selain itu, pemeriksaan ofthalmoskopi direk dan indirek dalam

evaluasi dari intergritas bagian belakang harus dinilai.

III. Jenis Operasi pada Katarak