Referat Maya

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasalah kependudukan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara baik negara maju maupun negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk dunia yang semakin pesat dengan laju pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi. Untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, pemerintah melakukan Program Keluarga Berencana Nasional (Murdiyanti, 2007).Pengendalian jumlah penduduk dilakukan melalui Program Keluarga Berencana (KB). Program KB dilakukan untuk menjarangkan, menunda dan menghentikan kehamilan atau kesuburan. Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi berarti pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi pengertian kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan akibat perkawinan sel telur yang matang dengan sel sperma (BKKBN, 2005).Hasil survey peserta KB aktif di Indonesia sampai dengan bulan Desember 2010 menunjukan kontrasepsi suntik masih menjadi pilihan utama para Pasangan Usia Subur (PUS) di Indonesia dengan presentase sebesar 50,20%, disusul oleh kontrasepsi pil 28,30%, kondom 8,70%, implant 7,30%, IUD 4,30%, MOW 1,00% dan MOP 0,20%. (BKKBN, 2011).Sebagai alat kontrasepsi, kontrasepsi hormonal mempunyai keuntungan dan efek samping. Salah satunya kontrasepsi suntik, keuntungan kontrasepsi suntik secara umum yaitu mempunyai efektivitas yang tinggi selama tahun pertama penggunaan. Keuntungan kontrasepsi suntik 1 bulan antara lain mempunyai efek kontrasepsi jangka panjang, mengurangi jumlah perdarahan haid, mengurangi nyeri haid dan tidak mengganggu hubungan suami istri. Keuntungan suntik 3 bulan antara lain mempunyai efek kontrasepsi jangka panjang, mengurangi jumlah perdarahan haid, mengurangi nyeri haid, tidak mengganggu hubungan suami istri dan tidak mempengaruhi produksi ASI (Saifudin, 2006).Kontrasepsi hormonal mempunyai beberapa efek samping diantaranya perubahan pola menstruasi, mual, pusing dan nyeri payudara ringan. Efek samping yang paling sering dikeluhkan akseptor kontrasepsi hormonal berupa perubahan pola menstruasi. Secara umum siklus menstruasi akseptor bisa memendek atau memanjang, perdarahan yang lebih banyak atau sedikit, perdarahan yang tidak teratur atau perdarahan bercak bahkan tidak menstruasi sama sekali (Saifudin, 2006).Berdasarkan uraian di atas, kontrasepsi hormonal masih memiliki berbagai efek samping. Oleh karena itu tenaga medik baik didaerah maupun dipusat masih perlu mengkaji lebih lanjut tentang permasalahan kontrasepsi hormonal baik mekanisme kerja hingga efek samping yang ditimbulkan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Kontrasepsi2.1.1 DefinisiKontrasepsi adalah usaha-usaha mencegah kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan dapat juga dapat bersifat permanen. Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu harus dapat dipercaya, tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan, daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan, tidak menimbulkan gangguan saat melakukan coitus, tidak memerlukan motivasi terus-menerus, mudah pelaksanaannya, murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh lapisan masyarakat dan dapat diterima penggunaannya oleh pasangan yang bersangkutan (Wiknjosastro, 1999). Pengertian secara khusus dari kontrasepsi adalan upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya tersebut dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanent. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Prawirohardjo, 2002)2.1.2 Jenis Jenis KontrasepsiA. Kontrasepsi tanpa menggunakan alat dan obat:i. Senggama terputus (koitus interuptus)ii. Pembilasan pasca-senggamaiii. Pantang berkala (Ogino-Knaus)B. Kontrasepsi secara mekanisi. Kondom (untuk laki-laki)ii. Pesarium (untuk perempuan)C. Kontrasepsi dengan obat spermatisida

D. Kontrasepsi hormonal:i. Pil kontrasepsiii. Kontrasepsi suntikaniii. Kontrasepsi implantE. Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)F. Kontrasepsi mantap (sterilisasi):i. Tubektomi (sterilisasi pada perempuan)ii. Vasektomi (sterilisasi pada laki-laki).(Aru W, 2009)

2.2 Kotrasepsi Suntik2.2.1 DefinisiAsal kata "kontra" berarti mencegah atau melawan dan "konsepsi" yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Berarti kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen (Vincentia, 2009). Jadi, kontrasepsi suntik adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal (Vincentia, 2009).Suntik KB adalah kontrasepsi bagi wanita yang dilakukan melalui suntikan berisi obat dan dapat mempengaruhi kesuburan sehingga dapat mencegah kehamilan. Suntikan KB ini berisi hormone progesterone yang mempengaruhi pengeluaran hormone dari glandulla Ptuatari yang mengatur ovulasi dan menyebabkan lendir servik menjadi lebih kental sehingga susah ditembus oleh spermatozoa (BKKBN, 1991).Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi hormonal yang berisi komponen progesterone atau komponen progesterone dan estrogen yang diberikan secara IM dalam pada Musculus Gluteus Maksimus di waktu tertentu (Rustama, 1998).

2.2.2 Mekanisme KerjaA. Suntikan Setiap 3 Bulani. PrimerMencegah ovulasi dengan cara kerja kadar Folikel Stimulating Hormon dan Luteinizing Hormone respon kelenjar Hypohyse terhadap Gonadotropin realizing Hormon tidak berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di Hipothalamus daripada kelenjar hipophise. Hal ini berbeda dengan pil oral kombinasi yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung pada kelenjar Hypopise. Penggunaan kontrasepsi suntik tidak menyebabkan hyposestrogenik (Hartanto, 2003).ii. SekunderMengentalkan lendir cervik sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa,membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi dan ovum yang telah dibuahi, mempengaruhi transport ovum didalam tuba fallopi (Hartanto, 2003).

B. Suntikan Setiap BulanMekanisme kerjanya adalah mencegah keluarnya ovum dari ovarium (ovulasi). (Sarwono, 2011)

2.2.3 KlasifikasiA. Suntikan Setiap 3 BulanDMPA (Depo Medroxy Progesteron Acetat) Konsep penggunaan DMPA mengandung arti mekanis pembebasan berkesinambungan dalam suatu periode waktu guna mempertahankan kadar dalam yang efektif, secara farmakologis sudah diperhitungkan bahwa DMPA sedikitnya bereaksi dalam 3 cara yang berbeda-beda yaitu: i. DMPA menghanbat sekresi gonadotropin terutama pembebasan siklus hormone luteinising sehingga menghambat ovulasi.ii. DMPA meningkatkan viskositas kelenjar servik sehingga menghambat penetrasi sperma.iii. DMPA mengubah ciri sekresi sehingga lingkungannya tidak menguntungkan proses implantasi sel telur yang telah dibuahi.

B. Suntikan Setiap Bulani. NET-ENMerupakan suatu progestin yang berasal dari testosterone, dibuat dalam larutan minyak. NET-EN lebih cepat dinetrailisir dan kembalinya kesuburan lebih cepat dibandingkan DMPA. Setelah suntikan NET-EN harus diubah menjadi Nosethidrone sebelun menjadi aktif secara biologis. Kadar puncak dalam serum tercapai 7 hari setelah penyuntikan kemudian menurun secara tetap dan tidak ditemukan lagi dalam waktu 2,5-4 bulan setelah suntikan. Contoh : Noristerat (Hartanto, 2003).ii. Cycloprovera Clycloprovera terdiri atas kombinasi estrogen dan progestin. Clycloprovera merupakan kombinasi 25 mg DMPA dan 5 mg Estadiol Cypionate dengan nama dagang Cyclofem, dalam kemasan 0,5 ml suspensi aqueous steril (Hartanto, 2003).Clycloprovera menimbulkan pendarahan teratur tiap bulan, mengurangi pendarahan bercak atau pendarahan ireguler lainnya. Efek samping lebih cepat hilang setelah suntikan dihentikan, tetapi penyuntikan clycloprovera lebih sering sehingga biaya keseluruhan menjadi lebih tinggi dan kemungkinan efek samping karena pengaruh estrogennya dan terjadinya kelambatan kembalinya kesuburan setelah suntikan dihentikan (BKKBN, 1995).

2.2.4 Cara PenggunaanCara penggunaan kontrasepsi suntik menurut Saifuddin (2003) :A. Kontrasepsi suntikan dengan cara disuntik intramuscular (IM) dalam daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan tiap 90 hari atau 30 hari.B. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi etil/ isopropyl alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik, setelah kering baru disuntik.C. Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terjadi endapan putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya dan dengan menghangatkannya.

2.2.5 Keuntungan dan KerugianA. Keuntungani. Sangat efektif.ii. Pencegahan kehamilan jangka panjang.iii. Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri.iv. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.v. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.vi. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause.vii. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.viii. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.ix. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.x. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell) (Saifuddin, AB, dkk, 2003).

B. Kerugian i. Perdarahan yang tidak menentu.ii. Terjadi amenorea (tidak datang bulan) berkepanjangan.iii. Masih terjadi kemungkinan hamil.(Manuaba, 1998)2.2.6 KontraindikasiA. Pasien hamilB. Perdarahan ginekologi ( perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui penyebabnya )C. Tumor / keganasanD. Penyakit jantung, hati, hipertensi, DM, penyakit paru-paru hebat.( Saifuddin,A.B,2003)

2.2.7 Efek SampingA. Gangguan Haidi. Tidak mengalami haid (amenore)ii. Perdarahan berupa tetesan atau bercak-bercak (spotting)iii. Perdarahan diluar siklus haid (metrorarghia)iv. Perdarahan haid yang lebih lama dan atau lebih banyak daripada biasanya (menorarghia)Secara umum semua gangguan haid disebabkan karena adanya ketidakseimbangan hormon sehingga endometrium mengalami perubahan. Keadaan amenore disebabkan atrofi endometrium (Depkes, 1999).B. Keputihan, Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa mengganggu.C. Perubahan berat badanTerjadinya kenaikan berat badan, kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak dibawah kulit bertambah, selain itu hormon progesteron juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktivitas fisik, akibatnya pemakaian suntikan dapat menyebabkan berat badan bertambah.D. Pusing dan sakit kepala, Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau keseluruhan dari bagian kepala. Ini biasanya bersifat sementara.E. Hematome, Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah kulit.(Saifudin A.B,2003)

2.2.8 Penatalaksanaan Efek SampingA. Gangguan haidi. KonselingMemberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada pemakaian kontrasepsi suntikan dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut adalah akibat pengaruh hormonal suntikan dan biasanya gejala-gejala perdarahan tidak berlangsung lama.ii. PengobatanApabila pasien ingin mendapat haid, dapat diberikan pemberian Pil KB hari I sampai ke II masing masing 3 tablet, selanjutnya hari ke IV diberikan 1 x 1 selama 3 5 hari. Bila terjadi perdarahan, dapat pula diberikan preparat estrogen misalnya : Lymoral 2 x 1 sehari sampai perdarahan berhenti. Setelah perdarahan berhenti, dapat dilaksanakan tepering off (1x1 tablet).

B. Keputihani. KonselingMenjelaskan kepada akseptor bahwa kontrasepsi suntikan jarang terjadi keputihan. Bila hal ini terjadi juga, harus dicari penyebabnya dan segera di berikan pengobatan.ii. PengobatanPengobatan medis biasanya tidak diperlukan. Pada kasus dimana cairan berlebihan dapat diberikan preparat Anti Cholinergis seperti extrabelladona 10 mg dosis 2 x 1 tablet untuk mengurangi cairan yang berlebihan. Perubahan warna dan bau biasanya disebabkan oleh adanya infeksi.

C. Perubahan Berat Badani. KonselingMenjelaskan kepada akseptor bahwa kenaikan berat badan adalah salah satu efek samping kontrasepsi suntikan. Kenaikan berat badan dapat juga disebabkan hal-hal lain. Hipotesa para ahli : DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya. Disamping itu dapat pula terjadi penurunan berat badan.ii. PengobatanPengobatan diet merupakan pilihan utama. Dianjurkan untuk melaksanakan diet rendah kalori serta olahraga yang teratur. Bila terlalu kurus, dianjurkan untuk diet tinggi kalori, bila tidak berhasil dianjurkan untuk ganti cara kontrasepsi non hormonal.

D. Pusing dan Sakit Kepalai. KonselingMenjelaskan kepada akseptor bahwa efek samping tersebut mungkin ada tetapi jarang terjadi dan biasanya bersifat sementara.ii. PengobatanPemberian anti prostaglandin untuk mengurangi keluhan acetosal 500mg, 3 x 1 tablet/hari.

E. Hematomai. KonselingMenjelaskan kepada calon akseptor mengenai kemungkinan efek samping.ii. PengobatanKompres dingin pada daerah yang membiru selama 2 hari. Setelah itu diubah menjadi kompres hangat, sehingga warna biru/kuning menjadi hilang. ( Hartanto,H.2004)

2.3. Kontrasepsi Pil2.3.1. DefinisiPil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB disukai karena relatif mudah didapat dan digunakan, serta harganya murah.Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon estrogen dan atau progesteron. Bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten (Sastrawinata, 2000).

2.3.2. KlasifikasiAda 5 jenis pil KB/kontrasepsi oral, yaitu : (Saifuddin, 2006)A. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pillPil KB yang mengandung estrogen dan progesteron dan diminum sehari sekali. Estrogen dalam pil oral kombinasi, terdiri dari etinil estradiol dan mestranol. Dosis etinil estradiol 30-35 mcq. Dosis estrogen 35 mcq sama efektifnya dengan estrogen 50 mcq dalam mencegah kehamilan. Progestin dalam pil oral kombinasi, terdiri dari noretindron, etindiol diasetat , linestrenol, noretinodel, norgestrel, levonogestrel, desogestrel dan gestoden.Terdiri dari 21-22 pil KB/kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi derivat estrogen dan progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu siklus. Pil KB/kontrasepsi oral pertama mulai diminum pada hari pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap pil hari 1 pil selama 21-22 hari. Umumnya setelah 2-3 hari sesudah pil KB/kontrasepsi oral terakhir diminum, akan timbul perdarahan haid, yang sebenarnya merupakan perdarahan putus obat. Penggunaan pada siklus selanjutnya, sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pada hari pertama perdarahan haid. Pil oral kombinasi mempunyai 2 kemasan, yaitu :i. Kemasan 28 hari7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada setiap siklus) tidak mengandung hormon wanita. Sebagai gantinya adalah zat besi atau zat inert. Pil-pil ini membantu pasien untuk membiasakan diri minum pil setiap hari.ii. Kemasan 21 hariSeluruh pil dalam kemasan ini mengandung hormon. Interval 7 hari tanpa pil akan menyelesaikan 1 kemasan (mendahului permulaan kemasan baru) pasien mungkin akan mengalami haid selama 7 hari tersebut tetapi pasien harus memulai siklus pil barunya pada hari ke-7 setelah menyelesaikan siklus sebelumnya walaupun haid datang atau tidak. Jika pasien merasa mungkin hamil, ia harus memeriksakan diri. Jika pasien yakin ia minum pil dengan benar, pasien dapat mengulangi pil tersebut sesuai jadwal walaupun haid tidak terjadi.

B. Pil KB/kontrasepsi oral tipe sekuensialPil dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14-16 hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 5-7 hari terakhir. Terdiri dari 14-15 pil KB/kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.

C. Pil KB/kontrasepsi oral tipe pil miniPil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui. Pil mini yaitu pil KB yang hanya mengandung progesteron saja dan diminum sehari sekali. Berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi. Dosis progestin dalam pil mini lebih rendah daripada pil kombinasi. Dosis progestin yang digunakan adalah 0,5 mg atau kurang. Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum setiap hari pada waktu yang sama selama siklus haid bahkan selama haid.

D. Pil KB/kontrasepsi oral tipe pil pascasanggama (morning after pill)Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor. Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.

E. Once A Month PillPil hormon yang mengandung estrogen yang long acting yaitu pil yang diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang.

2.3.3. Keuntungan dan KerugianA. Pil oral kombinasiKerugian :i. Mahalii. Penggunaan pil harus diminum setiap hari dan bila lupa minum akan meningkatkan kegagalan.iii. Perdarahan bercak dan breakthrough bleeding.iv. Ada interaksi dengan beberapa jenis obat (rifampisin, barbiturat, fenitoin, fenilbutason dan antibiotik tertentu).v. Tidak mencegah penyakit menular seksual, HBV, HIV/AIDS.vi. Efek samping ringan/jarang, namun dapat berupa amenorea, mual, rasa tidak enak di payudara, sakit kepala, mengurangi ASI, berat badan meningkat, jerawat, perubahan mood, pusing, serta retensi cairan, tekanan darah tinggi, komplikasi sirkulasi yang jarang namun bisa berbahaya khususnya buat perokok.Keuntungan :i. Sangat efektif sebagai kontrasepsi.ii. Resiko terhadap kesehatan sangat baik.iii. Tidak mengganggu hubungan seksual.iv. Mudah digunakan.v. Mudah dihentikan setiap saat.vi. Mengurangi perdarahan saat haid.vii. Mengurangi insidens gangguan menstruasi.viii. Mengurangi insidens anemia defisiensi besi.ix. Mengurangi insidens kista ovarium.x. Mengurangi insidens tumor jinak mammae.xi. Mengurangi karsinoma endometrium.xii. Mengurangi infeksi radang panggul.xiii. Mengurangi osteoporosis.xiv. Mengurangi rheumatoid artritis.xv. Mengurangi kehamilan ektopik.

B. Pil MiniKeuntungani. Sangat efektif apabila digunakan secara benar.ii. Tidak mempengaruhi air susu ibu.iii. Nyaman, mudah digunakan.iv. Tidak mengganggu hubungan seksual.Kerugiani. Mahal.ii. Menjadi kurang efektif bila menyusui berrkurang.iii. Breaktfrough bleeding perdarahan bercaak, amenorea dan haid tidak teratur.iv. Harus diminum setiap hari (bila lupa minnum maka kemungkinan hamil).v. Gejala khusus : nyeri kepala, perubahan mood, penambahan atau penurunan berat badan, payudara menegang, nausea, pusing, dermatitis atau jerawat, hiersutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka) sangat jarang.vi. Bagi wanita yang pernah mengalami kehamiilan ektopik, pil mini tidak menjamin akan melindungi dari kista ovarium di masa depan.vii. Tidak melindungi dari penyakit menular sseksual, HBV, HIV/AIDS.(Sarifuddin, 2006)

2.3.4. Efek SampingEfek samping yang mungkin timbul selama penggunaan pil berupa gejala-gejala subjektif dan objektif. Gejala-gejala subyektif, yaitu :A. Mual/muntah (terutama tiga bulan pertama).B. Sakit kepala ringan, migraine.C. Nyeri payudara (rasa sakit/tegang pada buah dada).D. Tidak ada haid.E. Sukar untuk tidak lupa.F. Nafsu makan bertambah.G. Cepat lelah.H. Libido bertambah/berkurang.

Gejala-gejala obyektif, yaitu :A. Sedikit meningkatkan berat badan.B. Tekanan darah meninggi.C. Gangguan pola perdarahan yaitu menorrhagia, metrorrgia, spotting, perdarahan diantara masa haid (lebih sering perdarahan bercak), terutama bila lupa menelan pil atau terlambat menelan pil.D. Perubahan pada kulit: acne, kulit beminyak, pigmentasi/ chloasma.E. Keputihan (flour albus).F. Mengganggu jumlah dan kualitas Air Susu Ibu (ASI). 2.3.5. Kontra IndikasiKontra indikasi dari penggunaan berbagai jenis pil KB adalah sebagai berikut :A. KehamilanB. Kecurigaan atau adanya Carcinoma mammaeC. Adanya neoplasma yang dipengaruhi oleh estrogenD. Menderita penyakit thromboemboli atau varices yang luasE. Faal hepar yang tergangguF. Perdarahan per vagina yang tidak diketahui sebabnya.

2.4. Kontrasepsi Implant2.4.1. DefinisiKontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Sarwono,2002). Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonogestrel yang dibungkus dalam kapsul silasticsilikon (polidemetsilixane) dan di susukkan dibawah kulit (Sarwono,1999). Implant adalah metode kontrasepsi yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja panjang, dosis rendah, reversible untuk wanita (Speroff leon , 2005).

2.4.2. KlasifikasiA. NorplantTerdiri dari 6 batang silastis lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36 mg levonogestrel dan lama kerjanya 5 tahun.B. ImplanonTerdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang di isi dengan 68 mg 3- keto- desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.C. JadenaTerdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levonogestrel dan lama kerja 3 tahun.

2.4.3. Mekanisme KerjaA. Lendir servik menjadi kentalB. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasiC. Mengurangi transportasi spermaD. Menekan ovulasi2.4.4. Waktu Penggunaan ImplanA. Implant dapat dipasang selama siklus haid hari ke -2 samapai hari ke-7B. Bila tidak hamil dapat dilakukan setiap saatC. Saat menyususi antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinanD. Pasca keguguran implant dapat segera di insersikanE. Bila setelah beberapa minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari.

2.4.5. Keuntungan dan KerugianA. Keuntungani. Daya guna tinggiii. Perlindungan jangka panjangiii. Pengambilan tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutaniv. Tidak memerlukan pemeriksaan dalamv. Bebas dari pengaruh estrogenvi. Tidak menggangu kegiatan senggamavii. Tidak menggangu ASIviii. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan B. Kerugiani. Menimbulkan gangguan menstruasi yaitu tidak dapat menstruasi dan terjadi perdarahan yang tidak teratur.ii. Berat badan bertambahiii. Menimbulkan akne, ketegangan payudaraiv. Liang senggama terasa kering

2.4.6. KontraindikasiA. Hamil atau diduga hamilB. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnyaC. Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudaraD. Tidak dapat menerima perbahan pola haid yang terjadiE. Miom uterus dan kanker payudaraF. Gangguan toleransi glukosa.

BAB VPENUTUP

3.1. KesimpulanKontrasepsi adalah usaha-usaha mencegah kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan dapat juga dapat bersifat permanen. Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu harus dapat dipercaya, tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan, daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan, tidak menimbulkan gangguan saat melakukan coitus, tidak memerlukan motivasi terus-menerus, mudah pelaksanaannya, murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh lapisan masyarakat dan dapat diterima penggunaannya oleh pasangan yang bersangkutan.Kontrasepsi hormonal dibagi menjadi kontasepsi suntik, kontrasepsi pil, dan kontrasepsi implant.Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi hormonal yang berisi komponen progesterone atau komponen progesterone dan estrogen yang diberikan secara IM dalam pada Musculus Gluteus Maksimus di waktu tertentu.Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB disukai karena relatif mudah didapat dan digunakan, serta harganya murah.Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonogestrel yang dibungkus dalam kapsul silasticsilikon (polidemetsilixane) dan di susukkan dibawah kulit. Implant adalah metode kontrasepsi yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja panjang, dosis rendah, reversible untuk wanita.

3.2. Saran1. Para ibu yang memutuskan hendak menggunakan kontrasepsi hormonal diharapkan terlebih dahulu paham dan mengerti keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan dari tiap-tiap jenis kontrasepsi hormonal.2. Tenaga medis hendaknya lebih menjelaskan secara mendalam tentang kontrasepsi hormonal itu sendiri untuk membantu masyarakat memahami dan mengerti apa keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan dari tiap-tiap jenis kontrasepsi hormonal itu sendiri agar tidak berkembang rumor-rumor menyimpang mengenai keuntungan dan kerugian dari tiap-tiap jenis kontrasepsi.

DAFTAR PUSTAKA

Aru W. Sudoyo et all. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V. Jakarta: Interna Publishing.BKKBN, 2011. Informasi Pelayanan Kontrasepsi. Palembang: BKKBN.Cunningham F.G et all. 2013. Williams Obstetri, 23rd Ed. Jakarta: EGC.Ganong. W.F., editor Widjajakusumah D.H.M., 2001., Buku Ajar Fisiologi Kedokteran., edisi Bahasa Indonesia., Jakarta., EGCGuyton, dkk. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed,9. Jakarta: EGC.Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.Khaidir, Masrizal. 2006. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Padang: Staff Pengajar PSIKM FK Unand.Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi Yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang. Universitas Diponegoro.Lesmana, Vera. 2012. Hubungan Penggunaan KB Suntik Dengan Gangguan Siklus Haid. Jurnal Dunia Kesehatan Masyarakat. (Online) , (http://www.portal.malahayati.ac.id , diakses pada tanggal 2 April 2013).Manuaba, Ida Bagus Gde.1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP.Mansjoer A, 2008, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : Media AcsulapiusMuhammad, Rustam. 2010. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta: EGC.Saifuddin, A.B. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Sofian, Amru. 2011. Sinopsis Obstetri Rustam Mochtar Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. ECG. Wiknjosastro, 2006. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

18