33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan obsesif-kompulsif merupakan pikiran dan tindakan yang berulang yang menghabiskan waktu yang menyebabkan distress. Obsesi adalah aktivitas mental seperti pikiran, perasaan, ide, impuls yang berulang. Sedangkan kompulsif adalah pola perilaku tertentu yang berulang dan disadari seperti menghitung,memeriksa,dan menghindar.Tindakan kompulsi merupakan usaha untuk meredakan kecemasan yang berhubungan dengan obsesi namun tidak selalu berhasil meredakan ketegangan. 9 Sejumlah peneliti memperkirakan bahwa gangguan ini ditemukan pada sebanyak 10% pasien rawat jalan di klinik psikiatri. Gambaran ini membuat obsesif komplusif menjadi diagnosis psikiatri keempat terbanyak setelah fobia,gangguan terkait zat, dan gangguan depresif berat. Diantara orang dewasa, laki-laki dan perempuan sama-sama cenderung terkena tetapi diantara remaja,laki-laki lebih lazim terkena dari pada perempuan.Usia rerata awitan sekitar 20 tahun. Orang dengan Obsesif Komplusif lazim terkena gangguan jiwa lain,prevalensi seumur hidup gangguan depresif mayor

Referat Ocd

Embed Size (px)

DESCRIPTION

OCD

Citation preview

Page 1: Referat Ocd

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gangguan obsesif-kompulsif merupakan pikiran dan tindakan yang

berulang yang menghabiskan waktu yang menyebabkan distress. Obsesi

adalah aktivitas mental seperti pikiran, perasaan, ide, impuls yang berulang.

Sedangkan kompulsif adalah pola perilaku tertentu yang berulang dan disadari

seperti menghitung,memeriksa,dan menghindar.Tindakan kompulsi merupakan

usaha untuk meredakan kecemasan yang berhubungan dengan obsesi namun tidak

selalu berhasil meredakan ketegangan. 9

Sejumlah peneliti memperkirakan bahwa gangguan ini ditemukan pada

sebanyak 10% pasien rawat jalan di klinik psikiatri. Gambaran ini membuat obsesif

komplusif menjadi diagnosis psikiatri keempat terbanyak setelah fobia,gangguan

terkait zat, dan gangguan depresif berat. Diantara orang dewasa, laki-laki dan

perempuan sama-sama cenderung terkena tetapi diantara remaja,laki-laki lebih

lazim terkena dari pada perempuan.Usia rerata awitan sekitar 20 tahun. Orang

dengan Obsesif Komplusif lazim terkena gangguan jiwa lain,prevalensi seumur

hidup gangguan depresif mayor padaorang dengan OCD sekitar 67% dan untuk

fobia sosial sekitar 25%.1

Gangguan obsesif-kompulsif adalah suatu contoh dari efek positif

dimana penelitian moderen telah menemukan gangguan di dalam waktu

singkat. Pada awal tahun 1980-an gangguan obsesif-kompulsif dianggap

sebagai gangguan yang jarang dan berespon buruk terhadap terapi. Sekarang

diketahui bahwa gangguan obsesif-kompulsif adalah sering ditemukan dan

sangat responsif terhadap terapi.2

BAB II

Page 2: Referat Ocd

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Gambaran penting Gangguan Obsesif kompulsif (Obsessive

Compulsive Disorder,OCD) adalah gejala obsesi atau kompulsi berulang

yang cukup berat hingga menimbulkan penderitaan yang jelas pada orang

yang mengalaminya.Obsesi atau kompulsi memakan waktu cukup

mengganggu fungsi rutin normal,pekerjaan,aktifitas social biasa,atau

hubungan seseorang.Pasien dengan OCD dapat memiliki obsesi atau

kompulsi atau keduanya.2

Suatu obsesi adalah pikiran, perasaan, ide, atau sensasi yang

mengganggu (intrusif). Suatu kompulsi adalah pikiran atau perilaku yang

disadari, dibakukan, dan rekuren, seperti menghitung, memeriksa, atau

menghindari. Obsesi meningkatkan kecemasan seseorang, sedangkan

melakukan kompulsi menurunkan kecemasan seseorang. Tetapi jika

seseorang memaksa untuk melakukan suatu kompulsi, kecemasan adalah

meningkat. Seseorang dengan gangguan gangguan obsesif-kompulsif

biasanya menyadari irasionalitas dari obsesi dan merasakan bahwa obsesi

dan kompulsi sebagai ego-distonik. Gangguan obsesif-kompulsif dapat

merupakan gangguan yang menyebabkan ketidakberdayaan, karena

obsesi dapat menghabiskan waktu dan dapat mengganggu secara

bermakna pada rutinitas normal seseorang, fungsi pekerjaan, aktivitas

sosial yang biasanya, atau hubungan dengan teman dan anggota

keluarga.1

Page 3: Referat Ocd

Dalam DSM-IV TR (Diagnostik and Statistical Manual of Mental

Disorders, Fourth edition, Text Revision) obsesi didefinisikan sebagai berikut :

1. Pikiran, impuls, atau bayangan yang berulang-ulang dan menetap yang

dialami, pada suatu saat selama gangguan, dirasakan mengganggu dan tidak

sesuai, dan menyebabkan kecemasan dan penderitaan yang jelas.

2. Pikiran, impuls, atau bayangan tidak hanya kekhawatiran berlebihan tentang

masalah kehidupan yang nyata

3. Orang berusaha untuk mengabaikan atau menekan pikiran, impuls, atau

bayangan tersebut untuk menetralkannya dengan pikiran atau tindakan lain.

4. Orang menyadari bahwa pikiran, impuls, atau bayangan obsesional adalah

hasil dari pikirannya sendiri (tidak disebabkan dari luar seperti penyisipan

pikiran)

Dalam DSM-IV TR (Diagnostik and Statistical Manual of Mental

Disorders, Fourth edition, Text Revision) kompulsi didefinisikan sebagai

berikut :

a. Perilaku berulang (misalnya, mencuci tangan, mengurutkan, memeriksa)

atau tindakan mental (misalnya berdoa, menghitung, mengulangi kata-

kata dalam hati) yang dirasakannya mendorong untuk melakukan sebagai

respon terhadap suatu obsesi, atau menurut dengan aturan yang harus

dipenuhi secara kaku.

b. Perilaku atau tindakan mental ditujukan untuk mencegah atau

mengurangi penderitaan atau mencegah suatu kejadian atau situasi yang

menakutkan, akan tetapi, perilaku atau tindakan mental tersebut tidak

dihubungkan dengan cara yang realistik dengan apa yang mereka

maksudkan untuk menetralkan atau mencegah, atau secara jelas

berlebihan.

Page 4: Referat Ocd

Dari berbagai definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

gangguan obsesif kompulsif adalah gangguan cemas, dimana pikiran

seseorang dipenuhi oleh gagasan-gagasan yang menetap dan tidak

terkontrol, dan ia dipaksa untuk melakukan tindakan tertentu berulang-

ulang, sehingga menimbulkan stress dan mengganggu fungsinya dalam

kehidupan sehari-hari.5

2.2 Epidemiologi

Prevalensi seumur hidup gangguan obsesif-kompulsif pada

populasi umum diperkirakan adalah 2 sampai 3 persen.1,2 Beberapa

peneliti telah memperkirakan bahwa gangguan obsesif kompulsif

ditemukan pada sebanyak 10 persen pasien rawat jalan di klinik

psikiatrik. Angka tersebut menyebabkan gangguan obsesif-kompulsif

sebagai diagnosis psikiatrik tersering yang keempat setelah fobia,

gangguan berhubungan zat, dan gangguan depresi berat. Untuk dewasa,

laki-laki dan wanita sama mungkin terkena; tetapi, untuk remaja, laki-

laki lebih sering terkena gangguan obsesif-kompulsif dibandingkan

perempuan. Usia onset rata-rata adalahkira-kira 20 tahun, walaupun laki-

laki memiliki onset usia yang agak lebih awal(rata-rata sekitar usia 19

tahun) dibandingkan wanita (rata-rata sekitar 22 tahun). Secara

keseluruhan, kira-kira dua pertiga dari pasien memiliki onset gejala

sebelum usia 25 tahun, dan kurang dari 15 persen pasien memiliki onset

gejala setelah usia 35 tahun. Gangguan obsesif-kompulsif dapat memiliki

onset pada masa remaja atau anak-anak, pada beberapa kasus dapat pada

usia 2 tahun. 1

Orang yang hidup sendirian lebih banyak terkena gangguan

obsesif-kompulsif dibandingkan orang yang menikah, walaupun temuan

tersebut kemungkinan mencerminkan kesulitan yang dimiliki pasien

dengan gangguan obsesif-kompulsif dalam mempertahankan suatu

hubungan. Gangguan obsesif-kompulsif umumnya dipengaruhi oleh

gangguan mental lain. Prevalensi seumur hidup untuk gangguan depresif

Page 5: Referat Ocd

berat pada pasien dengan gangguan obsesif-kompulsif adalah kira-kira 67

persen dan untuk fobia sosial adalah kira-kira 25 persen.1

2.3 Etiologi

Faktor biologis

Neurotransmiter. Banyak uji coba klinis yang telah dilakukan

terhadap berbagai obat mendukung hipotesis bahwa suatu disregulasi

serotonin adalah terlibat di dalam pembentukan gejala obsesi dan

kompulsi dari gangguan. 1

Studi pencitraan otak. Pencitraan otak pada pasien dengan

gangguan obsesif-kompulsif menunjukkan perubahan fungsi pada sirkuit

neural antara korteks orbitofrontal, kaudatus, dan thalamus. Pencitraan

positron emission tomography (PET) menunjukkan aktivitas

metabolisme dan aliran darah yang meningkat pada lobus frontal dan

basal ganglia terutama kaudatus. Computed tomographic (CT) dan

magnetic resonance imaging (MRI) menunjukkan pengecilan kaudatus

bilateral pada pasien dengan gangguan obsesif-kompulsif.1

Genetika. Data genetik yang ada tentang gangguan obsesif-

kompulsif adalah konsisten dengan hipotesis bahwa penurunan gangguan

obsesif-kompulsif memiliki suatu komponen genetika yang bermakna.

Tetapi, data tersebut belum membedakan pengaruh kultural dan efek

perilaku pada transmisi gangguan. Penelitian kesesuaian pada anak

kembar untuk gangguan obsesif-kompulsif telah secara konsisten

menemukan adanya angka kesesuaian yang lebih tinggi secara bermakna

pada kembar monozigotik dibandingkan kembar dizigotik. Penelitian

keluarga pada pasien gangguan obsesif-kompulsif telah menemukan

bahwa 35 persen sanak saudara derajat pertama pasien gangguan obsesif-

kompulsif juga menderita gangguan. 1

Data biologis lain. Pada pasien gangguan obsesif-kompulsif

dijumpai gambaran abnormalitas elektroensefalografi sedikit diatas

normal.1

Page 6: Referat Ocd

Faktor perilaku

Menururt ahli teori belajar, obsesi adalah stimuli yang dibiasakan.

Stimulus yang relatif netral menjadi disertai dengan ketakutan atau

kecemasan melalui proses pembiasaan responden dengan

memasangkannya dengan peristiwa yang secara alami adalah berbahaya

atau menghasilkan kecemasan. Jadi, objek dan pikiran yang sebelumnya

netral menjadi stimuli yang terbiasakan yang mampu menimbulkan

kecemasan atau gangguan.1

Kompulsi dicapai dalam cara yang berbeda. Seseorang menemukan

bahwa tindakan tertentu menurunkan kecemasan yang berkaitan dengan

pikiran obsesional. Jadi, strategi menghindar yang aktif dalam bentuk

perilaku kompulsi atau ritualistik dikembangkan untuk mengendalikan

kecemasan. Secara bertahap, karena manfaat perilaku tersebut dalam

menurunkan dorongan sekunder yang menyakitkan (kecemasan), strategi

menghindar menjadi terfiksasi sebagai pola perilaku kompulsif yang

dipelajari.1

Faktor psikososial

Faktor kepribadian. Gangguan obsesif-kompulsif adalah berbeda

dari gangguan kepribadian obsesif-kompulsif. Sebagian besar pasien

gangguan obsesif-kompulsif tidak memiliki gejala kompulsif pramorbid;

dengan demikian, sifat kepribadian tersebut tidak diperlukan atau tidak

cukup untuk perkembangan gangguan obsesif-kompulsif. Hanya kira-kira

15 sampai 35 persen pasien gangguan obsesif-kompulsif memiliki sifat

obsesional pramorbid.1

Faktor psikodinamika

Sigmund Freud menjelaskan tiga mekanisme pertahanan psikologis

utama yang menentukan bentuk dan kualitas gejala dan sifat karakter

obsesif-kompulsif; isolasi, meruntuhkan (undoing), dan pembentukan

reaksi. 1

Page 7: Referat Ocd

1) Isolasi

Isolasi adalah mekanisme pertahanan yang melindungi

seseorang dari afek dan impuls yang mencetuskan kecemasan. Jika

terjadi isolasi, afek dan impuls yang didapatkan darinya adalah

dipisahkan dari komponen idesional dan dikeluarkan dari kesadaran.

Jika isolasi berhasil sepenuhnya, impuls dan afek yang terkait

seluruhnya terepresi, dan pasien secara sadar hanya menyadari

gagasan yang tidak memiliki afek yang berhubungan dengannya. 3

2) Undoing

Karena adanya ancaman terus-menerus bahwa impuls mungkin

dapat lolos dari mekanisme primer isolasi dan menjadi bebas, operasi

pertahanan sekunder diperlukan untuk melawan impuls dan

menenangkan kecemasan yang mengancam keluar ke kesadaran.

Tindakan kompulsif menyumbangkan manifestasi permukaan operasi

defensif yang ditujukan untuk menurunkan kecemasan dan

mengendalikan impuls dasar yang belum diatasi secara memadai oleh

isolasi. Operasi pertahanan sekunder yang cukup penting adalah

mekanisme meruntuhkan (undoing). Seperti yang disebutkan

sebelumnya, meruntuhkan adalah suatu tindakan kompulsif yang

dilakukan dalam usaha untuk mencegah atau meruntuhkan akibat yang

secara irasional akan dialami pasien akibat pikiran atau impuls

obsesional yang menakutkan. 6

3) Pembentukan reaksi

Pembentukan reaksi melibatkan pola perilaku yang

bermanifestasi dan sikap yang secara sadar dialami yang jelas

berlawanan dengan impuls dasar. Seringkali, pola yang terlihat oleh

pengamat adalah sangat dilebih-lebihkan dan tidak sesuai. 3 6

4) Faktor psikodinamik lainnya

Pada teori psikoanalitik klasik, gangguan obsesif-kompulsif

dinamakan neurosis obsesif-kompulsif dan merupakan suatu regresi

dari fase perkembangan oedipal ke fase psikoseksual anal. Jika pasien

Page 8: Referat Ocd

dengan gangguan obsesif-kompulsif merasa terancam oleh kecemasan

tentang pembalasan dendam atau kehilangan objek cinta yang penting,

mereka mundur dari fase oedipal dan beregresi ke stadium emosional

yang sangat ambivalen yang berhubungan dengan fase anal. Adanya

benci dan cinta secara bersama-sama kepada orang yang sama

menyebabkan pasien dilumpuhkan oleh keragu-raguan dan

kebimbangan. Suatu ciri yang melekat pada pasien dengan gangguan

obsesif-kompulsif adalah derajat dimana mereka terpaku dengan

agresi atau kebersihan, baik secara jelas dalam isi gejala mereka atau

dalam hubungan yang terletak di belakangnya. Dengan demikian,

psikogenesis gangguan obsesif-kompulsif, mungkin terletak pada

gangguan dan perkembangan pertumbuhan normal yang berhubungan

dengan fase perkembangan anal-sadistik.6

5) Ambivalensi

Ambivalensi adalah akibat langsung dari perubahan dalam

karakteristik kehidupan impuls. Hal ini adalah ciri yang penting pada

anak normal selama fase perkembangan anal-sadistik; yaitu anak

merasakan cinta dan kebencian kepada suatu objek. Konflik emosi

yang berlawanan tersebut mungkin ditemukan pada pola perilaku

melakukan-tidak melakukan pada seorang pasien dan keragu-raguan

yang melumpuhkan dalam berhadapan dengan pilihan. 6

6) Pikiran magis

Pikiran magis adalah regresi yang mengungkapkan cara pikiran

awal, ketimbang impuls; yaitu fungsi ego, dan juga fungsi id,

dipengaruhi oleh regresi. Yang melekat pada pikiran magis adalah

pikiran kemahakuasaan. Orang merasa bahwa mereka dapat

menyebabkan peristiwa di dunia luar terjadi tanpa tindakan fisik yang

menyebabkannya, semata-mata hanya dengan berpikir tentang

peristiwa tersebut. Perasaan tersebut menyebabkan memiliki suatu

pikiran agresif akan menakutkan bagi pasien gangguan obsesif-

kompulsif. 6

Page 9: Referat Ocd

2.4 Gambaran klinis

Obsesif dan kompulsi memiliki ciri tertentu secara umum1:

1. Suatu gagasan atau impuls yang memaksakan dirinya secara bertubi-

tubi dan terus-menerus ke dalam kesadaran seseorang.

2. Suatu perasaan ketakutan yang mencemaskan yang menyertai

manifestasi sentral dan seringkali menyebabkan orang melakukan

tindakan kebalikan melawan gagasan atau impuls awal.

3. Obsesi dan kompulsi adalah asing bagi ego (ego-alien), yaitu dialami

sebagai suatu yang asing bagi pengalaman seseorang tentang dirinya

sendiri sebagai makhluk psikologis.

4. Tidak peduli bagaimana jelas dan memaksanya obsesi atau kompulsi

tersebut, orang biasanya menyadarinya sebagai mustahil dan tidak

masuk akal.

5. Orang yang menderita akibat obsesi dan kompulsi biasanya merasakan

suatu dorongan yang kuat untuk menahannya.

Gambaran obsesi dan kompulsi adalah heterogen pada dewasa, pada

anak-anak dan remaja. Gejala pasien individual mungkin bertumpang tindih

dan berubah dengan berjalannya waktu, tetapi gangguan obsesif-kompulsif

memiliki empat pola gejala yang utama. Pola yang paling sering ditemukan

adalah suatu obsesi tentang kontaminasi, diikuti oleh mencuci disertai

penghindaran obsesif terhadap objek yang kemungkinan terkontaminasi.

Objek yang ditakuti seringkali sukar untuk dihindari, sebagai contoh feses,

urin, debu atau kuman. Pasien mungkin secara terus-menerus menggosok

kulit tangannya dengan mencuci tangan secara berlebihan atau mungkin

tidak mampu pergi keluar rumah karena takut akan kuman. Walaupun

kecemasan adalah respon emosional yang paling sering terhadap objek yang

ditakuti, rasa malu dan rasa jijik yang obsesif juga sering ditemukan. Pasien

dengan obsesi kontaminasi biasanya percaya bahwa kontaminasi ditularkan

dari objek ke objek atau orang ke orang oleh kontak ringan. 1

Page 10: Referat Ocd

Pola kedua yang sering adalah obsesi keragu-raguan, diikuti oleh

pengecekan yang kompulsi. Obsesi seringkali melibatkan suatu bahaya

kekerasan, seperti lupa mematikan kompor atau tidak mengunci pintu.

Pengecekan tersebut mungkin menyebabkan pasien pulang beberapa kali ke

rumah untuk memeriksa kompor. Pasien memiliki keragu-raguan terhadap

diri sendiri yang obsesional, saat mereka selalu merasa bersalah karena

melupakan atau melakukan sesuatu. 1

Pola ketiga yang tersering adalah pola dengan pikiran semata-mata

pikiran obsesional yang mengganggu tanpa suatu kompulsi. Obsesi tersebut

biasanya berupa pikiran berulang akan suatu tindakan seksual atau agresi

yang dicela oleh pasien. 1

Pola keempat yang tersering adalah kebutuhan akan simetrisitas atau

ketepatan, yang dapat menyebabkan perlambatan kompulsi. Pasien secara

harfiah menghabiskan waktu berjam-jam untuk makan atau mencukur

wajahnya. Penumpukan obsesi dan kompulsi religius adalah sering pada

pasien obsesif-kompulsif. Trichotillomania (menarik rambut kompulsif) dan

menggigit kuku mungkin merupakan kompulsi yang berhubungan dengan

gangguan obsesif-kompulsif. 1

Terdapat juga beberapa gagguan yang biasa merupakan bagian dari

atau dengan kuat dihubungkan dengan spectrum GOK (gangguan gangguan

obsesif-kompulsif) 3

1. Gangguan dismorfik tubuh (body Dysmorphic Disorder)

Pada gangguan ini orang terobsesi dengan keyakinan bahwa mereka

buruk rupa atau bagian tubuh mereka berbentuk tidak normal.

2. Trikhotilomania

Orang dengan Trikhotilomania terus menerus mencabuti rambut mereka

sehingga timbul daerah-daerah botak.

3. Sindrom Tourettes

Gejala sindrom Tourettes meliputi gerakan yang pendek dan cepat, tik

dan ucapan kata-kata kotor yang tak terkontrol.

Page 11: Referat Ocd

Tabel 1. Klasifikasi Obsesi dan Kompulsi 4

2.5 Diagnosis1

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Obsesif-Kompulsif

A. Salah satu obsesi atau kompulsi :Obsesi seperti yang didefinisikan oleh (1), (2), (3), (4):

(1) Pikiran, impuls, atau bayangan-bayangan yang rekuren dan persisten yang dialami, pada suatu saat selama gangguan, sebagai intrusif dan tidak sesuai, dan menyebabkan kecemasan dan penderitan yang jelas

(2) Pikiran, impuls, atau bayangan-bayangan tidak semata-mata kekhawatiran yang berlebihan tentang masalah kehidupan yang nyata

(3) Orang berusaha untuk mengabaikan atau menekan pikiran, impu ls, atau bayangan-bayangan tersebut untuk menetralkannya

Page 12: Referat Ocd

dengan pikiran atau tindakan lainnya(4) Orang menyadari bahwa pikiran, impuls, atau bayangan-

bayangan obsesional adalah keluar dari pikirannya sendiri (tidak disebabkan dari luar seperti penyisipan pikiran)

Kompulsi seperti yang didefinisikan oleh (1), (2):(1) Perilaku (misalnya, mencuci tangan, mengurutkan, memeriksa)

atau tindakan mental (misalnya, berdoa, menghitung, mengulani kata-kata dalam hati) yang berulang yang dirasakan mendorong untuk melakukannya sebagai respons terhadap suatu obsesi, atau menurut dengan aturan yang harus dipatuhi secara kaku

(2) Perilaku atau tindakan mental ditujukan untuk mencegah atau menurunkan penderitaan atau mencegah suatu kejadian atau situasi yang menakutkan; tetapi perilaku atau tindakan mental tersebut tidak dihubungkan dengan cara yang realistis dengan apa yang mereka anggap untuk menetralkan atau mencegah, atau jelas berlebihan.

B. Pada suatu waktuselama perjalanan gangguan, orang telah menyadari bahwa obsesi atau kompulsi adalah berlebihan atau tidak beralasan. Catatan: ini tidak berlaku pada anak-anak

C. Obsesi atau kompulsi menyebabkan penderitaan yang jelas; menghabiskan waktu (menghabiskan lebih dari satu jam sehari); atau secara bermakna mengganggu rutinitas normal orang, fungsi pekerjaan (atau akademik), atau aktivitas atau hubungan sosial yang biasanya.

D. Jika terdapat gangguan Aksis I lainnya, isi obsesi atau kompulsi tidak terbatas padanya (misalnya, preokupasi dengan makanan terdapat gangguan makan; menarik rambut jika terdapat trikotilomania; permasalahan pada penampilan jika terdapat gangguan dismorfik tubuh; preopukasi dengan obat jika terdapat suatu gangguan penggunaan zat; preokupasi dengan menderita suatu penyakit serius jika terdapat hipokondriasis; preokupasi dengan dorongan atau fantasi seksual jika terdapat parafilia; atau perenungan bersalah jika terdapat gangguan depresif berat).

E. Tidak disebabkan oleh efek langsung suatu zat (misalnya, obat yang disalahgunakan, medikasi) atau kondisi medis umum.

Sebutkan jika:Dengan tilikan buruk; jika, selama sebagian besar waktu selama episode terakhir, orang tidak menyadari bahwa obsesi dan kompulsi adalah berlebihan atau tidak beralasan. Tabel dari DSM-IV, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, ed 4. Hak

cipta American Psychiatric Association, Washington. 1994.

Page 13: Referat Ocd

Pedoman diagnosis menurut PPDGJ III: 6

a. Untuk menegakkan diagnosis pasti, gejala-gejala obsesif atau tindakan

kompulsif, atau kedua-duanya, harus ada hampir setiap hari selama

sedikitnya dua minggu berturut-turut.

b. Hal tersebut merupakan sumber penderitaan (distress) atau mengganggu

aktivitas penderita.

c. Gejala-gejala obsesif harus mencakup hal-hal berikut:

Harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri.

Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan,

meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita.

Pikiran untuk melakukan tindakan tersebut di atas bukan merupakan

hal yang memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega

dari ketegangan atau anxietas, tidak dianggap sebagai kesenangan

seperti dimaksud di atas.

Gagasan, bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus merupakan

pengulangan yang tidak menyenangkan (unpleasantly repetitive)

d. Ada kaitan erat antara gejala obsesif, terutama pikiran obsesif, dengan

depresi. penderita gangguan obsesif kompulsif seringkali juga

menunjukkan gejala depresif, dan sebaliknya penderita gangguan depresi

berulang dapat menunjukkan pikiran-pikiran obsesif selama episode

depresifnya. Dalam berbagai situasi dari kedua hal tersebut, meningkat

atau menurunnya gejala depresif umumnya dibarengi secara paralel

dengan perubahan gejala obsesif. Bila terjadi episode akut dari gangguan

tersebut, maka diagnosis diutamakan dari gejala-gejala yang timbul lebih

dahulu.

Diagnosis gangguan obsesif kompulsif ditegakkan hanya bila tidak ada

gangguan depresif pada saat gejalobsesif kompulsif tersebut timbul. Bila

dari keduanya tidak adayang menonjol, maka baik menganggap depresi

sebagai diagnosis yang primer. Pada gangguan menahun, maka prioritas

diberikan pada gejala yang paling bertahan saat gejala yang lain

menghilang.

Page 14: Referat Ocd

e. Gejala obsesif ”sekunder” yang terjadi pada gangguan skizofrenia,

sindrom Tourette, atau gangguan mental organk, harus dianggap sebagai

bagian dari kondisi tersebut.

F42.0 Predominan Pikiran Obsesif atau Pengulangan

Pedoman Diagnostik

a. Keadaan ini dapat berupa gagasan, bayangan pikiran, atau impuls

( dorongan perbuatan), yang sifatnya mengganggu (ego alien)

b. Meskipun isi pikiran tersebut berbeda-beda, umumnya hampir selalu

menyebabkan penderitaan (distress).

F42.1 Predominan Tindakan Kompulsif ( obsesional ritual)

Pedoman Diagnostik

a. Umumnya tindakan kompulsif berkaitan dengan kebersihan (khususnya

mencuci tangan), memeriksa berulang untuk meyakinkan bahwa suatu

situasi yang dianggap berpotensi bahaya terjadi, atau masalah kerapian

dan keteraturan.Hal tersebut dilatarbelakangi perasaan takut terhadap

bahaya yang mengancam dirinya atau bersumber dari dirinya, dan

tindakan ritual tersebut merupakan ikhtiar simbolik dan tidak efektif

untuk menghindari bahaya tersebut.

b. Tindakan ritual kompulsif tersebut menyita banyak waktu sampai

beberapa jam dalam sehari dan kadang-kadang berkaitan dengan

ketidakmampuan mengambil keputusan dan kelambanan.

F42.2 Campuran Pikiran dan Tindakan Obsesif

Pedoman Diagnostik

a. Kebanyakn dari penderita obsesif kompulsif memperlihatkan pikiran

obsesif serta tindakan kompulsif. Diagnosis ini digunakan bialmana

kedua hal tersebut sama-sama menonjol, yang umumnya memang

demikian.

Page 15: Referat Ocd

b. Apabila salah satu memang jelas lebih dominan,sebaiknya dinyatakan

dalam diagnosis F42.0 atau F42.1. hal ini berkaitan dengan respon yang

berbeda terhadap pengobatan. Tindakan kompulsif lebih respondif

terhadap terapi perilaku.

F42.8 Gangguan Obsesif Kompulsif Lainnya

F42.9 Gangguan Obsesif Kompulsif YTT.

2.6 Diagnosis banding

Beberapa diagnosa banding dari gangguan obsesif-kompulsif:

1. Tourette’s Disorder

Gejala karakteristik dari Tourette’s Disorder adalah tik motor

dan vokal yang sering dan sebenarnya muncul setiap hari. Tourette’s

Disorder dan gangguan obsesif-kompulsif mempunyai onset usia dan

gejala yang sama. Sekitar 90% orang dengan Tourette’s Disorder

mempunyai simtom kompulsif, dan sebanyak dua per tiga memenuhi

kriteria diagnostik gangguan obsesif-kompulsif.1

2. Kondisi psikiatrik lainnya

Diagnosa banding lain dari gangguan obsesif-kompulsif yaitu

skizofrenia, gangguan personalitas obsesif-kompulsif, fobia, dan

gangguan depresi. Gangguan obsesif-kompulsif dapat dibedakan dari

skizofrenia dengan simtom yang kurang aneh, dan tilikan pasien

terhadap gangguan tersebut. Gangguan personalitas obsesif-kompulsif

tidak mempunyai derajat kerusakan fungsional berhubungan dengan

gangguan obsesif-kompulsif. Fobia dibedakan dengan tidak adanya

hubungan antara pikiran obsesif dan kompulsi, terutama kompulsi

menghindar. Gangguan depresif berat kadang diasosiasikan dengan

ide-ide asosiatif, tetapi hanya pada pasien yang mengalami gangguan

memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan depresi berat.1

Page 16: Referat Ocd

2.7 Penatalaksanaan

a) Farmakoterapi

Data yang tersedia menyatakan bahwa semua obat yang

digunakan untuk mengobati gangguan depresif atau gangguan mental

lain, dapat digunakan dalam rentang dosis yang biasanya. Efek awal

biasanya terlihat setelah empat sampai enam minggu pengobatan,

walaupun biasanya diperlukan waktu delapan sampai enam belas

minggu untuk mendapatkan manfaat terapeutik yang maksimum.

Walaupun pengobatan dengan obat antidepresan adalah masih

kontroversial, sebagian pasien dengan gangguan obsesif-kompulsif

yang berespon terhadap pengobatan dengan antidepresan tampaknya

mengalami relaps jika terapi obat dihentikan. Pengobatan standar

adalah memulai dengan obat spesifik-serotonin, contohnya

clomipramine (Anafranil) atau inhibitor ambilan kembali spesifik

serotonin (SSRI-serotonin specific reuptake inhibitor), seperti

Fluoxetine (Prozac).1

Clomipramine. Clomipramine biasanya dimulai dengan dosis

25 sampai 50 mg sebelum tidur dan dapat ditingkatkan dengan

peningkatan 25 mg sehari setiap dua sampai tiga hari, sampai dosis

maksimum 250 mg sehari atau tampak efek samping yang membatasi

dosis. Karena Clopramine adalah suatu obat trisiklik, obat ini disertai

dengan efek samping berupa sedasi, hipotensi, disfungsi seksual dan

efek samping antikolinergik, seperti mulut kering.1

SSRI. Obat-obat Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)

bekerja terutama pada terminal akson presinaptik dengan menghambat

ambilan kembali serotonin. Penghambatan ambilan kembali serotonin

diakibatkan oleh ikatan obat (misalnya: fluoxetine) pada transporter

ambilan kembali yang spesifik, sehinggga tidak ada lagi

neurotransmitter serotonin yang dapat berkaitan dengan transporter.

Hal tersebut akan menyebabkan serotonin bertahan lebih lama di celah

sinaps. Pengguanaan Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)

Page 17: Referat Ocd

terutama ditujukan untuk memperbaiki perilaku stereotipik , perilaku

melukai diri sendiri, resisten terhadap perubahan hal-hal rutin, dan

ritual obsesif dengan ansietas yang tinggi. Salah satu alas an utama

pemilihan obat-obat penghambat reuptake serotonin yang selektif

adalah kemampuan terapi. Efek samping yang dapat terjadi akibat

pemberian fluexetine adalah nausea, disfunfsi seksual, nyeri kepala,

dan mulut kering. Toleransi SSRI yang relative baik disebabkan oleh

karena sifat selektivitasnya. Obat SSRI tidak banyak berinteraksi

dengan reseptor neurotransmitter lainnya. Penelitian awal dengan

metode pengamatan kasus serial terhadap 8 subjek. Tindakan terapi

ditujukan untuk mengatasi gejala-gejala disruptif, dan dimulai dengan

fluexetine dosis 10 mg/hari dengan pengamatan. Perbaikan paling

nyata dijumpai pada gangguan obsesif dan gejal cemas.10

Jika pengobatan dengan Clomipramine atau SSRI tidak berhasil,

banyak ahli terapi menambahkan lithium (Eskalith). Obat lain yang

dapat digunakan dalam pengobatan gangguan obsesif kompulsif

adalah inhibitor monoamin oksidase (MAOI, monoamine oxidase

inhibitor), khususnya Phenelzine (Nardil). 1

a. Exposure and Response Prevention

Terapi ini (dikenal pula dengan sebutan flooding) diciptakan

oleh Victor Meyer (1966), dimana pasien menghadapkan dirinya

sendiri pada situasi yang menimbulkan tindakan kompulsif atau

(seperti memegang sepatu yang kotor) dan kemudian menahan diri

agar tidak menampilkan perilaku yang menjadi ritualnya membuatnya

menghadapi stimulus yang membangkitkan kecemasan, sehingga

memungkinkan kecemasan menjadi hilang.4

Page 18: Referat Ocd

b. Terapi Keluarga (Family therapy)

Terapi keluarga merupakan teknik pengobatan yang sangat

penting bila pada keluarga pasien OCD ini didapatkan kekacauan

hubungan dalam keluarga, kesukaran dalam perkawinan, masalah

spesifikasi dalam anggota keluarga atau peran anggota keluarga yang

kurang sesuai yang akan mengganggu keberhasilan fungsi masing-

masing individu dalam keluarga termasuk dalam waktu jangka

panjang akan berakibat buruk pada anak OCD. Seluruh anggota

keluarga dimasukkan ke dalam proses terapi, menggunakan semua

data anggota keluarga seperti tingkah laku individu dalam keluarga.

Menilai tingkah laku setiap anggota keluarga yang mempengaruhi

tingkah laku yang baik dan membina pengaruh tingkah laku yang

positif dari setiap individu.4

c. Terapi perilaku (Behavior therapy)

Teknik terapi perilaku yang khusus digunakan untuk pasien

anak usia lebih tua dan remaja dengan gangguan OCD adalah latihan

relaksasi dan response prevention technique.

Terapi perilaku pada penderita OCD, awalnya mengumpulkan

informasi yang lengkap mengenai riwayat timbulnya gejala OCD,

isyarat faktor internal dan fakto eksternal, serta faktor pencetus akan

timbulnya gejala OCD. Kemudian mengawasi tingkah laku pasien

dala menghindari situasi yang menimbulkan kecemasan, menghindari

timbulnya gejala kompulsif dan tingkat kecemasan pasien saat timbul

gejala OCD harus diperiksa secara teliti.4

Teknik terapi perilaku yang dianjurkan pada anak dan remaja :4

a. Latihan relaksasi

Pasien diminta untuk berpikir dan bersikap rileks dan kemudian

pasien diminta untuk memikirkan pikiran obsesi masuk dalam alam

sadar. Ketika pikiran obsesi muncul, maka terapi akan meminta pasien

Page 19: Referat Ocd

untuk menghentikan pemikiran itu, misalnya dengan cara memukul maja,

atau menarik tali elastic yang diikatkan pada tangan. Hal ini dilakukan di

rumah atau di mana saja.

b. Response prevention technique

Mula-mula didapatkan dulu rangsangan (stimulus) atau pencetus

yang menyebabkan dorongan untuk melakukan tindakan kompulsif. Jika

rangsangan kompulsif muncul maka pasien secara aktif diberanikan

untuk melawan tingkah laku kompulsif, sering dengan mengalihkan

perhatian pasien sehingga tindakan kompulsif tidak mungkin dilakukan

misalnya dengan memukul meja.

c. Penurunan kecemasan

Tujuan dari terapi ini untuk menghilangkan kecemasan yang

menimbulkan gejala obsesif dan kompulsif. Hal ini dilakukan dengan

desensitisasi secara sistematik yakni dengan menghadapkan anak atau

remaja pada situasi yang menakutkan (misalnya pisau, hal-hal yang

kotor, pegangan pintu dan sebagainya) secara pelan-pelan samapai

ketakutan dan kecemasan hilang atau tidak ada lagi.

2.8 Prognosis

Gangguan obsesif-kompulsif merupakan penyakit yang kronik

dengan perode dari gejala-gejala yang seiring dengan berjalannya waktu

akan mengalami peningkatan. Penderita gangguan ini tidak biasanya

sembuh sempurna atau bebas dari gejala. Walaupun demikian dengan

pengobatan, banyak orang yang mengalami perbaikan. Perbaikan tersebut

berupa gejala yang berbeda seperti cara merealisasikan suatu obsesif

yang berbeda. Diagnosis awal dan terapi yang dilakukan secepatnya akan

memberikan hasil yang lebih baik di mana penekanan onset usia dini

adalah hal yang patut untuk segera didiagnosis. Selain itu, mereka yang

bergerak di bidang kesehatan mesti memahami perbedaan antara

gangguan obsesif-kompulsif dengan gangguan kepribadian obsesif-

Page 20: Referat Ocd

kompulsif yang mana untuk jenis gangguan kepribadian biasanya dimulai

pada saat dewasa muda, yaitu umur di atas 20 tahun sedangkan untuk

gangguan obsesif kompulsif biasanya dimulai pada usia anak-anak.7,8

Page 21: Referat Ocd

BAB III

KESIMPULAN

Gangguan obsesif–kompulsif merupakan suatu kondisi yang ditandai

dengan adanya pengulangan pikiran obsesif atau kompulsif, dimana

membutuhkan banyak waktu (lebih dari satu jam perhari) dan dapat

menyebabkan penderitaan (distress). Untuk menegakkan diagnosis pasti,

gejala–gejala obsesif atau tindakan kompulsif atau kedua–duanya harus ada

hampir setiap hari selama sedikitnya 2 minggu berturut–turut. Beberapa faktor

berperan dalam terbentuknya gangguan obsesif-kompulsif diantaranya adalah

faktor biologi seperti neurotransmiter, pencitraan otak, genetika, faktor

perilaku dan faktor psikososial, yaitu faktor kepribadian dan faktor

psikodinamika. Ada beberapa terapi yang bisa dilakukan untuk

penatalaksanaan gangguan obsesif–kompulsif antara lain terapi farmakologi

(farmakoterapi) dan terapi tingkah laku. Prognosis pasien dinyatakan tidak bisa

sembuh sempurna. Dengan pengobatan bisa memberikan pengurangan gejala.