Referat Pemeriksaan Penunjang Kebidanan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

referat

Citation preview

REFERATPEMERIKSAAN PENUNJANG KEBIDANAN

Pembimbing :

Dr. NandiNurhandi Sp.OG

Disusun Oleh :

Filiana Efriska Anandarti11020091114

Kepaniteraan Klinik Mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Bagian Obgyn RSUD Kabupaten BekasiBAB I

PENDAHULUAN

Berdasarkan WHO, setiap tahun terdapat kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini kemudian meninggal. Di Indonesia, dari seluruh kematian bayi, sebanyak 57% meninggal pada masa bayi baru lahir (usia di bawah 1 bulan). Setiap 6 menit terdapat satu bayi baru lahir yang meninggal. Penyebab kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah bayi berat lahir rendah (29%), asfiksia (27%), trauma lahir, tetanus neonatorum, infeksi lain dan kelainan kongenital. Asfiksia intrapartum merupakan 1% dari komplikasi kehamilan, mengakibatkan kematian janin pada 0,5 per 1000 kehamilan dan cerebral palsy pada 1 per 1000 kehamilan.(Anonym, 2008, James D, 2001) Pengawasan janin saat kelahiran bertujuan untuk memprediksi dan mendiagnosis asfiksia janin sebelum terjadinya kerusakan otak akibat terjadi gangguan pertukaran gas darah.

Pemantauan kesejahteraan janin merupakan hal penting dalam pengawasan janin, terutama pada saat persalinan. Dukungan teknologi sangat berperan dalam kemajuan pemantauan janin, hal ini tampak nyata setelah era tahun 1960an. Sayangnya, data epidemiologis menunjukkan hanya sekitar 10% kasus serebral palsi yang disebabkan oleh gangguan intrapartum dapat dideteksi dengan pemantauan elektronik tersebut. Angka morbiditas dan mortalitas perinatal merupakan indikator kualitas pelayanan obstetri disuatu tempat atau negara. Angka mortalitas perinatal Indonesia masih jauh diatas rata-rata negara maju, yaitu 60 170 berbanding kurang dari 10 per 1.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab mortalitas perinatal yang menonjol adalah masalah hipoksia intra uterin. Kardiotokografi (KTG) merupakan peralatan elektronik yang dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi janin yang mempunyai resiko mengalami hipoksia dan kematian intrauterin atau mengalami kerusakan neurologik, sehingga dapat dilakukan tindakan untuk memperbaiki nasib neonatus.Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostic (pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan alat-alat tubuh, dimana kita dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan, serta hubungan dengan jaringan sekitarnya.Pemeriksaan ini bersifat noninvasive, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan dengan cepat, aman, dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik yang tinggi. Tidak ada kontraindikasinya, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak memperburuk penyakit penderita.

Asuhan antenatal modern memerlukan tatalaksana yang efisien, efektif, andal, dan komprehensif. Pemantauan kesejahteraan janin sudah merupakan suatu kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga medis dan paramedis yang melakukan asuhan antenatal dan asuhan persalinan. Standarisasi pemantauan sudah merupakan suatu prasyarat yang harus dipenuhi agar evaluasi keberhasilan atau kegagalan pemantauan kesejahteraan janin yang dikaitkan dengan luaran perinatal dapat dilaksanakan dengan baik. Bila hal ini dapat dilakukan dengan baik, diharapkan angka kematian ibu dan perinatal dapat diturunkan. Standarisasi memerlukan kegiatan yang terstruktur dan berkesinambungan dengan evaluasi berkala melalui suatu pelatihan pemantauan kesejahteraan janin.BAB IIPEMBAHASAN

I. KARDIOTOKOGRAFI JANIN

Kadriototokografi (KTG) adalah suatu alat elektronika yang digunakan untuk penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya dengan adanya kontraksi ataupun aktivitas janin. Pada KTG ada tiga bagian besar kondisi yang dipantau yaitu denyut jantung janin (DJJ), kontraksi rahim, dan gerak janin serta korelasi diantara ketiga parameter tersebut.Pada saat pemeriksaan KTG, posisi pasien tidak boleh tidur terlentang, tetapi harus setengah duduk atau tidur miring. Cara pemantauannya bisa dilakukan secara langsung (invasif/internal) yakni dengan alat pemantauyang dimasukan dalam rongga rahim atau secara tidak langsung (non invasif/eksternal) yakni dengan alat yang dipasang pada dinding perut ibu. Pada saat ini cara penggunaan alat eksternal lebih popular karena dapat dilakukan selama antenatal ataupun intranatal.

INCLUDEPICTURE "http://lh5.ggpht.com/-spvjjX8i40c/Tog-G8J5Y4I/AAAAAAAACBA/VGYAJSzQCRg/image_thumb%25255B5%25255D.png?imgmax=800" \* MERGEFORMATINET

Gambar 1. CTG Invasif Gambar 2. CTG Non Invasif1.1 Syarat Pemeriksaan KTG

Usia kehamilan 28 minggu. Ada persetujuan tindak medik dari pasien (secara lisan). Punktum maksimum denyut jantung janin (DJJ) diketahui. Prosedur pemasangan alat dan pengisian data pada komputer (pada KTG terkomputerisasi) sesuai buku petunjuk dari pabrik.1.2 Pemeriksaan Kardiotokografi pada Masa Kehamilan

Pada awal pemeriksaan kardiotokografi dikerjakan pada saat persalinan (inpartu). Namun, karena terbukti pemeriksaan ini banyak manfaatnya pada kehamilan, khususnya pada kasus-kasus dengan faktor risiko untuk terjadi gangguan kesejahteraan janin (hipoksia) dalam rahim seperti : Hipertensi dalam kehamilan/ gestosis Kehamilan dengan diabetes millitus Kehamilam post-term Pertumbuhan janin dalam rahim terhambat Ketuban pecah prematur Gerakan janin berkurang Kehamilan dengan anemia Kehamilan ganda/gemeli Oligihidramnion Polihidramnion Riwayat obstetrik buruk Kehamilan dengan penyakit ibu1.3 Mekanisme Pengaturan Denyut Jantung Janin

Frekuensi denyut jantung janin rata-rata sekitar 140 denyut per menit (dpm) dengan variasi normal 20 dpm diatas atau dibawah nilai rata-rata. Jadi, nilai normal denyut jantung janin adalah 120-160 dpm. Mekanisme pengaturan denyut jantung janin dipengaruhi beberapa faktor anatara lain ;Sistem Saraf Simpatis Distribusi saraf simpatis sebagian besar berada di dalam miokardium. Stimulasi saraf simpatis, misalnya dengan obat beta-adrenergik, akan meningkatkan frekuensi DJJ, menambah kekuatan kontraksi jantung, dan meningkatkan volume curah jantung. Dalam keadaan stress, sistem saraf simpatis berfungsi mempertahankan aktivitas pemompaan darah. Inhibisi saraf simpatis, misalnya dengan obat propranolol, akan menurunkan frekuensi DJJ dan sedikit mengurangi variabilitas DJJ. Sistem Saraf Parasimpatis Sistem saraf parasimpatis terutama terdiri dari serabut nervus vagus yang berasal dari batang otak. Sistem saraf ini akan mengatur nodus SA, nodus VA, dan neuron yang terletak di antara atrium dan ventrikel jantung. Stimulasi nervus vagus, misalnya dengan asetil kolin akan menurunkan frekuensi DJJ; sedangkan inhibisi nervus vagus, misalnya dengan atropin, akan meningkatkan frekuensi DJJ. Baroreseptor Reseptor ini letaknya pada arkus aorta dan sinus karotid. Bila tekanan darah meningkat, baroreseptor akan merangsang nervus vagus dan nervus glosofaringeus pada batang otak. Akibatnya akan terjadi penekanan aktivitas jantung berupa penurunan frekuensi DJJ dan curah jantung. Kemoreseptor Kemoreseptor terdiri dari dua bagian, yaitu bagian perifer yang terletak di daerah karotid dan korpus aortik; dan bagian sentral yang terletak di batang otak. Reseptor ini berfungsi mengatur perubahan kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah dan cairan serebro-spinal. Bila kadar oksigen menurun dan karbondioksida meningkat, akan terjadi refleks dari reseptor sentral berupa takikardia dan peningkatan tekanan darah. Hal ini akan memperlancar aliran darah, meningkatkan kadar oksigen, dan menurunkan kadar karbondioksida. Keadaan hipoksia atau hiperkapnia akan mempengaruhi reseptor perifer dan menimbulkan refleks bradikardia. Interaksi kedua macam reseptor tersebut akan menyebabkan bradikardi dan hipotensi. Susunan Saraf Pusat Aktivitas otak meningkat sesuai dengan bertambahnya variabilitas DJJ dan gerakan janin. Pada keadaan janin tidur, aktivitas otak menurun, dan variabilitas DJJ-pun akan berkurang.Sistem Pengaturan Hormonal Pada keadaan stres, misalnya hipoksia intrauterin, medula adrenal akan mengeluarkan epinefrin dan nor-epinefrin. Hal ini akan menyebabkan takikardia, peningkatan kekuatan kontraksi jantung dan hipertensi. Karakteristik Denyut Jantung JaninDenyut jantung janin dalam pemeriksaan kardiotokografi ada 2 macam:1.Denyut jantung janin basal (basal fetal heart rate), yakni frekuensi dasar (baseline rate) dan variabilitas (variability) denyut jantung janin saat uterus dalam keadaan istirahat (relaksasi).2.Perubahan periodik (reactivity), merupakan perubahan denyut jantung janin yang terjadi saat ada gerakan janin atau kontraksi uterus.Frekuensi Dasar Denyut Jantung janin.

a. Takikardi

Takikardia dapat terjadi pada keadaan :

Hipoksia janin (ringan/kronik) Kehamilan preterm (2 cm < 8 cm

> 8 cm

> 1 cm - < 2 cm

< 1 cm

Plasenta

Indikasi untuk pemeriksaan letak plasenta antara lain adalah sangkaan adanya plasenta previa dan sebagai persiapan sebelum melakukan amniosentesis.

Tabel Perkembangan Janin dan Gambaran USG

Usia KehamilanPerkembangan JaninGambaran USG

14-20 hariFertilisasiTidak tampak

23 hariImplantasi Penebalan endometrium dan daerah ekhogenik

5 mingguKantong amnion, embrio 3 lapis, dan plasenta primitiveKantong ketuba dan cincin

6 mingguEmbrio 5 mmJanin tampak

7 mingguEmbrio 10 mmDapat diukur JKB, denyut jantung, tampak gerakan janin dan yolk sac sebagai kantong kecil

8 mingguEmbrio 18 mm, kantong ketuban 45 mmKantong ketuban mengisi separuh kavum uteri

10 mingguEmbrio 32 mm, kantong ketuban 45 mmTampak kepala janin, plasenta lebih jelas

12 mingguJanin 5-6 cmKepala sama besar seperti tubuh, dapat diukur

12-16 mingguKorion bersatu dengan desidua parietalis, pertumbuhan cepat dari organVertebra tampak jelas, juga gaster dan kandung kemih

20 minggu-------DBP 5 cm, dada dan perut jelas, lingkaran perut

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo S, Kardiotokografi Janin dan Ultrasonografi Dalam Obstetri, dalamIlmu Kebidanan. Edisi Keempat. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010 : 221-772. Cunningham F, Leveno K, Bloom S, Hauth J, Gilstrap L, Wenstrom K, F. Pencitraan Janin dalam: Buku William Obstetrics, Ed 23rd, New York: McGraw-Hill, 2012 : 366-823. Cunningham F, Leveno K, Bloom S, Hauth J, Gilstrap L, Wenstrom K, Pemeriksaan Intrapartum dalam : Buku William Obstetrics, Ed 23rd, New York: McGraw-Hill, 2012 : 428-434. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21437/4/Chapter%20II.pdf5. http://reproduksiumj.blogspot.com/2011/10/pengamatan-janin-intrapartum.html6. http://ale-riqwan.blogspot.com/2013/04/mengenal-ultrasonografi-dan-manfaatnya.html25