Upload
angeline-fanardy
View
231
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
8/10/2019 referat presbiakusis
1/29
1
REFERAT
Presbikusis
PEMBIMBING :
dr. Bambang ,spTHT-KL
OLEH :
ROSA MISTIKA : 406127048
MICHAEL DERMAWAN : 406127056
ANGELINE FANARDY : 406138119
8/10/2019 referat presbiakusis
2/29
2
Kepaniteraan Klinik Ilmu Telinga Hidung Tenggorokan
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD Semarang
15 September18 September 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan kuasa-Nya
yang dilimpahkan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan presentasi referat yang
berjudul Presbikusis. Tugas presentasi Referat ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Fakultas Kedokteran
Universitas Tarumanagara di RSUD Semarang serta agar dapat menambah kemampuan dan ilmu
pengetahuan bagi para pembacanya.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dr. Bambang,spTHT-KL
sebagai pembimbing.
Kami menyadari bahwa tugas presentasi kasus ini jauh dari sempurna dan untuk itu
kamimengharapkan saran dan kritik yang membangun sehingga tugas Referat ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata, atas segala perhatian dan dukungannya, kami ucapkan terima kasih.
8/10/2019 referat presbiakusis
3/29
3
Jakarta, 29 September 2014
Penulis
8/10/2019 referat presbiakusis
4/29
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA PRESBIKUSIS
A. Pengertian 6
B. Patofisiologi 6
C. Gambaran Klinis 9
D.
Diagnosa 11
E. Komplikasi 16
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 34
DAFTAR PUSTAKA 36
8/10/2019 referat presbiakusis
5/29
5
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Presbikusis adalah tuli sensorineural frekuensi tinggi yang umumnya terjadi mulai
usia 65 tahun dan simetris pada telinga kiri dan kanan. Presbikusis dapat mulai pada
frekuensi 100 Hz atau lebih dan merupakan akibat dari proses degenerasi
Secara global prevalensi presbikusis bervariasi, diperkirakan terjadi pada 30-
45%orang dengan usia di atas 65 tahun. Menurut WHO pada tahun 2005 akan terdapat
atersebut 60 % diantaranya tinggal dinegara berkembang. Menurut perkiraan WHO pada
tahun 2020 populasi dunia berusia diatas 80 tahun juga akan meningkat sampai 200 %.
Pada Survei Kesehatan Indera Penglihatan - Pendengaran tahun 1994 -1996 di 7 Propinsi
(Sumatra Barat, Sumatra Selatan , Jawa Tengah, NTB, Sulawesi Selatan dan Sulawesi
Utara) dengan 19,375 responden didapatkan prevalensi presbikusis sebesar 2.6 %atau
sekitar 6.7 % dari seluruh pasien THT yang didiagnosa dengan Presbikusis.Di Indonesia
jumlah penduduk berusia lebih dari 60 tahun pada tahun 2005 diperkirakan mencapai
19.9 juta atau 8.48 % dari jumlah populasi. Pada tahun 2025 jumlah tersebut akan
meningkat menjadi 4 kali lipat dari jumlah tahun 1990, dan merupakan jumlah tertinggi
di dunia. Juga terjadi peningkatan usia harapan hidup dari usia 59.8 tahun ( 1990
)menjadi 71.7 % pada tahun 2020
8/10/2019 referat presbiakusis
6/29
6
BAB II
PRESBIKUSIS
A.Pengertian
Presbikusis adalah tuli sensorineural frekuensi tinggi yang umumnya terjadi mulai
usia 65 tahun,simetris pada telinga kanan dan kiri. Presbikusis dapat mulai pada frekuensi
1000 Hz atau lebih.
B.
Etiologi
Umumnya diketahui bahwa presbikusis merupakan akibat dari proses degenerasi.
Diduga kejadian presbikusis mempunyai hubungan dengan faktor-faktor herediter, pola
makanan, metabolisme, arteriosklerosis, infeksi, bising, gaya hidup, atau bersifat multifaktor.
Menurunnya fungsi pendengaran secara berangsur merupakan efek akumulatif dari pengaruh
faktor tersebut.
Biasanya terjadi pada usia lebih dari 60 tahun. Progresifitas penurunan
pendegaran dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin,pada laki-laki lebih cepat dibandingkan
dengan perempuan.
C.Patofisiologi
D. Terjadi perubahan sruktur koklea dari nerveus akustik, berupa atrofi dan degenerasi sel-
sel rambut penunjang pada organ corti, di sertai perubahan vaskular pada stria
vaskularis. Jumlah dan ukkuran sel-sel ganglion dan saraf juga berkurang.
E. Dengan makin lanjutnya usia terjadi degenerasi primer di organ corti berupa hilangnya sel
epitel saraf yang dimulai pada usia pertengahan. juga dilaporkan bahwa keadaan yang sama
terjadi pula pada serabut aferen dan eferen sel sensorik dari koklea. Terjadi pula perubahan
pada sel ganglion siralis di basal koklea. Di samping itu juga terdapat penurunan elastisitas
membran basalais di koklea dan membrana timpani.
F. Di samping berbagai penurunan yang terjadi pada organ pendengaran, pasokan darah dari
reseptor neurosensorik mungkin mengalami gangguan, sehingga baik jalur audotorik dan
8/10/2019 referat presbiakusis
7/29
7
lobus temporalis otak sering terganggu akibat lanjutnya usia. Dari penjelasan diatas terlihat
bahwa gangguan pendengaran pada usia lanjut dapat disebabkan oleh berbagai sebab, di
samping kenyataan bahwa jenis kelainan pendengran itu sendiri yang bisa berbagai jenis.
G. Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur koklea dan NVIII. Pada koklea
perubahan yang mencolok ialah atrofi dan degenerasi sel-sel rambut penunjang pada organ
corti. Proses atrofi disertai dengan perubahan vaskular juga terjadi pada strain vaskularis.
Selain itu terdapat pula perubahan berupa berkurangnya jumlah dan ukuran sel-sel ganglion
dan saraf. Hal yang sama terjadi juga pada myelin akson saraf.
H. Perubahan histologis berkaitan dengan bertambahnya usia terjadi sepanjang sistem
pendengaran dari rambut sel koklea ke korteks auditori di korteks pendengaran pada lobus
temporal di otak. Perubahan histologis ini kira-kira berhubungan dengan gejala dari
pendengaran. Ada berbagai macam faktor yang dapat menyebabkan terjadinya presbikusis
antara lain :
I. 1) Sensory presbyacusis
J. Organ corti terletak pada skala media. Sel-sel sensori dari organ corti ini terdiri dari sel
rambut sebelah dalam dan sebelah luar. Fungsinya sel-sel rambut ini merobah energi mekanis
dari getaian suara ke impul listrik yang akan meneruskan ke pusat pendengaran melalui n.
koklearis. Proses degenerasi dari organ Corti ini sudah mulai sejak muda, bahkan sejak anak-
anak dan terus berlanjut terus secara perlahan-lahan. Karena prosesnya berlangsung secara
perlahan-lahan, tidak berapa mengganggu pendengaran, terutama pada frekuensi bicara. Dan
pada usia lanjut degenerasi itu terbatas hanya pada bagian basal koklea. Degenerasi mulai
dengan destorsi dan pemicakan dari sel-sel rambut, diikuti oleh hilangnya sel-sel rambut dan
sel-sel penyokong yang perlu untuk menjaga kelangsungan hidup dari serabut ganglion
spiralis. Bila tindakan sampai ke fase ini maka organ cortipun menghilang. Kekhususan dari
tipe sensory presbyacusis ini adalah turunnya secara tiba-tiba pendengaran untuk frekuensi
tinggi.
K.
2) Neural presbyacusis
L. Menurut Otte, Schuknecht dan Kerr sebagai hasil penyelidikannya pada sel-sel ganglion dari
koklea, didapatkan-nya bahwa jumlah sel-sel ganglion (neurones) akan berkurang dari
37.000 pada dekade pertama sampai 20.000 pada dekade ke-9. Pengurangan jumlah sel-sel
neurones ini sesuai dengan normal speech discrimination. Bila jumlah neurones ini berkurang
8/10/2019 referat presbiakusis
8/29
8
di bawah yang dibutuhkan untuk tranmisi getaran, terjadilah neural presbyacusis. Biasanya
kekurangannya neurones dari koklea lebih parah pada basal koklea .
M.Gambaran klasik : speech discrimination sangat berkurang dan atrofi yang luas dari ganglion
spiralis
N. 3) Strial presbyacusis
O. Fungsi dari stria vascularis ini belum diketahui betul. Ada anggapan bahwa mungkin stria
vascularis tempat sekresi endolimfe, yaitu suatu sumber potensil listrik di skala media atau
mungkin juga sumber energi untuk sel-sel pada membrana basilaris. Strial presbyacusis ini
merupakan tipe presbiakusis yang sering didapati. Kekhasannya ialah, kekurangan
pendengaran mulai datang pada dekade ke-3 sampai dekade ke-6 dan berlangsung secara
perlahan-lahan. Dibedakan dari tipe presbiakusis lain yaitu pada strial presbyacusis ini
gambaran audiogramnya rata, speech discrimination bagus sampai batas minimum
pendengarannya melebihi 50 dB.
P. Histologi : Atrofi pada stria vascularis, di mana lebih parah pada koklea setengah bagian
apex.
Q. 4) Cochlear conductive presbyacusis
R. Cochlear conductive presbyacusis yaitu suatu tipe kekurangan pendengaran dengan suatu
gambaran khas audiogram yang menurun dan simetris.
S. Histologi : Tidak ada perubahan morpologi pada struktur koklea untuk menerangkan
kekurangan pendengaran ini. Jadi kekurangan pendengaran ini disebabkan oleh gangguan
gerakan mekanis di membrana basalis. Perubahan atas respon fisik khusus dari membrana
basalis lebih besar di bagian basal karena lebih tebal dan jauh lebih kurang di apical, di mana
di sini lebih lebar dan lebih tipis. Nomura (1970) mengatakan, terjadi deposit dari lemak &
kolesterol di membrana basalis, dan ini dapat menyebabkan perubahan pada respon fisik dari
membrana basilaris. Selain pada koklea juga dilaporkan terjadinya perubahan pada pusat
pendengaran, terjadinya atrofi di nuklei pada pusat pendengaran, dan ini menyebabkan
penurunan dari speech discrimination.
T. Satu dari penelitian yang sangat berpotensi untuk meluas disebabkan oleh mutasi genetik
pada DNA mitokondria. Perfusi yang berkurang pada koklea seiring dengan usia
memberikan dampak pada pada bentuk dari metabolik oksigen relatif, yang memberikan
dampak pada struktur saraf telinga dalam seiring dengan kerusakan DNA mitokondria.
8/10/2019 referat presbiakusis
9/29
9
Kerusakan pada DNA mitokondria menyebabkan berkurangnya posporilasi oksidatif, yang
dapat memberikan masalah pada fungsi neural telinga dalam.
U.Gambaran Klinis4
V. Keluhan utama presbikusis berupa berkurangnya pendengaran secara perlahan-lahan dan
progresif, simetris pada kedua telinga. Kapan berkurangnya pendengaran tidak diketahui
dengan pasti. Pertama-tama terjadi sedikit demi sedikit kekurangan pendengaran pada
frekuensi tinggi, dan kemudian diikuti oleh tidak bisa mendengar dengan jelas akibat
sukarnya menangkap huruf konsonan yang bersuara mendesis (S, SH, Z, C dan T). Keluhan
lainnya adalah telinga berdenging (tinitus nada tinggi). Pasien dapat mendengar suara
percakapan, tetapi sulit untuk memahaminya, terutama bila diucapkan dengan cepat di
tempat dengan latar belakang yang ramai (cocktail party deafness). Bila intensitas suara
ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga, hal ini disebabkan oleh faktor kelelahan saraf
(recruitment). Pada kasus presbikusis yang berat komunikasi dengan penderita lebih sukar.
Umumnya penderita presbikusis ini lebih suka bila kita berbicara lambat-lambat, jelas, kata-
kata yang pendek dan bicara agak ke dekat kuping, daripada suara yang keras.
W.Pendengaran berkurang secara perlahan-lahan, progresif, dan simetris pada kedua
telinga. Telinga berdenging. Pasien dapat mendengar suara percakapan tapi sulilt
memahaminya, terutama bila cepat dan latarnya riuh. Bila intensitas ditinggikan akantimbul rasa nyeri. Dapat disertai tinitus dan invertigo.
X. Pada pemeriksaan otoskop tampak membran timpani suram dan mobilitasnya
berkurang.
Y. Perubahan-perubahan dalam struktur dan fungsi pada telinga bagian dalam membuat sulit
untuk memahami tipe bunyi bicara tertentu dan menyebabkan intoleran terhdap bunyi keras.
Bunyi-bunyi yang biasanya hilang pertama kali adalah:f, s, th, ch dansh. Saat penurunan
pendengaran berlanjut, kemampuan untuk mendengar bunyi b, t, p, kdan tjuga rusak
Z. Beberapa dari tanda dan gejala yang paling umum dari penurunan pendengaran :
1. Kesulitan mengerti pembicaraan
2. Ketidakmampuan untuk mendengarkan bunyi-bunyi dengan nada tinggi.
3. Kesulitan membedakan pembicaraan; bunyi bicara lain yang parau atau bergumam
8/10/2019 referat presbiakusis
10/29
10
4. Masalah pendengaran pada kumpulan yang besar, terutama dengan latar belakang
yang bising
5. Latar belakang bunyi berdering atau berdesis yang konstan
6. Perubahan kemampuan mendengar konsonan seperti s, z, t, f dan g
7. Suara vokal yang frekuensinya rendah seperti a, e, i, o, u umumnya relatif diterima
dengan lengkap.
Klasifikasi
Presbiakusis Sensori
Patologinya berdasarkan erat dengan hilangnya sel rambut di membrana basalis koklea dan
karena itu khas berupa hilangnya pendengaran nada tinggi.
2. Presbiakusis Neural
Patologinya berupa hilangnya sel neuronal di ganglion spiralis. Letak dan jumlah kehilangan sel
neuronal akan menentukan apakah gangguan pendengaran yang timbul berupa gangguan atas
frekuensi pembicaraan atau pengertian kata-kata.
3. Presbiakusi Strial
Patologi yang terjadi adalah abnormalitas vaskularis strial berupa atropi daerah apikal dan tengah
dari koklea.Presbiakisis jenis ini biasanya terjadi pada usia lebih muda dibanding jenis lain.
4. Presbiakusis Koondusif Koklea
Pada Presbiakusis jenis ini diduga diakibatkan oleh terjadinya perubahan mekanikal pada
membrana basalis koklea sebagai akibat proses menua. Secara audiogram ditandai dengan
penurunan progresif dari sensitifitas di seluruh daerah tes.
.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan:
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan telinga (Otoskopi)
Dengan pemeriksaan otoskopi, tampak membran timpani suram, mobilitasnya berkurang.
c. Tes Pendengaran
- Tes garpu tala
Pada tes garpu tala didapatkan tuli sensorineural.
8/10/2019 referat presbiakusis
11/29
11
- Audiometri nada murni
Pada pemeriksaan audiometri nada murni menunjukkan suatu tuli saraf nada tinggi, bilateral,
dan simetris. Audiometri nada murni terutama kita gunakan untuk menentukan berapa besar
kekurangan pendengaran dan untuk menetapkan gambaran audiogramnya. Gambaran
audiogram dari pekak sensorineural yang disebabkan oleh presbikusis ini bervariasi
tergantung kepada di mana kelainan itu terjadi. Tapi pada umumnya tidak ada gap antara
hantaran udara dan hantaran tulang, simetris dan gambaran audiogramnya dapat dibagi atas
3 tipe: rata, landai atau agak landai dan curam.
- Audiometri bicara
Audiometri bicara dilakukan untuk mengetahui Speech discrimination score, yaitu
kemampuan pendengaran penderita dalam membeda-bedakan macam-macam kata yang
didengar. Pemeriksaan audiometri bicara menunjukkan adanya gangguan diskriminasi bicara
di mana keadaan ini jelas terlihat pada presbikusis jenis neural dan koklear.
BB. Tatalaksana
CC. Pemasangan alat bantu dengar di kombinasikan dengan latihan membaca ujaran dan
latihan mendengar oleh ahli terapi wicara. Yang penting adalah pengertian dari orang
sekitarnya untuk berbicara dengan pelan, jelas, dengan kata-kata yang pendek dan tidak
keras. Beberapa yang direkomendasikan antara lain :
1. VasodilatorSeperti asam nikotinat dan derivatnya menyebabkan vasodilatasi perifer, dan pemberian
dosis tinggi dalam waktu yang lama menurunkan bloodlipid pada orang hiperkolesterolemia.
Efek terapeutik pada presbiakusis disebabkan oleh dilatasi koklear dan pembuluh darah di
otak akibat aksi lipoproteinolitik dari obat tersebut. Contoh lain misalnya Ronicol dan
Hydergin.
2. Obat lipoproteinolitik
Heparin i.v. 250 mg setiap hari selama 8 hari. Kemajuan audiometrik didapat pada 25%
penderita. Vertigo dan tinitus menghilang pada 45% penderita.
3. Vitamin
Vitamin B kompleks memberikan 43,5% kemajuan dalam pendengaran. Vitamin A banyak
dicoba dengan hasil yang lebih memuaskan.
2) Rehabilitasi
8/10/2019 referat presbiakusis
12/29
12
Ini lebih ditujukan untuk memakai alat bantu dengar (Hearing Aid). Dengan memakai alat
bantu dengar ini penderita akan tertolong dalam berkomunikasi dengan orang lain, terutama
pada tipe presbikusis tertentu. Untuk penderita presbikusis ringan, biasanya tidak
membutuhkan alat bantu dengar hanya bila ingin bertelepon, maka sebaiknya memakai suatu
alat sebagai amplifier atau untuk mendengar TV & Radio sebaiknya memakai sejenis
earphone. Atau dengan Lipereading ditujukan bagi orang tua untuk mempelajari gerakan
mulut. Sebaiknya dijelaskan bahwa komunikasi akan lebih baik bila pasien melihat ke wajah
orang yang diajak berkomunikasi.
DD. Melihat dampak dari gangguan / menurunnya pendengaran pada lansia, maka
penggunaan alat bantu dengar perlu dianjurkan pada mereka yang
membutuhkannya.Terdapat berbagai jenis alat bantu dengar yang disesuaikan dengan
keperluan dari penggunanya. Apabila kedua telinga terganggu lebih baik menggunakan dua
buah alat bantu dengar (masing-masing satu untuk setiap telinga yang akan memberikan hasil
yang lebih baik dibanding hanya satu buah saja).
EE.
Komplikasi 4
FF.
Prognosis
Ada dua bentuk presbiakusis yang berbeda dalam prognosisnya:
1. Slowly increasing deafness. Ini yang lebih sering, jarang sampai terjadi tuli total atau tuli yang
berat.
2. Apoplectiform increase. Ketulian sangat mendadak dan sangat berat. Sebabnya diperkirakan
perdarahan atau trombosis.
8/10/2019 referat presbiakusis
13/29
13
BAB III
PENATALAKSANAAN MALARIA FALCIPARUM PADA IBUHAMIL
DENGAN GAGAL GINJAL
A. Penatalaksanaan 8
1. Amodiakuin
Formula:
Tablet 200 mg Amodiakuin basa setara hidroklorid atau 153,1 mg dari basa setara
klorohidrat.
Penggunaan:
Amodiakuin pernah dilaporkan menimbulkan reaksi fatal pada penggunaan sebagai
profilaksis/pencegahan (tahun 1980). Akibatnya
sejak tahun 1990 obat ini tidak boleh digunakan sebagai profilaksis atau penggunaan
alternatif terhadap kegagalan Klorokuin. Akan tetapi karena risiko toksik,
penggunaannya sebagai pencegahan dan pengobatan ulangan tidak dianjurkan.
Untuk wanita hamil:
Belum ada bukti apakah penggunaan Amodiakuin aman atau berbahaya selama
kehamilan.Dosis yang dianjurkan:
Regimen 10 mg amodiakuin basa per hari selama 3 hari (total dosis 30mg/kg) dianjurkan
untuk memudahkan pemakaian.
Kemoprofilaksis/Pencegahan:
Amodiakuin tidak dipakai untuk kemoprofilaksis karena risiko efek samping yang berat.
Farmakologi obat:
Setelah obat diminum per oral, Amodiakuin dengan cepat dan intensif
dimetabolisir menjadi bentuk aktif metabolit, yaitu desetilamodiakun.
Senyawa ini terdeteksi kurang dari 8 jam. Desetilamodiakuin terkonsentrasi dalam sel
darah merah dan perlahan-lahan hilang dengan waktu paruh sampai 18 hari.
Efek samping:
Efek samping penggunaan Amodiakuin (dosis standar) untuk terapi
8/10/2019 referat presbiakusis
14/29
14
malaria adalah sama dengan klorokuin, seperti mual, muntah, sakit
perut, diare dan gatal-gatal.
Kontraindikasi:
Penderita dengan hipersensitif terhadap Amodiakuin
- Penderita dengan gangguan hepar.
- Untuk profilaksis/pencegahan.
2. Artesunat
Formula:
Tablet mengandung 50 mg sodium artesunat
Ampul intramuscular/intravena injeksi mengandung 60 mg sod.artesunate dalam 1 ml
larutan injeksi.
Khasiat :
Digunakan untuk injeksi sebagai asam artesunik (karena tidak stabil
dalam larutan netral). Khasiat obat ini sama dengan Artemisinin.
Dosis yang dianjurkan pada:
Malaria tanpa komplikasi:
Kombinasi terapi 4 mg/kgBB setiap hari untuk 3 hari (harus dikombinasikan dengan
Amodiakuin dosis =10 mg/kgBB/hari selama 3 hari) Malaria berat/severe malaria:
Dosis awal 2,4 mg/kg B per i.v diberikan pada 12 jam pertama dan
dilanjutkan dengan dosis yang sama untuk 12 jam berikutnya, hari ke-2 s.d. hari ke-5
adalah 2,4 mg/kgBB/24 jam, selama 5 hari atau sampai penderita mampu minum
obat.
Farmakologi:
Artesunate per oral cepat dimetabolisir menjadi dihidroartemisinin, tetapi diabsorbsi tidak
lengkap dengan puncak konsentrasi 1-2 jam setelah minum obat. Eliminasi waktu paruh
adalah 2- 5 jam.
Efek samping :
Tidak menunjukkan efek samping yang berat (penelitian di Thailand).
8/10/2019 referat presbiakusis
15/29
15
Pada Artemisinin efek samping yang timbul adalah sakit kepala, mual,muntah, sakit
perut, gatal, demam, perdarahan abnormal, dan
hematuria/urine warna kemerahan. Pada jantung terjadi perubahan ST non spesifik, AV
block derajat 1, tetapi ini akan normal setelah ada perbaikan dari gejala penyakit malaria.
Pengalaman membuktikan bahwa artemisin dan derivatnya kurang toksik daripada
quinoline. Penggunaan jangka panjang dan berulang harus berhati-hati, karena akan
menimbulkan kurang pendengaran, perubahan syaraf/neurologikal.
Penggunaan pada kehamilan:
Artemisin digunakan untuk terapi malaria tanpa komplikasi selama
kehamilan trimester 2 dan 3 pada daerah resisten multi drug. Karena tidak ada data,
penggunaan pada trimester 1 tidak dianjurkan.
3. Primakuin
Formula:
Tablet mengandung 15 mg Primakuin basa.
Khasiat:
Primakuin merupakan suatu senyawa 8 aminokuinolin yang sangat
efektif melawan gametosit seluruh spesies parasit. Obat ini juga aktif
terhadap schizon darahP. falciparum danP. vivax, tetapi dalam dosis
tinggi sehingga harus berhati-hati.
Penggunaan :
Sebagai terapi anti relaps padaP. vivax danP. ovale, dan gametocidal
pada malaria falsiparum.Residen/penduduk pada daerah rendah/non transmisi malaria
dan penduduk yang tinggal di daerah dengan transmisi malaria musiman, dimana
kekambuhan karena P. vivax tejadi 6-12 bulan setelah serangan primer. Obat ini tidak
diperlukan sebagai anti relaps rutin pada penduduk yang tinggal di daerah endemik.
Beberapa kasus relaps tidak dapat dibedakan dari re-infeksi dan pasien yang diterapi
dengan obat yang efektif terhadap sisontosid darah untuk gejala kekambuhan/parasitemia.
Pada area dengan transmisi musiman dimana relaps terjadi 6-12 bulan setelah serangan
primer, terapi dengan primakuin dapat memperlambat relaps. Ini merupakan keuntungan
dalam program untuk memutuskan transmisi malaria. Sebagai obat yang menghambat
8/10/2019 referat presbiakusis
16/29
16
gametosit padaP. falciparum, terapi ini diberikan hanya untuk malaria falsiparum dalam
daerah transmisi malaria rendah atau sedang. Dosis yang diperlukan dosis tunggal 0,75
mg/kgBB.
Terapi yang dianjurkan:
Sebagai antirelaps dosis primakuin 0,25 mg/kg untuk 14 hari. Penderita dengan G6PD
defisiensi tidak boleh diberikan obat ini karena akan menimbulkan terjadinya hemolisis.
Sebagai efek gametosidal, single dosis 0,75 mg basa/kg (dewasa 45 mg basa), dosis yang
sama diulang satu minggu terakhir.
Pencegahan:
Obat ini tidak dianjurkan untuk pencegahan
Penggunaan pada kehamilan:
Primakuin tidak boleh diberikan pada wanita hamil karena risiko
hemolisis pada fetus yang kemungkinan menderita defisien relatif G6PD.
Farmakologi obat:
Primakuin mudah diabsorbsi pada penggunaan per oral. Puncak
konsentrasi plasma terjadi dalam 1-3 jam, dengan waktu paruh kira-kira 5 jam. Primakuin
cepat dimetabolisme dalam hati/liver dan hanya sejumlah kecil diekskresikan melalui
urine. Ada dua metabolit mayor, yaitu formasi 5 hidroksiprimakuin dan 5 hidroksi
demetilprimakuin. Keduanya mempunyai aktifitas sebagai antimalaria dan menyebabkan
formasi methemoglobin. Bentuk lain metabolisme menghasilkan formasi N-
asetilprimakuin dan desaminokarboksilik asam (mayor metabolit pada manusia).
Efek samping:
Anoreksia, mual, muntah, sakit perut, dan kram. Sakit pada lambung/perut dapat
dihindari jika minum obat bersama makanan.
Kejang-kejang/gangguan kesadaran.
Gangguan sistem hemopoitik.
Pada penderita defisiensi G6PD terjadi hemolisis.
Kontraindikasi:
Wanita hamil dan anak
8/10/2019 referat presbiakusis
17/29
17
Interaksi obat:
Primakuin tidak boleh diminum bersama obat lain yang mencetuskan
gangguan hematologi/darah.
Overdosis:
Gangguan pencernaan, kelemahan, methemoglobinemia, sianosis,
anemia hemolitik, jaundice/kekuningan, dan depresi sumsum tulang. Tidak ada spesifik
antidotum.
4. Kina
Selama lebih dari 3 abad Cinchona dan alkaloidnya, terutama quinine, merupakan satu-
satunya obat yang efektif terhadap malaria. Belakangan ini preparat-preparat sintesa baru
yang telah digunakan diseluruh dunia telah diyakini lebih ampuh dan kurang toksik.
Walaupun demikian, strain falsiparum yang resisten terhadap klorokuin dan antimalaria
lainnya telah meluas sehingga kini kinina/kina kembali digunakan sebagai obat pilihan
terhadap malaria berat dan malaria tanpa komplikasi.
Formulasi:
Tablet (lapis gula) 222 mg sulfat per tablet setara 200 mg bentuk basa
Injeksi: 1 ampul 2 cc kina HCl 25% berisi 500 mg basa (per 1 cc berisi 250 mg basa)
Khasiat:Kinina sangat aktif bekerja terhadap skizon darah dan merupakan obat untuk
penyembuhan klinis yang efektif. Obat ini dipakai untuk
penyembuhan radikal padaP. falciparum. Terhadap gametosit dewasa
P. falciparum tidak efektif sedangkan spesies lain cukup efekif.
Kinina efektif melawan infeksi falsiparum yang resisten terhadap
klorokuin dan SP. Penurunan sensitivitas terhadap kina ditemukan di
selatan Asia Timur dimana terlalu sering menggunakan obat ini. Hal ini juga terjadi
karena pengobatan kinina tanpa resep dan berobat jalan dengan regimen lebih dari 3 hari.
Di Indonesia belum pernah dilaporkan adanya resistensi parasit terhadap kinina.
Penggunaan:
Kinina masih merupakan obat pilihan untuk malaria berat pada
8/10/2019 referat presbiakusis
18/29
18
banyak negara. Obat ini juga digunakan untuk pengobatan malaria tanpa komplikasi
jika obat alternatif lainnya tidak memungkinkan.
Kinina sebagai pilihan 1 pada daerah dengan multi drugs resisten
malaria, dimanaP. falciparum tidak merespon terhadap klorokuin, SP,meflokuin.
Kinina injeksi diberikan i.m/i.v untuk pengobatan malaria tanpa komplikasi dimana
pasien selalu muntah dan tidak sanggup minum per oral.
Kinina sebagaisecond line/pilihan 2 untuk pasien yang tidak ada
respon terhadap first line terapi/hipersensitif terhadap SP. Pemberian kina selalu
disertai obat lainnya.
Kinina dalam bentuk generik termasuk daftar obat esensial dan luas tersedia dan
murah pada banyak negara, termasuk Indonesia. Karena efek samping, obat ini jarang
menimbulkan toksik.
Terapi yang dianjurkan:
Kinina/kina diberikan per oral atau perdrip. Kinina tidak diberikan
tunggal untuk pengobatan malaria dalam waktu singkat, misalnya 3
hari, karena kemungkinan akan terjadi rekrudensi. Kinina I.V diberikan dalam infus
larutan isotonik dengan tetesan lambat dalam 5% dextrose. Jika I.V tidak mungkin
digunakan, I.M dengan cara obat dilarutkan menjadi konsentrasi 60 mg/ml.
Penggunaan pada kehamilan:Kina aman digunakan untuk wanita hamil. Apabila terjadi kontraksi
atau fetal distress pada wanita yang minum kina, kemungkinan
berhubungan dengan penyakit lain. Risiko penggunaan kina
mencetuskan hipoglikemia.
Farmakologi:
Setelah melewati lambung, kina dengan cepat dan sempurna diserap
usus halus, kemudian sebagian besar (70%) beredar dalam bentuk basa yang terikat pada
protein plasma. Konsentrasi puncak dalam plasma dicapai dalam 1-3 jam setelah dosis
tunggal yang pertama, konsentrasi dalam eritrosit seperlima konsentrasi dalam plasma.
Kina secara ekstensif dimetabolisir di hati dengan eliminasi waktu paruh 10-12 jam dan
diekskresikan melalui urine dalam bentuk metabolit hidrosilated.
8/10/2019 referat presbiakusis
19/29
19
Efek samping:
Sindrom Cinchonism: tinitus/telinga berdenging, gangguan pendengaran,
vertigo/dizzines/sempoyongan. Gejala akan timbul jika total konsentrasi plasma 5
mg/l .
Gangguan pada peredaran darah jantung/cardiovascular : hipotensi berat jika pasien
diinjeksi terlalu cepat.
Hipoglikemia terjadi jika ibu hamil diberi terapi infus kina. Hal ini disebabkan obat
menstimuli sekresi insulin dari sel B pankreas.
Dosis yang berlebihan:
Dosis tunggal >3 gr menyebabkan timbulnya intoksikasi akut, didahului dengan gejala
depresi susunan saraf pusat dan kejang. Efek samping lain berupa hipotensi, gagal
jantung, dan gangguan penglihatan sampai kebutaan. Berbeda dengan klorokuin, jika
amodiakuin digunakan sebagai profilaksis akan menimbulkan fatal agranulositosis dan
toksik hepatitis.
5. Artemeter
Formula:
Ampul/injeksi intramuscular mengandung 80 mg dalam 1 ml atau 40 mg dalam 1 ml
penggunaan untuk anak-anak.Khasiat:
Untuk pengobatan malaria berat/malaria dengan komplikasi
Malaria berat/malaria dengan komplikasi:
Dosis awal 3,2 mg/kgBB i.m diberikan pada hari 1 dan diulang setelah 12 jam.
Selanjutnya 1,6 mg/kgBB sehari untuk minimal 3 hari sampai pasien dapat minum per
oral untuk menyelesaikan pengobatan hingga 7 hari
Penggunaan pada kehamilan:
Artemisinin tidak dianjurkan untuk ibu hamil trimester 1
Farmakologi:
Sama dengan artemisin (farmakokinetik oral) dengan puncak konsentrasi plasma dan
waktu paruh plasma rata-rata 1-2 jam dan 2-3 jam. Aktifitas antimalaria dalam plasma
lebih besar melalui injeksi daripada oral.
8/10/2019 referat presbiakusis
20/29
20
Efek samping:
Fatal neurotoksik terjadi setelah injeksi artemeter pada dosis yang lebih
Kontraindikasi:
Artemisin tidak dianjurkan untuk ibu hamil trimester 1
Overdosis:
Tidak ada pengalaman overdosis dengan artemisin.
6. Dihydroartemisinin (DHA)
Formula:
Tablet mengandung 20 mg, 40 mg, 60 mg atau 80 mg DHA
Dihydroartemisinin (DHA) adalah metabolit akhir dari derivat
Artemisinin, tetapi selain diberikan peroral dapat juga diberikan perektal. Senyawa ini
tidak larut dalam air dan memerlukan formula yang tepat untuk menjamin absorpsi yang
kuat. Untuk mencapai cure rate sama dengan artesunate oral. Formulafixed dose dengan
Piperakuin dapat menjadi ACT yang menjanjikan.
Farmakokinetik:
DHA cepat diabsorpsi jika diminum oral, puncak level dicapai setelah 2,5 jam. Absorpsi
melalui rektal lambat, dengan puncak level terjadi 4 jam setelah digunakan. Ikatan
protein plasma sekitar 55%. Eliminasi waktu paruh 45 menit melalui usus dan
Glukuronidase hepatik.
7. Piperakuin
Piperakuin adalah derivat bisquinoline yang pertama disintesa pada tahun 1960
dan digunakan luas di Cina dan Indochina sebagai profilaksis dan pengobatan selama
lebih dari 20 tahun. Sejumlah penelitian dari Cina melaporkan bahwa obat ini ditoleransi
baik daripada klorokuin untuk membunuhP. falciparum danP. vivax.
Obat ini merupakan salah satu campuran yang aman untuk ACT (Artemisinin
Combination Therapy) dan mempunyai beberapa keuntungan, antara lain murah, terapi
jangka pendek dengan penyembuhan yang sangat baik dan toleransi yang baik, serta
dapat menurunkan transmisi dan munculnya resistensi parasit.
8/10/2019 referat presbiakusis
21/29
21
Beberapa studi melaporkan hasil efikasi kombinasi Dihydroartemisinin
Piperakuin kombinasi (cure rate 28 hari >95%) dan regimen tidak berhubungan dengan
sifat kardiotoksik dan efek samping yang lain.
Karakteristik Piperakuin baru-baru ini diungkapkan bahwa obat ini larut dalam
minyak (oil) dengan volume yang besar untuk didistribusikan saat bioavailability dan
waktu paruh yang panjang pada anak dibanding dewasa. Toleransi, efikasi, profil dan
biaya murah dari piperakuin ini menjanjikan sebagai partner ACT.
8. Artemether + Lumefantrin
Satu tablet mengandung 20 mg artemether ditambah 120 mg
lumefantrine merupakan obatFixed Dose Combination. Obat ini diberikan peroral selama
tiga hari dengan cara 2x4 tablet per hari dan efektif untuk pengobatan malaria falsifarum
tanpa komplikasi.
Dosis untuk anak:
5-14kg : 2x1 tab/hari selama 3 hari
15-24 kg : 2x2 tab/hari selama 3 hari
25-34 kg : 2x3 tab/hari selama 3 hari
>35 kg : 2x4 tab/hari selama 3 hari
B. Antibiotik yang Digunakan Sebagai Antimalaria:
1. Doksisiklin
Formula:
Kapsul mengandung 100 mg doksisiklin garam hidroklorid.
Khasiat:
Doksisiklin derivat dari oksitetra memiliki spektrum yang sama
aktifitasnya. Obat ini lebih lengkap diabsorpsi dan lebih larut dalam
lemak. Selain itu, juga mempunyai waktu paruh plasma yang panjang.
Penggunaan:
Doksisiklin, seperti tetrasiklin, digunakan sebagai kombinasi + kina pada daerah
dimana terjadi penurunan kepekaan terhadap kina.
8/10/2019 referat presbiakusis
22/29
22
Doksisiklin lebih menguntungkan karena pemberian hanya 1 kali sehari dibandingkan
tetrasiklin 4 kali sehari. Obat ini tidak dapat diberikan tunggal untuk terapi malaria
karena bekerja lambat.
Dosis Doksisiklin 3.5 mg/kgBB/hari diberikan 2 x sehari( > 15 tahun).
Dosis Doksisiklin 2.2 mg/kgBB/hari diberikan 2 x sehari( 8 -14 tahun)
Doksisiklin diberikan setiap hari dengan dosis 2 mg/kgBB selama tidak lebih dari 4-6
minggu.
Obat ini diberikan 1-2 hari sebelum bepergian, selama berada di daerah tersebut
sampai 4 minggu setelah kembali. Oleh karena Plasmodium falciparum merupakan
spesies yang virulensinya tinggi, maka kemoprofilaksis terutama ditujukan pada
infeksi spesies ini.
Doksisiklin tidak boleh diberikan kepada anak umur
8/10/2019 referat presbiakusis
23/29
23
permanen. Gangguan pada ginjal kurang daripada tetrasiklin.
Kontraindikasi:
- Riwayat hipersensitif terhadap tetrasiklin
- Anak
8/10/2019 referat presbiakusis
24/29
24
Puncak konsentrasi dalam plasma terjadi dalam waktu 4 jam dengan
eliminasi waktu paruh 8 jam. Ekskresi terutama melalui urine dan
sirkulasi enterohepatik menyebabkan konsentrasi yang tinggi dalam
empedu dan hati.
Efek samping:
GIT/pencernaan : gangguan lambung, rasa tidak enak pada perut,
mual, muntah, diare.
Pemakaian lama akan menimbulkan perubahan flora usus, pertumbuhan jamur candida
yang berlebihan dan bakteri lain pada usus dan vagina.
Gangguan osifikasi, depresi sumsum tulang (tidak menetap), perubahan warna gigi dan
displasia enamel yang permanen pada anak.
Perubahan kulit : reaksi fototoksik, meningkatnya kepekaan terhadap
sinar matahari
Lain-lain, seperti gangguan mirip morbili, urtikaria, dermatitis eksfoliatif, glossitis,
vaginitis, cheliosis
Kontraindikasi:
Hipersensitif terhadap tetrasiklin
Gangguan hepar/hati dan renal/ginjal
Anak
8/10/2019 referat presbiakusis
25/29
25
Apabila pemberian dosis tidak memungkinkan berdasarkan berat badan penderita,
pemberian obat dapat diberikan berdasarkan golongan umur. Dosis maksimal penderita dewasa
yang dapat diberikan untuk artesunat dan amodiakuin masing-masing 4 tablet, 3 tablet untuk
primakuin.
Tabel. II.1.7.1. Pengobatan Lini Pertama MalariaFalciparumMenurut Kelompok Umur
Hari Jenis obat
Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur
0-1
bln
2-11 bln 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15 th
I
Artesunat 1 2 3 4
Amodiakuin 1 2 3 4
Primakuin - - 1 2 2-3
II
Artesunat 1 2 3 4
Amodiakuin 1 2 3 4
III
Artesunat 1 2 3 4
Amodiakuin 1 2 3 4
Kombinasi ini digunakan sebagai pilihan utama untuk pengobatan malaria falciparum.
Pemakaian artesunat dan amodiakuin bertujuan untuk membunuh parasit stadium aseksual,
sedangkan primakuin bertujuan untuk membunuh gametosit yang berada di dalam darah.
Pengobatan lini kedua malaria falciparum diberikan bila pengobatan lini pertama tidak
efektif.
Lini kedua: Kina + Doksisiklin/ Tetrasiklin + Primakuin
Dosis kina =10 mg/kgBB/kali (3x/hari selama 7 hari), doksisiklin = 4 mg/kgBB/hr (dewasa,
2x/hr selama 7 hari), 2 mg/kgBB/hr (8-14 th, 2x/hr selama 7 hari), tetrasiklin = 4-5
mg/kgBB/kali (4x/hr selama 7 hari).
Apabila pemberian dosis obat tidak memungkinkan berdasarkan berat badan penderita,
pemberian obat dapat diberikan berdasarkan golongan umur.
Tabel. II.1.7.2. Pengobatan Lini Kedua Untuk MalariaFalciparum
8/10/2019 referat presbiakusis
26/29
26
Hari Jenis obat Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur
0-11 bln 1-4 th 5- 9 th 10-14 th 15 th
I
Kina 3x 3x1 3x 3x2-3
Doksisiklin - - - 2x1
2x1
Primakuin - 1 2 2-2
II-VII
Kina 3x 3x1 3x 3x2-3
Doksisiklin - - - 2x1
2x1
*: dosis diberikan per kgBB
** : 2x50 mg doksisiklin
***: 2x100 mg doksisiklin
Pengobatan malaria pada kehamilan
Kehamilan mengubah imunitas wanita terhadap malaria menjadi lebih rentan. Malaria
dalam kehamilan terkait dengan berat badan lahir rendah, anemia, peningkatan risiko komplikasi,
abortus dan kematian.
Pengobatan malaria untuk semua fase kehamilan yaitu klorokuin sebagai obat pilihan.
Jika parasitnya sensitif dan jika sesuai dengan jenisnya dan beratnya infeksi malaria.
Organogenesis terjadi terutama pada trimester pertama, oleh karena itu menjadi perhatian
terbesar, meskipun perkembangan sistem saraf berlanjut sepanjang kehamilan. Obat- obat
antimalaria dianggap aman pada trimester pertama kehamilan adalah kina, klorokuin,
klindamisin dan proguanil. Ibu hamil trimester pertama dengan malaria falciparum tanpa
komplikasi dapat diobati dengan kina ditambah klindamisin selama tujuh hari. Ibu hamil
trimester kedua dan ketiga dengan malaria falciparum tanpa komplikasi dapat diobati dengan
turunan artemisin sebagai monoterapi atau sebagai ACT
Obat anti malaria Dosis oral keamanan
Klorokuin 25 Mg base/kg selama 3 hari (10
mg/kg hari I-II, 5mg/kg hariIII)
Aman untuk semua trimester
Amodiakuin 25 Mg base /kg selama 3 hari Tidak direkomendasi untuk
trimester 1
Sulfadoksin- primetamin Sulfadoksin: 25 mg/kg Tidak direkomendasi untuk
8/10/2019 referat presbiakusis
27/29
27
Primetamin: 1mg/kg trimester 1
Meflokuin 15-20 Mg base/kg (dosis tunggal) Tidak direkomendasi untuk
trimester 1
Kinin 10 mg garam/kg tiap 8 jam
selama 57 hari
Aman untuk semua trimester
Artesunat / artemether 10-12 mg/kg/hari selama 2-3
hari
Tidak direkomendasi untuk
trimester 1
BAB IVPENUTUP
Kesimpulan
Malaria merupakan suatu penyakit yang bersifat akut maupun kronik, yang disebabkan oleh
protozoa yang termasuk dalamPhyllum Apicomplexa, kelas Sporozoa, subkelas Coccidiida, ordo
Eucoccidides, subordo Haemosporidiidea, famili Plasmodiidae, genus Plasmodium, yang
ditandai dengan demam, anemia dan pembesaran limpa.
Di Indonesia, penyebaran malaria lebih tinggi di daerah perhutanan terutama di Indonesia
bagian timur, dimana sekitar 113 juta penduduk dari jumlah seluruh penduduk Indonesia (sekitar
214 juta) berada di daerah berisiko tertular malaria. Di Indonesia, malaria terutama dilaporkan
dari luar jawa, yaitu di Kepulauan Maluku Utara, Kepulauan Halmahera Selatan, Nusa Tenggara
Timur, Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera, dan Papua.
Plasmodiumsebagai penyebab malaria terdiri dari 4 spesies, yaitu P. falciparum, P. ovale, P.
vivax, dan P. malariae. Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana, Plasmodium malaria
merupakan penyebab malaria kuartana, Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale,
sedangkan Plasmodium falciparum menyebabkan malaria tropika. Spesies terkhir ini paling
berbahaya karena malaria yang ditimbulkan dapat menjadi berat. Hal ini disebabkan dalam
waktu singkat dapat menyerang eritrosit dalam jumlah besar, sehingga menimbulkan berbagai
komplikasi di dalam organ-organ tubuh.
8/10/2019 referat presbiakusis
28/29
28
Malaria juga melibatkan hospes perantara yaitu nyamuk anopheles betina. Daur hidup
spesies malaria terdiri dari fase seksual dalam tubuh nyamuk anophelesbetina dan fase aseksual
dalam tubuh manusia. Patogenesis malaria akibat dari interaksi kompleks antara parasit, inang
dan lingkungan. Pada malaria berat berkaitan dengan mekanisme transport membrane sel,
pembentukan knob,sitoadherensi, rosetting, dan lain-lain.
Manifestasin klinik dari penyakit malaria ditandai dengan gejala prodromal, trias malaria
(menggigil-panas-berkeringat), anemia dan splenomegali. Diagnosis malaria ditegakkan dari
anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium. Gold standard adalah menemukan parasit
malaria dalam pemeriksaan sediaan apus darah tepi. Diagnosa banding dari malaria tanpa
komplikasi seperti demam tifoid, demam dengue, ISPA dan leptospirosis ringan sedangkan
diagnosa banding untuk malaria dengan komplikasi seperti radang otak (meningitis/ensefalitis),
stroke (gangguan serebrovaskuler), tifoid ensefalopati, hepatitis, leptospirosis berat,
glomerulonefritis akut atau kronik, sepsis, dan dengue shock syndrome.
Pengobatan untuk malaria falsiparum, lini pertama: artesunat + amodiakuin + primakuin, lini
kedua: kina + dosksisiklin/tetrasiklin + primakuin. Pengobatan malaria pada ibu hamil dengan
gagal ginjal Klorokuin, Amodiakuin, Sulfadoksin- primetamin, Meflokuin, Kinin, Artesunat /
artemether.
Prognosis malaria tergantung pada kecepatan dan ketepatan diagnosis serta pengobatan.
8/10/2019 referat presbiakusis
29/29
DAFTAR PUSTAKA1. Ramdja M. Mekanisme Resistensi Plasmodium Falsiparum Terhadap Klorokuin.
MEDIKA. No.XI, Tahun ke XXIII. Jakarta, 1997;Hal.873.
2. Kartono M. Nyamuk Anopheles:Vektor penyakit Malaria. MEDIKA. No.XX, Tahun
XXIX. Jakarta, 2003:Hal.615.
3. Husada, Srisasi Ganda. Parasitologi Kedokteran Edisi Ketiga. FKUI. 2006. Hal. 171-209
4.
Harijanto PN. Malaria. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III, edisi IV. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta; 2006: hal.1754-1760.
5. Harijanto PN, Langi J, Richie TL. Patogenesa Malaria Berat. Dalam: Harijanto PN
(editor). Malaria, Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis Dan Penanganan.
Jakarta:EGC, 2000;hal.118-126.
6. Arbani PR. Situasi malaria di Indonesia. Simposium QBC. FKUI, Jakarta, 28 Nopember,
1991.
7. Tjitra E, Marwoto H, Sulaksono S dkk. Penelitian obat antimalaria. Buletin Penelitian
Kesehatan 1992; 19 (4): 1523.8. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria. Keputusan Menteri Kesehatan.
No:041/MENKES/SK/I2007. 2007