referat presbiakusis

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    1/29

    1

    REFERAT

    Presbikusis

    PEMBIMBING :

    dr. Bambang ,spTHT-KL

    OLEH :

    ROSA MISTIKA : 406127048

    MICHAEL DERMAWAN : 406127056

    ANGELINE FANARDY : 406138119

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    2/29

    2

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Telinga Hidung Tenggorokan

    Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

    RSUD Semarang

    15 September18 September 2014

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan kuasa-Nya

    yang dilimpahkan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan presentasi referat yang

    berjudul Presbikusis. Tugas presentasi Referat ini disusun dalam rangka memenuhi tugas

    dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Fakultas Kedokteran

    Universitas Tarumanagara di RSUD Semarang serta agar dapat menambah kemampuan dan ilmu

    pengetahuan bagi para pembacanya.

    Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dr. Bambang,spTHT-KL

    sebagai pembimbing.

    Kami menyadari bahwa tugas presentasi kasus ini jauh dari sempurna dan untuk itu

    kamimengharapkan saran dan kritik yang membangun sehingga tugas Referat ini dapat

    bermanfaat bagi kita semua.

    Akhir kata, atas segala perhatian dan dukungannya, kami ucapkan terima kasih.

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    3/29

    3

    Jakarta, 29 September 2014

    Penulis

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    4/29

    4

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR 2

    DAFTAR ISI 3

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang 4

    BAB II KAJIAN PUSTAKA PRESBIKUSIS

    A. Pengertian 6

    B. Patofisiologi 6

    C. Gambaran Klinis 9

    D.

    Diagnosa 11

    E. Komplikasi 16

    BAB IV PENUTUP

    A. Kesimpulan 34

    DAFTAR PUSTAKA 36

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    5/29

    5

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.

    Latar Belakang

    Presbikusis adalah tuli sensorineural frekuensi tinggi yang umumnya terjadi mulai

    usia 65 tahun dan simetris pada telinga kiri dan kanan. Presbikusis dapat mulai pada

    frekuensi 100 Hz atau lebih dan merupakan akibat dari proses degenerasi

    Secara global prevalensi presbikusis bervariasi, diperkirakan terjadi pada 30-

    45%orang dengan usia di atas 65 tahun. Menurut WHO pada tahun 2005 akan terdapat

    atersebut 60 % diantaranya tinggal dinegara berkembang. Menurut perkiraan WHO pada

    tahun 2020 populasi dunia berusia diatas 80 tahun juga akan meningkat sampai 200 %.

    Pada Survei Kesehatan Indera Penglihatan - Pendengaran tahun 1994 -1996 di 7 Propinsi

    (Sumatra Barat, Sumatra Selatan , Jawa Tengah, NTB, Sulawesi Selatan dan Sulawesi

    Utara) dengan 19,375 responden didapatkan prevalensi presbikusis sebesar 2.6 %atau

    sekitar 6.7 % dari seluruh pasien THT yang didiagnosa dengan Presbikusis.Di Indonesia

    jumlah penduduk berusia lebih dari 60 tahun pada tahun 2005 diperkirakan mencapai

    19.9 juta atau 8.48 % dari jumlah populasi. Pada tahun 2025 jumlah tersebut akan

    meningkat menjadi 4 kali lipat dari jumlah tahun 1990, dan merupakan jumlah tertinggi

    di dunia. Juga terjadi peningkatan usia harapan hidup dari usia 59.8 tahun ( 1990

    )menjadi 71.7 % pada tahun 2020

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    6/29

    6

    BAB II

    PRESBIKUSIS

    A.Pengertian

    Presbikusis adalah tuli sensorineural frekuensi tinggi yang umumnya terjadi mulai

    usia 65 tahun,simetris pada telinga kanan dan kiri. Presbikusis dapat mulai pada frekuensi

    1000 Hz atau lebih.

    B.

    Etiologi

    Umumnya diketahui bahwa presbikusis merupakan akibat dari proses degenerasi.

    Diduga kejadian presbikusis mempunyai hubungan dengan faktor-faktor herediter, pola

    makanan, metabolisme, arteriosklerosis, infeksi, bising, gaya hidup, atau bersifat multifaktor.

    Menurunnya fungsi pendengaran secara berangsur merupakan efek akumulatif dari pengaruh

    faktor tersebut.

    Biasanya terjadi pada usia lebih dari 60 tahun. Progresifitas penurunan

    pendegaran dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin,pada laki-laki lebih cepat dibandingkan

    dengan perempuan.

    C.Patofisiologi

    D. Terjadi perubahan sruktur koklea dari nerveus akustik, berupa atrofi dan degenerasi sel-

    sel rambut penunjang pada organ corti, di sertai perubahan vaskular pada stria

    vaskularis. Jumlah dan ukkuran sel-sel ganglion dan saraf juga berkurang.

    E. Dengan makin lanjutnya usia terjadi degenerasi primer di organ corti berupa hilangnya sel

    epitel saraf yang dimulai pada usia pertengahan. juga dilaporkan bahwa keadaan yang sama

    terjadi pula pada serabut aferen dan eferen sel sensorik dari koklea. Terjadi pula perubahan

    pada sel ganglion siralis di basal koklea. Di samping itu juga terdapat penurunan elastisitas

    membran basalais di koklea dan membrana timpani.

    F. Di samping berbagai penurunan yang terjadi pada organ pendengaran, pasokan darah dari

    reseptor neurosensorik mungkin mengalami gangguan, sehingga baik jalur audotorik dan

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    7/29

    7

    lobus temporalis otak sering terganggu akibat lanjutnya usia. Dari penjelasan diatas terlihat

    bahwa gangguan pendengaran pada usia lanjut dapat disebabkan oleh berbagai sebab, di

    samping kenyataan bahwa jenis kelainan pendengran itu sendiri yang bisa berbagai jenis.

    G. Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur koklea dan NVIII. Pada koklea

    perubahan yang mencolok ialah atrofi dan degenerasi sel-sel rambut penunjang pada organ

    corti. Proses atrofi disertai dengan perubahan vaskular juga terjadi pada strain vaskularis.

    Selain itu terdapat pula perubahan berupa berkurangnya jumlah dan ukuran sel-sel ganglion

    dan saraf. Hal yang sama terjadi juga pada myelin akson saraf.

    H. Perubahan histologis berkaitan dengan bertambahnya usia terjadi sepanjang sistem

    pendengaran dari rambut sel koklea ke korteks auditori di korteks pendengaran pada lobus

    temporal di otak. Perubahan histologis ini kira-kira berhubungan dengan gejala dari

    pendengaran. Ada berbagai macam faktor yang dapat menyebabkan terjadinya presbikusis

    antara lain :

    I. 1) Sensory presbyacusis

    J. Organ corti terletak pada skala media. Sel-sel sensori dari organ corti ini terdiri dari sel

    rambut sebelah dalam dan sebelah luar. Fungsinya sel-sel rambut ini merobah energi mekanis

    dari getaian suara ke impul listrik yang akan meneruskan ke pusat pendengaran melalui n.

    koklearis. Proses degenerasi dari organ Corti ini sudah mulai sejak muda, bahkan sejak anak-

    anak dan terus berlanjut terus secara perlahan-lahan. Karena prosesnya berlangsung secara

    perlahan-lahan, tidak berapa mengganggu pendengaran, terutama pada frekuensi bicara. Dan

    pada usia lanjut degenerasi itu terbatas hanya pada bagian basal koklea. Degenerasi mulai

    dengan destorsi dan pemicakan dari sel-sel rambut, diikuti oleh hilangnya sel-sel rambut dan

    sel-sel penyokong yang perlu untuk menjaga kelangsungan hidup dari serabut ganglion

    spiralis. Bila tindakan sampai ke fase ini maka organ cortipun menghilang. Kekhususan dari

    tipe sensory presbyacusis ini adalah turunnya secara tiba-tiba pendengaran untuk frekuensi

    tinggi.

    K.

    2) Neural presbyacusis

    L. Menurut Otte, Schuknecht dan Kerr sebagai hasil penyelidikannya pada sel-sel ganglion dari

    koklea, didapatkan-nya bahwa jumlah sel-sel ganglion (neurones) akan berkurang dari

    37.000 pada dekade pertama sampai 20.000 pada dekade ke-9. Pengurangan jumlah sel-sel

    neurones ini sesuai dengan normal speech discrimination. Bila jumlah neurones ini berkurang

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    8/29

    8

    di bawah yang dibutuhkan untuk tranmisi getaran, terjadilah neural presbyacusis. Biasanya

    kekurangannya neurones dari koklea lebih parah pada basal koklea .

    M.Gambaran klasik : speech discrimination sangat berkurang dan atrofi yang luas dari ganglion

    spiralis

    N. 3) Strial presbyacusis

    O. Fungsi dari stria vascularis ini belum diketahui betul. Ada anggapan bahwa mungkin stria

    vascularis tempat sekresi endolimfe, yaitu suatu sumber potensil listrik di skala media atau

    mungkin juga sumber energi untuk sel-sel pada membrana basilaris. Strial presbyacusis ini

    merupakan tipe presbiakusis yang sering didapati. Kekhasannya ialah, kekurangan

    pendengaran mulai datang pada dekade ke-3 sampai dekade ke-6 dan berlangsung secara

    perlahan-lahan. Dibedakan dari tipe presbiakusis lain yaitu pada strial presbyacusis ini

    gambaran audiogramnya rata, speech discrimination bagus sampai batas minimum

    pendengarannya melebihi 50 dB.

    P. Histologi : Atrofi pada stria vascularis, di mana lebih parah pada koklea setengah bagian

    apex.

    Q. 4) Cochlear conductive presbyacusis

    R. Cochlear conductive presbyacusis yaitu suatu tipe kekurangan pendengaran dengan suatu

    gambaran khas audiogram yang menurun dan simetris.

    S. Histologi : Tidak ada perubahan morpologi pada struktur koklea untuk menerangkan

    kekurangan pendengaran ini. Jadi kekurangan pendengaran ini disebabkan oleh gangguan

    gerakan mekanis di membrana basalis. Perubahan atas respon fisik khusus dari membrana

    basalis lebih besar di bagian basal karena lebih tebal dan jauh lebih kurang di apical, di mana

    di sini lebih lebar dan lebih tipis. Nomura (1970) mengatakan, terjadi deposit dari lemak &

    kolesterol di membrana basalis, dan ini dapat menyebabkan perubahan pada respon fisik dari

    membrana basilaris. Selain pada koklea juga dilaporkan terjadinya perubahan pada pusat

    pendengaran, terjadinya atrofi di nuklei pada pusat pendengaran, dan ini menyebabkan

    penurunan dari speech discrimination.

    T. Satu dari penelitian yang sangat berpotensi untuk meluas disebabkan oleh mutasi genetik

    pada DNA mitokondria. Perfusi yang berkurang pada koklea seiring dengan usia

    memberikan dampak pada pada bentuk dari metabolik oksigen relatif, yang memberikan

    dampak pada struktur saraf telinga dalam seiring dengan kerusakan DNA mitokondria.

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    9/29

    9

    Kerusakan pada DNA mitokondria menyebabkan berkurangnya posporilasi oksidatif, yang

    dapat memberikan masalah pada fungsi neural telinga dalam.

    U.Gambaran Klinis4

    V. Keluhan utama presbikusis berupa berkurangnya pendengaran secara perlahan-lahan dan

    progresif, simetris pada kedua telinga. Kapan berkurangnya pendengaran tidak diketahui

    dengan pasti. Pertama-tama terjadi sedikit demi sedikit kekurangan pendengaran pada

    frekuensi tinggi, dan kemudian diikuti oleh tidak bisa mendengar dengan jelas akibat

    sukarnya menangkap huruf konsonan yang bersuara mendesis (S, SH, Z, C dan T). Keluhan

    lainnya adalah telinga berdenging (tinitus nada tinggi). Pasien dapat mendengar suara

    percakapan, tetapi sulit untuk memahaminya, terutama bila diucapkan dengan cepat di

    tempat dengan latar belakang yang ramai (cocktail party deafness). Bila intensitas suara

    ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga, hal ini disebabkan oleh faktor kelelahan saraf

    (recruitment). Pada kasus presbikusis yang berat komunikasi dengan penderita lebih sukar.

    Umumnya penderita presbikusis ini lebih suka bila kita berbicara lambat-lambat, jelas, kata-

    kata yang pendek dan bicara agak ke dekat kuping, daripada suara yang keras.

    W.Pendengaran berkurang secara perlahan-lahan, progresif, dan simetris pada kedua

    telinga. Telinga berdenging. Pasien dapat mendengar suara percakapan tapi sulilt

    memahaminya, terutama bila cepat dan latarnya riuh. Bila intensitas ditinggikan akantimbul rasa nyeri. Dapat disertai tinitus dan invertigo.

    X. Pada pemeriksaan otoskop tampak membran timpani suram dan mobilitasnya

    berkurang.

    Y. Perubahan-perubahan dalam struktur dan fungsi pada telinga bagian dalam membuat sulit

    untuk memahami tipe bunyi bicara tertentu dan menyebabkan intoleran terhdap bunyi keras.

    Bunyi-bunyi yang biasanya hilang pertama kali adalah:f, s, th, ch dansh. Saat penurunan

    pendengaran berlanjut, kemampuan untuk mendengar bunyi b, t, p, kdan tjuga rusak

    Z. Beberapa dari tanda dan gejala yang paling umum dari penurunan pendengaran :

    1. Kesulitan mengerti pembicaraan

    2. Ketidakmampuan untuk mendengarkan bunyi-bunyi dengan nada tinggi.

    3. Kesulitan membedakan pembicaraan; bunyi bicara lain yang parau atau bergumam

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    10/29

    10

    4. Masalah pendengaran pada kumpulan yang besar, terutama dengan latar belakang

    yang bising

    5. Latar belakang bunyi berdering atau berdesis yang konstan

    6. Perubahan kemampuan mendengar konsonan seperti s, z, t, f dan g

    7. Suara vokal yang frekuensinya rendah seperti a, e, i, o, u umumnya relatif diterima

    dengan lengkap.

    Klasifikasi

    Presbiakusis Sensori

    Patologinya berdasarkan erat dengan hilangnya sel rambut di membrana basalis koklea dan

    karena itu khas berupa hilangnya pendengaran nada tinggi.

    2. Presbiakusis Neural

    Patologinya berupa hilangnya sel neuronal di ganglion spiralis. Letak dan jumlah kehilangan sel

    neuronal akan menentukan apakah gangguan pendengaran yang timbul berupa gangguan atas

    frekuensi pembicaraan atau pengertian kata-kata.

    3. Presbiakusi Strial

    Patologi yang terjadi adalah abnormalitas vaskularis strial berupa atropi daerah apikal dan tengah

    dari koklea.Presbiakisis jenis ini biasanya terjadi pada usia lebih muda dibanding jenis lain.

    4. Presbiakusis Koondusif Koklea

    Pada Presbiakusis jenis ini diduga diakibatkan oleh terjadinya perubahan mekanikal pada

    membrana basalis koklea sebagai akibat proses menua. Secara audiogram ditandai dengan

    penurunan progresif dari sensitifitas di seluruh daerah tes.

    .

    Diagnosa

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan:

    a. Anamnesis

    b. Pemeriksaan telinga (Otoskopi)

    Dengan pemeriksaan otoskopi, tampak membran timpani suram, mobilitasnya berkurang.

    c. Tes Pendengaran

    - Tes garpu tala

    Pada tes garpu tala didapatkan tuli sensorineural.

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    11/29

    11

    - Audiometri nada murni

    Pada pemeriksaan audiometri nada murni menunjukkan suatu tuli saraf nada tinggi, bilateral,

    dan simetris. Audiometri nada murni terutama kita gunakan untuk menentukan berapa besar

    kekurangan pendengaran dan untuk menetapkan gambaran audiogramnya. Gambaran

    audiogram dari pekak sensorineural yang disebabkan oleh presbikusis ini bervariasi

    tergantung kepada di mana kelainan itu terjadi. Tapi pada umumnya tidak ada gap antara

    hantaran udara dan hantaran tulang, simetris dan gambaran audiogramnya dapat dibagi atas

    3 tipe: rata, landai atau agak landai dan curam.

    - Audiometri bicara

    Audiometri bicara dilakukan untuk mengetahui Speech discrimination score, yaitu

    kemampuan pendengaran penderita dalam membeda-bedakan macam-macam kata yang

    didengar. Pemeriksaan audiometri bicara menunjukkan adanya gangguan diskriminasi bicara

    di mana keadaan ini jelas terlihat pada presbikusis jenis neural dan koklear.

    BB. Tatalaksana

    CC. Pemasangan alat bantu dengar di kombinasikan dengan latihan membaca ujaran dan

    latihan mendengar oleh ahli terapi wicara. Yang penting adalah pengertian dari orang

    sekitarnya untuk berbicara dengan pelan, jelas, dengan kata-kata yang pendek dan tidak

    keras. Beberapa yang direkomendasikan antara lain :

    1. VasodilatorSeperti asam nikotinat dan derivatnya menyebabkan vasodilatasi perifer, dan pemberian

    dosis tinggi dalam waktu yang lama menurunkan bloodlipid pada orang hiperkolesterolemia.

    Efek terapeutik pada presbiakusis disebabkan oleh dilatasi koklear dan pembuluh darah di

    otak akibat aksi lipoproteinolitik dari obat tersebut. Contoh lain misalnya Ronicol dan

    Hydergin.

    2. Obat lipoproteinolitik

    Heparin i.v. 250 mg setiap hari selama 8 hari. Kemajuan audiometrik didapat pada 25%

    penderita. Vertigo dan tinitus menghilang pada 45% penderita.

    3. Vitamin

    Vitamin B kompleks memberikan 43,5% kemajuan dalam pendengaran. Vitamin A banyak

    dicoba dengan hasil yang lebih memuaskan.

    2) Rehabilitasi

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    12/29

    12

    Ini lebih ditujukan untuk memakai alat bantu dengar (Hearing Aid). Dengan memakai alat

    bantu dengar ini penderita akan tertolong dalam berkomunikasi dengan orang lain, terutama

    pada tipe presbikusis tertentu. Untuk penderita presbikusis ringan, biasanya tidak

    membutuhkan alat bantu dengar hanya bila ingin bertelepon, maka sebaiknya memakai suatu

    alat sebagai amplifier atau untuk mendengar TV & Radio sebaiknya memakai sejenis

    earphone. Atau dengan Lipereading ditujukan bagi orang tua untuk mempelajari gerakan

    mulut. Sebaiknya dijelaskan bahwa komunikasi akan lebih baik bila pasien melihat ke wajah

    orang yang diajak berkomunikasi.

    DD. Melihat dampak dari gangguan / menurunnya pendengaran pada lansia, maka

    penggunaan alat bantu dengar perlu dianjurkan pada mereka yang

    membutuhkannya.Terdapat berbagai jenis alat bantu dengar yang disesuaikan dengan

    keperluan dari penggunanya. Apabila kedua telinga terganggu lebih baik menggunakan dua

    buah alat bantu dengar (masing-masing satu untuk setiap telinga yang akan memberikan hasil

    yang lebih baik dibanding hanya satu buah saja).

    EE.

    Komplikasi 4

    FF.

    Prognosis

    Ada dua bentuk presbiakusis yang berbeda dalam prognosisnya:

    1. Slowly increasing deafness. Ini yang lebih sering, jarang sampai terjadi tuli total atau tuli yang

    berat.

    2. Apoplectiform increase. Ketulian sangat mendadak dan sangat berat. Sebabnya diperkirakan

    perdarahan atau trombosis.

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    13/29

    13

    BAB III

    PENATALAKSANAAN MALARIA FALCIPARUM PADA IBUHAMIL

    DENGAN GAGAL GINJAL

    A. Penatalaksanaan 8

    1. Amodiakuin

    Formula:

    Tablet 200 mg Amodiakuin basa setara hidroklorid atau 153,1 mg dari basa setara

    klorohidrat.

    Penggunaan:

    Amodiakuin pernah dilaporkan menimbulkan reaksi fatal pada penggunaan sebagai

    profilaksis/pencegahan (tahun 1980). Akibatnya

    sejak tahun 1990 obat ini tidak boleh digunakan sebagai profilaksis atau penggunaan

    alternatif terhadap kegagalan Klorokuin. Akan tetapi karena risiko toksik,

    penggunaannya sebagai pencegahan dan pengobatan ulangan tidak dianjurkan.

    Untuk wanita hamil:

    Belum ada bukti apakah penggunaan Amodiakuin aman atau berbahaya selama

    kehamilan.Dosis yang dianjurkan:

    Regimen 10 mg amodiakuin basa per hari selama 3 hari (total dosis 30mg/kg) dianjurkan

    untuk memudahkan pemakaian.

    Kemoprofilaksis/Pencegahan:

    Amodiakuin tidak dipakai untuk kemoprofilaksis karena risiko efek samping yang berat.

    Farmakologi obat:

    Setelah obat diminum per oral, Amodiakuin dengan cepat dan intensif

    dimetabolisir menjadi bentuk aktif metabolit, yaitu desetilamodiakun.

    Senyawa ini terdeteksi kurang dari 8 jam. Desetilamodiakuin terkonsentrasi dalam sel

    darah merah dan perlahan-lahan hilang dengan waktu paruh sampai 18 hari.

    Efek samping:

    Efek samping penggunaan Amodiakuin (dosis standar) untuk terapi

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    14/29

    14

    malaria adalah sama dengan klorokuin, seperti mual, muntah, sakit

    perut, diare dan gatal-gatal.

    Kontraindikasi:

    Penderita dengan hipersensitif terhadap Amodiakuin

    - Penderita dengan gangguan hepar.

    - Untuk profilaksis/pencegahan.

    2. Artesunat

    Formula:

    Tablet mengandung 50 mg sodium artesunat

    Ampul intramuscular/intravena injeksi mengandung 60 mg sod.artesunate dalam 1 ml

    larutan injeksi.

    Khasiat :

    Digunakan untuk injeksi sebagai asam artesunik (karena tidak stabil

    dalam larutan netral). Khasiat obat ini sama dengan Artemisinin.

    Dosis yang dianjurkan pada:

    Malaria tanpa komplikasi:

    Kombinasi terapi 4 mg/kgBB setiap hari untuk 3 hari (harus dikombinasikan dengan

    Amodiakuin dosis =10 mg/kgBB/hari selama 3 hari) Malaria berat/severe malaria:

    Dosis awal 2,4 mg/kg B per i.v diberikan pada 12 jam pertama dan

    dilanjutkan dengan dosis yang sama untuk 12 jam berikutnya, hari ke-2 s.d. hari ke-5

    adalah 2,4 mg/kgBB/24 jam, selama 5 hari atau sampai penderita mampu minum

    obat.

    Farmakologi:

    Artesunate per oral cepat dimetabolisir menjadi dihidroartemisinin, tetapi diabsorbsi tidak

    lengkap dengan puncak konsentrasi 1-2 jam setelah minum obat. Eliminasi waktu paruh

    adalah 2- 5 jam.

    Efek samping :

    Tidak menunjukkan efek samping yang berat (penelitian di Thailand).

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    15/29

    15

    Pada Artemisinin efek samping yang timbul adalah sakit kepala, mual,muntah, sakit

    perut, gatal, demam, perdarahan abnormal, dan

    hematuria/urine warna kemerahan. Pada jantung terjadi perubahan ST non spesifik, AV

    block derajat 1, tetapi ini akan normal setelah ada perbaikan dari gejala penyakit malaria.

    Pengalaman membuktikan bahwa artemisin dan derivatnya kurang toksik daripada

    quinoline. Penggunaan jangka panjang dan berulang harus berhati-hati, karena akan

    menimbulkan kurang pendengaran, perubahan syaraf/neurologikal.

    Penggunaan pada kehamilan:

    Artemisin digunakan untuk terapi malaria tanpa komplikasi selama

    kehamilan trimester 2 dan 3 pada daerah resisten multi drug. Karena tidak ada data,

    penggunaan pada trimester 1 tidak dianjurkan.

    3. Primakuin

    Formula:

    Tablet mengandung 15 mg Primakuin basa.

    Khasiat:

    Primakuin merupakan suatu senyawa 8 aminokuinolin yang sangat

    efektif melawan gametosit seluruh spesies parasit. Obat ini juga aktif

    terhadap schizon darahP. falciparum danP. vivax, tetapi dalam dosis

    tinggi sehingga harus berhati-hati.

    Penggunaan :

    Sebagai terapi anti relaps padaP. vivax danP. ovale, dan gametocidal

    pada malaria falsiparum.Residen/penduduk pada daerah rendah/non transmisi malaria

    dan penduduk yang tinggal di daerah dengan transmisi malaria musiman, dimana

    kekambuhan karena P. vivax tejadi 6-12 bulan setelah serangan primer. Obat ini tidak

    diperlukan sebagai anti relaps rutin pada penduduk yang tinggal di daerah endemik.

    Beberapa kasus relaps tidak dapat dibedakan dari re-infeksi dan pasien yang diterapi

    dengan obat yang efektif terhadap sisontosid darah untuk gejala kekambuhan/parasitemia.

    Pada area dengan transmisi musiman dimana relaps terjadi 6-12 bulan setelah serangan

    primer, terapi dengan primakuin dapat memperlambat relaps. Ini merupakan keuntungan

    dalam program untuk memutuskan transmisi malaria. Sebagai obat yang menghambat

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    16/29

    16

    gametosit padaP. falciparum, terapi ini diberikan hanya untuk malaria falsiparum dalam

    daerah transmisi malaria rendah atau sedang. Dosis yang diperlukan dosis tunggal 0,75

    mg/kgBB.

    Terapi yang dianjurkan:

    Sebagai antirelaps dosis primakuin 0,25 mg/kg untuk 14 hari. Penderita dengan G6PD

    defisiensi tidak boleh diberikan obat ini karena akan menimbulkan terjadinya hemolisis.

    Sebagai efek gametosidal, single dosis 0,75 mg basa/kg (dewasa 45 mg basa), dosis yang

    sama diulang satu minggu terakhir.

    Pencegahan:

    Obat ini tidak dianjurkan untuk pencegahan

    Penggunaan pada kehamilan:

    Primakuin tidak boleh diberikan pada wanita hamil karena risiko

    hemolisis pada fetus yang kemungkinan menderita defisien relatif G6PD.

    Farmakologi obat:

    Primakuin mudah diabsorbsi pada penggunaan per oral. Puncak

    konsentrasi plasma terjadi dalam 1-3 jam, dengan waktu paruh kira-kira 5 jam. Primakuin

    cepat dimetabolisme dalam hati/liver dan hanya sejumlah kecil diekskresikan melalui

    urine. Ada dua metabolit mayor, yaitu formasi 5 hidroksiprimakuin dan 5 hidroksi

    demetilprimakuin. Keduanya mempunyai aktifitas sebagai antimalaria dan menyebabkan

    formasi methemoglobin. Bentuk lain metabolisme menghasilkan formasi N-

    asetilprimakuin dan desaminokarboksilik asam (mayor metabolit pada manusia).

    Efek samping:

    Anoreksia, mual, muntah, sakit perut, dan kram. Sakit pada lambung/perut dapat

    dihindari jika minum obat bersama makanan.

    Kejang-kejang/gangguan kesadaran.

    Gangguan sistem hemopoitik.

    Pada penderita defisiensi G6PD terjadi hemolisis.

    Kontraindikasi:

    Wanita hamil dan anak

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    17/29

    17

    Interaksi obat:

    Primakuin tidak boleh diminum bersama obat lain yang mencetuskan

    gangguan hematologi/darah.

    Overdosis:

    Gangguan pencernaan, kelemahan, methemoglobinemia, sianosis,

    anemia hemolitik, jaundice/kekuningan, dan depresi sumsum tulang. Tidak ada spesifik

    antidotum.

    4. Kina

    Selama lebih dari 3 abad Cinchona dan alkaloidnya, terutama quinine, merupakan satu-

    satunya obat yang efektif terhadap malaria. Belakangan ini preparat-preparat sintesa baru

    yang telah digunakan diseluruh dunia telah diyakini lebih ampuh dan kurang toksik.

    Walaupun demikian, strain falsiparum yang resisten terhadap klorokuin dan antimalaria

    lainnya telah meluas sehingga kini kinina/kina kembali digunakan sebagai obat pilihan

    terhadap malaria berat dan malaria tanpa komplikasi.

    Formulasi:

    Tablet (lapis gula) 222 mg sulfat per tablet setara 200 mg bentuk basa

    Injeksi: 1 ampul 2 cc kina HCl 25% berisi 500 mg basa (per 1 cc berisi 250 mg basa)

    Khasiat:Kinina sangat aktif bekerja terhadap skizon darah dan merupakan obat untuk

    penyembuhan klinis yang efektif. Obat ini dipakai untuk

    penyembuhan radikal padaP. falciparum. Terhadap gametosit dewasa

    P. falciparum tidak efektif sedangkan spesies lain cukup efekif.

    Kinina efektif melawan infeksi falsiparum yang resisten terhadap

    klorokuin dan SP. Penurunan sensitivitas terhadap kina ditemukan di

    selatan Asia Timur dimana terlalu sering menggunakan obat ini. Hal ini juga terjadi

    karena pengobatan kinina tanpa resep dan berobat jalan dengan regimen lebih dari 3 hari.

    Di Indonesia belum pernah dilaporkan adanya resistensi parasit terhadap kinina.

    Penggunaan:

    Kinina masih merupakan obat pilihan untuk malaria berat pada

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    18/29

    18

    banyak negara. Obat ini juga digunakan untuk pengobatan malaria tanpa komplikasi

    jika obat alternatif lainnya tidak memungkinkan.

    Kinina sebagai pilihan 1 pada daerah dengan multi drugs resisten

    malaria, dimanaP. falciparum tidak merespon terhadap klorokuin, SP,meflokuin.

    Kinina injeksi diberikan i.m/i.v untuk pengobatan malaria tanpa komplikasi dimana

    pasien selalu muntah dan tidak sanggup minum per oral.

    Kinina sebagaisecond line/pilihan 2 untuk pasien yang tidak ada

    respon terhadap first line terapi/hipersensitif terhadap SP. Pemberian kina selalu

    disertai obat lainnya.

    Kinina dalam bentuk generik termasuk daftar obat esensial dan luas tersedia dan

    murah pada banyak negara, termasuk Indonesia. Karena efek samping, obat ini jarang

    menimbulkan toksik.

    Terapi yang dianjurkan:

    Kinina/kina diberikan per oral atau perdrip. Kinina tidak diberikan

    tunggal untuk pengobatan malaria dalam waktu singkat, misalnya 3

    hari, karena kemungkinan akan terjadi rekrudensi. Kinina I.V diberikan dalam infus

    larutan isotonik dengan tetesan lambat dalam 5% dextrose. Jika I.V tidak mungkin

    digunakan, I.M dengan cara obat dilarutkan menjadi konsentrasi 60 mg/ml.

    Penggunaan pada kehamilan:Kina aman digunakan untuk wanita hamil. Apabila terjadi kontraksi

    atau fetal distress pada wanita yang minum kina, kemungkinan

    berhubungan dengan penyakit lain. Risiko penggunaan kina

    mencetuskan hipoglikemia.

    Farmakologi:

    Setelah melewati lambung, kina dengan cepat dan sempurna diserap

    usus halus, kemudian sebagian besar (70%) beredar dalam bentuk basa yang terikat pada

    protein plasma. Konsentrasi puncak dalam plasma dicapai dalam 1-3 jam setelah dosis

    tunggal yang pertama, konsentrasi dalam eritrosit seperlima konsentrasi dalam plasma.

    Kina secara ekstensif dimetabolisir di hati dengan eliminasi waktu paruh 10-12 jam dan

    diekskresikan melalui urine dalam bentuk metabolit hidrosilated.

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    19/29

    19

    Efek samping:

    Sindrom Cinchonism: tinitus/telinga berdenging, gangguan pendengaran,

    vertigo/dizzines/sempoyongan. Gejala akan timbul jika total konsentrasi plasma 5

    mg/l .

    Gangguan pada peredaran darah jantung/cardiovascular : hipotensi berat jika pasien

    diinjeksi terlalu cepat.

    Hipoglikemia terjadi jika ibu hamil diberi terapi infus kina. Hal ini disebabkan obat

    menstimuli sekresi insulin dari sel B pankreas.

    Dosis yang berlebihan:

    Dosis tunggal >3 gr menyebabkan timbulnya intoksikasi akut, didahului dengan gejala

    depresi susunan saraf pusat dan kejang. Efek samping lain berupa hipotensi, gagal

    jantung, dan gangguan penglihatan sampai kebutaan. Berbeda dengan klorokuin, jika

    amodiakuin digunakan sebagai profilaksis akan menimbulkan fatal agranulositosis dan

    toksik hepatitis.

    5. Artemeter

    Formula:

    Ampul/injeksi intramuscular mengandung 80 mg dalam 1 ml atau 40 mg dalam 1 ml

    penggunaan untuk anak-anak.Khasiat:

    Untuk pengobatan malaria berat/malaria dengan komplikasi

    Malaria berat/malaria dengan komplikasi:

    Dosis awal 3,2 mg/kgBB i.m diberikan pada hari 1 dan diulang setelah 12 jam.

    Selanjutnya 1,6 mg/kgBB sehari untuk minimal 3 hari sampai pasien dapat minum per

    oral untuk menyelesaikan pengobatan hingga 7 hari

    Penggunaan pada kehamilan:

    Artemisinin tidak dianjurkan untuk ibu hamil trimester 1

    Farmakologi:

    Sama dengan artemisin (farmakokinetik oral) dengan puncak konsentrasi plasma dan

    waktu paruh plasma rata-rata 1-2 jam dan 2-3 jam. Aktifitas antimalaria dalam plasma

    lebih besar melalui injeksi daripada oral.

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    20/29

    20

    Efek samping:

    Fatal neurotoksik terjadi setelah injeksi artemeter pada dosis yang lebih

    Kontraindikasi:

    Artemisin tidak dianjurkan untuk ibu hamil trimester 1

    Overdosis:

    Tidak ada pengalaman overdosis dengan artemisin.

    6. Dihydroartemisinin (DHA)

    Formula:

    Tablet mengandung 20 mg, 40 mg, 60 mg atau 80 mg DHA

    Dihydroartemisinin (DHA) adalah metabolit akhir dari derivat

    Artemisinin, tetapi selain diberikan peroral dapat juga diberikan perektal. Senyawa ini

    tidak larut dalam air dan memerlukan formula yang tepat untuk menjamin absorpsi yang

    kuat. Untuk mencapai cure rate sama dengan artesunate oral. Formulafixed dose dengan

    Piperakuin dapat menjadi ACT yang menjanjikan.

    Farmakokinetik:

    DHA cepat diabsorpsi jika diminum oral, puncak level dicapai setelah 2,5 jam. Absorpsi

    melalui rektal lambat, dengan puncak level terjadi 4 jam setelah digunakan. Ikatan

    protein plasma sekitar 55%. Eliminasi waktu paruh 45 menit melalui usus dan

    Glukuronidase hepatik.

    7. Piperakuin

    Piperakuin adalah derivat bisquinoline yang pertama disintesa pada tahun 1960

    dan digunakan luas di Cina dan Indochina sebagai profilaksis dan pengobatan selama

    lebih dari 20 tahun. Sejumlah penelitian dari Cina melaporkan bahwa obat ini ditoleransi

    baik daripada klorokuin untuk membunuhP. falciparum danP. vivax.

    Obat ini merupakan salah satu campuran yang aman untuk ACT (Artemisinin

    Combination Therapy) dan mempunyai beberapa keuntungan, antara lain murah, terapi

    jangka pendek dengan penyembuhan yang sangat baik dan toleransi yang baik, serta

    dapat menurunkan transmisi dan munculnya resistensi parasit.

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    21/29

    21

    Beberapa studi melaporkan hasil efikasi kombinasi Dihydroartemisinin

    Piperakuin kombinasi (cure rate 28 hari >95%) dan regimen tidak berhubungan dengan

    sifat kardiotoksik dan efek samping yang lain.

    Karakteristik Piperakuin baru-baru ini diungkapkan bahwa obat ini larut dalam

    minyak (oil) dengan volume yang besar untuk didistribusikan saat bioavailability dan

    waktu paruh yang panjang pada anak dibanding dewasa. Toleransi, efikasi, profil dan

    biaya murah dari piperakuin ini menjanjikan sebagai partner ACT.

    8. Artemether + Lumefantrin

    Satu tablet mengandung 20 mg artemether ditambah 120 mg

    lumefantrine merupakan obatFixed Dose Combination. Obat ini diberikan peroral selama

    tiga hari dengan cara 2x4 tablet per hari dan efektif untuk pengobatan malaria falsifarum

    tanpa komplikasi.

    Dosis untuk anak:

    5-14kg : 2x1 tab/hari selama 3 hari

    15-24 kg : 2x2 tab/hari selama 3 hari

    25-34 kg : 2x3 tab/hari selama 3 hari

    >35 kg : 2x4 tab/hari selama 3 hari

    B. Antibiotik yang Digunakan Sebagai Antimalaria:

    1. Doksisiklin

    Formula:

    Kapsul mengandung 100 mg doksisiklin garam hidroklorid.

    Khasiat:

    Doksisiklin derivat dari oksitetra memiliki spektrum yang sama

    aktifitasnya. Obat ini lebih lengkap diabsorpsi dan lebih larut dalam

    lemak. Selain itu, juga mempunyai waktu paruh plasma yang panjang.

    Penggunaan:

    Doksisiklin, seperti tetrasiklin, digunakan sebagai kombinasi + kina pada daerah

    dimana terjadi penurunan kepekaan terhadap kina.

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    22/29

    22

    Doksisiklin lebih menguntungkan karena pemberian hanya 1 kali sehari dibandingkan

    tetrasiklin 4 kali sehari. Obat ini tidak dapat diberikan tunggal untuk terapi malaria

    karena bekerja lambat.

    Dosis Doksisiklin 3.5 mg/kgBB/hari diberikan 2 x sehari( > 15 tahun).

    Dosis Doksisiklin 2.2 mg/kgBB/hari diberikan 2 x sehari( 8 -14 tahun)

    Doksisiklin diberikan setiap hari dengan dosis 2 mg/kgBB selama tidak lebih dari 4-6

    minggu.

    Obat ini diberikan 1-2 hari sebelum bepergian, selama berada di daerah tersebut

    sampai 4 minggu setelah kembali. Oleh karena Plasmodium falciparum merupakan

    spesies yang virulensinya tinggi, maka kemoprofilaksis terutama ditujukan pada

    infeksi spesies ini.

    Doksisiklin tidak boleh diberikan kepada anak umur

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    23/29

    23

    permanen. Gangguan pada ginjal kurang daripada tetrasiklin.

    Kontraindikasi:

    - Riwayat hipersensitif terhadap tetrasiklin

    - Anak

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    24/29

    24

    Puncak konsentrasi dalam plasma terjadi dalam waktu 4 jam dengan

    eliminasi waktu paruh 8 jam. Ekskresi terutama melalui urine dan

    sirkulasi enterohepatik menyebabkan konsentrasi yang tinggi dalam

    empedu dan hati.

    Efek samping:

    GIT/pencernaan : gangguan lambung, rasa tidak enak pada perut,

    mual, muntah, diare.

    Pemakaian lama akan menimbulkan perubahan flora usus, pertumbuhan jamur candida

    yang berlebihan dan bakteri lain pada usus dan vagina.

    Gangguan osifikasi, depresi sumsum tulang (tidak menetap), perubahan warna gigi dan

    displasia enamel yang permanen pada anak.

    Perubahan kulit : reaksi fototoksik, meningkatnya kepekaan terhadap

    sinar matahari

    Lain-lain, seperti gangguan mirip morbili, urtikaria, dermatitis eksfoliatif, glossitis,

    vaginitis, cheliosis

    Kontraindikasi:

    Hipersensitif terhadap tetrasiklin

    Gangguan hepar/hati dan renal/ginjal

    Anak

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    25/29

    25

    Apabila pemberian dosis tidak memungkinkan berdasarkan berat badan penderita,

    pemberian obat dapat diberikan berdasarkan golongan umur. Dosis maksimal penderita dewasa

    yang dapat diberikan untuk artesunat dan amodiakuin masing-masing 4 tablet, 3 tablet untuk

    primakuin.

    Tabel. II.1.7.1. Pengobatan Lini Pertama MalariaFalciparumMenurut Kelompok Umur

    Hari Jenis obat

    Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur

    0-1

    bln

    2-11 bln 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15 th

    I

    Artesunat 1 2 3 4

    Amodiakuin 1 2 3 4

    Primakuin - - 1 2 2-3

    II

    Artesunat 1 2 3 4

    Amodiakuin 1 2 3 4

    III

    Artesunat 1 2 3 4

    Amodiakuin 1 2 3 4

    Kombinasi ini digunakan sebagai pilihan utama untuk pengobatan malaria falciparum.

    Pemakaian artesunat dan amodiakuin bertujuan untuk membunuh parasit stadium aseksual,

    sedangkan primakuin bertujuan untuk membunuh gametosit yang berada di dalam darah.

    Pengobatan lini kedua malaria falciparum diberikan bila pengobatan lini pertama tidak

    efektif.

    Lini kedua: Kina + Doksisiklin/ Tetrasiklin + Primakuin

    Dosis kina =10 mg/kgBB/kali (3x/hari selama 7 hari), doksisiklin = 4 mg/kgBB/hr (dewasa,

    2x/hr selama 7 hari), 2 mg/kgBB/hr (8-14 th, 2x/hr selama 7 hari), tetrasiklin = 4-5

    mg/kgBB/kali (4x/hr selama 7 hari).

    Apabila pemberian dosis obat tidak memungkinkan berdasarkan berat badan penderita,

    pemberian obat dapat diberikan berdasarkan golongan umur.

    Tabel. II.1.7.2. Pengobatan Lini Kedua Untuk MalariaFalciparum

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    26/29

    26

    Hari Jenis obat Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur

    0-11 bln 1-4 th 5- 9 th 10-14 th 15 th

    I

    Kina 3x 3x1 3x 3x2-3

    Doksisiklin - - - 2x1

    2x1

    Primakuin - 1 2 2-2

    II-VII

    Kina 3x 3x1 3x 3x2-3

    Doksisiklin - - - 2x1

    2x1

    *: dosis diberikan per kgBB

    ** : 2x50 mg doksisiklin

    ***: 2x100 mg doksisiklin

    Pengobatan malaria pada kehamilan

    Kehamilan mengubah imunitas wanita terhadap malaria menjadi lebih rentan. Malaria

    dalam kehamilan terkait dengan berat badan lahir rendah, anemia, peningkatan risiko komplikasi,

    abortus dan kematian.

    Pengobatan malaria untuk semua fase kehamilan yaitu klorokuin sebagai obat pilihan.

    Jika parasitnya sensitif dan jika sesuai dengan jenisnya dan beratnya infeksi malaria.

    Organogenesis terjadi terutama pada trimester pertama, oleh karena itu menjadi perhatian

    terbesar, meskipun perkembangan sistem saraf berlanjut sepanjang kehamilan. Obat- obat

    antimalaria dianggap aman pada trimester pertama kehamilan adalah kina, klorokuin,

    klindamisin dan proguanil. Ibu hamil trimester pertama dengan malaria falciparum tanpa

    komplikasi dapat diobati dengan kina ditambah klindamisin selama tujuh hari. Ibu hamil

    trimester kedua dan ketiga dengan malaria falciparum tanpa komplikasi dapat diobati dengan

    turunan artemisin sebagai monoterapi atau sebagai ACT

    Obat anti malaria Dosis oral keamanan

    Klorokuin 25 Mg base/kg selama 3 hari (10

    mg/kg hari I-II, 5mg/kg hariIII)

    Aman untuk semua trimester

    Amodiakuin 25 Mg base /kg selama 3 hari Tidak direkomendasi untuk

    trimester 1

    Sulfadoksin- primetamin Sulfadoksin: 25 mg/kg Tidak direkomendasi untuk

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    27/29

    27

    Primetamin: 1mg/kg trimester 1

    Meflokuin 15-20 Mg base/kg (dosis tunggal) Tidak direkomendasi untuk

    trimester 1

    Kinin 10 mg garam/kg tiap 8 jam

    selama 57 hari

    Aman untuk semua trimester

    Artesunat / artemether 10-12 mg/kg/hari selama 2-3

    hari

    Tidak direkomendasi untuk

    trimester 1

    BAB IVPENUTUP

    Kesimpulan

    Malaria merupakan suatu penyakit yang bersifat akut maupun kronik, yang disebabkan oleh

    protozoa yang termasuk dalamPhyllum Apicomplexa, kelas Sporozoa, subkelas Coccidiida, ordo

    Eucoccidides, subordo Haemosporidiidea, famili Plasmodiidae, genus Plasmodium, yang

    ditandai dengan demam, anemia dan pembesaran limpa.

    Di Indonesia, penyebaran malaria lebih tinggi di daerah perhutanan terutama di Indonesia

    bagian timur, dimana sekitar 113 juta penduduk dari jumlah seluruh penduduk Indonesia (sekitar

    214 juta) berada di daerah berisiko tertular malaria. Di Indonesia, malaria terutama dilaporkan

    dari luar jawa, yaitu di Kepulauan Maluku Utara, Kepulauan Halmahera Selatan, Nusa Tenggara

    Timur, Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera, dan Papua.

    Plasmodiumsebagai penyebab malaria terdiri dari 4 spesies, yaitu P. falciparum, P. ovale, P.

    vivax, dan P. malariae. Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana, Plasmodium malaria

    merupakan penyebab malaria kuartana, Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale,

    sedangkan Plasmodium falciparum menyebabkan malaria tropika. Spesies terkhir ini paling

    berbahaya karena malaria yang ditimbulkan dapat menjadi berat. Hal ini disebabkan dalam

    waktu singkat dapat menyerang eritrosit dalam jumlah besar, sehingga menimbulkan berbagai

    komplikasi di dalam organ-organ tubuh.

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    28/29

    28

    Malaria juga melibatkan hospes perantara yaitu nyamuk anopheles betina. Daur hidup

    spesies malaria terdiri dari fase seksual dalam tubuh nyamuk anophelesbetina dan fase aseksual

    dalam tubuh manusia. Patogenesis malaria akibat dari interaksi kompleks antara parasit, inang

    dan lingkungan. Pada malaria berat berkaitan dengan mekanisme transport membrane sel,

    pembentukan knob,sitoadherensi, rosetting, dan lain-lain.

    Manifestasin klinik dari penyakit malaria ditandai dengan gejala prodromal, trias malaria

    (menggigil-panas-berkeringat), anemia dan splenomegali. Diagnosis malaria ditegakkan dari

    anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium. Gold standard adalah menemukan parasit

    malaria dalam pemeriksaan sediaan apus darah tepi. Diagnosa banding dari malaria tanpa

    komplikasi seperti demam tifoid, demam dengue, ISPA dan leptospirosis ringan sedangkan

    diagnosa banding untuk malaria dengan komplikasi seperti radang otak (meningitis/ensefalitis),

    stroke (gangguan serebrovaskuler), tifoid ensefalopati, hepatitis, leptospirosis berat,

    glomerulonefritis akut atau kronik, sepsis, dan dengue shock syndrome.

    Pengobatan untuk malaria falsiparum, lini pertama: artesunat + amodiakuin + primakuin, lini

    kedua: kina + dosksisiklin/tetrasiklin + primakuin. Pengobatan malaria pada ibu hamil dengan

    gagal ginjal Klorokuin, Amodiakuin, Sulfadoksin- primetamin, Meflokuin, Kinin, Artesunat /

    artemether.

    Prognosis malaria tergantung pada kecepatan dan ketepatan diagnosis serta pengobatan.

  • 8/10/2019 referat presbiakusis

    29/29

    DAFTAR PUSTAKA1. Ramdja M. Mekanisme Resistensi Plasmodium Falsiparum Terhadap Klorokuin.

    MEDIKA. No.XI, Tahun ke XXIII. Jakarta, 1997;Hal.873.

    2. Kartono M. Nyamuk Anopheles:Vektor penyakit Malaria. MEDIKA. No.XX, Tahun

    XXIX. Jakarta, 2003:Hal.615.

    3. Husada, Srisasi Ganda. Parasitologi Kedokteran Edisi Ketiga. FKUI. 2006. Hal. 171-209

    4.

    Harijanto PN. Malaria. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III, edisi IV. Fakultas

    Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta; 2006: hal.1754-1760.

    5. Harijanto PN, Langi J, Richie TL. Patogenesa Malaria Berat. Dalam: Harijanto PN

    (editor). Malaria, Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis Dan Penanganan.

    Jakarta:EGC, 2000;hal.118-126.

    6. Arbani PR. Situasi malaria di Indonesia. Simposium QBC. FKUI, Jakarta, 28 Nopember,

    1991.

    7. Tjitra E, Marwoto H, Sulaksono S dkk. Penelitian obat antimalaria. Buletin Penelitian

    Kesehatan 1992; 19 (4): 1523.8. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria. Keputusan Menteri Kesehatan.

    No:041/MENKES/SK/I2007. 2007