37
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Mata merupakan salah satu organ indera manusia yang mempunyai manfaat sangat besar. Kelainan yang menggangu fungsi mata salah satunya adalah strabismus. Strabismus ini terjadi jika ada penyimpangan dari penjajaran okular yang sempurna. 1 Di Los Angeles pada usia enam bulan sampai enam tahun memiliki prevalensi strabismus sekitar 2,5%, sedangkan temuan ini tetap konstan tanpa memandang jenis kelamin atau etnis, prevalensi cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. 2 Strabismus terjadi pada kira-kira 2% anak-anak usia di bawah 3 tahun dan sekitar 3% remaja dan dewasa muda. Kondisi ini mengenai pria dan wanita dalam perbandingan yang sama. Strabismus mempunyai pola keturunan, jika salah satu atau kedua orangtuanya strabismus, sangat memungkinkan anaknya akan strabismus. Namun, beberapa kasus terjadi tanpa adanya riwayat strabismus dalam keluarga. Anak-anak disarankan untuk dilakukan pemeriksaan mata saat usia 3-4 tahun. Bila terdapat riwayat keluarga strabismus, pemeriksaan mata disarankan dilakukan saat usia 12-18 bulan. 3 Referat Strabismus | 1

Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

Embed Size (px)

DESCRIPTION

referat

Citation preview

Page 1: Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Mata merupakan salah satu organ indera manusia yang mempunyai

manfaat sangat besar. Kelainan yang menggangu fungsi mata salah satunya

adalah strabismus. Strabismus ini terjadi jika ada penyimpangan dari

penjajaran okular yang sempurna.1

Di Los Angeles pada usia enam bulan sampai enam tahun memiliki

prevalensi strabismus sekitar 2,5%, sedangkan temuan ini tetap konstan tanpa

memandang jenis kelamin atau etnis, prevalensi cenderung meningkat dengan

bertambahnya usia.2

Strabismus terjadi pada kira-kira 2% anak-anak usia di bawah 3 tahun

dan sekitar 3% remaja dan dewasa muda. Kondisi ini mengenai pria dan

wanita dalam perbandingan yang sama. Strabismus mempunyai pola

keturunan, jika salah satu atau kedua orangtuanya strabismus, sangat

memungkinkan anaknya akan strabismus. Namun, beberapa kasus terjadi

tanpa adanya riwayat strabismus dalam keluarga. Anak-anak disarankan

untuk dilakukan pemeriksaan mata saat usia 3-4 tahun. Bila terdapat riwayat

keluarga strabismus, pemeriksaan mata disarankan dilakukan saat usia 12-18

bulan.3

Strabismus menyebabkan posisi kedua mata tidak lurus maka akan

mengakibatkan penglihatan binokuler tidak normal yang akan berdampak

pada berkurangnya kemampuan orang tersebut dalam batas tertentu. Orang

dengan kelainan ini akan terbatas kesempatan dalam kegiatannya pada

bidang-bidang tertentu.4

I.2. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui dan memahami tentang strabismus yang meliputi

definisi, epidemiologi, penyebab, klasifikasi, gejala, pemeriksaan yang

dilakukan, penatalaksanaan, dan komplikasinya.

Referat Strabismus | 1

Page 2: Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Definisi

Strabismus adalah suatu keadaan dimana kedudukan kedua bola mata

tidak ke satu arah.5 Satu mata bisa terfokus pada satu objek sedangkan mata

yang lain dapat bergulir ke dalam, ke luar, ke atas, atau ke bawah.6 Keadaan

ini bisa menetap (selalu tampak) atau dapat pula hilang timbul yang muncul

dalam keadaan tertentu saja seperti saat sakit atau stres.3

Batasan strabismus lainnya adalah penyimpangan posisi bola mata

yang terjadi oleh karena syarat-syarat penglihatan binokuler yang normal

tidak terpenuhi (faal masing-masing mata baik, kerjasama dan faal masing-

masing otot luar bola mata baik, dan kemampuan fusi normal)7.

II.2. Anatomi dan Fisiologi Gerak Bola Mata

1. Otot dan persarafan5,7

a. Muskulus rektus lateral, kontaksinya akan menghasilkan abduksi atau

menggulirnya bola mata kearah temporal dan otot ini dipersarafi oleh

saraf ke IV (saraf abdusen).

b. Muskulus rektus medius, kontraksinya akan menghasilkan aduksi atau

menggulirnya bola mata kearah nasal dan otot ini dipersarafi oleh

saraf ke III (saraf okulomotor).

c. Muskulus rektus superior, kontraksinya akan menghasilkan elevasi,

aduksi, dan intorsi bola mata yang dipersarafi oleh saraf ke III (saraf

okulomotor).

d. Muskulus rektus inferior, kontraksinya akan menghasilkan depresi,

adduksi, dan ekstorsi yang dipersarafi oleh saraf ke III(saraf

okulomotor).

e. Muskulus oblik superior, kontraksinnya akan menghasilkan intorsi,

abduksi, dan depresi yang dipersarafi saraf ke IV (saraf troklear)

Referat Strabismus | 2

Page 3: Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

f. Muskulus oblik inferior ,kontraksinya akan menghasilkan ekstorsi,

abduksi, dan elevasi yang dipersarafi saraf ke III(saraf okulomotor).

Gambar II.1. Otot-Otot Gerak Bola Mata

2. Fungsi Otot Penggerak Bola Mata

Normalnya mata mempunyai penglihatan binokuler yaitu setiap

saat terbentuk bayangan tunggal dari kedua bayangan yang diterima oleh

kedua mata sehingga terjadi fusi dipusat penglihatan. Hal tersebut dapat

terjadi karena dipertahankan oleh otot penggerak bola mata agar selalu

bergerak secara teratur, gerakan otot yang satu akan mendapatkan

keseimbangan gerak dari otot yang lainnya sehingga bayangan benda

yang jadi perhatian selalu jatuh tepat dikedua fovea sentralis.5 Syarat

terjadi penglihatan binokuler normal:

1. Tajam penglihatan pada kedua mata sesudah dikoreksi refraksi

anomalinya tidak terlalu berbeda dan tidak terdapat aniseikonia.

2. Otot-otot penggerak kedua bola mata seluruhnya dapat bekerja

sama dengan baik, yakni dapat menggulirkan kedua bola mata

sehingga kedua sumbu penglihatan menuju pada benda yang

menjadi pusat perhatiannya.

Referat Strabismus | 3

Page 4: Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

3. Susunan saraf pusatnya baik, yakni sanggup menfusi dua

bayangan yang datang dari kedua retina menjadi satu bayangan

tunggal.

Bayi yang baru lahir, faal penglihatan belum normal, visus hanya

dapat membedakan terang dan gelap saja. Adanya perkembangan umur,

visus juga ikut berkembang. Pada usia 5-6 tahun, visus mencapai

maksimal. Perkembangan yang pesat mulai saat kelahiran sampai tahun-

tahun pertama. Bila tidak ada anomali refraksi/kekeruhan media/kelainan

retina maka visus tetap sampai hari tua. Tajam penglihatan normal berarti

fiksasi dan proyeksi normal sehingga mampu membedakan:

1. bentuk benda

2. warna

3. intensitas cahaya

Bersamaan dengan perkembangan visus, berkembang pula penglihatan

binokularitasnya. Bila perkembangan visus berjalan dengan baik dan

fungsi ke 6 pasang otot penggerak bola mata juga baik, serta susunan saraf

pusatnya sanggup menfusi dua gambar yang diterima oleh retina mata

kanan dan kiri maka ada kesempatan untuk membangun penglihatan

binokular tunggal stereoskopik.

Gambar II.2. Penglihatan Binokular Tunggal Stereoskopik

Referat Strabismus | 4

Page 5: Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

Gangguan gerakan bola mata terjadi bila terdapat satu atau lebih otot mata

yang tidak dapat mengimbangi gerakan otot mata lainnya maka akan terjadi

gangguan keseimbangan gerakan mata sumbu penglihatan akan menyilang

mata menjadi strabismus.7

II.3. Etiologi6

Strabismus biasanya disebabkan oleh:

1. Kelumpuhan pada 1 atau beberapa otot penggerak mata (strabismus

paralitik). Kelumpuhan pada otot mata bisa disebabkan oleh kerusakan

saraf.

2. Tarikan yang tidak sama pada 1 atau beberapa otot yang menggerakan

mata (strabismus non-paralitik). Strabismus non-paralitik biasanya

disebabkan oleh suatu kelainan di otak.

II.4. Klasifikasi8

1. Menurut manifestasinya

a. Heterotropia : strabismus manifes (sudah terlihat)

Suatu keadaan penyimpangan sumbu bola mata yang nyata dimana

kedua penglihatan tidak berpotongan pada titik fikasasi.

Contoh: esotropia, eksotropia, hipertropia, hipotropia

Gambar II.3. Jenis-Jenis Heterotropia

Referat Strabismus | 5

Page 6: Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

b. Heteroforia : strabismus laten (belum terlihat jelas)

Penyimpangan sumbu penglihatan yang tersembunyi yang masih dapat

diatasi dengan reflek fusi.

Contoh: esoforia, eksoforia

2. Menurut jenis deviasi

a. Horizontal : esodeviasi atau eksodeviasi

b. Vertikal : hiperdeviasi atau hipodeviasi

c. Torsional : insiklodeviasi atau eksiklodeviasi

d. Kombinasi: horizontal, vertikal dan atau torsional

3. Menurut kemampuan fiksasi mata

a. Monokular : bila suatu mata yang berdeviasi secara konstan

b. Alternan : bila kedua mata berdeviasi secara bergantian

4. Menurut usia terjadinya :

a. kongenital : usia kurang dari 6 bulan.

b. didapat : usia lebih dari 6 bulan.

5. Menurut sudut deviasi7

a. Inkomitan (paralitik)

Sudut deviasi tidak sama, pada kebanyakan kasus disebabkan

kelumpuhan otot penggerak bola mata.

Tanda-tanda :

Gerak mata terbatas

Terlihat pada daerah dimana otot yang lumpuh bekerja. Hal ini

dapat dilihat, bila penderita diminta supaya matanya mengikuti

suatu objek yang digerakkan, tanpa menggerakkan kepalanya.

Deviasi

Kalau mata digerakkan kearah otot yang lumpuh bekerja, mata

yang sehat akan menjurus kearah ini dengan baik, sedangkan

mata yang sakit tertinggal. Deviasi ini akan tampak lebih jelas,

bila kedua mata digerakkan kearah dimana otot yang lumpuh

Referat Strabismus | 6

Page 7: Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

bekerja. Tetapi bila mata digerakkan kearah dimana otot yang

lumpuh ini tidak berpengaruh, deviasinya tak tampak.

Diplopia

Terjadi pada otot yang lumpuh dan menjadi lebih nyata bila

mata digerakkan kearah ini.

Ocular torticollis (head tilting)

Penderita biasanya memutar kearah kerja dari otot yang

lumpuh. Kedudukan kepala yang miring, menolong diagnosa

strabismus paralitikus. Dengan memiringkan kepalanya,

diplopianya terasa berkurang.

Proyeksi yang salah

Mata yang lumpuh tidak melihat objek pada lokalisasi yang

benar. Bila mata yang sehat ditutup, penderita disuruh

menunjukkan suatu objek yang ada didepannya dengan tepat,

maka jarinya akan menunjukkan daerah disamping objek

tersebut yang sesuai dengan daerah otot yang lumpuh. Hal ini

disebabkan, rangsangan yang nyata lebih besar dibutuhkan

oleh otot yang lumpuh, dan akan menyebabkan tanggapan

yang salah pada penderita.

Vertigo, mual-mual

Disebabkan oleh diplopia dan proyeksi yang salah. Keadaan

ini dapat diredakan dengan menutup mata yang sakit.

Diagnosa berdasarkan :

Keterbatasan gerak

Deviasi

Diplopia.

Ketiga tanda ini menjadi nyata, bila mata digerakkan kearah

lapangan kerja dari otot yang sakit. Pada keadaan parese, dimana

keterbatasan gerak mata tak begitu nyata adanya diplopi merupakan

tanda yang penting.

Referat Strabismus | 7

Page 8: Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

Kelumpuhan Saraf Okulomotor

Tanda-tanda:

Ptosis

Bola mata hampir tak dapat bergerak. Keterbatasan

bergerak kearah atas, kenasal dan sedikit kearah bawah.

Mata berdeviasi ketemporal, sedikit kebawah. Kepala

berputar kearah bahu pada sisi otot yang lumpuh

Sedikit eksoftalmus, akibat paralisis dari 3 mm rekti

yang dalam keadaan normal mendorong mata

kebelakang.

Pupil midriasis, reaksi cahaya negatif, akomodasi

lumpuh.

Diplopia.

Hal tersebut terjadi oleh karena N.III mengurusi :

M.rektus superior, m.rektus medialis, m.rektus

lateralis, m.obliqus inferior, m. sfingter pupil, mm.siliaris.

bila ini semua lumpuh tinggal m.rektus lateralis, m.obliqus

superior yang bekerja, karena itu mata berdeviasi kearah

temporal sedikit kearah bawah dan intorsi (berputar kearah

nasal). Pupil lebar tak ada akomodasi.

Kelumpuhan N.III sering tak sempurna hanya

mengenai 2-3 otot saja. Dapat disertai dengan kelumpuhan

dari otot-otot lain. Bila terdapat kelumpuhan dari semua

otot-otot, termasuk otot iris dan badan siliar, disebut

oftalmoplegia totalis. Kalau hanya terdapat kelumpuhan

dari otot-otot mata luar, disebut oftalmoplegia eksterna,

yang ini lebih sering terjadi. Kelumpuhan yang terbatas

pada m.sfingter pupil dan badan siliar, disebut

oftalmoplegia interna. Hal ini sering dijumpai misalnya

pada :

Referat Strabismus | 8

Page 9: Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

- pemakaian midriatika, sikloplegia, waktu mengadakan

pemeriksaan fundus atau refraksi

- kontusio bulbi

- akibat lues, difteri, diabetes, penyakit serebral.

Dalam hal ini kita dapatkan pupil lebar, tak ada

akomodasi. Pada oftalmoplegia interna, diobati menurut

penyebabnya dan lokal diberikan pilokarpin atau eserin.

Kalau akomodasinya tetap hilang, beri pula kacamata sferis

(+) 3 D untuk pekerjaan dekat.

Penyebab:

Kelainannya dapat terjadi pada setiap tempat dari

korteks serebri ke otot, seperti adanya eksudat,

perdarahan, periostitis, tumor, trauma, perubahan

pembuluh darah yang menyebabkan penekanan atau

peradangan pada saraf.

Jarang disebabkan peradangan atau degenerasi primer.

Infeksi akut (difteri, influenza), keracunan (alkohol),

diabetes mellitus, penyakit-penyakit sinus, trauma.

Terjadinya gejala dapat tiba-tiba ataupun perlahan-lahan,

tetapi perjalanan penyakitnya selalu menahun. Kekambuhan

sering terjadi. Bila telah terjadi lama, prognosis tidak

menguntungkan lagi karena kemungkinan terjadinya atrofi

dari otot-otot yang lumpuh dan kontraksi dari otot

lawannya.

Pengobatan :

Untuk menghindari diplopia, mata yang sakit atau mata

yang sehat ditutup.

Operasi

Bila setelah pengobatan kira-kira 6 bulan tetap lumpuh,

dilakukan operasi reseksi dari otot yang lumpuh disertai

Referat Strabismus | 9

Page 10: Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

resesi dari otot lawannya agar tidak terjadi atrofi dari

otot yang lumpuh. Hasil dari operasi ini sering

mengecewakan, tetapi perbaikan kosmetis mungkin

dapat memuaskan.

Kelumpuhan m.rektus medialis

Menyebabkan strabismus divergens, gangguan gerak

kearah nasal, diplopi. Kelainan ini bertambah bila mata

digerakkan kearah nasal (aduksi). Kepala dimiringkan

kearah otot yang sakit.

Kelumpuhan m.rektus superior

Terdapat keterbatasan gerak keatas, hipotropia, diplopia.

Bayangan dari mata yang sakit terdapat diatas bayangan mata

yang sehat. Kelainan bertambah pada gerakan mata keatas.

Kelumpuhan m.rektus inferior

Terdapat keterbatasan gerak mata kebawah, hipertropia,

diplopic yang bertambah hebat bila mata digerakkan kebawah.

Bayangan dari mata yang sakit terletak lebih rendah.

Kelumpuhan m.oblik superior

Terdapat keterbatasan gerak kearah bawah terutama nasal

inferior, strabismus yang vertikal, diplopia yang bertambah

hebat bila mata digerakkan kearah nasal inferior. Bayangan dari

mata yang sakit terletak lebih rendah.

Kelumpuhan m.oblik inferior

Terdapat keterbatasan gerak keatas, terutama atas nasal,

strabismus vertikal, diplopia. Kelainan bertambah bila mata

digerakkan kearah temporal atas. Bayangan dari mata yang

sakit terletak lebih tinggi.

Kelumpuhan Saraf Abdusen

Tanda-tandanya :

Gangguan pergerakan mata ke arah luar.

Referat Strabismus | 10

Page 11: Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

Diplopi yang menjadi lebih hebat, bila mata digerakkan

kearah luar.

Kepala dimiringkan kearah otot yang lumpuh.

Deviasinya menghilang, bila mata digerakkan kearah

yang berlawanan dengan otot yang lumpuh

Pada anak dibawah 6 tahun, dimana pola sensorisnya

belum tetap, timbul supresi, sehingga tidak timbul

diplopia.

Pada orang dewasa, dimana esotropianya terjadi tiba-

tiba, penderita mengeluh ada diplopia, karena pola

sensorisnya sudah tetap dan bayangan dari objek yang

dilihatnya jatuh pada daerah-daerah retina dikedua mata

yang tidak bersesuaian.

Penyebab:

Sering terdapat pada orang dewasa yang mendapat

trauma dikepala, tumor atau peradangan dari susunan

saraf serebral.

Jarang ditemukan pada anak-anak, yang biasanya

disebabkan trauma pada waktu lahir, kelainan

kongenital dari m.rektus lateralis atau persarafannya.

Pengobatan :

Penderita diobati dahulu secara nonoperatif selama 6

bulan, menurut kausanya. Bila terdapat diplopia, mata

yang sakit atau sehat ditutup untuk menghilangkan

diplopia dan segala akibatnya.

Baik pada anak ataupun dewasa, bila setelah 6 bulan

pengobatan belum ada perbaikan, baru dilakukan

operasi sebab bila dibiarkan terlalu lama dapat terjadi

atrofi dari otot.

Referat Strabismus | 11

Page 12: Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

b. Komitan (nonparalitik)

Sudut deviasi tetap konstan pada berbagai posisi, mengikuti gerak mata

yang sebelahnya pada semua arah dan selalu berdeviasi dengan

kekuatan yang sama. Deviasi primer (deviasi pada mata yang sakit)

sama dengan deviasi sekunder (deviasi pada mata yang sehat).

1) Strabismus Nonparalitika Nonakomodatif

Deviasinya telah timbul pada waktu lahir atau pada tahun-tahun

pertama. Deviasinya sama ke semua arah dan tidak dipengaruhi

oleh akomodasi. Karena itu penyebabnya tak ada hubungannya

dengan kelainan refraksi atau kelumpuhan otot-otot. Mungkin

disebabkan oleh:

Insersi yang salah dari otot-otot yang bekerja horizontal.

Gangguan keseimbangan gerak bola mata

Dapat terjadi karena gangguan yang bersifat sentral, berupa

kelainan kuantitas rangsangan pada otot. Hal ini disebabkan

kesalahan persarafan terutama dari perjalanan supranuklear,

yang mengelola konvergensi dan divergensi. Kelainan ini

dapat menimbulkan proporsi yang tidak sama pada

kekuatan konvergensi dan divergensi. Untuk melakukan

konvergensi dari kedua mata, harus ada kontraksi yang

sama dan serentak dari kedua m.rektus internus, sehingga

terjadi gerakan yang sama dan simultan dari mata kenasal.

Divergensi dan konvergensi adalah bertentangan,

overaction dari yang satu menyebabkan kelemahan dari

yang lain dan sebaliknya.

Kekurangan daya fusi

Kelainan daya fusi kongenital sering didapatkan. Daya fusi

ini berkembang sejak kecil dan selesai pada umur 6 tahun.

Ini penting untuk penglihatan binokuler tunggal yang

menyebabkan mata melihat lurus. Tetapi bila daya fusi ini

Referat Strabismus | 12

Page 13: Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

terganggu secara kongenital atau terjadi gangguan

koordinasi motorisnya, maka akan menyebabkan

strabismus. Pada kasus yang idiopatis, kesalahan mungkin

terletak pada dasar genetik. Eksotropia dan esotropia sering

merupakan keturunan autosomal dominan. Kadang-kadang

pada anak dengan esotropia, didapatkan orang tuanya

dengan esoforia yang hebat. Tidak jarang strabismus

nonakomodatif tertutup oleh faktor akomodatif, sehingga

bila kelainan refraksinya dikoreksi, strabismusnya hanya

diperbaiki sebagian saja.

Tanda-tanda :

Kelainan kosmetik, sehingga pada anak-anak yang lebih

besar merupakan beban mental.

Tak terdapat tanda-tanda astenopia.

Tak ada hubungan dengan kelainan refraksi.

Tak ada diplopia, karena terdapat supresi dari bayangan

pada mata yang berdeviasi.

Pengobatan :

Preoperatif

Pengobatan yang paling ideal pada setiap strabismus adalah

bila tercapai hasil fungsionil yang baik, yaitu penglihatan

binokuler yang normal dengan stereopsis, disamping

perbaikan kosmetik. Bila strabismus yang sudah

berlangsung lama dan anak berumur 6 tahun atau lebih pada

waktu diperiksa pertama, maka hasil pengobatannya hanya

kosmetis saja. Sedapat mungkin ambliopia pada mata yang

berdeviasi harus dihilangkan dengan menutup mata yang

normal. Bila pengobatan preoperatif sudah cukup lama

dilakukan, kira-kira 1 tahun, tetapi tak berhasil, maka

dilakukan operasi.

Operatif

Referat Strabismus | 13

Page 14: Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

Tindakan operatif sebaiknya dilakukan pada umur 4-5

tahun, supaya bila masih ada strabismus yang belum

terkoreksi dapat dibantu dengan latihan.

2) Strabismus Nonparalitika Akomodatif

Gangguan keseimbangan konvergensi dan divergensi dapat juga

berdasarkan akomodasi, jadi berhubungan dengan kelainan

refraksi. Dapat berupa :

strabismus konvergens (esotropia)

strabismus divergens (eksotropia)

Pemeriksaan

Pemeriksaan refraksi

Harus dilakukan dengan sikloplegia, untuk menghilangkan

pengaruh dari akomodasi. Caranya :

- Pada anak-anak dengan pemberian sulfas atropin 1 tetes

sehari, tiga hari berturut-turut, diperiksa pada hari

keempat.

- Pada orang dewasa diteteskan homatropin 1 tetes setiap

15 menit, tiga kali berturut-turut, diperiksa 1 jam

setelah tetes terakhir.

Pengukuran derajat deviasi

Pemeriksaan kekuatan duksi

Mengukur kekuatan otot yang bergerak pada arah horizontal

(adduksi = m.rektus medialis; abduksi = m.rektus lateralis).

Pengobatan :

Koreksi dari kelainan refraksi, dengan sikloplegia.

Hindari ambliopia dengan penetesan atropin atau penutupan

pada mata yang sehat.

Referat Strabismus | 14

Page 15: Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

Meluruskan aksis visualis dengan operasi (mata menjadi

ortofori).

Memperbaiki penglihatan binokuler dengan latihan ortoptik.

a) Esotropia Akomodatif

Kelainan ini berhubungan dengan hipermetropia atau

hipermetropia yang disertai astigmat. Tampak pada umur

muda, antara 1-4 tahun, dimana anak mulai

mempergunakan akomodasinya untuk melihat benda-

benda dekat seperti mainan atau gambar-gambar. Mula-

mula timbul periodik, pada waktu penglihatan dekat atau

bila keadaan umumnya terganggu, kemudian menjadi

tetap, baik pada penglihatan jauh ataupun dekat.

Kadang-kadang dapat menghilang pada usia pubertas.

Anak yang hipermetrop, mempergunakan akomodasi

pada waktu penglihatan jauh, pada penglihatan dekat

akomodasi yang dibutuhkan lebih banyak lagi.

Akomodasi dan konvergensi erat hubungannya, dengan

penambahan akomodasi konvergensinyapun bertambah

pula. Pada anak dengan hipermetrop ini, mulai terlihat

esoforia periodik pada penglihatan dekat, disebabkan

rangsangan berlebihan untuk konvergensi. Lambat laun

kelainan deviasi ini bertambah sampai fiksasi binokuler

untuk penglihatan dekat tak dapat dipertahankan lagi,

dan terjadilah strabismus konvergens untuk dekat.

Kemudian terjadi pula esotropia pada penglihatan jauh.

Pengobatan :

Koreksi refraksi dengan sikloplegia. Harus diberikan

koreksi dari hipermetropia totalis, dan kacamata

dipakai terus-menerus. Karena terdapat akomodasi

Referat Strabismus | 15

Page 16: Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

yang berlebihan, juga dapat diberikan kacamata untuk

dekat meskipun belum usia presbiopia, untuk

mengurangi akomodasinya. Jadi diberikan kacamata

bifokal.

Mata yang sehat ditutup atau ditetesi atropin untuk

memperbaiki visus pada mata yang sakit, 1 tetes 1

bulan 1 kali dapat juga dengan homatropin setiap hari

atau penutupan mata yang sehat. Kacamata harus

diperiksa berulang kali, karena mungkin terdapat

perubahan, sampai kelainan refraksinya tetap.

Latihan ortoptik harus dilakukan bersamaan dengan

perbaikan koreksi untuk memperbaiki pola sensorik

dari retina, sehingga memperbesar kemungkinan

untuk dapat melihat binokuler.

Kalau setelah tindakan diatas esotropianya masih ada,

dan kelainan deviasinya tidak begitu besar, dapat

diberikan koreksi dengan prisma, basis temporal.

Bila semua tindakan tidak menghilangkan kelainan

deviasinya, maka dilakukan operasi, untuk

meluruskan matanya.

Setelah operasi, diteruskan latihan ortoptik untuk

memperbaiki penglihatan binokuler.

b) Eksotropia Akomodatif

Hubungannya dengan miopia. Sering juga didapat, bila

satu mata kehilangan penglihatannya sedang mata yang

lain penglihatannya tetap baik, sehingga rangsangan

untuk konvergensi tak ada, maka mata yang sakit

berdeviasi keluar.

Strabismus divergens biasanya mulai timbul pada waktu

masa remaja atau dewasa muda. Lebih jarang terjadi.

Referat Strabismus | 16

Page 17: Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

Pada miopia mulai dengan kelemahan akomodasi pada

jarak dekat, orang miop hanya sedikit atau tidak

memerlukan akomodasi, sehingga menimbulkan

kelemahan konvergensi dan timbullah kelainan

eksotropia untuk penglihatan dekat sedang untuk

penglihatan jauhnya normal. tetapi pada keadaan yang

lebih lanjut, timbul juga eksotropia pada jarak jauh. Bila

penyebabnya divergens yang berlebihan, yang biasanya

merupakan kelainan primer, mulai tampak sebagai

eksotropia untuk jarak jauh. Tetapi lama kelamaan

kekuatan konvergensi melemah, sehingga menjadi

kelainan yang menetap, baik untuk jauh maupun dekat.

Pengobatan :

Koreksi penuh dari miopinya, ditambah overkoreksi

0,5-0,75 dioptri untuk memaksa mata itu

berakomodasi, kacamata ini harus dipakai terus-

menerus.

Latihan ortoptik, untuk memperbaiki penglihatan

binokuler, disamping terapi oklusi.

Operasi, bila cara yang terdahulu tak memberikan

pengobatan yang memuaskan.

II.5. Gejala Klinis

Gejalanya berupa:9

1. Mata lelah

2. Sakit kepala

3. Penglihatan kabur

4. Mata juling (bersilangan)

5. Mata tidak mengarah ke arah yang sama

6. Gerakan mata yang tidak terkoordinasi

7. Penglihatan ganda.

Referat Strabismus | 17

Page 18: Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

II.6. Diagnosis7,9,10

1. Ketajaman penglihatan

Pemeriksaan dengan e-chart digunakan pada anak mulai umur 3-3,5 tahun,

sedangkan diatas umur 5-6 tahun dapat digunakan Snellen chart.

2. Cover and Uncover Test: menentukan adanya heterotropia atau

heteroforia.

Gambar II.4. Cover and Uncover Test

3. Tes Hirscberg: untuk mengukur derajat tropia, pemeriksaan reflek cahaya

dari senter pada pupil.

Cara :

a. Penderita melihat lurus ke depan.

b. Letakkan sebuah senter pada jarak 12 inci (kira-kira 30 cm) cm di

depan setinggi kedua mata pederita.

c. Perhatika reflek cahaya dari permukaan kornea penderita.

d. Keterangan:

- Bila letak di pinggir pupil maka deviasinya 15 derajat.

- Bila diantara pinggir pupil dan limbus deviasinya 30 derajat.

- Bila letaknya di limbus deviasinya 45 derajat.

Referat Strabismus | 18

Page 19: Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

Gambar II.5. Tes Hirscberg

4. Tes Krimsky: mengukur sudut deviasi dengan meletakkan ditengah cahaya

refleks kornea dengan prisma sampai reflek cahaya terletak disentral

kornea.

Gambar II.6. Tes Krimsky

II.7. Penatalaksanaan

1. Tujuan :7

a. mengembalikan penglihatan binokular yang normal

b. alasan kosmetik

2. Dapat dilakukan dengan tindakan:4,5

a. Ortoptik

1) Oklusi

Referat Strabismus | 19

Page 20: Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

Jika anak menderita strabismus dengan ambliopia, dokter akan

merekomendasikan untuk melatih mata yang lemah dengan cara

menutup mata yang normal dengan plester mata khusus (eye patch).

2) Pleotik

3) Obat-obatan

b. Memanipulasi akomodasi

1) Lensa plus / dengan miotik

Menurunkan beban akomodasi dan konvergensi yang menyertai

2) Lensa minus dan tetes siklopegik

Merangsang akomodasi pada anak-anak

c. Operatif

Prinsip operasinya :

- reseksi dari otot yang terlalu lemah

- resesi dari otot yang terlalu kuat

3. Tahapan:7

a. Memperbaiki visus kedua mata dengan terapi oksklusi

a. Pada anak berumur dibawah 5 tahun dapat diteteskan sulfas atropin

1 tetes satu bulan, sehingga mata ini tak dipakai kira-kira 2 minggu.

Ada pula yang menetesinya setiap hari dengan homatropin

sehingga mata ini beberapa jam sehari tak dipakai.

b. Pada anak yang lebih besar, mata yang normal ditutup dilakukan

penutupan matanya 2-4 jam sehari. Dengan demikian penderita

dipaksa untuk memakai matanya yang berdeviasi. Biasanya

ketajaman penglihatannya menunjukkan perbaikan dalam 4-10

minggu. Penutupan ini mempunyai pengaruh baik pada pola

sensorisnya retina, tetapi tidak mempengaruhi deviasi. Sebaiknya

terapi penutupan sudah dimulai sejak usia 6 bulan, untuk hindarkan

timbulnya ambliopia. Penetesan atau penutupan jangan dilakukan

terlalu lama, karena takut menyebabkan ambliopia pada mata yang

sehat.

Referat Strabismus | 20

Page 21: Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

c. Pada strabismus yang sudah berlangsung lama dan anak berumur 6

tahun atau lebih pada waktu diperiksa pertama, maka hasil

pengobatannya hanya kosmetis saja. Sedapat mungkin ambliopia

pada mata yang berdeviasi harus dihilangkan dengan cara

penutupan, pada anak yang sudah mengerti (3 tahun), harus

dikombinasikan dengan latihan ortoptik untuk mendapatkan

penglihatan binokuler yang baik. Kalau pengobatan preoperatif

sudah cukup lama dilakukan, kira-kira 1 tahun, tetapi tak berhasil,

maka dilakukan operasi.

b. Memperbaiki posisi kedua bola mata agar menjadi ortoforia.

Hal ini dapat dicapai dengan pemberian lensa, melaukan operasi atau

kombinasi keduanya. Tindakan operasi sebaiknya dilakukan bila telah

tercapai perbaikan visus dengan terapi okslusi. Tindakan operatif

sebaiknya dilakukan pada umur 4-5 tahun, supaya bila masih ada

strabismusnya yang belum terkoreksi dapat dibantu dengan latihan.

c. Melatih fusi kedua bayangan dari retina kedua mata agar mendapatkan

penglihatan binokuler sebagai tujuan akhir yang hasilnya tergantung

dari hasil operasi, pemberian lensa koreksi dan latihan ortoptik.

II.8. Komplikasi

1. Kosmetik

2. Supresi

Usaha yang tidak disadari dari penderita untuk menghindari diplopia yang

timbul akibat adanya deviasinya.

3. Ambliopia

Menurunnya visus pada satu atau dua mata dengan atau tanpa koreksi

kacamata dan tanpa adanya kelainan organiknya.

4. Adaptasi posisi kepala

Keadaan ini dapat timbul untuk menghindari pemakaian otot yang

mengalami kelumpuhan untuk mencapai penglihatan binokuler. Adaptasi

posisi kepala biasanya kearah aksi dari otot yang lumpuh.

Referat Strabismus | 21

Page 22: Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

II.9. Prognosis11

Setelah dilakukan operasi, mata bisa melihat langsung namun masalah

tajam penglihatan masih dapat terjadi. Pada anak-anak dapat

memiliki masalah membaca di sekolah, dan untuk orang dewasa lebih terbatas

dalam melakukan kegiatan. Dengan diagnosis dini dan penanganan

segera masalah dapat secepatnya teratasi. Penganan yang terlambat akan

menyebabkan kehilangan penglihatan mata secara permanen. Sekitar sepertiga

anak-anak dengan strabismus akan mengalami ambliopia sehingga harus

dipantau secara ketat.

Referat Strabismus | 22

Page 23: Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

BAB III

KESIMPULAN

Mata merupakan salah satu organ indera manusia yang mempunyai

manfaat sangat besar. Kelainan yang menggangu fungsi mata salah satunya adalah

strabismus. Strabismus adalah suatu keadaan dimana kedudukan kedua bola mata

tidak ke satu arah. Hal ini dapat terjadi karena adanya gangguan gerakan bola

mata terjadi bila terdapat satu atau lebih otot mata yang tidak dapat mengimbangi

gerakan otot mata lainnya maka akan terjadi gangguan keseimbangan gerakan

mata sumbu penglihatan sehingga tidak terbentuk penglihatan binokuler.

Penyebabnya bisa karena kelumpuhan pada 1 atau beberapa otot penggerak mata

(strabismus paralitik) yang disebabkan oleh kerusakan saraf atau karena tarikan

yang tidak sama pada 1 atau beberapa otot yang menggerakan mata (strabismus

non-paralitik) yang disebabkan oleh suatu kelainan di otak.

Klasifikasi dapat terbagi berdasarkan manifestasinaya, jenis deviasi, kemampuan

fiksasi mata, usia terjadinya, dan sudut deviasinya. Gejalanya dapat berupa mata

lelah, sakit kepala, penglihatan kabur, mata juling (bersilangan), pengkihatan

ganda, mata tidak mengarah ke arah yang sama dan tidak terkoordinasi.

Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis adalah dengan

pemeriksaan ketajaman penglihatan, Cover and Uncover Test, Tes Hirscberg, dan

Tes Krimsky. Tujuan dari penatalaksanaan adalah mengembalikan penglihatan

binokular yang normal dan alasan kosmetik. Tindakan yang dapat dilakukan

adalah ortoptik, pemasangan lensa, dan operatif. Strabismus dapat mengakibatkan

komplikasi seperti kosmetik, supresi, ambliopia, dan adaptasi postur kepala.

Prognosis akan lebih baik bila masalah dapat terdiagnosis dini dan penanganan

segera sehingga masalah cepat teratasi.

Referat Strabismus | 23

Page 24: Referat Strabismus - Dr. MA - Rifqi & Maria

DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton, Arthur C. dan Hall, John E. Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta

: EGC; 2008.

2. Ilyas, Sidarta dan Yulianti, Sri R. Ilmu Penyakit Mata edisi keempat.

Jakarta: FK UI; 2012.

3. Ilyas, Sidarta. Dasar-Teknik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata edisi

ketiga. Jakarta :FK UI; 2009.

4. James, Bruce, Chew, Chris., Bron, Anthony. Oftalmologi edisi

kesembilan. Jakarta : Erlangga; 2006.

5. Kanski, Jack J., clinical ophthalmology fourth edition. Glasgow: Bath

Press Colourbooks; 1999.

6. Perhimpunan dokter Spesialis Mata Indonesia. Ilmu Penyakit Mata edisi

kedua. Jakarta: Sagung Seto; 2007.

7. SMF Ilmu Penyakit Mata. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Surabaya: RSU

Dr. Soetomo & FK Unair; 2006.

8. SMF Ilmu Penyakit Mata. Diktat Kuliah FK UWKS. Surabaya : FK

UWKS; 2012

9. Snell, Richarcd. Anatomi Klinik Edisi Keenam. Jakarta : EGC; 2006.

10. Vaughan, Asbury, Daniel G, Taylor, dan Riordan-Eva, Paul. Editor; Diana

Susanto. Oftalmologi Umum. Jakarta: EGC; 2009.

11. Strabismus. 2008. Available from:

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21388/.../Chapter%20II.pdf.

Diakses 2 agustus 2015.

Referat Strabismus | 24