21
BAB I PENDAHULUAN Telinga merupakan indera pendengaran dan memiliki fungsi ganda yaitu pendengaran dan keseimbangan. Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran akan kenyataan bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan, maka itu nyeri pada telinga merupakan suatu tanda perjalanan dari sebuah penyakit. 1 Nyeri telinga (earache atau ear pain) yang dikenal dengan sebutan otalgia, adalah keadaan timbulnya keluhan nyeri pada telinga. Rasa nyeri yang dirasakan tidak selalu disebabkan dari penyakit telinga itu sendiri, melainkan dapat juga berasal dari tempat atau organ lain yang rasa nyerinya dihantarkan ke telinga (nyeri alih atau referred pain) karena telinga dipersarafi nervus kranialis V, VII, IX dan X dan nervus servikalis C2 dan C3 . Nyeri telinga ini sendiri dapat muncul dengan keluhan yang bervariasi. Dapat berupa rasa sakit yang tajam seperti ditusuk- tusuk, rasa panas pada telinga, atau nyeri tumpul seolah-olah telinga terasa penuh. Rasa nyeri telinga dapat hilang timbul mengenai satu atau kedua telinga. Pada bayi dan anak yang mengalami nyeri telinga dapat menjadi lebih rewel, sering menggaruk telinga atau menarik telinganya. Pada keadaan infeksi dapat disertai demam dan keluar cairan dari telinga yang biasanya didahului oleh batuk dan pilek. Pada anak yang lebih besar, remaja, dewasa yang sering dikeluhkan selain rasa nyeri adalah adanya rasa penuh atau tekanan pada telinga, gangguan pendengaran, pusing dan pada infeksi terdapat cairan yang keluar dari telinga atau demam. Apabila sudah menyebar ke daerah mastoid biasanya disertai dengan nyeri kepala. Pada infeksi liang telinga sering disertai nyeri ketika membuka 1

Referat THT Otalgia

  • Upload
    anka

  • View
    51

  • Download
    9

Embed Size (px)

DESCRIPTION

m

Citation preview

Page 1: Referat THT Otalgia

BAB I PENDAHULUAN

Telinga merupakan indera pendengaran dan memiliki fungsi ganda yaitu pendengaran dan

keseimbangan. Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran akan kenyataan

bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan, maka itu nyeri pada telinga merupakan suatu

tanda perjalanan dari sebuah penyakit.1 Nyeri telinga (earache atau ear pain) yang dikenal dengan

sebutan otalgia, adalah keadaan timbulnya keluhan nyeri pada telinga. Rasa nyeri yang dirasakan

tidak selalu disebabkan dari penyakit telinga itu sendiri, melainkan dapat juga berasal dari tempat

atau organ lain yang rasa nyerinya dihantarkan ke telinga (nyeri alih atau referred pain) karena

telinga dipersarafi nervus kranialis V, VII, IX dan X dan nervus servikalis C2 dan C3 .

Nyeri telinga ini sendiri dapat muncul dengan keluhan yang bervariasi. Dapat berupa rasa

sakit yang tajam seperti ditusuk-tusuk, rasa panas pada telinga, atau nyeri tumpul seolah-olah

telinga terasa penuh. Rasa nyeri telinga dapat hilang timbul mengenai satu atau kedua telinga.

Pada bayi dan anak yang mengalami nyeri telinga dapat menjadi lebih rewel, sering menggaruk

telinga atau menarik telinganya. Pada keadaan infeksi dapat disertai demam dan keluar cairan dari

telinga yang biasanya didahului oleh batuk dan pilek.

Pada anak yang lebih besar, remaja, dewasa yang sering dikeluhkan selain rasa nyeri

adalah adanya rasa penuh atau tekanan pada telinga, gangguan pendengaran, pusing dan pada

infeksi terdapat cairan yang keluar dari telinga atau demam. Apabila sudah menyebar ke daerah

mastoid biasanya disertai dengan nyeri kepala. Pada infeksi liang telinga sering disertai nyeri

ketika membuka mulut atau menelan. Hampir 50% pasien yang mengeluhkan nyeri telinga tidak

ditemukan penyakit di telinga.

1

Page 2: Referat THT Otalgia

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Nyeri telinga (earache atau ear pain) yang dikenal dengan otalgia, adalah keadaan

timbulnya keluhan nyeri pada telinga. Rasa nyeri yang dirasakan tidak selalu disebabkan

dari penyakit telinga itu sendiri (primer), melainkan dapat juga berasal dari tempat atau

organ lain (sekunder) yang rasa nyerinya dihantarkan ke telinga (nyeri alih atau referred

pain).2

2.2 Anatomi

Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara dan

juga berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Suara adalah bentuk energi yang

bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya, dalam sebuah gelombang. Walaupun

telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan

sistem saraf pusat. Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang

menyambungkan telinga dan otak (nervus vestibulokoklearis).

Bagian telinga 

Telinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

Telinga luar

Bagian luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar terdiri dari daun telinga,

2

Page 3: Referat THT Otalgia

lubang telinga, dan saluran telinga luar. Telinga luar meliputi daun telinga atau pinna,

Liang telinga atau meatus auditorius eksternus, dan gendang telinga atau membrana

timpani. Bagian daun telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan gelombang suara

ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang begitu

kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting adalah

liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang dan rawan yang dilapisi kulit

tipis.

Di dalam saluran terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin

yang disebut serumen atau kotoran telinga. Hanya bagian saluran yang memproduksi

sedikit serumen yang memiliki rambut. Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang

meneruskan suara ke telinga dalam.

Peradangan pada bagian telinga ini disebut sebagi otitis Eksterna. Hal ini biasanya

terjadi karena kebiasaan mengorek telinga & akan menjadi masalah bagi penderita

diabetes mellitus.

Telinga tengah

Telinga tengah meliputi gendang telinga, 3 tulang pendengaran (martir atau

malleus, landangan atau incus, dan sanggurdi atau stapes). muara tuba Eustachi juga

berada di telinga tengah.

Getaran suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan ke tulang

pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran akan menyampaikan getaran ke tulang

berikutnya. Tulang sanggurdi yang merupakan tulang terkecil di tubuh meneruskan

getaran ke koklea atau rumah siput.

Pada manusia dan hewan darat lainnya, telinga tengah dan saluran pendengaran

akan terisi udara dalam keadaan normal. Tidak seperti pada bagian luar, udara pada telinga

tengah tidak berhubungan dengan udara di luar tubuh. Saluran Eustachi menghubungkan

ruangan telinga tengah ke belakang faring. Dalam keadaan biasa, hubungan saluran

Eustachi dan telinga tengah tertutup dan terbuka pada saat mengunyah dan menguap. Hal

ini menjelaskan mengapa penumpang pesawat terbang merasa 'tuli sementara' saat lepas

landas. Rasa tuli disebabkan adanya perbedaan tekanan antara udara sekitar. Tekanan

udara di sekitar telah turun, sedangkan di telinga tengah merupakan tekanan udara daratan.

Perbedaan ini dapat diatasi dengan mekanisme mengunyah sesuatu atau menguap.

Telinga dalam

Telinga dalam terdiri dari labirin osea (labirin tulang), sebuah rangkaian rongga

3

Page 4: Referat THT Otalgia

pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum yang berisi cairan perilimfe& labirin

membranasea, yang terletak lebih dalam dan memiliki cairan endolimfe.

Di depan labirin terdapat koklea atau rumah siput. Penampang melintang koklea

trdiri atas tiga bagian yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Bagian dasar

dari skala vestibuli berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui jendela berselaput yang

disebut tingkap oval, sedangkan skala timpani berhubungan dengan telinga tengah melalui

tingkap bulat.

Bagian atas skala media dibatasi oleh membran vestibularis atau membran

Reissner dan sebelah bawah dibatasi oleh membran basilaris. Di atas membran basilaris

terdapat organo corti yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi impuls. Organo

corti terdiri dari sel rambut dan sel penyokong. Di atas sel rambut terdapat membran

tektorial yang terdiri dari gelatin yang lentur, sedangkan sel rambut akan dihubungkan

dengan bagian otak dengan saraf vestibulokoklearis.

  Keseimbangan

Selain bagian pendengaran, bagian telinga dalam terdapat indera keseimbangan.

Bagian ini secara struktural terletak di belakang labirin yang membentuk struktur utrikulus

dan sakulus serta tiga saluran setengah lingkaran atau kanalis semisirkularis. Kelima

bagian ini berfungsi mengatur keseimbangan rubuh dan memiliki sel rambut yang akan

dihubungkan dengan bagian keseimbangan dari saraf vestibulokoklearis.3

2.3 Fisiologi

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga

dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran

tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian

tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang

pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong.

Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan

tingkap lonjong sehingga perilimf pada skala vestibuli bergerak. Getaran diteruskan

melalui membran Reissner yang mendorong endolimf, sehingga akan menimbulkan gerak

relatif antara membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsangan

mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal

ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini

menimbulkan proses depolarisasi sel rambut sehingga melepaskan neurotransmitter ke

dalam sinaps yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan

4

Page 5: Referat THT Otalgia

ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.4

2.4 Klasifikasi

Secara anatomi nyeri telinga terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:5

1. Nyeri yang berasal dari telinga luar

Dapat disebabkan oleh gangguan seperti masuknya benda asing (manik-manik, biji-

bijian, serangga, tertinggal kapas), mengorek telinga terlalu keras dengan berbagai

benda pengorek telinga, bahkan hanya dengan jari, atau akibat kotoran telinga yang

mengeras. Peradangan telinga luar (otitis eksterna) akibat infeksi karena bakteri, virus

dan jamur. Bisul atau folikel rambut yang terinfeksi pada liang telinga.

2. Nyeri yang berasal dari telinga tengah

Biasanya di sebabkan oleh proses peradangan yang disebut dengan otitis media atau

disebabkan oleh gangguan pada tuba eustachius. Gangguan di tuba eustachius bisa

disebabkan karena proses peradangan atau infeksi, bisa juga akibat perubahan tekanan

ditelinga tengah (pada saat naik pesawat dan menyelam).

3. Nyeri yang berasal dari tempat lain (nyeri alih atau referred pain)

Telinga dipersyarafi oleh berbagai nervus diantaranya V, VII, IX dan X yang masing-

masing juga mempersyarafi organ lainnya. Akibatnya apabila timbul sakit pada organ

lain yang memiliki syaraf sama dengan syaraf di telinga, maka rasa nyeri di tempat

tersebut akan dihantarkan melalui percabangan syaraf tersebut ketelinga (referred

pain). Contohnya adalah sakit gigi, sakit tenggorok, sakit amandel (tonsilitis),

gangguan pada sendi rahang (temperomandibular junction), abses gusi dan lain-lain.

2.5 Etiologi

Nyeri telinga sendiri dapat merupakan nyeri telinga primer atau yang berasal dari

telinga sendiri, primer dan sekunder yang merupakan nyeri alih. Penyebab nyeri telinga

dibagi menjadi penyebab primer dan sekunder, adalah:

1. Penyebab primer (umum)

- Otitis eksterna adalah proses inflamasi dari meatus akustikus eksterna yang dapat

disebabkan oleh kelembapan ataupun trauma. Biasanya penyakit ini sering muncul saat

musim panas karena meningkatnya intensitas orang untuk pergi berenang, karena itulah

penyakit ini biasa disebut sebagai “telinga perenang”. Otitis eksterna lazim terjadi dan

selalu terasa nyeri yang sangat hebat. Tanda utama otitis eksterna bahwa tarikan pada

aurikula atau penekanan pada tragus dapat memperhebat nyeri ini. Bila otitis eksterna

5

Page 6: Referat THT Otalgia

karena jamur, sering nyeri terlihat tidak sesuai dengan gambaran fisik kulit liang telinga

berwarna merah, tetapi biasanya edema lebih ringan dibandingkan dengan yang terjadi

pada infeksi bakteri dan mungkin terdapat eksudat jernih yang minimum. Pada

pemeriksaan fisik akan ditemukan debris atau eksudat yang biasa ditemukan pada liang

telinga dan tidak jarang juga menutupi membran timpani.

- Otitis media akut (OMA) dapat mengembangkan otalgia berat dan biasanya

didahului oleh batuk pilek yang berkepanjangan, demam, iritabilitas dan hilangnya

pendengaran. Organisme yang sering menyebabkan terjadinya OMA adalah Streptococcus

B Haemoliticus, Pneumococcus dan Haemophillas influenzae. Pada anak dan orang

dewasa gejala utamanya adalah nyeri telinga. Mungkin juga terdapat sensasi penuh

ditelinga dan gangguan pendengaran, dapat juga timbul tinnitus.

- Barotrauma biasanya pada anak kecil yang mempunyai disfungsi tuba eustachius

saat terjadi perubahan tekanan secara tiba-tiba. Bila tuba Eustachius tidak dapat terbuka

maka nyeri cepat menghambat di dalam telinga serta terjadi gangguan pendengaran.

Kadang-kadang membran timpani akan ruptur.

- Mastoiditis Supuratif akut timbul sebagai akibat terapi otitis media supuratif akut

yang tidak adekuat. Kadang-kadang pasien otitis media supuratif akut tidak mencari

pertolongan medis karena nyeri terhenti dengan mulainya otore. Tetapi, setelah beberapa

hari otore, dapat terjadi kekambuhan demam dan nyeri yang menunjukkan mulainya

proses mastoiditis akut. Biasanya pada pemeriksaan telinga menunjukkan banyak sekret

purulen dari performasi membrana timpani dan “sagging” dinding posterior superior

bagian dalam meatus akustikus eksternus.

- Miringitis bulosa terdiri dari nyeri telinga serta gelembung hemoragik dikulit

meatus akustikus eksterna dan pada membrana timpani. Penyaki tini sembuh sendiri

dengan nyeri yang mereda serta gelembung mengering dan menghilang setelah beberapa

hari. Tidak terdapat demam, eksudat purulen atau tuli tanpa infeksi bakteri sekunder.

2. Penyebab sekunder (nyeri alih atau referred pain)

a. Nervus Trigeminus (N.V) 5

1. Penyakit gigi dimana nyeri telinga dari karies gigi, infeksi periapikal dari gigi belakang

dan infeksi subperiosteal rahang atas dan bawah

2. Inflamasi dan iritasi dari cabang nervus trigeminus pada sinus paranasal terutama sinus

maksilla dapat menimbulkan nyeri alih pada telinga

3. Lesi di rongga mulut

4. Inflamasi, obstruksi glandula salivatori dan penyakit neoplasma dari submandibula,

sublingual dan kelenjar parotis

6

Page 7: Referat THT Otalgia

5. Iritasi durameter oleh infeksi atau tumor durameter bagian tengah atau posterior fossa

cramial

b. Nervus fasialis adalah saraf motorik dari otot mimik tetapi ada serat sensoris dari saraf

fasialis yang mempersarafi kulit yang terletak pada bagian lateral dari konka dan

antiheliks dan juga pada lobus posterior dan kulit yang terletak pada daerah mastoid.

Penyebab paling sering nyeri alih oleh saraf fasialis adalah bell’s palsy sebelum terjadinya

paralysis pada wajah. Pasien dengan herpes zoster otikus (Ramsay Hunt syndrome) juga

dapat mengalami otalgia. Pada penyakit ini dapat ditemukan vesikel sepanjang konka dan

liang posterior.

c. Nervus glossopharyngeal (N. IX) seperti tonsilitis akut, peritonsilitis atau abes

peritonsilar adalah penyakit yang sering menyebabkan nyeri alih pada telinga. Pasien

biasanya mengeluh otalgia setelah melakukan tonsilektomi.

d. Nervus vagus (N. X) merupakan cabang utama dari saraf vagus mempersarafi mukosa

laring, hipofaring, fraken, esofagus dan kelenjar tiroid. Nyeri pada setiap bagian ini

dialihkan ke telinga. Laringitis Semua bentuk laringitis dapat menyebabkan nyeri alih

otalgia. Luka pada laring atau adanya benda asing pada laring dapat menyebabkan adanya

nyeri yang menjalar ke telinga.

e. Nervus cervical, penyebab otalgia dari pleksus servikal adalah limfadenopati servikal

yang biasanya terdapat pada jaringan limfe di oksipital dan mastoid .

f. Tumor daerah kepala, leher dan dada dapat menyebabkan sakit telinga. Rasa sakit

telinga mungkin satu-satunya awalnya keluhan. Jadi evaluasi menyeluruh untuk tumor

okultisme pada pasien dengan risiko tinggi untuk kanker tersebut adalah langkah yang

paling penting. Orang dianggap beresiko tinggi adalah pengguna tembakau atau alkohol,

mereka yang di atas 50 tahun, dan mereka yang juga memiliki berat badan atau kesulitan

dalam menelan atau suara serak.6

7

Page 8: Referat THT Otalgia

2.6 Patofisiologi

Nyeri bisa dari telinga bagian luar dan dalam. Nyeri telinga luar bisa seperti lesi,

serumen, otitis eksterna dan sebagainya. Intrinsik bisa tejadi karena otitis media, spasme

otot pada bagian dalam, dan masih banyak penyakit lain. Patofisiologinya adalah inervasi

tersedia oleh  auriculotemporal cabang dari nervus cranial ke 5 (CN V), nervus cervical 1

dan 2, cabang Jacobson dari  glossopharyngeal nerve, cabang arnold dari vagus nerve, dan

cabang Ramsey Hunt dari nervus facialis. Sensasi otalgia dihantarkan oleh nervus cranial

yang ke 5, dan yang berkaitan dengan cabang itu menuju telinga menghasilkan otalgia.

2.7 Gambaran klinis

Sakit telinga itu sendiri merupakan suatu gejala atau keluhan, biasanya disertai

dengan gejala-gejala lain dan bisa dari berbagai penyebab. Bayi dan anak-anak biasanya

menjadi rewel, sering menggaruk-garuk telinga atau menarik-narik telinga, bila

penyakitnya di telinga biasanya disertai gangguan pendengaran. Pada keadaan infeksi

dapat disertai demam dan keluar cairan dari telinga. Sakit telinga yang sering timbul pada

anak-anak adalah akibat infeksi telinga tengah akut, yang timbul secara tiba-tiba. Biasanya

disertai dengan demam tinggi, kadang-kadang sampai kejang dan muntah. Biasanya

sebelumnya didahului oleh batuk dan pilek.

Pada penderita yang sudah dapat menjelaskan seperti anak yang agak besar,

remaja dan dewasa, yang sering dialami selain nyeri adalah adanya perasaan penuh atau

tekanan pada telinga, gangguan pendengaran, pusing dan pada infeksi terdapat cairan yang

keluar dari telinga atau demam. Sakit telinga akibat infeksi telinga yang sudah menyebar

kedaerah mastoid atau daerah dibelakangtelinga (mastoiditis), biasanya disertai dengan

nyeri kepala. Pada infeksi liang telinga (otitis eksterna) sering disertai nyeri ketika

membuka mulut atau menelan.7

8

Page 9: Referat THT Otalgia

2.8 Pemeriksaan

2.8.1 Pemeriksaan Fisik

Pada inspeksi telinga dapat tanpa kelainan atau ditemukan adanya

kemerahan, bengkak maupun serumen ditemukan pada liang telinga dapat juga

ditemukan membran timpani kemerahan dan bulging dengan menggunakan

otoskop dan lampu kepala. Palpasi telinga didapatkan adanya nyeri tekan pada

bagian yang sakit ataupun nyeri tarik.

2.8.2 Pemeriksaan Penunjang

Telinga akan diperiksa dengan seksama baik menggunakan otoskop atau

endoskopi jika perlu. Organ sekitarnya juga akan diperiksa untuk memastikan etiologi

rasa nyeri tersebut. Adapun pemeriksaan yang dapat dilakukan, adalah :

Tes fungsi

Tes Valsava dan Toynbee dilakukan untuk mengetahui fungsi tuba eustachius.

Valsava dilakukan dengan cara meniupkan dengan keras dari hidung sambil hidung

dipencet serta mulut ditutup.Bila tuba terbuka maka terasa udara masuk ke dalam

rongga telinga tengah yang menekan membran timpani kea rah lateral. Tes Toynbee

dilakukan dengan cara menelan ludah sambil hidung dipencet serta mulut ditutup. Bila

tuba terbuka maka akan terasa membran timpani tertarik kea rah medial.

Tes pendengaran

Tujuan dari tes pendengaran adalah :

1 Menentukan apakah pendengaran seseorang normal atau tidak.

2 Menentukan derajat kekurangan pendengaran.

3 Menentukan lokalisasi penyebab gangguan pendengaran.

a. Tes Suara

Tes Bisik : Normalnya tes bisik dapat didengar 10 – 15 meter. Tetapi biasa dipakai patokan 6 meter. Syarat melakukan tes Bisik :

1. Pemeriksa berdiri di belakang pasien supaya pasien tidak dapat membaca gerakan bibir pemeriksa.

2. Perintahkan pasien untuk meletakkan satu jari pada tragus telinga yang tidak diperiksa untuk mencegah agar pasien tidap dapat mendengar suara dari telinga itu.

9

Page 10: Referat THT Otalgia

3. Bisikkan kata pada telinga pasien yang akan diperiksa. Kata harus dimengerti oleh pasien, kata dibagi atas : yang mengandung huruf lunak ( m, n, l, d, h, g ) dan yang mengandung huruf desis ( s, c, f, j, v, z ).

4. Suruh pasien untuk mengulang kata – kata tersebut.

5. Sebut 10 kata ( normal 80 % ), yaitu 8 dari 10 kata atau 4 dari 5 kata.

6. Apabila penderita tidak / kurang mendengar huruf desis → tuli persepsi.

7. Apabila penderita tidak / kurang mendengar huruf lunak → tuli konduksi

Tes Konversasi : Caranya sama dengan tes bisik, tetapi tes ini menggunakan percakan biasa.

          b. Tes Garpu Tala.

Tes Schwabach : Tes ini digunakan untuk membandingkan penghantaran bunyi melalui tulang penderita dan pemeriksa. Syarat melakukan tes Schwabach :

1. Gunakan garpu tala 256 atau 512 Hz.

2. Getarkan garpu tala.

3. Letakkan tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa.

4. Apabila bunyi sudah tidak didengar lagi, segera garpu tala diletakkan pada planum mastoid penderita.

5. Lakukan hal ini sekali lagi tetapi sebaliknya lebih dahulu ke telinga penderita lalu ke telinga pemeriksa. Lakukan cara ini untuk telinga kiri dan kanan.

6. Normal jika pemeriksa sudah tak dapat mendengar suara dari garpu tala, maka penderita juga tidak dapat mendengar suara dari garpu tala tersebut.

7. Tuli Konduksi apabila pemeriksa sudah tidak dapat mendengar suara dari garpu tala tetapi penderita masih dapat mendengarnya ( Schwabach memanjang ).

8. Tuli persepsi apabila pemeriksa masih dapat mendengar suara dari garpu tala tetapi penderita sudah tidak dapat mendengar lagi.

c. Tes Rinne

Tes ini digunakan untuk membandingkan penghantaran bunyi melalui tulang dan melalui udara pada penderita. Syarat melakukan tes Rinne :

1.Garpu tala digetarkan.

2. Letakkan tegak lurus pada planum mastoid penderita, ini disebut posisi 1

3. Setelah bunyi sudah tidak terdengar lagi letakkan garpu tala tegak lurus di depan meatus akustikus eksterna, ini disebut posisi 2 (dua ).

4. Kalau pada posisi 2 masih terdengar bunyi → Tes Rinne (+).

10

Page 11: Referat THT Otalgia

5. Kalau pada posisi 2 tidak terdengar bunyi → Tes Rinne (–).

6. Kalau pada posisi 1 terdengar berlawanan → Tes Rinne ragu – ragu.

d. Tes Weber

Tes ini digunakan untuk membandingkan penghantaran bunyi melalui sebelah kanan / kiri penderita. Syarat melakukan tes Weber :

1. Garpu tala digetarkan.

2. Letakkan tegak lurus pada garis tengah kepala penderita, mis : dahi, ubun – ubun, rahang, kemudian suara yamg paling keras di kiri dan kanan.

3. Pada tes ini terdapat beberapa kemungkinan.

4. Bisa didapat hasil telinga kiri dan kanan sama keras terdengarnya, hal ini bisa berarati : normal atau ada gangguan pendengaran yang jenisnya sama.

5. Bisa juga didapatkan hasil telinga kiri > telinga kanan atau kiri < telinga kanan.

6. Lateralisasi ke kanan dapat berarti : adanya tuli konduksi sebelah kanan, telinga kiri dan kanan ada tuli konduksi, tetapi yang kanan lebih berat dari yang kiri, terdapat tuli persepsi disebelah kiri, keduanya tuli persepsi, keduanya tuli persepsi tetapi lebih berat yang kiri, kedua telinga tuli, kiri tuli persepsi, kanan tuli konduksi.

Adapun tes lain yang dilakukan, adalah:- CT scan kepala, Audiogram, Pemeriksaan sitology, Naso pharynges copy, Laringos copy, Endoscopy

11

Page 12: Referat THT Otalgia

2.9 Tatalaksana

Pengobatan diberikan sesuai dengan penyebab. Jika rasa nyeri pada telinga   

disebabkan oleh kotoran atau benda asing maka dibersihkan dengan mengeluarkannya,

pada infeksi diterapi dengan pemberian antibiotik dan analgetik, apabila disebabkan oleh

virus diberikan antivirus dan pada kasus tertentu dapat dilakukan pembedahan.8

2.10 Komplikasi

Komplikasi yang timbul dapat berupa kehilangan pendengaran yang dapat dibagi

menjadi dua, yaitu:

12

Page 13: Referat THT Otalgia

a.  Kehilangan Konduktif

Biasanya terjadi akibat kelainan telinga luar, seperti infeksi serumen, atau kelainan

telinga tengah, seperti otitis media atau otosklerosis. Pada keadaan seperti itu,

hantaran suara efisien suara melalui udara ke telinga dalam terputus.

b. Kehilangan Sensoris

Melibatkan kerusakan koklea atau saraf vestibulokoklear. Selain kehilangan konduksi

dan sensori neural, dapat juga terjadi kehilangan pendengaran campuran begitu juga

kehilangan pendengaran fungsional. Pasien dengan kehilangan suara campuran

mengalami kehilangan baik konduktif maupun sensori neural akibat disfungsi

konduksi udara maupun konduksi tulang. Kehilangan suara fungsional bersifat

inorganik dan tidak berhubungan dengan perubahan struktural mekanisme

pendengaran yang dapat dideteksi biasanya sebagai manifestasi gangguan emosional.9

13

Page 14: Referat THT Otalgia

BAB III KESIMPULAN

Telinga merupakan indera pendengaran dan memiliki fungsi ganda yaitu pendengaran dan

keseimbangan. Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran akan kenyataan

bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan, maka itu nyeri pada telinga merupakan suatu

tanda perjalanan dari sebuah penyakit. Nyeri telinga (earache atau ear pain) yang dikenal dengan

sebutan otalgia, adalah keadaan timbulnya keluhan nyeri pada telinga.

Rasa nyeri yang dirasakan tidak selalu disebabkan dari penyakit telinga itu sendiri,

melainkan dapat juga berasal dari tempat atau organ lain yang rasa nyerinya dihantarkan ke telinga

(nyeri alih atau referred pain) karena telinga dipersarafi nervus kranialis V, VII, IX dan X dan

nervus servikalis C2 dan C3 .Nyeri ini sendiri dapat muncul dengan keluhan yang bervariasi.

Dapat berupa rasa sakit yang tajam seperti ditusuk-tusuk, rasa panas pada telinga, atau nyeri

tumpul seolah-olah telinga terasa penuh.

Nyeri pada telinga merupakan suatu tanda perjalanan penyakit, karena itu harus segera

dicari penyebabnya dengan anamnesis dan pemeriksaan yang tepat agar dapat ditangani dengan

baik dan memperbaiki fungsi telinga yang terganggu.

14

Page 15: Referat THT Otalgia

DAFTAR PUSTAKA

1. Sherwood L. Fisiologi manusia; dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta EGC; 2011. p.207.

2. Otalgia. Medscape 2015. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/845173-

otalgia/overview. Akses 13 November 2015

3. Anatomi telinga. Available from: http://www.nebraskamed.com/health-library/3d-medical-

atlas/291/anatomy-of-the-ear. Akses 13 November 2015

4. Hawkins JE.Anatomy and physiology human ear.Britain: Encyclopaedia Britain: 2014

5. Kim D, Cheang P, Dover S, et al. Dental otalgia. J Laryngol Otol 2009;121:1129– 34.

6. Neilan R, Roland Otalgia. P.Med Clin North Am. Otolaryngology-Head & Neck Surgery,

2010 ;94:961-71

7. JOHN W. ELY, Diagnosis of ear pain.University of Iowa Carver College of Medicine, Iowa

City, Iowa.Am Fam Physician. 2008 Mar 1;77(5):621-628.

8. Myung HY, Hong JP. Diagnosis and treatment of otalgia.Korean Society of

Otorhinolaryngology-Head and Neck Surgery Journal.Korea: March 20, 2013.

9. Neilan RE,Roland PS.Otalgia. Medclin North Am:2010 Sep;94(5):961-71

15