42
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tinitus didefinisikan sebagai bunyi yang di dengar oleh seseorang yang berasal dari tubuhnya sendiri tanpa adanya rangsangan bunyi eksternal yang relevan. Istilah tinitus berasal dari kata Latin “tinnire” yang mempunyai arti untuk membunyikan. Tinitus bukanlah suatu penyakit atau sindroma, tetapi merupakan gejala yang mungkin berasal dari satu atau lebih kelainan. Tinitus mungkin dapat timbul dari penurunan fungsi pendengaran yang dikaitkan dengan usia dan proses degenerasi, trauma telinga ataupun akibat dari penyakit vaskular. Tinitus cukup banyak didapati dalam praktek sehari-hari. Jutaan orang di dunia menderita tinitus dengan derajat ringan sampai berat. Dari hasil penelitian, didapatkan satu dari lima orang diantara usia 55 dan 65 tahun dilaporkan mengalami tinitus. Hal ini menandakan bahwa tinitus adalah keluhan yang sangat umum yang diterima di kalangan usia lanjut. Bunyi yang diterima sangat bervariasi. Suara-suara yang terdengar oleh telinga belum tentu bersifat kelainan atau patologis. Jika orang

referat Tinitus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

referat tinitus koas UMJ RSIJ Pondok Kopi

Citation preview

Page 1: referat Tinitus

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tin i t u s d ide f i n i s i kan s ebaga i buny i yang d i denga r o l eh

s e seo rang yang  berasal dari tubuhnya sendiri tanpa adanya rangsangan bunyi

eksternal yang relevan. Istilah tinitus berasal dari kata Latin “tinnire” yang

mempunyai arti untuk membunyikan. Tinitus bukanlah suatu penyakit atau sindroma,

tetapi merupakan gejala yang mungkin berasal dari satu atau lebih kelainan.

Tinitus mungkin dapat timbul dari penurunan fungsi pendengaran yang

dikaitkan dengan usia dan proses degenerasi, trauma telinga ataupun akibat dari

penyakit vaskular. Tinitus cukup banyak didapati dalam praktek sehari-hari. Jutaan

orang di dunia menderita tinitus dengan derajat ringan sampai berat. Dari hasil

penelitian, didapatkan satu dari lima orang diantara usia 55 dan 65 tahun dilaporkan

mengalami tinitus. Hal ini menandakan bahwa tinitus adalah keluhan yang sangat

umum yang diterima di kalangan usia lanjut. Bunyi yang diterima sangat bervariasi.

Suara-suara yang terdengar oleh telinga belum tentu bersifat

kelainan atau patologis. Jika orang sehat yang terbukti telinganya normal, berada

dalam ruang kedap, maka ia akan dapat mendengar berbagai macam suara

yang berasal dari berbagai organ tubuhnya sendiri yang memang bekerja setiap saat,

contohnya: pernapasan, kontraksi jantung, dan aliran darah. Pada kenyataannya, dalam

kehidupan sehari-hari, suasana yang memungkinkan suara fisiologis atau normal

tersebut terdengar oleh seseorang sangat jarang tercipta dan bahkan dalam kamar yang

sunyi di malam hari sekalipun. Hal ini dikarenakan terdapat suara masking dari

lingkungan dengan intensitas sekitar 25 – 30 db. Tinitus baru terdengar jika intensitas

suara organ tubuh melebihi suara masking dari lingkungan.

The American Tinnitus Association memperkirakan sekitar 50 juta

orang masya raka t d i Amer ika Se r i ka t (AS) mende r i t a t i n i t u s

Page 2: referat Tinitus

kron i s . Sebanyak sepertiga dari populasi seluruh dunia setidaknya pernah

mengalami tinnitus sekali seumur hidup. Pada s ebuah  penelitian, prevalensi tinitus

pada orang dewasa dilaporkan sekitar 10,1% - 14,5% dengan insiden yang semakin

meningkat dengan bertambahnya usia. Jenis kelamin laki- l ak i l eb ih

banyak menga l ami t i nn i t u s d iband ingkan pe rempuan . T in i t u s dapa t

mempengaruhi aktivitas sehari-hari dari penderitanya. Sekitar 25% pasien dengan

t i n i t u s d i l a p o r k a n m e n g a l a m i p e r b u r u k a n g e j a l a y a n g

p r o g r e s i f j i k a t i d a k   mendapat penanganan dengan baik. Hal ini akan

menurunkan kualitas hidup dari pasien yang mengalami tinitus.

2

Page 3: referat Tinitus

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TELINGA

A. Anatomi Telinga

Anatomi telinga dibagi atas telinga luar,telinga tengah,telinga dalam:

Telinga Luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran

tympani. Telinga luar atau pinna merupakan gabungan dari tulang rawan yang diliputi

kulit. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga (meatus

akustikus eksternus) berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga

bagian luar, di sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar

serumen (modifikasikelenjar keringat = Kelenjar serumen) dan rambut. Kelenjar

keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada dua pertiga bagian dalam hanya

sedikit dijumpai kelenjar serumen, dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari

tulang. Panjangnya kira-kira 2,5 – 3 cm. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah

rambut, kelenjar sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami

modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-

kelok yang menghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang

dinamakan serumen (minyak telinga). Serumen berfungsi menangkap debu dan

mencegah infeksi.

3

Page 4: referat Tinitus

Gambar : Telinga luar, telinga tengah, telinga dalam. Potongan Frontal

Telinga

4

Page 5: referat Tinitus

Telinga Tengah

Telinga tengah berbentuk kubus dengan :

Batas luar : Membran timpani

Batas depan : Tuba eustachius

Batas Bawah : Vena jugularis (bulbus jugularis)

Batas belakang : Aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis.

Batas atas : Tegmen timpani (meningen / otak )

Batas dalam : Berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semi sirkularis

horizontal, kanalis fasialis,tingkap lonjong (oval

window),tingkap

bundar (round window) dan promontorium.

Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang

telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut Pars

flaksida (Membran Shrapnell), sedangkan bagian bawah Pars Tensa (membrane

propia). Pars flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel kulit

liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa

saluran napas. Pars tensa mempunyai satu lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang

terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier dibagian

luar dan sirkuler pada bagian dalam.

Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membrane timpani disebut

umbo. Dimembran timpani terdapat 2 macam serabut, sirkuler dan radier. Serabut

inilah yang menyebabkan timbulnya reflek cahaya yang berupa kerucut. Membran

timpani dibagi dalam 4 kuadran dengan menarik garis searah dengan prosesus longus

maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo, sehingga didapatkan bagian

5

Page 6: referat Tinitus

atas-depan, atas-belakang, bawah-depan serta bawah belakang, untuk menyatakan

letak perforasi membrane timpani.

Didalam telinga tengah terdapat tulang-tulang pendengaran yang tersusun dari

luar kedalam, yaitu maleus, inkus, dan stapes. Tulang pendengaran didalam telinga

tengah saling berhubungan . Prosesus longus maleus melekat pada membrane timpani,

maleus melekat pada inkus dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada

tingkap lonjong yang berhubungan dengan koklea. Hubungan antar tulang-tulang

pendengaran merupakan persendian.

Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina

propria yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. Dalam telinga

tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai

fungsi konduksi suara. Maleus, inkus, dan stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng.

Pada pars flaksida terdapat daerah yang disebut atik. Ditempat ini terdapat aditus ad

antrum, yaitu lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan antrum mastoid.

Tuba eustachius termasuk dalam telinga tengah yang menghubungkan daerah

nasofaring dengan telinga tengah.

Gambar : Membran Timpani

6

Page 7: referat Tinitus

Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui saluran eustachius

(tuba auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara kedua sisi

membrane tympani. Tuba auditiva akan membuka ketika mulut menganga atau ketika

menelan makanan. Ketika terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut merupakan

usaha yang baik untuk mencegah pecahnya membran tympani. Karena ketika mulut

terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan masuk melalui tuba auditiva ke

telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam

dan permukaan luar membran tympani.

Telinga Dalam

Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah

lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau

puncak koklea disebut holikotrema, menghubungkan perilimfa skala timpani dengan

skala estibule.

Kanalis semi sirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan

membentuk lingkaran yang tidak lengkap.

Pada irisan melintang koklea tampak skala vestibuli sebelah atas, skala timpani

sebelah bawah dan skala media (duktus koklearis) diantaranya. Skala vestibuli dan

skala timpani berisi perilimfa, sedangkan skala media berisi endolimfa. Dasar skala

vestibuli disebut sebagai membrane vestibuli (Reissner’s membrane) sedangkan dasar

skala media adalah membrane basalis. Pada membran ini terletak organ corti.

Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membran

tektoria, dan pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut

dalam, sel rambut luar dan kanalis corti, yang membentuk organ corti.

7

Page 8: referat Tinitus

Gambar : Gambar labirin bagian membrane labirin bagian tulang, Telinga Dalam

Koklea

8

Page 9: referat Tinitus

bagian koklea labirin adalah suatu saluran melingkar yang pada manusia

panjangnya 35mm. Koklea bagian tulang membentuk 2,5 kali putaran yang

mengelilingi sumbunya. Sumbu ini dinamakan modiolus, yang terdiri dari pembuluh

darah dan saraf. Ruang di dalam koklea bagian tulang dibagi dua oleh dinding

(septum). Bagian dalam dari septum ini terdiri dari lamina spiralis ossea. Bagian

luarnya terdiri dari anyaman penyambung, lamina spiralis membranasea. Ruang yang

mengandung perilimf ini dibagi menjadi : skala vestibule (bagian atas) dan skala

timpani (bagian bawah). Kedua skala ini bertemu pada ujung koklea. Tempat ini

dinamakan helicotrema. Skala vestibule bermula pada fenestra ovale dan skala timpani

berakhir pada fenestra rotundum. Mulai dari pertemuan antara lamina spiralis

membranasea kearah perifer atas, terdapat membrane yang dinamakan membrane

reissner. Pada pertemuan kedua lamina ini, terbentuk saluran yang dibatasi oleh:

1. membrane reissner bagian atas

2. lamina spiralis membranasea bagian bawah

3. dinding luar koklea

saluran ini dinamakan duktus koklearis atau koklea bagian membrane yang

berisi endolimf. Dinding luar koklea ini dinamakan ligamentum spiralis.disini,

terdapat stria vaskularis, tempat terbentuknya endolimf.

Gambar : Koklea

9

Page 10: referat Tinitus

Didalam lamina membranasea terdapat 20.000 serabut saraf. Pada membarana

basilaris (lamina spiralis membranasea) terdapat alat korti. Lebarnya membrane

basilaris dari basis koklea sampai keatas bertambah dan lamina spiralis ossea

berkurang. Nada dengan frekuensi tinggi berpengaruh pada basis koklea. Sebaliknya

nada rendah berpengaruh dibagian atas (ujung) dari koklea.

GAMBAR : Organ korti

Pada bagian atas organ korti, terdapat suatu membrane, yaitu membrane

tektoria. Membrane ini berpangkal pada Krista spiralis dan berhubungan dengan alat

persepsi pada alat korti. Pada alat korti dapat ditemukan sel-sel penunjang, sel-sel

persepsi yang mengandung rambut. Antara sel-sel korti ini terdapat ruangan (saluran)

yang berisi kortilimf.

Duktus koklearis berhubungan dengan sakkulus dengan peralatan duktus

reunions. Bagian dasar koklea yang terletak pada dinding medial cavum timpani

menimbulkan penonjolan pada dinding ini kearah cavum timpani. Tonjolan ini

dinamakan promontorium.

Vestibulum

Vestibulum letaknya diantara koklea dan kanalis semisirkularis yang juga

berisi perilimf. Pada vestibulum bagian depan, terdapat lubang (foramen ovale) yang

10

Page 11: referat Tinitus

berhubungan dengan membrane timpani, tempat melekatnya telapak (foot plate) dari

stapes. Di dalam vestibulum, terdapat gelembung-gelembung bagian membrane

sakkulus dan utrikulus. Gelembung-gelembung sakkulus dan utrikulus berhubungan

satu sama lain dengan perantaraan duktus utrikulosakkularis, yang bercabang melalui

duktus endolimfatikus yang berakhir pada suatu lilpatan dari duramater, yang terletak

pada bagian belakang os piramidalis. Lipatan ini dinamakan sakkus endolimfatikus.

Saluran ini buntu.

Sel-sel persepsi disini sebagai sel-sel rambut yang di kelilingi oleh sel-sel

penunjang yang letaknya pada macula. Pada sakkulus, terdapat macula sakkuli.

Sedangkan pada utrikulus, dinamakan macula utrikuli.

Kanalis semisirkularisanlis

Di kedua sisi kepala terdapat kanalis-kanalis semisirkularis yang tegak lurus

satu sama lain. Didalam kanalis tulang, terdapat kanalis bagian membran yang

terbenam dalam perilimf. Kanalis semisirkularis horizontal berbatasan dengan antrum

mastoideum dan tampak sebagai tonjolan, tonjolan kanalis semisirkularis horizontalis

(lateralis).

Kanalis semisirkularis vertikal (posterior) berbatasan dengan fossa crania

media dan tampak pada permukaan atas os petrosus sebagai tonjolan, eminentia

arkuata. Kanalis semisirkularis posterior tegak lurus dengan kanalis semi sirkularis

superior. Kedua ujung yang tidak melebar dari kedua kanalis semisirkularis yang

letaknya vertikal bersatu dan bermuara pada vestibulum sebagai krus komunis.

Kanalis semisirkularis membranasea letaknya didalam kanalis semisirkularis

ossea. Diantara kedua kanalis ini terdapat ruang berisi perilimf. Didalam kanalis

semisirkularis membranasea terdapat endolimf. Pada tempat melebarnya kanalis

semisirkularis ini terdapat sel-sel persepsi. Bagian ini dinamakan ampulla.

11

Page 12: referat Tinitus

Sel-sel persepsi yang ditunjang oleh sel-sel penunjang letaknya pada Krista

ampularis yang menempati 1/3 dari lumen ampulla. Rambut-rambut dari sel persepsi

ini mengenai organ yang dinamakan kupula, suatu organ gelatinous yang mencapai

atap dari ampulla sehingga dapat menutup seluruh ampulla.

B. Fisiologi pendengaran

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energy bunyi oleh daun

telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang kekoklea.

Getaran tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan ketelinga tengah melalui

rangkaian tulang pendengaran yang akan mengimplikasi getaran melalui daya ungkit

tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap

lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang

menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibule bergerak.

Getaran diteruskan melalui membrane Reissner yang mendorong endolimfa, sehingga

akan menimbulkan gerak relative antara membran basilaris dan membran tektoria.

Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi

stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan ion

bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel

rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam sinapsis yang akan

menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus

auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.

12

Page 13: referat Tinitus

Gambar : Fisiologi Pendengaran

2.2 TINITUS

A. DEFINISI

Tin i t u s ada l ah s a l ah s a tu ben tuk gangguan pendenga ran

be rupa s ensa s i sua r a t anpa adanya rangsangan dari luar, dapat berupa

sinyal mekanoakustik maupun listrik. Keluhan suara y a n g d i d e n g a r

s a n g a t b e r v a r i a s i , d a p a t b e r u p a b u n y i m e n d e n g i n g ,

m e n d e r u , m e n d e s i s , mengaum, atau berbagai macam bunyi

lainnya. Suara yang didengar dapat bersifat stabil atau  berpulsasi. Keluhan

tinitus dapat dirasakan unilateral dan bilateral.

Se r angan t i n i t u s dapa t be r s i f a t pe r i od ik a t aupun mene t ap .

K i t a s ebu t pe r i od ik j i ka s e r angan yang da t ang h i l ang t imbu l .

Ep i sode pe r i od ik l eb ih be rbahaya dan mengganggu dibandingkan

dengan yang berifat menetap. Hal ini disebabkan karena otak tidak

terbiasa atau t i dak dapa t mensup re s i b i s i ng i n i . T in i t u s pada

13

Page 14: referat Tinitus

bebe rapa o r ang dapa t s anga t mengganggu kegiatan sehari-harinya.

Terkadang dapat menyebabkan timbulnya keinginan untuk bunuh diri.1,3

B. EPIDEMIOLOGI

Perkiraan pasien dengan tinitus 10-15% dari populasi (30-40 juta orang). Dari

pasien dengan gejala telinga yang terkait, 85% melaporkan mengalami tinitus juga.

Baik orang dewasa dan anak-anak melaporkan mengalami tinitus. Pengembangan

meningkat tinitus dalam insiden dengan usia, meskipun tingkat tinitus pada anak-

anak telah dilaporkan setinggi 13%.

Banyak orang mengalami tinitus setelah terpapar suara tembakan atau konser

keras dengan amplifikasi modern. Jenis tinitus dapat mengganggu, tetapi biasanya

sembuh dalam hitungan jam. Tinitus adalah gejala (bukan penyakit) dan karena itu

mencerminkan suatu kelainan yang mendasarinya. Kebanyakan biasanya, tinitus

dikaitkan dengan gangguan pendengaran sensorineural, tapi jenis tinitus seperti

tinitus berdenyut, tinitus dengan vertigo, tinitus berfluktuasi, atau tinitus unilateral

harus diselidiki secara menyeluruh.8

C. ETIOLOGI

Tinitus paling banyak disebabkan karena adanya kerusakan dari telinga dalam,

terutama kerusakan dari koklea. Etiologi yang lain yaitu:

1. Tinitus karena kelainan somatik daerah leher dan rahang

a. Trauma kepala dan Leher.

Pasien dengan cedera yang keras pada kepala atau leher mungkin

akan mengalami tinitus yang sangat mengganggu. Tinitus karena

cedera leher adalah tinitus somatik yang paling umum terjadi.

Trauma itu dapat berupa Fraktur tengkorak, Whisplash injury.

b. Artritis pada sendi temporomandibular (TMJ).

Berdasarkan hasil penelitian, 25% dari penderita tinitus di Amerika berasal

dari arthritis sendi temporomandibular.4 Biasanya orang dengan artritis

14

Page 15: referat Tinitus

TMJ akan mengalami tinitus yang berat. Hampir semua pasien artritis TMJ

mengakui bunyi yang di dengar adalah bunyi menciut. Tidak diketahui

secara pasti hubungan antara artritis TMJ dengan terjadinya tinitus.

2. Tinitus akibat kerusakan N. Vestibulocochlearis

Terdapat beberapa kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan dari

N. Vestibulocochlearis, diantaranya: infeksi virus pada N.VIII,

tumor yang mengenai N.VIII, dan Microvascular Compression Syndrome

(MCV). MCV dikenal juga dengan vestibular paroxysmal. MCV menyebabkan

kerusakan N.VIII karena adanya kompresi dari pembuluh darah. Tapi hal ini

sangat jarang terjadi.

3. Tinitus karena kelainan vascular

Tinitus yang di dengar biasanya bersifat tinitus yang pulsatil. Akan didengar

bunyi yang simetris dengan denyut nadi dan detak jantung. Kelainan

vaskular yang dapat menyebabkan tinitus diantaranya:

a. Aterosklerosis

Dengan bertambahnya usia, penumpukan kolesterol dan bentuk-

bentuk deposit lemak lainnya, pembuluh darah mayor ke telinga tengah

kehilangan sebagian elastisitasnya. Hal ini mengakibatkan aliran darah

menjadi semakin sulit dan kadang-kadang mengalami turbulensi sehingga

memudahkan telinga untuk mendeteksi iramanya.

b. Hipertensi

Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan gangguan vaskuler pada

pembuluh darah koklea terminal.

c. Malformasi kapiler

Sebuah kondisi yang disebut AV malformation yang terjadi antara koneksi

arteri dan vena dapat menimbulkan tinitus.

d. Tumor pembuluh darah

15

Page 16: referat Tinitus

Tumor pembuluh darah yang berada di daerah leher dan kepala juga dapat

menyebabkan tinitus. Misalnya adalah tumor karotis dan tumor

glomus jugulare dengan ciri khasnya yaitu t i n i t u s d e n g a n

n a d a r e n d a h y a n g b e r p u l s a s i t a n p a a d a n y a g a n g g u a n

p e n d e n g a r a n . I n i merupakan gejala yang penting pada tumor glomus

jugulare.

4. Tinitus karena kelainan metabolik

Seperti keadaan hipertiroid dan anemia (keadaan dimana viskositas

darah sangat rendah) dapat meningkatkan aliran darah dan terjadi

turbulensi. Sehingga memudahkan telinga untuk mendeteksi irama, atau yang

kita kenal dengan tinitus pulsatil. Kelainan metabolik lainnya yang bisa

menyebabkan tinitus adalah defisiensi vitaminB12, begitu juga dengan

kehamilan dan keadaan hiperlipidemia.

5. Tinitus akibat kelainan neurologis.

Yang pa l i ng umum t e r j ad i ada l ah ak iba t multiple sclerosis.

Multiple sclerosis adalah proses inflamasi kronik dan demyelinisasi yang

mempengaruhi sistem saraf pusat. Multiple sclerosis dapa t men imbu lkan

be rbaga i macam ge j a l a , d i an t a r anya ke l emahan o to t ,

i nd ra  penglihatan yang terganggu, perubahan pada sensasi, kesulitan

koordinasi dan bicara, depresi, gangguan kogn i t i f , g angguan

ke se imbangan dan nye r i , dan pada t e l i nga akan t imbu l ge j a l a

tinitus.

6. Tinitus akibat kelainan psikogenik

Keadaan gangguan p s ikogen ik dapa t men imbu lkan t i n i t u s

yang be r s i f a t s emen ta r a . Tinitus akan hilang bila kelainan

psikogeniknya hilang. Depresi, anxietas dan stress adalah keadaan

psikogenik yang memungkinkan tinitus untuk muncul.

16

Page 17: referat Tinitus

7. Tinitus akibat obat-obatan

Obat-obatan yang dapat menyebabkan tinitus umumnya adalah obat-obatan

yang bersifat ototoksik. Diantaranya:

a. Analgetik, seperti aspirin dan OAINS lainnyab. Antibiotik, seperti golongan aminoglikosid (mycin), kloramfenikol,

tetrasiklin, minosiklinc. Obat-obatan kemoterapi (Belomisin, Cisplatin, Mechlorethamine,

methotrexate, vinkristin), diuretik (Bumatenide, Ethacrynic acid, Furosemide), lain-lain (Kloroquin, quinine, Merkuri, Timah)

8. Tinitus akibat gangguan mekanik

G a n g g u a n m e k a n i k j u g a d a p a t m e n y e b a b k a n t i n i t u s

o b j e k t i f , m i s a l n y a p a d a t u b a eustachius yang terbuka sehingga

ketika kita bernafas akan menggerakkan membran timpani dan menjadi tinitus.

Kejang klonus muskulus tensor timpani dan muskulus stapedius serta otot-

otot palatum juga akan menimbulkan tinitus.

9. Tinitus akibat gangguan konduksi

Gangguan konduks i sua r a s epe r t i i n f eks i t e l i nga l ua r ( s ek re t

dan oedem) , s e rumen impaksi, efusi telinga tengah dan

otosklerosis juga dapat menyebabkan tinitus. Biasanya suara

tinitusnya bersifat suara dengan nada rendah.

10. Tinitus akibat sebab lainnya.

a. Tuli akibat bising disebabkan terpajan oleh bising yang cukup keras

dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Biasanya diakibatkan oleh

bising lingkungan kerja. Umumnya terjadi pada kedua telinga.Terutama

bila intensitas bising melebihi 85db, dapat mengakibatkan

kerusakan pada reseptor  pendengaran korti di telinga dalam. Yang

sering mengalami kerusakan adalah alat korti untuk reseptor bunyi yang

17

Page 18: referat Tinitus

berfrekuensi 3000Hz sampai dengan 6000Hz. Yang terberat kerusakan alat

korti untuk reseptor bunyi yang berfrekuensi 4000Hz.

b. Presbikusis

Tuli saraf sensorineural tinggi, umumnya terjadi mulai usia 65 tahun,

simetris kanan dan kiri, presbikusis dapat mulai pada frekuensi 1000Hz

atau lebih. Umumnya merupakan akibat dari proses degenerasi. Diduga

berhubungan dengan faktor-faktor herediter, pola makanan ,metabolisme,

aterosklerosis, infeksi, bising, gaya hidup atau bersifat

multifaktor. Menurunnya fungsi pendengaran berangsur dan kumulatif.

Progresivitas penurunan pendengaran lebih cepat pada laki-laki dibanding

perempuan.

c. Sindrom Meniere

Penyakit ini gejalanya terdiri dari tinitus, vertigo dan tuli

sensorineural. Etiologi dari  penyakit ini adalah karena adanya hidrops

endolimfe, yaitu penambahan volume endolimfa, karena gangguan

biokimia cairan endolimfa dan gangguan klinik pada membran labirin.1,4,5,6

Gambar etiologi tinnitus

18

Page 19: referat Tinitus

C. KLASIFIKASI TINITUS

Tinitus terjadi akibat adanya kerusakan ataupun perubahan pada

telinga luar, tengah, telinga dalam ataupun dari luar telinga.

Berdasarkan letak dari sumber masalah, tinitus dapat dibagi

menjadi: tinitus otik dan tinitus somatik. Jika kelainan terjadi pada

telinga atau saraf auditoris, kita sebut tinitus otik, sedangkan kita sebut tinitus

somatik jika kelainan terjadi di luar telinga dan saraf tetapi masih di dalam area

kepala atau leher.1

  Berdasarkan objek yang mendengar, tinitus dapat dibagi menjadi:

1. Tinitus Objektif 

Adalah tinitus yang suaranya juga dapat di dengar oleh pemeriksa dengan

auskultasi di sekitar telinga. Tinitus objektif biasanya bersifat vibratorik,

berasal dari transmisi vibrasi sistem muskuler atau kardiovaskuler di sekitar

telinga. Umumnya tinitus objektif disebabkan karena kelainan

vaskular, sehingga tinitusnya berdenyut mengikuti denyut jantung. Tinitus

berdenyut ini dapat dijumpai pada pasien dengan ma l fo rmas i

a r t e r i ovena , t umor g lomus j ugu l a r dan aneu r i sma . T in i t u s

ob j ek t i f j uga dapa t dijumpai sebagai suara klik yang berhubungan

dengan penyakit sendi temporomandibular dan karena kontraksi spontan

dari otot telinga tengah atau mioklonus palatal. Tuba Eustachius paten juga

dapat menyebabkan timbulnya tinitus akibat hantaran suara dari nasofaring ke

rongga tengah.

2. Tinitus Subjektif

Adalah tinitus yang suaranya hanya dapat didengar oleh penderita saja. Jenis

ini sering sekali terjadi dan bersifat non vibratorik, disebabkan oleh

proses iritatif dan perubahan degeneratif traktus auditoris mulai sel-

sel rambut getar sampai pusat  pendengaran. Tinitus subjektif bervariasi

dalam intensitas dan frekuensi kejadiannya. Beberapa pasien dapat mengeluh

19

Page 20: referat Tinitus

mengenai sensasi pendengaran dengan intensitas yang rendah,

sementara pada orang yang lain intensitas suaranya mungkin lebih tinggi.2

  Berdasarkan kualitas suara yang didengar pasien ataupun pemeriksa, tinitus

dapat dibagi menjadi:

1. Tinitus Pulsatil

Adalah tinitus yang suaranya bersamaan dengan suara denyut

jantung. Tinitus pulsatil jarang ditemukan dalam praktek sehari-hari.

Tinitus pulsatil dapat terjadi akibat adanya kelainan dari vaskular

ataupun di luar vaskular. Kelaianan vaskular digambarkan dengan sebagai

bising mendesis yang sinkron dengan denyut nadi atau denyut jantung.

Sedangkan tinitus non va sku l a r d igamba rkan s ebaga i b i s i ng k l i k ,

b i s i ng go re san a t au sua ra pe rnapasan da l am telinga. Pada

kedua tipe tinitus ini dapat kita ketahui dengan mendengarkannya

menggunakan stetoskop.

2. Tinitus Non pulsatil

Tinitus jenis ini bersifat menetap dan tidak terputuskan. Suara yang dapat

didengar oleh pasien bervariasi, mulai dari suara yang berdering, berdenging,

berdengung, berdesis, suara jangkrik, dan terkadang pasien mendengarkan

bising bergemuruh di dalam telinganya. B i a s a n y a t i n i t u s i n i l e b i h

d i d e n g a r p a d a r u a n g a n y a n g s u n y i d a n b i a s a n y a p a l i n g

menganggu d i ma l am ha r i s ewak tu pa s i en t i du r , s e l ama s i ang

ha r i e f ek penu tup keb i s i ngan lingkungan dan aktivitas sehari-hari

dapat menyebabkan pasien tidak menyadari suara tersebut.4

D. PATOFISIOLOGI

Pada tinitus terjadi aktivitas elektrik pada area auditoris yang

menimbulkan perasaan adanya bunyi namun impuls yang ada bukan

berasal dari bunyi eksternal yang ditransformasikan , me l a inkan

20

Page 21: referat Tinitus

be ra sa l da r i sumbe r impu l s abno rma l d ida l am tubuh pa s i en

sendiri. Impuls abnormal itu dapat ditimbulkan oleh berbagai kelainan

telinga. Tinitus dapat terjadi dalam berbagai intensitas. Tinitus dengan

nada rendah seperti bergemuruh atau nada tinggi seperti berdenging. Tinitus

dapat terus menerus atau hilang timbul. Tinitus biasanya dihubungkan

dengan tuli sensorineural dan dapat juga terjadi karena gangguan

konduksi.

Tinitus yang disebabkan oleh gangguan konduksi, biasanya berupa

bunyi dengan nada rendah. Jika disertai dengan inflamasi, bunyi dengung ini

terasa berdenyut (tinitus pulsatil). T in i t u s dengan nada r endah dan

t e rdapa t gangguan konduks i , b i a sanya t e r j ad i pada sumbatan liang

telinga karena serumen atau tumor, tuba katar, otitis media, otosklerosis dan lain-

lainnya. Tinitus dengan nada rendah yang berpulsasi tanpa gangguan

pendengaran merupakan gejala dini yang penting pada tumor glomus

jugulare. Tinitus objektif sering ditimbulkan oleh gangguan vaskuler.

Bunyinya seirama dengan denyu t nad i , m i sa lnya pada aneu r i sma

dan a t e ro sk l e ro s i s . Gangguan mekan i s dapa t j uga

mengak iba tkan t i n i t u s ob j ek t i f , s epe r t i t uba eus t ach iu s t e rbuka ,

s eh ingga ke t i ka be rnapas membran timpani bergerak dan terjadi

tinitus. Kejang klonus muskulus tensor timpani dan muskulus stapedius, serta otot-

otot palatum dapat menimbulkan tinitus objektif. Bila ada gangguan vaskuler di

telinga tengah, seperti tumor karotis (carotid body tumor ), maka suara aliran darah

akan mengakibatkan tinitus juga. Pada intoksikasi obat seperti salisilat, kina,

streptomisin, dehidro-streptomisin, garamisin, digitalis, kanamisin, dapat

terjadi tinitus nada tinggi, terus menerus ataupun hilang timbul. Pada

hipertensi endolimfatik, seperti penyakit meniere dapat terjadi tinitus

pada nada rendah atau tinggi, sehingga terdengar bergemuruh atau

berdengung. Gangguan ini disertai dengan vertigodan tuli

sensorineural. Gangguan vaskuler koklea terminal yang terjadi pada pasien yang

21

Page 22: referat Tinitus

stres akibat gangguan keseimbangan endokrin, seperti menjelang

menstruasi, hipometabolisme atau saat hamil dapat  juga timbul tinitus dan

gangguan tersebut akan hilang bila keadaannya sudah normal kembali.1,4,6

E. DIAGNOSIS

1) Anamnesis

- Kualitas dan kuantitas tinnitus

- Lokas i , apakah t e r j ad i d i s a tu t e l i nga a t aupun d i kedua

t e l i nga

- S i f a t buny i yang d idenga r , apakah mendeng ing ,

mendengung , mende ru , a t aupun mendesis dan bunyi lainnya

- Apakah bunyi yang didengar semakin mengganggu di siang atau malam

hari

- G e j a l a - g e j a l a l a i n y a n g m e n y e r t a i s e p e r t i v e r t i g o

d a n g a n g g u a n p e n d e n g a r a n s e r t a gangguan neurologik

lainnya

- Lama se r angan t i n i t u s be r l angsung , b i l a be r l angsung

hanya da l am sa tu men i t dan s e t e l ah itu hilang, maka ini

bukan suatu keadaan yang patologik, tetapi jika tinitus

berlangsung selama 5 menit, serangan ini bias dianggap patologik

- R i w a y a t m e d i k a s i s e b e l u m n y a y a n g b e r h u b u n g a n

d e n g a n o b a t - o b a t a n d e n g a n s i f a t ototoksik

- Keb i a saan s eha r i -ha r i t e ru t ama merokok dan meminum

kop i

- Riwayat cedera kepala, pajanan bising, trauma akustik

- R i w a y a t i n f e k s i t e l i n g a d a n o p e r a s i t e l i n g a

- Umur dan j en i s ke l amin j uga dapa t member ikan ke j e l a san

da l am mend iagnos i s pa s i en dengan tinitus. Tinitus karena

kelainan vaskuler sering terjadi pada wanita muda, sedangkan

22

Page 23: referat Tinitus

pasien dengan mioklonus palatal sering terjadi pada usia muda yang

dihubungkan dengan kelainan neurologi.

Pada tinitus subjektif unilateral perlu dicurigai adanya

kemungkinan neuroma akustik atau trauma kepala, sedangkan bilateral

kemungkinan intoksikasi obat, presbikusis, trauma bising dan penyakit

sistemik. Jika pasien susah untuk mendeskripsikan apakah tinitus berasal dari

telingakanan atau telinga kiri, hanya mengatakan di tengah kepala,

kemungkinan besar terjadi kelainan patologis di saraf pusat, misalnya

serebrovaskuler, siringomelia dan sklerosis multipel. Kelainan patologis

pada putaran basal koklea, saraf pendengar perifer dan sentral pada

umumnya bernada tinggi (mendenging). Tinitus yang bernada rendah

seperti gemuruh ombak adalah ciri khas penyakit telinga koklear (hidrop

endolimfatikus).1

2) Pemeriksaan fisik dan Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan fisik pada pasien dengan tinitus dimulai dari pemeriksaan

auskultasi dengan menggunakan s t e t o skop pada kedua t e l i nga

pa s i en . Ha l i n i d i l akukan dengan t u juan un tuk  menentukan

apakah tinitus yang didengar pasien bersifat subjektif atau objektif. Jika suara

tinitus juga dapat didengar oleh pemeriksa, artinya bersifat objektif, maka

harus ditentukan sifat dari suara tersebut. jika suara yang didengar

serasi dengan pernapasan, maka kemungkinan besar  tinitus terjadi

karena tuba eustachius yang paten. Jika suara yang di dengar sesuai dengan

denyut nad i dan de t ak j an tung , maka kemungk inan be sa r

t i n i t u s t imbu l ka r ena aneu r i sma , t umor  vaskular, vascular

malformation, dan venous hum. Jika suara yang di dengar bersifat

kontinu, maka kemungkinan tinitus terjadi karena venous hum atau emisi

akustik yang terganggu.

23

Page 24: referat Tinitus

Pada tinitus subjektif, yang mana suara tinitus tidak dapat

didengar oleh pemeriksa saat auskultasi, maka pemeriksa harus melakukan

pemeriksaan audiometri. Hasilnya dapat beragam,di antaranya:

a. Normal, tinitus bersifat idiopatik atau tidak diketahui penyebabnya.

b. Tuli konduktif, tinitus disebabkan karena serumen impak, otosklerosis

ataupun otitis kronik.

c. Tuli sensorineural, pemeriksaan harus dilanjutkan dengan BERA

(Brainstem Evoked Response Audiometri) . Has i l t e s BERA, b i s a

no rma l a t aupun abno rma l . J i ka no rma l , maka t i n i t u s

mungkin disebabkan karena terpajan bising, intoksikasi obat

ototoksik, labirinitis, meniere, fistula perilimfe atau presbikusis.

Jika hasil tes BERA abnormal, maka tinitus disebabkan karena

neuroma akustik, tumor atau kompresi vaskular. Jika tidak ada

kesimpulan dari rentetan pemeriksaan fisik dan penunjang di

atas, maka perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan berupa CT scan ataupun

MRI. Dengan pemeriksaan tersebut, pemeriksa dapat menilai ada

tidaknya kelainan pada saraf pusat. Kelainannya dapat  berupa

multipel sklerosis, infark dan tumor.

F. PENATALAKSANAAN

Pengoba t an t i n i t u s me rupakan masa l ah yang kompleks dan

merupakan f enomena  psikoakustik murni, sehingga tidak dapat diukur. Perlu

diketahui penyebab tinitus agar dapat diobati sesuai dengan penyebabnya.

Masa l ah yang s e r i ng d i hadap i pemer ik sa ada l ah penyebab

t i n i t u s yang terkadang sukar diketahui. Ada banyak pengobatan tinitus

objektif tetapi tidak ada pengobatan yang efektif untuk  tinitus subjektif.

Pada umumnya pengobatan gejala tinitus dapat dibagi dalam 4 cara yaitu:

24

Page 25: referat Tinitus

1) Elektrofisiologik, yaitu dengan membuat stimulus elektro akustik

dengan intensitas suara yang lebih keras dari tinitusnya, dapat dengan alat

bantu dengar atau tinitus masker.

2) Psikologik, dengan memberikan konsultasi psikologik untuk

meyakinkan pasien bahwa penyakitnya tidak membahayakan dan dengan

mengajarkan relaksasi setiap hari.

3) Terapi medikamentosa, sampai saat ini belum ada kesepakatan yang

jelas diantaranya untuk meningkatkan aliran darah koklea,

tranquilizer, antidepresan, sedatif, neurotonik,vitamin, dan mineral.

4) T indakan bedah d i l akukan pada t i n i t u s yang t e l ah t e rbuk t i

d i s ebabkan o l eh akus t i k   neuroma. Pada keadaan yang berat,

dimana tinitus sangat keras terdengar dapat dilakukan C o c h l e a r

n e r v e s e c t i o n . M e n u r u t l i t e r a t u r , d i k a t a k a n b a h w a

t i n d a k a n i n i d a p a t menghilangkan keluhan pada pasien.

Keberhasilan tindakan ini sekitar 50%.

Cochlear nerve section Merupakan tindakan yang paling terakhir yang dapat

dilakukan. Pasien tinitus sering sekali tidak diketahui penyebabnya,

jika tidak tahu penyebabnya, pemberian antidepresan dan antiansietas

sangat membantu mengurangi tinitus. Hal ini dikemukakan oleh Dobie RA,

1999. Obat-obatan yang biasa dipakai diantaranya Lorazepam atau klonazepam

yang dipakai dalam dosis rendah, obat ini merupakan obat golongan

benzodiazepine yang b i a sanya d igunakan s ebaga i pengoba t an

gangguan kecemasan . Oba t l a i nnya ada l ah ami t r i p t i l i ne a t au

no r t r i p t i l i ne yang d igunakan da l am dos i s r endah j uga , oba t

i n i ada l ah golongan antidepresan trisiklik.

Pasien yang menderita gangguan ini perlu diberikan penjelasan yang baik,

sehingga rasa takut tidak memperberat keluhan tersebut. Obat

penenang atau obat tidur dapat diberikan saat menjelang tidur pada

pasien yang tidurnya sangat terganggu oleh tinitus itu. Kepada pasien harus

25

Page 26: referat Tinitus

dijelaskan bahwa gangguan itu sukar diobati dan dianjurkan agar

beradaptasi dengan gangguan tersebut.

Pena t a l aksanaan t e rk in i yang d ikemukakan o l eh

J a s t r ebo f f , be rda sa r pada mode l neurofisiologinya adalah kombinasi

konseling terpimpin, terapi akustik dan medikamentosa bila diperlukan.

Metode ini disebut dengan Tinnitus Retraining Therapy (TRT). Tujuan dari

terapi ini adalah memicu dan men j aga r eaks i hab i t ua s i dan

pe r seps i t i n i t u s dan a t au sua ra l i ngkungan yang mengganggu.

Habituasi diperoleh sebagai hasil modifikasi hubungan sistem auditorik ke

sistem l i m b i k d a n s i s t e m s a r a f o t o n o m . T R T w a l a u t i d a k

d a p a t m e n g h i l a n g k a n t i n i t u s d e n g a n s empurna , t e t ap i

dapa t member ikan pe rba ikan yang be rmakna be rupa

penu runan t o l e r ans i terhadap suara. TRT b i a sanya d igunakan

j i ka dengan med ika s i t i n i t u s t i dak dapa t d iku rang i a t au

dihilangkan.

TRT adalah suatu cara dimana pasien diberikan suara lain sehingga keluhan

telinga berdenging tidak dirasakan lagi. Hal ini bisa dilakukan dengan

mendengar suara radio FM yang sedang tidak siaran, terutama pada saat tidur.

Bila tinitus disertai dengan gangguan pendengaran dapat diberikan alat bantu

dengar yang disertai dengan masking. TRT d imu la i dengan anamnes i s

awa l un tuk meng iden t i f i ka s i masa l ah dan ke luhan  pasien.

Menentukan pengaruh tinitus dan penurunan toleransi terhadap suara

sekitarnya, mengevakuasi kondisi emosional pasien, mendapatkan

informasi untuk memberikan konseling yang tepat dan membuat data

dasar yang akan digunakan untuk evaluasi terapi.

5) Terapi edukasi juga dapat kita berikan ke pasien, diantaranya:

- Hindari suara keras yang dapat memperberat tinitus.

26

Page 27: referat Tinitus

- Kurangi makanan bergaram dan berlemak karena dapat meningkatkan

tekanan darah yang merupakan salah satu penyebab tinitus.

- Hindari faktor-faktor yang dapat merangsang tinitus seperti kafein dan

nikotin

- Hindari obat-obatan yang bersifat ototoksik

- Tetap biasakan berolah raga, istarahat yang cukup dan hindari kelelahan.

27

Page 28: referat Tinitus

DAFTAR PUSTAKA

1. Soepa rd i EA, I skanda r I , Bash i rudd in J , Res tu t i RD. Buku

I lmu Keseha t an Te l i nga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi

keenam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2008

2. Hain TC. Tinnitus.

http://www.dizziness-and-balance.com/disorders/hearing/tinnitus.htm.

3. Ha in TC . Mic rovascu l a r compre s s ion synd rome , Ves t i bu l a r

Pa roxysmia , and Qu ick  Spins.

http://www.dizziness-and-balance.com/disorders/unilat/microvascular.htm.

4. T i n n i t u s a n d D e a f n e s s .

http://www.wrongdiagnosis.com/w/wolframs_disease/book- diseases-4a.htm.

5. Saunders WB.http://www.bixby.org/faq/tinnitus/diagnose.html.

6. Sya r t i ka L . T in i t u s Te l i nga Be rdeng ing . http://www.santosa-

hospital.com/document/tinnitus_drlisa_5_page_8.pdf   .

7. Hain TC. Tinitus Management. http://www.dizziness-

and-   balance.com/disorders/hearing/pdfs/tinnitus%20management.pdf.

8. http://emedicine.medscape.com/article/856916-overview#a4

28