32
Uveitis Anterior MichaeL (406102003) PENDAHULUAN Traktus uvealis terdiri dari iris, korpus siliaris dan khoroid. Bagian ini adalah lapisan vaskular tengah mata dan dilindungi oleh kornea dan sklera. Bagian ini ikut memasok darah ke retina. Iris adalah perpanjangan korpus siliar ke anterior. Fungsi iris adalah mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata dengan mengatur dilatasi atau konstriksi pupil. Korpus siliaris berbentuk segitiga pada potongan melintang, membentang ke depan dari ujung anterior khoroid ke pangkal iris (sekitar 6 mm). Korpus siliaris bertanggungjawab memproduksi cairan bilik mata depan (akueous humor). Otot badan siliaris mengubah kurvatura lensa melalui Ligamen zonula zinn. Ketika otot siliaris berkontraksi mengakibatkan mengendornya zonula zinn sehingga lensa dapat menjadi lebih cembung (akomodasi) dan mata dapat melihat objek dekat. Dan sebaliknya untuk melihat objek jauh. Khoroid adalah segmen posterior uvea, di antara retina dan sklera. Khoroid berfungsi untuk memperdarahi sepertiga luar dari retina. 1 Uveitis adalah inflamasi traktus uvea (iris,korpus siliaris,dan koroid) dengan berbagai penyebabnya.Struktur yang berdekatan dengan jaringan uvea yang mengalami inflamasi biasanya juga ikut mengalami inflamasi.Peradangan pada uvea yang mengenai bagian depan jaringan uvea atau iris disebut iritis. Bila mengenai badan tengah disebut siklitis. Iritis dengan siklitis disebut iridosiklitis atau disebut juga dengan uveitis anterior dan merupakan bentuk uveitis tersering. Dan bila mengenai lapisan koroid disebut uveitis posterior atau koroiditis. 2 Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata RSUD Ciawi Periode 24 Oktober 2011 – 26 November 2011 Page 1

Referat Uveitis Anterior MichaeL

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Referat Uveitis Anterior MichaeL

Uveitis Anterior MichaeL (406102003)

PENDAHULUAN

Traktus uvealis terdiri dari iris, korpus siliaris dan khoroid. Bagian ini adalah lapisan vaskular tengah mata dan dilindungi oleh kornea dan sklera. Bagian ini ikut memasok darah ke retina.

Iris adalah perpanjangan korpus siliar ke anterior. Fungsi iris adalah mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata dengan mengatur dilatasi atau konstriksi pupil.

Korpus siliaris berbentuk segitiga pada potongan melintang, membentang ke depan dari ujung anterior khoroid ke pangkal iris (sekitar 6 mm). Korpus siliaris bertanggungjawab memproduksi cairan bilik mata depan (akueous humor). Otot badan siliaris mengubah kurvatura lensa melalui Ligamen zonula zinn. Ketika otot siliaris berkontraksi mengakibatkan mengendornya zonula zinn sehingga lensa dapat menjadi lebih cembung (akomodasi) dan mata dapat melihat objek dekat. Dan sebaliknya untuk melihat objek jauh.

Khoroid adalah segmen posterior uvea, di antara retina dan sklera. Khoroid berfungsi untuk memperdarahi sepertiga luar dari retina. 1

Uveitis adalah inflamasi traktus uvea (iris,korpus siliaris,dan koroid) dengan berbagai penyebabnya.Struktur yang berdekatan dengan jaringan uvea yang mengalami inflamasi biasanya juga ikut mengalami inflamasi.Peradangan pada uvea yang mengenai bagian depan jaringan uvea atau iris disebut iritis. Bila mengenai badan tengah disebut siklitis. Iritis dengan siklitis disebut iridosiklitis atau disebut juga dengan uveitis anterior dan merupakan bentuk uveitis tersering. Dan bila mengenai lapisan koroid disebut uveitis posterior atau koroiditis.2

Anatomi mata

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRSUD Ciawi Periode 24 Oktober 2011 – 26 November 2011 Page 1

Page 2: Referat Uveitis Anterior MichaeL

Uveitis Anterior MichaeL (406102003)

EPIDEMIOLOGI

Uveitis umumnya unilateral, biasanya terjadi pada dewasa muda dan usia pertengahan. 1

Insidensi uveitis sekitar 15 per 100.000 orang. Sekitar 75% merupakan uveitis anterior. Sekitar 50% pasien dengan uveitis menderita penyakit sistemik terkait. Di Amerika Serikat, uveitis merupakan penyebab kebutaan nomor tiga setelah Retinopati Diabetik dan Degenerasi Macular. Umur penderita biasanya bervariasi antara usia prepubertal sampai 50 tahun.2

KLASIFIKASI

Berdasarkan lokasi utama dari bercak peradangan : 5

Uveitis anterior : iritis, iridosiklitis, dan uveitis intermediate.

Uveitis Posterior : koroiditis, korioretinitis (bila peradangan koroidnya lebih menonjol), retinokoroiditis (bila peradangan retinanya lebih menonjol), retinitis dan uveitis diseminata.

Difus uveitis atau pan uveitis.

Berdasarkan berat dan perjalanan penyakit : 6

Akut : timbul mendadak dan biasa bertahan hingga 6 minggu tapi kurang dari 3 bulan.

Kronik : timbul perlahan-lahan dan bertahan lebih dari 3 bulan.

Rekurens/ berulang

Pembagian uveitis menurut lokasi

Berdasarkan patologi :

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRSUD Ciawi Periode 24 Oktober 2011 – 26 November 2011 Page 2

Page 3: Referat Uveitis Anterior MichaeL

Uveitis Anterior MichaeL (406102003)

a. Non granulomatosa

b. Granulomatosa

Berdasarkan demografi, lateralitas dan faktor penyerta :

a. Distribusi menurut umur

b. Distribusi menurut kelamin

c. Distribusi suku bangsa atau ras

d. Unilateral atau bilateral

e. Penyakit yang menyertai atau mendasari

Berdasarkan penyebab yang diketahui :

a. Bakteri : Tbc, sifilis

b. Virus : herpes simpleks, herpes zoster, CMV, penyakit Vogt-

Koyanagi-Harada, sindrom Behcet.

c. Jamur : kandidiasis.

d. Parasit : Toksoplasma, Toksokara.

e. Imunologik : Lens-induced iridosiklitis, oftalmia simpatika.

f. Penyakit sistemik : penyakit kolagen, arthritis rematoid, multiple

sclerosis, sarkoidosis, penyakit vaskuler.

g. Neoplastik : limfoma, reticulum cell sarcoma.

h. Lain-lain : AIDS

i. Idiopatik: penyebab terbanyak kasus uveitis1

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRSUD Ciawi Periode 24 Oktober 2011 – 26 November 2011 Page 3

Page 4: Referat Uveitis Anterior MichaeL

Uveitis Anterior MichaeL (406102003)

PATOFISIOLOGI

Seperti semua proses radang, uveitis anterior ditandai dengan adanya dilatasi pembuluh darah yang akan menimbulkan gejala hiperemia silier. Peningkatan permeabilitas ini akan menyebabkan eksudasi ke dalam akuos humor, sehingga terjadi peningkatan konsentrasi protein dalam akuos humor. Pada pemeriksaan biomikroskop (slit lamp) hal ini tampak sebagai akuos flare atau sel, yaitu partikel-partikel kecil dengan gerak Brown (efek tyndal). Kedua gejala tersebut menunjukkan proses peradangan akut.

Pada proses peradangan yang lebih akut, dapat dijumpai penumpukan sel-sel radang di dalam bilik mata depan yang disebut hipopion, ataupun migrasi eritrosit ke dalam bilik mata depan, disebut hifema.

Hipopion hifema

Apabila proses radang berlangsung lama (kronis) dan berulang, maka sel-sel radang dapat melekat pada endotel kornea, disebut sebagai keratic precipitate (KP). Apabila tidak mendapatkan terapi yang adekuat, proses keradangan akan berjalan terus dan menimbulkan berbagai komplikasi.

Keratic presipitate

Sel-sel radang, fibrin, dan fibroblas dapat menimbulkan perlekatan antara iris dengan kapsul lensa bagian anterior yang disebut sinekia posterior, dapat pula dengan endotel kornea

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRSUD Ciawi Periode 24 Oktober 2011 – 26 November 2011 Page 4

Page 5: Referat Uveitis Anterior MichaeL

Uveitis Anterior MichaeL (406102003)

yang disebut sinekia anterior. Dapat pula terjadi perlekatan pada bagian tepi pupil, yang disebut seklusio pupil, atau seluruh pupil tertutup oleh sel-sel radang, disebut oklusio pupil.

Perlekatan-perlekatan tersebut, ditambah dengan tertutupnya trabekular oleh sel-sel radang, akan menghambat aliran akuos humor dari bilik mata belakang ke bilik mata depan sehingga akuos humor tertumpuk di bilik mata belakang dan akan mendorong iris ke depan yang tampak sebagai iris bombans. Selanjutnya tekanan dalam bola mata semakin meningkat dan akhirnya terjadi glaukoma sekunder.

Pada uveitis anterior juga terjadi gangguan metabolisme lensa, yang menyebabkan lensa menjadi keruh dan terjadi katarak komplikata.

Apabila peradangan menyebar luas, dapat timbul endoftalmitis (peradangan supuratif berat dalam rongga mata dan struktur di dalamnya dengan abses di dalam badan kaca) ataupun panoftalmitis (peradangan seluruh bola mata termasuk sklera dan kapsul tenon sehingga bola mata merupakan rongga abses).

Bila uveitis anterior monokuler dengan segala komplikasinya tidak segera ditangani, dapat pula terjadi symphatetic ophtalmia pada mata sebelahnya yang semula sehat. Komplikasi ini sering didapatkan pada uveitis anterior yang terjadi akibat trauma tembus, terutama yang mengenai badan silier. 7

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRSUD Ciawi Periode 24 Oktober 2011 – 26 November 2011 Page 5

Page 6: Referat Uveitis Anterior MichaeL

Uveitis Anterior MichaeL (406102003)

UVEITIS ANTERIOR

Uveitis anterior adalah radang pada iris (iritis) atau badan siliar (siklitis) dan dapat terjadi bersama yang disebut sebagai iridosiklitis. 4

Uveitis anterior merupakan bentuk uveitis yang paling umum dan biasanya unilateral dengan onset akut. Gejala yang khas meliputi nyeri, fotofobia dan penglihatan kabur. 3

KLASIFIKASI

1. Granulomatosa : akut dan kronis

2. Non granulomatosa: kronis

Akut : timbul mendadak dan biasa bertahan hingga 6 minggu tapi kurang dari 3 bulan.

Kronik : timbul perlahan-lahan dan bertahan lebih dari 3 bulan

Pada jenis non granulomatosa umumnya tidak dapat ditemukan organisme patogen dan karena berespon baik terhadap terapi kortokosteroid diduga peradangan ini semacam fenomena hipersensitivitas. Uveitis ini timbul terutama dibagian anterior traktus yakni iris dan korpus siliaris. Terdapat reaksi radang dengan terlihatnya infiltrasi sel-sel limfosit dan sel plasma dalam jumlah cukup banyak dan sedikit sel mononuclear. Pada kasus berat dapat terbentuk bekuan fibrin besar atau hipopion didalam kamera okuli anterior. 1

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRSUD Ciawi Periode 24 Oktober 2011 – 26 November 2011 Page 6

Page 7: Referat Uveitis Anterior MichaeL

Uveitis Anterior MichaeL (406102003)

Sedangkan pada uveitis granulomatosa umumnya mengikuti invasi mikroba aktif ke jaringan oleh organisme penyebab (misal Mycobacterium tuberculosis atau Toxoplasma gondii). Meskipun begitu patogen ini jarang ditemukan dan diagnosis etiologi pasti jarang ditegakkan. Uveitis granulomatosa dapat mengenai sembarang traktus uvealis namun lebih sering pada uvea posterior. Terdapat kelompok nodular sel-sel epithelial dan sel-sel raksasa yang dikelilingi limfosit di daerah yang terkena. Deposit radang pada permukaan posterior kornea terutama terdiri atas makrofag dan sel epiteloid. Diagnosis etiologi spesifik dapat ditegakkan secara histologik pada mata yang dikeluarkan dengan menemukan kista toxoplasma, basil tahan asam tuberculosis, spirocheta pada sifilis, tampilan granuloma khas pada sarcoidosis atau oftalmia simpatika dan beberapa penyebab spesifik lainnya.1

Perbedaan uveitis granulomatosa dan non granulomatosa 1,2

Non granulomatosa Granulomatosa

Onset Akut Tersembunyi

Sakit Nyata Tidak ada atau ringan

Fotofobia Nyata Ringan

Penglihatan kabur Sedang Nyata

Merah sirkumkorneal Nyata Ringan

Perisipitat keratik Putih halus Kelabu besar

Pupil Kecil dan tak teratur Kecil dan tak teratur (bervariasi)

Synechia posterior Kadang-kadang Kadang-kadang

Nodul iris Kadang-kadang Kadang-kadang

Tempat Uvea anterior Uvea anterior dan posterior

Perjalanan Akut Menahun

Rekurens Sering Kadang-kadang

ETIOLOGI

Penyebab uveitis anterior diantaranya yaitu: idiopatik; penyakit sistemik yang berhubungan dengan HLA-B27 seperti; ankylosing spondilitis, sindrom Reiter, penyakit crohn’s, Psoriasis, herpes zoster/ herpes simpleks, sifilis, penyakit lyme, inflammatory bowel disease; Juvenile idiopathic arthritis; Sarcoidosis, trauma dan infeksi. 2

Penyebab paling umum dari uveitis anterior2:

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRSUD Ciawi Periode 24 Oktober 2011 – 26 November 2011 Page 7

Page 8: Referat Uveitis Anterior MichaeL

Uveitis Anterior MichaeL (406102003)

Tipe Granulomatosa akut:

o Sarkoiditis ( terutama pada Afro-Caribean)

o sifilis

o tuberculosis

o virus ( herpes Simpleks)

o jamur (histoplasmosis)

o parasit (toksoplasmosis)

Tipe Non Granulomatosa akut:

o trauma

o diare khronis

o penyakit Reiter

o herpes simplek

o sindrom Bechet

o sindrom Posner Schlosman

o pascabedah

o infeksi adenovirus

o parotitis

o influenza

o klamidia

Tipe Non Granulomatosa kronis

o Arthritis reumatoid

o Fuchs heterokromik iridosiklitis.

Gejala Subyektif : 8,11

Sakit mataNyeri terjadi saat melihat objek dekat, misalnya membaca dari jarak dekat.

Mata capek dan lelah Mata merah Fotophobia dan lakrimasi Penglihatan kabur

- Uveitis anterior akut

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRSUD Ciawi Periode 24 Oktober 2011 – 26 November 2011 Page 8

Page 9: Referat Uveitis Anterior MichaeL

Uveitis Anterior MichaeL (406102003)

Disebabkan oleh pengendapan fibrin, kekeruhan akuos dan badan kaca

depan karena eksudasi sel radang dan fibrin.

- Uveitis anterior residif atau kronik

Disebabkan oleh kekeruhan lensa, badan kaca, dan kelainan kornea seperti

edema, lipatan Descemet, vesikel epitel dan keratopati.

Gejala obyektif : 11

1) Hiperemi 7,9

Menampilkan gambaran mata merah. Merupakan gambaran bendungan

pembuluh darah perikornea atau limbus., berwarna ungu (injeksi siliar). Biasa

konjungtiva palpebra tampak normal. Bila hiperemi hebat dapat meluas sampai

pembuluh darah konjungtiva (injeksi konjungtiva).

Circumlimbal flush in anterior uveitis.

2) Visus:7,10

Biasa normal; atau hanya menurun sedikit

3) Perubahan di kornea 9

· Keratik presipitat

Terjadi karena deposit sel radang pada endotel kornea, hal ini terjadi akibat

aliran konveksi akuos humor, gaya berat dan perbedaan potensial listrik endotel

kornea.

Lokalisasi dapat di bagian tengah dan bawah dan juga difus.

Keratik presipitat dapat dibedakan : Baru dan lama : baru bundar dan

berwarna putih. lama mengkerut, berpigmen, lebih jernih.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRSUD Ciawi Periode 24 Oktober 2011 – 26 November 2011 Page 9

Page 10: Referat Uveitis Anterior MichaeL

Uveitis Anterior MichaeL (406102003)

Fine keratic precipitates in a patient with ankylosing

spondylitis–associated acute anterior uveitis.

Small stellate keratic precipitates with fine filaments in a

patient with Fuchs heterochromic iridocyclitis.

Pada nongranulomatous iritis, tampak kecil, halus dan biasa terdapat di bagian bawah

kornea. Pada Iridosiklitis granulomatosa terdapat presipitat besar ( mutton fat deposit).

Mutton fat dibentuk oleh makrofag yang bengkak oleh bahan fagositosis dan sel epiteloid

berkelompok atau bersatu membentuk kelompok besar. Keratik presipitat berbentuk stellata

dan tersebar di seluruh edotel merupakan khas pada Fuchs heterochromic iridocyclitis. 10

· Uveitis anterior akut

Keratitis dapat bersamaan dengan keratouveitis dengan etiologi tuberkulosis,

sifilis, lepra, herpes simpleks, herpes zoster atau reaksi uvea sekunder terhadap

kelainan kornea.

· Uveitis anterior kronik

Edema kornea disebabkan oleh perubahan endotel dan membran Descemet

dan neovaskularisasi kornea. Keratopati band adalah karakteristik dari iridosiklitis

kronik, terutama pada anak. Ini terjadi karena deposit calcium di epitel dan bagian

depan dari membrane Bowman.

4) Bilik mata depan9

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRSUD Ciawi Periode 24 Oktober 2011 – 26 November 2011 Page 10

Page 11: Referat Uveitis Anterior MichaeL

Uveitis Anterior MichaeL (406102003)

Kekeruhan dalam bilik depan mata dapat disebabkan oleh meningkatnya kadar

protein, sel, dan fibrin.

4.1) Efek Tyndall

Menunjukkan ada atau menetapnya peradangan dalam bola mata.

· Uveitis anterior akut

Jumlah sel dalam bilik depan mata sebanding dengan derajat

peradangan dan penyembuhan pada pengobatan.

· Uveitis anterior kronik

Terdapat efek Tyndall menetap dengan beberapa sel menunjukkan

telah terjadi perubahan dalam permeabilitas pembuluh darah iris. Bila terjadi

peningkatan efek Tyndall disertai dengan eksudasi sel menunjukkan adanya

eksaserbasi peradangan.

4.2) Sel radang9,10

Sel radang berasal dari iris dan badan siliar, dan tampak di aquos. Pengamatan

sel akan terganggu bila efek Tyndall hebat. Pemeriksaan dilakukan dalam ruangan

gelap dengan slit lamp celah 1x3mm sudut 45. Dapat dibedakan sel yang terdapat

dalam bilik mata depan serta tingkat peradangannya.

Jenis sel :

- limfosit dan sel plasma bulat, mengkilap putih keabuan.

- makrofag lebih besar, wama tergantung bahan yang difagositosis.

- sel darah berwarna merah.

- pigmen kecil dan coklat.

Dapat dinilai tingkat peradangannya:

Trace = 1-5 cells

1+ = 6-15 cells

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRSUD Ciawi Periode 24 Oktober 2011 – 26 November 2011 Page 11

Page 12: Referat Uveitis Anterior MichaeL

Uveitis Anterior MichaeL (406102003)

2+ = 16-25 cells

3+ = 26-50 cells

4+ = lebih dari 50 cells

4.3) Fibrin

4. 4) Hipopion

Merupakan pengendapan sel radang pada sudut bilik mata depan bawah. 9

Pengendapan terjadi bila derajat sel dalam bilik depan lebih dari 4+.

Acute anterior uveitis with plasmoid aqueous and

hypopyon in a patient with ulcerative colitis.

Hypopyon in anterior uveitis, seen as yellowish

exudate in lower part of anterior chamber of eye

5) Iris

5.1) Hiperemi iris 9

Merupakan gejala bendungan pada pembuluh darah iris.

- Uveitis anterior akut

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRSUD Ciawi Periode 24 Oktober 2011 – 26 November 2011 Page 12

Page 13: Referat Uveitis Anterior MichaeL

Uveitis Anterior MichaeL (406102003)

Edema dan eksudasi pada stroma iris, keadaan ini dipermudah karena

iris kaya dengan pembuluh darah sehingga struktur iris normal hilang dan

gambaran iris kusam coklat keabuan, kadang-kadang tidak terlihat karena

ditutupi oleh eksudasi sel.

5.2) Pupil miosis 6

Terjadi karena edema dan pembengkakan stroma iris akibat peradangan.

Reaksi pupil akan lambat terhadap sinar.

5.3) Nodul iris

Granulomatous anterior uveitis with mutton-

fat keratic precipitates and Koeppe and

Busacca nodules.

Granulomatous anterior uveitis with numerous

Busacca nodules on the iris surface and a few

mutton-fat keratic precipitates on the inferior

aspect.

5.3.1) Nodul Koeppe

Lokalisasi pinggir pupil, banyak, menimbul, bundar, ukuran kecil, warna putih

keabuan.

5.3.2) Nodul Busacca

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRSUD Ciawi Periode 24 Oktober 2011 – 26 November 2011 Page 13

Page 14: Referat Uveitis Anterior MichaeL

Uveitis Anterior MichaeL (406102003)

Merupakan agregasi sel yang terjadi pada stroma iris, terlihat scbagai benjolan

putih pada permukaan depan iris. Nodul Busacca merupakan tanda uveitis anterior

granulomatosa.

5.4) Granuloma iris 9

Iris granulomas are also called papillary margin

nodules, or Koeppe nodules.

Lebih jarang ditemukan dibandingkan dengan nodul iris. Granuloma iris merupakan

kelainan spesifik pada peradangan granulomatosa seperti tuberkulosis, lepra dan lain-lain.

Ukuran lebih besar dari kelainan pada iris lain. Terdapat hanya tunggal, tebal padat,

menimbul, warna merah kabur, dengan vaskularisasi dan menetap. Bila granuloma hilang

akan meninggalkan parut karena proses hialinisasi dan atrofi jaringan.

5.5) Sinekia iris 9

5.5.1) Sinekia posterior

Merupakan perlengketan iris dengan kapsul depan lensa. Bila luas akan

menutupi pupil.

· Uveitis anterior akut:

belum terjadi proses organisasi, sehingga sinekia posterior lebih mudah lepas

dengan midriatika, dengan meninggalkan jejak pigmen sedikit banyak pada kapsul

depan lensa.

5.5.2) Sinekia anterior perifer

Perlengketan iris dengan sudut irido-kornea, jelas terlihat dengan gonioskopi.

Sinekia anterior timbul karena pada permulaan blok pupil sehingga akar iris maju ke

depan menghalangi pengeluaran akuos. Sinekia anterior bukan merupakan gambaran

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRSUD Ciawi Periode 24 Oktober 2011 – 26 November 2011 Page 14

Page 15: Referat Uveitis Anterior MichaeL

Uveitis Anterior MichaeL (406102003)

dini dan determinan uveitis anterior, tetapi merupakan penyulit peradangan kronik

dalam bilik depan mata.

5.6) Oklusi,seklusi pupil

5.7) Atrofi iris 9

Iris atrophy in a patient with herpes simplex virus–

associated anterior uveitis

Merupakan degenerasi tingkat stroma dan epitcl pigmen belakang.

Iris kehilangan struktur normal, karena mengalami fibrosis dan homogenisasi

struktur iris berupa depigmentasi. Atrofi iris sektoral terdapat pada iridosiklitis akut

disebabkan olch virus, terutama herpetik.

6) Perubahan pada lensa

Dikenal 3 bentuk perubahan pada lensa akibat uveitis anterior, yaitu:

pengendapan sel radang, pigmen dan kekeruhan lensa. Luas kekeruhan tergantung

pada tingkat perlengketan lensa-iris, hebat dan lamanya penyakit. Akibat perlengketan

iris terjadi pencairan serat. 9

Peradangan di korpus ciliaris dapat menyebabkan kekeruhan di corpus vitreum

oleh sel-sel radang yang tampak sebagai kekeruhan seperti debu. Dengan adanya

peradangan ini maka metabolisme lensa menjadi terganggu dan dapat menimbulkan

kekeruhan pada lensa yang disebut katarak. 10

Ini sering merupakan penyulit uveitis anterior kronik atau residif. Reaksi

radang pada uveitis anterior lebih sering mempercepat kekeruhan pada katarak

senilis.9

7) Perubahan tekanan bola mata 9

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRSUD Ciawi Periode 24 Oktober 2011 – 26 November 2011 Page 15

Page 16: Referat Uveitis Anterior MichaeL

Uveitis Anterior MichaeL (406102003)

Tekanan bola mata pada uveitis anterior dapat rendah (hipotoni), normal atau

meningkat (hipertoni).

7.1) Hipotoni

· Uveitis anterior akut

Hipotoni timbul karena sekresi badan siliar berkurang karena peradangan.

· Uveitis anterior kronik

Hipotoni menetap karena perubahan badan siliar dan dapat

mengakibatkan atrofi bola mata.

7.2) Normotensi

Menunjukkan berkurangnya peradangan dan perbaikan bilik depan mata.

7.3) Hipertoni

Hipertoni diakibatkan oleh blok pupil dan penyumbatan saluran

Schlemm,trabekula oleh sel radang dan fibrin.

mutton fat di bagian inferior

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRSUD Ciawi Periode 24 Oktober 2011 – 26 November 2011 Page 16

Page 17: Referat Uveitis Anterior MichaeL

Uveitis Anterior MichaeL (406102003)

iris nodule

Penyakit sistemik yang berhubungan dengan uveitis : 11

Ankylosing spondilitis Juvenile rheumatoid arthritis Behcet syndrome Infeksi virus herpes Toxoplasmosis Vogt-Koyanagi-Harada syndrome Citomegalovirus (CMV) Tuberculosis Sifilis Sympathetic Ophtalmia

Ankylosing spondilitis

Merupakan penyebab umum uveitis anterior. Uveitis tampak sebagai iridosiklitis tipe Non-granulomatosa ringan sampai sedang, dengan injeksi silier sedang sampai berat. Gejala meliputi nyeri mata, mata merah, fotofobia, penurunan visus, biasanya pada satu mata. Lebih banyak menyerang pria daripada wanita. Berhubungan dengan HLA-B27. Terapi dengan kortikosteroid lokal dan siklopegik. 1

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRSUD Ciawi Periode 24 Oktober 2011 – 26 November 2011 Page 17

Page 18: Referat Uveitis Anterior MichaeL

Uveitis Anterior MichaeL (406102003)

Juvenile Rheumatoid Arthritis

Merupakan penyebab iridosiklitis kronik bilateral.tidak memberikan gejala nyeri, fotofobia, dan injeksi konjungtiva, oleh karena itu disebut iritis putih (white iritis). Sering pada anak-anak baik laki-laki maupun perempuan. Eksaserbasi peradangan memerlukan pengobatan dengan kortikosteroid topikal dan siklopegik.11

Behcet Syndrome

Ada hubungan dengan HLA-B5 dan HLA-B51. Merupakan uveitis anterior dengan hipopion retinal vaskulitis dan inflamasi nervus optikus dengan rekurensi yang banyak. Penyakit ini perlu didiagnosis dengan mengamati gejala sistemik yang berhubungan. Pengobatan dengan kortikosteroid lokal dan sistemik bersamaan dengan siklopegik, obat imunosupresif (Siklosporin atau Klorambusil) untuk mengendalikan peradangan dan menghindari komplikasi serius dari pengobatan kortikosteroid jangka panjang.11

Toxoplasmosis

Toxoplasmosis disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Toxoplasmosis adalah penyebab retinokoroiditis paling umum pada manusia dan merupakan 28% kasus dari uveitis anterior. Wanita peka yang terkena penyakit ini selama kehamilan dapat menularkan penyakit ini ke janin. Gejala meliputi : melihat benda mengambang, penglihatan kabur, dapat terjadi vaskulitis retina yang menimbulkan perdarahan pada retina. Peradangan berakibat terlihatnya sel-sel didalam vitreus dan eksudasi. Diagnosis dengan menemukan antibodi toxoplasma di dalam serum dengan tes pewarna Sabin-Feldman, tes antibodi fluoresen tidak langsung atau ELISA.1

Pengobatan dengan multidrug antibiotik terapi (untuk pasien dengan lesi posterior yang mengancam struktur visual yang penting seperti nervus optikus atau makula) dan kortikosteroid.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRSUD Ciawi Periode 24 Oktober 2011 – 26 November 2011 Page 18

Page 19: Referat Uveitis Anterior MichaeL

Uveitis Anterior MichaeL (406102003)

Sindrom Vogt-Koyanagi-Harada

Sindrom ini biasanya akan memberikan keluhan bilateral, penglihatan menurun, sakit, mata merah, yang kadang-kadang disertai dengan sakit kepala, kaku tengkuk, muntah, demam, dan malaise. Penyebab sindrom ini tidak diketahui dengan pasti. Biasanya mengenai usia 20 tahun.

Gejalanya adalah ablasio retina serosa pada kedua mata,infiltrat pada koroid, kekeruhan vitreus, dan edema papil.

Pengobatan diberikan untuk mengatasi radang dengan steroid topikal sistemik, siklopegik, dan pengobatan gejala saraf lainnya.4

Sympathetic Ophtalmia

Merupakan uveitis granulomatosa yang bilateral setelah trauma tembus atau bedah pada satu mata. Penyakit ini merupakan reaksi auto imun. Uveitis timbul 2-12 minggu setelah operasi. Gejala meliputi : floaters dan visus menurun pada mata yang simpatik (bukan mata yang terluka). Peradangan bisa di anterior, intermediate, atau posterior, meskipun koroiditis sering disebabkan karena retinal detachment. Pengobatan jangka panjang dengan kortikosteroid dan obat imunosupresi. Enukleasi profilaktik pada mata yang terluka parah harus dilakukan dalam 2 minggu kehilangan lapangan pandang untuk mencegah kerusakan.

Tuberculosis

Dapat ditemukan keratitis, phlycten, granuloma konjungtival, mutton fat keratic presipitat, sinekia anterior atau posterior. Pengobatan memerlukan waktu 4-6 bulan dengan obat antituberkulosis multipel, sering dibantu dengan kortikosteroid lokal dan sistemik, termasuk juga siklopegik jika peradangan intraokularnya parah. 11

Diagnosis Banding 9

Uveitis anterior perlu dibedakan dengan konjungtivitis, keratitis dan glaukoma akut. Adapun secara ringkas dan sistematis telah dibuat perbedaan antara ketiganya dalam tabel di bawah ini :

Iridosiklitis akut Glaukoma akut Keratitis akutSakit Sakit rasa tertekan Sakit sekali Sakit sedikitVisus Berkurang Sangat berkurang BerkurangMerah Injeksi perikorneal Injeksi episkleral Injeksi perikornealIris Warna kotor Warna kotor Normal

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRSUD Ciawi Periode 24 Oktober 2011 – 26 November 2011 Page 19

Page 20: Referat Uveitis Anterior MichaeL

Uveitis Anterior MichaeL (406102003)

Pupil Mengecil Sedikit melebar Normal/kecilReaksi Lambat kaku Kuat

Komplikasi 11

Udem makulaKatarakGlaukoma Band keratopathyVitreous opacitiesVitreous haemorrhageSinekiaRetinal neovascularisationSubretinal neovascularisationRetinal detachment

Penataksanaan

Diperlukan pengobatan segera untuk mencegah kebutaan.2

Ada 2 tujuan utama penanganan uveitis anterior yaitu; menekan peradangan dan

mengistirahatkan iris, badan siliaris untuk mengurangi nyeri serta mencegah memburuknya

kondisi (cth: sinekia).

1. Kortikosteroid untuk menekan peradangan. 6,10

o Diberikan secara local (topical, injeksi konjungtiva), dan sistemik (jika

keadaan berat)

Topical: Dexamethaxon 0,1% (tetes) 1-2 tetes tiap 2 jam pada

pemakaian awal.

Dexamethason 0,1% (salep) 1 kali pada malam hari.

Sistemik: steroid 1-2 mg/kgBB.

2. Sikloplegik

Lokal : Tetes mata sulfas atropin 1 % 3x sehari 3,6,10

o Prinsipnya untuk membuat pupil selebar-lebarnya dan tetap tinggal lebar

selama 2 minggu.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRSUD Ciawi Periode 24 Oktober 2011 – 26 November 2011 Page 20

Page 21: Referat Uveitis Anterior MichaeL

Uveitis Anterior MichaeL (406102003)

o Tujuan: mengistirahatkan otoy badan siliar dan iris yang meradang,

mengurangi rasa sakit, dan mencegah terjadinya sinekia posterior atau jika

sudah terjadi diharapkan bias lepas.

o Midriatikum lain : hydrobomas-scopolamine

o Apabila atropin tidak berhasil melebarkan pupil, karena adhesi iris pada

lensa sudah kuat, maka diberi midriatikum yang lebih kuat yaitu : Sol sulfat

1% + kokain 5%.

o Untuk membuat midriasis lebih kuat lagi dapat diberi : injeksi

subkonjungtival atropin atau adrenalin 1 ‰ ( 1 permil )

3. Terapi spesifik seperti antibiotik/antimikroba : diberikan apabila mikroorganisme

penyebabnya diketahui.6

4. Pasien memerlukan tindak lanjut yang baik, dimana pemberian steroid dikurangi

perlahan sesuai penurunan reaksi radang hingga tercapai dosis efektif. Jika kondisi

membaik, siklopegik dapat dihentikan.7

5. Harus di evaluasi ulang 2-3minggu kemudian untuk meyakinkan bahwa tidak ada

peradangan ulang.9

6. Pada pasien yang terus menerus mengalami rekurensi peradangan meski telah

menggunakan oral AINS jangka lama, dapat digunakan terapi immunomodulator

dengan mempertimbangkan potensial resiko dan manfaat. Biasanya pilihan utama

adalah dengan memberikan methotrexate (anti metabolit) dosis rendah 1 kali

seminggu, tetapi pemilihan obat tetap harus didasari dengan usia, jenis kelamin,

riwayat medis, dan social.5.14,15

7. Mata diistirahatkan dengan tidak membaca dan tidak terkena sinar selain daripada

mata ditutup. 8

Uveitis Nongranulomatosa

Analgetika sistemik secukupnya untuk rasa sakit, dan kacamata gelap untuk fotophobia. Pupil harus tetap dilebarkan. Kesanggupan atropin untuk menghilangkan spasme siliaris tak ada bandingnya. Sekali sudah reda, terapi dilanjutkan dengan dilatator kerja singkat seperti cyclopentolate untuk mencegah spasme dan terbentuknya synechia posterior. Tetes steroid lokal biasanya cukup efektif untuk kerja anti-radangnya. Pada kasus berat dan tidak responsif, dapat diberikan suntikan steroid periokuler, dan kadang-kadang sekali bahkan steroid sistemik.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRSUD Ciawi Periode 24 Oktober 2011 – 26 November 2011 Page 21

Page 22: Referat Uveitis Anterior MichaeL

Uveitis Anterior MichaeL (406102003)

Uveitis Granulomatosa

Jika segmen anterior terkena, diindikasikan pelebaran pupil dengan atopine 2%. 1

Komplikasi

o Kortikosteroid : Efek samping terapi jangka lama menimbulkan Katarak dan

Glaukoma Sekundero Siklopegik : melemahkan akomodasi dan bisa sangat mengganggu pasien diatas usia

45 tahun. 3

o Sinekia : sinekia anterior perifer yang menghalangi akuos humor keluar dari sudut

kamera anterior dan berakibat glaukoma. Sinekia posterior dapat menimbulkan glaukoma oleh karena berkumpulnya akuos humor di belakang iris sehingga iris menonjol kedepan

o Kebutaan (kehilangan penglihatan permanen)5

Dapat terjadi bila tidak diobati dengan baik.

Prognosis 2

Kebanyakan kasus uveitis anterior berespon baik jika dapat didiagnosis secara awal dan diberi pengobatan. uveitis anterior mungkin berulang, terutama jika ada penyebab sistemiknya. Karena baik para klinisi dan pasien harus lebih waspada terhadap tanda dan mengobati dengan segera. Prognosis visual pada iritis kebanyakan akan pulih dengan baik, tanpa adanya katarak, glaucoma atau posterior uveitis.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRSUD Ciawi Periode 24 Oktober 2011 – 26 November 2011 Page 22

Page 23: Referat Uveitis Anterior MichaeL

Uveitis Anterior MichaeL (406102003)

Daftar Pustaka

1. Hodge WG. Traktus Uvealis dan Sklera. Dalam : Vaughn DG, Asbury T, Eva PR, editor. Oftalmologi Umum; edisi ke-14. Cetakan I. Jakarta : Widya Medika, 2000 : 155-160.

2. http://yumizone.wordpress.com/2009/02/24/uveitis-anterior/ 3. Cunningham ET. Traktus Uvealis dan Sklera. Dalam : Eva PR, Whitcher JP, editor.

Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum; edisi ke-17. Jakarta : Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, 2010 : 150-155.

4. Ilyas S. Uveitis dalam Ilmu Penyakit Mata.Edisi ketiga.,Jakarta : Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, 2009 : 172-174

5. Ilyas, Sidharta, H.H.B Mailangkay, Hilman Taim, dkk., Ilmu Penyakit Mata edisi ke-

2,PERDAMI,Sagung Seto, Jakarta:2002.

6. http://www.uveitissociety.org/pages/diseases/cau.html

7. http://exdeath-health.blogspot.com/2008/03/uveitis-anterior.html 8. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14DiagnosisEtiologik087.pdf/

14DiagnosisEtiologik087.html

9. http://www.docstoc.com/docs/42222355/UVEITIS_1

10. http://www.atlasophthalmology.com/atlas/frontpage.jsf?locale=en

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit MataRSUD Ciawi Periode 24 Oktober 2011 – 26 November 2011 Page 23