27
REFLEKSI KASUS BRONKOPNEUMONIA Nama : Aulia Salmah Tandayu No. Stambuk : N 111 14 024 Pembimbing : dr. Kartin Akune, Sp.A DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA

REFLEKSI KASUS BRONKOPNEUMONIA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Refka Pediatri

Citation preview

REFLEKSI KASUS

BRONKOPNEUMONIA

Nama : Aulia Salmah TandayuNo. Stambuk : N 111 14 024Pembimbing: dr. Kartin Akune, Sp.A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKORUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATAPALU JANUARI 2015

PENDAHULUAN

Pneumonia adalah suatu sindrom yang disebabkan oleh infeksi akut, biasanya disebabkan oleh bakteri yang mengakibatkan adanya konsolidasi sebagian dari salah satu atau kedua paru. Sedangkan bronkopneumonia merupakan peradangan pada paru dimana proses perdangannya ini menyebar membentuk bercak-bercak infiltrate yang berlokasi di alveoli paru dan dapat pula melibatkan bronkiolus terminal. Bronkopneumonia sebagai penyakit yang menimbulkan gangguan pada sistem pernafasan, merupakan salah satu bentuk pneumonia yang terletak pada alveoli paru. Bronkopneumonia lebih sering menyerang bayi dan anak kecil. Hal ini dikarenakan respon imunitas mereka masih belum berkembang dengan baik. 2Anak dengan daya tahan terganggu akan menderita bronkopneumonia berulang atau bahkan bisa anak tersebut tidak mampu mengatasi penyakit ini dengan sempurna. Selain faktor imunitas, faktor iatrogen juga memacu timbulnya penyakit ini, misalnya trauma pada paru, anestesia, pengobatan dengan antibiotika yang tidak sempurna.7Pneumonia merupakan inflamasi yang mengenai parenkim paru, sebagian besar disebabkan oleh infeksi mikroorganisme (virus dan bakteri). Meskipun demikian, hal-hal lain seperti aspirasi serta radiasi dapat memicu terjadinya pneumonia (Said IDAI, 2008). Pneumonia disebabkan oleh adanya proliferasi mikroba patogen pada tingkat alveolar yang disertai dengan respon tubuh terhadap patogen tersebut. Pola infeksi bakterial biasanya berubah sesuai dengan distribusi umur pasien. Akan tetapi, secara umum bakteri yang sering menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus pneumonia, Hemophilus influenzae, Staphylococcus aureus, Streptococcus group B, serta kuman atipik Chlamydia dan Mycoplasma.Pneumonia dapat terjadi pada kelompok usia manapun, meskipun sebagian besar penyakit ini menyerang anak-anak. Pneumonia serta infeksi saluran napas bawah lainnya merupakan penyebab utama kematian pada anak di seluruh dunia. Dari seluruh kasus pneumonia di dunia, 95% di antaranya ditemukan pada negara-negara berkembang. Pada tahun 2010 terdapat sekitar 500 ribu balita di Indonesia yang menderita pneumonia dengan 176 ribu di antaranya berada pada usia di bawah 1 tahun. Sulawesi Tengah sendiri menyumbang sekitar 8 ribu kasus pneumonia dengan 2.400 kasus di antaranya terjadi pada balita usia di bawah 1 tahun (Profil Kesehatan Indonesia, 2011).Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak sampai 39-40C dan mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispneu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut. Batuk biasanya tidak dijumpai pada awal penyakit, anak akan mendapat batuk setelah beberapa hari, di mana padaa walnya berupa batuk kering kemudian menjadi produktif.Pengobatan pada pneumonia ringan rawat jalan dapat diberikan antibiotik lini pertama secara oral, misalnya amoksisilin atau kotrimoksazol. Dosis amoksisilin yang diberikan adalah 25 mg/kgBB 2 kali sehari, sedangkan kotrimoksazol adalah 4 mg/kgBB TMP 20 mg/kgBB sulfametoksazol. Walaupun pneumonia viral dapat ditatalaksana tanpa antibiotik, umumnya pasien yang mengalami pneumonia et causa infeksi virus diberikan antibiotik untuk menyingkirkan infeksi sekunder (Said, 2008).Komplikasi bronkopneumonia jika tidak ditangani secara tepat yaitu dapat terjadi Otitis media akut (OMA), atelektasis, emfisema, meningitis, abses paru.Bronkopneumonia memiliki prognosis yang baik bila didiagnosis dini dan ditangani secara adekuat. Mortalitas lebih tinggi didapatkan pada anak-anak dengan keadaan malnutrisi energi-protein dan datang terlambat untuk pengobatan.8Berikut akan dibahas sebuah refleksi kasus mengenai bronkopneumonia pada pasien anak yang dirawat di ruangan bangsal perawatan anak RSUD Undata Palu.

LAPORAN KASUS

Masuk rumah sakit tanggal 29 Januari 2015

IDENTITAS Nama: An MFUmur: 3 tahun 5 bulanJenis Kelamin: Laki-lakiAgama: IslamAlamat: jln. Tondo

ANAMNESISKeluhan Utama : PanasRiwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan panas sejak 3 hari yang lalu, panas timbul mendadak, panas naik turun, turun dengan pemberian obat penurun panas lalu naik lagi, menggigil (-), kejang (-). Pasien juga batuk (+) berlendir sejak 2 minggu yang lalu, flu (-), sakit menelan (-), Pasien sesak (+) tadi malam sebelum masuk rumah sakit, sakit dada (+) terutama kalau lagi batuk, mual (-), muntah (-), sakit perut (-), nafsu makan dan minum baik, BAK (buang air kecil) lancar, BAB (buang air besar) lancar seperti biasa.Riwayat penyakit dahulu: Tidak pernah mengalami hal serupa sebelumnya.Riwayat penyakit keluarga: Tidak ada di keluarga yang mengalami hal serupa.Riwayat sosial-ekonomi : MenengahRiwayat kebiasaan dan lingkungan : Kebiasaan pasien hanya menonton dan bermain dirumah.Riwayat Kehamilan dan persalinan Anak ke 4 dari 4 bersaudara. Perawatan antenatal care (ANC) ibu rutin. Penyakit selama kehamilan tidak ada. Lahir normal, cukup bulan. Berat badan lahir (BBL) 3100 gram, panjang badan lahir (PBL) 48 cm.Kemampuan dan Kepandaian Bayi : bisa berjalan usia 11 bulan. Bicara usia 1 tahun lebih.Anamnesis makanan : ASI : usia 0 2 minggu. Susu formula : usia 1 bulan 1 tahun lebih Bubur : usia 4 bulan Nasi : usia 1 tahunRiwayat Imunisasi: tidak lengkap, hanya mendapat vaksin polio 1x.

PEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum : Sakit sedangKesadaran : Compos Mentis Berat badan : 15 kgTinggi badan : 99 cmStatus Gizi (Z-score) : (-1) (0) (Gizi baik)Tanda vital : Tekanan darah = 100/60 mmHgNadi = 118 x/menit, reguler, kuat angkat.Respirasi = 50 x/menitSuhu badan = 37,9 0CKulit: Ruam (-), petekie (-), sianosis (-), RLT (-) Kepala : Bentuk normocephal (+), rambut hitam, tidak mudah dicabutMata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, refleks cahaya normal, tidak cekungHidung: Rhinorrhea (-), pernapasan cuping hidung (+/+)Telinga: Otorrhea (-)Mulut: Biasa, bibir kering (-), sianosis (-), Tonsil T1T1 nonhiperemisLeher :Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada perbesaran kelenjar tiroidParuInspeksi:Pergerakan dinding dada simetris bilateral, retraksi substernal (+)Palpasi:Vocal fremitus kanan sama dengan kiri, meningkat, tidak teraba massa, tidak teraba krepitasi, tidak ada nyeri tekanPerkusi paru : Redup pada lapang paru kanan dan kiriAuskultasi : Suara napas bronkovesikuler, ronchi basah halus (+/+), wheezing (-/-)JantungInspeksi: Ictus cordis tidak terlihatPalpasi: Teraba pulsasi ictus cordis pada SIC V linea midclavicular sinistraPerkusi : Batas jantung normalAuskultasi : Bunyi jantung I-II murni regular AbdomenInspeksi : Datar, tidak ada sikatrikAuskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normalPerkusi : Timpani Palpasi: Nyeri tekan (-), organomegali (-)

Anggota gerak :- Ekstremitas atas : Akral hangat, edema (-) Ekstremitas bawah : Akral hangat, edema (-)Genital : NormalPunggung: Tidak ada kelainan, lordosis (-), kifosis (-), scoliosis (-).Otot-otot: Eutrofi

Hasil Laboratorium Nilai Normal : RBC : 4,81 x 106/mm3 (N)RBC : 4,56,5 x 106/mm3Hb : 12,1 g/dL ()Hb : 1317 g/dLHct : 36,8 % ()Hct : 40-54 % Plt : 539 x 103/mm3 ()Plt : 150-500 x 103/mm3WBC : 32,8 x 103/mm3 ()WBC : 4-10 x 103/mm3Lym : 2,12Lym : 1,00 4,00

Scoring Tb : Riwayat kontak: 0 Status gizi: 0 Demam tidak diketahui sebabnya: 0 Batuk kronik: 1 Pembesaran kelenjar getah bening: 0 Pembengkakan tulang/sendi panggul/lutut/falang: 0 FotoTotal : 1

RESUME :Pasien anak laki-laki usia 3 tahun 5 bulan datang ke rumah sakit dengah keluhan panas sejak 3 hari yang lalu, panas timbul mendadak, panas naik turun, turun dengan pemberian obat penurun panas lalu naik lagi. Pasien juga batuk (+) berlendir sejak 2 minggu yang lalu. Pasien sesak (+) tadi malam sebelum masuk rumah sakit, sakit dada (+) terutama kalau lagi batuk. Pada pemeriksaan fisik didapatkan : TD=100/60 mmHg, N=118x/menit S=37,9C, R=50x/menit. Pernapasan cuping hidung (+/+), tampak retraksi substernal (+), vocal fremitus ka=ki meningkat, perkusi redup pada kedua lapang paru, ronchi (+/+). Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan WBC: 32,8 x 103/mm3 ().

DIAGNOSIS : Bronkopneumonia

TERAPI : - IVFD RL 16 tetes/menit O2 2 L/menit Paracetamol syr 4 x 1 Cth Inj. Ampicillin 3 x 375 mg iv Inj. Kloramfenikol 3 x 375 mg iv GG 1/3 tabSalbutamol 1mg 3 x 1 pulvMetylprednisolon 2,5 mg

ANJURAN : foto thorax, darah rutin.

FOLLOW UP

30 Januari 2015 S : Demam (-), batuk berlendir (+), sesak (-), nyeri dada (-), nafsu makan minum baik. O : KU : sakit sedang, composmentis.TTV : TD : 100/70 mmHg Nadi : 104 x/menit Suhu: 36,5 C Respirasi : 28 x/menitPernapasan cuping hidung (-), retraksi substernal (-), vokal fremitus ka=ki meningkat, redup pada kedua lapang paru (+), ronchi (+/+).Pemeriksaan darah rutin :PARAMETERHASILNILAI NORMAL

WBC26,63 ()3,8 - 10,6

RBC5,58 (N)4,4 - 5,9

Hgb13,8 (N)13,2 - 17,3

Hct41,2 (N)40 - 52

Plt570 ()150 440

Lym31,2 (N)25 - 40

A : Bronkopneumonia P : - IVFD RL 16 tetes/menit Inj. Ampicillin 3 x 375 mg iv Inj. Kloramfenikol 3 x 375 mg iv GG 1/3Salbutamol3 x 1 pulvMetylprednisolon 25

31 Januari 2015 S : Demam (-), batuk berlendir (+) berkurang dari sebelumnya, sesak (-), nyeri dada (-), nafsu makan minum baik. O : KU : sakit sedang, composmentis.TTV : TD : 100/60 mmHg Nadi : 110 x/menit Suhu: 37 C Respirasi : 30 x/menitPernapasan cuping hidung (-), retraksi substernal (-), vokal fremitus ka=ki, sonor pada kedua lapang paru (+), ronchi (-/-). A : Bronkopneumonia P : - IVFD RL 16 tetes/menit Inj. Ampicillin 3 x 375 mg iv Inj. Kloramfenikol 3 x 375 mg iv GG 1/3Salbutamol3 x 1 pulvMetylprednisolon 25

1 Februari 2015 S : Demam (-), batuk berlendir (-), sesak (-), nyeri dada (-), nafsu makan minum baik. O : KU : membaik, composmentis.TTV : TD : 90/60 mmHg Nadi : 98 x/menit Suhu: 36,5 C Respirasi : 28 x/menitPernapasan cuping hidung (-), retraksi substernal (-), vokal fremitus ka=ki, sonor pada kedua lapang paru (+), ronchi (-/-). A : Bronkopneumonia P : - aff infusPasien boleh pulang dengan alasan bebas demam 2 hari, tetapi harus kontrol ke poli jika ada keluhan lagi. DISKUSI

Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang melibatkan bronkusataubronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak (patchy distribution). Pneumonia merupakan penyakit peradangan akut pada paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan sebagian kecil disebabkan oleh penyebab non-infeksi yang akan menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.3Penyebab bronkopneumonia yang biasa dijumpai adalah :1,4,51.Faktor Infeksia.Pada neonatus:Streptokokus group B,RSV.b.Pada bayi :- Virus:Virus parainfluensa,virus influenza,Adenovirus, RSV,Cytomegalovirus.- Organisme atipikal:Chlamidia trachomatis,Pneumocytis.- Bakteri:Streptokokus pneumoni,Haemofilus influenza,Mycobacterium tuberculosa,Bordetellapertusis.c.Pada anak-anak : Virus :Parainfluensa,Influensa Virus,Adenovirus, RSV Organisme atipikal :Mycoplasma pneumonia Bakteri:Pneumokokus,Mycobakterium tuberculosis2.Faktor Non Infeksi.Terjadi akibat disfungsi menelan atau refluks esophagus meliputia.Bronkopneumonia hidrokarbon :Terjadi oleh karena aspirasi selama penelanan muntah atau sonde lambung atau karena aspirasi zat hidrokarbon seperti pelitur, minyak tanah dan bensin.b.Bronkopneumonia lipoid :Terjadi akibat pemasukan obat yang mengandung minyak secara intranasal, termasuk jeli petroleum. Setiap keadaan yang mengganggu mekanisme menelan seperti palatoskizis,pemberian makanan dengan posisi horizontal, atau pemaksaan pemberian makanan seperti minyak ikan pada anak yang sedang menangis. Keparahan penyakit tergantung pada jenis minyak yang terinhalasi. Jenis minyak binatang yang mengandung asam lemak tinggi bersifat paling merusak contohnya seperti susu dan minyak ikan.

Pada kasus ini bronkopneumoni terjadi disebabkan oleh infeksi bakteri dilihat dari pemeriksaan laboratorium dimana terjadi leukositosis sebesar 32,8 x 103/mm3.Klasifikasi gejala ISPA untuk golongan umur 2 bulan -