18
REFERAT BEDAH PLASTIK LUKA BAKAR PADA ANAK Oleh : Steffi Meidiana G99141076 Pembimbing : dr. Dewi Haryanti Kurniasih, Sp. BP KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH SUB BAGIAN BEDAH PLASTIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI

Refrat Bedah Plastik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

luka bakar pada anak

Citation preview

REFERAT BEDAH PLASTIK LUKA BAKAR PADA ANAK

Oleh :

Steffi Meidiana

G99141076

Pembimbing :

dr. Dewi Haryanti Kurniasih, Sp. BP

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH

SUB BAGIAN BEDAH PLASTIK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI

SURAKARTA

2015

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. 1 B. ETIOLOGI

Luka bakar berdasarkan penyebab dibedakan atas: Luka bakar karena api Luka bakar karena air panas Luka bakar karena listrik dan petir Luka bakar karena bahan kimia ( yang bersifat asam atau basa kuat ) Luka bakar karena radiasi Cedera akibat suhu sangat rendah ( frost bite )Kerusakan jaringan disebabkan oleh api lebih berat dibandingkan dengan air panas; kerusakan jaringan akibat bahan yang bersifat koloid (misalnya bubur panas) lebih berat dibandingkan air panas. Luka bakar akibat ledakan juga menyebabkan kerusakan organ dalam akibat daya ledak (eksplosif). Pada luka bakar yang disebabkan oleh bahan kimia terutama asam menyebabkan kerusakan yang hebat akibat reaksi jaringan sehingga terjadi diskonfigurasi jaringan yang menyebabkan gangguan proses penyembuhan.Luka bakar pada anak 65,7% disebabkan oleh air panas atau uap panas (scald). Mayoritas dari luka bakar pada anak-anak terjadi di rumah dan sebagian besar dapat dicegah. Dapur dan ruang makan merupakan daerah yang seringkali menjadi lokasi terjadinya luka bakar. Anak yang memegang oven, menarik taplak dimana di atasnya terdapat air panas, minuman panas atau makanan panas. 1 C. PATOFISIOLOGI

I. Zona Kerusakan Jaringan

1. Zona Koagulasi

Daerah yang langsung mengalami kerusakan (koagulasi protein) akibat pengaruh panas. 2. Zona Statis

Daerah yang berada langsung di luar zona koagulasi, terjadi kerusakan endotel pembuluh darah disertai kerusakan trombosit dan leukosit, sehingga terjadi gangguan perfusi (no flow phenomena), diikuti perubahan permeabilitas kapiler dan respons inflamasi lokal. Proses ini berlangsung selama 12-24 jam pasca cedera dan mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan.

3. Zona Hiperemi

Daerah di luar zona statis, ikut mengalami reaksi berupa vasodilatasi tanpa banyak melibatkan reaksi seluler. 2II. Fase luka Bakar

Dalam perjalanan penyakit dibedakan 3 fase pada luka bakar, yaitu :

1. Fase awal, fase akut, fase syok

Pada fase ini problem yang berkisar pada gangguan saluran nafas karena adanya cedera inhalasi dan gangguan sirkulasi. Pada fase ini juga terjadi gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit, akibat cedera termis yang bersifat sistemik.

2. Fase setelah syok berakhir/diatasi/sub akut

Fase ini berlangsung setelah syok berakhir / dapat di atasi. Luka terbuka akibat kerusakan jaringan (kulit dan jaringan dibawahnya) dapat menimbulkan masalah, yaitu :

a. Proses inflamasi

Proses inflamasi yang terjadi pada luka bakar berbeda dengan luka sayat elektif; proses inflamasi di sini terjadi lebih hebat disertai eksudasi dan kebocoran protein.

Pada saat ini terjadi reaksi inflamasi lokal yang kemudian berkembang menjadi reaksi sistemik dengan dilepaskannya zat-zat yang berhubungan dengan proses immunologik, yaitu kompleks lipoprotein (lipid protein complex, burn-toxin) yang menginduksi respon inflamasi sistemik (SIRS = Systemic Inflammation Response syndrome).

b. Infeksi yang dapat menimbulkan sepsis

c. Proses penguapan cairan tubuh disertai panas / energi (evaporative heat loss) yang menyebabkan perubahan dan gangguan proses metabolisme.

3. Fase lanjut

Fase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi maturasi. Masalah pada fase ini adalah timbul penyulit dari luka bakar berupa parut hipertrofik, kontraktur dan deformitas lain yang terjadi karena kerapuhan jaringan atau organ-organ stuktural, misalnya bouttonirre deformity. 2III. Patofisiologi

1. Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler yang terkena suhu tinggi rusak sel darah yang di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia.

2. Meningkatnya permeabilitas menyebabkan udem dan menimbulkan bula dengan membawa serta elektrolit. Hal ini menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler. Tubuh kehilangan cairan antara % - 1 %, Blood Volume setiap 1 % luka bakar. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan tambahan karena penguapan yang berlebih (insensible water loss meningkat).

3. Bila luka bakar lebih dari 20 % akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khas yaitu : gelisah, pucat dingin berkeringat, nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun dan produksi urine menurun (kegagalan fungsi ginjal).

4. Pada luka bakar daerah wajah dapat terjadi kerusakan mukosa jalan nafas karena gas, asap atau uap panas yang terhisap. Gejala yang timbul adalah sesak nafas, takipneu, stridor, suara serak dan berdahak berwarna gelap karena jelaga. Dapat juga terjadi keracunan gas CO atau gas beracun lain. CO akan mengikat hemoglobin dengan kuat sehingga tak mampu mengikat oksigen lagi. Tanda keracunan yang ringan adalah lemas, bingung, pusing, mual dan muntah. Pada keracunan berat terjadi koma. Bila lebih 60 % hemoglobin terikat CO, penderita akan meninggal. 1,2 D. KLASIFIKASI LUKA BAKAR

Klasifikasi luka bakar dibagi atas berdasarkan penyebab/ etiologi (seperti dijelaskan diatas) dan kedalaman luka bakar.

I. Klasifikasi berdasarkan penyebab

Luka bakar dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain:

Luka bakar karena api

Luka bakar karena air panas

Luka bakar karena bahan kimia (yang bersifat asam atau basa kuat)

Luka bakar karena listrik dan petir

Luka bakar karena radiasi

Cedera akibat suhu sangat rendah (frost bite) 1 II. Klasifikasi berdasarkan kedalaman luka

Lama kontak jaringan dengan sumber panas menentukan luas dan kedalaman kerusakan jaringan. Semakin lama waktu kontak, maka semakin luas dan dalam kerusakan jaringan yang terjadi.1. Luka bakar derajat satu

Ditandai dengan luka bakar superfisial dengan kerusakan pada lapisan epidermis. Tampak eritema. Penyebab tersering adalah sengatan sinar matahari. Pada proses penyembuhan terjadi lapisan luar epidermis yang mati akan terkelupas dan terjadi regenerasi lapisan epitel yang sempurna dari epidermis yang utuh dibawahnya. Tidak terdapat bula, nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Dapat sembuh spontan selama 5-10 hari.

2. Luka bakar derajat duaKerusakan terjadi pada lapisan epidermis dan sebagian dermis dibawahnya, berupa reaksi inflamasi akut disertai proses eksudasi. Pada luka bakar derajat dua ini ditandai dengan nyeri, bercak-bercak berwarna merah muda dan basah serta pembentukan blister atau lepuh.biasanya disebabkan oleh tersambar petir, tersiram air panas. Dalam waktu 3-4 hari, permukaan luka bakar mengering sehingga terbentuklah krusta tipis berwarna kuning kecoklatan seperti kertas perkamen. Beberapa minggu kemudian, krusta itu akan mengelupas karena timbul regenerasi epitel yang baru tetapi lebih tipis dari organ epitel kulit yang tidak terbakar didalamnya. Oleh karena itu biasanya dapat terdapat penyembuhan spontan pada luka bakar superfisial atau partial thickness burn.

Gambar. 1 bula pada telapak tangan karena memegang dandang panas, luka in i digolongkan ke dalam luka bakar derajat dua, karena epidermis berada diatas lukaDibedakan menjadi 2 (dua):

a. Derajat II dangkal (superfisial) kerusakan mengenai sebagian superfisial dari dermis

apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjer keringat, kelenjer sebasea masih utuh

penyembuhan terjasi spontan dalam waktu 10-14 hari.

b. Derajat II dalam (deep) kerusakan mengenai hampir saluruh bagian dermis

apendises kulit sperti folikel rambut, kelenjer keringat, kelenjer sebasea sebagian masih utuh.

Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung apendises kulit yang tersisa. Biasanya terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.

Gambar.2 luka bakar derajat dua dalam, pada anak yang tersiram kopi panas, luka berwarna merah muda, lunak pada penekanan, dan tampak basah, sensasi nyeri sulit ditentukan pada anak.3. Luka bakar derajat tigaTerjadi kerusakan pada seluruh ketebalan kulit. Meskipun tidak seluruh tebal kulit rusak, tetapi bila semua organ kulit sekunder rusak dan tidak ada kemampuan lagi untuk melakukan regenerasi kulit secara spontan/ reepitelisasi, maka luka bakar itu juga termasuk derajat tiga. Penyebabnya adalah api, listrik,atau zat kimia. Mungkin akan tampak berwarna putih seperti mutiara dan biasnya tidak melepuh, tampak kering dan biasanya relatif anestetik. Dalam beberapa hari, luka bakar semacam itu akan membentuk eschar berwarna hitam, keras, tegang dan tebal.

Gambar.3 luka bakar derajat tiga, pada anak yang memegang pengeriting rambut luka kering tidak kemerahan dan berwarna putihSelama periode pasca luka bakar dini sampai 5 hari, akan sulit untuk membedakan luka bakar derajat dua atau tiga, tetapi pada minggu kedua sampai minggu ketiga pasca luka bakar di mana tampak drainase dan eschar yang terpisah dari luka bakar derajat tiga. Setelah eschar diangkat, sisa jaringan dibawahnya (biasanya lapisan subkutan) akan membentuk jaringan granulasi, suatu massa yang terdiri dari sel-sel fibroblas dan jaringan penyambung yang kaya pembuluh darah kapiler. Permukaan jaringan granulasi yang berwarna merah tua itu terbentuk setelah 21 hari, dan dalam waktu 1 sampai 2 minggu kemudian sebaiknya dilakukan skin graft. 1,3

Gambar 4. Klasifikasi luka bakar berdasarkan kedalaman luka

Tabel 1. Klasifikasi kedalaman luka bakar2KlasifikasiPenyebabPenampakan luarSensasiWaktu penyembuhanJaringan parut

Luka bakar dangkal (superficial burn) Sinar UV, paparan nyala apiKering dan merah; memucat dengan penekananNyeri3 6 hari Tidak terjadi jaringan parut

Luka bakar sebagian dangkal (superficial partial-thickness burn) Cairan atau uap panas (tumpahan atau percikan), paparan nyala apiGelembung berisi cairan, berkeringat, merah; memucat dengan penekananNyeri bilaterpapar udara dan panas7-20 hariUmumnya tidak terjadi jaringan parut; potensial untuk perubahan pigmen

Luka bakar sebagian dalam (deep partial-thickness burn) Cairan atau uap panas (tumpahan), api, minyak panasGelemb-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1ptung berisi cairan (rapuh); basah atau kering berminyak, berwarna dari putih sampai merah; tidak memucat dengan penekananTerasa dengan penekanan saja>21 hariHipertrofi, berisiko untuk kontraktur (kekakuan akibat jaringan parut yang berlebih)

Luka bakar seluruh lapisan (full thickness burn) Cairan atau uap panas, api, minyak, bahan kimia, listrik tegangan tinggiPutih berminyak sampai abu-abu dan kehitaman; kering dan tidak elastis; tidak memucat dengan penekananTerasa hanya dengan penekanan yang kuatTidak dapat sembuh (jika luka bakar mengenai >2% dari TBSA)Risiko sangat tinggi untuk terjadi kontraktur

E. PERHITUNGAN LUAS LUKA BAKAR

Walaupun hanya perkiraan saja , the rule of nine, tetap merupakan petunjuk yang baik dalam menilai luasnya luka bakar: kepala, 7 persen, dan leher, 2 persen sehingga totalnya 9 persen. Setiap ekstrimitas atas, 9 persen : dan bagian anterior,2 x 9 persen. Badan bagian posterior, 13 persen, dan bokong 5 persen, sehingga total 18 persen: dan setiap ekstrimitas bawah, 2 x 9 : dan genitalia , 1 persen.

Gambar 5. Perhitungan luas luka bakar berdasarkan Rule of Nine oleh Wallace

Untuk area luka bakar yang tersebar kita dapat memperkirakan persentasenya dengan menggunakan tangan dengan jari-jari pasien, dimana jari-jari dalam keadaan abduksi, dimana sama dengan kurang lebih 1 persen dari total luas permukaan tubuh pasien.

Pada anak-anak terdapat perbedaan dalam luas permukaaan tubuh, yang umumnya mempunyai pertimbangan lebih besar antara luas permukaan kepala dengan luas ekstrimitas bawah dibandingkan pada orang dewasa. Area kepala luasnya adalah 19 persen pada waktu lahir (10 persen lebih besar daripada orang dewasa). Hal ini terjadi akibat pengurangan pada luas ekstrimitas bawah, yang masing-masing sebesar 13 persen. Dengan bertambahnya umur setiap tahun, sampai usia 10 tahun, area kepala dikurangi 1 persen dan jumlah yang sama ditambah pada setiap ekstrimitas bawah. Setelah usia 10 tahun, digunakan persentase orang dewasa.

Rumus rule of nine dari Wallace tidak digunakan pada anak dan bayi karena luas relatif permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Oleh karena itu, digunakan rumus 10 untuk bayi, dan rumus 10-15-20 dari Lund dan Browder untuk anak. 1,2,4

Gambar 6. Perhitungan luas luka bakar menurut Lund and Browder

Tabel 2. Penilaian luas area tubuh menurut Lund and Browder

AreaLahir-1 tahun1 4 tahun5 9 tahun10 14 tahun15 tahundewasa2nd*3rd*TBSA

Kepala1917131197

Leher222222

Badan bagian depan131313131313

Badan bagian belakang131313131313

Pantat kanan2.52.52.52.52.52.5

Pantat kiri2.52.52.52.52.52.5

Genitalia (kemaluan)111111

Lengan kanan atas444444

lengan kiri atas444444

Lengan bawah kanan333333

Lengan bawah kiri333333

Tangan kanan (telapak tangan depan dan punggung tangan)2.52.52.52.52.52.5

Tangan kiri (telapak tangan dan punggung tangan)2.52.52.52.52.52.5

Paha kanan5.56.588.599.5

Paha kiri5.56.588.599.5

Betis kanan555.566.57

Betis kiri555.566.57

Kaki kanan (bagian tumit sampai telapak kaki)3.53.53.53.53.53.5

Kaki kiri3.53.53.53.53.53.5

Total:

*derajat dua saat ini merupakan luka bakar sebagian baik dangkal maupun dalam; derajat 3 sebagai luka bakar seluruh lapisan (full-thickness)

F. DERAJAT KEPARAHAN LUKA BAKAR

Berdasarkan berat-ringannya luka bakar (American Burn Association): 5I. Luka Bakar Berat ( Major Burn Injury )

Derajat II, terbakar >25% area permukaan tubuh pada dewasa

Derajat III, terbakar >25% area permukaan tubuh pada anak-anak

Derajat III, terbakar >10% area permukaan

Kebanyakan meliputi tangan, muka, mata, telinga, kaki atau perineum

Kebanyakan pasien meliputi :

- Luka inhalasi

- Luka elektrikal

- Luka bakar dengan komplikasi trauma

II. Luka Bakar Sedang

Derajat II, terbakar 15-25% area permukaan tubuh pada dewasa

Derajat II, terbakar 10-20% are permukaan tubuh pada anak-anak

Derajat III, terbakar