21
Duchenne muscular dystrophy (DMD) Tugas Refrat Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Pendidikan Program profesi Dokter Stase Rehabilitasi Medik Fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Diajukan Oleh: RESTIAN RUDY O J500050011 DEWI RETNO WATI J500050012 QONITA IMMA IRFANI J 500050013 Pembimbing : dr Sp, RM FAKULTAS KEDOKTERAN

REFRAT DMD

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: REFRAT DMD

Duchenne muscular dystrophy (DMD)

Tugas Refrat

Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Pendidikan Program profesi Dokter

Stase Rehabilitasi Medik Fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Diajukan Oleh:

RESTIAN RUDY O J500050011

DEWI RETNO WATI J500050012

QONITA IMMA IRFANI J 500050013

Pembimbing : dr Sp, RM

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2010

Page 2: REFRAT DMD

LEMBAR PENGESAHAN

REFRAT

Duchenne muscular dystrophy (DMD)

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

pendidikan Dokter Stase Rehabilitasi

Medik

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh :

RESTIAN RUDY O J500050011

DEWI RETNO WATI J500050012

QONITA IMMA IRFANI J 500050013

Menyetujui dan mengesahkan

Pembimbing : dr , Sp.RM

Mengetahui

Ketua program profesi dokter Pembimbing

Page 3: REFRAT DMD

Dr. M Shoim Dasuki, M.Kes dr., Sp.RM

BAB I

PENDAHULUAN

Duchenne muscular dystrophy (DMD) merupakan penyakit distrofi muskular

progresif, bersifat herediter, dan mengenai anak laki-laki. Insidensi penyakit itu

relatif jarang, hanya sebesar satu dari 3500 kelahiran bayi laki-laki. Penyakit tersebut

diturunkan melalui X-linked resesif, dan hanya mengenai pria, sedangkan perempuan

hanya sebagai karier.

Pada DMD terdapat kelainan genetik yang terletak pada kromosom X, lokus

Xp21.22-4 yang bertanggung jawab terhadap pembentukan protein distrofin.

Perubahan patologi pada otot yang mengalami distrofi terjadi secara primer dan

bukan disebabkan oleh penyakit sekunder akibat kelainan sistem saraf pusat atau

saraf perifer. Distrofin merupakan protein yang sangat panjang dengan berat molekul

427 kD,dan terdiri dari 3685 asam amino.

Penyebab utama proses degeneratif pada DMD kebanyakan akibat delesi

pada segmen gen yang bertanggung jawab terhadap pembentukan protein distrofin

pada membrane sel otot, sehingga menyebabkan ketiadaan protein tersebut dalam

jaringan otot. pada tahun 1884 untuk pertama kali memakai istilah dystrophia

muscularis progressiva. Pada tahun 1855, Duchenne memberikan deskripsi lebih

lengkap mengenai atrofi muskular progresif pada anak-anak.Becker

mendeskripsikan penyakit muscular dystrophy yang dapat diturunkan secara

autosomal resesif, autosomal dominant atau X-linked resesif. Hoffman et al2,5

menjelaskan bahwa kelainan protein distrofin merupakan penyebab utama DMD.

Biasanya anak- anak yang menderita distrophya jenis Duchene dibawa ke

dokter karena sering jatuh, dan kalau sudah jatuh tidak dapat berdiri dengan cepat.

Kelemahan otot- otot tungkai pada anak- anak tersebut tidak memungkinkan mereka

bangkit secara wajar. Dari sikap duduk di lantai dan kemudian berdiri dilakukannya

Page 4: REFRAT DMD

dengan cara yang khas, pertama mereka menempatkan lengan di lantai sebagaimana

anak hendak merangkak, kemudian tungkai diluruskan dan tangan bergerak setapak

demi setapak kea rah kaki, setelah kaki terpegang, kedua tangan memanjat tungkai,

demikianlah akhirnya tubuh dapat digerakkan. ( Marjono Mahar, 2008)

Page 5: REFRAT DMD
Page 6: REFRAT DMD

BAB II

TIJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Muscular dystrophy (MD) adalah suatu kelompok yang terdiri lebih dari 30

penyakit genetik yang ditandai dengan kelemahan progresif dan degenerasi pada otot

rangka yang mengendalikan gerakan (Twee, 2009)

Beberapa bentuk dari MD muncul pada masa bayi atau anak-anak, beberapa

bentuk yang lain mungkin tidak akan timbul sampai usia pertengahan atau lebih.

Gangguan-gangguan ini berbeda-beda dalam nama dan distribusinya dan perluasan

kelemahan otonya (ada beberapa bentuk dari MD yang juga menyerang otot

jantung), onset usia, tingkat progresifitas, dan pola pewarisannya.

Pada kelainan ini terlihat pseudohipertropi pada betis dan pantat, dimana

penderitanya semua dari golongan umur kanak- kanak. Dalam 10- 12 tahun penderita

Page 7: REFRAT DMD

tidak dapat bergerak lagi dan hidupnya terpaksa di tempat tidur atau di kursi roda.

Pada tahap terminal ini seluruh otot skeletal sudah atrofik. ( Mardjono Mahar, 2008)

Duchenne muscular distrofi (DMD) pertama kali dideskripsikan oleh ahli

saraf Perancis Guillaume Benjamin Amand Duchenne pada 1860-an distrofi otot

Becker. (BMD) dinamai setelah Petrus Jerman Emil dokter Becker, yang pertama

kali menggambarkan ini varian dari DMD pada 1950-an. Duchenne muscular distrofi

(DMD) adalah bentuk progresif cepat distrofi otot yang terjadi terutama pada anak

laki-laki.

Hal ini disebabkan oleh perubahan (mutasi) pada gen, yang disebut gen DMD

yang dapat diwariskan dalam keluarga dengan cara yang resesif X-linked. Dalam

DMD, anak-anak mulai menunjukkan tanda-tanda kelemahan otot sejak usia 3 tahun.

Penyakit ini secara bertahap melemahkan kerangka otot, yang di lengan, kaki

dan punggung. Pada remaja awal atau bahkan lebih awal, otot jantung dan otot

pernafasan juga mungkin dapat terpengaruh , munculnya kelemahan berjalan pada

awal dekade kedua, dan biasanya akan meninggal pada usia 20 tahun. Diagnosis

pasti dari penyakit ini dapat dilakukan melalui pemeriksaan analisis DNA atau

pemeriksaan distrofin. Tindakan pembedahan dan rehabilitasi, dapat membantu

pasien untuk mampu lebih lama berjalan dan duduk (wedantho, 2007)

INSIDEN dan EPIDEMIOLOGI

DMD memiliki angka insidensi 1 : 3500 pada bayi laki- laki baru lahir dan

belum ada penelitian lebih lanjut mengenai epidemiologinya secara nyata.

( Wikipedia, 2010)

ETIOLOGI GENETIK

Kondisi ini diturunkan, dan masing-masing MD mengikuti pola pewarisan

yang berbeda. Tipe yang paling dikenal, Duchenne muscular dystrophy (DMD),

Page 8: REFRAT DMD

diwariskan dengan pola terkait X resesif, yang berarti bahwa gen yang bermutasi

yang menyebabkan penyakit ini terletak pada kromosom X, dan oleh karenanya

terkait seks. Pada pria satu salinan yang berubah dari gen ini pada masing-masing sel

sudah cukup untuk menyebbkan kelainan ini. Pada wanita mutasinya harus terdapat

pada kedua kopi dari gen untuk menyebabkan gangguan ini (pengecualian yang

jarang, pada kariier yang menunjukkan gejala, bisa terjadi karena kompensasi

dosis/inaktivasi X). Pada pria oleh karenanya terkena penyakit terkait X resesif jauh

lebih sering dibandingkan wanita(wedantho,2007)

Page 9: REFRAT DMD

Suatu ciri khas dari pewarisan terkait X adalah ayah tidak dapat mewariskan

sifat terkait X pada anak laki-laki meraka. Pada sekitar dua pertiga kasus DMD, pria

yang terkena penyakit mewarisi mutasinya dari ibu yang membawa satu salinan gen

DMD. Sepertiga yang lain mungkin diakibatkan karena mutasi baru pada gen ini.

Perempuan yang membara satu salinan dari satu mutasi DMD mungkin memiliki

tanda dan gejala terkait kondisi ini (seperti kelemahan otot dan kramp), namun

biasanya lebih ringan dari tanda dan gejala pada pria. Duchenne muscular dystrophy

dan Becker's muscular dystrophy disebabkan oleh mutasi pada gen untuk protein

dystrophin dan menyebabkan suatu kelebihan pada enzyme creatine kinase. Gen

dystrophin adalah gen terbanyak kedua pada mamalia(wedantho,2007).

DMD adalah bentuk tersering dari MD dan terutama menyerang anak laki-

laki. Dikarenakan karena kurangnya dystrophin, suatu protein yang mempertahankan

Page 10: REFRAT DMD

integritas otot. Onsetnya dimulai pada usia 3 dan 5 tahun dan kelainan ini memburuk

dengan cepat. Kebanyakan anak laki-laki yang terkena akan kehilangan kmmampuan

berjalan pada usia 12, dan selanjutnya memerlukan bantuan respirator untuk

bernafas. Anak perempuan pada keluarga memiliki kemungkinan 50% mewarisi dan

menurunkan gen yang rusak pada anak-anak mereka.

Page 11: REFRAT DMD

GEJALA

DMD dapat menyerang semua orang dari segala usia. Meskipun beberapa

jenis pertama kali pada bayi atau anak-anak, yang lainnya mungki tidak akan muncul

sampai usia pertengahan.

Gejala yang paling tersering adalah kelemahan otot (sering jatuh, gangguan

berjalan, kelopak mata yang jartuh), kelainan rangka dan otot. Pemeriksaan

neurologis seringkali menemukan hilangnya jaringan otot (wasting), kontraktur otot,

pseudohypertrophy dan kelemahan. Beberapa jenis dari MD dapat timbul dengan

tambahan kelainan jantung, penurunan intelektual dan kemandulan. (twee, 2009 )

Berikut gejala-gejala yang dapat ditemukan :

o Kelemahan otot yang progresif bahkan dapat terjadi kehilangan masa otot

o Gangguan keseimbangan

Mudah merasa lelah

Kesulitan dalam aktifitas motorik

Peningkatan lumbal lordosis yang berakibat pada pemendekan otot panggul

o Sering jatuh

o Kesulitan berjalan, cara berjalan yang aneh

o Waddling Gait

o Calf Pain

deformitas jaringan ikat otot

pseudohipertrophy ( mengalami pembesaran pada lidah dan betis), dimana terjadi pengisisan oleh jar ikat dan jaringan lemak.

Page 12: REFRAT DMD

Mengalami kesulitan belajar

o Jangkauan gerak terbatas

o Kontraktur otot ( biasanya pada tendon Achilles dan kerusakan otot hamstring) karena serat otot memendek dan mengalami fibrosis yang muncul pada jaringan ikat.

o Gangguan respiratori

o Ptosis

o Atrofi Gonad

o Scoliosis

o Beberapa jenis MD dapat menyerang jantung, menyebabkan cardiomyopathy atau aritmia

Page 13: REFRAT DMD

DIAGNOSIS

Diagnosis dari MD didasarkan terutama pada hasil biopsi otot. Dalam

beberapa kasus, suatu tes darah DNA mungkin cukup membantu. Pemeriksaan

lainnya yang dapat membantu antara lain, peningkatan kadar CK serum dan

pemeriksaan electromyography, yang konsisten dengan keterlibatan miogenik.

Pemeriksaan fisik dan anamnesa yang tepat akan membantu dalam menentukan jenis

dari MD. Kelompok otot tertentu berkaitan dengan jenis tertentu MD (wedantho,

2007).

Page 14: REFRAT DMD

Seringkali, terdapat kehilangan jaringan otot, yang sulit untuk dilihat karena

pada beberapa jenis MD menyebabkan penumpukan jaringan lemak dan jaringan ikat

yang membuat otot tampak lebih besar. Ini disebut dengan pseudohipertrofi.

Tes yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis DMD adalah sebagai

berikut :

Positif Gower Sign menunjukkan banyaknya kerusakan yang lebih

pada otot- otot di ekstremitas bawah.

Creatin Kinase ( CPK – MM ) , dimana kadar keratin kinase pada

aliran darah tinggi.

EMG ( electromyography ) menunjukkan kelemahan yang disebabkan

oleh kerusakan pada jaringan otot dibandingkan pada sel syarafnya.

Genetic Testing, dapat menampilkan bahwa kerusakan genetik pada

gen Xp21 .

Biopsy otot ( imunohistokimia atau imunobloting ), atau bisa juga

pemeriksaan genetic dengan tes darah untuk mengkonfirmasi

keberadaan distropin

PENATALAKSANAAN

Tidak ada pengobatan spesifik yang diketahui untuk MD. inaktivitas (seperti

tirah baring atau bahkan duduk dalam jangka waktu lama) dapat memeprberat

penyakit. Fisioterapi dan instrumentasi ortopedik (cth. Kursi roda) dapat membantu.

Pembedahan ortopedi korektif mungkin diperlukan untuk meningkatkan kualitas

hidup dalam beberapa kasus. Masalah pada jantung yang ditemui pada Emery-

Dreifuss MD dan myotonic MD mungkin memerlukan alat pacu jantung. Myotonia

yang terjadi pada myotonic MD dapat diterapi dengan obat-obatan seperti phenytoin

atau quinine (wedantho,2007)

Page 15: REFRAT DMD

Terapi fisik lebih ditujukkan agar penderita dapat memaksimalkan potensi

fisik, yaitu :

Meminimalisir perkembangan kontraktur dan deformitas dengan

mengembangkan program stretching( peregangan) dan latihan yang

diperlukan .

Mencegah dan meminimalisir komplikasi sekunder lain dari

kecacatannya .

Memonitor fungsi pernafasan dengan menyarankan teknik yang dapat

membantu untuk latihan pernafasan dan metode pembersihan saluran

nafas .

Penjadwalan mulai dari seminggu sampai satu bulan untuk terapi pijat

untuk mengurangi nyeri yang timbul.

PROGNOSIS

Prognosis dari MD bervariasi tergantung dari jenis MD dan progresifitas

penyakitnya. Pada beberapa kasus dapat ringan dan memburuk sangat lambat,

edngan kehidupan normal, sedangkan pada kasus yang lain mungkin memiliki

pemburukan kelemahan otot yang bermakna, disabilitas fungsional dan kehilangan

kemampuan berjalan. Harapan hidup dapat tergantung pada derajat pemburukan dan

defisit pernapasan lanjut. Pada Duchenne MD, kematian biuasanya terjadi pada usia

belasan sampai awal 20an (wedantho,2007)

BAB III

Page 16: REFRAT DMD

KESIMPULAN

Duchenne muscular dystrophy merupakan penyakit kelainan distrofik yang

diwariskan secara X-linked dan hanya mengenai laki-laki, sementara perempuan

hanya sebagai pembawa sifat. Biasanya penderita meninggal dalam decade ke dua

akibat komplikasi infeksi paru atau payah jantung.

Secara klinis pasien DMD tidak mampu berjalan pada usia sekitar 10 tahun.

Tindakan pembedahan dan rehabilitasi, dapat membantu pasien untuk memperlama

fungsi ambulasi serta memberikan rasa nyaman.

Perlu pemberian informasi yang jelas dan konseling genetika mengenai perjalanan

penyakit terhadap pasien dan

keluarganya. Diagnosis DMD dapat ditegakkan dengan analisis DNA untuk

mendeteksi delesi gen yang bertanggung jawab terhadap penyandian protein

distrofin. Pemeriksaan immunohistokimia protein distrofin, juga dapat digunakan

untuk menegakkan diagnosis pasti. Penanganan pasien dengan DMD harus

dilakukan secara multidisiplin.

Daftar Pustaka

Page 17: REFRAT DMD

Mardjono. Mahar., Shidarta Priguna. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat, Jakarta.

Twee Do, 2009, Muscular Dystrophy, www.e-medicine.com

Wedantho Sigit, 2007, Duchenne Muscular Dystrophy: Divisi Orthopaedi &

Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia