33
 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karuniaNyalah saya mampu menyelesaikan tugas refrat yang berjudul “ Payudara, Fisiologi laktasi, dan Problema Menyusui” ini. Refrat ini diajukan untuk memenuhi tugas dalam rangka menjalani kepanitraan klinik di SMF Obsgyn di RSUD Sidoarjo. Pada kesempatan ini penuis hendak mengucapka banyak terima kasih kepada : 1. Para dokter spesialis obsgyn yang sudah membantu memberikan nasehat serta masukan sehingga terselesaikannya refrat ini terutama bagi dokter pembimbing saya dr.Andoharman Damanik,SpOG 2. Para teman sejawat dokter muda yang telah memberikan masukan serta membantu dalam penyelesaian refrat ini. 3. Dan juga untuk tenaga paramedis yang telah membantu penulis selama menjalankan kepanitraan klinik di SMF Obsgyn, dan semua pihak yang tidak mampu saya sebutkan satu persatu. Refrat ini masih jauh dari sempurna untuk itu jika ada kesalahan ataupun kekurangan dalam  pembuatanya saya mohon maaf yang sebesar besarnya, semoga dengan ini kita bersama sama dapat mempelajari dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat yang nantinya dapat berguna sebagai pembelajaran selama kepanitraan klinik maupun sebagai bekal kita untuk menjalankan profesi sebagai dokter. Akhir kata saya ucapkan terima kasih. Sidoarjo, 28 September 2013 Penulis

Refrat Obsgyn Amelia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dtrh

Citation preview

KATA PENGANTARPuji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karuniaNyalah saya mampu menyelesaikan tugas refrat yang berjudul Payudara, Fisiologi laktasi, dan Problema Menyusui ini. Refrat ini diajukan untuk memenuhi tugas dalam rangka menjalani kepanitraan klinik di SMF Obsgyn di RSUD Sidoarjo.Pada kesempatan ini penuis hendak mengucapka banyak terima kasih kepada :1. Para dokter spesialis obsgyn yang sudah membantu memberikan nasehat serta masukan sehingga terselesaikannya refrat ini terutama bagi dokter pembimbing saya dr.Andoharman Damanik,SpOG2. Para teman sejawat dokter muda yang telah memberikan masukan serta membantu dalam penyelesaian refrat ini.3. Dan juga untuk tenaga paramedis yang telah membantu penulis selama menjalankan kepanitraan klinik di SMF Obsgyn, dan semua pihak yang tidak mampu saya sebutkan satu persatu.Refrat ini masih jauh dari sempurna untuk itu jika ada kesalahan ataupun kekurangan dalam pembuatanya saya mohon maaf yang sebesar besarnya, semoga dengan ini kita bersama sama dapat mempelajari dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat yang nantinya dapat berguna sebagai pembelajaran selama kepanitraan klinik maupun sebagai bekal kita untuk menjalankan profesi sebagai dokter. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.Sidoarjo, 28 September 2013

PenulisBAB IPENDAHULUANResolusi World Health Assemby (WHA) tahun 2001 menegaskan bahwa tumbuh kembang anak secara optimal merupakan salah satu hak asasi anak. Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan dilanjutkan dengan pemberian air susu ibu (ASI).Menyusui adalah salah satu komponen dari proses reproduksi yang terdiri atas haid, konsepsi,kehamilan,persalinan,menyusui,dan penyapihan. Jika semua komponen berlangsung dengan baik, proses menyusui akan berhasil.Setiap mamalia telah dipersiapkan dengan sepasang atau lebih payudara yang akan menghasilkan air susu untuk makanan bayi yang dilahirkannya. Air susu setiap makhluk menyusui itu berbeda dan bersifat spesifik untuk setiap spesies, disesuaikan dengan keperluannya yang bergantung pada bentuk fisik, habitat, laju pertumbuhan dan frekuensi menyusui.ASI sebagai makanan alamiah adalah makanan terbaik yang dapat diberikan oleh ibu kepada anak yang baru dilahirkannya. Komposisinya berubah sesuai dengan kebutuhan bayi setiap saat, yaitu kolostrum pada hari pertama sampai 4-7 hari. Dilanjutkan dengan ASI peralihan 3-4 minggu, selanjutnya ASI matur. ASI yang keluar pada permulaan menyusui (foremilk = susu awal) berbeda dengan ASI yang keluar pada akhir penyusuan (hindmilk = susu akhir). ASI yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan prematur komposisinya juga berbesa dengan ASI yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan cukup bulan. Selain itu, ASI juga mengandung zat pelindung yang dapat melindungi bayi dari berbagi penyakit infeksi. Pemberian ASI juga mempunyai pengaruh emosional yang luar biasa yang memengaruhi hubungan batin ibu dan anak dan perkembangan jiwa anak. Disamping itu, terdapat pula hubungan yang bermakna antara menyusui dan penjarangan kehamilan. Akhir-akhir ini terbukti bahwa tidak diberikannya ASI berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler dan keganasan pada usia dewasa muda.Melihat begitu unggulnya ASI, maka sangat disayangkan bahwa di Indonesia pada kenyataannya penggunaan Asi belum seperti yang dianjurkan. Pemberian ASI yang di anjurkan adalah sebagai berikut. ASI eksklusif selama 6 bulan karena ASI dapat memenuhi 100% kebutuhan bayi. Dari 6-12 bulan ASI masoh merupakan maknan utama bayi karena dapat memenuhi 60-70% kebutuhan bayi dan perlu ditambahkan makanan pendamping ASI berupa makanan lumat sampai lunak sesuai usia bayi. Diatas 12 bulan ASI saja hanya memenuhi 30% kebutuhan bayi dan makanan padat sudah menjadi makanan utama. Namun, ASI tetap dianjurkan pemberiannya sampai palinng kurang 2 tahun untuk manfat lainnya. Saat ini usaha untuk meningkatkan penggunaan Asi telah menjadi tujuan global. Setiap tahun pada tanggal 1-7 Agutus adalah pekan ASI sedunia. Pada saat itu kegiatan meningkatkan penggunaan ASI di ecauasi. Di Indonesia walaupun sejak tahun 1922 telah dilakukan kegiatan Rumah Sakit Sayang Bayi kemudian ditambah lagi dengan kegiatan Rumah Sakit Sayang Ibu sejak 1999, situasi menyusui masih belum seperti yang diharapkan. Harpannya adalah bahwa di Indonesia pemberian Asi eksklusif sampai 6 bulan pada tahun 2010 menjadi 80%. Kenyatannya pada SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia) tahun 2002-2003 walaupun pemberian ASI rata-rata 22,3 bulan tetapi inisiasi dini pemberian ASI 20 menit.2.3.5.9 Bayi Banyak tidurJika bayi selalu mengantuk dan tetap tertidur meskipun saat menyusu terakhirnya telah lewat dari 3 jam yang lalu, Ibu dapat mencoba menyusuinya dengan cara: Letakkan bayi di dada ibu sesering mungkin sehingga dapat melihat tanda-tanda bayi mulai terjaga dan dapat segera menawarinya untuk menyusu. Redupkan cahaya dalam ruangan agar bayi mau membuka matanya. Bangunkan bayi dengan cara :1. Berbicara dengan bayi2. Membuka selimut/pakaian bayi3. Mengusap-usap wajah dan tubuh bayi4. Memandikan bayi Rangsang refleks rooting (reflek hisap) bayi dengan menyentuhkan puting ibu ke pipinya. Teteskan ASI perah ke mulut bayi. Setiap kali gerakan memerah ASI dari mulut bayi berkurang, gerakkan payudara ke arah langit-langit mulut bayi.

CARA MENINGKATKAN PRODUKSI ASI : Cara untuk meningkatkan ASI adalah dengan menyusui sesering mungkin. Menyusui lebih sering akan lebih baik karena merupakan kebutuhan bayi. Menyusu pada payudara kiri dan kanan secara bergantian. Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara lainnya.Jika bayi telah tidur lebih dari 2 jam, bangunkan dan langsung disusui.(Masalah Pemberian ASI, Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial)

BAB IIIKESIMPULANAir susu ibu terus mempunyai manfaat praktis dan psikologis yang harus dipertimbangkan bila ibu memilih metode untuk pemberian makannya. Air susu ibu adalah yang paling cocok dari semua susu yang tersedia untuk bayi manusia karena secara unik disesuaikan untuk kebutuhan dirinya.3.1 Manfaat Menyusui dan Keunggulan ASIASI berisi antibodi bakteri dan virus, termasuk kadar anti bodi IgA sekretori yang realitf tinggi, yang mencegah mikroorganisme melekat pada mukosa usu. Bayi dari ibu yang menyusui mempunyai antipoliomielitis yang relatif tinggi tahan terhadap infeksi vaksin poliomielitis hidup yang dilemahkan, suatu pengaruh yang mungkin jelas pada masa neonatus tetapi agaknya tidak mengganggu imunisasi aktif. Pertumbuhan virus parotitis, influenza, vaksinia, rotavirus dan virus ensefalitis japanese B dapat dihambat dengan bahan bahan yang ada dalam Asi. Antibodi kolostrum ASI yang tertelan dapat menjadi antibodi yang dapat memberikan kekebalan gastrointestinal lokal pada organisme yang masuk tubuh melalui rute ini.(Berhman RE, Kliegman, RM, Jenson, HB. Nelson Textbook of Pediatrics)Keuntungan menyusui meningkat seiring lama menyusu eksklusif hingga 6 bulan. Setelah itu, dengan tambahan makanan pendamping ASI pada usia enam bulan, keuntungan menyusui meningkat seiring meningkatnya lama pemberian ASI du tahun lebih. Berikut ini beberapa manfaat menyusui bagi bayi.3.1.1 Kualitas dan kuantitas nutrisi yang optimalASI makhluk mamalia adalah spesifikasi spesies. Komposisi setiap spesies disesuaikan untuk tumbuh kembang anaknya masing masing.a. Komposisi ASI setiap ibu berbeda Setiap ibu memiliki komposisi ASI yang berbeda walaupun melahirkan disaat yang sama. Yang mempengaruhi komposisi ASI ini adalah kemampuan usus bayi untuk menyerap makanan.b. Komposisi ASI ibu dari hari ke hariKomposisi ASI dari hari kehari juga tidak tetap. Komposisi ini disesuaikan dengan kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang hari ini. Oleh karena itu, tidak ada satu haripun yang komposisi ASInya sama persis.Bahkan komposisi ASI isapan isapan pertama tidak sama dengan komposisi ASI isapan isapan terakhir. Isapan pertama erupakan susu awal yang banyak mengandung air, sedangkan isapan isapan terakhir banyak mengandung karbohidrat atau nasi dan lemak. Jadi, sekali menyusu, bayi bisa mendapatkan air dan nasi.3.1.2 Anak ASI lebih sehata. Saat lahir, bayi dibekali daya tahan tubuh dari ibu cukup banyak. Daya tahan tubuh ibu akan cepat enurun, sedangkan daya tahan tubuh yang dibuat bayi terbentuk lebih labat. Ada saatnya daya tahan tubuh dari ibu sudah menurun, sedangkan daya tahan tubuh bayi belum cukup banyak terbentuk saat seperti ini, bayi ASI akan dilindungi oleh daya tahan tubuh dari ASI. Selain makanan, ASI mengandung cairan hidup yang terdiri atas zat hidup, misalnya daya tahan tubuh. Berikut ini contoh penyakit yang dapat mengenai bayi.1) Muntah dan mencret Di Amerika Serikat, 400 bayi meninggal/tahun akibat muntah dan mencret, 300 diantaranya tidak disusui. Kematian akibat penyakit ini meningkat 23,5 kali pada bayi susu formula (Vic, 1989). Mencret 17 kali lebih banyak pada bayi susu formula.2) Penyakit saluran pernafasan Kematian akibat penyakit saluran pernapasan 2-5 kali lebih banyak pada bayi susu formula ( Cunningham, 1991). Enam kali terjadi lebih sering pada bayi susu formula ( Howwie, 1990)3) Kanker pada anak (limfoma maligna, hodkin, leukimia, neuroblastoma) Sekitar 6-8 kali sering terjadi pada formula ( Davis, 1998. Benner. 2001. Daniels. 2002. Svanborg. 2003).4) Sepsis dan meningitis Sekitar 18 kali dan 4 kali lebih tinggi pada bayi susu formula (Ashraf, 1991).b. Anak Asi 16 kali lebih jarang dirawat dirumah sakit.3.1.3 Menyusui dan perkembangan kecerdasanBerikut ini faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak.1. Faktor genetik : kecerdasan yang diturunkan dari orang uta2. Faktor lingkungan. Faktor ini dapat ditingkatkan melaluia. Asuh : Fisik - biomedisb. Asah : Stimulasi, rangsangan, pendidikanc. Asih : kebutuhan psikososial(Roesli, Utami,dr.Hj,SpA,MBA,IBCLC. 2008. Inisiasi Menyusui Dini)

DAFTAR PUSTAKA1. Roesli, Utami. 2005. Seri I Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Agriwidya.Suryoprajogo, Nadine. 2009. Keajaiban Menyusui. Yogyakarta : Diglossia Media Group.2. http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/anatomi-payudara-dan-fisiologis.html#ixzz2lr4RQ9rV3. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth Jc, Rouse DJ, Spong CY, (eds) ; Masa nifas. In : Williams Obstetrics, edisi 23. Hal.686.4. Prawirohardjo, Sarwono. Manajemen Bayi Baru lahir. Prof.dr. Abdul Bari Saifuddin,MPH, Sp.OG,dr.Trijatmo Rachimhadhi, SpOG(K), Prof. Dr.dr Gulardi H Wiknjosastro,spOG(K),editor. Ilmu kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2011. Hal.3695. Stoppard, M. complete baby&children. Dorling Kindersley, United Kingdom, 2001.6. Berhman RE, Kliegman, RM, Jenson, HB. Nelson Textbook of Pediatrics. 17 ed. WB Saunders Company, 20047. Masalah Pemberian ASI, Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial8. Roesli, Utami,dr.Hj,SpA,MBA,IBCLC. 2008. Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta : Pustaka Bunda (Grup Pupa Swara), Anggota IKAPI. Manfaat Menyusui dan Keunggulan ASI. Hal. 40.