63
REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN (P2TPAKK) “REKSO DYAH UTAMI” YOGYAKARTA Oleh : Ageng Widodo, S.Sos.I NIM: 1520010006 TESIS Diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister of Arts Program Studi Interdisciplinary Islamic Studies Konsentrasi Pekerjaan Sosial YOGYAKARTA 2017

REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

  • Upload
    haque

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI

PUSAT PELAYANAN TERPADU PEREMPUAN DAN ANAK

KORBAN KEKERASAN (P2TPAKK) “REKSO DYAH UTAMI”

YOGYAKARTA

Oleh :

Ageng Widodo, S.Sos.I

NIM: 1520010006

TESIS

Diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh

Gelar Magister of Arts

Program Studi Interdisciplinary Islamic Studies

Konsentrasi Pekerjaan Sosial

YOGYAKARTA

2017

Page 2: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama

NIM

Jenjang

Progran-r Studi

Konsentrasi

Menyatakan bahwa

penelitian/karya saya

sumbernya.

Ageng Wicioclo, S. Sos.I

I 52001 0006

Magister

lnterdiscipli rrarv I slem rc Strrdres

Pekerjaan Sosial

naskah tesis ini secara keseluruhan adalah hasil

sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk

Yogyakarla, 13 Juni 2017

Saya yang men

geng Widodo, S.

NIM:1520010006

Page 3: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

PERNYATAAI{ BEBAS PLAGIASI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama

NIM

Jenjang

i'rogram Studi

Konsentrasi

Ageng Widoclo. S. Sos.l

1 52001 0rJ06

\ lagrste r'

Irrtert.lrseipl irtarl Isirritrc Studies

Pekcr;aan Sosial

Menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan benar-benar bebas

plagiasi. Jika di kemudian hari terbukti melakukan plagiasi, maka saya

ditindak sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

Yogyakarta, 73 Juni 2077

dari

siap

Saya yang menyatakan,

Ageng Widodo,

NIM:152001

iii

Page 4: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

ak xffiE !tse$ gE g&F 8kd&E,g

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

UIN ST]NAN KALIJAGA YOGYAKARTAPASCASARJANA

Tesis Berjudul

Nama

NIM

Jenjang

Program Studi

Konsentrasi

Tanggal Ujian

PENGtrSAHAN

REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN

PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

(P2TPAKK) "REKSO DYAH UTAMI" YOGYAKARTA

Ageng Widodo, S.Sos.I

1 5200 1 0006

Magister (S2)

I nte rdisci p I i n o ry lsl o mi c Stu di e s

Pekerjaan Sosial

21 Jdi20t7

Telah dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sains

(M.si)

.Iuli 2017

Page 5: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

PERSETUJUAN TIM PBNGUJIUJIAN TESIS

Tesis berjudul

Nama

NIM

Jenjang

Program Studi

Konsentrasi

Waktu

Hasil,{{ilai

Predikat Kelulusan

(P2TPAKK) "REKSO DYAHYOGYAKARTA

Ageng Widodo, S.Sos.l

1 s200 1 0006

Magister (S2)

Int e r cl i s c ipl i ncty' Is I ctnt ic Studies

Pekerjaan Sosial

REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBANPERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADUPEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

UTAMI"

Ketua/Penguji : Dr. Roma Ulinnuha, M.Hum

Pembimbing/Penguji : Dr. Nina Mariani Noor. MA.

Penguji : Ro'fah, BSW., M.A., Ph.D

diLrji di Yogr.akarta pada tanggal2l Juli2017

: 10.00 - 1 1.00 WIB

: 96 lA

: / Cum Laude*

* Coret yang tidak perlu

Telah disetujui tim penguji ujian munaqosyah

'frD"'

Page 6: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

NOTA DINAS PEMBIMBING

Kepacla Yth.,

Direktur Pascasarjana

UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarla

Assalamualaikum Wr.Wb

Setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi terhadap penulisan tes"is yang

berjudul:

REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DIPUSAT PELAYANAN TERPADU PEREMPUAN DAN ANAK

KORBAN KEKERASAN(P2TPAKIO *REKSO DYAH UTAMI'YOGYAKARTA

Yang ditulis oleh:

NamaNIMJenjangProgram StudiKonsentrasi

Ageng Widodo1520010006MagisterInterdisciplanary Islamic StudiesPekerjaan Sosial

Saya berpendapat bahwa tesis tersebut sudah dapat diajukan kepada Pascasarjana

UIN Sunan Kalijaga untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelar Magister ofArt

Wassalamualaikum wr.wb

Yogyakarta l?juni 2017

I!-t

It..

ina Mariani Noor, MA

' :-Y*::+

Page 7: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

vii

MOTTO

Setiap orang yang sukses adalah pemimpi-pemimpi besar. Mereka berimajinasi

tentang masa depan, berbuat sebaik mungkin dalam setiap hal dan bekerja setiap

hari menuju visi jauh kedepan yang menjadi tujuan.

(Brian Tracy)

Kalau tak sanggup menjadi beringin yang tumbuh di puncak bukit jadilah saja

belukar. Tetapi belukar yang baik yang tumbuh di tepi danau. Kalau tak sanggup

menjadi belukar jadilah saja rumput. Tetapi rumput yang terbaik yang menjadi

tanggul pinggiran jalan. Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi

rendahnya dirimu. Jadilah saja dirimu, Ya !!! sebaik-baiknya dirimu.

(Muhammad Ali)

Page 8: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

viii

ABSTRAK

Secara umum korban perkosaan akan mengalami berbagai dampak

diantaranya dampak fisik, ekonomi, psikologis dan sosial. Berdasarkan dampak

yang dialami korban perkosaan, bantuan rehabilitasi sosial menjadi salah satu

alternatif untuk melakukan penyembuhan. Di samping itu bantuan ini diberikan

karena korban akan kembali ke lingkungan di mana dia bersosialisasi yaitu

keluarga dan masyarakat. Pekerja sosial sebagai tenaga profesional diharapkan

mampu melakukan pertolongan terhadap korban perkosaan dengan melakukan

rehabilitasi sosial. Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian

ini yaitu pertama, bagaimanakah pelaksanaan rehabilitasi sosial terhadap korban

perkosaan di Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Korban Kekerasan

(P2TPAKK) Rekso Dyah Utami, Yogyakarta. Kedua, apakah faktor pendukung

dan penghambat dalam proses rehabilitasi sosial di Pusat Pelayanan Terpadu

Perempuan dan Anak Korban Kekerasan (P2TPAKK) Rekso Dyah Utami,

Yogyakarta.

Dalam penelitian ini peneliti menerapkan metode deskriptif kualitatif,

dengan pendekatan studi kasus yang berusaha memahami secara mendalam terkait

pelaksanaan rehabilitasi sosial yang dilakukan oleh pekerja sosial. Sumber data

dalam penelitian ini dipilih secara purposive. Teknik pengumpulan data yang

peneliti lakukan dengan tiga metode yaitu observasi, wawancara dan

dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai delapam orang

informan yaitu tiga pekerja sosial, seorang pramu sosial, seorang konselor medis,

seorang konselor hukum, seorang konselor agama dan seorang psikolog.

Hasil penelitian ini sebagai berikut: pertama, pelaksanaan rehabilitasi

sosial yang dilaksanakan oleh Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak

Korban Kekerasan (P2TPAKK) Rekso Dyah Utami Yogyakarta meliputi:

assesment, terapi psikososial, kegiatan bimbingan, resosialisasi dan bimbingan

lanjut. Kedua, faktor pendukung dalam proses rehabilitasi sosial adalah keluarga,

klien, semangat spiritualitasi, terapi dan bimbingan dalam rehabilitasi, teman klien

dan sistem berjejaring. Sementara itu faktor penghambat dalam proses

rehabilitasi sosial yaitu sumber daya manusia, home visit kurang dilakukan dan

keterbatasan waktu.

Kata kunci: Perkosaan, Pekerja Sosial, Rehabilitasi Sosial, Terapi

Psikososial, RDU.

Page 9: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi Arab-Latin dalam penyusunan tesis ini menggunakan

pedoman transliterasi dari Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI tanggal 10 September 1987 No. 158 dan No.

0543b/U/1988. Secara garis besar uraiannya adalah sebagai berikut:

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

Aliĭf اTidak

dilambangkan Tidak dilambangkan

Bă’ B Be ة

Tă’ T Te ت

Ṡă’ Ś es (dengan titik di atas) ث

Jīm J Je ج

Ḥă‟ ḥ ha (dengan titik di bawah) ح

Khă’ Kh ka dan ha خ

Dăl D De د

Żăl Ż zet (dengan titik di atas) ذ

Ră’ R Er ر

Zai Z Zet ز

Sin S Es ش

Syin Sy es dan ye ش

Ṣăd Ṣ es (dengan titik di bawah) ص

Ḍăd ḍ de (dengan titik di bawah) ض

Page 10: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

x

Ṭă’ ṭ te (dengan titik di bawah) ط

Ẓă’ ẓ zet (dengan titik di bawah) ظ

ain ‘ Koma terbalik di atas‘ ع

Gain G Ge غ

Fă’ F Ef ف

Qăf Q Qi ق

Kăf K Ka ك

Lăm L ‘el ل

Mĭm M ‘em و

Nŭn N ‘en

Wăwŭ W W و

Hă’ H Ha

hamzah ‘ Apostrof ء

yă’ Y Ye ي

B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap

ditulis Muta’addidah يتعد دة

ditulis ‘iddah عدة

C. Ta’ Marbutah di akhir kata

1. Bila dimatikan ditulis h

ditulis ḥikmah حكة

ditulis Jizyah جسية

Page 11: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

xi

(Ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata arab yang sudah terserap ke

dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, salat dan sebagainya, kecuali bila

dikehendaki lafal aslinya).

2. Bila diikuti dengan kata sandang 'al' serta bacaan kedua itu terpisah,

maka ditulis dengan h.

’ditulis Karămah al-auliyă كراية األونيبء

3. Bila ta’ Marbutah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan dammah

ditulis t atau h

ditulis Zakăh al-fiṭri زكبة انفطر

D. Vokal Pendek

Fathah فعلDitulis A

Ditulis fa'ala

kasrah ذكرDitulis i

Ditulis Żukira

Dammah يذهبDitulis U

Ditulis Yażhabu

E. Vokal Panjang

1. fathah + alif ditulis Ă

ditulis Jăhiliyah جبههية

2. fathah + ya’ mati ditulis Ă

ditulis tansă تـسى

3. kasrah + ya’ mati ditulis Ĭ

ditulis Karĭm كـريى

4. dammah + wawu mati ditulis Ŭ

ditulis fur ŭḍ فروض

F. Vokal Rangkap

1. fathah + ya’ mati ditulis Ai ditulis Bainakum بيكى

2. fathah + wawu mati ditulis Au

ditulis Qaul قول

Page 12: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

xii

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan apostrof

ditulis a’antum أأتى ditulis u’iddat أعد ت

ditulis la’in syakartum نئ شكـرتى

H. Kata Sandang Alif +Lam

1. Bila diikuti huruf Qamariyyah ditulis dengan menggunakan huruf "Ґ"

ditulis al-Qur’ăn انقرآ

ditulis al-Qiyăs انقيبش

2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf

Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf "l" (el) nya.

’ditulis as-Samă انسبء

ditulis asy-Syams انشص

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Ditulis menurut penulisannya.

ditulis żawҐ al-furŭḍ ذوي انفروض ditulis ahl as-Sunnah أهم انسة

Page 13: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

xiii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi

Muhammad saw semoga kita semua mendapatkan syafa‟at di akhirat.

Tesis ini berjudul “Rehabilitasi Sosial terhadap Korban Perkosaan di

Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Korban Kekerasan (P2TPAKK)

„Rekso Dyah Utami‟ Yogyakarta” dalam hal ini peneliti ingin mengetahui

pelaksanaan rehabilitasi sosial serta faktor pendukung dan penghambat dalam

pelaksanaan rehabilitasi sosial. Peneliti menyadari bahwa terselesainya penelitian

ini karena bantuan berbagai pihak, baik itu secara langsung ataupun tidak

langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

terutama pihak yang telah membantu membantu penyelesaian tesis ini

diantaranya:

1. Bapak Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, MA.Ph.D, selaku Rektor

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Bapak Prof. H. Noorhaidi Hasan, MA.,M. Phil., Ph.D, selaku Direktur

Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Teruntuk Bunda Ro‟fah Ph.D selaku ketua jurusan IIS sekaligus dosen

istimewa yang menjadi motivasi penulis untuk terus berkarya dan

berkarya. Terimakasih atas bimbingan dan perhatiannya selama awal

perkuliahan sampai selesainya penulis dalam program pascasarjana UIN

Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Page 14: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

4. Iluncla Dr. Nina N{ariani Noor. MA sclaku closen pcnrbirnbing tesis yang

teiah nrenrbinrbing dan n-iengarahkan pcncliti clen-qan penuh kesabaran

dan ketelitian schingga peneliti dapat nrcn1,'elesaikan tesis ini.

5. Bapak, lbu dosen dan seluruh staff- pengajar prograrn Interrlisciltlitttuv

lslamic: StLrr.lies koscntrasi pekerjaan sosial y-ang telah r-nen-rberikan.ilmu

pengetahuarl yang luar biasa tentang clunia pekcrjaan sosial dan ilrnu-

ilmr"r lainnya.

6. Sahabat-sahabat AMPIBI (Asosiasi Pencrima Bidik Misi), KMBL

(Komunitas Minat Baca Lampurig). IFL (lkatan Fasilitator Lampr,urg),

IPPA (lkatan Putra Putri Alr,vashliyah), PMII (Per-eerakau Mahasisrva

Islam Inclonesia) Serta IKA PMI Se-lndoncsia. Terimakasih telah

mengijinkan saya berproses dan belajar banyak hal.

Dalarn pcnyuslrnan tesis ini penulis mer-ryadari bahrva karya ini masih jauh

dari kesempufflaan, baik dali isi maLrpun tata cara penulisannya. Oleh karena itu

penulis halapkan saran dan kritik yang konstruktif (membangr"ur). Dan akhir kata

semoga tesis ini bermanfaat bagi dr-uria pendidikan dair mendapat ridlta Allah

SWT, Aamiin ya Robbal'Alamin.

3 Juni20ll

:1520010006

xiv

Page 15: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

xv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................... ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ............................................................... iii

PERSETUJUAN TIM PENGUJI ..................................................................... iv

NOTA DINAS PEMBIMBING .......................................................................... v

HALAMAN MOTO ........................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii

ABSTRAK ........................................................................................................viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN .............................................. ix

KATA PENGANTAR ......................................................................................xiii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ............................................................................................xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 11

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 11

D. Kajian Pustaka ................................................................................. 13

E. Metode Penelitian ............................................................................ 19

F. Sistematika Pembahasan .................................................................. 30

BAB II REHABILITASI SOSIAL KORBAN PERKOSAAN

A. Rehabilitasi Sosial ............................................................................ 32

1. Assesment ..................................................................................... 33

2. Terapi Psikososial ......................................................................... 35

3. Kegiatan Bimbingan...................................................................... 35

4. Resosialisasi .................................................................................. 36

Page 16: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

xvi

5. Bimbingan Lanjut ......................................................................... 36

B. Intervensi Pekerja Sosial terhadap Korban Perkosaan .................... 37

1. Faktor Penyebab dan Dampak Perkosaan .................................... 37

2. Intervensi Pekerja Sosial ............................................................... 43

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN

A. Sejarah Berdirinya RDU .................................................................. 52

B. Pembiayaan dan Kerjasama ............................................................ 56

C. Sasaran, Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan .............................. 62

D. Fasilitas Fisik dan Layanan ............................................................ 65

E. Alur Penanganan Klien .................................................................... 73

F. Data Korban Kekerasan .................................................................. 76

G. Identitas Informan ............................................................................ 78

BAB IV PELAKSANAAN REHABILITASI SOSIAL KORBAN

PERKOSAAN

A. Pendahuluan ..................................................................................... 82

1. Deskripsi Klien .......................................................................... 82

2. Pra Rehabilitasi Sosial ............................................................... 85

B. Pelaksanaan Rehabilitasi Sosial ....................................................... 89

1. Assesment ................................................................................. 89

2. Terapi Psikososial...................................................................... 95

3. Kegiatan Bimbingan ................................................................ 104

4. Resosialisasi ............................................................................110

5. Bimbingan Lanjut ...................................................................113

C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Rehabilitasi

Sosial .............................................................................................. 114

1. Faktor pendukung ..................................................................115

2. Faktor penghambat ................................................................122

Page 17: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

xvii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................125

B. Saran ...........................................................................................128

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 130

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..............................................................................137

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .........................................................................140

Page 18: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

xviii

DAFTAR GAMBAR

No Nama Gambar Hal

1. Data Kekerasan Perempuan dalam Ranah Komunitas Tahun

2015-2017 Berdasarkan Catahu

3

2. Persentasi Kekerasan Seksual 2016 4

3. Faktor penyebab perkosaan 39

4. Tiga komponen praktik pekerja sosial 44

5. Permasalahan dalam keluarga 50

6. Alur penanganan korban 73

DAFTAR TABEL

No Nama Tabel Hal

1. Data korban kekerasan berdasarkan cakupan wilayah 76

2. Data berdasarkan jenis kasus 2012-2016 77

3. Pelaksanaan Assesment terhadap Elizabeth dan Markonah 91

4.

Tahapan dan tujuan terapi individu 97

5. Subyek terapi keluarga 102

6.

Perkembangan bimbingan fisik dalam waktu 2 bulan 105

7.

Perkembangan bimbingan spiritual 106

8.

Perkembangan bimbingan sosial dalam waktu 2 bulan 108

9.

Kegiatan resosialisasi 111

10.

Bimbingan lanjut 113

Page 19: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Relasi sosial antara perempuan dan laki-laki tidak bisa terlepas dari

dua hal penting yaitu seks (jenis kelamin) dan gender. Seks sebagai bentuk

(fisik) permanen yang melekat sejak lahir sementara gender dibangun

berdasarkan konstruksi sosial.1 Perubahan paradigma telah terjadi dalam

masyarakat terkait peran sosial laki-laki dan perempuan (gender). Konsep

gender ini memfokuskan pada perbedaan peran laki-laki dan perempuan

yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan norma, nilai sosial dan

budaya masyarakat.2

Perdebatan akademis terkait konsep gender melalui proses yang

panjang, hal ini disebabkan masih adanya stereotip yang melekat dalam

suatu kelompok masyarakat. Kemajuan ilmu pengetahuan yang seharusnya

dibangun atas dasar rasionalitas dan bebas nilai ternyata membuka ruang

bagi konsep dan dominasi gender. Keadaan dominasi gender inilah

penyebab yang menjadikan perempuan menjadi obyek dan praktek

maskulinitas.3 Terbentuknya perbedaan gender ini juga merupakan bukti

masih melekatnya budaya patriarkhi dalam masyarakat.

1Rendra Widyatama, Bias Gender dalam Iklan Televisi (Yogyakarta: Media Pressindo,

2006), 3. 2 Nuril Huda, “Analisis Gender „Bantaran Kejujuran‟ dalam kebudayaan Banjar”, Jurnal

Mu‟adalah, Vol. II No. 1, (Januari-juni 2014), 51. 3Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, Kebijakan Publik Pro Gender (Surakarta: LPP UNS dan UNS

Press, 2009), 41.

Page 20: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

2

Budaya patriarkhi dikonstruksikan secara sosial maupun kultural

baik melalui ajaran agama maupun negara. Melalui konstruksi sosial,

gender tersosialisasikan secara evolusional yang mempengaruhi keadaan

biologis masing-masing jenis kelamin. Misalnya, karena konstruksi sosial

kaum laki-laki harus bersifat kuat, tangguh, rasional, jantan, perkasa dan

pemberani maka kaum laki-laki berlatih untuk menuju ke sifat gender

yang telah ditentukan oleh masyarakat. Sebaliknya kaum perempuan harus

bersifat lemah lembut, cantik, emosional dan keibuan maka sejak bayi

sampai dewasa perempuan akan diperlakukan berbeda dengan laki-laki.4

Berdasarkan pernyataan di atas maka posisi perempuan dalam

masyarakat tidak dapat terlepas dari konteks nilai dan pandangan kultural

serta ideologis patriarkhi. Berbagai konflik yang menimpa kaum

perempuan merupakan bukti subordinasi perempuan atas nilai-nilai

patriarkhi. Ideologis patriarkhi memposisikan perempuan sebagai obyek

sehingga menyebabkan terjadi ketimpangan kekuasaan (power). Dengan

kata lain ada pihak yang merasa lebih kuat dan berkuasa terhadap pihak

lainnya. Ironisnya perempuan seringkali dijadikan target penganiayaan,

kekerasan, kejahatan serta sebagai sumber konflik.

Kejahatan dan konflik yang menimpa perempuan di antaranya

pertama, perempuan sebagai obyek untuk diperdagangkan. Kedua,

perempuan sering kali menjadi obyek penyiksaan. Ketiga, perempuan

sering kali mengalami kekerasan seksual mulai dari pelecehan seksual

4 Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1996), 9-10

Page 21: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

3

sampai perkosaan. Keempat, penculikan juga sering dialami oleh

perempuan. Kelima, sampai kepada kejahatan pelacuran baik di ranah

privat maupun publik.5

Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas

Perempuan) mengeluarkan catatan tahunan (Catahu) setiap tahunnya.

Berdasarkan data komnas perempuan dalam Catahu tahun 2015-2017

menempatkan kekerasan seksual sebagai kekerasan pertama yang

menyerang perempuan. Adapun data kekerasan perempuan dalam ranah

komunitas tahun 2015-2017 berdasarkan laporan Catahu sebagai berikut:

Gambar 1: Data Kekerasan Perempuan dalam Ranah Komunitas tahun

2015-2017 berdasarkan Catahu.

Sumber: Data olahan peneliti berdasarkan Catahu 2015-2017.6

Berdasarkan data jenis kekerasan di ranah komunitas tahun 2015-

2017 di atas, secara spesifik menggambarkan bahwa pada tahun 2016

(laporan Catahu 2017) kekerasan seksual mencapai 2.270 kasus (74%),

5Romany Sihite, Perempuan, Kesetaraan dan Keadilan Suatu Tinjauan Berwawasan

Gender (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), 49. 6Komisi Perempuan Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, Ringkasan Eksekutif Catatan

Tahunan 2017 (Jakarta: Komisi Perempuan Anti Kekerasan terhadap Perempuan, 2016), 26-27.

56% 61%

74%

23% 23% 16%

1% 3% 3%

20% 13%

7%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%

2015 2016 2017

Kekerasan seksual Fisik Psikis Dan lain-lain

Page 22: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

4

kekerasan fisik mencapai 490 kasus (16%), kekerasan khusus mencapai

229 kasus (7%) dan psikis mencapai 83 kasus (3%). Dari data tersebut

kasus tertinggi adalah kekerasan seksual di antaranya perkosaan mencapai

1.036 kasus, pencabulan 838 kasus, pelecehan seksual 251, percobaan

perkosaan 111, persetubuhan 31, dan kekerasan seksual lainya 23.

Berdasarkan data di atas maka kekerasan seksual berupa perkosaan di

urutan tertinggi yaitu 1.036 kasus atau 46%. Berikut ini adalah persentase

kekerasan seksual tahun 2016 (laporan Catahu 2017):

Gambar 2. Persentasi Kekerasan Seksual 2016.

Sumber: Data olahan peneliti berdasarkan laporan Catahu 2017.7

Menurut Majelis Umum PBB dalam The Declaration on The

Elimination of Violence Againts Women (DEVAW) yang dimaksud

dengan perkosaan merupakan tindakan kekerasan yang akan berdampak

pada seksual, fisik, sosial serta psikologis dengan cara menyakiti,

7Ibid., 27.

Perkosaan;

45,24%

Melahirkan

anak; 0,04%

Pencabulan;

36,60%

Percobaan

Pemerkosaan;

4,85%

Pelecehan Seksual;

10,96%

Persetubuhan;

1,35% Kekerasan Seksual

Lain; 0,96%

Page 23: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

5

mengancam, merampas kebebasan perempuan baik yang terjadi dalam

kehidupan publik maupun pribadi.8

Persoalan perkosaan sebagai refleksi keinginan terhadap kekuasaan

yang terhubung dengan sistem sosial masyarakat. Perkosaan sebagai salah

satu bentuk kekerasan terhadap perempuan sebagai kerentanan posisi

perempuan terhadap kepentingan seksual laki-laki. Perkosaan sebagai

perjalanan kekuasaan bukanlah suatu perjalanan yang etis.9 Perkosaan

sebagai kejahatan seksual yang sengaja dilakukan dalam keadaan koersif

sehingga dalam hal ini perkosaan memerlukan bantuan yang serius dari

sistem peradilan pidana dan masyarakat. Melihat persoalan perkosaan

yang kompleks maka kasus ini dapat dikategorikan sebagai perbuatan

kriminalitas yang melanggar Hak Asasi Manusia(HAM).10

Mengenai perkosaan, negara Indonesia telah memberikan regulasi

dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) telah menjelaskan

di dalam Pasal 285 sebagai berikut:

“Barang siapa yang dengan kekerasan atau dengan ancaman

akan memakai kekerasan memaksa perempuan yang bukan istrinya

bersetubuh dengan dia karena perkosaan di pidana dengan pidana

penjara selama-lamanya dua belas tahun”

Ketentuan dalam Pasal 285 dapat disebut sebagai kejahatan

perkosaan jika memiliki unsur-unsur pembuktian sebagai berikut:

pertama, adanya kekerasan atau ancaman kekerasan artinya pelaku

8Chineze J. Onyejekwe, “Nigeria: The Dominance Of Rape”, Journal Of International

Womans Studies, Vol.10 (Oktober 2008), 50. 9Richard J. Gelles, “Power, Sex and Violance: The Case of Marital Rape”, Journal

National Cauncil on Family Relations, Vol.26, No.4 (Oct 1977), 342. 10

Merab Kambamu Kiremire, “Repe of Prostetuties: A Toll of Male Power and Control”,

Taylor & Francis, Ltd. On Behalf of Agenda Feminist Media, No.74 (2007), 103.

Page 24: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

6

menggunakan kekuatan fisik untuk memaksa korban dengan menampar,

memukul, menendang dan berbagai kekerasan lainnya sehingga korban

tidak berdaya. Dengan demikian seseorang perempuan dapat dikatakan

diperkosa apabila terdapat bekas-bekas kekerasan terhadap tubuhnya

misalnya memar ataupun pakaian rusak. Kedua, memaksa seorang wanita

yang bukan istrinya untuk bersetubuh baik dengan kekerasan atau

ancaman kekerasan. Perbuatan memaksa dapat dilakukan dengan

perbuatan dan dapat pula dilakukan dengan ucapan. Dalam tindak pidana

perkosaan seorang perempuan dipaksa sehingga akhirnya tidak dapat

melawan dan terpaksa mau melakukan persetubuhan. Ketiga, bersetubuh

di luar perkawinan dengan pelaku. Dapat dikatakan persetubuhan, apabila

anggota kelamin pria telah masuk kedalam anggota kelamin wanita

sehingga akhirnya mengeluarkan air mani dengan wanita yang bukan

istrinya.11

Korban perkosaan dalam pemeriksaan penyidik sering diposisikan

tidak jauh berbeda dengan tersangka yang harus diperiksa secara detail

dalam waktu berjam-jam. Pihak korban yang sudah tersiksa secara

psikologis masih harus dihadapkan dengan suasana yang kurang

mendukung secara fisik maupun psikologisnya.12

Korban perkosaan

berpotensi mengalami trauma karena kegoncangan jiwa saat perkosaan

maupun sesudahnya. Korban akan terserang depresi, fobia dan mimpi

11

Wiwik Afifah,”Perlindungan Hukum bagi Perempuan Korban Perkosaan yang

Melakukan Aborsi”, Jurnal Ilmu Hukum, No. 18 (Februari 2013), 96-97. 12

Abdul Wahid dan Muhammad Irfan, Perlindungan Terhadap Korban Kekerasan

Seksual (Advokasi Atas Hak Asasi Perempuan) (Bandung: Refika Aditama, 2001), 77.

Page 25: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

7

buruk. Selain itu, korban perkosaan juga akan menaruh kecurigaan

terhadap orang lain dalam waktu yang lama. Bagi korban perkosaan yang

mengalami trauma psikologis yang berat ada kemungkinan akan

merasakan dorongan yang kuat untuk bunuh diri.13

Situasi dalam masyarakat dapat memperburuk trauma yang dialami

oleh korban. Korban perkosaan seringkali bersikap tertutup (introvert) hal

ini dikarenakan pandangan masyarakat tentang gejala perkosaan yang

berhubungan erat dengan citra diri dan keluarga. Korban akan khawatir

jika melaporkan kasus perkosaan yang menimpanya dianggap sebagai

keluarga yang gagal dan tidak bermoral. Terlebih lagi jika korban belum

menikah maka masyarakat akan menilai korban sudah tidak perawan atau

tidak suci. Lebih ironis lagi korban sering disalahkan misalnya karena dia

dianggap menggoda, memancing, genit serta memakai pakaian ketat

sehingga korban wajar mengalami gejala perkosaan. Korban perkosaan

akan merasa malu, bersalah, tidak berharga, terhina, takut dicederai

sehingga akan meninggalkan beban psikologis yang berat.14

Secara umum korban perkosaan akan dihadapkan dengan beberapa

dampak yaitu fisik, psikologis dan sosial. Dampak fisik menyebabkan luka

pada organ tubuh seperti terkena pukulan, tendangan, dan bentuk fisik

lainnya. Dampak psikologis menyebabkan trauma yang dialami korban

seperti menangis, murung dan menyesali dirinya sendiri secara terus

13

Ekandari Sulistyaningsih, “Dampak sosial psikologis perkosaan”, “Buletin Psikolog”

No 1 (Juni 2002), 12. 14

Mariana Amiruddin, “Kekerasan Seksual: Bukan Kejahatan Kesusilaan Melainkan

Kriminal”, Journal Perempuan, Edisi 71, 1.

Page 26: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

8

menerus yang berakibat fatal jika tidak segera ditolong. Sementara

dampak sosial, korban akan merasa malu dan bersalah terhadap keluarga

serta lingkungan sehingga korban akan menarik diri dari pergaulan.

Melihat dampak perkosaan yang berbahaya baik pemerintah

maupun masyarakat berupaya melindungi perempuan dengan regulasi dan

membentuk pusat pemulihan (recovery center). Pemulihan melalui

rehabilitasi sosial menjadi salah satu alternatif untuk melakukan

penyembuhan. Bantuan rehabilitasi sosial diberikan kepada korban

perkosaan mengingat bahwa secara fisik, psikis dan sosial korban

mengalami trauma, depresi serta fobia yang harus mendapatkan

pertolongan. Di samping itu bantuan ini diberikan kerena korban akan

kembali ke lingkungan di mana dia bersosialisasi dengan keluarga dan

masyarakat.

Rehabilitasi sosial sebenarnya sudah dibicarakan pada taraf

Internasional yaitu Konvenan HAM PBB yang telah diratifikasi oleh

KEPRES No 36 Tahun 1990. Berdasarkan KEPRES tersebut, negara

hendaknya memberikan hak berupa pemulihan melalui rehabilitasi sosial

terhadap korban yang menderita trauma dan masalah kejiwaan.15

Sementara itu menurut Dapertemen Sosial RI Direktorat Jendral dan

Jaminan Sosial Korban Tindak Kekerasan, menjelaskan rehabilitasi sosial

sebagai bentuk pelayanan psikologis, spiritual, fisik serta sosial untuk

mengembalikan kondisi klien menjadi berfungsi seperti sebelumnya.

15

Ni Luh Ade Yuryawati, “Kajian Yuridis tentang Pemulihan Psikologis bagi Korban

Kekerasan Terhadap Perempuan”, Jurnal Ganec Swara, No. 1 (Februari 2010), 31.

Page 27: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

9

Korban tindak kekerasan khusunya perkosaan membutuhkan semua

pelayanan dan bantuan tersebut.16

Berdasarkan penjelasan dari konvensi HAM PBB dan Dapertemen

Sosial RI Direktorat Jendral dan Jaminan Sosial Korban Tindak

Kekerasan, dalam melaksanakan rehabilitasi sosial memerlukan tenaga

profesional. Pekerja sosial sebagai tenaga profesional diharapkan mampu

memberikan pertolongan yang tepat (intervensi) terhadap korban

perkosaan. Proses rehabilitasi yang dilakukan oleh pekerjaan sosial

menekankan pada penyembuhan fisik, psikologis dan sosial sehingga

korban dapat melewati proses adaptasi yang berat dan dapat bersosialisasi

kembali dengan keluarga dan masyarakat. Dalam pelaksanaan rehabilitasi,

pekerjaan sosial memerlukan kolaborasi dengan berbagai pihak di

antaranya tenaga medis, tenaga hukum, tenaga psikolog termasuk

subsistem dari korban tersebut yaitu keluarga dan masyarakat di mana

korban perkosaan berasal.

Menanggapi kasus perkosaan yang semakin merajalela, Pemerintah

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengeluarkan beberapa produk

hukum di antaranya Peraturan Daerah DIY nomor 3: tahun 2012 tentang

perlindungan perempuan dan anak provinsi DIY yang menangani masalah

perlindungan perempuan dan anak. Salah satu kegiatan tersebut adalah

melakukan pelayanan perlindungan perempuan dan anak korban

kekerasan. Pelaksana teknis kegiatan ini adalah Pusat Perlindunagn

16

Kementrian Sosial RI, Rehabilitasi Sosial Korban Traffiking Perempuan dalam Rumah

Perlindungan Sosial Wanita (Jakarta: Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Direktorat Jendral

Rehabilitasi Sosial Kementrian Sosial RI, 2011), 17.

Page 28: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

10

Terhadap Perempuan dan Anak Korban Kekerasan (P2TPAKK) „Rekso

Dyah Utami‟ Yogyakarta.17

(Selanjutnya peneliti menyebutnya RDU).

Kelebihan lembaga RDU dibanding dengan lembaga lainnya di

antaranya pertama, RDU merupakan lembaga pemerintah yang proaktif

dan secara khusus berfokus dalam upaya rehabilitasi sosial termasuk

korban perkosaan. Kedua, dalam pemberian layanan, RDU menggunakan

sistem berjejaring. Sistem berjejarang merupakan penanganan yang

dilakukan secara komprehensif, dalam hal ini klien korban perkosaan akan

mendapatkan pelayanan terbaik karena RDU dalam pelaksanaan

rehabilitasi sosial telah bergabung dalam Forum Perlindungan Korban

Kekerasan (FPKK).

Selain berfokus terhadap layanan rehabilitasi sosial dan sistem

penanganan berjejaring, seluruh fasilitasi yang diberikan kepada klien

bersifat gratis. Pendanaan atas kegiatan perlindungan bagi korban

termasuk korban perkosaan dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Pendanaan

ini dibebankan kepada APBD dan atau sumber lain dengan peraturan

daerah Provinsi DIY tersebut.18

Berdasarkan beberapa uraian di atas

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait pelaksanaan

rehabilitasi sosial yang dilakukan oleh RDU terhadap korban perkosaan.

17

Yonahes Cristian Adiyuwara,”Perencanaan dan Implementasi Perlindungan Perempuan

dan Anak Korban Kekerasan di DIY (Studi pada P2TPA “RDU” DIY)”, Jurnal Ilmiah

Administrasi Publik (JIAP), No. 1 (2016), 28 18

Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Korban Kekerasan „Rekso Dyah

Utami‟ Yogyakarta, Profil Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Korban Kekerasan

„Rekso Dyah Utami‟ (Yogyakarta: BPPM DIY, 2012), 1-5

Page 29: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

11

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan rehabilitasi sosial terhadap korban

perkosaan di Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Korban

Kekerasan (P2TPAKK) Rekso Dyah Utami, Yogyakarta?

2. Apakah faktor pendukung dalam penghambat dalam proses rehabilitasi

sosial terhadap korban perkosaan di Pusat Pelayanan Terpadu

Perempuan dan Anak Korban Kekerasan (P2TPAKK) Rekso Dyah

Utami, Yogyakarta?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk: pertama, menjelaskan dan

menggambarkan pelaksanaan rehabilitasi sosial di Pusat Pelayaan

Terpadu Perempuan dan Anak Korban Kekerasan (P2TPAKK) Rekso

Dyah Utami, Yogyakarta. Kedua, menjelaskan dan menggambarkan

faktor pendukung dan penghambat dalam rehabilitasi sosial di Pusat

Pelayaan Terpadu Perempuan dan Anak Korban Kekerasan

(P2TPAKK) Rekso Dyah Utami, Yogyakarta.

2. Kegunaan Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat dilihat dari segi

teoritis dan praktis. Adapun kegunaan teoritis dan praktis sebagai

berikut:

Page 30: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

12

a. Manfaat Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan

dalam kajian keilmuan bidang pekerjaan sosial pada khususnya

dan di bidang ilmu pengetahuan pada umumnya.

2. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memotivasi peneliti lain

untuk mengadakan penelitian lebih lanjut terkait pelaksanaan,

faktor pendukung dan penghambat proses rehabilitasi sosial

terhadap korban perkosaan yang belum terungkap dalam

penelitian ini.

b. Manfaat Praktis

1. P2TPAKK Rekso Dyah Utami Yogyakarta

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang

positif bagi lembaga Pusat Pelayaan Terpadu Perempuan dan

Anak Korban Kekerasan (P2TPAKK) Rekso Dyah Utami,

Yogyakarta berupa masukan-masukan dalam pelaksanaan

rehabilitasi sosial.

2. Korban perkosaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi korban

perkosaan untuk dapat survive kembali dalam masyarakat serta

mampu mengatasi segala permasalahan yang dihadapinya. Selain

itu korban diharapkan mampu mengikuti rehabilitasi dengan baik.

Page 31: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

13

3. Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan-

masukan khususnya bagi masyarakat untuk membantu

keberfungsian sosial korban perkosaan. Untuk itu masyarakat

perlu memberikan perhatian penuh bagi korban perkosaan.

D. Kajian Pustaka

Penelitian tentang perkosaan sudah banyak dilakukan sehingga peneliti

perlu mensejajarkan penelitian-penelitian sebelumnya untuk menghindari

duplikasi serta dapat menjamin keaslian dalam penelitian ini. Peneliti akan

menyajikan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dan memiliki korelasi

dengan objek penelitian ini. Dalam bagian kajian pustaka ini peneliti akan

memaparkan sejauhmana penelitian yang telah dilakukan terhadap subyek

bahasan, perbedaan dan kesamaan serta kontribusi penelitian yang dilakukan

terhadap kajian yang sama. Beberapa penelitian di bawah ini peneliti

kelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu:

1. Perkosaan: Perspektif Hukum dan Upaya Penanggulangan

Penelitian tentang kejahatan perkosaan dalam perspektif hukum

telah dilakukan oleh beberapa peneliti berikut di antaranya: Ni Made Dwi

Kristiani.19

Ni Made meneliti tentang “Kejahatan Perkosaan Ditinjau dari

Perspektif Kriminologi”. Penelitian ini mengkritisi Pasal 285 KUHP,

secara yuridis pengaturan kejahatan kekerasan perkosaan harus memenuhi

unsur dalam pasal tersebut. Adanya unsur kekerasan merupakan unsur

19

Ni Made Dwi Kristiani, “Kejahan kekerasan Seksual (Perkosaan) ditinjau dari

perspektif kriminologi”, Journal Magister Hukum Udiyana, Vol 7 No 3 (2014), 371-382.

Page 32: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

14

pembeda antara perkosaan dengan kejahatan kesusilaan yang lain. Dalam

perspektif kriminologi, unsur ini dijadikan kunci pengkualifikasian suatu

perbuatan dikatakan sebagai perkosaan atau bukan. Ni Made menyebutkan

dalam penelitiannya dalam upaya penanggulangan kejahatan perkosaan

harus dilakukan secara kompak antara masyarakat dan pemerintah. Upaya

dalam lingkungan masyarakat dapat dilakukan dengan pendidikan hukum.

Selain itu pendidikan moral dan agama tetap menjadi prioritas dengan

memegang teguh terhadap pancasila. Pemerintah juga diharapkan

memperbarui produk perundang-undangan dengan mengoptimalkan saksi

pidana agar pelaku jera.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Hilary Chucwuka Achunike

dan Rimamsikwe Habila Kitause di Negeria, Afrika Barat.20

Penelitian

menggunakan metode fenomenologis dengan desain ekspositori. Hasil

penelitian menjelaskan bahwa untuk memberantas kejahatan perkosaan

perlu melibatkan berbagai elemen di antaranya Gereja, orang tua,

masyarakat sipil, LSM dan pemerintah. Gereja di Negeria terlibat aktif

dalam membatasi permasalahan sosiomoral masyarakat Nigeria. Gereja

telah melakukan berbagai penanganan dengan mengkhotbahkan injil

terkait martabat mendasar pribadi dan kesetaraan semua manusia dalam

hak dan tugas. Selain itu gereja juga memberikan kontribusi pada

pengembangan beberapa kehidupan budaya dan sosial.

20

Hilary Chucwuka Achunike dan Rimamsikwe Habila Kitause, “Rape Epidemic In

Negeria: Cases, Causes, Consequences and Responses to the Pandemic”, IMPACT:International

Journal of research in Applied, Natural and Social Sciences (IMPACT:IJRANSS), Vol.2 (Januari

2014), 31-44.

Page 33: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

15

Sementara itu Mfrekemfon P.Inyang dan Nwakwaola Chidi

Linda21

membahas terkait pemerkosaan, faktor predisposisi pemerkosaan,

efek pada anak perempuan dan perawatan korban pemerkosaan. Saran

yang memadai dibuat untuk mencegah anak perempuan dari pemerkosaan.

Setiap tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah agar

perempuan tidak diperkosa karena memiliki efek jangka panjang terhadap

mereka. Orangtua, terutama ibu harus memastikan bahwa anak perempuan

mereka menghindari hal-hal dan lingkungan yang akan memengaruhi

mereka untuk diperkosa dan standar moral yang baik harus dijaga di

rumah dengan cinta di antara anggota keluarga. Selain itu remaja (anak

perempuan) memerlukan informasi yang akurat tentang faktor predisposisi

pemerkosaan dan pengaruhnya untuk mencegahnya. Pendidik kesehatan

harus dapat menangani aspek psikologis dari masalah ini karena

kebanyakan korban perkosaan memiliki trauma jangka panjang. Setiap

orang harus terlibat dalam pencegahan pemerkosaan untuk mengurangi

kemunculannya dalam masyarakat dan pemerkosa harus dihukum karena

hal ini akan membantu mengurangi ancaman di masyarakat.

Secara general ketiga penelitian di atas lebih fokus membahas

perlindungan hukum korban perkosaan dan upaya penanggulangnya.

Penelitian-penelitian di atas tidak menyinggung secara spesifik terkait

rehabilitasi sosial yang dilakukan oleh instansi terhadap korban perkosaan

sehingga terdapat perbedaan yang signifikan dengan peneliti.

21

Mfrekemfon P.Inyang dan Nwakwaola Chidi Linda,“Rape and the Girl Child”, IOSR

Journal of Dental and Medical Sciences (IOSR-JDMS), Vol.14, (Januari 2015), 52-56.

Page 34: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

16

2. Perkosaan: Dampak Sosial Psikologis

Perkosaan sebagai tindakan kekerasan menyebabkan dampak sosial

dan psikologis korban. Penelitian terkait dampak sosial psikologis korban

perkosaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti di antaranya M.Anwar

Fuadi22

serta Sushama dan Sanjedda.23

Penelitian yang dilakukan oleh Anwar mengkaji secara detail

terhadap dampak psikologis yang dihadapi oleh korban perkosaan. Dalam

penelitian ini Anwar meneliti dua subyek korban perkosaan. Kedua subyek

ini mengalami dampak psikologis berupa Post Traumatic Stress Disolder

(PTSD). PTSD merupakan reaksi psikologis yang terjadi akibat traumatik

yang mengancam korban atau disebut dengan situasi stress dengan depresi,

kecemasan dan ketakutan. Berbagai pikiran negatif yang membuat subyek

mengalami tekanan yang bersifat kronik, hal ini berpengaruh pada psikis

dan psikologis subyek. Untuk menghindari berbagai tekanan, berbagai

strategi coping dilakukan di antaranya mencari dukungan sosial dari LSM,

menggunakan aktifitas alternatif, berusaha, membangun suatu pemikiran

yang positif dan mencari dukungan moral terhadap stressor.

Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Sushama dan Sanjedda

terkait dampak perkosaan di Delhi, India. Delhi merupakan salah satu

daerah yang memiliki angka perkosaan tinggi, untuk itu diperlukan

visibilitas dan perhatian dari masyarakat serta negara. Dalam melakukan

22

M.Anwar Fuadi,”Dinamika Psikologis Kekerasan Seksual: Sebuah Studi

Fenomenologi”, Journal Psikologi Islam: Lembaga Peneliti Psikologi dan Keislaman, Vol 8 No.2

(Januari 2011), 191-208. 23

Sushma Suri and Sanjedda, “An Analytical Study of Rape in Delhi”, International

Journal of Education and Psychological Research (IJEPR),Vol.2 (Agustus 2013), 60-68.

Page 35: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

17

penelitian, peneliti menggunakan pendekatan studi kasus dengan

wawancara secara informal. Sebanyak 100 korban perkosaan dari rumah

penampungan diambil sebagai sampel penelitian. Hasil penelitian

menjelaskan bahwa, korban perkosaan adalah mereka yang memiliki

pendidikan rendah atau bahkan buta huruf, belum menikah dan sosial

ekonomi yang rendah. Adapun dampak dari perkosaan dalam penelitian ini

korban akan mengalami stigma sosial, aib dan merasa bersalah terhadap

dirinya sendiri sehingga korban mengalami tekanan psikis dan kesehatan

mental yang buruk. Korban Perkosaan akan berfikir dua kali untuk

melaporkan kasus perkosaan karena merasa malu, lemah dan terluka.

Korban perlu diyakinkan bahwa mereka layak untuk mendapatkan

pertolongan dan klarifikasi atas kejadian yang menimpa mereka.

3. Rehabilitasi Sosial Korban Perkosaan

Rehabilitasi sebagai proses pemulihan terhadap korban perkosaan

merupakan bantuan yang diperlukan oleh korban perkosaan. Beberapa

penelitian terkait rehabilitasi korban perkosaan di antaranya: Phebe Illenia

S dan Wulan Handadari24

.

Penelitian yang dilakukan oleh Phebe dan Wulan membandingkan

dua informan korban perkosan dalam pemulihan diri. Kedua informan

memiliki latar belakang kekerasan seksual yang berbeda namun kedua

informan tersebut dapat pulih dari trauma yang dialaminya dengan

melakukan terapi. Bagi informan pertama, faktor yang mempengaruhi

24

Phebe Illenia S dan Walan Handadari, “Pemulihan diri pada korban kekerasan seksual”,

Journal INSAN vol 13 No 2 (Agustus 2011), 118-128.

Page 36: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

18

adalah dukungan dari keluarga dan penerimaan teman, dan proses terapi

yang diikutinya. Begitu juga dengan informan kedua, faktor yang

mempengaruhi proses pemulihan adalah keluarga, penerimaan teman dan

terapi yang dilakukan. Di sini peneliti menarik central dari penelitian ini

bahwa significant other sangat mempengaruhi proses rehabilitasi korban

perkosaan.

Sementara itu Ekandari, Mustaqfirin dan Faturochman25

meneliti

terkait “Perkosaan, Dampak dan Penyembuhannya”. Hasil dari penelitian

ini terlihat betapa dukungan keluarga terhadap korban memiliki pengaruh

yang sangat besar terhadap rehabilitasi korban perkosaan. Korban

perkosaan memiliki kemungkinan mengalami stres paska perkosaan

seperti kesakitan secara fisik, rasa bersalah, takut, cemas, malu, marah,

dan tidak berdaya. Dukungan keluarga secara emosional, psikologis,

sosiologis dan materi membantu korban dalam menghadapi trauma yang

dihadapi.

Dari kedua penelitian di atas maka peneliti mendeskripsikan

kesamaan dan perbedaan dalam kajian peneliti. Adapun persamaan

penelitian yang peneliti angkat dengan tulisan di atas adalah sama-sama

membahas tentang perkosaan dan rehabilitasinya. Sedangkan letak

perbedaannya adalah dilihat dari pertama, pendekatan penelitian yang

digunakan dalam mengumpulkan data penelitian tentu berimplikasi

25

Ekandari, Mustaqirin Dan Faturachman, Perkosaan,“Dampak dan Alternatif

Penyembuhannya”, Jurnal Sosial Vol. III, No. 7. (Juli 2012), 1-18.

Page 37: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

19

terhadap hasil dalam kajian peneliti. Kedua, obyek penelitian, selain aspek

pendekatan yang menjadi perbedaan adalah objek penelitian hal ini terlihat

jelas dan sudah tentu hasil yang peneliti paparkankan berbeda dengan

penelitian terdahulu. Ketiga, kedua penelitian di atas tidak membahas

tentang rehabilitasi sosial yang dilakukan oleh lembaga.

Sebagai catatan dari peneliti, orang (peneliti) yang menulis terkait

perkosaan ini cukup banyak serta banyak ditemukan di berbagai jurnal

yang tidak memungkinkan untuk peneliti masukan secara menyeluruh.

Beberapa karya penelitian di atas merupakan tulisan yang peneliti anggap

sesuai dengan kajian dari tulisan peneliti.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan jenis penelitian studi kasus. Studi kasus

dipahami sebagai jenis penelitian yang mendalam tentang suatu aspek

lingkungan sosial termasuk manusia yang merupakan unsur di

dalamnya. Studi kasus dapat dilakukan terhadap individu (pekerja

sosial), segolongan manusia (keluarga) serta lingkungan hidup

manusia (masyarakat). Bahan studi kasus dapat diperoleh dari sumber-

sumber seperti laporan pengamatan, catatan pribadi, kitab harian atau

biografi orang yang diselidiki, laporan atau keterangan dari orang yang

mengerti tentang obyek penelitian tersebut.26

26

S.Nasution, Metode Reseach:Penelitian Ilmiah (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),

25.

Page 38: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

20

Peneliti menggunakan studi kasus dengan tujuan untuk

mendeskripsikan, mengungkap dan menjelaskan tentang pelaksanaan

rehabilitasi sosial terhadap korban pemerkosaan di RDU. Selain itu

juga untuk menjelaskan faktor pendukung dan penghambat dalam

proses rehabilitasi sosial di RDU.

2. Pendekatan penelitian

Selain menggunakan jenis penelitian studi kasus, peneliti juga

menggunakan pendekatan kualitatif. Secara terminologi pendekatan

kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

pelaku yang dapat diamati.27

Pada penelitian kualitatif memerlukan

identifikasi partisipan serta memberi informasi yang mendalam

berkaitan penelitian ini, dalam penelitian kualitatif diperlukan izin

akses mendalam ke partisipan dengan tidak membatasi pandangan

partisipan.

Tujuan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk

mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan

rehabilitasi sosial di RDU. Peneliti mendengar pandangan informan

secara holistik yakni dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

untuk menggali data pelaksanaan rehabilitasi sosial dan berbagai

informasi yang dibutuhkan. Selain Mendeskripsikan pelaksanaan,

27

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung:PT. Remaja

Posdakarya,2013), 4.

Page 39: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

21

peneliti juga mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat

dalam pelaksanaan rehabilitasi sosial di RDU.

3. Informan Penelitian

Informan penelitian ini adalah pihak-pihak yang melaksanakan

rehabilitasi sosial terhadap korban perkosaan di RDU. Adapun dalam

penelitian ini peneliti mewawancarai delapan orang di antaranya tiga

orang pekerja sosial, konselor hukum, koselor agama, konselor medis,

tenaga psikolog, dan seorang pramu sosial. Delapan informan tersebut

merupakan tenaga professional dalam melaksanakan rehabilitasi sosial

terhadap korban perkosaan di RDU.

Adapun kriterian informan dalam penelitian ini adalah pertama,

pekerja sosial yang memahami proses pelaksanaan rehabilitasi sosial

terhadap korban perkosaan. Kedua, pekerja sosial yang terlibat

langsung dalam proses rehabilitasi sosial terhadap korban perkosaan.

Ketiga, pekerja sosial yang telah menangani masalah rehabilitasi sosial

minimal 2 tahun.

4. Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana data didapat dan

diperoleh.28

Sumber data dalam penelitian ini dipilih secara purposive

dengan pengambilan data melalui pertimbangan tertentu. Misalnya

orang tersebut mengerti tentang apa data yang peneliti harapkan,

sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi

28

Suharsimi Arikunto, Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), 129.

Page 40: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

22

sosial yang akan diteliti. Menurut Spradley dalam Sugiyono, sumber

data dalam penelitian setidaknya memiliki kriteria yaitu mereka yang

masih terlibat pada kegiatan yang sedang diteliti dan mereka yang

memiliki waktu untuk memberikan informasi kepada peneliti.29

Sumber data penelitian ini adalah pekerja sosial sebagai pelaksana

dalam rehabilitasi sosial korban perkosaan. Selain pekerja sosial

peneliti juga mendapatkan data terkait pelaksanaan rehabilitasi sosial

dari konselor hukum, psikolog, konselor medis, konselor agama dan

pramu sosial. Hal ini peneliti lakukan karena tenaga tersebut ikut serta

dalam pelaksanaan rehabilitasi sosial terhadap korban perkosaan di

RDU.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam

suatu penelitian. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan tiga

teknik penelitian kualitatif yaitu:

a. Observasi

Observasi atau sering disebut sebagai pengamatan adalah

proses di mana peneliti mengamati atau terjun langsung dalam

lokasi penelitian. Proses pengumpulan informasi dengan cara

mengamati dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data

langsung dari objek penelitian. Dalam melakukan pengamatan juga

melakukan pencatatan guna memperoleh data yang lebih kongkrit

29

Sugiyono, Metode Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfa Beta. CV, 2009),

221.

Page 41: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

23

dan jelas.30

Pengumpulan data melalui observasi menurut Spradley

dalam Arikunto terdiri atas tiga komponen yaitu tempat, pelaku

dan aktifitas. Dengan menggunakan tiga komponen ini akan

memperoleh data yang sistematis, efektif dan efisien.31

Data yang dihrapkan diperoleh oleh peneliti dengan

menggunakan metode observasi adalah pelaksanaan rehabilitasi

sosial terhadap korban perkosaan, faktor pendukung dan

penghambat dalam pelaksanaan rehabilitasi sosial korban

perkosaan di RDU. Dengan menggunakan observasi, peneliti

mengumpulkan data dengan cara mengamati pelaku dalam

melaksanakan rehabilitasi sosial terhadap korban perkosaan di

RDU.

b. Wawancara

Interview atau wawancara merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung

antara peneliti dengan narasumber. Wawancara juga disebut

sebagai proses interaksi dan komunikasi verbal dengan tujuan

untuk mendapatkan informasi penting yang diinginkan.32

Hasil dari

wawancara ini peneliti rekam dan rangkum dengan tidak

mengubah konteks dari isi hasil wawancara tersebut. Dengan

menggunakan wawancara peneliti memperoleh data yang lebih

30

Ahsannudin Mudi, Profesional Sosiologi (Jakarta: Mendiatama, 2004), 44. 31

Suharsimi Arikunto, Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, 229. 32

Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian, Sosial Pendidikan (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2009), 179.

Page 42: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

24

mendalam, karena mampu menggali pemikiran atau pendapat

secara detail.

Peneliti melakukan wawancara langsung kepada informan

yaitu pekerja sosial, konselor agama, konselor hukum, konselor

medis, psikolog dan pramu sosial. Dalam melakukan wawancara

ini peneliti menyiapkan pedoman pertanyaan dan tape atau

recorder hal ini untuk memudahkan proses pengumpulan data.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya

monumental dari seseorang. Dokumentasi dapat mencakup diaries,

surat, catatan pribadi, jurnal personal, foto keadaan objek yang

diteliti, email dan lain-lain.33

Peneliti juga selektif dalam memilih

dokumen yang dijadikan sumber penelitian karena tulisan

seringkali tidak sistematis (dokumen pribadi), tidak akurat, ditulis

dalam masa untuk tujuan tertentu sehingga perlu rekonstruksi.34

Data dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah arsip-arsip dokumen rapat dan laporan tahunan yang

berhubungan dengan pelaksanaan rehabilitasi sosial terhadap

korban perkosaan di RDU. Dokumen sebagai pelengkap bagi

peneliti setelah menggunakan metode observasi dan wawancara

33

Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi Mixed Methods (Bandung: Alfabeta, 2013),

326. 34

Basri Ms, Metodologi Penelitian Sejarah ( Pendekatan , Teori Dan Praktik ) ( Jakarta:

Restu Agung, 1997), 63.

Page 43: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

25

dalam penelitian kualitatif. Data yang diambil dari dokumentasi ini

adalah letak geografis RDU, letak monografis RDU, buku profil

dari BPPM Yogyakarta, buku saku RDU, buku profil RDU, data

korban kekerasan RDU dan berbagai data yang berkaitan dengan

informan.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar

sehingga dapat ditemukan tema, dirumuskan tema dan hipotesis

penelitian. Prinsip utama dalam analisis data adalah bagaimana

menjadikan data atau informasi yang telah dikumpulkan disajikan

dalam bentuk uraian dan sekaligus memberikan makna atau

interprestasi sehingga informasi memiliki signifikan ilmiah atau

teoritis. 35

Setelah data terkumpul sesuai kebutuhan baik data dari

interview, observasi dan dokumentasi data-data tersebut diolah

sebagai laporan. Dengan demikian akan terlihat kesesuaian ideal

dalam teori dan kenyataan di lapangan. Selanjutnya dengan

diketahui adanya persamaan dan perbedaan tersebut dijadikan

landasan dalam melakukan analisa. Dibutuhkan analisa secara teliti

35

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,

1997), 98.

Page 44: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

26

dan cermat untuk mendapatkan data akhir yang baik dan mudah

dibaca.36

Peneliti menggunakan analisis data kualitatif, adapun hal-

hal yang terdapat dalam analisis kualitatif, akan muncul data

terwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka. Menurut Matthew

B. Miles dan A. Michael Huberman dalam Munawaroh bahwa

analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara

bersamaan yaitu: pertama, reduksi data sebagai proses pemilihan,

pemusatan perhatian, pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan

transformasi data yang muncul dari catatan-catatan tertulis di

lapangan.

Kedua, penyajian data sebagai sekumpulan informasi

tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang paling

sering digunakan pada data kualitatif pada masa lalu atau dalam

bentuk naratif. Dengan menggunakan bentuk naratif akan

memudahkan, menggambarkan dan memahami penelitian tersebut.

Teks berbentuk naratif merupakan ciri dalam penelitian kualitatif.

Ketiga, verifikasi sebagai kegiatan analisis ketiga yang

paling penting adalah menarik kesimpulan (verifikasi). Penarikan

kesimpulan sebagai kegiatan atau konfigurasi yang utuh. Pada

36

Muhammad Nazhir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), 358.

Page 45: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

27

tahap ini peneliti melakukan pengkajian dengan simpulan yang

telah diambil dengan data pembanding teori tertentu.37

7. Validitas data

Validitas data dilakukan dalam rangka untuk membuktikan

data yang diperoleh dengan keadaan sesungguhnya. Hal ini

dilakukan dalam upaya memenuhi informasi yang dikemukakan

oleh peneliti sehingga mengandung nilai kebenaran.38

Upaya

peneliti dalam memperoleh keabsahan data dapat dilakukan dengan

beberapa teknik di antaranya:

a. Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan dilakukan dengan cara

kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawacara lagi

dengan informan hal ini dilakukan untuk menguji kredibilitas

data penelitian ini.

b. Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan bermaksud menentukan ciri-ciri

dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan

persoalan atau isu yang sedang dicari kemudian memusatkan

dari pada hal-hal tersebut dengan rinci. Pengamatan sangat

dibutuhkan dengan penelitian kualitatif dengan tujuan untuk

menghindari data yang tidak benar yang diperoleh dari

informan yang bisa jadi objek akan menutup diri dari fakta

37

Munawaroh, Panduan Memahami Metedologi Penelitian (Malang: Intimedia, 2012),

85. 38

Lexy Moleong, Metodologi Penelitian, 325.

Page 46: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

28

yang sebenarnya. Oleh karena itu ketekunan penelitian dalam

pengamatan sangat dituntut lebih serius.

c. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data

untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu

sendiri. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini

diantaranya:

1) Triangulasi dengan sumber, berarti membandingkan dan

mengecek kembali kepercayaan suatu informasi yang

diperoleh pada waktu yang cukup dan alat yang berbeda

dengan metode kualitatif.

2) Triangulasi dengan metode, wawancara berarti suatu

strategi dengan pengecekan kepercayaan penemuan hasil

penelitian beberapa sumber data dengan metode yang sama.

3) Triangulasi dengan teori, berdasarkan anggapan bahwa

fakta tertentu tidak dapat diperiksa terhadap kepercayaan

dengan satu atau teori yang lebih.39

8. Kode Etik Penelitian

Penelitian kualitatif memerlukan identifikasi partisipan serta

memberi informasi yang mendalam berkaitan penelitian, dalam

penelitian kualitatif diperlukan izin akses mendalam ke partisipan dan

39

Lexy Moleong, Metodologi Penelitian, 330

Page 47: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

29

tempat dengan tidak membatasi pandangan partisipan.40

Kode etik

menentukan bagaimana sikap seorang peneliti terhadap objek

penelitian. Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengurus

perizinan sebagai salah satu prosedur etis yang harus dipenuhi sesuai

dengan alur perizinan yang telah ditentukan oleh institusi setempat.41

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu

melakukan perizinan kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

(Kesbangpol) Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah mendapatkan

surat pengantar penelitian, peneliti mengajukan perizinan ke Badan

Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa

Yogyakarta. Setelah itu BPPM kemudian mengeluarkan surat izin

guna melanjutkan penelitian di RDU

Pihak RDU menghubungkan peneliti dengan informan dan

berbagai sumber data yang diperlukan peneliti. Fokus penelitian ini

adalah untuk mengamati pelaksanaan rehabilitasi sosial, faktor

pendukung serta kendala yang dihadapi dalam rehabilitasi sosial

terhadap korban perkosaan. Konsekuensi dalam hal ini adalah peneliti

dituntut untuk menyesuaikan proses penelitian dengan ritme kerja para

informan penelitian.

Lebih dari 50% profesi informan selain sebagai pekerja sosial

di RDU juga merupakan anggota LSM atau praktisi di lingkungan

40

Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi (mixed methods)( Bandung: Alfabeta, 2013 ),

285. 41

John W Cresswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 134.

Page 48: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

30

Yogyakarta. Hal ini berimplikasi terhadap sulitnya untuk menemui

informan (pekerja sosial) untuk menggali dan mengumpulkan data.

Peneliti harus menyesuaikan dengan jadwal informan terkadang

peneliti juga harus ikut serta dalam kegiatan LSM yang dilakukan oleh

pekerja sosial RDU misalnya pada tanggal 21 April 2017 peneliti

harus bertemu dengan Margaret (nama samaran) sebagai pekerja

sosial di RDU. Meskipun informan memiliki jadwal yang padat

peneliti tetap bisa bertemu dengan informan untuk menggali data

pelaksanaan rehabilitasi sosial.

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti diharuskan untuk

merahasiakan identitas informan, korban dan keluarga. Untuk itu

peneliti menggunakan nama samaran dalam tesis ini. Peneliti tetap

menerapkan kode etik dalam penelitian ini misalnya sebelum

melakukan perekaman peneliti terlebih dahulu meminta izin dari

informan. Peneliti juga menjelaskan bahwa segala kerahasiaan

informan akan dijaga seperti penyimpaan di file khusus yang tidak

tersambung dengan internet.

F. Sistematika Pembahasan

Tesis ini terdiri dari lima BAB yang berkaitan satu dengan yang

lainya secara runtut dalam satu kesatuan bahasan yang utuh yaitu:

BAB I PENDAHULUAN berisikan latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian pustaka, metode

penelitian dan sistematika pembahasan.

Page 49: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

31

BAB II KERANGKA TEORI berisikan teori terkait pelaksanaan

rehabilitasi sosial dan intervensi pekerja sosial terhadap korban perkosaan.

BAB III GAMBARAN UMUM RDU berisikan sejarah berdirinya RDU,

pembiayaan dan kerjasama, sasaran, tujuan dan ruang lingkup kegiatan

RDU, fasilitas fisik dan layanan, alur penanganan klien, data korban

kekerasan RDU dan profil informan.

BAB IV PEMBAHASAN berisikan pendahuluan, pelaksanaan rehabilitasi

sosial serta faktor pendukung dan penghambat dalam proses rehabilitasi

sosial.

BAB V PENUTUP berisikan rangkuman hasil penelitian berbentuk

kesimpulan. Selanjutnya peneliti mengajukan beberapa saran bagi pihak-

pihak yang relevan.

Page 50: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

125

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Peneliti menemukan warna baru dalam melihat pelaksanaan

rehabilitasi sosial yang dilakukan oleh RDU terhadap korban

perkosaan. RDU berpedoman dengan Peraturan Gubernur Nomor 67

Tahun 2012. Adapun pelaksanaan dalam rehabilitasi sosial sebagai

berikut: pertama, assesment yaitu menggali permasalahan korban

untuk membantu pemecahan masalahnya. Kegiatan assesment ini

sebagai kegiatan awal dalam pelaksanaan rehabilitasi sosial. Dengan

melakukan assesment maka akan terungkap latar belakang kejadian

perkosaan, relasi korban dengan keluarga, relasi korban dengan

masyarakat dan semua permasalahan yang berhubungan dengan

kejadian perkosaan tersebut. Kedua, terapi psikososial, dalam

melaksanakan terapi psikososial, RDU menerapkan tiga terapi yaitu

terapi individu, terapi medis dan terapi keluarga. Ketiga, melakukan

kegiatan bimbingan terhadap klien. Kegiatan bimbingan ini di

antaranya bimbingan fisik, bimbingan spiritual, bimbingan vocational

training serta bimbingan sosial. Keempat, melakukan kegiatan

resosialisasi. Resosialisasi sebagai kegiatan untuk menyiapkan klien

agar mampu berintegrasi dalam kehidupan masyarakat. Resosialisasi

Page 51: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

126

dilakukan setelah klien mendapatkan terapi dan bimbingan atau

pendampingan sesuai dengan kondisi klien. Resosialisasi sebagai

langkah untuk memastikan apakah klien sudah siap secara fisik,

mental, emosi dan sosial dalam berintegrasi dengan masyarakat.

Kelima, bimbingan lanjut. Perubahan yang diharapkan dari proses

intervensi ini adalah perubahan kognitif, perubahan lingkungan dan

perubahan emosi. Sebelum terjadinya perubahan di atas maka akan

dilaksanakan bimbingan lanjut.

2. Faktor pendukung dalam proses rehabilitasi sosial terhadap korban

perkosaan di RDU adalah pertama, dukungan keluarga memiliki

pengaruh yang besar terhadap keberhasilan dalam rehabilitasi sosial.

Kedua, keyakinan diri klien sendiri merupakan faktor pendukung

dalam keberhasilan rehabilitasi sosial. Klien yang memiliki motivasi

tinggi akan lebih cepat untuk pulih. Ketiga, semangat spiritual

merupakan aspek terpenting dalam diri individu. Agama sangat erat

hubunganya dengan proses penyembuhan klien. Keyakinan agama

sebagai bentuk spiritual memiliki doktrin tersendiri dalam kehidupan

klien. Keempat, terapi dan bimbingan dalam rehabilitasi. Proses terapi

dalam rehabilitasi juga memiliki pengaruh penting dalam proses

keberhasilan rehabilitasi sosial. Kelima, teman klien Dukungan dari

teman merupakan faktor pendukung dalam rehabilitasi sosial. Bentuk

bantuan ini memberikan dorongan untuk memberikan kehangatan dan

kasih sayang, kepedulian dan mengungkapkan rasa empati dan

Page 52: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

127

simpati. Dukungan penghargaan dapat diberikan melali penghargaan

atau penilain yang positive kepada individu, dorongan maju dan

semangat. Keenam, sistem berjejaring merupakan salah satu faktor

pendukung dalam proses rehabilitasi sosial. Hal ini karena adanya

dukungan dan kerjasama dengan lembaga yang telah bergabung dalam

FPKK. Sementara itu faktor penghambat dalam proses rehabilitasi

sosial di antaranya: pertama, Sumber Daya Manusia (SDM). Pekerja

sosial sebagai tenaga profesional tidak memiliki latar belakang

pendidikan pekerja sosial hal ini berimplikasi terhadap pelaksanaan

rehabilitasi sosial. Selain ketidakpahaman dalam melakukan

rehabilitasi sosial mereka juga merangkap sebagai praktisi atau LSM

dalam masyarakat. Kedua, Home Visit kurang dilakukan. Home visit

merupakan kegiatan penting yang seharusnya dilakukan oleh pekerja

sosial untuk mendapatkan informasi dengan keluarga dan masyarakat.

Ketiga, keterbatasan waktu. Keterbatasan waktu dalam artian ini

pekerja sosial dan tenaga professional yang menangani rehabilitasi

sosial memiliki kesibukan di luar hal ini yang menyebabkan mereka

kurang berkoordinasi.

Page 53: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

128

B. Saran

1. Penambahan sarana dan prasarana, pelaksanaan rehabilitasi sosial

memerlukan saranan dan prasarana yang memadai dan dapat

memberikan keamanan bagi klien. Hal ini tentu menyangkut bangunan,

sarana perlengkapan dan peralatan yang memadai. Berdasarkan hasil

observasi, peneliti menemukan masih kurangnya sarana dan prasarana

seperti ruangan konseling yang hanya terdiri dari satu ruang.

Sementara itu kasus di RDU komplek mulai dari kasus anak sampai

perempuan yang memerlukan ruangan memadai dalam melakukan

intervensi.

2. Sumber Daya Manusia harus dipersiapkan secara matang. Dalam

melakukan rehabilitasi sosial seharusnya tenaga multisidipliner

khususnya peksos sudah memiliki kemampuan yang profesional dalam

pelaksanaa rehabilitasi sosial. Pimpinan RDU dapat melakukan

permohonan penambahan SDM melalui BPPM.

3. Home visit seharusnya selalu dilaksanakan. Hal ini dikarenakan

keberadaan klien tidak terlepas dari lingkungan sosialnya. Dengan

melakukan home visit dapat menggali permasalahan klien secara

mendalam dengan keluarga dan masyarakat. Jika pekerja sosial dan

tenaga multidisipliner tidak melakukan home visit maka akan

memperlambat proses rehabilitasi sosial karena minimnya informasi

yang didapatkan.

Page 54: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

129

4. Tindak lanjut perlu dilaksanakan yaitu pemantauan terhadap klien. Hal

ini dimaksud agar pekerja sosial mengetahui klien dalam keadaan baik

secara fisik, psikis, sosial dan spiritualnya. Pekerja sosial tidak bisa

lepas tangan setelah melakukan rehabilitasi sosial, pemantaun

dilakukan untuk memastikan bahwa hubungan klien dengan keluarga

dan masyarakat berjalan dengan baik.

5. Koordinasi antar tenaga multidisipliner harus lebih ditingkatkan.

Pekerja sosial dan tenaga yang lain dalam melaksanakan rehabilitasi

sosial harus memiliki koordinasi yang baik. Jadwal kegiatan perlu

dikoordinir dengan lebih baik dan diperlukan ketegasan untuk

meningkatkan kinerja petugas.

6. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa keluarga memiliki

pengaruh yang besar terhadap proses rehabilitasi sosial. Untuk itu

diperlukan dukungan keluarga dalam rehabilitasi sosial. Selain itu,

pekerja sosial juga harus berani mengambil tindakan dalam

memberikan terapi keluarga meskipun pelaku merupakan anggota

keluarga. Misalnya pada kasus Markonah, pekerja sosial dilema

dengan tidak memberikan terapi keluarga. Padahal ketika Markonah

dikembalikan kedalam keluarga akan bertemu juga dengan pelaku.

Dengan memberikan terapi keluarga maka sebagai upaya untuk

menyadarkan pelaku untuk tidak melakukan kejahatan serupa.

Page 55: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

130

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Amiri, tatang. Pokok-Pokok Teori Sistem. Jakarta: Rajawali Press. 1992.

Arikunto, Suharsimi. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta. 2006.

Azis, Asmaeni. Feminisme Profetik. Yogyakarta: Kreasi Wacana. 2007

Basri Ms. Metodologi Penelitian Sejarah (Pendekatan , Teori Dan Praktik).

Jakarta: Restu Agung. 1997.

Charles H. Zastrow, Charle. The Practice of Social Work. Pasific Grove: Books

Cole Publishing Company. 1999.

Cholid Narbuko Cholid dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi

Aksara. 1997.

Damanik, Juda. Pekerjaan Sosial. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Kejuruan Dapertemen Pendidikan Nasional. 2008.

Fakih, Mansur. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. 1996.

Hollis, Woods. Casework: a Psychosocial Therapy. New York: Mc Graw-Hill.

1990.

Huda, Miftachul. Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial Sebuah Pengantar.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009.

Huda, Miftachul. Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial: Sebuah Pengantar.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009.

Page 56: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

131

J.Early, Theresa. Valuing Family: Social Work Practice with Families from A

Strength perspective. Washington: National Assosiation of Social

Workers Inc, 2000.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:PT. Remaja Posdakarya.

2013

Mudi, Ahsanuddin. Profesional Sosiologi. Jakarta: Mendiatama. 2004.

Munawaroh. Panduan Memahami Metedologi Penelitian. Malang: Intimedia.

2012.

Nasution, S. Metode Reseach:Penelitian Ilmiah . Jakarta: Bumi Aksara. 2007.

Nazhir, Muhammad. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1983

Nugroho, Riant. Gender dan Strategi Pengarusutamaannya di Indonesia.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011.

Nurhaeni, Ismi Dwi Astuti. Kebijakan Publik Pro Gender. Surakarta: LPP UNS

dan UNS Press. 2009.

Romany, Sihite. Perempuan, Kesetaraan dan Keadilan Suatu Tinjauan

Berwawasan Gender. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2007.

Sosetiawan dkk. Perempuan dalam Wacana Perkosaan. Yogyakarta:

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah Istimewa

Yogyakarta/ PKBI DIY. 1997.

Sugiono. Metode Penelitian Kombinasi Mixed Methods. Bandung: Alfabeta. 2013.

Sugiyono. Metode Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfa Beta. CV.

2009.

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat, Memperdayakan Masyarakat Kajian

Strategi Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.

Bandung:PT. Refika Aditama.2009.

Page 57: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

132

------------- Pekerja Sosial di Dunia Industri Memperkuat CSR. Bandung: Alfa

Beta. 2009.

W Cresswell, Jhon. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan

Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2014.

Widyatama, Rendra. Bias Gender dalam Iklan Televisi. Yogyakarta: Media

Pressindo, 2006.

Willis,Sofyan S. konseling keluarga (family counseling). Bandung, Alfabeta. 2004

Zastraw, Charles. Understanding Human Behavior and The Social Environtment.

Belmont USA: Thomson Brooks and Cole. 2007.

Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian, Sosial Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi

Aksara. 2009.

Jurnal dan Arsip

Afifah, Wiwik. ”Perlindungan Hukum bagi Perempuan Korban Perkosaan yang

Melakukan Aborsi”. Jurnal Ilmu Hukum. No. 18. 2013.

Amiruddin,Mariana. “Kekerasan Seksual: Bukan Kejahatan Kesusilaan

Melainkan Kriminal”. Journal Perempuan, Edisi 71, 1.

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) Daerah Istimewa

Yogyakarta. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta

Nomor 67 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat

Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Korban Kekerasan „Rekso

Dyah Utami‟. Yogyakarta: BPPM DIY. 2012.

Chineze J. Onyejekwe, Chineze. “Nigeria: The Dominance Of Rape”. Journal Of

International Womans Studies. Vol.10. 2008.

Chucwuka Achunike, Hilary dan Rimamsikwe Habila Kitause. “Rape Epidemic

In Negeria: Cases, Causes, Consequences and Responses to the

Page 58: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

133

Pandemic”. IMPACT:International Journal of research in Applied,

Natural and Social Sciences (IMPACT:IJRANSS). Vol.2. 2014.

Cristian Adiyuwara, Yohanes. ”Perencanaan dan Implementasi Perlindungan

Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di DIY (Studi pada P2TPA

“RDU” DIY)”. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik (JIAP). No. 1.

2016.

Dapertmen Agama RI. QS. At-Tahrim (66:6)

Fuadi, M. Anwar. ”Dinamika Psikologis Kekerasan Seksual: Sebuah Studi

Fenomenologi”. Journal Psikologi Islam: Lembaga Peneliti Psikologi

dan Keislaman. Vol 8 No.2. 2011.

Gelles, Richard. “Power, Sex and Violance: The Case of Marital Rape”. Journal

National Cauncil on Family Relations. Vol.26, No.4. 1977.

Hakim Nainggolan, lukman. ”Bentuk-bentuk Kekerasan Seksual Anak Dibawah

Umur”. Jurnal Equality, Vol.13 No.1. 2008.

Hany Almasitoh, Ummu. “Model Terapi dalam Keluarga”. Journal Magistra.

No.80. 2012.

Huda, Nurril. “Analisis Gender „Bantaran Kejujuran‟ dalam Perspektif Banjar”.

Jurnal Mu‟adalah. Vol II, No.1. 2014.

Illenia S, Pheb dan Walan Handadari. “Pemulihan diri pada korban kekerasan

seksual”. Journal INSAN vol 13 No 2. 2011.

Kementrian Sosial RI, Rehabilitasi Sosial Korban Traffiking Perempuan dalam

Rumah Perlindungan Sosial Wanita. Jakarta: Direktorat Rehabilitasi

Sosial Tuna Sosial Direktorat Jendral Rehabilitasi Sosial Kementrian

Sosial RI. 2011.

Page 59: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

134

Komisi Perempuan Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, Ringkasan Eksekutif

Catatan Tahunan 2017. Jakarta: Komisi Perempuan Anti Kekerasan

terhadap Perempuan. 2016

Luh Ade Yuryawati, Ni. “Kajian Yuridis tentang Pemulihan Psikologis bagi

Korban Kekerasan Terhadap Perempuan”. Jurnal Ganec Swara. No.

1. 2010.

M.Anwar Fuadi. “Dinamika Pikologis Kekerasan Seksual: Sebuah Studi

Fenomenologi”. Jurnal Psikoislamika: Jurnal Psikologi Islam, Vol 8

No 2. 2011.

Made Dwi Kristiani, Ni. “Kejahan kekerasan Seksual (Perkosaan) ditinjau dari

perspektif kriminologi”. Journal Magister Hukum Udiyana. Vol 7 No

3. 2014

Merab Kambamu Kiremire, Merab. “Repe of Prostetuties: A Toll of Male Power

and Control”. Taylor & Francis, Ltd. On Behalf of Agenda Feminist

Media. No.74. 2007.

Mustaqirin, Ekandari Faturachman. Perkosaan,“Dampak dan Alternatif

Penyembuhannya”. Jurnal Sosial Vol. III, No. 7. 2012.

P.Inyang, Mfrekemfon dan Nwakwaola Chidi Linda,“Rape and the Girl Child”.

IOSR Journal of Dental and Medical Sciences (IOSR-JDMS). Vol.14.

2015.

Peraturan Mentri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan

Minimal Bidang Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban

Kekerasan.

Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Korban Kekerasan „Rekso Dyah

Utami‟ Yogyakarta. Profil Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan

Page 60: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

135

Anak Korban Kekerasan „Rekso Dyah Utami‟. Yogyakarta: BPPM

DIY. 2012.

Sulistyaningsih, Ekandari. “Dampak sosial psikologis perkosaan”. “Buletin

Psikolog”. No 1. 2002.

Suri, Suhma dan Sanjedda. “An Analytical Study of Rape in Delhi”. International

Journal of Education and Psychological Research (IJEPR). Vol.2.

2013.

Wahid, Abdul dan Muhammad Irfan. Perlindungan Terhadap Korban Kekerasan

Seksual (Advokasi Atas Hak Asasi Perempuan). Bandung: Refika

Aditama. 2011

Page 61: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama : Ageng Widodo

2. Tempat/tgl. Lahir : Sinarsari Lampung Tengah/ 22 Juni 1993

3. Alamat Rumah : Perumahan III Gunung Madu Plantations (GMP) Blok

E No 37 Lampung Tengah.

4. Nama Ayah : Munthalib

5. Nama Ibu : Supayem

6. Email : [email protected]

7. No. Hp : 085766688234

B. Riwayat Pendidikan Formal

1. Sekolah Dasar Negeri 2 Sinarsari Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah

lulus pada Tahun 2005

2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kalirejo Kecamatan Kalirejo lulus

pada Tahun 2008

3. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo

lulus pada Tahun 2011

4. Strata satu Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan Lampung

C. Riwayat Pendidikan Non Formal

1. Pelatihan Budidaya Jamur Tiram Tahun 2011

2. Pelatihan DEDEMIT (Desa-Desa Melek IT) Tahun 2014

3. Pelatihan In House Treaning Publik Speaking and Master Of Ceremony

Professional Tahun 2012.

4. PKMTD (Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Dasar) Tahun

2012

5. PKMTM (Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Menengah)

Tahun 2013

6. Relawan LSM Kawan Tani (Kelompok Relawan untuk penguatan peran

petani) sejak Tahun 2014.

7. Pelatihan Kewirausahaan Berbasis Potensi Lokal Ikatan Fasilitator

Lampung Tahun 2013

8. Pelatihan Pupuk Kompos HMJ-PMI Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Tahun 2014

9. Pelatihan fasilitator HMJ-PMI Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Tahun 2014

10. PKD (Pelatihan Kader Dasar) PK PMII Se-Sumatera Tahun 2013

11. PKD (Pelatihan Kader Dasar) PC PMII Bandar Lampung Tahun 2014

12. Pelatihan Penulisan Jurnal dan Artikel Tahun 2011

13. Pelatihan Administrasi PMII Rayon Tahun 2012

Page 62: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

ix

14. Pelatihan Pemasyarakatan Pemahaman Koperasi Melalui Gerakan

Kewirausahaan Nasional Tahun 2013

15. Jambore Perpustakaan Lampung (improving library professionalism)

Tahun 2013

16. Pelatihan Analisi Wacana Tahun 2014

17. Pelatihan Pemahaman Pemilu Yang Berkualitas Di Novotel Tahun 2014

18. Pelatihan Penyuluhan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Oleh POLDA

Lampung Tahun 2013

19. Pelatihan Developing attractive library programs by information literacy

skills Tahun 2012.

20. Pelatihan Pengawasan Pemilu Bagi Media Massa Dan Ormas Tahun 2013.

21. Pelatihan penumbuhan dan pengembangan kewirausahaan bagi kelompok

pemuda dan sarjana Tahun 2013.

22. Pelatihan Optimalisasi Penggunaan Media Sosial Dalam Pemeliharaan

Komunitas Tahun 2014.

23. Pelatihan Penuluhan, Informasi dan Konseling bagi Remaja BKKBN

Tahun 2012

D. Pengalaman Organisasi

1. Kordinator Asosiasi Penerima Bidik Misi (AMPIBI) angkatan 2011 UIN

Raden Intan Lampung

2. Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam (HMJ-PMI) 2012-2013

3. Ketua Umum Ikatan Putra Putri Alwashliyah (IPPA) Propinsi Lampung

2014

4. Kordinator dapertemen kelembagaan dan hubungan antar organisasi

Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PK PMII)

2013-2014

5. Kordinator biro kaderisasi Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam

Indonesai (PC PMII) Bandar Lampung 2014-2015

6. Kordinator Pengembangan Sumber Daya Anggota (PSDA) koperasi

mahasiswa UIN Raden Intan Lampung 2013

7. Ketua badan pengawas koperasi mahasiswa UIN Raden Intan Lampung

2014

8. Wakil ketua Komunitas Minat Baca Lampung (KMBL) 2013-2014

E. Prestasi/Penghargaan

1. Penghargaan wisudawan terbaik UIN Raden Intan Lampung, Wisuda

periode II tahun 2015.

2. Penghargaan mahasiwa Lampung berprestasi program ARB (Abu Rizal

Bakhri) tahun 2014.

3. Juara III penulisan karya ilmiah oleh perpustakaan UIN Raden Intan

Lampung 2013

Page 63: REHABILITASI SOSIAL TERHADAP KORBAN PERKOSAAN DI …digilib.uin-suka.ac.id/28358/1/1520010006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarla Assalamualaikum

x

4. Pemateri Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) PMII dengan

materi ” AD/ART PMII” Tahun 2014-2015.

5. Pemateri Followup PMII dengan materi “PMII dan Tanggung Jawab

Sosial” Tahun 2014-2015.

6. Pemateri “Semangat Berprestasi” DIKLAT KOPMA (Koprasi

Mahasiswa) IAIN Raden Intan Lampung. Tahun 2014-2015.

Yogyakarta, 13 Juni 2017

Ageng Widodo, S. Sos. I

NIM: 1520010006