Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
R E K A P D A F T A R HADIR K U L I A H P A K A R B L O K 1 7 / S I S T E M M U S K U L O S K E L E T A L
S E M E S T E R GENAP TAHUN A K A D E M I K 2 0 1 9 / 2 0 2 0
PERIODE : 2 1 Maret - 20 April 2020
NO 1 N \ J
J L H JAM DT7Mr AMA KCINC/VlN/i
B L O K 17 R E A L I S A S I K P NO
1 N \ J
J L H JAM DT7Mr AMA KCINC/VlN/i A P R I L
R E A L I S A S I K P NO
1 N \ J
J L H JAM DT7Mr AMA KCINC/VlN/i
13 14 15 17 20
R E A L I S A S I K P
1 dr. W e n d y Hendrika , SpBO Bedah 4 4 4
2 dr. Silphia Novelyn Anatomi 4 4 4
3 dr. Ani Oranda Panjaitan Anatomi 4 4 4
4 dr. Marwito Wiyanto , M.Biomed., A I F M Biomedik Dasar 4 4 4
5 dr . A n d r e Sihombing, SpBO Bedah 4 4 4
6 dr. Dame Joyce Pohan, M.Biomed. Mikrobiologl 4 4 4
T O T A L 24 24
PERSENTASE KEHADIRAN TUTOR BLOK 17 100%
Mengetahui Manager P2SK,
Dra. Lusia Sri Sunarti, MS
Jakarta, 2 1 April 2020
KoordinatpE^Blok 17,
I ^ - ^ (
dr. Wendy Hendrika, SpBO
REKAP DAFTAR HADIR KULIAH PAKAR BLOK 17/SISTEM MUSKULOSKELETAL
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019/2020
PERIODE : 21 April -15 Mel 2020
NO NAMA DOSEN D E P A R T E M E N J L H JAM
R E N C A N A B L O K 17 R E A L I S A S I
K P NO NAMA DOSEN D E P A R T E M E N J L H JAM
R E N C A N A A P R I L M E I R E A L I S A S I
K P NO NAMA DOSEN D E P A R T E M E N J L H JAM
R E N C A N A 2 1 22 24 27 28 29 4 5 6 8 1 1 12 13 15
R E A L I S A S I K P
1 dr . W e n d y H e n d r i k a , SpOT Bedah 12 4 - - - 4 - - 4 - - - - - - 12 2 dr. Nur Nunu Pr ihant ini , M.Si B i o k i m i a K e d o k t e r a n 4 - 4 4 3 dr. E r i d a Manalu, SpPK Patto. K l i n i k 4 4 4 4 dr . T i r o y Sar i B u m i Simanjuntak, SpPD I l m u Peny. Dalam 4 - - 4 - - - - - - - - - - - 4 5 dr. F r i s c a Anggraeni Anatomi 4 - - - 4 - - - - - - - - - - 4 6 dr. Y u n i t a R M B Sitompul , M K K , SpOK K e d o k t e r a n K o m u n i t a s 4 4 4 7 dr. A n d r e Sihombing, SpBO Bedah 8 4 4 8 8 Dr. dr . F o r m a n E r w i n Siagian, M.Biomed. Parasitologi 4 4 4 9 dr . Linggom K u r n i a t i , S p F K Farmakologi & T e r a p i 4 4 4
10 dr . Ronald Munthe, SpOT B e d a h 8 4 4 8 1 1 dr . F a j a r L. Gultom, SpPA Pato. Anatomi 4 4 4 12 dr . Ronny, S p P a r K Parasitologi 4 4 4 13 dr . R i c h a r d Van M a r v e l l i n i S ibarani , SpRad Radiologi 4 4 4 14 dr. Nungky, S p B P Bedah 4 4 4 15 dr . Bel l inda J. Latumente , S p K F R Bedah 4 4 4
T O T A L 76 76 P E R S E N T A S E K E H A D I R A N T U T O R B L O K 17 1 0 0 %
Jakarta , 18 Mei 2 0 2 0 Mengetahui Manager P 2 S K , Koordinator B l o k 17,
Sistem Saraf
Oleh: Marwito
Jaringan Saraf
1. Otak 3.Saraf2. Medula
spinalis
Fungsi
Memulai dan meneruskan impuls listrik
Impuls listrik diterima dari bagian tubuh diteruskan
ke bagian tubuh lainnya
Fungsi Saraf
Memberi informasi tentang lingkungan luar
dan berbagai faktor pengaturan dalam tubuh,
Misal tekanan darah
Berperan pada kontraksi otot dan
sekresi kelenjar
sinaps
Hubungan/komunikasi antar saraf
Terdapat celah sinaps
Dapat terjadi:
- Eksitasi post sinaps potensial (EPSP)
–Inhibisi post sinaps potensial (IPSP)
Hubungan – hubungan Pusat Serat aferen
Waktu Reaksi: jarak waktu antara pemberian rangsang dan timbulnya respon. Waktu reaksi sentakan lutut pada manusia: 19-24 milidetik.
Lambatan pusat (cental delay)
waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan refleks untuk melewati medula spinalis (SSP).
Ini karena ada lambatan sinaps (inter neuron/
komunikasi antar neuron/sinaps) di
medula spinalis
Refleks
Refleks : Setiap respon yang terjadi secara otomatis, tanpa disadari.
> Unit dasar terpadunya disebut lengkung refleks.
> Sifat sifat refleks: Stereotipik, mempunyai sifat yang khas baik dalam hal rangsang maupun respon.
Lengkung refleks ini terdiri dari:
- Organ indera,
- Saraf aferen,
- Sinaps (satu atau lebih),
- Saraf eferen dan
- Efektor.
Hukum Bell-Magendie
Saraf aferen/saraf sensorik masuk ke medula spinalis melalui akar belakang (radiks dorsalis / pos terior).
Saraf eferen/saraf motorik keluar melalui akar depan (radiks ventralis / anterior).
Kegiatan di lengkung refleks
Reseptor sensorik: terbentuknya potensial reseptor sebanding dengan kuat rangsang.
Potensial reseptor: membangkitkan potensial aksi bersifat “gagal atau tuntas” all ore none.
Frekuensi potensial aksi sebanding dengan besarnya potensial generator.
Di sinaps (sistem saraf pusat): terjadi eksitasi potensial paska sinaps (EPSP) dan inhibisi potensial post sinaps (IPSP).
Saraf eferen respon yang terjadi bersifat “gagal atau tuntas”
2 Tipe Refleks
1. Simpel Refleks:Dasar refleks yang terjadi merupakan
respon spontan tanpa dipelajari/latihan.Contoh: refleks menarik diri.
2. Acquired/Conditioned Refleks:Refleks yang terjadi karena
belajar/latihan.Contoh: pemain piano/musikus.
Lengkung Refleks
1. Lengkung refleks sederhana: lengkung refleks mempunyai sinaps tunggal, dinamakan monosinaptik, refleks yang terjadi refleks monosinaptik.
2. Lengkung refleks yang mempunyai lebih dari satu sinaps antara neuron aferen dan eferen, dinamakan polisinaptik.
Terutama pada polisinaptik kegiatannya termodifikasi oleh adanya fasilitasi spacial dan temporal.
Refleks monosinaptik : Refleks Regang
Peregangan otot rangka dengan persarafan utuh; otot akan kontraksi.
Rangsang = regangan otot
Respon = kontraksi otot yang diregangkan
Reseptor = muscle spindle (kumparan otot)
Aferen = saraf sensorik hantaran cepat.
Eferen = saraf/neuron motorik saraf ototnya
Neurotransmiter = glutamat
Contoh Contoh Refleks Regang
Refleks Patela : Regangan otot kuadriceps femoris
Triceps Brakhi : Ketukan tendo otot triceps
otot triceps kontraksi.
Refleks Akhiles : Regangan tendo akhiles,kontraksi
otot gastroknomeus.
Refleks Maseter: Ketukan pada sisi wajah (otot-
maseter), kontraksi otot wajah
sesisi.
Dua tipe reseptor otot:
Kumparan otot dan Tendon golgi organ
Kumparan otot :
memonitor perubahan panjang otot
Tendon golgi organ :
memonitor perubahan tegangan (tension) otot.
Muscle spindle
(kumparan otot)
Tendon golgi:
Kumparan otot
Struktur kumparan otot:
- Terdiri atas ± 10 serat otot terbungkus selubung jaringan penunjang.
Dibedakan atas: • serat-serat intrafusal, bagian sentral tidak berkontraksi, kontraksi terbatas pada kedua ujungnya. Serat ini sejajar dengan serat ekstrafusal, ujungnya melekat pada tendo atau pada sisi ekstrafusal .
• serat ekstrafusal, merupakan unit-unit kontraksi otot.
Dua jenis kumparan otot pada mamalia.
1. Jenis pertama banyak inti, bagian tengah
melebar disebut serat kantong inti. Tiap
kumparan ada dua kantong inti; kantong inti
dengan aktifitas miosin ATPase rendah dan
kantong inti dengan aktifitas miosin ATPase
tinggi.
2. Jenis kedua tidak berkantong inti, lebih tipis
dan lebih pendek.
Serabut sensorik (reseptor) kumparan otot
Ada 2 jenis:
1. Ujung primer, atau anulospiral (anulospiral ending)
Ciri-ciri: - serat saraf Ia
- kecepatan hantar impuls tinggi
- mempersarafi kantong inti dan rantai inti.
2. Ujung sekunder, atau ujung kuntum bunga (flower-spray ending).
Ciri-ciri: - serabut sensorik jenis tipe II
- letak dekat serat intrafusal
- hanya terdapat pada serat rantai inti.
Serabut motorik kumparan otot:
Mendapat persarafan motorik tersendiri.
☻Gama motor neuron:
neuron eferen (motorik) yang mempersarafi serabut intrafusal kumparan otot.
☻Alpha motor neuron:
mempersarafi serabut ekstrafusal
Neuron Motorik Anterior:Neuron yang keluar dari radiks anterior substansia
kelabu menginervasi serat otot lurik. Terdiri atas
- neuron motorik alfa dan - neuron motorik gamma.
-Neuron Motorik Alfa:
Neuron Motorik alfa menjulurkan serat saraf tipe A alfa
(Aα) yang besar, diameter 14 mikrometer,
mempersarafi serat otot lurik yang besar.
-Neuron Motorik Gamma:
Neuron lebih kecil dari neuron metorik alfa, neuron ini
menjalarkan impuls melalui serat tipe A gamma (Aγ)
mempersarafi otot lurik khusus yang kecil (serat intra
fusal).
Serat-serat Ia dari ujung primer berakhir pada neuron motorik serat ekstrafusal otot yang sama
Fungsi Kumparan Otot
Peregangan kumparan otot, ujung saraf sensorik terusik, timbulkan potensial reseptor potensial aksi di serat sensorik. Hal ini memicu kontraksi refleks ekstrafusal otot bersangkutan
Akibat kontraksi, otot memendek sedangkan kumparan tidak, maka serat-serat aferen kumparan berhenti melepaskan impulsnya.
Dengan demikianKumparan dan hubungan refleksnya
membentuk umpan balik memper
tahankan panjang otot.
Fungsi Kumparan Otot (muscle spindle)
Respon dinamik:Saraf kantong inti (ujung primer kumparan otot)
melepaskan impuls lebih cepat saat otot teregang
dan kurang cepat saat regangannya mantap.
Regangan otot sinyal kuat ke Medula spinalis
kontraksi otot.
Respon statik:
Timbul setelah refleks regang dinamik, timbul se-
cara terus menerus selama otot tetap dalam
keadaan terlalu panjang.
Saraf-saraf dari ujung primer melepaskan impuls
kecepatannya meningkat selama ototnya teregang
(Refleks Ekstensor Silang)
Refleks Ekstensor Silang(crossed extensor reflex)
Memanjangnya anggota tubuh yang lain setelah
0,2 – 0,5 detik terjadinya refleks fleksor pada salah satu
anggota tubuh, memanjang atau ekstensi yang terjadi
pada anggota tubuh lain ini dapat mendorong seluruh
tubuh menjauhi obyek yang menyebabkan stimulus
nyeri
Refleks menarik diri/refleks fleksor / refleks
nyeri: stimulus nyeri sensorik kulit otot anggota tubuh
ipsi lateral kontraksi, anggota tubuh menarik diri dari
stimulus, neuron ekstensor eksitasi Otot kontralateral
(ekstensor) kontraksi
Refleks Regang Terbalik.
Bila otot diregangkan maka akan timbul
kontraksi, peregangan diperkuat kontraksi
makin kuat.
Pada regangan yang makin kuat lagi otot akan
relaksasi, akibat regangan yang makin kuat
refleks regang terbalik
Persarafan Resiprokal- Saat terjadinya kontraksi otot pada refleks regang
akan disertai relaksasi otot antagonis.
- Impuls di serat Ia dari kumparan otot protagonisnya
menimbulkan inhibisi neuron motorik antagonis.
Tonus Otot:
- Tonus otot / tonisitas adalah kontraksi otot ringan
yang terus menerus berfungsi untuk mempertahan
kan posisi tubuh dan mengembalikan darah
ke jantung.
-Tonus otot merupakan tahanan otot terhadap regang
an.
Flaksid/hipotonis : - dapat terjadi pada pemotongan
neuron motorik.
- pelepasan impuls eferen-gama
rendah.
Spastis/
Hipertonis : - tahanan otot tinggi terhadap
regangan.
Hipertonis : - pelepasan impuls eferen-gama
tinggi
Refleks Autonom
Refleks Autonom- Kontraksi refleks Rektum & Vesika Urinaria yang
penuh
- Regulasi umpan balik tekanan darah oleh
baroreseptor
- Serangan berkeringat dan pemucatan kulit
Refleks Seksual:
- Suatu contoh aktivitas seksual terkoordinasi tergantung
atas seri yang terintegrasi pada banyak tingkat.
Refleks Massal:
- Rangsangan aferen menyebar dari satu pusat ke
pusat lainnya,
- Rangsang berbahaya akan mengevakuasi vesika urinaria,
rektum, berkeringat, pucat perubahan tekanan darah
Gerakan tubuh
Klasifikasi gerakan tubuh:
Dapat secara longgar diklasifikasikan atas
- Gerak refleks
- Gerak volunter
- Gerak ritmik.
Gerakan refleks: sedikit kompleks dan medula
spinalis sebagai pusat integrasi primer,seperti
refleks spinal. Refleks juga dapat dimodulasi dari
pusat otak yang lebih tinggi
Mekanisme Gerakan Tubuh
Permulaan
gerakanRencana
gerakan
Pelaksanaan
gerakan
gerakanKortek Motorik
serebelum
Area asosiasi
kortikal
serebelum
ide
Mekanisme
Umpan balik
Gerakan VolunterArea motorik
otak kortikal
talamus
Ganglia
basalis
serebelum Batang otak
Spinal cord
Refleks
spinal
Kontraksi otot
dan gerakan
Reseptor
sensorik
Postural refleks,
hand and eye
movement
Refleks spinal
Ket.Gmb:Pusat kontrol gerakan yang
lebih tinggi. Kontrol gerakan
sederhana pada med. spinalis.
Jalur asending batang otak dan kortek
otak memulai/modifikasi gerakan.
Serebelum menerima Informasi
umpan balik reseptor kombinasi
informasi dari kortek otak. Ganglia
basalis assist to plan
Refleks Postural:
Yang mempertahankan posisi tubuh dalam keadaan
berdiri/bergerak pada ruangan di integrasikan di
batang otak. Membutuhkan input sensoris secara
terus menerus dari penglihatan dan vestibulum
Integrasi gerakan pada SSP ada 3
1.Tingkat spinal
2.Tingkat batang otak
3.Tingkat area motorik kortek otak
Batang otakDipengaruhi oleh input dari serebelum,ganglia basal,
neuron sekitar talamus, dan serebelum membantu
area korteks motorik pada rencana gerakan.
Talamus merupakan pusat relay untuk signal yang
dikirim ke korteks otak
Gerakan sederhana: melibatkan refleks spinal,
pusat integrasi di med.spinalis
Gerakan Volunter: memerlukan partisipasi dari
korteks serebri, serebelum dan ganglia basal
Tugas Mandiri
Jelaskan mekanisme refleks/ lengkung refleks:
1. refleks cahaya/pupil
2. refleks kornea/berkedip
3. refleks bainbridge
Tugas Mandiri
Percobaan Romberg (Romberg test)
Hopping reaction
Trust Reaction
Past pointing