26
1 -1 LAPORAN HASIL PENINJAUAN LOKASI PELABUHAN KHUSUS PT. SEMEN PADANG BAB I GAMBARAN UMUM 1.1 PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan yang mengharuskan pembangunan Terminal Khusus / Tersus harus mempunyai izin penetapan lokasi dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia 1.1.2 Maksud dan Tujuan a. Maksud dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah melakukan validasi data dan lokasi rencana pembangunan Packing Plant dan Dermaga di Wilayah Kabupaten Lampung Selatan dengan lokasi lahan seluas ± 32.620 m 2 (Lebih kurang Tiga Puluh Dua Ribu Enam Ratus Dua Puluh Meter Persegi). b. Tujuan survey ini untuk mendapatkan izin penetapan lokasi Terminal Khusus/Tersus atas pembangunan Packing Plant dan Dermaga di Wilayah Kabupaten Lampung Selatan dengan lokasi lahan seluas ± 32.620 m 2 (Lebih kurang Tiga Puluh Dua Ribu Enam Ratus Dua Puluh Meter Persegi). 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH LAMPUNG SELATAN 1.2.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105° 14’ sampai dengan 105° 45’ Bujur Timur dan 5° 15’ sampai dengan 6° Lintang Selatan. Mengingat letak yang demikian ini, daerah Kabupaten Lampung selatan seperti halnya daerah – daerah lain di Indonesia merupakan daerah tropis. Kabupaten Lampung Selatan bagian selatan meruncing dan mempunyai sebuah teluk besar yaitu Teluk Lampung. Di Teluk Lampung terletak sebuah pelabuhan yaitu Pelabuhan Panjang, dimana kapal – kapal dalam luar negeri dapat merapat. Secara umum , pelabuhan ini merupakan faktor yang sangat penting bagi

Rekom Dermaga Semen Padang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

This is report of Semen Padang Port Plan on South Lampung District

Citation preview

Page 1: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -1

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

BAB I

GAMBARAN UMUM

1.1 PENDAHULUAN

1.1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2009 tentang

Kepelabuhanan yang mengharuskan pembangunan Terminal Khusus / Tersus harus

mempunyai izin penetapan lokasi dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

1.1.2 Maksud dan Tujuan

a. Maksud dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah melakukan validasi data dan lokasi

rencana pembangunan Packing Plant dan Dermaga di Wilayah Kabupaten

Lampung Selatan dengan lokasi lahan seluas ± 32.620 m2 (Lebih kurang Tiga

Puluh Dua Ribu Enam Ratus Dua Puluh Meter Persegi).

b. Tujuan survey ini untuk mendapatkan izin penetapan lokasi Terminal

Khusus/Tersus atas pembangunan Packing Plant dan Dermaga di Wilayah

Kabupaten Lampung Selatan dengan lokasi lahan seluas ± 32.620 m2 (Lebih

kurang Tiga Puluh Dua Ribu Enam Ratus Dua Puluh Meter Persegi).

1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH LAMPUNG SELATAN

1.2.1 Letak Geografis

Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105° 14’ sampai dengan 105° 45’

Bujur Timur dan 5° 15’ sampai dengan 6° Lintang Selatan. Mengingat letak yang demikian

ini, daerah Kabupaten Lampung selatan seperti halnya daerah – daerah lain di Indonesia

merupakan daerah tropis. Kabupaten Lampung Selatan bagian selatan meruncing dan

mempunyai sebuah teluk besar yaitu Teluk Lampung. Di Teluk Lampung terletak sebuah

pelabuhan yaitu Pelabuhan Panjang, dimana kapal – kapal dalam luar negeri dapat

merapat. Secara umum , pelabuhan ini merupakan faktor yang sangat penting bagi

Page 2: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -2

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

kegiatan ekonomi penduduk Lampung. Sejak tahun 1982, Pelabuhan Panjang termasuk

dalam wilayah Kota Bandar Lampung.

Daerah Kabupaten Lampung selatan mempunyai daerah daratan kurang lebih adalah

210.974 Km2, dengan kantor Pusat Pemerintahan di Kota Kalianda, yang diresmikan

menjadi Ibukota Kabupaten Lampung Selatan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 11

Februari 1982. Berdasarkan undang-undang Nomor 2 tahun 1997 tentang pembentukan

Kabupaten Tanggamus, yaitu pemekaran dari wilayah Kabupaten Lampung Selatan.

Pada tahun 2006, terjadi pemekaran Kabupaten Pesawaran dari wilayah Kabupaten

Lampung Selatan. Kemudian pada tahun 2008, terjadi pemekaran di Kabupaten Lampung

Selatan yaitu, Kecamatan Tanjung Sari, Way Sulan, Way Panji, dan Kecamatan

Bakauheni, dengan demikian jumlah Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan secara

eksisting berjumlah 17 kecamatan dan selanjutnya terdiri dari desa-desa dan kelurahan

sebanyak 248 desa dan 3 kelurahan. Diprediksikan dalam waktu dekat akan terjadi

pemekaran kecamatan pada wilayah Kabupaten Lampung Selatan, khususnya

pemekaran Kecamatan Kalianda, Palas, dan Natar. Secara administrasi Kabupaten

Lampung Selatan mempunyai batas – batas sebagai berikut :

• Sebelah Utara : berbatasan dengan wilayah Kab. Lampung Tengah dan

Lampung Timur

• Sebelah Selatan : berbatasan dengan Selat Sunda;

• Sebelah Barat : berbatasan dengan Kota Bandar Lampung dan Kabupaten

Pesawaran

• Sebelah Timur : berbatasan dengan Laut Jawa.

Pulau – pulau yang terdapat di Kabupaten Lampung Selatan antara lain pulau Krakatau,

pulau Sebesi, pulau Sebuku, pulau Legundi, pulau Siuncal, pulau Rimau dan pulau

Kandang. Bila ditinjau dari segi luas dan keadaan alamnya, maka Kabupaten Lampung

Selatan mempunyai masa depan cerah untuk lebih berkembang. Untuk lebih jelas

mengenai wilayah Kabupaten Lampung Selatan dapat dilihat pada Gambar 1.1 dan

Gambar 1.2.

Page 3: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -3

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

Gambar 1. 1. Peta Administrasi Kabupaten Lampung Selatan

Secara eksisting, Kabupaten Lampung Selatan terdiri atas 17 Kecamatan sebagaimana

yang terlihat pada Tabel 1.1 di bawah ini. Secara topografis wilayah ini dapat dibedakan

menjadi 2 kategori, yaitu wilayah dengan relatif datar yang sebagain besar berada di

sepanjang pesisir, wilayah berbukit dan gunung yang merupakan wilayah pegunungan

Rajabasa.

Tabel 1. 1. Luas Kabupaten Lampung Selatan Dirinci Per Kecamatan

No Kecamatan Nama Ibukota Luas (Ha)

1. Natar Merak Batin 25.088

2. Jati Agung Marga Agung 16.447

Page 4: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -4

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

3. Tanjung Bintang Jati Baru 12.972

4. Tanjung Sari Kerto Sari 10.332

5. Katibung Tanjung Ratu 18.862

6. Merbau Mataram Merbau Mataram 11.394

7. Way Sulan Karang Pucung 4.654

8. Sidomulyo Sidorejo 15.899

9. Candipuro Titiwangi 8.490

10. Way Panji Sidoharjo 3.845

11. Kalianda Kalianda 17.982

12. Rajabasa Banding 10.039

13. Palas Bangunan 16.557

14. Sragi Kuala Sekampung 9.344

15. Penengahan Pasuruan 12.496

16. Ketapang Bangun Rejo 10.860

17. Bakauheni Hatta 5.713

Jumlah 210.974

Sumber : Kabupaten Lampung Selatan Dalam Angka

1.2.2 Kondisi Guna Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Lampung Selatan terdiri dari penggunaan lahan sawah

dan penggunaan bukan lahan sawah. Penggunaan lahan paling besar adalah

penggunaan lahan bukan lahan sawah yaitu sebesar 156.430 Ha, yang sebagaian besar

didominasi oleh penggunaan lahan Tegal/Kebun yaitu sebesar 49.237 Ha. Perkembangan

penggunaan lahan di Kabupaten Lampung Selatan setiap tahunnya di dominasi oleh

penggunaaan lahan bukan lahan sawah, yang mengalami penurunan luas lahan.

Beberapa penggunaan lahan bukan lahan sawah yang mengalami penurunan luas lahan

adalah penggunaan lahan ladang, perkebunan serta tambak.

Perubahan guna lahan yang terjadi di Kabupaten Lampung Selatan, hampir semua

terjadi pada penggunaan lahan bukan lahan sawah, kecuali hutan Negara yang tidak

Page 5: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -5

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

mengalami perubahan guna lahan. Untuk lebih jelasnya mengenai perubahan pengunaan

lahan di Kabupaten Lampung Selatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1. 2. Perkembangan dan Kecenderungan Perubahan Penggunaan Lahan di

Kabupaten Lampung Selatan

No Jenis Penggunaan Lahan Luas Penggunaan (Ha)

2007 2008 2009

A Lahan Sawah 43.747 44.271 44.847

1 irigasi Teknis 3.364 3.364 4.125

2 Irigasi Setengah teknis 3.755 3.755 2.994

3 Irigasi Sederhana 706 706 979

4 Irigasi Desa/Non PU 2.899 2.899 2.636

5 Tadah Hujan 31.630 32.154 32.710

6 Pasang Surut

7 Lebak 1.174 1.174 1.259

8 Polder dan Lainnya 219 219 144

B Bukan Lahan Sawah 156.954 156.430 155.854

1 Pekarangan 18.489 34.226 122.685

2 Tegal/Kebun 34.922 49.237 40.973

3 Ladang/Huma 49.861 30.617 41.838

4 Padang Rumput 44 1.552 1.547

5 Hutan Rakyat 1.552 4.496 4.479

6 Hutan Negara 6.463 6.463 477

7 Perkebunan 30.765 44 44

8 Lain-lain 8.573 480 480

9 Sementara tidak diusahakan 480 2.316 2532

Page 6: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -6

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

10 Rumah, Bangunan dan Halaman 17.773 17.169

11 Rawa-rawa 767 764 6.463

12 Tambak 4.569 472 764

13 Kolam/Tebat/Empang 469 7.99 8.038

Jumlah 200.701 200.701 200.701

Sumber : Kabupaten Lampung Selatan Dalam Angka

Kondisi guna lahan secara garis besar dapat dilihat dari kondisi tutupan lahan seperti

yang termuat pada gambar berikut ini.

Page 7: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -7

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

Gambar 1. 2. Peta Tutupan Lahan Kabupaten Lampung Selatan

Page 8: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -8

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

1.2.3 Topografi

Secara topografi Daerah Lampung dapat dibagi dalam 5 (lima) unit topografi :

• Daerah topografis berbukit sampai bergunung

• Daerah topografis berombak sampai bergelombang

• Daerah dataran alluvial

• Daerah dataran rawa pasang surut

• Daerah River Basin

A. Daerah topografis berbukit sampai bergunung

Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar 25%, dan ketinggian rata-rata

300 M di atas permukaan laut. Daerah ini meliputi Bukit Barisan dengan puncak tonjolan-

tonjolannya berada pada Gunung Tanggamus, Gunung Pasawaran, dan Gunung Rajabasa.

Yang terakhir ini berlokasi di Kalianda dengan ketinggian, rata-rata 1.500 M. Puncak-puncak

lainnya adalah Bukit Pugung, Bukit Pesagi, Sekincau yang terdapat di bagian utara. Daerah

tersebut umumnya ditutupi oleh vegetasi hutan primer atau sekunder.

B. Daerah topografis berombak sampai bergelombang

Ciri-ciri khusus daerah ini adalah terdapatnya bukit-bukit sempit, kemiringannya antara 8 %

sampai 15 % dan ketinggian antara 300 M sampai 500 M dari permukaan laut. Daerah ini

membatasi daerah pegunungan dengan dataran alluvial, vegetasi yang terdapat di daerah ini

adalah tanaman-tanaman perkebunan seperti : kopi, cengkeh, lada dan tanaman pertanian

peladangan seperti : padi, jagung, dan sayur-sayuran. Daerah tersebut meliputi daerah-daerah;

Kedaton di wilayah Kota Bandar Lampung, Gedong Tataan di Kabupaten Lampung Selatan,

Sukoharjo dan Pulau Panggung di Kabupaten Tanggamus serta Kalirejo dan Bangunrejo di

Wilayah Kabupaten Lampung Tengah.

C. Daerah dataran Alluvial

Daerah ini sangat luas meliputi Lampung Tengah sampai mendekati pantai sebelah Timur, yang

merupakan bagian hilir (downstream) dari sungai-sungai yang besar seperti Way Sekampung,

Way Tulang Bawang, dan Way Mesuji. Ketinggian di daerah ini berkisar antara 25 m sampai 75

m, dengan kemiringan 0% sampai 3%. Pada bagian pantai sebelah Barat dataran Alluvial

Page 9: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -9

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

menyempit dan memanjang menurut arah Bukit Barisan.

D. Daerah dataran Rawa Pasang Surut

Di sepanjang pantai timur adalah merupakan daerah rawa pasang surut dengan ketinggian 1/2

m sampai 1 m, pengendapan air menurut naiknya pasang air laut.

E. Daerah River Basin

Daerah Lampung terdapat 5 (lima) River Basin yang utama :

• River Basin Tulang Bawang

• River Basin Seputih

• River Basin Sekampung

• River Basin Semangka

• River Basin Way Mesuji

1.2.4 Iklim

Iklim di Kabupaten Lampung Selatan sama halnya dengan daerah lain di Indonesia. Iklimnya

dipengaruhi oleh adanya pusat tekanan rendah dan tekanan tinggi yang berganti di daratan

sentra Asia dan Australia pada bulan Januari dan Juli. Akibat pengaruh angin Muson, maka

daerah Lampung Selatan tidak terasa adanya musim peralihan (pancaroba) antara musim

kemarau dan musim hujan.

1.2.5 Kondisi Geologi

Dari segi geologi daerah Kabupaten Lampung Selatan terdiri dari bagian-bagian sebagai

berikut:

• Sebagian besar berbatuan endesit, ditutupi turfazam. Batuan endapan meluas ke timur

sampai sekitar jalan kereta api arah menuju Kotabumi, keadaan tanah bergelombang

sampai berbukit.

• Pegunungan vulkanis muda.

• Daratan bagian timur yang termasuk wilayah Kabupaten Lampung Selatan tidak begitu luas,

berbatuan endesit ditutupi turfazam.

Page 10: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -10

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

• Dataran alluvial berawa-rawa dengan pohon Bakau.

Di wilayah Kabupaten Lampung Selatan terdapat beberapa sungai yang penting antara lain,

Way Sekampung, Way Jelai, Way Ketibung, Way Pisang dan Way Gatal. Pada umumnya,

sungai-sungai ini dimanfaatkan untuk mengairi (irigasi) sawah dengan pembuatan dam-dam.

Jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Lampung Selatan, antara lain:

1. Tanah Latosol

Jenis tanah ini paling banyak terdapat di wilayah Kabupaten Lampung Selatan, hampir

menutupi seluruh wilayah barat dan sebagian besar dari bagian tengah. Tanah latosol

berwarna coklat tua sampai kemerah-merahan adalah hasil pelapukan bahan induk

komplek turfinmedier. Penyebaran pada daerah bertopografi bergelombang sampai

bergunung.

2. Tanah Podsolik

Jenis tanah ini adalah hasil pelapukan dari bahan induk turfazam sedimen batuan plotonik

yang bersifat asam, tersebar pada wilayah yang bertopografis berbukit sampai bergunung.

Tanah podsolid berwarna merah kuning, juga terdapat di daerah yang luas, tersebar pada

wilayah bagian utara Kabupaten Lampung Selatan.

3. Tanah Andosol

Jenis tanah ini adalah pelapukan dari bahan induk komplek turfinmedier dan basah,

berwarna coklat sampai coklat kuning. Penyebarannya terdapat pada daerah bertopografis

bergelombang sampai bergunung. Jenis tanah ini tidak begitu banyak di wilayah Kabupaten

Lampung Selatan.

4. Tanah Hidromorf

Tanah Hidromorf adalah hasil pelapukan dari bahan induk sedimen turfazam sampai

entermedier, berwarna kelabu, terdapat pada daerah datar sampai berombak. Tersebar di

wilayah Kabupaten Lampung Selatan bagian timur.

5. Tanah Alluvial

Jenis tanah ini adalah hasil pelapukan dari bahan induk endapan marine atau endapan

sungai-sungai, terdapat pada daerah dengan bentuk wilayah datar. Tersebar di daerah

pantai bagian timur.

Page 11: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -11

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

Dari segi geologi daerah Kabupaten Lampung Selatan terdiri dari bagian-bagian sebagai

berikut:

• Sebagian besar berbatuan endesit, ditutupi turfazam. Batuan endapan meluas ke timur

sampai sekitar jalan kereta api arah menuju Kotabumi, keadaan tanah bergelombang

sampai berbukit.

• Pegunungan vulkanis muda.

• Daratan bagian timur yang termasuk wilayah Kabupaten Lampung Selatan tidak begitu luas,

berbatuan endesit ditutupi turfazam.

• Dataran alluvial berawa-rawa dengan pohon Bakau.

1.2.6 Kondisi Hidrogeologi

Kondisi Hidrogeologi Kabupaten Lampung Selatan dapat dilihat dari kondisi Cekungan Air

Tanah. Kondisi cekungan air tanah (CAT) Kabupaten Lampung Selatan, termasuk ke dalam

dua cekungan yaitu CAT Metro – Kotabumi dan CAT Kalianda. CAT Metro – Kotabumi memiliki

rata – rata imbuhan air tanah bebas mencapai ± 11.807.000.000 m3 per tahunnya, dan imbuhan

air tanah yang tertekan pada lapisan aquifernya mencapai ± 524.000.000 m3 per tahunnya.

CAT Metro – Kotabumi merupakan CAT yang dominan di Provinsi Lampung. Sedangkan CAT

Kalianda memiliki rata – rata imbuhan air tanah bebas mencapai ± 128.000.000 m3 per

tahunnya, dan imbuhan air tanah yang tertekan pada lapisan aquifernya hanya ± 11.000.000 m3

per tahunnya. CAT Kalianda hanya merupakan CAT yang jauh lebih kecil jika dibandingkan

dengan CAT Metro – Kotabumi.

1.2.7 Kawasan Hutan

Kawasan hutan yang terdapat di Kabupaten Lampung Selatan baik kawasan hutan lindung dan

hutan produksi seluas 46.278,70 Ha, yang tersebar di beberapa kawasan, yaitu Way Ketibung

dan gedong wani serta way Pisang dan Pematang Taman. Adapun tabel luas hutan lindung di

Kabupaten Lampung Selatan dapat dilihat pada tabel 1.3.

Page 12: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -12

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

Tabel 1. 3. Luas Kawasan Hutan Di Kabupaten Lampung Selatan

No Nama Kawasan Register Luas (Ha)

Lindung Produksi

1 Way Ketibung dan Gedong Wani 5, 35, dan 40 31.285,90

2 Batu Serampok 17 7.230,00

3 Pematang Taman 2 11.061,00

4 Way Buatan 6 950,40

5 Gunung Rajabasa 3 5.200,50

6 Way Pisang (Pantai timur) 1 505,80

Total 56233.6

Sumber : SK.Menhutbun No.SK 68/Menhut - II/2010 Tanggal 28 Januari 2010

1.2.8 Kajian Lingkungan Pesisir, Perairan Dan Kepulauan

A. Perairan dan Kepulauan

Kedalaman perairan akan sangat berpengaruh terhadap karakteristik gelombang. Energi

gelombang yang terbangkitkan dengan fletch yang panjangnya dapat mencapai ribuan

kilometer akan habis terendam pada daerah di dekat pantai. Pengubahan energi ini sangat

dipengaruhi oleh gesekan dari dasar laut (bottom friction). Dasar perairan, terutama pada

perairan dangkal, juga dapat memperlambat perambatan gerakan pasang, sehingga suatu

tempat dapat memiliki lunitidal interval yang besar.

Pasang surut didefinisikan sebagai proses naik turunnya muka laut yang hampir teratur,

dibangkitkan terutama oleh gaya tarik bulan dan matahari. Karena posisi bulan dan matahari

terhadap bumi selalu berubah seara hampir teratur, maka besarnya kisaran pasut juga berubah

mengikuti perubaan posisi-posisi tersebut. Pengelompokan pasut berdasarkan komponennya

dapat dibedakan atas: komponen pasut harian (diurnal), pasut tengah harian (semi diurnal), dan

perempat harian (quarternal).

Teluk lampung merupakan perairan dangkal dengan kedalaman sekitar 25 m. di mulut teluk

kedalaman rata-rata berkisar pada 35 m dengan kedalaman maksimum 75 m di sekitar Selat

Legundi yang terletak di sebelah barat laut mulut teluk. Menuju ke arah utara (Teluk Betung)

Page 13: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -13

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

kedalaman perairan mendangkal hingga isobath 5 m pada jarak yang relatif dekat dengan garis

pantai.

Kecamatan yang memiliki kawasan pesisir adalah Kecamatan Ketibung, Sidomulyo, Kalianda,

Rajabasa, Bakauheni, Ketapang dan Kecamatan Sragi, sedangkan panjang garis pantai

Kabupaten Lampung Selatan mencapai ± 247,76 Km. Kisaran muka laut rata-rata di Teluk

Lampung mencapai sekitar 88,02 cm. Kisaran pasut yang besar terjadi pada waktu pasut

purnama (116,25 cm). Pasut purnama adalah pasang yang tertinggi dan surut terendah yang

dialami oleh suatu perairan yang terjadi pada waktu bulan purnama ataupun bulan mati. Pada

saat pasang purnama tinggi muka laut di Teluk Lampung dapat mencapai 150 cm dengan rata-

rata 141,25 cm. Pasut perbani terjadi pada saat bulan separuh (bulan tegak lurus terhadap

posisi matahari dan bumi), dimana kisaran pasutnya paling rendah (rata-rata 0 cm). Terdapat

beberapa pulau kecil yang berada di Teluk Lampung yang termasuk ke dalam Kabupaten

Lampung Selatan. Beberapa pulau kecil tersebut dapat di Lihat pada Tabel 2.4.

Tabel 1. 4. Nama Pulau di Kabupaten Lampung Selatan

No Nama Pulau Lokasi / Kecamatan Luas (Ha)

1 Sebuku Rajabasa 1.771

2 Sebuku Lunik Rajabasa 18

3 Sebesi Rajabasa 4.643

4 Sertung Rajabasa 1.057

5 Panjang Rajabasa 423

6 Rakata Kecil Rajabasa 287

7 Rakata Tua Rajabasa 1.343

8 Keramat Ketapang 3

9 Kelapa Penengahan 6

10 Dua Penengahan 4

11 Kandang Lunik Penengahan 2

12 Kandang Balak Penengahan 186

Page 14: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -14

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

13 Condong Sulah Katibung 8

14 Condong Barat Katibung 22

15 Condong Laut Katibung 24

16 Mudu Penengahan 16

17 Seram A Ketapang 14

18 Seram B Ketapang 5

19 Seram C Ketapang 2

20 Candu Kuat Katibung 55

21 Batu Sulah Katibung 1

22 Kopiah Ketapang 2

23 Sompel Ketapang 3

24 Rimau Balak Ketapang 315

25 Rimau Lunik Ketapang 4

26 Prajurit Penengahan 81

27 Panjukut Penengahan 2

28 Sindu Penengahan 81

29 Sekepol Penengahan 7

30 Mengkudu Rajabasa 7

31 Cukuh Panda Katibung 3

32 Setiga Rajabasa 2

Jumlah 10.397

Sumber :

- Atlas Pesisir Lampung 1998,

- Dinas kelautan dan perikanan Kab. Lampung Selatan, 2010

- Lampung selatan dalam angka, 2010

Page 15: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -15

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

B. Kondisi Pesisir Teluk Lampung di Kabupaten Lampung Selatan

Teluk Lampung terletak di bagian selatan/tenggara Wilayah Lampung dan ke arah tenggara

wilayah teluk ini berbatasan dengan Selat Sunda yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau

Sumatera. Pada wilayah teluk ini banyak dijumpai gugusan-gugusan pulau yang relatif

menyebar di wilayah teluk dengan luas pulau berkisar antara 2.620 Ha - <1 Ha, diantaranya

adalah Pulau Sebesi, Pulau Sebuku, dll.

Rata-rata kondisi iklim di teluk Lampung terletak di bawah 5° Lintang Selatan beriklim tropis

dengan tiupan angin yang berasal dari Samudera Indonesia, dengan kecepatan rata-rata 5,83

Km/jam. Sedangkan temperatur udara di wilayah ini berkisar 26°-30° C dengan kelembaban

udara 80%-88% sedangkan curah hujan antara 1.750-2.250 mm/tahun. Jenis litolgi secara

berurutan dari tua ke muda beserta kandungannya yang bernilai ekonomis, adalah sebagai

berikut:

1. Batuan Intrusi (Tm)

Tersusun oleh batuan beku intrusi dari granit dan dasit.

2. Komplek Gunung Kasih (Pzg)

Terdiri dari sekis, geneis, kuarsit dan lensa-lensa marmer yang banyak dijumpai di sekitar

panjang dan gebang membentuk morfolgi perbukitan/gelombang yang mengandung mineral

logam bernilai ekonomis.

3. Formasi Menanga (Km)

Teridiri dari perselingan antara serpih gampingan, batulempung, dan batupasir dengan

sisipan rijang dan batu gamping.

4. Formasi Hulusimpang (Timoh)

Terdiri dari breksi gunungapi, lava, tuf bersusun andesit-basal, terubah, berurat kuarsa dan

mineral sulfida.

5. Formasi Tarahan

Pelamparan formasi ini cukup luas,

6. Endapan Gunung muda (Qhv)

Endapan gunung api muda ini tersusun leh lava, breksi dan tuha

7. Endapan Aluvial

Endapan aluvial ini menempati daerah datar sepanjang pantai, terdiri dari kerakal, pasir,

lempung dan gambut.

Page 16: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -16

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

Arus musim yang terjadi di sekitar mulut teluk, baik Teluk Lampung sangat dipengaruhi oleh

arus yang terjadi di Selat Sunda, menurut Wyrti (1961) arus yang disebabkan oleh musim di

Selat Sunda mengalir dengan tetap ke arah barat daya (225°) sepanjang tahun dengan

kecepatan antara 0-75cm/s. Kecepatan arus yang terkuat (75 cm/s) terjadi pada bulan juni dan

agustus. Sedangkan yang paling lemah terjadi pada bulan desember.

Penyebaran hutan mangrove di wilayah pesisir Teluk Lampung serta kawasan pesisir pantai

timur yang terdapat pada kawasan pulau-pulau kecil dan sepanjang pantai yang umumnya

digunakan untuk permukiman dan pertambakan. Hasil penelitian pusat penelitian dan

pengembangan Oseanografi (2000) dan CRMP (1998) menunjukan bahwa mangrove yang

terletak di pesisir Teluk Lampung tersebar mulai dari wilayah pantai sampai pulau kecil dengan

jumlah dan keragaman yang tinggi.

C. Cagar Alam Laut Kepulauan Krakatau

1. Letak dan Luas

Kawasan Cagar Alam Laut Kepulauan Krakatau terletak di Selat Sunda dan secara

administrasi pemerintahan berada dalam Kabupaten Lampung Selatan. Penetapan

kawasan cagar alam laut ini merupakan perluasan Cagar Alam Krakatau melalui SK Menteri

Kehutanan No. 85/Kpts-II/1990, tanggal 26 Februari 1990. Perairan cagar alam laut meliputi

areal seluas 12.000 ha sedangkan luas daratannya adalah 2.535 ha, terdiri dari Krakatau

Besar (Rakata), Krakatau Kecil (Panjang), Anak Krakatau dan pulau Sertung. Gugus

Krakatau ini juga telah ditetapkan sebagai kawasan cagar alam sejak tahun 1919.

2. Keadaan Fisik Kawasan

Gugus Kepulauan Krakatau terbentuk setelah terjadi letusan purba yang tidak tercatat

dalam sejarah. Anak Krakatau merupakan pulau gunung api yang aktif dan letusan tahun

1883 telah menjadikan Krakatau terkenal secara internasional baik sebagai bahan kajian

ilmiah dalam bidang geologi, vulkanologi dan proses suksesi alami flora dan fauna. Puncak

tertinggi gugus kepulauan ini adalah Krakatau Besar (813 m) dan Anak Krakatau yang

berupa kawah aktif ketinggiannya selalu bertambah sejalan dengan kegiatan letusan yang

terjadi.Keadaan topografi gugus kepulauan ini pada umumnya curam kecuali sebagian

wilayah Pulau Sertung dan Panjang. Kepulauan ini tidak berpenghuni tetapi sering dijadikan

tempat berlindung bagi nelayan.

3. Potensi Flora dan Fauna

Page 17: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -17

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

Vegetasi yang umum terdapat di Gugus Kepulauan Krakatau terdiri dari hutan pantai yang

didominasi oleh Waru Laut (Hibiscus tiliaceus), Cemara Sumatera (Casuarina equisetifolia),

dan Ketapang (Terminalia catappa). Semakin ke darat didominasi Hampelas (Ficus sp.) dan

Kedondong hutan (Artocarpus sp.). Sedangkan pada pantai berpasir terdapat formasi

Ipomoea pescaprae baik di Pulau Anak Krakatau maupun Pulau Sertung. Jenis fauna yang

ada pada umumnya dari jenis Biawak (Varanus salvatorius), Ular (Phyton sp.), Burung

Elang (Heliastur sp.), dan burung pantai serta Tikus (Rattus sp.). Kehadiran flora dan fauna

di Anak Krakatau merupakan proses suksesi alami yang relatif masih baru yaitu

berlangsung sekitar 100 tahun.

4. Potensi Biota Laut

Terumbu karang di perairan sekitar Gugus Kepulauan Krakatau umumnya dalam kondisi

rusak akibat pengeboman ikan. Hamparan terumbu karang berada di sisi bagian luar,

sedangkan sisi bagian dalam keadaan perairan pantainya curam dan labil akibat pengaruh

aktivitas Anak Krakatau yang makin meluas. Pada pantai berpasir (khususnya Pulau

Sertung) diketahui sebagai lokasi penyu bertelur, seperti Penyu Sisik (Eretmochelys

imbricata) dan Penyu Hijau (Chelonia midas) yang belum dikelola sebagai aset wisata

maupun upaya perlindungannya.

Page 18: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -18

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

BAB II

PENINJAUAN LOKASI

2.1 SURVEY VERIFIKASI

2.1.1 Gambaran Lokasi

Lokasi rencana pembangunan Packing Plant dan Dermaga PT. SEMEN PADANG terletak di

Jalan Soekarno Hatta Km. 18 (Jalan Lintas Bandar Lampung-Bakauheni) Desa Rangai

Tritunggal Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan.

2.1.2 Survey Topografi-Hidro Bathimetri

i. Pekerjaan Awal

Sebelum seluruh pekerjaan survey hydro-oceanography dilaksanakan, dibuat 2 buah Bench

Mark dari beton 40 X 40 X 150 cm3 ditanam sedalam 100 cm dari permukaan. BM ini dipasang

pada tempat yang aman dan diikat posisinya (triangulasi atau lokal). BM di cat dengan warna

Biru Muda dan ditulis BM. 1 dan tanggal pembuatan.

ii. Pekerjaan Sounding/Pemeruman

Maksud dan tujuan dari pekerjaan sounding/pemeruman adalah untuk memperoleh gambaran

tentang konfigurasi dasar laut di lokasi perairan pelabuhan yang bersangkutan, potongan

melintang pantainya dan bangunan lain, yang termasuk di dalam kategori rintangan navigasi

(kapal tenggelam, letak karang dan lain-lain).

1) Peralatan

Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

• 1 unit Echo Sounder merk Raytheon atau sejenisnya.

• 2 unit Theodolith T-0 maya.

• 3 unit Handy Talky.

• Seperangkat alat untuk Bar-Check.

Page 19: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -19

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

• 1 unit Sounding Load.

• 1 unit Compass kapal.

• 1 unit Theodolit Wild T-2.

• 1 unit Pita ukur baja.

• 2 unit Station Pointer.

• 2 unit kalkulator merk casio.

• 1 Kapal motor/jukung (sewa di lapangan).

• 4 helai jaket pelampung.

• 1 unit peil schaal Neda.

2) Personil Pelaksana

Team pelaksana terdiri dari :

• 1 Ahli Geodesi

• 2 orang surveyor

• 1 orang draftman

• 1 pengemudi motor boat

• 4 orang buruh lokal

3) Metoda Pelaksanaan

• Persiapan

Dalam pekerjaan persiapan ini dilakukan pengukuran polygon dan waterpass untuk

pengukuran garis pantai, pemasangan patok-patok untuk jalur sounding 10 m dan 25 m.

Sebelum pemeruman dilakukan dengan teliti, terlebih dahulu dilakukan pemeruman

global secara visual dan dibantu dengan tali. Hal ini dimaksudkan supaya dapat

menentukan distribusi pemeruman dengan teliti dan efisien.

Pada posisi dimana pola dasar laut landai, pemeruman dilakukan dengan lintasan-

lintasan yang relatif jarang, sedang pada pola dasar laut relatif dalam dilakukan

pemeruman dengan lintasan-lintasan yang relatif rapat.

• Pengukuran titik-titik ikat posisi kedalaman.

Pengukuran ini dimaksudkan untuk mendapatkan titik-titik ikat bagi posisi kedalaman.

Pada pelaksanaannya di lapangan apabila terdapat titik jaringan nasional, misalnya titik

triangulasi atau titik Satelit Doppler, maka posisi titik-titik ikat akan dihubungkan dengan

Page 20: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -20

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

titik jaringan nasional tersebut, sehingga sistem proyeksi Mercator dapat dipergunakan.

Bila tidak di dapat titik tersebut di atas, maka untuk titik ikat posisi kedalaman cukup

memakai sistem koordinat lokal. Sistem pengukuran untuk pengikatan digunakan

Pengukuran Polygon atau Triangulasi, tergantung keadaan medan.

• Haluan Pemeruman

Haluan Pemeruman akan diusahakan semaksimal mungkin tegak lurus pantai. Untuk

pengontrolan kedalaman pada jalur sounding dilakukan dengan cara sounding silang

minimum 5 (lima) jalur.

• Cara penentuan Fix Point (posisi kedalaman)

Setiap Fix Point akan dibuat tidak melebihi 2,5 cm pada lebar sekoci. Hal ini dibuat agar

tidak menyulitkan saat pembagian kedalaman pada echo paper.

Penentuan Fix Point akan dilakukan dengan cara Snellius. Untuk cara ini diperlukan

sebuah station pointer dan dua buah sextant di kapal, dibantu dengan minimal tiga buah

titik reference.

• Pelaksanaannya

Hydrografi Engineer sebagai pimpinan terlebih dahulu membuat busur-busur lingkaran

pada peta situasi pantai berdasarkan tiga titik yang telah ditentukan. Berikutnya

pekerjaan sounding dilaksanakan dari motor boat sebagai berikut :

- 2 Surveyor di motor boat mencatat posisi motor boat dengan sextant terhadap tiga

titik referensi di darat. Apabila letak garis pantai tempat titik referensi diletakkan tidak

tampak dari lokasi sounding/pemeruman, maka suatu beacon berupa titik referensi

bantuan perlu dibuat di daerah perairan di laut.

- 1 Surveyor memberi tanda pada kertas rekaman sounding (contoh : II - 7, pukul

10.45 ; artinya jalur II posisi no. 7 pukul 10.45).

- 2 orang buruh lokal yang memegang bendera di darat pindah ke jalur selanjutnya

sesudah satu jalur selesai.

- Hydrografi Engineer memplot posisi motor boat pada busur lingkaran peta situasi

pantai berdasarkan hasil yang didapat dari pembacaan sextant (misal sextant I : 70°

12' dan sextant II : 58° 43' ) dan memberi nomor sesuai nomor pada kertas rekaman.

- Untuk pengecekan kedalaman pada jalur sounding, dibuat jalur cross sounding atau

sounding silang, minimum 5 jalur.

Page 21: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -21

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

- Jarak antara Ray (jalur) sounding dekat darat sampai perairan di depan dermaga 10

m dan di laut 25 m.

- Sounding dilakukan pulang pergi, pergi dengan jalur-jalur ganjil dan pulang dengan

jalur-jalur genap.

- Alat apung (Kapal perum atau Sekoci perum)

Kapal perum yang digunakan diusahakan supaya :

- Ruangan cukup untuk peralatan (Echo Sounder, Tempat memplot Fix Point dan

Personil).

- Draft kapalnya sesuai dengan daerah yang diperum.

- Kecepatannya dapat dipertahankan konstan selama pemeruman berlangsung.

- Laik Laut.

4) Evaluasi hasil sounding

Elevasi Dasar laut, dihitung berdasarkan pembacaan pada kertas rekaman sounding

dengan koreksi-koreksi sebagai berikut :

• Koreksi Echo didapat dari Bar-Check yang dilakukan sebelum dan sesudah pemeruman

• berlangsung setiap hari pelaksanaan.

• Koreksi pasang surut, didapat dari bacaan pasut selama sounding berlangsung

terhadap bidang muka surutan.

• Angka kedalaman ditulis dalam metrik, untuk kedalaman di bawah 32 m ditulis dalam

meter dan decimeter, untuk kedalaman di atas 32 m ditulis dalam meter penuh. Interval

Interval penulisan kedalaman pada tiap jalur adalah 10 m.

• Garis pantai, bangunan-bangunan, jalan di sekitar daerah sounding yang berjarak ± 50

m dari garis pantai paling surut digambar dalam peta situasi sounding. Sebagai dasar

penggambaran adalah jalur polygon dan patok-patok yang diukur elevasinya.

• Peta yang akan disajikan memperhatikan/menggambarkan keadaan-keadaan penting

sebagai berikut :

1. Daerah dangkal

2. Karang tenggelam maupun muncul

3. Kerangka kapal tenggelam

4. Rintangan-rintangan yang masuk dalam kategori rintangan navigasi

5. Garis pantai

Page 22: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -22

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

6. Ketinggian antara 0,0 m LWS dan garis pantai akan diberikan angka-angka

ketinggian.

7. Dalam peta akan dicantumkan harga LWS (bidang surutan) terhadap MSL, (duduk

tengah) dan air tinggi serta hubungan antara pasang surut dan BM.

8. Garis kedalaman/ketinggian (kontur)

� untuk hidrografi, kontur yang ditarik adalah : 0,1,2,3,4,5,6,7,8, 10,15,20 dst.

� untuk topografi, kontur yang ditarik adalah : 1,2,3,dst (interval 1 meter)

5) Metode Pemetaan

• Perhitungan dalam pembuatan peta perum disajikan dalam lintang/bujur bila

memungkinkan (bila didapat BM dengan koordinat geografis) :

- Ellipsoide : Bessel 1841

- Proyeksi : Mercator

- Skala peta : 1 : 1000

- Meridian utama yang dipakai : Jakarta Baru

• Dalam hal tidak didapatkan titik tetap berkoordinat geografis bisa menggunakan sistem

lokal (X,Y) atau UTM.

• Ukuran peta A0, bila luas daerah yang disurvai melebihi ukuran diatas,, peta dibagi

dalam sheet-sheet.Konsultan akan membuat satu peta dengan skala besar yang

memperlihatkan area survey secara keseluruhan.

• Peta Hidrografi dan Topografi dibuat diatas kertas kalkir tahan air (drafting film) dan

selalu menghadap Utara.

• Penulisan angka-angka kedalaman pada masing-masing jalur max. 10 m.

6) Profil Potongan Melintang

Untuk lokasi tertentu yang diperlukan, misalnya ; perairan dimuka dermaga, pada rencana

trestle, perairan sekitar dermaga akan dibuat gambar potongan melintang setiap jarak 25 m

atau minimum 3 potongan dengan skala vertikal 1 : 100 dan skala horizontal 1 : 500.

Page 23: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -23

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

Gambar 2. 1. Sketsa Jalur Pengukuran Hydrografi

2.2 HASIL SURVEY

Hasil verikasi lokasi dan survey topografi terhadap lokasi Pembangunan Packing Plant dan

Dermaga PT. SEMEN PADANG di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung seperti

terlihat pada Gambar 1.4 berikut ini.

10 10 10 10 10 10 10 meterBM

meter25 25 25 25 25 25

B U S U R B - C

70

55 60

65

75

80

85

70

75

80

85

90

TITIK TETAP C

TITIK TETAP B

TITIK TETAP A

BAMBU DAN BENDERA

DERMAGA

MOTOR BOAT

ARAH JALUR

Page 24: Rekom Dermaga Semen Padang

Gambar 2.2 Peta Rencana Lokasi Terminal Khusus/Tersus PT. SEMEN PADANG

Posisi lokasi dengan koordinat sebagai berikut:

1. Sisi Darat

NO

TITIK

KOORDINAT UTM

X

SP 7 539.953

SP 6 539.886

SP 2 539.668

SP 3 539.736

AB 539.702

Batas lahan PT. SEMEN PADANG di Desa Rangai

Kabupaten Lampung Selatan adalah:

LAPORAN HA S IL P EN INJAUA N LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADA NG

Peta Rencana Lokasi Terminal Khusus/Tersus PT. SEMEN PADANG

Posisi lokasi dengan koordinat sebagai berikut:

KOORDINAT UTM KOORDINAT LON LAT

Y LS

9.388.240 50 32’ 04.2”

9.388.348 50 32’ 00.7”

9.388.151 50 32’ 07.1”

9.388.074 50 32’ 09.6”

9.388.114 50 32’ 08.3”

Batas lahan PT. SEMEN PADANG di Desa Rangai Tri Tunggal Kecamatan Ketibung

Kabupaten Lampung Selatan adalah:

1 -24

LAPORAN HA S IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

Peta Rencana Lokasi Terminal Khusus/Tersus PT. SEMEN PADANG

KOORDINAT LON LAT

BT

1050 21’ 38.6”

1050 21’ 36.4”

1050 21’ 29.3”

1050 21’ 31.6”

1050 21’ 30.4”

Tri Tunggal Kecamatan Ketibung

Page 25: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -25

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan lahan milik Bpk Inkun dengan Titik Koordinat SP 6

(50 32’ 00.7”\, 1050 21’ 36.4”) sampai dengan Titik Koordinat SP 2 (50 32’ 07.1”, 1050 21’

29.3”);

b. Sebelah Barat : Berbatasan dengan perairan Teluk Lampung dengan Titik Koordinat SP

2 (50 32’ 07.1”, 1050 21’ 29.3”) sampai dengan Titik Koordinat SP 3 (50 32’ 09.6”, 1050 21’

31.6”);

c. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Jalan Lintas Bandar Lampung – Bakauheni dengan

Titik Koordinat SP 6 (50 32’ 00.7”\, 1050 21’ 36.4”) sampai dengan Tembok Hotel Amarta

(Lahan Milik PT. Holcim) dengan Titik Koordinat SP 7 (50 32’ 04.2”, 1050 21’ 38.6”);

d. Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Tembok Hotel Amarta (Lahan Milik PT. Holcim)

dengan dengan Titik Koordinat SP 7 (50 32’ 04.2”, 1050 21’ 38.6”) sampai dengan Titik

Koordinat SP 3 (50 32’ 09.6”, 1050 21’ 31.6”).

2. Sisi Laut

NO

TITIK

KOORDINAT UTM KOORDINAT LON LAT

X Y LS BT

ABA 539.577 9.388.033 50 32’ 11.0” 1050 21’ 26.4”

L1 539.559 9.387.909 50 32’ 15.0” 1050 21’ 25.8”

L2 539.492 9.387.993 50 32’ 12.3” 1050 21’ 23.6”

Page 26: Rekom Dermaga Semen Padang

1 -26

LAPORAN HAS IL PEN INJAUAN LOKAS I

PELABUHAN KHUSUS PT . SEMEN PADANG

BAB III

PENUTUP

Hasil peninjauan lokasi rencana pembangunan Packing Plant dan Dermaga PT. SEMEN

PADANG oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika telah selesai dilaksanakan.

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika memberikan rekomendasi untuk melanjutkan

ke tahap selanjutnya.

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lampung Selatan memberikan

saran kepada Management PT. SEMEN PADANG untuk melakukan Analisis Dampak

Lingkungan (ANDAL) atau UKL dan UPL sesuai peraturan perundang-ungangan yang berlaku

pada kondisi sebelum konstruksi, konstruksi, dan sesudah konstruksi.