70
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama sekolah : SMA Negeri ...Surakarta Mata Pelajaran : Sosiologi Kelas/semester : X/ 1 Standar Kompetensi Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Kompetensi Dasar : Menjelaskan fungsi sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji hubungan masyarakat dan lingkungan. Indikator : 1. Mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu dan metode 2. Mendeskpripsikan hubungan berbagai konsep tentang realitas sosial. 3. Mengidentifikasi data tentang realitas sosial masyarakat Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 X Pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat: 1. menjelaskan dengan kata-kata sendiri pengertian tentang sosiologi, objek sosiologi dan tujuan sosiologi. 2. menjelaskan sosiologi sebagai sebuah ilmu pengetahuan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web view... utama, yaitu pengkajian populasi, pengkajian tingkah laku sosial, pengkajian institusi sosial, pengkajian pengaruh budaya dan pengkajian

Embed Size (px)

Citation preview

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama sekolah : SMA Negeri ...SurakartaMata Pelajaran : SosiologiKelas/semester : X/ 1

Standar Kompetensi Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan

nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Kompetensi Dasar : Menjelaskan fungsi sosiologi sebagai ilmu yang

mengkaji hubungan masyarakat dan lingkungan.

Indikator : 1. Mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu dan metode

2. Mendeskpripsikan hubungan berbagai konsep tentang realitas

sosial.

3. Mengidentifikasi data tentang realitas sosial masyarakat

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 X Pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat:

1. menjelaskan dengan kata-kata sendiri pengertian

tentang sosiologi, objek sosiologi dan tujuan sosiologi.

2. menjelaskan sosiologi sebagai sebuah ilmu

pengetahuan

3. mendeskrispsikan sejarah perkembangan sosiologi.

4. menjelaskan kedudukan sosiologi di antara ilmu-ilmu

lain

5. mendeskripsikan peran sosiolog dalam masyarakat.

B. Materi Pembelajaran

1. Sejarah Perkembangan Sosiologi

Ilmu pada dasarnya merupakan sejumlah pengetahuan yang disusun secara sistematis,

menggunakan penalaran logis dan dapat dikaji oleh setriap orang. Sedangkan

pengetahuan merupakan segala sesuatu yang dimiliki manusia sebagai hasil kerja

panca indra.

Pada saat sosiologi masih dianggap sebagai ilmu yang bernaung di dalam filsafat

disebut dengan nama filsafat social. Setelah Auguste Comte (1798-1857)

menciptakan istilah sosiologi pada tahun 1839 terhadap keseluruhan pengetahuan

manusia mengenai kehidupan bermasyarakat melalui karya ilmiahnya yang berjudul ”

Course de Phylosophie Positive”, maka lahirlah sosiologi sebagai suatu ilmu

pengetahuan.

Inilah yang disebut dengan tahap pemikiran awal sosiologi.

Sosiologi kemudian semakin berkembang dengan lahirnya konsep-konsep baru,

seperti teori determinisme ekonomi yang dikembangkan oleh Friedrich Engels dan

Karl Marx. Disamping itu Herbert Spencer juga mengembangkan sistematika

penelitian masyarakat dan menyimpulkan bahwa perkembangan masyarakat manusia

adalah suatu proses evolusi yang bertingkat tingkat dari bentuk yang rendah ke

bentuk yang lebih tinggi, seperti evolusi biologis. Mazhab Frankfurt mengembangkan

teori kritik .

2. Objek Kajian Sosiologi sebagai Suatu Ilmu

Ruang lingkup objek yang dipelajari dalam sosiologi cukup luas dan beragam.

Banyak aspek yang membedakan kondisi sosial secara umum dalam sebuah

masyarakat. Aspek-aspek inilah yang dikaji oleh sosiologi. Klasifikasi aspek-aspek

itu mencakup lima bidang utama, yaitu pengkajian populasi, pengkajian tingkah laku

sosial, pengkajian institusi sosial, pengkajian pengaruh budaya dan pengkajian

perubahan sosial.

3. Sosiologi Berfungsi Mengkaji Realitas Sosial

Untuk memahami suatu masyarakat, tidak dapat dilakukan sekaligus secara

menyeluruh. Sebab, masyarakat terbentuk oleh berbagai aspek. Aspek-aspek itu

merupakan suatu realitas yang menyusun masyarakat. Istilah yang digunakan oleh

Emile Durkheim, realitas sosial disebut fakta sosial.

Secara lebih rinci, Soerjono Soekanto (1982) menyatakan, bahwa masyarakat

tersusun oleh tujuh realitas sosial, yaitu sebagai berikut.

a. Interaksi Sosial

b. Kebudayaan

c. Nilai dan Norma

d. Stratifikasi Sosial

e. Status dan Peran Sosial

f. Perubahan Sosial

4. Hubungan antar realitas sosial

Enam aspek di atas saling berhubungan, saling memengaruhi, dan saling menentukan.

Aspek yang satu berpengaruh terhadap aspek yang lain, dan sebaliknya.

a. Hubungan antara Nilai Sosial dengan

Interaksi Sosial

b. Hubungan antara Norma Sosial

dengan Interaksi Sosial

c. Hubungan antara Status dan Peranan

Sosial dengan Interaksi Sosial

d. Hubungan antara Kebutuhan Dasar,

Norma, dan Istitusi Sosial

e. Hubungan antara Peran Sosial dengan

Kebudayaan

f. Hubungan antara Kelas Sosial dengan

Interaksi Sosial

5. Fenomena di Masyarakat sebagai Sumber Data Penelitian Sosiologi

Sosiologi adalah ilmu yang mengkaji realitas sosial. Semua realitas social dapat

dipelajari pengaruhnya terhadap fenomena (gejala) sosial yang terjadi di masyarakat.

Berbagai gejala sosial yang terjadi antara lain kemiskinan, kenakalan remaja,

pengangguran, konflik sosial, gerakan sosial, penyalahgunaan narkotika, integrasi

sosial, dan sebagainya, dapat dikaji oleh sosiologi. Untuk memahami itu semua,

diperlukan suatu studi sosial.

Teknik penelitian dalam sosiologi menurut Paul B. Horton:

1. Studi Cross-sectional dan longitudinal

2. Eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan

3. Penelitian pengamatan

Data sosiologis terdiri atas dua macam, yaitu data kualitatif dan datakuantitatif.

1. Data Kualitatif

Data kualitatif dapat diperoleh melalui penelitian-penelitian berikut ini.

a. Penelitian historis

b. Penelitian komparati

c. Studi kasus

d. Penelitian historis-komparatif

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah informasi hasil penelitian yang berupa angka-angka. Gejala-

gejala yang diteliti diukur dengan skala, indeks (daftar), tabel atau formulaformula

(rumus), dan kemudian diuji dengan rumus-rumus hitung statistik.

C. Metode Pembelajaran1. Informasi2. kerja mandiri3. eksplorasi4. Diskusi5. permainan

D. Langkah-Langkah PembelajaranPertemuan 1.

No Kegiatan Pembelajaran Metode Media Waktu

1 Pendahuluan

a. A

presepsi

Guru masuk kedalam kelas dan

memperkenalkan diri pada siswa.

Kemudian guru mempersiapkan kelas

untuk pembelajaran.

b. Memotivasi

Guru menjelaskan maksud pembelajaran

tentang Sosiologi sebagai ilmu Perilaku

Sosial

c. Rambu-rambu belajar

Siswa memperhatikan peta konsep tentang

Sosiologi sebagai ilmu Perilaku Sosial,

sebagai gambaran tentang materi yang akan

disampaikan.

Ceramah

informasi

White

board

Computer/

LCD

10’

2 Kegiatan Inti

a.

sebagai ilmu yang mengkaji hubungan

masyarakat dengan lingkungan,

b.

pendapat mereka tentang pengertian

Ceramah

Tanya

jawab

Computer/

LCD

Alat tulis

Buku

30’

struktur itu sendiri. Kemudian guru

menampung jawaban siswa dan

menulisnya di papan tulis.

c.

guru menuliskan beberapa nama tokoh

sosiologi. Dan bertanya pada siswa

apakah mereka mengenal nama tokoh

tersebut. Berangkat dari nama tokoh

tersebut, guru mulai menjelaskan tentang

pengertian struktur dan kemudian

mengarah pada sejarah perkembangan

sosiologi.

d.

kajian sosiologi.

e.

menyampaiakan pendapatnya tentang

obyek kajian sosiologi yang ada di

masyarakat.

f.

tentang realitas sosial

g.

beberapa realitas sosial yang ada di

masyarakat.

h.

realitas sosial

i.

j.

kesimpulan

3 Kegiatan akhir

a. Guru memberi tugas mandiri kepada

siswa.

b. Siswa mengerjakan soal evaluasi

yang telah dibuat oleh guru, dan

langsung dikumpulkan hari itu juga.

Evaluasi

Soal

Jawaban

Soal tugas

30’

20’

Pertemuan :2

No Kegiatan Pembelajaran Metode Media Waktu

1 Pendahuluan

a. Guru masuk kedalam kelas dan

menyiapkan kelas untuk pembelajaran.

Kemudian guru menanyakan beberapa

soal untuk mengingatkan siswa pada

materi yang telah dipelajari minggu

lalu.

b. Memotivasi

Guru memberikan penjelasan tentang

maksud pembelajaran

c. Rambu-rambu belajar

Siswa memperhatikan skema yang

digambarkan oleh guru di white board

Ceramah

informasi

White

board

Computer/

LCD

10’

2 Kegiatan Inti

a. Sebelum menjelaskan tentang

teknik penelitian dan metode penelitian,

terlebih dahulu guru menanyakan apa

arti metode penelitian itu sendiri.

Kemudian guru menampung jawaban

siswa dan menulisnya di papan tulis.

b. Guru menjelaskan tentang metode-

metode penelitian

c. Guru menugaskan siswa membentuk

kelompok dan melakukan wawancara

terhadap teman satu kelompoknya. Jadi

dalam satu kelompok ada yang

bertugas sebagai pewawancara dan

informannya. Sebelumnya siswa

tersebut membuat beberapa kalimat

pertanyaan dalam satu kasus/fenomena.

Setelah mendapatkan informasi dari

Ceramah

Tanya

jawab

Computer/

LCD

Alat tulis

buku

30’

temannya, kemudian data tesebut

dijadikan sebuah tulisan. Tema kasus

telah disiapkan oleh guru.

3 Kegiatan akhir

a. Siswa mengerjakan soal evaluasi

yang telah dibuat oleh guru, dan

langsung dikumpulkan hari itu juga

Penelitian

kecil

evaluasi

Tema

kasus

Alat tulis

Soal

evaluasi

30’

20’

E. Sumber pembelajaran:

1. Buku Sosiologi SMA kelas 1 Erlangga

2. Masalah-masalah sosial di masyarakat.

3. Media massa seperti majalah, koran, dan buku-buku tambahan.

F. Media

1. Papan tulis

2. Lembar soal

3. Power Point

4. Alat permainan

5. Alat penelitian

G. Evaluasi

1. hasil pekerjaan siswa berupa kuis permainan, sebanyak

jumlah siswa yang hadir dalam KBM.

2. Hasil pekerjaan siswa mengerjakan uji kompetensi berupa

masing-masing 5 soal dari dua pertemuan

3. Penelitian kecil kelompok

H. Soal Evaluasi

Soal Evaluasi Pertemuan pertama

1. Apa yang dimaksud dengan sosiologi?

2. Jelaskan secara singkat dan jelas perbedaan konsep pemahaman sosiologi

menurut Emile

3. Durkheim dan Max Weber!

4. Jelaskan objek kajian sosiologi?

5. Menurut Soerjono Soekanto (1982) menyatakan, bahwa masyarakat tersusun

oleh tujuh realitas sosial, sebutkan!

Soal Evaluasi Pertemuan Kedua

1. Apakah yang dimaksud dengan data kuantitatif?

2. Sebutkan metode-metode yang terdapat di dalam metode kualitatif

3. Apakah yang dimaksud dengan data sosiologis?

4. Jelaskan pengertian penelitian komparatif!

5. Sebutkan alat-alat yang digunakan dalam metode studi kasus

I. Penilaian

Untuk pertanyaan kuis permaianan pada pertemuan pertama

Menjawab dengan lancar dan baik 80-90

Menjawab dengan lancar dan kurang baik 70-79

Menjawab dengan terbata-bata 69-69

Menjawab dengan bantuan guru 50-59

Tidak dapat menjawab > 50

Untuk evaluasi siswa berupa soal

Soal berjumlah 5 pertanyaan essay, masing-masing soal bernilai 20

Berikut ini format penilaian penelitian kelompok

No NamaASPEK PENILAIAN

Keaktifan Kerja sama Jumlah Nilai

Keterangan: nilai maksimal 50

Mengetahui, Surakarta, Juli 2010Kapala SMA............................ Guru Sosiologi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Sosiologi

Kelas / semester : X / 1

Alokasi Waktu : 4 x 45 ( 2x pertemuan )

A. Standar Kompetensi :

Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang

berlaku dalam masyarakat.

B. Kompetensi Dasar :

Menjelaskan fungsi sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji hubungan

masyarakat dan lingkungan.

C. Indikator :

1. Menjelaskan teori fungsional struktural.

2. Menjelaskan teori konflik.

3. Menjelaskan teori interaksi simbolik.

4. Menjelaskan konsep Sosiologi.

5. Menyebutkan tokoh teori struktural fungsional

6. Menyebutkan tokoh teori konflik..

D. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mempelajari materi pembelajaran diharap siswa dapat :

1. Menjelaskan teori fungsional struktural.

2. Menjelaskan teori konflik.

3. Menjelaskan teori interaksi simbolik.

4. Menjelaskan konsep Sosiologi.

5. Menyebutkan tokoh teori struktural fungsional

6. Menyebutkan tokoh teori konflik

E. Materi Pembelajaran :

1. Teori Fungsional - Struktural

Durkheim mencerminkan dirinya sebagai seorang Organisist (penganut paham

organisme), berikut inilah formulasi-formulasinya :

1. Dia menegaskan bahwa masyarakat haruslah dipandang sebagai suatu

kesatuan (entity). Sebagai suatu kesatuan itu, masyarakat bisa dibedakan

dengan bagian-bagiannya, namun tidak dapat dipisahkannya. Dengan

menganggap msyarakat sebagai suatu “realita suigeneris” (realitas yang

tak dapat diragukan eksistensinya), maka Durkheim memberikan proritas

analisisnya pada masyarakat secara holistik.

2. Menegaskan, bahwa bagian-bagian / komponen-komponen dari suatu

sistem itu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan utama dari

sistem secara keseluruhan.

3. Mengandung pengertian bahwa “functional needs” dipergunakan oleh

Durkheim dalam terminologi “normal” maupun “pathologis”. Oleh karena

itu, kebutuhan-kebutuhan suatu sistem sosial harus terpenuhi agar tidak

terjadi keadaan yang abnormal.

4. Menyebutkan bahwa, dengan memandang sistem sebagai sesuatu yang

normal dan patologis seperti yang dimaksud dalam terminologi

fungsional, maka pada kadar / taraf tertentu sistem itu akan menunjukkan

keadaan equilibrium dan dapat berfungsi secara normal.

Kelemahan Teori Struktural Fungsional

Teori Struktural Fungsional mengabaikan kenyataan-kenyataan sebagai berikut:

1. Setiap struktur sosial, di dalam dirinya sendiri, mengandung konflik-

konflik dan kontradiksi-kontradiksi yang bersifat internal yang pada

gilirannya justru menjadi sumber terjadinya perubahan-perubahan sosial.

2. Reaksi dari suatu sistem sosial terhadap perubahan-perubahan yang datang

dari luar (extra systemic change) tidak selalu bersifat adjustive.

3. Suatu sistem sosial di dalam waktu yang panjang dapat juga mengalami

konflik-konflik sosial yang bersifat visious-circle.

4. Perubahan-perubahan sosial tidak selalu terjadi secara graduil melalui

penyesuaian-penyesuaian yang lunak, akan tetapi dapat juga terjadi secara

revolusioner. (Nasikun, 1984 : 15 – 16)

Para teoritisi konflik memandang suatu masyarakat sebagai terikat bersama karena

kekuatan kelompok atau kelas yang dominan. Nilai-nilai bersama atau konsensus

yang oleh para Fungsionalis dianggap sebagai suatu ikatan pemersatu. Sedangkan

bagi Teoritisi konflik, konsensus itu merupakan ciptaan dari kelompok atau kelas

dominan untuk memaksakan nilai-nilai. (Horton dan Hunt, 1987 : 19 –20)

Menjadi mudah dimengerti apabila terdapat kalangan yang mengatakan bahwa

konflik dan perubahan ditemukan kembali pada permulaan dekade terakhir, yang

mendorong beberapa orang menyatakan perspektif konflik sebagai “Sosiologi Baru”.

2. Teori Konflik.

Dalam sosiologi, teori konflik berdasar pada asumsi dasar bahwa masyarakat atau

organisasi berfungsi sedemikian di mana individu dan kelompoknya berjuang untuk

memaksimumkan keuntungan yang diperolehnya; secara tak langsung dan tak

mungkin dihindari adalah perubahan sosial yang besar seperti revolusi dan perubahan

tatanan politik. Teori konflik ini secara umum berusaha memberikan kritiknya pada

fungsionalisme yang meyakini bahwa masyarakat dan organisasi memainkan peran

masing-masing sedemikian seperti halnya organ-organ dalam tubuh makhluk hidup.

Ringkasnya, ada sedikitnya empat hal yang penting dalam memahami teori konfilk

sosial, antara lain:

1. kompetisi (atas kelangkaan sumber daya seperti makanan, kesenangan,

partner seksual, dan sebagainya. Yang menjadi dasar interaksi manusia

bukanlah konsensus seperi yang ditawarkan fungsionalisme, namun lebih

kepada kompetisi.

2. Ketaksamaan struktural. Ketaksamaan dalam hal kuasa, perolehan yang ada

dalam struktur sosial.

3. Individu dan kelompok yang ingin mendapatkan keuntungan dan berjuang

untuk mencapai revolusi.

4. Perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari konflik antara keinginan (interes)

yang saling berkompetisi dan bukan sekadar adaptasi. Perubahan sosial sering

terjadi secara cepat dan revolusioner daripada evolusioner.

Dalam perkembangannya, teori konflik Mills, Dahrendorf, dan Coser berusaha

disusun sintesisnya oleh sosiolog Amerika lain, Randall Collins, yang berusaha

menunjukkan dinamika konflik interaksional. Menurut Collins, struktur sosial tidak

mempunyai eksistensi obyektif yang terpisah dari pola-pola interaksi yang selalu

berulang-ulang dalam sistem sosial; struktur sosial memiliki eksistensi subyektif

dalam pikiran individu yang menyusun masyarakat.

3. Teori Intaraksi Simbolik.

George Herbert Mead menyatakan bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk

berinteraksi dengan pihak-pihak lain, dengan perantara lambang-lambang tertentu

yang dipunyai bersama. Kemudian manusia memberikan arti pada kegiatan-

kegiatannya kemudian membentuk prespektif-prespektif tertentu, dengan rumusan,

dan berprilaku menurut hal-hal yang diartikan secara sosial.

Berkaitan dengan pengorganissian data mengenai realitas sosial, sosiologi memiliki

beberapa konsep. Pengertian konsep adalah simbol yang digunakan untuk memaknai

realitas sosial tertentu misal konsep masyarakat, kebudayaan, nilai, norma,dll.

Konsep-konsep tersebut merupakan sarana untuk menjelskan berbagai realitas yang

terdapat dalam masyarakat. Penjelasan tentang konsep tersebut terdapat dalam teori

yang ada dalam sosiologi.

F. Perangkat Pendukung :

a. Perangkat komputer / Laptop.

b. Buku teks Sosiologi SMA / modul.

c. LCD

d. Papan tulis, spidol

G. Pengalaman Belajar :No. Pengalaman Belajar Waktu

1. Persiapan :

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai

b. Guru menjelaskan garis besar materi pembelajaran

10 menit

2. Kegiatan inti :

a. Guru dan siswa menetapkan masalah yang akan

dibahas.

b. Siswa mendiskusikan pemecahan masalah

c. Siswa mempresentasikan hasil diskusi

3. Penutup :

a. Guru memberi komentar terhadap hasil diskusi siswa.

b. Guru melakukan tes tertulis.

c. Guru menutup kegiatan pembelajaran.

H. Penilaian :

a. Penilaian kognitif : Tes Tertulis.

Kerjakan pertanyaan dibawah ini dengan benar.

1. Jelaskan pendapat teori fungsional-struktural tentang masyarakat.

2. Jelaskan pendapat teori konflik tentang masyarakat.

3. Jelaskan pendapat teori interaksi simbolik tentang masyarakat.

4. Jelaskan pengertian konsep.

5. Sebutkan masing-masing dua tokoh teori : - fungsional-struktural.

- Konflik

- Interaksi simbolik

b. Kunci Jawaban :

No. Kunci Jawaban Nilai

Max

1. Teori fungsional - struktural berpendapat bahwa masyarakat

merupakan sebuah sistem yang bagian-bagianya saling

berhubungan dan relatif stabil sebagai hasil konsensus.

10

2. Teori konflik berpendapat bahwa masyarakat merupakan

sebuah sistem yang ditandai oleh ketidaksamaan sosial.

10

3. Teori interkasi simbolik berpendapat bahwa masyarakat

merupakan sebuah proses interaksi sosial yang berlangsung

terus menerus dan dalam setting tertentu menggunakan

komunikasi simbolik.

10

4. Konsep adalah simbol yang digunakan untuk memaknai

realitas sosial tertentu misal konsep masyarakat, kebudayaan,

nilai, norma,dll.

10

5. Tokoh – tokoh :

a. Teori fungsional-struktural : Auguste Comte, H. Spencer.

b. Teori Konflik : Karl Marx, Georg Simmel

10

c. Teori interkasi simbolik : G.H Mead, Erving Goffman

Skor nilai 50

Nilai = Skor nilai x 2

Mengetahuai, Surakarta, Juli 2009

Kepala SMAN 2 Surakarta Guru Sosiologi

Drs. Sukardjo, M.A Didik Widiawan S, M.Pd

NIP :195312251979031011 NIP196207091986011003

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama sekolah : SMA Negeri 2 Surakarta

Mata Pelajaran : Sosiologi

Kelas/semester : X/ 1

Standar Kompetensi : Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan

nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Kompetensi Dasar : Mendeskripiskan nilai dan norma yang berlaku

dalam masyarakat

Indikator :

1. Menjelaskan nilai dan norma.

2. Membedakan nilai dan norma.

3. Menjelaskan peran nilai dan norma dalam masyarakat.

4. Mengklasifikasikan kasus pelanggaran nilai dan norma yang berlaku

dalam masyarakat.

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 X Pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat:

1. mendeskripsikan pengertian nilai sosial.

2. mendeskrispsikan ciri-ciri, fungsi, dan macam-macam nilai sosial

3. menjelaskan pengertian norma sosial

4. menjelaskan macam-macam norma sosial

5. mengidentifikasi tingkatan norma dalam masyarakat.

B. Materi Pembelajaran

1. Hakikat dan Macam-Macam Nilai Sosial

Nilai sosial adalah prinsip-prinsip, patokan-patokan, anggapan, maupun keyakinan-

keyakinan yang berlaku di suatu masyarakat. Di dalam masyarakat, ada patokan-

patokan yang perlu dipatuhi, dianggap baik, benar, dan berharga bagi warga

masyarakat. Patokan-patokan itu tidak tertulis, namun hidup dalam alam pikiran

setiap warga masyarakat.

Suatu nilai mengalami proses penerimaan menjadi nilai sosial. Penerimaan ini terjadi

dalam tiga tahap, yaitu:

1. transformasi

2. diskusi

3. kritik

Ciri-ciri nilai social:

1. Diterapkan melalui proses interaksi antarmanusia yang terjadi secara intensif

dan bukan perilaku yang dibawa sejak lahir

2. Ditransformasikan melalui proses belajar yang meliputi sosialisasi,

enkulturisasi, dan difusi.

3. Berupa ukuran atau peraturan social yang turut memenuhi kebutuhan-

kebutuhan social.

4. Berbeda-beda pada tiap kelompok manusia

5. Memilik efek yang berbeda-beda terhadap tindakan manusia

6. Dapat memengaruhi kepribadian individu sebagai anggota masyarakat

Klasifikasi nilai berdasarkan cirri-cirinya:

1. Nilai yang terencanakan atau mendarah daging ( Internalized value)

2. Nilai dominan

Di dalam masyarakat terdapat bermacam-macam nilai social yaitu, nilai rohani, nilai

material, nilai vital, dan nilai perserikatan.

1. Nilai Rohani

Menurut Notonagoro, nilai rohani dapat dibedakan menjadi empat yaitu nilai estetika,

nilai etika, nilai keilmuan, dan nilai religius.

2. Nilai Material

Nilai material berkaitan dengan anggapan masyarakat mengenai materi atau

kebendaan dan kekayaan. Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda terhadap

kekayaan, dan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang ada di masyarakat.

3. Nilai Vital

Nilai vital berhubungan dengan penghargaan terhadap kesehatan dan kebugaran

organ-organ tubuh.

4. Nilai Perserikatan

Nilai perserikatan tercermin dalam bentuk kesukaan manusia mendirikan berbagai

organisasi atau kelompok.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran nilai karena pengaruh

perubahan kebudayaan adalah sebagai berikut:

a. Penemuan; merupakan

terungkapnya manfaat suatu hal yang sebenarnya sudah ada untuk kehidupan

manusia. Misalnya, api sudah ada sejak lama, namun baru ditemukan

kegunaannya setelah manusia memahami manfaat api.

b.Invensi; merupakan kombinasi baru atau cara penggunaan baru dari

pengetahuan yang sudah ada. Misalnya, pada tahun 1895 George Seldon

menciptakan mobil. Padahal mobil merupakan kombinasi berbagai hasil

penemuan sebelumnya (kereta, roda, mesin, dan lain-lain).

c.Difusi; merupakan penyebaran unsur-unsur budaya dari satu kelompok ke

kelompok lainnya baik dalam suatu masyarakat maupun antarmasyarakat.

Difusi berlangsung secara dua arah, saling memberi dan saling menerima,

tetapi pada kenyataannya masyarakat yang terbelakang yang lebih banyak

menyerap pengaruh budaya masyarakat maju, sehingga nilai-nilai tradisional

mereka berubah karena meniru nilai-nilai masyarakat maju.

2. Hakikat Norma, Tingkatan, dan Jenis-Jenis Norma dalam Masyarakat

Apabila nilai-nilai sosial bersifat abstrak, sebaliknya norma-norma social bersifat

konkret. Tepatnya, norma merupakan bentuk nyata dari nilai-nilai sosial.

Ciri-ciri Norma Sosial

1. Umumnya tidak tertulis

2. Hasil kesepakan bersama

3. Ditaati bersama

4. Bagi pelanggar diberikan sanksi

5. Mengalami perubahan

Klasifikasi Norma social

a. Berdasarkan tingkatan daya ikat

1) norma adat istiadat (custom),

2) kebiasaan atau kelaziman (folkways)

3) norma kesusilaan atau tatakelakuan (mores)

4) tatacara (usage),

b. Berdasarkan aspek-aspeknya

1) norma agama

2) norma kesusilaan

3) norma kesopanan

4) norma kebiasaan

5) norma hukum (laws)

c. Berdasarkan resmi dan tidak resminya

1) norma tidak resmi

2) norma resmi

C. Metode Pembelajaran

1. informasi

2. kerja mandiri

3. eksplorasi

4. diskusi

5. permainan

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Pertemuan I

No Kegiatan Pembelajaran Metode Media Waktu

1 Pendahuluan

a. Guru mempersiapkan

kelas untuk pembelajaran. Kemudian

guru memberitahu materi yang akan

dibahas pada pertemuan ini

b. Memotivasi

ceramah Alat

tulis

White

board

10’

Guru memberi pengantar tentang

pokok bahasan baru yaitu nilai dan

norma sosial. Untuk apa nilai dan

norma sosila dalam hidup

bermasyarakat.

c. Rambu-rambu belajar

Siswa memperhatikan penjelasan tentang

nilai dan norma sosial

2 Kegiatan inti

1. Siswa mendengar penjelasan dari

guru tentang nilai dan norma sosial dan

macam-macam jenisnya.

2. Siswa dibagi dalam kelompok, lalu

mendiskusikan gambar yang telah

disediakan oleh guru

3. Siswa membacakan hasil

diskusinya di depan kelas, dan guru

membuat kesimpulan.

4. Siswa dibagikan dalam beberapa

kelompok lagi yang sama. Kemudian

siswa diminta untuk mendiskusikan

nilai-nilai yang dianut dalam

masyarakat. Dan nilai-nilai apa saja

yang mempengaruhi dirinya. Masing-

masing siswa dalam kelompok

membuat.

5. Siswa membacakan hasil

diskusinya di depan kelas. Guru

bertugas sebagai pemandu diskusi

kelas.

Siswa dan guru membuat kesimpulan dari

hasil diskusi.

Ceramah

Diskusi

Power

point

Gambar

60’

3 Kegiatan Akhir

b. Refleksi

Siswa mengerjakan tugas ”Uji

Evaluasi

Penugasan

Soal 20’

Penguasaan Materi” yang diberikan

oleh guru.

c. Penugasan

Guru memberi tugas kepada siswa untuk

menanyakkan norma-norma yang berlaku

dalam masyarakat.

E. Sumber pembelajaran:

4. Buku Sosiologi SMA kelas 1 Erlangga halaman 46-53

5. Masalah-masalah sosial

6. Media massa seperti majalah, koran, dan buku-buku tambahan.

F. Penilaian

1. Mengerjakan latihan Uji Penguasaan Materi yang diberikan oleh guru

2. Diskusi kelompok

3. Tugas mencari tahu norma di masyarakat luar sekolah. Berikut ini format

penilaian diskusi kelompok

No

.Nama

ASPEK PENILAIANTotal

nilaiPresen

tasiSikap Keaktif

an

Wawa

san

Kemampuan

mengemukak

an pendapat

Kerja

sama

.Keterangan: nilai maksimal 20

LEMBAR OBSERVASI DISKUSI KELOMPOK

No Nama SiswaAspek yang Dinilai

Skor/ Jumlah1 2 3 4 5 6

Aspek yang dinilai:

1. Kemampuan menyampaikan pendapat.

2. Kemampuan memberikan argumentasi.

3. Kemampuan memberikan kritik.

4. Kemampuan mengajukan pertanyaan.

5. Kemampuan menggunakan bahasa yang baik.

6. Kelancaran berbicara.

Penskoran: Jumlah skor:

A. Tidak Baik Skor 1 24—30 = Sangat Baik

B. Kurang Baik Skor 2 18—23 = Baik

C. Cukup Baik Skor 3 12—17 = Cukup

D. Baik Skor 4 6—11 = Kurang

E. Sangat Baik Skor 5

FORMAT PENILAIAN PROSES DISKUSI

No Nama SiswaKriteria Penilaian Jumlah

Skor1 2 3 4 5

1

2

dst

Keterangan: Rentang skor : 1—3

1. Aktivitas dalam kelompok 2—15 = Sangat

baik

2. Tanggung jawab individu 9—11 = Baik

3. Pemikiran 6—8 = Cukup

4. Keberanian berpendapat 3—5 =

Kurang

5. Keberanian tampil

Mengetahui, Surakarta, Juli 2010

Kepala SMA Negeri 2 Surakarta Guru Sosiologi

Drs. Sukardjo, MA Didik Widiawan S, M.PdPembina Tingkat I NIP. 19610907 198601 1 003NIP. 19531225 197903 1 011

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama sekolah : SMA Negeri 2 SurakartaMata Pelajaran : SosiologiKelas/semester : X/ 1

Standar Kompetensi : Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan

nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan proses interaksi sosial sebagai dasar

pengembangan pola ketaraturan dan dinamika kehidup

an sosial

Indikator :

1. Mendefinisikan interaksi sosial dan dinamika sosial

2. Menjelaskan faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial dan

dinamika sosial

3. Menjelaskan hubungan antara interaksi sosial dan ketaraturan

sosial.

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 X Pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat:

6. mendeskripsikan pengertian interaksi sosial

7. mendeskripsikan faktor-faktor yang mendorong interaksi

sosial

8. mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi yang mendorong

terciptanya lembaga, kelompok, dan organisasi sosial..

B. Materi Pembelajaran

1. Hakikat Interaksi Sosial

Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang

brarti saling bertindak. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang inamis, bersifat

timbal balik antarindividu, antarkelompok, dan antara individu dngan kelompok. Apabila

dua orang bertemu dan terjadi keadaan saling memengaruhi antara mereka, maka telah

terjadi interaksi sosial. Keadaan saling mempengaruhi dapat berupa persahabatan,

permusuhan, percakapan, isyarat atau bahkan sekadar bau keringat.

Syarat terjadinya interaksi social :

a. Kontak Sosial (Social Contact)

b. Komunikasi

2. Faktor-Faktor Pendorong Interaksi Sosial

a. Sugesti

b. Imitasi

c. Identifikasi

d. Simpati

e. Motivasi

f. Empati

3. Bentuk-bentuk interaksi social

a. interaksi Asosiatif

Interaksi sosial asosiatif dapat berupa kerja sama, akomodasi, asimilasi, aklturasi,

dekulturasi, dominasi, paternalisme, diskriminasi, integrasi, danpluralisme.

b. Interaksi Disosiatif

1) Persaingan (Competition)

2) Kontravensi

3) Konflik

4. Status, Peran dan Kelas Sosial

a. Kedudukan Sosial (Status Sosial)

Kedudukan social adalah salah satu tempat atau posisi seseorang dalam kelompok social

atau masyarakat secara umum sehubungan dengan keberadaan orang lain di sekitarnya.

Kedudukan social meliputi lingkungan pergaulan, prestasi, hak, dan kewajiban.

Dilihat dari proses terjadinya, status seseorang dibedakan menjadi 3, yaitu:

1) Ascribed status

2) Achieved status

3) Assigned Status

b. Peran (Role) Sosial

Peran adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya.

Dalam masyarakat, terdapat banyak individu dengan peran yang beraneka ragam.

Beragamnya peran social tersebut membawa akibat dinamis berupa konflik, ketegangan,

kegagalan dan kesenjangan.

c. Kelas Sosial

Kelas social merujuk pada pembedaan hierarki/tingkatan antara individu-individu dalam

sebuah masyarakat. Pengertiannya dapat berbeda tiap zaman dan masyarakatnya.

5. Proses Pembentukan Kelompok, Lembaga, dan Organisasi Sosial

a. Kelompok dan Asosiasi

Kelompok adalah kumpulan orang yang memiliki keasadaran bersama akan

keanggotaan dan saling berinteraksi.

Menurut Bierstedt, ada empat macam kelompok :

a. Kelompok statis

b. Kelompok kemasyarakatan

c. Kelompok social

d. Kelompok asosiasi

b. Lembaga

Lembaga social memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia.

Fungsi lembaga social :

1) Sebagai pedoman anggota masyarakat untuk bertingkah laku atau bersikap

dalam menghadapi masalah kemasyarakatan

2) Menjaga keutuhan masyarakat

3) Menjaga pegangan untuk mengadakan system pengendalian social

c. Organisasi Sosial

Berdasarkan sifat resmi tidaknya, dikenal dua jenis organisasi sebagai berikut :

1) Organisasi formal

2) Organisasi informal

6. Perubahan dan Dinamika Kehidupan Sosial

Perubahan social adalah apapun yang terjadi (kemunculan, perkembangannya, dan

kemunduran) dalam kurun waktu tertentu terhadap peran, lembaga atau tatanan yang

meliputi struktur social.

Teori perubahan Sosial

a. Teori Evolusi

b. Teori konflik

c. Teori Fungsionalis

d. Teori Siklis

C. Metode Pembelajaran

6. informasi

7. kerja mandiri

8. diskusi

9. ceramah

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan : 1

No. Kegiatan PembelajaranAlokasi Waktu

Keterangan

1. Pendahuluana. Apresepsi

Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran. Kemudian

memberitahu materi yang akan dibahas pada pertemuan hari ini.

b. Memotivasi

10 Menit

Guru menjelaskan pentingnya materi interaksi sosial di masyarakat.

c. Rambu-rambu belajar

Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai oleh siswa dalam

pembelajaran tersebut.

2. Kegiatan Intia. Siswa memperhatikan gambar atau ringkasan materi

konflik sosial

b. Guru menjelaskan materi Hakikat Interaksi Sosial,

factor-faktor pendorong interaksi, bentuk-bentuk informasi,

perubahan dan dinamika kehidupan social.

c. Siswa diberi kesempatan membuat kelompok untuk

mendiskusikan fenomena yang ada di buku.

d. Siswa membacakan hasil diskusi kelompok dan

disertai tanya jawab..

e. Guru membuat kesimpulan tentang hasil diskusi

kelompok.

60 Menit

3. Kegiatan Akhira. Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh

guru.b. Pemberian tugas

20 menit

Pertemuan : 2

No. Kegiatan PembelajaranAlokasi Waktu

Keterangan

1. Pendahuluang. Apresepsi

Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran. Kemudian guru

menanyakan sekilas tentang materi yang telah diberikan pada

pertemuan sebelumnya.

h. Memotivasi

Guru menjelaskan pentingya status, peranan, dan hubungan individu

10 Menit

dalam interaksi sosial serta perubahan dinamika kehidupan sosial.

2. Kegiatan Intia. Siswa mendengar penjelasan guru tentang pengertian status dan

peranan individu dalam interaksi sosial dan mengukur hubungan

individu dalam interaksi sosial. Serta perubahan dinamika

masyarakat.

b. Siswa megerjakan tugas yang ada pada uji penguasaan materi yang

diberikan oleh guru.

c. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru untuk dinilai.

d. Siswa mendiskusikan kasus yang ada dalam buku pegangannya.

e. Siswa membacakan hasil diskusinya di depan kelas. Guru bertugas

sebagai pemandu diskusi secara klasikal.

f. Guru membuat kesimpulan berdasarkan hasil diskusi siswa.

60 Menit

3. Kegiatan Akhir

a. Refleksi

Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru. Siswa

menulis di kertas folio tentang lembaga-lembaga apa saja yang ada

disekolah beserta susunannya .

b. Penugasan

Guru memberi tugas kepada siswa untuk mempersiapkan materi

yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

20 menit

G. Sumber pembelajaran:

7. Buku Sosiologi SMA kelas 1

8. Masalah-masalah sosial

9. Media massa seperti majalah, koran, dan buku-buku tambahan.

H. Media

a. Papan tulis

b. Lembar soal

c. Power Point

I. Penilaian

1. Mengerjakan latihan Uji Penguasaan Materi

2. Melakukan pengamatan terhadap interaksi sosial dalam masyarakat

3. Penilaian hasil diskusi

Mengetahui, Surakarta, Juli 2010

Kepala SMA Negeri 2 Surakarta Guru Sosiologi

Drs. Sukardjo, MA Didik Widiawan S , M.PdPembina Tingkat I NIP. 10620907 198601 1 003NIP. 19531225 197903 1 001

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama sekolah : SMA Negeri 2 SurakartaMata Pelajaran : SosiologiKelas/semester : X/ 1

Standar Kompetensi : Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan

nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan proses interaksi sosial sebagai dasar

pengembangan pola keteraturan dan dinamika kehidup

an sosial

Indikator :

1. Mendefinisikan interaksi sosial dan dinamika sosial

2. Menjelaskan faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial dan

dinamika sosial

3. Menjelaskan hubungan antara interaksi sosial dan ketaraturan sosial.

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 X Pertemuan)

E. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat:

1. mendeskripsikan pengertian interaksi sosial

2. mendeskripsikan faktor-faktor yang mendorong interaksi sosial

3. mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi yang mendorong

terciptanya lembaga, kelompok, dan organisasi sosial..

F. Materi Pembelajaran

1. Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang brarti

saling bertindak. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang inamis, bersifat timbal

balik antarindividu, antarkelompok, dan antara individu dngan kelompok.

FAKTOR-FAKTOR INTERAKSI SOSIAL(SOERJONO SOEKANTO)

1.Imitasi :

Tindakan sosial meniru sikap,tindakan dll seorang secara berlebihan.

Contoh:siswa meniru sikap,tindakan dll seorang bintang film terkenal; rambut

gondrong ,memakai anting , memakai gelang dan kalung berlebihan.

2.Sugesti:

Pemberian pengaruh atau pandangan dari satu pihak kepada pihak lain.

Contoh: seorang ayah akan lebih baik menganjurkan anak-anaknya yang masih

bersekolah untuk rajin belajar agar kelak menjadi orang yang sukses.

3.Identifikasi:

Kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain dan proses

identifikasi ini berlangsung secara kurang disadari oleh seseorang.

4.Simpati :

Proses seseorang merasa tertarik dengan orang lain..agar dapat berlangsung,diperlukan

adanya pengertian antara kedua belah pihak.

SYARAT-SYARAT INTERAKSI SOSIAL

a.Kontak . dibedakan menjadi:

1.Kontak Antarindividu

2.Kontak antar kelompok

3.Kontak antara Individu dan suatu kelompok

Kontak Sosial baik langsung maupun tidak langsung dibedakan menjadi:

1.kontak Primer = hubungan timbal balik yang terjadi secara langsung.

Contohnya:tatap muka dll

2. kontak Sekunder = hubungan yang memerlukan pihak ketiga atau lebih untuk

melakukan hubungan timbale balik tsb.

b.Komunikasi.

Adalah hubungan antara pihak yang satu dengan pihak yang lain yang saling

mempengaruhi diantara pihak yang satu dengan yg lain. Dengan komunikasi, sikap dan

perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain dan

komunikasi dapat efektif apabila pesan atau pembicaraan yang disampaikan atau

diucapkan sama oleh pihak penerima pesan tersebut.

Komponen-komponen komunikasi:

1.Pengirim atau komunikator(sender)

2.Penerima atau komunikan (receiver)

3.Pesan(Message) : isi yang akan disampaikan

4.Umpan balik(feedback) : tanggapan dari penerima atas isinya

B.BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL

1. Proses Assosiatif.

a. Kerja Sama(cooperation)

Berusaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan

bersama.

Bentuk kerja sama:

1. Kerja sama spontan : kerjasama secara serata-merta

2. Kerja sama langsung : kerjasama sebagai hasil dari perintah atasan kepada

bawahan

3. Kerja sama kontrak : kerjasama atas dasar syarat yang disepakati bersama.

4. Kerja sama tradisional: kerjasama sebagian atau unsur-unsur tertentu dari

sistem social

b. Akomodasi(Acomodation) :

Adanya keseimbangan interaksi social dalam kaitannya dengan norma dan nilai yg ada

didalam masyarakat.

Dibedakan menjadi :

1. Koersi : akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu

terhadap pihak lain yg lebih lemah

2. Kompromi : masing-masing pihak menurunkan tuntutanya.

3. Arbitrasi : akomodasi apabila pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup

mencapai kompromi sendiri.

4. Mediasi : mempertemukan pihak yang sedang bertikai, akomodasi yang hampir

sama dengan arbitrasi.namun, pihak ketiga yang bertindak sebagai

penengah atau juru damai tidak mempunyai wewenang memberi

keputusan -keputusan penyelesaian antara kedua belah pihak

5. Konsiliasi: akomodasi untuk mempertemukankeinginan-keinginan dari pihak-

pihak yang berselisih demi tercapainya persetujuan bersama.

6. Toleransi : pihak yang bertikai mengakui eksistensi pihak lain.

7. Stalemate : akomodasi pada saat kelompok terlibat pertentangan mempunyai

kekuatan seimbang.

8. Ajudikasi : penyelesaian masalah melalui pengadilan atau jalur hukum.

c.Asimilasi.

Menyesuaikan diri terhadap perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat.

Syarat asimilasi:

1. Terdapat jumlah kelompok yang berbeda kebudayaannya

2. Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok

3. Kebudayaan masing-masing kelompok saling berubah dan menyesuaikan diri

d.Akulturasi.

Proses penerimaan dan pengolahan unsure-unsur kebudayaan asing menjadi bagian

kebudayaan suatu kelompok tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya asli.

2.Proses Disosiatif(Opposition Processes)

dibedakan menjadi:

1. Persaingan(Competition)

2. Kontravensi : proses sosial yang ditandai ketidakpastian, keraguan, penolakan, dll

yang tidak diungkapkan secara terbuka

3. Pertikaian : pertikaian perselisihan bersifat terbuka karena semakin tajam

perbedaan.

Faktor penyebab Konflik:

1. Perbedaan individu

2. Perbedaan latar belakang kebudayaan

3. Perbedaan kepentingan antara individu dengan kelompok

4. Perubahan nilai yang cepat atau mendadak

Menurut Dahrendorf konflik dibedakan menjadi 5 yaitu:

1. Konflik-konflik antara atau dalam peranan social

2. Konflik-konflik antara kelompok-kelompok yang terogranisasikan dan yang tidak

terorganisasikan

3. Konflik-konflik antara kelompok-kelompok social

4. Konflik-konflik antara satuan nasional

5. Konflik-konflik antara Negara-negara atau antara Negara dengan organisasi

internasional.

Segi positif Konflik:

1. Dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau belum tuntas

2. Dapat memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma dan nilai-

nilai,serta hubungan sosial dalam kelompok yang bersangkutan sesuai dengan

kebutuhan individu atau kelompok

3. Merupakan jalan mengurangi ketegangan antar individu dan kelompok

4. Membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-

norma baru

5. Dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-

kekuatan dalam masyarakat

G. Metode Pembelajaran

1. informasi

2. kerja mandiri

3. diskusi

4. ceramah

H. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan : 1

No. Kegiatan PembelajaranAlokasi Waktu

Keterangan

1. Pendahuluana. Apresepsi

Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran. Kemudian

memberitahu materi yang akan dibahas pada pertemuan hari ini.

b. Memotivasi

Guru menjelaskan pentingnya materi interaksi sosial di

masyarakat.

c. Rambu-rambu belajar

Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai oleh siswa dalam

pembelajaran tersebut.

10 Menit

2. Kegiatan Intia. Siswa memperhatikan gambar atau ringkasan materi konflik sosial

Guru menjelaskan materi Hakikat Interaksi Sosial, factor-faktor

pendorong interaksi, bentuk-bentuk informasi, perubahan dan

dinamika kehidupan social.

b. Siswa diberi kesempatan membuat kelompok untuk mendiskusikan

fenomena yang ada di buku.

c. Siswa membacakan hasil diskusi kelompok dan disertai tanya

jawab..

d. Guru membuat kesimpulan tentang hasil diskusi kelompok.

60 Menit

3. Kegiatan Akhira. Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru.

20 menit

Pertemuan : 2

No. Kegiatan PembelajaranAlokasi Waktu

Keterangan

1. Pendahuluana. Apresepsi

Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran. Kemudian guru

menanyakan sekilas tentang materi yang telah diberikan pada

pertemuan sebelumnya.

b. Memotivasi

Guru menjelaskan pentingya status, peranan, dan hubungan

individu dalam interaksi sosial serta perubahan dinamika

kehidupan sosial.

10 Menit

2. Kegiatan Intia. Siswa mendengar penjelasan guru tentang pengertian status dan

peranan individu dalam interaksi sosial dan mengukur hubungan

individu dalam interaksi sosial. Serta perubahan dinamika

masyarakat.

b. Siswa megerjakan tugas yang ada pada uji penguasaan materi

yang diberikan oleh guru.

c. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru untuk

dinilai.

d. Siswa mendiskusikan kasus yang ada dalam buku pegangannya.

e. Siswa membacakan hasil diskusinya di depan kelas. Guru

bertugas sebagai pemandu diskusi secara klasikal.

f. Guru membuat kesimpulan berdasarkan hasil diskusi siswa.

60 Menit

3. Kegiatan Akhir

a. Refleksi

Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru. Siswa

menulis di kertas folio tentang lembaga-lembaga apa saja yang

ada disekolah beserta susunannya .

b. Penugasan

Guru memberi tugas kepada siswa untuk mempersiapkan materi

yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

20 menit

I. Sumber pembelajaran:

1. Buku Sosiologi SMA kelas 1

2. Masalah-masalah sosial

3. Media massa seperti majalah, koran, dan buku-buku tambahan.

J. Media

1. Papan tulis

2. Lembar soal

3. Power Point

K. Penilaian

1. Mengerjakan latihan Uji Penguasaan Materi

2. Melakukan pengamatan terhadap interaksi sosial dalam masyarakat

3. Penilaian hasil diskusi

Mengetahui, Surakarta, Juli 2010

Kepala SMA Negeri 2 Surakarta Guru Sosiologi

Drs. Sukardjo, MA Didik Widiawan S , M.PdPembina Tingkat I NIP. 10620907 198601 1 003NIP. 19531225 197903 1 001

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama sekolah : SMA Negeri 2 Surakarta

Mata Pelajaran : Sosiologi

Kelas/semester : X/ 1

Standar Kompetensi Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengembangan

kepribadian.

Kompetensi Dasar Menjelaskan sosialisasi sebagai proses dalam pembentukan

kepribadian.

Indikator :

1. Mendefenisikan sosialisasi dan pembentukan kepribadian

2. Mendeskripsikan peran nilai dasn norma daslam sosialisasi

3. Menjelaskan tahapan perkembangan diri manusia.

4. Menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemben

tukan kepribadian.

5. Menjelaskan hubungan antara pembentukan kepribadian dengan

kebudayaan.

6. Menjelaskan agen-agen yang berperan dalam sosialisasi.

7. Mendeskripsikan hubungan sosialisasi dengan kepribadian

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 1 x Pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat:

1. mendeskripsikan hakikat sosialisasi.

2. mendeskripsikan peran nilai dan norma sosial dalam proses sosialisasi

3. mengidentifikasi faktor-faktor pembentukan kepribadian

4. membuat tulisan berdasarkan data sekunder atau primer tentang hubungan

pembententukan kepribadian dengan kebudayaan.

B. Materi Pembelajaran

1. Hakikat Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses belajar yang kompleks. Dengan sosialisasi, manusia sebagai

makhluk biologis menjadi manusia yang berbudaya, yang cakap menjalankan fungsinya

dengan tepat sebagai individu dan sebagai anggota kelompok.

Pembentukan kepribadian manusia melalui proses sosialisasi meliputi:

a. Internalisasi nilai-nilai, yaitu proses penanaman nilai dan norma sosial ke dalam

diri seseorang yang berlangsung sejak lahir hingga meninggal.

b. Enkulturasi, yaitu proses pengembangan dari nilai-nilai budaya yang sudah

tertanam dalam diri seseorang dan diimplementasikan dalam perilaku seharihari.

c. Pendewasaan diri, yaitu proses berlangsungnya internalisasi dan enkulturisasi

secara terus menerus hingga membentuk suatu kepribadian. Apabila kepribadian

telah terwujud secara utuh, saat itulah seseorang bisa dikatakan dewasa dan telah

siap memegang peran dalam masyarakat sebagai pribadi yang utuh.

Ada dua macam sosialisasi, yaitu sebagai berikut.

a. Sosialisasi Primer (Primary Socialization).

b. Sosialisasi Sekunder (Secondary Socialization)

2. Fungsi dan Tujuan Sosialisasi

Secara umum, sosialisasi bertujuan untuk membentuk kepribadian. Kepribadian terbentuk

melalui proses mempelajari pola-pola kebudayaan. Kebudayaan yang dipelajari meliputi

nilai-nilai, norma-norma, beserta sanksi-sanksi yang akan diterima bila terjadi

penyimpangan.Fungsi umum itu dapat dilihat daridua sudut pandang, yaitu sudut

pandang individu dan kepentingan masyarakat.

Apabila fungsi sosialisasi seperti yang dijelaskan di atas berjalan dengan baik, maka

diharapkan dapat memenuhi tujuan sosialisasi berikut:

a. Agar setiap orang dapat hidup dengan baik di tengah-tengah masyarakatnya.

Seseorang dapat hidup dengan baik di masyarakat apabila menghayati nilai dan

norma dalam kehidupan.

b. Agar setiap orang dapat menyesuaikan tingkah lakunya dengan harapan

masyarakat. Setiap masyarakat memiliki budaya masing-masing. Budaya itu

bersifat mengikat para warganya. Oleh karena itu, seorang individu

hendaknyadapat menyesuaikan diri dengan budaya itu.

Agar setiap orang dapat menyadari keberadaannya dalam masyarakat. Warga masyarakat

yang menyadari keberadaanya senantiasa mampu berperan aktif dan positif dalam

kehidupan sehari-hari. Agar setiap orang mampu menjadi anggota masyarakat yang baik.

Ciri anggota masyarakat yang baik adalah bahwa dirinya berguna. Berguna bagi dirinya

sendiri maupun berguna bagi masyarakat. Dengan demikian, keberadaannya di

masyarakat tidak menjadi beban atau pengganggu. Agar masyarakat tetap utuh. Keutuhan

masyarakat dapat terjadi bila di antara warganya saling berinteraksi dengan baik.

Interaksi itu didasari peran masing-masing tanpa menyimpang dari nilai dan norma

umum yang berlaku.

3. Media Sosialisasi

a.Keluarga

b. Teman Sebaya

c.Sekolah

d. Lingkungan Kerja

e.Organisasi

f. Media Massa

4. Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian

a. Pengertian kepribadian

Manusia adalah makhluk yang unik dalam tingah lakunya. Tidak ada dua orang yang

memiliki sifat dan ciri tingkah laku sama, walaupun mereka terlahir kembar sekali pun.

Mungkin saja wajah dan ciri fisik lainnya mirip, akan tetapi perilaku setiap individu

selalu berbeda. Keunikan ciri perilaku seperti ini dinamakan kepribadian. Setiap orang

memiliki kepribadian yang berbeda.

Berikut ini beberapa penjelasan (teori) mengenai terbentuknya kepribadian seseorang.

1) Cermin Diri

a) Generalisasi Orang Lain

b) Konflik Individu dan Masyarakat

2) Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian

a) Faktor Prakelahiran (Prenatal)

b) Faktor Keturunan (Heredity)

c) Faktor Lingkungan (Environment)

d) Faktor Kejiwaan

3) Tahap-tahap Pembentukan Kepribadian

a) Tahap Persiapan (Preparatory Stage)

b) Tahap Meniru (Play Stage)

c) Tahap Siap Bertindak(Game Stage)

d) Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized Other)

C. Metode Pembelajaran

1. informasi

2. kerja mandiri

3. ceramah

4. diskusi

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan: 1

No. Kegiatan PembelajaranAlokasi Waktu Ket.

1. Pendahuluan 10 Menit

d. Apresepsi

Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran. Kemudian

memberitahu materi yang akan dibahas pada pertemuan hari ini.

b. Memotivasi

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran tentang proses sosialisasi

dalam pembentukan kepribadian. Misalnya, dengan proses

sosialisasi individu dapat menyesuaikan prilaku dengan apa yang

dianggap baik oleh masyarakat dan memperoleh konsep tentang

diri.

2. Kegiatan Inti

1. Siswa memperhatikan guru menampilkan bagan proses

pembelajaran sosialisasi dan pembentukan kepribadian.

2. Siswa mendengarkan penjelasan tentang hakikat sosialisasi, dan

proses sosialsasi dan pembentukan kepribadian.

3. Siswa mengerjakan tugas ”Uji Penguasaan Materi” dalam buku

4. Siswa mengumpulkan tugas pribadi untuk dinilai.

5. Siswa mendiskusikan kasus yang ada dalam buku dan mengamati

faktor-faktor sosialisasi yang mempengaruhi perkembangan

kepribadiannya.

6. Siswa membacakan hasil diskusinya di depan kelas. Siswa yang

lain boleh menanggapi hasil diskusinya. Guru bertindak sebagai

pemandu diskusi kelas.

7. Siswa dan guru membuat kesimpulkan singkat tentang diskusi

kelompok.

60 Menit

3. Kegiatan Akhir1. Refleksi

2. Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru

3. Penugasan

4. Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat karangan

20 Menit

tentang pengaruh pengaruh nilai dan norma dalam pembentukan

kepribadian.

E. Sumber pembelajaran

1. Buku Sosiologi SMA kelas 1 ESIS halaman 94-116

2. Masalah-masalah sosial

3. Peraturan perundang-undangan

4. Keluarga, masyarakat, dan sekolah.

5. Media massa seperti majalah, koran, dan buku-buku tambahan.

F. Media 1. Papan tulis

2. Lembar soal

3. Power Point

G. Penilaian

1. Mengerjakan latihan Uji Penguasaan Materi

2. Melakukan pengamatan terhadap interaksi sosial dalam masyarakat dan diri

pribadi siswa

Mengetahui, Surakarta, Juli 2010

Kepala SMA Negeri 2 Surakarta Guru Sosiologi

Drs. Sukardjo, MA Didik Widiawan S, M.Pd

Pembina Tingkat I NIP. 19620907 198601 1 003

NIP. 19531225 197903 011

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama sekolah : SMA Negeri 2 Surakarta

Mata Pelajaran : Sosiologi

Kelas/semester : X/ 1

Standar Kompetensi Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengembangan

kepribadian.

Kompetensi Dasar Mendeskripsikan terjadikanya perilaku menyimpang dan

sikap-sikap anti sosial.

Indikator :

1. Mengidentifkasikan terjadinya perilaku menyimpang sebagai

hasil sosialisasi yang tidak sempurna.

2. Mengklasifikasi jenis-jenis perilaku menyimpang

3. Mengidentifikasikan sifat dan macam perilaku menyimpang.

4. Memberikan opini tentang berbagai perilaku menyimpang dalam

masyarakat

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit ( 2 x Pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat:

1. mendeskripsikan pengertian perilaku menyimpang.

2. mengidentifikasi bentuk-bentuk dan contoh perilaku

menyimpang dalam masyarakat.

3. mengidentifikasi terjadinya perilaku menyimpang sebagai

hasil sosialisasi yang tidak sempurna.

B. Materi Pembelajaran

1. Pengertian Perilaku Menyimpang

Dalam masyarakat yang lebih luas, juga terdapat nilai dan norma yang jumlahnya lebih

banyak dan beragam. Itu semua diperlukan demi keharmonisan hidup bersama para

warga masyarakat. Perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma dalam masyarakat

disebut perilaku menyimpang (nonkonformitas, atau antisosial). Sebaliknya, perilaku

yang sesuai dengan nilai dan norma di dalam masyarakat disebut perilaku tidak

menyimpang (konformitas). Dikatakan menyimpang karena ada pelanggaran terhadap

norma-norma yang berlaku.

Relativitas perilaku menyimpang juga dapat terjadi karena situasi dan kondisi. Sesuatu

yang dahulu di anggap tidak layak, sekarang dapat dianggap layak. Relativitas nilai sosial

dipengaruhi pula oleh tempat atau lingkungan social budaya.

2. Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang

Ada empat faktor penyebab perilaku menyimpang, yaitu:

1. ketidaksempurnaan

2. sosialisasi

3. menganut suatu kebudayaan menyimpang,

4. kesalahan memahami informasi

5. Ikatan sosial menyimpang.

3. Berbagai Bentuk Perilaku Menyimpang

a. . Penyalahgunaan NAPZA atau Narkoba

Penyebab maraknya penyimpangan itu antara lain sebagai berikut.

1) Ekspresi Keberanian Diri Remaja

2) Tindakan Protes

3) Pelarian dari Beban Hidup

4) Kesetiakawanan

5) Coba-coba

b. Perkelahian Antar pelajar

c. Penyimpangan Perilaku Seksual

d. Tindakan Kriminal

Bentuk-bentuk perilaku menyimpang dilihat dari banyaknya orang yang terlibat ialah

sebagai berikut.

1. Penyimpangan individu (individual deviation)

2. Penyimpangan kelompok (group deviation),

3. Penyimpangan campuran

4. Pengertian Pengendalian Sosial

Pengendalian sosial tidak dapat disamakan dengan pengendalian diri. Pengendalian diri

mengarah kepada diri sendiri, sedangkan pengendalian social mengarah kepada pihak

lain. Pengendalian sosial dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, baik secara

formal maupun nonformal. Ada pengendalian yang terencana, ada pula yang tidak.

Mekanisme pengendalian bersifat mengawasi, mengajari, mendidik, membujuk, dan

memaksa individu agar menyesuaikan diri dengan nilai dan norma sosial.

Tujuan utama pengendalian sosial adalah terciptanya ketertiban sosial. Untuk mencapai

tujuan itu pengendalian dapat dilakukan secara preventif atau pervasi dan represif atau

kompulsif. Secara preventif (pencegahan) bertujuan mencegah terjadinya penyimpangan.

5. Cara Pengendalian Sosial

Pengendalian sosial dapat dilaksanakan dengan berbagai cara :

a. Gosip atau Gunjingan

b. Teguran

c. Pemberian Penghargaan dan Hukuman

d. Pendidikan

e. Melalui Agama

6. Lembaga Pengendalian Sosial

Lembaga yang bertanggung jawab melaksanakan pengendalian sosial :

a. Polisi

b. Pengadilan

c. Lembaga Adat

d. Tokoh Masyarakat

C. Metode Pembelajaran

1. informasi

2. kerja mandiri

3. ceramah

4. diskusi

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan : 1

No. Kegiatan PembelajaranAlokasi

WaktuKet.

1. Pendahuluan

a. Apresepsi

Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran. Kemudian guru

memberitahu tentang materi yang akan dibahas pada pertemuan kali

ini.

b. Memotivasi

Guru menjelaskan tentang manfaat dan pentingnya mempelajari

materi tersebut.

10 Menit

2. Kegiatan Inti

a. Siswa mendengarkan penjelasan guru

tentang perilaku menyimpang

b. Siswa membentuk kelompok-kelompok

kecil

c. Siswa dalam kelompoknya mendiskusian

faktor-faktor penyebab terjadinya perilaku menyimpang dalam

masyarakat. Setiap kelompok mendiskusikan masalah yang berbeda,

menurut gambar yang mereka dapatkan dari guru. Guru

60 Menit

membagikan gambar-gambar yang berkaitan dengan penyimpangan

dan pengendalian sosial.

d. Siswa membacakan hasil diskusi di depan

kelas. Guru menjadi pemandu diskusi secara klasikal.

e. Siswa dan guru sama-sama

menyimpulkan materi yang telah dibahas. Siswa mengambil hikmah

dari materi yang telah diberikan.

3. Kegiatan Akhir

a. Refleksi

Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru.

b. Penugasan

Siswa diberi tugas untuk membuat poster yang bertema antipati

terhadap perilaku menyimpang.

20 Menit

Pertemuan : 2

No. Kegiatan PembelajaranAlokasi

WaktuKet.

1. Pendahuluan

a. Apresepsi

Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran. Kemudian guru

memberitahu tentang materi yang akan dibahas pada pertemuan kali

ini.

b. Memotivasi

Guru menjelaskan tentang manfaat dan pentingnya mempelajari

materi tersebut.

10 Menit

2. Kegiatan Inti

f. Siswa mendengarkan penjelasan guru

tentang pengendalian sosial.

g. Siswa mendengarkan penjelasan dari

60 Menit

guru.

h. Siswa membentuk kelompok-kelompok

kecil

i. Setiap kelompok mendiskusikan masalah

yang berbeda, menurut gambar yang mereka dapatkan dari guru.

Guru membagikan gambar-gambar yang berkaitan dengan

pengendalian sosial.

j. Siswa membacakan hasil diskusi di depan

kelas. Guru menjadi pemandu diskusi secara klasikal.

k. Siswa dan guru sama-sama

menyimpulkan materi yang telah dibahas. Siswa mengambil hikmah

dari materi yang telah diberikan.

3. Kegiatan Akhir

c. Refleksi

Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru.

d. Penugasan

Siswa diberi tugas untuk membuat poster yang bertema antipati

terhadap perilaku menyimpang.

20 Menit

E, Sumber pembelajaran:

1. Buku Sosiologi SMA kelas 1

2. Perilaku Menyimpang dalam masyarakat

3. Peraturan perundang-undangan

4. Keluarga, masyarakat, dan sekolah.

5. Media massa seperti majalah, koran, dan buku-buku tambahan.

F. Media

1. Papan tulis

2. Lembar soal

3. Power Point

4. Gambar

G. Penilaian

1. Diskusi kelompok

2. Evaluasi

3. Tugas pribadi

Mengetahui, Surakarta, Juli 2010

Kepala SMA Negeri 2 Surakarta Guru Sosiologi

Drs. Sukardjo, MA Didik Widiawan S, M.Pd

Pembina Tingkat I NIP. 19620907 198601 1 003

NIP. 19531225 197903 1 011