40
0 RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI PERBAIKAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS BUAH NAGA Dra. Jumjunidang, MSi. BALAI PENELITIAN TANAMAN BUAH TROPIKA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGANPERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015

RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

  • Upload
    lydung

  • View
    227

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

0

RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI

PERBAIKAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS BUAH NAGA

Dra. Jumjunidang, MSi.

BALAI PENELITIAN TANAMAN BUAH TROPIKA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGANPERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

2015

Page 2: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

1

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RPTP : Perbaikan Produktivitas dan Kualitas Buah Naga

2. Unit Kerja : Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika

3. Alamat Unit Kerja : Jl. Raya Solok-Aripan Km 8, Solok 27301, Sumatera

Barat

4. Sumber dana : DIPA Tahun 2015

5. Status penelitian (L/B) : Lanjutan

6. Penanggung Jawab

a. Nama : Dra. Jumjunidang, MSi.

b. Pangkat/Golongan : Pembina / IV a

c. Jabatan : Peneliti Madya

7. Lokasi : Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Bogor,

8. Agroekosistem : Dataran rendah-menengah

9. Tahun Mulai : 2013

10. Tahun Selesai : 2017

11. Output Tahunan

(2015)

: 1. Satu komponen pengendalian penyakit utama

tanaman buah naga (busuk batang, bintik/kanker

batang dan antraknos) dengan pestisida botani

hasil pengujian lapangan

2. Satu set data informasi tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi baik langsung maupun tidak

langsung terhadap perkembangan penyakit utama

tanaman buah naga (busuk batang, bintik/kanker

batang dan buah serta antraknose).

3. Satu komponen pemupukan kalium yang dapat

memacu pertumbuhan, produktifitas dan kualitas

buah naga

4. 1-2 naskah ilmiah untuk publikasi

12. Output akhir

(2017)

: 1. Satu paket teknologi pengendalian penyakit secara

terpadu hasil validasi

2. Satu paket teknologi pemupukan yang efisien untuk

menigkatkan produktififas dan kualitas buah naga

13. Biaya : Rp. 162.000.000,-

Page 3: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

2

Koordinator Program Dr. Ir. Ellina Mansyah, MP NIP. 19630423 199103 2 001

Penanggung Jawab RPTP Dra. Jumjunidang, M.Si. NIP. 19630601 199203 2 001

Mengetahui, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Dr. M. Prama Yufdi, M.Sc NIP. 19591010 198603 1 002

Kepala Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Dr. Ir. Mizu Istianto NIP. 19661230 199303 1 003

Page 4: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

3

RINGKASAN

1. Judul : Perbaikan Produktivitas dan Kualitas Buah Naga

2. Unit pelaksana : Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Solok

3. Lokasi : Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Bogor

4. Zona agroekologi : Dataran rendah – menengah

5. Status

a. Baru :

b. Lanjutan (Tahun) : Lanjutan Tahun ke-3

6. Tujuan

a. Jangka Pendek (2015) : 1 Mendapatkan satu komponen pengendalian penyakit utama tanaman buah naga (busuk batang, bintik/kanker batang dan antraknos) dengan pestisida botani hasil pengujian lapangan

2 Mendapatkan satu set data informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit utama tanaman buah naga (busuk batang, bintik/kanker batang dan buah serta antraknos)

3 Mendapatkan satu komponen pemupukan kalium yang dapat memacu pertumbuhan, produktifitas dan kualitas buah naga

b. Jangka panjang (2017) 1 Mendapatkan satu paket teknologi pengendalian penyakit secara terpadu hasil validasi

2 Mendapatkan satu paket teknologi pemupukan yang efisien untuk menigkatkan produktifitas dan kualitas buah naga

7. Luaran yang diharapkan

a. Jangka pendek (2015) : 1

Satu komponen pengendalian penyakit utama tanaman buah naga (busuk batang, bintik/kanker batang dan antraknos) dengan pestisida botani hasil pengujian lapangan

2 Satu set data informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan penyakit utama tanaman buah naga (busuk batang, bintik/kanker batang dan buah serta antraknose).

3 Satu komponen pemupukan kalium yang dapat memacu pertumbuhan, produktifitas dan kualitas buah naga

4 1-2 naskah ilmiah untuk publikasi

b. Jangka panjang (2017)

1.

Satu paket teknologi pengendalian penyakit secara terpadu hasil validasi

Page 5: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

4

2.

Satu paket teknologi pemupukan yang efisien untuk menigkatkan produktifitas dan kualitas buah naga

8. Hasil yang diharapkan

a. Manfaat : Tersedianya satu paket teknologi budidaya yang dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas buah naga

b. Dampak : Meningkatnya pendapatan petani disebabkan oleh pemakaian paket teknologi budidaya buah naga yang dihasilkan oleh Balitbu Tropika.

9. Diskripsi metodologi : Kegiatan 1. Penelitian uji efektivitas fungisida dan bakterisida botani (pestisida terbaik hasil kegiatan tahun 2014) dalam mengendalikan penyakit utama pada tanaman buah naga (busuk batang, bintik/kanker batang dan antraknos), dilakukan pada pertanaman buah naga (H. polyrhizus) terserang penyakit kategori ringan-sedang pada daerah endemis dengan menggunakan rancangan acak kelompok 6 perlakuan dan 5 ulangan, setiap unit perlakuan terdiri dari 3 tiang. Perlakuan adalah kombinasi 2 jenis fungisida botani (sereh wangi/FB1 dan cengkeh/FB2) dengan 2 jenis bakterisida botani (ekstrak mimba/BB1 dan kayu manis/BB2). Perlakuan tersebut adalah: A=FB1+BB1; B=FB1+BB2; C=FB2+BB1; D=FB2+BB2; E=FK (bubur Bordeaux)+BK (streptomisin sulfat) sebagai (kontrol positif, dan A6=tanpa perlakuan sebagai kontrol negatif. Aplikasi pestisida dilakukan setiap minggu dengan penyemprotan secara merata pada tanaman dan tiang penyangga. Pengamatan dilakukan selama 6 bulan dengan interval 2 minggu terhadap persentase dan intensitas serangan penyakit, faktor iklim dan produksi.

Kegiatan 2. Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan metode survei ke sentra pertanaman buah naga di dua provinsi sentra Sumatera Barat dan Kepulauan Riau. Pemilihan lokasi didasarkan pada metode Purposive Random Sampling. Pada masing-masing sentra produksi dipilih minimal satu kabupaten sentra, pada setiap kabupaten dipilih 2 kecamatan. Pada setiap kecamatan dipilih minimal 2 kebun dengan tingkat keparahan penyakit yang berbeda (sehat, ringan, sedang dan parah) dan dengan umur tanaman yang relatif sama. Pada setiap kebun yang sudah ditentukan dilakukan koleksi data : tingkat serangan penyakit, koleksi sampel tanah dan sampel tanaman untuk dianalisa kandungan hara N, P, K, Ca, Mg, data iklim, sistem budidaya. Untuk mengetahui pengaruh masing-masing faktor yang diamati terhadap tingkat serangan penyakit, data akan dianalisis dengan analisis

Page 6: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

5

sidik lintas atau Phatway Analysis.

Kegiatan 3. Penelitian pengaruh pemberian hara Kalium (K2O) untuk meningkatkan pertumbuhan, produktivitas dan kualitas buah naga dilakukan pada pertanaman buah naga (H. polyrhizus) yang sudah berproduksi (umur 2 ≥ tahun) milik petani di desa Aripan. Rancangan yang digunakan adalah acak kelompok pola faktorial 2 faktor dengan 3 ulangan. Setiap unit perlakuan terdiri dari 3 tiang. Faktor I berupa dosis pemberian hara Kalium (K2O) dengan 4 level yaitu : A1=0g/tiang, A2=50g/tiang ; A3= 100g/tiang dan A4 =150 g/tiang. Faktor II berupa waktu aplikasi hara Kalium terdiri atas 3 interval pemberian yaitu B1=1bulan ; B2=2bulan; B3=4bulan. Pupuk organik atau pupuk kandang diberikan sebanyak 10kg/tiang/4bulan. Pupuk N dan P sebagai pupuk rutin diberikan berdasarkan dosis terbaik pada penelitian tahun 2014. Sistem tanam adalah sistem tiang tunggal dengan 4 bibit/tiang. Jarak tanam adalah 3x3m. Parameter yang diamati meliputi sifat kimia tanah awal dan akhir penelitian, kandungan hara jaringan tanaman, petumbuhan tanaman, fruit set, produksi dan kualitas buah (TSS buah dan berat buah).

10. Jangka waktu : 5 tahun (2013-2017)

11. Anggaran/tahun : Rp.162.000.000,- /2015

Page 7: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

6

SUMMARY

1. Title : Improving Productivity and Quality of Dragon Fruit

2. Implementation Unit : Indonesian Tropical Fruit Research Institute (ITFRI).

3. Location : West Sumatera, Kepulauan riau, Bogor

4. Agroecological Zone : Low-medium land

5. Status :

a. New

b. Continue (Year)

:

Continue (3rd year)

6. Objectives :

a. Short term (2015)

: 1 To obtain one component technology of dragon fruit major diseases management by using botanical fungicides and bactericides based on the field test results

2 To determine one set of information about the factors that affect the development of dragon fruit major disesase’s (stem rot, spot/stem cancer and antracnose)

3 To obtain one fertilizer componen technology (potassium) to stimulate the growth, productivity and quality of dragon fruit.

b. End of the project (2017)

: 1. To obtain one validated package of integrated diseases control technology of dragon fruit

2. To obtain an efficient fertilization technology package to improve productivity and quality of dragon fruit

7. Expected output

c. Short term (2015) : 1. One component technology of dragon fruit major diseases management by using botanical fungicides and bactericides based on the field test results

2. One set of information about the factors that affect the development of dragon fruit major disesase’s (stem rot, spot/stem cancer and antracnose)

3. One fertilizer componen technology (potassium) to stimulate the growth, productivity and quality of dragon fruit

4. 1-2 manuscripts

d. End of the project (2017)

: 1. One validated package of integrated diseases control technology of dragon fruit

2. An efficient fertilization technology package to improve productivity and quality of dragon fruit

8. Expected outcome

a. Potential benefit : The availability of one technology package of cultural practice which will improve the productivity and quality of

Page 8: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

7

dragon fruits.

b. Potential impact : The increased of farmers income due to the application of a dragon fruit technology package generated by the ITFRI.

9. Description of Methodology

:

Activity 1. The research about effectiveness of botanical fungicide and bactericide (The best results from activity that was done in 2014) in controlling major disease of dragon fruit (stem rot, spot/stem cancer and atranchnose) will be do at dragon fruit (H. Polyrhizus) field that attacked by disease with low-medium disease severity index category in endemic region. This study will use randomized block design methode with 6 treatments and 5 replication, each unit treatment consist of 3 poles. The factor is 2 kinds of botanical fungicide (citronella/FB1 and clove/FB2) and 2 kinds of botanical bactericide (mimba Extract/BB1 and cinnamomum extract/BB2). The treatment are A=FB1+BB1; B=FB1+BB2; C=FB2+BB1; D=FB2+BB2; E=FK (Bordeaux+ cemical bactericide/ Streptomisin sulfat) as positive control and A6=untreated as negative control. Aplication of pesticide will be do with syringe that pesticide to the plants and poles. Observation will be made on disease incidence and severity, climate factor and production during 6 months with 2 weeks interval.

Activity 2. This research will be carried out by survey method and description on the production centre procinces of the dragon fruit. From these central areas, two provinces, West Sumatera and Kepulauan Riau are selected. A Purposive Random Sampling will be performed to select the dragon fruit orchards. In each production centers province, at least one district will be selected; in each district 2 sub-district will be chosen. In each sub-district, 2 orchats with different diseases severity index (healthy/no infection, low, middle and hight), relatively equal amount and plant age will be chosen. Observations will be carried out on diseases incidence and severity, soil and plant sample collection to conduct the nutrien analysis of N, P, K, Ca, Mg, data of climate and cultivation system. To find out the effect of each factor to disease severity, the data will be analyzed by pathway analysis methode.

Activity 3. Study the effect of nutrient potassium ( K2O ) to promote growth, productivity and quality of dragon fruit, will be done at the generative phase (age ≥ 2 years) of dragon fruit crop (H. polyrhizus) on the farmer's orchads in the Aripan village. This research will be conducting using a randomized block design by factorial pattern with 2 factors and 3 replications. Every treatment

Page 9: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

8

consists of 3 poles. The first factor: dosage of Kalium (K2O) fertilizer with 4 levels : A1= 0g/pole; A2= 50g/pole; A3= 100 g/pole and A4=150g/pole. The second factor: application intervals of K fertilizer with 3 levels : B1=1 month; B2=2 months; and B=4 months. Organic fertilizer will be given as much as 10 kg/pole/4 months. The N and P fertilizers that will be applied is base on the best treatment of previous study (2014). Single pole system will be used with 4 plants /pole or 1 plant in each side of the pole and planting space is 3x3 m. The parameters that will be observated including soil chemical characteristics, nutrient contents of plant tissue, plant growth, fruit set, production, and fruit quality (TSS and fruit weight).

10. Duration : 5 years (2013-2017)

11. Budget/Fiscal Year : IDR. 162.000.000,- /2015

Page 10: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

9

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Buah naga merupakan tanaman tropis yang termasuk ke dalam genus

Hylocereus dan Selenicereus yang berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan

Amerika selatan bagian utara (Mc Mahon 2003; Kristanto 2003,). Di daerah

asalnya buah naga atau dragon fruit ini dinamai pitahaya atau pitayo roja.

Penduduk Indian sering memanfaatkan buah yang berasa manis agak asam ini

sebagai buah meja atau buah yang dikonsumsi segar. Walaupun buah naga

berasal dari Amerika, namun, tanaman ini lebih dikenal sebagai tanaman dari

Asia. Hal ini disebabkan karena buah naga (Cactaceae: Hylocereus)

dikembangkan besar-besaran di Asia seperti Vietnam dan Thailand (Kristanto

2003).

Menurut Mahadianto (2007), buah naga memiliki cukup banyak khasiat

bagi kesehatan diantaranya sebagai penyeimbang kadar gula darah, menguatkan

ginjal, menyehatkan lever, mengurangi keluhan panas dalam dan sariawan,

menstabilkan tekanan darah, mengurangi kolesterol, dan lain-lain. Sedangkan

menurut Simatupang (2007), buah naga mengandung 80% air, selain kandungan

vitamin C yang tinggi. Zat nutrisi lain yang terkandung di dalam buah naga ialah

serat, kalsium, zat besi dan fosfor. Buah naga yang berdaging merah juga baik

untuk memperbaiki penglihatan mata karena mengandung karotenoid yang

tinggi, fitokimia yang terkandung dalam buah naga juga diketahui dapat

menurunkan resiko kanker.

Sampai saat ini belum ada data resmi berapa luas pertanaman buah naga

di Indonesia namun kenyataan saat ini buah naga telah dibudidayakan secara

komersil di beberapa provinsi seperti Sumatera Barat, Riau, Kepri, Kaltim, NTB,

Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur, bahkan penanaman yang luas di Kepulauan

Riau (Tanjung Pinang dan Batam) produksinya telah di ekspor ke negara

tetangga seperti Singapura. Menurut Jumjunidang et al. (2012) di Sumatera

Barat, pengembangan dan antusiasme masyarakat terhadap buah naga telah

terlihat dan dirasakan sejak lima tahun terakhir. Jenis buah naga yang banyak

dibudidayakan adalah buah naga merah (Hylocereus polyrhizus). Kabupaten

yang menjadi sentra penanaman adalah Padang Pariaman dan Pasaman.

Budidaya buah naga juga berkembang pesat di Provinsi Kalimantan Timur,

Page 11: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

10

diperoleh informasi bahwa sampai tahun 2014 tercatat lebih kurang 1500 ha

pertanaman buah naga di daerah tersebut (Asosiasi Buah Kaltim, Kom. Pribadi).

Dengan harga jual dan preferensi konsumen yang sangat tinggi menyebabkan

buah ini berpeluang untuk dikembangkan sebagai komoditas penunjang

agribisnis dan peningkatan devisa serta dapat bersaing dengan buah tropis

lainnya.

Penanaman suatu komoditas pertanian secara luas dan monokultur

berpeluang menyebabkan terjadinya outbreak suatu hama atau penyakit.

Masalah yang dihadapi petani buah naga saat ini adalah serangan hama dan

penyakit yang semakin berkembang seiring semakin banyaknya sentra

penanaman buah naga dengan skala luas. Buah naga yang saat ini merupakan

salah satu komoditas unggulan Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (BPS Provinsi

Kepulauan Riau 2010) mulai terserang oleh penyakit yang menyebabkan

tanaman menjadi menguning dan membusuk sejak setahun terakhir. Masalah ini

telah menyebabkan penurunan produksi buah naga sampai 80% (Batam Pos, 25

Januari 2012). Hasil kunjungan beberapa peneliti Balitbu Tropika di Provinsi

Kepulauan Riau juga menemukan gejala serangan penyakit yang cukup parah

pada beberapa kebun di Batam. Di beberapa negara produsen buah naga

dilaporkan adanya beberapa hama dan penyakit berbahaya yang mengancam

produksi. Diantaranya adalah penyakit busuk ujung batang yang disebabkan oleh

Sclerotium rolfsii, penyakit layu oleh Fusarium oxysporum dan serangan hama

semut merah Formica ruva. Di kabupaten Lombok Utara NTB dilaporkan oleh

Isnaini et al. (2011) bahwa dari tanaman yang bergejala busuk diidentifikasi

cendawan dari genus Phytophthora dan Fusarium, selain itu juga ditemukan

mikroorganisme yang berasosiasi dengan cendawan tersebut seperti bakteri,

Actinomycetes dan cendawan genus Pythium, Sclerotium, Rhizoctonia dan

Acremonium.

Berdasarkan hasil penelitian Balitbu Tropika tahun 2013 ditemukan 3 jenis

penyakit utama pada tanaman buah naga di sentra produksi di Sumatera Barat

dan Kepulauan Riau. Penyakit tersebut adalah busuk batang kuning, bintik

batang dan bercak/antraknos, ketiga jenis penyakit utama ini ditemukan

menyerang secara bersama-sama pada satu tanaman. Serangan penyakit ini

menyebabkan tidak berproduksinya tanaman bahkan sebagian besar kebun yang

diamati rusak parah/hancur. Dari hasil isolasi tanaman bergejala dan postulat

Page 12: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

11

koch teridentifikasi beberapa jenis cendawan yaitu Fusarium sp., Schlerotium sp.,

Colletotricum sp., Alternaria sp., dan Pestaliopsis sp. dan 2 jenis bakteri

(Jumjunidang et al. 2013). Belum banyak laporan tentang teknik pengendalian

penyakit busuk batang maupun penyakit lainnya pada tanaman buah naga ini. Di

Taiwan dilaporkan bahwa pengendalian penyakit antraknose pada tanaman buah

naga masih bertumpu pada penggunaan fungisida berbahan aktif tembaga

seperti propineb dan difenconaloze (Hoa 2012). Sementara di Cina beberapa

fungisida telah diuji coba untuk pengendalian penyakit busuk batang, fungisida

yang mempunyai daya hambat baik antara lain 50% thiram WP 400 µg/ml dan

500 µg /ml atau 50% carbendazim sulfur WP dengan konsentrasi 700 µg /ml dan

900 µg /ml (Anonimus 2010). Hasil penelitian Balitbu Tropika tahun 2013,

menunjukkan bahwa pengendalian penyakit dengan beberapa fungisida seperti

bubur Bordeaux, propineb 70%, tembaga hidroksida 77%, Thiram 30% dan

Karbendazim 15% cukup mampu menekan serangan penyakit dibanding dengan

kontrol, namun hasilnya belum maksimal (Jumjunidang et al. 2014).

Penggunaan pestisida kimia secara terus menerus, tidak terkontrol dan

tidak tepat sasaran akan menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan dan

manusia, timbulnya resurgensi hama dan terakumulasinya residu pestisida yang

dapat merusak kesuburan tanah. Pengendalian hama dan penyakit dengan

menggunakan ekstrak tanaman yang bersifat menghambat perkembangan OPT

atau yang lebih dikenal dengan pestisida nabati merupakan alternatif yang

sangat berpeluang untuk dikembangkan. Pestisida nabati ramah lingkungan

karena residunya lebih cepat terurai oleh komponen alam sehingga tidak

menyebabkan pencemaran air, tanah dan lingkungan. Beberapa hasil penelitian

menunjukkan keefektifan penggunaan pestisida nabati mengendalikan hama dan

penyakit. Nasrun et al. (1997) melaporkan bahwa olahan daun gambir (Uncaria

gambir) efektif menekan serangan Phytophthora cinammomi pada kayu manis.

Hasil penelitian Kishore dan Pande (2007) menunjukkan bahwa minyak dan

komponen esensial dari tanaman kayu manis dan cengkeh mampu menghambat

pertumbuhan 14 cendawan patogen secara in-vitro. Demikian juga ketika

diaplikasikan pada tanah, minyak atsiri/esensial dari cengkeh dan kayu manis

dengan konsentrasi 0,25% (v/w) mampu menurunkan intensitas penyakit crown

rot pada tanaman kacang tanah yang disebabkan Aspergillus niger masing-

masing 58% dan 55%. Bowers dan Locke (2000) juga melaporkan bahwa

Page 13: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

12

pemberian minyak atsiri cengkeh mampu menurunkan populasi Fusarium

oxysporom f. sp. chrysanthemi sampai 98% dua hari setelah aplikasi. Banyak lagi

tanaman lain yang dilaporkan sebagai pestisida nabati seperti nimba (Azadiracta

nimba) efektif mengendalikan patogen Sphaerotecha pannosa (Passini et al.

1997). Tanaman akar tuba (Derris elliptica) juga banyak digunakan sebagai

pestisida nabati karena mengandung zat aktif rotenon, deguelin, elliptone, dan

toxicarol yang dapat meracuni beberapa hewan termasuk serangga.

Terjadinya ledakan atau epidemi penyakit tanaman dipengaruhi oleh

interaksi antara kondisi inang, virulensi patogen dan faktor lingkungan atau yang

dikenal dengan segitiga penyakit (Agrios 1997). Mengetahui faktor utama

penyebab terjadinya ledakan penyakit sangat berguna dalam merencanakan dan

mengatur strategi pengendalian. Hasil penelitian Jumjunidang et al. (2014)

mengungkapkan bahwa di tiga provinsi pengembangan buah naga yang di survei

serangan penyakitnya pada tahun 2013, terlihat tingkat serangan penyakit yang

sangat beragam. Bahkan di daerah endemis penyakit di Kabupaten Padang

Pariaman ditemukan beberapa kebun buah naga dengan serangan penyakit yang

sangat ringan dan bahkan tidak terserang penyakit sama sekali, padahal umur

tanaman relatif sama. Demikian juga halnya di daerah pengembangan buah

naga di Kec. Sleman, Bantul dan Kulon Progo Provinsi DIY, selama survey

dilakukan tidak ditemukan serangan penyakit. Faktor iklim di masing-masing

lokasi yang disurvei berbeda sangat signifikan, selain itu perlakuan budidaya oleh

petani juga sangat beragam, baik pemupukan organik, anorganik, jenis tiang

pennyangga dan lain-lain.

Selain masalah hama dan penyakit, perlu adanya rekomendasi paket

pemupukan untuk menunjang produktivitas mengingat tanaman buah naga

relatif masih baru beradaptasi dengan kondisi iklim di Indonesia. Pemupukan

merupakan salah satu kegiatan budidaya dan input produksi yang harus

diperhatikan guna mendukung peningkatan produksi dan menjadi sangat penting

mengingat adanya keterbatasan unsur hara dalam tanah. Di beberapa negara

penghasil buah naga seperti Vietnam dan Thailand, total produksi buah naga per

bulan mencapai 5-6 ton/ha, sementara produksi buah naga di dalam negeri

hingga saat ini baru berkisar 2-3 ton/ha/bulan (wawancara petani). Seperti

halnya komoditi buah lain, buah naga juga membutuhkan aplikasi pupuk organik

Page 14: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

13

dan anorganik untuk mendukung pertumbuhan dan produksinya secara optimal.

Pupuk organik berupa pupuk kandang diberikan berkisar antara 5-20 kg/tiang/th

(dengan 4 tanaman/tiang), sesuai umur dan fase tanaman. Sedangkan pupuk

anorganik NPK (15: 15: 15) diberikan berkisar antara 100-500 gr/tiang setiap 6

bulan sekali (Tri et al. 2000).

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian untuk mendapatkan

beberapa komponen pengendalian terhadap penyakit utama baik secara kimia

maupun secara botani/nabati, dan untuk mendapatkan komponen pemupukan

yang tepat baik pupuk organik maupun pupuk anorganik, sehingga nantinya

dapat dirakit suatu teknik budidaya yang tepat untuk meningkatkan produktifitas

dan kualitas buah naga.

1.2. Dasar Pertimbangan

Semakin banyaknya laporan mengenai serangan hama dan penyakit pada

tanaman buah naga, memerlukan tindakan penanganan segera. Pengendalian

dengan penggunakan bahan kimia mempunyai beberapa efek negatif, apalagi

jika dilakukan secara terus menerus, tidak terkontrol dan penggunaan pestisida

yang tidak tepat sasaran. Perlu adanya upaya untuk mendapatkan teknik

penegendalian lain yang efektif dan ramah lingkungan. Pengendalian hama dan

penyakit dengan menggunakan ekstrak tanaman yang bersifat menghambat

perkembangan OPT atau yang lebih dikenal dengan pestisida nabati merupakan

alternatif yang sangat berpeluang untuk dikembangkan. Pestisida nabati ramah

lingkungan karena residunya lebih cepat terurai oleh komponen alam sehingga

tidak menyebabkan pencemaran air, tanah dan lingkungan. Paket pemupukan

pada tanaman buah naga merupakan salah satu faktor penting dalam upaya

peningkatan produktivitas dan kualitas produksi buah naga, mengingat semakin

berkembangnya tanaman ini di wilayah Indonesia. Tanaman buah naga

merupakan tanaman introduksi dari negara lain yang memerlukan input

pemupukan yang disesuaikan dengan kondisi wilayah Indonesia yang

kemungkinan besar berbeda dengan dosis anjuran pemupukan di negara asal

atau negara lainnya. Aspek-aspek penelitian yang disusun ini merupakan

masalah mendasar yang bila ditangani akan memberikan dampak nyata terhadap

kemajuan agribisnis buah naga di tanah air.

Page 15: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

14

1.3. Tujuan

Tujuan Jangka Pendek

1. Mendapatkan satu komponen pengendalian penyakit utama tanaman buah

naga (busuk batang, bintik/kanker batang dan antraknos) dengan pestisida

botani hasil pengujian lapangan

2. Mendapatkan satu paket data informasi tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi perkembangan penyakit utama tanaman buah naga (busuk

batang, bintik/kanker batang dan buah serta antraknos)

3. Mendapatkan satu komponen pemupukan kalium yang dapat memacu

pertumbuhan, produktifitas dan kualitas buah naga

Tujuan Jangka Panjang

1. Mendapatkan satu paket teknologi pengendalian penyakit secara terpadu yang

tervalidasi

2. Mendapatkan satu paket teknologi pemupukan yang efisien dan ramah

lingkungan untuk menigkatkan produktififas dan kualitas buah naga

1.4. Keluaran yang diharapkan:

Keluaran Jangka Pendek

1. Satu komponen pengendalian penyakit utama (busuk batang, bintik/kanker

batang dan antraknos) tanaman buah naga dengan pestisida botani.

2. Satu paket data informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi baik

langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan penyakit utama

tanaman buah naga (busuk batang, bintik/kanker batang dan buah serta

antraknose).

3. Satu komponen pemupukan kalium yang dapat memacu pertumbuhan,

produktifitas dan kualitas buah naga.

4. 1-2 naskah ilmiah untuk publikasi.

Keluaran Jangka Panjang

1. Satu paket teknologi pengendalian penyakit secara terpadu yang tervalidasi

2. Satu paket teknologi pemupukan yang efisien untuk meningkatkan

produktifitas dan kualitas buah naga

Page 16: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

15

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak

a. Manfaat

Tersedianya satu paket teknologi budidaya yang dapat meningkatkan

produktivitas dan kualitas buah naga. Selain untuk petani buah naga, hasil

penelitian ini juga bermanfaat bagi stakeholder lain seperti ilmuan/peneliti serta

sebagai bahan rujukan bagi pengambil kebijakan.

b. Dampak

Meningkatnya pendapatan petani buah naga disebabkan oleh pemakaian

paket teknologi budidaya buah naga yang dihasilkan oleh Balitbu Tropika

Page 17: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

16

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis

Masalah utama dalam budidaya buah naga di beberapa sentra produksi di

Indonesia saat ini adalah gangguan hama dan penyakit. Untuk menekan

perkembangan penyakit perlu adanya upaya pengendalian yang ramah

lingkungan dan secara terpadu dengan mengkombinasikan penggunaan pestisida

terutama pestisida botani, penanaman jenis/klon/varietas tahan/toleran dan

kultur teknis. Informasi faktor lingkungan (biotik dan abiotiok) yang

mempengaruhi perkembangan penyakit sangat bermanfaat dalam menyusun

strategi pengendalian. Selain itu faktor nutrisi juga merupakan faktor penting

dalam meningkatkan produksi dan kualitas buah naga. Apabila seluruh

komponen teknologi budidaya sudah dapat dirangkai dan diterapkan, diharapkan

kualitas serta produktivitas buah naga yang lebih baik akan dapat dicapai.

2.2. Hasil-hasil Penelitian/Pengkajian Terkait

Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan salah satu buah asli

Meksiko, Amerika Tengah dan Selatan yang ditanam secara komersial di

Vietnam, Malaysia, Israel, dan Sri Lanka, saat ini buah naga mulai banyak

dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia. Buah yang sering disebut

dengan Pitaya ini sangat dikenal karena manfaatnya yang banyak bagi kesehatan

diantaranya menghambat kanker yang disebabkan oleh radikal bebas

(antioksidan), meningkatkan metabolisme tubuh (protein), memperbaiki

pencernaan (serat), mengurangi lemak (serat), mempertajam daya ingat

(karoten), memperkuat tulang dan gigi (kalsium), memperbaiki jaringan tubuh

(fosfor), membantu metabolisme karbohidrat dan produksi energi (vitamin B1),

meningkatkan nafsu makan (vitamin B2), melembabkan dan melembutkan kulit

serta menurunkan level kolesterol jahat (vitamin B3), meningkatkan sistem

kekebalan tubuh dan penyembuhan luka (vitamin C), mengurangi hipertensi (B-

sitosterol), mengatasi masalah hati, pencernaan dan endokrin (efek

antimutagenik dan hepatoprotektif) dan membantu menurunkan level glukosa

darah bagi orang yang hiperglikemik yang tidak tergantung pada insulin (EPa

2010).

Kandungan nutrisi per 100 gram buah naga adalah air (82.5-83 g),

Page 18: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

17

protein (0,159-0,229 g), lemak (0,21-0,61 g), serat (0,7-0,9 g), karoten (0,005-

0,012 mg), kalsium (6,3-8,8 mg), fosfor (30,2-36,1 mg), zat besi (0,55-0,65 mg),

vitamin B1 (0,028-0,043 mg), vitamin B2 (0,043-0,045 mg), vitamin B3 (0,297-

0,43 mg), vitamin C (8,0-9,0 mg) dan abu (0,54-0,68 g) (Morton 1987).

Van Hoa (2012) melaporkan serangan penyakit yang menyerang tanaman

buah naga dan penyebabnya di Vietnam adalah antraknos (Colletotrichum

gloeosporioides), busuk buah (Fusarium sp.), busuk batang (Fusarium sp. dan

Xanthomonas sp.), cabang seperti terbakar matahari (Macssonia agaves Syd dan

Sphaceloma sp.), bercak coklat (Glocosporium agaves), bercak hitam (Ascochyta

sp.), melanoes (Capnodium sp.) dan kudis (belum teridentifikasi penyebabnya),

sedangkan hama-hama yang menyerang tanaman buah naga diantaranya

kumbang, semut (Solenopsis geminata Fabricius dan Cardiocondyla wroughtoni,

lalat buah (Bactrocera dorsalis dan B. correcta) dan mealy bug.

Hasil penelitian Balitbu Tropika TA 2013 menunjukkan bahwa ditemukan

3 jenis penyakit utama pada tanaman buah naga pada semua lokasi yang

diamati di sentra produksi di Sumatera Barat dan Kepulaun Riau. Penyakit

tersebut adalah busuk kuning batang, bintik batang dan bercak/antraknos, ketiga

jenis penyakit utama ini ditemukan menyerang secara bersama-sama pada satu

tanaman. Penyakit busuk kuning batang dan bercak batang ditemukan paling

dominan dilokasi di Provinsi Sumatera Barat dan Kep. Riau. Indek keparahan

penyakit busuk kuning batang di Kabupaten Padang Pariaman, Pasaman Barat,

Bintan dan Batam berturut turut adalah 2,18±1,1 ;1,36±0,6; 1,97±0,9 dan

2,33±0,8,indek keparahan penyakit bintik batang berturut-turut 2,15±0,4;

0,82±1,1;2,22±0,7 dan 2,03±1,14. Selanjutnya indek keparahan penyakit

bercak/antraknos batang di berturut turut adalah 1,63±0,9; 0,97±0,9; 1,77±0,8

dan 2,03±1,14. Serangan penyakit ini menyebabkan tidak berproduksinya

tanaman bahkan sebagian besar kebun yang diamati rusak parah/hancur.

Pengujian pengendalian penyakit utama tanaman buah naga dengan

pemangkasan bagian tanaman sakit dan selanjutnya diaplikasi dengan beberapa

jenis fungisida seperti bubur Bordeaux, Propineb 70%, Tembaga hidroksida 77%,

Siklus aplikasi fungisida Thiram 30% dan Karbendazim 15% – Propineb 70% -

bubur Bordeaux – Tembaga Hidroksida 77%, siklus aplikasi fungisida

Azoxistrobin 200 g/l dan Difenoconazole 125 g/l - Propineb 70% - bubur

Page 19: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

18

Bordeaux – Tembaga Hidroksida 77% dan siklus aplikasi fungisida

Difenoconazole 250 g/l - Propineb 70% - Bordeaux mixture – Tembaga

Hidroksida 77% menunjukkan bahwa semua perlakuan aplikasi fungisida dapat

menurunkan intensitas serangan 4 penyakit utama tanaman buah naga jika

dibandingkan dengan kontrol dengan jenis fungisida yang terbaik adalah bubur

Bordeaux (Jumjunidang et al. 2013).

Penggunaan pestisida kimia secara terus menerus, tidak terkontrol dan

tidak tepat sasaran akan menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan dan

manusia, timbulnya resurgensi hama dan terakumulasinya residu pestisida yang

dapat merusak kesuburan tanah. Pengendalian hama dan penyakit dengan

menggunakan ekstrak tanaman yang bersifat menghambat perkembangan OPT

atau yang lebih dikenal dengan pestisida nabati merupakan alternatif yang

sangat berpeluang untuk dikembangkan. Pestisida nabati ramah lingkungan

karena residunya lebih cepat terurai oleh komponen alam sehingga tidak

menyebabkan pencemaran air, tanah dan lingkungan. Beberapa hasil penelitian

menunjukkan keefektifan penggunaan pestisida nabati mengendalikan hama dan

penyakit. Nasrun et al. (1997) melaporkan bahwa olahan daun gambir (Uncaria

gambir) efektif menekan serangan Phytophthora cinammomi pada kayu manis.

Hasil penelitian Kishore dan Pande (2007) menunjukkan bahwa minyak dan

komponen esensial dari tanaman kayu manis dan cengkeh mampu menghambat

pertumbuhan 14 cendawan patogen secara in-vitro. Demikian juga ketika

diaplikasikan pada tanah, minyak atsiri/esensial dari cengkeh dan kayu manis

dengan konsentrasi 0,25% (v/w) mampu menurunkan intensitas penyakit crown

rot pada tanaman kacang tanah yang disebabkan Aspergillus niger masing-

masing 58% dan 55%. Bowers dan Locke (2000) juga melaporkan bahwa

pemberian minyak atsiri cengkeh mampu menurunkan populasi Fusarium

oxysporom f. sp. chrysanthemi sampai 98% dua hari setelah aplikasi. Banyak lagi

tanaman lain yang dilaporkan sebagai pestisida nabati seperti nimba (Azadiracta

nimba) efektif mengendalikan patogen Sphaerotecha pannosa (Passini et al.

1997). Tanaman akar tuba (Derris elliptica) juga banyak digunakan sebagai

pestisida nabati karena mengandung zat aktif rotenon, deguelin, elliptone, dan

toxicarol yang dapat meracuni beberapa hewan termasuk serangga.

Terjadinya ledakan atau epidemi penyakit tanaman dipengaruhi oleh

Page 20: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

19

interaksi antara kondisi inang, virulensi patogen dan faktor lingkungan atau yang

dikenal dengan segitiga penyakit (Agrios 1997). Mengetahui faktor utama

penyebab terjadinya ledakan penyakit sangat berguna dalam merencanakan dan

mengatur strategi pengendalian. Hasil penelitian Jumjunidang et al. (2014)

mengungkapkan bahwa di tiga provinsi pengembangan buah naga yang di survei

serangan penyakitnya pada tahun 2013, terlihat tingkat serangan penyakit yang

sangat beragam. Bahkan di daerah endemis penyakit di Kabupaten Padang

Pariaman ditemukan beberapa kebun buah naga dengan serangan penyakit yang

sangat ringan dan bahkan tidak terserang penyakit sama sekali, padahal umur

tanaman relatif sama. Demikian juga halnya di daerah pengembangan buah

naga di Kec. Sleman, Bantul dan Kulon Progo Provinsi DIY, selama survei

dilakukan tidak ditemukan serangan penyakit. Faktor iklim di masing-masing

lokasi yang disurvei berbeda sangat signifikan, selain itu perlakuan budidaya oleh

petani juga sangat beragam, baik pemupukan organik, anorganik, jenis tiang

pennyangga dan lain-lain.

Paket pemupukan pada tanaman buah naga merupakan salah satu faktor

penting dalam upaya peningkatan produktivitas dan kualitas produksi buah naga,

mengingat semakin berkembangnya tanaman ini di wilayah Indonesia. Tanaman

buah naga merupakan tanaman introduksi dari negara lain yang memerlukan

input pemupukan yang disesuaikan dengan kondisi wilayah Indonesia yang

kemungkinan besar berbeda dengan dosis anjuran pemupukan di negara asal

atau negara lainnya. Sampai saat ini belum ada petunjuk teknis tentang jenis dan

dosis pemupukan yang baku terhadap tanaman buah naga ini. Namun secara

umum tanaman ini tetap memerlukan unsur makro dan mikro. Pupuk anorganik

seperti N, P dan K yang sangat diperlukan tanaman dalam proses pertumbuah.

Dari hasil penelitian sebelumnya (2013), diketahui bahwa pemberian kombinasi

pupuk N dan P masing 50-75g/tiang mampu meningkatkan pertumbuhan

tanaman (tinggi tanaman dan jumlah cabang). Kalium merupakan unsur hara

esensial yang digunakan hampir pada semua proses untuk menunjang hidup

tanaman dan merupakan unsur hara utama ketiga setelah N dan P, unsur ini

mempunyai valensi satu dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium tergolong

unsur yang mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan tanaman,

maupun dalam xylem dan floem. Kalium berperan dalam proses membuka dan

Page 21: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

20

menutup stomata, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama

dan penyakit, memperkuat daun, bunga, dan buah sehingga tidak mudah rontok,

dan memperbaiki kualitas dan rasa manis buah (Novizan 2005). Selain itu, kalium

juga berperan dalam mengaktifkan enzim untuk membentuk pati dan protein,

serta penentu tekanan osmotik dan tekanan turgor sel (Salisbury 1995). Banyak

hasil penelitian yang membuktikan bahwa hara K dapat menin gkatkan produksi

dan kualitas hasil. Pada tanaman pisang pemberian pupuk kalium dengan

takaran sekitar 200 g K2O/tanaman/tahun dapat meningkatkan produksi sekitar

50 – 60%, dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberi pupuk K (Muas et al.,

1997).

Page 22: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

21

III. METODOLOGI

3.1. Kegiatan 1. Uji efektifitas fungisida dan bakterisida botani dalam mengendalikan penyakit utama pada tanaman buah naga

3.1.1. Pendekatan

Dari beberapa laporan dan kunjungan lapangan diketahui bahwa petani

umumnya menggunakan pestisida kimia untuk mengendalikan penyakit

(cendawan dan bakteri) pada tanaman buah naga. Namun penggunaan pestisida

kimia secara terus menerus, tidak terkontrol dan tidak tepat sasaran akan

menyebabkan dampak negatif seperti timbulnya resurgensi hama/penyakit,

terakumulasinya residu pestisida yang dapat merusak kesuburan tanah dan

kesehatan. Pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan ekstrak

tanaman yang bersifat menghambat perkembangan OPT atau yang lebih dikenal

dengan pestisida botani merupakan alternatif yang sangat berpeluang untuk

dikembangkan. Hasil pengujian secara in-vitro, diketahui bahwa beberapa

pestisida botani efektif menekan perkembangan patogen (cendawan dan bakteri)

penyebab penyakit tanaman buah naga. Pestisida botani ramah terhadap

lingkungan karena residunya lebih cepat terurai oleh komponen alam.

Pendekatan ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas fungisida dan bakterisida

botani dalam mengendalikan penyakit utama (busuk batang, bintik/kanker

batang dan buah serta antraknos) buah naga.

3.1.2. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan pada kebun petani dengan serangan penyakit pada

kategori ringan-sedang di daerah endemis penyakit di Kabupaten Padang

Pariaman. Aplikasi fungisida dan bakterisida botani pada tanaman bergejala

penyakit menggunakan dosis terbaik hasil uji kegiatan tahun 2014. Untuk

melihat pengaruh masing-masing perlakuan terhadap perkembangan penyakit

dilakukan pengamatan setiap dua minggu.

3.1.3. Bahan dan Metode Pelaksaaan Kegiatan

3.1.3.1. Bahan

Bahan yang digunakan adalah pertanaman buah naga sakit, fungisida

botani bioektrak sereh wangi (Cymbopogon nardus) dengan bahan aktif

Page 23: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

22

sitronelol dan bioekstrak daun cengkeh (Eugonia aromotica) dengan bahan aktif

eugenol , bakterisida botani ekstrak daum mimba (Organen) dengan bahan aktif

azadirachtin dan pestidida botani bioekstrak daun kayu manis (Cinnamomum

burnaii), fungisida kimia bubur Bordeaux, dan bakterisida kimia Streptomycin

sulfate 20% (Agrept 20WP), pupuk kandang dan pupuk NPK. Alat yang

digunakan adalah sprayer solo, gunting pangkas, dll.

3.1.3.2. Metode Pelaksanaan Kegiatan

a. Waktu dan Tempat

Kegiatan dilaksanakan mulai Januari sampai Desember 2015 pada kebun

buah naga (H. polyrhizus) terserang penyakit dengan kriteria serangan ringan-

sedang di daerah endemis di Kab. Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat.

b. Rancangan Percobaan :

Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok 6

perlakuan dan 5 ulangan, setiap unit perlakuan terdiri dari 3 tiang. Perlakuan

adalah kombinasi 2 jenis fungisida botani (sereh wangi/FB1 dan cengkeh/FB2)

dengan 2 jenis bakterisida botani (ekstrak mimba/BB1 dan kayu manis/BB2).

Perlakuan tersebut adalah: A=FB1+BB1; B=FB1+BB2; C=FB2+BB1;

D=FB2+BB2; E=FK (bubur Bordeaux)+BK (streptomisin sulfat) sebagai kontrol

positif dan F=tanpa perlakuan sebagai kontrol negatif. Aplikasi pestisida

dilakukan setiap minggu dengan penyemprotan secara merata pada seluruh

permukaan tanaman dan tiang penyangga. Dosis yang digunakan untuk pestisida

botani bioekstrak sereh wangi, cengkeh dan kayu manis adalah dosis terbaik

pada pengujian in-vitro (1500ppm), sedangkan untuk pestisida botani mimba

(Organem) dan pestisida kimia dosis yang digunakan adalah dosis anjuran.

Pengamatan dilakukan selama 6 bulan dengan interval 2 minggu terhadap

persentase dan intensitas serangan penyakit, faktor iklim dan produksi.

c. Perawatan Tanaman

Perawatan tanaman dilakukan sesuai dengan anjuran terdiri dari

penyiraman dan pemupukan. Hama dikendalikan dengan menyemprotkan

insektisida dengan dosis sesuai anjuran dan tergantung gejala serangan yang

ditemukan di lapangan.

Page 24: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

23

d. Peubah yang diamati

1. Jumlah tanaman terserang masing-masing penyakit. Persentase tanaman

terserang dihitung dengan menggunakan rumus:

P = %1002

1

T

T

P = Persentase serangan, T1 = Jumlah tanaman yang bergejala dan T2 = Jumlah tanaman yang diamati.

2. Jumlah tanaman dengan gejala masing-masing penyakit berdasarkan kriteria

serangan. Dihitung jumlah tanaman sesuai dengan kriteria kerusakan/

keparahan yang sudah ditentukan. Kriteria dari masing-masing serangan

tersebut adalah : 0=tidak ada gejala serangan pada tanaman, 1=serangan

ringan (tanaman terserang busuk batang pada 1-10 titik lokasi dengan

panjang ≤ 5 cm), 2=serangan sedang (1-10 titik lokasi dengan panjang 6-10

cm atau 10-20 titik dengan panjang ≤ 5 cm atau 5-10 titik dengan panjang

10-20 cm), 3=serangan parah (>10 titik lokasi dengan panjang ≥ 20 cm).

Indeks keparahan/kerusakan oleh masing-masing penyakit dihitung dengan rumus:

I (Indeks keparahan) = ∑ (nilai skala x jumlah tanaman dari setiap nilai skala)

jumlah tanaman

Persentase serangan dan indeks kerusakan/keparahan oleh masing-masing

penyakit dihitung setiap 2 minggu.

3. Pengamatan jenis dan persentase serangan hama utama.

Persentase serangan hama, keparahan serangan dan jenis hama diamati

setiap interval 1 bulan

3. Isolasi dan identifikasi penyebab penyakit bintik batang dan buah. Isolasi dan

identifikasi dilakukan di Fak. MIPA IPB atau Laboratorium Mikologi LIPI.

4. Pengumpulan data iklim; data curah hujan didapatkan dengan pengukuran

langsung di lokasi penelitian dengan menggunakan alat pengukur curah hujan

(ombrometer), sedangkan suhu dan kelembaban harian diukur dengan

termohigrometer

5. Data produksi

Page 25: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

24

e. Analisis data

Data dianalisis dengan sidik ragam. Jika antar perlakuan terdapat

perbedaan yang nyata, maka dilakukan uji DMRT.

4.2. Kegiatan 2. Studi hubungan sistem budidaya dan faktor lingkungan terhadap tingkat serangan penyakit utama tanaman buah naga

4.2.1. Pendekatan

Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan metode survei ke sentra

pertanaman buah naga di dua provinsi pengembangan di Indonesia. Pemilihan

lokasi dan kebun berdasarkan Purposive Random Sampling. Koleksi sampel

(tanah dan jaringan tanaman) dan data sistem budidaya dilakukan pada kebun

yang dipilih berdasarkan kriteria tingkat keparahan serangan penyakit.

Selanjutnya tanah dan jaringan tanaman dianalisis kandungan haranya di

laboratorium tanah Balitbu Tropika, data iklim dikumpulkan dari stasiun

metereologi terdekat.

4.2.2. Ruang lingkup

Kegiatan meliputi observasi sistem budidaya pada kebun yang telah

ditentukan berdasarkan tingkat keparahan serangan penyakit (ringan, sedang,

parah dan sehat), koleksi sampel tanah dan bagian tanaman dan data iklim. Di

laboratorium dilakukan analisa hara tanah dan jaringan tanaman.

4.2.3. Bahan dan Metode Pelaksanaan Kegiatan

4.2.3.1. Bahan

Bahan yang digunakan adalah pertanaman buah naga, blanko

pengamatan dan label, kantong kertas dan alat tulis lainnya. Alat yang

diguanakan adalah gunting pangkas.

3.2.3.2. Metode Pelaksanaan Kegiatan

a. Waktu dan Tempat

Penelitian akan dilakukan sejak bulan Januari sampai Desember 2015.

Survei dilakukan di sentra produksi buah naga di Provinsi Sumatera Barat dan

Kepulauan Riau. Analisis kandungan hara tanah dan jaringan tanaman dilakukan

di laboratorium Balitbu Tropika.

Page 26: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

25

b. Prosedur dan Rancangan Percobaan

Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan metode survei ke sentra

pertanaman buah naga. Pemilihan lokasi didasarkan pada metode Purposive

Random Sampling di 3 provinsi sentra produksi pengembangan buah naga yaitu

provinsi Sumatera Barat dan Kepulauan Riau. Pada masing-masing sentra

produksi (provinsi) dipilih minimal satu kabupaten sentra, pada setiap kabupaten

dipilih 2 kecamatan. Pada setiap kecamatan dipilih minimal 2 kebun masing-

masing dengan tingkat keparahan penyakit yang berbeda (sehat, ringan, sedang

dan parah) dan dengan umur dan populasi tanaman yang relatif sama.

Pada setiap kebun yang sudah ditentukan dilakukan koleksi sampel tanah,

sampel tanaman, data iklim, sistem budidaya (jenis tiang penyangga, jarak

tanam, pemupukan, pengairan, pengendalian OPT) dan informasi pendukung

lainnya.

c. Peubah yang diamati meliputi

1. Pengamatan indek keparahan dari masing-masing penyakit. Keparahan

serangan penyakit dihitung dengan membuat indek/kriteria dari masing-

masing serangan. Untuk penyakit busuk batang dan bintik/kanker batang

adalah: 0=tidak ada gejala serangan pada tanaman, 1=serangan ringan

(tanaman terserang busuk batang/kanker batang pada 1-10 titik lokasi

dengan panjang ≤ 5 cm), 2=serangan sedang (1-10 titik lokasi dengan

panjang 6-10 cm atau 10-20 titik dengan panjang ≤ 5 cm atau 5-10 titik

dengan panjang 10-20 cm), 3=serangan parah (>10 titik lokasi dengan

panjang ≥ 20 cm). Sedangkan untuk gejala serangan penyakit bercak batang

(antraknos) indek/kriteria dibuat sebagai berikut: 1=serangan ringan (jumlah

bercak ≤ 10 bercak), 2=serangan sedang (11-20 bercak), 3=serangan parah

(>20 bercak).

Indeks keparahan dihitung dengan rumus:

I (Indeks keparahan) = ∑ (nilai skala x jumlah tanaman dari setiap nilai

skala)

jumlah tanaman yang diamati

2. Kandungan hara tanah dan tanaman (N, P, K, Ca, Mg) dan tekstur tanah

3. Suhu, kelembaban, curah hujan, jumlah hari hujan. Data iklim diambil dari

stasiun metereologi terdekat

Page 27: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

26

4. Sistem budidaya (jenis tiang penyangga, jarak tanam, jenis/varietas yang

ditanam, sanitasi, pengairan, pemupukan dan pengendalian OPT.

5. Identifikasi patogen penyebab penyakit bintik/kanker batang

d. Analisis data

Untuk mengetahui pengaruh langsung atau tak langsung dari masing-

masing faktor yang diamati terhadap tingkat serangan penyakit, data akan

dianalisis dengan analisis Sidik lintas atau Phatway analysis.

3.3. Kegiatan 3. Pengaruh pemberian hara Kalium untuk meningkatkan pertumbuhan, produktivitas dan kualitas buah naga

3.3.1. Pendekatan

Pengujian pemupukan untuk meningkatkan pertumbuhan, produksi dan

kualitas buah naga dilaksanakan dengan pendekatan dosis dan interval

pemberian pupuk anorganik Kalium (K2O) yang berbeda-beda.

3.3.2. Ruang Lingkup

Penelitian dosis dan interval pemberian pupuk Kalium (K2O) ini dilakukan

pada tanaman buah naga (H. polyrhizus) yang sudah berproduksi (umur 2 ≥

tahun).

3.3.3. Bahan dan Metode Pelaksanaan Kegiatan

3.3.3.1. Bahan

Bahan yang digunakan adalah pertanaman buah naga kulit merah daging

merah (H. polyrhizus) yang telah berproduksi (umur ≥ 2 tahun), pupuk organik,

pupuk anorganik Urea, SP36 dan KCl, fungisida, insektisida, dll. Alat yang

digunakan adalah sprayer solo, cangkul, tali, gunting tanaman dll.

3.3.3.2. Metode Pelaksanaan Kegiatan

a. Waktu dan Tempat

Penelitian akan dilaksanakan mulai Januari sampai Desember 2015 pada

lahan petani di desa Aripan Kabupaten Solok, dengan pertanaman buah naga

(H. polyrhizus) yang telah berproduksi (umur ≥ 2 tahun).

Page 28: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

27

b. Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial 2

faktor dengan 3 ulangan, setiap unit perlakuan terdiri dari 3 tiang atau rumpun.

Faktor I berupa dosis pemberian hara Kalium (K2O) dengan 4 level yaitu :

A1=0g/tiang, A2=50g/tiang ; A3= 100g/tiang dan A4 =150 g/tiang. Faktor 2

berupa waktu aplikasi hara Kalium terdiri atas 3 interval pemberian yaitu B1=1

bulan ; B2=2 bulan dan B3=4 bulan. Pupuk organik atau pupuk kandang

diberikan sebagai pupuk rutin sebanyak 10 kg/tiang/6bulan. Sedangkan pupuk N

dan P diberikan sesuai dosis dan interval yang terbaik hasil dari uji tahun 2014.

Pemeliharaan tanaman dilakukan secara optimal meliputi penyiraman,

penyiangan dan pengendalian hama dan penyakit disesuaikan dengan kondisi

tanaman di lapang.

Pertanaman buah naga yang digunakan adalah kebun dengan sistem

tanam tiang tunggal, 4 tanaman dalam setiap tiang dan jarak tanam 3x3 m.

Tiang terbuat dari beton dengan ukuran 10x10x200 cm, jenis buah naga adalah

daging buah merah (Hylocereus polyrhizus).

c. Peubah yang diamati meliputi: 1. Sifit kimia tanah awal, yaitu hara makro N, P, K, Ca, Mg dan pH tanah

2. Sifat kimia tanah akhir, yaitu hara makro N, P, K, Ca, Mg dan pH tanah

3. Kandungan hara jaringan tanaman (N, P, K, Ca dan Mg) akhir pengamatan.

Sampel jaringan tanaman yang diukur adalah cabang/daun yang telah tua.

4. Jumlah cabang muda yang baru muncul/bulan.

5. Fruit set dan data produksi, dihitung sejak perlakuan sampai akhir

pengamatan yaitu 2 minggu setelah aplikasi pupuk terakhir pada perlakuan

interval pemberian 4 bulan. Pengamatan dilakukan setiap 2 minggu.

6. Kualitas buah (TSS dan berat buah). Bagian buah yang diukur untuk

penentuan TSS adalah bagian ujung, pangkal dan tengah.

7. Pengumpulan data iklim. Data curah hujan diukur dengan alat ombrometer,

untuk kelembaban dan suhu dengan termohigrometer. Alat pengukur

ditempatkan di lokasi penelitian.

d. Analisis data

Data dianalisis dengan sidik ragam. Jika antar perlakuan terdapat

perbedaan yang nyata, maka dilakukan uji DMRT.

Page 29: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

28

IV. DAFTAR RESIKO DAN PENANGANAN RESIKO

No Identifikasi Resiko

Deskripsi resiko

Penyebab Akibat Penanganan

1. Peralatan lab Peralatan lab rusak dan tidak

standart

Human error, Electricity jump,

Perawatan

kurang

Analisa terganggu,

Hasil kurang

valid

Layanan servis dan kalibrasi alat

lab ditingkatkan

2 Bahan kimia

Lab

Bahan kimia

untuk analisis

kadaluarsa

Human error, Hasil kurang

valid

Pemantauan

secara kontiniu

oleh analis

2. Bahan

penelitian lain

Bahan susah

didapatkan

Merek dagang

diganti

Perlakuan

tertunda

Koordinasi yang

intensif antara tim pengadaan dan

peneliti

3. Perawatan kebun dan

koleksi data

Kebun tidak terawat

Kehilangan

buah

Tenaga kebun susah dan

mahal

Kondisi kebun

yang tidak kondusif

(gangguan ternak,

pencurian)

Kekurang akuratan

perlakuan dan pengumpulan

data

Kehilangan data

utama penelitian

Peningkatan intensitas

kehadiran peneliti dan teknisi di

lokasi penelitian.

Membuat kesepakatan dan

perjanjian kerja dengan pihak

terkait (Satpam,

pemilik ternak) untuk

meningkatkan penjagaan areal

penelitian,

menambah tenaga

pengamanan, membuat pagar

permanen

3. Dana Dana kurang dan tidak lancar

Administrasi tidak lengkap,

Pemotongan

Pelaksanaan penelitian

terhambat

Komunikasi dan koordinasi harus

efektif,

Penyesuaian

output

Page 30: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

29

V. TENAGA, ORGANISASI PELAKSANAAN DAN PEMBIAYAAN

5.1. Tenaga

No NAMA/ NIP JABATAN FUNGSIONAL/

BIDANG

KEAHLIAN

JABATAN DALAM

KEGIATAN

URAIAN TUGAS ALOKASI WAKTU

(Jam/mg

)

1 Jumjunidang/Dra.,MSi.

19630601199203 2

001

Pen. Madya/HPT Penanggung

Jawab RPTP

dan ROPP 1, 2 Anggota ROPP 3

Mengkoordinir dan

melaksanakan

kegiatan RPTP dan ROPP1, 2 mulai

perencanaan sampai pelaporan

dan melaksanakan ROPP3

20

2 Irwan Muas/Ir, MS

19600107 198603 1 001

Pen. Madya/

Ekofisiologi

Penanggung

Jawab ROPP 3 dan anggota

ROPP 1, 2

Mengkoordinir dan

melaksanakan kegiatan ROPP 3

mulai perencanaan

sampai pelaporan dan melaksanakan

kegiatan ROPP 1,2

15

3 Sudjijo/Ir.

19530706 197502 1

001

Pen. Madya

/Pemuliaan

Anggota ROPP

1, 2,3

Melaksanakan

Kegiatanan ROPP 1,

2,3

15

4 Dasmeri/SP

Calon Peneliti/

HPT

Anggota ROPP1 Melaksanakan

kegiatan ROPP1

10

5 Bambang Haryanto/SP 19780910 201101 1

007

Calon Peneliti/ Ekofisiologi

Anggota ROPP1,2,3

Melaksanakan kegiatan ROPP

1,2,3

20

6 Liza Oktariana/SSi Peneliti

Pertama/HPT

Anggota ROPP

1, 2, 3

Melaksanakan

kegiatan ROPP 1, 2, 3

15

7 Resta Patma Yanda/

MSi 19870304 201303 2 001

Calon Peneliti/

HPT

Anggota ROPP

1, 2,3

Melaksanakan

kegiatan ROPP 1,2,3

20

8 Subhana Teknisi ROPP1,3

Membantu

melaksanakan kegiatan ROPP 1. 3

15

9 Mujiman Teknisi ROPP1,3 Membantu

melaksanakan kegiatan ROPP 1,3

15

Page 31: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

29

5.2. Jangka Waktu No Kegiatan Bulan Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Uji efektifitas fungisida dan bakterisida botani dalam mengendalikan penyakit utama pada tanaman buah naga

a Persiapan Proposal x x x

b Persiapan bahan x x x x x x x x x

c Survei lokasi dan

ploting

x x x x x x X x

c Perlakuan dan pengumpulan data

x x x x x x x

d Tabulasi dan

analisis data

x x x

e Pelaporan x

Persentase fisik 15 5 10 10 10 10 10 5 5 5 5 10

Persentase Kumulatif

15 20 30 40 50 60 70 75 80 85 90 100

2 Studi hubungan sistem budidaya dan faktor lingkungan terhadap tingkat serangan penyakit utama tanaman buah naga

a. Persiapan x x x

b. Survei dan Pengumpulan data

x x x x

c. Analisis sampel

tanah dan tanaman

x x X x

d. Analisis data X x x

e. Laporan x x

Persentase fisik 15 5 10 10 10 10 10 5 5 5 5 10

Persentase Kumulatif

15 20 30 40 50 60 70 75 80 85 90 100

3 Pengaruh pemberian hara Kalium untuk meningkatkan perumbuhan, produktivitas dan kualitas buah naga

a. Persiapan x x

b. Ploting dan pelabelan

x

c. Perlakuan x X x x X x x X x

d. Pengamatan dan pengumpulan data

x X x x X x x X x

e. Tabulasi dan

analisis data

x X x

f. Pelaporan x

Persentase fisik 15 5 15 10 10 10 10 5 5 5 5 5

Persentase

Kumulatif 15 20 35 45 55 65 75 80 85 90 95 100

Persentase Fisik Kumulatif

15 20 31.7 41.7 51.7 61.7 71.7 76.7 81.7 86.7 91.7 100

Page 32: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

30

5.3.Pembiayaan

a. Rekap Pembiayaan

Uraian Jumlah (Rp)

1. Belanja Bahan 5.400.000

2. Belanja Barang Non Operasional Lainnya 65.400.000

3. Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi 40.200.000

4. Belanja Perjalanan Biasa 51.000.000

Jumlah 162.000.000

b. ROPP

No Jenis Pengeluaran Vol Satuan Harga Satuan

Jumlah

KGT 1

Belanja Barang Non Operasional Lainnya

Membersihkan lahan, memangkas tan.

panjatan (400 tan) dan tanaman pagar 40x100m

40 OH 50.000 2.000.000

Membantu plotting dan pelabelan 20 OH 50.000 1.000.000

Membuang, mengikis bagian tanaman

sakit, membantu aplikasi fungisida/bakterisida 400 tan,

membantu pengamatan 2x8blnx4HOK

64 OH 50.000 3.200.000

Sanitasi kebun dan pemeliharaan tanaman selama 10 bulan @ 24 HOK

dan mencatat data curah hujan, RH dan suhu harian)

240 OH 50.000 12.000.000

Pengamanan data selama 10 bulan @

10 HOK

100 OH 50.000 5.000.000

21.200.000

Belanja Barang Untuk Persediaan

Barang Konsumsi

a. Bahan Kimia

/Saprodi/Penunjang/ATK

Ekstrak jahe liar 6 liter 300.000 1.800.000

Ekstrak sereh wangi 6 liter 200.000 1.200.000

Minyak atsiri cengkeh 6 liter 300.000 1.800.000

Ekstrak biji Mimba / ORGANeem 6 bks 150.000 900.000

Fungisida Tou Fu 10 bks 30.000 300.000

Bakterisida Agreb 15 bks 50.000 750.000

Insektisida Marshal 2 liter 200.000 400.000

Insektisida Canon 3 liter 220.000 660.000

Insektisida Furi isi 50 ml 5 btl 50.000 250.000

Pupuk kandang 3 truk 750.000 2.250.000

Page 33: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

31

NPK Mutiara 2 zak 600.000 1.200.000

Roundup 10 liter 70.000 700.000

Hand Sprayer pompa isi 2 liter 3 Buah 40.000 120.000

Hand sprayer solo 3 Buah 400.000 1.200.000

Masker 2 kotak 40.000 80.000

Sarung tangan Las 4 pasang 60.000 240.000

Bahan-bahan untuk pagar (40x100m) 1 paket 3.000.000 3.000.000

Batere 2A recargeable 9 Buah 15.000 135.000

Selotip transparan besar 2 Gulung 12.500 25.000

Buku tulis 4 Buah 12.000 48.000

Buku tulis folio 4 Buah 15.500 62.000

Stapler kecil no 10 1 Buah 10.000 10.000

Isi stapler kecil 1 Kotak 30.000 30.000

Kartu nama TOP 5 Kotak 12.000 60.000

Amplop putih 2 Pak 50.000 100.000

Pena pilot 1 Kotak 25.000 25.000

Pensil 2B 1 Kotak 37.000 37.000

Papan ABO 2 Buah 15.000 30.000

Catridge Canon 2 Buah 250.000 500.000

Spidol permanen hitam 1 Kotak 67.000 67.000

Spidol white board 1 Kotak 67.000 67.000

Refil tinta data print 2 Set 35.000 70.000

Refil tinta data print color 2 Set 35.000 70.000

Flash Dish 8 GB 2 bh 300.000 600.000

Eksternal Dish 1 Tera 1 bh 1.000.000 1.000.000

Kertas HVS A4 2 Rim 40.000 80.000

Gerobak dorong Arco 1 bh 300.000 300.000

Gunting pangkas merek Velco 2 bh 300.000 600.000

Sepatu lapang 3 psg 100.000 300.000

Cangkul 2 bh 75.000 150.000

Parang besar 2 bh 75.000 150.000

Tali rafia gulung Tiger 5 bh 40.000 200.000

Plang nama penelitian 1 Buah 250.000 250.000

Total Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi

21.866.000

BELANJA PERJALANAN DINAS

Penentuan lokasi dan koordinasi ke

Pariaman (3 orang+ pengemudi +BBM)

1 Paket 1.500.000 1.500.000

Plotting dan pelabelan tanaman (3 peneliti, Pengemudi, BBM)

1 Paket 1.500.000 1.500.000

Perlakuan dan pengamatan rutin 2

mingguan (2 peneliti, pengemudi, BBM)

7.5 bln @ 2 kali

15 paket 1.150.000 17.250.000

Perlakuan dan pengamatan rutin

mingguan 7.5 bln (1 orang teknisi)

7 Paket 380.000 2.660.000

Identifikasi mikroba ke Bogor 1 peneliti 1 org 4.500.000 4.500.000

Total jumlah Perjalanan Dinas 27.410.000

Jumlah Upah+Bahan+Perjalanan Kgt 1

70.426.000

Page 34: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

32

No Jenis Pengeluaran Vol Satuan Hrg Satuan Jumlah

KGT 2

1 Belanja Barang Non Operasional Lainnya

Membantu koleksi sampel tanah dan

tanaman serta membantu pengamatan 2provx1kabx2kecx8kebun

32

lokasi

100.000

3.200.000

Membantu persiapan alat dan media,isolasi, pemurnian setra pemeliharaan isolat 8 bln

64

OH

50.000 3.200.000

Analisa hara tanah N, P, K, Ca, Mg 32 Paket 175.000 5.600.000

Analisa hara tanaman N, P, K, Ca, Mg 32 Paket 75.000 5.600.000

Total Jumlah upah 17.600.000

2 Belanja Barang Untuk Persediaan

Barang Konsumsi

Gas elpiji 2 tabung 150.000 300.000

Plastik wraping 5 gulung 16.000 80.000

Sunlight cair 5 botol 15.000 75.000

Alkohol 96% 5 liter 30.000 150.000

Amplop merang folio isi 50 bh 2 pak 50.000 100.000

Spiritus 5 liter 35.000 175.000

PDA 500 gram 1 botol 3.000.000 3.000.000

Jumlah Total Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi

3.880.000

3 BELANJA PERJALANAN DINAS

Survei Sumatera Barat:

3penelitix4HOK 12 HOK 380.000 4.560.000

Pengemudi 4 HOK 125.000 500.000

BBM 1 paket 700.000 700.000

Survei Kep. Riau (1):

2penelitix5HOK 10 HOK 380.000 3.800.000

Tiket pesawat pp 2penelitix 2 paket 1.000.000 2.000.000

Penginapan 2 penelitix4malam 8 malam 350.000 2.800.000

Peneliti Pendamping dari BPTP 2 HOK 380.000 760.000

Survei Kep. Riau (2):

1penelitix4HOK 4 HOK 380.000 1.520.000

Tiket pesawat pp 1 paket 1.000.000 1.000.000

Penginapan 3malam 3 malam 350.000 1.050.000

Peneliti Pendamping dari BPTP 1 HOK 380.000 380.000

Jumlah Biaya Perjalanan 19.070.000

Total Biaya KGT 2 40.550.000

Page 35: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

33

No Jenis Pengeluaran Vol Satuan Harga Jumlah

Satuan

KGT 3

1 Belanja Barang Non Operasional Lainnya

Membersihkan rumpum dari sisa-sisa pupuk,

gulma dan bahan lainnya 120 tiang/rumpun

20 OH 50.000 1.000.000

Ploting dan pelabelan 120 tanaman 14 OH 50.000 700.000

Pemeliharaan tanaman (Menyiang,

memupuk, pengendalian OPT, menyiram, pemangkasan tunas lateral) selama

10blnx24OH

240 OH 50.000 12.000.000

Pengamanan data penelitian 10 blnx9OH 90 OH 50.000 4.500.000

Analisa hara makro (N, P, K) dan hara mikro

(Ca dan Mg) dari tanah (12 perlk. X 2 ul)

24 Paket 175.000 4.200.000

Analisa hara makro (N, P, K) dan hara mikro (Ca dan Mg) dari tanah (12 perlk. X 2 ul)

24 OH 175.000 4.200.000

Total Jumlah upah 26.600.000

2 Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi

a. Bahan Kimia /Saprodi/Penunjang

Pupuk Urea 2 zak 200.000 400.000

Pupuk SP-36 2 zak 198.000 396.000

Pupuk KCL 5 zak 460.000 2.300.000

Pupuk kandang isi 6 M3 3 truk 750.000 2.250.000

Herbisida roun up 5 liter 80.000 400.000

Insektisida Canon 2 liter 220.000 440.000

Fungisida Amistar 2 liter 200.000 400.000

Hand sprayer solo 1 buah 400.000 400.000

Keranjang buah 60 x 40 cm 40 buah 10.000 400.000

Bahan pagar keliling (50x30m) 1 paket 2.580.000 2.580.000

Cangkul 3 buah 59.000 177.000

Sepatu lapang no 39 1 pasang 91.000 91.000

Sarung tangan Las 2 pasang 60.000 120.000

Gunting pangkas velco 1 bh 300.000 300.000

Parang 2 buah 50.000 100.000

Sunlight cair 5 liter 18.000 90.000

Tissu Paseo Bal 5 buah 12.000 60.000

Omrometer 1 buah 2.000.000 2.000.000

Termohigrometer 1 buah 1.600.000 1.600.000

Jumlah belanja barang konsumsi 14.504.000

BELANJA BAHAN

Buah naga untuk analisa 180 kg 30.000 5.400.000

Jumlah bahan 5.400.000

Page 36: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

34

5 BELANJA PERJALANAN DINAS

Perjalanan dalam Rangka koordinasi dan

komunikasi hasil penelitian ke Padang atau Bogor

1 paket 4.520.000 4.520.000

Total jumlah Perjalanan Dinas 4.520.000

Total Biaya KGT. 3 51.024.000

Page 37: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

35

DAFTAR PUSTAKA Anonimus, 2006. Dragon fruit. Departemen of Agriculture. Government of Sri Langka.

http//:dragon fruit. Diakses 15/6/2012.

Anonimus, 2010. Studies on investigation and control of major pitaya diseases in Guizhou Province. China papers posted on 25 januari 2010. mt.china_papers.com/i/?P= 158518.

Batam Pos. 25 Januari 2012. Buah Naga Membusuk.

Bowers, J. H., and J. C. Locke. 2000. Effect of botanical extracts on population density of Fusarium oxysporum in soil and control of Fusarium wilt in the Greenhouse. Plant Dis. 84:300 – 305.

BPS Provinsi Kepulauan Riau. 2010. Kepulauan Riau dalam angka.

EPa. 2010. Dragon Fruit Growing and Production.

Hoa, V.N. 2012. Current Research Activities and the Development of Good Agricultural Practice (GAP) for Pitaya in Vietnam. Southern Horticultural Research Institute (SOFRI). (17 Juni 2012)

Isnaini, M, Muthahanas, I., Jaya, K.D. Studi pendahuluan tentang penyakit busuk batang pada tanaman buah naga di kabupaten Lombok Utara. Hal 109-114. p.unram.ac.id/data/Profil%20Jurusan/.../Mulat_Kdamar_ok.pdf

Jumjunidang, Riska & Muas, I 2012 ‘ Outbreak penyakit busuk batang tanaman buah naga di Sumatera Barat. Laporan hasil survey OPT di sentra produksi buah naga Sumatera Barat. Balitbu Tropika Solok. 6 hal.

Jumjunidang, Sudjijo, Muas, I, Riska, Emilda, D, Haryanto, B. 2014. Perbaikan produktivitas dan kualitas buah naga. Lap. Hasil Penelitian T.A 2013. 40hal.

Kishore, K and S. Pande.2007. Evaluation of essential oils and their component for broad spectrum antifungal activity and control of late leaf spot and crown rot tissue in peanut. Plant Dis. 91(4):375-379.

Kristanto, D. 2003. Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mahadianto, N. 2007. Budidaya Buah Naga (Dragon Fruit). http://agribisnis.deptan.go.id [1 Juni 2012]

Mc. Mahon, G. 2003. Pitaya (Dragon Fruit).Departemen of Primary Industry, Fisheries and Mines. Darwin. www.horticulture.nt.grov.au. Diakses 25 September 2012.

Morton, J. 1987. Strawberry Pear. In: Fruits of warm climates. Julia F. Morton, Miami, FL. p. 347–348.

Muas, I., U. Rusdianto dan Martias. 1997. Pengaruh bentuk dan takaran pupuk kalium terhadap produksi pisang ambon kuning di lahan masam. J. Hort. 6(5):447-452.

Nasrun, N., H. Idris, dan H. Syamsu. 1997. Pemanfaatan Daun Gambir sebagai Pestisida Nabati untuk Pengendalian Penyakit Kanker Batang pada Tanaman Kayu Manis. Prosiding Kongres Nasional XIV Perhimpunan Fitopatologi Indonesia, Palembang. Halaman 480-482.

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif . Agromedia Pustaka. Jakarta. 130 hlm.

Pasini C, D’Aquila F, Curir P, Gullino ML 1997. Effectiveness of antifungal compounds against rose powdery mildew (Sphaerotheca pannosa var. rosae) in glasshouses. Crop Protection 16(3): 251-256.

Page 38: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

36

Salisbury, F.B. dan C.W. Ross, 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Penerbit ITB. Bandung. 241hlm.

Simatupang, L. 2007. Buah Naga Segar dan Nikmat. http://food_details.php [1 Juni 2012]

Tri. T.M., B.T.M. Hong, N.M. Chau. 2000. Effect of N, P and K on yield and quality of dragon fruit. Annual Report of Fruits Research, 2000, Southern Fruit Research nstitute. Agriculture Publisher, Ho Chi Minh City, Vietnam

Page 39: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

37

MATRIK KERANGKA KERJA LOGIS (Logical framework)

PERBAIKAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS BUAH NAGA

Logika Intervensi Tolok Ukur Kinerja Alat Verifikasi Asumsi

Tujuan akhir Memperoleh teknologi budidaya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas buah naga

Kualitas dan produktivitas buah naga meningkat dibandingkan tanpa teknologi Balitbu Tropika

Laporan hasil penelitian Balitbu Tropika

Manfaat Tersedianya satu paket teknologi budidaya yang dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas buah naga

Meningkatnya kualitas dan produktivitas buah naga

Laporan hasil penelitian Balitbu Tropika dan Laporan dinas pasar

Petani buah naga menerapkan teknologi yang dihasilkan

Luaran Paket teknologi budidaya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas buah naga

Informasi OPT utama yang menyerang buah naga, teknik pengendalian hama dan penyakit dan dosis pupuk yang tepat yang diaplikasikan kaitannya dengan peningkatan produksi dan kualitas buah naga

Laporan hasil penelitian Balitbu Tropika

Diperolehnya teknologi budidaya yang tepat yang dapat diterapkan konsumen/petani

KEGIATAN Distribusi, karakterisasi dan identifikasi hama dan penyakit utama buah naga. Teknik pengendalian penyakit busuk batang buah naga dengan menggunakan fungisida. Pengaruh pemberian hara N dan P terhadap pertumbuhan buah naga fase vegetatif.

INPUT Laboratorium, Kebun percobaan, Kebun petani, benih tanaman, alat-alat spesifik, fungisida, pupuk dan bahan kimia lainnya

Adanya kerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga riset Tersedianya SDM dalam jumlah yang proporsional Fasilitas penelitian mendukung dan memadai

Page 40: RENCANA PENELITIAN TIM PENELITI - …balitbu.litbang.pertanian.go.id/images/infopublik/rptpbuahnaga2015.pdf · 0 rencana penelitian tim peneliti perbaikan produktivitas dan kualitas

38

ROADMAP PERBAIKAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS BUAH NAGA

TAHUN 2013 S/D 2014

No. Target output Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

1. Informasi dasar Data base organisme pengganggu tanaman (OPT) buah naga

2. Komponen Teknologi

Komponen teknologi pengendalian dengan fungisida kimia dan botani, klon/varietas/spesies toleran serta kultur teknik

Komponen teknologi pemupukan, N, P ,K dan pupuk organik

3

Paket Teknologi

Uji paket teknologi pengendalian OPT utama

Validasi paket teknologi pengendalian OPT utama

Uji paket teknologi pemupukan hara makro dan organik yang efisien untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas buah naga