173
UPT. KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL) BALI TENGAH UPT. KPHL BALI TENGAH RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN 2014-2023 Denpasar, Januari 2014 UPT. KPHL BALI TENGAH Jl. Ratna No.1 Singaraja Phone / Fax : 0362-216-41 MATRIKS RENCANA KEGIATAN UPT.KPH BALI TIMUR 2013-2022

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

UPT. KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL) BALI TENGAH

UPT. KPHL BALI

TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN

JANGKA PANJANG TAHUN 2014-2023

Denpasar, Januari 2014 UPT. KPHL BALI TENGAH

Jl. Ratna No.1 Singaraja

Phone / Fax : 0362-216-41

MATRIKS RENCANA

KEGIATAN UPT.KPH BALI

TIMUR 2013-2022

Page 2: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

UPT. KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL) BALI

UPT. KPHL BALI

TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN

HUTAN JANGKA PANJANG

TAHUN 2013-2022

Denpasar, Januari 2014 UPT. KPHL BALI TENGAH

Jl. Ratna No.1 Singaraja

Phone / Fax : 0362-216-41

Page 3: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

ii

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN (RPH)

JANGKA PANJANG KPHL BALI TENGAH

TAHUN 2013-2022

UPT KPHL BALI TENGAH

DESEMBER 2012

Page 4: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

iii

LEMBAR PENGESAHAN

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG

KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG

UPT. KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN BALI TENGAH

Dinilai di

Tanggal :

GUBERNUR

PROVINSI BALI,

Disusun di

Tanggal :

KEPALA

DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI

Disahkan di Jakarta

Tanggal :

a/n MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan II

Page 5: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kepastian hukum dan keamanan kawasan hutan disadari merupakan prakondisi

yang mutlak diperlukan dalam rencana pengelolaan hutan lestari, terutama pada

penetapan status kawasan, pembagian blok, baik pada blok inti, blok pemanfaatan

dan blok khusus, sehingga rencana kegiatan dalam pengelolaan kawasan hutan dapat

berjalan dengan lancar ada kepastian hukum dan bebas dari konflik pemanfaatan hutan di

lapangan.

Penyusunan rencana pengelolaan hutan KPH Bali Tengah bertujuan untuk

menyusun rencana strategis pengelolaan hutan sebagai bahan acuan atau pedoman

pelaksanaan dan standar evaluasi proses pembangunan guna memberikan arah dan bentuk

yang jelas tentang berbagai hal yang terkait dengan penyusunan rencana pengelolaan

hutan yang komprehensif dengan tetap berpedoman pada pembangunan berkelanjutan

yang berwawasan lingkungan.

Sasaran penyusunan RPH Bali Tengah adalah terwujudnya rencana pengelolaan

hutan di seluruh kawasan hutan lindung yang terdapat dalam wilayah UPT KPH Bali

Tengah.

Ruang lingkup rencana pengelolaan hutan ini mencakup area yang telah

ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali

Tengah Provinsi Bali dengan kawasan hutannya berupa hutan lindung seluas 14.651,32

ha yang terbagi kedalam 5 Register Tanah Kehutanan (RTK) yaitu: kelompok hutan

Puncak Landep (RTK 1), kelompok hutan Gunung Mungsu (RTK 2), kelompok hutan

Gunung Silangjana (RTK 3), kelompok hutan Gunung Batukaru (RTK 4) dan kelompok

hutan Munduk Pangajaran (RTK 5). KPH Bali Tengah terdiri dari 7 RPH (RPH Penebel,

RPH Pupuan, RPH Petang, RPH Kubutambahan, RPH Banjar, RPH Sukasada, RPH

Candikuning) dan 1 Pos Pemantau Hasil Hutan.

Metode yang digunakan dalam pembuatan laporan ini berdasarkan: (a) studi

pustaka/literatur, (b) observasi, dan (c) wawancara dan focus grup discussion (FGD).

Penyajian Analisis dan proyeksi dalam penyusunan Rencana Pengelolaan ini

mencakup : Managemen Pengelolaan Hutan, Tata Hutan dan Penyusunan Rencana

Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan, Penggunaan kawasan hutan, Rehabilitasi dan

Reklamasi hutan, serta Perlindungan dan Konservasi alam.

Page 6: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

(1) Pada Managemen pengelolaan hutan ini dilakukan pembahasan menyangkut tentang

organisasi ditingkat lapangan ( Resort Pengelolaan Hutan ) dan bentuk kelembagaan KPH

yang belum mengacu pada Permendagri Nomor 61 Tahun 2010, yang menyatakan bahwa

organisasi KPH dalam bentuk SKPD tersendiri

(2) Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan

Dalam Tata hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan hutan ini, menyangkut

pembahasan tentang pembagian blok dan petak. Pembagian blok dapat dibagi menjadi 3

yaitu : (a) Blok Inti, (b) Blok Pemanfaatan dan (c) Blok Khusus. Disamping itu diusulkan

pula diadakannya rasionalisasi wilayah RPH di KPH Bali Tengah

(3) Pemanfaatan Hutan

Berdasarkan PP No. 6 Tahun 2007 jo. PP No. 3 Tahun 2008 menyebutkan bahwa

pemanfaatan hutan bertujuan untuk memperoleh manfaat hasil dan jasa hutan secara

optimal, adil dan lestari bagi kesejahteraan masyarakat.

Pemanfaatan hutan dapat dikelompokkan menjadi : (1) wilayah kelola (kawasan

hutan yang pengelolaannya dapat melibatkan orang ke tiga) dan (2) wilayah tertentu yang

dikelola oleh KPH. Pemanfaatan kawasan hutan ini menitik beratkan pada penggalian

potensi, yang nantinya dapat dikembangkan untuk mendapatkan nilai ekonomis sesuai

dengan peraturan perundangan yg berlaku ( Core Business ). Saat ini salah satu

pemanfaatan kawasan hutan yg direncanakan adalah berupa hutan desa.

(4) Penggunaan Kawasan Hutan

Penggunaan kawasan hutan merupakan penggunaan untuk kepentingan

pembangunan di luar kegiatan kehutanan, dan hanya dapat dilakukan di dalam kawasan

hutan produksi dan kawasan hutan lindung,(sesuai dengan PP No. 24 tahun 2010).

Pada kawasan KPH Bali Tengah, terdapat beberapa ijin penggunaan kawasan

yang digunakan oleh: PT Telkom, PT PLN Persero, Dinas PU Kabupaten Buleleng. .

(5). Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan

Rehabilitasi hutan dan lahan dimaksudkan untuk memulihkan, mempertahankan,

dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas, dan

peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga (UU RI No. 41

tahun 1999). Selanjutnya dijelaskan bahwa rehabilitasi hutan dan lahan ini

diselenggarakan melalui kegiatan : reboisasi, penghijauan, pemeliharaan, pengayaan

Page 7: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

tanaman, atau penerapan teknik konservasi tanah secara vegetatif dan sipil teknis pada

lahan kritis dan tidak produktif. Kegiatan rehabilitasi ini dilakukan di semua kawasan

hutan kecuali cagar alam dan zona inti taman nasional serta dilaksanakan berdasarkan

kondisi spesifik biofisik. Dalam pelaksanaannya rehabilitasi hutan dan lahan ini

dilakukan dengan pendekatan partisipatif dalam rangka mengembangkan potensi dan

pemberdayaan masyarakat.

Reklamasi hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali

lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan

peruntukannya. Kegiatan ini meliputi : inventarisasi lokasi, penetapan lokasi perencanaan,

dan pelaksanaan reklamasi.

(6) Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.

Perlindungan hutan dan konservasi alam bertujuan untuk menjaga hutan, kawasan

hutan dan lingkungannya, agar fungsi lindung, fungsi konservasi, dan fungsi produksi

tercapai secara optimal dan lestari. Perlindungan hutan dan kawasan hutan merupakan

usaha untuk : (a) mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan, dan hasil

hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam,

hama, serta penyakit; dan (b) mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat,

dan perorangan atas hutan, hasil hutan, investasi, serta perangkat yang berhubungan

dengan pengelolaan hutan. Dalam pelaksanaannya untuk menjamin supaya perlindungan

hutan dapat berjalan dengan sebaik-baiknya, maka masyarakat harus dilibatkan.

Beberapa permasalahan kerawanan hutan di KPH Bali Tengah adalah berupa

kebakaran hutan, Persertifikatan kawasan hutan, Perambahan hutan, dan pencurian kayu.

Di dalam lampiran disajikan matrik kegiatan yang dirancang untuk pengembangan jasa

lingkungan pada wilayah KPH Bali Tengah selama 10 tahun.

Page 8: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan
Page 9: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 -2023 – UPT KPH BALI TENGAH i

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG

KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG UPT KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN BALI TENGAH

TAHUN 2014 – 2023

Disusun Oleh,

KEPALA UPT KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN BALI TENGAH

Ir. I GST. AG. NGR. KUSUMANEGARA, M.MA

NIP. 19610327 198903 1 009

Diketahui Oleh,

KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI

Ir. I G N WIRANATHA, MM

NIP. 19580125 198503 1 012

Disahkan oleh,

A.N MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPALA PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN II

Dr. Ir. JOKO PRIHATNO, MM

NIP. 19600525 198903 1 005

Page 10: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 -2023 – UPT KPH BALI TENGAH ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Penyusunan rencana pengelolaan hutan KPH Bali Tengah bertujuan untuk

menyusun rencana strategis pengelolaan hutan sebagai bahan acuan atau pedoman

pelaksanaan dan standar evaluasi proses pembangunan guna memberikan arah dan

bentuk yang jelas tentang berbagai hal yang terkait dengan penyusunan rencana

pengelolaan hutan yang komprehensif dengan tetap berpedoman pada pembangunan

berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

Sasaran penyusunan RPH Bali Tengah adalah terwujudnya rencana

pengelolaan hutan di seluruh kawasan hutan lindung yang terdapat dalam wilayah

UPT KPH Bali Tengah.

Ruang lingkup rencana pengelolaan hutan ini mencakup area yang telah

ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)

Bali Tengah Provinsi Bali dengan kawasan hutannya berupa hutan lindung seluas

14.651,32 ha.

Metode yang digunakan dalam pembuatan laporan ini berdasarkan: (a) studi

pustaka/literatur, (b) observasi, dan (c) wawancara dan focus grup discussion (FGD).

Penyajian Analisis dan proyeksi dalam penyusunan Rencana Pengelolaan ini

mencakup : Managemen Pengelolaan Hutan, Tata Hutan dan Penyusunan Rencana

Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan, Penggunaan kawasan hutan, Rehabilitasi

dan Reklamasi hutan, serta Perlindungan dan Konservasi alam.

(1) Managemen Pengelolaan

Pada Managemen pengelolaan hutan ini dilakukan pembahasan menyangkut

tentang organisasi ditingkat lapangan ( Resort Pengelolaan Hutan ) dan bentuk

kelembagaan KPH yang belum mengacu pada Permendagri Nomor 61 Tahun 2010,

yang menyatakan bahwa organisasi KPH dalam bentuk SKPD tersendiri

(2) Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan

Pada Tata hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan hutan ini, dibahas tentang

pembagian blok dan petak. Pembagian blok dapat dibagi menjadi 3 yaitu : (a) Blok

Inti, (b) Blok Pemanfaatan dan (c) Blok Khusus.

Page 11: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 -2023 – UPT KPH BALI TENGAH iii

3) Pemanfaatan Hutan

Pemanfaatan hutan dapat dikelompokkan menjadi : (1) wilayah kelola (kawasan

hutan yang pengelolaannya dapat melibatkan orang ke tiga) dan (2) wilayah tertentu

yang dikelola oleh KPH. Pemanfaatan kawasan hutan ini menitik beratkan pada

penggalian potensi, yang nantinya dapat dikembangkan untuk mendapatkan nilai

ekonomis sesuai dengan peraturan perundangan yg berlaku ( Core Business ).

(4) Penggunaan Kawasan Hutan

Penggunaan kawasan hutan merupakan penggunaan untuk kepentingan

pembangunan di luar kegiatan kehutanan, dan hanya dapat dilakukan di dalam

kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung,(sesuai dengan PP No. 24 tahun

2010).

(5). Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan

Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan : reboisasi,

penghijauan, pemeliharaan, pengayaan tanaman, atau penerapan teknik konservasi

tanah secara vegetatif dan sipil teknis pada lahan kritis dan tidak produktif.

Reklamasi hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali lahan

dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan

peruntukannya.

(6) Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.

Perlindungan hutan dan kawasan hutan merupakan usaha untuk: (a) mencegah dan

membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang disebabkan oleh

perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama, serta penyakit; dan (b)

mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan perorangan atas

hutan, hasil hutan, investasi, serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan

hutan. Dalam pelaksanaannya untuk menjamin supaya perlindungan hutan dapat

berjalan dengan sebaik-baiknya, maka masyarakat harus dilibatkan.

Beberapa permasalahan kerawanan hutan di KPH Bali Tengah adalah berupa

kebakaran hutan, Persertifikatan kawasan hutan, Perambahan hutan, dan pencurian

kayu.

Di dalam lampiran disajikan matrik kegiatan yang dirancang untuk

pengembangan jasa lingkungan pada wilayah KPH Bali Tengah selama 10 tahun.

Page 12: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 -2023 – UPT KPH BALI TENGAH iv

KATA PENGANTAR

Undang – Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan mengamanatkan

pembentukan wilayah pada tingkat unit pengelolaan yang sering dikenal dengan

Tingkat Tapak. Untuk itu maka perlu diatur kembali pengelolaan kawasan hutan

terkecil sesuai dengan fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat dikelola secara

efisien dan lestari, melalui Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH).

KPH Bali Tengah merupakan salah satu KPH Model, yang telah ditetapkan

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.620/Menhut-II/2011,

tanggal 1 Nopember 2011. Untuk dapat memberikan acuan bagi pengelola KPH, maka

disusunlah Dokumen Rencana Pengelolaan KPH Bali Tengah.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan

(KPH) Bali Tengah ini disusun berdasarkan Petunjuk Teknis Direktur Jenderal

Planologi Kehutanan Nomor P.5/VII-WP3H/2012, tentang Petunjuk Teknis Tata Hutan

dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Pada Kesatuan Pengelolaan Hutan

Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP).

Dokumen Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (KPH) Bali Tengah ini

memuat bagian – bagian Pendahuluan, Deskripsi Kawasan, Visi dan Misi Pengelolaan

Hutan, Analisa dan Proyeksi, Rencana Kegiatan, Pembinaan Pengawasan dan

Pengendalian, Pemantauan Evaluasi dan Pelaporan serta Penutup.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyediaan

data dan informasi, analisis data, penulisan serta pembahasan draft dokumen

sehingga menjadi Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (KPH) Bali Tengah,

yang nantinya dapat menjadi pedoman dan acuan di dalam Pengelolaan Kawasan

Hutan Lindung di wilayahnya. Semoga dapat memberikan manfaat sesuai dengan

tujuannya.

Denpasar, Januari 2014.

KEPALA UPT KPH BALI TENGAH Ir. I GST. AG. NGR. KUSUMANEGARA, M.MA.

Pembina Tingkat I. NIP. 19610327 198903 1 009.

Page 13: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 -2023 – UPT KPH BALI TENGAH v

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul

Lembar Pengesahan ..................................................................................... i

Peta Situasi ...................................................................................................

Ringkasan Eksekutif .................................................................................. ii

Kata Pengantar ............................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN PETA ........................................................................... x

I. PENDAHULUAN ............................................................................................ I-1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ I-1

1.2 Maksud , Tujuan dan sasaran ................................................................. I-4

1.3 Ruang Lingkup ......................................................................................... I-5

1.4 Batas Pengertian ...................................................................................... I-6

II. DESKRIPSI KAWASAN WILAYAH KPH BALI TENGAH ............................. I-12

2.1 Risalah Wilayah KPHL (Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung) .............. II-12

2.1.1 Letak dan Luas ................................................................................ II-12

2.1.2 Aksesibilitas Kawasan ..................................................................... II-22

2.1.3 Batas-batas Wilayah KPHL Bali Tengah ......................................... II-22

2.1.4 Sejarah Wilayah KPHL .................................................................... II-25

2.1.5 Pembagian Blok .............................................................................. II-31

2.2 Potensi Wilayah KPHL ............................................................................. II-39

2.2.1 Penutupan Vegetasi ........................................................................ II-39

2.2.2 Potensi Kayu/Non Kayu .................................................................. II-40

2.2.3 Keberadaan Flora dan Fauna Langka ............................................. II-41

Page 14: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 -2023 – UPT KPH BALI TENGAH vi

2.2.4 Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam .................................... II-43

2.3 Kondisi Sosial Budaya Masyarakat di Dalam dan Sekitar Hutan ............. II-50

2.4 Data Informasi Ijin-ijin Pemanfataan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan di Dalam Wilayah Kelola ............................................................................. II-55 2.5 Kondisi Posisi KPHL dalam Persepektif Tata Ruang Wilayah

Dan Pembangunan Daerah ..................................................................... II-71

2.6 Isu Strategis, Kendala, dan Permasalahan .............................................. II-72

III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN ...................................................... III-75

3.1 Visi dan Misi Pembangunan Provinsi Bali................................................. III-75

3.2 Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Provinsi Bali .............................. III-76

3.3 Visi dan Misi Dinas Kehutanan Provinsi Bali ............................................ III-76

3.4 Visi dan Misi Pengelolaan KPH Bali Timur .............................................. III-77

IV. ANALISIS DAN PROYEKSI ........................................................................... IV-79

4.1 Managemen Pengelolaan Hutan .............................................................. II-79

4.2 Tata Hutan dan Penyusunan rencana Pengelolaan Hutan ....................... II-80

4.2.1 Tata Hutan ...................................................................................... II-80

4.2.2 Rencana Pengelolaan Hutan .......................................................... II-84

4.3 Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan ...................................... IV-84

4.3.1 Pemanfaatan Hutan ........................................................................ IV-84

4.3.2 Penggunaan Kawasan Hutan ......................................................... IV-94

4.4 Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan ............................................................ IV-97

4.5 Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam ............................................... IV-102

V. RENCANA KEGIATAN .................................................................................. V-106

VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN ................................ VI-114

VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN .......................................... VII-116

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 -2023 – UPT KPH BALI TENGAH vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Letak dan luasan kawasan hutan per RTK pada KPH

Bali Tengah berdasarkan Kabupaten dan RTK ……………..

II-13

Tabel 2.2. Rekapitulasi bengelolaan KPH Bali Tengah ………………… II-14

Tabel 2.3. Proporsi Pengelolaan KPH oleh masing-masing RPH …….. II-15

Tabel 2.4. Daerah Aliran Sungai (DAS) di KPH Bali Tengah …………… II-16

Tabel 2.5. Keadaan Biofisik Desa Terpilih ……………………………….. II-20

Tabel 2.6. Distribusi luasan lahan kritis berdasarkan tingkat

kekritisannya pada KPH Bali Tengah ………………………….

II-21

Tabel 2.7. Tata Batas dan pengukuhan Kawasan Hutan KPH Bali

Tengah…………………………………………………………….

II-22

Tabel 2.8. Batas-batas Wilayah Desa Terpilih …………………………... II-25

Tabel 2.9. Pola pembagian kawasan Hutan ke dalam RPH dan

RTK di KPH Bali Tengah ……………………………………….

II-36

Tabel 2.10a. Jumlah Desa Enclave di Kawasan HutanKPH Bali

Tengah ...................................................................................

II-38

Tabel 2.10b. Perkiraan Jumlah Satwa Liar di Kawasan Hutan KPH

Bali Tengah ...........................................................................

II-42

Tabel 2.11. Pengguna Pinjam Pakai kelompok hutan Gunung

Mungsu (RTK ) …………………………………………………

II-55

Tabel 2.12. Pengguna pinjam pakai kawasan hutan Gunung

Batukaru .................................................................................

II-57

Tabel 4.1. Usulan rasionalisasi Wilayah RPH di KPH Bali Tengah ........ IV-5 IV-84

Tabel 4.2. Penyebaran keberadaan hutan desa pada KPH

Bali Tengah ……………………………………………………...

IV-89

Tabel 4.3. Jasa lingkungan di KPH Bali Tengah ..................................... IV-13 IV-92

Tabel 4.4. RencanaPemanfaatan dan Penggunaan Kawasan

Hutan serta Potensi Pengembangan Jasa Lingkungan

di Wilayah KPH Bali Tengah ................................................

IV-96

Page 16: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 -2023 – UPT KPH BALI TENGAH viii

Tabel 4.5. Distribusi luasan lahan kritis berdasarkan tingkat

kekritisan ………………………………………………………….

IV-98

Tabel 4.6. Analisis dan Proyeksi Pengelolaan hutan …………………… IV- 100

Tabel 4.7. Penyelarasan antara rancangan blok pada wilayah

KPHL dengan Arahan Pemanfaatan pada RKTN /

RKTP / RKTK ……………………………………………………

IV-105

Tabel 5.1. Rencana Kegiatan Pengelolaan KPHL pada KPH Bali

Tengah...................................................................................

V- 106

.

.

Page 17: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 -2023 – UPT KPH BALI TENGAH ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Sebaran Fungsi Hutan KPH Bali Tengah ……………………….. II-14

Gambar 2.2 Prosentase Luas DAS di KPH Bali Tengah ……………………… II-16

Gambar 2.3 DAS di KPH Bali Tengah …………………………………………... II-17

Gambar 2.4 Jenis Tanah di Prov. Bali ………………………………………….. II-18

Gambar 2.5 Keadaan Topografi KPH Bali Tengah ……………………………. II-19

Page 18: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 -2023 – UPT KPH BALI TENGAH x

DAFTAR LAMPIRAN PETA

1. Peta Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bali Tengah Provinsi

Bali Skala 1 : 50.000 ;

2. Peta Penutupan Lahan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bali

Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 50.000 ;

3. Peta Pembagian DAS Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bali

Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 50.000 ;

4. Peta Sebaran Potensi Wilayah Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung

(KPHL) Bali Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 50.000 ;

5. Peta Aksesibilitas Wilayah Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL)

Bali Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 50.000 ;

6. Peta Blok / Petak Wilayah Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL)

Bali Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 50.000 ;

7. Peta Penggunaan Lahan Wilayah Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung

(KPHL) Bali Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 50.000 ;

8. Peta Keberadaan Ijin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan Wilayah

Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bali Tengah Provinsi Bali

Skala 1 : 50.000

9. Peta Jenis Tanah Wilayah Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL)

Bali Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 50.000 ;

10. Peta Iklim Wilayah Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bali

Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 50.000 ;

11. Peta Geologi Wilayah Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bali

Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 50.000 ;

Page 19: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 -2023 – UPT KPH BALI TENGAH xi

DAFTAR PUSTAKA

Undang- Undang Nomor 41, Tahun 1999, Tentang Kehutanan, Lembaran Negara RI

Tahun 1999. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Nomor 62, Tahun 1998, Tentang Penyerahan Sebagian Urusan

Pemerintahan Di Bidang Kehutanan Kepada Daerah. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 6 Tahun 2007 jo PP No. 3 Tahun 2008.

Tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta

Pemanfaatan Hutan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. : 24 Tahun 2010. Tentang Penggunaan

Kawasan Hutan. Sekretariat Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan.

Kementerian Kehutanan

Peraturan Menteri Kehutanan No. : P.49/Menhut-II/2008. Tentang Hutan Desa.

Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. 2010

Peraturan Menteri Kehutanan No. : P.55/Menhut-II /2011. Tentang Tata Cara

Permohonan Izin usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman

Rakyat dalam Hutan Tanaman.

Peraturan Menteri Kehutanan No. : P.59/Menhut-II/2011. Tentang Hutan Tanaman

Hasil Rehabilitasi.

Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam Nomor

129, Tahun 1996, Tentang Pola Pengelolaan Kawasan Suaka Alam, Kawasan

Pelestarian Alam, Taman Buru dan Hutan Lindung. Jakarta.

Surat Keputusan Gubernur Bali Nomor 180/03-N/HK/2004, Tentang Penetapan Master

Plan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (MP-RHL) Provinsi Bali.

Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor : 2 Tahun 2008, Tentang Organisasi dan Tata

Kerja Perangkat Daerah Provinsi Bali. Bali

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2007. Data Bali Membangun 2007.

Pemerintah Provinsi Bali.

Page 20: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 -2023 – UPT KPH BALI TENGAH xii

Badan Pusat Statisik Provinsi Bali. 2008. Bali Dalam Angka. Bali.

Dinas Kehutanan Provinsi Bali. 2002. Hutan dan Kehutanan Provinsi Bali. Denpasar,

Bali.

Dinas Kehutanan Provinsi Bali. 2004. Neraca Sumber Daya Hutan Provinsi Bali. Bali.

Dinas Kehutanan Provinsi Bali. 2004. Data dan Informasi Kehutanan Provinsi Bali.

Bali.

Dinas Kehutanan Provinsi Bali. 2004. Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan

Lahan (GN RHL/Gerhan) Provinsi Bali. Kerjasama Dinas Kehutanan Provinsi

Bali dan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial,

Departemen Kehutanan.

Dinas Kehutanan Provinsi Bali. 2008. Rencana Pengelolaan Hutan KPH Bali Tengah

Denpasar.

Dinas Kehutanan provinsi Bali. 2010. Laporan Hasil monitoring dan evaluasi Pinjam

Pakai Kawasan Hutan di provinsi Bali. Denpasar.

Dinas Kehutanan Provinsi Bali. 2011. Hasil Identifikasi Pemanfaatan Kawasan dan

Jasa Linkungan pada Hutan Lindung Tahun 2010. Bidang Bina Produksi dan

Pemanfaatan Hutan. Denpasar.

KPH Bali Tengah. 2006. Rancangan Pembangunan KPH Bali Tengah Dinas

KehutanProvinsi Bali. Bali.

Page 21: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

xx

DAFTAR LAMPIRAN PETA

1. Peta Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bali Tengah Provinsi Bali

Skala 1 : 100.000

2. Peta Penutupan Lahan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bali

Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 100.000

3. Peta Pembagian DAS Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bali

Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 100.000

4. Peta Sebaran Potensi Wilayah Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL)

Bali Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 100.000

5. Peta Aksesibilitas Wilayah Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bali

Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 100.000

6. Peta Blok / Petak Wilayah Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bali

Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 100.000

7. Peta Penggunaan Lahan Wilayah Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL)

Bali Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 100.000

8. Peta Keberadaan Ijin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan Wilayah Wilayah

Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bali Tengah Provinsi Bali Skala 1 :

100.000

9. Peta Jenis Tanah Wilayah Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bali

Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 100.000

10. Peta Iklim Wilayah Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bali Tengah

Provinsi Bali Skala 1 : 100.000

11. Peta Geologi Wilayah Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bali

Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 100.000

Page 22: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

xxv

KATA PENGANTAR

Salah satu upaya mewujudkan pembangunan kehutanan dan pengelolaan hutan yang

lestari dalam pembangunan kehutanan nasional yang berkelanjutan adalah dengan adanya

Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), yaitu wilayah pengelolaan hutan sesuai dengan fungsi

pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari. KPHL Bali Tengah

merupakan salah satu KPH yang telah ditetapkan Berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor SK.620/Menhut-II/2011 tanggal 1 Nopember 2011. Untuk dapat

memberikan acuan bagi pengelola KPH agar dapat menjalankan fungsi dan perannya dengan

baik maka disusunlah dokumen Rencana Pengelolaan KPHL Bali Tengah.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali

Tengah ini disusun berdasarkan pada Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan

Nomor P.5/VII-WP3H/2012 tentang Petunjuk Teknis Tata Hutan dan Penyusunan Rencana

Pengelolaan Hutan Pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan

Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) bekerjasama dengan Universitas Udayana dan dibiayai

dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah VIII

Denpasar Tahun Anggaran 2012.

Dokumen Rencana Pengelolaan KPHL Bali Tengah ini memuat bagian-bagian

pendahuluan, deskripsi kawasan, visi dan misi pengelolaan hutan, analisis dan proyeksi,

rencana kegiatan, pembinaan pengawasan dan pengendalian, pemantauan evaluasi dan

pelaporan dan penutup. Hal ini dimaksudkan agar KPHL Bali Tengah dapat menjalankan dan

mengaplikasikan sesuai dengan rencana pengelolaan yang telah disusun dan menjadi

pedoman dalam kegiatan pengelolaan hutan jangka panjang dan menjadi acuan dalam

penyusunan rencana derivatifnya dan pelaksanaannya.

Disampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telah membantu baik dalam penyediaan data dan informasi, analisis data, penulisan serta

pembahasan draft dokumen sehingga menjadi Dokumen Rencana Pengelolaan KPHL Bali

Tengah. Semoga bermanfaat sesuai dengan tujuannya.

Denpasar, Desember 2012

Kepala Balai,

Ir. S y a f r i, MM

NIP. 19631231 198903 1 014

Page 23: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 -2023 – UPT KPH BALI TENGAH i

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG

KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG UPT KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN BALI TENGAH

TAHUN 2014 – 2023

Disusun Oleh,

KEPALA UPT KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN BALI TENGAH

Ir. I GST. AG. NGR. KUSUMANEGARA, M.MA

NIP. 19610327 198903 1 009

Diketahui Oleh,

KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI

Ir. I G N WIRANATHA, MM

NIP. 19580125 198503 1 012

Disahkan oleh,

A.N MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPALA PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN II

Dr. Ir. JOKO PRIHATNO, MM

NIP. 19600525 198903 1 005

Page 24: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 -2023 – UPT KPH BALI TENGAH ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Penyusunan rencana pengelolaan hutan KPH Bali Tengah bertujuan untuk

menyusun rencana strategis pengelolaan hutan sebagai bahan acuan atau pedoman

pelaksanaan dan standar evaluasi proses pembangunan guna memberikan arah dan

bentuk yang jelas tentang berbagai hal yang terkait dengan penyusunan rencana

pengelolaan hutan yang komprehensif dengan tetap berpedoman pada

pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

Sasaran penyusunan RPH Bali Tengah adalah terwujudnya rencana

pengelolaan hutan di seluruh kawasan hutan lindung yang terdapat dalam wilayah

UPT KPH Bali Tengah.

Ruang lingkup rencana pengelolaan hutan ini mencakup area yang telah

ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kesatuan Pengelolaan Hutan

(KPH) Bali Tengah Provinsi Bali dengan kawasan hutannya berupa hutan lindung

seluas 14.651,32 ha.

Metode yang digunakan dalam pembuatan laporan ini berdasarkan: (a) studi

pustaka/literatur, (b) observasi, dan (c) wawancara dan focus grup discussion

(FGD).

Penyajian Analisis dan proyeksi dalam penyusunan Rencana Pengelolaan ini

mencakup : Managemen Pengelolaan Hutan, Tata Hutan dan Penyusunan Rencana

Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan, Penggunaan kawasan hutan, Rehabilitasi

dan Reklamasi hutan, serta Perlindungan dan Konservasi alam.

(1) Managemen Pengelolaan

Pada Managemen pengelolaan hutan ini dilakukan pembahasan menyangkut

tentang organisasi ditingkat lapangan ( Resort Pengelolaan Hutan ) dan bentuk

kelembagaan KPH yang belum mengacu pada Permendagri Nomor 61 Tahun 2010,

yang menyatakan bahwa organisasi KPH dalam bentuk SKPD tersendiri

(2) Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan

Pada Tata hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan hutan ini, dibahas tentang

pembagian blok dan petak. Pembagian blok dapat dibagi menjadi 3 yaitu : (a) Blok

Inti, (b) Blok Pemanfaatan dan (c) Blok Khusus.

Page 25: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 -2023 – UPT KPH BALI TENGAH iii

3) Pemanfaatan Hutan

Pemanfaatan hutan dapat dikelompokkan menjadi : (1) wilayah kelola (kawasan

hutan yang pengelolaannya dapat melibatkan orang ke tiga) dan (2) wilayah

tertentu yang dikelola oleh KPH. Pemanfaatan kawasan hutan ini menitik beratkan

pada penggalian potensi, yang nantinya dapat dikembangkan untuk mendapatkan

nilai ekonomis sesuai dengan peraturan perundangan yg berlaku ( Core Business ).

(4) Penggunaan Kawasan Hutan

Penggunaan kawasan hutan merupakan penggunaan untuk kepentingan

pembangunan di luar kegiatan kehutanan, dan hanya dapat dilakukan di dalam

kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung,(sesuai dengan PP No. 24

tahun 2010).

(5). Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan

Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan : reboisasi,

penghijauan, pemeliharaan, pengayaan tanaman, atau penerapan teknik konservasi

tanah secara vegetatif dan sipil teknis pada lahan kritis dan tidak produktif.

Reklamasi hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali lahan

dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan

peruntukannya.

(6) Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.

Perlindungan hutan dan kawasan hutan merupakan usaha untuk: (a) mencegah dan

membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang disebabkan oleh

perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama, serta penyakit; dan

(b) mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan perorangan

atas hutan, hasil hutan, investasi, serta perangkat yang berhubungan dengan

pengelolaan hutan. Dalam pelaksanaannya untuk menjamin supaya perlindungan

hutan dapat berjalan dengan sebaik-baiknya, maka masyarakat harus dilibatkan.

Beberapa permasalahan kerawanan hutan di KPH Bali Tengah adalah berupa

kebakaran hutan, Persertifikatan kawasan hutan, Perambahan hutan, dan pencurian

kayu.

Di dalam lampiran disajikan matrik kegiatan yang dirancang untuk

pengembangan jasa lingkungan pada wilayah KPH Bali Tengah selama 10 tahun.

Page 26: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 -2023 – UPT KPH BALI TENGAH iv

KATA PENGANTAR

Undang – Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

mengamanatkan pembentukan wilayah pada tingkat unit pengelolaan yang sering

dikenal dengan Tingkat Tapak. Untuk itu maka perlu diatur kembali pengelolaan

kawasan hutan terkecil sesuai dengan fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat

dikelola secara efisien dan lestari, melalui Pembangunan Kesatuan Pengelolaan

Hutan (KPH).

KPH Bali Tengah merupakan salah satu KPH Model, yang telah ditetapkan

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.620/Menhut-II/2011,

tanggal 1 Nopember 2011. Untuk dapat memberikan acuan bagi pengelola KPH,

maka disusunlah Dokumen Rencana Pengelolaan KPH Bali Tengah.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan

(KPH) Bali Tengah ini disusun berdasarkan Petunjuk Teknis Direktur Jenderal

Planologi Kehutanan Nomor P.5/VII-WP3H/2012, tentang Petunjuk Teknis Tata

Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Pada Kesatuan Pengelolaan

Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP).

Dokumen Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (KPH) Bali Tengah

ini memuat bagian – bagian Pendahuluan, Deskripsi Kawasan, Visi dan Misi

Pengelolaan Hutan, Analisa dan Proyeksi, Rencana Kegiatan, Pembinaan

Pengawasan dan Pengendalian, Pemantauan Evaluasi dan Pelaporan serta

Penutup.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyediaan

data dan informasi, analisis data, penulisan serta pembahasan draft dokumen

sehingga menjadi Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (KPH) Bali Tengah,

yang nantinya dapat menjadi pedoman dan acuan di dalam Pengelolaan Kawasan

Hutan Lindung di wilayahnya. Semoga dapat memberikan manfaat sesuai dengan

tujuannya.

Denpasar, Januari 2014.

KEPALA UPT KPH BALI TENGAH IR. I GST. AG. NGR. KUSUMANEGARA, M.MA.

Pembina Tingkat I. NIP. 19610327 198903 1 009.

Page 27: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 -2023 – UPT KPH BALI TENGAH v

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul .............................................................................................. i

Lembar Pengesahan ..................................................................................... ii

Peta Situasi ................................................................................................... iii

Ringkasan Eksekutif .................................................................................. iv-vi

Kata Pengantar ............................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii-ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN PETA ........................................................................... xii

I. PENDAHULUAN ........................................................................................... I-1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ I-1

1.2 Tujuan ...................................................................................................... I-4

1.3 Sasaran .................................................................................................... I-5

1.4 Ruang Lingkup ......................................................................................... I-5

1.5 Batas Pengertian ..................................................................................... I-5

II. DESKRIPSI KAWASAN WILAYAH KPH BALI TENGAH ............................. I-1

2.1 Risalah Wilayah KPHL (Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung) ............. II-1

2.1.1 Letak dan Luas ............................................................................... II-1

2.1.2 Aksesibilitas Kawasan .................................................................... II-1

2.1.3 Batas-batas Wilayah KPHL Bali Tengah ........................................ II-1

2.1.4 Sejarah Wilayah KPHL ................................................................... II-1

2.1.5 Pembagian Blok .............................................................................. II-1

2.2 Potensi Wilayah KPHL ............................................................................. II-1

2.2.1 Penutupan Vegetasi ....................................................................... II-1

2.2.2 Potensi Kayu/Non Kayu .................................................................. II-1

2.2.3 Keberadaan Flora dan Fauna Langka ............................................ II-1

Page 28: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 -2023 – UPT KPH BALI TENGAH vi

2.2.4 Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam .................................... II-1

2.3 Kondisi Sosial Budaya Masyarakat di Dalam dan Sekitar Hutan ............ II-6

2.4 Data Informasi Ijin-ijin Pemanfataan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan di Dalam Wilayah Kelola ............................................................................. II-12 2.5 Kondisi Posisi KPHL dalam Persepektif Tata Ruang Wilayah

Dan Pembangunan Daerah .................................................................... II-22

2.6 Isu Strategis, Kendala, dan Permasalahan .............................................. II-29

III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN ...................................................... III-1

3.1 Visi dan Misi Kementerian Kehutanan ..................................................... III-1

3.2 Visi dan Misi Daerah Provinsi Bali ........................................................... III-2

3.3 Visi dan Misi Dinas Kehutanan Provinsi Bali ............................................ III-2

3.4 Visi dan Misi Pengelolaan KPH Bali Timur .............................................. III-3

IV. ANALISIS DAN PROYEKSI .......................................................................... IV-1

4.1 Managemen Pengelolaan Hutan .............................................................. II-1

4.2 Tata Hutan dan Penyusunan rencana Pengelolaan Hutan ...................... II-1

4.2.1 Tata Hutan ...................................................................................... II-1

4.2.2 Rencana Pengelolaan Hutan .......................................................... II-1

4.3 Pemanfaatan Hutan ................................................................................. IV-8

4.3.1 Wilayah Kelola ................................................................................ II-1

4.3.2 Pemberdayaan Masyarakat ............................................................ II-1

4.4 Penggunaan Kawasan ............................................................................ IV-11

4.5 Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan .......................................................... IV-12

4.6 Perlindungan dan Konservasi Alam ........................................................ IV-12

V. RENCANA KEGIATAN ................................................................................. V-1

VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN ................................ VI-1

6.1 Pembinaan ............................................................................................... VI-1

6.2 Pengawasan ........................................................................................... VI-1

6.3 Pengendalian .......................................................................................... VI-2

Page 29: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 -2023 – UPT KPH BALI TENGAH vii

VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN ......................................... VII-1

7.1 Pemantauan ............................................................................................. VII-1

7.2 Evaluasi .................................................................................................. VII-1

7.3 Pelaporan ................................................................................................. VII-2

VIII. PENUTUP ..................................................................................................... VIII-1

8.1 Kesimpulan ............................................................................................. VIII-1

8.2 Saran ...................................................................................................... VIII-2

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... VIII-1

Page 30: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 -2023 – UPT KPH BALI TENGAH viii

DAFTAR PUSTAKA

Undang- Undang Nomor 41, Tahun 1999, Tentang Kehutanan, Lembaran Negara RI

Tahun 1999. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Nomor 62, Tahun 1998, Tentang Penyerahan Sebagian

Urusan Pemerintahan Di Bidang Kehutanan Kepada Daerah. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 6 Tahun 2007 jo PP No. 3 Tahun

2008. Tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan,

serta Pemanfaatan Hutan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. : 24 Tahun 2010. Tentang

Penggunaan Kawasan Hutan. Sekretariat Direktorat Jenderal Planologi

Kehutanan. Kementerian Kehutanan

Peraturan Menteri Kehutanan No. : P.49/Menhut-II/2008. Tentang Hutan Desa.

Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. 2010

Peraturan Menteri Kehutanan No. : P.55/Menhut-II /2011. Tentang Tata Cara

Permohonan Izin usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan

Tanaman Rakyat dalam Hutan Tanaman.

Peraturan Menteri Kehutanan No. : P.59/Menhut-II/2011. Tentang Hutan Tanaman

Hasil Rehabilitasi.

Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam Nomor

129, Tahun 1996, Tentang Pola Pengelolaan Kawasan Suaka Alam, Kawasan

Pelestarian Alam, Taman Buru dan Hutan Lindung. Jakarta.

Surat Keputusan Gubernur Bali Nomor 180/03-N/HK/2004, Tentang Penetapan

Master Plan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (MP-RHL) Provinsi Bali.

Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor : 2 Tahun 2008, Tentang Organisasi dan Tata

Kerja Perangkat Daerah Provinsi Bali. Bali

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2007. Data Bali Membangun 2007.

Pemerintah Provinsi Bali.

Badan Pusat Statisik Provinsi Bali. 2008. Bali Dalam Angka. Bali.

Dinas Kehutanan Provinsi Bali. 2002. Hutan dan Kehutanan Provinsi Bali. Denpasar,

Bali.

Dinas Kehutanan Provinsi Bali. 2004. Neraca Sumber Daya Hutan Provinsi Bali.

Bali.

Page 31: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 -2023 – UPT KPH BALI TENGAH ix

Dinas Kehutanan Provinsi Bali. 2004. Data dan Informasi Kehutanan Provinsi Bali.

Bali.

Dinas Kehutanan Provinsi Bali. 2004. Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan

Lahan (GN RHL/Gerhan) Provinsi Bali. Kerjasama Dinas Kehutanan Provinsi

Bali dan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial,

Departemen Kehutanan.

Dinas Kehutanan Provinsi Bali. 2008. Rencana Pengelolaan Hutan KPH Bali Tengah

Denpasar.

Dinas Kehutanan provinsi Bali. 2010. Laporan Hasil monitoring dan evaluasi Pinjam

Pakai Kawasan Hutan di provinsi Bali. Denpasar.

Dinas Kehutanan Provinsi Bali. 2011. Hasil Identifikasi Pemanfaatan Kawasan dan

Jasa Linkungan pada Hutan Lindung Tahun 2010. Bidang Bina Produksi dan

Pemanfaatan Hutan. Denpasar.

KPH Bali Tengah. 2006. Rancangan Pembangunan KPH Bali Tengah Dinas

KehutanProvinsi Bali. Bali.

Page 32: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 -2023 – UPT KPH BALI TENGAH x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Letak dan luasan kawasan hutan per RTK pada KPH Bali Tengah

berdasarkan Kabupaten dan RTK …………………………………………. II-2

Tabel 2.2. Rekapitulasi bengelolaan KPH Bali Tengah II-3

Tabel 2.3. Proporsi Pengelolaan KPH oleh masing-masing RPH II-4

Tabel 2.4. Daerah Aliran Sungai (DAS) di KPH Bali Tengah II-5

Tabel 2.5. Keadaan Biofisik Desa Terpilih II-10

Tabel 2.6. Distribusi luasan lahan kritis berdasarkan tingkat kekritisannya pada

KPH Bali Tengah .................................................................................. II-11

Tabel 2.7. Tata Batas dan pengukuhan Kawasan Hutan KPH Bali Tengah II-12

Tabel 2.8. Batas-batas Wilayah Desa Terpilih II-14

Tabel 2.9. Pola pembagian kawasan Hutan ke dalam RPH dan RTK di KPH

Bali Tengah II-23

Tabel 2.10a. Jumlah Desa Enclave di Kawasan HutanKPH Bali Tengah II-24

Tabel 2.10b. Perkiraan Jumlah Satwa Liar di Kawasan HutanKPH Bali Tengah II-28

Tabel 2.11. Pengguna Pinjam Pakai kelompok hutan Gunung Mungsu (RTK )…..II-41

Tabel 2.12. Pengguna pinjam pakai kawasan hutan Gunung Batukaru II-42

Tabel 4.1. Usulan rasionalisasi Wilayah RPH di KPH Bali Tengah...................... IV-5

Tabel 4.2. Penyebaran keberadaan hutan desa pada KPH Bali Tengah ……... IV-10

Tabel 4.3. Jasa lingkungan di KPH Bali Tengah.................................................. IV-13

Tabel 4.4. RencanaPemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan serta

Potensi Pengembangan Jasa Lingkungan di Wilayah KPH Bali

Tengah ............................................................................................... IV-17

Tabel 4.5. Distribusi luasan lahan kritis berdasarkan tingkat kekritisan ............. IV-20

Tabel 4.6. Analisis dan Proyeksi Pengelolaan hutan…………………………… .. IV- 22

Tabel 4.7. Penyelarasan antara rancangan blok pada wilayah KPHL dg arahan

Pemanfaatan pada RKTN/RKTP/RKTK ........................................... IV- 25

Tabel 5.1. Rencana Kegiatan Pengelolaan KPHL pada KPH Bali Tengah ........ V- 1

Page 33: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 -2023 – UPT KPH BALI TENGAH xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sebaran Fungsi Hutan KPH Bali Tengah

………………………….. II-4

Gambar 2.2 Prosentase Luas DAS di KPH Bali Tengah

…………………………… II-6

Gambar 2.3 DAS di KPH Bali Tengah …………………………… II-6

Gambar 2.4 Jenis Tanah di Prov. Bali …………………………… II-8

Gambar 2.5 Keadaan Topografi KPH Bali Tengah

…………………………… II-9

Page 34: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 -2023 – UPT KPH BALI TENGAH xii

DAFTAR LAMPIRAN PETA

1. Peta Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bali Tengah Provinsi Bali

Skala 1 : 100.000 ;

2. Peta Penutupan Lahan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bali

Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 100.000 ;

3. Peta Pembagian DAS Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bali

Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 100.000 ;

4. Peta Sebaran Potensi Wilayah Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL)

Bali Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 100.000 ;

5. Peta Aksesibilitas Wilayah Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bali

Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 100.000 ;

6. Peta Blok / Petak Wilayah Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bali

Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 100.000 ;

7. Peta Penggunaan Lahan Wilayah Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL)

Bali Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 100.000 ;

8. Peta Keberadaan Ijin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan Wilayah Wilayah

Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bali Tengah Provinsi Bali Skala 1 :

100.000

9. Peta Jenis Tanah Wilayah Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bali

Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 100.000 ;

10. Peta Iklim Wilayah Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bali Tengah

Provinsi Bali Skala 1 : 100.000 ;

11. Peta Geologi Wilayah Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bali

Tengah Provinsi Bali Skala 1 : 100.000 ;

Page 35: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB I - 1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bali merupakan satu kesatuan ekosistem pulau dalam suatu kesatuan wilayah,

ekologi, sosial dan budaya, serta ekonomi, sehingga pembentukan Kesatuan

Pengelolaan Hutan (KPH) pada keseluruhan kawasan hutan di Provinsi Bali

merupakan langkah penting dan bersifat strategis.

Berdasarkan atas kewenangan Pemerintah Provinsi Bali dengan

memperhatikan aspirasi dan mengingat tipologi karakteristik Bali, telah terbit Peraturan

Daerah Provinsi Bali Nomor : 2 Tahun 2008, tanggal 8 Juli 2008, tentang Organisasi

dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Bali. Dalam Perda ini telah ditetapkan

antara lain pembentukan institusi pengelola hutan pada 4 (empat) wilayah kelola hutan

dalam bentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), yaitu:

1. UPT KPH Bali Barat.

2. UPT KPH Bali Tengah.

3. UPT KPH Bali Timur.

4. UPT Tahura Ngurah Rai.

Arah pengelolaan organisasi dari keempat wilayah kelola hutan di atas pada

prinsipnya sama, yakni diarahkan menjadi organisasi yang mampu memperoleh

pendapatan dan membiayai dirinya sendiri dan mampu meminimumkan anggaran

pemerintah melalui pengelolaan potensi sumber daya hutan yang ada dan

bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pengelolaan hutan.

Khusus untuk UPT KPH Bali Tengah kawasan hutannya berupa hutan lindung

seluas 14.651,32 ha (100%) yang terbagi ke dalam 5 Register Tanah Kehutanan

(RTK) yang luasnya sangat bervariasi, terkecil RTK 3/Gunung Silangjana seluas 415,0

ha dan yang terluas adalah RTK 4 /Gunung Batukaru, seluas 11.899,32 ha. Kelima

RTK tersebut kondisinya tersebar di 4 Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Leh

Page 36: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB I - 2

Balian (650,04 ha), Oten Sungi (5.737,20 ha), Pangi Ayung (1.423,79 ha) dan Sabah

Daya (6.840,29 ha).

Ditinjau dari segi pengelolaan kawasan hutannya, di UPT KPH Bali Tengah

ada 7 Resort Pengelolaan Hutan (RPH) yang luasnya sangat bervariasi, mulai dari

yang terkecil yaitu RPH Petang 1.126,90 Ha dan terluas RPH Penebel seluas

3,124,32 Ha, serta 1 Pos Pemantau Hasil Hutan (PHH) Payangan.

Adanya luasan RPH tidak berimbang menyebabkan beban kerja untuk tiap-tiap

RPH menjadi tidak sama. Sejak semula, pembangunan kehutanan menganut asas

manfaat dan kelestarian secara seimbang, dan kebijaksanaan ini diarahkan untuk

menciptakan kegiatan pengelolaan hutan yang kuat, didukung oleh kehutanan yang

tangguh dengan tetap memperhatikan sumberdaya alam beserta lingkungan hidup

sekitarnya.

Berdasarkan pengamatan di lapangan dan didukung dengan data laporan dari

para Kepala Resort Pengelolaan Hutan (Ka RPH), kawasan hutan di UPT KPH Bali

Tengah yang kesemuanya berupa hutan lindung kondisinya masih relatif baik

walaupun sebagian kawasan telah dikerjakan oleh masyarakat menjadi kawasan

budidaya pertanian lahan kering dan sisanya masih berpotensi untuk dikembangkan

menjadi obyek wisata alam bila dilihat dari konfigurasi (landscaping) lahannya yang

indah. Untuk itu dengan terbentuknya unit pengelolaan hutan KPH Bali Tengah

diharapkan dapat mempercepat terciptanya pengelolaan hutan yang lestari.

Dalam rangka mewujudkannya secara nyata di lapangan, perlu mobilisasi

sumber daya pembangunan yang ada, penganggarannya dapat didukung melalui

dana APBN, APBD dan sumber lain yang tidak mengikat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang ada.

Pembentukan KPH di Provinsi Bali yang berada di bawah dan bertanggung

jawab langsung kepada Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali, yang mencakup

beberapa aspek, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan pengelolaan,

pengendalian dan pengawasan, melelui pengelolaan hutan lestari dengan prinsip

efosien dan efektif.

Page 37: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB I - 3

Makna pengelolaan hutan lestari adalah mewujudkan standing stock tegakan

hutan yang baik, sedangkan prinsip efisien adalah dengan memperhatikan unsur-

unsur penyelenggaraan pengelolaan hutan yang merupakan tugas pokok dan fungsi

KPH dalam melakukan 5 (lima) kegiatan, yakni: managemen pengelolaan, tata hutan

dan rencana pengelolaan, pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan,

rehabilitasi/reklamasi serta perlindungan hutan dan konservasi alam. Selain itu, dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, KPH berkewajiban pula untuk menjabarkan

kebijakan kehutanan, melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan secara utuh,

melaksanakan pemantauan dan evaluasi serta membuka peluang investasi.

Dalam konteks penyelenggaraan pengelolaan hutan di wilayah UPT KPH Bali

Tengah, pada tahap awal perlu dilakukan penyusunan rencana pengelolaan hutan

yang di awali dengan penyusunan dan penetapan tata hutan yaitu kegiatan rancang

bangun unit pengelolaan hutan sesuai dengan juknis yang telah ditentukan, yang

berguna sebagai pedoman pelaksanaan dan standar evaluasi kinerja, sehingga

terbangun wujud nyata KPH sesuai target yang ditetapkan dengan kejelasan posisi

wilayah pengelolaan, organisasi, hak, tugas pokok dan fungsi, jenis aktivitas

pembangunan, struktur implementasi pelimpahan kewenangan pengelolaan,

pembinaan dan pengendalian. Untuk menjamin penyusunan rencana pengelolaan

hutan KPH Bali Tengah agar penataan hutannya selaras dengan kepentingan

pengelolaan dan pemanfaatannya, maka diperlukan pengaturan peruntukan kawasan

hutan berupa pembagian ke dalam blok/petak yang diikuti dengan kegiatan-kegiatan

pada masing-masing petak serta penetapannya didasarkan pada aspek potensi

sumber daya alam, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat serta rencana

pembangunan wilayah.

Penyusunan rencana pengelolaan hutan KPH Bali Tengah ini, merupakan

perwujudan komitmen dari para pihak, sehingga di dalam penyusunannya perlu

mempertimbangkan internalisasi rencana pengelolaan yang berwawasan lingkungan

ke dalam konteks perencanaan pembangunan dan pengembangan wilayah

Pemerintah Provinsi Bali. Hal ini mengandung maksud, bahwa Rencana Pengelolaan

Hutan KPH Bali Tengah berfungsi sebagai dasar akuntabilitas kinerja pemerintah

Page 38: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB I - 4

daerah, yang penyusunannya mengacu pada tata ruang wilayah dengan

mengakomodasikan berbagai kepentingan, terutama dalam kaitannya dengan upaya

pembinaan, pengawasan dan pengendalian .

Rencana Pengelolaan Hutan KPH Bali tengah ini disusun dalam jangka panjang

yaitu berjangka waktu 10 tahun sesuai dengan petunjuk teknis yang telah ditetapkan.

1.2. Tujuan

Pada hakekatnya tujuan penyusunan rencana pengelolaan hutan KPH

Bali Tengah adalah untuk mewujudkan penyelenggaraan kehutanan dalam wadah

UPT KPH Bali Tengah, agar proses pembangunan kehutanan dapat berjalan secara

sistematis, terarah melalui pengelolaan hutan lindung (HL) yang telah tersusun,

berdasarkan asas kelestarian hutan untuk menciptakan suatu sistem pengelolaan

hutan yang optimal berdasarkan fungsi dan manfaatnya. Disamping itu, tujuan

pokoknya adalah dalam kerangka menggali potensi kawasan hutan di wilayah UPT

KPH Bali Tengah untuk bisa dikembangkan guna mendapatkan ” core bussines”.

(pengembangan potensi untuk mendapatkan nilai tambah)

1.3. Sasaran

Sasaran penyusunan rencana pengelolaan hutan KPH Bali Tengah adalah

terwujudnya rencana pengelolaan hutan di seluruh kawasan hutan lindung yang

terdapat dalam wilayah UPT KPH Bali Tengah. Pengelolaan pada tiap-tiap kawasan

hutan tersebut, berdasarkan tipologi wilayah, ekologi, kondisi sosial ekonomi, budaya

masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar kawasan hutan. Sasaran ini secara

keseluruhan akan dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan skala prioritas

dalam pemanfaatan setiap ruang atau unit struktur hutan dalam kewenangan

pengelolaan hutan KPH Bali Tengah.

Page 39: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB I - 5

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup rencana pengelolaan hutan ini mencakup area yang telah

ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)

Bali Tengah Provinsi Bali dengan kawasan hutannya berupa hutan lindung seluas

14.651,32 ha yang terbagi kedalam 5 Register Tanah Kehutanan (RTK) yaitu:

kelompok hutan Puncak Landep (RTK 1), kelompok hutan Gunung Mungsu (RTK 2),

kelompok hutan Gunung Silangjana (RTK 3), kelompok hutan Gunung Batukaru (RTK

4) dan kelompok hutan Munduk Pangajaran (RTK 5). Uraian serta analisis dan arahan

pengelolaan yang mencakup deskripsi lingkungan biofisik, sosial ekonomi, dan budaya

serta potensi pariwisata, identifikasi dan analisis masalah yang sudah ada dan akan

timbul, penyusunan strategi dan rencana kegiatan pengelolaan teknis, termasuk

analisis SWOT situasi pengelolaan hutan KPH Bali Tengah.

1.5. Batasan Pengertian

Batasan pengertian dari beberapa istilah/terminologi yang terangkum dalam

naskah rencana pengelolaan ini, sebagai berikut:

1. Hutan adalah satu kesatuan ekosistem hamparan lahan berupa sumber daya

alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya,

yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan (pasal 1, ayat 2, UU No.

41 Tahun 1999).

2. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh

pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap (pasal 1,

ayat 3, UU No. 41 Tahun 1999).

3. Hutan negara adalah hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak

atas tanah (pasal 1, ayat 4, UU No. 41 Tahun 1999).

4. Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok

memproduksi hasil hutan (pasal 1, ayat 7, UU No. 41 Tahun 1999).

5. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai

perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah

Page 40: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB I - 6

banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan

tanah (pasal 1, ayat 8, UU No. 41 Tahun 1999).

6. Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu yang

mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa

serta ekosistemnya (pasal 1, ayat 9, UU No. 41 Tahun 1999).

7. Kawasan cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan

alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau

ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung

secara alami.

8. Kawasan taman wisata alam adalah kawasan pelestarian alam dengan tujuan

utama untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam.

9. Hutan tanaman industri adalah hutan tanaman pada hutan produksi yang

dibangun oleh kelompok industri kehutanan untuk meningkatkan potensi dan

kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka memenuhi

kebutuhan bahan baku industri hasil hutan (pasal 1, ayat 18, PP No.6 Tahun

2007).

10. Hutan tanaman rakyat adalah tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh

kelompok masyarakat untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi

dengan menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya

hutan (pasal 1, ayat 19, PP No. 6 Tahun 2007).

11. Hutan tanaman hasil rehabilitasi adalah hutan tanaman pada hutan produksi

yang dibangun melalui kegiatan rehabilitasi lahan dan hutan pada kawasan hutan

produksi untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi lahan

dan hutan dalam rangka mempertahankan daya dukung, produktifitas dan

peranannya sebagai sistem penyangga kehidupan (pasal 1, ayat 20, PP No.6

Tahun 2007).

12. Hutan kemasyarakatan adalah hutan negara yang pemanfaatan utamanya

ditunjukan untuk memberdayakan masyarakat (pasal 1, ayat, PP No. 6 Tahun

2007).

Page 41: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB I - 7

13. Hutan desa adalah hutan negara yang dikelola oleh desa dan dimanfaatkan

untuk kesejahteraan desa serta belum dibebani izin/hak.

14. Kesatuan pengelolaan hutan selanjutnya disingkat KPH adalah unit pengelolaan

hutan terkecil sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat dikelola secara

efisien dan lestari (pasal 1, ayat 1, PP. No. 6 Tahun 2007).

15. KPH dapat terdiri dari satu fungsi hutan dan penetapan KPH berdasarkan fungsi

yang luasnya dominan (pasal 6, ayat 2, PP No. 6 Tahun 2007).

16. KPH model adalah wujud awal dari KPH yang secara bertahap dikembangkan

menuju situasi dan kondisi aktual KPH di tingkat tapak yang diindikasikan oleh

suatu kemampuan menyerap tenaga kerja, investasi, memproduksi barang dan

jasa kehutanan yang melembaga dalam sistem pengelolaan hutan secara efisien

dan lestari (pasal 1, ayat 2, Peraturan Kepala Badan Planalogi Kehutanan, No.

SK. 80/VII-PW/2006).

17. Rancangan pembangunan KPH model adalah suatu bentuk dokumen

perencanaan yang tersusun atas dasar kondisi spesifik tipologi wilayah dan telah

didiskusi publikan serta didukung oleh pemerintah kabupaten dan provinsi yang

memuat visi, misi, tujuan, model, analisis, strategi, program dan kegiatan sebagai

acuan untuk penyusunan dokumen perencanaan berupa action plan (rencana

tindak/rencana aksi).

18. Satuan Lahan (SL) pada unit KPH model adalah merupakan pengelompokan

lahan kawasan hutan yang didasarkan atas kesamaan lereng, penutupan lahan

dan kekompakan luasan.

19. Visi dan misi merupakan proyeksi atau gambaran sosok KPH lestari di masa

depan yang diharapkan dan capaian-capaian utama yang ditetapkan untuk

mewujudkan proyeksi atau gambaran tersebut.

20. Tujuan dan sasaran merupakan pernyataan realistik-terukur sebagai penjabaran

visi-misi selama jangka perencanaan dan obyek atau komponen yang terlibat

pada usaha untuk mewujudkan pernyataan tersebut.

Page 42: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB I - 8

21. Rencana pengelolaan hutan adalah konfigurasi peta situasi, visi-misi, tujuan dan

sasaran yang dijabarkan ke dalam resep atau arah manajemen strategi terpadu

yang menyangkut kelola kawasan, kelola pemanfaatan hutan, kelola pasar,

kelola konservasi dan kelola rehabilitasi-restorasi dalam kerangka pencapaian

fungsi ekonomi, lingkungan dan sosial yang optimal.

22. Rencana pengelolaan jangka panjang adalah rencana pengelolaan hutan pada

tingkat strategis berjangka waktu atau selama jangka benah pembangunan KPH.

23. Rencana pengelolaan jangka pendek adalah rencana pengelolaan hutan

berjangka waktu 1 (satu) tahun pada tingkat kegiatan operasional berbasis petak

dan/atau zona dan/atau blok.

24. Bagian hutan adalah bagian dari areal kerja KPH yang secara geografis bersifat

permanen, yang secara strategis ditetapkan untuk meningkatkan efektifitas dan

efisiensi manajemen, terutama dalam kelola produksi yang menjadikannya

sebagai kesatuan areal produksi lestari.

25. Resort hutan merupakan bagian dari hutan yang secara geografis bersifat

permanen, yang secara strategis ditetapkan untuk meningkatkan pengendalian

pengawasan teritorial (pada waktu yang lalu disebut Blok RKL dan Blok RKT).

26. Zona merupakan bagian dari KPH yang secara geografis bersifat permanen yang

secara strategis ditetapkan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi

manajemen, terutama dalam fungsi konservasi, yang menjadikannya sebagai

kesatuan pengelolaan konservasi lestari.

27. Blok pada unit KPH model adalah bagian areal yang secara geografis bersifat

permanen, yang secara strategis ditetapkan untuk meningkatkan efektifitas dan

efisiensi manajemen, terutama dalam fungsi perlindungan hidro-orologi yang

menjadikannya sebagai kesatuan pengelolaan perlindungan hidro-orologi lestari.

28. Petak adalah unit lahan hutan yang lokasi geografisnya bersifat permanen,

sebagai basis pemberian perlakuan pengelolaan dan menjadi satuan administrasi

dari setiap kegiatan pengelolaan (silvikultur) yang sama untuk diterapkan

atasnya.

Page 43: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB I - 9

29. Anak petak adalah bagian dari petak yang bersifat temporer, yang oleh sebab

tertentu memperoleh perlakuan silvikultur atau kegiatan pengelolaan yang

khusus dan selanjutnya akan ditetapkan oleh pengelola KPH.

30. Jangka benah (bera) adalah rentang waktu perencanaan yang diperlukan untuk

merubah kondisi pengelolaan yang ada saat ini menjadi kondisi yang terstruktur

bagi kegiatan pengelolaan hutan lestari.

31. Perlakuan manajemen adalah merupakan kegiatan silvikultur, bisnis dan/atau

teknis perlindungan dan konservasi yang secara operasional diterapkan pada

anak petak/petak blok.

32. Monitoring adalah mekanisme pemantauan KPH untuk mendapatkan bahan

makanan dari tingkat lapangan.

33. Evaluasi adalah mekanisme umpan balik positif, yang mengharuskan manajemen

KPH melakukan penyesuaian rencana secara periodik ketika ditemukan

kesalahan sistematik pada rencana yang telah disusun.

34. Sistem informasi manajemen merupakan konfigurasi kelembagaan, data dan

informasi, perangkat penerima – pengolah – pembangkit - komunitas yang

ditujukan untuk pengambilan kesimpulan dan keputusan menajerial KPH.

35. Sistem informasi geografis merupakan kumpulan yang terorganisir dari perangkat

keras komputer, perangkat lunak, data geografis dan personil yang dirancang

secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, memperbaharui, memanipulasi,

menganalisis dan menampilkan semua bentuk yang bereferensi geografi.

36. Pengelolaan hutan adalah kegiatan yang meliputi tata hutan dan rencana

pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi

dan reklamasi hutan serta perlindungan hutan dan konservasi hutan (Pasal 1

ayat 3, Permendagri No. 61 Tahun 2010).

37. Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan,

memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan kayu

serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil untuk

Page 44: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB I - 10

kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya (Pasal 1 ayat 4,

Permendagri No. 61 Tahun 2010).

38. Penggunaan kawasan hutan adalah merupakan penggunaan untuk kepentingan

pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok

kawasan hutan (Pasal 1 ayat 5, Permendagri No. 61 Tahun 2010).

39. Kesatuan Pengelolaan Hutan, yang selanjutnya disebut KPH, adalah wilayah

pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat dikelola

secara efisien dan lestari (Pasal 1 ayat 6, Permendagri No. 61 Tahun 2010).

40. Organisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung, yang selanjutnya disebut

KPHL, adalah organisasi pengelolaan hutan lindung yang wilayahnya sebagian

besar terdiri atas kawasan hutan lindung, yang dikelola Pemerintah Daerah

(Pasal 1 ayat 7, Permendagri No. 61 Tahun 2010).

41. Organisasi Kesatuan pengelolaan Hutan Produksi, yang selanjutnya disebut

KPHP, adalah organisasi pengelolaan hutan produksi yang wilayahnya sebagian

besar terdiri atas kawasan hutan produksi, yang dikelola Pemerintah Daerah

(Pasal 1 ayat 8, Permendagri No. 61 Tahun 2010).

42. Tata hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan, mencakup

kegiatan pengelompokan sumber daya hutan sesuai dengan tipe ekosistem dan

potensi yang terkandung di dalamnya dengan tujuan untuk memperoleh manfaat

yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari (Pasal 1 ayat 9,

Permendagri No. 61 Tahun 2010).

43. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan

dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas

dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga

(Pasal 1 ayat 10, Permendagri No. 61 Tahun 2010).

44. Reklamasi hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali

lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai

dengan peruntukannya (Pasal 1 ayat 11, Permendagri No. 61 Tahun 2010).

Page 45: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB I - 11

45. Perlindungan hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan

hutan, kawasan hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia,

ternak, kebakaran daya-daya alam, hama, penyakit, serta mempertahankan dan

menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan

hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan

pengelolaan hutan (Pasal 1 ayat 12, Permendagri No. 61 Tahun 2010).

Page 46: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 12

BAB II. DESKRIPSI KAWASAN WILAYAH KPH BALI TENGAH

2.1 Risalah Wilayah KPHL (Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung)

2.1.1 Letak dan Luas

(a) Letak Wilayah KPH Bali Tengah

Wilayah KPH ( Kesatuan Pengelolaan Hutan) Bali Tengah Provinsi Bali

merupakan bentang alam dataran tinggi, dataran perbukitan dan pegunungan dan

daerah kerucut gunung api. Dataran rendah merupakan bentuk lapangan berombak

sampai bergelombang dengan ketinggian 50-300 m di atas permukaan laut (dpl).

Daerah perbukitan berbentuk lapangan berbukit kecil sampai berbukit dengan

ketinggian 100 - 1.000 m di atas permukaan laut (dpl), antara lain di perbukitan

Kintamani sebelah Tengah sampai Kubutambahan, daerah perbukitan dan

pegunungan berbentuk lapangan berbukit kecil sampai berbukit dengan ketinggian

500-1000 m dpl, sedangkan daerah kerucut gunung api adalah bentuk lapangan

bergunung dengan ketinggian 800 - 3.142 m dpl, pada kaki tubuh dan puncak Gunung

Batukaru.

Secara umum pegunungan yang ada di provinsi Bali merupakan pegunungan

berelief halus sampai kasar, batuannya terdiri dari endapan vulkanik dari Gunung

Buyan-Beratan dan Gunung Batur berupa lahar yang bersifat agak kompak dan

batuan vulkanik dari Gunung Agung berupa tufa dan lahar yang bersifat agak lepas.

Struktur geologi KPH Bali Tengah adalah batuan lava bantal dan breksi yang disisipi

oleh batu gamping.

(b) Luas Wilayah KPH Bali Tengah

Luas Kawasan Hutan Provinsi Bali berdasarkan SK Menteri Kehutanan dan

Perkebunan No.433/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 tentang Penunjukan Kawasan

Hutan dan Perairan di Wilayah Provinsi Bali adalah 130.686,01ha, dengan rincian

luas yaitu: Kawasan Suaka Alam / Kawasan Pelestarian Alam seluas

± 26.046,10 ha, Hutan Lindung seluas ± 95.766,06 ha, Hutan Produksi Terbatas

± 6.719,26 ha, Hutan Produksi Tetap ± 1.907,10 ha.

Page 47: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 13

Penetapan KPH di Provinsi Bali berdasarkan SK.800/Menhut-VII/2009, tanggal

7 Desember 2009 adalah :

KPHL sebanyak 3 unit dengan luas = 104.392,42 ha

KPHK sebanyak 1 unit dengan luas = 1.373,50 ha +

Total Luas = 105.765,92 ha

UPT KPH Bali Tengah yang memiliki luas wilayah 14.651,32 ha, merupakan

gabungan kelompok kawasan hutan yang meliputi 4 kabupaten yaitu Kabupaten

Badung, Bangli, Buleleng dan Tabanan.

KPH Bali Tengah mempunyai kawasan hutan yang tersebar dalam 5 RTK,

sebagian besar berada di dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Buleleng dan Tabanan.

Distribusi sebaran keberadaan luasan kawasan hutan per RTK dalam Kabupaten pada

KPH Bali Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Letak dan Luasan Kawasan Hutan per RTK berdasarkan Kabupaten dan RTK

No KELOMPOK HUTAN RTK

KABUPATEN

BADUNG BANGLI BULELENG TABANAN TOTAL

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Puncak Landep 1 - - 590,00 - 590,00

2 Gunung Mungsu 2 - - 1.134,00 - 1.134,00

3 Gunung Silangjana 3 - - 415.00 - 415,00

4 Gunung Batukaru 4 1.126.90 - 3.964,21 6.808,21 11.899,12

5 Munduk Pengajaran 5 0.00 613.00 - - 613,00

TOTAL 1.126,90 613,00 6.103,21 6.808,21 14.651,32

Sumber: Dinas Kehutanan Prov Bali, 2009

Page 48: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 14

Wilayah pengelolaan kawasan hutan KPH Bali Tengah disajikan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Rekapitulasi Pengelolaan KPH Bali Tengah

1. Kawasan Hutan

a. Puncak Landep (RTK 1)

Panjang batas kawasan hutan 26,60 km (batas alam : 2,50 / km dan batas buatan : 24,10 km), jumlah pal batas 331 buah.

b. Gunung Mungsu (RTK 2)

Panjang batas kawasan hutan 38,96 km (batas alam : 7,66 km dan batas buatan : 31,30 km), jumlah pal batas 422 buah.

c. Gunung Silangjana (RTK 3)

Panjang batas kawasan hutan 19,50 km (batas alam : 4,60 km dan batas buatan : 14,90 km), jumlah pal batas 210 buah.

d. Gunung Batukaru (RTK 4)

Panjang batas kawasan hutan 188,60 km (batas alam : 32,95 km dan batas buatan ; 155,65 km), jumlah pal batas 1.816 buah.

e. Munduk Pengajaran (RTK 5)

Panjang batas kawasan hutan 44,05 km (batas alam : 9,60 km dan batas buatan : 34,45 km), jumlah pal batas 556 buah.

2. Fungsi Hutan Lindung (14.651,32 Ha)

Sumber: Dinas Kehutanan Prov Bali, 2009

Data sebelum keluarnya SK 800/Menhut-II/200

Sebaran fungsi kawasan KPH Bali Tengah yang tersebar pada RTK disajikan

pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Sebaran Fungsi Kawasan KPH Bali Tengah

Luas kawasan hutan di RPH bervariasi dari yang terendah di RPH Petang

seluas 1.126,90 Ha dan terluas di RPH Kubutambahan seluas 3.606,87 ha. Pada

Page 49: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 15

Tabel 2.3 menunjukkan sebaran pengelolaan kawasan hutan oleh masing-masing

RPH di KPH Bali Tengah.

Tabel 2.3. Proporsi Pengelolaan KPH oleh masing-masing RPH.

LOKASI KPH / RPH /

PPHH

LUAS

PERSONIL

JUMLAH POLHUT

NON POLHUT

(Ha) (org) (org) (org)

1 2 3 4 5 6 7

Singaraja KPH - 3 22 25

Banjar RPH 1.212,24 3 - 3

Candikuning RPH 1.157,49 1 2 3

Kubutambahan RPH 3.606,87 6 - 6

Penebel RPH 3.124,32 4 1 5

Petang RPH 1.126,90 2 1 3

Pupuan RPH 2.526,40 2 - 2

Sukasada RPH 1.897,10 2 - 2

Payangan Pos PHH - 2 1 3

Total 14.651,32 25 27 52

Sumber : Dinas Kehutanan Prov Bali, 2009.

Kondisi Biofisik KPH Bali Tengah

Kondisi biofisik Bali Tengah meliputi: (a) DAS (Daerah Aliran Sungai), (b)

morfologi dan geologi, (c) tanah, (d) topografi, dan (e) iklim dan curah hujan, dan (f)

lahan kritis.

a. Daerah Aliran Sungai (DAS)

KPH Bali Tengah berada pada Sub DAS Sabah Daya, Leh Balian, Oten

Sungi dan Pangi Ayung. Sungai-sungai yang melintas di KPH Bali Tengah sangat

banyak karena posisi KPH Bali Tengah yang berada di daerah pegunungan dan

menjadi hulu bagi sungai-sungai tersebut. Sungai yang berhulu di Kelompok Hutan

Puncak Landep (RTK 1) adalah Tukad Mungga, dan anak sungai Tukad (T)

Tuludmadu, T. Juuk, T. Basak dan T. Tiingtali. Kelompok Hutan Gunung Mungsu

(RTK 2) hulu DAS Tukad Banyumala, T. Tiingtali, T. Apit dan T. Bangka.

Kelompok Hutan Gunung Silangjana (RTK 3) merupakan DAS T. Panarukan, yang

mengairi sawah di Sudaji, Kaloncing dan Penarukan, sedangkan di Kelompok

Page 50: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 16

Hutan Gunung Batukaru (RTK 4) yang mendominasi wilayah KPH Bali Tengah,

sungai yang mengalir ke arah Selatan adalah Tukad Bangka, T. Kaliasam, T.

Lengis, Yeh (Y) Ho, Yeh Otan, T. Made, T, Balian dan Y. Saba, Y. Empas, Y.Sungi,

T. Pangi, dan T. Ayung. Kelompok Hutan Munduk Pangejaran (RTK 5) menjadi

hulu DAS Tukad Daya yang mengalir ke Desa Bungkulan dan Kubutambahan.

Sebaran wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam setiap RTK dapat disajikan

pada Tabel 2.4 dan prosentase luas DAS di KPH Bali Tengah.

Tabel 2.4. Daerah Aliran Sungai (DAS) di KPH Bali Tengah

No KELOMPOK

HUTAN RTK

DAERAH ALIRAN SUNGAI DALAM HA

LEH BALIAN

OTEN SUNGI

PANGI AYUNG

SABAH DAYA

TOTAL

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Puncak Landep 1 - - - 590,00 590,00

2 Gunung Mungsu 2 - - - 1.134,00 1.134,00

3 Gunung Silangjana 3 - - - 415,00 415,00

4 Gunung Batukaru 4 6.808,21 - 1.126,90 3.964,21 1.1899,32

5 Munduk Pengajaran 5 - 613,00 - - 613.00

TOTAL 6.308,21 613,00 1.126,90 5.103,21 14.651,32

Sumber: Dinas Kehutanan Prov Bali, 2009

Gambar 2.2 Prosentase Luas DAS di KPH Bali Tengah

Posisi DAS yang ada di Provinsi Bali dengan posisi KPH Bali Tengah terdapat

dalam Gambar 2.3.

Page 51: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 17

Gambar 2.3. DAS di KPH Bali Tengah

b. Morfologi dan Geologi

Morfologi pada wilayah KPH Bali Tengah Provinsi Bali tersusun dari bentang

alam seperti dataran tinggi, daerah perbukitan, pegunungan dan daerah kerucut

gunung api. Dataran tinggi (bentuk lapangan berombak sampai bergelombang

dengan ketinggian 50-300 m dpl. Daerah perbukitan berbentuk lapangan berbukit

kecil sampai berbukit dengan ketinggian 100 - 1.000 m dpl, antara lain di

perbukitan Kintamani sebelah Tengah sampai Kubutambahan. Daerah perbukitan

dan pegunungan (bentuk lapangan berbukit kecil sampai berbukit dengan

ketinggian 500-1000 m dpl). Daerah kerucut gunung api (bentuk lapangan

bergunung dengan ketinggian 800-3.142 m dpl) pada Batukaru.

Struktur geologi KPH Bali Tengah dilihat dari struktur regional Bali, dimulai

dengan adanya kegiatan di lautan selama kala Miosen bawah yang menghasilkan

batuan lava bantal dan breksi yang disisipi oleh batu gamping. Kegiatan Gunung

Page 52: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 18

api lebih banyak terjadi di dataran, yang menghasilkan gunung api dari Barat ke

Timur. Seiring dengan terjadinya dua kaldera yaitu mula - mula kaldera

Buyan-Beratan dan kemudian kaldera Batur, P. Bali masih mengalami gerakan

yang menyebabkan pengangkatan di bagian Utara, akibatnya formasi palasari

terangkat ke permukaan laut dan P. Bali pada umumnya mempunyai penampang

Utara-Selatan yang tidak simetris dan bagian Selatan lebih landai dari bagian

Utara.

c. Tanah

KPH Bali Tengah memiliki jenis tanah antara lain: RTK 1, 2 dan 3 memiliki

jenis tanah Latosol dan dan Regosol yang sangat peka terhadap erosi, sedangkan

RTK 4 jenis tanahnya terdiri dari Regosol, Latosol, dan Andosol, sedangkan RTK

5 jenis tanahnya Regosol yang sangat peka terhadap erosi.

Sebaran lokasi jenis tanah di Provinsi Bali disajikan pada Gambar 2.4. yang

bersumber dari Dinas Kehutanan Prov. Bali dan Balai Perbenihan Tanaman Hutan

Bali dan Nusa Tenggara.

Gambar 2.4. Jenis Tanah di Provinsi Bali

d. Topografi

Secara umum keadaan topografi wilayah Provinsi Bali cukup komplek,

dengan kelas lereng mulai datar (35,08 %), landai (10,93 %), agak curam (18,96 %),

Page 53: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 19

curam (15,17 %) sampai sangat curam (19,86 %) dan secara topografi terletak pada

ketinggian antara 1 - 3,142 m di atas permukaan laut. Bentuk wilayah

Provinsi Bali yang mendominasi adalah berbukit dan bergunung dengan dataran

memanjang dari Barat ke arah Timur dan puncak tertinggi adalah Gunung Agung

(3.142 m). Pada bagian Selatan berupa dataran yang landai sampai datar dan pada

bagian utara yang sejajar garis pantai terdapat dataran rendah pantai dengan luasan

sempit. Citra SRTM (Shuttle Radar for Topographic Mission) memberikan

kenampakan tiga dimensi dari wilayah KPH Bali Tengah. Kelas kelerengan di KPH

Bali Tengah yang diturunkan dari citra SRTM nampak kelas lereng yang beragam

mulai dari landai dengan kelas lereng landai (0-8%) sampai dengan kelas lereng

amat curam/terjal (> 40%) seperti pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Keadaan Topografi (kelas lereng) KPH Bali Tengah

Kelas kelerengan di KPH Bali Tengah yang diturunkan dari citra SRTM

memberikan kelas lereng yang beragam mulai dari landai dengan kelas lereng landai

(0-8 %) sampai dengan kelas lereng terjal (>40%). Wilayah KPH Bali Tengah secara

umum mempunyai topografi dataran tinggi, berbukit sampai bergunung.

RTK 1 memiliki topografi sangat curam ketinggiannya dari 300 m – 1244 m dpl.

Lerengnya berkisar antara 15 – 25 % dan lebih besar dari 45 %. Pada hutan ini

Page 54: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 20

terdapat bukit pengalusa (799 m) dan munduk gintungan (1.244 m). Topografi di RTK

2 hampir sama dengan kelompok hutan RTK 1, ketinggiaannya dari 290 m – 1024 m

dpl. Bukit yang terdapat dalam hutan ini adalah Bukit Mungsu dan Bataran.

Topografi RTK 3 juga sangat curam, lereng bagian Selatan sangat curam dan mudah

longsor dan ketinggiaannya 425 m dpl dan tertinggi 1219 m dpl. RTK 4 topografinya

bergunung-gunung, kelerengan landai sampai sangat curam, kelas lereng antara 15 -

>45 % berada pada ketinggian 767 m sampai puncak tertinggi Batukaru (2276 m dpl).

Topografi di RTK 5 bergelombang sampai curam dengan kelerengan lebih dari 45%,

ketinggian dari 1161 m sampai puncak bukit Pengajaran (1206 m dpl). Keadaan

biofisik desa terpilih dapat disajikan pada Tabel 2.5

Tabel 2.5. Keadaan Biofisik Desa Terpilih

No DESA

URAIAN

LUAS KETINGGIAN JENIS TANAH BENTANG ALAM

km2 (M DPL) 1 2 3 4 5 6

1. Sambangan 7,67 ± 500 Lampungan/ pasiran / debuan

Dataran tinggi berbukit

2. Galungan 14,6 550-900 - Dataran tinggi/pegunungan

3. Bangli 1,199 700-850 - Landai dan beberapa

Sumber: Monografi masing-masing Desa

e. Iklim

Curah hujan setahun rata-rata di Provinsi Bali antara 1.000 - 3.200 mm/tahun,

dengan curah hujan tertinggi berada di Baturiti Kabupaten Tabanan dan terendah

berada di Grokgak Kabupaten Buleleng, Kubu dan Seraya Kabupaten Karangasem.

Musim hujan terjadi antara Nopember sampai Maret dan bulan kering berkisar 5-9

bulan. Provinsi Bali mempunyai jumlah nilai curah hujan kurang 85 %, 85-115 % dan

lebih 115 %, maka secara rata-rata termasuk dalam kategori di bawah normal –

normal – lebih dari normal, dengan besaran rendah-sedang (kurang 1.500 lebih 2.500

mm/tahun) dan tipe iklim B-F (Schmidt dan Ferguson)

Page 55: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 21

Tipe iklim di Kelompok Hutan Puncak Landep (RTK 1) menurut Schmidt dan

Ferguson adalah di bagian atas (Selatan) D dan dibagian bawah (Utara) E, namun

curah hujan harian tiba-tiba sangat tinggi, sehingga dapat mengakibatkan bahaya

banjir dan longsor. Tipe iklim di Kelompok Hutan Gunung Mungsu (RTK 2) tipe

iklimnya tipe D dan E, meskipun musim kering lama, akan tetapi curah hujan harian

tinggi, apabila hutan ini gundul, akan terjadi banjir bandang disekitar desa Panji

sampai merembet ke Kota Singaraja muara Tukad Banyumala. Tipe iklim dominan di

Kelompok Hutan Gunung Silangjana (RTK 3) dan Kelompok Hutan Munduk

Pangajaran (RTK 5) adalah tipe D, dan sebagian kecil E, dan bila bukit ini longsor

dapat mengakibatkan banjir di desa Sudaji dan Panarukan.

f. Lahan Kritis

Lahan kritis merupakan lahan yang telah mengalami kerusakan/degradasi

sampai pada titik kritis sehingga menyebabkan kehilangan atau berkurangnya fungsi

lahan sampai pada batas yang diharapkan. Penentuan areal lahan kritis ditetapkan

dengan melakukan analisis terhadap parameter biofisik lahan yang diduga/diestimasi

menyebabkan/mempengaruhi kekritisan lahan. Parameter yang digunakan untuk

menilai kekeritisan lahan (BPDAS Unda Anyar (1998) antara lain: tutupan vegetasi,

kemiringan lereng, tingkat bahaya erosi, singkapan lereng, kedalaman tanah, serta

kondisi pengelolaan (manajemen). Metode penetapan lahan kritis dilakukan dengan

metode skoring pada beberapa parameter penyebab lahan kritis seperti tersebut di

atas. Hasil analisis penentuan lahan kritis pada KPH Bali Tengah disajikan pada

Tabel 2.6

Tabel 2.6. Distribusi luasan lahan kritis berdasarkan tingkat kekritisannya

No RPH RTK

TINGKAT KEKRITISAN LAHAN

JUMLAH SANGAT KRITIS

KRITIS AGAK KRITIS

POTENSIAL KRITIS

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Sukasada 1 - 50 540 - 590

2 - - 745 320 1.065

3 - 11 - - 11

4 - - 150 375 525

2. Banjar 2 - - 68 - 68

3. Kubu Tambahan

4 - - 860 1.730 2.590

3 - 403 - - 403

4 Pupuan 4 - - - 1986 1.986

Page 56: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 22

No RPH RTK

TINGKAT KEKRITISAN LAHAN

JUMLAH SANGAT KRITIS

KRITIS AGAK KRITIS

POTENSIAL KRITIS

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8

5. Penebel 4 - - - 3270 3270

6. Baturiti 4 - 250 - 1.842 2.092

Total - 714 2.363 9.523 12.600

5.66 18.75 75.57

Sumber: Dinas Kehutanan Provinsi Bali Tahun 2004

Berdasarkan data pada Tabel 2.6, menunjukkan bahwa wilayah KPH Bali

Tengah tergolong potensial kritis sebesar 75,57 %; agak kritis 18,75 % dan kritis

seluas 5,66 %. Beberapa penyebab terjadinya lahan kritis adalah kesalahan dalam

pengelolaan lahan (penggunaan lahan tidak sesuai dengan kemampuannya serta

tidak memenuhi kaidah konservasi tanah dan air), rendahnya penutupan vegetasi,

dan besarnya erosi.

2.1.2 Aksesibilitas Kawasan

Sarana dan prasarana pada KPH Bali Tengah menuju ke masing-masing

lokasi RPH bervariasi dari jalan setapak sampai jalan aspal. Jalan menuju RPH

Pupuan melewati jalan aspal dengan lebar jalan 3 - 4 meter kondisi baik yang

sifatnya open akses dan jalan lainnya adalah jalan setapak. Pada RPH Penebel

jalan menuju lokasi jalan aspal dengan lebar 4 meter dalam kondisi baik yang

sifatnya terbuka untuk umum. Untuk RPH Candikuning jalan menuju lokasi aspal

dengan lebar 6 meter kondisi baik dan sifatnya terbuka, dan untuk ke Desa Bangli

menuju Munduk Andong jalannya rusak. Jalan menuju RPH Petang melalui jalan

aspal dengan lebar 4 meter, kondisi sedang dan sifatnya terbuka. RPH Banjar

menuju lokasi melewati jalan aspal dengan lebar 4 meter kondisi sedang dan

sifatnya terbuka. Pada RPH Kubutambahan bisa dilalui jalan aspal dengan lebar 6

metr dalam kondisi baik dan sifatnya terbuka, sedangkan pada RPH Sukasada

dilalui jalan aspal dengan lebar 6-7 meter dalam kondisi baik dan sifatnya terbuka

untuk umum.

Page 57: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 23

2.1.3 Batas-batas Wilayah KPHL Bali Tengah

Seluruh kawasan hutan di Wilayah KPH Bali Tengah telah di tata batas dan

dikukuhkan sebagaimana disajikan pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7. Tata Batas dan Pengukuhan Kawasan Hutan

NO RINCIAN TATA

BATAS DAN PENGUKUHAN

KELOMPOK KAWASAN HUTAN / RTK

PUNCAK LANDEP

GUNUNG MUNGSU

GUNUNG SILANGJANA

GUNUNG BATUKARU

MUNDUK PENGAJARAN

1 2 3 4 5 6 7

1 Kabupaten Buleleng Buleleng Buleleng Buleleng, Tabanan dan Badung

Bangli

2 Fungsi Hutan Hutan lindung

Hutan lindung

Hutan lindung

Hutan lindung

Cagar alam

TWA

Hutan lindung

3 Luas (Ha) 590,0 1.134,0 415,0 9.089,32

1.762,80

1.491,1

613,0

4 Panjang Batas Luas Kawasan Hutan (Km)

26,60 38,96 19,50 188,60 44,05

5 Jumlah Pal Batas (Buah)

331 422 210 1.816 556

6 Batas Fungsi (Km)

- - - 37,96 -

7 Tahun Anggaran Batas

a. 1933

Lks : Pm

Luas : 26,60

BL : 26,60 km

BF : Pm

a. Pm a. Pm a.1989/1990

Lks : Pm Perluasan

Luas : 0,32 Ha

BL : Pm

BF : Pm

b.1992/1993

Lks : Pm Perluasan

Luas : 51,00 Ha

BL : 5,10 Km

BF : Pm

c.1978/1979

Lks : Pm

Luas : 1.762.80 Ha

BL : 38,03

a. 1937

Lks : Pm

Luas : 44,05 Ha.

BL : 44,05 km

BF : Pm

Page 58: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 24

NO RINCIAN TATA

BATAS DAN PENGUKUHAN

KELOMPOK KAWASAN HUTAN / RTK

PUNCAK LANDEP

GUNUNG MUNGSU

GUNUNG SILANGJANA

GUNUNG BATUKARU

MUNDUK PENGAJARAN

1 2 3 4 5 6 7

BF : Pm

8 Tanggal Berita Acara Tata

a. 20-01-33 a. Pm a. Pm a. Pm

b. 13-03-1993

c. 31-07-79

15-7-37

9 Tanggal Pengesahan Tata Batas

a. Pm a. Pm a. Pm a. Pm

b. 22-08-93

c. 03-12-79

a. Pm

10 No. Penetapan Tata Batas

a.821/Kpts/U m/II/82

a. Pm a. Pm a. Pm

b. 355/Kpts- II/94

c. Pm

a.821/Kpts/U m/II/82

11 Tgl. Penetapan tata Batas

a. 10-11-82 a. Pm a. Pm a. Pm

b. 24-08-94

c. Pm

a. 10-11-82

12 Jumlah Buku Tata Batas (Buah)

a. Pm a. Pm a. Pm a. –

b. 1

c.6

a. Pm

13 Jumlah Peta Tata Batas (Lembar)

a. Pm a. Pm a. Pm a.-

b. 7

a. Pm

14 File Tata Batas a. Pm a. Pm a. Pm a. –

b. 142.021

c. 142.026

a. Pm

Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Bali. 2009

Keberadaan pura dan perkiraan luasan dalam kawasan hutan di wilayah KPH

Bali Tengah sebagai berikut :

a). RPH Sukasada sebanyak 6 unit seluas : 2.190 ha

b). RPH Kubutambahan sebanyak 5 unit seluas : 0,6050 ha

c). RPH Banjar sebanyak 10 unit seluas : 0.420 ha

d). RPH Petang sebanyak 1 unit seluas : 0.040 ha

e). RPH Pupuan sebanyak 10 unit seluas : 2.526,40 ha

f). RPH Candikuning sebanyak 9 unit seluas : 0,764 ha

g) RPH Penebel sebanyak 3 unit seluas : 1,04 ha

Page 59: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 25

Batas-batas wilayah terpilih disajikan pada Tabel 2.8

Tabel 2.8 Batas-batas Wilayah Desa Terpilih

NO DESA URAIAN BATAS

UTARA TIMUR SELATAN BARAT

1 2 3 4 5 6

1. Sambangan Desa Bhaktisegara

Kelurahan Sukasada

Desa Wanagiri

Desa Panji

2. Galungan Desa Sekumpul Desa Pakisan Desa Tambakan

Desa Lemukih

3. Bangli Desa Candi Kuning

Desa Baturiti Desa Apuan Desa Angseri

4. Wongaya Gede Hutan Andong Sungai Pusut Desa Tengkudak

Sungai Tetengis

Sumber: Monografi masing-masing desa

2.1.4 Sejarah Wilayah KPHL

Pada Tahun 1900 berdasarkan laporan ekspedisi Leifrienk dan Kern

menggambarkan bahwa punggung pegunungan antara Jembrana dan Buleleng masih

dipenuhi hutan yang sangat lebat. Pada Tahun 1906 setelah hampir seluruh kerajaan

di Bali jatuh ketangan Kolonial Belanda, terdapat perubahan aspek kehidupan, saat

itu mulai berlangsung perambahan hutan untuk dikonversi menjadi kebun kopi, tegalan

(perkebunan) dan lahan pertanian.

Pada Tahun 1916 Ir. Hoppe kepala Waterstaatdienst di Bali, sangat prihatin

dengan terjadinya konversi hutan alam dijadikan kebun kopi, selanjutnya segera

dilakukan pengamatan terhadap daerah aliran sungai (DAS). Menyadari perubahan

yang mengkhawatirkan lingkungan di Bali, kemudian pada tahun 1924 Cokorda Gede

Raka Sukawati sangat peduli terhadap keamanan dan perlindungan hutan di Bali dan

selanjutnya meminta kepada Pemerintah Belanda untuk segera dilakukan penetapan

hutan tutupan.

Pemerintah kolonial Belanda lima tahun sebelumnya yaitu tepatnya tanggal 21

Pebruari 1919 untuk pertama kalinya menunjuk kelompok hutan yang luasnya 9,8 ha

yaitu kelompok hutan Sangeh sebagai Natuur monument (Cagar Alam). Dalam Cagar

Alam Sangeh ini yang dilindungi adalah vegetasi pohon pala (Dipterocarpus trinervis)

Page 60: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 26

dan di dalam hutan Sangeh terdapat tempat suci (Pura), dan dihuni banyak kera

(monyet) abu-abu ekor panjang.

Berdasarkan kondisi hutan di Bali saat itu dan adanya usulan dari Cokorda

Gede Raka Sukawati yang mendesak Pemerintah Kolonial Belanda untuk segera

menetapkan kawasan hutan, maka tahun 1926 ditunjuk 14 lokasi kelompok hutan

yang diusulkan dan kemudian ditetapkan menjadi kawasan hutan/hutan negara pada

tanggal 29 Mei 19271 yaitu sebagai berikut (disini akan diuraikan sejarah kehutanan

untuk KPH Bali Tengah ):

1. Kelompok Hutan Puncak Landep (RTK 1)

Penunjukkan dan penetapan status kelompok hutan ini didahului dengan usul

penunjukan oleh pemerintah kolonial Belanda Nomor 19/90/VaInsp/Bw 6a.Afd,

tanggal 6 Januari 1926, dengan penetapan penunjukan G.B. tanggal 29 Mei 1927,

nomor 28 Sub A.a,4, pengumuman pemancangan sementara tanggal 6 Desember

1932 dan pengesahan penetapan batas hutan pada tanggal 6 Mei 1933. Kemudian

ditetapkan penunjukannya dengan Keputusan Menteri Pertanian nomor

821/Kpts/Um/11/82 tanggal 10 November 1982, dengan panjang batas luar 26,6 Km,

luas 590 ha dengan fungsi pokok adalah sebagai hutan lindung.

Kelompok hutan Puncak Landep (RTK 1) secara administratif terletak di

Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, secara dministratif pengelolaan

hutan/pemangkuan hutan terletak di Resort Polisi Hutan (RPH) Sukasada. Kelompok

Hutan (RTK 1) ini tidak melintas wilayah administratrif antar kabupaten maupun

Daerah Aliran Sungai (DAS)-nya. Sungai yang berhulu di hutan ini adalah Tukad

Mungga, dan anak sungai Tukad Tulud madu, Tukad Juuk, Tukad Basak dan Tukad

Tiingtali.

Topografi hutan ini sangat berat/curam, dengan ketinggian 300 m sampai

dengan 1.244 m dari permukaan laut (DPL), nilai kelerengan 15 – 25 %, namun ada

yang lebih dari 45 %. Didalam hutan ini terdapat Bukit Pengalusan dengan tinggi 799

m dan Munduk Gintungan tinggi 1.244 m. Jenis tanahnya Lithosol dan Regosol yang

sangat peka terhadap erosi. Tipe iklimnya menurut klasfikasi Schmindt dan Ferguson

1 Made Sulendra, 2002, Hutan dan Kehutann Provinsi Bali, Dinas Kehutanan Provinsi Bali

Page 61: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 27

(S dan F) adalah di bagian atas (selatan) D dan dibagian bawah (Utara) E, namun

curah hujan tiba-tiba sangat tinggi, sehingga dapat mengakibatkan bahaya banjir dan

longsor.

Vegetasi Kelompok Hutan Puncak Landep (RTK 1) terdiri dari hutan tropis

yang selalu hijau sepanjang tahun. Hutan ini ditumbuhi dengan jenis tanaman Bayur

(Pterospermum javanicum), Seming (Pometia spec), dan Terep (Arthocarpus

elasticus) , tetapi keadaannya sudah jarang. Dibagian puncak kelompok hutan ini

ditumbuhi oleh Cemara Geseng (Casuarina junghuhniana) dan semak-semak. Satwa

yang ada adalah Babi hutan (sus vitatus), Ayam hutan (Gallusgallius varus), Kera

(Macaca irus) dan Landak (Hystrix brachiurum).

2. Kelompok Hutan Gunung Mungsu (RTK 2)

Penunjukan dan penetapan kelompok hutan ini bersamaan dengan RTK 1,

sedangkan pengumuman pemancangan sementara tanggal 31 Januari 1933,

kemudian dilkukan lagi penetapan bersamaan dengan RTK 1, dengan panjang batas

luar temu gelang 38,96 Km, luas 1.134 Ha dengan fungsi pokok adalah hutan lindung.

Kelompok hutan RTK 2 ini secara administratrif terletak di Desa Sukasada,

Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, secara pembagian administrasi

pengelolaan hutan/pemangkuan hutan terletak di RPH Sukasada. Aksebilitas hutan ini

cukup tinggi, bisa dicapai dari Desa Panji naik ke Selatan sekitar 500 meter, atau turun

dari Desa Wanasari, turun ke utara sekitar 1 Km. RTK 2 ini tidak melintas wilayah

administrasi antar kabupaten maupun Daerah Aliran Sungai (DAS)-nya. Hutan ini

merupakan hulu DAS Tukad Banyumala, Tukad Tiingtali, Tukad Apit dan Tukad

Bangke., bersekutuan dengan kawasan hutan disebelah utara terhampar sawah,

dimulai dari ketinggian 600 m dari permukaan laut (DPL)

Topografinya hampir sama dengan kelompok hutan Puncak Landep

ketinggian dari 290 m sampai 1.024 m DPL. Bukit yang terdapat dalam hutan ini

adalah Bukit Mungsu dan Bantaran. Jenis tanahnya Lithosol dan Regosol. Tipe

iklimnya D dan E walaupun musim kering lama, akan tetapi curah hujan harian tinggi,

apabila hutan ini gundul maka akan terjadi banjir bandang desa di bawahnya, seperti

Desa Panji, sampai merambat ke Kota Singaraja muara Tukad Banyumala

Page 62: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 28

Jenis vegetasi di kelompok hutan inii ditumbuhi dengan berbagai jenis pohon

seperti Bayur (Pterospermum javanicum), Dadap (Ehritrina indica),

Gintungan (Bischoffia javanica) dan putat (Planconia valida). Jenis aatwa yang ada

adalah Ayam hutan (Gallusgallius varus), Kera (Macaca irus),Landak (Hystrix

brachiurum), Trenggiling (Manis javanica), Tekukur (Geopelia ariata), Puyuh

(Cantropus lengkusis) dan Elang (Elyaster indusletemidus).

3. Kelompok Hutan Gunung Silangjana (RTK 3)

Penunjukan kelompok hutan ini bersamaan dengan RTK 1 yaitu tanggal 6

Januari 1926, tetapi pengumuman pemancangan sementara tanggal 1 Agustus 1933

dan pengesahan penetapan batas hutan pada tanggal 23 Pebruari 1934, kemudian

dilakukan lagi penetapan penunjukan kembali bersamaan dengan RTK 1 dan RTK 2,

panjang batas luas keliling temu gelang 19,50 Km, luas 415, 00 Ha dan fugsi pokok

hutan lindung.

Kelompok hutan ini, secara administratif terletak di Kecamatan Sukasada dan

sebagian di Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng, secara dministrasi

kepemangkuan huan terletak di RPH Sukasada dan Kubutambahan. Lokasi di

Kecamatan Sukasada dapat dicapai dari Singaraja ke Desa Silangjana, RTK ini tidak

melintasi wilayah administrasi antar Kabupaten maupun Daerah Aliran Sungai (DAS)-

nya. Hutan ni merupakan DAS sungai Penarukan, yang mengairi sawah di Sudaji,

Keloncing dan Penarukan.

Topografinya juga sangat berat, lereng bagian Selatan sangat curam dan

mudah longsong. Ketinggiannya 425 m DPL dan tertinggi 1.219 m DPL. Jenis

tanahnya Lithosol dan Regosol. Tipe iklim dominan D, dan sebagian kecil E. Bila bukit

ini longsor dapat mengakibatkan banjir di desa Sudaji sasmpai ke Penarukan

Kecamatan Sawan.

Jenis vegetasi adalah Cemara geseng, Juwet (Eugenia spp), Udu (plata

latipolia), Paradah (Garcinia celebica), dan Seming. Di bagian timur ditumbuhi

temblekan (Lantana camara) dan rumput bagas (Tymeda spp). Kondisi umum vegetasi

hutan RTK 3 lebih kritis dari Puncak Landep dan Gunung Mungsu. Satwanya terdiri

Page 63: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 29

dari jenis Kera , Kijang (Muntiacus muncak), Landak, Babi hutan, Ayam hutan,

Trenggiling, dan Tekukur.

4. Kelompok Hutan Gunung Batukaru (RTK 4)

Penunjukan RTK 4 ini bersamaan dengan RTK 1 tahun 1927, tetapi

pengumuman pemancangan sementara tanggal 15 Agustus 1933 dan pengesahan

penetapan batas hutan pada tanggal 23 Pebruari 1934. Kemudian ditetapkan

bersamaan dengan RTK 1, dengan panjang batas keliling temu gelang 188, 60 km,

luas 15.153,28 Ha dan terdiri dari tiga fungsi pokok hutan yaitu Cagar Alam Batukaru

seluas 1.762,80 Ha), Taman Wisata Alam Danau Beratan, Danau Tamblingan dan

Danau Buyan seluas 1.491,16 Ha dan sisanya sebagai hutan lindung Batukau seluas

11.899,32 Ha.

Kelompok hutan Batukau (RTK 4) terletak dilintas Kabupaten Buleleng,

Kabupaten Badung dan Kabupaten Tabanan. Untuk Kabupaten Buleleng melintas di

Kecamatan Banjar, Sukasada, Sawan dan Kubutambahan. Untuk di Kabupaten

Tabanan melintas di wilayah Kecamatan Baturiti, Penebel dan Pupuan dan Kabupaten

Badung di Kecamatan Petang. Pembagian administrasi kepemangkuan hutan terletak

di RPH Banjar, Kubutambahan, Sukasada, Petang, Candikuning, Penebel dan

Pupuan.

Aksebelitas kelompok hutan ini sangat tinggi, hampir dari segala penjuru bisa

dimasuki/dilalui dan atau berbatasan dengan jalan raya, yakni jalan raya Denpasar-

Singaraja, Jalan Singaraja ke Gesing, jalan dari Tabanan ke Munduk

lumbang/Senganan, Tabanan ke Pura Batukaru, dari Buleleng ke Munduk, dari

Candikuning ke Batusesa, dari Baturiti ke Munduk Andong. RTK 4 ini keberadaannya

melintas antar kabupaten maupun DAS-nya.

Sungai yang mengalir kearah Selatan adalah Tukad Bangke, Tukad

Kaliasem, Tukad Lengis, Tukad Yeh He, Tukad Made, Tukad Balian, Tukad Yeh Saba,

Tukad Yeh Empas, Tukad Yeh Sungi, Tukad Pangi dan Tukad Ayung. Sedangkan

yang bermuara ke Utara dan arah Timur, merupakan daerah resapan danau Buyan,

Page 64: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 30

Tamblingan dan Beratan. Sungai yang mengalir ke Utara adalah sungai Yeh Panes

sampai ke Tukad Saba.

Topografinya bergunung-gunung, dengan kelerangan landau sampai sangat

curam, kelas lereng antara 15 % sampai diatas 45 % berada pada ketinggian 767 m

sampai puncak tertinggi gunung Batukau 2.276 m DPL. Dalam kawasan hutan ini

terdapat banyak gunung, seperti Gunung Pohen, Gunung Tapak dan Gunung Lesung

(ketiganya adalah berstatus sebagai Cagar Alam), Gunung Sengayang, Gunung

Puncak Adeng, Gunung Puncak Manggu, Gunung Pengelengan, Gunung Puncak Bon

dan Gunung Catur. Jenis tanahnya terdiri jenis Regosol, Latosol dan Andosol. Tipe

iklimnya sebagian besar tipe B, sebagian lagi C dan D.

Didalam kelompok hutan ini terdapat 3 (tiga) danau yaitu Beatan luas

permukaan 385 ha, kedalaman 20 meter dan volume air tersimpan 49,22 juta m3,

Danau Buyan luas permukaan 367 ha, kedalaman 69 meter dan menyimpan air

116,25 juta m3 dan danau Tamblingan luas permukaan 115 ha, kedalaman 40,5 meter

dan volume airnya 27,05 juta m3.

Satwa yang dijumpai adalah kera, babi hutan, ayam hutan, terenggiling dan

kijang, sedangkan tumbuhan di lereng utara adalah Salam (Eugenia polyantha),

Bayur, Kepelan (Manglietia glauca), Seming, dibagian Selatan pada beberapa

pouncak adalah terdiri dari hutan hujan basah vegetasinya Cemara pandak

(podocarpus imrbicata), Cemara Geseng , Seming, Tahlan (Dysoxylum spec),

Peradah (Garcinia spec), Belantih (Homalantus gigantius), bangsa bunut dan

beringin (Ficus) dan jenis-jenis Lateng (Laportaceae), Pandan, berjenis-jenis Pakis

(Filices), temu-temuan (Zingeberaceae), liana dan banyak jenis anggrek

(Orchidecae). Tahun 1933 dalam kawasan ini dibuka pertanaman seluas 811,94 ha

terdiri dari tanaman Rasamala (Altingia exelsa), Kepelan, Cempaka, Gintungan

(Bischoffia javanica), Juet manting (Crypteronia paniculata), Damar (Agatis

lorantifolia), dan Tusam (pinus merkusii).

Tahun 1969 kawasan hutan ini dikukuhkan sebagai Cagar Alam Batukaru

seluas 1.569 ha berdasarkan pertimbangan keberadaan pohon asli Cemara Pandak

meruakan jenis kayu industri yang baik akan tetapi pada saat itu keberadannya

Page 65: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 31

termasuk langka, dan kemudian ditetapkan dengan Surat Keputusan menteri

Kehutanan No. 716/Kpts/Um/II/1974 tanggal 15 Juli 1959, serta didalam keompok

hutan yang berfungsi lindung digunakan untuk kawasan dengan tujuan khusus yaitu

Kebun Raya Ekakarya Bedugul seluas 154,50 ha. Koleksi pohon sebanyak 14.686

spesimen, 2.090 spesies, 955 genera dan 262 Famili.

5. Kelompok Hutan Munduk Pengejaran (RTK 5)

Penunjukan dan penetapam kelompok hutan ini oleh Pemerintah Kolonial

belanda bersamaan dengan RTK 1 tahun 1927, tetapi pengumuman pemancangan

sementara tanggal 31 Januari 1930 dan pengesahan penetapan batas hutan pada

tanggal 29 Oktober 1937, kemudian ditetapkan bersamaan dengan RTK 1, dengan

panjang batas luar temu gelang 44,05 Km, luas 613,00 ha dan fungsi pokok hutan

lindung.

Kelompok hutan RTK 5 ini secara administratif terletak di Kecamatan

Kintamani, Kabupaten Bangli dan tidak melintas antar Kabupaten, akan tetapi Daerah

Aliran Sungai (DAS)-nya sebagai hulu DAS kabupaten Buleleng.

2.1.5 Pembagian Blok

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Nomor : P.5/VII-

WP3H/2012, bahwa pembagian blok perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

karakteristik biofisik lapangan, kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar, potensi

sumberdaya alam, dan keberadaan hak-hak atau ijin usaha pemanfaatan hutan dan

penggunaan kawasan hutan. Disamping itu pembagian blok juga harus

mempertimbangkan peta arahan pemanfaatan sebagaimana diarahkan oleh Rencana

Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN)/Rencana Kehutanan Tingkat Provinsi

(RKTP)/Rencana Kehutanan Tingkat Kabupaten/ Kota (RKTK), dan fungsi kawasan

hutan di wilayah KPHL dan KPHP yang bersangkutan. Pembagian blok dilakukan

pada wilayah KPHL dan KPHP yang kawasannya berfungsi hutan lindung maupun

hutan produksi.

Pada kawasan yang hutannya berfungsi hutan lindung pembagian blok terdiri

atas satu blok atau lebih, yaitu : (a) blok inti, (b) blok pemanfaatan, dan (c) blok

Page 66: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 32

khusus. Sedangkan pada kawasan yang kawasan hutannya berfungsi hutan produksi

terdiri dari satu blok atau lebih, yaitu : (a) blok perlindungan; (b) blok pemanfaatan

kawasan, jasa lingkungan, HHBK; (c) blok pemanfaatan HHK-HA; (d) blok

pemanfaatan HHK-HT; (e) blok pemberdayaan masyarakat; dan (f) blok khusus.

Arahan pemanfaatan RKTN/RKTP/RKTK menjadi acuan awal dalam proses

merancang blok. Dalam memperhatikan rancangan pembagian blok dan

keterkaitannya dengan arahan pemanfaatan kawasan hutan menurut

RKTN/RKTP/RKTK, maka deskripsi masing-masing blok diuraikan sebagai berikut:

1. Blok pada wilayah KPHL dan KPHP yang kawasan hutannya berfungsi sebagai

Hutan Lindung (HL) :

a. BLOK INTI merupakan blok yang difungsikan sebagai perlindungan tata air dan

perlindungan lainnya serta sulit untuk dimanfaatkan.

Kriteria blok ini antara lain:

- Kurang memiliki potensi jasa lingkungan, wisata alam, potensi hutan non

kayu;

- Dalam RKTN/RKTP/RKTK termasuk dalam kawasan untuk perlindungan

hutan alam dan lahan gambut untuk kawasan rehabilitasi.

b. BLOK PEMANFAATAN merupakan blok yang difungsikan sebagai areal yang

direncanakan untuk pemanfaatan terbatas sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan pemanfaatan hutan pada kawasan hutan yang berfungsi

HL. Kriteria blok ini antara lain:

- Mempunyai potensi jasa lingkungan, wisata alam, potensi hasil hutan non

kayu;

- Terdapat ijin pemanfaatan kawasan jasa lingkungan, hasil hutan non kayu;

- Arealnya dekat masyarakat sekitar atau dalam kawsan hutan;

- Mempunyai aksesibilitas yng tinggi;

- Dalam RKTN/RKTP/RKTK dimungkinkan masuk dalam kawasan untuk

pelindungan hutan alam dan lahan gambut atau untuk kawasan rehabilitasi.

Page 67: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 33

c. BLOK KHUSUS merupakan blok yang difungsikan sebagai areal untuk

menampung kepentingan-kepentingan khusus yang ada di wilayah KPHL dan

KPHP yang bersangkutan.

Kriteria blok ini antara lain :

- Terdapat pemakaian wilayah kawasan hutan untuk kepentingan antara lain:

religi, kebun raya, kawasan dengan tujuan khusus (KHDTK), wilayah

adat/ulayat;

- Dalam RKTN/RKTP/RKTK dimungkinkan masuk dalam kawasan untuk

perlindungan hutan alam dan lahan gambut atau untuk kawasan rehabilitasi.

2. Pada setiap blok sebagaimana telah diuraikan di atas tidak tertutup kemungkinan

terdapat beberapa kondisi sebagai berikut:

a. Kawasan atau areal yang memerlukan reboisasi dan rehabilitasi kawasan ;

b. Areal yang telah ada penggunaan kawasan hutan untuk keperluan non

kehutanan dalam bentuk ijin pinjam pakai.

3. Pada setiap blok pemanfaatan baik di wilayah KPHL dan KPHP yang berfungsi HL

atau HP agar dirancang areal-areal yang direncanakan akan dikelola sendiri oleh

KPH dalam bentuk “wilayah tertentu” dimana pemanfaatannya mengacu pada

peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

4. Blok-blok tersebut selanjutnya dijabarkan menjadi “kelas-kelas hutan” sesuai

dengan arahan pengelolaan ke depan ;

5. Jabaran “kelas hutan” tersebut akan dipergunakan sebagai acuan dalam

menentukan “kelas perusahaan” dari suatu KPHL dan KPHP pada saat

penyusunan rencana pengelolaan hutan.

Untuk memudahkan manajemen pengelolaan kawasan hutan, maka blok-blok

dibagi ke dalam petak-petak. Dalam pembuatan petak perlu memperhatikan hal-hal

sebagai berikut : (a) produktivitas dan potensi areal/lahan; (b) keberadaan kawasan

lindung, yang meliputi kawasan bergambut, kawasan resapan air, sempadan pantai,

sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk, kawasan sekitar mata air, kawasan

cagar budaya, kawasan rawan bencana alam, kawasan perlindungan plasma nutfah,

Page 68: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 34

kawasan pengungsian satwa, dan kawasan pantai berhutan bakau; dan (c) rancangan

areal yang akan direncanakan antara lain untuk pemanfaatan hutan, penggunaan

kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, dan

pemberdayaan masyarakat. Pembuatan petak pada blok yang sudah ada ijin

pemanfaatan hutan dan penggunaan hutan dilakukan oleh pemegang ijin, sedangkan

pada kawasan yang tidak ada ijin, terlebih dulu harus dilakukan identifikasi sebagai

berikut : (1) areal dalam blok yang telah ada pemukiman masyarakat, maka tidak perlu

dilakukan pembagian ke dalam petak, namun perlu mendapatkan identifikasi khusus

untuk memperoleh arahan penanganan sebagaimana diatur dalam peraturan

perundang-undangan; (2) selain butir (1) tersebut, pembagian petak sesuai dengan

potensi dan kondisi yang ada serta dengan memperhatikan arahan pengelolaan hutan

jangka panjang yang telah disusun.

Berdasarkan uraian di atas dengan melihat kondisi kawasan hutan saat ini, maka

pembagian blok pada wilayah KPH Bali Tengah dibagi menjadi 3 bagian :

1. Blok inti pada wilayah KPHL yang kawasan hutannya berfungsi HL (Kelompok

Hutan Puncak Landep, Kelompok Hutan Gunung Mungsu, ,Kelompok Hutan

Gunung Batukaru, dan Kelompok Munduk Pangejaran). Pembagian blok dapat

dilakukan menjadi blok inti mempunyai luas 7148,719127 ha., blok pemanfaatan

luasnya 4493,578917 ha, dan blok pemanfaatan kawasan (wilayah tertentu)

luasnya 2655, 418161 ha.

2. Pembagian blok pada wilayah KPHL yang kawasan hutannya berfungsi HL, blok

perlindungan dialokasikan pada kawasan yang memiliki kelerengan > 40%.;

sedangkan untuk blok pemanfaatan kawasan yang diperuntukan sebagai jasa

lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat (wilayah tertentu) dialokasikan pada

kawasan dengan kelerengan di bawah 40% (sebarannya disesuaikan dengan

potensi yang teridentifikasi pada masing-masing kawasan). Pada blok

pemanfaatan ini juga dialokasikan untuk wilayah tertentu. Blok khusus

dialokasikan pada kawasan-kawasan suci (Pura) dan kawasan yang mempunyai

ijin.

Page 69: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 35

Fungsi hutan yang sebagian besar didominasi fungsi lindung, maka selama ini

pengelolaan hutan di KPH Bali Tengah tidak dilakukan secara intensif sebagaimana

pengelolaan hutan produksi, termasuk pembagian ke dalam blok atau zona

pemanfaatan dan perlindungan pada hutan lindung. Pembagian hutan yang

telah dilakukan selama ini baru berupa pembagian berdasarkan Register Tanah

Kehutanan (RTK) dan Resort Pengelolaan Hutan (RPH).

Pembagian dalam unit-unit RTK didasarkan pada kekompakan kawasan hutan

dan kemungkinan diregister berdasarkan sisa hutan yang belum dikonversi menjadi

pemukiman dan kepentingan non-kehutanan lainnya pada waktu pertama kali

penataan dilakukan. Jika dilihat dari fungsinya saat ini, RTK menjadi identitas

penamaan suatu kelompok hutan, namun untuk kepentingan apa identitas tersebut

digunakan dalam pengelolaan hutan masih belum diketahui secara pasti. Di satu sisi,

RTK ini mempunyai kemiripan dengan konsep bagian hutan (boschafdeling) di Jawa,

namun disisi lain belum menunjukkan pola yang jelas sebagai unit perencanaan hutan

yang berfungsi untuk memonitor tingkat kelestarian ekosistem dan sumber daya hutan.

Wilayah suatu RTK biasanya terpisah dari RTK yang lain oleh peruntukkan

bukan kawasan hutan (misalnya karena pemukiman dan areal penggunaan lain),

kecuali pada RTK yang berada di puncak gunung. Selain itu, pembagian ke dalam

RTK ini tidak terlalu memperhatikan perimbangan luasan, sehingga perbedaan luas

pada setiap RTK sangat besar dan tidak mempunyai pola yang jelas. Wilayah hutan

KPH Bali Tengah didominasi oleh RTK 4 Gunung Batukaru yang mempunyai luas

sangat besar (11.899,32 ha atau 51,22 %) dan sisanya terbagi ke dalam empat RTK,

yaitu RTK 1/Puncak Landep 590 ha (4.03 % ), RTK 2/Gunung Mungsu 1.134 ha (7,74

%). RTK 3/Silangjana 415 ha (2,83 %) dan RTK 5/Munduk Pengajaran 613,0 ha (4,18

%)). Jika dianalisis berdasarkan kesesuaiannya dengan batas DAS/Sub DAS dan

wilayah administrasi posisi RTK juga masih belum jelas sistem pengelompokannya.

Namun, nampaknya 4 RTK pertama (RTK 1,2,3 ) berada dalam satu DAS, hanya RTK

4 yang terbagi dalam 4 DAS. Ke depan diharapkan ada kepastian status fungsi RTK

dalam pengelolaan KPH dengan cara mengarahkan RTK atau kelompok RTK yang

berdekatan sebagai satu unit perencanaan hutan yang permanen dan kompak.

Page 70: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 36

Selain adanya pembagian kawasan hutan menurut RTK, KPH Bali Tengah juga

dibagi-bagi menjadi wilayah Resort Pengelolaan Hutan (RPH). RPH berfungsi

sebagai organisasi perlindungan dan pengamanan hutan dengan luas wilayah

tertentu. Wilayah RPH ini juga membagi habis seluruh pulau Bali dan sekitarnya ke

dalam wilayah RPH-RPH yang mengidetifikasikan bahwa pertimbangan aspek sosial

ekonomi dan tata ruang wilayah telah diakomodir dalam konsep organisasi RPH,

dengan demikian fungsi RPH merupakan bagian dari kesatuan pengelolaan hutan

yang bertujuan untuk mengendalikan dan memonitor sumber daya hutan. Pola

pembagian kawasan hutan ke dalam RPH dan RTK di KPH Bali Tengah dapat

disajikan pada Tabel 2.9.

Tabel 2.9 Pola Pembagian Kawasan Hutan ke dalam RPH dan RTK

No. RPH RTK LUAS

KABUPATEN (Ha) (%)

1 2 3 4 5 6

1 Sukasada 1 2 3 4

59,00 1.065,66

11,28 230,16

4,03 7,27 0,08 1,57

Buleleng Buleleng Buleleng Buleleng

Jumlah 1.897,10 -

2 Banjar

2 4

68,34 1.143,90

0,47 7,81

Buleleng Buleleng

Jumlah 1.212,24 -

3 Kubutambahan

403,72 2.590,15

2,76 17,68

Buleleng Buleleng

Jumlah 2.993,87

4 5 6 7

Pupuan Penebel Candikuning Petang

4 4 4 4

2.526,40 3.270,32 1.157,49 1.126,90

17,24 21,32 7,90 7,69

Tabanan Tabanan Tabanan Badung

Jumlah 14.651,32 100,00

Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Bali, Tahun 2009

KPH Bali Tengah mempunyai 8 wilayah RPH, terdiri dari 1 Pos PHH, yaitu

Payangan tidak mempunyai wilayah hutan dan 7 RPH yang membagi wilayah hutan

menjadi 5 RTK. Selain itu, penetapan batas wilayah RPH berupa sungai, sebenarnya

kurang tepat apabila dikaitkan dengan konsep wilayah pengelolaan berbasis DAS,

Page 71: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 37

seharusnya mengacu pada batas punggung bukit sehingga wilayah RPH akan

mencerminkan daerah tangkapan air yang sangat berguna untuk mewujudkan

konsep kelestarian hutan lindung, selain itu juga perlu mempertimbangkan dan

memperhatikan kemampuan operasional pengelolaan hutan dari petugas RPH. Hasil

observasi di lapangan menunjukkan bahwa tapal batas antara RPH yang satu dengan

yang lainnya sudah dipasang.

Pembagian kawasan hutan ke dalam RPH, lebih banyak berfungsi sebagai unit

manajemen, walaupun nampak belum ada keterkaitan dengan kondisi RTK-nya. Satu

RPH dapat mempunyai beberapa wilajah RTK yang berbeda, namun ada juga

beberapa RTK berada pada dua atau lebih wilayah RPH, contoh, RPH Sukasada

mempunyai 4 wilayah RTK (RTK 1 - 4), RPH Banjar berada di 2 RTK ( RTK 2 dan 4),

dan seterusnya. Namun di sisi lain, RTK 4 yang masuk wilayah RPH Sukasada juga

masuk wilayah RPH Banjar, Pupuan, Penebel, Candikuning, Petang, dan

Kubutambahan. Jumlah wilayah RTK 4 yang masuk ke wilayah RPH yang berbeda-

beda tersebut juga sangat bervariasi, dari belasan hektar sampai ribuan hektar.

Berdasarkan penjelasan tersebut, nampak adanya pola tertentu, yaitu bahwa

beberapa RTK dikelola oleh satu RPH, demikian juga sebaliknya beberapa RPH

berada dalam satu RTK. Tentu saja pola ini agak membingungkan dalam pengelolaan

hutan, apalagi jika bagian RTK yang masuk suatu RPH luasnya sangat kecil, seperti

misalnya RTK 3 di RPH Sukasada yang hanya sebesar 11,28 ha dan RTK 2 di RPH

Banjar seluas 68,34 ha.

Dilihat dari interaksinya dengan hutan, kondisi desa hutan dapat dikelompokkan

menjadi desa enklave dan desa bukan enklave tetapi berbatasan langsung dengan

hutan Negara. Jumlah desa enclave di KPH Bali Tengah ada 13 buah dengan luas

desa total adalah 141,69 ha. Desa enklave tersebut terletak di tengah-tengah kawasan

hutan dan berbatasan langsung dengan hutan terutama di Kabupaten Buleleng (di

RPH Sukasada, Banjar, dan Kubutambahan), Kabupaten Tabanan (di RPH Penebel

dan Candikuning). Jumlah Desa enklave di KPH Bali Tengah disajikan pada Tabel

2.10.

Page 72: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 38

Tabel 2.10. Jumlah Desa enklave di KPH Bali Tengah disajikan pada.

NO RPH KABUPATEN KECAMATAN JUMLAH LUAS (Ha)

1 2 3 4 5 6

1 Sukasada Buleleng Sukasada 3 33,58

2 Banjar Buleleng Banjar 4 22,30

3 Kubutambahan Buleleng Sawan 4 80,20

4 Penebel Tabanan Penebel 1 2,11

5 Candikuning Tabanan Baturiti 1 3,50

JUMLAH 13 141,69

Sumber : Statistik Dinas Kehutanan Provinsi Bali, 2010.

2. Analisis situasi pembagian ke dalam Petak

Berdasarkan peta kerja yang ada, sekarang sudah disusun pembagian kawasan

hutan ke dalam petak/anak petak, dan setiap petak mempunyai ukuran-ukuran yang

berbeda, mencerminkan suatu kesatuan manajemen dan kesatuan administrasi

terkecil yang dapat digunakan untuk melakukan perencanaan, monitoring dan evaluasi

potensi sumber daya dan ekosistem hutan secara intensif dan berkelanjutan.

Pencatatan petugas lapangan dalam rangka update kondisi lapangan, hanya

dibedakan berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan, baik pemerintahan Desa

maupun Banjar (Dusun).

Formulasi pembagian kawasan hutan yang fungsi utamanya untuk perlindungan

dan konservasi memang sangat berbeda dengan petak pada fungsi hutan produksi.

Formula ini sangat penting dirumuskan mengingat peran hutan lindung dan konservasi

sumber daya alam akan memegang peran penting di masa depan, terutama dalam

negosiasi skema pemanfaatan karbon hutan sebagai upaya mitigasi perubahan iklim.

Sistem monitoring perubahan potensi karbon tersebut memerlukan instrumen

pembagian wilayah yang dapat dikelola (well-managed) oleh organisasi kehutanan

secara efektif dan efisien, baik berupa petak (comparteinent), zona/blok, atau

kesatuan perencanaan dan pengelolaan hutan lainnya.

Page 73: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 39

3. Sistem informasi spasial dan perpetaan

Hasil tata batas dan pembagian ke dalam RTK dan RPH, telah dipetakan pada

peta skala 1 : 250.000, sedangkan peta kerja sebagai pegangan petugas lapangan,

dibuat dengan skala 1 : 50.000 (skala belum standar) dan ditempel di kantor RPH.

Peta tersebut memuat perkembangan keadaan lapangan, antara lain informasi

kerawanan terhadap gangguan terutama perambahan kawasan hutan. Dari hasil

pengamatan di lapangan, peta terbaru yang dibagikan kepada kantor RPH di KPH Bali

Tengah adalah Tahun 2007.

Peta kerja skala 1 : 10.000 yang dapat digunakan sebagai pegangan petugas

lapangan (KRPH, Polhut maupun Mandor) belum ada. Peta kerja ini seharusnya

menggambarkan keadaan lapangan yang memuat alur batas petak/blok/zona/petak

beserta nomor pal batas, sungai / anak sungai, jenis tanaman dan tahun tanam serta

informasi lain berdasarkan hasil inventarisasi terbaru yang disajikan per RPH. Secara

umum, sistem informasi spasial dan perpetaan belum terbangun secara sistematis dan

tingkat kebaruannya masih belum dibangun secara reguler.

2.2 Potensi Wilayah KPHL

2.2.1 Penutupan Vegetasi

Kawasan hutan lindung di wilayah KPH Bali Tengah, sebagian berupa lahan

kritis akibat dari berbagai sebab, antara lain perencekan, pencurian kayu,

perambahan untuk penanaman tanaman kopi, pisang, tanaman semusim dan lainnya.

Keadaan lahan kritis dalam kawasan hutan dapat dilihat di RPH Banjar.

Potensi vegetasi Kelompok Pucak Landep (RTK.1), Gunung Mungsu (RTK.2) dan

Gunung Silangjana (RTK. 3) hampir sama, letaknya berjejer dari Barat ke Timur di

atas kota Singaraja dan sangat penting artinya bagi persawahan. Vegetasinya terdiri

dari hutan hujan tropis yang selalu hijau sepanjang tahun. Hutan ini ditumbuhi dengan

bayur (Pterospermum javanicum), seming (Pometia spec) dan terep (Arthocarpus

elasticus), tetapi keadaannya sudah jarang. Di bagian puncak kelompok hutan ini

Page 74: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 40

ditumbuhi oleh cemara geseng (Casuarina junghuhniana) dan semak-semak.

Dibagian utara terdapat tanah kosong dengan semak belukar.

Diadakan reboisasi dengan jenis sonokeling, (Dalbergia latifolia), cempaka (Michelia

champaka), johar (Cassia siamea), kemiri (Aleurites meluccana) dan sagawe

(Adenanthera microsperma).

Vegetasi kelompok hutan Gunung Batukaru masih cukup bagus. Kelompok

hutan ini terdiri dari dua bagian sebagian dilereng Utara terdiri dari hutan hujan tropis

dan vegetasinya seperti salam (Eugenia polyantha), bayur, kapalan (Manglietia

glauca) dan seming. Di bagian selatan pada puncak-puncak terdiri dari hutan basah,

vegetasinya cemara pandak (Podocarpus imbricate), cemara geseng, seming, tahlan

(Dysoxylum spec), paradah (Garcinia spec), belantih (Homolantus gigantius), bangsa

bunut dan beringin (Ficus) dan jenis-jenis lateng (Laportaceae), pandan berjenis-jenis

pakis (Filleces), temu-temu (Zingeberaceae), liana dan banyak jenis anggrek

(Orchidaceae). Di kawasan ini telah dibuka pertanaman sejak tahun 1933 seluas

811,94 ha terdiri dari rasamala (Altingia exelsa) murni maupun campuran, tanaman

kepelan (Manglitia glauca), cempaka (Michelia champaka), gintungan, juwet manting

(Crypterenia paniculata), dammar (Aghatis lorantifolia), dan tusan (Pinus mercusii).

Pohon cemara pandak (Podocarpus imbricate) merupakan jenis pohon asli, khas dan

mewakili Bali serta kayunya baik tetapi sudah termasuk langka yang tumbuh didaerah

resapan air di gunung Batukaru yang disucikan, dengan alasan ini maka pada tahun

1969 telah dikukuhkan cagar Alam Batukaru seluas 1.569 ha dan kemudian ditetapkan

dengan SK Menteri Pertanian No. 716/Kpts/Um/II/1974. Di dalam kelompok hutan ini

pada fungsi lindung dibangun kebun Raya Ekakarya dan bedugul pada tanggal 24 Juli

1959, seluas 129,20 ha dengan jumlah koleksi pohon lebih dari 500 spesies.

2.2.2 Potensi Kayu/Non Kayu

Pemungutan hasil kayu dan non kayu pada hutan lindung.

(1) Pemungutan hasil hutan bukan kayu pada hutan lindung sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c, antara lain : rotan, madu, getah,

buah, sarang burung walet dan jamur.

Page 75: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 41

(2) Pemungutan hasil hutan bukan kayu pada hutan lindung dilakukan dengan

ketentuan:

a. Hasil hutan bukan kayu yang dipungut merupakan hasil reboisasi dan/atau

tersedia secara alami,

b. Tidak merusak lingkungan ,

c. Tidak mengurangi, mengubah atau menghilangkan fungsi utamanya.

2.2.3 Keberadaan Flora dan Fauna Langka

(a) Keberadaan Flora :

(1) Potensi jasa lingkungan dan wisata alam terhadap hasil hutan bukan kayu

(HHBK) pada hutan lindung tahun 2011 dilakukan pada 4 (empat)

kabupaten yaitu : Kabupaten Tabanan, Kabupaten Badung, Kabupaten

Bangli dan Kabupaten Buleleng (Dinas Kehutanan, 2012).

(2) Kondisi hutan lindung di Kabupaten Tabanan terdiri dari jenis tanaman :

salam (Eugenia polyantha), bayur (Pterspermum javanicum), kepelan

(Manglietia glauca), seming (Pometia spec), cemara pandak (Podocarpus

imbricate), cemara geseng (Eugenia spp.), Tahlan (Dysoxylum Spec),

kejimas (Piscus spp.), teep (piscus), bunut (Calphyllum L), tangi (Lager

stromia speciosa), duren-duren, kemiri (Aleurites moluccana Wild), dan

balang.

(3) Potensi pemanfaatan hutan adalah tanaman hias (seperti anggrek, pakis,

bambu kuning, simbar), jamur, umbi-umbian (seperti bentul, suweg dan

talas).

(4) Potensi jasa lingkungan antara lain jasa karbon, air terjun di Desa

Sekumpul (RTK 3), wisata alam (jogging track), wisata spiritual (Pura

Muncaksari, Pura Tambawaras, Pura Batukaru, Pura Pucak Padangdawa,

Pura Pucak Adeng, Pura Pucak Sarinadi, Pura Besi Kalung, Pura Pura

Taksu Agung)

Page 76: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 42

(b) Keberadaan Satwa/ Fauna Langka

Salah satu upaya konservasi yang juga penting dilakukan adalah

mengidentifikasi keberadaan satwa langka, tetapi tidak ada satwa langka pada

KPH Bali Tengah. Sedangkan satwa yang ada adalah di kawasan hutan KPH

Bali Tengah adalah satwa liar. Berdasarkan identifikasi dan konfirmasi yang

didapatkan dari petugas lapangan, dan jenis satwa yang sering ditemukan

adalah kijang, kera abu-abu, ayam hutan, kera hitam, burung becicit, elang

bondol, babi hutan, landak, burung tekukur, dan burung madu. Jumlah dan jenis

serta persebaran satwa liar di KPH Bali Tengah disajikan dalam Tabel 2.10.

Beberapa jenis satwa diperkirakan terus menurun populasinya, terutama karena

disebabkan perburuan dan di satu sisi, beberapa jenis satwa juga merusak lahan

masyarakat yang ditanami tanaman pertanian. Untuk penangkaran satwanya

adalah ayam hutan, burung oslo.

Tabel 2.10. Perkiraan jumlah satwa liar di kawasan hutan

No RPH JENIS SATWA PERKIRAAN

TEMPAT HABITAT (ekor)

1 Kubutambahan

Kijang Kera abu-abu Ayam hutan Kera hitam

20 20 6

40

Hutan lindung

2 Banjar

Burung becicit Elang bondol

10 11

Hutan lindung

3 Sukasada

Kera abu-abu Ayam hutan Kera hitam

75 6 6

Hutan lindung

4 Pupuan

Kijang Ayam hutan Kijang Kera abu-abu

4 2 2

Hutan lindung

5 Petang

Ayam hutan Burung tekukur Kera abu-abu Burung madu

4 6

10 6

Hutan lindung

Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Bali, 2009

Page 77: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 43

2.2.4 Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam

Dalam pengelolaannya agar tidak terjadi pelanggaran dalam kawasan suci,

diarahkan sebagai obyek wisata tanpa daerah terbangun yaitu untuk wisata alam

hutan (hiking, pendidikan, berkemah, rekreasi dan sejenisnya). Wisata alam danau

yaitu: memancing, berperahu tanpa mesin dan wisata riset (penelitian hutan

tropika, penelitian ekologi dan lingkungan).

Dalam wilayah KPH Bali Tengah terdapat 3 buah danau yaitu Danau Buyan,

Danau Beratan dan Danau Tamblingan yang oleh masyarakat Hindu di Bali

ditetapkan sebagai kawasan suci. Dalam pengelolaannya agar tidak terjadi

pelanggaran dalam kawasan suci, di arahkan sebagai obyek wisata tanpa daerah

terbangun yaitu untuk wisata alam hutan (hiking, pendidikan, berkemah, rekreasi

dan sejenisnya), wisata alam danau (memancing, berperahu tanpa mesin) dan

wisata riset (penelitian hutan tropika, penelitian ekologi dan lingkungan).

Potensi yang dikembangkan di wilayah KPH Bali Tengah meliputi :

A. RPH Sukasada

RPH Sukasada merupakan bagian operasional pengelolaan KPH Bali Tengah.

Secara administratif terletak di Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng

Potensi Pemanfaatan :

(a) Kawasan.

Potensi yang bisa dikembangkan melalui kegiatan usaha : budidaya lebah,

jamur, dan tanaman obat dengan ketentuan :

- Tidak mengurangi, mengubah atau menghilangkan fungsi utamanya.

- Pengolahan tanah terbatas

- Tidak menimbulkan dampak negatif terhadap biofisik dan sosial ekonomi.

- Tidak menggunakan peralatan mekanis dan alat berat.

- Tidak membangun sarana dan prasarana yang mengubah bentang alam.

Page 78: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 44

(b) Jasa Lingkungan :

- Pemanfaatan air

- Wisata alam, jogging track, panorama hutan lindung yang indah, air

terjun bertingkat 3 tingkatan: 1 buah di desa Selat,air terjun biasa satu

buah di Desa Batu Kasur, klebutan air panas/hangat di Desa Wanagiri,

Dusun Asah. Air terjun Tiying Tali Muara di Desa Sambangan, Air Terjun

Tukad Api dan Air / Tirta Kuning di Desa Wanagiri, Air Terjun Dusun Wita

Jati di Desa Selat, Air Terjun Ambengan di Desa Ambengan.

- Wisata spiritual : Pura Tirta Kuning dengan 3 warna, putih, kuning dan

merah di Desa Wanagiri

- Penyerapan dan penyimpanan karbon.

B. RPH Banjar

RPH Banjar merupakan bagian operasional pengelolaan KPH Bali Tengah.

Secara administratif terletak di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng.

Potensi Pemanfaatan :

(a) Kawasan.

Potensi yang bisa dikembangkan melalui kegiatan usaha : budidaya lebah,

jamur, dan tanaman obat dengan ketentuan :

- Tidak mengurangi, mengubah atau menghilangkan fungsi utamanya.

- Pengolahan tanah terbatas

- Tidak menimbulkan dampak negatif terhadap biofisik dan sosial ekonomi.

- Tidak menggunakan peralatan mekanis dan alat berat.

- Tidak membangun sarana dan prasarana yang mengubah bentang alam.

(b) Jasa Lingkungan :

- Pemanfaatan jasa aliran air

- Pemanfaatan air

Page 79: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 45

- Wisata alam, jogging track, panorama hutan lindung yang indah

- Penyerapan dan/penyimpanan karbon

- Wisata spiritual : Pura

C. RPH Kubutambahan

RPH Kubutambahan merupakan bagian operasional pengelolaan KPH Bali

Tengah. Secara administratif terletak di Kecamatan Kubutambahan Kabupaten

Buleleng.

Potensi Pemanfaatan :

(a) Kawasan.

Potensi yang bisa dikembangkan melalui kegiatan usaha : budidaya lebah dan

jamur, dengan ketentuan :

- Tidak mengurangi, mengubah atau menghilangkan fungsi utamanya.

- Pengolahan tanah terbatas

- Tidak menimbulkan dampak negatif terhadap biofisik dan sosial ekonomi.

- Tidak menggunakan peralatan mekanis dan alat berat.

- Tidak membangun sarana dan prasarana yang mengubah bentang alam.

(b) Jasa Lingkungan :

- Pemanfaatan jasa aliran air

- Pemanfaatan air

- Wisata alam, jogging track, panorama hutan lindung yang indah, air terjun 3

buah dengan warna pelangi ditengahnya di Desa Lemukih, dimanfaatkan

panoramanya oleh Desa Tambakan.

- Penyerapan dan/penyimpanan karbon

- Wisata spiritual : Pura Jungut Batu

Page 80: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 46

- Lain-lain : terdapat tanaman spesifik yaitu tanaman Purnajiwa yang

berkasiat untuk mengobati penyakit dalam dan tanaman Peradah untuk

penolak bala.

D. RPH Pupuan

RPH Pupuan merupakan bagian operasional pengelolaan KPH Bali Tengah. Secara

administratif terletak di Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan. Desa yang

berdekatan yang dilalui menuju kawasan hutan adalah Desa/Kelurahan Wanagiri,

Dusun Sari Buana, Desa/Kelurahan Penatahan, Dusun Pucak Sari dan Desa

Belimbing. Selain itu bisa juga melalui Desa/Kelurahan Mundeh/Kebon Jero yang

terdiri dari Dusun Pancoran, Dusun Nyuh Gading, Dusun Bangal, Dusun Pengedan,

Dusun Naga Sari, dan Desa/Kelurahan Mundeh Kangin terdiri dari Dusun Pasut,

Dusun Mundeh Kangin, Dusun Cantel dan Dusun Gelunggang. Juga dapat melalui

Desa/Kelurahan Langlang Linggah terdiri dari Dusun Selabih Pangkung Kuning,

Dusun Selabih Wanasari, Dusun Bukit Tumpeng, Dusun Bangkiyang Jaran, dan

Desa/Kelurahan Mundeng Kawuh yang terdiri dari Dusun Dukuh, Dusun Pucaksari,

dan Dusun Kedewatan.

Potensi Pemanfaatan :

(a) Kawasan.

Potensi yang bisa dikembangkan melalui kegiatan usaha : tanaman hias

(tanaman perdu daun dolaran, anggrek, pakis dan bambu kuning), jamur, lebah,

penangkaran satwa, rehabilitasi satwa dan rumah semut, dengan ketentuan :

- Tidak mengurangi, mengubah atau menghilangkan fungsi utamanya.

- Pengolahan tanah terbatas

- Tidak menimbulkan dampak negatif terhadap biofisik dan sosial ekonomi.

- Tidak menggunakan peralatan mekanis dan alat berat.

- Tidak membangun sarana dan prasarana yang mengubah bentang alam.

Page 81: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 47

(b) Jasa Lingkungan :

- Panorama yang indah

- Air Terjun satu buah di dekat Desa Belimbing

- Wisata spiritual dengan berjalan kaki menuju Pura Pucaksari

- Jogging track

- Areal semedi

- Jasa karbon yaitu penyerapan dan penyimpanan karbon.

(c) Pemungutan HHBK :

Hasil buah coklat, kopi dari perambahan

(d) Lain-lain :

Spesifik tanaman tegakan hutan di kawasan hutan lindung adalah pohon kesua

dan pohon perada, yang bermanfaat untuk membuat tongkat yang bermanfaat

untuk menolak bala.

E. RPH Penebel

RPH Penebel merupakan bagian operasional pengelolaan KPH Bali

Tengah. Secara administratif terletak di Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.

Desa yang berdekatan yang dilalui menuju kawasan hutan adalah Desa Wangaya,

Desa Jatiluwih, dan Dusun Soka di Desa Senganan.

Potensi Pemanfaatan :

(a) Kawasan.

Potensi yang bisa dikembangkan melalui kegiatan usaha : tanaman hias

(tanaman perdu, anggrek, dau dolaran, pakis, dan bambu kuning), lebah,

jamur, penangkaran satwa, dan rehabilitasi satwa dan rumah semut dengan

ketentuan :

- Tidak mengurangi, mengubah atau menghilangkan fungsi utamanya.

Page 82: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 48

- Pengolahan tanah terbatas

- Tidak menimbulkan dampak negatif terhadap biofisik dan sosial ekonomi.

- Tidak menggunakan peralatan mekanis dan alat berat.

- Tidak membangun sarana dan prasarana yang mengubah bentang alam.

(b) Jasa Lingkungan :

- Panorama yang indah

- Wisata spiritual di perbatasan kawasan Pura Taksu Agung

- Penyerapan dan/penyimpanan karbon

F. RPH Candikuning

RPH Candikuning merupakan bagian operasional pengelolaan KPH Bali

Tengah. Secara administratif terletak di Kecamatan Baturiti di Kabupaten Tabanan.

Desa yang berdekatan yang dilalui menuju kawasan hutan, Kawasan Batukaru

adalah Desa/Kelurahan Angsri, dan Dusun Munduk Lumbang. Selain itu Desa yang

berdekatan dengan kawasan hutan Kawasan Batukaru adalah Desa/Kelurahan

Candikuning, Dusun Batusesa, Desa/Kelurahan Baturiti, Dusun Abang, Dusun

Pekarangan, Desa Bangli, Dusun Andong dan Dusun Sandan.

Potensi Pemanfaatan :

(a) Kawasan.

Potensi yang bisa dikembangkan melalui kegiatan usaha : tanaman hias

(anggrek, dan pakis), simbar, penangkaran satwa, rehabilitasi satwa, rumah

semut, umbi-umbian/bentul/talas, dengan ketentuan :

- Tidak mengurangi, mengubah atau menghilangkan fungsi utamanya.

- Pengolahan tanah terbatas

- Tidak menimbulkan dampak negatif terhadap biofisik dan sosial ekonomi.

- Tidak menggunakan peralatan mekanis dan alat berat.

Page 83: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 49

- Tidak membangun sarana dan prasarana yang mengubah bentang alam.

(b) Jasa Lingkungan :

- Panorama yang indah di luar kawasan.

- Penyerapan dan/penyimpanan karbon

- Wisata spiritual : Pura Ulundanu

- Ada pemanfaatan kawasan untuk tracking (tahun 2011) ada ijin tracking di

kawasan hutan lindung di dekat Desa Batusesa, Desa Desa Pekarangan

untuk lomba tracking, dan selesai lomba dimanfaatkan oleh club-club tracking.

(c) Pemungutan HHBK :

Daun tanaman Rasamala berbau segar (ekstrak daun rasa mala)

(d) Lain-lain :

- Jenis pekerjaan pembuatan hutan rakyat lokasi Banjar Bangli, Dusun Bangli

Kecamatan Baturiti dengan luas 25 hektar, jenis tanamannya adalah mahoni,

gmelina, kejimas, durian dan mejegau (areal di dalam kontrak kopi)

- Dekat jalan menuju Banjar Munduk Andong terdapat longsor pada wilayah

kemiringan hutan lindung.

G. RPH Petang

RPH Petang merupakan bagian operasional pengelolaan KPH Bali Tengah. Secara

administratif terletak di Kecamatan Petang Kabupaten Badung. Desa yang

berdekatan yang dilalui menuju kawasan hutan, adalah Desa/Plaga yang terdiri dari

Dusun Tryingan, Dusun Semanik, Dusun Tinggan, dan Desa Belok Sidan. Selain

itu Desa yang berdekatan dengan kawasan hutan adalah Desa

Belok Sidan, Dusun Bon dan Dusun Jempana.

Potensi Pemanfaatan :

(a) Kawasan.

Page 84: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 50

Potensi yang bisa dikembangkan melalui kegiatan usaha : budidaya tanaman

hias, anggrek, jamur, dan lebah dengan ketentuan :

- Tidak mengurangi, mengubah atau menghilangkan fungsi utamanya.

- Pengolahan tanah terbatas

- Tidak menimbulkan dampak negatif terhadap biofisik dan sosial ekonomi.

- Tidak menggunakan peralatan mekanis dan alat berat.

- Tidak membangun sarana dan prasarana yang mengubah bentang alam.

(b) Jasa Lingkungan :

- Wisata spiritual dengan jogging track, menuju Pura Pucak Mangu

- Panorama kawasan hutan lindung yang indah

- Penyerapan dan/penyimpanan karbon

(c) Lain-lain :

Desa Pelaga termasuk daerah pengembangan pariwisata, hutannya berfungsi

lindung dan bersifat primer, keutuhan hutan disebabkan karena keaktifan Desa

Adat untuk melindunginya dan dituangkan dalam awig-awig.

1.3. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Buleleng dan Tabanan

Kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kabupaten Buleleng

1. Penduduk

Berdasarkan Kabupaten Buleleng Dalam Angka tahun 2012 jumlah

penduduk di Kabupaten Buleleng tercatat 675.513 jiwa terdiri dari 337.061 jiwa laki-

laki dan 338.452 jiwa perempuan yang berarti penduduk Laki-laki lebih sedikit dari

pada perempuan dengan sex ratio 99,6. Bila jumlah penduduk dibandingkan dengan

luas wilayah seluas 1.365,88 km2 maka setiap km2 dihuni oleh 495 jiwa ini

memperlihatkan penduduk Kabupaten Buleleng cukup padat.

Dilihat keadaan masing-masing Kecamatan, maka Kecamatan Buleleng

merupakan yang terpadat yaitu dengan kepadatan sebesar 2.573 jiwa per km2 diikuti

Page 85: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 51

Kecamatan Sawan yakni sebesar 749 per km2, sedangkan yang terendah adalah

kecamatan Kecamatan Busungbiu yang memiliki kepadatan penduduk 235 jiwa per

km2 dan disusul Kecamatan Gerokgak dengan kepadatan penduduk 241 jiwa per

km2. Penduduk paling tinggi juga terdapat di Kecamatan Buleleng 120.774 jiwa atau

17,88 % dan terendah adalah di Kecamatan Busungbiu sebanyak 46.209 jiwa atau

6,84 %. Untuk lebih jelasnya mengenai data keadaan penduduk Kabupaten Buleleng

dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Keadaan penduduk Kabupaten Buleleng, dirinci per kecamatan,

menurut jenis kelamin, kepadatan penduduk/km2 dan sex ratio tahun

2011

No

Kecamatan

Luas Wilayah

Penduduk

Sex Ratio

Kepadatan

Penduduk Per KM2

Laki-Laki

Perempuan Jumlah

(km2) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (%) (jiwa)

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Gerokgak 356,57 43.259 42.692 85.951 101,3 241

2 Seririt 111.78 40.347 41.074 81.421 98,2 728

3 Busungbiu 196,62 23.109 23.100 46.209 100,0 235

4 Banjar 172,60 33.706 34.322 68.028 98,2 394

5 Sukasada 172,93 35.573 37.724 73.297 94,3 424

6 Buleleng 46,94 60.281 60.493 120.774 99.7 2.573

7 Sawan 92,52 34.854 34.404 69.258 101,3 749

8 Kubutambahan 118,24 30.325 30.627 60.952 99,0 516

9 Tejakula 97,68 35.607 34.016 69.623 104,7 713

Tahun 2011 1.365,88 337.061 338.452 675.513 99,6 495

Tahun 2010 1.365,88 272.239 326.791 662.920 82,3 485

Sumber : Buleleng Dalam Angka tahun 2012

a. Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk berdasarkan Buleleng Dalam Angka tahun 2012

sebagian besar bertani dan berkebun, sebagian kecil lainnya pedagang, buruh,

pegawai dan wiraswasta.

Page 86: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 52

Suku asli penduduk Kabupaten Buleleng sebagian besar suku Bali, sedangkan

suku lainnya adalah suku Jawa, suku Sunda, suku sasak, dan suku lain yang

jumlahnya relatif sedikit, dan sebagian besar menganut agama Hindu menyusul

agama Islam, Kristen Protestan, Katolik dan yang paling sedikit menganut agama

Budha (Buleleng Dalam Angka tahun 2012).

b. Pendidikan

Penyebaran fasilitas pendidikan di Kabupaten Buleleng berdasarkan Buleleng

Dalam Angka tahun 2012 sudah cukup merata, hal ini terbukti dari jumlah sarana

pendidikan yang telah terdapat di tiap-tiap desa dan kecamatan. Di Kabupaten

Buleleng jumlah Sekolah Dasar (SD) tercatat sebanyak 494 buah tersebar pada

setiap desa pada 9 kecamatan, Sekolah Lanjutan Pertama (SMP) sebanyak 81 buah

dan Sekolah Menengah Tingkat Atas sebanyak 53 buah. Pada setiap Desa terdapat 1

(satu) atau lebih Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

terdapat di setiap kecamatan, demikian halnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)

sudah merata pada 9 kecamatan. Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta telah

tersedia di Kabupaten Buleleng dan saat ini terdapat di kota Singaraja sebanyak 6

buah, dan yang paling faporit adalah perguruan tinggi negeri diantaranya adalah

Universitas Ganesa dan Institut Hindu Darma, sedangkan 4 buah perguruan tinggi

lainnya seperti Universitas Panji Sakti dan lainnya merupakan perguruan tinggi

swasta.

c. Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kabupaten Buleleng berdasarkan

Buleleng Dalam Angka tahun 2012, dengan jumlah puskesmas sebanyak 20 buah

menyebar di 10 kecamatan, puskesmas pembantu sebanyak 75 buah, tersebar

pada setiap desa, dan posyandu dengan tenaga dokter dan para medis lainnya

walaupun masih dirasakan kurang dari kebutuhan minimal namun pelaksanaan

pelayanan kesehatan masyarakat secara umum dapat berjalan dengan baik,

sedangkan rumah sakit terdapat 6 buah dan terdapat di Ibukota Kabupaten Buleleng

yaitu di Singaraja.

Page 87: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 53

Kondisi sosial ekonomi masyarakat di kabupaten Tabanan

a. Penduduk

Berdasarkan Kabupaten Tabanan dalam angka tahun 2012 jumlah penduduk di

Kabupaten Tabanan tercatat 437.679 jiwa terdiri dari 217.779 jiwa laki-laki dan

205.602 jiwa perempuan yang berarti penduduk Laki-laki lebih banyak dari pada

perempuan dengan sex ratio 99. Bila jumlah penduduk dibandingkan dengan luas

wilayah seluas 839,99 km2 maka setiap km2 dihuni oleh 521 jiwa ini memperlihatkan

penduduk Kabupaten Buleleng cukup padat.

Dilihat keadaan masing-masing Kecamatan, maka Kecamatan Kediri

merupakan yang terpadat yaitu dengan kepadatan sebesar 1.431 jiwa per km2 diikuti

Kecamatan Tabanan yakni sebesar 1.292 jiwa per km2, sedangkan yang terendah

adalah kecamatan Selemadeg Barat yang memiliki kepadatan penduduk 185 jiwa per

km2 .

Untuk lebih jelasnya mengenai data keadaan penduduk Kabupaten Tabanan

dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Keadaan penduduk Kabupaten Tabanan dirinci per kecamatan, menurut jenis kelamin, kepadatan penduduk/km2 dan sex ratio tahun 2011

No

Kecamatan

Luas Wilayah

Penduduk Sex

Ratio

Kepadatan Penduduk Per KM2

Laki-Laki

Perempuan Jumlah

(km2) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (%) (jiwa)

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Selemadeg 52,05 10.799 11.118 21.917 97 421

2 Kerambitan 42,39 19.730 20.243 39.973 97 943

3 Tabanan 51,40 33.163 33.239 66.402 98 1.292

4 Kediri 53,60 38.669 38.019 76.688 102 1.431

5 Marga 44,79 21.579 22.300 43.879 97 980

6 Baturiti 99,17 26.037 25.594 51.631 102 521

7 Penebel 141,98 24.502 25.922 50.424 95 355

8 Pupuan 179,02 20.310 20.229 40.539 100 226

9 Slemadeg Barat 120,15 11.065 11.197 22.262 99 185

Page 88: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 54

No

Kecamatan

Luas Wilayah

Penduduk Sex

Ratio

Kepadatan Penduduk Per KM2

Laki-Laki

Perempuan Jumlah

(km2) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (%) (jiwa)

1 2 3 4 5 6 7 8

10 Selemadeg Timur 54,78 11.925 12.039 23.964 99 437

Tahun 2011 839,33 217.779 205.602 437.679 99 521

Tahun 2010 839,33 214.264 203.604 431.162 99 514

Sumber : Tabanan Dalam Angka tahun 2012

b. Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk berdasarkan Tabanan Dalam Angka tahun 2012

sebagian besar bertani dan berkebun, sebagian kecil lainnya pedagang, buruh,

pegawai dan wiraswasta.

Suku asli penduduk Kabupaten Tabanan sebagian besar suku Bali, sedangkan suku

lainnya adalah suku Jawa, suku Sunda, suku sasak, dan suku lain yang jumlahnya

relatif sedikit, dan sebagian besar menganut agama Hindu menyusul agama Islam,

Kristen Protestan, Katolik dan yang paling sedikit menganut agama Budha (Tabanan

Dalam Angka tahun 2012).

c. Pendidikan

Penyebaran fasilitas pendidikan di Kabupaten Tabanan berdasarkan Tabanan

Dalam Angka tahun 2012 sudah cukup merata, hal ini terbukti dari jumlah sarana

pendidikan yang telah terdapat di tiap-tiap desa dan kecamatan. Di Kabupaten

Tabanan jumlah Sekolah Dasar (SD) tercatat sebanyak 331 buah tersebar pada setiap

desa pada 10 kecamatan, Sekolah Lanjutan Pertama (SMP) sebanyak 42 buah dan

Sekolah Menengah Tingkat Atas sebanyak 34 buah. Pada setiap Desa terdapat 1

(satu) atau lebih Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

terdapat di setiap kecamatan, demikian halnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)

baru terdapat pada 9 kecamatan, dari 10 kecamatan yg ada di Kabupaten Tabanan,

yang belum ada di kecamatan Selemadeg Barat, karena merupakan kecamatan

pemekaran. Perguruan Tinggi Swasta telah tersedia di Kabupaten Tabanan sebanyak

Page 89: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 55

4 buah, diantaranya adalah : Universitas Tabanan, IKIP Saraswati Tabanan , STISIP

Margarana Tabanan, dan PPLP Mapindo Tabanan.

d. Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kabupaten Tabanan berdasarkan Tabanan

Dalam Angka tahun 2012, dengan jumlah puskesmas sebanyak 20 buah menyebar di

10 kecamatan, puskesmas pembantu sebanyak 78 buah, tersebar pada setiap desa,

dan 30 buah puskesmas keliling dengan tenaga dokter dan para medis lainnya

walaupun masih dirasakan kurang dari kebutuhan minimal namun pelaksanaan

pelayanan kesehatan masyarakat secara umum dapat berjalan dengan baik,

sedangkan rumah sakit terdapat 1 buah dan terdapat di Ibukota Kabupaten Tabanan

yaitu Tabanan.

2.4 Data Informasi Ijin-Ijin Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan

di Dalam Wilayah Kelola

Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi pinjam pakai

kawasan hutan di Provinsi Bali Tahun 2010, khususnya di kawasan hutan lindung Bali

Tengah terdapat 5 pengguna pinjam pakai kawasan hutan dengan rincian antara lain :

1. Kelompok hutan Gunung Mungsu (RTK 2), terdiri 1 pengguna, disajikan pada Tabel 2.11.

Tabel 2.11. Pengguna pinjam pakai kelompok hutan Gunung Mungsu (RTK 2).

NO. IDENTIFIKASI URAIAN

1 2 3

1.a Pengguna PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali Region Jawa Timur, Sub Region Bali/PLN Proyek Induk Jaringan Jawa Timur dan Bali (PIJTB)

b. Peruntukan Tapak Tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV, Kapal - Pemaron

c. Fungsi hutan, lokasi dan luas Hutan lindung, Kabupaten Buleleng dan Kelompok Hutan Batukaru/RTK 4, Kabupaten Tabanan, seluas 19,24 Ha (disatukan)

d. Dokumen yang ada Persetujuan Prinsip Menteri Kehutanan No. 576/Menhut-II/1985, tanggal 18 Desember 1985.

Perjanjian pinjam pakai No. 342I/Kwl-5/1993 dan No. 001.BA/1033/1993/PIJTB, berlaku dari tgl. 23-3-1993 s/d 23-3-1998.

Page 90: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 56

NO. IDENTIFIKASI URAIAN

1 2 3

e. Kewajiban Menjaga dan memelihara tanda batas di sekitar lahan pinjam pakai. Membina kelestarian lingkungan dan mencegah kelongsoran dan erosi tanah di sekitar lahan pinjam pakai.

Wajib memberikan ganti rugi nilai tegakan hutan dari lokasi pinjam pakai kepada Pemerintah Daerah Provinsi Bali.

Dibebani biaya pengukuran/pemetaan dan biaya lainnya sehubungan proses pinjam pakai kawasan hutan.

Memberikan kompensasi dengan menyediakan areal/lahan yang ditetapkan sebagai kawasan hutan dan luasnya minimal sama dengan luas kawasan hutan yang dipinjam pakai.

f. Kondisi lahan pinjam pakai Tetap, tanpa ada perubahan.

Beberapa tanda batas fisik tidak jelas, karena tidak ada tanda batas pinjam pakai.

g. Masalah Ijin pinjam pakai telah berakhir tahun 1998.

Pemohon belum mengajukan permohonan perpanjangan pinjam pakai sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian pinjam pakai, bahwa 3 bulan sebelum masa perjanjian pinjam pakai berakhir, pemohon diwajibkan mengajukan permohonan pinjam pakai kawasan hutan.

h. Upaya tindak lanjut Telah dilakukan monitoring dan evaluasi tahun 2008 oleh tim yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali No. 188.46/09/11/2007.

Telah dikoordinasikan dengan pimpinan PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali region Jawa Timur, Sub Region Bali untuk segera mengajukan permohonan perpanjangan pinjam pakai kawasan hutan.

i. Letak lahan kompensasi dan luas

Kelompok hutan Sangeh/RTK 21 seluas 3,0 Ha.

Kelompok hutan Penulisan Kintamani/RTK 20 seluas 26,60 Ha.

Kelompok hutan Gunung Abang Agung/RTK 8 seluas 176,0 Ha.

j. Kondisi lahan kompensasi Telah direboisasi dan bervegetasi lebat dengan tanaman perdu.

k. Proses Pengukuhan Telah ditetapkan.

Sumber : Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Pinjam Pakai Kawasan Hutan di Provinsi Bali, Tahun

2010.

Page 91: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 57

2. Kelompok Hutan Gunung Batukaru (RTK 4), terdiri atas 5 pengguna, disajikan

pada Tabel 2.12.

Tabel 2.12. Pengguna pinjam pakai kawasan hutan Gunung Batukau (RTK 4).

NO. IDENTIFIKASI URAIAN

1 2 3

1.a Pengguna PT. PLN (Persero)P3B Jawa Bali Region Jawa Timur, Sub Region Bali/PLN Proyek Induk Jaringan Jawa Timur dan Bali (PIJTB)

b. Peruntukan Tapak Tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV, Kapal – Pemaron

c. Fungsi hutan, lokasi dan luas Hutan lindung, Kabupaten Tabanan dan disatukan dengan Kelompok Hutan Gunung Mungsu/RTK 2, seluas 19,24 Ha (disatukan).

d. Dokumen yang ada Persetujuan Prinsip Menteri Kehutanan No. 576/Menhut-II/1985, tanggal 18 Desember 1985. Perjanjian pinjam pakai No. 342.I/Kwl-5/1993 dan No. 001.BA/1033/1993/PIJTB, berlaku dari tgl. 23-3-1993 s/d 23-3-1998.

e. Kewajiban Menjaga dan memelihara tanda batas di sekitar lahan pinjam pakai. Membina kelestarian lingkungan dan mencegah kelongsoran dan erosi tanah di sekitar lahan pinjam pakai. Wajib memberikan ganti rugi nilai tegakan hutan dari lokasi pinjam pakai kepada Pemerintah Daerah Provinsi Bali. Dibebani biaya pengukuran/pemetaan dan biaya lainnya sehubungan proses pinjam pakai kawasan hutan. Memberikan kompensasi dengan menyediakan areal/lahan yang ditetapkan sebagai kawasan hutan dan luasnya minimal sama dengan luas kawasan hutan yang dipinjam pakai.

f. Kondisi lahan pinjam pakai Tetap, tanpa ada perubahan. Beberapa tanda batas di sekitar lahan pinjam pakai hilang. Tanda batas fisik tidak jelas, karena tidak ada tanda batas pinjam pakai.

g. Masalah Ijin pinjam pakai kawasan hutan telah berakhir tahun 1998.

Pemohon belum mengajukan permohonan perpanjangan pinjam pakai kawasan hutan sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian pinjam pakai, bahwa 3 bulan sebelum masa perjanjian

Page 92: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 58

NO. IDENTIFIKASI URAIAN

1 2 3

pinjam pakai berakhir, pemohon diwajibkan mengajukan permohonan pinjam pakai kawasan hutan.

h. Upaya tindak lanjut Telah dilakukan monitoring dan evaluasi tahun 2008 oleh tim yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali No. 188.46/09/11/2007.

Telah dikoordinasikan dengan pimpinan PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali region Jawa Timur, Sub Region Bali untuk segera mengajukan permohonan perpanjangan pinjam pakai kawasan hutan.

i. Letak lahan kompensasi dan luas

Disatukan dengan kompensasi untuk Kelompok hutan Gunung Mungsu di atas

j. Kondisi lahan kompensasi Telah direboisasi dan bervegetasi lebat dengan tanaman perdu.

k. Proses Pengukuhan Telah ditetapkan.

2.a Pengguna PT. PLN Wilayah XI di Denpasar

b. Peruntukan Saluran kabel Tegangan Menengah (SKTM) 20 KV.

c. Fungsi hutan, lokasi dan luas Hutan Taman Wisata Alam, Kabupaten Tabanan, seluas 0,337 Ha.

d. Dokumen yang ada Persetujuan Prinsip Menteri Kehutanan No. 382/Menhut-VI/1991, tanggal 14 Maret 1991.

Perjanjian pinjam pakai No. 702/Kwl-5/1992 dan No. 091.PJ/449/1992/M, dan berlaku dari tgl. 19-3-1993 s/d 19-3-2003.

Dokumen perjanjian pinjam pakai tidak ditemukan.

e. Kewajiban Menjaga dan memelihara tanda batas di sekitar lahan pinjam pakai. Membina kelestarian lingkungan dan mencegah kelongsoran dan erosi tanah di sekitar lahan pinjam pakai. Wajib memberikan ganti rugi nilai tegakan hutan dari lokasi pinjam pakai kepada Pemerintah Daerah Provinsi Bali. Dibebani biaya pengukuran/pemetaan dan biaya lainnya sehubungan proses pinjam pakai kawasan hutan.

f. Kondisi lahan pinjam pakai Tetap, tanpa ada perubahan. Tanda batas fisik tidak jelas, karena tidak ada tanda batas pinjam pakai.

g. Masalah Ijin pinjam pakai telah berakhir tahun 2003. Pemohon belum mengajukan permohonan perpanjangan pinjam pakai kawasan hutan

Page 93: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 59

NO. IDENTIFIKASI URAIAN

1 2 3

sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian pinjam pakai, bahwa 3 bulan sebelum masa perjanjian pinjam pakai berakhir, pemohon diwajibkan mengajukan permohonan pinjam pakai kawasan hutan.

h. Upaya tindak lanjut Telah dilakukan monitoring dan evaluasi tahun 2008 oleh tim yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali No. 188.46/09/11/2007. Telah dikoordinasikan dengan pimpinan PT. PLN Wilayah XI di Denpasar untuk segera mengajukan permohonan perpanjangan pinjam pakai kawasan hutan.

i. Letak lahan kompensasi dan luas

Tidak diperjanjikan

j. Kondisi lahan kompensasi -

k. Proses Pengukuhan -

3.a Pengguna PT. Telkom (Kantor Telekomonikasi Bali di Denpasar)

b. Peruntukan Rurel Areal Phase Bedugul

c. Fungsi hutan, lokasi dan luas Hutan Taman Wisata Alam Bedugul, Kabupaten Tabanan, seluas 0,030 Ha.

d. Dokumen yang ada Persetujuan Prinsip Menteri Kehutanan No. 587/Menhut-II/1989, tanggal 3 Mei 1989. Perjanjian pinjam pakai No. 260/II/Kwl.Bl-5/1990 dan No. 58/06/HK010/N.08-430/1990, dan berlaku dari tgl. 1-3-1990 s/d 1-3-2000. Dokumen perjanjian pinjam pakai tidak ditemukan.

e. Kewajiban Menjaga dan memelihara tanda batas di sekitar lahan pinjam pakai. Membina kelestarian lingkungan dan mencegah kelongsoran dan erosi tanah di sekitar lahan pinjam pakai. Wajib memberikan ganti rugi nilai tegakan hutan dari lokasi pinjam pakai kepada Pemerintah Daerah Provinsi Bali. Dibebani biaya pengukuran/pemetaan dan biaya lainnya sehubungan proses pinjam pakai kawasan hutan. Diwajibkan melakukan reboisasi terhadap lahan pinjam pakai setelah keadaan fisik lokasi memungkinkan untuk ditanami kembali.

f. Kondisi lahan pinjam pakai Tetap, tanpa ada perubahan. Telah dipasang pagar permanen. Berdasarkan tanda batas di peta, tanda batas di lapangan hilang dan masih tersisa 1 buah.

Page 94: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 60

NO. IDENTIFIKASI URAIAN

1 2 3

g. Masalah Ijin pinjam pakai telah berakhir tahun 2000. Pemohon terlambat dalam mengajukan permohonan perpanjangan pinjam pakai kawasan hutan sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian pinjam pakai, bahwa 3 bulan sebelum masa perjanjian pinjam pakai berakhir, pemohon diwajibkan mengajukan permohonan pinjam pakai kawasan hutan.

h. Upaya tindak lanjut Telah dilakukan monitoring dan evaluasi tahun 2008 oleh tim yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali No. 188.46/09/11/2007. Telah dikoordinasikan dengan pimpinan PT. PLN Wilayah XI di Denpasar untuk segera mengajukan permohonan perpanjangan pinjam pakai kawasan hutan. Pengajuan permohonan perpanjangan pinjam pakai kawasan hutan, dengan surat No. 46/LG.000/RE.7-BAL-90/2005, tanggal 25 Juli 2005 dan surat No.46 /LG.000/RE.7-BAL-90/2005, tanggal 6 September 2005. Tidak ditemukan surat persetujuan dari instansi Kehutanan sebagai tindak lanjut surat dari PT. Telkom (Kantor Daerah Telekomonikasi Bali di Denpasar)

i. Letak lahan kompensasi dan luas

Tidak diperjanjikan

j. Kondisi lahan kompensasi -

k. Proses Pengukuhan -

4.a Pengguna Bupati Buleleng

b. Peruntukan Jalan dari Desa Sekumpul ke Banjar Bingin

c. Fungsi hutan, lokasi dan luas Hutan Lindung, Desa Galungan, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng seluas 0,910 Ha.

d. Dokumen yang ada Permohonan Kepala Desa Galungan No. Pemb-87/GI/6/1987, tanggal 17 Juni 1987. Persetujuan Prinsip Menteri Kehutanan No. 079/Menhut-II/1988, tanggal 15 Pebruari 1988. Perjanjian pinjam pakai No. 375/Kw.Bl-5/1988 dan No. 590/684/Pem/1988, dan berlaku dari tgl. 1-3-1988 s/d 1-3-2008.

e. Kewajiban Menjaga dan memelihara tanda batas di sekitar lahan pinjam pakai. Membina kelestarian lingkungan dan mencegah kelongsoran dan erosi tanah di sekitar lahan pinjam pakai. Wajib memberikan ganti rugi nilai tegakan hutan dari lokasi pinjam pakai kepada Pemerintah Daerah Provinsi Bali.

Page 95: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 61

NO. IDENTIFIKASI URAIAN

1 2 3

Dibebani biaya pengukuran/pemetaan dan biaya lainnya sehubungan proses pinjam pakai kawasan hutan.

f. Kondisi lahan pinjam pakai Tetap, tanpa ada perubahan. Semakin intensif.

g. Masalah Ijin pinjam pakai kawasan hutan telah berakhir tahun 2008. Pemohon belum mengajukan permohonan perpanjangan pinjam pakai kawasan hutan sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian pinjam pakai, bahwa 3 bulan sebelum masa perjanjian pinjam pakai berakhir, pemohon diwajibkan mengajukan permohonan pinjam pakai kawasan hutan.

h. Upaya tindak lanjut Telah dilakukan monitoring dan evaluasi tahun 2008 oleh tim yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali No. 188.46/09/11/2007. Telah dikoordinasikan dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng dan Kepala Desa Galungan untuk segera mengajukan permohonan perpanjangan pinjam pakai kawasan hutan.

i. Letak lahan kompensasi dan luas

Tidak diperjanjikan

j. Kondisi lahan kompensasi -

k. Proses Pengukuhan -

5.a Pengguna LIPI

b. Peruntukan Kebun Eka Karya Bedugul

c. Fungsi hutan, lokasi dan luas Hutan Taman Wisata Alam, Candikuning Bedugul, Kabupaten Tabanan dan Buleleng, seluas 157,49 Ha (disatukan).

d. Dokumen yang ada Surat Keputusan Gubernur Bali No. 19/53/2/4, tanggal 5 juli 1959, tentang penggunaan kawasan hutan di Bedugul oleh LIPI seluas 45,0 Ha.

Keputusan Menteri Pertanian No. 145/Kpts/DJ/I/1975, tanggal 21 Agustus 1975, tentang pemberian ijin untuk menggunakan kawasan hutan Pertanaman Candi Kuning, seluas ± 129,20 Ha, terletak di Bedugul, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali untuk perluasan Kebun raya Cabang “Eka Karya”Bali

Keputusan Menteri Kehutanan No. 411Kpts-II/1995, tanggal 8 Agustus 1995, tentang penggunaan kawasan hutan seluas 179,20 Ha, di Desa Candi Kuning untuk Kebun Eka Karya oleh LIPI, dengan cara pinjam pakai selama 20 tahun.

Page 96: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 62

NO. IDENTIFIKASI URAIAN

1 2 3

Surat Menteri Kehutanan No. 251/Menhut-VII/2001, tentang pemberian ijin dengan KDTK.

e. Kewajiban Menjaga dan memelihara tanda batas di sekitar lahan pinjam pakai.

Membina kelestarian lingkungan dan mencegah kelongsoran dan erosi tanah di sekitar lahan pinjam pakai.

Wajib memberikan ganti rugi nilai tegakan hutan dari lokasi pinjam pakai kepada Pemerintah Daerah Provinsi Bali.

Dibebani biaya pengukuran/pemetaan dan biaya lainnya sehubungan proses pinjam pakai kawasan hutan.

f. Kondisi lahan pinjam pakai Tetap, tanpa ada perubahan.

Tanda batas jelas.

Telah dipasang pagar permanen.

g. Masalah Belum membuat kesepakatan/perjanjian pinjam pakai.

h. Upaya tindak lanjut Telah dilakukan monitoring dan evaluasi tahun 2008 oleh tim yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali No. 188.46/09/11/2007. Telah dikoordinasikan dengan Pimpinan Kebun Raya Eka Karya Bedugul untuk segera membuat kesepakatan/perjanjian pinjam pakai kawasan hutan.

i. Letak lahan kompensasi dan luas

-

j. Kondisi lahan kompensasi -

k. Proses Pengukuhan -

Sumber : Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Pinjam Pakai Kawasan Hutan di Provinsi Bali, Tahun

2010.

3. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas (PLTP) Bedugul

Proses panjang birokrasi sampai keluarnya SKB (surat Keputusan Bersama) tiga

menteri yaitu Pertambangan, Pertanian dan kehutanan No. 986/Kps/M.PE/1989 yang

prematur cacat proses. Selanjutnya SK Direktur Geologi dan Sumberdaya Mineral No.

068/1011/DDJG/1996 jelas-jelas menyebutkan hanya untuk pemberian ijin

pengeboran air bawah tanah dengan batas kedalaman 250 meter dengan penyadapan

aquifer mulai kedalaman 160-240 meter dengan ukuran jamban sumur 9 5/8 inci. Jadi

Page 97: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 63

jelas bukan untuk pengeboran air bawah tanah dengan diameter dan kedalaman yang

jauh melampaui dan membabat hutan lindung yang disakralkan. Tanpa melalui Dinas

Kehutanan Bali, telah dikeluarkannya Rekomendasi Dirjen Kehutanan No. 892/A/VII-

4/1996 tanggal 30 September 1996 dan rekomendasi inipun hanya sebatas eksplorasi

geothermal sebagaimana yang telah dilakukan. Konsekuensinya muncullah Keppres

No. 39/1997 status proyek dan kontrak kerjasama JOC (Joint Operation Contract) dan

ESC (Energy Sales Contract) ditunda. Total proyek tertanggal 17/11/1995 dibekukan

karena terjadi pelanggaran. Tiba-tiba muncul Keppres No. 15/2002 perihal pencabutan

Keppres No. 39/1997, maka mulailah babak baru pembabatan hutan lindung yang

disakralkan sebagai kawasan suci cagar alam Watukaru, kawasan hulu sumber air,

kesuburan, kesegaran udara paru-paru Bali yang seharusnya tidak terjual semahal

berapa pun.

Proses panjang birokrasi sampai keluarnya SKB (surat keputusan bersama)

tiga menteri: Pertambangan, Pertanian dan Kehutanan No. 986/K/05/M.PE/1989 yang

prematur cacat proses. Selanjutnya SK Direktur Geologi dan Sumber Daya Mineral No.

068/1011/DDJG/1996 jelas-jelas menyebutkan Pemberian Izin Pengeboran Air Bawah

Tanah. Batas kedalaman 250 meter dengan penyadapan aquifer mulai kedalaman

160-240 meter, jambang sumur 9 5/8 inci.

Jelas bukan untuk pengeboran geothermal dengan diameter dan kedalaman

yang jauh melampaui dan membabat hutan lindung yang disakralkan. Tanpa melalui

Dinas Kehutanan Bali, dikeluarkan Rekomendasi Dirjen Kehutanan No. 892/A/VII-

4/1996 tanggal 30 September 1996 hanya sebatas eksplorasi geothermal

sebagaimana yang telah dilakukan.

Konsekuensinya telah dikeluarkan Keppres No. 39/1997 Status Proyek Ditunda

dan Kontrak Kerja Sama JOC/ESC. Total proyek 17/11/1995 dibekukan karena terjadi

pelanggaran. Tiba-tiba muncul apa yang disebut sebagai Keppres No. 15/2002 perihal

Pencabutan Keppres No. 39/1997, namun perlu disadari, bukan berarti pelanggaran

bisa dilanjutkan. Mulailah babak baru pembabatan hutan lindung yang disakralkan

kawasan suci CA Batukaru, kawasan hulu sumber air, kesuburan, kesegaran udara

paru-paru Bali yang seharusnya tidak di jual semahal berapa pun.

Page 98: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 64

Seluruh perizinan survai dan eksplorasi geothermal di Bedugul, mulai tahun

1982 sampai tahun 1998, sudah habis masa berlakunya pada tanggal 24 November

1998. setelah terbengkalai hampir enam tahun (1999-2004), Kepala Badan Planologi

Kehutanan, Agustus 2004 memberikan izin kegiatan pengeboran eksplorasi panas

bumi dan sarana penunjangnya seluas 53,88 ha, yang terdiri atas perpanjangan izin

seluas 25,28 ha, dan tambahan izin baru 28,60 ha.

Izin eksplorasi panas bumi di hutan lindung oleh Ka. Badan Planologi perlu di uji

keabsahannya dan dampak teknisnya, karena menurut pasal 39 ayat (3) Undang-

undang No. 41/1999 tentang Kehutanan seharusnya izin untuk pertambangan yang

diberikan adalah izin pinjam pakai oleh Menteri Kehutanan. Pada ayat (5)

disebutkan pemberian izin pinjam pakai yang berdampak penting dan cakupan

yang luas serta

bernilai strategis dilakukan oleh Menteri atas persetujuan DPR. Sesuai ketentuan

dalam proses izin pinjam pakai oleh menteri seharusnya berdasarkan rekomendasi

Gubernur.

Sesuai Undang-undang 27/2003 tentang Panas Bumi, pemberian izin dan

pengawasan pertambangan panas bumi diwilayah lintas kabupaten/kota adalah

kewenangan Gubernur. Namun, seakan kebijakan di era otda dikesampingkan,

investor mengacu pasal 41 Undang-undang 27/2003 yang menyebutkan “Pada saat

Undang-undang ini berlaku, semua kontrak kerja sama pengusahaan sumber panas

bumi yang telah ada sebelum berlakunya Undang-undang ini, dinyatakan tetap berlaku

sampai berakhirnya masa kontrak”. Menurut investor mereka telah melakukan kontrak

kerja sama, sebelum Undang-undang 27/2003 ditetapkan. Apakah Joint Operation

Contract (JOC) Pertamina dan Bali Energy Ltd. serta Energy Sales Contract (ESC)

dengan PLN ini dimaksudkan sebagai kontrak pengusahaan panas bumi ? Bila dikaji

kronologinya Pertamina selalu melakukan kontrak kerja (JOC dan ESC) sebelum ada

kepastian izin pertambangan dalam kawasan hutan.

Menteri Kehutanan dan atau pemda Bali belum pernah memberikan izin

pengusahaan panas bumi (eksplorasi, studi kelayakan dan eksploitasi) di dalam

kawasan hutan. Selama ini hanyalah izin penggunaan hutan untuk kegiatan eksplorasi

oleh Ka. Badan Palnologi Kehutanan yang dasar hukumnya lemah dan tidak

Page 99: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 65

memperhatikan dampak ekologi dan sosialnya. Izin eksplorasi tidak menjamin adanya

keberlanjutan eksploitasi. Bila izin eksplorasi diberikan untuk pengusahaan

pertambangan panas bumi, kegiatannya akan membabat hutan untuk koridor jalan,

tapak bor dan sarana penunjang lainnya. Seandainya setelah eksplorasi dilakukan

studi kelayakan dan ternyata tak layak untuk dieksploitasi (membangun PLTP), lalu

siapa yang bertanggung jawab mereklamasi atas hutan-hutan yang dibabat dan sudah

diaspal tersebut ?

Kondisi izin seluas 25,28 ha yang sudah dieksplorasi tahun 1997/1998,

hutannya sudah ditebang, sekarang berupa jalan aspal, tampak sumur bor dan tanah

lapang yang direncanakan untuk sarana penunjang. Sedangkan tambahan izin baru

seluas 28,60 ha kondisi sampai saat ini di lapangan masih merupakan hutan alam

yang sangat lebat (virgin forest), belum ada kegiatan apa-apa, namun bila izin kepala

Planologi dianggap sah, maka akan terjadi penebangan hutan seluas 28,60 ha untuk

sarana jalan masuk, tampak bor, dan untuk pembangunan tiga unit turbin PLTP di

dalam hutan lindung yang merupakan perekat/pemersatu dan sekaligus buffer zone

tiga Cagar Alam (CA) Batukaru, Yaitu CA Gunung Tapak, CA Gunung Pohen dan CA

Gunung Lesung.

Berkaitan dengan hal tersebut sesuai surat Gubernur kepada Menteri

Kehutanan 1 September 2004 meminta mencabut/membatalkan izin tambahan

(perluasan 28,60 ha) atas surat Kepala Badan Planologi Kehutanan Agustus 2004.

pernyataan Bupati/Wali kota se Bali pada tanggal 22 November 2004 bahwa Proyek

Panas Bumi, dengan catatan tidak ada penebangan pohon. Hal ini sebenarnya sesuai

dan searah dengan maksud surat Gubernur September 2004 yang pada intinya yang

hanya mempermasalahkan adanya izin perluasan eksplorasi. (Bali Post, Sabtu, 30 Juli

2005).

4. Kebun Raya Ekakarya-Bedugul

Kebun Raya yang tidak ada duanya di Provinsi Bali ini, pada awal mulanya

adalah merupakan hasil karya para rimbawan dalam kegiatan reboisasi dengan sistem

tumpangsari. Sebagai tanaman pokok kehutanan, ditanam beberapa jenis, antara lain;

Kepelan (Manglitia lauca), Gintungan (Bishcoffa-javanica), Salam (Eugenia polyanta),

Page 100: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 66

Puspa (Schima noronhae), Rasamala (Altingia exelsa), Damar (Agathis sp.), dan lain-

lain dengan lus mencapai 45 ha. Dalam perjalanan selanjutnya, sekitar tahun

1969/1970, areal tanaman yang tumbuh bagus ini, hak pengelolaannya dilimpahkan

kepada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berdasarkan Hak Pinjam Pakai.

Pengayaan jenis tanaman dilakukan dengan mengisi beberapa jenis tanaman koleksi

dari seluruh wilayah Nusantara, serta upaya-upaya pengembangan hingga mencapai

luas keseluruhan saat ini 126 ha.

Rasa, cipta, karsa dan karya manusia-manusia terampil dan professional

dibidangnya, telah mampu mempaduserasikan karya arsitektur dengan alam

sekitarnya, seperti “Gapura” yang berdiri megah, demikian pula dengan prasarana dan

sarana penunjang lainnya dengan tidak mengurangi pesona alam yang artistic,

sehingga sulit memberi batasan terhadap pengertian antara wisata alam dan wisata

budaya, karena sifatnya yang menyatu dengan alam.

Dari hasil wawancara dengan pihak pengelola Kebun Raya Eka Karya Bedugul,

diperoleh gambaran bahwa kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun terus mengalami

peningkatan, baik wisatawan Nusantara maupun wisatawan Mancanegara.

Dari data kunjungan wisatawan tersebut di atas, mencerminkan bahwa setiap

insani mendambakan suasana lingkungan yang bersih, asri, lestari, indah, tenang,

nyaman (Bali teman) dan memberikan kedamaian sebagai wahana penyegaran

jasmani dan penyadaran rohani, setelah berhari-hari berkutat dengan kompetisi

kehidupan yang semakin kompetitif.

5. Kawasan Hutan Munduk Andong

Kawasan hutan Munduk Andong merupakan kawasan Pemukiman yang

terletak di kawasan hutan lindung KPH Bali Tengah. Kawasan ini secara faktual

memendam permasalahan dengan bermukimnya sejumlah 75 KK pada awalnya

sebagai penghuni dan penggarap lahan secara turun-temurun, sejak awal ditetapkan

sebagai kawasan hutan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tangal 27 Mei 1927

hingga saat ini tanpa pernah ada penyelesaian secara tuntas.

Page 101: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 67

a. Latar Belakang

1) Masyarakat yang bermukin di kawasan hutan Munduk Andong adalah warga

penduduk Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, sejak zaman

penjajahan Hindia Belanda bermukin dan bercocok tanam dilereng gunung

sekitar Bukit Adeng dan Bukit Pohen.

2) Pada tahun 1927, pemerintah Hindia Belanda menujuk dan menetapkan

kawasan tempat mereka bermukin dan bercocok tanam, dan daerah-daerah di

sekitarnya, sebagai kawasan hutan tetap berdasarkan Gouverment Besluit

tanggal 27 Mei 1927, Nomor 28, nomor Regester Tanah Kehutanan (RTK) No.

4, dengan nama Komplek Gunung Batukaru.

3) Berdasarkan penetapan tersebut, dibentuklah Komisi Penetapan Batas yang

bertugas mengukur dan memancangkan pal batas hutan berupa Gegumuk dan

telah dibuat proses verbaal Pemancangan Tata Batas tanggal 15 Mei 1933.

4) Hasil kerja dari Komisi Penetapan Batas, dikukuhkan oleh Komisi Pengaturan

Tata Batas pada tanggal 15 Desember 1933.

5) Atas dasar hasil kerja Komisi Penetapan Batas yang telah mendapat

pengukuhan dari Komisi Pengaturan Tata Batas, maka dimintakan persetujuan

kepada De Hoofdinspecteur, Hoofd van de Dients van het Boswezen dan telah

mendapat persetujuan oleh de Opperhoutvester atas nama Hoofd van de

Dients van het Boswezen dan telah mendapat persetujuan oleh De

Opperhoutvester atas nama Hoofd van de Dients van het Boswezen, tanggal 23

Pebruari 1934, Nomor 6, regester H.dB.J. 1934.

6) Dengan ditetapkannya Kawasan Hutan Komplek Gunung Batukaru, areal

kawasan Munduk Andong seluas 118,10 ha termasuk didalamnya, maka

masyarakat yang bermukin dan bercocok-tanam disana mengajukan keberatan

dan bersikukuh tidak mau keluar sekalipun mereka sempat diadili dan

dipenjarakan.

7) Karena masyarakat tetap bertahan dan bersikukuh tidak mau keluar dari dalam

kawasan hutan yang telah ditetapkan tersebut, maka De Opperhoutvester yang

dalam hal ini diwakili oleh Kepala Kehutanan Bali dan Lombok, membuat “Surat

Page 102: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 68

Perjanjian Pinjam Pakai” Kawasan hutan tersebut kepada para “pengontrak”,

masing-masing:

a. Kontrak Banjar Munduk Andong, sejumlah 19 orang, pada tanggal 18

Agustus 1934

b. Kontrak Banjar Bangli, sejumlah 21 orang, pada tanggal 1 Nopember 1934

c. Kontrak Banjar Gunung kangin, sejumlah 21 orang, pada tanggal 20

Nopember 1934. Jumlah keseluruhannya 61 orang.

8) Tahun 1955, tepatnya pada tanggal 28 Jauari 1955, diadakan peninjauan ke

lokasi oleh Kepala Dinas Kehutanan Bali, untuk melihat pelaksanaan perjanjian

tersebut, ternyata dijumpai adanya pertambahan jumlah penggarap

sebanyak 5 orang, masing-masing di Banjar Munduk Andong 3 orang, Banjar

Bangli sebanyak 1 orang, dan Banjar Gunung Kangin sebanyak 1 orang,

sehingga jumlah keseluruhannya menjadi 66 orang.

9) Tahun 1958 dan tahun 1960, pada saat diadakan evaluasi pelaksanaan

perjanjian oleh Dewan Perancang Tata Bumi, dijumpai adanya pelanggaran

berupa penggantian tanaman Kopi dengan jenis tanaman semusim, seperti

jagung, padi gogo, dan sayur-sayuran, serta terdapat pula adanya tambahan

penduduk di masing-masing kontrakkan sehingga keseluruhannya berjumlah

75 orang, namun tidak dijelaskan pertambahan penggarap di masing-masing

kontrakkan, akan tetapi tidak diketemukan adanya pertambahan luas lahan

garapan.

10) Surat Perjanjian Pinjam Pakai kawasan hutan dimaksud mengandung

kelemahan yang sangat fatal karena tidak mencantumkan sanksi terhadap

pelaku pelanggaran dan tidak pula dicantumkan batas waktu berakhirnya

perjanjian, bahkan dicantumkan sampai kepada keturunannya.

11) Dengan adanya Surat Perjanjian Pinjam Pakai kawasan hutan tersebut, sejak

dikeluarkannya hingga saat ini, dari pihak Dinas Kehutanan tidak dapat

berbuat banyak bahkan usaha untuk mentransmigrasikan mereka pada tahun

Page 103: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 69

1985/1986 mengalami kegagalan, karena mereka tetap bertahan tidak mau

ditransmigrasikan.

12) Hingga saat ini, jumlah penggarap atau lazim disebut “pengontrak” di masing-

masing kontrakkan adalah sebagai berikut:

a. Kontrakkan Banjar Munduk Andong sejumlah 22 orang

b. Kontrakkan Banjar Bangli sejumlah 22 orang

c. Kontrakkan Banjar Gunung Kangin berjumlah 31 orang

Jadi jumlah keseluruhannya menjadi 75 orang.

b. Kebijaksanaan Dinas Kehutanan

1) Mempertahankan Kawasan Hutan Munduk Andong berfungsi sebagai Kawasan

Hutan Lindung, dengan meninjau kembali Surat Perjanjian yang telah ada serta

menetapkan dan menerapkan sanksi hukum secara tegas kepada pelaku

pelanggaran.

2) Mengukur dan menata kembali tempat pemukiman penduduk maupun batas

lahan garapan masing-masing serta pengaturan pola tanam sesuai dengan

kondisi geomorphologi wilayah.

3) Memberdayakan masyarakat sebagai mitra kerja melalui peningkatan peran

serta masyarakat dalam kegiatan pengelolaan Kawasan Hutan Lindung sebagai

upaya pelestarian hutan dan ekosistemnya.

4) Melakukan kajian terhadap pengembangan potensi dan manfaat kawasan bagi

kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bentuk produk-produk non kayu

dan jasa obyek wisata alam.

5) Mengadakan koordinasi serta melibatkan pihak-pihak yang terkait dalam rangka

upaya Pengelolaan Kawasan Terpadu yang ramah lingkungan sebagai

antisipasi dampak negatif akibat semakin pesatnya pembangunan dimasa-

masa yang akan datang.

Page 104: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 70

c. Langkah-langkah

1) Membentuk Tim Khusus guna mengkaji ulang materi perjanjian yang telah ada

ditinjau dari aspek hukum maupun aspek teknis dan sosial.

2) Mengadakan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Tabanan, Pemerintah

Provinsi Bali, Departemen Kehutanan dan Perkebunan, serta pihak-pihak yang

terkait dalam rangka menetapkan Pola Pengelolaan Kawasan Terpadu.

3) Mempertahankan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung bagi kelestarian

tata air, flora dan fauna, keunikan alamnya, kesuburan tanah dan iklim mikro.

4) Melaksanakan pengawasan secara ketat terhadap pemanfaatan kawasan serta

menerapkan sanksi hokum bagi pelaku pelanggaran.

5) Memberdayakan masyarakay pengontrak sebagai mitra kerja dan pelaku

pembangunan melalui program pemberdayaan masyarakat desa hutan (PMDH),

pemberian bimbingan teknis, pelatihan pengelolaan kawasan konservasi,

pengelolaan obyek-obyek wisata alam serta penerapan teknologi

tepat guna.

Dari beberapa kebijaksanaan dan langkah-langkah yang diprogramkan oleh

pimpinan Dinas Kehutanan Provinsi Bali, mencerminkan adanya itikad baik

Pemerintah Daerah untuk melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam

upaya memberdayakannya sebagai mitra kerja.

Namun sejauh mana efektivitas dan implementasinya di lapangan, sama sekali

belum menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan, bahkan belum pernah tersentuh

pembangunan dibidang kehutanan.

2.5 Kondisi Posisi KPHL dalam Persepektif Tata Ruang Wilayah dan

Pembangunan Daerah

Kedudukan kawasan hutan di Provinsi Bali dalam tinjauan RTRWP Bali

berdasarkan Perda No. 3/2005 tentang RTRWP Bali, Bab V, pasal 17-22, bahwa

hutan lindung dibagi empat fungsi utama yaitu:

(1) Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, meliputi :

kawasan hutan lindung dan kawasan resapan air.

Page 105: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 71

(2) Kawasan perlindungan setempat, meliputi : kawasan suci (pegunungan ,laut,

danau, campuhan, pantai, dan mata air), kawasan tempat suci, kawasan

sempadan pantai, kawasan sempadan sungai,kawasan sempadan jurang,

kawasan sekitar danau/waduk, dan kawasan sekitar mata air.

(3) Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar alam, meliputi : kawasan

suaka alam, kawasan pantai hutan bakau, kawasan taman nasional, kawasan

konservasi laut daerah, kawasan taman hutan raya, kawasan taman wisata alam,

dan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

(4) Kawasan rawan bencana, meliputi : gunung berapi, erosi pantai, tanah longsor,

intrusi air laut dan kawasan banjir.

Dalam UU No.26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, secara tegas disebutkan

bahwa:

a. Pasal 5 ayat (2) UU No. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, mengatur

berdasarkan fungsi utama kawasan lindung dan kawasan budidaya.

b. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi

kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya

buatan.

c. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk

dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya

manusia, dan sumberdaya buatan.

Dalam RTRWP Provinsi Bali tahun 2009-2029 khusus pada penjelasan

kedudukan hutan di Provinsi Bali untuk isu lingkungan, disebutkan bahwa proporsi

luas hutan tahun 2008 hanya 23% (kurang dari target keseimbangan 30% dari luas

wilayah), sehingga berpotensi mengganggu keseimbangan iklim mikro dan

ketersediaan sumberdaya air yang berkelanjutan. Dalam pasal 17 UU tersebut

secara tegas disebutkan bahwa dalam pelestarian lingkungan dalam perencanaan

tata ruang ditetapkan proporsi luas hutan paling sedikit 30% dari luas wilayah.

Demikian pula pentingnya fungsi dan keberadaan hutan dalam kajian daya dukung

lahan di Provinsi Bali, merekomendasikan untuk mengembalikan fungsi kawasan

hutan sebagaimana mestinya yaitu secara fungsi hidrologi.

Page 106: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 72

Isu Strategis, Kendala, dan Permasalahan

(a) Isu-isu Strategis

Isu – isu strategis di UPT KPH Bali Tengah khususnya yang terkait dengan

permasalahan pembangunan wilayah KPH, berdasarkan tugas pokok dan fungsi

secara umum merupakan isu isu yang terjadi di Dinas Kehutanan Provinsi Bali,

menguraikan analisis faktor lingkungan internal yang terdiri dari kekuatan dan

kelemahan serta faktor lingkungan eksternal yang terdiri dari peluang dan

tantangan.

Pendudukan kawasan hutan di wilayah KPH Bali Tengah terjadi pada

kawasan hutan lindung di Munduk Andong, wilayah RPH Candikuning, pada

Kelompok Kawasan Hutan Gunung Batukaru (RTK. 4), terjadi sejak lama dan

berlangsung sampai saat ini seluas lebih dari ± 200 ha, untuk penanaman tanaman

buah - buahan, kopi, dapdap dan tanaman lain. Selain itu secara sporadis masih

terjadi perencekan, pencurian kayu, perambahan untuk penanaman tanaman kopi,

pisang, tanaman semusim, rumput gajah, galian C dan lainnya di RPH Banjar.

Berdasarkan fakta sebagaimana tersebut di atas, maka dalam rangka

perlindungan hutan lebih difokuskan terhadap pengamanan hutan berupa patroli.

penyuluhan, sosialisasi peraturan perundang - undangan di bidang kehutanan.

penegakan hukum terhadap pencuri kayu hutan dan perambah hutan serta upaya

percepatan penyelesaian masalah pensertifikatan tanah dan pendudukan kawasan

hutan.

(b) Kendala

Adapun kendala-kendala yang terdapat di wilayah KPH Bali Tengah

adalah :

a. Rendahnya pendidikan, luas pemilikan lahan dan kesejahteraan masyarakjat

sekitar hutan.

b. Besarnya ketergantungan masyarakat terhadap hutan.

Page 107: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 73

Ketergantungan penduduk di sekitar kawasan hutan terhadap hutan cukup

tinggi, termasuk keperluan pembangunan untuk sektor di luar kehutanan.

c. Tingginya kebutuhan akan bahan baku kayu.

Kebutuhan bahan baku kayu / bukan kayu dan hasil hutan lainnya terus

meningkat, di sisi lain pemenuhan bahan baku terbatas.

d. Tingginya degradasi dan alih fungsi kawasan hutan.

e. Lemahnya pemahaman masyarakat dan aparat tentang arti penting fungsi

hidroorologis hutan.

f. Tingginya tingkat kerawanan / gangguan terhadap hutan.

g. Penyerapan tenaga kerja belum maksimalnya

h. Kontribusi yang diberikan belum maksimal atas keberadaan kawasan hutan

terhadap pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat

(5) Permasalahan

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan kajian beberapa data

sekunder, berkembang beberapa permasalahan dan isu-isu strategis pada kawasan

KPH Bali Tengah, yaitu :

1. Pensertifikatan kawasan hutan di wilayah KPH Bali Tengah, sebagai berikut:

a) RPH Candikuning sebanyak 3 pelanggaran seluas 202,0 ha, untuk

pensertifikatan tanah seluas 0,50 ha.

b) RPH Sukasada sebanyak 7 pelanggaran seluas 118,80 ha , untuk

pensertifikatan tanah seluas 7,90 ha.

c) Perambahan hutan dan pendudukan kawasan hutan di wilayah KPH Bali

Tengah terjadi pada kawasan hutan lindung di Munduk Andong, wilayah RPH

Candikuning, pada Kelompok Kawasan Hutan Gunung Batukaru (RTK. 4),

terjadi sejak lama dan berlangsung sampai saat ini seluas lebih dari ± 200 ha,

untuk penanaman tanaman buah - buahan, kopi, dapdap dan tanaman lain.

Page 108: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI

D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB II - 74

d) Selain itu secara sporadis masih terjadi perencekan, pencurian kayu,

perambahan untuk penanaman tanaman kopi, pisang, tanaman semusim,

rumput gajah, dan lainnya di RPH Banjar.

Berdasarkan fakta sebagaimana tersebut di atas, maka dalam rangka

perlindungan hutan lebih difokuskan terhadap pengamanan hutan berupa patroli.

penyuluhan, sosialisasi peraturan perundang - undangan di bidang kehutanan.

penegakan hukum terhadap pencuri kayu hutan dan perambah hutan serta upaya

percepatan penyelesaian masalah pensertifikatan tanah dan pendudukan kawasan

hutan.

Page 109: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2013 - 2022 – UPT KPH BALI TENGAH BAB III - 75

BAB III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN

VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN KPH BALI TENGAH

1. Visi dan Misi Pembanguan Provinsi Bali

Visi yang akan dicapai dalam periode Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Provinsi Bali adalah Bali Mandara yaitu “ Terwujudnya Bali

yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera” Agar Bali tetap eksis di mata masyarakat

dan di masa yang akan datang, maka visi dan perubahan paradigma perlu

mendapat perhatian sehubungan dengan menghadapi pengaruh global sebagai

akibat dari perkembangan pariwisata di Bali.

Di samping itu falsafah hidup masyarakat Bali tidak terlepas dari ajaran Tri

Hita Karana. Tri Hita Karana adalah konsepsi filsafat masyarakat di Bali yang

merupakan filosofi tiga unsur penyebab adanya kebahagian, yaitu keharmonisan

antara manusia dengan Tuhannya (Parhyangan), hubungan antara manusia

dengan sesamanya (Pawongan) dan antara manusia dengan lingkungannya

(Palemahan). Berdasarkan visi tersebut, diharapkan dapat terwujudnya

kesejahteraan masyarakat Bali dan kejayaan Pulau Bali.

Salah satu cara untuk mewujudkan visi Bali Mandara adalah melalui

Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang merumuskan program utama yaitu :

a. Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup merupakan keselarasan tatanan kehidupan modern,

pelestarian panorama, nuansa ruang dan lingkungan alam, pengembangan

sistem budaya yang berorientasi kepada tatanan lingkungan hidup,

pengendalian pemanfaatan pantai dan laut.

b. Kehutanan

Meningkatkan rehabilitasi dan reklamasi hutan dan lahan kritis, pengelolaan

hutan bersama masyarakat, pengembangan produksi hasil hutan,

perlindungan dan pengamanan serta pengendalian peredaran hasil hutan.

Page 110: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2013 - 2022 – UPT KPH BALI TENGAH BAB III - 76

2. Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Provinsi Bali

Arah pembangunan Kehutanan Provinsi Bali masa mendatang sebagai

berikut:

1. Menjamin keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran yang

proporsional

2. Mengoptimalkan aneka fungsi hutan yang meliputi fungsi konservasi, fungsi

lindung dan fungsi produksi untuk mencapai manfaat lingkungan/ekologi,social

budaya dan ekonomi yang seimbang dan lestari/berkelanjutan.

3. Meningkatkan daya dukung daerah aliran sungai (DAS)

4. Meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan kapasitas dan

pemberdayaan masyarakat secara partisipatif, berkeadilan dan berwawasan

lingkungan/ekologi, sosial budaya, dan ekonomi serta ketahanan terhadap

perubahan eksternal.

5. Menjamin distribusi manfaat yang berkeadilan dan berkelanjutan

3. Visi Dinas Kehutanan Provinsi Bali :

“Terwujudnya Luas dan Fungsi Hutan yang Optimal, Aman dan Lestari,

Didukung oleh Masyarakat dan Sumber Daya Manusia Professional dalam

Pembangunan Bali Berkelanjutan”.

4. Misi Pembangunan Kehutanan di Provinsi Bali adalah :

1. Meningkatkan efektivitas tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan

hutan, pemanfaatan hutan, dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan

reklamasi hutan, perlindungan dan konservasi alam, sumberdaya manusia dan

kelembagaan serta pemberdayaan masyarakat ;

2. Mengembangkan aneka produksi dan hasil hutan bersama masyarakat ;

3. Meningkatkan profesionalisme dan pelayanan.

Page 111: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2013 - 2022 – UPT KPH BALI TENGAH BAB III - 77

5. Visi dan Misi Pengelolaan KPH Bali Tengah

Pemantapan kawasan hutan secara permanen dapat dilaksanakan

dengan baik dan mengacu pada visi pembangunan daerah Bali dan visi

Pemerintah Provinsi Bali yang diterjemahkan dalam program lingkungan hidup

dan kehutanan tersebut, maka visi KPH Bali Tengah dapat dirumuskan sebagai

berikut :

“Menjadi Pengelola hutan di KPH Bali Tengah yang profesional,

sehingga terwujud kawasan hutan yang optimal, aman, dan lestari

mendukung wisata alam dan spiritual, serta konservasi sumberdaya hutan,

melalui pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan”.

Visi tersebut didasarkan pada rasionalitas bahwa kawasan hutan di KPH

Bali Tengah seluruhnya berfungsi sebagai hutan lindung, dan dikelilingi oleh

hutan konservasi yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA

Bali). Disamping itu, hutan di KPH Bali Tengah juga dikelilingi oleh Desa di sekitar

hutan, baik desa dinas maupun desa pekraman yang merupakan khas budaya

Bali. Visi tersebut juga mengandung pengejewantahan dari filsafat masyarakat

Bali, yaitu Tri Hita Karana.

Untuk mencapai visi tersebut, KPH Bali Tengah perlu merumuskan misi yang

tidak sederhana tetapi dapat dilaksanakan dalam oprasional di lapangan. Misi

yang dikembangkan untuk mewujudkan visi pengelolaan KPH Bali Tengah

dirumuskan sebagai berikut :

1. Memantapkan penataan kawasan hutan KPH Bali Tengah menjadi wilayah

hutan yang dapat dikelola secara rasional, efektif dan efisien.

2. Menyusun Perencanaan, pemantauan dan evaluasi pengelolaan sumberdaya

hutan dengan paradigma kehutanan sosial (social Forestry).

3. Melaksanakan kegiatan pengelolaan sumberdaya hutan yang mencakup

pemanfaatan, perlindungan dan konservasi sumberdaya hutan, dan

pengamanan hutan berdasarkan peraturan yang berlaku, keadilan dan

kesejahteraan bagi semua pihak.

4. Melakukan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan secara kolaboratif

dengan tujuan untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM)

masyarakat setempat.

Page 112: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2013 - 2022 – UPT KPH BALI TENGAH BAB III - 78

Tujuan dari Pengelolaan hutan di KPH Bali Tengah dengan visi dan misi

tersebut di atas adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan rasionalitas, efektifitas dan efisiensi pengelolaan hutan di KPH

Bali Tengah.

2. Mengendalikan kelestarian pengelolaan hutan dari aspek ekologi, sosial dan

ekonomi.

3. Meningkatkan akuntabilitas dan pelayanan publik untuk pengelolaan hutan.

4. Memaksimalkan hasil hutan bukan kayu (HHBK), terutama jasa wisata,

spirirual,dan konsevasi sumberdaya hutan

5. Meningkatkan kondisi hutan melalui pengkayaan tanaman menjadi fullstock

(terisi penuh)

6. Meningkatkan indek pembangunan manusia (IPM) masyarakat desa hutan

7. Meningkatkan akses masyarakat dalam pengelolaan hutan lindung.

Page 113: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 79

BAB IV. ANALISIS DAN PROYEKSI

Analisis dan proyeksi yang dimaksud dalam bab ini adalah penjelasan hasil

analisis situasi pengelolaan hutan di wilayah KPH Bali Tengah yang mencakup aspek

organisasi KPH Bali Tengah, penataan kawasan hutan, pemanfaatan hutan,

rehabilitasi hutan, pengamanan dan konservasi SDH, sosial ekonomi dan budaya,

anggaran biaya pengelolaan KPH, serta sarana dan prasarana. Pada setiap aspek

disajikan penjabaran informasi terkini tentang pengelolaan hutan dan ulasan

rasionalitas kondisi pengelolaan KPH Bali Tengah tersebut. Pada akhir bab ini

disajikan agregasi analisis SWOT sehingga dapat dirumuskan masalah-masalah

utama dan langkah-langkah strategi yang dapat diusulkan untuk perencanaan

pengelolaan hutan yang akan datang.

Metode yang digunakan dalam pembuatan laporan ini berdasarkan: (a) studi

pustaka/literatur, (b) observasi, dan (c) wawancara dan focus grup discussion (FGD).

Studi literatur dilakukan untuk menunjang dan memperluas wawasan dalam membuat

analisis data lapangan, sedangkan observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran

nyata tentang kondisi biofisik, pemanfaatan sumberdaya hutan, kodisi sosial ekonomi

masyarakat, dan kondisi infrastruktur yang ada di lapangan. Untuk mendukung metode

observasi, dilengkapi dengan dokumentasi melalui kegiatan pengambilan gambar di

lapangan. Metode wawancara dilakukan baik di kantor KPH, masing-masing kepala

RPH dan tokoh-tokoh masyarakat/petani di sekitar kawasan untuk memperoleh

gambaran tentang permasalahan-permasalahan yang dihadapi di lapangan dan

kegiatan yang sudah dilakukan. Analisis data menggunakan metode deskriptif

kualitatif, dan fokus grup discussion dilakukan dengan cara mengidentifikasi masalah

yang ada dilapangan untuk melengkapi laporan rencana penyusunan pengelolaan

KPH Bali Tengah.

4.1 Managemen Pengelolaan Hutan

KPH merupakan institusi pengelola hutan yang terorganisir dengan kejelasan

tujuan dan wilayah kelola untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi, wewenang dan

tanggungjawab dalam rangka pengelolaan hutan sesuai dengan fungsi pokok dan

Page 114: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 80

peruntukan hutan. Pembentukan KPH ini diharapkan dapat mewujudkan

penyelenggaraan pengelolaan hutan di tingkat tapak dapat berjalan secara efisien dan

lestari/berkelanjutan.

Kawasan hutan yang menjadi kewenangan pengelolaan UPT KPH Bali Tengah

adalah berupa kawasan Hutan Lindung, yang tersebar mulai dari RTK 1 sampai

dengan RTK 5, dengan wilayah administrasi kabupaten seperti Kab. Buleleng,

Tabanan, Badung dan Bangli.

Mengacu pada Permendagri Nomor 61 tahun 2010, KPH diarahkan untuk

menjadi organisasi di tingkat tapak yang mengelola kawasan hutan dalam bentuk

SKPD. Namun saat ini masih berada di bawah Dinas Kehutanan Propinsi Bali dalam

bentuk UPT. Kondisi ini mencerminkan belum adanya pemisahan antara pengurusan

dan pengelolaan, sebab di Dinas Kehutanan melekat fungsi pengurusan. Saat ini di

UPT KPH Bali Tengah, sumberdaya manusia sebagai pengelola kawasan hutan,

sangat kekurangan tenaga teknis di bidang kehutanan. Oleh karena itu ke depan

sangat diperlukan adanya diklat-diklat teknis. Demikian halnya tentang sarana dan

prasarananya masih sangat minim. KPH Bali Tengah (sebagai KPH Model), terbentuk

1 November 2011 berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor

SK.620/Menhut-II/2011.

Proyeksi ke depan apabila pemanfaatan kawasan hutan sudah berjalan secara

optimal, maka perlu dipertimbangkan untuk dilaksanakan sesuai dengan Permendagri

No. 61 tahun 2010, bahwa KPH berada di bawah Gubernur, tetapi pada saat ini akan

berbenturan dengan PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

yang terkait dengan jumlah SKPD di Provinsi, oleh karena itu, perlu dilakukan upaya

pengkajian.

4.2 Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan

4.2.1 Tata Hutan

Penataan batasan kawasan hutan merupakan hal utama dalam pengelolaan

hutan, pada kegiatan ini perlu ditetapkan kawasan hutan yang relatif tetap/permanen

dan tidak mudah berubah selama masa pengelolaan hutan, sehingga kawasan hutan

negara yang telah ditetapkan sebagai areal KPH perlu ditetapkan misalnya dalam

Page 115: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 81

RTRW (Kementerian Kehutanan, 2011). Kawasan hutan di KPH Bali Tengah sesuai

dengan fungsi pokok hutan, merupakan hutan lindung. Kawasan ini sudah

mempunyai batas yang jelas dan sudah ditetapkan tapal batasnya sesuai dengan pal

– pal batas yang sudah dipasang di lapangan. Kawasan hutan KPH Bali Tengah dibagi

menjadi 7 RPH (Resort Pengelolaan Hutan), yaitu RPH Sukasada, RPH Banjar, RPH

Kubutambahan, RPH Pupuan, RPH Penebel, RPH Candikuning, RPH Petang), dan

Pos Pemeriksaan hasil hutan (PHH) di Payangan. Pembagian kawasan hutan dari

segi pengelolaan pada KPH Bali Tengah, dilakukan berdasarkan RTK (Register Tanah

Kehutanan) yang terdiri dari 5 RTK yaitu : RTK 1 Kelompok hutan Puncak Landep,

RTK 2 kelompok hutan Gunung Mungsu, RTK 3 kelompok hutan Silangjana, RTK 4

kelompok hutan Gunung Batukaru dan RTK 5 kelompok hutan Munduk Pengejaran.

Pengembangan/proyeksi ke depannya perlu dibuat pembagian ke dalam blok dan/atau

petak, agar lebih memudahkan dalam manajemen/pengelolaannya.

Blok merupakan bagian dari wilayah KPH yang dibuat permanen untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan. Pengertian tersebut dekat dengan

istilah Bos Afdeling ketika Belanda melakukan penataan hutan di Pulau Jawa setelah

menetapkan hutan tetap yang merupakan upaya untuk pengorganisasian kawasan

hutan (Warsito, 2010 dalam Anon, 2011).

Blok atau bagian wilayah KPH dapat dijadikan dasar untuk pengaturan unit

kelestarian, artinya dalam satu blok/bagian hutan akan terdapat satu unit kelestarian.

Dalam satu unit KPH dapat terdiri dari satu atau lebih unit kelestarian sesuai dengan

karakteristik biofisik, aksesibilitas lokasi, arah transportasi produk/komoditas dan kelas

perusahaan yang dikembangkan. Pembagian blok perlu memperhatikan: (1)

karakteristik biofisik lapangan, (2) kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar, (3)

potensi sumberdaya alam, dan (4) keberadaan hak-hak atau ijin usaha pemanfaatan

hutan dan penggunaan kawasan hutan di wilayah KPH Bali Tengah.

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan No : P.5/VII-

WP3H/2012, pembagian ke dalam blok/petak pada wilayah KPH Bali Tengah dapat

dilakukan:

Pembagian blok pada wilayah KPH yang kawasan hutannya berfungsi hutan lindung

adalah : RPH Sukasada, RPH Banjar, RPH Kubutambahan, RPH Pupuan, RPH

Page 116: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 82

Penebel, RPH Candikuning, RPH Petang, Pembagian blok hutan lindung dapat

dibagi menjadi 3 yaitu: (a) blok inti , (b) blok pemanfaatan , (c) dan blok khusus. Blok

inti meliputi kawasan dengan kelas lereng 40-65 % (sangat curam); blok pemanfaatan

meliputi kawasan dengan kelas lereng 0-8% (datar), 8-15% (landai), 15-25% (agak

curam), dan kelas lereng 25-40% (curam); blok khusus meliputi kawasan-kawasan

suci (Pura), Kebun Raya Eka Karya Bedugul dan kawasan lainnya yang ditetapkan

sebagai blok khusus.

Pada blok inti hanya dimanfaatkan sebagai hutan lindung atau hutan virgin

dan tidak diperkenankan terdapat kegiatan dalam bentuk apapun, kecuali hanya

merupakan kawasan rehabilitasi dan perlindungan tata air. Sedangkan untuk blok

pemanfaatan pada hutan lindung tetap bersifat terbatas, yaitu sebagai

pengembangan jasa lingkungan, wisata alam, dan potensi hasil hutan non kayu

(budidaya lebah madu, tanaman obat/biofarmaca), pemungutan hasil hutan non kayu

(madu, buah, jamur dan tanaman obat-obatan).

Dalam pengelolaan/manajemen kawasan hutan, maka blok lebih lanjut dibagi

ke dalam petak-petak yang lebih kecil (unit pengelolaan). Petak merupakan bagian

dari blok dengan luasan tertentu dan menjadi unit usaha pemanfaatan terkecil yang

memiliki karakteristik/sifat-sifat yang sama dan memerlukan pengelolaan atau

silvikultur yang sama. Ukuran petak dapat berkisar antara 25-30 Ha. Adapun dasar

pembuatan petak adalah berdasarkan kesamaan/kelompok lereng, jenis tanah

(kedalaman dan kepekaan terhadap erosi), penutupan lahan/jenis vegetasi, dan iklim

(terutama suhu dan curah hujan). Petak-petak yang memiliki karakteristik dan faktor

pembatas yang sama akan memerlukan pengelolaan yang sama, dikelompokkan

dalam unit pengelolaan yang sama.

Jumlah petak yang terdapat di KPH Bali Tengah ada 60 petak,(seperti dalam

peta terlampir), dan masing-masing petak mempunyai luasan tertentu dengan fungsi

yang berbeda. Pembagian petak seperti ini akan sangat memudahkan dalam alih

teknologi. Peta sebaran pembagian blok/petak agar bersifat lebih aplikatif dan

sekaligus dapat dipergunakan sebagai peta kerja di lapangan maka peta sebaran

Page 117: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 83

blok/petak sebaiknya dibuat pada skala yang lebih besar yaitu pada skala semi detil

(1: 25.000 – 1: 50.000) atau bila memungkinkan dibuat pada skala detil (1: 5.000 – 1:

10.000).

Dalam pembagian petak perlu memperhatikan : (1) produktivitas dan potensi

areal/lahan; (2) keberadaan kawasan lindung yang meliputi kawasan bergambut,

kawasan resapan air, sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar

danau/waduk, kawasan sekitar mata air, kawasan cagar budaya, kawasan rawan

bencana alam, kawasan perlindungan plasma nuftah, kawasan pengungsian satwa,

dan kawasan pantai berhutan bakau; (3) rancangan areal yang akan direncanakan

antara lain untuk pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan

reklamasi hutan, dan pemberdayaan masyarakat. Dalam hal wilayah yang

bersangkutan telah ada ijin atau hak, pembagian petak menyesuaikan dengan petak

yang telah dibuat oleh pemegang ijin atau hak. Selain itu pembagian petak diarahkan

sesuai dengan peruntukan berdasarkan identifikasi lokasi dan potensi wilayah tertentu,

seperti wilayah yang akan diberikan ijin, dan wilayah untuk pemberdayaan

masyarakat.

Pengeloaan hutan lestari menegaskan perlunya organisasi unit pengelolaan

hutan yang rasional, efektif dan efesien. Arah dari rasioanalisasi organisasi KPH dan

RPH ini dalam kerangka memenuhi kriteria unit manajemen hutan yg berfungsi untuk

mengendalikan kelestarian finansial, sehingga KPH dapat dikelola menuju

kemandirian. Disamping itu, organisasi KPH dan RPH ini bersifat teritarial yang

pembentukannya didasarkan pad pertimbangan :

a. Jenjang pengawasan atasan dan bawahan

b. Wilayah administrasi pemerintahan (kabupaten, kecamatan, dan desa)

c. Daerah aliran sungai (DAS/Sub das)

d. Kekompakan kawasan hutan.

Tabel berikut merupakan usulan rasionalisasi RPH di KPH Bali Tengah

Page 118: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 84

Tabel 4.1. Usulan Rasionalisasi wilayah RPH di KPH Bali Tengah

No BH RPH RTK LUAS BARU LUAS LAMA

(Ha) (Ha)

1 2 3 4 5 6

1 BH Sabah Daya

Sukasada

1 2 3

590,00 1.134,00

415,00

Jumlah 2.139,00 1.897,10

Kubutambahan 4a –1

5 2.487,67

613,00

Jumlah 3.100,66 2.993,87

Banjar 4a –2 1.600,62 1.212,24

2 BH Oten Sungi

Petang 4b

4c –1 1.423,79

172,00

Jumlah 1.595,79 1.126,90

Candikuning 4c -2 1.527,84 1.157,49

Penebel 4c- 3 3.135,13 3.124,32

Pupuan 4c- 4

4d 902,24 650,04

Jumlah 1.552,28 2.526,40

Jumlah Total 14.651,32 14.651,32

Sumber : Hasil pengolahan peta DAS dan sumber lain.

4.2.2 Rencana Pengelolaan Hutan

Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan di wilayah ini masih bersifat umum,

sehingga untuk proyeksi ke depan, perlu disusun suatu rencana pengelolaan secara

lebih rinci/detail berdasarkan hasil tata hutan dan mengacu kepada Rencana

Kehutanan Tingkat Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota (RKTN/RKTP/RKTK), serta

memperhatikan aspirasi budaya masyarakat setempat dan kondisi lingkungan

terutama mengenai pemanfaatan kawasan. Untuk itu dalam penyusunan buku ini lebih

dititik beratkan pada pemanfaatan kawasan atau core business yang dapat

dikembangkan.

4.3 Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan

4.3.1 Pemanfaatan Hutan

Berdasarkan PP No. 6 Tahun 2007 jo. PP No. 3 Tahun 2008 menyebutkan

bahwa pemanfaatan hutan bertujuan untuk memperoleh manfaat hasil dan jasa hutan

secara optimal, adil dan lestari bagi kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan hutan

tersebut dapat dilakukan pada seluruh kawasan hutan yaitu : (a) pada kawasan

Page 119: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 85

konservasi, kecuali pada cagar alam, zona rimba, dan zona inti dalam taman nasional,

(b) pada hutan lindung, dan (c) pada hutan produksi.

Secara umum pemanfaatan hutan dapat diselenggarakan melalui kegiatan: (1)

pemanfaatan kawasan; (2) pemanfaatan jasa lingkungan; (3) pemanfaatan hasil hutan

kayu dan bukan kayu; dan/atau (4) pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu.

Pada hutan lindung, pemanfaatan tersebut dibatasi pada jenis (1) pemanfaatan

kawasan, (2) pemanfaatan jasa lingkungan, dan (3) pemanfaatan hasil hutan bukan

kayu. Untuk itu perlu ditegaskan bahwa, kegiatan pemanfaatan hutan tersebut memiliki

keabsahan legalitas ijin pemanfaatan hutan.

Pemanfaatan kawasan pada hutan lindung dapat dilakukan antara lain melalui

kegiatan usaha : (a) budidaya tanaman obat, (b) budidaya tanaman hias, (c) budidaya

jamur, (d) budidaya lebah madu, (e) penangkaran satwa liar, dan (f) rehabilitasi satwa.

Adapun ketentuan dalam usaha pemanfaatan tersebut adalah: (a) tidak mengurangi,

mengubah atau menghilangkan fungsi utamanya, (b) pengolahan tanah terbatas, (c)

tidak menimbulkan dampak negatif terhadap biofisik dan sosial ekonomi, (d) tidak

menggunakan peralatan mekanis dan alat berat, dan/atau (e) tidak membangun

sarana dan prasarana yang mengubah bentang lahan. Di samping kegiatan seperti

tersebut di atas, pada hutan lindung juga dapat dilakukan pemungutan hasil bukan

kayu antara lain berupa : rotan, madu, getah, buah, jamur atau sarang burung wallet

dengan ketentuan : (a) hasil hutan bukan kayu yang dipungut merupakan hasil

reboisasi dan/ atau tersedia secara alami, (b) tidak merusak lingkungan, dan (c) tidak

mengurangi, mengubah atau menghilangkan fungsi utamanya.

Pemanfaatan kawasan pada hutan lindung yang ada di KPH Bali Tengah berupa

budidaya lebah madu. Budidaya lebah madu telah dikembangkan di RPH

Kubutambahan, Pupuan dan Sukasada. Untuk kedepan usaha lebah madu juga

sangat memungkinkan untuk dikembangkan di kawasan lain yang mempunyai potensi

sumber pakan yang cukup banyak, seperti RPH Candikuning, dan RPH Penebel.

Selain lebah madu di kawasan hutan lindung juga berpotensi untuk dikembangkan

tanaman obat/empon-empon, dan budidaya jamur. Budidaya tanaman obat-obatan

untuk kedepannya sangat memungkinkan dikembangkan pada RPH Candikuning,

Page 120: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 86

RPH Penebel, dan RPH Pupuan, RPH Kubutambahan, Sukasada dan Petang, karena

RPH ini mempunyai potensi biofisik dan iklim sangat memungkinkan.

Khusus untuk hutan lindung di Desa Bangli dibawah RPH Candikuning, yang

ditanami bambu seluas 65 ha, sangat dikwatirkan akan terjadinya pemanfaatan

kawasan hutan yang tidak sesuai peruntukannya, yang nantinya dapat menyebabkan

terjadinya kerusakan hutan seperti longsor dan erosi. Penanaman bambu di hutan

lindung ini akan menjadi kendala oleh karena tak akan bisa ditebang. Namun

demikian, rebungnya yang dipanen. Hal ini sangat perlu dilakukan kajian yang bersifat

win – win agar tidak terjadi kesalahan dalam pemanfaatan/pemungutan hasil hutan

pada hutan lindung.

Pemanfaatan hutan dapat dikelompokkan menjadi : (1) wilayah kelola

(kawasan hutan yang sudah dibebani ijin pemanfaatan) dan (2) wilayah tertentu yang

dikelola oleh KPH yang merupakan wilayah hutan yang belum dibebani ijin baik

pemanfaatan maupun penggunaan. Wilayah kelola terdiri dari pemanfaatan hutan

pada hutan lindung, pemanfaatan hutan pada hutan produksi, dan pemberdayaan

masyarakat. Proyeksi ke depannya perlu dilakukan penataan pemanfaatan

kawasan hutan sesuai dengan kondisi wilayahnya.

Pemanfaatan kawasan hutan di wilayah KPH Bali Tengah dapat dijelaskan

sebagai berikut :

Wilayah Kelola

Wilayah kelola adalah wilayah hutan yang sudah dibebani ijin pemanfaatan. Di

wilayah KPH Bali Tengah sampai saat ini belum ada pemanfaatan kawasan hutan

yang berijin namun demikian, ada pemanfaatan wilayah kelola yang ijin

pengelolaannya masih dalam proses seperti : Hutan desa (pemberdayaan masyarakat

setempat) pada hutan lindung.

(1) Hutan Desa (Pemberdayaan Masyarakat)

Pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan pada wilayah KPH Bali Tengah

dilakukan melalui Hutan Desa. Berdasarkan PP No. 6 tahun 2007 jo PP No. 3 tahun

2008, bahwa pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan hutan adalah untuk

mendapatkan manfaat sumberdaya hutan secara optimal dan adil melalui

Page 121: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 87

pengembangan kapasitas dan pemberian akses dalam rangka peningkatan

kesejahteraan.

Hutan desa adalah hutan negara yang dikelola oleh desa dan dimanfaatkan

untuk kesejahteraan desa serta belum dibebani ijin/hak. Pemanfaatan hutan desa

dapat dilakukan baik pada hutan lindung maupun hutan produksi. Pada hutan lindung

dapat dilakukan melalui kegiatan pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa

lingkungan dan pemungutan hasil hutan bukan kayu. Kawasan hutan yang dapat

ditetapkan sebagai areal hutan desa adalah kawasan yang belum dibebani hak

pengelolaan atau izin pemanfaatan, dan berada dalam wilayah administrasi desa yang

bersangkutan. Penetapan areal kerja hutan desa dilakukan oleh Menteri berdasarkan

usulan Bupati/Walikota, meneruskan permohonan Kepala desa yang ditembuskan

kepada Gubernur setempat, dengan dilampiri : peta dengan skala minimal 1 :

50.000 dan kondisi kawasan hutan antara lain fungsi hutan, topografi, dan potensi

yang ada. Sedangkan permohonan hak pengelolaan hutan desa diajukan oleh

lembaga desa kepada Gubernur melalui Bupati/Walikota dengan melampirkan : (a)

peraturan desa tentang penetapan lembaga desa, (b) surat pernyataan dari kepala

desa yang menyatakan wilayah administrasi desa yang bersangkutan dan diketahui

oleh Camat, (c) luas areal kerja yang dimohon, dan (d) rencana kegiatan dan bidang

usaha lembaga desa. Dalam pengusulannya Bupati/Walikota meneruskan kepada

Gubernur dengan melampirkan surat rekomendasi yang menerangkan bahwa

lembaga desa telah mendapatkan fasilitasi, siap mengelola hutan desa, dan

ditetapkan areal kerja oleh Menteri. Fasilitas yang diberikan bertujuan untuk

meningkatkan kapasitas lembaga desa dalam pengelolaan hutan, yang meliputi :

pendidikan dan latihan, pengembangan kelembagaan, bimbingan penyusunan

rencana kerja hutan desa, bimbingan teknologi, pemberian informasi pasar dan modal,

dan pengembangan usaha. Fasilitasi tersebut dapat diberikan melalui bantuan :

pergurun tinggi/lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat, lembaga swadaya

masyarakat (LSM), lembaga keuangan, koperasi, atau BUMN/BUMD/BUMS.

Dalam Permenhut No: P.49/Menhut-II/2008 dijelaskan bahwa hak pengelolaan

hutan desa bukan merupakan hak kepemilikan atas kawasan hutan, dan tidak

diperkenankan mengalihkan kepemilikan atau sebagai jaminan, serta mengubah

Page 122: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 88

status dan fungsi kawasan hutan. Selain itu juga tidak boleh digunakan untuk

kepentingan lain di luar rencana pengelolaan hutan dan harus dikelola berdasarkan

kaidah-kaidah pengelolaan hutan lestari. Jangka waktu hak pengelolaan hutan desa

diberikan paling lama 35 tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan evaluasi yang

dilakukan paling lama setiap 5 tahun sekali oleh pemberi hak. Sedangkan kewajiban

yang harus dilakukan oleh pemegang hak adalah : (a) melaksanakan penataan batas

hak pengelolaan hutan desa, (b) menyusun rencana kerja hak pengelolaan hutan desa

selama jangka waktu berlakunya hak pengelolaan hutan desa, (c) melakukan

perlindungan hutan, (d) melaksanakan rehabilitasi areal kerja hutan desa, dan (e)

melaksanakan pengkayaan tanaman areal kerja hutan desa. Dalam pelaksanaan

pengelolaan hutan desa, pemegang hak membuat suatu rencana kerja hutan desa

(RKHD) yang meliputi aspek-aspek kelola kawasan, kelola kelembagaan, kelola

usaha, dan kelola sumberdaya manusia.

Pembentukan hutan desa pada blok pemanfaatan di KPH Bali Tengah seluas

3.200 ha tersebar pada: (1) RPH Kubutambahan Kecamatan Kubutambahan,

Kabupaten Buleleng meliputi : Desa Galungan seluas 712 ha (tahun 2010) pada

petak HL 5, Desa Lemukih seluas 988 ha (tahun 2010) pada petak HL 39, Desa Sudaji

seluas 90 ha (tahun 2010) pada petak HL 29, (2). Pada RPH Sukasada Kecamatan

Sukasada, Kabupaten Buleleng meliputi Desa Selat seluas 552 ha (tahun 2010) pada

petak HL 14, Desa Ambengan seluas 100 ha (tahun 2011) pada petak HL 21, Desa

Sambangan seluas 120 ha (tahun 2011) pada petak HL 18, Desa Silangjana seluas

115 ha (tahun 2011) pada petak HL 29 dan Desa Wanagiri seluas 150 ha (tahun 2010)

pada petak HL 20. Selain di wilayah KPH Bali Tengah, hutan desa juga terdapat di

Kabupaten Bangli pada RPH Kubutambahan, Kecamatan Kintamani, Desa Pengejaran

seluas 353 ha (tahun2012) pada petak HL 42. Penyebaran keberadaan Hutan Desa

secara lengkap disajikan pada Tabel 4.2.

Khusus Hutan Desa di Desa Selat, Desa Galungan, Desa Lemukih dan Desa

Sudaji sudah mendapat ijin dengan SK Menteri Kehutanan (Menhut) RI No.

629/Menhut-II/2010, tetapi sampai saat ini ijin pengelolaan hutan desa dari Gubernur

Provinsi Bali masih dalam proses.

Page 123: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 89

Tabel 4.2. Penyebaran keberadaan Hutan Desa pada KPH Bali Tengah.

KAB.

KEC.

DESA

RPH

RENCANA TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014 TOTAL

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Buleleng

Sawan Galungan

Kubutambahan

712 - - - - 712

Lemukih 988 - - - - 988

Sudaji 90 - - - - 90

Sukasada Selat

Sukasada

552 - - - - 552

Ambengan - 100 - - - 100

Sambangan - 120 - - - 120

Silangjana - 115 - - - 115

Wanagiri 250 - - - - 250

Bangli Kintamani Pengejaran Kubutambahan - - 353 - - 353

JUMLAH 2.592 335 353 - - 3.200

Sumber : Laporan KPH Bali Tengah, 2011

Memperhatikan kondisi biofisik di wilayah KPH Bali Tengah dengan kondisi

setempat didominasi oleh lereng curam-sangat curam, iklim basah - kering dan

besarnya tekanan masyarakat berupa perambahan, illegall logging, pengambilan kayu

bakar dan kebakaran hutan, maka dalam pengelolaan hutan desa pada kawasan

hutan lindung, selalu memperhatikan konservasi/pelestarian. Oleh karena itu kegiatan

pemanfaatan hanya diperkenankan pada blok pemanfaatan, kecuali ada tujuan

khusus. Untuk lebih memudahkan dalam pengelolaannya perlu dibuat unit-unit yang

lebih detil berdasarkan kelas lereng, kedalaman tanah, dan tutupan vegetasi. Kegiatan

detilnya menyelaraskan dengan karakteristik biofisik masing-masing petak, misalnya

pada petak-petak yang relatif miring (25 - 40 %), jenis tanah Regosol yang peka

terhadap erosi, iklim basah - kering, dan tutupan lahan yang rendah, diarahkan untuk

areal rehabilitasi, seperti pada sebagian wilayah RPH Kubutambahan. Pada wilayah

ini pemanfaatan yang mungkin dapat dilakukan adalah pemanfaatan hasil hutan

bukan kayu yang berupa budidaya lebah madu dan pemungutan hasil hutan bukan

kayu yang berupa pemungutan madu, jamur, dan tanaman obat-obatan. Rehabilitasi

dilakukan dengan pengkayaan tanaman dan diutamakan dengan tanaman pioner

seperti mahoni, intaran, bunut, beringin (tanaman yang memiliki akar hawa), dan

sebagainya.

Pengembangan hutan desa di RPH Kubutambahan dan Sukasada karena

masyarakat di sekitar hutan merambah ke dalam hutan dengan menanam tanaman

Page 124: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 90

bunga-bungaan (pecah seribu), kopi, cengkeh, pisang, jeruk, dan sebagainya, maka

dalam pengelolaannya dilakukan rehabilitasi dengan tanaman kehutanan (mahoni,

intaran, bunut, beringin,dll). Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan

pemanfaatan kawasan, pemungutan hasil hutan bukan kayu. Pemanfaatan kawasan

dengan memanfaatkan ruang di bawah tegakan dengan tanaman obat-obatan dan

budidaya lebah madu, sedangkan pemungutan hasil bukan kayu berupa pemungutan

buah, jamur, dan pemungutan madu. Guna dapat memberikan hasil tambahan kepada

masyarakat maka dapat dilakukan penanaman tanaman MPTS yang berupa pohon

secara terbatas.

Di beberapa wilayah KPH Bali Tengah masih terdapat penggunaan kawasan

untuk ditanami dengan tanaman semusim seperti bunga-bungaan, tanaman jeruk,

wortel, dll. Wilayah tersebut antara lain, Kelompok Hutan Puncak Landep (RTK 1),

Kelompok Hutan Gunung Batukaru (RTK 4). Untuk mengatasi permasalahan pada

petak ini perlu dilakukan konservasi tanah, rehabilitasi dengan tanaman kayu - kayuan

sebagai pionir antara lain tanaman intaran, bunut, mahoni, dan beringin, dll.

Proyeksi ke depan perlu dilakukan penataan dan dengan cara pembinaan dan

pendampingan serta dilakukan evaluasi, untuk mengembalikan fungsinya menjadi

hutan lindung. Salah satu kebijakan dalam rangka mengelola terjadinya

perambahan/pengerjaan kawasan hutan oleh masyarakat adalah melalui hutan desa.

Penyelenggaraan pembentukan hutan desa pada daerah yang sudah terlanjur

dirambah masyarakat, dimaksudkan untuk memberikan akses kepada masyarakat

setempat melalui lembaga desa dalam memanfaatkan hutan secara lestari dan

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat secara

berkelanjutan (Permenhut No: P.49/Menhut-II/2008). Pemberdayaan masyarakat

melalui hutan desa dilakukan dengan memberikan hak pengelolaan kepada lembaga

desa yang meliputi kegiatan tata areal, pemanfaatan hutan serta rehabilitasi dan

perlindungan hutan. Dengan adanya pemberdayaan masyarakat melalui hutan desa

ini sangat diharapkan agar seluruh kawasan hutan yang telah dirambah oleh

masyarakat dapat dikembalikan fungsinya sebagai hutan lindung, termasuk pula

kawasan hutan yang masih utuh ( tidak dirambah ), agar mendapat prioritas untuk

dipertahankan fungsinya sebagai hutan lindung.

Page 125: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 91

(2) Pemanfaatan Jasa Lingkungan.

Potensi pengembangan jasa lingkungan pada hutan lindung di wilayah KPH Bali

Tengah untuk waktu yang akan datang cukup strategis. Pemanfaatan jasa lingkungan

yang dapat dikembangkan antara lain adalah wisata alam, wisata religi, dan wisata

pendidikan. Selain itu secara umum hutan juga berfungsi sebagai enhancement of

carbon stock (penyerap karbon). Pemanfaatan air digunakan sebagai sumber air

minum dan untuk pengairan/irigasi. Wisata alam yang dapat dikembangkan di wilayah

KPH Bali Tengah berupa : air terjun (1 buah air terjun di Desa Selat, 1 buah air

terjun di Desa Batukasur, di RPHSukasada), air terjun 3 buah dengan warna pelangi

di tengahnya terdapat di Desa Sekumpul (RPH Kubutambahan), air tejun 1 buah

terdapat di Desa Belimbing (RPH Pupuan), air kelebutan panas di Dusun Asah, Desa

Wanagiri di RPH Sukasada, panorama indah dari tempat ketinggian (di RPH

Sukasada, Petang, Penebel, Candikuning, Kubutambahan, dan Pupuan). Selain

wisata tersebut di atas hampir disetiap RPH mempunyai Jogging Track.

Pengembangan jasa lingkungan yang berupa wisata religi dapat dilakukan karena di

wilayah ini terdapat banyak kawasan suci yang berupa Pura, yaitu : Pura

Tambawaras, Pura Muncaksari, Pura Kedaton, Pura Batukaru, Pura Pujangga, Pura

Taksu Agung (RPH Penebel), Pura Pucak Adeng, Pura Pucak Padangdawa, Pura

Ulundanu Beratan, Ulundanu Tamblingan, Ulundanu Buyan, Pura Tamblingan (RPH

Candikuning), pura Tirta Kuning dengan 3 warna putih kuning merah (RPH

Sukasada), dan Pura Puncak Mangu (RPH Petang),

Saat ini sudah terbit Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor :

P. 22/Menhut – II/ 2012 tentang Penyediaan jasa lingkungan sarana wisata alam pada

Hutan Lindung. Dalam peraturan tersebut mengatur tentang pemanfaatan areal dan

jasa lingkungan. Proyeksi ke depannya perlu dibuatkan aturan yang mengatur secara

detail berupa Peraturan Menteri Kehutanan, yang bersifat khusus untuk pengaturan

pembagian pendapatan serta pengenaan iurannya. Pengembangan jasa lingkungan

secara rinci disajikan pada Tabel 4.3.

Page 126: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 92

Tabel 4.3 Jasa lingkungan di KPH Bali Tengah

RPH (RESORT POLISI HUTAN)

JASA LINGKUNGAN

WISATA AIR WISATA

KESEHATAN/ USADA

WISATA ALAM WISATA SPIRITUAL

1 2 3 4 5

Sukasada Air terjun bertingkat 3 (1Dusun Wita Jati di Desa Selat, 1 di Desa Batu Kasur) 1 air terjun Tiying Tali muara di Desa Sambangan), air terjun Tukad Api di Desa Wanagiri

Kelebutan air panas (Dusun Asah, Desa Wanagiri)

Jogging track, panorama hutan lindung yg indah

Pura Tirta Kuning dg 3 warna : putih, kuning dan merah di Desa Wanagiri

Banjar - - Jogging track, panorama hutan lindung yg indah

-

Kubutambahan Air terjun 3 buah dg warna pelangi di tengahnya di Desa Lemukih

- Tanaman purnajiwa yg berkasiat mengobati penyakit dalam

- Tanaman paradah penolak bala

Jogging track, panorama hutan lindung yg indah

-

Pupuan Air terjun di dekat Desa Balimbing

Tanaman Kesua dan pohon perada untuk menolak bala

Jogging track, panorama hutan lindung yg indah

Areal semedi, berjalan kaki menuju Puncak Sari

Penebel - Jogging track, panorama hutan lindung yg indah

- Wisata pendakian gunung Batukaru

Pura Tambawaras, Pura Muncak Sari, Pura Alas Kedaton, Pura Batukaru, Pura Taksu Agung, Pura Pucak Adeng dll

Candikuning Danau Beratan, Danau Buyan dan Danau Tamblingan

- Panorama indah di luar kawasan, jogging track dekat Desa Wisesa, dan Desa Pekarangan

Pura Ulundanu Beratan dan Pura Ulundanu Tamblingan

Petang - - Panorama kawasan hutan lindung yang indah

Jogging track menuju Puncak Mangu

Sumber : Dinas Kehutanan Prov. Bali. 2012. Kegiatan Identifikasi Pemanfaatan Kawasan dan Jasa Lingkungan Pada Hutan Lindung Tahun 2011

Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu

Pemungutan hasil hutan bukan kayu yang dapat dilakukan di KPH Bali Tengah

adalah madu, jamur, buah-buahan, tanaman obat- obatan (brotowali, purnajiwa,

Page 127: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 93

samiroto), rebung bambu, rasamala dan sebagainya. Pemungutan Hasil Hutan Bukan

Kayu pada hutan lindung ini tertuang secara rinci pada pasal 26 ayat (1), s/d (5) dari

Peraturan Pemerintah R I Nomor 3 Tahun 2008 tentang perubahan atas PP Nomor 6

Tahun 2007 Tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta

Pemanfaatannya.

(3). Pemanfaatan Wilayah Tertentu

Pemanfaatan (wilayah tertentu) adalah suatu wilayah belum mempunyai ijin

yang pengelolaannya diberikan kepada KPH. Berdasarkan Peta Blok Petak Wilayah

KPH Bali Tengah Provinsi Bali (2012), penyebaran pemanfaatan wilayah tertentu

terdapat pada petak HL 19 (Kelompok Hutan Gunung Mungsu), HL 10 dan HL 37

pada Kelompok Hutan Gunung Silangjana, HL 27, HL 28, HL 49, HL 56, HL 33, HL

59, dan HL 58 pada Kelompok Hutan Gunung Batukaru

Program pemanfaatan (wilayah tertentu) dapat dikembangkan jasa lingkungan

karena mempunyai wilayah dekat dengan pura (blok khusus), dan topografinya terjal

serta pemandangan alam indah, seperti wisata tracking, wisata spiritual. Kondisi

seperti ini cocok dikembangkan pada petak HL 19, 10, 37, 27, 28, 49, 56, 33, 59.

Selain itu juga dikembangkan jasa lingkungan pada Kelompok Gunung Batukaru

pada petak HL 56, 58, 59 dan 33, yang mempunyai panorama indah, jasa pendakian

gunung, terdapat juga pura Batukaru, Pucak Kedaton, Pura Tambawaras, Taksu

Agung dll. Sedangkan pada pemanfaatan (wilayah tertentu)

pada petak HL 27, 28, 44, dan 49, dapat dikembangkan jasa lingkungan wisata

tracking, wisata air (Danau Beratan). Pada petak Hl 37 dan 10, jasa lingkungan yang

dapat dikembangkan adalah wisata alam dan wisata tracking karena memiliki

panorama indah. Pada Petak HL 19, pemanfaatan (wilayah tertentu) untuk jasa

lingkungan yang dapat dikembangkan adalah wisata spiritual karena disekitar wilayah

ini memiliki banyak pura.

Pada wilayah kelola juga dikembangkan pembibitan pada RPH Kubutambahan

yaitu pembibitan mahoni dan di wilayah Bedugul yang termasuk RPH Candikuning

dikembangkan pembibitan rasamala.

Page 128: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 94

4.3.2 Penggunaan Kawasan Hutan

Penggunaan kawasan hutan merupakan penggunaan untuk kepentingan

pembangunan di luar kegiatan kehutanan, dan hanya dapat dilakukan di dalam

kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung. Sesuai dengan PP No. 24 tahun

2010 penggunaan kawasan hutan tersebut hanya dapat dilakukan untuk kegiatan yang

mempunyai tujuan strategis yang tidak dapat dielakkan, yang meliputi kegiatan: (a)

religi, (b) pertambangan, (c) instalasi pembangkit transmisi, dan distribusi listrik, serta

teknologi energi baru dan terbarukan, (d) pembangunan jaringan telekomunikasi,

stasiun pemancar radio, dan stasiun relay televisi, (e) jalan umum, jalan tol, dan jalur

kereta api, (f) sarana transportasi yang tidak dikatagorikan sebagai sarana transportasi

umum untuk keperluan pengangkutan hasil produksi, (g) sarana dan prasarana

sumberdaya air, pembangunan jaringan instalasi air, dan saluran air bersih dan/atau

air limbah, (h) fasilitas umum, (i) industri terkait kehutanan, (j) pertahanan dan

keamanan, (k) prasarana penunjang keselamatan umum, atau (l) penampungan

sementara korban bencana alam.

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan No. P.5/VII-

WP3H/2012, ini dijelaskan bahwa penggunaan kawasan hutan dilakukan berdasarkan

izin pinjam pakai kawasan hutan dan dapat dilakukan dengan : (a) izin pinjam pakai

kawasan hutan dengan kompensasi lahan, untuk kawasan hutan pada provinsi yang

luas kawasan hutannya < 30% dari luas DAS, pulau, dan/atau provinsi, dengan

ketentuan kompensasi lahan dengan rasio minimal 1 : 1 untuk non komersial dan 1 : 2

untuk komersial; (b) izin pinjam pakai kawasan hutan dengan kompensasi membayar

penerimaan negara bukan pajak, penggunaan kawasan hutan dan melakukan

penanaman dalam rangka rehabilitasi Daerah Aliran Sungai,. Untuk kawasan hutan

pada provinsi yang luas kawasan hutannya di atas 30% dari dari luas DAS, pulau,

dan/atau provinsi, dengan ketentuan : penggunaan untuk non komersial dikenakan

kompensasi membayar penerimaan negara bukan pajak, penggunaan kawasan hutan

dan melakukan penanaman dalam rangka rehabiltasi DAS dengan rasio 1 : 1,

sedangkan penggunaan untuk komersial dikenakan kompensasi membayar

penerimaan negara bukan pajak(PNBP) penggunaan kawasan hutan dan melakukan

penanaman dalam rangka rehabilitasi DAS paling sedikit dengan

Page 129: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 95

ratio 1 : 1; (c) izin pinjam pakai tanpa kompensasi lahan atau tanpa kompensasi

membayar PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) kawasan hutan dan tanpa

melakukan penanaman dalam rangka rehabilitasi dalam DAS dengan ketentuan hanya

untuk : kegiatan pertahanan negara, sarana keselamatan lalu lintas laut atau udara,

checkdam, embung, sabo, dan sarana meteorologi, klimatologi dan geofisika; kegiatan

survey dan eksplorasi

Izin pinjam pakai kawasan hutan diberikan oleh Menteri berdasarkan

permohonan. Untuk kepentingan pembangunan fasilitas umum yang bersifat non

komersial menteri dapat melimpahkan wewenang pemberian izin pinjam pakai

kawasan hutan dengan luasan tertentu kepada Gubernur. Selanjutnya tata cara dan

persyaratan permohonan penggunaan kawasan hutan tercantum dalam PP No. 24

tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan.

Pada kawasan KPH Bali Tengah, terdapat beberapa ijin penggunaan kawasan

yang digunakan oleh: PT Telkom, PT PLN Persero, Dinas PU Kabupaten Buleleng dan

LIPI. Untuk mengantisipasi berkembangnya penggunaan kawasan oleh pihak-pihak di

luar kehutanan maka proyeksi ke depan perlu dilakukan : (a) penggunaan kawasan

yang sudah disertai dengan ijin penggunaan kawasan harus dilakukan pengawasan

untuk menghindari kemungkinan terjadinya pelanggaran sesuai dengan ketentuan

yang sudah disepakati, (b) penggunaan kawasan yang belum mempunyai ijin

penggunaan, harus melengkapi ijin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Selain

itu sedapat mungkin perlu dilakukan pembatasan terhadap

penggunaan lain (perlu kajian yang mendalam dengan melampirkan dokumen Amdal,

sehingga luasan hutan tidak terus mengalami penurunan. Rencana Pemanfaatan dan

Penggunaan Kawasan hutan serta potensi pengembangan jasa lingkungan di Wilayah

KPH Bali Tengah disajikan pada Tabel 4.4.

Page 130: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 96

Tabel 4.4 Rencana Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan serta Potensi

Pengembangan Jasa Lingkungan di Wilayah KPH Bali Tengah.

NO. PEMANFAATAN/

CORE BISNIS/ PENGGUNAAN

KABUPATEN/ RPH

LUAS (HA)/LETAK

1 2 3 4

A Pemanfaatan/core bisnis

1 Hutan Desa (wilayah kelola dengan pemberdayaan masyarakat setempat)

Kabupaten Buleleng

RPH Kubutambahan, - 1790 ha (Ds. Galungan 712 ha, Ds Lemukih

988 ha, Desa Sudaji 90 ha)

RPH Sukasada

- 1.237 ha (Ds. Selat 522 ha, Ds. Ambengan 100 ha, Ds. Sambangan 120 ha, Ds. Silangjana 115 ha, Ds. Wanagiri 250 ha,)

Kabupaten Bangli

RPH Kubutambahan,

- 353 ha (Desa Pengejaran )

2 Jasa Lingkungan (wilayah kelola/wilayah tertentu)

Kabupaten Buleleng

Kubutambahan

a. Air terjun 3 buah dg warna pelangi di tengahnya di Desa Lemukih

b. Wisata alam : jogging track dan panorama hutan lindung yang indah.

Banjar Wisata alam : jogging track dan panorama hutan lindung yang indah

Sukasada

a. Wisata air : Air terjun bertingkat 3 (1Dusun Wita Jati di Desa Selat, 1 di Desa Batu Kasur) 1 air terjun Tiying Tali muara di Desa Sambangan), air terjun Tukad Api di Desa Wanagiri

b. Wisata alam : Jogging track, panorama hutan lindung yg indah Jogging track, panorama hutan lindung yg indah

c. Wisata spiritual : Pura Tirta Kuning dg 3 warna : putih, kuning dan merah di Desa Wanagiri.

Pura Tambawaras, Pura Muncak Sari, Pura Alas

Kedaton, Pura Batukaru, Pura Taksu Agung, Pura Pucak Adeng dll

Kabupaten Tabanan

Pupuan a. Wisata air : Air terjun di dekat Desa Balimbing b. Wisata kesehatan : Tanaman Kesua dan

pohon perada untuk menolak bala c. Wisata alam : jogging track dan panorama

hutan lindung yang indah d. Wisata spiritual : Areal semedi, berjalan kaki

menuju Puncak Sari

Penebel a. Wisata alam : Jogging track, panorama hutan lindung yg indah, Wisata pendakian gunung Batukaru, Pura Alas Kedaton, Pura Batukaru, Pura Taksu Agung dan Pura Pucak Adeng.

b. Wisata alam: Jogging track, panorama hutan lindung yg indah, Wisata pendakian gunung Batukaru

Page 131: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 97

NO. PEMANFAATAN/

CORE BISNIS/ PENGGUNAAN

KABUPATEN/ RPH

LUAS (HA)/LETAK

1 2 3 4

Candikuning a. Pemanfaatan air (Danau Buyan, Tamblingan dan Beratan)

b. Wisata alam, jogging track dekat Desa Wisesa dan Desa Pekarangan

c. Wisata Spiritual (Pura Ulun Danu Beratan, Pura Ulun Danu Tamblingan, dll).

Kabupaten Badung

Petang a. Wisata alam, jogging track menuju Pura Pucak Mangu

b. Wisata Spiritual (Pura Pucak Mangu)

3 Wilayah Tertentu (Kebun Benih)

Kabupaten Buleleng

Kubutambahan Areal kebun benih mahoni

Kabupaten Tabanan

Bedugul (RPH

Candikuning) Areal kebun benih rasamala

B Penggunaan Kawasan

Kabupaten Buleleng dan Tabanan

Kubutambahan

Penebel

Candikuning

a. Yang berijin :

- PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali Region Jawa Timur, Sub Region Bali/PLN Proyek Induk Jaringan Jawa Timur dan Bali (PIJTB), seluas 19,24 ha.

- Jalan dari Desa Sekumpul ke Banjar Bingin, seluas 0,910 ha

- PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali Region Jawa Timur, Sub Region Bali/PLN Proyek Induk Jaringan Jawa Timur dan Bali (PIJTB), seluas 19,24 ha.

- PT PLN Wilayah XI di Denpasar, seluas 0,337 ha

- PT. Telkom (Kantor Telekomonikasi Bali di Denpasar, seluas 0,030 ha

- Kebun Eka Karya Bedugul, seluas 157,49 ha.

Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Bali (2011), analisis data, dan pengamatan lapang

4.4. Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan

Rehabilitasi hutan dan lahan dimaksudkan untuk memulihkan,

mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung,

produktivitas, dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap

terjaga (UU RI No. 41 tahun 1999). Selanjutnya dijelaskan bahwa rehabilitasi hutan

dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan : reboisasi, penghijauan,

pemeliharaan, pengayaan tanaman, atau penerapan teknik konservasi tanah secara

Page 132: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 98

vegetatif dan sipil teknis pada lahan kritis dan tidak produktif. Kegiatan rehabilitasi ini

dilakukan di semua kawasan hutan kecuali cagar alam dan zona inti taman nasional

serta dilaksanakan berdasarkan kondisi spesifik biofisik. Dalam pelaksanaannya

rehabilitasi hutan dan lahan ini dilakukan dengan pendekatan partisipatif dalam rangka

mengembangkan potensi dan pemberdayaan masyarakat.

Reklamasi hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali

lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai

dengan peruntukannya. Kegiatan ini meliputi : inventarisasi lokasi, penetapan lokasi

perencanaan, dan pelaksanaan reklamasi.

Dalam pemanfaatan kawasan khususnya yang berkaitan dengan kegiatan

penanaman (dalam kegiatan rehabilitasi dan reklamasi), sangat perlu dipertimbangkan

kondisi biofisik wilayah terutama iklim (curah hujan), kelerengan, jenis tanah

(kepekaan tanah terhadap erosi, dan kedalaman tanahnya), dan pemilihan jenis

tanaman yang tepat sesuai spesifik biofisiknya, sehingga tanaman yang

dikembangkan tidak hanya sekedar tumbuh, tapi tumbuh subur dan dapat berfungsi

sebagaimana yang diharapkan.

Distribusi luasan lahan kritis berdasarkan tingkat kekritisan pada KPH Bali

Tengah disajikan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Distribusi luasan lahan kritis berdasarkan tingkat kekritisan pada KPH

Bali Tengah

No RPH NO. RTK

TINGKAT KEKRITISAN LAHAN

JUMLAH SANGAT KRITIS

KRITIS AGAK KRITIS

POTENSIAL KRITIS

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Sukasada 1 - 50 540 - 590

2 - - 745 320 1.065

3 - 11 - - 11

4 - - 150 375 525

2. Banjar 2 - - 68 - 68

3. Kubutambahan 4 - - 860 1.730 2.590

3 - 403 - - 403

4. Pupuan 4 - - - 1986 1.986

Page 133: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 99

No RPH NO. RTK

TINGKAT KEKRITISAN LAHAN

JUMLAH SANGAT KRITIS

KRITIS AGAK KRITIS

POTENSIAL KRITIS

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8

5. Penebel 4 - - - 3270 3270

6. Candikuning 4 - 250 - 1.842 2.092

Total - 714 2.363 9.523 12.600

5.66 18.75 75.57

Sumber: Dinas Kehutanan Provinsi Bali Tahun 2004

Berdasarkan data pada Tabel 4.5, menunjukkan bahwa wilayah KPH Bali

Tengah tergolong potensial kritis sebesar 75,57 %; agak kritis 18,75 % dan kritis

seluas 5,66 %. Beberapa penyebab terjadinya lahan kritis adalah kesalahan dalam

pengelolaan lahan (penggunaan lahan tidak sesuai dengan kemampuannya serta

tidak memenuhi kaidah konservasi tanah dan air), rendahnya penutupan vegetasi,

dan besarnya erosi.

Proyeksi kedepan rehabilitasi dan reklamasi lahan khususnya melalui reboisasi

dilakukan secara berkelanjutan tidak hanya pada lahan kritis saja, tetapi juga pada

lahan potensial kritis maupun setengah kritis, sehingga berkembangnya lahan kritis

dapat ditekan. Agar penanganan lahan kritis dapat dilakukan dengan lebih cepat dan

tepat sasaran, data tentang luas dan sebaran lahan lahan kritis di wilayah KPH Bali

Tengah perlu diperbaharui dengan kondisi yang terkini, karena berdasarkan laporan,

pendataan terakhir tentang lahan kritis ini dilakukan pada tahun 2004, namun masih

termuat dalam laporan 2008.

Berdasarkan uraian di atas, maka secara ringkas analisis dan proyeksi

pengelolaan hutan di wilayah KPH Bali Tengah disajikan pada Tabel 4.6.

Page 134: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 100

Tabel 4.6 Analisis dan Proyeksi Pengelolaan Hutan di Wilayah KPH Bali Tengah

NO URAIAN ANALISIS PERMASALAHAN PROYEKSI

1 2 3 4

1 Managemen Pengelolaan Hutan

a. Belum mengikuti Permendagri No 61 Tahun 2010

b. Masih berada di Dinas Kehutanan Propinsi Bali sesuai Peraturan Daerah No. 2 tahun 2008 dan Peraturan Gubernur No. 102 tahun 2011

Penataan pemanfaatan kawasan, maka tugas KPH menjadi lebih kompleks, sehingga perlu dilakukan kajian untuk lebih memberikan ruang gerak pengembangan KPH ke depan

2 Tata Hutan dan Penyusunan rencana Pengelolaan Hutan

a. Tata Hutan a.Tata hutan sesuai fungsinya (hutan lindung) sudah mempunyai batas yang tegas (sudah ditetapkan batasnya)

b. Pembagian kawasan baru berdasarkan RTK dan RPH serta Blok (Blok inti, pemanfaatan, blok khusus) perlu lebih dirinci sehingga memudahkan untuk mengatur kesatuan managemen dan kesatuan administrasi.

a. Perlu dilakukan pengawasan secara terus menerus mengenai tapal batas

b. Pembagian kawasan ke dalam blok/petak yang lebih rinci sesuai dengan fungsi kawasan.

c. Perlu adanya penyelarasan antara arahan pemanfaatan dengan rancangan pembagian blok

b. Rencana Pengelolaan hutan

Rencana yang dibuat masih bersifat umum, dengan prioritas pada peruntukan kawasan (core business)

Perlu dibuat rencana tentang pemanfaatan kawasan secara lebih detil sesuai dengan potensi wilayah.

3 Pemanfaatan Hutan:

a. Pemanfaatan Hutan

a. Belum dilakukan penataan tentang pemanfaatan hutan

b. Di lapangan masih terjadi perambahan oleh masyarakat.

c. Masih ada potensi jasa lingkungan yang belum termanfaatkan.

a. Penataan perlu dilakukan b. Pemanfaatan hutan dengan

memberdayakan masyarakat sekitar hutan (pembentukan hutan desa).

c. Perlu dikembangkan pemanfaatan jasa lingkungan.

Page 135: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 101

NO URAIAN ANALISIS PERMASALAHAN PROYEKSI

1 2 3 4

b. Pemberdayaan Masyarakat

a. Pemberdayaan masyarakat sekitar hutan melalui hutan desa.

b. Perlu dikembalikan fungsi hutan sebagai hutan lindung.

c. Mensejahterakan masyarakat disekitar hutan

a. Pemberdayaan masyarakat melalui pembinaan, pendampingan, meningkatkan pendapatan masyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya lokal (kearifan lokal) dan teknologi tepat guna serta ramah lingkungan.

b. Dalam pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan perlu bekerja sama dengan instasi terkait/stake holder/kemitraan.

c. Pemanfaatan (wilayah tertentu)

a. Pengelolaan hutan dilakukan oleh KPH karena belum mempunyai ijin

b. Mensejahterakan masyarakat disekitar hutan melalui jasa lingkungan seperti wisata alam, tracking, wisata air dan wisata spiritual.

a.Penataan pemanfaatan kawasan, maka tugas KPH menjadi lebih kompleks.

4 Rehabilitasi dan

Reklamasi Hutan

a. Keberhasilan Rehabilitasi dan Reklamasi belum maksimal

b. Masih adanya siasa lahan kritis yang perlu untuk di rehabilitasi

c. Guna menunjang keberhasilan perlu dilakukan pilot proyek dengan luasan tertentu.

a. Inventarisasi galian C dan lahan kritis (pemutakhiran data) dan inventarisasi lokasi penanaman

b. Melakukan reboisasi terus menerus terutama pada kawasan-kawasan yang tergolong kritis maupun semi kritis

c. Menggalakkan kebun bibit rakyat (KBR) di sekitar hutan dengan meningkatkan jumlah dan kualitas bibit

d. Pelaksanaannya dilakukan dengan memberdayakan masyarakat dan bekerja sama dengan stake holder

Page 136: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 102

NO URAIAN ANALISIS PERMASALAHAN PROYEKSI

1 2 3 4

5 Perlindungan

Hutan dan

Konservasi Alam

a. Perlindungan dan konservasi alam belum berjalan dengan optimal

b. Masih ada pelanggaran, seperti perambahan, pencurian kayu, kebakaran, dan persertifikatan tanah hutan

a. Perlindungan hutan dan kawasan hutan perlu ditingkatkan

b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas personil polisi hutan

c. Memberdayakan masyarakat dengan membentuk pecalang-pecalang swakarsa untuk pengamanan hutan dan kawasan hutan, membentuk kelompok-kelompok pemerhati kelestarian hutan di sekitar hutan.

d. Memasukkan pelestarian hutan dalam awig-awig desa adat sekitar hutan

e. Memasukkan ke dalam kurikulum sekolah sebagai muatan lokal.

4.5 Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.

Perlindungan hutan dan kawasan hutan merupakan usaha untuk : (a)

mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang

disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama, serta

penyakit; dan (b) mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan

perorangan atas hutan, hasil hutan, investasi, serta perangkat yang berhubungan

dengan pengelolaan hutan. Dalam pelaksanaannya untuk menjamin supaya

perlindungan hutan dapat berjalan dengan sebaik-baiknya, maka masyarakat harus

dilibatkan.

Keamanan hutan dan kawasan hutan perlu dijaga, maka setiap orang dilarang

untuk : (a) menduduki dan atau menggunakan kawasan hutan secara tidak sah; (b)

merambah kawasan hutan; (c) melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan

dengan radius atau jarak : 500 m dari tepi waduk atau danau, 200 m dari tepi mata

air dan kiri kanan sungai di daerah rawa, 100 m dari kiri kanan tepi sungai, 50 m dari

kiri kanan tepi anak sungai, 2 kali kedalaman jurang dari tepi jurang, 130 kali selisih

Page 137: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 103

pasang tertinggi dan pasang terendah dari tepi pantai; (d) membakar hutan; (e)

menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan di dalam hutan tanpa

memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang; (f) menerima, membeli atau

menjual, menerima tukar, menerima titipan, menyimpan atau memiliki hasil hutan

yang diketahui atau patut diduga berasal dari kawasan hutan yang diambil atau

dipungut secara tidak sah; (g) melakukan kegiatan penyelidikan umum atau

eksplorasi atau eksploitasi bahan tambang di dalam kawasan hutan tanpa izin

menteri; (h) mengangkut, menguasai, atau memiliki hasil hutan yang tidak dilengkapi

bersama-sama dengan surat keterangan sahnya hasil hutan; (i) menggembalakan

ternak di dalam kawasan hutan yang tidak ditunjuk secara khusus untuk maksud

tersebut oleh pejabat yang berwenang; (j) membawa alat-alat berat dan atau alat-alat

lainnya yang lazim atau patut diduga akan digunakan untuk mengangkut hasil hutan

di dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang; (k) membawa alat-alat

yang lazim digunakan untuk menebang, memotong, atau membelah pohon di dalam

kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang; (l) membuang benda-benda yang

dapat menyebabkan kebakaran dan kerusakan serta membahayakan keberadaan

dan kelangsungan fungsi hutan ke dalam kawasan hutan; dan (m) mengeluarkan,

membawa, dan mengangkut tumbuh-tumbuhan dan satwa liar yang tidak dilindungi

undang-undang yang berasal dari kawasan hutan tanpa izin dari pejabat yang

berwenang. Di lapangan petugas yang berwenang untuk melakukan perlindungan

hutan dan kawasan hutan adalah polisi khusus yang dalam hal ini adalah polisi hutan

(Polhut).

Wilayah KPH Bali Tengah khususnya di wilayah RPH Sukasada (RTK 4,

Kelompok Gunung Batukaru), merupakan kawasan yang sangat rawan terhadap

bahaya kebakaran, hal ini disebabkan kesadaran masyarakat masih rendah dan

dekat jalan besar (pembuangan puntung rokok secara sengaja/tidak disengaja), serta

kecerobohan masyarakat dalam mencari madu di hutan.

Persertifikatan kawasan hutan di wilayah KPH Bali Tengah juga merupakan

masalah yang cukup rawan. Berdasarkan data persertifikatan kawasan hutan di

Provinsi Bali, bahwa di wilayah KPH Bali Tengah persertifikatan tersebut terjadi

pada 2 Kabupaten, yaitu: Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Tabanan (Gunung

Page 138: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 104

Silangjana/RTK 3 sebanyak 6 unit seluas 2,6610 ha, Gunung Batukaru/RTK 4

sebanyak 12 unit seluas 1,51180 ha, RPH Candikuning sebanyak 3 pelanggaran

seluas 202,0 ha, dan RPH Sukasada terjadi 7 pelanggaran seluas 118,80 ha untuk

pensertifikatan tanah seluas 7,90 ha.

Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi antara lain disebabkan oleh tingkat

kesadaran masyarakat terhadap kelestarian hutan yang masih rendah meskipun

pengetahuan tentang pentingnya kelestarian hutan telah disampaikan melalui berbagai

penyuluhan. Penyebab lain terjadinya pelanggaran juga disebabkan oleh belum

optimalnya pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan dalam perlindungan hutan dan

kawasan hutan. Selain itu juga disebabkan oleh penegakan hukum tidak tegas dan

minimnya personil polisi hutan.

Proyeksi ke depannya usaha perlindungan hutan harus terus ditingkatkan

dengan melibatkan masyarakat sekitar hutan melalui: pembentukan kelompok-

kelompok pemerhati kelestarian hutan, dan perlu mengakomodir aturan tentang

kelestarian hutan ke dalam awig-awig desa adat/Pekraman yang berbatasan dengan

hutan, meningkatkan jumlah dan kualitas polisi hutan sesuai dengan luas dan

kerawanan kawasan (meningkatkan rasionalisasi antara polisi hutan dengan luas dan

kerawanan hutan). Perlindungan hutan juga perlu dilakukan dengan mengadakan

koordinasi dengan instansi terkait, seperti polisi dan TNI.

Penyelarasan antara rancangan Blok pada wilayah KPHL dengan arahan

pemanfaatan pada RKTN/RKTP/RKTK.

Penyelarasan antara rancangan Blok pada wilayah KPHL dengan Arahan

Pemanfaatan pada RKTN/RKTP/RKTK disajikan pada Tabel 4.7.

Page 139: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB IV - 105

Tabel 4.7 Penyelarasan antara rancangan Blok pada wilayah KPHL dengan Arahan Pemanfaatan pada RKTN/RKTP/RKTK

ARAHAN PEMANFAATAN PADA KAWASAN HUTAN MENURUT RKTN/RKTP /

RKTK

PEMBAGIAN BLOK PADA WILAYAH KPHL

KETERANGAN

1 2 3

BLOK PADA WILAYAH KPHL YANG BERFUNGSI HUTAN LINDUNG

Kawasan untuk Rehabilitasi BLOK INTI :

Pada blok inti hanya dimanfaatkan sebagai hutan lindung atau hutan virgin dan tidak diperkenankan terdapat kegiatan dalam bentuk apapun, kecuali hanya merupakan kawasan rehabilitasi dan perlindungan tata air.

Kawasan Rehabilitasi (dalam RKTN/RKTP/RKTK)menjadi acuan awal dalam merancang blok yang dapat berupa blok inti, blok Pemanfaatan dan blok khusus pada hutan lindung sesuai dengan potensi yang ada.

BLOK PEMANFAATAN :

Untuk blok pemanfaatan pada hutan lindung tetap bersifat terbatas, yaitu sebagai pengembangan jasa lingkungan, wisata alam, dan potensi hasil hutan non kayu (budidaya lebah madu, tanaman obat/biofarmaca, pemungutan hasil hutan non kayu (madu, buah).

BLOK KHUSUS :

Blok khusus meliputi kawasan-kawasan suci (Pura), Kebun Raya Eka Karya Bedugul dan kawasan lainnya yang ditetapkan sebagai blok khusus.

Page 140: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB V - 106

BAB V. RENCANA KEGIATAN

Rencana kegiatan ini disusun dalam rencana pengelolaan jangka panjang

(10 tahun yaitu dari tahun 2014 -2023). Rencana kegiatan yang disusun adalah dalam

kerangka untuk dapat mencari/ dapat digunakan untuk menentukan core bussines,

terutama dalam pengembangan pemanfaatan kawasan hutan, dan jasa lingkungan.

Di wilayah KPH Bali Tengah pemanfaatan hutan pada Hutan Lindung, dapat

dilakukan melalui kegiatan : dikembangkan adalah : (a) pemanfaatan wilayah kelola,

yang meliputi : (a) pemanfaatan kawasan, (b) pemanfaatan jasa lingkungan atau,

(c) pemungutan hasil hutan bukan kayu.

Berdasarkan deskripsi wilayah baik bio fisik dan social ekonomi dan budaya

yang mengacu pada analisis maka disusunlah Rencana Pengelolaan Hutan ini.

Rencana kegiatan ini merupakan rencana strategis pengelolaan hutan yang

antara lain memuat : inventarisasi berkala wilayah kelola serta penataan hutannya,

pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu, pemberdayan masyarakat, pembinaan dan

pemantauan, penyelenggaraan rehabilitasi dan reklamasi, penyelenggaraan

perlindungan hutan, penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang

ijin, koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stake holder terkait, penyediaan dan

peningkatan kapasitas SDM, penyediaan pendanaan, pengembangan data base,

rasionalisasi wilayah kelola, review rencana pengelolaan, dan pengembangan

investasi. Terinci, rencana kegiatan Strategis selama jangka waktu Rencana

Pengelolaan Hutan

1. Inventarisasi berkala wilayah kelola serta penataan hutannya.

Inventarisasi sangat penting dilakukan untuk dapat mengetahui potensi kawasan

hutannya, yang meliputi jenis flora dan fauna, inventarisasi tegakan, jenis dan jumlah

pohon per hektar, dsb yang akan sangat menunjang pengembangan KPH ke depan.

Sedangkan penataan kawasan hutan adalah merupakan salah satu factor penting

dalam hal kepastian kawasan dari sisi hukum.

Page 141: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB V - 107

Rencana kegiatan strategisnya meliputi:

a. Inventarisasi kawasan hutan dan potensi pengenbangannya.

b. Pengurusan ijin ( SK kerjasama )

c. Pendampingan (Penyuluhan dan unit percontohan/demplot)

d. Rekonstruksi batas kawasan hutan

e. Pemeliharaan batas kawasan hutan

f. Pembagian Blok dan Petak

g. Penataan batas pada wilayah pemanfaatan ( hutan Desa )

2. Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu.

Wilayah tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belum menarik

bagi pihak ketiga, untuk mengembangkan usaha pemanfaatannya. Oleh karena belum

menarik bagi pihak ketiga, maka wilayah tertentu ini menjadi kewenangan bagi KPH

untuk mengelolanya. Adapun jenis kegiatan strategis yang dapat dikembangkan pada

wilayah kelola ini adalah :

a. Pengembangan budi daya tanaman obat

b. Pengembangan tanaman di bawah tegakan

c. Pengembangan lebah madu

d. Penangkaran satwa

e. Pengembangan wisata relegi

f. Pengembangan wisata air

g. Pengembangan wisata Pendakian / traking

h. Pemungutan hasil hutan bukan kayu

3. Pemberdayaan masyarakat

Untuk mendapatkan manfaat sumber daya hutan secara optimal dan adil, dilakukan

pemberdayaan msyarakat setempat, melalui pengembangan kapasitas dan pemberian

akses dalam rangka peningkatan kesejahteraannya. Kegiatan strategis dalam

pemberdayaan masyarakat ini dilakukan melalui :

a. Hutan Desa

b. Pelibatan masyarakat dalam pemanfaatan kawasan (bawah tegakan)

c. Pelibatan masyarakat dalam perlindungan dan pengamanan hutan

Page 142: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB V - 108

d. Pembentukan pengamanan hutan swadaya masyarakat (pecalang wana)

e. Membentu kelompok – kelompok konservasi dan pelestarian hutan

f. Mencantumkan aturan-aturan pelestarian alam dan lingkungan khususnya

kawasan hutan dalam aturan adat dalam bentuk perarem atau awig – awig, pada

desa-desa yang berbatasan dg kawasan hutan.

4. Pembinaan dan pemantauan pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan

pada areal yang berijin ; dan Rencana pembinaan dan pemnatauan pemanfaatan

dan penggunaan kawasan hutan pada areal KPH.

Pembinaan dan pemantauan dimaksudkan untuk menjamin terselenggaranya

pengelolaan hutan yang efektif sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Untuk itu

kegiatan yang dilakukan dalam bentuk pembinaan dan pemantauan tersebut adalah :

a. Melakukan pembinaan dan pemantauan secara berkesinambungan tentang

rehabilitasi

b. Memberikan pedoman, bimbingan, pelatihan , arahan, dalam pemanfaatan

kawasan hutan

c. Melakukan pendampingan dalam pelaksanaan Rehabilitasi

d. Melakukan kerjasama dengan Perguruan Tinggi maupun LSM terkait

e. Melakukan monitoring secara berkala untuk memperoleh data dan informasi

tentang pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan.

f. Melakukan evaluasi secara periodic, berdasarkan hasil pe,binaan dan

pemantauan.

5. Rehabilitasi pada areal kerja di luar izin.

Untuk wilayah kawasan hutan di KPH Bali Tengah, belum ada dikeluarkan izin yang

resmi / legal. Pada saat ini yang masih dalam proses menunggu keluarnya izin adalah

pengelolaan hutan desa dalam bentuk HPHD (Hak Pengelolaan Hutan Desa). Oleh

karena itu maka pelaksanaan rehabilitasi dapat dilakukan oleh KPH pada seluruh

wilayah Hutan Lindung yang dimiliki. Adapun kegiatan yang dilakukan terkait dengan

Rehabilitasi ini adalah berupa :

a. Reboisasi

b. Penghijauan (dalam penyediaan bibit bagi masyarakat)

Page 143: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB V - 109

c. Pengkayaan Tanaman.

6. Pembinaan dan pemantauan Rehabilitasi dan reklamasi di dalam areal yang

berijin.

Sampai saat ini belum ada wilayah di KPH Bali Tengah yang telah mengantongi izin

secara resmi. Oleh karena itu kegiatan ini belum dapat dilakukan secara penuh.

Namun demikian jika sudah ada yang memiliki ijin, maka kegiatan yang dilakukan :

a. Melakukan koordinasi dengan pemegang ijin

b. Memberikan pedoman, bimbingan, arahan dalam rehabilitasi

c. Melakukan monitoring secara berkala baik terhadap administrasi maupun

pelaksanaan kegiatan rehabilitasi di lapangan

d. Melakukan pembinaan dan pemantauan secara berkesinambungan tentang

rehabilitasi

e. Melakukan evaluasi secara periodic berdasarkan monitoring dan pemantauan

yang dilakukan.

7. Rencana Penyelenggaraan Perlindungan hutan dan konservasi alam

Perlindungan hutan adalah upaya untuk membatasi kerusakan hutan yang disebabkan

oleh manusi, hewan, ternak, hama dan penyakit serta daya- daya alam lainnya.

Dalam kerangka mencegah dan membatasi kerusakan hutan ini, ada beberapa

kegiatan strategis yang dapat dilakukan antara lain :

a. Melakukan tindakan pencegahan melalui penyuluhan, koordinasi maupun patrol.

b. Membentuk pengamanan hutan swakarsa dg pelibatan masyarakat adat

(pecalang wana)

c. Membentuk pos-pos pemantau

d. Melakukan patrol secara berkelanjutan

e. Membuat bak-bak penampungan air, guna mengantisipasi kebakaran hutan

f. Melengkapi sarana dan prasarana pengamanan hutan

g. Melindungi flora dan fauna langka yang ada dalam kawasan hutan

h. Melakukan perlindungan terhadap sumber-sumber air, kawasan suci / pura

i. Bantuan dana pengamanan hutan bagi Desa Adat / Pakraman yang berbatasan

dengan kawasan hutan.

Page 144: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB V - 110

j. Memasukkan aturan pengamanan hutan dalam awig-awig / perarem di Desa

Adat/Pakraman yang berbatasan dengan kawasan hutan.

k. Bekerjasama dengan masyarakat adat guna melindungi kawasan hutan yang

masih lestari untuk memperoleh hasil non kayu berupa Oksigen dan air, dalam

rangka meningkatkan nilai tambah kawasan hutan.

8. Rencana Penyelenggaraan Koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin

Koordinasi dan sinkronisasi sangat penting dilakukan guna menghindari terjadinya

konflik kepentingan dalam sebuah wilayah. Koordinasi dan sinkronisasi ini dapat

dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti :

a. Mengadakan pertemuan – pertemuan baik formal maupun informal

b. Melakukan kerjasama di berbagai hal yang dibutuhkan

c. Melakukan koordinasi dan sinkrtonisasi terhadap program dan kegiatan yang akan

dilakukan.

d. Melakukan koordnasi dan sinkronisasi untuk mengindari terjadinya tumpang tindih

batas kawasan

9. Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait.

Kegiatan yang dilakukan dalam menunjang aktivitas ini adalah berupa :

a. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan Dinas Kehutanan Propinsi / KPH

Bali Tengah tentang program-program yang dilakukan ( selalu mengikuti program

kehutanan )

b. Melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait, misalnya dengan Perguruan

Tinggi dan LSM dalam rangka pendampingan

c. Melakukan kegiatan rehabilitasi bersama masyarakat maupun LSM

d. Memberikan bantuan bibit tanaman untuk mencegah terjadinya erosi dan

memperluas daerah tutupan tanah

e. Melakukan pertemuan formal maupun informal untuk menyamakan persepsi

10. Rencana Penyediaan dan Peningkatan kapasitas SDM

Sumber daya manusia adalah salah satu factor penting dalam sebuah organisasi.

Namun demikian jika dilihat organisasi KPH Bali Tengah sampai saat ini tidak memiliki

Page 145: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB V - 111

satu pun sarjana Kehutanan yang dapat menjadi andalan dalam hal teknis. Tenaga

yang ada adalah dari disiplin ilmu lain yang menimba pengalaman bekerja di

kehutanan. Namun saat ini, sudah dibantu oleh Kementrian Kehutanan dengan

menempatkan tenaga dari tamatan SMK Kehutanan sebanyak 4 (empat) orang dan

tenaga Basarhut sebanyak 3 (tiga ) orang. Hal ini merupakan tenaga andalan

terutama menyangkut teknis Kehutanan. Namun demikian kesiapan tenaga pegawai

di KPH Bali Tengah memang terus dipacu melalui kegiatan :

a. In house training, melalui diskusi dan pemberian tugas-tugas lapangan

b. Kursus-kursus / pelatihan formal melaui Diklat

c. Diskusi-diskusi melalui rapat-rapat

d. Mencari dan mengunduh pedoman-pedoman / peraturan perundangan

e. Melakukan studi banding

f. Melakukan koordinasi dengan kementrian guna bias menambah tenaga fungsional

tertentu yang saat ini sudah semakin berkurang, seperti tenaga Polhut dan

Penyuluh Kehutanan.

11. Penyediaan Pendanaan.

Sumber pendanaan bagi KPH Bali Tengah adalah murni dari APBD Propinsi Bali, yang

sudah digulirkan sejak tahun 2008 sampai saat ini. Bahkan Kepala UPT KPH Bali

Tengah sudah menjadi Kuasa Pengguna Anggaran ( KPA ). Sejak 2014 ini dana

APBD (dari Dana Alokasi Khusus) sdh langsung dikelola oleh KPH di Bali.

Selengkapnya jumlah pendanaan yang dikelola KPH Bali Tengah dari tahun

2008 – 2014 adalah Sbb ;

a. Tahun 2008 jumlah anggaran yang dikelola sebesar Rp. 193.008.000,-

b. Tahun 2009 jumlah anggaran yang dikelola sebesar Rp 204 333.000,-

c. Tahun 2010 jumlah anggaran yang dikelola sebesar Rp 243.284.000,-

d. Tahun 2011 jumlah anggaran yang dikelola sebesar Rp. 254 148,750,-

e. Tahun 2012 jumlah anggaran yang dikelola sebesar Rp 488 169.000,-

f. Tahun 2013 jumlah anggaran yang dikelola sebesar Rp 576 327.000,-

g. Tahun 2014 jumlah anggaran yang dikelola sebesar Rp. 1.412 547.000,-

Pendanaan dana itu adalah murni dari APBD, padahal menurut pasal 10 PP Nomor

6 tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan dan

Page 146: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB V - 112

Pemanfaatan hutan, dinyatakan bahwa dana bagi pembangunan KPH bersumber

dari : APBN , APBD, dan /atau Dana-dana lain yg tidak mengikat, sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.

12. Pengembangan data base

Kegiatan yang strategis untuk mendukung pengembangan database ini dapat berupa :

a. Perlu pengembangan data inventarisasi pemanfaatan jasa lingkungan, untuk

memudahkan melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian yang

meliputi lokasi pengembangan, jenis jasa lingkungan, stakesholder yang

mengelola dan sistem pembagian hasilnya.

b. Dalam rangka menggali potensi untuk mendapatkan core business, sangat perlu

dilakukan langkah lebih lanjut untuk bias menentukan jenis usaha dan kelayakan

usaha yang dilakukan dengan menyusun FS( Feasibility Study).

13. Rencana Rasionalisasi Wilayah Kelola

Konsep pengelolaan hutan lestari menegaskan perlunya organisasi unit pengelolaan

hutan yang rasional, efektif dan efisien. Pada saat ini organisasi KPH mengikuti

struktur seorang KKPH menbawahi seorang Tata Usaha dan dua orang Kepala Seksi ,

yang ketiganya tidak mempunyai hubungan heirarkhi organisasi territorial tetapi hanya

bertugas secara fungsional. Sifat pembantuan ini tetap dapat dipertahankan dalam

tupoksi yang baru. Dalam rasionalisasi organisasi dan wilayah KPH, seorang kepala

seksi dapat membantu tugas Kepala KPH dalam mengawasi pekerjaan para kepala

RPH. Saat ini jenjang pengawasan seorang kepala KPH terhadap RPH adalah

1 : 8 orang, yang dari kaidah organisasi terlalu berat. Dengan menggunakan jenjang

pengawasan atasan kepada bawahan 1 : 4 – 6 orang, maka seorang kepala seksi di

KPH Bali Tengah dapat berfungsi sebagai koordinator di 4 RPH..

14. Review Rencana Pengelolaan

Melakukan review rencana pengelolaan yang dilakukan setiap 5 (lima) tahun atau

dilakukan berdasarkan evaluasi terhadap rencana pengelolaan hutan.

Page 147: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB V - 113

15. Pengembangan investasi

Pengembangan investasi dapat dilakukan pada daerah –daerah yang mempunyai

potensi untuk dikembangkan. Namun demikian dalam pengembangan investasi ini

sangat diperlukan adanya kajian dari sisi ekonomis apakah layak melakukan usaha di

tempat tersebu maupun jenis usahanya. Penyajian potensi disini hanyalah melihat

dari struktur fisik wilayah yang dikaitkan dengan pengalaman di tempat lain. Adapun

jenis usaha yang dipandang cocok untuk dikembangkan adalah :

a. Pemanfaatan kawasan ( HL ) berupa pengembangan budi daya tanaman obat,

pengembangan tanaman di bawah tegakan, dapat dikembangkan di wilayah RPH

Petang, Kubutambahan, Sukasada, Pupuan , Candikuning

b. Pemanfaatan jasa Lingkungan, berupa wisata air, wisata relegi, Pendakian

gunung/trecking, Penangkaran satwa, dapat dikembangkan di wilayah RPH

Sukasada, Kubutambahan, Penebel, Petang, Pupuan

c. Pemungutan hasil hutan bukan kayu, berupa pengembangan budidaya lebah

madu, bambu,

d. Pengembangan Hutan Pendidikan, bekerja sama dengan Universitas dalam

rangka membantu proses pembelajaran tentang hutan dan kehutanan di Bali,

dapat dilakukan di wilayah RPH Candikuning, Sukasada

e. Pembuatan kebun benih, dapat dilakukan di wilayah RPH Candikuning

f. Pengembangan hutan Desa, dapat dikembangkan di wilayah RPH Sukasada,

Kubutambahan.

Page 148: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB VI - 114

BAB VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN

Pembinaan, pengawasan dan pengendalian dimaksudkan untuk menjamin

terselenggaranya pengelolaan hutan yang efektif sesuai tujuan yang ditetapkan

dan sesuai PP No. 6 Tahun 2007, dan sistem pengelolaan hutan yang sudah baik

hendaknya terus dibina sehingga hutan lestari dan masyarakat sejahtera tercapai.

Adapun isi PP No. 6 tahun 2007 bahwa :

1. Untuk tertibnya tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, serta

pemanfaatan hutan :

a. Menteri berwenang membina dan mengendalikan kebijakan hutan desa

yang dilaksanakan oleh Gubernur dan/atau Bupati/Walikota

b. Gubernur berwenang membina dan mengendalikan/mengawasi kebijakan

hutan desa yang dilaksanakan oleh Bupati/Walikota.

2. Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangannya melakukan

pembinaan dan pengendalian terhadap pelaksanaan hutan dan penyusunan

rencana pengelolaan hutan, serta pemanfaatan hutan yang dilaksanakan oleh

kepala KPH, pemanfaatan hutan, dan/atau pengelolaan hasil hutan

3. Pembinaan yang dilakukan meliputi : (a) pedoman, (b) bimbingan, (c) pelatihan,

(d) arahan, dan/atau (e) supervisi.

4. Pedoman ditujukan terhadap pelaksanaan tata hutan dan penyusunan rencana

pengelolaan hutan, serta pemanfaatan hutan.

5. Bimbingan ditujukan terhadap penyusunan prosedur dan tata kerja.

6. Pelatihan ditujukan terhadap sumberdaya manusia dan aparatur.

7. Arahan mencakup kegiatan penyusunan rencana dan program.

8. Supervisi ditujukan terhadap pelaksanaan tata hutan dan penyusunan rencana

pengelolaan hutan, serta pemanfaatan hutan.

Pembinaan yang sudah baik perlu juga pengawasan agar tetap terjaga

kelestarian hutan diwilayah KPH tersebut. Pengawasan dapat dilakukan

berjenjang sesuai dengan tugas dan fungsi hierarki keorganisasian yang sudah

ada.

Page 149: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB VI - 115

Pengendalian perlu dilakukan dan dicarikan solusi, dengan mengetahui

akar permasalahan. Pengendalian yang diberikan meliputi kegiatan : monitoring

dan/atau evaluasi. Monitoring merupakan kegiatan untuk memperoleh data dan

informasi, kebijakan, dan pelaksanaan pengelolaan hutan. Evaluasi merupakan

kegiatan untuk menilai keberhasilan pelaksanaan pengelolaan hutan lestari, yaitu:

tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, serta pemanfaatan hutan

yang dilakukan secara periodik disesuaikan dengan jenis perijinannya.

Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan dokumen

rencana pengelolaan UPT KPH Bali Tengah, maka diperlukan upaya pembinaan,

pengawasan dan pengendalian secara berjenjang sesuai dengan norma, standar,

prosedur dan kriteria pengelolaan hutan KPH, sebagai berikut :

1. Menteri Kehutanan melakukan pembinaan, pengendalian dan pengawasan

teknis atas penyelenggaraan tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan

hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan

reklamasi hutan dan perlindungan hutan oleh Kesatuan Pengelolaan Hutan

Lindung (KPHL).

2. Menteri dapat menugaskan Gubernur untuk melakukan pembinaan,

pengendalian, dan pengawasan teknis.

3. Gubernur menugaskan Kepala Dinas Kehutanan untuk melakukan pembinaan,

pengendalian, dan pengawasan baik teknis maupun operasional.

Page 150: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB VII - 116

BAB VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

Pemantauan adalah proses pengamatan data dan fakta yang

pelaksanaannya dilakukan secara periodik dan terus menerus terhadap berbagai

masalah yang ada, baik faktor luar dan kendala yang dihadapi. Pemantauan

adalah bagian dari pengendalian/pengawasan, hal tersebut dilakukan dengan

tujuan untuk mengukur efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan terhadap

keberhasilan rencana yang telah ditetapkan. Pemantauan bertujuan untuk

memantapkan pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

Evaluasi adalah proses pengamatan dan analisis data dan fakta yang

pelaksanaannya dilakukan menurut kepentingannya dalam proses pengelolaan

mulai dari penyusunan rencana program, pelaksanaan program dan

pengembangan program pengelolaan. Evaluasi bertujuan untuk memperbaiki

sistem perangkat pengelolaan yang belum baik yang bertujuan untuk menjaga

kelestarian hutan. Evaluasi merupakan kegiatan untuk menilai keberhasilan

pelaksanaan pengelolaan hutan lestari, yaitu tata hutan dan penyusunan rencana

pengelolaan hutan serta pemanfaatan secara periodik disesuaikan dengan jenis

perijinannya.

Pelaporan untuk melaporkan segala kegiatan yang terkait dengan rencana

pengelolaan hutan, dengan tujuan segala permasalahan atau kendala yang ada

dapat diketahui oleh yang berwenang. Adapun jenjang pelaporan adalah:

1. Menteri Kehutanan melakukan pemantauan dan evaluasi atas penyelenggaraan

tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan,

penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan dan perlindungan

hutan yang dilakukan oleh Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) ;

2. Menteri dapat menugaskan Gubernur untuk melakukan pemantauan dan

evaluasi

3. Gubernur menugaskan Kepala Dinas Kehutanan untuk melakukan pemantauan

dan evaluasi.

Page 151: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB VII - 117

4. Pelaporan dibuat oleh KPH dan disampaikan kepada Kepala Dinas, yang

selanjutnya kepala Dinas melaporkan kepada Gubernur dan Menteri, terhadap

hal-hal yang memang dipandang perlu untuk dilaporkan.

Page 152: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB VIII - 118

BAB VIII. PENUTUP

8.1. Simpulan

Berdasarkan hasil kajian maka, beberapa kesimpulan yang dapat diambil

adalah :

1. Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan di KPH Bali Tengah memuat tentang

pemanfaatan hutan yaitu : pemanfaatan wilayah kelola dan pemanfaatan

wilayah tertentu.

2. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan bahwa pemanfaatan wilayah kelola

terdiri dari hutan desa, pengembangan jasa lingkungan.

3. Hutan Desa yang akan dikembangkan di KPH Bali Tengah adalah seluas 2.592

ha, yang tersebar di 2 RPH, yaitu RPH Kubutambahan seluas 1.790 ha, RPH

Sukasada seluas 802 ha.

4. Pemanfaatan jasa lingkungan yang dapat dikembangkan adalah adanya

panorama yang indah di RPH Penebel, RPH Banjar, RPH Kubutambahan, RPH

Candikuning, RPH Pupuan, dan RPH Sukasada. Wisata alam, jogging track,

wisata spiritual antara lain : Pura Tambawaras, Muncaksari, Pucak Kedaton,

Pura Batukaru, Pura Taksu Agung (RPH Penebel), Pura Pucak Adeng, Pura

Pucak Padangdawa, Pura Ulundanu Beratan, Pura Ulundanu Tamblingan, Pura

Ulundanu Buyan (RPH Candikuning), Pura Pucak Mangu (RPH Petang), Pura

Tirta Kuning di RPH Sukasada, dan Pura Pucaksari di RPH Pupuan.

5. Penggunaan kawasan di wilayah KPH Bali Tengah terdiri dari : PT PLN

(Persero) P3B Jawa Bali Region Jawa Timur, Sub Region Bali/PLN Proyek

Induk Jaringan Jawa Timur dan Bali (PIJTB) seluas 19,24 ha pada hutan

lindung kelompok hutan Gunung Mungsu (RTK 2) dan kelompok Gunung

Batukaru (RTK4), PT PLN Wilayah XI Denpasar seluas 0,337 ha pada

kawasan Hutan Taman Wisata Alam (TWA) Kabupaten Tabanan, PT Telkom

(Kantor Telekomunikasi Bali di Denpasar) seluas 0,030 ha pada hutan Taman

Wisata Alam Bedugul, Kabupaten Tabanan, pembuatan jalan dari Desa

Sekumpul ke Br. Bingin seluas 0,910 ha pada hutan lindung Desa Galungan

Page 153: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB VIII - 119

Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Selain itu digunakan juga sebagai

Kebun Raya Eka Karya Bedugul seluas 157,49 ha pada hutan Taman Wisata

Alam, Candikuning Bedugul Kabupaten Tabanan dan Buleleng, penggunaan

pembangkit listrik tenaga panas (PLTP) Bedugul seluas 28,60 ha pada

kawasan hutan lindung dan hutan konservasi yaitu: Cagar Alam Batukaru,

Cagar Alam Gunung Tapak, Cagar Alam Gunung Pohen dan Cagar Alam

Gunung Lesung.

6. Pembentukan hutan desa pada blok pemanfaatan di KPH Bali Tengah seluas

3.200 ha tersebar pada: (1) RPH Kubutambahan Kecamatan Kubutambahan,

Kabupaten Buleleng meliputi : Desa Galungan seluas 712 ha (tahun 2010)

pada petak HL 5, Desa Lemukih seluas 988 ha (tahun 2010) pada petak HL 39,

Desa Sudaji seluas 90 ha (tahun 2010) pada petak HL 29, (2). Pada RPH

Sukasada Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng meliputi Desa Selat

seluas 552 ha (tahun 2010) pada petak HL 14, Desa Ambengan seluas 100 ha

(tahun 2011) pada petak HL 21, Desa Sambangan seluas 120 ha (tahun 2011)

pada petak HL 18, Desa Silangjana seluas 115 ha (tahun 2011) pada petak HL

29 dan Desa Wanagiri seluas 150 ha (tahun 2010) pada petak HL 20. Di

Kabupaten Bangli juga terdapat hutan desa pada RPH Kubutambahan,

Kecamatan Kintamani, Desa Pengejaran seluas 353 ha (tahun2012) pada petak

HL 42.

8.2. Saran-Saran :

1. Untuk wilayah RTK 1 ( Puncak Landep ) perlu dilakukan reboisasi secara

intensip sehingga dapat memenuhi fungsinya sebagai kawasan hutan lindung..

2. Hutan bambu yang berada di kawasan Hutan Lindung KPH Bali Tengah seluas

65 hektar perlu dipertahankan status fungsinya sebagai kesatuan ekosistem

Hutan Lindung agar fungsi pokoknya sebagai perlindungan sistem penyangga

kehidupan dapat dipertahankan dan tidak bertentangan dengan peraturan yang

berlaku, dengan cara memperkaya tanaman yang berfungsi konservasi.

3. Untuk daerah pemukiman yang berada disekitar kawasan hutan lindung

terutama di kawasan hutan Munduk Andong perlu penguatan/revitalisasi aturan

Page 154: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB VIII - 120

perundang-undangan yang berlaku dan mempertegas batas hutan lindung

dengan membuat pal batas permanent sebagai blok penyangga.

Disarankan agar dalam blok penyangga dikelola oleh Universitas Udayana

bekerjasama dengan Dinas Kehutanan Provinsi/ UPT KPH Bali Tengah, (dalam

bentuk Hutan Pendidikan), agar kawasan hutan lindung tetap lestari dan

masyarakat sejahtera. Masyarakat pemukiman dapat diberdayakan agar

mereka lebih sejahtera sesuai dengan himbauan Kemenhut Ajak Perguruan

Tinggi Kembangkan Hutan Pendidikan (Bali Post Selasa Paing, 8 Pebruari

2011).

4. Untuk rencana kegiatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang

menggunakan panas bumi (PLTP Geothermal) di kawasan hutan lindung harus

memiliki komitmen bersama untuk menolak karena sangat menyengsarakan

masyarakat yang bermukim di Bali dikemudian hari.

5. Untuk kawasan Kebun Raya Raya Ekakarya Candikuning masih tetap didukung

karena merupakan UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Ekakarya

Bali-LIPI.

6. Untuk pengembangan obyek wisata TWA Bedugul yang meliputi kawasan

danau Beratan, Buyan dan Tamblingan perlu didukung dibawah pengawasan

BKSDA untuk memfasilitasi kegiatan pariwisata sebagai wisata alam asalkan

tidak merusak bentang alam disekitar kegiatan TWA sesuai dengan perundang-

undangan yang berlaku.

7. Untuk wisata alam yang berada di kawasan Batukaru (RTK 4) seperti tracking,

hiking, air terjun perlu dikembangkan dengan memperhatikan dan

mempertahankan kawasan-kawasan suci seperti kawasan hutan lindung

sendiri, sumber-sumber air (Beji) danau, pura, dan perlu dilakukan rehabilitasi

dan restorasi dan pengamanan DAS bagian hulu agar potensi air masih tetap

dapat dilestarikan.

8. Untuk menunjang kegiatan pariwisata perlu dikembangkan Desa Wisata

dengan aturan desa adat atau awig-awig desa yang telah disusun secara akurat

agar tidak ada hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari.

Page 155: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI BALI D I N A S K E H U T A N A N UPT KPH B A L I TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN_TAHUN 2014 - 2023 – UPT KPH BALI TENGAH BAB VIII - 121

9. Masalah pemberian ijin seperti ijin-ijin pemanfaatan kawasan hutan lindung baik

yang berada di wilayah kelola, wilayah tertentu dan wilayah lainnya perlu

mempertimbangkan kelestarian sumberdaya hutan dan sumber daya alamnya

(tanah, air dan udara) seperti yang termuat dalam UU No. 41/1999 tentang

Kehutanan dan UU No. 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan

Lingkungannya.

Page 156: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

RPH RTK BLOK

1 2 5 6 7 8 9

I 1

Rasionalisasi luas dan Organisasi

RPH

Seluruh RPH 7 RPH 2015-2020 APBD

Rasionalisasi Personil RPH Seluruh RPH 8 RPH 2014-2016 APBD

Peningkatan prasarana dan sarana Seluruh RPH/KPH 9 unit 2014 - 2023 APBD dan APBN

Peningkatan Kualitas SDM Seluruh RPH/KPH 9 paket 2014 - 2023 APBD dan APBN

1

RPH. Banjar RTK 2 Gn Mungsu, RTK 4

Gn Batukaru

Seluruh Blok 11.37 Km 2015 APBD dan APBN

RPH Kubutambahan RTK. 3 Gn Silangjana,

RTK 4 Gn Batukaru

dan,RTK 5 Mdk

Pengejaran

Seluruh Blok 96.89 Km 2015 APBD dan APBN

RPH. Sukasada RTK. 1 Puncak Landep,

RTK 2 Gn Mungsu, RTK 3

Gn Silangjana dan RTK 4

Gn Batukaru

Seluruh Blok 79.54 Km 2017-2018 APBD dan APBN

RPH. Candikuning RTK. 4 Gn Batukaru Seluruh Blok 54.36 Km 2016-2019 APBD dan APBN

RPH. Petang

RPH Penebel

RPH Pupuan

RTK. 4 Gn Batukaru

Seluruh Blok 48.94 Km 2016-2018 APBD dan APBN

2 PENYUSUNAN RENCANA

PENGELOLAAN TAHUNAN

KPH Bali Tengah 10 JUDUL 2014-2023 APBD dan APBN

III PEMANFAATAN 1

RPH Petang RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 30 Ha 2015-2023 APBD dan APBN

RPH Kubutambahan RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 20 Ha 2015-2023 APBD dan APBN

RPH Sukasada RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil kelola & tertentu) 50 Ha 2015-2023 APBD dan APBN

RPH Pupuan RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil kelola & tertentu) 10 Ha 2015-2023 APBD dan APBN

RPH Candikuning RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil kelola n tertentu) 50 Ha 2015-2023 APBD dan APBN

RPH Sukasada RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil kelola & tertentu) 100 Ha 2015-2023 APBD dan APBN

RPH Banjar RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 30 Ha 2015-2023 APBD dan APBN

RPH Kubutambahan RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 50 Ha 2015-2023 APBD dan APBN

RPH Petang RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 20 Ha 2015-2023 APBD dan APBN

RPH Pupuan RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil kelola & tertentu) 30 Ha 2015-2023 APBD dan APBN

2

RPH Sukasada RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 2 Obyek Wisata 2015 APBD dan sumber lain

RPH Kubutambahan RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 1 Obyek Wisata 2015 APBD dan sumber lain

RPH Sukasada RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 1 Obyek Wisata 2016 APBD dan sumber lain

RPH Penebel RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 6 KHDTK 2018 APBD dan sumber lain

RPH Sukasada RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 1 Obyek Wisata 2017 APBD dan sumber lain

RPH Banjar RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 1 Obyek Wisata 2017 APBD dan sumber lain

RPH Pupuan RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 1 Obyek Wisata 2016 APBD dan sumber lain

RPH Kubutambahan RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 1 Obyek Wisata 2016 APBD dan sumber lain

RPH Penebel RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 1 Obyek Wisata 2017 APBD dan sumber lain

RPH Candi kuning RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 1 Obyek Wisata 2017 APBD dan sumber lain

RPH Petang RTK 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 1 Obyek Wisata 2015 APBD dan sumber lain

RPH Sukasada RTK.4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 1 Obyek Wisata 2015 APBD dan sumber lain

RPH Kubutambahan RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 1 Obyek Wisata 2015 APBD dan sumber lain

MATRIKS RENCANA KEGIATAN UPT.KPH BALI TENGAH 2014-2023

II

NO

TATA HUTAN DAN

PENYUSUNAN

RENCANA

PENGELOLAAN

HUTAN

PROGRAM KETERANGANSUMBER DANAWAKTU

PELAKSANAANSATUANVOL

LOKASIKEGIATAN

4

Rekontruksi batas luar (Tata batas

blok dan petak) serta Pemeliharaan

batas

3

REKONTRUKSI BATAS

MANAJEMEN

PENGELOLAAN

HUTAN

RASIONALISASI ORGANISASI KPH

Pendakian/ Tracking

Pengobatan/Usada

PEMANFAATAN KAWASAN (HL)

Pengembangan Budidaya Tanaman

Obat

Pengembangan Tanaman bawah

tegakan

PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN (HL)

Wisata Air

Wisata Religi

Page 157: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

RPH RTK BLOK

1 2 5 6 7 8 9

NO PROGRAM KETERANGANSUMBER DANAWAKTU

PELAKSANAANSATUANVOL

LOKASIKEGIATAN

43

3

Pemungutan Hasil Hutan Bukan

Kayu (HL) berupa tanaman bambu

RPH Candi kuning RTK 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 1 Unit 2016 APBD dan sumber lain tan bambu ± 40

ha

RPH Kubutambahan RTK.4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 10 Unit 2015-2023 APBD

RPH Pupuan RTK.4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil kelola & tertentu) 5 Unit 2015-2023 APBD

RPH Sukasada RTK.4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil kelola & tertentu) 10 Unit 2015-2023 APBD

4

RPH Sukasada RTK.4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 250 Ha 2016-2023 APBD dan APBN

RPH Kubutambahan Rtk 4. Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 200 Ha 2016-2023 APBD dan APBN

RPH Penebel RTK.4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 100 Ha 2016-2023 APBD dan APBN

RPH Pupuan RTK.4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 100 Ha 2016-2023 APBD dan APBN

1

RPH Candikuning RTK 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil tertentu) 150 Ha 2016 APBD

1

Pembuatan Kebun Benih RPH Candikuning RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil kelola & tertentu) 1 KB 2016-2023 APBD dan APBN Kerjasama

Kebun Raya Eka

Karya

2

RPH Sukasada RTK. 1 Puncak Landep Seluruh Blok 59 Ha 2014-2023 APBD dan APBN

RTK. 2 Gn Mungsu Seluruh Blok 1,065.66 Ha 2014-2023 APBD dan APBN

Rtk. 3 Gn Silangjana Seluruh Blok 11.38 Ha 2014-2023 APBD dan APBN

RTK. 4 Gn Batukaru Seluruh Blok 230.16 Ha 2014-2023 APBD dan APBN

RPH Banjar RTK. 2 Gn Mungsu, Seluruh Blok 68.34 Ha 2014-2023 APBD dan APBN

RTK. 4 Gn Batukaru Seluruh Blok 1,143.90 Ha 2014-2023 APBD dan APBN

RPH Kubutambahan RTK. 4 Gn Batukaru,

Rtk 5 Mdk Pengejaran

Seluruh Blok 3,606.87 Ha 2014-2023 APBD dan APBN

RPH Pupuan RTK. 4 Gn Batukaru Seluruh Blok 2,526.40 Ha 2014-2023 APBD dan APBN

RPH Penebel RTK. 4 Gn Batukaru Seluruh Blok 3,270.32 Ha 2014-2023 APBD dan APBN

RPH Candikuning RTK.4 Gn Batukaru Seluruh Blok 1,157.49 Ha 2014-2023 APBD dan APBN

RPH Petang RTK. 4 Gn Batukaru Seluruh Blok 1,126.90 Ha 2014-2023 APBD dan APBN

1

Operasi Pamhut (Penanggulangan

Pencurian kayu, Penyerobotan

Lahan, perladangan

Liar/pembibirikan dan Pengembalaan

Liar)

Setiap RPH RTK 1 Puncak Landep,

RTK 2 Gn Mungsu, RTK 3

Gn Silangjana, RTK 4 Gn

Batukaru dan RTK 5 Mdk

Pengejaran

Seluruh Blok 10 paket 2014-2023 APBD dan APBN

Penanggulangan dan Pengendalian

Kebakaran Hutan

Setiap RPH RTK 1 s/d 5 Seluruh Blok 5 paket 2014-2023 APBD dan APBN

7 Unit 2014 - 2023 APBD dan APBN Peta kerja

50 unit 2014-2023 APBD dan APBN HT 10 unit/Thn

1 unit 2014 - 2023 APBD dan APBN Mobil Patroli

44 unit 2014-2003 APBD dan APBN Spd Mtr Patroli 4

unit/Thn

9 paket 2014-2023 APBD dan APBN Alat2 Karhut

14 unit 2014-2023 APBD dan APBN GPS

Bantuan Dana Pamhut ke Desa

Pakraman

Setiap RPH 40 Desa 2014-2023 APBD dan APBN

Penyuluhan kehutanan Setiap RPH 40 Desa/dusun 2014-2023 APBD dan APBN

V

VI

Setiap RPH

PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM

Peningkatan Sarana dan prasarana

Pamhut ( termasuk pakaian dan

sarana mobilitas )

REBOISASI DAN REHABILITASI HUTAN

PEMBUATAN KEBUN BENIH DAN PERSEMAIAN

IV PENGGUNAAN

KAWASAN

PENGEMBANGAN HUTAN PENDIDIKAN

Pengembangan Hutan utk

Pendidikan

PEMUNGUTAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HL)

Pengembangan Budidaya Lebah

PEMANFAATAN KAWASAN (HPT)

Budidaya Tanaman Obat, Budidaya

Lebah, dan Penangkaran Satwa

5 desa/RPH/th

Reboisasi dan Rehabilitasi Hutan

PERLINDUNGAN DAN

KONSERVASI ALAM

REHABILITASI DAN

REKLAMASI HUTAN

Page 158: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

RPH RTK BLOK

1 2 5 6 7 8 9

NO PROGRAM KETERANGANSUMBER DANAWAKTU

PELAKSANAANSATUANVOL

LOKASIKEGIATAN

43

VII 1 RPH. Kubutambahan Pemanfaatan (wil kelola & tertentu) 1500 Ha 2014-2023 APBD

Desa Galungan RTK 4 Gn. Batukaru Pemanfaatan (wil kelola &tertentu) 712 Ha 2014-2023 APBD

Desa Lemukih RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil kelola & tertentu) 988 Ha 2014-2023 APBD

Desa Sudaji RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil kelola & tertentu) 90 Ha 2014-2023 APBD

RPH. Sukasada Pemanfaatan (wil kelola & tertentu) 1137 Ha 2014-2023 APBD

Desa Selat RTK 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil kelola& tertentu) 552 Ha 2014-2023 APBD

Desa Ambengan RTK 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wilkelola & tertentu) 100 Ha 2014-2023 APBD

Desa Sambangan RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wilKelola & tertentu) 120 Ha 2014-2023 APBD

Desa Silangjana Rtk. 3 Gn Silangjana Pemanfaatan (Wil kelola &Tertentu) 115 ha 2014 - 2023 APBD

Desa Wanagiri Rtk 4. Gn Batukaru Pemanfaatan (wil kelola &tertentu) 250 ha 2014 - 2023 APBD

RPH. Kubutambahan RTK. 4 Gn Batukaru Pemanfaatan (wil kelola &tertentu) 353 ha 2014 - 2023 APBD

Denpasar, Januari 2014.

Kepala UPT KPH Bali Tengah,

Ir. I GST. AG. NGR. KUSUMANEGARA, M.MA

Pembina Tk. I

NIP. 19610327 198903 1 009

Pembangunan Hutan DesaPEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

Page 159: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

44.20

223.73

64.01

322.42

Page 160: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 1 1

100 100 100 100 100 100 100

80 80 80 80 80 80 80

30 30 30 30 30 30 30

130 130 130 130 130 130 130

250 250 250 250 250 250 250

220 220 220 220 220 220 220

80 80 80 80 80 80 80

100 100 100 100 100 100 100

90 90 90 90 90 90 90

50 50 50 50 50 50 50

+ + + + + + +

+

11 11

+

4 4 4 4 4 4

4 4 3 3

3 3 3 3 3 3 3

10 10 10 10 10 10 10

Page 161: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Page 162: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

2020 2021 2022

112.74

Page 163: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

2020 2021 2022

1

100 100 100

80 80 80

30 30 30

130 130 130

250 250 250

220 220 220

80 80 80

100 100 100

90 90 90

50 50 50

+ + +

3 3 3

10 10 10

Page 164: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

2020 2021 2022

Page 165: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan
Page 166: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan
Page 167: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan
Page 168: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan
Page 169: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan
Page 170: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan
Page 171: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

DAFTAR PUSTAKA

Undang- Undang Nomor 41, Tahun 1999, Tentang Kehutanan, Lembaran Negara RI

Tahun 1999. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Nomor 62, Tahun 1998, Tentang Penyerahan Sebagian Urusan

Pemerintahan Di Bidang Kehutanan Kepada Daerah. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 6 Tahun 2007 jo PP No. 3 Tahun 2008.

Tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta

Pemanfaatan Hutan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. : 24 Tahun 2010. Tentang Penggunaan

Kawasan Hutan. Sekretariat Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. Kementerian

Kehutanan

Peraturan Menteri Kehutanan No. : P.49/Menhut-II/2008. Tentang Hutan Desa.

Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. 2010

Peraturan Menteri Kehutanan No. : P.55/Menhut-II /2011. Tentang Tata Cara

Permohonan Izin usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman

Rakyat dalam Hutan Tanaman.

Peraturan Menteri Kehutanan No. : P.59/Menhut-II/2011. Tentang Hutan Tanaman Hasil

Rehabilitasi.

Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam Nomor 129,

Tahun 1996, Tentang Pola Pengelolaan Kawasan Suaka Alam, Kawasan

Pelestarian Alam, Taman Buru dan Hutan Lindung. Jakarta.

Surat Keputusan Gubernur Bali Nomor 180/03-N/HK/2004, Tentang Penetapan Master

Plan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (MP-RHL) Provinsi Bali.

Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor : 2 Tahun 2008, Tentang Organisasi dan Tata

Kerja Perangkat Daerah Provinsi Bali. Bali

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2007. Data Bali Membangun 2007.

Pemerintah Provinsi Bali.

Badan Pusat Statisik Provinsi Bali. 2008. Bali Dalam Angka. Bali.

Dinas Kehutanan Provinsi Bali. 2002. Hutan dan Kehutanan Provinsi Bali. Denpasar,

Bali.

Dinas Kehutanan Provinsi Bali. 2004. Neraca Sumber Daya Hutan Provinsi Bali. Bali.

Dinas Kehutanan Provinsi Bali. 2004. Data dan Informasi Kehutanan Provinsi Bali. Bali.

Page 172: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

Dinas Kehutanan Provinsi Bali. 2004. Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan

(GN RHL/Gerhan) Provinsi Bali. Kerjasama Dinas Kehutanan Provinsi

Bali dan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial,

Departemen Kehutanan.

Dinas Kehutanan Provinsi Bali. 2008. Rencana Pengelolaan Hutan KPH Bali Tengah

Denpasar.

Dinas Kehutanan provinsi Bali. 2010. Laporan Hasil monitoring dan evaluasi Pinjam

Pakai Kawasan Hutan di provinsi Bali. Denpasar.

Dinas Kehutanan Provinsi Bali. 2011. Hasil Identifikasi Pemanfaatan Kawasan dan Jasa

Linkungan pada Hutan Lindung Tahun 2010. Bidang Bina Produksi dan

Pemanfaatan Hutan. Denpasar.

KPH Bali Tengah. 2006. Rancangan Pembangunan KPH Bali Tengah Dinas

KehutanProvinsi Bali. Bali.

Page 173: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_BALI_TENGAH.pdf · Rehabilitasi hutan dan lahan ini diselenggarakan melalui kegiatan

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG TAHUN 2013-2022

UPT. KPHL BALI TENGAH