64
MEMBUAT RENCANA PERAWATAN ORTHODONSI I. Identitas Pasien

rencana prwt

Embed Size (px)

DESCRIPTION

perawatan ortho

Citation preview

Page 1: rencana prwt

MEMBUAT RENCANA PERAWATAN ORTHODONSI

I. Identitas Pasien

Page 2: rencana prwt

II. ANAMNESE/ PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

• Keluhan utama pasienBerisi alasan pasien minta dirawat

orthodonsi menyangkut: motivasi, aspek estetis, fungsi pengunyahan, fungsi bicara, dan bentuk kelainan yang mendorong pasien minta dirawat. Semua ini harus dicatat dalam bahasa awam/ bahasa pasien

Page 3: rencana prwt

•Riwayat kesehatan

1. Kesehatan UmumCatat semua riwayat penyakit yang

pernah diderita, terutama penyakit yang dapat mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan dentofasial dan penyk yg dpt m’ ganggu/hambat proses prwt orthodonsi.

Page 4: rencana prwt

2. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi

• Pertanyaan diarahkan yg dpt menelusuri riwayat “tumbang” gigi geligi, mulai dari gigi desidui s/d gigi permanen

• Jika dari riwayat ada yg diduga sebagai etiologi maloklusi, harap dicatat lengkap dan ditelusuri lebih detil

Page 5: rencana prwt

3. Kebiasaan Jelek/ bad habit

• Adakah kebiasaan yg dilakukan selama masa pertumbuhan gigi dan rahang yg dicurigai sbg etiologi maloklusi, misal: pasien mengeluh merongos/tonggos, ditanya apa sering menghisap jari, menggigit-gigit bibir bwh?

Page 6: rencana prwt

Rahang yg sempit, ditanya apa sering bernafas lewat mulut?

Dari maloklusi yg dikeluhkan pasien, kita hrs bisa menduga bad habit apa yg kemungkinan cocok sbg etiologi utk ditanyakan pd pasien/ ortunya.

Jika ada, ditanya brp lama dilakukan, sejak kapan, seberapa sering, dimana dan bagaimana melakukan?

Hasil perawatan akan relaps selama bad habit blm hilang!

Page 7: rencana prwt

4. Family history/ riwayat keluarga berkaitan dgn keluhan pasien

• Untuk mencari etiologi maloklusi yg dikeluhkan pasien, apa dari sifat genetik yg diturunkan dari ortu.

• Ditanyakan apakah susunan gigi ortu, saudara kandung laki or perempuan ada yg mirip pasien? Jika ada kemiripan berarti ada penurunan yg bersifat monogenik.

Page 8: rencana prwt

• Keadaan gigi pasien berjejal atau jarang-jarang: apakah ayah pasien tinggi besar, rh dan gigi besar, sedangkan ibu kecil, rh dan gigi kecil-kecil? Atau sebaliknya ibu besar, ayah kecil? Bila ada hal diatas berarti kemungkinan terjadi penurunan yg sifatnya poligenik antara ukuran gigi dan rahang dari kedua ortu yg ukurannya sangat berbeda.

Page 9: rencana prwt

III. Pemeriksaan Objektif1. Umum• Jasmani: periksa keadaan jasmani

secara general, bila ada kelainan beri catatan khusus.Pemeriksaan ini utk tahu apa o.s cukup sehat secara jasmani utk mendapatkan prwt ortho yg akan dilakukan.

Page 10: rencana prwt

•Mental

Periksa keadaan mental o.s dan beri keterangan.

Pemeriksaan ini utk tahu apakah pasien akan cukup kooperatif selama prwt ortho dlm jk wkt lama.

Catat apakah emosi labil, tdk telaten, tdk mampu memahami perintah operator atau hal lain

Page 11: rencana prwt

Indeks Masa Tubuh/ IMT

• Pemeriksaan ini lebih untuk mengetahui kadar lemak dalam tubuh yg berpotensi berhubungan dgn penyakit sistemik lain, mis : jantung, hipertensi, DM,dll.

• IMT: berat badan(Kg) tinggi badan2 (meter)

Page 12: rencana prwt

Indeks Katagori

< 18,5 kurus 18,5 – 24,9 normal 25 – 29,9 overweight > 30 obese/

kegemukan

Page 13: rencana prwt

2. Lokala. Ekstra Oral

Kepala• Memakai spreading caliper/ jangka

bentang ukur:o Panjang kepala (Glabela- Occipital):

…..mmo Lebar kepala (jarak horisontal terlebar

antr puncak supramastoid dan zygomatik kanan dan kiri): …….. mm

Page 14: rencana prwt

Indeks Kepala: Lebar kepala maks X 100Panjang kepala maksIndeks Bentuk kepala< 74,9 dolikosefali75 – 79,9 mesosefali> 80 brakisefali

Page 15: rencana prwt

•Muka

• Memakai sliding caliper/ jangka sorong ukur:

Panjang muka (jarak vertikal Nasion – Gnathion): …….. mm

• Memakai jangka bentang ukur:Lebar muka (jarak antara zygomatik

kanan dan kiri): ……… mm

Page 16: rencana prwt

Indeks Muka:• Tinggi muka (Nasion – Gnathion) X 100

Lebar bizygomatik

Indeks Bentuk Muka < 79,9 hiper euriprosop 80 - 84,9 euriprosop85 – 89,9 mesoprosop90 – 94,9 leptoprosop> 95

hiperleptoprosop

Page 17: rencana prwt

Profil Muka (menurut Graber)• Untuk mengetahui apakah maloklusi

pasien berpengaruh terhadap penampilan wajah pasien.

• Memakai foto pasien dari arah samping, letakkan diatasnya plastik transparan, lalu tentukan : Glabela (Gl), Symphisis (Sy), Kontur

bibir atas (Ulc), Kontur bibir bwh (Llc)

Page 18: rencana prwt

Memakai spidol F (fine)• Tarik garis Glabela – Symphisis sbg

referensi.• Tarik grs Gl – Ulc dan grs Sym – Llc

Apabila ttk perpotongan berada di dpn grs referensi : profil muka cembung.

Bila tepat pd grs referensi: tipe muka lurus.

Bila dibelakang grs referensi: tipe muka cekung.

Page 19: rencana prwt

•Posisi rahang terhadap grs Simon/ bidang orbital

Syarat utama: caninus tidak malposisi

oTujuannya untuk mengetahui apakah maloklusi pasien hanya melibatkan rahang (tipe skeletal), hanya melibatkan gigi (tipe dental), atau kombinasi keduanya (dentoskeletal)

Page 20: rencana prwt

Pasien diminta duduk tegak dengan pandangan lurus kedepan• Tandai pd pasien ttk orbital dan ttk

Tragus. • Dgn penggaris segitiga siku-siku,

proyeksikan sisi siku yg pendek ke ttk Or dan Tr (m’gbkan bid FHP),dgn demikian sisi siku panjang menggambarkan bid orbital pasien.

• Bibir pasien ditarik dgn kaca mulut, amati posisi penggaris thd permukaan gigi di dae bukal gigi P atau C atas.

Page 21: rencana prwt

Transfer posisi bidang orbital pasien sesuai dgn posisi penggrs ke modelstudi dgn memberi tanda grs pd

permukaan bukal gigi model RA dan RB. Saat boksing, model studi ditriming shg sudut boksing bagian samping depan tepat pd posisi bidang orbital pasien sesuai dgn tanda spidol tadi.

Page 22: rencana prwt

Diagnosis:

• Bila posisi penggaris pd model studi tepat di permukaan labial gigi kaninus RA sepertiga bagian distal, berarti posisi maksila normal.

• Bila berada dibelakang, berarti maksila protrusif.

• Bila berada di depan, berarti maksila retrusif.

Page 23: rencana prwt

Oklusi normal kaninus RA beroklusi tepat pd interdental C dan P1 RBBila penggaris lewat di interdental tepat

pd sisi distal C RB, berarti posisi mandibula normal.

Bila sisi distal C RB dibelakang posisi bidang orbital pasien, berarti mandibula retrusif.

Bila sisi distal C RB di depan posisi bid orbital pasien, berarti mandibula prognasi.

Page 24: rencana prwt

Sendi Temporomandibuler/ TMJ• Pemeriksaan TMJ utk mengetahui apakah

maloklusi telah menyebabkan gangguan pada TMJ?

• Kedua jempol operator ditempelkan pd kondilus ka-ki pasien, instruksikan membuka mulut kemudian digerakkan pelan-pelan.

• Adakah kondilus ka-ki pasien berputar secara tdk simetris?

Page 25: rencana prwt

Jika ada berarti gangguan rotasi mandibula• Pasien diminta membuka lebar-lebar

dan melakukan gerakan membuka dan menutup, apa ada pergeseran kondilus yg tdk simetris?Jika ada berarti gangguan saat

translasi mandibula• Saat mandibula digerakkan adakah

rasa sakit?Adakah krepitasi? Catat semua gangguan yg ada.

Page 26: rencana prwt

Tonus otot mastikasi• Tujuan pemeriksaannya adalah utk mengetahui

apakah penyebab maloklusi adalah otot pengunyahan yg tdk normal.

• Pemeriksaan klinis hanya dpt mengindikasikan adanya kelainan tsbt, utk diagnosis yg tepat dgn elektro myograph di bagian saraf RS (konsul dr. Sp.S)

• Tempelkan kedua telapak tangan operator di pipi ka-ki pasien, pasien diminta melakukan gerakan pengunyahan dan menggigit kuat-kuat.Rasakan kekencangan otot masseter.

Page 27: rencana prwt

Tonus otot bibir• Tujuan pemeriksaan adalah sama pd

pemeriksaan tonus otot pengunyahan.• Kaca mulut diletakkan pd bibir bwh dgn

menahan, kemudian pasien diminta menelan ludah.Rasakan kekencangan otot bibir bwh.

• Cara sebaliknya dilakukan pd bibir atas.• Pd o.s gigi depannya protrusif dicurigai otot bibir

yg hipotonus.Kalau dirasa perlu konsul utk pemeriksan EMG.

Page 28: rencana prwt

Bibir posisi istirahat

• Pd pasien dgn protrusif gigi ant. RA, amati posisi bibirnya, apakah menutup atau terbuka?

• Amati posisi bibir bwh thd bibir atas, lalu os diminta menutup bibirnya, apakan penutupan tampak dipaksakan?

• Jika iya berarti ada incompetensi otot bibir pasien, catat pd kartu status.

Page 29: rencana prwt

Free way space

• Utk mengetahui jarak interoklusal pasien saat posisi istirahat.Hal ini berguna utk menentukan ketebalan bite plane jika diperlukan dlm perawatan nantinya.

• Os diminta duduk tegak pandangan lurus depan sejajar lantai.

• Tandai dgn spidol subnasal dan pogonion.

Page 30: rencana prwt

•Ukur bibir menutup posisi istirahat

dgn jangka sorong/ sliding caliper jarak subnasal-pogonion,catat!

•Kemudian os diminta sentrik oklusi, lalu ukur tempat yg sama.

•Catat selisihnya, inilah free way space pasien.

•Normalnya 2-4 mm

Page 31: rencana prwt

b. Intra Oral• Higiene mulut, catat sedang , baik

atau kurang.Beri DHE sekilas,bila perlu scalling

dahulu.• Lingua

Ada krenasi tidak?Kelainan lain?• Palatum

Apakah dalam sempit, lebar atau yg lain. Catat kelainan yg ada!

Page 32: rencana prwt

•GingivaApakah ada peradangan, penyakit

periodontal?• Mukosa

Periksa adakah peradangan, tumor, ulkus atau kelainan lain?

• FrenulumPeriksa ketebalan, perlekatan

frenulum yg dpt mengganggu prwt ortho nantinya.

Page 33: rencana prwt

Tonsila• Lidah pasien ditekan dgn kaca

mulut, periksa tonsila pasien, apakah ada pembengkakan tonsila palatina/amandel tepi ka-ki pangkal lidah?Akankah nantinya m’ganggu prwt?

• Bila perlu konsul dr. Sp.THT

Page 34: rencana prwt

•Pemeriksaan gigi-gigiLakukan dgn sonde dan kaca mulut apel gigi lengkap.

Semua dicatat, mis ada tambalan, gigi yg sudah dicabut, yg perlu penambalan dahulu, dll.

Page 35: rencana prwt

Perhitungan

METODE NANCE• Dasarnya: ada hubungan relatif

antara lebar mesiodistal gigi disidui dgn gigi permanen penggantinya.

• Tujuan: memperkirakan ruang utk gigi C,P1, P2 apakah akan cukup atau tidak?

Page 36: rencana prwt

Lee Way Space

• Merupakan selisih lebar mesio distal gigi c,m1,m2 dgn C,P1, P2

• Lee Way Space satu sisi pd RA 0,9 mm dan RB 1,7 mm

• Gunanya : penyesuaian molar/molar adjustment dan pengaturan gigi depan

Page 37: rencana prwt

Cara pengukurannya:

• Buat ro foto periapikal gigi C, P1,P2 yg blm erupsi pd keempat sisi rahang.

• Pada ro foto ukur lebar mesio distal tiap gigi• Lakukan koreksi efek perbesaran dgn metode

Huckaba, mis: gigi P1

P1 : P1 Ro = M1 : M1 Ro.

M1 yg sudah erupsi dpt lgs diukur pd model

Page 38: rencana prwt

METODE MOYERS

• Dipakai jg utk gigi bercampur• Ro foto tdk mutlak diperlukan• Kesalahan dikit, ralat kecil, shg

diketahui dgn tepat• Mudah dikerjakan• Tidak perlu alat khusus• Hemat waktu

Page 39: rencana prwt

•Dapat dikerjakan dlm mulut maupun dlm studi model.• Bisa dipakai pd RA dan RBDasar: Adanya korelasi antara satu

kelompok gigi dgn kelompok gigi lainnya.

Kelompok gigi yg dipakai sbg pedoman: 2 1 1 2

Page 40: rencana prwt

Alasan gigi-gigi tsb sbg pedoman:

• Mrp gigi permanen yg paling awal tumbuh.

• Mudah diukur dgn tepat baik pd IO dan EO/model.

• Ukurannya tdk bervariasi banyak dibanding elemen yg sama pd RA

Page 41: rencana prwt

Prosedur pd RB:• Ukur lebar mesio distal tiap-tiap gigi

pedoman• Kemudian jumlahkan• Menentukan jumlah ruang yg diperlukan

kalau gigi tersebut diatur dlm susunan yg baik, cara:Tetapkan dgn sliding caliper suatu jumlah

ukuran yg besarnya sama dgn jumlah 12 kanan

Page 42: rencana prwt

Tempatkan ujung sliding caliper tadi pd midline antara gigi 1 1 dan ujung lain pada lengkung gigi sebelah kanan.

Ujung ini mungkin akan terletak pada regio III kanan RB.

Buat tanda dgn pensil,titik ini merupakan sisi distal 2 setelah 1 2 , ulangi step ini utk sisi kiri.

Ukur sisa ruang dari distal 2 sampai mesial 6, ruang ini adalah ruang yg akan disediakan utk gigi 3 4 5 kelak jika erupsi. Catat besarnya!

Page 43: rencana prwt

Berapa perkiraan jumlah lebar 3 4 5 yg akan erupsi?Kita lihat pd tabel kemungkinan,dimana

secara klinis prosentase yg dipakai adalah yg 75%.

Misal lebar mesio distal 2 1 1 2 : 23mm, kita lihat pd tabel kemungkinan perkiraan ruang 345: 22,2 mm, bandingkan dgn perhit langsung,apa kurang, pas atau lebih ruang?

Cara sama dipakai utk RA.

Page 44: rencana prwt

METODE KESLING

• Disebut juga diagnostik set up model• Dari model studi, cetak dgn alginat• Negatif cetakan isi dgn stone gips

sampai ± 3 mm dari gingival margin• Setelah agak keras,separasi dgn wax

cair panas ketebalan 1 mm• Stl wax keras isi lagi dgn stone gips

Page 45: rencana prwt

•Setelah keras lepas dari cetakan• Pasang pd okludator• Beri no elemen gigi tiap gigi• Pisahkan tiap-tiap gigi dgn

memotongnya• Susun lagi dgn gips sesuai

determinasi lengkung yg direncanakan

Page 46: rencana prwt

Saat memisahkan gigi pisahkan satu sisi terlebih dahulu• Sisi yg blm dipisahkan sbg pedoman

keadaan mula-mula.• Setelah selesai satu sisi baru sisi lainnya.

Page 47: rencana prwt

DETERMINASI LENGKUNG

• Digunakan untuk mengetahui kebutuhan ruang gigi setelah lengkung ideal dirancang seideal mungkin dari lengkung mula-mula pasien.

• Dikembangkan oleh bag ortodonsi FKG UGM sbg penyederhanaan dari metode Kesling/diagnostik set up model

Page 48: rencana prwt

• Dasarnya adalah menetapkan diskrepansi/ selisih antara lengkung gigi yg direncanakan dgn lebar mesio distal gigi,yg akan ditempatkan dlm lengkung ideal dlm melakukan koreksi maloklusi.

• Caranya dgn membuat lengkung ideal pd plastik transparan diatas plat

Page 49: rencana prwt

kaca, kemudian membandingkan dgn lebar mesio distal gigi yg ditempatkan pd lengkung tersebut.

•Mula-mula dilakukan penapakan pd plastik transparan diatas kaca untuk lengkung gigi RA dan RB.

•Membuat lengkung ideal RA dan RB berdasar data dan perhitungan.

Page 50: rencana prwt

• Mengukur selisih/ diskrepansi lengkung ideal terhadap jumlah lebar mesio distal gigi-gigi yg akan diatur dlm lengkung ideal baik RA dan RB.

• Menetapkan cara pencarian ruang.

Page 51: rencana prwt

Membuat lengkung mula-mula

• Model studi RA diatasnya letakkan plat kaca dan plastik transparan

Lakukan penapakan mulai gigi 7 kanan ke gigi 7 kiri. Penapakan memakai spidol OHP (fine) melewati dataran oklusal gigi post., mulai C (gigi ant) penapakan melewati bag insisal sesuai lengkung gigi pasien mula-mula.

Page 52: rencana prwt

•Tandai puncak lengkung,y.i pd posisi median line (interdental gigi 1 1)• Tetapkan basis lengkung, y.i di

daerah distal gigi yg paling distal yg posisinya normal.

• Mentransfer posisi basis lengkung RA ke model RB dgn cara model RA dan RB oklusikan,lalu tandai permukaan bukal gigi RB yg kontak dgn sisi distal gigi RA yg dipilih sbg basis lengkung.

Page 53: rencana prwt

•Plat kaca letakkan pd model RB• Plastik transparan dibalik, shg bag

kanan RA kontak dgn bag kanan RB, basis lengkung RA dihimpitkan pd posisi basis yg telah ditandai pd RB

• Lakukan penapakan spt pd RA.• Tetapkan puncak lengkung RB• Tetapkan basis lengkung RB spt pd

RA

Page 54: rencana prwt

Pengecekan hasil penapakan• Puncak lengkung RA dan RB

harus mempunyai jarak sbg OJ spt pd model studi.

• Lebar kaki lengkung RA dan RB hasil penapakan di plat kaca hrs sesuai dgn lebar pd model studi.

Page 55: rencana prwt

Membuat lengkung ideal• Lengkung ideal adalah lengkung yg

bersifat individual, direncakan operator berdasar kondisi ideal yg mungkin dicapai dlm perawatan nanti, berdasar data yg ada.

• Letakkan plat kaca diatas permukaan oklusal RA, demikian jg dgn plastik transparan yg td dipakai membuat lengkung mula-mula.

Page 56: rencana prwt

•Tetapkan dahulu puncak lengkung ideal• Jika tidak diretrusi puncak tetap• Retrusi maksimal sampai inklinasi

gigi insisivus RA tegak, yaitu dgn meletakkan titik spidol merah tepat setinggi foramen insisivus.

• Retrusi sampai inklinasi gigi insisivus normal, y.i 2 -4 mm di depan for. Insisivus.

Page 57: rencana prwt

• Ukur besar retrusi gigi ant. RA dgn mengukur posisi puncak lk mula-mula ke posisi puncak lk ideal.

• Tetapkan bbrp ttk posisi gigi lain yg dianggap normal (bila ada), hubungkan ttk basis lk di kanan dan kiri kepuncak lk, membentuk lk ideal.

• Lakukan pd RB menyesuaikan RA dgn lebih dulu membalik plastik transparan.

Page 58: rencana prwt

Mengukur diskrepansi lengkung• Adalah selisih antara panjang lk ideal

yg dirancang dgn jumlah lebar mesio distal gigi –gigi yg akan diatur/ diletakkan dlm lk ideal.

• Memakai benang, letakkan diatas lengkung ideal mengikuti lengkungnya mulai puncak lengkung sampai basis lengkung salah satu sisi dahulu

• Ukur berapa panjangnya

Page 59: rencana prwt

• Bandingkan dgn jumlah lebar mesio distal gigi-gigi yang akan diatur dlm lengkung ideal pd sisi tsb.

• Selisihnya adalah diskrepansi lengkung pd sisi tersebut.

• Lakukan berikutnya dgn cara sama pd lk sisi yg lain dan jg pd rahang lawannya.

Page 60: rencana prwt

Menetapkan cara pencarian ruang

• Bila kekurangan ruang persisi lengkung > 0,5 lebar mesio distal P1, maka cabut P1 pada sisi tersebut.

• Bila kurang ruang 0,25-0,5 lebar mesio distal P1, maka:

Pencabutan P1 pd salah satu sisi lengkung jika ada pergeseran mid line

Page 61: rencana prwt

• Pencabutan P2 kanan dan kiri bila lengkung sudah simetris

• Ekspansi kombinasi grinding mesio distal gigi jika lengkung gigi kontraksi

• < 0,25 lebar md P1 dpt dilakukan grinding md gigi ant. jk tdk rentan karies, ekspansi jk lk gigi kontraksi.

Page 62: rencana prwt

Diagnosis Final

• Untuk menetapkan keadaan maloklusi pasien selengkap mungkin berdasar semua data yg telah dikumpulkan shg didapat gbran menyeluruh tentang komponen dentofasial yg m’akibatkan terjdnya maloklusi pd pasien.

• Diawali kalimat Maloklusi Angle klas ….dst

Page 63: rencana prwt

• Nyatakan klasifikasi maloklusi berdasar hub molar pertama RA dan RB, bila ada beri ket divisi dan subdivisinya.

• Nyatakan tipe maloklusinya dan komponen dentofasial yg dilibatkan: skeletal, dental, dentoskeletal.

• Nyatakan malrelasi gigi lainnya

Page 64: rencana prwt

• Nyatakan malposisi gigi individual yg ada.

• Nyatakan kelainan-kelainan lain yg libatkan maloklusi psn,mis impaksi, agenese, dll

• Nyatakan jk masih ada bad habit.