Upload
hoangduong
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Rencana Strategis
Balai Karantina Pertanian Kelas I
Palembang Tahun 2015-2019
Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang
2015
Kata Pengantar
Dalam rangka pelaksanaan Undang Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, serta penjabaran Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Badan Karantina Pertanian (BARANTAN)
telah menetapkan Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian Tahun 2015-2019 pada tahun
2015.
Mempertimbangkan perubahan lingkungan strategis dalam pelaksanaan pembangunan nasional dan
pembangunan pertanian sejak tahun 2010 sampai tahun 2014, diperlukan langkah-langkah
terobosan yang bukan merupakan upaya terpisah dari kebijakan sebelumnya, tetapi merupakan
upaya terintegrasi yang saling memperkuat dalam rangka percepatan pembangunan karantina
pertanian, terutama untuk meningkatkan upaya perlindungan terhadap kelestarian sumberdaya alam
hayati hewan dan tumbuhan, lingkungan, dan keanekaragaman hayati, serta keamanan pangan.
Badan Karantina Pertanian akan meningkatkan peran guna melakukan mitigasi gangguan terhadap
ketahanan pangan melalui perlindungan kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan
dari serangan hama dan penyakit hewan karantina (HPHK), dan organisme pengganggu tumbuhan
karantina (OPTK), kemudian mendukung terwujudnya keamanan pangan, memfasilitasi
perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas pertanian,
serta meningkatkan citra dan kualitas pelayanan publik.
Sehubungan dengan hal tersebut, Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang telah
melakukan review Rencana Strategis Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang 2010-2014
dengan menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, Indikator Kinerja Utama, program dan
kegiatan, serta anggaran yang diperlukan dalam rencana strategis Balai Karantina Pertanian Kelas I
Palembang 2015–2019 dengan mengacu pada Rencana Strategis BARANTAN Tahun 2015-2019.
Rencana Strategis BKP Kelas I Palembang Tahun 2015-2019 ini selanjutnya digunakan sebagai
acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan BKP Kelas I Palembang tahun
2015-2019. Diharapkan pembangunan karantina pertanian dapat meningkatkan kontribusi terhadap
perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat.
Palembang, Agustus 2015
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang
Drh. Arinaung, M.Si
R e n c a n a S t r a t e g i s B a l a i K a r a n t i n a P e r t a n i a n K e l a s P a l e m b a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9
1
PENDAHULUAN
1.1 Kondisi Umum
Pada RPJMN tahap-3 (2015-2019), sektor pertanian masih menjadi sektor penting dalam
pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian tersebut digambarkan dalam
kontribusi nyata pada penyediaan bahan pangan dan bahan baku industri kecil dan menengah,
penyumbang nyata Produk Domestik Bruto(PDB), penghasil devisa negara, penyerap tenaga
kerja, sumber utama pendapatan rumah tangga perdesaan, penyediaan bahan pakan dan
bioenergi, serta berperan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca.
Sejalan dengan Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015-2045, pembangunan sektor
pertanian dalam lima tahun ke depan (2015-2019) akan mengacu pula pada paradigma pertanian
untuk pembangunan (agriculture for development) yang memposisikan sektor pertanian sebagai
penggerak transformasi pembangunan yang berimbang dan menyuluruh mencakup aspek
demografi, ekonomi, intersektoral, spasial, institusional, dan tata kelola pembangunan.
Sasaran pembangunan pertanian ke depan yang disesuaikan dengan cakupan pembangunan
pertanian yang lebih luas dan skala yang lebih besar guna mengungkit peningkatan pendapatan
dan kesejahteraan petani. Dengan mencermati hasil evaluasi selama periode lima tahun terakhir
dan perubahan paradigma sebagaimana tertuang dalam SIPP, maka sasaran strategis
Kementerian Pertanian adalah: (1) peningkatanketahanan atau kedaulatan pangan; (2)
peningkatan nilai tambah, daya saing, ekspor dan subtitusi impor ; (3) penyediaan dan peningkatan
bahan baku bioindustri dan bioenergi; serta (4) peningkatan kesejahteraan petani.
Pendirian Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) merupakan amanat dari Undang Undang
Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. Dengan demikian,
keberadaan BARANTAN tidak terlepas dari strategi pemerintah untuk menjaga kelestarian
sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan melalui penyelenggaraan perkarantinaan. Dalam
perkembangan perencanaan dan strategi pembangunan nasional, BARANTAN memegang peran
besar dalam mendukung kebijakan ketahanan atau kedaulatan pangan melalui mitigasi gangguan
terhadap ketahanan pangan.
R e n c a n a S t r a t e g i s B a l a i K a r a n t i n a P e r t a n i a n K e l a s P a l e m b a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9
2
Mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan merupakan salah satu faktor strategis yang
berpengaruh besar terhadap keberhasilan perwujudan kedaulatan pangan nasional. Oleh karena
itu, penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di bidang
perkarantinaan hewan dan tumbuhan diperlukan guna mewujudkan pencapaian sasaran strategis
Kementerian Pertanian, yakni peningkatan ketahanan pangan dan peningkatan nilai tambah dan
daya saing.
Dinamika lingkungan strategis pembangunan di Indonesia turut mempengaruhi perkembangan
tugas dan fungsi Badan Karantina Pertanian (BARANTAN). Setidaknya terdapat 3 (tiga) aspek yang
memiliki relevansi dengan tugas dan fungsi tersebut, yakni: Pertama, aspek fundamental
(mendasar), yakni bagaimana tugas, fungsi dan peran Badan Karantina Pertanian mampu
memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan dan arah pembangunan nasional yang tertuang
dalam RPJMN 2015-2019; Kedua, aspek esensial (penting), yakni bagaimana tugas dan fungsi ini
mampu meningkatkan ketahanan pangan nasionaldan daya saing bangsa; serta Ketiga, aspek
kekinian, yakni kemampuan Badan Karantina Pertanian mengikuti dinamika lingkungan strategis
organisasi, khususnya untuk menyelaraskan diri dengan visi dan misi kepemimpinan nasional.
Gambar 1. Relevansi Misi & Fungsi Badan Karantina Pertanian (BARANTAN)
•Kesesuaian dengan RPJMN 2015-2019
•Kesesuaian dengan 9 Agenda Prioritas Pembangunan
•UU Karantina Hewan, Ikan, & Tumbuhan
Penting
Mendasar
•Peningkatan ketahanan pangan nasional
•Peningkatan daya saing produk pertanian
•Visi Misi Presiden •Dinamika lingkungan
strategis organisasi, baik eksternal maupun internal
Kekinian
R e n c a n a S t r a t e g i s B a l a i K a r a n t i n a P e r t a n i a n K e l a s P a l e m b a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9
3
Gambar 1 di atas menjelaskan bagaimana ketiga aspek tersebut menjadikan keberadaan dan misi
Badan Karantina Pertanian memiliki keterkaitan erat dengan pencapaian RPJMN 2015-2019,
yakniketerkaitannya dengan upaya mendukung agenda pembangunan ekonomi di bidang ketahanan
pangan. Aktualisasi peran Badan Karantina Pertanian untuk berkontribusi guna mengimplementasikan
kebijakan ketahanan pangan nasional yakni melalui peningkatan ketersediaan pangan, kualitas
distribusi pangan dan aksesibilitas masyarakat terhadap pangan, peningkatan perbaikan kualitas
konsumsi pangan dan gizi masyarakat, serta mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan.
Pada 7 misi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, terdapat 2 misi yang memiliki
relevansi secara langsung dengan Badan Karantina Pertanian
(BARANTAN), yakni pada misi ke-4, mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju,
dan sejahtera, serta misi ke-5, mewujudkan bangsa yang berdaya saing. Keberadaan peran dan fungsi
Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) dengan demikian akan memberikan kontribusi secara
langsung guna menjaga kelestarian sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan. Keberhasilan
dalam menjalankan tugas dan fungsi ini akan memberikan dampak terhadap peningkatan kualitas
lingkungan dan produksi pertanian, memajukan standar pengelolaan sistem produksi pertanian yang
diterima secara internasional, dan perbaikan tingkat kesejahteraan para petani secara keseluruhan.
Penciptaan kondisi perbaikan lingkungan, standarisasi proses produksi, distribusi dan pemasaran,
serta kesejahteraan petani akan memberikan dampak berganda pada peningkatan mutu produk
pertanian Indonesia baik di pasar domestik maupun internasional yang berkorelasi positif dengan
peningkatan daya saing bangsa.
Terkait dengan Sembilan Agenda Pembangunan Prioritas (NAWA CITA), keberadaan tugas, fungsi,
dan peran Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) memiliki keterkaitan erat dengan agenda ke-6
“peningkatan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional” dan agenda ke-7
“mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik”.
Dengan demikian, keberadaan Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) turut berkontribusi guna
mendukung dan mewujudkan visi kepemimpinan nasional untuk mewujudkan swasembada pangan
nasional.
Salah satu fungsi utama Kementerian Pertanian yang diperankan oleh Badan Karantina Pertanian
adalah berkaitan dengan penyediaan sumberdaya pertanian yang berkelanjutan guna menjamin
keamanan pangan. Pelaksanaan fungsi tersebut dilakukan melalui kegiatan pengawasan dan
R e n c a n a S t r a t e g i s B a l a i K a r a n t i n a P e r t a n i a n K e l a s P a l e m b a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9
4
sertifikasi impor dan ekspor, verifikasi dan audit kesesuaian persyaratan teknis, serta penetapan
kawasan/area dan sertifikasi karantina antar area dalam rangka mewujudkan daya saing pasar
internasional.
1.2 Kondisi Geografis dan Demografi
Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang berkedudukan di Provinsi Sumatera Selatan, memiliki
wilayah kerja Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Bandar Udara
Silampari Lubuk Linggau, Pelabuhan sungai yang terdiri dari Pelabuhan Sungai Boom Baru,
Pelabuhan Sungai Tanjung Api-api dan Kantor Pos Besar Palembang.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang mempunyai wilayah kerja sebagai berikut :
1. Wilayah Kerja Boom Baru.
Wilayah Kerja Karantina Pertanian Boom Baru mempunyai sarana gedung kantor sebanyak 1
(satu) unit dan gedung laboratorium 1 (satu) unit. Di samping sarana gedung tersebut, wilker
Boom Baru juga didukung 2 (dua) unit kendaraan dinas roda dua (sepeda motor). Dalam
melaksanakan kegiatannya, wilker Boom Baru dipimpin oleh seorang Penanggung Jawab
wilker dan dibantu oleh 3 (tiga) orang petugas teknis operasional, yang terdiri dari 2 (dua)
orang petugas teknis operasional Karantina Hewan dan 1 (satu) orang petugas teknis
operasional Karantina Tumbuhan.
2. Wilayah Kerja Bandar Udara Internasional SMB II Palembang
Wilayah Kerja Karantina Pertanian Bandara Internasional SMB II Palembang didukung 1 (satu)
unit gedung kantor pelayanan operasional dan laboratorium, 1 (satu) unit gedung mess
pegawai dan 4 (empat) unit sarana transportasi yang terdiri dari 3 (tiga) unit kendaraan dinas
roda dua. Wilayah kerja Bandara Internasional SMB II Palembang dipimpin oleh seorang
Penanggung Jawab Wilker dan dibantu oleh 9 (sembilan) orang petugas teknis dan
administrasi, yang terdiri dari 5 (enam) orang petugas teknis Karantina Hewan, 2 (dua) orang
petugas teknis Karantina Tumbuhan dan 1 (satu) orang tenaga administrasi.
3. Wilayah Kerja Pelabuhan Tanjung Api-api
Wilayah Kerja Karantina Pertanian Pelabuhan Penyeberangan Tanjung Api-api mulai
beraktifitas sejak 10 Desember 2013. Wilayah kerja ini didukung oleh 1 (satu) unit gedung
kantor, namun petugas wilker Pelabuhan Tanjung Api-api masih menempati ruangan yang
disediakan oleh pihak pelabuhan. Sarana transportasi wilker Pelabuhan Tanjung Api-api
R e n c a n a S t r a t e g i s B a l a i K a r a n t i n a P e r t a n i a n K e l a s P a l e m b a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9
5
mempunyai 1 (satu) unit kendaraan bermotor roda empat dan 4 (empat) unit kendaraan
bermotor roda dua. Wilayah Kerja Pelabuhan Penyeberangan Tanjung Api-api dipimpin oleh
seorang Penanggung Jawab Wilker dibantu 9 (sembilan) orang tenaga yang terdiri dari 5 (lima)
orang tenaga teknis operasional Karantina Hewan, 3 (tiga) orang tenaga teknis operasional
Karantina Tumbuhan, 1 (satu) orang tenaga administrasi dan 2 (dua) orang tenaga honor.
4. Wilayah Kerja Kantor Pos Palembang
Wilayah Kerja Kantor Pos Palembang belum dilengkapi dengan sarana gedung kantor yang
permanen. Pada saat ini wilker Kantor Pos telah difasilitasi oleh pihak PT. Pos Indonesia
berupa tempat pelayanan bagi pihak karantina pertanian. Kantor Pos adalah merupakan
tempat/pintu masuk dan keluarnya barang, maka Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang
masih tetap menempatkan petugas untuk mengawasi keluar masuknya media pembawa
HPHK/OPTK pada Kantor Pos Palembang.
5. Wilayah Kerja Bandar Udara Silampari Lubuk Linggau
Bandara Silampari adalah bandara baru yang terdapat di Lubuk Linggau, dan merupakan
salah satu wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang berdasarkan Peraturan
Menteri Pertanian Nomor: 94/Permentan/OT.140/12/2011, tentang Tempat Pemasukan dan
Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina. Sebagai bandara yang baru dibuka, kegiatan operasional karantina
masih relatif sangat sedikit. Dalam melaksanakan kegiatan operasional pada bandara
Silampari, Kepala Balai menugaskan petugas fungsional dari Balai Karantina Pertanian Kelas I
Palembang secara bergantian.
Dari kelima wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang tersebut di atas, frekuensi
yang paling banyak melalulintaskan media pembawa masing-masing adalah: Wilker Bandara
Internasional SMB II Palembang, Wilker Pelabuhan Tanjung Api-api dan Wilker Boom Baru;
sedangkan Wilker Kantor Pos Palembang dan wilker Silampari Lubuk Linggau relatif tidak memiliki
kegiatan (nihil).
Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya didukung
oleh 84 orang pegawai yang terdiri dari 5 orang Pejabat Struktural, Pejabat Fungsional POPT 36
orang, Medik Veteriner 7 orang, Paramedik Veteriner 9 orang, Analis Kepegawaian 1 orang,
Tenaga Teknis 10 orang, Fungsional Umum 18 orang, Calon POPT 5 orang, Calon Medik Veteriner
1 orang dan Calon Paramedik Veteriner 4 orang. Selain pegawai tetap, Balai Karantina Pertanian
Kelas I Palembang juga dibantu oleh 17 orang pegawai honor yang melaksanakan tugas
R e n c a n a S t r a t e g i s B a l a i K a r a n t i n a P e r t a n i a n K e l a s P a l e m b a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9
6
keamanan/satpam (6 0rang), kebersihan/cleaning service (9 orang) dan sopir (2 orang).
Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara,
dan Peraturan Presiden R.I Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian, serta Peraturan
Menteri Pertanian No. 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pertanian, menyatakan bahwa tugas pokok Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) adalah
melaksanakan perkarantinaan Pertanian. Di dalam melaksanakan tugas tersebut, BARANTAN
menyelenggarakan fungsi :
1. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program perkarantinaan hewan dan tumbuhan,
serta pengawasan keamanan hayati;
2. pelaksanaan perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati;
3. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan perkarantinaan hewan dan tumbuhan,
serta pengawasan keamanan hayati; dan
4. pelaksanaan administrasi Badan Karantina Pertanian.
Visi
Visi Pembangunan Nasional 2015-2019 adalah “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri
dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.
Visi Kementerian Pertanian adalah “Terwujudnya sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan yang
menghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi berbasis sumberdaya
lokal untuk kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.”
Visi dalam Renstra Kementerian Pertanian di atas, selanjutnya menjadi acuan dalam penyusunan Visi
Badan Karantina Pertanian (BARANTAN), yaitu: “Menjadi Instansi yang Tangguh dan Terpercaya
Dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya Alam Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan
dan Keanekaragaman Hayati serta Keamanan Pangan”.
Visi Renstra BARANTAN tersebut kemudian menjadi visi Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang ,
yaitu :” Menjadi Instansi yang Tangguh dan Terpercaya dalam Perlindungan Kelestarian
Sumberdaya Hayati Hewani dan Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati serta
Keamanan Pangan di Provinsi Sumatera Selatan”.
R e n c a n a S t r a t e g i s B a l a i K a r a n t i n a P e r t a n i a n K e l a s P a l e m b a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9
7
Misi
Untuk mewujudkan visi di atas, terdapat 4 misi Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang, yaitu:
1. Melindungi kelestarian sumberdaya alam h hewan dan tumbuhan dari serangan Hama dan
Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina
(OPTK) di Propinsi Sumatera Selatan
2. Mendukung terwujudnya keamanan pangan di Propinsi Sumatera Selatan
3. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan Akses pasar
komoditas pertanian di wilayah Sumatera Selatan
4. Meningkatkan Citra dan Kualitas layanan publik dengan memberikan pelayanan prima
kepada masyarakat.
1.3 Tujuan
1. Terjaganya sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan HPHK dan OPTK
2. Terjaminnya keamanan produk pertanian yang berasal dari hewan dan tumbuhan
3. Pengendalian importasi dan percepatan eksportasi melalui pencegahan masuk dan keluarnya
media HPHK dan OPTK
4. Memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan perkarantinaan
5. Mewujudkan pelayanan prima
Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara,
dan Peraturan Presiden R.I Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian, serta Peraturan
Menteri Pertanian No. 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pertanian, menyatakan bahwa tugas pokok Badan Karantina Pertanian adalah melaksanakan
perkarantinaan pertanian.
Tujuan perkarantinaan hewan dan tumbuhan di Indonesia adalah:
a) Mencegah masuknya HPHK dan OPTK ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia
serta penyebarannya dari suatu area ke area lain didalam wilayah Negara Republik
Indonesia;
b) Mencegah keluarnya HPHK ke luar negeri; dan
c) Mencegah keluarnya OPTK tertentu dari wilayah Negara Republik Indonesia ke luar
negeri apabila di persyaratkan oleh negara tujuan
R e n c a n a S t r a t e g i s B a l a i K a r a n t i n a P e r t a n i a n K e l a s P a l e m b a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9
8
Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya, maka Kepala BKP Kelas I Palembang didukung
oleh :
a. Sub bagian Tata Usaha ;
b. Kasie Karantina Hewan;
c. Kasie Karantina Tumbuhan;
d. Kasie Pengawasan dan Penindakan.
STRUKTUR ORGANISASI
BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I PALEMBANG
Adapun data Frekuensi dan volume Tindakan Pemeriksaan dan Pembebasan Balai Karantina Pertanian Kelas I
Palembang dapat dilihat di Tabel 1 dan 2.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
RAHMAWATI, SH
Kepala Balai
drh. ARINAUNG, M.Si
Kepala Seksi Karantina Tumbuhan
ZULFANANI, SP
Kepala Seksi Karantina Hewan
drh. ERWIN RINALDI
Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan
Ir. LAILA KARTINI, M.Si
Koordinator Jabatan Fungsional KH
drh. FITRIA MARIA ULFAH
Koordinator Jabatan Fungsional KT
Ir. NELLY HARYANI
R e n c a n a S t r a t e g i s B a l a i K a r a n t i n a P e r t a n i a n K e l a s P a l e m b a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9
9
Tabel 1. Perkembangan Hasil Pelaksanaan Tindakan Pemeriksaan dan Pembebasan Karantina Hewan Di UPT Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang Selama 5 Tahun Terakhir
No Kegiatan
Tindakan
Satuan
Tahun
Karantina 2011 2012 2013 2014 2015
Hewan Volume Frek Volume Frek Volume Frek Volume Frek Volume Frek
1 Impor Pemeriksaan Ekor - - 2 2 - - - - 4 1
Kg 230,45 66 219 38 22 9 24 12 405 13
Kg - - - - 49 29 29 12 39 13
Colli - - - - - - - - - -
Pembebasan Ekor - - 2 2 - - - - - -
Kg - - - - - - - - 360 4
Kg - - - - - - - - - -
Colli - - - - - - - - - -
2 Ekspor Pemeriksaan Ekor - - 4 4 - - - - - -
Koloni 211,8 36 542 75 1.560 106 5 1 - -
Kg - - - - 1.600 2 8881 99 2999 63
Colli - - - - - - - - - -
Pembebasan Ekor - - 4 4 - - - - - -
Koloni 211,8 36 542 75 1.560 106 5 1 - -
Kg - - - - 1.600 2 8881 99 2999 63
Colli - - - - - - - - - -
3 Domestik Pemeriksaan Ekor 289.044 784 364.755 781 454.939 619 559186 363 204816 365
Masuk
Kg 2.216,0 34 1.946 35 505 8 568 7 154245 37
Kg - - - - 642 5 983 12 7880 69
Colli 1.902 315 2.198 280 1.886 168 1212 142 1723 207
Kg - - - - - - - - 12 -
Pembebasan Ekor 289.044 784 364.755 781 454.939 619 559186 363 559186 363
Kg 2.182,0 32 1.946 35 505 8 568 7 568 7
Lembar - - - - 642 5 983 12 983 12
Colli 1.902 315 2.198 280 1.886 168 1212 142 1212 142
Kg - - - - - - - - 12 -
4 Domestik Pemeriksaan Ekor 6.722.376 2.599 7.778.847 2.856 5.823.631 2.920 2770362 2985 1981646 2500
Keluar
Kg 5.254.649 2.516 5.459.972 2.635 5.338.920 3.075 10267628 2934 10090703 3330
Butir - - - - 39.950 17 7299872 160 8095312 -
Kg
194598 44 204377 145
Lembar 25.652 126 31.377 129 - - - - - -
Colli 1.102 11 1.624 192 1.355 176 647 13 20 982
Kg
736301 233 2692978 -
Bag - - - - - - - - 6210 -
Pembebasan Ekor 6.722.376 2.599 7.778.847 2.856 5.823.631 2.920 2770362 2985 1981646 2500
Kg 5.254.649 2.516 5.459.972 2.635 5.338.920 3.075 10267628 2934 10090703 3330
Butir
7299872 160 8095312 -
Kg - - - - 39.950 17 194598 44 204377 145
Lembar 25.652 126 31.377 129 - - - - - -
Colli 258 36 1.624 192 1.355 176 647 13 20 982
Kg
736301 233 2692978 -
R e n c a n a S t r a t e g i s B a l a i K a r a n t i n a P e r t a n i a n K e l a s P a l e m b a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9
10
Tabel 2. Perkembangan Hasil Pelaksanaan Tindakan Pemeriksaan dan Pembebasan Karantina Tumbuhan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang selama 5 tahun terakhir
No Kegiatan
Tindakan
Satuan
Tahun
Karantina 2011 2012 2013 2014 2015
Tumbuhan Volume Frek Volume Frek Volume Frek Volume Frek Volume Frek 1 Impor Pemeriksaan Kg 33.438.159 291 87.650.228 321 163.249.107,00 335 293.724.682,65 243 467.258.290,20 227 Batang 1.036 - 68.230 - - - 227.657,00
-
M3 100,834,2879
305.271
67.101,39
10.367,84
4.483,34 Butir - - - - - - -
-
Dll 1.285 - - - 22.996,00 - 197,00
1.626,00
Pembebasan Kg 33.438.159 291 87.650.228 321 163.249.107,00 335 293.724.682,65 243 467.258.290,20 227 Batang 1.036 - 68.230 - - - 227.657,00
-
M3 100,834,2879 - 305.270,680 - 67.101,39 - 10.367,84
4.483,34 Butir - - - - - - -
-
Dll 1.285 - - - 22.996,00 - 197,00
1.626,00
2 Ekspor Pemeriksaan Kg 668.002.998 2.045 596.357.783 2.190 540.591.443,67 2.936 613.344.421,30 2.964 599.574.259,54 2.847 Batang 1 - - - - - -
-
M3 2.934,224 - 10.388,660 - 33.751,29 - 65.535,78
76.800,40 Dll - -
- - - -
7.142.570,00
Pembebasan Kg 668.002.998 2.045 596.357.783 2.190 540.591.443,67 2.936 613.344.421,30 2.964 599.574.259,54 2.847 Batang 1 - - - - - -
-
M3 2.934,224 - 10.388,660 - 33.751,29 - 65.535,78
76.800,40 Dll - - - - - - -
7.142.570,00
3 Domestik Masuk Pemeriksaan Kg 15.509.009 934 328.677.915 1.584 615.668,00 624 28.529,26 315 112.590,95 539 Batang 88.926 - 175.228 - 121.051,00 - 432.437,00
431.999,58
M3 - - - - - - -
- Dll - - - - - - -
6
Pembebasan Kg 15.509.009 934 328.677.915 1.584 615.668,00 624 28.529,26 315 112.590,95 539 Batang 88.926 - 175.228 - 121.051,00 - 432.437,00
431.999,58
M3 - - - - - - -
- Dll - - - - - - -
6
R e n c a n a S t r a t e g i s B a l a i K a r a n t i n a P e r t a n i a n K e l a s P a l e m b a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9
11
1.2 Permasalahan
a. Operasional
a. Masih kurangnya jumlah tenaga teknis POPT terampil dan Paramedik Veteriner di Balai
Karantina Pertanian Kelas I Palembang mengakibatkan pengawasan tindakan karantina
menjadi kurang maksimal.
b. Karakteristik Sumatera Selatan yang dilalui oleh sungai musi yang sangat besar dan
panjang merupakan entry/exit point yang tidak sesuai, akibatnya mempersulit tindak
karantina khususnya komoditi yang keluar masuk melalui pelabuhan-pelabuhan kecil
sepanjang sungai musi yang belum ditetapkan secara resmi.
c. Belum adanya depo untuk tempat perlakuan tindakan karantina di pelabuhan Boom Baru
sehingga tindakan perlakuan oleh pihak ketiga banyak yang dilaksanakan di gudang-
gudang pemilik akibatnya pengawasan yang dilakukan petugas karantina terhadap
tindakan perlakuan pihak ketiga kurang maksimal.
d. Banyaknya lokasi pemeriksaan karantina di luar pelabuhan yang jauh diluar kota
akibatnya menghambat pelayanan pada pengguna jasa dan pelayanan tindakan
karantina, karena tidak didukung dengan fasilitas sarana dan prasarana operasional yang
memadai.
e. Jumlah penumpang pesawat dari luar negeri yang membawa barang tentengan produk
pertanian tanpa dilengkapi dokumen wajib karantina jumlahnya sudah semakin menurun,
sebagai hasil sosialisasi yang terus dilakukan baik melalui temu koordinasi maupun
dengan penyebaran informasi melalui stiker dan leaflet sehingga jumlah komoditi yang
dimusnahkan semakin berkurang.
f. Alat pendeteksi (X-Ray) produk pertanian di Bandara Internasional SMB II Palembang
hanya dimiliki oleh Bea dan Cukai akibatnya seleksi produk pertanian dari X-Ray masih
sangat tergantung dari pelaporan petugas Bea dan Cukai.
g. Tindakan karantina sulit diterapkan pada kloter jemaah haji, dikarenakan pemulangan
jemaah haji tanpa melalui pemeriksaan yang ketat, tetapi langsung dapat pulang setelah
turun dari pesawat, naik bis dan pemeriksaan paspor dilakukan di luar gedung terminal
Bandara, akibatnya memungkinkan masuknya Penyakit Mulut dan Kuku yang berasal
dari negara Saudi Arabia.
b. Non Operasional
Banyaknya pintu pemasukan pengeluaran yang ada disepanjang sungai Musi yang tidak dapat
diawasi oleh petugas karantina BKP Kelas I Palembang
R e n c a n a S t r a t e g i s B a l a i K a r a n t i n a P e r t a n i a n K e l a s P a l e m b a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9
12
Berdasarkan Analisis SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman), banyak faktor yang
berhubungan dengan ancaman resiko penyakit pada hewan dan tumbuhan, serta status penyakit di
suatu area yang terkait dengan fungsi Balai Karantna Pertanian Kelas I Palembang sebagai berikut:
Tabel 1.Faktor Internal
No Aspek Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)
1 Regulasi/Kebijakan a. Karantina merupakan salah satu
dari 4 (empat) unsur teknis
(Cutoms, Imigration, Quarantine
and Security – CIQS) yang
berdasarkan ketentuan
internasional harus ada di
tempat pemasukan dan
pengeluaran suatu negara
b. Berdasarkan peraturan
perundangan, Balai Karantina
Pertanian Kelas I Palembang
mempunyai tugas pokok dan
fungsi melaksanakan kegiatan
operasional Perkarantinaan
hewan dan tumbuhan serta
pengawasan keamanan hayati;
c. Peraturan Nomor
49/Permentan/OT.140/8/20 12
tentang tempat- tempat
pemasukan / pengeluaran yang
merupakan tanggung jawab
Balai Karantina Pertanian Kelas
I Palembang
d. Karantina memiliki landasan
hukum yang kuat dalam
operasionalnya, yang terdiri dari
Undang-undang (UU),
Peraturan Pemerintah (PP),
Kep/Peraturan Menteri serta
Juklak/Juknis dan Manual
a. Kebijakan teknis operasional,
standar teknik dan metoda
masih perlu dilengkapi untuk
meningkatkan cakupan
pengendalian resiko dan
akuntabilitas pelaksanaan,
pengawasan dan pelayanan
b. Protokol karantina antar
negara
pengimpor/pengekspor
(MOU) masih perlu
ditingkatkan terkait dalam
pelaksanaan sistem
perkarantinaan
c. Kebijakan teknis operasional,
standar teknik dan metoda
masih perlu dilengkapi untuk
meningkatkan cakupan
pengendalian resiko dan
akuntabilitas pelaksanaan
pengawasan dan pelayanan
R e n c a n a S t r a t e g i s B a l a i K a r a n t i n a P e r t a n i a n K e l a s P a l e m b a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9
13
No Aspek Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)
2 Kelembagaan dan
manajemen organisasi
a. Keanggotaan Indonesia dalam
organisasi internasional yaitu
Organisasi Perdagangan Dunia
(WTO), Organisasi Pangan &
Pertanian (FAO), Organisasi
Kesehatan Hewan Sedunia
(OIE), Konvensi International
Perlindungan Tanaman (IPPC)
dan Komisi Kesehatan Pangan
Sedunia (CODEX)
a. Sistem data dan pelaporan
karantina belum terintegrasi
dalam sistem monitoring dan
proses pengambilan
keputusan
b. Teknologi dan sistem
informasi belum cukup
memuaskan pemanfaatannya
dalam meningkatkan
pelayanan dan manajemen
kinerja interna
c. Kemampuan analisa resiko
masih lemah dan belum
didokumentasikan sebagai
salah satu dasar pelaksanaan
sistem perkarantinaan d. Kelembagaan
karantina masih memerlukan penyesuaian terhadap strategi perlindungan sumberdaya keamanan pangan
e. Perlu penyempurnaan dalam
sistem pengendalian dan
sistem pengukuran kinerja
mengikuti perkembangan
reformasi birokrasi hayati dan
hewani
f. Belum tersedianya analisis
lingkungan organisasi yang
memungkinkan akan
mempengaruhi pencapaian
tujuan yang diinginkan dalam
kurun lima tahunan
R e n c a n a S t r a t e g i s B a l a i K a r a n t i n a P e r t a n i a n K e l a s P a l e m b a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9
14
No Aspek Kekuatan (Strengths)
Kelemahan (Weaknesses)
3 Sumber daya manusia a. Balai Karantina Pertanian Kelas
I Palembang telah memiliki
SDM yang berkompeten dalam
menyelenggarakan
Perkarantinaan dan
pengawasan keamanan hayati,
yang terdiri dari tenaga
fungsional karantina hewan
(Paramedik Veteriner),
fungsional karantina tumbuhan
(Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan –
POPT), Penyidik Pegawai
Negeri Sipil (PPNS), POLSUS,
dan Intelijen Karantina
b. Kompetensi SDM Balai
Karantina Pertanian Kelas I
Palembang semakin meningkat
a. Kualitas, kuantitas dan
kompetensi SDM masih
memerlukan peningkatan
mengikuti meningkatnya beban
kerja operasional
4 Sarana prasarana/infrastruktur
a. Mempunyai sarana dan prasarana operasional pokok diseluruh provinsi di Indonesia yang mampu mendukung terlaksananya operasional pengawasan dan pelayanan karantina
a. Sarana/prasarana operasional perlu penataan dan peningkatan kualitas sesuai peruntukkannya dan standar
b. Belum semua sarana pelayanan memenuhi standar minimal
c. Teknologi dan sistem informasi belum cukup memuaskan pemanfaatannya dalam meningkatkan pelayanan dan manajemen kinerja internal
d. Sarana dan Prasarana Operasional masih memerlukan penataan dan peningkatan kualitas mengikuti peningkatan beban operasional dan kepuasan masyarakat dalam pelayanan
R e n c a n a S t r a t e g i s B a l a i K a r a n t i n a P e r t a n i a n K e l a s P a l e m b a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9 18
No Aspek Kekuatan (Strengths)
Kelemahan (Weaknesses)
5 Pelayanan Publik a. Komitmen dari pimpinan dan pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik semakin
a. Sistem pelayanan dan pengawasan pelaksanaan perkarantinaan yang telah dituangkan dalam suatu
Tabel 2.Faktor Eksternal
No Aspek Peluang (Opportunities) Tantangan (Threats)
1 Sistem
Ekonomi/Perdagangan
Internasional
a. Persyaratan teknis (persyaratan
karantina) dipergunakan sebagai
instument teknis perdagangan
dunia;
b. Adanya fokus Pemerintah pada
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM 2010-2014)
untuk mengatasi krisis pangan,
dan target swasembada pangan
strategis;
c. Sistim pengawasan pangan yang
ada tidak mampu mencegah
masuknya pangan yang tidak
sehat (Melamin, dan cemaran
pangan lainya);
d. Kebijakan akses pasar ekspor
komoditas unggulan (terutama
Hortikultura);
e. Dalam era otonomi fungsi
penyelenggaraan karantina
masih kewengan pemerintah
pusat.
a. Meningkatkan volume dan
kompleksitas perdagangan;
b. Meningkatnya ancaman
kelestarian sumberdaya
alam hayati hewan dan
tumbuhan selain HPHK dan
OPTK, seperti IAS dan GMO
serta ancamanterhadap
keanekaragaman hayati;
c. Target Implementasi
penyelenggaraan tata
kepemerintahan yang baik
(Good Govermance),
terbitnya SPI, UU
administrasi Negara, UU
PelayananPublik;
d. Tuntutan kualitas pelayanan
(transparansi dan efisiensi);
e. Pemberantasan korupsi;
f. Fungsi otonomi daerah;
g. Adanya kebijakan zonning
dalam importasi produk
hewan (daging);
h. Kebijakan global ‘Climate
Change’;
i. Berlakunya Kebijakan
Perjanjian Perdagangan
Bebas (Free Trade
Agreement – FTA) antara
lain Indonesia – China;
Indonesia – Korea;
Indonesia – Jepang yang
telah dan segera
berlangsung.
R e n c a n a S t r a t e g i s B a l a i K a r a n t i n a P e r t a n i a n K e l a s P a l e m b a n g 2 0 1 5 - 2 0 1 9 18
PENUTUP
Rencana strategis Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang 2015-2019 merupakan suatu dokumen
yang disusun sesuai dengan amanat Undang Undang No. 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional. Rencana strategis Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang ini mengacu
pula pada Undang Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025, visi dan misi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, serta
program kerja Kabinet Kerja masa bakti 2015- 2019.
Dengan adanya penyesuaian terhadap visi, misi, tujuan, sasaran strategis, dan Indikator Kinerja , arah
kebijakan dan strategi pembangunan karantina hewan dan tumbuhan yang tertuang dalam dokumen
Renstra BARANTAN 2015-2019, maka dokumen ini menjadi acuan bagi penyusunan Rencana Kerja
(Renja) Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Balai
Karantina Pertanian Kelas I Palembang tahun 2015-2019.
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan karantina hewan dan tumbuhan memerlukan adanya
dukungan dan kerjasama antar unit kerja eselon I terkait, serta partisipasi masyarakat. Komitmen dan
kerja keras dari pimpinan dan seluruh pegawai ASN (Aparatur Sipil Negara) Balai Karantina Pertanian
Kelas I Palembang, serta sinergitas dengan semua pihak terkait sangat diperlukan dalam rangka
mewujudkan harapan untuk menjadikan pembangunan karantina hewan dan tumbuhan yang berdaya
saing dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat.
Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-201912
Lampiran-Lampiran