Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RENCANA STRATEGISPERWAKILAN BPKPPROVINSI SUMATERA UTARATAHUN 2020 - 2024
NOMOR : KEP-184/PW02/6/2020TANGGAL : 1 SEPTEMBER 2020
i
RENCANA STRATEGIS
PERWAKILAN BPKP PROVINSI
SUMATERA UTARA
TAHUN 2020-2024
ii
KATA PENGANTAR
Rencana Strategis (Renstra) Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara ini
merupakan upaya untuk mengefektifkan dan mengarahkan sumber daya yang ada
untuk mendukung pencapaian visi dan misi BPKP.
Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020–2024 ini
merupakan upaya proaktif sebagai tindak lanjut atas Renstra BPKP 2020–2024 yang
berisi seluruh komponen Renstra sesuai peraturan yang berlaku dan fokus pada
dukungan penuh atas pencapaian Visi dan Misi BPKP baik dalam melaksanakan arah
pengawasan yang telah digariskan di tingkat pusat maupun pengawasan bernuansa
regional atas pengawasan program pembangunan yang dilakukan daerah yang
mendukung kebijakan pembangunan Pemerintah RI.
Visi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, sebagaimana Visi BPKP
Pusat, adalah Menjadi Auditor Internal Pemerintah Berkelas Dunia dan Trusted
Advisor Pemerintah untuk Meningkatkan Good Governance Sektor Publik
dalam rangka Mewujudkan Visi Misi Presiden dan Wakil Presiden ‘Indonesia
Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-
Royong’. Hal tersebut merupakan kondisi impian yang diidam-idamkan akan dapat
mendorong seluruh pimpinan dan pegawai untuk melaksanakan setiap kegiatan
dengan kualitas kelas dunia. Pengawasan dapat menghasilkan rekomendasi
strategis, proses pelaksanaan pengawasan sesuai dengan standar profesi, kegiatan
dukungan secara sinergis dan terintegrasi menghasilkan nilai tambah pada
pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional.
Renstra diharapkan dapat dimanfaatkan dalam penyusunan rencana
tahunan, menjadi acuan dalam pengembangan standar kinerja individu, menjadi tolok
ukur keberhasilan organisasi. Dalam menjaga kemanfaatan Renstra Perwakilan
BPKP Provinsi Sumatera Utara, perlu secara berkelanjutan dilakukan reviu dan
disempurnakan mengikuti dinamika perubahan lingkungan, serta reviu dan Penetapan
Indikator kinerja yang benar-benar mencerminkan tugas pokok dan fungsi Perwakilan
BPKP dan mengembangkan manajemen kinerja/SAKIP secara berkelanjutan.
Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara mendukung tugas dan fungsi
BPKP.
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………… iv DAFTAR TABEL…………………………………………………………………… v DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………... vi GLOSARIUM………………………………………………………………………. vii BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………. 1 I.1 Tugas dan Fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Utara ……………………………………………………………..
2 I.2 Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Utara ……………………………………………………………..
4 I.3 Capaian Kinerja Periode Sebelumnya……………………….. 4 BAB II TARGET KINERJA, TANTANGAN, DAN STRATEGI……………... 12 II.1 Program dan Sasaran Program.……………………………… 16 II.2 Alur Logika Program Pengawasan…………………………… 19 II.3 Kegiatan dan Sasaran Kegiatan……………………………… 20 II.4 Tantangan, Permasalahan dan Ancaman dalam
Pencapaian Sasaran Kegiatan………………………………...
43 II.5 Strategi dalam Pencapaian Sasaran Kegiatan…..………….. 49 BAB III MATRIKS KINERJA DAN PENDANAAN……………………………. 53 BAB IV PENUTUP……………………………..………………………………… 61
v
DAFTAR TABEL
Tabel I.1…………………………………………………………………………….. 5 Tabel I.2…………………………………………………………………………….. 7 Tabel II.1.1………………………………………………………………………….. 23 Tabel II.1.2………………………………………………………………………….. 26 Tabel II.1.3………………………………………………………………………….. 29 Tabel II.1.4………………………………………………………………………….. 31 Tabel II.1.5………………………………………………………………………….. 36 Tabel III.1…..……………………………………………………………………….. 53 Tabel III.2………………………………...…………………………………………. 60
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1……………………………………………………….………………… 19
vii
GLOSARIUM
Istilah Definisi
Akuntabilitas Kewajiban individu atau organisasi untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakannya kepada pihak yang berhak atau berkepentingan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban tersebut. Akuntabilitas juga memiliki beberapa dimensi yaitu: Transparancy, Liability, Controllability, Responsibility, Responsiveness (Koppel, 2005)
Indeks EPK Suatu alat ukur untuk mengukur efektivitas pencegahan korupsi yang terdiri dari tiga pendekatan utama.
Indikator Kinerja Kegiatan Ukuran keberhasilan pencapaian kegiatan yang menjadi tanggung jawab Eselon II
Indikator Kinerja Program Ukuran keberhasilan pencapaian program yang menjadi tanggung jawab Eselon I
Indikator Kinerja Utama Ukuran keberhasilan pencapaian sasaran yang menjadi tanggung jawab Kepala/Menteri
Misi Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan visi
Pengawasan edukatif Kegiatan pengawasan berupa sosialisasi dan bimbingan teknis program anti korupsi kepada masyarakat, dunia usaha, aparat pemerintahan dan badan-badan lainnya
Pengawasan preventif Kegiatan pengawasan sebagai salah satu upaya dalam mencegah dan mendeteksi (prevention and detection) penyimpangan dalam pengelolaan keuangan negara/ daerah
Pengawasan represif Kegiatan pengawasan berupa penilaian terhadap pelaksanaan suatu kegiatan untuk menentukan tingkat kepatuhan, efisiensi, dan efektivitas
Risiko Kemungkinan kejadian di masa mendatang yang mempengaruhi pencapaian tujuan
Tata Kelola (governance) Struktur yang dirancang untuk mendukung penerapan proses manajemen risiko.
Visi Kondisi yang ingin dicapai di akhir masa perencanaan
*) Glosarium berupa definisi singkat istilah-istilah penting yang tersaji di dalam
Renstra
1
BAB I
PENDAHULUAN
Merujuk pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Pasal 15 ayat (1), Kepala Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menerbitkan Rencana
Strategis (Renstra) BPKP sesuai dengan Peraturan BPKP Nomor 2 Tahun 2020
tanggal 28 Mei 2020. Renstra tersebut memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi BPKP yang
disusun dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN). Teknis penyusunan Renstra ini berpedoman pada Peraturan Menteri
PPN/Bappenas Nomor 5 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Strategis Kementerian/Lembaga Tahun 2020 - 2024.
Renstra BPKP tersebut harus menjadi dokumen acuan dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan pengawasan di seluruh unit kerja BPKP pada
periode tahun 2020 sampai dengan 2024. Meskipun demikian, setiap unit kerja,
terutama unit kerja perwakilan menghadapi tantangan yang spesifik dan berbeda
antara satu sama lain, sedangkan strategi yang tertuang di dalam Renstra BPKP
masih terlalu generik. Oleh karena itu, dalam penerapan strategi pengawasan,
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara perlu menyesuaikan strategi dengan
mempertimbangan tantangan-tantangan pengawasan yang ada di Provinsi Sumatera
Utara agar pelaksanaan strategi berjalan lebih efektif dan efisien.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara menyusun Renstra Perwakilan sebagai
media untuk menyajikan penjelasan sasaran kegiatan perwakilan, tantangan yang
dihadapi, dan strategi yang ditetapkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Utara. Selain itu, Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara juga dapat
digunakan sebagai dasar dan panduan pelaksanaan operasional atas Renstra BPKP
Tahun 2020-2024 dalam pelaksanaan pengawasan di lingkungan Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Utara. Dengan demikian, pelaksanaan pengawasan di Perwakilan
BPKP Provinsi Sumatera Utara dapat berjalan secara efektif dan fleksibel dengan
tetap mengindahkan strategi acuan dalam Renstra BPKP Tahun 2020-2024.
2
I.1 Tugas dan Fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
Sesuai Pasal 3 Peraturan Kepala BPKP Nomor 17 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, Sumatera
Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Provinsi
Sulawesi Selatan, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara mempuyai tugas:
1. Melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara
dan/atau daerah atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
2. Melaksanakan kegiatan pengawasan kebendaharaan umum negara
berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara;
3. Melaksanakan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden dan atau
atas permintaan Kepala Daerah;
4. Melaksanakan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah pada wilayah kerjanya; dan
5. Melaksanakan penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi lain di bidang
pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Perwakilan
BPKP Provinsi Sumatera Utara menyelenggarakan fungsi:
1. Pemberian asistensi terhadap pengelolaan keuangan negara/daerah, Badan
Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah dan kinerja Instansi
Pemerintah Pusat/Daerah/Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik
Daerah;
2. Pengawasan terhadap badan usaha milik negara, badan-badan lain yang di
dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah
atas permintaan pemangku kepentingan, serta kontraktor bagi hasil dan
kontrak kerja sama, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima
pemerintah pusat, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Evaluasi terhadap pelaksanaan tata Kelola dan kinerja pada badan usaha
milik negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan
pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan pemangku
kepentingan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
4. Pelaksana audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
3
akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran
keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain
yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran
negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya
yang didalamnya terdapat kepentingan keuangan dan kepentingan lain dari
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas
pembiayaan keuangan negara/daerah;
5. Pemberian konsultasi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern,
dan tata Kelola terhadap instansi/badan usaha/ badan lainnya dan
program/kebijakan pemerintah yang strategis;
6. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau
kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas
penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit
perhitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli,
dan upaya pencegahan korupsi;
7. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultasi penyelenggaraan
sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dan badan-badan yang didalamnya terdapat kepentingan keuangan
atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah;
8. Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah
Pusat dan/atau Pemerintah Daerah sesuai peraturan perundang-undangan;
9. Pengolahan data dan informasi hasil pengawasan atas penyelenggaraan
akuntabilitas keuangan negara Kementrian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah; dan
10. Pelaksanaan dan pelayanan administrasi Perwakilan BPKP.
Selain itu, sesuai dengan amanat Pasal 49 ayat 2 Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP),
BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara
atas kegiatan tertentu yang meliputi:
1. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
2. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara; dan
3. Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden;
4
I.2 Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
Sesuai Pasal 6 Peraturan Kepala BPKP Nomor 17 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, Sumatera
Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Provinsi
Sulawesi Selatan, struktur organisasi Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Utara terdiri atas:
1. Kepala Perwakilan;
2. Bagian Tata Usaha; dan
3. Kelompok Jabatan Fungsional
Penjabaran masing-masing bagian adalah sebagai berikut:
1. Bagian Tata Usaha terdiri atas:
a. Subbagian Kepegawaian;
b. Subbagian Keuangan; dan
c. Subbagian Umum
2. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas:
a. Jabatan Fungsional Auditor; dan
b. Jabatan Fungsional lainnya
3. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor terdiri atas:
a. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Pengawasan Instansi
Pemerintah Pusat;
b. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Akuntabilitas Pemerintah
Daerah;
c. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Akuntan Negara;
d. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Investigasi; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Program dan Pelaporan
serta Pembinaan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.
Kelompok Jabatan Fungsional Auditor dipimpin oleh Koordinator
Pengawasan.
I.3 Capaian Kinerja Periode Sebelumnya
Pada periode Renstra Tahun 2015-2019, BPKP memiliki tiga Sasaran Strategis,
yaitu:
1. Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan Nasional
5
2. Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern pada Kementerian,
Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Korporasi dan Program Prioritas
Pembangunan Nasional
3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah pada Kementerian,
Lembaga, dan Pemerintah Daerah serta Korporasi.
Sesuai dengan kapasitasnya, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah
melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan target kinerja yang ditetapkan.
Sesuai dengan target kinerja yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja periode
Tahun 2015 s.d. Tahun 2019, target kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:
Tabel I.1 Target Kinerja 2015-2019 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
No. Sasaran Program/
Kegiatan Indikator Kinerja Satuan
Target
2015 2016 2017 2018 2019
1
Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/korporasi
1.1 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan
% 40,00 45,00 55,00 60,00 70,00
1.2 Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik
% 50,00 65,00 70,00 70,00 75,00
1.3 Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik)
% 0 0 54,00 55,00 60,00
1.4 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dievaluasi
% 0 52,00 54,00 55,00 60,00
1.5 Presentase BLUD yang kinerjanya minimal cukup baik dari BLUD yang dibina
% 0 58,00 60,00 55,00 65,00
2 Meningkat nya Efektifitas Hasil Pengawasan Keinvestigasian
2.1 Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang dimanfaatkan di Persidangan
% 0 0 40,00 50,00 60,00
2.2 Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH
% 0 0 70,00 72,00 75,00
2.3 Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
% 0 0 60,00 65,00 70,00
2.4 Persentase Hasil Audit Penyesuaian Harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
% 0 0 70,00 75,00 80,00
2.5 Pesentase Hasil Audit Klaim Yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
% 0 0 70,00 75,00 80,00
6
No. Sasaran Program/
Kegiatan Indikator Kinerja Satuan
Target
2015 2016 2017 2018 2019
3 Meningkatnya Penyelesaian Hambatan Pelaksanaan Pembangunan Nasional
3.1 Persentase Penyelesaian Hambatan Kelancaran Pembangunan
% 0 0 0 75,00 80,00
4 Meningkatnya Kualitas Tatakelola Pemerintah dan Korporasi dalam Pencegahan Korupsi
4.1 Persentase K/L/P/K Yang Mengimplementasikan FCP (termasuk FRA) % 0 0 50,00 52,00 55,00
5 Meningkatnya Kepedulian K/L/P/K dan Masyarakat terhadap Korupsi
5.1 Persentase K/L/P/K Anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) Yang Mengimplementasikan Sistem Pengaduan Masyarakat
% 0 0 60,00 65,00 70,00
6 Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda
6.1 Persentase Pemerintah Provinsi dengan Maturitas SPIP Level 3
% 0 0 0 0 0
6.2 Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP Level 2
% 0 0 100 100 100
6.3 Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP Level 3
% 5,00 50,00 21,00 52,00 76,00
6.4 Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP Level 2
% 0 0 24,00 48,00 24,00
7 Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda
7.1 Persentase APIP Pemerintah Provinsi dengan Kapabilitas Level 3
% 0 0 0 100 0
7.2 Persentase APIP Pemerintah Provinsi dengan Kapabilitas Level 2
% 0 100 100 0 0
7.3 Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas Level 3
% 5,00 9,00 18,00 52,00 61,00
7.4 Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas Level 2
% 0 40,00 64,00 48,00 0
8 Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan
8.1 Kepuasan atas Pelayanan Ketatausahaan Perwakilan BPKP
Skala 7 7 7 8 8
Berdasarkan target kinerja tersebut, capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:
7
Tabel I.2 Capaian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
No. Sasaran Program/
Kegiatan Indikator Kinerja Satuan
Realisasi dan Capaian
2015 2016 2017 2018 2019
1 Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara/ korporasi
1.1 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan
% R 62,80 44,00 39,13 46,07 100,00
C 157,00 97,77 71,14 76,78 142,85
1.2 Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik
% R 80,00 80,00 50,00 75,00 66,67
C 160,00 123,07 71,42 107,14 88,89
1.3 Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik)
% R 0 0 0 0 75,00
C 0 0 0 0 125,00
1.4 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dievaluasi
% R 0 27,78 27,78 33,33 33,33
C 0 53,42 51,44 60,60 55,55
1.5 Presentase BLUD yang kinerjanya minimal cukup baik dari BLUD yang dibina
% R 0 100,00 100,00 100,00 100,00
C 0 172,41 166,67 181,82 153,85
2 Meningkatnya Efektifitas Hasil Pengawasan Keinvestigasian
2.1 Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang dimanfaatkan di Persidangan
%
R 0 0 72,22 61,22 115,38
C 0 0 180,56 122,45 192,31
2.2 Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH
% R 0 0 100,00 100,00 100,00
C 0 0 142,86 138,89 133,33
2.3 Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
% R 0 0 100,00 100,00 0
C 0 0 166,66 153,84 0
2.4 Persentase Hasil Audit Penyesuaian Harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
% R 0 0 100,00 100,00 100,00
C 0 0 142,86 133,33 125,00
2.5 Pesentase Hasil Audit Klaim Yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K
% R 0 0 100,00 100,00 100,00
C 0 0 142,86 133,33 125,00
3 Meningkatnya Penyelesaian Hambatan Pelaksanaan Pembangunan Nasional
3.1 Persentase Penyelesaian Hambatan Kelancaran Pembangunan
%
R 0 0 0 100,00 0
C 0 0 0 100,00 0
4 Meningkatnya Kualitas Tatakelola Pemerintah dan Korporasi dalam Pencegahan Korupsi
4.1 Persentase K/L/P/K Yang Mengimplementasikan FCP (termasuk FRA) %
R 0 0 100,00 100,00 100,0
C 0 0 200,00 192,31 181,82
5 Meningkatnya Kepedulian K/L/P/K dan Masyarakat terhadap Korupsi
5.1 Persentase K/L/P/K Anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) Yang Mengimplementasikan Sistem Pengaduan Masyarakat
%
R 0 0 60,00 100,00 100,00
C 0 0 100,00 153,85 142,86
6 Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemda
6.1 Persentase Pemerintah Provinsi dengan Maturitas SPIP Level 3
% R 0 0 0 0 0
C 0 0 0 0 0
8
No. Sasaran Program/
Kegiatan Indikator Kinerja Satuan
Realisasi dan Capaian
2015 2016 2017 2018 2019
6.2 Persentase Pemerintah Provinsi dengan Maturitas SPIP Level 2
% R 0 0 0 100 100
C 0 0 0 100 100
6.3 Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP Level 3
% R 0 0 12,12 42,42 18,18
C 0 0 57,72 81,57 23,92
6.4 Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP Level 2
% R 2 0 0 51,52 84,85
C 0 0 0 107,33 353,54
7 Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemda
7.1 Persentase APIP Pemerintah Provinsi dengan Kapabilitas Level 3
% R 0 0 0 100,00 0
C 0 0 0 100,00 0
7.2 Persentase APIP Pemerintah Provinsi dengan Kapabilitas Level 2
% R 0 0 100,00 0 0
C 0 0 100,00 0 0
7.3 Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas Level 3
% R 0 0 6,06 42,42 45,45
C 0 0 33,67 81,59 74,52
7.4 Persentase APIP Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas Level 2
% R 2 12,12 39,39 60,61 57,58
C 0 30,30 61,54 126,26 0
8 Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan
8.1 Kepuasan atas Pelayanan Ketatausahaan Perwakilan BPKP
S k a l a
R 7 7 7 8 8
% C 106,86 101,43 104,57 100,00 101,63
Catatan: R = Realisasi, C = Capaian
Sebagaimana tersaji pada tabel di atas maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. IKU Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan, realisasi IKU
tahun 2019 meningkat 53,93% dibandingkan dengan realisasi tahun 2018
sebesar 46,07%. Demikian pula dengan capaian IKU tahun 2019 sebesar
142,86% meningkat 66,08% dibandingkan dengan capaian tahun 2018
sebesar 76,78 %. Pada periode tahun 2015-2019, capaian IKU tertinggi
terjadi pada tahun 2015 sebesar 157,17% dan tahun 2019 sebesar 142,86%.
Capaian IKU berada di bawah 100% berturut-turut selama tiga tahun yaitu
tahun 2016, 2017, dan 2018. Capaian IKU tahun 2019 yang melebihi 100%
menunjukkan bahwa optimalisasi pelaksanaan tindak lanjut tahun 2019 telah
berjalan dengan baik.
2. IKU Persentase BUMN/Anak perusahaan dengan skor GCG “Baik”, capaian
IKU tahun 2019 sebesar 88,89% turun sebesar 18,25% dibandingkan dengan
capaian tahun 2018 sebesar 107,14%. Capaian IKU berada di atas 100%
pada tahun 2015, 2016, dan 2018. Capaian IKU berada di bawah 100% pada
tahun 2017 sebesar 71,43% dan tahun 2019 sebesar 88,89%. Dalam periode
9
2015-2019 skor GCG dari BUMN yang dinilai umumnya baik, kecuali PT
Kawasan Industri Medan (KIM) dengan skor dibawah kategori “baik”.
3. IKU Persentase BUMN yang kinerjanya minimal Baik dari BUMN yang dibina,
di tahun 2019 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah memfasilitasi
4 BUMN/anak perusahaannya agar kinerjanya meningkat. Dari 4 BUMN yang
difasilitasi, 3 (75%) BUMN kinerjanya minimal “sehat”. Dengan demikian IKU
persentase BUMN yang kinerjanya minimal “baik” dapat dicapai sebesar
125% dari target sebesar 60%.
4. IKU Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat Baik dari BUMD
yang dibina, capaian IKU periode 2016 – 2019 berada di bawah 100% dalam
kisaran 50%-70%. Dalam empat tahun, capaian IKU tertinggi terjadi pada
tahun 2017 dengan capaian 72,02%, dan terbawah pada tahun 2016 dengan
capaian 50,61%. Hal ini berarti target IKU BUMD yang kinerjanya minimal
“baik/sehat” dari BUMD yang dibina, belum tercapai atau dengan kata lain
rata-rata kinerja PDAM berada dibawah predikat “sehat”. Hal tersebut
disebabkan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh PDAM antara lain:
a. Dana yang terbatas untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan,
b. Tidak terpenuhinya penilaian 3 K (kualitas, kuantitas, dan kontinuitas),
c. Sebagian PDAM belum full cost recovery, dan
d. Tingkat kehilangan air lebih dari 20% yang belum bisa diatasi
5. IKU Persentase BLUD yang kinerjanya minimal Baik dari BLUD yang dibina,
capaian IKU tahun 2016 sampai dengan 2019 dapat direalisasi 100% dengan
capaian IKU berada di atas 100%. Dengan demikian IKU persentase BLUD
yang tatakelolanya minimal “cukup baik” dapat dicapai sesuai dengan
indikator kinerja minimal yang ditetapkan.
6. IKU Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di
Persidangan, selama periode 2017-2019, tingkat capaian IKU berada di atas
100%. Hal ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan aparat penegak
hukum terhadap kompetensi BPKP dalam memberikan keterangan ahli di
persidangan serta berkelanjutannya koordinasi dengan pihak Aparat Penegak
Hukum (APH).
7. IKU Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh
APH, capaian IKU tahun 2019 sama dengan 2018 yaitu sebesar 100%.
Selama periode 2017-2019, Capaian IKU berada di atas 100%. Hal ini
10
menunjukkan bahwa kualitas laporan hasil pengawasan keinvestigasian dan
penyampaian laporan tepat waktu sehingga dapat dimanfaatkan oleh APH
dan kepercayaan APH terhadap kualitas auditor BPKP dalam melakukan
penugasan keinvestigasian meningkat.
8. IKU Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh
K/L/P/K, selama tahun 2019 tidak terdapat laporan keinvestigasian yang telah
diterbitkan dan dimanfaakan oleh K/L/P/K. Dengan demikian IKU “Persentase
hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K” tahun
2019 tidak dapat dicapai. Penugasan untuk mencapai IKU ini telah dilakukan,
tapi tidak bisa dilanjutkan ke tahap audit investigasi karena belum memenuhi
kriteria audit investigasi. Namun selama periode 2017-2019, terdapat
kegiatan pengawasan keinvestigasian dari K/L/P/K yaitu pada tahun 2017 dan
tahun 2018.
9. IKU Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh
K/L/P/K, capaian IKU tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 berada di atas
100%. Hal ini menunjukkan bahwa laporan hasil pengawasan penyesuaian
harga dapat dimanfaatkan oleh penanggung jawab kegiatan atau pengguna
barang/jasa.
10. IKU Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K, capaian
IKU selama tiga tahun berturut-turut yaitu tahun 2017 - 2019 dapat direalisasi
sebesar 100% dengan capaian di atas 100%. Hal ini menunjukkan bahwa
laporan hasil pengawasan klaim dapat dimanfaatkan oleh K/L/P/K.
11. IKU Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP (termasuk FRA),
capaian IKU selama tahun 2017 sampai dengan 2019, capaian IKU berada di
atas 100%. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan instansi yang
mengimplementasikan FCP/ FRA yang diharapkan dapat
mencegah/menanggulangi korupsi di lingkungan pemerintah daerah wilayah
Provinsi Sumatera Utara.
12. IKU Persentase K/L/P/K Anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK)
yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat, selama tahun
2017 sampai dengan tahun 2019, capaian IKU berada di atas 100%. Hal ini
menunjukkan bahwa koordinasi antara pemerintah daerah sebagai anggota
komunitas pembelajar anti korupsi dengan BPKP dalam
mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat, telah berjalan baik
11
13. IKU Persentase Pemerintah Provinsi dengan Maturitas SPIP Level 3, IKU ini
dapat dicapai pada tahun 2019 yaitu Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
dapat mencapai maturitas SPIP level 3 atau tercapai 100%.
14. IKU Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP Level 3,
IKU ini hanya tercapai sebesar 18,18%, hal ini disebabkan karena unsur-
unsur SPIP belum bisa dipenuhi pemerintah daerah.
15. IKU Persentase Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Maturitas SPIP Level 2,
IKU ini tercapai sebesar 81,82%.
16. IKU Persentase APIP Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan
Kapabilitas Level 3, realisasi IKU tahun 2019 berada dibawah target dengan
capaian sebesar 74,52% dari target 61%. Capaian ini turun dibandingkan
capaian tahun 2018 sebesar 81,59%. Dengan demikian target persentase
APIP pemerintah kabupaten/kota dengan kapabilitas level 3 belum dapat
dicapai.
17. IKU Kepuasan atas Pelayanan Ketatausahaan Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera utara dengan Skala Likert 1-10, realisasi kinerja bagian tata usaha
dari tahun 2015-2019 cenderung meningkat dari nilai 7,4 pada tahun 2015
dan 8,13 ditahun 2019. Selain itu, capaian kinerja yang selama lima tahun
selalu berada di atas 100% di atas target yang telah ditetapkan. Hal ini
menandakan bahwa kinerja bagian tatausaha semakin baik tiap tahunnya
12
BAB II
TARGET KINERJA, TANTANGAN, DAN STRATEGI
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, BPKP sebagai APIP yang
bertanggung jawab langsung kepada Presiden, bertugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan
nasional. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan dua fungsi
utama yaitu fungsi pengarahan dan pengoordinasian pengawasan intern serta fungsi
pengawasan intern.
Fungsi tersebut diformulasikan ke dalam visi, misi, dan tujuan BPKP dalam rangka
mendukung peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan
sesuai Visi dan Misi Presiden dalam RPJMN 2020-2024. Untuk melaksanakan
amanah tersebut dan dengan mempertimbangkan capaian kegiatan pengawasan
periode sebelumnya, potensi dan permasalahan, serta aspirasi masyarakat, maka
BPKP selama periode 2020-2024 mengusung visi berupa: Menjadi Auditor Internal
Pemerintah Berkelas Dunia dan Trusted Advisor Pemerintah untuk
Meningkatkan Good Governance Sektor Publik dalam rangka Mewujudkan Visi
Misi Presiden dan Wakil Presiden ‘Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong’.
Untuk mewujudkan visi tersebut, BPKP melaksanakan Misi Presiden dan Wakil
Presiden untuk menegakkan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
terpercaya; mengelola pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya; dan
mensinergikan pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan, dengan:
1. Misi I: Melaksanakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan dan Pembangunan Nasional; dan
2. Misi II: Membangun Sumber Daya Pengawasan yang Berkualitas.
Untuk menyelenggarakan dua misi BPKP, ditetapkan tujuan untuk masing-masing
misi tersebut, yaitu kondisi yang ingin dicapai oleh BPKP pada tahun 2024 yaitu:
1. Tujuan Strategis I: Terwujudnya Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan
Nasional;
2. Tujuan Strategis II: Terwujudnya Tata Kelola Pengawasan yang Unggul,
Akuntabel dan Sehat.
13
Selanjutnya, masing-masing tujuan tersebut dijabarkan lebih lanjut dalam enam
sasaran strategis dan 17 (tujuh belas) Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai
gambaran target outcome yang akan dicapai. Penjabaran kedua Tujuan Strategis
kedalam Sasaran Strategis beserta indikator-indikatornya masing-masing adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan Strategis I: Terwujudnya Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan Nasional
Tujuan ini dijabarkan menjadi 5 (lima) Sasaran Strategis dan 14 (empat belas)
Indikator Kinerja Utama, yaitu:
a. Sasaran Strategis I: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara dan Daerah
Sesuai dengan mandat BPKP dalam melakukan pengawasan terhadap
perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban akuntabilitas
penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran keuangan
negara/daerah, maka ditetapkan sasaran strategis pertama yaitu
Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan
Negara dan Daerah.
Sasaran tersebut merupakan respon atas kondisi yang akan
dicapai/diwujudkan oleh BPKP pada setiap tahun pada periode tahun 2020-
2024 yang mencerminkan anggaran negara dan daerah yang dikelola
memiliki manfaat terhadap pencapaian sasaran pembangunan dan bebas dari
penyimpangan keuangan. Sasaran strategis ini diukur dengan tiga indikator
berupa:
1) Nilai Potensi Penerimaan Negara/Daerah yang Terealisasi;
2) Nilai Pengeluaran Negara/Daerah yang Efisien dan;
3) Nilai Penyelamatan Keuangan Negara.
b. Sasaran Strategis II: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Pembangunan Nasional
Sesuai dengan mandat BPKP dalam melakukan pengawasan terhadap
perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban akuntabilitas
pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian
keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah, maka ditetapkan
sasaran strategis kedua yaitu Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Akuntabilitas Pembangunan Nasional.
14
Sasaran tersebut merupakan kondisi yang akan dicapai/diwujudkan oleh
BPKP pada setiap tahun pada periode tahun 2020-2024 yang mencerminkan
tingkat ketercapaian sasaran pembangunan, Program prioritas, Kegiatan
prioritas, Proyek Prioritas Strategis dan Proyek Strategis Nasional melalui
tugas pengawasan pembangunan. Sasaran Strategis ini diukur dengan empat
indikator berupa:
1) Jumlah Program Prioritas yang Tercapai Sesuai Target;
2) Jumlah Kegiatan Prioritas yang Tercapai Sesuai Target;
3) Jumlah Proyek Prioritas Strategis yang Tercapai Sesuai Target dan;
4) Jumlah Proyek Strategis Nasional yang Tercapai Sesuai Target.
c. Sasaran Strategis III: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Badan Usaha
Berdasarkan mandat BPKP dalam melakukan pengawasan terhadap
perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban akuntabilitas
penerimaan dan pengeluaran keuangan serta pembangunan nasional
dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh
anggaran negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan
lainnya yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan
lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah, maka ditetapkan
sasaran strategis ketiga yaitu Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Akuntabilitas Badan Usaha.
Sasaran tersebut merupakan respon atas kondisi yang akan
dicapai/diwujudkan oleh BPKP pada setiap tahun pada periode tahun 2020-
2024 yang mencerminkan tingkat kontribusi Badan Usaha Milik
Negara/Daerah pada negara/daerah baik sebagai pelaksana tugas
pembangunan maupun dalam upaya menambah ruang fiskal negara/daerah
melalui pendampingan dan pengawasan BPKP. Sasaran Strategis ini diukur
dengan indikator berupa Jumlah Badan Usaha dengan Akuntabilitas Badan
Usaha yang Baik.
d. Sasaran Strategis IV: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi
Berdasarkan mandat BPKP dalam melakukan pengawasan terhadap
perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan yang dapat
menghambat kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga, audit
15
klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi
merugikan keuangan negara/daerah, audit penghitungan kerugian keuangan
negara/daerah, pemberian keterangan ahli, dan upaya pencegahan korupsi.
Maka dari itu, ditetapkan sasaran strategis keempat yaitu Meningkatnya
Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi. Sasaran
ini berkaitan dengan peran BPKP sebagai Pembina Penyelenggaraan SPIP,
dimana salah satu tujuan pelaksanaan SPIP adalah memastikan tujuan
organisasi tercapai dan salah satu risiko terbesar dalam pencapaian tujuan
organisasi adalah risiko terjadinya penyimpangan dan korupsi.
Sasaran ini merupakan respon atas kondisi yang akan dicapai/diwujudkan
oleh BPKP pada setiap tahun pada periode tahun 2020-2024 yang
mencerminkan sejauh mana upaya dan keberhasilan pencegahan korupsi
yang dilakukan oleh kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah. Sasaran
Strategis ini diukur dengan 3 indikator berupa:
1) Jumlah K/L dengan Efektivitas Pengendalian Korupsi Baik;
2) Jumlah Pemda dengan Efektivitas Pengendalian Korupsi Baik dan;
3) Jumlah Badan Usaha dengan Efektivitas Pengendalian Korupsi Baik.
e. Sasaran Strategis V: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/Pemda/BU
Sesuai dengan amanat BPKP dalam melakukan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara dan melakukan Pembinaan penyelenggaraan
SPIP, serta melakukan pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah
dan sertifikasi jabatan fungsional auditor, maka ditetapkan sasaran strategis
kelima yaitu Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas
Pengendalian Intern K/L/Pemda/BU. Pengendalian internal dimaknai sebagai
pelaksanaan sistem dan pengawas pengendalian internal tersebut (APIP).
Sasaran ini merupakan respon atas kondisi yang akan dicapai/diwujudkan
melalui pendampingan dan pengawasan BPKP pada setiap tahun pada
periode tahun 2020-2024 yang mencerminkan sejauhmana tingkat
kematangan pelaksanaan pengendalian internal pemerintah dan tingkat
kemampuan Aparatur Pengawas Internal Pemerintah (APIP) pada
kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, serta tingkat kontribusi Badan
Usaha Milik Negara/Daerah pada negara/daerah baik kontribusi dalam
16
pembangunan maupun dalam upaya menambah ruang fiskal negara/daerah.
Sasaran Strategis ini diukur dengan tiga indikator berupa:
1) Persentase APIP K/L/P dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3;
2) Persentase K/L/P dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3, dan;
3) Persentase K/L/P/BU dengan MRI ≥ Level 3.
2. Tujuan Strategis II: Terwujudnya tata kelola pengawasan yang unggul, sehat dan akuntabel
Tujuan kedua dijabarkan menjadi 1 (satu) Sasaran Strategis dan 3 (tiga) Indikator
Kinerja Utama, yaitu:
a. Sasaran Strategis VI: Meningkatnya tata kelola pengawasan yang berkualitas
Sebagai upaya membangun tata kelola pemerintahan yang baik, bebas dari
korupsi serta mampu mendukung BPKP dalam mencapai kinerjanya, maka
perlu ditetapkan sasaran kinerja yang bersifat “enablers”, yaitu Meningkatnya
tata kelola pengawasan yang berkualitas.
Sasaran ini merupakan respon atas kondisi yang akan dicapai/diwujudkan
oleh BPKP pada setiap tahun pada periode tahun 2020-2024 yang
mencerminkan kemampuan sumber daya internal BPKP mendukung
pencapaian visi, misi dan kinerja BPKP. Sasaran Stategis ini diukur dengan
tiga indikator berupa:
1) IA-CM (Internal Audit Capability Models) BPKP;
2) Indeks kesehatan organisasi (IKO), dan;
3) Indikator Nilai Reformasi Birokrasi.
II. 1 Program dan Sasaran Program
Di dalam Renstra BPKP Tahun 2020-2024, Tujuan dan Sasaran Strategis
dijabatkan ke dalam Program dan Sasaran Program. Terdapat 2 (dua) Program
yang dimiliki BPKP yaitu Program 01: Program Dukungan Manajemen Internal.
Program ini merupakan penjabaran dari Tujuan Strategis Kedua dan Sasaran
Strategis VI. Tanggungjawab program ini diberikan kepada Unit Kerja Kebiroan
yaitu Biro MKOT, Biro SDM, Biro Keuangan, Biro Hukum dan Komunikasi dan Biro
Umum.
Program kedua adalah Program 06: Program Pengawasan Pembangunan.
Program ini merupakan penjabaran dari Tujuan Strategis Pertama dan 5 (lima)
Sasaran Strategisnya. Tanggungjawab program ini diberikan kepada Unit Kerja
17
Kedeputian, Unit Kerja Perwakilan, Unit Kerja Inspektorat dan Unit Kerja Pusat-
pusat.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara memberikan dukungan atas
pencapaian Program 06 melalui dukungan pencapaian di 13 (tiga belas) Sasaran
Program. Penjabaran dari Sasaran Strategis kedalam Sasaran Program adalah
sebagai berikut:
1. Sasaran Strategis I: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara dan Daerah
Perwakilan BPKP Provinsi Utara memberikan dukungan atas pencapaian
Sasaran Strategis I melalui dukungan pencapaian di 3 (tiga) sasaran program,
yaitu:
a. Sasaran Program 1: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Akuntabilitas Keuangan Negara Bidang Perekonomian dan Kemaritiman;
b. Sasaran Program 7: Meningkatnya Pengawasan atas Akuntabilitas
Keuangan dan Kinerja Daerah;
c. Sasaran Program 15: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Akuntabilitas Keuangan Negara dan Daerah Bidang Investigasi.
2. Sasaran Strategis II: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Pembangunan Nasional
Perwakilan BPKP Provinsi Utara memberikan dukungan atas pencapaian
Sasaran Strategis II melalui dukungan pencapaian di 4 (empat) sasaran
program, yaitu:
a. Sasaran Program 2: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Akuntabilitas Pembangunan Nasional bidang Perekonomian dan
Kemaritiman;
b. Sasaran Program 8: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Akuntabilitas Pembangunan Nasional;
c. Sasaran Program 11: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
dukungan Badan Usaha terhadap Pembangunan Nasional;
d. Sasaran Program 16: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
kelancaran pelaksanaan pembangunan nasional.
18
3. Sasaran Strategis III: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Badan Usaha
Perwakilan BPKP Provinsi Utara memberikan dukungan atas pencapaian
Sasaran Strategis III melalui dukungan pencapaian di Sasaran Program 13:
Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Tata Kelola
BUMN/D/ BLUD.
4. Sasaran Strategis IV: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi
Perwakilan BPKP Provinsi Utara memberikan dukungan atas pencapaian
Sasaran Strategis IV melalui dukungan pencapaian di 3 (tiga) sasaran
program, yaitu:
a. Sasaran Program 17: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Efektivitas Pengendalian Korupsi pada badan usaha.
b. Sasaran Program 18: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian.
c. Sasaran Program 19: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Efektivitas Pengendalian Korupsi.
5. Sasaran Strategis V: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/Pemda/BU
Perwakilan BPKP Provinsi Utara memberikan dukungan atas pencapaian
Sasaran Strategis V melalui dukungan pencapaian di 2 (dua) sasaran
program, yaitu:
a. Sasaran Program 9: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Kualitas Pengendalian Intern Pemerintah Daerah;
b. Sasaran Program 14: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Kualitas Pengendalian Intern K/L/Badan Usaha.
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara juga memberikan dukungan atas
pencapaian Program 01 melalui dukungan pencapaian di 5 (lima) Sasaran
Program. Penjabaran dari Sasaran Strategis kedalam Sasaran Program adalah
sebagai berikut:
19
1. Sasaran Strategis VI: Meningkatnya tata kelola pengawasan yang berkualitas
Perwakilan BPKP Provinsi Utara memberikan dukungan atas pencapaian
Sasaran Strategis VI melalui dukungan pencapaian di 5 (lima) sasaran
program, yaitu:
a. Sasaran Program 1: Meningkatnya Tata Kelola Unit Kerja;
b. Sasaran Program 2: Meningkatnya Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja
Unit Kerja;
c. Sasaran Program 3: Meningkatnya Reputasi Unit Kerja;
d. Sasaran Program 4: Meningkatnya Pengendalian Intern Unit Kerja;
e. Sasaran Program 5: Meningkatnya Kepuasan Layanan Unit Kerja.
II.2 Alur Logika Program Pengawasan
Kegiatan-kegiatan dalam program pengawasan BPKP ditata mengikuti alur logika
program pengawasan mulai dari kegiatan hingga visi misi sebagaimana terlihat
pada gambar berikut ini:
Gambar II.1 Alur Logika Program Pengawasan
20
II. 3 Kegiatan dan Sasaran Kegiatan
Merujuk pada Peraturan Menteri Perencanaan Nasional/Kepala Bappenas Nomor
5 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga Tahun 2020-2024, terdapat penjabaran tanggung jawab
atas pelaksanaan tugas dan urusan pemerintahan, khususnya pencapaian target
kinerja pemerintah. Di dalam penjabaran tersebut ditentukan bahwa tujuan dan
sasaran strategis merupakan tanggung jawab pimpinan kementerian/lembaga.
Unit kerja eselon I bertanggung jawab atas program dan sasaran program,
sedangkan unit kerja eselon II bertanggung jawab atas kegiatan dan sasaran
kegiatan.
Kegiatan merupakan bagian dari program yang dilaksanakan oleh satuan kerja
setingkat Eselon II yang terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan
sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal
termasuk peralatan dan teknologi, dana, dan/atau kombinasi dari beberapa atau
semua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan
keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa. Di sisi lain, Sasaran Kegiatan
merupakan Sasaran Strategis unit kerja Eselon II atau unit kerja mandiri yang
memiliki keterkaitan dan hubungan sebab-akibat dengan Sasaran Program.
Sasaran Kegiatan yang dirumuskan harus dapat mendukung tercapainya Sasaran
Program.
Merujuk pada Renstra BPKP Tahun 2020-2024, Kegiatan yang menjadi tanggung
jawab Perwakilan adalah Kegiatan 6: Pelaksanaan Pengawasan Pembangunan.
Terdapat 10 (sepuluh) sasaran kegiatan atas Kegiatan 6 dan berdasarkan
instruksi dari Biro MKOT terdapat penyederhanaan menjadi 5 (lima) sasaran
kegiatan, yaitu:
1. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan
Negara/Daerah;
2. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan Nasional;
3. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Badan Usaha;
4. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian
Korupsi;
5. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern
K/L/P/BU.
21
Selain itu terdapat 1 (satu) sasaran kegiatan “enabler” sebagai dukungan atas
pencapaian Program 01, yaitu Meningkatnya Kualitas Layanan Ketatausahaan
Unit Kerja. Penjelasan masing-masing sasaran kegiatan di atas adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah
Sasaran Kegiatan Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah diukur dengan 6 (enam) Indikator
Kinerja Kegiatan (IKK) yaitu:
a. Nilai Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Terealisasi
Indikator ini bertujuan untuk menilai sejauh mana nilai optimalisasi
penerimaan sebagai hasil pengawasan BPKP, telah ditindaklanjuti
dengan proses pada K/L/pemda untuk merealisasikan penerimaannya
atas jenis penerimaan yang menjadi objek pengawasan BPKP. Indikator
ini diukur dengan jumlah nilai penetapan kurang bayar atas optimalisasi
penerimaan negara/daerah hasil pengawasan BPKP IKK diukur dengan
menjumlahkan kurang bayar atas penerimaan negara/daerah yang sudah
disetor/ditetapkan. Jenis penerimaan negara berdasarkan jenisnya
adalah untuk PNBP berdasarkan bukti setor, untuk Pajak/Bea Cukai
berdasarkan surat ketetapan dan untuk PAD berdasarkan bukti setor.
b. Potensi Penerimaan Negara/Daerah yang Dioptimalisasi
Indikator ini bertujuan untuk menilai sejauh mana potensi penerimaan
yang dapat dioptimalisasi melalui kegiatan pengawasan BPKP khususnya
untuk jenis penerimaan yang menjadi objek pengawasan BPKP. IKK
diukur dengan menjumlah nilai selisih dari potensi penerimaan
negara/daerah dari hasil kegiatan pengawasan BPKP dengan target yang
dianggarkan oleh K/L/D.
c. Nilai Efisiensi Pengeluaran Negara dan Daerah
Indikator ini bertujuan untuk menilai sejauh mana pengeluaran
negara/daerah yang dapat ditingkatkan nilai efisiensinya melalui kegiatan
pengawasan BPKP. IKK diukur dengan nilai pengurangan/pengalihan
rencana belanja proyek/kegiatan/program yang tidak tepat.
22
d. Nilai penyelamatan keuangan Negara
Indikator ini bertujuan untuk menilai seberapa besar keuangan negara
yang mampu diselamatkan melalui kegiatan pengawasan BPKP. IKK
diukur dengan nilai belanja yang dikembalikan ke kas negara termasuk
denda yang dikenakan dari hasil pengawasan BPKP dan nilai aset yang
dipulihkan.
e. Nilai Penyelamatan Pengelolaan Dana Transfer.
Indikator ini menunjukkan nilai penyelamatan pengelolaan dana transfer
oleh kabupaten/kota. IKK ini diukur dengan nilai penyelamatan dari hasil
pengawasan dana transfer dalam rupiah.
f. Nilai Penyelamatan Pembiayaan Daerah.
Indikator ini menunjukkan nilai penyelamatan pembiayaan daerah oleh
kabupaten/kota. IKK ini diukur dengan nilai penyelamatan dari hasil
pengawasan pembiayaan daerah dalam rupiah.
Keenam IKK tersebut digunakan untuk mengukur sejauh mana peran
Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam
meningkatkan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah di wilayah
Sumatera Utara.
Sesuai dengan Pasal 2 dan 3 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
192 Tahun 2014 Tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP). BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional.
Dalam melaksanakan tugasnya, BPKP menyelenggarakan fungsi perumusan
kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara/daerah dan pembangunan nasional meliputi kegiatan yang bersifat
lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan
penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan
kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden. Target yang harus
dicapai oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2020
sampai dengan 2024 adalah sebagai berikut:
23
Table II.1.1 Target Sasaran Kegiatan 1 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
No Tahun Indikator Kegiatan Target
(jutaan Rp)
1
2020 IKK1: Nilai Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Terealisasi
348
IKK2: Potensi Penerimaan Negara/Daerah yang Dioptimalisasi
695
IKK3: Nilai Efisiensi Pengeluaran Negara dan Daerah
2.246
IKK4: Nilai penyelamatan keuangan Negara 54.249
IKK5: Nilai Penyelamatan Pengelolaan Dana Transfer
0
IKK6: Nilai Penyelamatan Pembiayaan Daerah 0
2
2021 IKK1: Nilai Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Terealisasi
556
IKK2: Potensi Penerimaan Negara/Daerah yang Dioptimalisasi
927
IKK3: Nilai Efisiensi Pengeluaran Negara dan Daerah
188.130
IKK4: Nilai penyelamatan keuangan Negara 81.357
IKK5: Nilai Penyelamatan Pengelolaan Dana Transfer
118
IKK6: Nilai Penyelamatan Pembiayaan Daerah 59
3
2022 IKK1: Nilai Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Terealisasi
695
IKK2: Potensi Penerimaan Negara/Daerah yang Dioptimalisasi
1.158
IKK3: Nilai Efisiensi Pengeluaran Negara dan Daerah
155.996
IKK4: Nilai penyelamatan keuangan Negara 99.430
IKK5: Nilai Penyelamatan Pengelolaan Dana Transfer
120
IKK6: Nilai Penyelamatan Pembiayaan Daerah 60
4
2023 IKK1: Nilai Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Terealisasi
695
IKK2: Potensi Penerimaan Negara/Daerah yang Dioptimalisasi
1.158
IKK3: Nilai Efisiensi Pengeluaran Negara dan Daerah
137.919
IKK4: Nilai penyelamatan keuangan Negara 113.000
IKK5: Nilai Penyelamatan Pengelolaan Dana Transfer
122
IKK6: Nilai Penyelamatan Pembiayaan Daerah 61
5
2024 IKK1: Nilai Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Terealisasi
695
IKK2: Potensi Penerimaan Negara/Daerah yang Dioptimalisasi
1.158
24
No Tahun Indikator Kegiatan Target
(jutaan Rp)
IKK3: Nilai Efisiensi Pengeluaran Negara dan Daerah
114.799
IKK4: Nilai penyelamatan keuangan Negara 103.964
IKK5: Nilai Penyelamatan Pengelolaan Dana Transfer
125
IKK6: Nilai Penyelamatan Pembiayaan Daerah 62
Pencapaian atas Sasaran Kegiatan ini akan mendukung pencapaian 3 (tiga)
Sasaran Program, yaitu:
a. SP 1: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas
Keuangan Negara Bidang Perekonomian dan Kemaritiman.
b. SP 7: Meningkatnya Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan dan
Kinerja Daerah
c. SP 15: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas
Keuangan Negara dan Daerah Bidang Investigasi
Pencapaian 3 (tiga) Sasaran Program tersebut akan mendukung tercapainya
Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Akuntabilitas Keuangan Negara dan Daerah.
2. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan Nasional
Sasaran Kegiatan Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Pembangunan Nasional diukur dengan 9 (sembilan) Indikator Kinerja
Kegiatan (IKK) yaitu:
a. Jumlah PP (Program Prioritas) yang tercapai sesuai target
Indikator ini diukur dengan menjumlah PP yang tercapai target atas total
jumlah PP yang diawasi secara komprehensif melalui konvergensi
pengawasan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Utara.
b. Jumlah KP (Kegiatan Prioritas) yang diawasi
Indikator ini menunjukkan banyaknya jumlah kegiatan prioritas nasional
yang diawasi. IKK ini diukur berdasarkan jumlah KP yang dilakukan
pengawasan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.
c. Jumlah KP (Kegiatan Prioritas) yang tercapai sesuai target
Indikator ini menunjukkan sejauh mana keberhasilan kegiatan prioritas
nasional mencapai target yang ditetapkan. IKK ini diukur dengan
menjumlahkan kegiatan prioritas yang tercapai target kinerja yang
25
tercantum dalam Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) pada tahun yang
berjalan.
d. Jumlah PSN (Proyek Strategis Nasional) yang tercapai sesuai target
Indikator ini diukur dengan menjumlah PSN yang tercapai target atas total
jumlah PSN yang dilakukan pengawasan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara.
e. Jumlah PPS (Proyek Prioritas Strategis) yang tercapai sesuai target
Indikator ini diukur dengan menjumlah PPS yang tercapai target atas total
jumlah PPS yang dilakukan pengawasan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara.
f. Jumlah PP (Program Prioritas) yang memenuhi dimensi akuntabilitas
Indikator ini diukur dengan menjumlah Jumlah PP di Provinsi Sumatera
Utara yang indeks ATPN-nya (Akuntabilitas Pengelolaan Program
Pembangunan Nasional/AP3N) minimal level 3.
g. Jumlah Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah yang Tercapai
Sesuai Target
Indikator ini diukur berdasarkan jumlah pengawasan program lintas
sektoral pembangunan daerah yang tercapai sesuai target. Pada tahun
2020 sedang dilakukan pemetaan oleh Deputi PPKD BPKP Pusat untuk
mengidentifikasi potensi program lintas sektoral pembangunan daerah
yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi/kabupaten/kota.
h. Persentase Desa yang Diaudit Kinerja dengan Hasil Baik
Indikator ini menunjukkan sejauh mana keberhasilan dari pemerintah desa
mencapai kinerja berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM Desa).
IKK ini diukur dengan analisis perbandingan antara jumlah desa yang
berkinerja baik dibandingkan jumlah seluruh desa yang diaudit kinerjanya.
i. Persentase hambatan pelaksanaan pembangunan yang diselesaikan
Indikator ini diukur dengan menjumlahkan LEHKP (Laporan Evaluasi
Hambatan Kelancaran Pembangunan) yang kesepakatannya terlaksana
dibagi Total penugasan EHKP yang diterbitkan.
Kesembilan IKK tersebut digunakan untuk mengukur sejauh mana peran
Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam
meningkatkan Pembangunan Nasional di wilayah Sumatera Utara.
Sesuai dengan Pasal 2 dan 3 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
26
192 Tahun 2014 Tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP). BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional.
Dalam melaksanakan tugasnya, BPKP menyelenggarakan fungsi
pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran
keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain
yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran
negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya
yang didalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas
pembiayaan keuangan negara/ daerah. Target yang harus dicapai Perwakilan
BPKP Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2020 sampai dengan 2024 adalah
sebagai berikut:
Table II.1.2 Target Sasaran Kegiatan 2 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
No Tahun Indikator Kegiatan Target
1 2020 IKK7: Jumlah PP yang tercapai sesuai target 2
IKK8: Jumlah KP yang diawasi 9
IKK9: Jumlah KP yang tercapai sesuai target 9
IKK10: Jumlah PSN yang tercapai sesuai target 5
IKK 11: Jumlah PPS yang tercapai sesuai target 1
IKK 12: Jumlah PP yang memenuhi dimensi akuntabilitas
2
IKK13: Jumlah Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah yang Tercapai Sesuai Target
0
IKK14: Persentase Desa yang Diaudit Kinerja dengan Hasil Baik
0%
IKK15: Persentase hambatan pelaksanaan pembangunan yang diselesaikan
75%
2 2021 IKK7: Jumlah PP yang tercapai sesuai target 3
IKK8: Jumlah KP yang diawasi 11
IKK9: Jumlah KP yang tercapai sesuai target 11
IKK10: Jumlah PSN yang tercapai sesuai target 6
IKK 11: Jumlah PPS yang tercapai sesuai target 2
IKK 12: Jumlah PP yang memenuhi dimensi akuntabilitas
2
27
No Tahun Indikator Kegiatan Target
IKK13: Jumlah Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah yang Tercapai Sesuai Target
1
IKK14: Persentase Desa yang Diaudit Kinerja dengan Hasil Baik
8.33%
IKK15: Persentase hambatan pelaksanaan pembangunan yang diselesaikan
80%
3 2022 IKK7: Jumlah PP yang tercapai sesuai target 2
IKK8: Jumlah KP yang diawasi 12
IKK9: Jumlah KP yang tercapai sesuai target 12
IKK10: Jumlah PSN yang tercapai sesuai target 7
IKK 11: Jumlah PPS yang tercapai sesuai target 3
IKK 12: Jumlah PP yang memenuhi dimensi akuntabilitas
2
IKK13: Jumlah Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah yang Tercapai Sesuai Target
1
IKK14: Persentase Desa yang Diaudit Kinerja dengan Hasil Baik
12.5%
IKK15: Persentase hambatan pelaksanaan pembangunan yang diselesaikan
85%
4 2023 IKK7: Jumlah PP yang tercapai sesuai target 2
IKK8: Jumlah KP yang diawasi 13
IKK9: Jumlah KP yang tercapai sesuai target 13
IKK10: Jumlah PSN yang tercapai sesuai target 8
IKK 11: Jumlah PPS yang tercapai sesuai target 4
IKK 12: Jumlah PP yang memenuhi dimensi akuntabilitas
2
IKK13: Jumlah Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah yang Tercapai Sesuai Target
1
IKK14: Persentase Desa yang Diaudit Kinerja dengan Hasil Baik
29.17%
IKK15: Persentase hambatan pelaksanaan pembangunan yang diselesaikan
85%
5 2024 IKK7: Jumlah PP yang tercapai sesuai target 2
IKK8: Jumlah KP yang diawasi 14
IKK9: Jumlah KP yang tercapai sesuai target 14
IKK10: Jumlah PSN yang tercapai sesuai target 8
IKK 11: Jumlah PPS yang tercapai sesuai target 5
IKK 12: Jumlah PP yang memenuhi dimensi akuntabilitas
2
IKK13: Jumlah Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah yang Tercapai Sesuai Target
1
IKK14: Persentase Desa yang Diaudit Kinerja dengan Hasil Baik
41.67%
28
No Tahun Indikator Kegiatan Target
IKK15: Persentase hambatan pelaksanaan pembangunan yang diselesaikan
85%
Pencapaian atas Sasaran Kegiatan ini akan mendukung pencapaian 4
(empat) Sasaran Program, yaitu:
a. SP 2: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas
Pembangunan Nasional bidang Perekonomian dan Kemaritiman.
b. SP 8: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas
Pembangunan Nasional
c. SP 11: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas dukungan Badan
Usaha terhadap Pembangunan Nasional
d. SP 16: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas kelancaran
pelaksanaan pembangunan nasional
Pencapaian 4 (empat) Sasaran Program tersebut akan mendukung
tercapainya Sasaran Strategis 2: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan
atas Akuntabilitas Pembangunan Nasional.
3. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Badan Usaha
Sasaran Kegiatan Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Akuntabilitas Badan Usaha diukur dengan 5 (lima) Indikator Kinerja Kegiatan
(IKK) yaitu:
a. Jumlah BUMN dengan pengelolaan korporasinya baik
Indikator ini diukur dengan menjumlah BUMN dengan tata kelola baik
dibagi jumlah total BUMN di Provinsi Sumatera Utara.
b. Jumlah BUMD dengan pengelolaan korporasinya baik
Indikator ini diukur dengan menjumlah BUMD dengan tata kelola baik
dibagi jumlah total BUMD di Provinsi Sumatera Utara.
c. Jumlah BUMD dengan kinerja sehat
Indikator ini diukur dengan menjumlah BUMD dengan kinerja minimal
"Sehat" dibagi jumlah total BUMD di Provinsi Sumatera Utara.
d. Jumlah BLUD dengan kinerja sehat
Indikator ini diukur dengan menjumlah BLUD dengan kinerja minimal
"Sehat" dibagi jumlah total BLUD di Provinsi Sumatera Utara.
e. Jumlah BUMDes yang mampu menyusun laporan
Indikator ini diukur dengan menjumlahkan BUMDes yang mampu
29
menyusun laporan keuangan setelah adanya pendampingan oleh
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.
Kelima IKK tersebut digunakan untuk mengukur sejauh mana peran
Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam memperbaiki
Tata Kelola Korporasi di BUMN/BUMD/BLUD dan BUMDes.
Sesuai dengan Pasal 2 dan 3 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
192 Tahun 2014 Tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP). BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional.
Dalam melaksanakan tugasnya, BPKP menyelenggarakan fungsi pemberian
konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan tata
kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/ kebijakan
pemerintah yang strategis. Target yang harus dicapai Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2020 sampai dengan 2024 adalah
sebagai berikut:
Table II.1.3 Target Sasaran Kegiatan 3 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
No Tahun Indikator Kegiatan Target
1 2020 IKK16: Jumlah BUMN dengan pengelolaan korporasinya baik
2
IKK17: Jumlah BUMD dengan pengelolaan korporasinya baik
0
IKK18: Jumlah BUMD dengan kinerja sehat 6
IKK19: Jumlah BLUD dengan kinerja sehat 3
IKK20: Jumlah BUMDes yang mampu menyusun laporan
34
2 2021 IKK16: Jumlah BUMN dengan pengelolaan korporasinya baik
2
IKK17: Jumlah BUMD dengan pengelolaan korporasinya baik
0
IKK18: Jumlah BUMD dengan kinerja sehat 7
IKK19: Jumlah BLUD dengan kinerja sehat 3
IKK20: Jumlah BUMDes yang mampu menyusun laporan
44
3 2022 IKK16: Jumlah BUMN dengan pengelolaan korporasinya baik
3
IKK17: Jumlah BUMD dengan pengelolaan korporasinya baik
1
IKK18: Jumlah BUMD dengan kinerja sehat 7
IKK19: Jumlah BLUD dengan kinerja sehat 4
IKK20: Jumlah BUMDes yang mampu menyusun laporan
51
30
No Tahun Indikator Kegiatan Target
4 2023 IKK16: Jumlah BUMN dengan pengelolaan korporasinya baik
3
IKK17: Jumlah BUMD dengan pengelolaan korporasinya baik
2
IKK18: Jumlah BUMD dengan kinerja sehat 8
IKK19: Jumlah BLUD dengan kinerja sehat 4
IKK20: Jumlah BUMDes yang mampu menyusun laporan
65
5 2024 IKK16: Jumlah BUMN dengan pengelolaan korporasinya baik
3
IKK17: Jumlah BUMD dengan pengelolaan korporasinya baik
3
IKK18: Jumlah BUMD dengan kinerja sehat 9
IKK19: Jumlah BLUD dengan kinerja sehat 4
IKK20: Jumlah BUMDes yang mampu menyusun laporan
73
Pencapaian atas Sasaran Kegiatan ini akan mendukung pencapaian Sasaran
Program 13: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Tata
Kelola BUMN/D/ BLUD.
Pencapaian Sasaran Program tersebut akan mendukung tercapainya
Sasaran Strategis 3: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Akuntabilitas Badan Usaha.
4. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi
Sasaran Kegiatan Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas
Pengendalian Korupsi diukur dengan 4 (empat) Indikator Kinerja Kegiatan
(IKK) yaitu:
a. Persentase hasil pengawasan represif yang dimanfaatkan/ditindaklanjuti
Indikator ini diukur dengan menjumlahkan Pemerintah
Daerah/BUMN/D/APH yang menjadi objek pengawasan Perwakilan
BPKP Provinsi Sumatera Utara yang menindaklanjuti rekomendasi
represif dibagi dengan jumlah penugasan pengawasan represif.
b. Persentase hasil Pengawasan preventif dan edukatif yang dimanfaatkan/ ditindaklanjuti
Indikator ini diukur dengan menjumlah Pemerintah Daerah/BUMN/D yang
menjadi objek pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
yang menindaklanjuti rekomendasi preventif dan edukatif dibagi dengan
jumlah Pemerintah Daerah/BUMN/D sasaran pengawasan
31
preventif/edukatif.
c. Jumlah Pemda dengan efektivitas pengendalian korupsi Baik
Indikator ini diukur dengan skor indeks efektivitas pengendalian korupsi
yang merupakan komposit skor atas tiga pilar: kapabilitas, keberterapan
(implementedness) strategi pencegahan, dan penanganan keterjadian.
d. Jumlah badan usaha dengan efektivitas pengendalian korupsi baik
Indikator ini diukur dengan skor indeks efektivitas pengendalian korupsi
yang merupakan komposit skor atas tiga pilar: kapabilitas, keberterapan
(implementedness) strategi pencegahan, dan penanganan keterjadian.
Keempat IKK tersebut digunakan untuk mengukur sejauh mana peran
Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam
meningkatkan Efektifitas Pengendalian Korupsi di Pemerintah Daerah dan
BUMN/D di Wilayah Sumatera Utara.
Sesuai dengan Pasal 27 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 192
Tahun 2014 Tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP). Deputi Bidang Investigasi melaksanakan tugas membantu Kepala di
bidang pelaksanaan pengawasan kelancaran pembangunan termasuk
program lintas sektoral, pencegahan korupsi, audit atas penyesuaian harga,
audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang
berindikasi merugikan keuangan negara, audit penghitungan kerugian
keuangan negara dan pemberian keterangan ahli. Target yang harus dicapai
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2020 sampai dengan
2024 adalah sebagai berikut:
Table II.1.4 Target Sasaran Kegiatan 4 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
No Tahun Indikator Kegiatan Target
1 2020 IKK21: Persentase hasil pengawasan represif yang dimanfaatkan/ditindaklanjuti
100.00%
IKK22: Persentase hasil Pengawasan preventif dan edukatif yang dimanfaatkan/ ditindaklanjuti
70.00%
IKK23: Jumlah Pemda dengan efektivitas pengendalian korupsi Baik
0
IKK24: Jumlah badan usaha dengan efektivitas pengendalian korupsi baik
0
2 2021 IKK21: Persentase hasil pengawasan represif yang dimanfaatkan/ditindaklanjuti
100.00%
IKK22: Persentase hasil Pengawasan preventif dan edukatif yang dimanfaatkan/ ditindaklanjuti
75.00%
32
No Tahun Indikator Kegiatan Target
IKK23: Jumlah Pemda dengan efektivitas pengendalian korupsi Baik
0
IKK24: Jumlah badan usaha dengan efektivitas pengendalian korupsi baik
0
3 2022 IKK21: Persentase hasil pengawasan represif yang dimanfaatkan/ditindaklanjuti
100.00%
IKK22: Persentase hasil Pengawasan preventif dan edukatif yang dimanfaatkan/ ditindaklanjuti
80.00%
IKK23: Jumlah Pemda dengan efektivitas pengendalian korupsi Baik
4
IKK24: Jumlah badan usaha dengan efektivitas pengendalian korupsi baik
1
4 2023 IKK21: Persentase hasil pengawasan represif yang dimanfaatkan/ditindaklanjuti
100.00%
IKK22: Persentase hasil Pengawasan preventif dan edukatif yang dimanfaatkan/ ditindaklanjuti
85.00%
IKK23: Jumlah Pemda dengan efektivitas pengendalian korupsi Baik
6
IKK24: Jumlah badan usaha dengan efektivitas pengendalian korupsi baik
2
5 2024 IKK21: Persentase hasil pengawasan represif yang dimanfaatkan/ditindaklanjuti
100.00%
IKK22: Persentase hasil Pengawasan preventif dan edukatif yang dimanfaatkan/ ditindaklanjuti
90.00%
IKK23: Jumlah Pemda dengan efektivitas pengendalian korupsi Baik
8
IKK24: Jumlah badan usaha dengan efektivitas pengendalian korupsi baik
2
Pencapaian atas Sasaran Kegiatan ini akan mendukung pencapaian 3 (tiga)
Sasaran Program, yaitu:
a. SP 17: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas
Pengendalian Korupsi pada badan usaha.
b. SP 18: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas efektivitas hasil
pengawasan keinvestigasian.
c. SP 19: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas
Pengendalian Korupsi.
Pencapaian 3 (tiga) Sasaran Program tersebut akan mendukung tercapainya
Sasaran Strategis 4: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Efektivitas Pengendalian Korupsi.
5. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/BUMN/D
Sasaran Kegiatan Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas
33
Pengendalian Korupsi diukur dengan 14 (empat belas) Indikator Kinerja
Kegiatan (IKK) yaitu:
a. Jumlah APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3
Penetapan Kapabilitas APIP level 3 menjadi IKU Pemerintah Daerah
sangat penting untuk lebih mendorong APIP Daerah dalam meningkatkan
kapabilitasnya sekaligus menunjukkan komitmen yang kuat dari APIP
Daerah sehingga menjadi perhatian oleh seluruh elemen APIP Daerah.
IKK ini diukur dengan menjumlah APIP Daerah di Sumatera Utara yang
telah mencapai Level 3 hasil dari kesimpulan ekspose mandiri Kapabilitas
APIP.
b. Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3
Indikator Maturitas Penyelenggaraan SPIP diharapkan dapat
mengindikasikan kinerja BPKP dari hasil pembinaan penyelenggaraan
sistem pengendalian intern pada kementerian, lembaga dan pemerintah
daerah.
IKK ini mengukur sejauh mana tingkat kematangan penyelenggaraan
sistem pengendalian intern pada kementerian, Lembaga dan pemerintah
daerah, serta mengidentifikasi area-area penyelenggaraan pengendalian
intern yang memerlukan perbaikan peningkatan penyelenggaraan SPIP.
Maturitas penyelenggaraan SPIP diukur dengan melihat implementasi
atas 5 (lima) unsur SPIP yaitu: 1) lingkungan pengendalian; 2) penilaian
risiko; 3) kegiatan pengendalian; 4) informasi dan komunikasi; dan 5)
pemantauan pengendalian intern. IKK ini diukur dengan menjumlah
Pemerintah Daerah di Sumatera Utara yang telah memenuhi karakteristik
maturitas SPIP Level 3.
c. Jumlah Pemda Provinsi dengan MRI ≥ Level 3
Indikator indeks manajemen risiko pada pemda provinsi mencerminkan
kualitas penerapan manajemen risiko di lingkup pemda provinsi. Semakin
tinggi Indeks Manajemen Risiko, diharapkan akan semakin baik kualitas
pengelolaan manajemen risiko dan pencapaian tujuan pemda provinsi.
IKK ini diukur dengan menghitung jumlah Pemerintah Daerah Provins di
Provinsi Sumatera Utara yang mengimplementasikan
pengelolaan/manajemen risiko dan memenuhi karakteristik level 3.
34
d. Jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3
Indikator indeks manajemen risiko pada pemda kabupaten/ kota
mencerminkan kualitas penerapan manajemen risiko di lingkup pemda
kabupaten/kota. Semakin tinggi Indeks Manajemen Risiko, diharapkan
akan semakin baik kualitas pengelolaan manajemen risiko dan
pencapaian tujuan pemda kabupaten/kota.
IKK ini diukur dengan menghitung jumlah Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara yang mengimplementasikan
pengelolaan/manajemen risiko dan memenuhi karakteristik level 3.
e. Persentase jumlah pemda yang akuntabel dalam pengelolaan keuangan dan kinerja daerah
Indikator ini didefinisikan sebagai persentase jumlah pemda yang
akuntabel (efisien dan efektif) dalam pengelolaan keuangan dan kinerja
dengan Opini LKPD WTP dan nilai evaluasi SAKIP minimal BB.
IKK ini diukur berdasarkan persentase jumlah pemda dengan Opini LKPD
WTP dan nilai evaluasi SAKIP minimal BB dibandingkan dengan jumlah
pemda di Provinsi Sumatera Utara.
f. Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
Indikator ini menunjukkan jumlah rekomendasi strategis yang diterbitkan
dalam rangka mendorong peningkatan Governance, Risk Management,
and Control (GRC) pada stakeholders.
IKK ini diukur dengan banyaknya produk rekomendasi strategis yang bisa
dihasilkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara kepada para
stakeholder terkait.
g. Persentase Jumlah desa yang Menyusun laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa
Indikator ini menunjukkan sejauh mana tingkat ketaatan pemerintah desa
dalam menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan desa sesuai
ketentuan. IKK ini diukur dengan cara melakukan analisis perbandingan
antara jumlah desa yang telah menyusun laporan pertanggungjawaban
sesuai ketentuan dibandingkan dengan jumlah desa di Provinsi Sumatera
Utara.
35
h. Jumlah desa yang menerapkan pengelolaan aset desa secara memadai
Indikator ini digunakan untuk mengukur sejauh mana pemerintah desa
telah menerapkan pengelolaan aset desa sesuai ketentuan. IKK ini diukur
dengan menghitung jumlah desa yang telah menerapkan pengelolaan
aset desa sesuai ketentuan di Provinsi Sumatera Utara.
i. Jumlah APIP yang Mengimplementasikan Siswaskeudes
Indikator ini digunakan untuk mengukur sejauh mana APIP telah mampu
melakukan pengawasan keuangan desa dengan menggunakan Aplikasi
Siswaskeudes. IKK ini diukur dengan menghitung banyaknya APIP di
Provinsi Sumatera Utara yang telah menerapkan aplikasi Siswaskeudes
sebagai alat untuk melakukan pengawasan keuangan desa.
j. Jumlah BUMN dengan MRI ≥ Level 3
Indikator ini diukur berdasarkan jumlah BUMN yang berada pada
maturitas MR Level 3 dibagi jumlah total BUMN yang dibina Perwakilan
BPKP Provinsi Sumatera Utara.
k. Jumlah BUMD dengan MRI ≥ Level 3
Indikator ini diukur berdasarkan jumlah BUMD yang berada pada
maturitas MR Level 3 dibagi jumlah total BUMD yang dibina Perwakilan
BPKP Provinsi Sumatera Utara.
l. Jumlah BLUD dengan MRI ≥ Level 3
Indikator ini diukur berdasarkan jumlah BLUD yang berada pada maturitas
MR Level 3 dibagi jumlah total BLUD yang dibina Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Utara.
m. Jumlah BUMD dengan Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern ≥ Level 3
Indikator ini diukur berdasarkan Jumlah BUMD dengan Kapabilitas APIP
Level 3 dibagi jumlah total Badan Usaha yang dibina Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Utara (dari skala 1-5).
n. Jumlah BLUD dengan Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern ≥ Level 3
Indikator ini diukur berdasarkan Jumlah BLUD dengan Kapabilitas APIP
Level 3 dibagi jumlah total Badan Usaha yang dibina Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Utara (dari skala 1-5)
Empat belas IKK tersebut digunakan untuk mengukur sejauh mana peran
36
Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam
meningkatkan kualitas pengendalian intern K/L/P/BU di Wilayah Sumatera
Utara melalui peningkatan Kapabilitas APIP, Kapabilitas SPI, Maturitas SPIP
dan Indeks Manajemen Risiko.
Sesuai dengan Pasal 3 huruf (d) Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 192 Tahun 2014 Tentang Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP), BPKP menyelenggarakan fungsi pemberian
konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan tata
kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/ kebijakan
pemerintah yang strategis. Target yang harus dicapai Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2020 sampai dengan 2024 adalah
sebagai berikut:
Table II.1.5 Target Sasaran Kegiatan 5 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
No Tahun Indikator Kegiatan Target
1 2020 IKK25: Jumlah APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3
7
IKK26: Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3
10
IKK27: Jumlah Pemda Provinsi dengan MRI ≥ Level 3
0
IKK28: Jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3
1
IKK29: Persentase jumlah pemda yang akuntabel dalam pengelolaan keuangan dan kinerja daerah
0.00%
IKK30: Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
1
IKK31: Persentase Jumlah desa yang Menyusun laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa
38.00%
IKK32: Jumlah desa yang menerapkan pengelolaan aset desa secara memadai
0
IKK33: Jumlah APIP yang Mengimplementasikan Siswaskeudes
1
IKK34: Jumlah BUMN dengan MRI ≥ Level 3 0
IKK35: Jumlah BUMD dengan MRI ≥ Level 3 0
IKK36: Jumlah BLUD dengan MRI ≥ Level 3 0
IKK37: Jumlah BUMD dengan Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern ≥ Level 3
0
IKK38: Jumlah BLUD dengan Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern ≥ Level 3
0
37
No Tahun Indikator Kegiatan Target
2 2021 IKK25: Jumlah APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3
10
IKK26: Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3
12
IKK27: Jumlah Pemda Provinsi dengan MRI ≥ Level 3
0
IKK28: Jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3
2
IKK29: Persentase jumlah pemda yang akuntabel dalam pengelolaan keuangan dan kinerja daerah
0.18%
IKK30: Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
1
IKK31: Persentase Jumlah desa yang Menyusun laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa
43.00%
IKK32: Jumlah desa yang menerapkan pengelolaan aset desa secara memadai
108
IKK33: Jumlah APIP yang Mengimplementasikan Siswaskeudes
5
IKK34: Jumlah BUMN dengan MRI ≥ Level 3 1
IKK35: Jumlah BUMD dengan MRI ≥ Level 3 0
IKK36: Jumlah BLUD dengan MRI ≥ Level 3 1
IKK37: Jumlah BUMD dengan Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern ≥ Level 3
0
IKK38: Jumlah BLUD dengan Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern ≥ Level 3
0
3 2022 IKK25: Jumlah APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3
15
IKK26: Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3
14
IKK27: Jumlah Pemda Provinsi dengan MRI ≥ Level 3
0
IKK28: Jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3
3
IKK29: Persentase jumlah pemda yang akuntabel dalam pengelolaan keuangan dan kinerja daerah
0.55%
IKK30: Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
1
IKK31: Persentase Jumlah desa yang Menyusun laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa
48.01%
IKK32: Jumlah desa yang menerapkan pengelolaan aset desa secara memadai
267
IKK33: Jumlah APIP yang Mengimplementasikan Siswaskeudes
9
IKK34: Jumlah BUMN dengan MRI ≥ Level 3 1
38
No Tahun Indikator Kegiatan Target
IKK35: Jumlah BUMD dengan MRI ≥ Level 3 0
IKK36: Jumlah BLUD dengan MRI ≥ Level 3 4
IKK37: Jumlah BUMD dengan Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern ≥ Level 3
0
IKK38: Jumlah BLUD dengan Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern ≥ Level 3
1
4 2023 IKK25: Jumlah APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3
20
IKK26: Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3
15
IKK27: Jumlah Pemda Provinsi dengan MRI ≥ Level 3
0
IKK28: Jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3
3
IKK29: Persentase jumlah pemda yang akuntabel dalam pengelolaan keuangan dan kinerja daerah
0.55%
IKK30: Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
1
IKK31: Persentase Jumlah desa yang Menyusun laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa
53.01%
IKK32: Jumlah desa yang menerapkan pengelolaan aset desa secara memadai
542
IKK33: Jumlah APIP yang Mengimplementasikan Siswaskeudes
11
IKK34: Jumlah BUMN dengan MRI ≥ Level 3 2
IKK35: Jumlah BUMD dengan MRI ≥ Level 3 2
IKK36: Jumlah BLUD dengan MRI ≥ Level 3 5
IKK37: Jumlah BUMD dengan Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern ≥ Level 3
2
IKK38: Jumlah BLUD dengan Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern ≥ Level 3
1
5 2024 IKK25: Jumlah APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3
23
IKK26: Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3
16
IKK27: Jumlah Pemda Provinsi dengan MRI ≥ Level 3
0
IKK28: Jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3
5
IKK29: Persentase jumlah pemda yang akuntabel dalam pengelolaan keuangan dan kinerja daerah
0.92%
IKK30: Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
1
39
No Tahun Indikator Kegiatan Target
IKK31: Persentase Jumlah desa yang Menyusun laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa
57.99%
IKK32: Jumlah desa yang menerapkan pengelolaan aset desa secara memadai
1120
IKK33: Jumlah APIP yang Mengimplementasikan Siswaskeudes
15
IKK34: Jumlah BUMN dengan MRI ≥ Level 3 3
IKK35: Jumlah BUMD dengan MRI ≥ Level 3 3
IKK36: Jumlah BLUD dengan MRI ≥ Level 3 7
IKK37: Jumlah BUMD dengan Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern ≥ Level 3
3
IKK38: Jumlah BLUD dengan Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern ≥ Level 3
1
Pencapaian atas Sasaran Kegiatan ini akan mendukung pencapaian 2 (dua)
Sasaran Program, yaitu:
a. SP 9: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas
Pengendalian Intern Pemerintah Daerah.
b. SP 18: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas
Pengendalian Intern K/L/Badan Usaha.
Pencapaian 2 (dua) Sasaran Program tersebut akan mendukung tercapainya
Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas
Pengendalian Intern K/L/Pemda/BU.
6. Meningkatnya Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja
Sasaran Kegiatan Meningkatnya Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja
diukur dengan 13 (tiga belas) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yaitu:
a. Nilai Skor Zona Integritas Unit Kerja
Indikator Skor Zona Integritas diukur sesuai dengan kertas kerja Penilaian
Mandiri Pembangunan Zona Integritas, mengacu kepada pedoman yang
dikeluarkan oleh Kementerian PANRB.
b. Persentase Pegawai yang mengikuti peningkatan Kompetensi
Indikator ini diukur dengan menjumlah penyusunan RKA yang tepat waktu
dibagi dengan jumlah penyusunan RKA dikalikan 100%.
c. Persentase administrasi SDM yang diselesaikan tepat waktu
Indikator ini diukur dengan menjumlahkan pegawai yang mengikuti
peningkatan kompetensi (Diklat, PPM, Workshop) dibagi dengan jumlah
Pegawai di Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dikalikan 100%.
40
d. Persentase Penyusunan RKA Tepat Waktu Unit Kerja
Indikator ini diukur dengan menjumlahkan pengurusan administrasi SDM
(Kepangkatan, Database kepegawaian, KGB) yang selesai tepat waktu
dibagi dengan Total Administrasi SDM dikalikan 100%.
e. Skor IKPA Unit Kerja
Pengukuran IKK Skor Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran
menggunakan pengukuran yang dilaksanakan oleh Kementerian
Keuangan.
f. Persentase SPM yang terbit tepat waktu
Indikator ini diukur dengan menjumlahkan SPM terbit setelah 5 hari kerja
setelah berkas lengkap tanpa pengembalian dari KPPN dibagi dengan
jumlah total SPM terbit dikalikan 100%.
g. Persentase Penyusunan Laporan Keuangan sesuai SAP
Indikator ini diukur dengan menelaah Laporan Keuangan Perwakilan dan
dibandingkan dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
h. Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja
Indikator ini dukur dengan menilai pengelolaan BMN di Perwakilan sesuai
ketentuan pengelolaan BMN.
i. Nilai SAKIP Unit Kerja
Indikator ini diukur dengan menilai SAKIP Perwakilan dengan penilaian
mandiri (self assessment) dan dilakukan penjaminan kualitas (quality
assurance) oleh Inspektorat BPKP.
j. Maturitas SPIP Unit Kerja
Indikator ini diukur dengan menilai Maturitas SPIP Perwakilan dengan
penilaian mandiri (self assessment) dan dilakukan penjaminan kualitas
(quality assurance) oleh Inspektorat BPKP.
k. Indeks MR Unit Kerja
Indikator ini diukur dengan menilai Indeks Manajemen Risiko Perwakilan
dengan penilaian mandiri (self assessment) dan dilakukan penjaminan
kualitas (quality assurance) oleh Inspektorat BPKP.
l. Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja
Indikator ini diukur dengan melakukan survey kepada pegawai terkait
kepuasan layanan ketatausahaan unit kerja Perwakilan dengan
menggunakan skala likert 1 s.d 10.
41
m. Indeks Kepuasan Layanan Unit Kerja
Indikator ini diukur dengan melakukan survey kepada stakeholder terkait
kepuasan layanan unit kerja Perwakilan.
Tiga belas IKK tersebut digunakan untuk mengukur sejauh mana Kualitas
Layanan Ketatausahaan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam
memberikan dukungan atas pengawasan yang dilaksanakan.
Target yang harus dicapai Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara pada
tahun 2020 sampai dengan 2024 adalah sebagai berikut:
Table II.1.6 Target Sasaran Kegiatan 6 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
No Tahun Indikator Kegiatan Target
1 2020 IKK 1: Nilai Skor Zona Integritas Unit Kerja 75
IKK 2: Persentase Pegawai yang mengikuti peningkatan Kompetensi
100%
IKK 3: Persentase administrasi SDM yang diselesaikan tepat waktu
100%
IKK 4: Persentase Penyusunan RKA Tepat Waktu Unit Kerja
100%
IKK 5: Skor IKPA Unit Kerja 86
IKK 6: Persentase SPM yang terbit tepat waktu 90%
IKK 7: Persentase Penyusunan Laporan Keuangan sesuai SAP
100%
IKK 8: Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja Baik
IKK 9: Nilai SAKIP Unit Kerja 80
IKK 10: Maturitas SPIP Unit Kerja Level 3
IKK 11: Indeks MR Unit Kerja -
IKK 12: Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja
70
IKK 13: Indeks Kepuasan Layanan Unit Kerja 70
2 2021 IKK 1: Nilai Skor Zona Integritas Unit Kerja 76
IKK 2: Persentase Pegawai yang mengikuti peningkatan Kompetensi
100%
IKK 3: Persentase administrasi SDM yang diselesaikan tepat waktu
100%
IKK 4: Persentase Penyusunan RKA Tepat Waktu Unit Kerja
100%
IKK 5: Skor IKPA Unit Kerja 87
IKK 6: Persentase SPM yang terbit tepat waktu 91%
IKK 7: Persentase Penyusunan Laporan Keuangan sesuai SAP
100%
IKK 8: Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja Baik
IKK 9: Nilai SAKIP Unit Kerja 81
IKK 10: Maturitas SPIP Unit Kerja Level 3
IKK 11: Indeks MR Unit Kerja Level 3
42
No Tahun Indikator Kegiatan Target
IKK 12: Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja
76
IKK 13: Indeks Kepuasan Layanan Unit Kerja 73
3 2022 IKK 1: Nilai Skor Zona Integritas Unit Kerja 77
IKK 2: Persentase Pegawai yang mengikuti peningkatan Kompetensi
100%
IKK 3: Persentase administrasi SDM yang diselesaikan tepat waktu
100%
IKK 4: Persentase Penyusunan RKA Tepat Waktu Unit Kerja
100%
IKK 5: Skor IKPA Unit Kerja 88
IKK 6: Persentase SPM yang terbit tepat waktu 92%
IKK 7: Persentase Penyusunan Laporan Keuangan sesuai SAP
100%
IKK 8: Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja Baik
IKK 9: Nilai SAKIP Unit Kerja 82
IKK 10: Maturitas SPIP Unit Kerja Level 3
IKK 11: Indeks MR Unit Kerja Level 3
IKK 12: Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja
80
IKK 13: Indeks Kepuasan Layanan Unit Kerja 76
4 2023 IKK 1: Nilai Skor Zona Integritas Unit Kerja 78
IKK 2: Persentase Pegawai yang mengikuti peningkatan Kompetensi
100%
IKK 3: Persentase administrasi SDM yang diselesaikan tepat waktu
100%
IKK 4: Persentase Penyusunan RKA Tepat Waktu Unit Kerja
100%
IKK 5: Skor IKPA Unit Kerja 89
IKK 6: Persentase SPM yang terbit tepat waktu 93%
IKK 7: Persentase Penyusunan Laporan Keuangan sesuai SAP
100%
IKK 8: Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja Baik
IKK 9: Nilai SAKIP Unit Kerja 83
IKK 10: Maturitas SPIP Unit Kerja Level 3
IKK 11: Indeks MR Unit Kerja Level 3
IKK 12: Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja
81
IKK 13: Indeks Kepuasan Layanan Unit Kerja 80
5 2024 IKK 1: Nilai Skor Zona Integritas Unit Kerja 79
IKK 2: Persentase Pegawai yang mengikuti peningkatan Kompetensi
100%
IKK 3: Persentase administrasi SDM yang diselesaikan tepat waktu
100%
IKK 4: Persentase Penyusunan RKA Tepat Waktu Unit Kerja
100%
IKK 5: Skor IKPA Unit Kerja 90
IKK 6: Persentase SPM yang terbit tepat waktu 95%
43
No Tahun Indikator Kegiatan Target
IKK 7: Persentase Penyusunan Laporan Keuangan sesuai SAP
100%
IKK 8: Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja Baik
IKK 9: Nilai SAKIP Unit Kerja 84
IKK 10: Maturitas SPIP Unit Kerja Level 4
IKK 11: Indeks MR Unit Kerja Level 4
IKK 12: Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja
82
IKK 13: Indeks Kepuasan Layanan Unit Kerja 81
Pencapaian atas Sasaran Kegiatan ini akan mendukung pencapaian 5 (lima)
Sasaran Program, yaitu:
a. SP 1: Meningkatnya Tata Kelola Unit Kerja;
b. SP 2: Meningkatnya Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Unit Kerja;
c. SP 3: Meningkatnya Reputasi Unit Kerja;
d. SP 4: Meningkatnya Pengendalian Intern Unit Kerja;
e. SP 5: Meningkatnya Kepuasan Layanan Unit Kerja.
Pencapaian 5 (lima) Sasaran Program tersebut akan mendukung tercapainya
Sasaran Strategis 6: Meningkatnya tata kelola pengawasan yang berkualitas.
Baseline dan Target Indikator Kinerja Kegiatan secara lengkap terdapat dalam
Bab III Matriks Kinerja dan Pendanaan.
II.4. Tantangan, Permasalahan dan Ancaman dalam Pencapaian Sasaran Kegiatan
I. Tantangan dan Permasalahan
Dalam usaha pencapaian sasaran-sasaran kegiatan di atas, Perwakilan
BPKP Provinsi Sumatera Utara menghadapi tantangan dan permasalahan
yang dapat menghambat dalam pencapaian 5 (lima) sasaran kegiatan yang
telah ditetapkan sebagai berikut:
1. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/Pemda/BU
a. Kebijakan Optimalisasi PAD terutama dalam penerimaan pajak daerah
belum tersosialisasi dengan baik
b. Alat bantu berupa Sistem Informasi Pengelolaan Penerimaan Daerah
belum banyak digunakan oleh Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi
Sumatera Utara. Sedangkan peluang pengimplementasian aplikasi ini
cukup terbuka lebar dengan adanya arahan dari KPK RI untuk
44
pengintegrasian dan penggalian potensi PAD dengan menggunakan
Sistem Informasi
c. Sulitnya pelacakan keberadaan pihak yang akan diklarifikasi. Selain itu,
informasi, data, dan dokumen yang terbatas diperoleh dari APH
maupun pihak-pihak terkait
2. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan Nasional
Tidak bersedianya pihak-pihak terkait untuk dilakukan Evaluasi atas
Hambatan Kelancaran Pembangunan
3. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Badan Usaha
a. Belum adanya Peraturan Kepala Daerah yang mengharuskan BUMD
untuk menerapkan tata kelola yang baik bagi BUMD dan kurangnya
kesadaran baik dari Pemerintah Daerah selaku pemilik dan BUMD
untuk menjalankan pengelolaan korporasinya baik pada BUMD.
b. Layanan Bimbingan Teknis/Konsultasi yang dilakukan oleh
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara kurang memadai, hal ini
disebabkan:
1) Tidak mencukupinya PKPT untuk kegiatan bimtek/konsultasi
(rata-rata hanya 2 BUMD/BLUD per tahun yang dilakukan
bimtek/konsultasi).
2) Mekanisme dan proses administrasi penyelenggaraan kegiatan
bimtek/konsultasi yang didasarkan atas permintaan obrik
membutuhkan waktu yang panjang.
c. Masih sedikit dilakukannya sosialisasi SIA BUMDes untuk
penyusunan laporan keuangan BUMDes oleh Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Utara
4. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi
Belum seluruh rekomendasi hasil pengawasan preventif dan edukatif dari
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dilaksanakan tindaklanjutnya
45
5. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/P/BU
a. Beberapa Inspektorat belum menetapkan Kapabilitas APIP minimal
Level 3 sebagai IKU didalam Perjanjian Kinerja (Perkin) Inspektur
dengan Kepala Daerah.
b. Kurangnya pengalaman dan kompetensi PFA di bidang P3A dalam
melakukan Pembinaan Peningkatan Kapabilitas APIP.
c. Keterbatasan anggaran dalam melakukan bimbingan teknis yang
berkelanjutan.
d. Perubahan peraturan tentang SPIP belum tersosialisasi kepada
Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Sumatera Utara secara
optimal karena keterbatasan Program Pengawasan dalam
pelaksanaan Bimtek Peningkatan Maturitas Level SPIP
e. Aturan terbaru tentang penerapan Manajemen Risiko untuk
Pemerintah Daerah belum dilakukan sosialisasi kepada Pegawai
BPKP Perwakilan Sumatera Utara.
f. Kompetensi SDM Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara untuk
melakukan penilaian MRI pada BUMD/BLUD belum merata.
g. Kompetensi SDM Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara untuk
melakukan penilaian Kapabilitas SPI belum merata.
6. Meningkatnya Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja
a. Kurangnya sosialisasi kepada pegawai terkait adanya zona integritas
di Perwakilan.
b. Tidak semua pegawai yang telah memenuhi kriteria peningkatan
kompetensi dapat diusulkan karena keterbatasan jumlah dan formasi
diklat.
c. Belum terjadwalnya peningkatan kompetensi tepat waktu dalam satu
tahun anggaran.
d. Tidak semua peningkatan kompetensi yang diusulkan sesuai dengan
kriteria kebutuhan.
e. Penerbitan Penetapan Angka Kredit Auditor sering terlambat.
f. Keterbatasan waktu dalam penyusunan RKA.
g. Kompetensi SDM dalam memahami aplikasi SAKTI (aplikasi
penyusunan anggaran) sangat terbatas.
46
h. Terjadi gangguan jaringan/server error ketika penyusunan RKA
secara serentak.
i. Data dukung untuk menyusun RKA terlambat diterima oleh tim
penyusun RKA Perwakilan.
j. Adanya perbedaan data supplier antara ADK dengan OMSPAN
sehingga SPM ditolak.
k. Adanya perubahan IKK pada output kegiatan pengawasan atas
anggaran yang telah direalisasikan sehingga terjadi perbedaan
persentase antara realisasi output dengan realisasi anggaran.
l. Kesalahan di sistem OMSPAN yang menyebabkan SPM tertolak.
m. Realisasi anggaran yang tidak dapat terlaksana sesuai dengan
rencana yang disebabkan adanya perubahan RPL dan perubahan
pembayaran PNS.
n. Berkas/data supplier pegawai baru tidak sama dengan data supplier
di OMSPAN.
o. Adanya penjadwalan penyampaian SPM dari KPPN.
p. Keterbatasan kompetensi SDM dalam menyusun Laporan Keuangan
sesuai dengan SAP.
q. Penatausahaan BMN tidak up to date.
r. Penggunaan BMN yang tidak dilakukan sesuai dengan SOP.
s. Pelaporan Pemanfaatan BMN yang tidak optimal.
t. Penanggungjawab Daftar Barang Ruangan (DBR) kurang
bekerjasama dengan pengelola aplikasi SIMAK BMN untuk
melaporkan keberadaan dan kondisi barang.
u. Kurangnya pemahaman tim pelaksana Penilaian Mandiri (self
assessment) SAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara atas
kriteria penilaian di kertas kerja penilaian SAKIP.
v. Pemahaman SDM di masing-masing bidang/bagian atas identifikasi
risiko di Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tidak seragam.
w. Kompetensi SDM Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara di
masing-masing bidang/bagian untuk menyusun infrastruktur
Manajemen Risiko Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara belum
merata
47
x. Adanya persepsi atau pandangan pegawai yang berbeda tentang
ukuran kualitas layanan ketata usahaan sehingga memberikan
penilaian yang berbeda atas Indeks Kualitas Layanan Ketata
Usahaan.
y. Belum jelasnya Bidang/Bagian yang ditunjuk untuk melakukan survei
Indeks Kepuasan Layanan Unit Kerja Perwakilan kepada satuan kerja
lainnya.
II. Ancaman
Dalam perjalanannya untuk mencapai target atas 10 sasaran kinerja tersebut
tentunya tidak selalu berjalan lancar, terdapat hambatan, tantangan dan
ancaman yang berpotensi menggagalkan pencapaian target kinerja tersebut.
Apalagi periode Renstra kali ini merupakan periode berat, karena ditengah
situasi Pandemi Covid-19 yang dihadapi oleh berbagai bangsa dan Negara.
Pandemi ini membawa dampak yg cukup serius bagi kehidupan masyarakat.
Semua orang tidak dapat menjalankan aktifitasnya secara normal
sebagaimana sebelum terjadi pandemic. Semuanya dibatasi demi untuk
mencegah terjadinya mata rantai penularan. Maka kemudian diberlakukan
kebijakan bekerja, belajar dan beribadah di rumah, karena berkerumunnya
banyak orang diyakini bisa menjadi penyebab terjadinya mata rantai
penularan.
Kebijakan tersebut menjadikan roda perekonomian tidak dapat berputar
sebagaimana mestinya. Pembatasan aktifitas di luar rumah membawa
dampak langsung pada perputaran ekonomi. Masyarakat menahan diri untuk
melakukan belanja kecuali hanya yang diperlukan. Hal ini berpengaruh
signifikan pada penurunan permintaan (demand) barang dan jasa dari
masyarakat, yang kemudian menyebabkan dunia usaha mengurangi
pasokannya (supply) barang dan jasa.
Sampai Bulan Agustus 2020 kecenderungan pandemi ini akan mereda belum
terlihat. Mengutip data yang dirilis oleh Satgas Covid-19 jumlah orang yang
terpapar Covid-19 posisi per 1 Agustus 2020 secara nasional sebanyak
111.455 kasus, sembuh 68.975 dan meninggal 5.236 kasus. Khusus Provinsi
Sumatera Utara jumlah yang terpapar sebanyak 4.137 kasus sembuh 1.588
dan meninggal 202 kasus. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan
48
bulan-bulan sebelumnya. Sampai saat ini 5 Kabupaten/ Kota di provinsi
Sumatera utara masih dinyatakan risiko tinggi/ zona merah yaitu Kota Medan,
kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Tebing Tinggi
dan Kota Pematang Siantar.
Kondisi ini jika berlanjut secara berkepanjangan akan berdampak besar pada
eksistensi dunia usaha, karena akan semakin berat menanggung biaya
produksi, terutama biaya tenaga kerja. Sehingga kebijakan merumahkan
sebagian karyawan (dan bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja)
menjadi pilihan umum bagi mereka untuk bisa bertahan terus. Akibatnya
semakin banyak pengangguran yang menjadikan tingkat kemiskinan menjadi
lebih tinggi. Dengan demikian Pandemi Covid-19 ini membawa dampak
terjadinya kesulitan ekonomi yang luar biasa dan terjadi dalam skala masif.
Bahkan ancaman Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada krisis
kesehatan, ekonomi, bahkan bisa mengarah kepada krisis sosial politik.
Ancaman kedua adalah pada tahun 2020 ini akan berlangsung pilkada
serentak di beberapa provinsi dan kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.
Termasuk di Provinsi Sumatera Utara. Berkaca dari pelaksanaan Pilpres yang
baru usai, suhu politik ditingkat elit meningkat, yang berimbas ke masyarakat.
Hal ini dipicu oleh perkembangan dunia media sosial sebagai buah kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi, seringkali kita terjebak pada penyebaran
berita hoax, fitnah, disinformasi, dan berita bohong lain, termasuk dalam
kasus terkait covid 19. Penggunaan media sosial di tengah masyarakat tidak
jarang menjadi sarana untuk penyebaran informasi yg tidak benar, hoax,
fitnah, gossip, pemutarbalikkan fakta, ujaran kebencian, permusuhan,
kesimpangsiuran, informasi palsu, dan hal terlarang lainnya. Yang
menyebabkan disharmoni sosial yang berpotensi merusak persatuan dan
kesatuan kita sebagai satu bangsa.
Kita wajib melakukan ikhtiar mencegah terjadinya penularan wabah Covid-19.
Kita wajib menjaga kesehatan dan menjauhi setiap hal yang dapat
menyebabkan terpaparnya penyakit. Mempersiapkan diri menyongsong new
normal, membiasakan pola kehidupan baru untuk bisa berdampingan dengan
Covid-19 dalam menjalani aktivitas ekonomi, pendidikan, ibadah dan aktivitas
lainnya dengan tetap mematuhi protocol kesehatan yang ditetapkan
pemerintah.
49
II. 5 Strategi dalam Pencapaian Sasaran Kegiatan
Menghadapi tantangan dan permasalahan yang dapat mengganggu pencapaian
sasaran kegiatan yang telah ditetapkan, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Utara menetapkan strategi untuk mencapai 10 (sepuluh) sasaran kegiatan yang
telah ditetapkan sebagai berikut:
1. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah
a. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Pemerintah Daerah di
wilayah Provinsi Sumatera Utara dalam rangka penyebarluasan
Kebijakan dan SOP peningkatan PAD.
b. Melakukan sosialisasi dan Bimbingan Teknis Pemanfaatan Sistem
Informasi untuk pengelolaan PAD di wilayah Provinsi Sumatera Utara.
c. Menetapkan strategi berupa melakukan koordinasi dan komunikasi yang
efektif dengan Badan Usaha Milik Negara/Daerah/Pemerintah Daerah.
d. Melakukan koordinasi dan komunikasi yang efektif dengan Aparat
Penegak Hukum (APH).
e. Sinergi dengan APIP Daerah, baik di level Provinsi maupun
Kabupaten/Kota dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selaku auditor
eksternal
2. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan Nasional
a. Melaksanakan Program Pelatihan Mandiri (PPM) secara berkala untuk
meningkatkan kompetensi SDM Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Utara terkait dengan Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan
Nasional
b. Melakukan koordinasi dan komunikasi yang efektif dengan pihak-pihak
terkait dalam hambatan pelaksanaan pembangunan. Selain itu, perlu
diinformasikan bahwa pengawasan atas hambatan pelaksanaan
pembangunan dapat dilakukan apabila pihak-pihak yang terkait setuju
dan bersedia untuk dilakukan HKP
3. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Badan Usaha
a. Melaksanakan bimtek terhadap penyusunan infrastruktur GCG secara
intensif.
50
b. Memperbanyak kegiatan bimtek/konsultasi terhadap BUMD untuk
meningkatkan kinerja BUMD melalui coaching clinic.
c. Penugasan atas permintaan obrik cukup dimuat dalam PKPT generik
sehingga tidak memerlukan izin penambahan KAP dari pusat.
d. Melakukan sosialisasi SIA BUMDes dan bimtek penerapan SIA BUMDes
4. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi
a. Melakukan koordinasi dengan Aparat Penegak Hukum terkait progress
tindak lanjut atas hasil pengawasan keinvestigasian yang telah
disampaikan
b. Melakukan koordinasi dengan Badan Usaha Milik
Negara/Daerah/Pemerintah Daerah atas tindak lanjut rekomendasi hasil
pengawasan keinvestigasian.
c. Sinergi dengan APIP Daerah, baik di level Provinsi maupun
Kabupaten/Kota
d. Melakukan sosialisasi dan penerapan Masyarakat Pembelajar Anti
Korupsi di lingkungan Pemerintah Daerah
5. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/P/BU
a. Melakukan Koordinasi dengan Inspektorat dalam rangka menetapkan
IKU Kapabilitas APIP Level 3 didalam Perjanjian Kinerja (Perkin)
Inspektur dengan Kepala Daerah.
b. Mengusulkan kepada Pusdiklatwas BPKP terkait penambahan jumlah
peserta Diklat Substansi tentang Peningkatan Kapabilitas APIP bagi
PFA di Bidang P3A pada setiap Perwakilan BPKP khususnya di
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.
c. Mengusulkan penambahan anggaran kepada BPKP Pusat untuk
pelaksanaan Bimbingan Teknis dan Penjaminan Kualitas Peningkatan
Kapabilitas APIP bagi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.
d. Meningkatkan koordinasi dan komunikasi kepada Pemerintah Daerah
terkait Peningkatan Level Maturitas SPIP Pemerintah Daerah
e. Mengusulkan kepada Pusdiklatwas BPKP terkait penambahan jumlah
peserta Diklat Substansi tentang Manajemen Risiko BUMN/D/BLUD dan
Penilaian Kapabilitas Satuan Pengawas Internal (SPI) bagi PFA di
51
Bidang Akuntan Negara pada setiap Perwakilan BPKP khususnya di
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.
f. Melaksanakan Program Pelatihan Mandiri (PPM) secara berkala untuk
meningkatkan kompetensi SDM terkait Manajemen Risiko di
BUMN/D/BLUD dan mendorong Pemerintah Daerah untuk membuat
regulasi penerapan manajemen risiko pada BUMD dan BLUD.
6. Meningkatnya Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja
a. Mensosialisasikan Zona Integritas kepada pegawai Perwakilan.
b. Melakukan PPM kepada Pegawai yang belum mendapat kesempatan
mengikuti peningkatan kompetensi dan melakukan Pemetaaan pegawai
yang sudah memenuhi syarat dalam setiap jenjang peningkatan
kompetensi.
c. Membuat Nota Dinas Kepala Perwakilan tentang Percepatan Pemberian
Jadwal Penilaian Angka Kredit Pejabat Fungsional Auditor.
d. Bersurat kepada Biro Keuangan BPKP Pusat untuk penambahan waktu
penyusunan RKA.
e. Mengirim dan menambah SDM untuk mempelajari aplikasi SAKTI.
f. Meningkatkan Kapasitas Wifi dan memilih waktu yang tepat untuk input
data di aplikasi SAKTI.
g. Berkoordinasi dengan Subbagian Umum terkait penyediaan data
dukung dan data dukung agar lebih cepat diperoleh.
h. Sinkronisasi data supplier di OMSPAN dan ADK.
i. Melakukan revisi anggaran dan revisi halaman III DIPA.
j. Sinkronisasi penyelesaian berkas di Perwakilan dengan jadwal
penyampaian SPM dari KPPN.
k. Mengusulkan kepada Pusdiklatwas BPKP atau KPPN terkait
penambahan jumlah peserta Diklat Penyusunan Laporan Keuangan
sesuai dengan SAP.
l. Melakukan inventarisasi BMN sekurang-kurangnya sekali dalam 5
tahun, melakukan penghapusan atas BMN yang rusak berat sesuai
ketentuan.
m. Menyusun laporan pemanfaatan BMN dengan format yang memadai,
mencakup: (1) Daftar barang hasil inventarisasi, (2) Surat pernyataan
52
kebenaran hasil pelaksanaan inventarisasi, (3) tedapat pengesahan
atas laporan hasil inventarisasi BMN beserta DBHI.
n. Koordinasi antara petugas BMN dengan penanggungjawab
barang/ruangan secara berkala.
o. Mengusulkan kepada Pusdiklatwas BPKP terkait penambahan jumlah
peserta Diklat Substansi tentang SPIP, Manajemen Risiko dan Evaluasi
Implementasi SAKIP bagi PFA yang ditugaskan untuk melaksanakan
penyusunan laporan SPIP, Manajemen Risiko dan Penilaian Mandiri
SAKIP pada setiap Perwakilan BPKP khususnya di Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Utara.
p. Melaksanakan rapat koordinasi tim penyusun laporan SPIP dari masing-
masing bidang/bagian agar memiliki pemahaman yang sama terkait
penentuan risiko di tiap kegiatan.
q. Melaksanakan Program Pelatihan Mandiri (PPM) secara berkala untuk
meningkatkan kompetensi SDM terkait Manajemen Risiko di BPKP.
r. Meningkatkan kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja kepada
pegawai Perwakilan BPKP.
s. Menunjuk Bidang/Bagian untuk melakukan survei Indeks Kepuasan
Layanan Unit Kerja Perwakilan kepada satuan kerja lainnya sesuai
dengan pedoman yang diterbitkan BPKP Pusat.
53
BAB III
MATRIKS KINERJA DAN PENDANAAN
Dalam rangka mewujudkan sasaran kegiatan dan mendukung tercapainya sasaran
program dan sasaran strategis BPKP, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
telah menetapkan Sasaran Kegiatan dan masing-masing indikatornya. Sasaran
Kegiatan tersebut merupakan kondisi yang ingin dicapai secara nyata oleh BPKP dan
mencerminkan pengaruh atas ditimbulkannya hasil pelaksanaan kegiatan
pengawasan di Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara. Adapun untuk
mengetahui tingkat keberhasilan pencapaiannya, setiap sasaran kegiatan diukur
dengan menggunakan Indikator Kinerja Kegiatan. Rincian sasaran kegiatan, indikator
kinerja kegiatan, beserta target dan rencana pendanaannya tersaji pada tabel matriks
kinerja dan pendanaan berikut:
Tabel III.1 Matriks Kinerja dan Prakiraan Pendanaan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
No Sasaran Kegiatan Target Output Prakiraan Dana (Jutaan Rupiah)
20 21 22 23 24 20 21 22 23 24
Kegiatan Pengawasan 6,815 7,497 8,246 9,071 9,978
1 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah
1,446 1,591 1,750 1,925 2,117
IKK 1: Nilai Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Terealisasi
348 556 695 695 695
IKK 2: Potensi Penerimaan Negara/Daerah yang Dioptimalisasi
695 927 1.158 1.158 1.158
IKK 3: Nilai Efisiensi Pengeluaran Negara dan Daerah
2.246 188.130 155.996 137.919 114.799
IKK 4: Nilai penyelamatan keuangan Negara
54.249 81.357 99.430 113.000 103.964
IKK 5: Nilai Penyelamatan Pengelolaan Dana Transfer
- 118 120 122 125
IKK 6: Nilai Penyelamatan Pembiayaan Daerah
- 59 60 61 62
2 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan Nasional 1,965 2,162 2,378 2,615 2,877
IKK 7: Jumlah PP yang tercapai sesuai target
2 3 2 2 2
IKK 8: Jumlah KP yang diawasi
9 11 12 13 14
IKK 9: Jumlah KP yang tercapai sesuai target
9 11 12 13 14
IKK 10: Jumlah PSN yang tercapai sesuai target
5 6 7 8 8
IKK 11: Jumlah PPS yang tercapai sesuai target
1 2 3 4 5
IKK 12: Jumlah PP yang memenuhi dimensi akuntabilitas
2 2 2 2 2
IKK 13: Jumlah Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah yang Tercapai Sesuai Target
- 1 1 1 1
54
No Sasaran Kegiatan Target Output Prakiraan Dana (Jutaan Rupiah)
20 21 22 23 24 20 21 22 23 24
IKK 14: Persentase Desa yang Diaudit Kinerja dengan Hasil Baik
0% 8.33% 12.50% 29.17% 41.67%
IKK 15: Persentase hambatan pelaksanaan pembangunan yang diselesaikan
75% 80% 85% 85% 85%
3 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Badan Usaha 935 1,029 1,131 1,244 1,369
IKK 16: Jumlah BUMN dengan pengelolaan korporasinya baik
2 2 3 3 3
IKK 17: Jumlah BUMD dengan pengelolaan korporasinya baik
- - 1 2 3
IKK 18: Jumlah BUMD dengan kinerja sehat
6 7 7 8 9
IKK 19: Jumlah BLUD dengan kinerja sehat
3 3 4 4 4
IKK 20: Jumlah BUMDes yang mampu menyusun laporan
34 44 51 65 73
4 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi 700 770 847 932 1,025
IKK 21: Persentase hasil pengawasan represif yang dimanfaatkan/ditindaklanjuti
100% 100% 100% 100% 100%
IKK 22: Persentase hasil Pengawasan preventif dan edukatif yang dimanfaatkan/ ditindaklanjuti
70% 75% 80% 85% 90%
IKK 23: Jumlah Pemda dengan efektivitas pengendalian korupsi Baik
- - 4 6 8
IKK 24: Jumlah badan usaha dengan efektivitas pengendalian korupsi baik
- - 1 2 2
5 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/P/BU
1,769 1,946 2,140 2,355 2,590
IKK 25: Jumlah APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3
7 10 15 20 23
IKK 26: Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3
10 12 14 15 16
IKK 27: Jumlah Pemda Provinsi dengan MRI ≥ Level 3
- - - - -
IKK 28: Jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3
1 2 3 3 5
IKK 29: Persentase jumlah pemda yang akuntabel dalam pengelolaan keuangan dan kinerja daerah
0% 0.18% 0.55% 0.55% 0.92%
IKK 30: Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
1 1 1 1 1
IKK 31: Persentase Jumlah desa yang Menyusun laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa
38% 43% 48.01% 53.01% 57.99%
IKK 32: Jumlah desa yang menerapkan pengelolaan aset desa secara memadai
- 108 267 542 1,120
IKK 33: Jumlah APIP yang Mengimplementasikan Siswaskeudes
1 5 9 11 15
IKK 34: Jumlah BUMN dengan MRI ≥ Level 3
- 1 1 2 3
IKK 35: Jumlah BUMD dengan MRI ≥ Level 3
- - - 2 3
IKK 36: Jumlah BLUD dengan MRI ≥ Level 3
- 1 4 5 7
55
No Sasaran Kegiatan Target Output Prakiraan Dana (Jutaan Rupiah)
20 21 22 23 24 20 21 22 23 24
IKK 37: Jumlah BUMD dengan Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern ≥ Level 3
- - - 2 3
IKK 38: Jumlah BLUD dengan Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern ≥ Level 3
- - 1 1 1
Kegiatan Dukungan Pengawasan
6 Meningkatnya Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja 36.516 40.168 44.184 48.603 53.463
IKK 1: Nilai Skor Zona Integritas Unit Kerja
75 76 77 78 79
IKK 2: Persentase Pegawai yang mengikuti peningkatan Kompetensi
100% 100% 100% 100% 100%
IKK 3: Persentase administrasi SDM yang diselesaikan tepat waktu
100% 100% 100% 100% 100%
IKK 4: Persentase Penyusunan RKA Tepat Waktu Unit Kerja
100% 100% 100% 100% 100%
IKK 5: Skor IKPA Unit Kerja 86 87 88 89 90
IKK 6: Persentase SPM yang terbit tepat waktu
90% 91% 92% 93% 94%
IKK 7: Persentase Penyusunan Laporan Keuangan sesuai SAP
100% 100% 100% 100% 100%
IKK 8: Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja
Baik Baik Baik Baik Baik
IKK 9: Nilai SAKIP Unit Kerja 80 81 82 83 84
IKK 10: Maturitas SPIP Unit Kerja
Lvl 3 Lvl 3 Lvl 3 Lvl 3 Lvl 4
IKK 11: Indeks MR Unit Kerja - Lvl 3 Lvl 3 Lvl 3 Lvl 4
IKK 12: Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja
70 76 80 81 82
IKK 13: Indeks Kepuasan Layanan Unit Kerja
70 73 76 80 81
Sebagaimana tersaji pada tabel di atas maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sasaran Kegiatan 1: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah, dengan IKK:
a. Nilai Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Terealisasi, target yang
ditentukan sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar Rp2.989.000.000.
b. Potensi Penerimaan Negara/Daerah yang Dioptimalisasi, target yang
ditentukan sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar Rp5.097.000.000.
c. Nilai Efisiensi Pengeluaran Negara dan Daerah, target yang ditentukan
sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar Rp599.089.000.000.
d. Nilai penyelamatan keuangan Negara, target yang ditentukan sampai dengan
tahun 2024 adalah sebesar Rp452.000.000.000.
e. Nilai penyelamatan keuangan Negara, target yang ditentukan sampai dengan
tahun 2024 adalah sebesar Rp485.000.000.
f. Nilai penyelamatan keuangan Negara, target yang ditentukan sampai dengan
tahun 2024 adalah sebesar Rp242.000.000.
56
Prakiraan biaya total yang dibutuhkan selama 5 tahun untuk memenuhi Sasaran
Kegiatan 1 adalah sebesar Rp8.823.000.000.
2. Sasaran Kegiatan 2: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Pembangunan Nasional, dengan IKK
a. Jumlah PP yang tercapai sesuai target, target yang ditentukan sampai dengan
tahun 2024 adalah sebesar 11 PP.
b. Jumlah KP yang diawasi, target yang ditentukan sampai dengan tahun 2024
adalah sebesar 59 KP.
c. Jumlah KP yang tercapai sesuai target, target yang ditentukan sampai dengan
tahun 2024 adalah sebesar 59 KP.
d. Jumlah PSN yang tercapai sesuai target, target yang ditentukan sampai
dengan tahun 2024 adalah sebesar 34 PSN.
e. Jumlah PPS yang tercapai sesuai target, target yang ditentukan sampai
dengan tahun 2024 adalah sebesar 15 PPS.
f. Jumlah PP yang memenuhi dimensi akuntabilitas, target yang ditentukan
sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar 10 PP.
g. Jumlah Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah yang Tercapai Sesuai
Target, target yang ditentukan sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar 4
Program.
h. Persentase Desa yang Diaudit Kinerja dengan Hasil Baik, target yang
ditentukan sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar 41,67%.
i. Persentase hambatan pelaksanaan pembangunan yang diselesaikan, target
yang ditentukan sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar 85%.
Prakiraan biaya total yang dibutuhkan selama 5 tahun untuk memenuhi Sasaran
Kegiatan 2 adalah sebesar Rp11.997.000.000.
3. Sasaran kegiatan 3: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Akuntabilitas Badan Usaha, dengan IKK:
a. Jumlah BUMN dengan pengelolaan korporasinya baik, target yang ditentukan
sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar 13 BUMN.
b. Jumlah BUMD dengan pengelolaan korporasinya baik, target yang ditentukan
sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar 6 BUMD.
c. Jumlah Jumlah BUMD dengan kinerja sehat, target yang ditentukan sampai
dengan tahun 2024 adalah sebesar 37 BUMD.
57
d. Jumlah BLUD dengan kinerja sehat, target yang ditentukan sampai dengan
tahun 2024 adalah sebesar 18 BLUD.
e. Jumlah BUMDes yang mampu menyusun laporan, target yang ditentukan
sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar 267 BUMDes.
Prakiraan biaya total yang dibutuhkan selama 5 tahun untuk memenuhi Sasaran
Kegiatan 3 adalah sebesar Rp5.708.000.000.
4. Sasaran kegiatan 4: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas
Pengendalian Korupsi, dengan IKK:
a. Persentase hasil pengawasan represif yang dimanfaatkan/ditindaklanjuti,
target yang ditentukan sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar 100%.
b. Persentase hasil Pengawasan preventif dan edukatif yang dimanfaatkan/
ditindaklanjuti, target yang ditentukan sampai dengan tahun 2024 adalah
sebesar 90%.
c. Jumlah Pemda dengan efektivitas pengendalian korupsi Baik, target yang
ditentukan sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar 18 Pemerintah Daerah.
d. Jumlah badan usaha dengan efektivitas pengendalian korupsi baik, target
yang ditentukan sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar 5 BUMN/D.
Prakiraan biaya total yang dibutuhkan selama 5 tahun untuk memenuhi Sasaran
Kegiatan 4 adalah sebesar Rp4.274.000.000.
5. Sasaran kegiatan 5: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas
Pengendalian Intern K/L/P/BU, dengan IKK:
a. Jumlah APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3, target yang
ditentukan sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar 23 APIP.
b. Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3, target yang ditentukan
sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar 16 Pemda.
c. Jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3, target yang ditentukan
sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar 5 Pemda.
d. Persentase jumlah pemda yang akuntabel dalam pengelolaan keuangan dan
kinerja daerah, target yang ditentukan sampai dengan tahun 2024 adalah
sebesar 0,92%.
e. Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota, target yang ditentukan sampai dengan tahun 2024
adalah sebesar 5 Rekomendasi Strategis.
58
f. Persentase Jumlah desa yang Menyusun Laporan Pertanggungjawaban
Keuangan Desa, target yang ditentukan sampai dengan tahun 2024 adalah
sebesar 57,99%.
g. Jumlah desa yang menerapkan pengelolaan aset desa secara memadai,
target yang ditentukan sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar 1.120
Desa.
h. Jumlah APIP yang Mengimplementasikan Siswaskeudes, target yang
ditentukan sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar 15 APIP.
i. Jumlah BUMN dengan MRI ≥ Level 3, target yang ditentukan sampai dengan
tahun 2024 adalah sebesar 3 BUMN.
j. Jumlah BUMD dengan MRI ≥ Level 3, target yang ditentukan sampai dengan
tahun 2024 adalah sebesar 3 BUMD.
k. Jumlah BLUD dengan MRI ≥ Level 3, target yang ditentukan sampai dengan
tahun 2024 adalah sebesar 7 BLUD.
l. Jumlah BUMD dengan Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern ≥ Level 3,
target yang ditentukan sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar 3 BUMD.
m. Jumlah BLUD dengan Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern ≥ Level 3, target
yang ditentukan sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar 1 BLUD.
Prakiraan biaya total yang dibutuhkan selama 5 tahun untuk memenuhi Sasaran
Kegiatan 5 adalah sebesar Rp10.800.000.000.
6. Sasaran kegiatan 6: Meningkatnya Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja,
dengan IKK:
a. Nilai Skor Zona Integritas Unit Kerja, target yang ditentukan sampai dengan
tahun 2024 adalah mendapatkan nilai sebesar 79 (nilai tertinggi sebagai target
ditahun 2024).
b. Persentase Pegawai yang mengikuti peningkatan Kompetensi, target yang
ditentukan sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar 100%.
c. Persentase administrasi SDM yang diselesaikan tepat waktu, target yang
ditentukan sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar 100%.
d. Persentase Penyusunan RKA Tepat Waktu Unit Kerja, target yang ditentukan
sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar 100%.
e. Skor IKPA Unit Kerja, target yang ditentukan sampai dengan tahun 2024
adalah mendapatkan skor dari Kementerian Keuangan sebesar 90 (skor
tertinggi sebagai target ditahun 2024).
59
f. Persentase SPM yang terbit tepat waktu, target yang ditentukan sampai
dengan tahun 2024 adalah sebesar 95%
g. Persentase Penyusunan Laporan Keuangan sesuai SAP, target yang
ditentukan sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar 100%.
h. Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja, target yang ditentukan sampai dengan
tahun 2024 adalah mendapat nilai dengan kategori “Baik”.
i. Nilai SAKIP Unit Kerja, target yang ditentukan sampai dengan tahun 2024
adalah mendapatkan nilai sebesar 84 (nilai tertinggi sebagai target ditahun
2024).
j. Maturitas SPIP Unit Kerja, target yang ditentukan sampai dengan tahun 2024
adalah mendapatkan level 4 (level tertinggi sebagai target ditahun 2024).
k. Indeks MR Unit Kerja, target yang ditentukan sampai dengan tahun 2024
adalah mendapatkan level 4 (level tertinggi sebagai target ditahun 2024).
l. Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja, target yang ditentukan
sampai dengan tahun 2024 adalah mendapatkan indeks sebesar 82 (indeks
tertinggi sebagai target ditahun 2024).
m. Indeks Kepuasan Layanan Unit Kerja, target yang ditentukan sampai dengan
tahun 2024 adalah mendapatkan indeks sebesar 81 (indeks tertinggi sebagai
target ditahun 2024).
Prakiraan biaya total yang dibutuhkan selama 5 tahun untuk memenuhi Sasaran
Kegiatan 5 adalah sebesar Rp222.934.000.000 dimana didalam prakiraan biaya
tersebut termasuk biaya untuk gaji, tunjangan, pengadaan barang dan jasa,
pemeliharaan kantor dan dukungan pengawasan.
Agar dapat melaksanakan Tugas dan Fungsinya dengan baik diperlukan adanya
komitmen menyeluruh dari Pimpinan tertinggi sampai dengan pelaksana, sarana-
prasarana, regulasi serta tentunya pendanaan yang mencukupi. Dalam
melaksanakan kegiatannya, Pendanaan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
didukung oleh APBN yang terdiri dari Rupiah Murni (RM). Prakiraan maju anggaran
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara menurut sumber pendanaan baik
pengawasan maupun dukungan pengawasan adalah sebagai berikut:
60
Tabel III.2 Prakiraan Maju Anggaran Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2020 sampai dengan 2024 Per Sumber Pendanaan
No Program Nilai Anggaran (Rp dalam Juta)
2020 2021 2022 2023 2024
1 Rupiah Murni (RM)
- Pengawasan 6.815 7.494 8.246 9.071 9.978
- Dukungan
Pengawasan
36.524 40.168 44.184 48.603 53.463
TOTAL 43.331 47.664 52.431 57.674 63.441
61
BAB IV
PENUTUP
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Renstra Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020-2024 dapat disusun sesuai jadwal. Hal ini
merupakan amanat dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dimana dalam penyusunannya
berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas Nomor 5 tahun 2019 Tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana strategis kementerian/lembaga tahun 2020-2024 dan Berdasarkan Surat
Edaran Sesma Nomor SE-1524/SU/01/2020 tanggal 9 Juli 2020 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Strategis Unit Kerja Tahun 2020-2024 di Lingkungan BPKP.
Penyusunan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera dimaksudkan sebagai
perwujudan dari implementasi dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(Sistem AKIP). Sistem AKIP merupakan sistem manajemen berorientasi pada hasil
yang merupakan salah satu instrumen untuk menjadikan instansi pemerintah yang
akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif dan responsif terhadap
aspirasi masyarakat dan lingkungannya. Dengan menerapkan sistem AKIP tersebut
setiap instansi pemerintah tentunya akan membuat Rencana Strategis (strategic
plan), Rencana Kinerja (performance plan), Penetapan Kinerja (Performance
Agreement) serta laporan pertanggungjawaban kinerja (Performance Accountability
Report).
Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara juga dimaksudkan sebagai media
untuk menyajikan penjelasan sasaran kegiatan perwakilan. Tantangan yang dihadapi
dan strategi yang akan dilakukan. Selain itu, Renstra Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara juga digunakan sebagai dasar dan panduan pelaksanaan operasional
atas Renstra BPKP tahun 2020-2024 dalam pelaksanaan pengawasan dilingkungan
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.
Merujuk pada Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala
Bappenas Nomor 5 Tahun 2019 tentang tata cara penyusunan Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga tahun 2020-2024, terdapat penjabaran tanggung jawab atas
pelaksanaan tugas dan urusan pemerintahan, khususnya pencapaian target kinerja
Pemerintah. Pimpinan Kementerian/Lembaga bertanggungjawab atas pencapaian
62
tujuan dan sasaran strategis, Unit eselon I bertanggungjawab atas program dan
sasaran program, sedangkan unit kerja eselon II bertanggungjawab atas kegiatan dan
sasaran kegiatan. Kegiatan yang menjadi tanggungjawab Perwakilan adalah kegiatan
6 Pelaksanaan Pengawasan Pembangunan dengan 5 sasaran kegiatan yaitu:
1. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan
Negara/Daerah;
2. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan Nasional;
3. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Badan Usaha;
4. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian
Korupsi;
5. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern
K/L/P/BU
Selain itu, terdapat sasaran kinerja yang bersifat “enablers” sebagai upaya
membangun tata kelola pemerintahan yang baik, bebas dari korupsi serta mampu
mendukung BPKP dalam mencapai kinerjanya dengan 1 Sasaran Kegiatan yaitu
Meningkatnya Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja.
Masing-masing sasaran kegiatan memiliki indikator kinerja, target selama periode
Renstra dan cara mengukur capaian indikator kinerja, hambatan serta strategi untuk
mencapai target yang telah ditetapkan. Selain itu Renstra memuat uraian pendanaan
yang dibutuhkan untuk mewujudkan target sasaran kegiatan yang telah direncanakan
tersebut.
Tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target yang telah
dirancanakan secara umum dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu hambatan yang
berasal dari eksternal dan internal, begitu juga dengan strategi yang diterapkan. Pada
umumnya hambatan yang dihadapi antara lain:
1. Kebijakan Optimalisasi PAD belum tersosialisasi dengan baik
2. Alat bantu berupa Sistem Informasi Pengelolaan Penerimaan Daerah belum
banyak digunakan oleh Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Sumatera Utara.
3. Sulitnya pelacakan keberadaan pihak yang akan diklarifikasi.
4. Tidak bersedianya pihak-pihak terkait untuk dilakukan Evaluasi atas Hambatan
Kelancaran Pembangunan.
5. Belum adanya Peraturan Kepala Daerah yang mengharuskan BUMD untuk
menerapkan tata kelola yang baik.
63
6. Layanan Bimbingan Teknis/Konsultasi yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Utara kurang memadai.
7. Masih sedikit dilakukannya sosialisasi SIA BUMDes.
8. Belum seluruh rekomendasi hasil pengawasan preventif dan edukatif
dilaksanakan tindaklanjutnya.
9. Belum menetapkan Kapabilitas APIP minimal Level 3 sebagai IKU Inspektorat.
10. Keterbatasan anggaran dalam melakukan bimbingan teknis yang berkelanjutan.
11. Perubahan peraturan tentang SPIP belum tersosialisasi.
12. Aturan terbaru tentang penerapan Manajemen Risiko untuk Pemerintah Daerah
belum dilakukan sosialisasi.
13. Keterbatasan kompetensi SDM JFA Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.
14. Keterbatasan jumlah dan formasi untuk mengikuti peningkatan kompetensi (diklat)
15. Keterbatasan SDM yang memahami penggunaan aplikasi penganggaran.
16. Adanya perubahan data OMSPAN dan ADK serta terdapat revisi IKK atas
anggaran yang telah direalisasikan.
17. Kurangnya koordinasi antara pengelola SIMAK BMN dengan penganggungjawab
DBR.
Untuk mengatasi hambatan di atas ditetapkan beberapa strategi antara lain:
1. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Pemerintah Daerah di wilayah
Provinsi Sumatera Utara.
2. Melakukan koordinasi dan komunikasi yang efektif dengan Badan Usaha Milik
Negara/Daerah/Pemerintah Daerah/APH.
3. Sinergi dengan APIP Daerah, baik di level Provinsi maupun Kabupaten/Kota dan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selaku auditor eksternal.
4. Mengusulkan JFA untuk mengikuti diklat substansi untuk meningkatkan
kompetensi SDM Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.
5. Melaksanakan Program Pelatihan Mandiri (PPM) secara berkala untuk
meningkatkan kompetensi SDM Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.
6. Melaksanakan koordinasi berkala antara pengelola SIMAK BMN dengan
penanggungjawab DBR.
Berdasarkan uraian diatas sebagai APIP, sasaran kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara menfokuskan perencanaanya dalam mendorong terselenggaranya
otonomi daerah dalam rangka mewujudkan good governance dan good corporate
governance, optimalisasi penerimaan Negara/Daerah, meningkatkan efesiensi
64
belanja negara, mengawal pelaksanaan PSN di daerah, berperan aktif dalam upaya
pemberantasan KKN, meningkatkan kualitas penyelenggaraan SPIP dan Manajemen
Risiko serta Meningkatkan kapabilitas APIP di daerah.
Periode Renstra kali ini merupakan periode berat, karena ditengah situasi pandemi
Covid-19 yang membawa dampak terhadap krisis kesehatan, ekonomi dan sosial.
Kapan pendemi ini akan berakhir belum ada satu lembaga yang berani memastikan.
Untuk itu dalam menjalankan Renstra kali segenap warga Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara agar senantiasa meningkatkan kewaspadaan. Perlu upaya luar biasa
dalam menjalankan kegiatan untuk mengejar target yang ditetapkan dalam Renstra
tanpa ada yang terpapar virus Covid-19.
Yang lebih penting dari semua itu adalah kekompakan dari kita semua warga
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara untuk Konsisten dan bahu membahu
mewujudkan target kinerja tersebut. Karena keberhasilan Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera akan memberi kontribusi terhadap pencapaian Target Renstra BPKP yang
pada akhirnya akan menyokong pencapaian RPJMN 2020-2024.
Badan Pengawasan Keuangan dan PembangunanPerwakilan Provinsi Sumatera Utara
Jl. Jenderal Gatot Subroto, Km. 5,5, Medan Telp. (061) 8474847, Fax. (061) 8472842 e-mail : [email protected]