141
ANALISIS KEMAMPUAN OBSERVASI SISWA PADA KONSEP WUJUD ZAT DAN PERUBAHANNYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN (Penelitian Deskriptif di SMP 2 Mei Ciputat) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh RENI HANDAYANI NIM : 107016301070 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H / 2013 M

Reni Handayani

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Reni Handayani

Citation preview

ANALISIS KEMAMPUAN OBSERVASI SISWA PADA KONSEP WUJUD

ZAT DAN PERUBAHANNYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE

EKSPERIMEN

(Penelitian Deskriptif di SMP 2 Mei Ciputat)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk

Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

RENI HANDAYANI

NIM : 107016301070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1433 H / 2013 M

iii

ABSTRAK

RENI HANDAYANI (107016301070). Analisis Kemampuan Observasi Siswa

pada Konsep Wujud Zat dan Perubahannya dengan Menggunakan Metode

Eksperimen. Skripsi Program studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2013.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa kemampuan observasi siswa setelah

menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei

2012, di kelas VII-2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2 Mei Ciputat. Metode

yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Instrumen nontes berupa lembar

observasi dan instrumen tes berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pada pertemuan pertama rata-rata kemampuan observasi

siswa masih rendah sebesar 57.70%, akan tetapi pada pertemuan selanjutnya

terjadi peningkatan yang signifikan. Pada pertemuan terakhir rata-rata

kemampuan observasi siswa meningkat menjadi 81.14%. Rata-rata Hasil LKS

kelompok memiliki nilai yang tidak jauh berbeda dan meningkat pada setiap

pertemuan.

Kata Kunci : Metode Eksperimen, Kemampuan Observasi.

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan nikmat dan karunia yang tidak terhingga. Salah satu nikmat dan

karunia-Nya adalah akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Shalawat teriring salam senantiasa tersampaikan kepada nabi tercinta, nabi

Muhammad SAW beserta keluarga dan para pengikutnya.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat akademis untuk

menyelesaikan studi Strata 1 (S1) program studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan dengan judul “Analisis Kemampuan Observasi Siswa

pada Konsep Wujud Zat dan Perubahannya dengan Menggunakan Metode

Eksperimen”.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini banyak pihak

yang terlibat. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Nengsih Junaengsih, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I. Terima kasih

atas doa, bimbingan dan saran, ilmu serta dorongan semangatnya, sehingga

peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Erina Hertanti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan

mengarahkan peneliti dalam penelitian skripsi ini. Terima kasih atas ilmu serta

dorongan semangatnya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Segenap Guru dan Kepala Sekolah SMP 2 Mei Ciputat-Tangerang Selatan,

yang telah memberikan informasi dan penerimaan yang hangat selama proses

pengumpulan data.

iv

6. Indrawan, S.Pd., Suami tercinta sekaligus rekan yang selalu memberikan

semangat, inspirasi dan motivasi selama penulisan skripsi dan telah banyak

membantu dalam teknik penulisan dan penyusunan.

7. Secara khusus, peneliti juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu

dan Bapak, yang kasih sayangnya tak terbatas dan tak lekang oleh waktu,

segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT. atas karunia yang Allah

berikan melalui Ibu dan Bapak. Do’a, didikan, nasehat, dan semangat yang

diberikan senantiasa menjadi pengobat rasa lelah dan pemicu untuk senantiasa

melakukan yang terbaik dan berusaha meraih yang terbaik untuk membuat Ibu

dan Bapak bangga. Semoga Allah selalu menyayangi keduanya sebagaimana

keduanya menyayangi ku.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan laporan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, maka secara terbuka peneliti menerima segala kritik

dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan laporan penelitian

selanjutnya.

Jakarta, Januari 2013

Peneliti

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... i

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................ ii

ABSTRAK .................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................... 3

C. Batasan Masalah ..................................................................... 3

D. Rumusan Masalah .................................................................. 4

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.............................. 4

BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR ...... 5

A. Deskripsi Teoritis ................................................................... 5

1. Pengertian, prinsip-prinsip, keterampilan dan tahapan serta

kelebihan dan kekerangan Metode Eksperimen .............. 5

2. Kedudukan suatu metode dalam pembelajaran ............... 14

3. Pengertian, jenis-jenis dan Karakteristik Keterampilan

Proses Sains ..................................................................... 17

4. Kemampuan Observasi ................................................... 25

5. Hakikat dan Karakteristik Pembelajaran Fisika .............. 28

6. Wujud zat dan Perubahannya .......................................... 30

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................... 33

C. Kerangka Berpikir .................................................................. 36

vi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 39

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 39

B. Metode Penelitian ................................................................... 39

C. Populasi dan Sampel .............................................................. 40

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 40

E. Instrumen Penelitian ............................................................... 41

F. Uji coba instrumen Penelitian ................................................ 42

G. Teknik Analisis Data .............................................................. 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 47

A. Hasil Penelitian....................................................................... 47

B. Pembahasan ............................................................................ 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 58

A. Kesimpulan ............................................................................. 58

B. Saran ....................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 59

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keterampilan Proses dan Indikatornya .................................... 21

Table 3.1 Uji Validitas Ahli .................................................................... 42

Tabel 3.2 Skala Kategori Kemampuan .................................................... 44

Tabel 3.3 Skala Kategori Kemampuan .................................................... 44

Tabel 4.1 Indikator Kemampuan Observasi Tiap Kelompok pada

Pertemuan Pertama .................................................................. 48

Tabel 4.2 Indikator Kemampuan Observasi Tiap Kelompok pada

Pertemuan Kedua..................................................................... 49

Tabel 4.3 Indikator Kemampuan Observasi Tiap Kelompok pada

Pertemuan Ketiga .................................................................... 50

Tabel 4.4 Indikator Kemampuan Observasi Tiap Kelompok pada

Pertemuan Keempat................................................................. 51

Tabel 4.5 Rekapitulasi Indikator Kemampuan Observasi Siswa Tiap

Pertemuan ................................................................................ 52

Tabel 4.6 Hasil Lembar Kerja Siswa pada Setiap Pertemuan ................. 53

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Konsep Wujud Zat dan Perubahannya ........................... 30

Gambar 2.2 Perubahan Wujud Zat ............................................................. 32

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksana Pembelajaran .......................................... 61

Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa ............................................................... 80

Lampiran 3 Pedoman Observasi ................................................................ 93

Lampiran 4 Rubrik Penilaian ..................................................................... 99

Lampiran 5 Analisis Data Lembar Obsrvasi .............................................. 109

Lampiran 6 Analisis Data Lembar Kerja Siswa ........................................ 121

Lampiran 7 Lembar Uji Validitas ............................................................. 123

Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian ................................................... 125

Lampiran 9 Uji Referensi........................................................................... 126

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran sains mencakup kajian tentang biologi, kimia dan fisika

merupakan mata pelajaran yang dapat menanamkan dan mengembangkan

keterampilan, sikap dan nilai-nilai ilmiah kepada siswa. Pernyataan ini sejalan

dengan Implementasi hakekat sains yang diwujudkan dalam pembelajaran IPA

yang disusun melalui suatu kurikulum yang menekankan pembelajaran sains pada

pemberian pengalaman secara langsung dengan tidak melepaskan konsep dengan

kerja ilmiah. 1

Panduan Kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah menjelaskan bahwa

sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga

sains bukan hanya penguasaan kumpulan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep

atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Pelaksanaan

pendidikan sains harus menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung

kepada siswa, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah Keterampilan

Proses Sains (KPS) untuk menjelajahi alam sekitar dan memahaminya agar dapat

meningkatkan kualitas mereka dalam keilmuan.

Keterampilan proses sains adalah sejumlah kemampuan atau keterampilan

fisik dan mental yang digunakan para ilmuwan untuk menemukan semua fakta

dan konsep. Keterampilan Proses Sains (KPS) terdiri atas melakukan observasi,

menghitung, mengukur, mengklasifikasi, mencari hubungan ruang dan waktu,

membuat hipotesa, merencanakan penelitian, mengendalikan variabel,

menginterpretasikan, interferensi, meramalkan, menerapkan dan

mengkomunikasikan.2

Observasi merupakan salah satu bagian dari Keterampilan Proses Sains

(KPS) yang dianggap sebagai langkah pertama dalam melakukan suatu kegiatan

1 Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,

2009) h. 46. 2 Conny semiawan, dkk. Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: PT. Gramedia, 1986)

h.17.

1

2

ilmiah atau memecahkan suatu masalah. Informasi yang diperoleh melalui

observasi akan menuntun untuk mengetahui lebih lanjut, mempertanyakan,

memikirkan, menginterpretasikan dan menyelidiki. Terkumpulnya fakta yang

relevan dalam suatu permasalahan sangat dipengaruhi oleh ketelitian dalam

mengobservasi.

Untuk mempelajari IPA khususnya fisika, penguasaan kemampuan observasi

sangat penting sebagai modal bagi siswa, mengingat banyak sekali objek serta

fenomena yang membutuhkan kemampuan mengobservasi untuk mempelajarinya.

Keterampilan observasi merupakan salah satu bagian dari keterampilan proses

yang menjadi dasar bagi pengembangan keterampilan proses lainnya. Melalui

observasi segala objek dan fenomena alam dapat diketahui dengan menggunakan

kelima indera yaitu penglihatan, pendengaran, pengecap, pembau dan peraba.

Pengembangan kemampuan observasi siswa dapat dilakukan melalui

pembelajaran berbasis praktikum yang terdapat pada metode eksperimen. Metode

eksperimen adalah suatu penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan

untuk mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dengan

menggunakan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk

mengembangkan Keterampilan Proses Sains dengan cara memperoleh sendiri

konsep-konsep fisika yang dipelajari, sehingga lebih mudah dipahami.

Salah satu konsep fisika yang meminta siswa untuk mencari jawaban dengan

usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar adalah konsep wujud zat dan

perubahannya. Melalui metode eksperimen yang diterapkan pada konsep wujud

zat dan perubahannya siswa tidak hanya belajar tentang konsep, tetapi juga belajar

bagaimana suatu konsep diperoleh melalui metode ilmiah. Siswa juga diharapkan

memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berinisiatif dan dapat

mengembangkan kemampuan observasi yang terdapat dalam dirinya.

Materi pada pokok pembahasan wujud zat dan perubahannya merupakan

salah satu materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Materi ini

membutuhkan keterampilan dalam menggunakan alat indera, keterampilan

mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dan keterampilan mencari persamaan dan

perbedaan yang merupakan indikator dari kemampuan observasi. Materi ini

3

biasanya disampaikan dengan metode ceramah sehingga siswa kurang tertarik dan

jiwa observasi kurang dimiliki, hal ini didasarkan pada pengamatan yang

dilakukan di SMP 2 Mei Ciputat. Oleh karena itu, materi ini akan disampaikan

dengan menggunakan metode eksperimen. Diharapkan siswa lebih tertarik dalam

mempelajarinya dan dapat menerapkan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-

hari serta akan melatih siswa agar memiliki keterampilan observasi yang lebih

baik.

Belajar fisika melalui metode eksperimen ini juga dipilih mengingat siswa

yang menjadi subjek penilitian adalah kelas VII dan sebagian besar belum pernah

melakukan metode eksperimen selama duduk dibangku Sekolah Dasar, sehingga

diharapkan minat siswa untuk belajar fisika juga ikut berkembang karena salah

satu fungsi dari metode eksperimen yang dilakukan oleh siswa adalah dapat

mengembangkan semangat belajar.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis tertarik

untuk meneliti “Analisis Kemampuan Observasi Siswa Pada Konsep Wujud Zat

dan Perubahannya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan

masalah-masalah berikut ini:

1. Penguasaan kemampuan observasi sangat penting sebagai modal bagi

siswa, mengingat banyak sekali objek serta fenomena yang

membutuhkan kemampuan mengobservasi untuk mempelajarinya.

2. Pengembangan kemampuan observasi siswa dapat dilakukan melalui

pembelajaran berbasis praktikum yang terdapat pada metode

eksperimen.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini terarah maka permasalahannya dibatasi sebagai berikut:

1. Eksperimen yang dilakukan adalah eksperimen mengenai wujud zat dan

perubahannya.

4

2. Kemampuan observasi yang diteliti meliputi keterampilan menggunakan

alat indera, keterampilan mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dan

keterampilan mencari persamaan dan perbedaan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka masalah yang akan diungkapkan adalah

“Bagaimanakah Kemampuan Observasi Siswa Pada Konsep Wujud Zat dan

Perubahannya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen?”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa kemampuan

observasi siswa pada konsep wujud zat dan perubahannya dengan menggunakan

metode eksperimen.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran

berbasis metode eksperimen.

2. Sebagai alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk

mengajarkan fisika dan mengembangkan keterampilan observasi siswa.

3. Sebagai sumbangan pemikiran pada peneliti lain yang ingin mengkaji

masalah serupa.

5

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Deskripsi Teoritis

1. Metode Eksperimen

a. Pengertian Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa

melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri

suatu yang dipelajari dalam proses belajar mengajar. Dengan metode

pelajaran ini siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari

kebenaran, mencoba, mencari suatu hukum/dalil dan menarik

kesimpulan atas proses yang dialaminya itu.1

Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana

siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan

sendiri sesuatu pernyataan atau hipotesis yang telah dipelajari. Orang

seringkali menggabungkan pengertian eksperimen dengan kerja

laboratorium, meskipun kedua pengertian ini mengandung prinsip yang

hamper sama namun berbeda dalam konotasinya. Eksperimen adalah

percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu.

Eksperimen bisa dilakukan pada suatu laboratorium atau di luar

laboratorium, pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk

berbuat sehingga dapat dimasukan ke dalam metode pembelajaran.2

Metode eksperimen adalah metode mengajar dengan cara

mempraktekkan langsung untuk menguji atau membuktikkan suatu

konsep yang sedang dipelajari. Metode ini diyakini sebagai metode

yang paling tepat dalam mengajarkan konsep-konsep sains, karena sains

1 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), h. 84 2 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2005) h.220.

5

Rizal
Highlight

6

berasal dari hal-hal yang bersifat fakta. Metode eksperiman dalam

prakteknya juga memerlukan alat dan bahan.3

Suatu eksperimen merupakan salah satu kegiatan yang dimaksudkan

untuk memperoleh informasi atau data dalam memecahkan suatu

masalah. Suatu eksperimen dilaksanakan terutama untuk mempelajari

dan memecahkan suatu problem, dimana penelitinya sendiri belum

mengetahui jawabannya, atau baru mengetahui jawaban sementaranya.

Bahan dan alat yang digunakan untuk melaksanakan eksperimen harus

diusahakan sesederhana mungkin.4 Dengan melakukan eksperimen,

siswa akan menjadi lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima

dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan

sikap ilmiah dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan

siswa. Kekurangan metode eksperimen ini adalah menuntut beerbagai

peralatan yang terkadang tidak mudah diperoleh.5

Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen ini, siswa

diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri,

mengikuti proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu.

Peran guru dalam metode eksperimen ini sangat penting khususnya

berkaitan dengan ketelitian dan kecermatan sehingga tidak terjadi

kekeliruan dan kesalahan dalam memaknai kegiatan eksperimen yang

dilaksanakan pada proses pembelajaran.

b. Prinsip-prinsip Metode Eksperimen

Eksperimen merupakan bagian sangat penting dalam pembelajaran

sains, karena hal eksperimen itulah yang membedakan sains dengan

mata pelajaran lain. Dengan menggunakan metode eksperimen siswa

dapat dilatih untuk menggunakan metode ilmiah yang meliputi

3 Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,

2009). h.104 4 Moh. Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan Metode

“Discovery” dan Inquiry”, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987), h..105 5 Y. Nuryani Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UNM Pre, 2005)

h.109

Rizal
Highlight
Rizal
Highlight

7

observasi, penemuan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis

dan penarikan kesimpulan. Karena dalam pelaksanaan eksperimen itu

banyak keterampilan proses yang perlu digunakan, maka metode ini

merupakan strategi yang penting untuk membelajarkan keterampilan

proses pada siswa, terutama keterampilan proses terintegrasi.6 Siswa

dilatih untuk membaca data secara objektif menurut apa adanya,

mengambil kesimpulan hanya berdasarkan fakta-fakta yang mendukung,

menyadari keterbatasan sains, keterbatasan ketelitian suatu pengukuran,

keterbatasan suatu hukum atau teori, memahami makna dari suatu teori

dan sebagainya. Hal-hal semacam ini sukar untuk dimengerti hanya

dengan cara mendengarkan melalui ceramah.

c. Keterampilan Menjalankan Metode Eksperimen

Sama dengan demonstrasi, eksperimen dpat dilaksanakan pada tahap

awal pelajaran dan inti pelajaran. Bahkan, eksperimen dapat

dilaksanakan pada akhir atau penutupan pelajaran. Eksperimen pada

awal pelajaran digunakan untuk menampilkan fenomena, menggali

pengetahuan awal siswa dan menarik motivasi belajar siswa. Eksperimen

pada inti pelajaran berfungsi untuk menjelaskan konsep atau memberi

fasilitas kepada siswa untuk menemukan jawaban dari masalah yang

ingin dipecahkan. Dengan kata lain, eksperimen pada inti pelajaran

digunakan untuk membantu siswa menemukan konsep yang dipelajari.

Ada beberapa ciri yang perlu diperhatikan pada pembelajaran dengan

eksperimen:7

1) Eksperimen mempelajari hubungan antara dua variabel yaitu

variabel terikat.

2) Kegiatan eksperimen dilakukan sendiri oleh siswa

3) Siswa dapat melakukan kegiatan inkuiri bebas, hal ini berbeda

dengan pembelajaran demonstrasi. Demonstrasi biasanya

6 Pudyo Susanto, Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Kontruktivisme, (Malang:

Universitas Negeri Malang, 2002) h.65 7 Ibid., h.68.

Rizal
Highlight

8

dilakukan oleh guru, inkuiri yang dijalani oleh siswa adalah

inkuiri terbimbing.

d. Tahapan mengajar Eksperimen

Keterampilan mengajar eksperimen dapat dipisahkan menjadi tiga

tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan penutup.

1) Keterampilan Menyiapkan Eksperimen

a) Menentukan tujuan pengajaran dan tujuan eksperimen

b) Mengidentifikasi variabel-variabel eksperimen yang akan

diselidiki sesuai dengan topik pelajaran.

c) Merancang percobaan untuk eksperimen. Dalam kegiatan ini

guru menterjemahkan informasi dan prinsip verbal dari topik

yang dipelajari menjadi informasi dan prinsip yang

tervisualisasikan melalui eksperimen.

d) Merancang prosedur pelaksanaan eksperimen, yaitu langkah

kegiatan pembelajaran dalam eksperimen yang meliputi

kegiatan awal, inti dan penutup.8

2) Pelaksanaan Eksperimen

a) Pada kegiatan awal, eksperimen dimaksudkan untuk

menyajikan fenomena dalam rangka menimbulkan konflik

kognitif, menggali pengetahuan awal siswa dan menarik

memotivasi belajar siswa. Keterampilan guru yang

diperlukan diantaranya adalah:

Memandu siswa untuk menjalankan eksperimen.

Keterampilan ini diperlukan karena eksperimen biasanya

dilaksanakan oleh beberapa kelompok kecil.

Memandu siswa untuk memusatkan perhatiannya pada

informasi yang essensial khusunya yang menimbulkan

konflik kognitif.

8 Ibid

9

Menggali pengetahuan awal siswa dan memotivasi siswa,

kegiatan ini didahului dengan meminta siswa untuk

menghentikan eksperimen. selanjutnya, guru mengajukan

masalah yang dapat menimbulkan konflik kognitif, dan

mengevaluasi jawaban siswa. Dengan begitu pengetahuan

awal siswa dapat digali.9

b) Pada kegiatan inti, guru:

Membimbing penemuan masalah dan hipotesis. Tanya

jawab pada penggalian pengetahuan awal diteruskan ke

Tanya jawab untuk menemukan masalah yang terkait

dengan konsep/prinsip yang dipelajari, dan diteruskan

lagi sampai ditemukan hipotesis.

Membimbing kerja kelompok. Setelah hipotesis

dirumuskan, siswa dipandu untuk melanjutkan

eksperimen lanjutan. Kegiatan ini merupakan kegiatan

kerja kelompok kecil atau perseorangan.

Membimbing diskusi kelompok kecil, untuk pencatatan

data, analisis data dan penariakan kesimpulan. Kegiatan

ini dapat dilakukan di kelompok kecil atau secara

klasikal.

3) Mengakhiri eksperimen

a) Memberikan pemantapan. Setelah kegiatan eksperimen

berakhir guru memberi pemantapan, dapat berupa

pertanyaan aplikatif atau memberi masalah baru untuk

dipecakan melalui eksperimen di luar jam pertemuan.

b) Mengevaluasi tes belajar. Tes formatif dapat dilaksanakan

secara formal (Tanya-jawab) atau formal (tertulis). Tes

sebaiknya mengukur hasil belajar melalui pengalaman

langsung (tes penampilan)

9 Ibid., h.69

10

c) Membimbing siswa untuk mengemas, mengembalikan

peralatan dan membersihkan ruang belajar secara rapi. Ini

merupakan kegiatan untuk latihan pengembangan sikap.10

e. Macam-macam Metode Eksperimen

1) Eksperimen Sederhana

Banyak masalah IPA yang dapat dipecahkan dengan

eksperimen sederhana, sehingga tidak memerlukan tahap-tahap

kerja yang terpisah untuk menyelesaikannya. Langkah dari

eksperimen sederhana itu adalah pengajuan masalah,

pelaksanaan percobaan untuk pengamatan dan pengambilan

kesimpulan. Dalam eksperimen sederhana ini tidak perlu

dilakukan pengontrolan terhadap variabel-variabel bebas yang

tidak dipelajari, karena pengaruhnya terhadap variabel terikat

dapat diabaikan atau memang tidak ada variabel lain yang

berpengaruh kecuali variabel yang sedang dipelajari.11

Sebagai contoh masalah yang dipecahkan adalah : “Apakah

tepung beras mengandung amilum?” masalah itu cukup

dipecahkan dengan percobaan, yang dilakukan dengan

meneteskan larutan YKY (Yodium) pada tepung beras,

kemudian mengamati bahwa zat tersebut berubah warna biru.

Untuk mengambil kesimpulan, siswa cukup diminta untuk

melakukan 2-3 kali percobaan, untuk mengambil kesimpulan

bahwa tepung beras mengandung amilum berdasarkan

perubahan warna yodium menjadi biru.

2) Eksperimen Terkontrol

Hubungan antara suatu variabel bebas dan terikat dalam

fenomena-fenomena alam banyak yang tidak dapat diamati

10

Ibid 11

Ibid., h.65

11

karena adanya variabel lain yang berpengaruh terhadap variabel

terikat yang diamati. Misalnya, pada suatu tanaman pot baru

yang tanahnya diberi urea, pertumbuhannya subur, tetapi tidak

dapat disimpulkan begitu saja bahwa yang menyebabkan subur

adalah zat urea, karena orang berpikir bahwa faktor lain juga

berpengaruh. Hubungan antara variabel-variabel seperti itu

dapat diajarkan kepada siswa dengan metode eksperimen

terkontrol. Dalam metode ini dibuat eksperimen dengan

menggunakan dua kelompok tanaman pot yang medium

tanahnya sama, tetapi pada satu kelompok tanaman tanahnya

diberi urea sementara kelompok tanaman yang lain tidak diberi

urea.

Dalam pelaksanaan metode eksperimen terkontrol, langkah-

langkah yang perlu dilaksanakan adalah:

a) Pengajuan masalah

b) Pengajuan hipotesis

c) Pengontrolan variabel (membuat perlakuan variabel bebas

dan mengendalikan variabel terkontrol)

d) Pelaksanaan eksperimen

e) Pengolahan data

f) Pengambilan kesimpulan, dalam metode eksperimen

terkontrol kesimpulan yang diambil bersifat tertutup, artinya

kesimpulan itu merupakan jawaban yang pasti (tidak perlu

dipertanyakan kebenarannya, atau tidak mengundang

munculnya masalah baru).12

3) Eksperimen Berujung-terbuka

Metode eksperimen berujung-terbuka mempunyai langkah-

langkah yang sama dengan metode eksperimen terkontrol. Hal

yang berbeda adalah pada eksperimen berujung-terbuka

12

Ibid., h.66

12

kesimpulan dari jawaban masalah masih terbuka untuk

dipermasalahkan lagi. Dengan kata lain jawaban dari masalah

dapat menimbulkan masalah baru atau hipotesis baru, sementara

pada eksperimen berujung-tertutup kesimpulan yang dihasilkan

merupakan jawaban yang tidak perlu dipermasalahkan lagi

kebenarannya. Lebih dari itu, tingkat kesukaran dari metode

eksperimen terbuka dapat dibuat lebih kompleks. Di samping

itu, kalau pada metode eksperimen sederhana dan tertutup

masalah, hipotesis dan rancangan eksperimen diresepkan oleh

guru, pada metde eksperimen terbuka siswa dapat diminta untuk

menemukan masalah, menyusun hipotesis dan membuat

rancangan eksperimen sendiri.

Sebagai contoh, pada eksperimen pengaruh urea terhadap

kesuburan tanaman padi yang dicontohkan, setelah ada

kesimpulan bahwa urea menyebabkan daun menjadi lebih hijau

dan pertumbuhan lebih cepat, siswa diberi kesempatan untuk

mengamati gejala-gejala lain yang muncul pada tanaman padi

dalam penggunaan urea. Misalnya, batang padi menjadi lemas

dan roboh. Berdasarkan fakta tersebut, siswa diminta untuk

menemukan masalah baru: “Apakah urea menyebabkan batang

padi menjadi lemas dan mudah roboh?” Seterusnya, masalah

tersebut dapat dibiarkan berada dalam benak siswa, sampai

mereka mempunyai minat untuk memecahkan sendiri. Artinya,

untuk topik pelajaran yang sedang dibahas, masalah bari itu

tidak harus dijawab sekaligus.

f. Kelebihan Metode Eksperimen

Metode eksperimen mengandung beberapa kelebihan antara lain:13

1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan

berdasarkan percobaannya.

13

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Loc. Cit. h.84

13

2) Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru

dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi

kehidupan bagi kehidupan manusia.

3) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk

kemakmuran umat manusia.

Kelebihan Metode eksperimen, antara lain:14

1) Siswa diransang berpikir kritis, tekun, jujur, mau bekerja sama,

terbuka dan objektif.

2) Siswa dirangsang untuk memiliki Keterampilan Proses Sains (KPS)

seperti mengamati, menginterpretasi, mengelompokkan, mengajukan

pertanyaan, merencanakan percoabaan, menggunakan alat dan

bahan, mengkomunikasikan dan melakukan eksperimen.

3) Siswa belajar secara konstruktif tidak bersifat hafalan, sehingga

pemahamannnya terhadap suatu konsep bersifat mendalam dan

bertahan lama.

4) Siswa ditempatkan pada situasi belajar yang penuh tantangan,

sehingga tidak mudah bosan.

5) Siswa konsentrasinya terarahkan pada kegaitan pembelajaran.

6) Siswa lebih mudah memahami suatu konsep yang bersifat abstrak.

g. Kekurangan Metode Eksperimen

Metode eksperimen ini mengandung beberapa kekurangan, antara

lain:15

1) Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.

2) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang

tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.

3) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.

14

Zulfiani, dkk. Loc-Cit. h.104 15

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Loc. Cit. h.84.

14

4) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan

karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar

jangkauan kemampuan atau pengendalian.

Kelemahan metode eksperimen antara lain:16

5) Memerlukan waktu yang relatif lama.

6) Memerlukan alat dan bahan yang cukup dan terkadang sulit

ditemukan atau mahal harganya.

7) Guru harus membuat perencanaan kegiatan eksperimen yang

matang, hal ini menuntut guru menguasai konsep yang akan diuji

atau dibuktikkan dalam kegiatan eksperimen.

8) Siswa dituntut terlebih dahulu memiliki landasan berpikir, sehingga

mengetahui secara jelas tujuannnya melakukan eksperimen dan

kesimpulan yang diambilnya relevan dengan konsep yang sedang

diuji.

9) Cenderung memerlukan ruang khusus (laboratorium) untuk lebih

leluasa melakukan eksperimen.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan metode eksperimen

akan melatih siswa menggunakan alat sains untuk meneliti, mengamati dan

menganalisa suatu proses. Siswa akan mengalami proses belajar yang efisien.

Diharapkan dengan metode eksperimen siswa akan memperoleh kesempatan

untuk mengembangkan berbagai keterampilan baik kemampuan psikomotor

maupun intelektual, menghayati prosedur ilmiah dan sikap ilmiah. Sehingga

siswa menyadari bahwa ilmu bersifat dinamik dan berkembang secara

kontinu.

2. Kedudukan suatu metode dalam pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur

manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan

pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar

bergairag bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang

16

Zulftiani, dkk. Loc-Cit. h. 104

15

dimiliki, guna gunakan untuk bagaimana mempersiapkan program

pengajaran dengan baik dan sistematis.

Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah, bagaimana

memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil

bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kerangka berpikir yang

demikian bukanlah suatu hal yang aneh, tapi nyata dan memang betul-betul

dipikirkan oleh seorang guru.

Dari hasil analisa yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang

kedudukan metode sebagai alat motivasi entrinsik, sebagai strategi

pengajaran dan sebagai alat untuk mencapai tujuan.17

Berikut adalah

penjelasannya.

a. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik

Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan

yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar

mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar yang tidak menggunakan

metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode

sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.

Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan

kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode.

Tujuan instruksional adalah pedoman yang mutlak dalam memilih metode.

Dalam perumusan tujuan, guru perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat

diukur. Dengan begitu mudahlah bagi guru menentukan metode yang

bagaimana yang dipilih guna menunjang pencapaian tujuan yang telah

dirumuskan tersebut.18

Dalam mengajar guru jarang sekali menggunakan satu metode, karena

mereka menyadari bahwa semua metode ada kelebihan dan kekurangannya.

Penggunaan satu metode cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar

yang membosankan bagi anak didik. Jalan pengajaran pun tampak kaku.

17 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Loc-Cit. h.72 18

Ibid., h.73

16

Anak didik terlihat kurang bergairah belajar. Kejenuhan dan kemalasan

menyelimuti kegiatan belajar anak didik. Kondisi seperti ini sangat tidak

menguntungkan bagi guru dan anak didik. Guru mendapatkan kegagalan

dalam penyampaian pesan-pesan keilmuan dan anak didik dirugikan.

Akhirnya, dapat dipahami bahwa penggunaan metode yang tepat dan

bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam

kegiatan belajar mengajar di sekolah.

b. Metode sebagai strategi pengajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu

berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik

terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada

yang sedang dan ada yang lambat. Faktor inteligensi mempengaruhi daya

serap anak didik terhadap bahan pelajaran yyang diberikan menghendaki

pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.

Terhadap perbedaan daya serap anak didik sebagaimana tersebut di atas,

memerlukan strategi pengajaran yang tepat. Metode lah salah satu

jawabannya.untuk sekelompok anak didik boleh jadi mereka mudah

menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode Tanya jawab,

tetepi untuk sekelompok anak didik yang lain mereka lebih mudah menyerap

pelajaran bila guru menggunakan metode demonstrasi atau eksperimen.

c. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan

Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar

mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan

belajar mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa membawa kegiatan belajar

mengajar menurut sekehendak hatinya dan mengabaikan tujuan yang telah

dirumuskan. Itu sama artinya perbuatan yang sia-sia.

Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama

komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah

komponen metode. Metode adalah suatu alat untuk mencapai tujuan. Dengan

17

memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan

pengajaran. Metode adalah pelican jalan pengajaran menuju tujuan. Ketika

tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka

metode yang digunakan akan disesuaikan dengan tujuan. Antara metode dan

tujuan jangan bertolak belakang. Artinya, metode harus menunjang

pencapaian tujuan pengajaran. Bila tidak, maka akan sia-sialah perumusan

tujuan tersebut. Apalah artinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan

tanpa mengindahkan tujuan. Jadi guru sebaiknya menggunakan metode yang

menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat

yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.

3. Keterampilan Proses Sains

a. Pengertian Keterampilan Proses Sains

Keterampilan Proses Sains didefinisikan secara berbeda oleh

beberapa ahli, diantaranya menurut W. Harlen:

“Process skills are described in various ways, all of which suffer

from the problem of trying to draw boundaries round things which

are not separable from each other.”19

Keterampilan proses sains adalah sejumlah kemampuan atau

keterampilan fisik dan mental yang digunakan para ilmuwan untuk

menemukan semua fakta dan konsep.20

Keterampilan proses sains dibangun dari tiga keterampilan manual,

intelektual dan sosial. Sesuai dengan karakteristik sains yang

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

bukan hanya fakta, konsep, prinsip saja namun menekankan pada

penemuan.21

Terdapat beberapa kesimpulan mengenai keterampilan proses, yaitu:

19

W. Harlen, The Teaching of Science: Studies in Primary Education. (London: David

Fulthon Publishing Company, 1992) h.18. 20

Conny semiawan.Op- Cit., h.17 21

Zulfiani, dkk. Op- Cit., h.52

18

1) Pendekatan keterampilan proses merupakan wahana penemuan dan

pengembangan fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan bagi diri

siswa.

2) Fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan yang ditemukan dan

dikembangkan siswa berperan dalam menunjang pengembangan

keterampilan proses pada diri siswa.

3) Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta,

konsep dan prinsip ilmu pengetahuan pada akhirnya akan

mengembangkan sikap dan nilai ilmuwan pada diri sendiri.

b. Kemampuan-kemampuan Yang Terdapat Dalam Keterampilan

Proses Sains

Kemampuan-kemampuan atau keterampilan-keterampilan yang

terdapat dalam Keterampilan Proses Sains yaitu:22

1) Observasi atau Pengamatan

Observasi atau pengamatan adalah salah satu keterampilan ilmiah

yang mendasar. Mengobservasi atau mengamati tidak sama dengan

melihat. Dalam mengobservasi atau mengamati kita memilah-

milahkan mana yang penting dari yang kurang atau tidak penting.

2) Penghitungan

Banyak kegiatan menghitung yang menyita waktu seorang ilmuwan.

Keterampilan ilmuwan anak biasanya dilatih dan dibina melalui

pelajaran matematika, namun dalam pelajaran IPA, Ilmu-ilmu Sosial

dan bahasa keterampilan dapat pula dikembangkan.

3) Pengukuran

Keterampilan mengukur sangat penting dalam kerja ilmiah. Dasar

dari pengukuran adalah pembanding. Kita pelu membandingkan luas,

kecepatan, suhu, volume dan sebagainya. Para guru dapat melatih

anak-anak agar trampil mengukur. Pertama-tama tentu saja mereka

diarahkan untuk membanding-bandingkan satu benda dengan benda

22

Conny semiawan. Op- Cit., h.19

19

lainnya. Lama-kelamaan mereka diperkenalkan dengan satuan

ukuran, seperti centimeter, kilogram dan liter. Semakin tinggi tingkat

sekolah anak, semakin rumit tugas-tugas pengukuran yang dapat

diberikan kepadanya.

4) Klasifikasi

Ketrampilan mengklasifikasikan atau menggolong-golongkan adalah

salah satu kemampuan yang penting dalam kerja ilmiah. Dalam

kehidupan sehari-hari kita perlu mengenal perbedaan dan pesamaan

antara benda-benda. Dalam membuat klasifikasi perlu diperhatikan

dasar klasifikasi, misalnya menurut suatu ciri khusus, tujuan, atau

kepentingan tertentu.

5) Hubungan Ruang/Waktu

Mencari hubungan ruang dan waktu adalah salah satu ketrampilan

yang penting dalam kerja ilmiah. Mereka dapat dilatih agar mampu

mengenal-mengenal bentuk-bentuk, mengenal arah, menggambarkan

arah dan jarak.

6) Pembuatan Hipotesis

Kemampuan membuat hipotesis adalah salah satu ketrampilan yang

sangat mendasar dalam kerja ilmiah. Hipotesis adalah suatu

perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau

pengamatan tertentu. Dalam kerja ilmiah, seorang ilmuwan biasanya

membuat hipotesis yang kemudian diuji melalui eksperimen.

7) Perencanaan Penelitian/Eksperimen

Para ilmuwan biasanya terbiasa dengan pekerjaan eksperimentasi.

Namun, kegiatan eksperimen tidak hanya merupakan hak mutlak

para ilmuwan. Eksperimen tidak lain adalah usaha menguji atau

mengetes melalui penyelidikan praktis. Sering kita menguji atau

mengetes gagasan-gagasan kita dengan kegiatan coba dan ralat (Trial

and error) saja. Anak kecil paling gemar mengadakan mengadakan

kegiatan coba dan ralat dengan hewan pelihaaan dirumah, serangga

yang bertebrangan di sekitarnya ataupun mainannya.

20

8) Pengendalian Variabel

Pengendalian variabel adalah suatu aktivitas yang dipandang sulit,

namun sebenarnya tidak sesulit seperti yang kita bayangkan. Yang

penting adalah bagaimana guru menggunakan kesempatan yang

tersedia untuk melatih anak mengontrol dan memperlakukan

variabel.

9) Interpretasi Data

Kemampuan menginterpretasi atau menafsirkan data adalah satu

ketrampilan penting yang umumnya dikuasai oleh para ilmuwan.

Data yang dikumpulkan melalui observasi, perhitungan, pengukuran,

eksperimen atau penelitian sederhana dapat dicatat atau disajikan

dalam berbagai bentuk, seperti tabel, grafik, histogram atau diagram.

Data yang disajikan tersebut dapatlah diinterpretasi atau ditafsirkan.

10) Kesimpulan Sementara (Interferensi)

Para guru dapat melatih anak-anak dalam menyusun suatu

kesimpulan sementara dalam proses penelitian sederhana yang

dilakukan. Pertama-tama data dikumpulkan, kadang-kadang melalui

eksperimen terlebih dahulu, lalu dibuat kesimpulan sementara

berdasarkan informasi yang dimiliki sampai suatu waktu tertentu.

Kesimpilan tersebut bukan merupakan kesimpulan akhir, hanya

merupakan kesimpulan sementara yang dapat diterima sampai pada

saat itu.

11) Peramalan

Para guru dapat melatih anak-anak dalam membuat peramalan

kejadian-kejadian yang akan datang, berdasarkan pengetahuan,

pengalaman atau data yang dikumpulkan.

12) Penerapan (Aplikasi)

Para guru dapat melatih anak-anak untuk menerapkan konsep yang

telah dikuasai untuk memecahkan masalah tertentu, atau

menjelaskan suatu peristiwa baru dengan menggunakan konsep yang

telah dimiliki.

21

13) Komunikasi

Setiap ahli dituntut agar mampu menyampaikan hasil penemuannya

kepada orang lain. Ia mungkin menyusun laporan penelitian,

membuat paper, atau menyusun karangan. Ia mungkin pula

menyampaikan penemuannya kepada orang lain secara lisan.

Adapun indikator-indikator dari Keterampilan Proses Sains terdapat

pada tabel 2.1 di bawah ini

Tabel 2.1 Keterampilan Proses dan Indikatornya23

No Keterampilan Proses Indikator Keterampilan Proses

1 Observasi a. Menggunakan sebanyak mungkin

indera

b. Menggunakan fakta relevan

2 Klasifikasi a. Mencatat setiap pengamatan

b. Mencari perbedaan/persamaan

c. Mengontraskan ciri-ciri

d. Membandingkan

e. Mencari dasar pengelompokkan

f. Menghubungkan hasil pengamatan

3 Interpretasi a. Menghubungkan hasil pengamatan

b. Menemukan pola dalam satu seri

pengamatan

c. Menyimpulkan

4 Prediksi a. Menggunakan hasil pengamatan

b. Mengemukakan apa yang

mungkin terjadi pada keadaan

yang belum diamati

5 Mengajukan pertanyaan a. Bertanya apa, bagaimana,

mengapa

23

Y. Nuryani Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UNM Pre, 2005)

h.86.

22

No Keterampilan Proses Indikator Keterampilan Proses

b. Bertanya untuk meminta

penjelasan

c. Mengajukan pertanyaan yang

berlatar belakang hipotesis

6 Berhipotesis a. Mengetahui bahwa ada lebih dari

satu kemungkinan penjelasan dari

suatu kejadian

b. Menyadari bahwa suatu

penjelasan perlu diuji

kebenarannya dengan memperoleh

bukti lebih banyak atau melakukan

cara pemecahan masalah

7 Merencanakan percobaan a. Menentukan alat/bahan/sumber

yang akan digunakan

b. Menentukan variabel/faktor

penentu

c. Menentukan apa yang akan

diukur, diamati, dicatat

d. Menentukan apa yang akan

dilaksanakan berupa langkah kerja

8 Menggunakan alat/bahan a. Memakai alat/bahan

b. Mengetahui alasan mengapa

menggunakan alat dan bahan

c. Mengetahui bagaimana

menggunakan alat dan bahan

9 Menerapkan konsep a. Menggunakan konsep yang telah

dipelajari dalam situasi baru

b. Menggunakan konsep pada

pengalaman baru untuk

23

No Keterampilan Proses Indikator Keterampilan Proses

menjelaskan apa yang sedang

terjadi

c. Menerapkan hukum teori pada

situasi praktis

d. Menerapkan rumus-rumus pada

pemecahan soal-soal baru

10 Berkomunikasi a. Memberikan/menggambarkan data

empiris hasil percobaan atau

pengamatan dengan

grafik/tabel/diagram

b. Menyusun dan menyampaikan

laporan secara sistematis

c. Menjelaskan hasil percobaan atau

penelitian

d. Membacar grafik/table/diagram

e. Mendiskusikan hasil kegiatan,

suatu masalah atau suatu

peristiwa.

11 Melaksanakan

percobaan/Eksperimentasi.

-

c. Pengembangan Keterampilan Proses Sains

Ada beberapa alasan yang mendasari pentingnya keterampilan proses

sains dilatih dan dikembangkan di sekolah, diantaranya dikemukakan

oleh beberapa ahli yaitu sebagai berikut:

1) Menurut W. Harlen, bahwa keterampilan proses sains sangat penting

untuk dilatihkan kepada siswa karena perkembangan pemahaman

tentang sains bergantung pada kemampuan untuk melakukan

keterampilan proses sains.

24

2) Nuryani Y. Rustaman dkk, dalam setiap tujuan instruksional atau

tujuan pembelajaran (umum) untuk masing-masing pokok bahasan

terdapat kata kerja berkenaan dengan perilaku dan cara mencapainya

yang sesuai dengan kemampuan-kemampuan yang terdapat dalam

Keterampilan Proses Sains. 24

3) Menurut Conny Semiawan dkk, bahwa keterampilan proses sangat

penting dilatihkan dalam pembelajaran di sekolah karena:

a) Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat tidak

memungkinkan guru untuk mengajarkan fakta atau konsep.

Oleh karena itu, siswa harus dibekali dengan keterampilan

proses agar dapat memperoleh ilmu pengetahuan sendiri tanpa

bergantung pada guru.

b) Para ahli psikologi berpendapat bahwa anak-anak akan lebih

mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika

disertai dengan contoh-contoh konkret yang wajar dan sesuai

dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, sehingga tugas guru

bukanlah memberikan pengetahuan melainkan menyiapkan

situasi yang menggiring anak untuk bertanya, mengamati,

mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta atau konsep

sendiri.

c) Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak melainkan

relatif.

d) Dalam proses belajar mengajar seharusnya pengembangan

konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai

dalam diri anak didik.25

d. Karakteristik Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses terdiri atas sejumlah keterampilan yang satu

sama lain sebenarnya tidak dapat dipisahkan, namun ada penekanan

24

Ibid., h.77 25

Conny semiawan.Op- Cit., h.16

25

khusus dalam masing-masing keterampilan proses tersebut.

Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau

intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual

terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa

menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam

keterampilan proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan

alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Dengan

keterampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan

sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan

keterampilan proses, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan.

Seperti SAPA (Science A Process Approach) pendekatan

keterampilan proses sains merupakan pendekatan pembelajaran yang

berorientasi kepada proses IPA. Namun dalam tujuan dan

pelaksanaannya terdapat perbedaan. SAPA tidak mementingkan konsep.

Selain itu SAPA menuntut pengembangan pendekatan secara utuh yaitu

metode ilmiah dalam setiap pelaksanaannya, sedangkan KPS dapat

dikembangkan secara terpisah-pisah, bergantung metode yang

digunakan. Contohnya dalam metode demonstrasi dapat dikembangkan

keterampilan proses tertentu yaitu observasi, interpretasi, komunikasi

dan aplikasi konsep.26

4. Kemampuan Observasi

Observasi merupakan salah satu keterampilan yang mendasar dalam

keterampilan proses sains. Ada beberapa ahli yang menjelaskan pengertian

observasi, diantaranya adalah:

Observasi adalah dasar atau podasi ilmu pengetahuan, dan belajar untuk

mengobservasi atau mengamati secara sistematik dan disiplin adalah langkah

awal untuk menjadi ilmuwan. Observasi atau pengamatan adalah salah satu

keterampilan ilmiah yang mendasar. Mengobservasi atau mengamati tidak

sama dengan melihat, dalam mengobservasi kita memilah-milahkan mana

26

Y. Nuryani Rustaman, dkk. Op- Cit., h.78

26

yang penting dari yang kurang atau tidak penting. Kita menggunakan semua

indera untuk melihat, mendengar, mengecap, merasa dan mencium.27

Observasi adalah melakukan pengamatan terhadap fakta-fakta yang

dapat dipisah-pisahkan, mana yang berhubungan dan yang tidak berhubungan

dengan tujuan pengamatan. Mengamati merupakan kemampuan mengambil

informasi dari suatu obyek atau peristiwa dengan cara memperhatikan obyek

atau peristiwa tersebut melalui salah satu indera yaitu penglihatan,

penciuman, pendengaran, pengecapan dan perabaan.

Keterampilan proses observasi adalah proses pemasukan persepsi

mengenai sesuatu yang dapat diamati dari obyek atau peristiwa mengenai

kondisi serta sifat-sifatnya dan memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang

bersifat obyektif dan realistis. Dengan demikian, kemampuan observasi

mencakup kemampuan yang melibatkan semua alat indera, untuk

menyatakan sifat yang dimiliki oleh satu atau lebih obyek, persamaan dan

perbedaan dengan obyek yang lain. Jadi, apa yang dikemukakan melalui

indera merupakan pencarian fakta yang penting dalam observasi. Hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan mendasar dalam memperoleh ilmu

pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk mengembangkan

keterampilan-keterampilan proses lainnya.28

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa

observasi adalah proses pengumplan informasi mengenai objek atau peristiwa

dengan menngunakan sebagian atau semua indera. Keterampilan observasi

adalah proses pemasukan persepsi mengenai sesuatu yang diamati dari objek

atau peristiwa mengenai kondisi serta sifat-sifatnya dan memperkaya

pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif dan realitas.

Mengamati memiliki dua sifat utama, yaitu sifat kualiatif dan kuantitatif.

Mengamati bersifat apabila dalam pelaksanaannya hanya menggunakan

panca indera untuk memperoleh informasi, dan bersifat kuantitatif apabila

27

Conny semiawan.Loc- Cit., h.19 28

Mudjiono Dimyati. Op. Cit., h.142

27

dalam pelaksanaannya selain menggunakan panca indera juga menggunakan

peralatan lain yang memberikan informasi khusus dan tepat.29

Siswa yang melakukan observasi dapat di lihat dari beberapa aktifitas di

bawah ini:30

a. Menggunakan berbagai perasaan untuk mengenali suatu objek.

b. Mencatat dengan detail fakta yang relevan dari objek dan segala sesuatu

di sekitarnya.

c. Mengidentifikasikan persamaan dan perbedaan.

d. Menggunakan alat dan bahan untuk memahami objek dengan detail.

Adapun penjelasan dari indikator kemampuan observasi yang diambil

dari penelitian ini adalah

a. Kemampuan menggunakan indera

Pengamatan pertama yang biasa dilakukan adalah dengan menggunakan

panca indera manusia. Mata untuk melihat, telinga untuk mendengar,

hidung untuk membaui, kulit untuk merasa dan lidah untuk mengecap.

Pada kondisi tertentu, panca indera manusia dengan segala

keterbatasannya tidak dapat mengamati atau mengobservasi lebih jauh.

Pada kondisi ini diperlukan adanya alat bantu yang peka terhadap

perubahan yang sesuai dengan pengamatan yang dilakukan.

b. Kemampuan mencari fakta-fakta yang relevan

Observasi merupakan proses seleksi, demi tercapainya tujuan dari

suatu pengamatan. Pengumpulan fakta-fakta yang relevan dipengaruhi

oleh harapan, pengalaman dan pengetahuan pengamat mengenai apa

yang sedang diamatinya. Fakta-fakta yang diperoleh berasal dari hasil

tulisan, gambar dan pola tertentu sebagai hasil penjabaran dari observasi.

Harapan yang ada dalam pikiran pengamat akan mempengaruhi

pengamatan yang dilakukan. Untuk menghindari hal tersebut pengamat

hendaknya dalam netral atau perlu adanya kejujuran dengan apa yang

dilihatnya. Selain itu, pengamat perlu menguasai terlebih dahulu

29

Ibid 30

W. Harlen.Loc- Cit.,h.30.

28

kerangka konseptual mengenai apa yang sedang diamatinya. Dengan

demikian, pengamat akan mampu membaca fakta-fakta dari hasil

pengamatan.

c. Kemampuan dalam mencari persamaan dan perbedaan

Setelah pengamat mengumpulkan data yang tepat mengenai hal

yang diamati, langkah selanjutnya pengamat perlu menelaah data hasil

pengamatan. Kecenderungan dari hasil pengamatan perlu diketahui agar

dapat dengan mudah mengambil kesimpuulan dari hasil pengamatan.

Kemampuan dalam mencari persamaan dan perbedaan dari objek

atau peristiwa yang diamati dapat memandu pengamat untuk

menemukan hubungan diantara fakta-fakta yang telah diamatinya.

Dalam mencari persamaan dan perbedaan dari suatu objek atau peristiwa

akan melibatkan keterampilan membandingkan sesuatu. Hal ini akan

turut memberikan kesempatan kepada siswa sebagai pengamat untuk

mengembangkan kemampuan observasi.

Kemampuan mengidentifikasikan perbedaan diantara objek atau

peristiwa yang sama dan mampu mengidentifikasikan persamaan

diantara objek atau peristiwa yang berbeda dengan yang lainnya

merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam penyelidikan.

Guru dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan dalam

mengobservasi dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa

menggunakan alat-alat indera untuk memperoleh fakta dari objek atau

fenomena yang diselidiki. Selain itu sangatlah baik apabila guru menarik

minat siswa dengan menggunakan objek yang dipersiapkan di meja untuk

diamati dan secara esensi dari objek-objek yang ditampilkan atau mengajak

siswa untuk melakukan percobaan-percobaan sederhana.

5. Hakikat dan Karakteristik Pembelajaran Fisika

Membicarakan hakikat fisika sama halnya dengan membicarakan

hakikat sains karena fisika merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sains.

29

Oleh sebab itu, karakteristik fisika pada halnya sama dengan karakteristik

sains pada umumnya.

Banyak orang menyatakan bahwa sains adalah pengetahuan, khususnya

fakta atau prinsip yang diperoleh melalui kajian sistematik. Sebuah cabang

khusus pengetahuan yang berkaitan dengan fakta-fakta atau kebenaran yang

diatur secara sistematis. Definisi tersebut lebih menekankan hasil daripada

cara memperoleh hasil. Akan tetapi banyak yang menentang pendapat

tersebut dan mendefinisikan bahwa sains itu lebih lebih kepada sebuah cara

berpikir daripada satu kumpulan pengetahuan.

Dengan menelaah pandangan Feynman dan Sagan tentang definisi sains,

kita dapat menangkap hakikat fisika, yakni bukan hanya sekedar kumpulan

fakta dan prinsip tetapi lebih dari itu fisika juga mengandung cara-cara

bagaimana memperoleh fakta dan prinsip tersebut beserta sikap fisikawan

dalam melakukannya. Hakikat fisika terdiri atas produk, proses dan sikap

sehingga sudah menjadi keharusan bahwa dalam pembelajran fisika memiliki

paling tidak dua dimensi yakni belajar materi sains dan bagaimana

melakukan kegiatan sains.

Pengajaran fisika dilakukan mulai dari Sekolah Dasar yang termuat

dalam sains hingga ke perguruan tinggi. Di Sekolah Dasar, anak mulai

diperkenalkan dengan sains untuk meransang keingintahuan mereka tentang

peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Di sekolah lanjutan pengajaran ilmu

fisika bertujuan untuk memperdalam hukum-hukum dan konsep dasar fisika

dan di perguruan tinggi pengajaran dan pendidikan ilmu fisika

diselenggarakan untuk memfasilitasi para mahasiswa yang memiliki minat

dan bakat terhadap ilmu fisika.

Di tingkat SMP fisika diajarkan secara terpadu bersama biologi dan

kimia dalam mata pelajaran sains. Dalam pembelajaran sains tingkat SMP

diharapkan ada penekanan pembelajaran sains, lingkungan, teknologi dan

masyarakat secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk

merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep sains dan

kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Pembelajaran sains di SMP

30

dilaksanakan dengan memberikan pengalaman dan pengembangan

keterampilan proses dan sikap ilmiah.

6. Wujud Zat dan Perubahannya

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi wujud zat dan

perubahannya, materi ini secara garis besar dapat dilihat pada peta konsep

yang terdapat pada bagan 2.1 di bawah ini:

Bagan 2.1 Peta Konsep Wujud Zat dan Perubahannya

Wujud Zat dan Perubahannya

Massa Jenis

Zat

Wujud Zat Teori

Partikel Zat

Gas Cair

Padat

Susunan dan

Gerak Partikel

Gaya Adhesi

dan Kohesi

Kapilaritas

Meniskus Cekung

Meniskus Cembung

Perubahan

Wujud Zat

Membeku

Menguap

Melebur

Menyublim

Mengembun

Mengkristal

Terdapat

Dapat Berupa

Bentuk

Tetap

Volume

Tetap

Bentuk

Tidak Tetap

Volume

Tidak Tetap

31

a. Wujud Zat

Banyak benda yang dapat dilihat dan dijumpai di kehidupan sehari-

hari. Misalnya pensil, kacamata, batu, kursi, air, balon berisi udara,

tabung LPG berisi gas, es, baja, dan daun. Berbagai macam benda yang

kita jumpai memiliki kesamaan, yaitu benda-benda tersebut memerlukan

ruang atau tempat untuk keberadaannya. Zat adalah sesuatu yang

memiliki massa dan menempati ruangan. Menurut wujudnya zat

digolongkan menjadi tiga yaitu.

1) Zat Padat

Ciri zat padat yaitu bentuk dan volumenya tetap. Contohnya

kelereng yang berbentuknya bulat, dipindahkan ke gelas akan tetap

berbentuk bulat. Begitu pula dengan volumenya. Hal ini disebabkan

karena daya tarik antar partikel zat padat sangat kuat. Pada umumnya zat

padat berbentuk kristal (seperti gula pasir atau garam dapur) atau amorf

(seperti kaca dan batu granit).

2) Zat Cair

Zat cair memiliki volume tetap tetapi bentuk berubah-ubah sesuai

dengan yang ditempatinya. Hal ini disebabkan partikel-partikel

penyusunnya agak berjauhan satu sama lain. Selain itu, partikelnya lebih

bebas bergerak karena ikatan antar partikelnya lemah.

3) Gas

Ciri dari gas di antaranya bentuk dan volume berubah sesuai dengan

tempatnya. Partikel-partikel gas bergerak acak ke segala arah dengan

kecepatan bergantung pada suhu gas, akibatnya volumenya selalu

berubah.

b. Perubahan Wujud Zat

Setiap zat akan berubah apabila menerima panas (kalor). Es

dipanaskan akan mencair. Air dipanaskan akan menguap menjadi uap air

(gas). Apabila uap air didinginkan menjadi embun dan kembali menjadi

32

air. Air didinginkan menjadi es. Proses perubahan wujud zat tersebut

dapat diamati pada diagram.

Gambar 2.2 Perubahan Wujud Zat

Berdasarkan diagram tersebut, zat dari wujud yang satu ke wujud

yang lainnya dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Membeku yaitu perubahan wujud zat dari cair ke padat

2) Mencair atau melebur yaitu perubahan wujud zat dari padat ke cair

3) Menyublim (mengkristal) yaitu perubahan wujud zat dari gas ke

padat

4) Menyublim yaitu perubahan wujud zat dari padat ke gas

5) Menguap yaitu perubahan wujud zat dari cair ke gas

6) Mengembun yaitu perubahan wujud zat dari gas ke cair

c. Massa Jenis

Massa jenis benda sering disebut dengan kerapatan benda dan

merupakan ciri khas setiap jenis benda. Massa jenis tidak tergantung

pada jumlah benda. Apabila jenisnya sama maka nilai massa jenisnya

juga sama. Misalnya, setetes air dan seember air mempunyai nilai massa

jenis sama yaitu 1 gram/cm3 Berbagai logam memiliki nilai massa jenis

33

besar dikarenakan atom-atom dalam susunan molekulnya memiliki

kerapatan yang besar. Gabus atau sterofoam mempunyai massa jenis

kecil karena susunan atom-atom dalam molekulnya memiliki kerapatan

kecil.

Massa jenis dilambangkan dengan simbol ρ (dibaca rho), salah satu

huruf Yunani.

Keterangan:

ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm

3)

M = massa benda (kg atau gram)

V = volume benda m3 atau cm

3)

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Astri Novita Simalango dan zainudin Muchtar dalam jurnalnya yang berjudul

“Pengaruh Pemakaian Metode Praktikum Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada

Pokok Bahasan Laju Reaksi” Memberikan kesimpulan bahwa berdasarkan nilai

rata-rata hasil belajar siswa diperoleh pada kelas eksperimen dan pada kelas

kontrol, menjelaskan bahwa pemakaian metode praktikum dapat meningkatkan

hasil belajar siswa. Didapatkan hasil bahwa hasil belajar siswa yang diajar

memamkai metode praktikum lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang tidak

memakai metode praktikum.31

Haryono dalam jurnalnya yang berjudul “Model Pembelajaran Berbasis

Peningkatan Keterampilan Proses Sains” memberikan kesimpulan bahwa model

pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah bentuk

pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam

rangkaian proses belajar mengajar guna mengarahkan siswa pada proses

konstruksi pengetahuan secara mandiri. Proses pembelajaran dirancang

sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun

31

Astri novita simalango dan Zainuddin muchtar, Pengaruh Pemakaian Metode Praktikum

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi. (Jurnal Pendidikan Matematika

dan Sains ISSN : 1907-7157)

34

konsep, teori, dan sikap tertentu melalui proses sains secara mandiri. Model

pembelajaran berbasis keterampilan proses sains terbukti cukup efektif dalam

meningkatkan kemampuan proses sains siswa sekaligus pencapaian hasil

belajarnya secara keseluruhan.32

Amalia sapriati dalam jurnalnya yang berjudul “Pengembangan Instrument

Penilaian Praktikum Fotosintesis” Memberikan Kesimpulan Bahwa kesimpulan

dari kegiatan pengembangan adalah prosedur pengembangan instrument melalui

tahapan mengkaji teori untuk merumuskan dimensi dan aspek penilaian, membuat

kisi-kisi dan instrumen, serta mengkonsultasikan draft instrumen kepada ahli

(panelis yaitu guru inti dan dosen) dan merevisinya. Kegiatan pengembangan ini

menghasilkan instrumen dan perangkatnya, yang terdiri atas petunjuk dan tugas

praktikum, format pengamatan, pedoman penskoran, serta format pemberian skor

dan rekap nilai.33

Diena nurhasanah dalam skripsinya yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran

Fisika Berbasis Praktikum Terhadap Keterampilan Observasi Siswa SMP”

memberikan kesimpulan bahwa efektivitas pembelajaran fisika berbasisi

praktikum ini dinilai cukup karena IPK yang dicapai siswa dalam pembelajran

mengenai peningkatan dari kurang terampil menjadi kategori cukup terampil.34

Susiwi, dkk dalam jurnalnya yang berjudul “Analisis Keterampilan Proses

Sains Siswa SMA pada Model Pembelajaran Praktikum D-E-H” memberikan

kesimpulan bahwa melalui pembelajaran MPP D–E–H: kemampuan

“merumuskan hipotesis”, kemampuan “mengendalikan variabel” dan kemampuan

“merancang percobaan” dapat dicapai secara tuntas baik pada kelompok SMA

dengan prestasi akademik sedang maupun kelompok SMA dengan prestasi

akademik tinggi. Untuk itu perlu diadakan diskusi dengan asisten untuk menindak

lanjuti hasil rancangan yang dibuat siswa, terutama untuk mengevaluasi

32

Haryono, Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. 33

Amalia sapriati, Pengembangan Instrument Penilaian Praktikum Fotosintesis, Jurnal

Pendidikan IPA Universita Terbuka 2004. h.10 34

Diena Nurkhasah, Efektivitas Pembelajaran Fisika Berbasis Praktikum Terhadap

Keterampilan Observasi Siswa SMP, (Sripsi S1: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Pendidikan Indonesia) 2008.

35

perencanaan alat dan bahan, serta cara kerja sehingga percobaan tersebut aman

dan efisien untuk dilaksanakan.35

Gebi Dwiyanti dalam penelitiannya yang berjudul Keterampilan Proses Sains

Siswa SMU Kelas II pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Melalui Metode

Praktikum memberikan kesimpulan bahwa siswa mempunyai nilai baik untuk

keterampilan observasi, nilai cukup untuk keterampilan menafsirkan hasil

pengamatan dan untuk keterampilan berkomunikasi Urutan keterampilan proses

siswa dan yang paling baik adalah keterampilan observasi, berkomunikasi dan

menafsirkan hasil pengamatan. 36

Widayanto dalam jurnalnya yang berjudul Pengembangan Keterampilan

Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X Melalui Kit Optik memberikan

kesimpulan bahwa Keterampilan proses dan pemahaman siswa kelas X SMA N 3

Sragen dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan Kit optik dalam pembelajaran

pembiasan cahaya. Faktor penting dalam peningkatan keterampilan proses sains

dan pemahaman adalah keterlibatan siswa dalam kegiatan praktikum. Semakin

tinggi keterlibatan siswa dalam kegiatan praktikum semakin tinggi pencapaian

pemahaman dan ketrampilan proses sains siswa.37

Redno Kartikasari dalam jurnalnya yang berjudul Penerapan Pendekatan

Kontekstual (Contextual teaching Learning) dengan Menggunakan Metode

Eksperimen untuk Meningkatkan Keterampilan Proses sains Kelas VIII C SMP N

14 Surakarta memberikan kesimpulan bahwa Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning

dengan metode eksperimen dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa

kelas VIII C SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.38

35

Susiwi, dkk.Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA pada Model Pembelajaran

Praktikum D-E-H. (Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 14 No. 2 Oktober 2009. ISSN: 1412-0917). 36

Gebi Dwiyanti, dkk, Keterampilan Proses Sains Siswa SMU Kelas II pada Pembelajaran

Kesetimbangan Kimia Melalui Metode Praktikum (FPMIPA-Pendidikan Kimia, Universitas

Pendidikan Indonesia Bandung, 2003) 37

Widayanto, Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman siswa Kelas X melalui

kit optic. (Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia., Vol 5, No.1, Januari. Semarang, 2009) 38

Redno Kartikasari, Penerapan Pendekatan Kontekstual (Contextual teaching Learning)

dengan Menggunakan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Keterampilan Proses sains Kelas

VIII C SMP N 14 Surakarta, (Jurnal Skripsi Program Pendidikan Biologi UNS Surakarta 2011)

36

An Nuril Maulidan F dan Tutut Nurita dalam jurnalnya yang berjudul

Pembelajaran Fisika Melalui Metode Eksperimen untuk Melatihkan Perilaku

Berkarakter pada Siswa MAN Tlogo Blitar memberikan kesimpulan bahwa

Simpulan pada penelitian ini adalah pembelajaran fisika menggunakan metode

eksperimen dapat digunakan untuk melatihkan sikap berkarakter ilmiah pada

siswa man tlogo blitar.39

Sudadi Mulyono dalam jurnalnya yang berjudul Penggunaan Metode

Eksperimen Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada

Pembelajaran reproduksi Tumbuhan di SMA N 6 Surakarta memberikan

kesimpulan bahwa penggunaan metode eksperimen secara signifikan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Adanya peningkatan nilai hasil belajar dari

pretest sampai posttest (diasumsikan sebagai prestasi belajar siswa) pada siklus I,

II, dan III menunjukkan penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Penggunaan metode eksperimen yang

disertai Tanya jawab, diskusi dan pembimbingan kepada kelompok siswa dalam

pembelajaran, dapat menimbulkan berbagai peningkatan meliputi: keaktifan

siswa, motivasi belajar siswa dan kemauan bertanya serta peningkatan penguasaan

materi pelajaran.40

C. Kerangka Berpikir

Pelaksanaan pendidikan sains harus menekankan pada pemberian

pengalaman secara langsung kepada siswa, siswa perlu dibantu untuk

mengembangkan sejumlah keterampilan proses untuk menjelajahi alam sekitar

dan memahaminya agar dapat meningkatkan kualitas mereka dalam keilmuan. Hal

ini sesuai dengan hakikat IPA yang disampaikan oleh Depdiknas yang meliputi

empat unsur utama yaitu sikap, proses, produk dan aplikasi.

39

An Nuril Maulidan F dan Tutut Nurita. Pembelajaran Fisika Melalui Metode Eksperimen

untuk Melatihkan Perilaku Berkarakter pada Siswa MAN Tlogo Blitar. (Pensa E-Jurnal FMIPA

UNESA). 40

Sudadi Mulyono, Penggunaan Metode Eksperimen Sebagai Upaya untuk Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran reproduksi Tumbuhan di SMA N 6 Surakarta.

37

Kenyataannya kegiatan pembelajaran hanya mengutamakan mengenai produk

sains yang berupa fakta (konsep), prinsip, teori dan hukum saja. Salah satu

penyebab tidak tercapainya tujuan pendidikan sains karena penerapan metode

pengajaran yang kurang tepat. Hal ini mengakibatkan siswa kurang aktif dalam

kegiatan belajar mengajar. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan

menerapkan metode pembelajaran yang tepat, yaitu dengan menggunakan metode

eksperimen. Metode eksperimen merupakan suatu metode yang dapat

mengembangkan keterampilan proses.

Metode eskperimen merupakan suatu metode mengajar yang dapat

memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat menemukan sendiri fakta-

fakta yang diperlukan dan ingin diketahui. Metode ini menekankan siswa pada

kegiatan yang harus dialami sendiri, dicari dan ditemukan sendiri data dan

pemecahannya. Dengan metode eksperimen perhatian siswa akan lebih dipusatkan

pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain serta siswa berkesempatan

mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang terlibat dalam proses

serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan.

Metode eksperimen dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa dalam

belajar. Hal ini disebabkan karena dalam pelaksanaan praktikum siswa dapat lebih

aktif dan terlibat secara langsung dalam usaha memperoleh pengetahuan dan

pemahaman teori-teori berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan. Keberhasilan

penggunaan metode eksperimen didukung oleh ketersediaan alat dan bahan di

laboratorium serta keterampilan guru dalam pelaksanaan praktikum. Disamping

itu keberhasilan metode ini juga bergantung pada tingkat motivasi siswa yang

memadai untuk mengamati hasil metode eksperimen yang dilakukannya.

Metode eksperimen merupakan metode yang sering dilakukan oleh scientist.

Untuk dapat melakukan eksperimen diperlukan keterampilan dasar seperti

mengamati. Dalam rangka mengembangkan kemampuan eksperimen pada diri

siswa pada metode eksperimen perlu dilatihkan kemampuan observasi secara

cermat, agar mereka mampu melihat kesamaan dan perbedaan serta menangkap

sesuatu yang essensial dari fenomena yang diamatinya.

38

Salah satu kemampuan dari Keterampilan Proses Sains (KPS) yang dapat

dikembangkan melalui metode eksperimen adalah kemampuan observasi.

Kemampuan observasi merupakan kemampuan mendasar dalam KPS. Melalui

observasi segala objek dan fenomena alam dapat diketahui yaitu dengan

menggunakan kelima indera kita yaitu penglihatan, pendengaran, pengecap,

pencium dan peraba. Observasi dianggap sebagai langkah pertama dalam suatu

kegiatan ilmiah atau memecahkan suatu masalah.

Materi fisika pada pokok pembahasan wujud zat dan perubahannya

merupakan salah satu materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari

akan tetapi materi ini sering dianggap sulit dan membosankan oleh karena itu

materi ini akan disampaikan dengan menggunakan metode eksperimen agar dapat

menumbuhkan keterampilan observasi yang merupakan dasar dalam

Keterampilan Proses Sains.

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP 2 Mei, penelitian ini dilakukan pada semester

genap tahun ajaran 2011/2012, yang dilaksanakan pada tanggal 14, 21, 23 dan 28

Mei 2012.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif. Metode penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha

menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya.

Disamping itu, penelitian ini juga merupakan penelitian dimana pengumpulan

data dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan

keadaan dan kejadian sekarang.

Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan suatu gejala, peristiwa dan

kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Penelitian ini melibatkan deskripsi,

pencatatan, analisis dan interpretasi yang terjadi pada saat ini. Karena memotret

kejadian yang terjadi pada saat penelitian ini belaku, maka di waktu yang akan

datang penelitian ini belum tentu berlaku. Penelitiian deskriptif tidak selalu

menuntut adanya hipotesa, demikian pula manipulasi variabel ttidak diperlukan,

sebab gejala dan peristiwa telah ada, tinggal dideskripsikan. 1

Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis

sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.

Sehubungan dengan penelitian deskriptif ini, sering dibedakan atas dua jenis

penelitian menurut proses sifat dan analisis datanya yaitu riset deskriftip yang

bersifat eksploratif dan riset deskriptif yang bersifat developmental.2

1 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: Jurusan PIPA

UIN Jakarta, 2008), h. 10. 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1998), h.245

39

40

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Jadi populasi bukan hanya

orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan

sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajai, tetapi seluruh

karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut.3 Populasi dalam

penelitian dibedakan dalam dua jenis, yaitu populasi target dan populasi

terjangkau. Populasi target yaitu seluruh siswa SMP 2 Mei yang terdaftar pada

tahun ajaran 2011-2012. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas VII SMP 2 Mei.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.4 Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive

sampel yang merupakan pemilihan sekelompok subjek yang didasarkan atas ciri-

ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri

populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Pengambilan sampel dengan teknik

bertujuan ini cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan peneliti sendiri

sehingga dapat mewakili populasi. Keuntungannya terletak pada ketepatan

peneliti memilih sumber data sesuai dengan variabel yang diteliti.5 Adapun

sampel dalam penelitian ini adalah Kelas VII-2 yang berjumlah 31 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

pengumpulan data non-tes berupa lembar observasi. Untuk data pendukung

digunakan pula pengumpulan data tes berupa Lembar Kerja Siswa. Kedua data

tersebut digunakan untuk menganalisis kemampuan observasi dengan

menggunakan metode eksperimen.

3 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.117.

4 Ibid., h.118

5 Suharsimi Arikunto, Op. Cit h.128

41

E. Instrumen Penelitian

1. Lembar Observasi

Observasi digunakan untuk melihat secara langsung aktivitas guru dan

menilai kinerja siswa selama proses pembelajaran. Instrumen ini berupa

lembar observasi yang digunakan sebagai alat pengumpul data melalui

pengamatan secara objektif. Untuk mengamati kegiatan siswa selama

melaksanakan pembelajaran maka disusunlah pedoman observasi. Pedoman

observasi merupakan pedoman yang berisikan penilaian aspek afektif dan

aspek psikomotor. Dari peneliti berpengalaman dipeoleh suatu petunjuk

bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga

mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam skala

bertingkat.6

Lembar observasi digunakan untuk mengukur kemampuan afektif dan

psikomotor siswa. Instrument observasi ini berupa tanda checklist (√) artinya

observer hanya memberikan tanda checklist (√) jika criteria yang dimaksud

dalam format observasi ditunjukkan oleh siswa pada setiap pembelajaran.

Lembar observasi yang telah disusun tidak diujicobakan tetapi

dikoordinasikan kepada para observer yang terlibat dalam proses penelitian

agar tidak terjadi kesalahan dalam proses observasi dan pengisian format

observasi.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS yang dipergunakan merupakan petunjuk praktikum alternatif yang

telah dibuat dengan bimbingan dosen pembimbimg. LKS tersebut dijadikan

panduan siswa dalam melaksanakan praktikum wujud zat dan perubahannya

yang didalamnya berisi judul, tujuan, dasar teori, alat dan bahan, prosedur

percobaan, tabel pengamatan, pertanyaan dan kesimpulan. Selain itu, LKS

yang digunakan untuk mengukur kemampuan observasi pada aspek

kemampuan menggunakan alat indera, kemampuan mengumpulkan fakta-

fakta yang relevan dan kemampuan mencari persamaan dan perbedaan.

6 Ibid., h. 234.

42

F. Uji Coba Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian sebelum digunakan untuk memperoleh data-data

penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh instrumen yang baik.

Dalam penelitian ini untuk uji coba instrumen pedoman observasi adalah dengan

uji validitas ahli atau isi. Validitas ini berkaitan dengan butir-butir pertanyaan

yang akan diajukan pada siswa. Validitas isi dan keterukuran tujuan dilakukan

oleh ahli bidang studi. Bagi mahasiswa pendidikan sains ahli bidang studi bisa

melibatkan guru mata pelajaran, dosen pembimbing, dan dosen mata kuliah sains

(sesuai topik yang diteliti).7 Pada uji validitas ahli, instrumen pedoman observasi

yang telah dibuat divalidasi kepada ahli bidang, validitas yang dilakukan yaitu

validitas kesesuaian konsep dan validitas bahasa.

Tabel 3.1 Uji Validitas Ahli

No Aspek Yang Diuji Kriteria

Baik Cukup Kurang

1 Pengembangan indikator kemampuan observasi

setiap tahap pembelajaran

2 Pernyataan dirumuskan dengan singkat, padat

dan jelas

3 Keterwakilan semua tahap pembelajaran oleh

indikator yang dikembangkan

4 Penskoran terhadap tiap-tiap indikator

kemampuan observasi

5 Pemilihan kata dan kalimat dalam

pengembangan indikator kemampuan observasi

6 Kejelasan dan keefektifan bahasa yang

digunakan

7 Yanti Herlanti, Op. Cit., h.32

43

G. Teknik Analisis Data

Sebagaimana dalam penelitian deskriptif pada umumnya, maka setelah data

terkumpul, analisis yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif, yaitu teknik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mencari jumlah frekeunsi dan

jumlah persentasenya.

1. Lembar Observasi

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data adalah

sebagai berikut:

a. Menghitung skor mentah terhadap pedoman observasi berdasarkan

kriteria penilaian yang telah dibuat;

b. Mengubah skor mentah ke dalam bentuk persentase berdasarkan

rumus:

𝐴 = 𝑝

𝑞𝑥100%

Keterangan:

A : Nilai persentase kemampuan observasi

𝑝 : Skor mentah kemampuan observasi

𝑞 : Skor maksimal kemampuan observasi

c. Menentukkan nilai rata-rata yang diperoleh tiap kelompok siswa

untuk masing-masing:

1) Kategori kelompok yaitu tinggi, sedang dan rendah.

2) Indikator yang terdapat pada kemampuan observasi.

d. Menentukkan kategori kemampuan observasi berdasarkan skala

kategori kemampuan yang dapat dilihat pada tabel 3.2.

44

Tabel 3.2 Skala Kategori Kemampuan8

Nilai (%) Kategori Kemampuan

80 – 100 Sangat Baik

66 – 79 Baik

56 – 65 Cukup

40 –55 Kurang

30 – 39 Gagal

e. Menentukkan persentase sebaran kelompok siswa pada setiap

kategori kelompok (tinggi, sedan dan rendah) untuk masing-masing

kategori kemampuan pada tiap indikator dalam kemampuan

observasi dengan rumus:

𝑎 = 𝑥

𝑦𝑥100%

Keterangan:

a : Sebaran kelompok siswa pada kategori kemampuan.

∑x : Jumlah kelompok siswa pada kategori kelompok (tinggi,

sedang dan rendah) dalam setiap kategori kemampuan.

∑y : Jumlah maksimum pada setiap kategori kelompok (tinggi,

sedang dan rendah) dalam setiap kategori kemampuan.

f. Menafsirkan nilai persentase sebaran kelompok siswa dalam tiap

kategori kemampuan ke dalam bentuk deskriptif berdasarkan tabel

harga tafsiran persentase seperti pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Skala Kategori Kemampuan

Nilai (%) Kategori Kemampuan

0 Tidak ada

1 – 25 Sebagian kecil

26 – 49 Hampir separuhnya

50 Separuhnya

8 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h.

245

45

51 – 75 Sebagian besar

76 – 99 Hampir seluruhnya

100 Seluruhnya

g. Menggambarkan persentase tiap indikator dalam kemampuan

observasi masing-masing kategori kelompok dalam bentuk grafik.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data adalah

sebagai berikut:

a. Menghitung skor mentah terhadap jawaban siswa pada LKS

berdasarkan kriteria penilaian yang telah dibuat.

b. Menghitung skor rata-rata tiap kelompok.

c. Mengubah skor rata-rata tiap kelompok ke dalam bentuk persentase

dengan rumus:

𝐴 = 𝑝

𝑞𝑥100%

Keterangan:

A : Nilai persentase kemampuan observasi

𝑝 : Skor mentah kemampuan observasi

𝑞 : Skor maksimal kemampuan observasi

d. Menentukan nilai rata-rata yang diperoleh kelompok siswa untuk

masing-masing:

1) Kategori kelompok yaitu tinggi, sedang dan rendah.

2) Indikator yang terdapat pada kemampuan observasi.

e. Menentukkan kategori kemampuan observasi berdasarkan skala

kategori kemampuan pada Tabel 3.2

f. Menentukkan persentase sebaran kelompok siswa pada setiap

kategori kelompok (tinggi, sedang dan rendah) untuk masing-

masing kategori kemampuan pada tiap indikator dalam kemampuan

observasi dengan rumus:

46

𝑎 = 𝑥

𝑦𝑥100%

Keterangan:

a : Sebaran kelompok siswa pada kategori kemampuan.

∑x : Jumlah kelompok siswa pada kategori kelompok (tinggi,

sedang dan rendah) dalam setiap kategori kemampuan.

∑y : Jumlah maksimum pada setiap kategori kelompok (tinggi,

sedang dan rendah) dalam setiap kategori kemampuan.

g. Menafsirkan nilai persentase sebaran kelompok siswa dalam tiap

kategori kemampuan ke dalam bentuk deskriptif berdasarkan table

harga tafsiran persentase pada Tabel 3.2.

h. Menggambarkan persentase tiap indikator dalam kemampuan

observasi masing-masing kategori kelompok dalam bentuk grafik.

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Observasi Siswa

Kemampuan observasi siswa selama pembelajaran diukur melalui observasi

yang dibantu oleh beberapa orang observer selama pembelajaran berlangsung.

Temuan penelitian kemampuan observasi dalam pembelajaran secara umum dapat

diuraikan sebagai berikut.

a. Praktikum Pertemuan Pertama

Pada pembelajaran di pertemuan pertama ini, siswa mempelajari sub materi

tentang pengertian zat, persamaan dan perbedaan dari masing-masing wujud zat.

Pembelajaran diawali dengan penyajian fenomena sederhana mengenai jenis

wujud zat yang berbeda, yaitu padat, cair dan gas yang diamati bersama seluruh

kelas yang diikuti dengan kegiatan tanya jawab berkaitan dengan pengamatan

yang dilakukan bersama tersebut. Selanjutnya siswa melaksanakan kegiatan

praktikum sesuai dengan langkah kerja yang tercantum dalam LKS.

Indikator kemampuan observasi pada praktikum pertama untuk setiap

kelompok dapat dilihat dalam tabel 4.1 di bawah ini.

47

48

Tabel 4.1 Indikator Kemampuan Observasi Siswa Tiap Kelompok pada

Pertemuan Pertama

Indikator Kemampuan

Observasi

Kelompok (%) Rata-Rata

(%) 1 2 3 4 5 6

Kemampuan menggunakan

alat indera 56.4 51.3 56.4 58.2 58.2 57.5 56.30

Kemampuan

mengumpulkan fakta-fakta

yang relevan

61.1 50.3 59.7 61.7 68.9 53.1 59.14

Kemampuan

mengidentifikasi

persamaan dan perbedaan

58 56 64 60 62 46 57.67

Rata-rata 58.5 52.5 60 60 63 52.2 57.70

Pada tabel 4.1 terlihat bahwa rata-rata indikator kemampuan observasi pada

praktikum pertama masih rendah rata-rata indikator masih dibawah 60%. Rata-

rata kemampuan observasi tiap kelompok pun masih rendah masih banyak

kelompok yang memiliki rata-rata di bawah 60%.

b. Praktikum Pertemuan Kedua

Pada pembelajaran di pertemuan kedua ini, siswa mempelajari materi sub

materi tentang perubahan wujud serta pola susunan dan gerak partikel.

Pembelajaran diawali dengan penyajian fenomena sederhana mengenai hilangnya

es yang setelah beberapa lama dibungkus kertas yang diamati bersama seluruh

kelas dan diikuti dengan kegiatan tanya jawab berkaitan dengan pengamatan yang

dilakukan bersama tersebut. Selanjutnya siswa melaksanakan kegiatan praktikum

sesuai dengan langkah kerja yang tercantum dalam LKS.

Indikator kemampuan observasi pada praktikum kedua untuk setiap

kelompok dapat dilihat dalam tabel 4.2 di bawah ini.

49

Tabel 4.2 Indikator Kemampuan Observasi Siswa Tiap Kelompok pada

Pertemuan Kedua

Indikator Kemampuan

Observasi

Kelompok (%) Rata-Rata

(%) 1 2 3 4 5 6

Kemampuan menggunakan

alat indera 60.4 59.6 60.4 60.7 63.6 59.6 60.72

Kemampuan

mengumpulkan fakta-fakta

yang relevan

59 61 59 63.3 59 60 60.22

Kemampuan

mengidentifikasi persamaan

dan perbedaan

64 60 66 65 58 58 61.83

Rata-rata 61.1 60.2 61.8 63 60.2 59.2 60.92

Pada tabel 4.2 terlihat bahwa rata-rata indikator kemampuan observasi pada

praktikum kedua sudah mulai meningkat dari praktikum pertama, walaupun rata-

rata indikator kemampuan observasi masih tergolong rendah akan tetapi rata-rata

indikator sudah tidak ada yang dibawah 60%. Rata-rata kemampuan observasi

tiap kelompok pun sudah meningkat walaupun terdapat 1 kelompok yang

memiliki rata-rata kemampuan observasi dibawah 60%.

c. Praktikum Pertemuan Ketiga

Pada praktikum dipertemuan ketiga ini, siswa mempelajari sub materi

tentang kohesi-adhesi serta kapilaritas. Pembelajaran dimulai dengan penyajian

fenomena sederhana tentang air di atas daun talas dan diatas kertas buram

bersama seluruh kelas dan diikuti dengan kegiatan tanya jawab berkaitan dengan

pengamatan yang dilakukan bersama tersebut. Selanjutnya siswa melaksanakan

kegiatan praktikum sesuai dengan langkah kerja yang tercantum dalam LKS.

Indikator kemampuan observasi pada praktikum ketiga untuk setiap

kelompok dapat dilihat dalam tabel 4.3 di bawah ini.

50

Tabel 4.3 Indikator Kemampuan Observasi Siswa Tiap Kelompok pada

Pertemuan Ketiga

Indikator Kemampuan

Observasi

Kelompok (%) Rata-Rata

(%) 1 2 3 4 5 6

Kemampuan menggunakan

alat indera 64 62.4 63.2 65.3 65.6 64 64.08

Kemampuan

mengumpulkan fakta-fakta

yang relevan

56 57.3 56 60 57.3 61.3 57.98

Kemampuan

mengidentifikasi persamaan

dan perbedaan

68 68 64 70 68 68 67.67

Rata-rata 62.7 62.6 61.1 65.1 63.6 64.4 63.24

Pada tabel 4.3 terlihat bahwa rata-rata indikator kemampuan observasi pada

praktikum ketiga sudah mulai meningkat dari praktikum kedua. Akan tetapi pada

pertemuan ketiga ini terjadi penurunan rata-rata indikator kemampuan observasi

yaitu pada indikator kemampuan mengumpulkan fakta-fakta yang relevan. Rata-

rata kemampuan observasi tiap kelompok meningkat, akan tetapi pada indikator

kemampuan mengumpulkan fakta-fakta yang relevan terdapat 4 kelompok yang

memiliki rata-rata di bawah 60%, indikator kemampuan mengumpulkan fakta-

fakta yang relevan memiliki rata-rata di bawah 60%.

.

d. Praktikum Pertemuan Keempat

Pada pembelajaran dipertemuan keempat ini, siswa mempelajari sub materi

tentang massa jenis. Pembelajaran dimulai dengan penyajian fenomena sederhana

tentang es batu yang mengapung di atas air bersama seluruh kelas dan diikuti

dengan kegiatan tanya jawab berkaitan dengan pengamatan yang dilakukan

bersama tersebut. Selanjutnya siswa melaksanakan kegiatan praktikum sesuai

dengan langkah kerja yang tercantum dalam LKS.

51

Indikator kemampuan observasi pada praktikum keempat untuk setiap

kelompok dapat dilihat dalam tabel 4.4 di bawah ini.

Tabel 4.4 Indikator Kemampuan Observasi Siswa Tiap Kelompok pada

Pertemuan Keempat

Indikator Kemampuan

Observasi

Kelompok (%) Rata-Rata

(%) 1 2 3 4 5 6

Kemampuan

menggunakan alat indera 78 80.5 81.5 83.8 86.5 81 81.88

Kemampuan

mengumpulkan fakta-

fakta yang relevan

76 80 81.3 85 83.3 84 81.60

Kemampuan

mengidentifikasi

persamaan dan

perbedaan

78 78 74 81.7 80 88 79.95

Rata-rata 77.3 79.5 78.9 83.5 83.3 84.3 81.14

Pada tabel 4.4 terlihat bahwa rata-rata indikator kemampuan observasi pada

praktikum keempat mengalami peningkatan yang cukup tinggi, semua indikator

kemampuan observasi memiliki rata-rata mencapai 80%. Rata-rata kemampuan

observasi tiap kelompok pun memiliki rata-rata yang cukup tinggi, rata-ratanya

mencapai 75% bahkan terdapat 3 kelompok yang memiliki rata-rata di atas 80%.

e. Rekapitulasi Indikator Kemampuan Observasi

Rekapitulasi indikator kemampuan observasi siswa pada setiap pertemuan

dapat dilihat pada tabel 4.5

52

Tabel 4.5 Rekapitulasi Indikator Kemampuan Observasi Siswa Tiap

Pertemuan

Indikator Kemampuan

Observasi

Pertemuan Rata-

Rata Kategori

1 2 3 4

Kemampuan menggunakan

alat indera 56.30 60.72 64.08 81.88 65.75 Cukup

Kemampuan

mengumpulkan fakta-fakta

yang relevan

59.14 60.22 57.98 81.60 64.74 Cukup

Kemampuan

mengidentifikasi persamaan

dan perbedaan

57.67 61.83 67.67 79.95 66.78 Baik

Rata-rata 57.70 60.92 63.24 81.14 65.75 Cukup

Pada tabel 4.5 terlihat bahwa rata-rata indikator kemampuan observasi

memiliki nilai yang tidak jauh berbeda yaitu berkisar antara 65-66. Sedangkan

rata-rata indikator kemampuan observasi meningkat pada pertama hingga

pertemuan keempat.

2. Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Keja Siswa (LKS) ini dijadikan panduan siswa dalam melaksanakan

praktikum wujud zat dan perubahannya yang didalamnya berisi judul, tujuan,

dasar teori, alat dan bahan, prosedur percobaan, tabel pengamatan, pertanyaan dan

kesimpulan. LKS yang digunakan untuk mengukur kemampuan observasi pada

aspek kemampuan menggunakan alat indera, kemampuan mengumpulkan fakta-

fakta yang relevan dan kemampuan mencari persamaan dan perbedaan. Hasil LKS

tiap kelompok secara umum disajikan pada tabel 4.5 di bawah ini

53

Tabel 4.6 Hasil Lembar Kerja Siswa pada Setiap Pertemuan

LKS Kelompok Rata-

Rata 1 2 3 4 5 6

Pertemuan 1 70 65 70 70 70 65 68.33

Pertemuan 2 73 70 74 70 73 72 72.00

Pertemuan 3 80 78 80 75 80 80 78.83

Pertemuan 4 80 80 83 80 83 85 81.83

Rata-rata 75.75 73.25 76.75 73.75 76.50 75.50 75.25

Pada tabel 4.6 terlihat bahwa rata-rata skor LKS tiap kelompok tidak jauh

berbeda, yaitu berkisar antara 70-77. Terlihat juga rata-rata LKS mengalami

peningkatan dari tiap pertemuan.

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan observasi siswa pada

konsep wujud zat dan perubahannya mengalami peningkatan pada setiap

pertemuan.

Pada pertemuan pertama, rata-rata kemampuan observasi kelompok masih

memiliki kemampuan observasi yang rendah dan kurang merata pada setiap

indikator. Indikator kemampuan observasi yang memiliki persentase terendah

adalah kemampuan menggunakan alat indera. Hal ini disebabkan Lembar Kerja

Siswa yang digunakan oleh siswa pada pertemuan pertama terdiri dari kegiatan

praktikum sederhana tetapi jumlahnya cukup banyak. Selain itu, pengukuran dasar

yang seharusnya telah dipelajari siswa pada bahasan sebelumnya ternyata

sebagian besar belum dikuasai. Misalnya pada pengukuran massa benda

menggunakan neraca. Kegiatan ini menuntut guru untuk memberikan bimbingan

lebih. Hal ini sesuai juga dengan rata-rata skor LKS mereka pada pertemuan

pertama yang masih rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

54

Widayanto, bahwa belum tercapainya ketuntasan belajar dapat dikarenakan siswa

masih belum terbiasa dengan pendekatan atau metode yang digunakan.1

Pada pertemuan pertama, kelompok yang memiliki rata-rata kemampuan

observasi dan rata-rata skor LKS paling rendah ada 2 kelompok. Hal ini

disebabkan masih terdapat kelompok-kelompok siswa yang belum bisa

menyelesaikan seluruh kegiatan, tepat waktu sehingga terdapat sebagian persoalan

dalam LKS yang belum terjawab. Hal ini terjadi karena jumlah kegiatan yang

harus dilakukan siswa memang cukup banyak. Walaupun tergolong kegiatan yang

sederhana, seperti melakukan pengukuran massa, volume serta panjang,

tampaknya siswa belum terbiasa melakukannya, sehingga membutuhkan waktu

lebih lama untuk menyelesaikannya. Sebagian siswa juga terlihat belum bisa

bekerjasama dengan rekan kelompoknya karena belum terjadi komunikasi yang

baik antar anggota

Pada pertemuan kedua, rata-rata kemampuan observasi siswa mengalami

peningkatan dibandingkan dengan pertemuan pertama akan tetapi peningkatannya

masih relatif sedikit. Rata-rata persentase indikator kemampuan observasi tidak

jauh berbeda. Kegiatan praktikum pada LKS pembelajaran dipertemuan 2

melibatkan beberapa alat yang cukup beresiko, seperti pembakar spitus, tetapi

tidak terdapat kegiatan yang rumit. Sebelum memulai praktikum, guru

mengingatkan agar siswa sangat berhati-hati dalam melakukan kegiatan

pengamatan agar terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan. Pengarahan serta

bimbingan terhadap siswa saat melakukan pengamatan, mengolah data dan

mengisi lembar kerja berlangsung lebih baik dari pembelajaran sebelumnya.

Pada pertemuan kedua ini rata-rata kemampuan observasi tiap kelompok tidak

jauh berbeda, semua kelompok mampu menyelesaikan kegiatannya tepat waktu.

Jumlah kegiatan yang harus diselesaikan siswa tampaknya lebih sesuai dengan

waktu dan kemampuan siswa. Keadaan ini didukung pula oleh adaptasi siswa

yang lebih baik dari sebelumnya dan mulai terbiasa menghadapi rekan dalam

kelompoknya sehingga kegiatan praktikum berjalan lebih lancar dan proses

1 Widayanto, Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman siswa Kelas X melalui

kit optic. (Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia., Vol 5, No.1, Januari. Semarang, 2009)

55

pengamatan menjadi lebih baik. Di pembelajaran kedua siswa disajikan materi

perubahan wujud dengan kegiatan praktikum yang cukup menarik perhatian.

Salah satu kegiatan yang menurut siswa menarik dilakukan yaitu menyelidiki

perubahan wujud pada kapur barus. Siswa memanaskan kapur barus pada tabung

Erlenmeyer di atas api, kemudian mengamati perubahan yang terjadi.

Pada pertemuan ketiga, rata-rata kemampuan observasi siswa mengalami

peningkatan dibandingkan dengan pertemuan kedua, akan tetapi pada pertemuan

ketiga terjadi penurunan rata-rata indikator kemampuan observasi pada indikator

kemampuan mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dibandingkan dengan

pertemuan kedua. Hal ini dikarenakan siswa masih belum dapat menghubungkan

kegiatan praktikum yang mereka lakukan dengan materi yang sudah mereka

pelajari. Tampaknya untuk siswa kelas VII SMP masih sulit untuk menuangkan

pemikirannya sendiri tanpa mendapat pengarahan yang cukup. Meskipun apa

yang terdapat dalam pikiran mereka tepat, sebagian mereka tidak yakin sebelum

menanyakan ke observer.

Pada pertemuan ketiga, rata-rata kemampuan observasi tiap kelompok tidak

jauh berbeda, semua kelompok mampu menyelesaikan kegiatannya tepat waktu.

Jumlah kegiatan yang harus diselesaikan siswa tampaknya lebih sesuai dengan

waktu dan kemampuan siswa. Keadaan ini didukung pula oleh adaptasi siswa

yang lebih baik dari sebelumnya dan mulai terbiasa menghadapi rekan dalam

kelompoknya sehingga kegiatan praktikum berjalan lebih lancar dan proses

pengamatan menjadi lebih baik. Pada pertemuan ketiga ini walaupun indikator

kemampuan mengumpulkan fakta-fakta yang relevan mengalami penurunan akan

tetapi indikator kemampuan observasi yang lain mengalami peningkatan.

Pada pertemuan keempat, Rata-rata indikator kemampuan observasi

mengalami peningkatan cukup tinggi karena rata-ratanya di atas 75 bahkan

mencapai 80. Walaupun kegiatan praktikum yang dilakukan cukup banyak, tetapi

karena mereka sudah mulai terbiasa dalam menggunakan alat dan melakukan

pengamatan siswa dapat melakukan kegiatan praktikum dengan baik.

Pembelajaran berlangsung lebih baik karena pembimbingan siswa saat melakukan

pengamatan, pengambilan data, pencatatan hasil pengamatan dan pengolahan data

56

berlangsung lebih baik dari sebelumnya. Hal ini terlihat dari hasil praktikum yang

lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Haryono, bahwa Model pembelajaran

berbasis keterampilan proses sains terbukti cukup efektif dalam meningkatkan

kemampuan proses sains siswa sekaligus pencapaian hasil belajarnya secara

keseluruhan.2

Indikator kemampuan observasi yang memiliki persentase terbesar pada

pertemuan keempat adalah kemampuan menggunakan alat indera. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Gebi Dwiyanti dkk, bahwa indera yang

digunakan hanya indera penglihatan. Siswa melihat/mengamati perubahan-

perubahan yang terjadi kemudian mencatat dalam tabel yang telah disediakan.3

Kemampuan menggunakan alat indera dilatihkan melalui berbagai kegiatan

pengamatan, diantaranya pengukuran, baik itu pengukuran massa, panjang

maupun volume serta pada pengamatan proses perubahan bentuk. Indikator utama

yang satu ini dilatihkan melalui kegiatan dengan jumlah paling banyak pada setiap

serinya. Selain itu, dalam praktikum mengenai wujud zat ini, fenomena yang

paling jelas diamati adalah perubahan bentuk atau volume benda.

Rata-rata kemampuan observasi tiap kelompok pada pertemuan keempat

mengalami peningkatan cukup tinggi karena rata-ratanya di atas 75 bahkan

mencapai 80. Pada pembelajaran ini semua kelompok mampu menyelesaikan

kegiatannya tepat waktu. Jumlah kegiatan yang harus diselesaikan siswa

tampaknya lebih sesuai dengan waktu dan kemampuan siswa. Keadaan ini

didukung pula oleh adaptasi siswa yang lebih baik dari sebelumnya dan mulai

terbiasa menghadapi rekan dalam kelompoknya sehingga kegiatan praktikum

berjalan lebih lancar dan proses pengamatan menjadi lebih baik.

Pada tabel 4.6 terlihat hasil skor LKS siswa dari pertemuan pertama hingga

pertemuan terakhir mengalami peningkatan yang stabil. Pada pertemuan pertama

masih banyak siswa yang tidak mengisi LKS mereka dengan penuh hal ini

2 Haryono, Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. (Jurnal

Pendidikan dasar, 2006), Volume 7 No 1. 3 Gebi Dwiyanti, dkk, Keterampilan Proses Sains Siswa SMU Kelas II pada Pembelajaran

Kesetimbangan Kimia Melalui Metode Praktikum (FPMIPA-Pendidikan Kimia, Universitas

Pendidikan Indonesia Bandung, 2003)

57

dikarenakan mereka belum terbiasa dan terdapat beberapa praktikum yang belum

selesai dikerjakan, hal ini mengakibatkan terdapat beberapa siswa yang belum

selesai mengerjakan LKS. Pada pertemuan selanjutnya siswa sudah mengerjakan

LKS mereka dengan baik sehingga nilai LKS mereka meningkat disetiap sesinya.

Dapat dilihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen

ini memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat aktif dalam pembentukan

konsep serta pemahaman materi yang disajikan melalui rangkaian kegiatan

praktikum. Karena itu, metode eksperimen menjadi hal yang sangat penting serta

keterlaksanaan tahapan kegiatan praktikum menjadi faktor utama penentu

keberhasilan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Sunyono dan Siti

maryatun, bahwa pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen dapat

meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.4

Meskipun catatan observer terhadap pembelajaran menunjukkan bahwa

kegiatan praktikum berlangsung sangat baik, karena hampir seluruh tahapan

praktikum terlaksana, namun penulis yang sekaligus bertindak sebagai pengajar

merasa ada beberapa tahapan yang belum terlaksana secara optimal.

Walaupun ada beberapa kendala dalam kegiatan pembelajaran, secara umum

pembelajaran ini diterima cukup baik oleh siswa. Sesuai dengan hasil

perbincangan dengan beberapa siswa dan guru. Menurut guru bidang studi yang

secara umum melihat kegiatan praktikum yang berlangsung dengan diterapkannya

pembelajaran ini, siswa dilatih untuk terlibat aktif dan berinteraksi dengan

rekannya. Sedangkan siswanya sendiri beranggapan bahwa dengan pembelajaran

ini dirinya menjadi lebih mudah memahami materi karena dapat terlibat langsung

mengamati fenomena dalam materi yang dipelajari.

4 Sunyono dan Siti maryatun, Penerapan Metode eksperimen Berbasis Lingkungan dalam

Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas X Semester 1 SMA Swadhipa Natar (Proceeding of

The First International Seminar of Science Education UPI, 2007).

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis kemampuan observasi siswa dengan

menggunakan metode eksperimen pada konsep wujud zat dan perubuhannya,

maka dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan observasi siswa dengan

menggunakan metode eksperimen pada kelas kelas VII-2 SMP 2 Mei dinilai

sangat baik dengan pencapaian rata-rata kemampuan observasi pada pertemuan

keempat sebesar 81.14%, sedangkan rata-rata kemampuan observasi pada setiap

pertemuan sebesar 65.75%.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terdapat beberapa saran yang

dapat dikemukakan, antara lain sebagai berikut:

1. Pada peneliti yang melibatkan cukup banyak observer, usahakan untuk

menyamakan persepsi mengenai sasaran observasi serta rambu-rambu

pelaksanaan sebelum penelitian berlangsung agar data yang diperoleh lebih

akurat.

2. Penentuan materi serta kegiatan praktikum hendaknya memperhitungkan jenis

kemampuan yang hendak dilatihkan.

3. Pembagian kelompok pada kegiatan praktikum hendaknya dilakukan secara

heterogen.

58

59

DAFTAR PUSTAKA

Amien, Moh. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan

Metode “Discovery” dan Inquiry., Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 1987.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 1998

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

2005.

Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta, 2006.

Conny semiawan, dkk. Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta: PT. Gramedia,

1986.

Dimyati, Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 1994.

Dwiyanti, Gebi. Keterampilan Proses Sains Siswa SMU Kelas II pada

Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Melalui Metode Praktikum

FPMIPA-Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung,

2003.

Haryono. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains,

Jurnal Pendidikan Dasar Vol.7, No.1, 2006: 1-13.

Herlanti, Yanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sain., Jakarta:

Jurusan PIPA UIN Jakarta, 2008.

Kartikasari, Redno. Penerapan Pendekatan Kontekstual (Contextual teaching

Learning) dengan Menggunakan Metode Eksperimen untuk

Meningkatkan Keterampilan Proses sains Kelas VIII C SMP N 14

Surakarta. Jurnal Skripsi Program Pendidikan Biologi UNS Surakarta.

2011.

Maulidan, An Maulidan dan Tutut Nurita. Pembelajaran Fisika Melalui Metode

Eksperimen untuk Melatihkan Perilaku Berkarakter pada Siswa MAN

Tlogo Blitar. Pensa E-Jurnal FMIPA UNESA.

Mulyono, Sudadi. Penggunaan Metode Eksperimen Sebagai Upaya untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran reproduksi

Tumbuhan di SMA N 6 Surakarta.

60

Nurkhasah, Diena. Efektivitas Pembelajaran Fisika Berbasis Praktikum Terhadap

Keterampilan Observasi Siswa SMP. Sripsi S1: Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, 2008.

Novita Simalango, Astri dan Zainuddin muchtar, Pengaruh Pemakaian Metode

Praktikum Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Laju

Reaksi. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains ISSN : 1907-7157.

2008.

Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2005.

Sapriati, Amalia. Pengembangan Instrument Penilaian Praktikum Fotosintesis,

Jurnal Pendidikan IPA Universita Terbuka 2004.

Sugiono. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif R&B. Bandung: Alfabeta.

Sunyono dan Siti maryatun, Penerapan Metode eksperimen Berbasis Lingkungan

dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas X Semester 1 SMA

Swadhipa Natar. Proceeding of The First International Seminar of

Science Education UPI, 2007.

Susanto, Pudyo. Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Kontruktuvisme.

Malang: Universitas Negeri Malang, 2002.

Susilawati, dkk. Penerapan Model Siklus Belajar Hipotetikal Deduktif 7E Untuk

Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Pada Konsep

Pembiasan Cahaya. Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010.

Susiwi, dkk.Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA pada Model

Pembelajaran Praktikum D-E-H. Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 14 No. 2

Oktober 2009. ISSN: 1412-0917.

W. Harlen, The Teaching of Science: Studies in Primary Education. London:

David Fulthon. 1992.

Widayanto, Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman siswa Kelas X

melalui kit optic. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia., Vol 5, No.1,

Januari. Semarang, 2009.

Y. Nuryani Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UNM

Pre, 2005.

Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta. 2009.

61

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

A. Identitas

B. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menyebutkan pengertian zat secara benar

2. Siswa dapat menyebutkan fakta-faka yang relevan dari hasil percobaan secara benar

3. Siswa dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan ketiga wujud zat secara benar

4. Siswa dapat mengelompokkan benda-benda berdasarkan wujud zatnya sesuai dengan fakta-fakta

yang ada secara benar.

C. Materi Pembelajaran : Wujud Zat dan Perubahannya

D. Metode Pembelajaran : Metode Eksperimen

E. Langkah – langkah Pembelajaran:

No Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid

1. Pendahuluan

Memulai pembelajaran dengan mengucapkan

salam dan melakukan absensi siswa.

Menjawab salam dan menjawab panggilan

guru selama absensi.

10

Menit

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan

menginformasikan KD dan indikator yang

akan dipelajari..

Menyimak penjelasan guru

Menggali motivasi dan apersepsi siswa

melalui beberapa pertanyaan mengenai

pengertian zat dan pengelompokkan zat,

kemudian menunjuk salah satu siswa secara

acak untuk menjawab pertanyaan tersebut,

misalnya:

Menyimak dan berperan aktif dalam

pembelajaran dengan mengajukan

pertanyaan kepada guru dan menjawab

pertanyaan guru.

Nama Sekolah : SMP 2 Mei Ciputat

Mata Pelajaran : IPA – Fisika

Kelas/Semester : VII/I

Standar Kompetensi : 3. Memahami wujud zat dan perubahannya

Kompetensi Dasar : 3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat dan perubahannya

Indikator : 1. Mengamati percobaan untuk menyelidiki pengertian zat

2. Menemukan fakta-fakta yang relevan dari hasil percobaan

3. Mengamati Persamaan dan perbedaan ketiga wujud zat

4. Mengelompokkan benda-benda berdasarkan wujud zatnya sesuai

dengan fakta-fakta yang ada

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Pertemuan : 1 (Satu)

Lampiran 1

Rencana Pelaksana Pembelajaran (RPP)

62

No Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid

Apa yang saya pegang? (menunjukkan

sebuah balok dan gelas berisi air) jika

dipegang bagaimana rasanya? Terbuat dari

apa? Bentuknya bagaimana? Jika air dalam

gelas dibalik perlahan-lahan apa yang

terjadi?

Menunjukkan sebuah balon kosong dan balon

yang berisi udara lalu memberikan

pertanyaan

apa isi balon tersebut? Bagaimana rasanya

kalau balon ini dipegang? Jika udara dari

balon dikeluarkan, apakah udara tersebut

dapat kita pegang? Bagaimana bentuknya?

Tadi ada berapa benda yang ditunjukkan?

Apa saja? Apa saja contoh lain yang mirip

dengan masing-masing benda tadi?

Memberikan penghargaan untuk setiap siswa

yang menjawab dengan menginstruksikan

seluruh siswa untuk bertepuk tangan.

Siswa yang ditunjuk, menjawab

pertanyaan – pertanyaan yang diberikan

oleh guru.

Seluruh siswa bertepuk tangan.

Mengarahkan siswa untuk mengingat bahwa

ketiga benda yang ditunjuk tadi merupakan

perwakilan dari ketiga wujud zat.

Mengikuti arahan dari guru dan mengingat

bahwa perwakilan dari ketiga benda tadi

merupakan perwakilan dari ketiga wujud

zat.

Menjelaskan materi yang akan dipelajari

pada hari itu, yaitu mengenai pengertian, ciri

– ciri dan sifat – sifat partikel zat padat, cair

dan gas.

Menyimak penjelasan dari guru

2. Kegiatan Inti

Memberi masalah mengenai apa itu zat, apa

yang menjadi persamaan dari ketiga wujud

zat serta apa yang membedakan ketiganya?

Dan menunjuk beberapa siswa secara acak

untuk memberikan jawaban.

Memberikan penghargaan untuk setiap siswa

yang menjawab dengan menginstruksikan

seluruh siswa untuk bertepuk tangan.

Siswa yang ditunjuk, menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan

oleh guru.

Seluruh siswa bertepuk tangan 55

Menit

63

No Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid

Membagikan LKS kepada masing-masing

siswa dan menginstruksikan untuk duduk

secara berkelompok sesuai dengan

pembagian kelompok yang sudah dibuat

sebelumnya.

Menerima LKS dan duduk sesuai

kelompok yang sudah dibuat.

Memberi penjelasan mengenai apa yang

boleh dan tidak boleh dilakukan selama

kegiatan praktikum demi keselamatan kerja.

Mendengar penjelasan dari guru

Memberikan waktu kepada siswa untuk

bekerjasama dengan rekan-rekan

sekelompoknya melakukan kegiatan

praktikum sesuai dengan langkah kerja yang

terdapat pada LKS dan menjawab setiap

pertanyaan yang terdapat pada LKS tersebut.

Melakukan percobaan secara

berkelompok sesuai dengan langkah kerja

yang terdapat pada LKS dan menjawab

setiap pertanyaan yang terdapat pada LKS

tersebut.

Dibantu oleh guru dan observer, peneliti

membimbing siswa dalam melakukan

percobaan, memberikan arahan jika petunjuk

yang ada di LKS kurang jelas.

Melakukan percobaan dibimbing oleh

guru, observer dan peneliti dan bertanya

apabila ada hal yang kurang dimengerti.

Membimbing siswa dalam merumuskan

penjelasan untuk menjawab pertanyaan –

pertanyaan yang ada di dalam LKS,

bimbingan yang diberikan bukan dalam

bentuk penjelasan mengenai jawaban dari

pertanyaan akan tetapi dalam bentuk arahan

bagaimana mendapatkan jawaban tersebut.

Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

ada di dalam LKS dan bertanya apabila

ada hal yang kurang dimengerti.

Meminta perwakilan 2 kelompok untuk

menyebutkan kesimpulan dari percobaan

yang telah dilakukan.

Bertanya kepada seluruh kelompok, apakah

setuju dengan jawaban yang dikemukakan

oleh kedua kelompok yang ditunjuk, bertanya

apakah ada kelompok yang memiliki jawaban

yang berbeda.

Meluruskan pendapat dari masing-masing

kelompok dengan menjelaskan jawaban yang

sebenarnya (esensi konsep yang dipelajari

hari itu)

Perwakilan kedua kelompok berdiri untuk

menyebutkan kesimpulan dari percobaan

yang telah dilakukan.

Kelompok yang memiliki jawaban yang

berbeda mengemukakan pendapatnya.

Memperhatikan penjelasan dari guru dan

bertanya apabila ada hal yang kurang

dimengerti.

64

No Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid

3. Penutup

Menginstruksikan siswa untuk

mengumpulkan LKS.

Mengumpulkan LKS

1

Memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya dan mengemukakan pendapatnya

mengenai materi yang telah disampaikan.

Memberi pendapat mengenai materi yang

telah dipelajari dan bertanya apabila ada

yang kurang dimengerti

Mengajak siswa untuk merefleksikan hasil

pembelajaran melalui kegiatan Tanya jawab

dengan menunjuk beberapa siswa untuk

bertanya.

Siswa yang telah ditunjuk mengemukakan

pertanyaan kepada guru.

Memberi informasi mengenai materi yang

akan dipelajari minggu depan yaitu

pergerakan partikel pada berbagai wujud zat.

Mendengarkan informasi yang telah

diberikan oleh guru

Menginstruksikan siswa untuk merapikan

kembali peralatan praktikum yang telah

digunakan

Merapikan kembali alat – alat praktikum

yang telah digunakan.

Menginstruksikan siswa untuk membaca

Hamdalah dalam menutup pelajaran hari itu

dan menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam.

Membaca Hamdalah dan mengucapkan

salam untuk menutup pelajaran.

F. Sumber Belajar

1. Buku IPA Fisika (Referensi penyusunan LKS) :

a. Anni Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk Sekolah Menengah dan Madrasah Tsanawiyah

Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE)

b. Kanginan, Marthen. 2006. Sains Fisika untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.

c. Wasis, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs

Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE).

d. Teguh Sugiyarto & Eny Ismawati. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam I :untuk SMP dan MTs Kelas

VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE)

2. Alat – alat tulis (Buku catatan, pulpen, pensil, penggaris, penghapus dll).

3. Alat dan bahan percobaan (tercantum dalam LKS).

65

G. Penilaian

1. Lembar Kerja Siswa (LKS)

2. Pedoman Observasi (Terlampir)

Ciputat, Mei 2012

Mengetahui;

Guru Mata Pelajaran IPA Peneliti

Siti Rokasiah Reni Handayani

Kepala Sekolah

SMP Dua Mei-Ciputat

Enjang Supyan, M.Pd

66

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

A. Identitas

B. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mengetahui macam-macam perubahan wujud zat secara benar.

2. Siswa dapat memahami susunan gerak partikel pada berbagai wujud zat

C. Materi Pembelajaran : Wujud Zat dan Perubahannya\

D. Metode Pembelajaran : Metode Eksperimen

E. Langkah – langkah Pembelajaran:

No Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid

1. Pendahuluan

Memulai pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan melakukan

absensi siswa.

Menjawab salam dan menjawab

panggilan guru selama absensi.

10 Menit

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan

menginformasikan KD dan indikator

yang akan dipelajari..

Menyimak penjelasan guru

Menggali motivasi dan apersepsi siswa

melalui beberapa pertanyaan mengenai

materi yang telah dipelajari, kemudian

menunjuk salah satu siswa secara acak

untuk menjawab pertanyaan tersebut,

misalnya:

Apa itu zat? Ada berapa wujud zat yang

kita kenal, apa saja? Bagaimana sifat

masing-masing wujud zat?

Menggali konsepsi awal siswa dengan

mengajukan beberapa pertanyaan,

diantaranya:

Menyimak dan berperan aktif dalam

pembelajaran dengan mengajukan

pertanyaan kepada guru dan

menjawab pertanyaan guru.

Siswa yang ditunjuk, menjawab

pertanyaan – pertanyaan yang

diberikan oleh guru.

Nama Sekolah : SMP 2 Mei – Ciputat

Mata Pelajaran : IPA – Fisika

Kelas/Semester : VII/I

Standar Kompetensi : 3. Memahami wujud zat dan perubahannya

Kompetensi Dasar : 3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat dan perubahannya

Indikator : 1. Mengamati perubahan wujud suatu zat

2. Menafsirkan susunan gerak partikel pada berbagai wujud zat

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Pertemuan : 2 (Dua)

67

No Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid

Ketika sebuah kertas kita gunakan untuk

membungkus es batu kecil, tiba-tiba

setelah beberapa lama es menghilang.

Yang ada hanya kertas basah. Sebetulnya

apa yang terjadi pada es?

Memberikan penghargaan untuk setiap

siswa yang menjawab dengan

menginstruksikan seluruh siswa untuk

bertepuk tangan.

Seluruh siswa bertepuk tangan.

Menjelaskan materi yang akan dipelajari

pada hari itu, yaitu mengenai sifat-sifat

zat berdasarkan wujudnya dan

penerapannya dalam kehidupan sehari-

hari

Menyimak penjelasan dari guru

Membagikan LKS kepada masing-masing

siswa dan menginstruksikan untuk duduk

secara berkelompok sesuai dengan

pembagian kelompok yang sudah dibuat

sebelumnya.

Menerima LKS dan duduk sesuai

kelompok yang sudah dibuat.

2. Kegiatan Inti

Memberi penjelasan mengenai apa yang

boleh dan tidak boleh dilakukan selama

kegiatan praktikum.

Mendengar penjelasan dari guru

55 Menit

Memberikan waktu kepada siswa untuk

bekerjasama dengan rekan-rekan

sekelompoknya melakukan kegiatan

praktikum sesuai dengan langkah kerja

yang terdapat pada LKS dan menjawab

setiap pertanyaan yang terdapat pada LKS

Melakukan percobaan secara

berkelompok sesuai dengan langkah

kerja yang terdapat pada LKS dan

menjawab setiap pertanyaan yang

terdapat pada LKS tersebut.

Dibantu oleh guru dan observer, peneliti

membimbing siswa dalam melakukan

percobaan, memberikan arahan jika

petunjuk yang ada di LKS kurang jelas.

Melakukan percobaan dibimbing

oleh guru, observer dan peneliti dan

bertanya apabila ada hal yang

kurang dimengerti.

Membimbing siswa dalam merumuskan

penjelasan untuk menjawab pertanyaan –

pertanyaan yang ada di dalam LKS,

bimbingan yang diberikan bukan dalam

bentuk penjelasan mengenai jawaban dari

pertanyaan akan tetapi dalam bentuk

arahan bagaimana mendapatkan jawaban

tersebut.

Menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang ada di dalam LKS dan

bertanya apabila ada hal yang

kurang dimengerti.

68

No Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid

Meminta perwakilan 2 kelompok untuk

menyebutkan kesimpulan dari percobaan

yang telah dilakukan.

Bertanya kepada seluruh kelompok,

apakah setuju dengan jawaban yang

dikemukakan oleh kedua kelompok yang

ditunjuk, bertanya apakah ada kelompok

yang memiliki jawaban yang berbeda.

Meluruskan pendapat dari masing-masing

kelompok dengan menjelaskan jawaban

yang sebenarnya (esensi konsep yang

dipelajari hari itu)

Perwakilan kedua kelompok berdiri

untuk menyebutkan kesimpulan dari

percobaan yang telah dilakukan.

Kelompok yang memiliki jawaban

yang berbeda mengemukakan

pendapatnya.

Memperhatikan penjelasan dari

guru dan bertanya apabila ada hal

yang kurang dimengerti.

Menginstruksikan siswa untuk

mengumpulkan LKS.

Mengumpulkan LKS

3. Penutup

Memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya dan mengemukakan

pendapatnya mengenai materi yang telah

disampaikan.

Memberi pendapat mengenai materi

yang telah dipelajari dan bertanya

apabila ada yang kurang dimengerti

15 Menit

Mengajak siswa untuk merefleksikan

hasil pembelajaran melalui kegiatan

Tanya jawab dengan menunjuk beberapa

siswa untuk bertanya.

Siswa yang telah ditunjuk

mengemukakan pertanyaan kepada

guru.

Memberi informasi mengenai materi yang

akan dipelajari minggu depan yaitu

kohesi dan adhesi dan gejala kapilaritas.

Mendengarkan informasi yang telah

diberikan oleh guru

Menginstruksikan siswa untuk merapikan

kembali peralatan praktikum yang telah

digunakan

Merapikan kembali alat-alat

praktikum yang telah digunakan.

Menginstruksikan siswa untuk membaca

Hamdalah dalam menutup pelajaran hari

itu dan menutup pelajaran dengan

mengucapkan salam.

Membaca Hamdalah dan

mengucapkan salam untuk menutup

pelajaran.

F. Sumber Belajar

1. Buku IPA Fisika (Referensi penyusunan LKS) :

a. Anni Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk Sekolah Menengah dan Madrasah Tsanawiyah

Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE)

b. Kanginan, Marthen. 2006. Sains Fisika untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.

69

c. Wasis, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs

Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE).

d. Teguh Sugiyarto & Eny Ismawati. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam I :untuk SMP dan MTs Kelas

VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE)

2. Alat – alat tulis (Buku catatan, pulpen, pensil, penggaris, penghapus dll).

3. Alat dan bahan percobaan (tercantum dalam LKS).

G. Penilaian

1. Lembar Kerja Siswa (LKS)

2. Pedoman Observasi (Terlampir)

Ciputat, Mei 2012

Mengetahui;

Guru Mata Pelajaran IPA Peneliti

Siti Rokasiah Reni Handayani

Kepala Sekolah

SMP Dua Mei-Ciputat

Enjang Supyan, M.Pd

70

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

A. Identitas

B. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menyebutkan perbedaan antara kohesi dan adhesi secara benar.

2. Siswa dapat memahami peristiwa kapilaritasndalam kehidupan sehari-hari secara benar.

C. Materi Pembelajaran : Wujud Zat dan Perubahannya

D. Metode Pembelajaran : Metode Eksperimen

E. Langkah – langkah Pembelajaran:

No Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid

1. Pendahuluan

Memulai pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan melakukan

absensi siswa.

Menjawab salam dan menjawab

panggilan guru selama absensi.

10 Menit

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan

menginformasikan KD dan indikator

yang akan dipelajari..

Menyimak penjelasan guru

Menggali motivasi dan apersepsi siswa

melalui beberapa pertanyaan mengenai

pengertian dan susunan gerak partikel

kemudian menunjuk salah satu siswa

secara acak untuk menjawab

pertanyaan tersebut, misalnya:

Apa itu partikel?

Bagaimana susunan gerak partikel

pada berbagai wujud zat?

Menyimak dan berperan aktif dalam

pembelajaran dengan mengajukan

pertanyaan kepada guru dan

menjawab pertanyaan guru.

Nama Sekolah : SMP 2 Mei – Ciputat

Mata Pelajaran : IPA – Fisika

Kelas/Semester : VII/I

Standar Kompetensi : 3. Memahami wujud zat dan perubahannya

Kompetensi Dasar : 3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat dan perubahannya

Indikator : 1. Membedakan kohesi dan adhesi

2. Mengkaitkan peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Pertemuan : 3 (Tiga)

71

No Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid

Menggali konsepsi awal siswa melalui

sebuah fenomena sederhana yaitu

tetesan air di atas daunt alas. Siswa

diminta untuk mengemukakan

perbedaannya dengan tetesan air di atas

kertas serta mengapa perbedaan itu bisa

terjadi melalui pertanyaan berikut :

Apa yang sedang saya pegang? Guru

memegang daun alas dan selembar

kertas buram. Lalu kertas dan daun

talas diberi tetesan air, siswa diminta

mengamati dan mengemukakan apa

yang terjadi.

Perbedaan apa yang bisa diamati?

Memberikan penghargaan untuk setiap

siswa yang menjawab dengan

menginstruksikan seluruh siswa untuk

bertepuk tangan.

Siswa yang ditunjuk, menjawab

pertanyaan – pertanyaan yang

diberikan oleh guru.

Seluruh siswa bertepuk tangan.

Menjelaskan materi yang akan

dipelajari pada hari itu, yaitu mengenai

kohesi dan adhesi dan gejala

kapilaritas.

Menyimak penjelasan dari guru

Membagikan LKS kepada masing-

masing siswa dan menginstruksikan

untuk duduk secara berkelompok sesuai

dengan pembagian kelompok yang

sudah dibuat sebelumnya.

Menerima LKS dan duduk sesuai

kelompok yang sudah dibuat.

2. Kegiatan Inti

Memberi masalah mengenai bagaimana

membedakan kohesi dan adhesi, serta

apa itu kapilaritas dan peristiwa apa

saja dalam kehidupan yang

menunjukkan gejala kapilaritas? Dan

menunjuk beberapa siswa secara acak

untuk memberikan jawaban.

Memberikan penghargaan untuk setiap

siswa yang menjawab dengan

menginstruksikan seluruh siswa untuk

bertepuk tangan.

Siswa yang ditunjuk, menjawab

pertanyaan – pertanyaan yang

diberikan oleh guru.

Seluruh siswa bertepuk tangan

55 Menit

72

No Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid

Memberi penjelasan mengenai apa

yang boleh dan tidak boleh dilakukan

selama kegiatan praktikum demi

keselamatan kerja.

Mendengar penjelasan dari guru

Memberikan waktu kepada siswa untuk

bekerjasama dengan rekan-rekan

sekelompoknya melakukan kegiatan

praktikum sesuai dengan langkah kerja

yang terdapat pada LKS dan menjawab

setiap pertanyaan yang terdapat pada

LKS tersebut.

Melakukan percobaan secara

berkelompok sesuai dengan langkah

kerja yang terdapat pada LKS dan

menjawab setiap pertanyaan yang

terdapat pada LKS tersebut.

Dibantu oleh guru dan observer,

peneliti membimbing siswa dalam

melakukan percobaan, memberikan

arahan jika petunjuk yang ada di LKS

kurang jelas.

Melakukan percobaan dibimbing oleh

guru, observer dan peneliti dan

bertanya apabila ada hal yang kurang

dimengerti.

Membimbing siswa dalam

merumuskan penjelasan untuk

menjawab pertanyaan – pertanyaan

yang ada di dalam LKS, bimbingan

yang diberikan bukan dalam bentuk

penjelasan mengenai jawaban dari

pertanyaan akan tetapi dalam bentuk

arahan bagaimana mendapatkan

jawaban tersebut.

Menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang ada di dalam LKS dan bertanya

apabila ada hal yang kurang

dimengerti.

Meminta perwakilan 2 kelompok untuk

menyebutkan kesimpulan dari

percobaan yang telah dilakukan.

Bertanya kepada seluruh kelompok,

apakah setuju dengan jawaban yang

dikemukakan oleh kedua kelompok

yang ditunjuk, bertanya apakah ada

kelompok yang memiliki jawaban yang

berbeda.

Meluruskan pendapat dari masing-

masing kelompok dengan menjelaskan

jawaban yang sebenarnya (esensi

konsep yang dipelajari hari itu)

Perwakilan kedua kelompok berdiri

untuk menyebutkan kesimpulan dari

percobaan yang telah dilakukan.

Kelompok yang memiliki jawaban

yang berbeda mengemukakan

pendapatnya.

Memperhatikan penjelasan dari guru

dan bertanya apabila ada hal yang

kurang dimengerti.

Menginstruksikan siswa untuk

mengumpulkan LKS.

Mengumpulkan LKS

73

No Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid

3. Penutup

Memberi kesempatan kepada siswa

untuk bertanya dan mengemukakan

pendapatnya mengenai materi yang

telah disampaikan.

Memberi pendapat mengenai materi

yang telah dipelajari dan bertanya

apabila ada yang kurang dimengerti

15 Menit

Mengajak siswa untuk merefleksikan

hasil pembelajaran melalui kegiatan

Tanya jawab dengan menunjuk

beberapa siswa untuk bertanya.

Siswa yang telah ditunjuk

mengemukakan pertanyaan kepada

guru.

Memberi informasi mengenai materi

yang akan dipelajari minggu depan

yaitu pergerakan partikel pada berbagai

wujud zat.

Mendengarkan informasi yang telah

diberikan oleh guru

Menginstruksikan siswa untuk

merapikan kembali peralatan praktikum

yang telah digunakan

Merapikan kembali alat – alat

praktikum yang telah digunakan.

Menginstruksikan siswa untuk

membaca Hamdalah dalam menutup

pelajaran hari itu dan menutup

pelajaran dengan mengucapkan salam.

Membaca Hamdalah dan

mengucapkan salam untuk menutup

pelajaran.

F. Sumber Belajar

1. Buku IPA Fisika (Referensi penyusunan LKS) :

a. Anni Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk Sekolah Menengah dan Madrasah Tsanawiyah

Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE)

b. Kanginan, Marthen. 2006. Sains Fisika untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.

c. Wasis, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs

Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE).

d. Teguh Sugiyarto & Eny Ismawati. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam I :untuk SMP dan MTs Kelas

VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE)

2. Alat – alat tulis (Buku catatan, pulpen, pensil, penggaris, penghapus dll).

3. Alat dan bahan percobaan (tercantum dalam LKS).

74

G. Penilaian

1. Lembar Kerja Siswa (LKS)

2. Pedoman Observasi (Terlampir)

Ciputat, Mei 2012

Mengetahui;

Guru Mata Pelajaran IPA Peneliti

Siti Rokasiah Reni Handayani

Kepala Sekolah

SMP Dua Mei-Ciputat

Enjang Supyan, M.Pd

75

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

A. Identitas

B. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menyimpulkan massa jenis merupakan cirri khas suatu zat secara benar.

2. Siswa dapat menyelidiki pengaruh massa dan volume terhadap massa jenis suatu zat secara benar.

3. Siswa dapat menhitung massa jenis suatu zat secara benar.

C. Materi Pembelajaran : Wujud Zat dan Perubahannya

D. Metode Pembelajaran : Metode Eksperimen

E. Langkah – langkah Pembelajaran:

No Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid

1. Pendahuluan

Memulai pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan melakukan

absensi siswa.

Menjawab salam dan menjawab

panggilan guru selama absensi.

10

Menit

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan

menginformasikan KD dan indikator

yang akan dipelajari..

Menyimak penjelasan guru

Menggali motivasi dan apersepsi siswa

melalui beberapa pertanyaan mengenai

pengertian, sifat dan karakter dari suatu

zat dan menunjuk salah satu siswa

secara acak untuk menjawab pertanyaan

tersebut, misalnya:

Apa itu zat?

Bagaimana sifat dan karakter dari suatu

zat?

Menyimak dan berperan aktif dalam

pembelajaran dengan mengajukan

pertanyaan kepada guru dan menjawab

pertanyaan guru.

Siswa yang ditunjuk, menjawab

pertanyaan – pertanyaan yang diberikan

oleh guru.

Nama Sekolah : SMP 2 Mei – Ciputat

Mata Pelajaran : IPA – Fisika

Kelas/Semester : VII/I

Standar Kompetensi : 3. Memahami wujud zat dan perubahannya

Kompetensi Dasar : 3.2 Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator : 1. Menyimpulkan massa jenis merupakan ciri khas suatu zat.

2. Menyelidiki pengaruh massa dan volume terhadap massa jenis suatu zat.

3. Menghitung maasa jenis suatu zat.

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Pertemuan : 4 (Empat)

76

No Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid

Menggali konsepsi awal siswa melalui

sebuah fenomena sederhana yaitu es

batu yang selalu mengapung dalam air.

Siswa diminta untuk mengemukakan

perbedaannya dengan logam yang selalu

tenggelam di air serta mengapa

perbedaan itu bisa terjadi melalui

pertanyaan berikut :

Apa yang akan terjadi bila minyak

goreng ini di masukkan ke dalam

segelas air?Lalu apa yang terjadi bila

uang logam ini dimasukkan ke dalam

segelas air? Guru memegang minyak

goreng lalu mencampurkannya ke dalam

segelas air. Lalu guru memasukkan

uang logam ke dalam segelas air. Siswa

diminta mengamati dan mengemukakan

apa yang terjadi.

Perbedaan apa yang bisa diamati?

Memberikan penghargaan untuk setiap

siswa yang menjawab dengan

menginstruksikan seluruh siswa untuk

bertepuk tangan.

Siswa yang ditunjuk, menjawab

pertanyaan – pertanyaan yang diberikan

oleh guru.

Seluruh siswa bertepuk tangan.

Memberi masalah mengenai bagaimana

cara mengetahui massa jenis dari suatu

zat? Dan menunjuk beberapa siswa

secara acak untuk memberikan jawaban.

Memberikan penghargaan untuk setiap

siswa yang menjawab dengan

menginstruksikan seluruh siswa untuk

bertepuk tangan.

Siswa yang ditunjuk, menjawab

pertanyaan – pertanyaan yang diberikan

oleh guru.

Seluruh siswa bertepuk tangan

Menjelaskan materi yang akan dipelajari

pada hari itu, yaitu mengenai Massa

jenis.

Menyimak penjelasan dari guru

Membagikan LKS kepada masing-

masing siswa dan menginstruksikan

untuk duduk secara berkelompok sesuai

dengan pembagian kelompok yang

sudah dibuat sebelumnya.

Menerima LKS dan duduk sesuai

kelompok yang sudah dibuat.

77

No Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid

2. Kegiatan Inti

Memberi penjelasan mengenai apa yang

boleh dan tidak boleh dilakukan selama

kegiatan praktikum demi keselamatan

kerja.

Mendengar penjelasan dari guru

55

Menit

Memberikan waktu kepada siswa untuk

bekerjasama dengan rekan-rekan

sekelompoknya melakukan kegiatan

praktikum sesuai dengan langkah kerja

yang terdapat pada LKS dan menjawab

setiap pertanyaan yang terdapat pada

LKS tersebut.

Melakukan percobaan secara

berkelompok sesuai dengan langkah

kerja yang terdapat pada LKS dan

menjawab setiap pertanyaan yang

terdapat pada LKS tersebut.

Dibantu oleh guru dan observer, peneliti

membimbing siswa dalam melakukan

percobaan, memberikan arahan jika

petunjuk yang ada di LKS kurang jelas.

Melakukan percobaan dibimbing oleh

guru, observer dan peneliti dan

bertanya apabila ada hal yang kurang

dimengerti.

Membimbing siswa dalam merumuskan

penjelasan untuk menjawab pertanyaan

– pertanyaan yang ada di dalam LKS,

bimbingan yang diberikan bukan dalam

bentuk penjelasan mengenai jawaban

dari pertanyaan akan tetapi dalam bentuk

arahan bagaimana mendapatkan jawaban

tersebut.

Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

ada di dalam LKS dan bertanya apabila

ada hal yang kurang dimengerti.

Meminta perwakilan 2 kelompok untuk

menyebutkan kesimpulan dari percobaan

yang telah dilakukan.

Bertanya kepada seluruh kelompok,

apakah setuju dengan jawaban yang

dikemukakan oleh kedua kelompok yang

ditunjuk, bertanya apakah ada kelompok

yang memiliki jawaban yang berbeda.

Meluruskan pendapat dari masing-

masing kelompok dengan menjelaskan

jawaban yang sebenarnya (esensi konsep

yang dipelajari hari itu)

Perwakilan kedua kelompok berdiri

untuk menyebutkan kesimpulan dari

percobaan yang telah dilakukan.

Kelompok yang memiliki jawaban

yang berbeda mengemukakan

pendapatnya.

Memperhatikan penjelasan dari guru

dan bertanya apabila ada hal yang

kurang dimengerti.

Menginstruksikan siswa untuk

mengumpulkan LKS.

Mengumpulkan LKS

78

No Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Murid

3. Penutup

Memberi kesempatan kepada siswa

untuk bertanya dan mengemukakan

pendapatnya mengenai materi yang telah

disampaikan.

Memberi pendapat mengenai materi

yang telah dipelajari dan bertanya

apabila ada yang kurang dimengerti

15

Menit

Mengajak siswa untuk merefleksikan

hasil pembelajaran melalui kegiatan

Tanya jawab dengan menunjuk beberapa

siswa untuk bertanya.

Siswa yang telah ditunjuk

mengemukakan pertanyaan kepada

guru.

Menginstruksikan siswa untuk

merapikan kembali peralatan praktikum

yang telah digunakan

Merapikan kembali alat – alat

praktikum yang telah digunakan.

Menginstruksikan siswa untuk membaca

Hamdalah dalam menutup pelajaran hari

itu dan menutup pelajaran dengan

mengucapkan salam.

Membaca Hamdalah dan mengucapkan

salam untuk menutup pelajaran.

F. Sumber Belajar

1. Buku IPA Fisika (Referensi penyusunan LKS) :

a. Anni Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk Sekolah Menengah dan Madrasah Tsanawiyah

Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE)

b. Kanginan, Marthen. 2006. Sains Fisika untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.

c. Wasis, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs

Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE).

d. Teguh Sugiyarto & Eny Ismawati. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam I :untuk SMP dan MTs Kelas

VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE)

2. Alat – alat tulis (Buku catatan, pulpen, pensil, penggaris, penghapus dll).

3. Alat dan bahan percobaan (tercantum dalam LKS).

79

G. Penilaian

1. Lembar Kerja Siswa (LKS)

2. Pedoman Observasi (Terlampir)

Ciputat, Mei 2012

Mengetahui;

Guru Mata Pelajaran IPA Peneliti

Siti Rokasiah Reni Handayani

Kepala Sekolah

SMP Dua Mei-Ciputat

Enjang Supyan, M.Pd

80

A. Tujuan Percobaan : Menyelidiki pengertian zat serta kesamaan dan perbedaan

masing – masing wujud zat.

B. Alat dan Bahan :

C. Prosedur Percobaan

Percobaan 1 (Bentuk Zat Padat)

1. Siapkan sebuah balok, ukur massanya, amati bentuknya dan gambarkan!

2. Masukkan balok ke dalam gelas, amati bentuknya.

3. Pindahkan balok dari gelas ke atas piring kertas, amati bentuknya.

Pengamatan:

a. Apakah balok memiliki massa? Berapa massa balok yang terukur?

b. Bagaimana bentuk balok mula-mula, ketika berada dalam gelas serta ketika

berada di atas piring kertas?

Bentuk balok mula –

mula

Bentuk balok dalam

gelas

Bentuk balok dalam

piring

Gambar 1 Bentuk Balok Pada Tempat yang Berbeda

c. Bagaimana bentuk balok ketika disimpan dalam tempat yang berbeda?

Air sirup

Balok

Benda elastis

dengan berbagai

bentuk

Gelas plastik

Gelas ukur

Gunting

Neraca

Piring kertas

Penggaris

Tabung erlenmeyer

Nama :………………………………….

Kelompok :………………………………….

LEMBAR KERJA SISWA – 1

MATERI WUJUD ZAT

Lampiran 2

Lembar Kerja Siswa (LKS)

81

Percobaan 2 (Volume Zat Padat)

Ukur panjang, lebar serta tinggi balok. Hitung volumenya

Pengamatan:

a. Berapakah volume balok mula-mula?

Taruh balok di atas pring kertas. Ukur kembali panjang, lebar serta tingginya.

Lalu hitung volumenya. Berapa volume balok saat berada di atas piring kertas?

b. Bandingkan hasil perhitungan volume balok pada kedua pengamatan di atas,

apa yang kamu dapat amati?

c. Dari pengamatan b, bagaimana volume balok jika disimpan pada tempat yang

berbeda?

Percobaan 3 (Bentuk dan Volume Zat Cair)

Siapkan gelas ukur dan air berwarna.

Pengamatan:

a. Timbang massa gelas ukur saat kosong. Berapakah massa gelas ukur saat

kosong?

__________________________________________________________

b. Isi gelas ukur dengan air sebanyak 1/2 volume kemudian timbang kembali

massanya! Berapa massa gelas ukur berisi air?

__________________________________________________________

c. Bandingkan massa gelas ukur ketika kosong dan setelah diisi air? Apa yang

dapat kamu amati?

__________________________________________________________

__________________________________________________________

82

d. Amati bentuk air dalam gelas ukur. Gambarkan dalam tabel serta catat

volume air yang terukur. Pindahkan air dari gelas ukur ke dalam tabung

Erlenmeyer. Amati bentuknya dan gambarkan dalam tabel. Ukur kembali

volume air dari tabung Erlenmeyer menggunakan gelas ukur. Lakukan hal yng

sama pada gelas. Bagaimana bentuk air dalam gelas ukur, tabung Erlenmeyer

dan gelas? Serta berapa volumenya?

Jenis

Wadah Gelas ukur Tabung erlenmeyer Gelas

Bentuk air

Volume air

(ml)

Tabel 1 Bentuk dan Volume Air Pada Tempat yang Berbeda

e. Perhatikan hasil pengamatan pada tabel 1! Apa yang dapat kamu amati?

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

Percobaan 4 (Bentuk Gas)

Siapkan balon elips dan bakon kelinci, lalu tiup. Amati bentuk keduanya.

Pengamatan:

a. Bagaimana bentuk udara dalam balon elips?

__________________________________________________________

Bagaimana bentuk udara dalam balon kelinci?

__________________________________________________________

b. Bagaimana bentuk udara jika disimpan ditempat yang berbeda?

__________________________________________________________

c. Dari pecobaan yang telah dilakukan, gabungkan data hasil pengamatan dalam

tabel berikut :

83

Nama

Benda

Wujud

Zat

Memiliki

Massa

Menempati

Ruang

(Memiliki

Volume)

Ketika Menempati Wadah yang

Berbeda

Volumenya Bentuknya

Y T Y T Tetap Berubah Tetap Berubah

Balok

Air Sirup

Udara

Dari tabel di atas, bandingkan persamaan dan perbedaan dari ketiga wujud

zat. Apa yang dapat kamu amati?

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, apa yang dapat kalian simpulkan?

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

84

A. Tujuan Percobaan : Menyelidiki perubahan wujud zat.

B. Alat dan Bahan :

C. Prosedur Percobaan

Percobaan 1

1. Siapkan lilin dan ukur panjangnya.

2. Nyalakan lilinnya. Gunakan gelas plastik sebagai alas

3. Amati bagian lilin yang terbakar.

4. Kemudian matikan api lilinnya dan biarkan hingga beberapa saat.

Ukur kembali panjang lilinnya, amati perubahan yang terjadi. Catat di lembar

pengamatan.

Pengamatan:

Hal yang diamati Hasil Pengamatan

Keadaan lilin sebelum dibakar

Keadaan lilin saat terbakar

Keadaan lilin setelah dimatikan

apinya dan didiamkan beberapa

saat.

a. Termasuk zat berwujud apakah lilin?

b. Perubahan apa yang sedang kamu amati pada lilin yang belum dibakar, lilin

yang sedang terbakar dan lilin yang telah dimatikan apinya serta didiamkan

beberapa saat?

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

Lilin

Gelas alas (plastik)

Gelas kimia

Kaki tiga

Kapur barus

Kawat Kasa

Korek api

Pembakar spirtus

Piring kertas

Nama :………………………………….

Kelompok :………………………………….

LEMBAR KERJA SISWA – 2

MATERI WUJUD ZAT

85

c. Saat lilin terbakar, dari mana asal cairan di sekitar apinya?

__________________________________________________________

d. Setelah api mati dan lilin didiamkan beberapa saat, apa yang terjadi pada

cairan tersebut?

__________________________________________________________

Percobaan 2 (Volume Zat Padat)

Pengamatan:

a. Termasuk zat berwujud apakah kapur barus?

b. Ketika dipanaskan, apa yang terjadi pada kapur barus?

c. Matikan apinya kemudian tutup gelas kimia dengan menggunakan piring kertas.

Setelah beberapa lama, buka piring kertas lalu amati.

Apa yang terjadi?

d. Persamaan apa yang bisa kamu lihat dari kedua peristiwa wujud pada

percobaan 1 dan 2?

__________________________________________________________

1. Siapkan kapur barus, masukkan ke dalam gelas

kimia dan taruh di atas kaki tiga yang telah

dialasi kawat kasa.

2. Nyalakan pemanas spirtus. Amati apa yang terjadi

86

__________________________________________________________

e. Apakah ada peristiwa perubahan wujud lain yang berbeda dan pernah kamu

temukan dalam kehiddupan sehari-hari?

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

f. Apakah setiap zat dapat berubah wujud? Perubahan wujud apa saja?

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

Kesimpulan

Dari percobaan tersebut, apa yang dapat kamu simpulkan?

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

87

A. Tujuan Percobaan : Menyelidiki gejala kapilaritas.

B. Alat dan Bahan :

C. Prosedur Percobaan

Percobaan 1

1. Isi selang air dengan air berwarna sebanyak 10 ml. Letakkan melengkung

vertical di atas meja. Amati permukaan airnya

Gambar 1 Bejana Berhubungan Sederhana

2. Isi mangkuk dengan air berwarna hingga hampir penuh. Masukkan pipa kapiler

kecil dan besar dengan posisi vertical. Amati permukaan air pada pipa kapiler.

Pengamatan:

a. Bagaimana permukaan air pada selang (bejana berhubungan)?

Keadaan 1

Permukaan air dalam selang

Air berwarna

Gelas ukur

Mangkuk bening

Pipa kapiler kecil

Pipa kapiler besar

Selang bening

Nama :………………………………….

Kelompok :………………………………….

LEMBAR KERJA SISWA – 3

MATERI WUJUD ZAT

Posisi Selang

88

b. Bagaimana permukaan air pada pipa kapiler?

Keadaan 2

Permukaan air dalam pipa kapiler

c. Mana permukaan air yang lebih tinggi pada keadaan 2?

__________________________________________________________

d. Bandingkan hasil pengamatanmu pada keadaan 1 dan 2. Perbedaan apa yang

dapat kamu amati?

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

e. Disebut apakah gejala naiknya permukaan air pada pipa kapiler tersebut?

__________________________________________________________

f. Dapatkah kalian menyebutkan peristiwa yang menunjukkan gejala serupa

dalam kehidupan sehari-hari?

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

Kesimpulan

Dari percobaan tersebut, apa yang dapat kamu simpulkan?

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

89

A. Tujuan Percobaan : Menentukkan massa jenis zat padat dan zat cair.

B. Alat dan Bahan :

C. Prosedur Percobaan

Percobaan 1

1. Timbanglah massa setiap batu dengan menggunakan neraca

2. Masukkan air ke dalam gelas ukur sampai ketinggian tertentu. Tinggi air ini

merupakan volume awal.

3. Masukkan batu ke dalam gelas ukur sehingga ketinggian air berambah. Tinggi

air ini merupakan volume akhir.

Volume Batu = Volume akhir – Volume awal

4. Hitunglah volume setiap batu dengan menghitung selisih antara volume awal

dan volume akhir.

5. Ulangi langkah - langkah di atas untuk batu ke 2 dan 3.

Pengamatan:

No Benda Massa (g) Volume (cm3) Massa Jenis (g/cm

3)

a. Besaran apa saja yang diperlukan untuk menghitung massa jenis batu?

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

b. Apakah massa jenis semua batu yang kamu hitung sama?

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

Gelas ukur

Neraca

Minyak goreng

Air secukupnya

Tiga buah batu atau benda padat

lain yang berbeda ukuran

Nama :………………………………….

Kelompok :………………………………….

LEMBAR KERJA SISWA – 4

MATERI WUJUD ZAT

90

Percobaan 2

1. Timbanglah gelas ukur yang kosong. Catatlah hasilnya dalam tabel.

2. Masukkan 1 gelas air ke dalamnya.

3. Dengan menggunakan neraca ukur massa gelas ukur tersebut setelah diisi air.

Catatlah volume air dan massa gelas ukur yang berisi air dalam tabel.

4. Ulangi langkah 1 dan 2 untuk air sebanyak dua gelas dan tiga gelas.

Pengamatan:

Diketahui : Massa gelas ukur kosong (MG) = ……………………… gr

Jumlah air

(Gelas)

Massa Gelas

Ukur + air

MGA (gr)

Massa air

MA = MGA-MG (gr)

Volume Air

V (ml)

Massa Jenis Air

𝝆 =𝑴𝑨

𝑽 (𝒈 𝒎𝒍)

a. Besaran apa saja yang diperlukan untuk menghitung massa jenis air?

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

b. Berapakah massa jenis air satu gelas, air dua gelas dan air tiga gelas? Apakah

memiliki massa jenis yang sama? Jika sama, apa yang dapat kamu simpulkan

dari kegiatan tersebut?

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

Percobaan 2

1. Timbanglah gelas ukur yang kosong. Catatlah hasilnya dalam tabel.

2. Masukkan 1 gelas minyak goreng ke dalamnya.

3. Dengan menggunakan neraca ukur massa gelas ukur setelah diisi minyak

goreng. Catatlah volume minyak goreng dan massa gelas ukur yang berisi

minyak dalam tabel.

4. Ulangi langkah 1 dan 2 untuk minyak sebanyak dua gelas dan tiga gelas.

Pengamatan:

91

Diketahui : Massa gelas ukur kosong (MG) = ……………………… gr

Jumlah

Minyak

(Gelas)

Massa Gelas

Ukur +

Minyak

MGM (gr)

Massa Minyak

MM = MGM-MG (gr)

Volume

Minyak

V (ml)

Massa Jenis

Minyak

𝝆 =𝑴𝑴

𝑽 (𝒈 𝒎𝒍)

a. Besaran apa saja yang diperlukan untuk menghitung massa jenis minyak

goreng?

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

b. Berapakah massa jenis minyak goreng satu gelas, minyak goreng dua gelas dan

minyak goreng tiga gelas? Apakah memiliki massa jenis yang sama? Jika sama,

apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

c. Dengan jumlah yang sama, yaitu masing-masing satu gelas berapakah massa

jenis air dan minyak goreng? Apakah massa jenisnya berbeda? Jika berbeda,

jelaskan mengenai benda-benda dengan jumlah yang sama akan tetapi memiliki

massa jenis yang berbeda.

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

d. Persamaan apa yang bisa kamu lihat dari peristiwa wujud pada percobaan 1, 2

dan 3?

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

e. Perbedaan apa yang bisa kamu lihat dari kedua peristiwa wujud pada

percobaan 1, 2 dan 3?

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

92

Kesimpulan

Dari percobaan tersebut, apa yang dapat kamu simpulkan?

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

__________________________________________________________

93

PEDOMAN OBSERVASI

ANALISIS KEMAMPUAN OBSERVASI PADA KONSEP WUJUD ZAT

PERTEMUAN 1

Kelompok :

Indikator

Kemampuan

Observasi

Percobaan Kegiatan Siswa

Siswa

1 2 3 4 5

Keterampilan

Menggunakan

Alat Indera

1. Menggunakan neraca untuk mengukur massa

balok

1. Mengamati dan menggambarkan bentuk balok

mula-mula

1. Mengamati dan menggambarkan bentuk balok

setelah dipindahkan ke dalam gelas

1. Mengamati dan menggambarkan bentuk balok

setelah dipindahkan ke dalam piring kertas

2. Mengukur panjang, lebar dan tinggi balok

menggunakan penggaris

3. Mengukur massa gelas ukur saat kosong

3. Mengukur massa gelas ukur setelah diisi air

3. Mengamati massa gelas ukur saat kosong dan

setelah diisi air

3. Mengamati dan mencatat volumedan bentuk air

berwarna yang terukur dalam beberapa wadah

4. Mengamati dan mencatat bentuk udara dalam

benda elastis 1

4. Mengamati dan mencatat bentuk udara dalam

benda elastis 2

Kemampuan

Mengumpulkan

Fakta-fakta Yang

Relevan

1.

Mengetahu fakta bahwa balok memiliki bentuk

yang tetap walaupun disimpan ditempat yang

berbeda.

2. Menggunakan satuan dari massa yang sesuai

2. Menghitung volume balok menggunakan rumus

yang tepat

2. Menggunakan satuan dari volume yang sesuai

2.

Membandingkan hasil perhitungan volume balok

mula-mula dan pada saat dipindahkan ke piring

kertas.

Lampiran 3

Pedoman Observasi

94

3.

Menyadari fakta bahwa zat cair memiliki bentuk

yang berubah-ubah dan memiliki volume yang

tetap.

4.

Menyadari fakta bahwa bentuk udara berubah

ketika dimasukkan ke dalam tempat yang

berbeda.

4. Menyadari fakta bahwa isi dan volume dari

benda elastis setelah ditiup.

R Menyadari fakta bahwa zat padat memiliki massa

R Menyadari fakta bahwa zat padat memiliki

bentuk yang tetap

R Menyadari fakta bahwa zat cair memiliki massa

R Menyadari fakta bahwa zat cair memiliki

memiliki bentuk berubah-ubah sesuai tempatnya

R Menyadari fakta bahwa gas memiliki massa

R Menyadari fakta bahwa gas memiliki bentuk dan

volume berubah-ubah sesuai tempatnya

Kemampuan

Mengidentifikasi

Persamaan dan

Perbedaan

R Mengidentifikasi persamaan dari ketiga wujud

zat

R Membedakan sifat-sifat yang dimiliki ketiga

wujud zat

Kriteria :

1 = Sangat Tidak Baik

2 = Tidak Baik

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Sangat Baik

Ciputat, 21 Desember 2011

Observer

( )

95

PEDOMAN OBSERVASI

ANALISIS KEMAMPUAN OBSERVASI PADA KONSEP WUJUD ZAT

PERTEMUAN 2

Kelompok :

Indikator

Kemampuan

Observasi

Percobaan Kegiatan Siswa

Siswa

1 2 3 4 5

Keterampilan

Menggunakan

Alat Indera

1. Mengukur dan mencatat panjang lilin mula-mula

1. Mengamati dan mencatat keadaan lilin mula-mula

1. Mengamati dan mencatat keadaan lilin saat terbakar

1. Mengamati dan mencatat keadaan lilin setelah api

dimatikan dan didiamkan beberapa saat

1. Mengukur dan mencatat panjang lilin akhir

2. Mengamati dan mencatat keadaan kapur barus mula-

mula

2. Mengamati dan mencatat keadaan kapur barus saat

terbakar

2. Mengamati dan mencatat keadaan kapur barus setelah

api dimatikan dan didiamkan beberapa saat

2. Mengamati dan mencatat adanya Kristal-kristal kapur

barus yang menempel pada dinding gelas kimia

Kemampuan

Mengumpulkan

Fakta-fakta Yang

Relevan

1. Mengamati perubahan panjang lilin

1. Mengamati dan mencatat jenis perubahan wujud yang

terjadi pada lilin.

2. Mengamati dan mencatat jenis perubahan wujud yang

terjadi pada kapur barus

2. Menyadari fakta bahwa setiap zat dapat berubah wujud

Kemampuan

Mengidentifikasi

Persamaan dan

Perbedaan

2 Mengidentifikasi persamaan dari kedua perubahan

wujud zat

2 Membedakan peristiwa perubahan wujud karena

dipanaskan dan didinginkan

Kriteria :

1 = Sangat Tidak Baik

2 = Tidak Baik

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Sangat Baik

Ciputat, 21 Desember 2011

Observer

( )

96

PEDOMAN OBSERVASI

ANALISIS KEMAMPUAN OBSERVASI PADA KONSEP WUJUD ZAT

PERTEMUAN 3

Kelompok :

Indikator

Kemampuan

Observasi

Percobaan Kegiatan Siswa

Siswa

1 2 3 4 5

Keterampilan

Menggunakan

Alat Indera

1. Mengatur kesejajaran posisi selang berisi air

membentuk bejana berhubungan

1.

Mengukur volume air berwarna yang akan

dimasukkan ke dalam selang (sebanyak 10 ml)

menggunakan gelas ukur

1. Mengamati dan mencatat keadaan permukaan air

pada bejana berhubungan

1. Mengamati dan mencatat keadaan permukaan air

pada pipa kapiler

1.

Mengamati permukaan air pada pipa kapiler kecil

lebih tinggi daripada permukaan air pada pipa

kapiler besar

Kemampuan

Mengumpulkan

Fakta-fakta Yang

Relevan

1. Menyatakan bahwa prinsip bejana berhubungan

tidak berlaku untuk pipa kapiler

1. Menyimpulkan pengertian kapilaritas

1. Menyebutkan contoh gejala kapilaritas dalam

kehidupan sehari-hari

Kemampuan

Mengidentifikasi

Persamaan dan

Perbedaan

1. Membedakan keadaan 1 dan keadaan 2

Kriteria :

1 = Sangat Tidak Baik

2 = Tidak Baik

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Sangat Baik

Ciputat, 21 Desember 2011

Observer

( )

97

PEDOMAN OBSERVASI

ANALISIS KEMAMPUAN OBSERVASI PADA KONSEP WUJUD ZAT

PERTEMUAN 4

Kelompok :

Indikator

Kemampuan

Observasi

Percobaan Kegiatan Siswa

Siswa

1 2 3 4 5

Keterampilan

Menggunakan

Alat Indera

1 Menggunakan neraca untuk mengukur massa batuan

1 Mengamati air setelah dimasukkan ke dalam gelas

ukur

1 Mengamati batuan sebelum dan setelah dimasukkan

ke dalam gelas ukur

2 & 3 Menggunakan neraca untuk mengukur gelas ukur

kosong

2 Mengamati volume air setelah dimasukkan ke dalam

gelas ukur

2

Mengamati dan mengukur massa air setelah

dimasukkan ke dalam gelas ukur dengan

menggunakan neraca

3 Mengamati volume minyak goreng setelah

dimasukkan ke dalam gelas ukur

3

Mengamati dan mengukur massa minyak goreng

setelah dimasukkan ke dalam gelas ukur dengan

menggunakan neraca

Kemampuan

Mengumpulkan

Fakta-fakta Yang

Relevan

1 Mengetahui volume batu dengan menghitung

selisihnya

1 Menggunakan satuan dari massa jenis yang sesuai

1 Menggunakan satuan dari volume yang sesuai

1 Menggunakan satuan dari massa yang sesuai

1,2 &3 Mengetahui besaran-besaran apa saja yang diperlukan

untuk menghitung massa jenis batu

1,2 & 3 Menyadari fakta bahwa massa jenis merupakan ciri

khas dari suatu zat

Kemampuan

Mengidentifikasi

Persamaan dan

Perbedaan

13 Mengidentifikasi persamaan dari ketiga percobaan

yang telah dilakukan

14 Mengidentifikasi perbedaan dari ketiga percobaan

yang telah dilakukan

98

Kriteria :

1 = Sangat Tidak Baik

2 = Tidak Baik

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Sangat Baik

Ciputat, 2012

Observer

( )

99

Rubrik Penilaian Kegiatan Siswa

Pertemuan 1

Indikator

Kemampuan

Observasi

Penilaian

5 4 3 2 1

Keterampilan

menggunakan

Alat Indera

Siswa dapat

menggunakan

neraca untuk

mengukur massa

balok dengan

terlebih dahulu

mengkalibrasi, dan

mengukur dengan

tepat dan membaca

pengukuran dengan

tepat.

Siswa dapat

menggunakan

neraca untuk

mengukur massa

balok dengan

terlebih dahulu

mengkalibrasi, dan

mengukur dengan

tepat.

Siswa dapat

menggunakan

neraca untuk

mengukur massa

balok dengan

terlebih dahulu

mengkalibrasinya.

Siswa belum

dapat

menggunakan

neraca untuk

mengukur massa

balok dan

mencoba meminta

guru pembimbing

untuk mengajari.

Siswa tidak dapat

menggunakan

neraca untuk

mengukur massa

batuan.

Siswa dapat

menggambarkan

bentuk balok mula-

mula dengan benar

dan teliti

Siswa dapat

menggambarkan

bentuk balok mula-

muladengan benar.

Siswa kurang teliti

dalam

menggambarkan

bentuk balok mula-

muladengan benar

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menggambarkan

bentuk balok

mula-muladengan

benar

Siswa tidak dapat

menggambarkan

bentuk balok

mula-muladengan

benar.

Siswa dapat

menggambarkan

bentuk balok setelah

dipindahkan ke

dalam gelas dengan

benar dan teliti

Siswa dapat

menggambarkan

bentuk balok setelah

dipindahkan ke

dalam gelas dengan

benar.

Siswa kurang teliti

dalam

menggambarkan

bentuk balok

setelah

dipindahkan ke

dalam gelas

dengan benar

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menggambarkan

bentuk balok

setelah

dipindahkan ke

dalam gelas

dengan benar

Siswa tidak dapat

menggambarkan

bentuk balok

setelah

dipindahkan ke

dalam gelas

dengan benar

Siswa dapat

menggambarkan

bentuk balok setelah

dipindahkan ke

dalam piring kertas

dengan benar dan

teliti

Siswa dapat

menggambarkan

bentuk balok setelah

dipindahkan ke

dalam piring kertas

dengan benar.

Siswa kurang teliti

dalam

menggambarkan

bentuk balok

setelah

dipindahkan ke

dalam piring kertas

dengan benar

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menggambarkan

bentuk balok

setelah

dipindahkan ke

dalam piring

kertas dengan

benar

Siswa tidak dapat

menggambarkan

bentuk balok

setelah

dipindahkan ke

dalam piring

kertas dengan

benar

Siswa dapat

mengukur panjang,

lebar dan tinggi

balok menggunakan

penggaris dengan

sangat baik dan

teliti

Siswa dapat

mengukur panjang,

lebar dan tinggi

balok menggunakan

penggaris dengan

sangat baik

Siswa kurang teliti

dalam mengukur

panjang, lebar dan

tinggi balok

menggunakan

penggaris

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengukur

panjang, lebar dan

tinggi balok

menggunakan

penggaris

Siswa tidak dapat

mengukur

panjang, lebar dan

tinggi balok

menggunakan

penggaris

Lampiran 4

Rubrik Penilaian Kegiatan Siswa

100

Indikator

Kemampuan

Observasi

Penilaian

5 4 3 2 1

Siswa dapat

mengukur massa

gelas ukur saat

kosong dengan

sangat baik dan

teliti

Siswa dapat

mengukur massa

gelas ukur saat

kosong dengan

sangat baik

Siswa kurang teliti

dalam mengukur

massa gelas ukur

saat kosong

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengukur massa

gelas ukur saat

kosong

Siswa tidak dapat

mengukur massa

gelas ukur at

kosong

Siswa dapat

mengukur massa

gelas ukur setelah

diisi air dengan

sangat baik dan

teliti

Siswa dapat

mengukur massa

gelas ukur setelah

diisi air dengan

sangat baik

Siswa kurang teliti

dalam mengukur

massa gelas ukur

setelah diisi air

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengukur massa

gelas ukur setelah

diisi air

Siswa tidak dapat

mengukur massa

gelas ukur setelah

diisi air

Siswa dapat

mengamati massa

gelas ukur saat

kosong dan setelah

diisi air dengan

sangat baik dan

teliti

Siswa dapat

mengamati massa

gelas ukur saat

kosong dan setelah

diisi air dengan

sangat baik

Siswa kurang teliti

dalam mengamati

massa gelas ukur

saat kosong dan

setelah diisi air

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengamati massa

gelas ukur saat

kosong dan

setelah diisi air

Siswa tidak dapat

mengamati massa

gelas ukur saat

kosong dan

setelah diisi air

Kemampuan

mengumpulka

n fakta-fakta

yang relevan

Siswa mengetahui

fakta bahwa balok

memiliki bentuk

yang tetap walaupun

disimpmpan

ditempat yang

berbeda dengan

sangat baik dan

teliti

Siswa mengetahui

fakta bahwa balok

memiliki bentuk

yang tetap walaupun

disimpmpan

ditempat yang

berbeda dengan

sangat baik

Siswa kurang teliti

dalam mengetahui

fakta bahwa balok

memiliki bentuk

yang tetap

walaupun

disimpmpan

ditempat yang

berbeda

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengetahui fakta

bahwa balok

memiliki bentuk

yang tetap

walaupun

disimpmpan

ditempat yang

berbeda

Siswa tidak dapat

mengetahui fakta

bahwa balok

memiliki bentuk

yang tetap

walaupun

disimpmpan

ditempat yang

berbeda

Siswa dapat

menggunakan

satuan massa yang

sesuai dengan baik

dan benar

Siswa dapat

menggunakan

satuan massa yang

sesuai dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam

menggunakan

satuan massa yang

sesuai

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menggunakan

satuan massa

yang sesuai

Siswa tidak dapat

menggunakan

satuan massa

yang sesuai

Siswa dapat

menghitung volume

balok menggunakan

rumus yang tepat

dengan baik dan

benar

Siswa dapat

menghitung volume

balok menggunakan

rumus yang tepat

dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam menghitung

volume balok

menggunakan

rumus yang tepat

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menghitung

volume balok

menggunakan

rumus yang tepat

Siswa tidak dapat

menghitung

volume balok

menggunakan

rumus yang tepat

Siswa dapat

menggunakan

satuan volume yang

sesuai dengan baik

dan benar

Siswa dapat

menggunakan

satuan volume yang

sesuai dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam

menggunakan

satuan volume

yang sesuai

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menggunakan

satuan volume

yang sesuai

Siswa tidak dapat

menggunakan

satuan volume

yang sesuai

101

Indikator

Kemampuan

Observasi

Penilaian

5 4 3 2 1

Siswa menyadari

fakta bahwa zat cair

memiliki bentuk

yang berubah-ubah

dan volume yang

tetap dengan baik

dan benar

Siswa menyadari

fakta bahwa zat cair

memiliki bentuk

yang berubah-ubah

dan volume yang

tetap dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam menyadari

fakta bahwa zat

cair memiliki

bentuk yang

berubah-ubah dan

volume yang tetap

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menyadari fakta

bahwa zat cair

memiliki bentuk

yang berubah-

ubah dan volume

yang tetap

Siswa tidak dapat

menyadari fakta

bahwa zat cair

memiliki bentuk

yang berubah-

ubah dan volume

yang tetap

Siswa menyadari

fakta bentuk udara

berubah ketika

dimasukkan ke

dalam tempat yang

berbeda dengan baik

dan benar

Siswa menyadari

fakta bentuk udara

berubah ketika

dimasukkan ke

dalam tempat yang

berbeda dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam menyadari

fakta bentuk udara

berubah ketika

dimasukkan ke

dalam tempat yang

berbeda

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menyadari fakta

bentuk udara

berubah ketika

dimasukkan ke

dalam tempat

yang berbeda

Siswa tidak dapat

menyadari fakta

bentuk udara

berubah ketika

dimasukkan ke

dalam tempat

yang berbeda

Siswa menyadari

fakta bahwa zat

padat memiliki

massa dengan baik

dan benar

Siswa menyadari

fakta bahwa zat

padat memiliki

massa dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam menyadari

fakta bahwa zat

padat memiliki

massa

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menyadari fakta

bahwa zat padat

memiliki massa

Siswa tidak dapat

menyadari fakta

bahwa zat padat

memiliki massa

Siswa menyadari

fakta bahwa zat cair

memiliki massa

dengan baik dan

benar

Siswa menyadari

fakta bahwa zat cair

memiliki massa

dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam menyadari

fakta bahwa zat

cair memiliki

massa

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menyadari fakta

bahwa zat cair

memiliki massa

Siswa tidak dapat

menyadari fakta

bahwa zat cair

memiliki massa

Siswa menyadari

fakta bahwa zat gas

memiliki massa

dengan baik dan

benar

Siswa menyadari

fakta bahwa zat gas

memiliki massa

dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam menyadari

fakta bahwa zat

gas memiliki

massa

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menyadari fakta

bahwa zat gas

memiliki massa

Siswa tidak dapat

menyadari fakta

bahwa zat gas

memiliki massa

Kemampuan

mengidentifika

si persamaan

dan perbedaan

Siswa dapat

mengidentifikasi

persamaan dari

ketiga wujud zat

dengan baik dan

benar

Siswa dapat

mengidentifikasi

persamaan dari

ketiga wujud zat

dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam

mengidentifikasi

persamaan dari

ketiga wujud zat

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengidentifikasi

persamaan dari

ketiga wujud zat

Siswa tidak dapat

mengidentifikasi

persamaan dari

ketiga wujud zat

Siswa dapat

mengidentifikasi

perbedaan dari

ketiga wujud zat

dengan baik dan

benar

Siswa dapat

mengidentifikasi

perbedaan dari

ketiga wujud zat

dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam

mengidentifikasi

perbedaan dari

ketiga wujud zat

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengidentifikasi

perbedaan dari

ketiga wujud zat

Siswa tidak dapat

mengidentifikasi

perbedaan dari

ketiga wujud zat

102

Rubrik Penilaian Kegiatan Siswa

Pertemuan 2

Indikator

Kemampuan

Observasi

Penilaian

5 4 3 2 1

Keterampilan

menggunakan

Alat Indera

Siswa dapat

mengukur dan

mencatat panjang

lilin mula-mula

dengan tepat dan

benar.

Siswa dapat

mengukur dan

mencatat panjang

lilin mula-mula

dengan benar.

Siswa kurang teliti

dalam mengukur

dan mencatat

panjang lilin mula-

mula .

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengukur dan

mencatat panjang

lilin mula-mula.

Siswa tidak dapat

mengukur dan

mencatat panjang

lilin mula-mula

Siswa dapat

mengamati dan

mencatat panjang

lilin mula-mula

dengan tepat dan

benar.

Siswa dapat

mengamati dan

mencatat panjang

lilin mula-mula

dengan benar.

Siswa kurang teliti

dalam mengamati

dan mencatat

panjang lilin mula-

mula .

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengamati dan

mencatat panjang

lilin mula-mula.

Siswa tidak dapat

mengamati dan

mencatat panjang

lilin mula-mula

Siswa dapat

mengamati dan

mencatat keadaan

lilin saat terbakar

dengan tepat dan

benar.

Siswa dapat

mengamati dan

mencatat keadaan

lilin saat terbakar

dengan benar.

Siswa kurang teliti

dalam mengamati

dan mencatat

keadaan lilin saat

terbakar

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengamati dan

mencatat keadaan

lilin saat terbakar.

Siswa tidak dapat

mengamati dan

mencatat keadaan

lilin saat terbakar

Siswa dapat

mengamati dan

mencatat keadaan

lilin saat terbakar

dengan tepat dan

benar.

Siswa dapat

mengamati dan

mencatat keadaan

lilin saat terbakar

dengan benar.

Siswa kurang teliti

dalam mengamati

dan mencatat

keadaan lilin saat

terbakar

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengamati dan

mencatat keadaan

lilin saat terbakar.

Siswa tidak dapat

mengamati dan

mencatat keadaan

lilin saat terbakar

Siswa dapat

mengukur panjang,

lebar dan tinggi

balok menggunakan

penggaris dengan

sangat baik dan

teliti

Siswa dapat

mengukur panjang,

lebar dan tinggi

balok menggunakan

penggaris dengan

sangat baik

Siswa kurang teliti

dalam mengukur

panjang, lebar dan

tinggi balok

menggunakan

penggaris

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengukur

panjang, lebar dan

tinggi balok

menggunakan

penggaris

Siswa tidak dapat

mengukur

panjang, lebar dan

tinggi balok

menggunakan

penggaris

Siswa dapat

mengukur massa

gelas ukur saat

kosong dengan

sangat baik dan

teliti

Siswa dapat

mengukur massa

gelas ukur saat

kosong dengan

sangat baik

Siswa kurang teliti

dalam mengukur

massa gelas ukur

saat kosong

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengukur massa

gelas ukur saat

kosong

Siswa tidak dapat

mengukur massa

gelas ukur at

kosong

Siswa dapat

mengukur massa

gelas ukur setelah

diisi air dengan

sangat baik dan

teliti

Siswa dapat

mengukur massa

gelas ukur setelah

diisi air dengan

sangat baik

Siswa kurang teliti

dalam mengukur

massa gelas ukur

setelah diisi air

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengukur massa

gelas ukur setelah

diisi air

Siswa tidak dapat

mengukur massa

gelas ukur setelah

diisi air

103

Indikator

Kemampuan

Observasi

Penilaian

5 4 3 2 1

Siswa dapat

mengamati massa

gelas ukur saat

kosong dan setelah

diisi air dengan

sangat baik dan

teliti

Siswa dapat

mengamati massa

gelas ukur saat

kosong dan setelah

diisi air dengan

sangat baik

Siswa kurang teliti

dalam mengamati

massa gelas ukur

saat kosong dan

setelah diisi air

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengamati massa

gelas ukur saat

kosong dan

setelah diisi air

Siswa tidak dapat

mengamati massa

gelas ukur saat

kosong dan

setelah diisi air

Kemampuan

mengumpulka

n fakta-fakta

yang relevan

Siswa mengetahui

fakta bahwa balok

memiliki bentuk

yang tetap walaupun

disimpmpan

ditempat yang

berbeda dengan

sangat baik dan

teliti

Siswa mengetahui

fakta bahwa balok

memiliki bentuk

yang tetap walaupun

disimpmpan

ditempat yang

berbeda dengan

sangat baik

Siswa kurang teliti

dalam mengetahui

fakta bahwa balok

memiliki bentuk

yang tetap

walaupun

disimpmpan

ditempat yang

berbeda

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengetahui fakta

bahwa balok

memiliki bentuk

yang tetap

walaupun

disimpmpan

ditempat yang

berbeda

Siswa tidak dapat

mengetahui fakta

bahwa balok

memiliki bentuk

yang tetap

walaupun

disimpmpan

ditempat yang

berbeda

Siswa dapat

menggunakan

satuan massa yang

sesuai dengan baik

dan benar

Siswa dapat

menggunakan

satuan massa yang

sesuai dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam

menggunakan

satuan massa yang

sesuai

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menggunakan

satuan massa

yang sesuai

Siswa tidak dapat

menggunakan

satuan massa

yang sesuai

Siswa dapat

menghitung volume

balok menggunakan

rumus yang tepat

dengan baik dan

benar

Siswa dapat

menghitung volume

balok menggunakan

rumus yang tepat

dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam menghitung

volume balok

menggunakan

rumus yang tepat

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menghitung

volume balok

menggunakan

rumus yang tepat

Siswa tidak dapat

menghitung

volume balok

menggunakan

rumus yang tepat

Siswa dapat

menggunakan

satuan volume yang

sesuai dengan baik

dan benar

Siswa dapat

menggunakan

satuan volume yang

sesuai dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam

menggunakan

satuan volume

yang sesuai

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menggunakan

satuan volume

yang sesuai

Siswa tidak dapat

menggunakan

satuan volume

yang sesuai

Kemampuan

mengidentifika

si persamaan

dan perbedaan

Siswa dapat

mengidentifikasi

persamaan dari

ketiga wujud zat

dengan baik dan

benar

Siswa dapat

mengidentifikasi

persamaan dari

ketiga wujud zat

dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam

mengidentifikasi

persamaan dari

ketiga wujud zat

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengidentifikasi

persamaan dari

ketiga wujud zat

Siswa tidak dapat

mengidentifikasi

persamaan dari

ketiga wujud zat

Siswa dapat

mengidentifikasi

perbedaan dari

ketiga wujud zat

dengan baik dan

benar

Siswa dapat

mengidentifikasi

perbedaan dari

ketiga wujud zat

dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam

mengidentifikasi

perbedaan dari

ketiga wujud zat

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengidentifikasi

perbedaan dari

ketiga wujud zat

Siswa tidak dapat

mengidentifikasi

perbedaan dari

ketiga wujud zat

104

Rubrik Penilaian Kegiatan Siswa

Pertemuan 3

Indikator

Kemampuan

Observasi

Penilaian

5 4 3 2 1

Keterampilan

menggunakan

Alat Indera

Siswa dapat

mengatur

kesejajaran posisi

selang berisi

membentuk bejana

berubungan dengan

tepat dan benar.

Siswa dapat

mengatur

kesejajaran posisi

selang berisi

membentuk bejana

berubungan dengan

benar.

Siswa kurang teliti

dalam mengatur

kesejajaran posisi

selang berisi

membentuk bejana

berubungan

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengatur

kesejajaran posisi

selang berisi

membentuk

bejana

berubungan.

Siswa tidak dapat

mengatur

kesejajaran posisi

selang berisi

membentuk

bejana

berubungan

Siswa dapat

mengamati dan

mencatat panjang

lilin mula-mula

dengan tepat dan

benar.

Siswa dapat

mengamati dan

mencatat panjang

lilin mula-mula

dengan benar.

Siswa kurang teliti

dalam mengamati

dan mencatat

panjang lilin mula-

mula .

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengamati dan

mencatat panjang

lilin mula-mula.

Siswa tidak dapat

mengamati dan

mencatat panjang

lilin mula-mula

Siswa dapat

mengamati dan

mencatat keadaan

lilin saat terbakar

dengan tepat dan

benar.

Siswa dapat

mengamati dan

mencatat keadaan

lilin saat terbakar

dengan benar.

Siswa kurang teliti

dalam mengamati

dan mencatat

keadaan lilin saat

terbakar

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengamati dan

mencatat keadaan

lilin saat terbakar.

Siswa tidak dapat

mengamati dan

mencatat keadaan

lilin saat terbakar

Siswa dapat

mengamati dan

mencatat keadaan

lilin saat terbakar

dengan tepat dan

benar.

Siswa dapat

mengamati dan

mencatat keadaan

lilin saat terbakar

dengan benar.

Siswa kurang teliti

dalam mengamati

dan mencatat

keadaan lilin saat

terbakar

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengamati dan

mencatat keadaan

lilin saat terbakar.

Siswa tidak dapat

mengamati dan

mencatat keadaan

lilin saat terbakar

Siswa dapat

mengukur panjang,

lebar dan tinggi

balok menggunakan

penggaris dengan

sangat baik dan

teliti

Siswa dapat

mengukur panjang,

lebar dan tinggi

balok menggunakan

penggaris dengan

sangat baik

Siswa kurang teliti

dalam mengukur

panjang, lebar dan

tinggi balok

menggunakan

penggaris

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengukur

panjang, lebar dan

tinggi balok

menggunakan

penggaris

Siswa tidak dapat

mengukur

panjang, lebar dan

tinggi balok

menggunakan

penggaris

Kemampuan

mengumpulka

n fakta-fakta

yang relevan

Siswa dapat

menyatakan bahwa

prinsip bejana

berhubungan tidak

berlaku untuk pipa

kapiler dengan baik

dan benar

Siswa dapat

menyatakan bahwa

prinsip bejana

berhubungan tidak

berlaku untuk pipa

kapiler dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam menyatakan

bahwa prinsip

bejana

berhubungan tidak

berlaku untuk pipa

kapiler

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menyatakan

bahwa prinsip

bejana

berhubungan

tidak berlaku

untuk pipa kapiler

Siswa tidak dapat

menyatakan

bahwa prinsip

bejana

berhubungan

tidak berlaku

untuk pipa kapiler

105

Indikator

Kemampuan

Observasi

Penilaian

5 4 3 2 1

Siswa dapat

menggunakan

satuan massa yang

sesuai dengan baik

dan benar

Siswa dapat

menggunakan

satuan massa yang

sesuai dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam

menggunakan

satuan massa yang

sesuai

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menggunakan

satuan massa

yang sesuai

Siswa tidak dapat

menggunakan

satuan massa

yang sesuai

Kemampuan

mengidentifika

si persamaan

dan perbedaan

Siswa dapat

mengidentifikasi

persamaan dari

ketiga wujud zat

dengan baik dan

benar

Siswa dapat

mengidentifikasi

persamaan dari

ketiga wujud zat

dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam

mengidentifikasi

persamaan dari

ketiga wujud zat

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengidentifikasi

persamaan dari

ketiga wujud zat

Siswa tidak dapat

mengidentifikasi

persamaan dari

ketiga wujud zat

Siswa dapat

mengidentifikasi

perbedaan dari

ketiga wujud zat

dengan baik dan

benar

Siswa dapat

mengidentifikasi

perbedaan dari

ketiga wujud zat

dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam

mengidentifikasi

perbedaan dari

ketiga wujud zat

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengidentifikasi

perbedaan dari

ketiga wujud zat

Siswa tidak dapat

mengidentifikasi

perbedaan dari

ketiga wujud zat

106

Rubrik Penilaian Kegiatan Siswa

Pertemuan 4

Indikator

Kemampuan

Observasi

Penilaian

5 4 3 2 1

Keterampilan

menggunakan

Alat Indera

Siswa dapat

menggunakan

neraca untuk

mengukur massa

batuan dengan

terlebih dahulu

mengkalibrasi, dan

mengukur dengan

tepat dan membaca

pengukuran dengan

tepat.

Siswa dapat

menggunakan

neraca untuk

mengukur massa

batuan dengan

terlebih dahulu

mengkalibrasi, dan

mengukur dengan

tepat.

Siswa dapat

menggunakan

neraca untuk

mengukur massa

batuan dengan

terlebih dahulu

mengkalibrasinya.

Siswa belum

dapat

menggunakan

neraca untuk

mengukur massa

batuan dan

mencoba meminta

guru pembimbing

untuk mengajari.

Siswa tidak dapat

menggunakan

neraca untuk

mengukur massa

batuan.

Siswa dapat

mengamati air

setelah dimasukkan

ke dalam gelas ukur

dengan baik dan

benar

Siswa dapat

mengamati air

setelah dimasukkan

ke dalam gelas ukur

dengan baik.

Siswa kurang teliti

dalam mengamati

air setelah

dimasukkan ke

dalam gelas ukur

dengan baik.

Siswa masih

mengalami

kesulitan dalam

mengamati air

setelah

dimasukkan ke

dalam gelas ukur

dengan baik.

Siswa tidak dapat

mengamati air

setelah

dimasukkan ke

dalam gelas ukur

dengan baik

Siswa dapat

menggambarkan

bentuk balok setelah

dipindahkan ke

dalam gelas dengan

benar dan teliti

Siswa dapat

menggambarkan

bentuk balok setelah

dipindahkan ke

dalam gelas dengan

benar.

Siswa kurang teliti

dalam

menggambarkan

bentuk balok

setelah

dipindahkan ke

dalam gelas

dengan benar

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menggambarkan

bentuk balok

setelah

dipindahkan ke

dalam gelas

dengan benar

Siswa tidak dapat

menggambarkan

bentuk balok

setelah

dipindahkan ke

dalam gelas

dengan benar

Siswa dapat

menggambarkan

bentuk balok setelah

dipindahkan ke

dalam piring kertas

dengan benar dan

teliti

Siswa dapat

menggambarkan

bentuk balok setelah

dipindahkan ke

dalam piring kertas

dengan benar.

Siswa kurang teliti

dalam

menggambarkan

bentuk balok

setelah

dipindahkan ke

dalam piring kertas

dengan benar

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menggambarkan

bentuk balok

setelah

dipindahkan ke

dalam piring

kertas dengan

benar

Siswa tidak dapat

menggambarkan

bentuk balok

setelah

dipindahkan ke

dalam piring

kertas dengan

benar

Siswa dapat

mengukur panjang,

lebar dan tinggi

balok menggunakan

penggaris dengan

sangat baik dan

teliti

Siswa dapat

mengukur panjang,

lebar dan tinggi

balok menggunakan

penggaris dengan

sangat baik

Siswa kurang teliti

dalam mengukur

panjang, lebar dan

tinggi balok

menggunakan

penggaris

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengukur

panjang, lebar dan

tinggi balok

menggunakan

penggaris

Siswa tidak dapat

mengukur

panjang, lebar dan

tinggi balok

menggunakan

penggaris

107

Indikator

Kemampuan

Observasi

Penilaian

5 4 3 2 1

Siswa dapat

mengukur massa

gelas ukur saat

kosong dengan

sangat baik dan

teliti

Siswa dapat

mengukur massa

gelas ukur saat

kosong dengan

sangat baik

Siswa kurang teliti

dalam mengukur

massa gelas ukur

saat kosong

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengukur massa

gelas ukur saat

kosong

Siswa tidak dapat

mengukur massa

gelas ukur at

kosong

Siswa dapat

mengukur massa

gelas ukur setelah

diisi air dengan

sangat baik dan

teliti

Siswa dapat

mengukur massa

gelas ukur setelah

diisi air dengan

sangat baik

Siswa kurang teliti

dalam mengukur

massa gelas ukur

setelah diisi air

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengukur massa

gelas ukur setelah

diisi air

Siswa tidak dapat

mengukur massa

gelas ukur setelah

diisi air

Siswa dapat

mengamati massa

gelas ukur saat

kosong dan setelah

diisi air dengan

sangat baik dan

teliti

Siswa dapat

mengamati massa

gelas ukur saat

kosong dan setelah

diisi air dengan

sangat baik

Siswa kurang teliti

dalam mengamati

massa gelas ukur

saat kosong dan

setelah diisi air

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengamati massa

gelas ukur saat

kosong dan

setelah diisi air

Siswa tidak dapat

mengamati massa

gelas ukur saat

kosong dan

setelah diisi air

Kemampuan

mengumpulka

n fakta-fakta

yang relevan

Siswa mengetahui

fakta bahwa balok

memiliki bentuk

yang tetap walaupun

disimpmpan

ditempat yang

berbeda dengan

sangat baik dan

teliti

Siswa mengetahui

fakta bahwa balok

memiliki bentuk

yang tetap walaupun

disimpmpan

ditempat yang

berbeda dengan

sangat baik

Siswa kurang teliti

dalam mengetahui

fakta bahwa balok

memiliki bentuk

yang tetap

walaupun

disimpmpan

ditempat yang

berbeda

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengetahui fakta

bahwa balok

memiliki bentuk

yang tetap

walaupun

disimpmpan

ditempat yang

berbeda

Siswa tidak dapat

mengetahui fakta

bahwa balok

memiliki bentuk

yang tetap

walaupun

disimpmpan

ditempat yang

berbeda

Siswa dapat

menggunakan

satuan massa yang

sesuai dengan baik

dan benar

Siswa dapat

menggunakan

satuan massa yang

sesuai dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam

menggunakan

satuan massa yang

sesuai

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menggunakan

satuan massa

yang sesuai

Siswa tidak dapat

menggunakan

satuan massa

yang sesuai

Siswa dapat

menghitung volume

balok menggunakan

rumus yang tepat

dengan baik dan

benar

Siswa dapat

menghitung volume

balok menggunakan

rumus yang tepat

dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam menghitung

volume balok

menggunakan

rumus yang tepat

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menghitung

volume balok

menggunakan

rumus yang tepat

Siswa tidak dapat

menghitung

volume balok

menggunakan

rumus yang tepat

Siswa dapat

menggunakan

satuan volume yang

sesuai dengan baik

dan benar

Siswa dapat

menggunakan

satuan volume yang

sesuai dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam

menggunakan

satuan volume

yang sesuai

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menggunakan

satuan volume

yang sesuai

Siswa tidak dapat

menggunakan

satuan volume

yang sesuai

108

Indikator

Kemampuan

Observasi

Penilaian

5 4 3 2 1

Siswa menyadari

fakta bahwa zat cair

memiliki bentuk

yang berubah-ubah

dan volume yang

tetap dengan baik

dan benar

Siswa menyadari

fakta bahwa zat cair

memiliki bentuk

yang berubah-ubah

dan volume yang

tetap dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam menyadari

fakta bahwa zat

cair memiliki

bentuk yang

berubah-ubah dan

volume yang tetap

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menyadari fakta

bahwa zat cair

memiliki bentuk

yang berubah-

ubah dan volume

yang tetap

Siswa tidak dapat

menyadari fakta

bahwa zat cair

memiliki bentuk

yang berubah-

ubah dan volume

yang tetap

Siswa menyadari

fakta bentuk udara

berubah ketika

dimasukkan ke

dalam tempat yang

berbeda dengan baik

dan benar

Siswa menyadari

fakta bentuk udara

berubah ketika

dimasukkan ke

dalam tempat yang

berbeda dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam menyadari

fakta bentuk udara

berubah ketika

dimasukkan ke

dalam tempat yang

berbeda

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menyadari fakta

bentuk udara

berubah ketika

dimasukkan ke

dalam tempat

yang berbeda

Siswa tidak dapat

menyadari fakta

bentuk udara

berubah ketika

dimasukkan ke

dalam tempat

yang berbeda

Siswa menyadari

fakta bahwa zat

padat memiliki

massa dengan baik

dan benar

Siswa menyadari

fakta bahwa zat

padat memiliki

massa dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam menyadari

fakta bahwa zat

padat memiliki

massa

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menyadari fakta

bahwa zat padat

memiliki massa

Siswa tidak dapat

menyadari fakta

bahwa zat padat

memiliki massa

Siswa menyadari

fakta bahwa zat cair

memiliki massa

dengan baik dan

benar

Siswa menyadari

fakta bahwa zat cair

memiliki massa

dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam menyadari

fakta bahwa zat

cair memiliki

massa

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menyadari fakta

bahwa zat cair

memiliki massa

Siswa tidak dapat

menyadari fakta

bahwa zat cair

memiliki massa

Siswa menyadari

fakta bahwa zat gas

memiliki massa

dengan baik dan

benar

Siswa menyadari

fakta bahwa zat gas

memiliki massa

dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam menyadari

fakta bahwa zat

gas memiliki

massa

Siswa mengalami

kesulitan dalam

menyadari fakta

bahwa zat gas

memiliki massa

Siswa tidak dapat

menyadari fakta

bahwa zat gas

memiliki massa

Kemampuan

mengidentifika

si persamaan

dan perbedaan

Siswa dapat

mengidentifikasi

persamaan dari

ketiga wujud zat

dengan baik dan

benar

Siswa dapat

mengidentifikasi

persamaan dari

ketiga wujud zat

dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam

mengidentifikasi

persamaan dari

ketiga wujud zat

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengidentifikasi

persamaan dari

ketiga wujud zat

Siswa tidak dapat

mengidentifikasi

persamaan dari

ketiga wujud zat

Siswa dapat

mengidentifikasi

perbedaan dari

ketiga wujud zat

dengan baik dan

benar

Siswa dapat

mengidentifikasi

perbedaan dari

ketiga wujud zat

dengan baik

Siswa kurang teliti

dalam

mengidentifikasi

perbedaan dari

ketiga wujud zat

Siswa mengalami

kesulitan dalam

mengidentifikasi

perbedaan dari

ketiga wujud zat

Siswa tidak dapat

mengidentifikasi

perbedaan dari

ketiga wujud zat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Alfiyah Shinta 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 84 62.22

2 Andara Rizkia P 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 81 60.00

3 Andre 2 3 3 3 2 2 2 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 71 52.59

4 Anis Chairunisa 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 80 59.26

5 Bagus Sukarno 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 73 54.07

6 Dhea Amelia 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 85 62.96

7 Dyah Ratu H 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 88 65.19

8 Egi Zidan Balian 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 81 60.00

9 Eka Saputra 1 2 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 4 3 3 74 54.81

10 Emay S 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 79 58.52

11 Fauziyah Dhita 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 87 64.44

12 Firman 1 2 2 3 2 1 1 3 1 3 3 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 51 37.78

13 Fitri Ayu Lestari 1 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 74 54.81

14 Haekal Rifqi 1 3 3 4 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 65 48.15

15 Inapa Aji 1 3 3 2 2 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 2 4 3 2 76 56.30

16 Meidina C. A 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 70 51.85

17 Muhammad Alif 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 79 58.52

18 M. Daffa R 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 73 54.07

19 M. Rian R 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 92 68.15

20 M. Rio Bimo 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 88 65.19

21 N. Hartono 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 69 51.11

22 Novrian 1 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 51 37.78

KO-3

Nilai Persentase Kemampuan Observasi

Pertemuan Pertama

Nama SiswaNo ∑Daya Serap

Siswa (%)

Kegiatan Siswa

KO-1 KO-2

23 Nugraha Alvin 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 86 63.70

24 Rakhmat Setiadi 1 2 2 3 2 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 58 42.96

25 Rino Fahrian 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 85 62.96

26 Risda yanti 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 82 60.74

27 Rizki Ananda P 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 76 56.30

28 Sarah Sadiah 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 87 64.44

29 Selina 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 84 62.22

30 Sri Ratna Sari 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 83 61.48

31 Widya N. Aida 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 85 62.96

68 92 92 94 90 73 75 93 98 94 92 92 87 85 87 95 87 89 84 95 96 89 94 84 93 89 90 2397

56,36Ketercapaian

Rata-rata

Jumlah Total

57,92 58

57.28

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Risda yanti 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3

2 Fauziyah dhita 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3

3 Dyah ratu h 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3

4 Inapa aji 1 3 3 2 2 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 2 4 3 2

5 Haekal rifqi 1 3 3 4 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3

10 15 15 15 15 12 12 13 17 16 15 15 14 14 18 16 14 15 14 16 18 13 16 13 18 15 14

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Emay s 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3

2 Sarah sadiah 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3

3 Meidina C. A 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3

4 Rakhmat setiadi 1 2 2 3 2 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3

5 Novrian 1 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2

9 14 13 14 14 10 11 14 16 13 13 13 10 12 11 13 12 12 13 14 16 13 13 11 13 14 14

51.27 50.29

No Nama Siswa

Kegiatan Siswa

KO-1 KO-2 KO-3

56.00

Ketercapaian KO 51.11

Kelompok Einstein

Jumlah Total

Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok

Pertemuan Pertama

No Nama Siswa

Kegiatan Siswa

KO-1 KO-2 KO-3

Ketercapaian 56.36 61.14 58.00

58.96

Kelompok Faraday

Ketercapaian KO

Jumlah Total

Ketercapaian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Nugraha Alvin 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4

2 Egi zidan balian 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4

3 Muhammad alif 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3

4 Rizki ananda P 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3

5 Eka saputra 1 2 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 4 3 3

11 14 15 16 15 11 12 16 15 15 15 15 15 13 12 17 16 15 14 14 15 15 17 16 15 15 17

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Alfiyah Shinta 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3

2 Rino Fahrian S 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3

3 M. Daffa R 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3

4 M. Rio Bimo 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3

5 Sri Ratna Sari 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3

6 Fitri Ayu 1 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

15 18 18 18 18 17 17 17 18 18 18 18 18 18 18 19 18 21 17 18 18 19 22 17 18 18 18

Jumlah Total

Ketercapaian

Ketercapaian 56.36 59.71 64.00

Ketercapaian KO 58.67

Kelompok Lorentz

No Nama Siswa

Kegiatan Siswa

KO-1 KO-2 KO-3

Jumlah Total

58.18 61.67 60

Ketercapaian KO 60.12

Kelompok Galileo

No Nama Siswa

Kegiatan Siswa

KO-1 KO-2 KO-3

Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok

Pertemuan Pertama

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Andara Rizkia 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 Bagus sukarno 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3

3 Anis chairunisa 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3

4 Dhea Amelia 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3

5 Widya N aida 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4

12 18 19 19 20 18 19 24 26 25 25 28 29 28 29 31 32 33 34 38 36 37 37 39 41 41 43

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Selina 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

2 N. Hartono 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2

3 Andre 2 3 3 3 2 2 2 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2

4 M. Rian R 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3

5 Firman 1 2 2 3 2 1 1 3 1 3 3 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1

11 15 15 16 13 11 11 17 15 17 17 15 14 14 14 15 12 11 11 15 14 14 12 12 13 12 11

KO-1 KO-2 KO-3

Kelompok pascal

Kelompok Newton

Ketercapaian KO 115.70

KO-2 KO-3

Ketercapaian KO 54.37

KO-1

Jumlah Total

Ketercapaian 57.45 53.14 46

No Nama Siswa

Kegiatan Siswa

Ketercapaian

Jumlah Total

81.82 134.86 168

Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok

Pertemuan Pertama

No Nama Siswa

Kegiatan Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Alfiyah Shinta 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 50 66.67

2 Andara Rizkia P 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44 58.67

3 Andre 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 43 57.33

4 Anis Chairunisa 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 45 60.00

5 Bagus Sukarno 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 39 52.00

6 Dhea Amelia 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 52 69.33

7 Dyah Ratu H 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 51 68.00

8 Egi Zidan Balian 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 53 70.67

9 Eka Saputra 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 39 52.00

10 Emay S 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 47 62.67

11 Fauziyah Dhita 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 54 72.00

12 Firman 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 35 46.67

13 Fitri Ayu Lestari 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 42 56.00

14 Haekal Rifqi 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 41 54.67

15 Inapa Aji 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 36 48.00

16 Meidina C. A 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 57.33

17 Muhammad Alif 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44 58.67

18 M. Daffa R 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 60.00

19 M. Rian R 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 55 73.33

20 M. Rio Bimo 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 53 70.67

21 N. Hartono 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 57.33

22 Novrian 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 36 48.00

KO-1 KO-2 KO-3

Nilai Persentase Kemampuan Observasi

Pertemuan Kedua

Daya

Serap

Siswa

No Nama Siswa

Kegiatan Siswa

23 Nugraha Alvin 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 52 69.33

24 Rakhmat Setiadi 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44 58.67

25 Rino Fahrian 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 50 66.67

26 Risda yanti 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 60.00

27 Rizki Ananda Putra 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 40 53.33

28 Sarah Sadiah 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 55 73.33

29 Selina 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 48 64.00

30 Sri Ratna Sari 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 39 52.00

31 Widya N. Aida 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 51 68.00

78 93 83 100 98 99 98 104 94 99 95 86 94 95 98 1414

60,72 60,32

60,82

62,25Ketercapaian Indikator (%)

Jumlah Total

Rata-rata ketercapaian

Indikator

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Risda yanti 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 Fauziyah dhita 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4

3 Dyah ratu h 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3

4 Inapa aji 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3

5 Haekal rifqi 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3

12 13 13 16 15 16 17 17 17 15 16 13 15 16 16

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Emay s 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3

2 Sarah sadiah 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4

3 Meidina C. A 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 Rakhmat setiadi 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

5 Novrian 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2

13 15 13 15 15 16 16 17 14 17 15 14 15 15 15

60

Ketercapaian Indikator KO 59.56 61 60

Kegiatan Siswa

KO-1 KO-2 KO-3

60,53

Ketercapaian Indikator KO 60.44 59 64

Kelompok Einstein

Jumlah Total

Kegiatan Siswa

KO-1 KO-2 KO-3

Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok

Pertemuan Kedua

No Nama Siswa

No Nama Siswa

Ketercapaian KO (%)

Kelompok Faraday

Jumlah Total

Ketercapaian KO (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Nugraha Alvin 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4

2 Egi zidan balian 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4

3 Muhammad alif 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 Rizki ananda P 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3

5 Eka saputra 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3

12 15 13 17 17 15 15 16 16 16 15 13 15 16 17

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Alfiyah Shinta 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4

2 Rino Fahrian S 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3

3 M. Daffa R 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 M. Rio Bimo 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4

5 Sri Ratna Sari 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2

6 Fitri Ayu Lestari 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3

16 18 17 19 20 19 19 19 17 20 19 18 19 20 19

Kelompok Galileo

Pertemuan Kedua

Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok

58.13

60.74 63.33 65

60.8

60.44 59 66

Kelompok Lorentz

Jumlah Total

Ketercapaian KO (%)

Ketercapaian Indikator KO

Jumlah Total

Ketercapaian KO (%)

Ketercapaian Indikator KO

No Nama Siswa

Kegiatan Siswa

KO-1 KO-2 KO-3

No Nama Siswa

Kegiatan Siswa

KO-1 KO-2 KO-3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Andara Rizkia 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 Bagus sukarno 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3

3 Anis chairunisa 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3

4 Dhea Amelia 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4

5 Widya N aida 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3

13 17 14 17 16 17 15 18 16 15 15 14 15 13 16

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Selina 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3

2 N. Hartono 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 Andre 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3

4 M. Rian R 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4

5 Firman 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2

12 15 13 16 15 16 16 17 14 16 15 14 15 15 15

Ketercapaian KO (%) 59.73

Ketercapaian Indikator KO 59.56 60 58

Ketercapaian KO (%) 61.6

Kelompok pascal

Jumlah Total

No Nama Siswa

Kegiatan Siswa

KO-1 KO-2 KO-3

Ketercapaian Indikator KO 63.56 59 58

Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok

Pertemuan Kedua

Kelompok Newton

Jumlah Total

No Nama Siswa

Kegiatan Siswa

KO-1 KO-2 KO-3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Alfiyah Shinta 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 34 68.00

2 Andara Rizkia P 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 29 58.00

3 Andre 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 60.00

4 Anis Chairunisa 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 28 56.00

5 Bagus Sukarno 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 28 56.00

6 Dhea Amelia 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 37 74.00

7 Dyah Ratu H 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 36 72.00

8 Egi Zidan Balian 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 36 72.00

9 Eka Saputra 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 26 52.00

10 Emay S 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 34 68.00

11 Fauziyah Dhita 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 36 72.00

12 Firman 2 3 1 2 3 2 3 3 3 3 25 50.00

13 Fitri Ayu Lestari 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29 58.00

14 Haekal Rifqi 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 27 54.00

15 Inapa Aji 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 27 54.00

16 Meidina C. A 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29 58.00

17 Muhammad Alif 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 60.00

18 M. Daffa R 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 60.00

19 M. Rian R 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 37 74.00

20 M. Rio Bimo 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 33 66.00

21 N. Hartono 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 31 62.00

22 Novrian 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 25 50.00

23 Nugraha Alvin 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 34 68.00

24 Rakhmat Setiadi 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 30 60.00

25 Rino Fahrian 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 37 74.00

26 Risda yanti 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 60.00

27 Rizki Ananda Putra 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 27 54.00

28 Sarah Sadiah 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 37 74.00

29 Selina 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 37 74.00

30 Sri Ratna Sari 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 31 62.00

31 Widya N. Aida 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 37 74.00

84 104 103 106 100 83 86 101 105 105 977Jumlah Total

Ketercapaian

Indikator (%)

Rata-rata

ketercapaian

64.13 58.06

63.03

67.74

No Nama Siswa

Kegiatan Siswa

Nilai Persentase Kemampuan Observasi

Pertemuan Ketiga

Daya

Serap

Siswa

KO-1 KO-2 KO-3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Risda yanti 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 Fauziyah dhita 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4

3 Dyah ratu h 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4

4 Inapa aji 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3

5 Haekal rifqi 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3

13 17 17 17 16 13 13 16 17 17

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Emay s 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4

2 Sarah sadiah 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4

3 Meidina C. A 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 Rakhmat setiadi 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3

5 Novrian 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3

13 16 17 17 15 14 13 16 17 17

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Nugraha Alvin 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3

2 Egi zidan balian 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4

3 Muhammad alif 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 Rizki ananda P 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3

5 Eka saputra 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3

13 17 17 17 15 13 13 16 16 16

No Nama Siswa

Kegiatan Siswa

KO-1 KO-2 KO-3

No Nama Siswa

Kegiatan Siswa

KO-1 KO-2 KO-3

Ketercapaian

Kelompok Einstein

Ketercapaian KO (%)

Kelompok Galileo

Kelompok Faraday

62.4 57.33 68

56 64

62

Jumlah Total

Ketercapaian 64 56

Jumlah Total

Ketercapaian KO (%) 62.4

No

Jumlah Total

Ketercapaian KO (%) 61.2

Ketercapaian 63.2

68

Nama Siswa

Kegiatan Siswa

KO-1 KO-2 KO-3

Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok

Pertemuan Ketiga

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Alfiyah Shinta 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4

2 Rino Fahrian S 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4

3 M. Daffa R 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 M. Rio Bimo 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3

5 Sri Ratna Sari 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4

6 Fitri Ayu Lestari 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

17 20 20 21 20 17 18 19 21 21

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Andara Rizkia 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3

2 Bagus sukarno 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3

3 Anis chairunisa 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3

4 Dhea Amelia 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4

5 Widya N aida 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4

14 17 17 17 17 12 14 17 17 17

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Selina 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4

2 N. Hartono 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

3 Andre 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 M. Rian R 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4

5 Firman 2 3 1 2 3 2 3 3 3 3

14 17 15 17 17 14 15 17 17 17

Kegiatan Siswa

KO-1 KO-2 KO-3

Kegiatan Siswa

KO-1 KO-2 KO-3

Kegiatan Siswa

KO-1 KO-2 KO-3

No Nama Siswa

No Nama Siswa

Nama Siswa

Ketercapaian 65.33 60 70

Kelompok Lorentz

Ketercapaian KO (%) 0

Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok

Pertemuan Ketiga

Jumlah Total

Ketercapaian KO (%) 13.2

Kelompok pascal

Jumlah Total

Ketercapaian KO (%) 64.67

Kelompok Newton

Ketercapaian 65.6 57.33 68

Ketercapaian 64 61.33 68

Jumlah Total

No

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Alfiyah Shinta 4 5 5 4 5 4 5 4 5 3 5 5 4 5 4 4 71 88.75

2 Andara Rizkia P 3 4 5 5 5 4 4 4 4 1 5 4 3 4 4 4 63 78.75

3 Andre 3 3 4 3 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 62 77.5

4 Anis Chairunisa 4 5 5 4 5 4 4 4 4 1 4 5 4 4 4 4 65 81.25

5 Bagus Sukarno 3 4 5 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 4 65 81.25

6 Dhea Amelia 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 72 90

7 Dyah Ratu H 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 68 85

8 Egi Zidan Balian 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 73 91.25

9 Eka Saputra 3 4 4 3 4 4 4 3 4 1 5 4 4 4 3 3 57 71.25

10 Emay S 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 71 88.75

11 Fauziyah Dhita 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 66 82.5

12 Firman 3 3 4 3 5 3 5 4 4 1 5 4 3 4 3 3 57 71.25

13 Fitri Ayu Lestari 3 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 3 4 4 63 78.75

14 Haekal Rifqi 3 4 4 3 4 4 4 1 3 1 4 4 3 3 4 4 53 66.25

15 Inapa Aji 3 4 4 3 4 4 4 4 3 1 4 4 3 3 3 4 55 68.75

16 Meidina C. A 3 4 4 3 4 4 5 4 3 2 5 4 4 4 4 4 61 76.25

17 Muhammad Alif 3 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 68 85

18 M. Daffa R 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 64 80

19 M. Rian R 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 72 90

20 M. Rio Bimo 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 71 88.75

No Nama Siswa KO-1 KO-2 KO-3

Kegiatan Siswa

Nilai Persentase Kemampuan Observasi

Pertemuan Keempat

∑Daya Serap

Siswa (%)

21 N. Hartono 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 74 92.5

22 Novrian 3 4 4 3 5 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 58 72.5

23 Nugraha Alvin 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 68 85

24 Rakhmat Setiadi 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 70 87.5

25 Rino Fahrian 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 70 87.5

26 Risda yanti 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 67 83.75

27 Rizki Ananda Putra 3 4 4 3 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 3 3 56 70

28 Sarah Sadiah 3 4 4 3 4 4 5 4 3 2 4 4 4 4 4 4 60 75

29 Selina 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 67 83.75

30 Sri Ratna Sari 3 4 5 4 4 4 5 4 5 3 4 4 4 3 4 4 64 80

31 Widya N. Aida 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 73 91.25

109 135 137 118 135 124 138 120 129 103 134 136 127 131 122 126 2024Jumlah Total

Ketercapaian Indikator

(%)

Rata-rata ketercapaian

Indikator81.61

81.93 81.72 80

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Risda yanti 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4

2 Fauziyah dhita 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4

3 Dyah ratu h 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4

4 Inapa aji 3 4 4 3 4 4 4 4 3 1 4 4 3 3 3 4

5 Haekal rifqi 3 4 4 3 4 4 4 1 3 1 4 4 3 3 4 4

18 20 20 18 20 20 22 18 21 14 21 20 18 20 19 20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Emay s 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4

2 Sarah sadiah 3 4 4 3 4 4 5 4 3 2 4 4 4 4 4 4

3 Meidina C. A 3 4 4 3 4 4 5 4 3 2 5 4 4 4 4 4

4 Rakhmat setiadi 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4

5 Novrian 3 4 4 3 5 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4

17 22 21 17 22 19 23 20 19 16 21 21 21 22 19 20

No Nama Siswa

Kegiatan Siswa

KO-1 KO-2 KO-3

Ketercapaian Indikator 80 78

Kelompok Einstein

Jumlah Total

Ketercapaian KO (%) 61.8

Ketercapaian Indikator

No Nama Siswa

Kegiatan Siswa

KO-1 KO-2 KO-3

Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok

Pertemuan Keempat

Kelompok Faraday

Jumlah Total

Ketercapaian KO (%) 80

78 76 78

80.5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Nugraha Alvin 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5

2 Egi zidan balian 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4

3 Muhammad alif 3 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4

4 Rizki ananda P 3 4 4 3 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 3 3

5 Eka saputra 3 4 4 3 4 4 4 3 4 1 5 4 4 4 3 3

17 22 22 18 22 23 21 18 20 15 21 22 22 22 18 19

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Alfiyah Shinta 4 5 5 4 5 4 5 4 5 3 5 5 4 5 4 4

2 Rino Fahrian S 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4

3 M. Daffa R 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4

4 M. Rio Bimo 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5

5 Sri Ratna Sari 3 4 5 4 4 4 5 4 5 3 4 4 4 3 4 4

6 Fitri Ayu Lestari 3 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 3 4 4

21 27 28 24 26 24 27 24 28 23 26 27 25 24 24 25

Kegiatan Siswa

KO-1 KO-2 KO-3

No Nama Siswa

Kegiatan Siswa

KO-1 KO-2 KO-3

Ketercapaian KO (%)

Kelompok Lorentz

Jumlah Total

Jumlah Total

81.67

Ketercapaian Indikator 81.5 81.3 74

Kelompok Galileo

80.5

Pertemuan Keempat

Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok

Ketercapaian Indikator 83.75 85.0

No Nama Siswa

Ketercapaian KO (%) 83.96

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Andara Rizkia 3 4 5 5 5 4 4 4 4 1 5 4 3 4 4 4

2 Bagus sukarno 3 4 5 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 4

3 Anis chairunisa 4 5 5 4 5 4 4 4 4 1 4 5 4 4 4 4

4 Dhea Amelia 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4

5 Widya N aida 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4

18 23 24 23 24 20 21 20 21 16 23 23 21 21 20 20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Selina 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5

2 N. Hartono 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5

3 Andre 3 3 4 3 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4

4 M. Rian R 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5

5 Firman 3 3 4 3 5 3 5 4 4 1 5 4 3 4 3 3

18 21 22 18 21 18 24 20 20 19 22 23 20 22 22 22

No Nama Siswa

Kegiatan Siswa

KO-1 KO-2 KO-3

Ketercapaian KO (%) 83

Ketercapaian KO (%) 84.5

Kelompok pascal

Jumlah Total

Ketercapaian Indikator 81 84.0 88

Ketercapaian Indikator 86.5 83.3 80

Kelompok Newton

Jumlah Total

Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok

Pertemuan Keempat

No Nama Siswa

Kegiatan Siswa

KO-1 KO-2 KO-3

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Risda yanti 70 75 80 80 1 Emay s 70 70 80 80

2 Fauziyah dhita 70 75 80 80 2 Sarah sadiah 70 70 80 80

3 Dyah ratu h 70 75 80 80 3 Meidina C. A 66 70 80 80

4 Inapa aji 70 70 80 80 4 Rakhmat setiadi 60 70 75 80

5 Haekal rifqi 70 70 80 80 5 Novrian 60 70 75 80

70 73 80 80 65 70 78 80

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Nugraha Alvin 70 75 80 85 1 Alfiyah Shinta 70 70 75 80

2 Egi zidan balian 70 75 80 85 2 Rino Fahrian S 70 70 75 80

3 Muhammad alif 70 75 80 85 3 M. Daffa R 70 70 75 80

4 Rizki ananda P 70 75 80 80 4 M. Rio Bimo 70 70 75 80

5 Eka saputra 70 70 80 80 5 Sri Ratna Sari 70 70 75 80

70 74 80 83 6 Fitri Ayu Lestari 70 70 75 80

70 70 75 80

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Andara Rizkia 70 75 80 85 1 Selina 70 75 80 85

2 Bagus sukarno 70 75 80 85 2 N. Hartono 60 70 80 85

3 Anis chairunisa 70 75 80 85 3 Andre 60 70 80 85

4 Dhea Amelia 70 70 80 80 4 M. Rian R 70 75 80 85

5 Widya N aida 70 70 80 80 5 Firman 66 70 80 85

70 73 80 83 65 72 80 85Rata-rata

No NamaPertemuan

Rata-rata Rata-rata

Rata-rata

Rata-rata

Rata-rata

PertemuanNo Nama

Pertemuan

No NamaPertemuan

Kelompok pascal

No Nama

Nilai Hasil Lembar Kerja Siswa Tiap Kelompok

Kelompok Einstein Kelompok Faraday

Kelompok Galileo Kelompok Lorentz

Kelompok Newton

PertemuanNo Nama No Nama

Pertemuan

Nilai Hasil Lembar Kerja Siswa Tiap Kelompok

Lampiran 5

Hasil Lembar Kerja Siswa Tiap Kelompok