16
Renungan Harian Pra Paskah 2019 Harapan dalam Kesengsaraan. 1 | Page 25 Maret 2019 Senin, Minggu ke tiga Pra Paskah. Bukankah Kitab Suci telah mengatakan Yohanes 7:37-52 7:37 Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! 7:38 Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." 7:39 Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan. 7:40 Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkata itu, berkata: "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang." 7:41 Yang lain berkata: "Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea! 7:42 Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal." 7:43 Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia. 7:44 Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang berani menyentuh-Nya. 7:45. Maka penjaga-penjaga itu pergi kepada imam-imam kepala dan orang-orang Farisi, yang berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak membawa-Nya?" 7:46 Jawab penjaga-penjaga itu: "Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!" 7:47 Jawab orang-orang Farisi itu kepada mereka: "Adakah kamu juga disesatkan? 7:48 Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada- Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi? 7:49 Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!" 7:50 Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepada- Nya, berkata kepada mereka: 7:51 "Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?" 7:52 Jawab mereka: "Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea." Renungan. Durian adalah buah yang disukai dan dihargai oleh banyak orang di Singapura. Kami melakukan perjalanan jarak jauh, berusaha keras, dan

Renungan Harian Pra Paskah 2019 Harapan dalam Kesengsaraan. · meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah, 6:2 yaitu

  • Upload
    lekien

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Renungan Harian Pra Paskah 2019

Harapan dalam Kesengsaraan.

1 | P a g e

25 Maret 2019 ● Senin, Minggu ke tiga Pra Paskah.

Bukankah Kitab Suci telah mengatakan …

Yohanes 7:37-52 7:37 Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri

dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!

7:38 Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab

Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."

7:39 Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang

percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum

dimuliakan.

7:40 Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan

perkataan-perkata itu, berkata: "Dia ini benar-benar nabi yang akan

datang."

7:41 Yang lain berkata: "Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan,

Mesias tidak datang dari Galilea!

7:42 Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan

Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal."

7:43 Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia.

7:44 Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia, tetapi tidak

ada seorangpun yang berani menyentuh-Nya.

7:45. Maka penjaga-penjaga itu pergi kepada imam-imam kepala dan

orang-orang Farisi, yang berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak

membawa-Nya?"

7:46 Jawab penjaga-penjaga itu: "Belum pernah seorang manusia berkata

seperti orang itu!"

7:47 Jawab orang-orang Farisi itu kepada mereka: "Adakah kamu juga

disesatkan?

7:48 Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-

Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi?

7:49 Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah

mereka!"

7:50 Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepada-

Nya, berkata kepada mereka:

7:51 "Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar

dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?"

7:52 Jawab mereka: "Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab

Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari

Galilea."

Renungan.

Durian adalah buah yang disukai dan dihargai oleh banyak orang di

Singapura. Kami melakukan perjalanan jarak jauh, berusaha keras, dan

Renungan Harian Pra Paskah 2019

Harapan dalam Kesengsaraan.

2 | P a g e

membayar mahal untuk mendapatkan durian berkualitas untuk memenuhi

keinginan pribadi dan juga untuk berbagi dengan teman dan keluarga. Di

sisi lain, durian juga memancing reaksi keras

menyebabkan orang lain menjauhi, dilarang di beberapa tempat, yang

menyebabkan orang-orang muntah. Seorang teman misionaris Amerika

teman saya, pernah menggambarkan durian seperti “popok” karna baunya

seperti popok bekas pakai. Dari uraian di atas, jelas bahwa pendapat orang

terhadap durian tidak pernah seragam atau netral. Sebaliknya, mereka

bervariasi atau seringkali sangat kuat. Ketika Yesus hidup di bumi, orang juga

tidak selalu mengikutinya atau menerima apa yang dikatakanNya.

Beberapa muridNya terpesona dengan Firman-Nya dan mengikutiNya

sepenuh hati. Orang lain seperti para ahli Taurat dan orang-orang Farisi

menolak Firman-Nya, meragukan otoritas-Nya, dan menentang Nya. Hal ini

membagi kepada Yesus dan Firman-Nya tercermin dalam perikop hari ini.

Sementara di sisi lain, Yesus merujuk pada Kitab Suci untuk menawarkan

kehidupan dalam Roh (ayat 37-39), di lain pihak, imam-imam kepala dan

orang-orang Farisi merujuk pada Kitab Suci yang sama untuk mendukung

keraguan dan perpecahan mereka tentang Yesus.

Roh dan Pra Paskah membawa kita kepada Firman yang sebenarnya. Kita

dapat membawa Roh untuk percaya atau Roh untuk curiga pada Firman.

Apa yang kita bawa ke Alkitab mewarnai cara kita membacanya dan juga

menentukan hasil pertemuan dengan Yesus. Lalu bagaimana cara kita

datang menghampiri Firman Tuhan? Apa yang kita bawa dalam pertemuan

kita dengan Tuhan dan Firman-Nya?

Doa.

Tuhan, tolonglah saya untuk menghampiri Firman-Mu dengan pikiran kritis

yang sehat, tetapi bukan dengan roh kritis dan roh tidak percaya.

Tindakan.

Baca kembali perikop tersebut dan mencari perbedaan antara orang farisi

dan para pemimpin agama lainnya. Apa yang membuatnya berbeda dan

apakah hubungannya tentang Yesus dan Firman-Nya yang dapat kita

pelajari dari-Nya?

Oleh

Dr Calvin Chong

Associate Professor (Practical Teologi)

Singapore Bible College

Renungan Harian Pra Paskah 2019.

Harapan dalam Kesengsaraan.

1 | P a g e

26 Maret 2019 ● Selasa, Minggu ke tiga Pra Paskah.

Bahwa engkau bukan lamban, melainkan Peniru…

Ibrani 5:11—6:12

5:11 Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk

dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.

5:12 Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya

menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari

penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.

5:13 Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran

tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.

5:14 Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena

mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari

pada yang jahat.

6:1. Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang

Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita

meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia,

dan dasar kepercayaan kepada Allah,

6:2 yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan,

kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal.

6:3 Dan itulah yang akan kita perbuat, jika Allah mengizinkannya.

6:4 Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap

karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus,

6:5 dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia

dunia yang akan datang,

6:6 namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian,

hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri

mereka dan menghina-Nya di muka umum.

6:7 Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan

yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang

mengerjakannya, menerima berkat dari Allah;

6:8 tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah

ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran.

6:9. Tetapi, hai saudara-saudaraku yang kekasih, sekalipun kami berkata

demikian tentang kamu, kami yakin, bahwa kamu memiliki sesuatu yang lebih

baik, yang mengandung keselamatan.

6:10 Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan

kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu

kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang.

6:11 Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan

kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang

pasti, sampai pada akhirnya,

Renungan Harian Pra Paskah 2019.

Harapan dalam Kesengsaraan.

2 | P a g e

6:12 agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut

mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang

dijanjikan Allah.

Renungan.

"Jangan lamban" (Gk: nōthros, 6:12). Dalam bahasa Yunani ini diterjemahkan

"membosankan" (dalam hal mendengarkan 5:11). Ini digunakan untuk

menunjukkan seseorang yang malas dan tidak memiliki etos kerja yang kuat.

Philo, seorang rabi abad pertama, membandingkan siswa malas dengan

patung-patung yang memiliki telinga buatan. Hal ini memberitahukan kita

bahwa siswa yang malas adalah orang yang tidak dapat menerima instruksi

yang diberikan!

Orang-orang kristen Ibrani ini telah diajarkan doktrin dasar Kristen tentang

pertobatan dari kepercayaan di dalam pekerjaan mereka untuk memperoleh

keselamatan (“perbuatan yang sia-sia” ayat 6: 1). Katekisasi mereka ini

sepertinya akan mengubahkan pemahaman mereka tentang ajaran

pembaptisan/penyucian, pengurapan rabi (pentahbisan), pengajaran

tentang kebangkitan orang mati dan penghakiman terakhir (6: 2) di kitab

Perjanjian Lama. Merobek fondasi mereka dan meletakkannya sekali lagi

tidak menghasilkan kedewasaan rohani. Sebaliknya, sungguh-sungguh

mempercayai Kristus dengan melayani sesama kita akan membantu mereka

yang telah diinstruksikan dengan dasar-dasar untuk bertumbuh dalam iman

mereka (6: 11-12).

Apakah Anda bersandar pada pengetahuan dasar Kristen tanpa kehidupan

Kristen? Bagaimanakah dengan pengalaman yang dipenuhi Roh (6: 4-5)?

Bisakah Anda bersandar pada itu saja? Tidak. Kita harus mengindahkan

peringatan ini, bahwa tidak mungkin mengembalikan seseorang seperti itu

untuk bertobat atas kehidupan mereka yang berdosa, terlepas dari Alalh

yang menyirami, karena mereka secara terbuka mempermalukan Allah

(6: 6-8). Coba lihat media sosial. Laporan-laporan tentang kisah-kisah

mengerikan para mantan Kristen dan orang-orang Kristen munafik bersama-

sama lebih berbahaya daripada argumen para Ateisme terhadap Allah.

Jadi, di mana engkau dapat menempatkan imanmu? Tidak ada yang lain

selain dalam Kristus yang disalibkan. Ketika keyakinanmu benar, engkau akan

memiliki "hal-hal yang ada dalam keselamatan" (6: 9), seperti kasih terhadap

sesama, tetangga, dan pengharapan yang terus-menerus di dalam

penebusan Allah. Jadi jangan lamban, teladanilah mereka yang telah

menerima janji Tuhan, Latihlah iman anda.

Doa.

Bapa Surgawi, Setan suka menikmati keuntungan dengan memiliki Adam

lama di dalam saya, yang pada dasarnya terlalu malas, terlalu lamban dan

Renungan Harian Pra Paskah 2019.

Harapan dalam Kesengsaraan.

3 | P a g e

terlalu lelah untuk terlibat dalam peperangan rohani seperti ini dan selalu

mundur, sehingga sangat sulit bagi saya untuk berjuang sampai selesai. .

Tolong bantu saya untuk berdoa setiap hari agar terus berjuang dan tidak

mundur ke dalam pencobaan atau menaruh kepercayaan saya pada hal-hal

yang salah. Tuliskan dalam diri saya “hal-hal yang termasuk keselamatan” dan

tolonglah diriku untuk melatih iman saya dengan mewujudkannya dengan

tindakan. Dalam nama Yesus, saya berdoa, Amin.

Tindakan.

Jika Anda ingin "bertumbuh dewasa" (6: 1), Apa cara praktis yang dapat

Anda lakukan untuk melakukan itu? Bagaimana kelihatannya ketika Anda

menaruh kepercayaan kepercayaan engkau pada Kristus melalui tindakan?

Oleh

Rev Dr Samuel Wang

Dosen Trinity Theological College

Renungan Harian Pra Paskah 2019

Harapan dalam Kesengsaraan.

1 | P a g e

27 MARET 2019 ● RABU MINGGU KE TIGA PRA PASKAH

Jangan engkau melupakan hal-hal yang …

Ulangan 4:1, 5-9

4:1. "Maka sekarang, hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang

kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta

menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek

moyangmu.

4:5 Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu,

seperti yang diperintahkan kepadaku oleh TUHAN, Allahku, supaya kamu

melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk

mendudukinya.

4:6 Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi

kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu

mendengar segala ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini

adalah umat yang bijaksana dan berakal budi.

4:7 Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat

kepadanya seperti TUHAN, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya?

4:8 Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan

demikian adil seperti seluruh hukum ini, yang kubentangkan kepadamu pada

hari ini?

4:9 Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan

hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu

hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu

dan kepada cucu cicitmu semuanya itu

Renungan

Kapanpun kata-kata seperti "Ketetapan" atau "aturan" muncul di halaman

Perjanjian Lama, tanpa sadar mungkin perasaan canggung akan muncul dalam

hati sebagian orang Kristen. Pertanyaannya, mungkin tentang keabsahan,

adalah seberapa relevan istilah-istilah itu dengan kehidupan rohani kita karena

kita diselamatkan oleh iman dan bukan oleh hukum. Sesungguhnya “kita

dibenarkan oleh iman” (Roma. 5: 1). Memang kita "dibenarkan oleh iman" tidak

menganggap "Ketetapan dan aturan-aturan" tidak relevan karena mereka

adalah ekspresi dari iman kita; yaitu, standar tentang bagaimana kita harus

menjalani kehidupan Kristen dalam hubungannya dengan Allah dan satu sama

lain. "Ketetapan dan peraturan" yang disebutkan dalam Ulangan 4: 1 mewakili

seluruh hukum (Ulangan 1: 5) yang Allah berikan kepada Israel melalui Musa. Hal

itu diulangi oleh Yesus ketika Dia merangkum seluruh hukum tersebut, "Kasihilah

Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan

Renungan Harian Pra Paskah 2019

Harapan dalam Kesengsaraan.

2 | P a g e

dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah

sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Luk 10:27).

Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa “Ketetapan dan peraturan”

adalah cara untuk membantu kita menunjukkan kasih Kristus ketika kita

“menguasai bumi”. Itulah dasar dari iman kita dan kita perlu bertanya pada diri

sendiri apakah kita secara tidak sadar melupakannya, terutama ketika kita

sedang sibuk, mengubah iman kita menjadi sesuatu yang murni intelektual

tanpa tindakan peduli? Firman dalam Kitab suci renungan hari ini yang dimulai

dengan tantangan, “Dan sekarang”. Memang, kita perlu kembali ke dasar

sekarang jika kita kita lupa akan pengajaran Musa (Ul 4: 5-9) dan, yang lebih

penting, pengajaran Tuhan kita Yesus Kristus, khususnya dalam Yohanes 13: 34-

35, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling

mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus

saling mengasihi.

13:35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-

murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."

Doa

Tuhan, jadikan aku alat kasih-Mu dan pelaku Firman-Mu, sehingga dunia tahu

bahwa Engkaulah Tuhan bagi semuanya.

Tindakan

Renungkan dengan berdoa sungguh-sungguh daerah mana, atau dengan

siapa, saya belum menunjukkan kasih Allah yang cukup, dan berdoa untuk

pertolongan Tuhan agar sekarang saya bersedia membuat perbedaan. Biarlah

perubahan saya membawa kemuliaan bagi Tuhan.

OLEH

Rev Canon Dr Titus Chung

Pendeta yang Bertugas

St Andrew’s Cathedral Mandarin

Renungan Harian Pra Paskah 2019.

Harapan dalam Kesengsaraan.

1 | P a g e

28 Maret 2019 ● Kamis, Minggu ke tiga Pra Paskah.

Hari ini, jika engkau mendengar suara-Nya.

Mazmur 95:1-2, 6-11

95:1 Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung

batu keselamatan kita.

95:2 Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-

sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.

95:6 Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN

yang menjadikan kita.

95:7 Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan

kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu

mendengar suara-Nya!

95:8 Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa

di padang gurun,

95:9 pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal

mereka melihat perbuatan-Ku.

95:10 Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku:

"Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal

jalan-Ku."

95:11 Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: "Mereka takkan masuk ke

tempat perhentian-Ku."

Renungan.

Mazmur 95, diawali dengan panggilan untuk penyembahan (ayat 1-6) dan

diakhiri dengan peringatan (ayat 7-11) bahwa tidak ada seorangpun yang

dapat menyembah-Nya dengan hati yang keras. Hal ini menggambarkan

dua tindakan hati yang keras dari bangsa Israel. Pertama, di Rafidim saat

mereka bersungut-sungut kepada Musa.

Yang ke dua, saat di Kadesh-barnea, di penghujung Tanah Perjanjian.

Mereka telah boleh menempatinya. Tetapi mereka bimbang.

Mereka memaksa untuk memata-matai tanah tersebut meskipun Allah telah

berjanji untuk melindungi mereka. Maka dikirimlah 12 orang pengintai. 10

pengintai kembali karena kecil hati. Mereka melaporkan bahwa mereka

kelihatan seperti belalang dibandingkan dengan bangsa Kanaan. Ketika

Kaleb dan Yosua mendesak untuk segera menempati tanah tersebut,

mereka melempari dengan batu. Dengan ketakutan mereka kembali ke

padang belantara di mana mereka berkelana selama 40 tahun. Tanah

Perjanjian hanya berjarak tak jauh dari mereka

Tidak ada alasan bagi ketidak percayaan bangsa Israel. Mereka telah

menyaksikan “pekerjaan Allah” dari mulanya termasuk bagian yang

Renungan Harian Pra Paskah 2019.

Harapan dalam Kesengsaraan.

2 | P a g e

dramatis membelah laut merah dan menyediakan mana dan burung puyuh.

Tidak ada pekerjaan apapun yang hanya sekedar mereka dengar sepintas

atau kedengaran dari jauh. Mereka menyaksikan muzizat itu sendiri. Tapi

mereka masih menolak untuk percaya dan taat pada Allah. Apakah alasan

dari tingkah laku mereka?

Ayat 10 mencatat, “ mereka tidak mengenal jalan-Ku. “ Jika mereka

sungguh-sungguh mengenal jalan Allah, mereka akan berjalan di dalamnya.

Tetapi mereka tidak tahu. Pengabaian mereka tidak termaafkan. Bukan

hanya sekedar mengabaikan, tetapi mengabaikan hal-hal yang seharusnya

mereka ketahui, yang menyebabkan kegagalan mereka. Mereka tidak mau

belajar jalan Allah.

Apakah engkau keras hati sama seperti bangsa Israel? Kapankah terakhir

kali engkau dengan khusus berdoa mencari kehendak dan jalan Allah?

Doa.

Ya Allah, berikan-ku iman yang dalam di dalam-Mu sehingga

memampukan-ku untuk merubah setiap rintangan menjadi kesempatan,

menghadapi setiap cobaan dengan kemenangan, dan melihat setiap

raksasa sebagai belalang. Jauhkan hatiku dari ketidak percayaan, sehingga

ku-dapat percaya dan taat pada-Mu, tidak menjadi masalah apapun yang

kuhadapi di dalam hidup sehari-hari maupun di masa yang akan datang.

Berbelas kasihan padaku, ya Tuhan, kupinta dalam nama yang berkuasa

Yesus, Amin.

Tindakan.

Hari ini jika mendengar suara-Nya, berhentilah sejenak dan renungkanlah:

Mengapa saya tidak mengalami hidup yang berkelimpahan yang Yesus

janjikan bagi barang siapa yang percaya kepada-Nya?

Adalah ketidak percayaan-ku atau ketidak setiaan-ku yang menyebabkan

perwujudan anugerah berputar-putar di padang belantara ?

Oleh

Pendeta Dr Steven Gan

Pendeta Senior

Gereja Amazing Grace Presbyterian

Renungan Harian Pra Paskah.

Harapan dalam Kesengsaraan.

1 | P a g e

29 Maret 2019 ● Jumat, Minggu ke tiga Pra Paskah

Penderitaan menghasilkan … Harapan.

Roma 5: 1-11

5:1. Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai

sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.

5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia

ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam

pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.

5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam

kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan

ketekunan,

5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan

pengharapan.

5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah

dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan

kepada kita.

5:6. Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang

durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.

5:7 Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi

mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati--.

5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus

telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

5:9 Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita

pasti akan diselamatkan dari murka Allah.

5:10 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah

oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah

diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!

5:11 Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus

Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.

Renungan

Perikop Firman Tuhan yang kita renungkan hari ini membahas tentang

keyakinan inti dari kehidupan Kristiani: pembenaran oleh iman. Jadi tolong

tenangkan tubuh dan pikiran anda di hadapan Tuhan, dan bacalah serta

renungkan ayat ini secara perlahan, teliti, dan pahami.

Pembenaran oleh iman adalah inti dari keseluruhan iman orang Kristen.

Seperti halnya bagaimana Archimedes, seorang filsuf Yunani kuno, yang

menggambarkan prinsip pengungkit - memberinya tempat dan sebuah tuas

untuk berdiri cukup lama, dan ia bisa menggerakkan bumi. Ketika kita

dengan tegas mengetahui dan percaya akan kebenaran Injil melalui

Renungan Harian Pra Paskah.

Harapan dalam Kesengsaraan.

2 | P a g e

pembenaran oleh iman, maka kita dapat menggerakkan seluruh hidup kita,

mengetahui arah hidup kita bahkan memiliki sukacita dalam penderitaan.

Mengapa orang percaya dapat bersukacita dalam penderitaan?

Jawabannya adalah pembenaran oleh iman! Kita percaya bahwa Yesus

adalah Tuhan yang menyelamatkan orang berdosa, dan tergantung pada

penyelesaian karya penebusan-Nya, dan kita mengatasi dosa, ancaman

terbesar dalam sifat manusia kita. Mengenai pembenaran kita oleh iman

kepada Tuhan Yesus, ada tiga hal penting:

Pertama, ketika orang melanggar prinsip-prinsip moral dan menghadapi

penghakiman Allah, mereka hidup dalam rasa bersalah di bawah

penghukuman dosa. Namun, Yesus menanggung hukuman bagi orang

berdosa dan menghilangkan kutuk dari mereka, sehingga kita tidak lagi

hidup dalam rasa bersalah.

Kedua, ketika orang pergi dari jalan kekudusan, hubungan mereka dengan

Bapa di Surga dihancurkan dan kerusakan terjadi dalam setiap hubungan.

Namun, Yesus mengasihi orang berdosa dan menanggung murka Allah bagi

mereka, sehingga memulihkan hubungan antara manusia dan Allah. Oleh

sebab itu kita dapat diperdamaikan kembali dengan Allah dan orang lain di

dalam kasih.

Terakhir, ketika orang hidup dalam dosa dan berjuang melawan kedaulatan

Allah atas hidup mereka, mereka memandang Allah sebagai otoritas yang

menakutkan. Namun, Yesus menanggung dosa dan maut atas orang

berdosa, sehingga manusia tidak perlu lagi takut akan penghakiman

kedaulatan Allah, tetapi menghormati dan bersukacita di dalam Dia.

Doa

Ya Tuhan Yesus, aku percaya kepada-Mu dengan sepenuh hatiku dan

datang dengan berani di hadapan takhta Allah Bapa Yang Maha kuasa.

Terima kasih bahwa saya sepenuhnya berdamai dengan Bapa karena

darah-Mu yang menghapuskan dosa-dosa saya. Hari ini, Bapa telah

memberi kasih ilahi-Nya yang besar dalam Roh Kudus, sehingga kami

memiliki kuasa untuk mengalahkan dosa dan kematian melalui

pembenaran.

Tindakan.

Apakah saya dibenarkan oleh iman? Jika demikian, bagaimana saya

mewujudkan rekonsiliasi saya dengan Tuhan dan orang lain? Identifikasi

penyebab yang menghancurkan keharmonisan kehidupan, dan selesaikan

konflik Anda dengan orang lain dengan cinta ilahi-Nya melalui Roh Kudus.

Renungan Harian Pra Paskah.

Harapan dalam Kesengsaraan.

3 | P a g e

Oleh

Pendeta Dr Clement Chia

Singapore Bible College

Kepala Sekolah

Renungan Harian Pra Paskah 2019.

Harapan dalam Kesengsaraan.

1 | P a g e

30 Maret 2019 ● Sabtu, Minggu ke tiga Pra Paskah.

Judul: Mari, Kita Kembali kepada Tuhan.

Hosea 5:15–6:6

5:15 Aku akan pergi pulang ke tempat-Ku, sampai mereka mengaku

bersalah dan mencari wajah-Ku. Dalam kesesakannya mereka akan

merindukan Aku:

6:1. "Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah

menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan

yang akan membalut kita.

6:2 Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia

akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya.

6:3 Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal

TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti

hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi."

6:4. Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang

akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi,

dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar.

6:5 Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-

nabi, Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku, dan

hukum-Ku keluar seperti terang.

6:6 Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan

menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.

Renungan.

Kitab Hosea menggambarkan gambaran kasih Allah, anugrah, belas

kasihan, dan penghakiman. Israel dianggap sebagai umat perjanjian.

Sebagai umat perjanjian, mereka menyembah Yahweh dan taat pada

perintah-perintah-Nya. Namun seringkali mereka tidak menaati Allah dan

tidak setia dengan dengan melanggar perjanjian. Meskipun mereka

melanggar ketentuan perjanjian, perjanjian itu masih berlaku.

Nabi menjelaskan bahwa dosa Israel adalah akar kehancuran mereka.

Mereka berzinah dengan menyembah berhala dan mengesampingkan

Allah yang pengasih. Meskipun para nabi memperingatkan mereka akan

bahaya kehancuran yang akan datang, namun Israel tidak memiliki

pertobatan sejati. Mereka tidak berbalik hati mereka dari berhala atau

menyesali dosa-dosa mereka dan melakukan upaya yang disengaja untuk

membuat perubahan dalam cara mereka hidup.

Ritual didirikan bagi umat Allah untuk menghubungkan mereka dengan

Allah mereka. Itu diberikan untuk mempertahankan hubungan yang nyata

dan tulus dengan Allah sebagai umat perjanjian. Ritual menjadi tidak berarti,

Renungan Harian Pra Paskah 2019.

Harapan dalam Kesengsaraan.

2 | P a g e

dan merosot menjadi ritualisme bila mereka tidak memberi diri untuk

berubah. Ritual menjadi sebuah pertunjukan saja bila tanpa kesetiaan

kepada Tuhan. Dalam konteks ini Allah yang pengasih mengundang mereka

untuk bertobat dan perubahan total dalam sikap mereka dan menyesuaikan

gaya hidup mereka sedemikian rupa sehingga mereka akan menyelaraskan

diri dengan panggilan mereka sebagai umat perjanjian.

Masa Pra Paskah adalah waktu untuk introspeksi diri; untuk melihat ke dalam

apakah kita sebagai umat Allah berada di jalan yang benar bersama Tuhan

kita. Yesus Kristus memulai pelayanan umumnya dengan undangan untuk

memasuki kerajaan Allah melalui pertobatan dan percaya kepada Injil

(Markus 1: 14). Pertobatan sesungguhnya berarti memberikan perubahan

dalam pandangan, sikap, dan gaya hidup kita. Masa Pra Paskah ini adalah

waktu untuk memeriksa dan mencari tahu di mana perubahan yang harus

dilakukan menuju kehidupan yang kudus.

Doa

Bapa Surgawi, terima kasih sudah memanggil kami sebagai umat-Mu. Kami

mengaku bahwa kami telah sesat dari-Mu dengan tidak mematuhi perintah-

Mu dan dengan sengaja tidak kembali kepada-Mu dalam pertobatan. Kami

mengakui bahwa kami telah jatuh ke dalam ritualisme dan kami berdoa

mohon anugrah-Mu untuk menyembah Engkau dalam roh dan kebenaran

dan mengikuti Engkau lebih dekat.

Tindakan

Tuliskan hal-hal yang dapat menghalangi Anda memiliki hubungan yang

benar dengan Allah, dan melalui doa, temukan cara untuk mengatasinya.

Oleh

Pendeta Dr Alex Thomas

Vikaris

Gereja Mar Thoma di Singapura

Renungan Harian Pra Paskah 2019

Harapan dalam Kesengsaraan.

1 | P a g e

31 Maret 2019 ● Minggu ke empat Pra Paskah

Judul: Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa,

supaya dalam Dia …

II Korintus 5:16-21

5:16. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran

manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia,

sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.

5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang

lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

5:18 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah

mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan

pelayanan pendamaian itu kepada kami.

5:19 Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan

tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan

berita pendamaian itu kepada kami.

5:20 Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati

kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta

kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.

5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena

kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

Renungan

Dari Kristus yang tidak berdosa menjadi korban dosa

Dari Pengasingan menjadi pendamai.

Dari Kesalahan menjadi kebenaran.

Ketika seseorang menderita sebuah bencana, merana dalam kesakitan,

atau menderita dalam pencobaan, mungkin salah satu hal yang diharapkan

yaitu mengembalikan keadaan. Orang tersebut mungkin ingin waktu dapat

kembali, untuk menjadikan keputusan yang salah menjadi benar.

Pembalikan keadaan agar semuanya bisa dikembalikan seperti keadaan

semula. Dalam masalah hubungan, orang akan berpendapat bahwa yang

bersalah harus mengambil inisiatif, menawarkan permintaan maaf, dan

berusaha untuk memperbaiki kesalahan. Biasanya orang tidak

mengharapkan pihak yang terluka atau tersinggung untuk mengambil

inisiatif dalam proses perdamaian. Namun itulah yang dilakukan Tuhan.

Menurut Roma 3:23, kita semua telah berdosa dan telah kehilangan

kemuliaan Allah. Allah adalah pihak yang tersinggung. Tetapi Dia

mengambil inisiatif, menjangkau kita dengan mengutus Anak-Nya yang

tunggal untuk mati menggantikan kita, sehingga kita dapat diperdamaikan

dengan-Nya. Komentator menulis bahwa di dunia kuno, diplomasi akan

melibatkan kekuatan politik yang lebih rendah mengirim duta besar kepada

Renungan Harian Pra Paskah 2019

Harapan dalam Kesengsaraan.

2 | P a g e

kekuatan politik yang lebih besar untuk mengajukan permohonan untuk

kasus mereka. Tetapi perikop ini memberitahu kita bahwa otoritas tertinggi di

surga mengutus duta-duta-Nya untuk membuat permohonan-Nya dalam

mencari perdamaian dengan ciptaan-Nya yang telah jatuh (subyek). Suatu

pembalikan! Kristus yang tidak berdosa menjadi korban dosa. Keadaan kita

yang terasing dari Tuhan diubah menjadi berdamai dengan Allah.

Sesungguhnya bila menghitung pelanggaran kita, Dialah yang memberikan

kebenaran itu bagi kita.

Apakah ada pengharapan dalam pencobaan dan kesengsaraan atau

pergumulan kita sehari-hari ? Benar! Dalam pendamaian, hubungan kita

dengan Allah dipulihkan. Hubungan yang dipulihkan berarti kita tidak

sendirian. Kita memiliki akses kepada Allah yang mahakuasa, penuh kasih

karunia, kekuatan, dan pertolongan-Nya.

Doa

Tuhan, saya berterima kasih pada-Mu yang telah menjangkau saya dan

mendamaikan saya dengan Engkau. Di tengah keadaan dan tantangan

saya, kiranya saya ingat bahwa saya tidak sendirian. Saya mungkin lemah,

tetapi karena hubungan kita yang telah dipulihkan, saya dapat memperoleh

kekuatan dan menemukan pengharapan di dalam Engkau. Dalam nama

Yesus saya berdoa.

Tindakan

Pikirkanlah seseorang yang perlu dipulihkan hubungannya dengan Allah. Dia

bisa jadi orang yang belum percaya atau orang yang telah terjatuh dalam

dosa. Berdoalah agar Tuhan memakaimu sebagai duta-Nya untuk

membagikan pesan pendamaian-Nya.

Rev Dominic Yeo

Senior Pastor, Trinity Christian Centre

General Superintendent, Assemblies of God of Singapore