Upload
trannhu
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
REPRESENTASI STEREOTIP ISLAM DALAM FILM AIRLIFT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun Oleh :
Abitu Rohmansyah
1112051000092
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
i
ABSTRAK
Representasi Stereotip Islam dalam Film Airlift
Oleh: Abitu Rohmansyah
Film Airlift merupakan film Bollywood yang diangkat dari kisah nyata pada
saat invasi Irak terhadap Kuwait. Dalam film ini menceritakan tentang perjuangan
seorang pengusaha India yang tinggal di Kuwait untuk membebaskan 170.000
warga India yang terjebak pada saat invasi Irak terhadap Kuwait. Banyak pesan
moral yang disampaikan oleh sutrada melalui Ranjit sebagai pemeran utama
dalam film tersebut, akan tetapi dibalik banyaknya pesan moral yang disampaikan
terdapat presentasi stereotip islam yang bersifat stereotip yang dilakukan oleh
tentara Irak dan juga pemerintah Kuwait yang bernotabene sebagai agama Islam.
Berdasarkan konteks di atas, maka pertanyaannya adalah, bagaimana
representasi stereotip islam yang ditampilkan dalam film Airlift? Bagaimana
wacana seputar representasi Islam dalam film Airlift karya Raja Khrisna Menon
dari level teks (struktur makro, superstruktur, struktur mikro), level kognisi sosial,
dan level konteks sosial?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis
wacana Teun A Van Dijk. Teun A Van Dijk membagi analisis wacana menjadi
tiga bagian, yaitu level teks, kognisi social, dan konteks social. Level teks terbagi
menjadi tiga, pertama struktur makro yaitu tematik/topik, kedua superstruktur
yaitu skematik/skema, dan ketiga yaitu struktur mikro yaitu semantik (latar, detail,
maksud, peranggapan), sintaksis (bentuk kalimat, koherensi, kata ganti), stilistik
dan retoris (grafis, metafora, ekspresi). Level kognisi sosial melihat permasalahan
dari kognisi/mental penulis naskah/skenario. Level konteks sosial melihat
bagaimana wacana tersebut berkembang di masyarakat.
Dilihat dari struktur makro dalam film Airlift memberikan pesan moral kepada
penonton melalui tokoh utama Ranjit, akan tetapi terdapat representasi stereotip
islam yang bernilai stereotip, seperti teroris, diskriminasi, tamak, tidak
bertanggung jawab, dan pelecehan seksual. Dari superstruktur film ini terdapat
skematik dari Opening Bill Board, Opening Scene, Conflict Scene, Anti Klimaks,
dan Ending. Dari struktur mikro terdapat semantik yang terbagi menjadi empat,
yaitu latar detail, dan peranggapan, kemudian sintaksis seperti koherensi, bentuk
kalimat, dan kata ganti, kemudian stilistik yang digunakan yaitu bahasa Inggris,
India, dan Arab, kemudian retoris seperti grafis, metafora, dan ekspresi. Dari segi
kognisi sosial film ini dibuat karena Raja Khrisna Menon ingin memberitahu
kepada generasi masa kini bahwa India mempunyai sejarah yang baik. Dari segi
konteks sosial film ini dibuat karena Raja Khrisna Menon yang berasal dari
Kerala sadar dengan warga Kerala yag hadapi pada saat Irak menginvasi Kuwait.
ii
KATA PENGANTAR
بضن هللا الرحوي الرحين
Alhamdulillah wa syukurillah, segala puji bagi Allah SWT, yang telah
membuat tinta untuk menulis, tulisan untuk dibaca dan membaca merupakan
jendela ilmu. Atas berkah dan karunia-Nya skripsi ini bisa terselesaikan. Shalawat
dan salam semoga Allah SWT sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW karena perjuangan beliau kita dapat menikmati Iman dan Islam hingga saat
ini sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT kepada kita semua.
Skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Sosial di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dengan segala usaha dan tekad yang kuat, walaupun hambatan dan
rintangan yang penulis hadapi cukup banyak, namun atas izin dari Allah SWT
semua hambatan dapat teratasi dan skripsi ini terselsaikan dengan baik. Namun,
penulis juga yakin masih banyak kesalahan dan kekurangan yang perlu diperbaiki,
mengingat kemampuan dan pengetahuan penulis yang serba terbatas.
Terselsaikannya skripsi ini merupakan salah satu anugerah terindah yang
pernah penulis rasakan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini selesai. Dalam
kesempatan ini dengan penuh rasa hormat, penulis ucapkan terimakasih kepada :
1. Orangtua H. Ali Sahari dan Elis Carmiati yang telah memberikan kasih sayang
tiada taranya dan juga telah mendidik saya untuk menjadi orang yang bisa
berguna untuk sesama hingga saat ini. Semoga Allah memberikan umur yang
berkah kepada kalian. Amiiiin.
iii
2. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Suparto, M,Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr.
Hj. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Dr.
Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
3. Drs. Masran, MA. sebagai Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fita
Faturrokhmah, M. Si sebagai Sekertaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
4. Rachmat Baihaky, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan banyak waktunya untuk memberi arahan serta masukan dalam
penulisan skripsi ini.
5. Umi Musyarofah, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik, dan seluruh
Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mengajari
Saya banyak ilmu di Kampus ini. Semoga ilmu yang diberikan, menjadi amal
baik di akhirat kelak.aamiin.
6. Seluruh Staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
Perpustakan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan kemudahan dalam melayani penulis mendapatkan refrensi buku-
buku selama penulis kuliah dan selama penulis menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
7. Keluarga Besar Komunikasi Penyiaran Islam, Seluruh teman-teman Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya untuk teman dan sahabat
seperjuangan, Afrizal Rasikhul Ilmi, Falahul Mualim, Sukmana Galih, Dani
Perdana, Ramdhan Hidayat, Muhammad Nur, Sopyan Assauri, Abdi Maulana,
dan teman-teman Manajemen Komunikasi Penyiaran Islam 2102 lainnya yang
selalu memberikan banyak cerita dalam kehidupan penulis semasa menempuh
iv
studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan selalu memberikan support serta
motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Kelompok Mahasiswa Lintas Alam (KMLA) Garuda FIDKOM yang telah
banyak memeberikan inspirasi, para Pionir, Badan Pengawas Organisasi,
Pengurus dan Anggota terimakasih untuk kalian sudah memberikan
pengalaman untuk berproses menjadi manusia yang selalu bersyukur atas
kenikmatan ―Terbang Tinggi Tak Lupa Bumi‖
9. Untuk Desba Nurshafitri terima kasih atas waktu yang selalu disempatkan
untuk sekedar saling menyemangati. Terima kasih telah menjadi teman hidup
dan teman perjalanan yang sudah kita lalui bersama.
10. Untuk kakak-kakak tercinta Nda, A Cecep, A Ukon, A Nde, dan A Nunu
terimaksih atas pelajaran hidup kalian yang telah mengingatkan adikmu ini
untuk menjadi pribadi yang baik.
11. Teman-teman angkatan 19 BRIGTISAR yang saya anggap sebagai keluarga
sendiri ketika saya menuntut ilmu di Mahad Tarbiyatul Mubtadiin,
terimakasih karena telah mencoretkan kisah yang dramatis untuk kita semua.
12. Dan untuk semua pihak yang telah memberi segala dukungannya dalam
penyusunan skripsi ini yang tak mungkin saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, akhir kata
semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Jakarta, 18 Januari 2017
19 Rabiul Akhir 1438 H
Abitu Rohmansyah
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ...................................................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................................ 5
E. Tinjauan Pustaka ..................................................................................................... 6
F. Metodologi Penelitian ............................................................................................. 7
G. Sistematika Penulisan ............................................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 10
A. Representasi stereotip islam .................................................................................. 10
1. Pengertian Representasi .................................................................................... 10
2. Pengertian Stereotip .......................................................................................... 11
3. Pengertian Islam ................................................................................................ 12
4. Definisi Representasi Stereotip Islam ............................................................... 13
B. Tinjauan Tentang Film .......................................................................................... 14
1. Pengertian Film ................................................................................................. 14
2. Klasifikasi Film ................................................................................................. 16
3. Jenis Film .......................................................................................................... 17
4. Struktur Film ..................................................................................................... 18
5. Sinematografi .................................................................................................... 19
C. Analisis Wacana .................................................................................................... 23
1. Pengertian Analisis Wacana.............................................................................. 23
2. Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Dijk ........................................................ 25
BAB III GAMBARAN UMUM ....................................................................................... 32
A. Sekilas Tentang Film Airlift ................................................................................. 32
B. Sinopsis Film Airlift ............................................................................................. 33
C. Profil Sutradara Film Airlift ................................................................................. 35
D. Profil Pemain Film Airlift ..................................................................................... 37
vi
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS ................................................................. 41
A. Wacana Seputar Representasi stereotip islam Dalam Film Airlift Dari Level Teks
41
1. Struktur Makro .................................................................................................. 41
2. Superstruktur ..................................................................................................... 59
3. Struktur Mikro .................................................................................................. 64
B. Wacana Representasi stereotip islam dalam Film Airlift Dilihat dari Level
Kognisi Sosial ............................................................................................................... 76
C. Wacana Seputar Representasi stereotip islam dalam Film Airlift Dari Level
Konteks Sosial .............................................................................................................. 78
BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 81
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 81
B. Saran ..................................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 87
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................... 91
vii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 Bagian Sinematografi
2. Tabel 2.2 Skema Penelitian dan Metode Van Dijk
3. Tabel 2.3 Struktur Analisis Wacana Kritis
4. Tabel 4.1 Tentang Teroris
5. Tabel 4.2 Tentang Diskriminasi
6. Tabel 4.3 Tentang Tamak
7. Tabel 4.4 Tentang Tidak Bertanggung Jawab
8. Tabel 4.5 Tentang Pelecehan Seksual
9. Tabel 4.6 Opening Billboard
10. Tabel 4.7 Opening Scene
11. Tabel 4.8 Conflict Scene
12. Tabel 4.9 Anti Klimaks (Solusi)
13. Tabel 4.10 Ending
14. Tabel 4.11 Stilistik
15. Tabel 4.12 Metafora
16. Tabel 4.13 Ekspresi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Film merupakan sebuah karya seni yang bersifat hidup dan bisa memberikan
imajinasi atau gambaran kepada publik tentang keadaan suatu tempat, budaya,
sampai karakter orang yang berada dalam film tersebut, sesuai dengan dimana
film itu dibuat. Selain dari itu film juga merupakan sebuah hiburan untuk
masyarakat umum, bahkan film dizaman sekarang sudah merupakan kebutuhan
yang harus dipenuhi karena film juga merupakan salah satu media komunikasi dan
sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan sebuah informasi atau pesan-
pesan yang sangat efektif.
―Ketika sebuah realitas sosial telah diteguhkan dalam format realitas
media maka bayangan realitas sosial yang digambarkan dalam film,
akan di anggap sebagai realitas yang sesungguhnya yang terjadi
ditengah masyarakat.‖1
Keefektifan tersebut terjadi karena untuk memahami isi film tidak diperlukan
kemampuan membaca, cukup melihat dan mendengarkan. Pada dasarnya dalam
kajian media, tayangan film dijadikan alat untuk menyampaikan pesan baik sosial,
politik, budaya maupun pesan lainnya.
―Film memberikan pengaruh yang besar terhadap jiwa manusia. Hal ini
berhubungan dengan ilmu jiwa sosial tentang gejala “Identifikasi
Psikologi” yaitu orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditampilkan
sehingga ia ikut merasa apa yang dirasakan tokoh tersebut.‖2
1 Sumbodo Tinarbuko, Mendengarkan Dinding Fesbuker, (Yogyakarta: Galangpress
Group, 2009), h.81 2 Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2005), h.236
2
Pengaruh yang diberikan oleh film akan membawa dampak kepada
penontonnya, baik itu dampak yang positif maupun negatif. Dampak yang akan
dibawa oleh film dalam positif maupun negative bukan hanya soal perilaku saja,
melainkan juga dari mindset penonton kepada hal-hal yang disampaikan dari alur
cerita film tersebut. Karena dari alur cerita film selalu menggambarkan keadaan
suatu tempat, budaya, dan karakter orang yang berada dalam film yang
diceritakan.
Dalam alur cerita film, selain pesan-pesan baik yang disampaikan tidak bisa
dipungkiri lagi bahwa sering muncul adegan-adegan kurang baik, yang sifatnya
mengintimidasi sesuatu seperti individu manusia, agama bahkan negara.
Pada awal tahun 2016 tepatnya pada tanggal 29 Januari 2016, dunia perfilman
India atau yang biasa dikenal dengan Bollywood merilis film terbarunya yang
bergenre action dengan judul Airlift. Film ini disutradai oleh Raja Khrisna Menon
dan dibintangi oleh Akhsay Kumar dan Nimrat Kaur.
Film ini diambil dari kisah nyata yang di alami oleh 170.000 warga India yang
sedang berada di Kuwait pada saat invasi Irak terhadap Kuwait. Mereka ingin
membebaskan diri dari Kuwait dan harus bertahan dari serangan Irak, dengan
berbagai cara untuk meloloskan diri sehingga mereka harus melewati perjalanan
seribu kilometer melintasi perbatasan ke Yordania untuk sampai pada titik aman.
Sejarah mencatat bahwa ini merupakan evakuasi udara tersukses dan terbesar
di dunia dengan membebaskan 170.000 orang India untuk dibawa pulang
kenegaranya. Selama 59 hari evakuasi ini dilaksanakan dengan penerbangan
sebanyak 488 penerbangan komersial Air India secara aman dan selamat.
3
Dalam alur cerita film Airlift, Ranjit Katyal berperan sebagai pahlawan untuk
membantu membebaskan warga India dari Kuwait. Skenario perjalanan itu
dijabarkan banyak halang rintang yang harus dihadapinya, sehingga banyak pesan
moral yang disampaikan oleh sutradara melalui Ranjit kepada penonton.
Khususnya pesan untuk tidak pantang menyerah dalam menghadapi segala
sesuatu untuk mencapai kepada satu tujuan.
Ranjit yang sebenarnya dia adalah seorang pengusaha sukses di Kuwait hanya
ingin menyelamatkan keluarganya saja dari Negara Kuwait, namun pada akhirnya
dia sadar bahwa dia adalah salah seorang dari 170.000 warga india lainnya yang
sedang terperangkap dalam Invasi Irak, sehingga dia merubah sifatnya yang egois
menjadi peduli kepada warga sebangsanya. Ketika dia sudah peduli ternyata
masih ada cobaan yang harus dihadapinya dalam memperjuangkan untuk
membebaskan warga negaranya sendiri. Cobaan itu dia hadapi dengan penuh
kesabaran, karena dia harus melakukan diplomasi kepada jendral tentara Irak agar
bisa menyelamatkan warganya dari invasi, belum lagi dari salah satu warga India
yang selalu membuat ulah dan emosi terhadap Ranjit.
Akan tetapi selain pesan moral baik yang disampaikan dalam cerita tersebut,
terselip scene-scene yang mempresentasikan tentara Irak yang bernotabene agama
Islam mempunyai moral yang buruk dan tidak sesuai dengan ajaran agama Islam
yang sebenarnya, dalam film ini ada beberapa adegan Islam diceritakan memiliki
sifat kekerasan, keangkuhan, tindakan asusila, dan keserakahan yang dilakukan
oleh tentara Irak.
4
Sesungguhnya negara Irak pada waktu itu merupakan sejarah kejayaan Islam
pada jaman dinasti Abbasiyah3, yang selalu disenandungkan oleh para sejarahwan
dan budayawan karena Baghdad yang menjadi ibu kota Irak merupakan kota
termasyhur sehingga mendapat julukan sebagai kota 1001 malam. Kemajuan umat
Islam pada masa itu menjadikan Irak sorotan dunia karena banyak perkembangan
yang dilakukan, seperti kemajuan Islam dalam bidang sosial budaya, kemajuan
dalam bidang politik dan militer, kemajuan dalam bidang ilmu agama islam,
dalam bidang sistem pemerintahan politik dan bentuk Negara, kemajuan dalam
bidang ilmu pengetahuan sehingga pada saat itu Baghdad sebagai ibu kota Irak
merupakan perpustakaan terbesar di dunia.
Film ini merupakan salah satu film Bollywood tersukses dan mencetak rekor
terbaru dengan nilai rating 9.1 dalam Internet Movie Database (IMDB) dan
meraih keuntungan sebesar 160 miliar dalam waktu seminggu. Banyak pelajaran
tentang pesan moral yang disampaikan dalam film ini, tetapi film ini mempunyai
maksud tersendiri dalam menilai stereotip islam yang ditayangkan dalam beberapa
adegan.
Berdasarkan latar belakang diatas, perlu adanya penelitian secara mendalam
pada aspek cerita film ―Airlift‖ ini. Sebab dalam industri perfilman, khususnya
bagi sang sutradara mempunyai maksud yang ingin disampaikan kepada
masyarakat luas. Oleh karenanya judul yang di ambil penulis adalah
“Representasi Stereotip Islam Dalam Film “Airlift”.
3 Bani Abbasiyah dalam sejarah lebih banyak berbuat ketimbang Bani Umayyah.
Pergantian Dinasti Umayah kepada Dinasti Abbasiyah tidak hanya sebagai pergantian
kepemimpinan, lebih dari itu telah mengubah, menorah wajah dunia Islam dalam refleksi kegiatan
ilmiah. Pengembangan ilmu pengetahuan pada Bani Abbasiyah merupakan iklim pengembangan
wawasan dan disiplin keilmuwan. Drs. Ajid Thohir, M.Ag, Perkembangan Peradaban di Kawasan
Dunia Islam, Cet-1 (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2004), h.50
5
B. Fokus Penelitian
Untuk menghindari semakin luas dan melebarnya batasan masalah, maka
penelitian ini dibuat suatu fokus penelitian. Ruang lingkup difokuskan hanya
tentang representasi stereotip islam yang terdapat dalam film Airlift, dan juga
hanya dibatasi dengan model analisis wacana Teun A Van Dijk (Critical
Discourse Analysis) yang membahas tentang tiga struktur dalam suatu teks, yaitu
struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro, serta dilihat dari level kognisis
sosial dan konteks sosial.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana representasi stereotip islam yang ditampilkan dalam film
Airlift?
2. Bagaimana wacana seputar representasi yang ditampilkan dalam film
Airlift yang dilihat dari level teks (struktur makro, superstruktur, struktur
mikro)?
3. Bagaimana wacana film Airlift dilihat dari level kognisi sosial dan konteks
sosial?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin
dicapai dalam penulisan proposal ini adalah:
1. Mengetahui tentang representasi stereotip islam yang ditampilkan dalam
film Airlift?
6
2. Mengetahui tentang wacana seputar representasi yang ditampilkan dalam
film Airlift yang dilihat dari level teks (struktur makro, superstruktur,
struktur mikro).
3. Mengetahui kognisi sosial dan konteks sosial yang terdapat dalam film
Airlift.
b. Kegunaan Akademisi
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembang
Ilmu Komunikasi, khususnya penelitian tentang analisis wacana film. Disamping
itu penelitian analisis wacana film Airlift ini juga memberi pemahaman kepada
mahasiswa tentang analisis wacana model Teun A Van Dijk (Critical Discourse
Analysis) yang dilihat pada level teks (struktur makro, superstruktur, struktur
mikro), level kognisi sosial dan level konteks sosial.
c. Kegunaan Praktis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai representasi mengenai stereotip islam
yang dianalisis dengan menggunakan wacana Teun A Van Dijk (Critical
Discourse Analysis) bagi para remaja khususnya untuk memaknai konsep
stereotip islam.
E. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini tentang Representasi stereotip islam dalam film Airlift, adapun
tinjauan pustaka yang menginspirasi peneliti dari skripsi-skripsi terdahulu
diantaranya:
1. ―Analisis Wacana Percintaan Beda Agama Dalam Film Cinta Tapi Beda‖,
oleh Zakiyah Al-Wahdah, tahun 2014. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7
2. ―Representai Islam Dalam Film PK‖, oleh Nurleli, tahun 2015. Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
F. Metodologi Penelitian
a. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
penelitian analisis wacana yang dikembangkan oleh Teun A Van Dijk. Untuk
mengkaji atau mendeskripsikan dan menganalisa dengan nalar kritis, maka
digunakan pendekatan dekkriptif-analitis. Tipe penelitian deskriptif bertujuan
untuk mendeskripsikan hasil temuan penelitian secara sistematis, faktual, dan
akurat.
Pengertian dari analisis deskriptif sendiri adalah suatu cara melaporkan
data dengan menerangkan, memberi gambaran, dan mengualifikasikan serta
menginterpretasikan data yang terkumpul secara apa adanya, setelah itu baru
disimpulkan.
b. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah film Airlift, dengan meneliti stereotip islam
yang digambarkan dalam film Airlift tersebut.
c. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai antara lain:
1. Observasi adalah mengamati secara langsung tanpa perantara sesuatu
objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek
tersebut. Peneliti akan menonton dan mengamati tayangan film berikut
dialog-dialog seiring adegan dalam film Airlift. Kemudian peneliti
8
mencatat, memilih serta menganalisis sesuai dengan model penelitian
yang digunakan.
2. Dokumen Research, yakni pencarian dan pengumpulan data-data,
dengan mengkaji berbagai literatur yang sesuai dengan materi
penelitian untuk dijadikan bahan penelitian seperti majalah, artikel,
arsip, buku, internet dan catatan perkuliahan.
d. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, kemudian diklasifikasikan sesuai pertanyaan yang
terdapat pada rumusan masalah. Kemudian, dilakukan dengan menggunakan
teknik analisis data dengan menggunakan teknik analisis wacana kritis (critical
discourse analysis) Teun Van A Dijk.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah proses penelitian ini, peneliti membagi skripsi ini
menjadi lima bab, dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan meliputi: Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian,
Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Tinjauan
Pustaka, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II : Landasan Teori, di dalamnya diuraikan tentang metode-metode,
meliputi Representasi stereotip islam, Tinjauan Tentang Film, dan
Analisis Wacana.
BAB III : Gambaran umum film Airlift. Bab ini menggambarkan secara umum
film Airlift karya Raja Krishna Menon, terdiri dari sekilas tentang
film Airlift, Sinopsis Film Airlift, Biografi Sutradara Film Airlift,
Tim Produksi Film Airlift, dan Profil Pemain Film Airlift.
9
BAB IV : Temuan dan Analisis Data, didalamnya dibahas tentang data dan
hasil penelitian yang diperoleh peneliti dalam penelitiannya.
BAB V : Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Representasi Stereotip Islam
1. Pengertian Representasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), representasi mempunyai arti
apa yang mewakili; perwakilan. Representasi dapat didefinisikan sebagai
penggunaan tanda untuk menghubungkan, menggambarkan, memotret, atau
memproduksi sesuatu yang dilihat, diindera, dibayangkan, atau dirasakan dalam
bentuk fisik.4
Tanda yang dimaksud seperti gambar, kata, atau cerita yang
mewakili ide, emosi fakta, dan sebagainya untuk dimaknai arti dari pesan yang
ingin disampaikan.
Menurut David Croteau dan William Hoynes, representasi adalah suatu proses
penyeleksian hal-hal tertentu dan menggarisbawahi dari hasil penyeleksiannya.5
Maksud dari proses penyeleksian tersebut adalah tanda yang ingin digunakan
sebagai representasi tentang sesuatu akan mengalami proses seleksi, sebelum
nantinya akan dipublikasikan kepada publik. Tanda mana yang sekiranya
merupakan sesuai dengan kepentingan ideologisnya untuk mencapai tujuan yang
dimaksud.
‖Representasi bukanlah suatu kegiatan atau proses statis tapi merupakan
proses dinamis yang terus berkembang seiring dengan kemampuan
intelektual dan kebutuhan para pengguna tanda yaitu manusia sendiri yang
juga terus bergerak dan berubah. Representasi merupakan suatu proses
usaha kontruksi. Karena pandangan-pandangan baru yang menghasilkan
pemaknaan baru, juga merupakan hasil pertumbuhan kontruksi. Ini menjadi
4 Marcel Dansei, Pesan, Tanda, dan Makna, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h.24
5 Marcel Danesi, Pesan Tanda dan Makna, h. 3
11
proses penandaan praktik yang membuat suatu hal menjadi bermakna
sesuatu.‖6
Pada dasarnya arti dari representasi berarti menggunakan bahasa untuk
menyatakan sesuatu secara bermakna, atau mempresentasikan sesuatu kepada
orang lain melalui tanda yang mewakili. Hal ini mewakili fungsi tanda yang kita
tahu dan mempelajari realitas sosial dari tanda tersebut, meskipun konsep
representasi dapat berubah-ubah atau dinamis.
Dari beberapa gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa representasi adalah
sebuah cara memaknai tanda yang mewakili, representasi ini bisa berbentuk kata-
kata atau tulisan, bahkan juga dapat dilihat dalam bentuk gambar. Representasi
merujuk kepada segala bentuk media, terutama media massa terhadap segala
aspek realitas atau kenyataan seperti masyarakat, objek, dan peristiwa.
2. Pengertian Stereotip
Stereotip dalam KBBI adalah konsepsi mengenai sifat suatu golongan
berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat. Stereotip sangat erat
hubungannya dengan prasangka, prasangka disini diartikan sebagai suatu sikap
negatif kepada seseorang atau kelompok lain dan membandingkan dengan
kelompok nya sendiri.7
Streotip merupakan suatu hambatan terhadap suku, etnis, dan agama dalam
membangun sebuah komunikasi antarbudaya yang efektif, streotip terpaku pada
suatu keyakinan yang berlaku untuk digeneralisasikan, terlalu dibuat mudah,
sederhana atau bisa dilebih-lebihkan mengenai suatu kelompok orang tertentu,
6 Wibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi
Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), h.123 7 Liliweri, Gatra-Gatra Komunikasi Antar Budaya, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001), h.175
12
dan lebih mudahnya streotip adalah generalisasi atas sekelompok orang yang
dianut oleh budaya tertentu.8 Dari sini sudah jelas bahwa streotip merupakan citra
suatu kelompok rasa tau budaya yang dianut tanpa memperhatikan kebenaran citra
tersebut, dapat dikatakan bahwa streotip merupakan kecenderungan untuk
menggeneralisasikan setiap benda, individu, maupun kelompok-kelompok tertentu
ke dalam kategori-kategori yang sudah dikenal.
Steoreotip masuk kedalam kehidupan publik sebagai istilah yang digunakan
untuk mendeskripsikan bagaimana kualitas atau karakter negatif pada kelompok
tertentu, dengan cara direpresentasikan dalam beberapa media.9
3. Pengertian Islam
Islam merupakan salah satu agama yang ada dimuka bumi ini, agama yang
ajaran-ajarannya diwahyukan melalui nabi Muhammad SAW sebagai penutup
dari para nabi. Islam sebagai agama yang diwahyukan kepada nabi Muhammad
merupakan agama yang sempurna dan menyempurnakan dari agama yang
sebelumnya pernah ada.
Sebagaimana Allah SWT telah berifirman :
لم ديا صإ وتي ورضيت لكن الإ ت عليإكنإ عإ ولإت لكنإ ديكنإ وأتإووإ م أكإ الإيوإ
―Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah aku
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama
bagimu.‖10
Menurut KH.M.Syafi’I Hadzami pengertian Islam adalah tunduk dan patuh
kepada apa yang diberitakan oleh Rasulullah.11
Karena yang diberitakan oleh
8 Feybee H, Rumondor, Stereotip Suku Minahasa Tehadap Etnis Papua, (Journal ―Acta
Diurma‖ Vol:3/ No.2, 2014) 9 Selvira Meiseisar, Representasi Terorisme dalam film java heart, (Commonline
Departemen Komunikasi Vol:4/No:2) , h.258 10
Qur’an Surat Al-Maidah : 3 11
M.Syafi’I Hadzami, Tauhid Adilah, (Jakarta: PT Alex Media Komputindo, 2010), h.7.
13
Rasulullah bersumber dari Allah SWT, sesuai dengan arti dari islam adalah
―berserah diri‖ maka kita harus patuh kepada kehendak dan kemauan Allah serta
taat kepada hukum-Nya.
Jadi Islam adalah agama yang menganjurkan untuk mematuhi segala perintah
Allah SWT yang dituangkan didalam kitab suci Al-Qur’an sebagai pedoman
hidup umat Islam dan mempercayai bahwa nabi Muhammad sebagai Rasulullah.
4. Definisi Representasi Stereotip Islam
Berdasarkan dari konsep diatas, representasi adalah suatu tanda perwakilan
atau mewakili pesan yang mempunyai pemaknaan, penggambaran pada suatu hal
menjadi bermakna sesuatu yang memiliki tujuan tertentu.12
Pemaknaan bisa
disamakan apabila kita memiliki pengalaman yang sama dan pengalaman sendiri
berkaitan dengan tanda yang mewakili tersebut.
Pengertian stereotip yaitu suatu konsepsi atau pandangan mengenai sifat suatu
golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat. Stereotip terpaku
pada suatu nilai yang menjadi sudut pandang sederhana atau bisa dilebih-lebihkan
mengenai suatu orang kelompok tertentu.
Juga pengetian Islam yaitu agama yang diajarkan kepada masyarakat yang
ajarannya diwahyukan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW dimana
pedoman untuk melaksanakan ajarannya adalah Al-Qur’an dan Hadits. Oleh
karena itu umat Islam harus mematuhi segala apa yang diperintahkan Allah SWT
12
Wibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi
Komunikasi, h.123
14
dan menjauhi segala larangannya, sesuai dengan arti dari Islam yaitu ―berserah
diri‖.13
Jadi representasi stereotip islam adalah bagaimana memaknai suatu tanda yang
mempunyai makna tertentu untuk menilai sikap atau perbuatan suatu kelompok
yang dinilai dengan prasangka yang subjektif dan tidak tepat terhadap agama
Islam.
B. Tinjauan Tentang Film
1. Pengertian Film
Film adalah susunan gambar yang ada dalam selluloid, yang kemudian diputar
menggunakan teknologi proyektor dan bisa ditafsirkan dengan berbagai makna.14
Maka dari itu saat ini dunia perfilman telah mampu merebut perhatian
masyarakat, karena dengan bantuan teknologi yang membuat gambar berjalan
film lebih mudah untuk dipahami dan lebih menarik karena kita tidak hanya
mendengarkan melainkan juga melihat gambar yang ditayangkan tanpa harus
berimajinasi dari alur yang diceritakan.
Film adalah salah satu media komunikasi massa yang bisa menyebarluaskan
informasi dan berbagai pesan secara luas selain radio, televisi, koran, majalah.15
Karena film saat ini bukan lagi dimaknai hanya sebagai karya seni, melainkan
sebagai komunikasi massa yang bertujuan untuk menyampaikan pesan-pesan
tertentu melalui alur cerita yang ditayangkan kepada penontonnya.
13
M.Syafi’I Hadzami, Tauhid Adilah, h.7 14
Gatoto Prakoso, Film Pinggiran-Ontologi Film Pendek, Eksperimental dan
Dokumenter. FFTV-IKJ dengan YLP(Jakarta: Fatma Press), h.22 15
Sean Mac Bried, Komunikasi dan Masyarakat Sekarang dan Masa Depan, Aneka
Suara Satu Dunia (Jakarta: PN Balai Pustaka Unesco, 1983), h.120
15
Menurut Alex Shobur film merupakan bayangan yang diangkat dari kenyataan
hidup yang dialami dalam kehidupan sehari-hari yang menyebabkan selalu ada
kecenderungan untuk mencari relevasi antara film dengan kehidupan nyata yang
kemudian memproyeksikannya ke atas layar.16
. Karena dalam film mengangkat
realita kehidupan yang ada dimasyarakat yang dikombinasikan dengan hiburan
dan pengetahuan didalamnya, meskipun kisah-kisah yang diangkat lebih bagus
dari kondisi nyata sehari-hari atau sebaliknya malah bisa menjadi lebih buruk dari
kondisi nyata sehari-hari. Pengetahuan yang dimaksud seperti pengetahuan
tentang budaya, sosial dan politik yang terdapat dalam cerita film tersebut
‖Film merupakan produk komunikasi massa yang sangat berpengaruh bagi
kehidupan manusia. Kerjanya ibarat jarum hipodermik atau peluru yang
banyak dicetuskan oleh pakar ilmu komunikasi, dimana kegiatan
mengirimkan pesan sama halnya dengan tindakan menyuntikan obat yang
dapat langsung merasuk kedalam jiwa penerima pesan.‖17
Film merupakan media komunikasi massa yang unik dibandingkan dengan
media massa lainnya, karena film sifatnya bergerak secara bebas dan tetap,
penerjemahannya langsung melalui gambar-gambar visual dan suara yang nyata,
film juga memiliki kesanggupan untuk menangani berbagai subjek yang tidak
terbatas ragamnya.18
―Menurut UU Perfilman No 8 Tahun 1992, film adalah karya cipta seni dan
budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang
dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid,
pita video, dan atau bahan hasil temuan teknologi lainnya dalam segala
bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau
proses lainnya, dengan atau tanpa suara yang dipertunjukan dan atau
ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan atau
lainnya.‖19
16
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.127 17
Morrisan, Media Penyiaran: Strategi Mengola Radio dan Televisi, (Tangerang:
Ramdina Prakarsa, 2005), h. 12. 18
Adi Pranajaya, Film dan Masyarakat Sebuah Pengantar, (Jakarta: BPSDM Citra Pusat
Perfilman, 2000), h.6 19
UU Republik Indonesia No 8 Tahun 1992 tentang perfilman Bab 1, Pasal 1 Ayat 1.
Departemen Penerangan RI.
16
Jadi dapat dipahami film adalah media gambar bergerak yang merupakan
karya seni berupa hiburan dan pembelajaran yang dipertunjukan untuk
menyampaikan suatu pesan agar dapat memberikan pengaruh pada kehidupan
sehari-hari manusia.
2. Klasifikasi Film
Klasifikasi film atau yang biasa disebut dengan genre dalam film berawal dari
klasifikasi drama yang lahir pada abad ke XVIII, pada saat itu terdapat beberapa
naskah drama, diantaranya adalah lelucon, banyolan, opera balada, komedi
sentimental, komedi tinggi, tragedi borjois dan tragedi neoklasik.20
Seiring perkemangan zaman, klasifikasi dalam dunia perfilman mengalami
sedikit perubahan. Namun tidak menghilangkan yang terdahulunya. Sejauh ini
film diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu film komedi, drama, horror,
musical, dan laga.21
Komedi adalah jenis film yang ceritanya mendeskripsikan tentang kelucuan,
kekonyolan, kebanyolan para pemainnya. Sehingga alur cerita dalam filmnya
tidak membosankan karena ada hal-hal kejenakaan yang membuat para penonton
merasa terhibur. Film komedi sering kita temui dimana-dimana, di Indonesia salah
satu film komedinya adalah film ―Warkop DKI‖, alur cerita filmnya banyak sekali
kekonyolan yang dilakukan oleh Dono, Kasino dan Indro sebagai pemeran
utamanya. Sehingga sampai saat ini film itu masih banyak digemari oleh kalangan
masyarakat Indonesia.
20
Hermawan J Waluyo, Drama: Teori dan Pengajarannya, (Yogyakarta: PT Hanindita,
2003), cet ke-2, h.38 21
Eky Imanjaya, Why Not: Remaja Doyan Nonton, (Bandung: PT Mizan Budaya
Kreativa, 2004), h.104
17
Drama adalah jenis film yang ceritanya mendeskripsikan seperti realita
(kenyataan) dalam kehidupan manusia. Sehingga dalam alur ceritanya dapat
membuat penonton merasakan senang atau sedih bahkan ada yang sampai
meneteskan air matanya. Di Indonesia khususnya banyak sekali tayangan film
drama yang disajikan, hampir disetiap chanel televisi Indonesia menayangkan
film tersebut, seperti film FTV di SCTV, tukang bubur naik haji di RCTI, the east
di NET TV, dan masih banyak yang lainnya.
Horor adalah jenis film yang beraroma mistis, alam gaib, dan spiritual, dalam
alur ceritanya dapat membuat penonton lebih sering merasakan terkejut sehingga
membuat jantung penonton berdegup kencang, karena alur ceritanya yang
menegangkan, dan penonton dapat berteriak histeris.
Musikal adalah jenis film yang alur certinya penuh dengan nuansa musik, alur
ceritanya hampir sama dengan drama, hanya saja dibeberapa bagian adegan dalam
film pemain bernyanyi, berdansa, bahkan berdialog menggunakan musik. Film
jenis musikal ini lebih sering dimainkan dari film-film Bollywood.
Laga (action) adalah jenis film yang dipenuhi dengan aksi, perkelahian,
tembak menembak, dan adegan-adegan berbahaya yang mendebarkan. Alur
ceritanya sederhana, hanya saja dapat menjadi luar biasa setelah dibumbui aksi-
aksi yang membuat penonton tidak mengalihkan perhatiannya.
3. Jenis Film
Menurut Elvinaro dan Lukiati dalam bukunya Komunikasi Massa Suatu
Pengantar, film dapat dikelompokan menjadi empat jenis, diantaranya adalah jenis
film cerita, film berita, film dokumenter dan film kartun.22
22
Elvinaro Ardianto, dan Lukati Komala Erdiyana, Komunikasi Massa Suatu Pengantar,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h.138-140.
18
Film cerita (story film) adalah film yang mengandung suatu cerita yang dapat
dipertunjukan di gedung-gedung bioskop dengan bintang film yang terkenal, film
ini biasanya didistribusikan sebagai barang dagangan untuk mendapatkan
keuntungan yang besar. Film cerita ini dibuat semenarik mungkin agar tidak
membosankan, film cerita ini memiliki alur maju-mundur atau sebaliknya bahkan
ada juga yang membuat alur ceritanya dengan campuran. Film cerita dapat berupa
satu film dengan satu masa putar, dapat pula berupa film serial dengan masa putar
lebih dari satu kali.
Film berita (newsreel) adalah film yang dibuat untuk mengkaji suatu kejadian
yang benar-benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada
publik harus mengandung nilai berita yang penting dan menarik.
Film dokumenter (documentary film) adalah film yang dibuat dari hasil
interpretasi pembuatnya mengenai sebuah kenyataan tersebut. Film dokumenter
berisikan peristiwa penting yang diperkirakan tak akan terulang lagi, karena
rekaman kejadian yang diambil langsung saat kejadian nyata sedang berlangsung.
Film kartun (cartoon film) adalah film yang dibuat untuk anak-anak,
sepanjang film kartun ini diputar akan membuat penontonya tertawa karena
kelucuan-kelucuan dari tokoh pemainnya, karena inti dari film kartun ini untuk
menghibur.
4. Struktur Film
Film jenis apapun yang sudah dijelaskan sebelumnya pasti memiliki
struktur fisik. Menurut Himawan dalam bukunya ―Memahami Film‖, secara
19
fisik struktur film dapat dibagi menjadi tiga struktur, yaitu shot, scane
(adegan), dan sequence 23
Shot merupakan sebuah proses pengambilan gambar dengan menggunakan
kamera, sejak kamera di aktifkan hingga kamera dimatikan. Sekumpulan shot
biasanya dapat dikelompokan menjadi sebuah adegan, satu adegan bisa berjumlah
belasan hingga puluhan kali shot.
Scane (adegan) adalah gabungan dari beberapa shot yang menimbulkan satu
pengertian yang utuh. Membuat satu scane sama seperti dengan membuat satu
kalimat, yang terdiri dari awal, isi yang mengembangkan atau pemaknaan dan
diakhiri dengan penutup.
Sequence adalah satu segmen yang besar yang memperlihatkan kejadian yang
utuh. Dalam karya literature, sequence bisa di ibaratkan seperti sekumpulan bab
yang berkesinambungan dari bab yang sebelum-sebelumnya.
―Satu sequence umumnya terdiri dari beberapa adegan yang saling
berhubungan.‖24
5. Sinematografi
Sinematografi adalah cara bagaimana mengambil objek gambar atau biasa
disebut dengan jarak kamera terhadap objek (type of shot), M. Bayu dan
Winastwan dalam bukunya ―Bikin Film Itu Mudah‖ menjelaskan tentang bagian-
bagian dari sinematografi seperti big close up, close up, medium close up, medium
shot, medium full shot, full shot, medium long shot, long shot, dan extreme long
shot.25
23
Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h.29-30 24
Heru Effendy, Mari Membuat Film, Panduan Menjadi Produser, (Jakarta: CV
Pedoman Ilmu Jaya, 1986), Cet. Ke-3, h.35. 25
M. Bayu Widagdo dan Winastwan Gora S, Bikin Film Itu Mudah, (Yogyakarta: CV
Andi Offset, 2007), h.54
22
Medium Long Shot (MLS)
adalah pengambilan gambar dengan
mengikutsertakan setting sebagai
pendukung suasana diperlukan
karena ada kesinambungan cerita
dan aksi tokoh dengan setting
tersebut.
Long Shot (LS) adalah
pengambilan gambar objek akan
terlihat keseluruhan. Dengan
pengambilan gambar long shot bisa
menimbulkan suatu suasana yang
dapat memperlihatkan keseluruhan
pemandangan.
Extreme Long Shot (ELS) adalah
pengambilan gambar yang hamper
tak terlihat membuat artis tampak
berada di kejauhan. Shot yang di
ambil dari jarak yang sangat jauh,
mulai dari kira-kira 200 meter
sampai dengan jarak yang lebih jauh
lagi.
23
C. Analisis Wacana
1. Pengertian Analisis Wacana
Analisis wacana adalah ilmu baru yang muncul beberapa tahun yang lalu,
aliran-aliran linguistik selama ini membatasi penelitiannya hanya kepada soal
kalimat dan barulah belakangan ini sebagai ahli bahasa mengalihkan perhatiannya
kepada penganalisisan wacana.26
―Istilah wacana berasal dari bahasa sansekerta wac/wak/vak yang memiliki
arti „berkata‟ atau „berucap‟. Kemudian kata tersebut mengalami perubahan
menjadi wacana. Kata „ana‟ yang berada dibelakang adalah bentuk sufiks
(akhiran) yang bermakna membedakan (nominalisasi). Dengan demikian,
kata wacana dapat diartikan sebagai perkataan atau tuturan. Dalam kamus
bahasa Jawa kuno Indonesia karangan Wojowasito terdapat kata waca yang
berarti baca, wacaka berarti mengucapkan dan kata wacana berarti
perkataan.‖27
Sebuah tulisan adalah sebuah wacana, tetapi apa yang dinamakan wacana
tidak perlu hanya sesuatu yang tertulis melainkan sebuah pidato pun adalah
wacana.28
Jadi yang dinamakan dengan wacana tidak hanya dalam bentuk tulisan
melainkan dalam bentuk lisan pun merupakan sebuah wacana.
―Pembahasan wacana pada segi lain adalah membahas bahasa dan tuturan
itu harus didalam rangkaian kesatuan situasi pengguna yang utuh. Analisis
wacana lebih menekankan pada pemaknaan teks dari pada penjumlahan unit
kategori, dasar dari analisis wacana interpretasi, karena analisis wacana
merupakan bagian dari metode interpretatif yang mengandalkan pengamatan
dan penafsiran peneliti.‖29
26
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2009), h.47 27
Dedy Mulyana, Kajian Wacana: Teori, Metode dan Aplikasi Prinsip-Prinsip Analisis
Wacana, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005), h.3 28
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h.10 29
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LkiS, 2006),
cet. Ke-7, h.337
24
Aris Badara mengungkapkan ada tiga pandangan mengenai analisis wacana
dalam bukunya Analisis Wacana: Teori, Metode dam Penerapannya pada Wacana
Media, yaitu pandangan positivis-empiris, kontruktivisme, dan paradigm kritis.30
Positivis-empiris adalah analisis wacana yang menggambarkan tata tuturan
kalimat, bahasa, dan pengertian bahasa. Dalam pandangan ini melihat bahasa
sebagai jembatan antara manusia dengan objek yang ada diluar dirinya.
Pengalaman-pengalaman manusia dianggap secara langsung diekspresikan
melalui penggunaan bahasa tanpa ada kendala.
Kontruktivisme adalah analisis wacana yang menempatkan suatu analisis
untuk membongkar maksud dan makna tertentu. Dalam pandangan ini bahasa
tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka yang
dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pernyataan. Kontruktivisme justru
menganggap bahwa subjek adalah faktor utama dalam kegiatan wacana serta
hubungan-hubungan sosialnya, maka dari itu pandangan kontruktivisme sangat
bertolak belakangan dengan pandangan positivis-empiris.
Paradigma kritis merupakan analisis wacana yang menekankan pada proses
produksi dan reproduksi makna, dimana bahasa dipahami sebagai representasi
yang berperan dalam membentuk subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu,
maupun strategi didalamnya.
―Secara sederhana, wacana merupakan cara objek atau ide diperbincangkan
secara terbuka kepada publik sehingga menimbulkan pemahaman tertentu
yang tersebar luas. Sedangkan secara umum wacana merupakan rangkaian
ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek)
30
Aris Badara, Analisis Wacana: Teori, Metode dan Penerapannya pada Wacana Media,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012), h.19-20
25
yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam satu kesatuan yang koheren,
dibentuk oleh unsure segmental maupun nonmental bahasa.‖31
2. Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Dijk
Menurut Van Dijk analisis wacana kritis secara terminologi yang dikutip dari
buku ―Principles of Critical Discourse Analysis‖ dalam pembahasannya mengenai
―What is Discourse?‖ adalah
―Critical discourse analysis (CDA) is a type of discourse analytical research
that primarily studies the way social power abuse, dominance, and inequality
are enacted, reproduced, and resisted by text and talk in the social and
political context. With such dissident research, critical discourse analysis
take explicit position, and this want to understand, expose, and ultimately
resist social inequality,‖32
―(Analisis wacana kritis (AWK) adalah jenis penelitian wacana yang
mempelajari cara penyalahgunaan kekuasaan sosial, dominasi, serta
ketimpangan yang terjadi, direproduksi, dan mengulas teks dan pembicaraan
dalam konteks sosial dan politik. Dengan begitu penelitian analis wacana
kritis mengambil posisi lebih eksplisit, dan ingin memahami, mengekspos,
serta mengulas ketimpangan sosial yang terjadi.)”
Dari kutipan diatas jelas bahwa Van Dijk telah menilai analisis wacana kritis
merupakan studi kasus wacana yang digunakan untuk menganalisis wacana-
wacana kritis diantaranya politik, ras, gender, kelas sosial dan lain-lain.
Menurut Yoce dalam bukunya analisis wacana kritis, memahami analisis
wacana kritis adalah sebuah upaya untuk memberikan penjelasan makna dari teks
atau realitas sosial yang mau atau sedang dikaji oleh seseorang atau kelompok
dominan yang mempunyai tujuan tertentu untuk memperoleh apa yang
diinginkan.33
Mengutip Fairclough dan Wodak dalam Analisis Wacana yang ditulis Aris
Badara mengatakan bahwa analisis wacana kritis adalah bagaimana bahasa
menyebabkan kelompok sosial yang bertarung dan mengajukan ideologinya
31
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framming, h.11 32
Teun Van Dijk, Principle of Critical Discourse Analysis, (London: Sage, 2002), h.352 33
Yoce Aliyah Darma, Analisis Wacana Kritis, (Bandung: Yrama Widya, 2009), h.49
26
masing-masing, karakteristik dalam analisis wacana kritis adalah tindakan,
konteks, historis, kekuasaan.34
Dalam karakteristik tindakan, wacana dapat dipahami sebagai tindakan yang
mengasosiasikan wacana sebagai bentuk interaksi. Seseorang berbicara, menulis,
menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain,
seseorang berbicara bisa jadi untuk meminta atau memberi informasi. Ketika
seseorang menulis, sebenarnya dia sedang berusaha berinteraksi dengan orang lain
melalui tulisannya, karena dengan tulisan deskriptif dia menggambarkan sesuatu
dengan lengkap agar pembaca dapat memiliki gambaran terhadap apa yang
sedang dideskripsikan.
Dalam karakteristik konteks, analisis wacana kritis mempertimbangkan
konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa dan kondisi. Pada dasarnya
karakteristik konteks ini melihat unsur diluar bahasa, maka dari itu konteks
adalah sesuatu yang menjadi bagian terpenting dalam memahami analisis wacana.
Dalam karakteristik historis, wacana ditempatkan dalam konteks sosial
tertentu dan tidak dapat dimengerti tanpa menyertakan konteks. Sesuatu yang
terjadi di masa sekarang selalu memliki hubungan dengan peristiwa di masa lalu,
karena analisis wacana kritis tidak hanya mencari tahu kapan sesuatu itu terjadi,
namun menggunakannya untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang mengapa
wacana tersebut dibangun. Maka dari itu aspek historis ini dapat menuntun kita
untuk menjawab dari pertanyaan tersebut.
Dalam konteks kekuasaan, analisis wacana kritis mempertimbangkan elemen
kekuasaan. Analisis wacana mencoba memahami apa sebenarnya pesan atau
34
Aris Badara, Analisis Wacana: Teori, Metode dan Penerapannya pada Wacana Media,
h-29-32
27
makna yang terdapat dalam suatu wacana, baik itu wacana yang berbentuk lisan
ataupun tulisan. Analisis wacana kritis memahami mencoba memahami kekuasaan
apa yang bermain dalam terbentuknya suatu wacana.
Selanjutnya, lebih jauh Van Dijk melihat bagaimana teks yang diproduksi
menjadi wacana bekerja. Dalam produksi yang bekerja terdapat proses
penyusunan hingga menjadi teks yang utuh juga harus diamati dan diteliti,
terdapat tiga dimensi yang digunakan dalam analisis wacana kritis model Van
Dijk, yaitu segi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial yang dimana ketiga
dimensi wacana ini merupakan bagian yang digabungkan kedalam satu kesatuan
analisis.35
Van Dijk lebih melihat wacana kepada wacana tulis atau teks, Van Dijk
melihat teks terdiri dari beberapa struktur atau tingkatan yang satu sama yang lain
berhubungan dan saling mendukung yang dibaginya ke dalam tiga tingkatan, yaitu
struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro.36
Skema penelitian dan metode analisis wacana Van Dijk dapat digambarkan
sebagai berikut:
Tabel 2.2
Skema Penelitian dan Metode Vam Dijk
Struktur Metode
Teks
Menganalisis bagaimana strategi
wacana yang digunakan untuk
Critical Linguistic
35
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media , h.226 36
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h.225-226
28
menggambarkan seseorang atau
peristiwa tertentu. Bagaimana strategi
tekstual yang dipakai untuk
memarjinalkan suatu kelompok,
gagasan atau peristiwa tertentu.
Kognisi Sosial
Menganalisis bagaimana kognisi
penulis dalam memahami seseorang
atau peristiwa tertentu yang akan
ditulis.
Wawancara Mendalam
Konteks Sosial
Menganalisis bagaimana wacana yang
berkembang dalam masyarakat. Proses
produksi dan reproduksi seseorang atau
peristiwa yang digambarkan.
Studi Pustaka, Penelusuran Sejarah,
dan Wawancara
Sumber: Eriyanto37
a. Teks
Dalam ruang lingkup analisis wacana kritis Van Dijk melihat suatu teks dan
membaginya kebeberapa struktur/tingkatan yang masing-masing bagian saling
mendukung. Ia membaginya ke dalam tiga tingkatan.
Pertama adalah struktur makro, struktur ini merupakan makna global/universal
dari suatu teks yang dapat diamati dengan cara melihat topik atau tema yang
dikedepankan dalam suatu berita; kedua adalah superstruktur, ini merupakan
37
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h.224
29
sturktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, yang dimana
bagian-bagian teks tersusun kedalam berita secara utuh; ketiga adalah struktur
mikro, struktur mikro ini adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian
STRUKTUR WACANA HAL YANG DIAMATI ELEMEN
Struktur Makro Tematik (Tema/topik
yang dibahas dalam suatu
teks berita).
Topik
Superstruktur Skematik (Melihat proses
penyusunan dan urutan
bagian-bagian dalam teks
hingga menjadi berita
yang utuh).
Skema
Struktur Mikro Semantik (Penekanan
makna dalam suatu teks
berita)
Sintaksis (Pemilihan
kalimat, bentuk dan
susunannya)
Stilistik (Pilihan kata
yang dipakai dalam teks
berita)
Latar, detail, maksud,
praanggapan, dan
nominalisasi
Bentuk, kalimat,
koherensi, kata ganti
Leksikon
30
yang terkecil dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat,
paraphrase, dan gambar, kemudian struktur mikro ini dibagi kembali menjadi
beberapa bagian seperti semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris.38
Semantik adalah penekanan makna dalam sebuah teks berita, artinya
bagaimana wartawan ingin menekankan makna suatu teks berita dalam
pemberitaannya; Sintaksis adalah pemilihan terhadap kalimat, baik secara bentuk
atau susunannya, dalam hal ini yang diamati adalah bentuk kalimat, koherensi,
dan kata ganti; Stilistik adalah bagaimana kita mengamati tentang pemilihan kata
yang digunakan wartawan dalam penulisan beritanya; Retoris adalah mengamati
bagaimana dan dengan cara apa penekanan terhadap teks berita dilakukan.
Tabel 2.3
Sumber: Eriyanto39
Dari ketiga struktur ini kita dapat mempelajari suatu teks, tidak Cuma
mengerti dari isi teks berita, namun juga elemen-elemen yang membentuk teks
berita, kalimat, paragraf, dan proposisi. Tidak hanya mengetahui apa yang diliput
oleh media, namun juga dapat mengetahui bagaimana media mengungkapkan
peristiwa kedalam pilihan bahasa tertentu.
38
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h.73-74 39
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h.228-229
Retoris (Proses dan cara
penekanan yang
dilakukan)
Grafis, metafora,
ekspresi.
31
b. Kognisi Sosial
Dalam pandangan Van Dijk, analisis wacana untuk membongkar bagaimana
makna yang tersembunyi dalam teks, maka dibutuhkan suatu analisis kognisi dan
konteks sosial, pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak
mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa.40
―Kognisi sosial adalah titik kunci dalam memahami sebuah produksi teks atau
cerita, maksudnya adalah selain meneliti teks, penulis juga meneliti proses
terbentuknya teks. Kognisi sosial menggambarkan bagaimana kesadaran
mental penulis skenario membentuk teks. Untuk mengetahui hal tersebut,
maka diperlukan wawancara mendalam kepada penulis skenario.‖41
c. Konteks Sosial
Dalam konteks sosial ini, membahas mengenai wacana yang berkembang
dalam masyarakat umum yang diperlukan analisis intertekstual yang meneliti
bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikontruksi dalam
masyarakat.42
―Menurut Van Dijk, wacana yang terdapat dalam sebuah teks adalah bagian
dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk meneliti
suatu teks perlu dilakukan wawancara seputar bagaimana wacana tentang
suatu hal diproduksi dan dikontruksi dalam masyarakat. Pada intinya,
konteks sosial itu berhubungan dengan pengetahuan yang berkembang
dalam masyarakat atas suatu wacana.‖43
40
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h.260 41
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h.259-260 42
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h.271 43
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h.271
32
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sekilas Tentang Film Airlift
Film Airlift adalah film drama dan action yang diambil dari kisah nyata, film
ini menceritakan tentang invasi Irak terhadap Kuwait yang dibintangi oleh Akhsay
Kumar dan Nimrat Kaur. Film ini disutradai oleh Raja Khrisna Menon dan
menceritakan kisah seorang pebisnis kaya bernama Ranjit Katiyal yang
diperankan oleh Akhsay Kumar.
Film ini menampilkan peristiwa yang sudah diatur pada tahun 1990, dimana
pada saat itu sedang terjadi invasi Irak terhadap Kuwait. Film ini juga
menceritakan penyelamatan terbesar didunia dengan mengevakuasi warga sipil
India sebanyak 170.000 ribu orang.
Setelah diluncurkannya film ini, Airlift mendapatkan kesuksesan box office
yang luar biasa, film ini diperkirakan telah mengais keuntungan yang sangat
besar. Karena film ini merupakan kisah nyata yang dialami oleh warga India yang
dievakuasi melalui jalur penerbangan dengan Air India yang berkontribusi besar
dalam melakukan evakuasi bersejarah tersebut. Setelah misi penyelamatan ini
sukses, Air India langsung masuk dalam Guinnes Book of World Records sebagai
maskapai sipil yang sukses membantu evakuasi manusia terbanyak dalam sejarah
Film ini berdurasi selama 125 menit, dan film ini juga memecahkan rekor
terbaru dalam sejarah perfilman Bollywood dengan memiliki rating paling tinggi
di Internet Movie Database (IMDB) sepanjang massa hingga mencapai angka 9,1.
33
Disamping itu film Airlift juga menjadi film India pertama yang mengangkat tema
tentang Perang Teluk.
B. Sinopsis Film Airlift
Cerita ini diawali dengan pertemuan seorang pengusaha besar dari India,
Ranjit Katyal dengan pemimpin Kuwait di istana Dasman, mereka bertemu untuk
membicarakan permasalahan bisnis yang mereka sepakati. Setelah bertemu
kemudian Ranjit langsung kembali kerumah dengan supir pribadinya yang sama
berasal dari India.
Setelah sesampinya dirumah kemudian Ranjit langsung bersiap-siap untuk
pergi kepesta bersama istrinya yang bernama Amrita Katyal. Pesta itu dimulai
dengan sebuah lagu dan juga penarinya, kemudian dalam pesta itu Ranjit
mengambil alih untuk menyanyi dan menari dihadapan semua tamu.
Pada malam yang sama pukul 03:00 dini hari di Abdali Labour Camp tiba-tiba
mendapat serangan dari tentara Irak yang di utus oleh Saddam Hussein sebagai
kepala negara di Irak. Penyerangan ini akibat Irak yang mempunyai hutang
kepada Kuwait sebesar 14 miliar dolar pasca perang antara Irak-Iran, Irak ingin
Kuwait membebaskan hutangnya, dan Irak pun telah menuduh Kuwait telah
mencuri minyaknya, karena itu Irak menginvasi Kuwait.
Para tentara Irak tidak sungkan-sungkan untuk menghancurkan negara Kuwait
dengan segala persenjataannya, dan memberikan perintah kepada warga Negara
Kuwait untuk keluar dari rumahnya karena mereka telah mengakui bahwa Kuwait
merupakan kekuasaan mereka sekarang. Sambil berteriak untuk memerintahkan
warga Kuwait untuk keluar, mereka juga sambil menembakan senjata mereka
keudara dan berteriak ―Hidup Saddam!‖.
34
Dalam situasi yang sangat genting, Ranjit memikirkan untuk membawa pergi
keluarganya dari Kuwait. Kemudian Ranjit pergi keluar bersama supirnya untuk
pergi kekedutaan dan mempersiapkan semua kebutuhan agar bisa keluar dari
Kuwait.
Dalam perjalanan menuju kedutaan banyak tentara Irak sedang mencari warga
Kuwait kemudian menyeret dan menembakinya. Ternyata tentara Irak tersebut
masih banyak yang berusia dibawah umur, dan mereka sudah memperlakukan
manusia secara tidak manusiawi. Ranjit kemudian dibawa tentara Irak untuk
menemui panglima tentaranya di Istana Dasman. Di istana tersebut mereka
membicarakan tentang masalalu mereka dan Ranjit diberikan stiker agar bisa
bebas disetiap pos penjagaan.
Ranjit yang kemudian berangkat menuju ke kedutaan besar India di Kuwait
ingin meminta pertolongan agar dia dan keluarganya bisa dikeluarkan dari negara
Kuwait, karena pada saat itu dia hanya memikirkan kepentingan pribadinya tanpa
memikirkan orang lain. Maka dari itu salah seorang pegawai dari kedutaan besar
India menegur Ranjit untuk memikirkan 170.000 warga India lain yang
mempunyai keinginan sama dengan Ranjit agar bisa keluar dari Negara Kuwait.
Disisi lain, film ini memperlihatkan para tentara Irak sedang menyerang warga
Kuwait dengan menembaki dan juga membom daerah setempat. Terlihat para
tentara Irak yang bernotabene agama Islam ini sangat arogan, angkuh, tidak
mempunyai sifat manusiawi, pelecehan seksual, dan juga terlihat serakah.
Ranjit yang sedang berusaha untuk mengeluarkan keluarganya dari Kuwait,
dia langsung menemui panglima militer Irak untuk melakukan diplomasi agar bisa
mengeluarkan keluarganya. Pada akhirnya kesepakatan antara Ranjit dan
35
panglima militer Irak sudah dilaksanakan, dan Ranjit bisa membawa pergi
keluaranya.
Akan tetapi sesampainya Ranjit di perusahaannya, dia mendapatkan teguran
kembali bahwa warga India bukan hanya dia dan keluarganya saja, melainkan
masih ada 170.000 warga India yang terlantar akibat invasi tersebut. Dimulai dari
sini dia mempunyai rasa peduli dengan mengubah sifat egoisnya, walaupun
keputusan dia untuk menolong warganya dibantah oleh istrinya tetapi dia tetap
sabar dan tetap memikirkan kepentingan umat dibanding dengan kepentingan
pribadinya, dan masih banyak cobaan lainnya yang menghadang dia untuk
menyelamatkan warganya. Sampai pada akhirnya dia mampu menjadi pahlawan
dan menyelamatkan sebanyak 170.000 warga India dengan selamat dan penuh
perjuangan dan kesabaran yang sangat besar.
C. Profil Sutradara Film Airlift
Raja Khrisna Menon
36
Raja Khrisna Menon adalah seorang sutradara, produser, dan penulis dari
India, dia sudah membuat tiga film Bollywood dan yang terakhir adalah film
Airlift yang rilis pada tanggal 22 Januari 2016 dan mempunyai kesuksesan yang
luar biasa dari box office.
Raja Khrisna Menon lahir di Thrissur – Kerala, dia menghabiskan waktu masa
kecilnya di Kerala. Dia setelah besar kuliah di Universitas Kristen – Bangalore,
dan mempunyai gelar sarjana kimia. Meskipun dia mengambil jurusan kimia
pada saat kuliahnya, Raja Khrisna Menon juga melibatkan diri dibeberapa
kegiatan seperti dia pernah menjadi pendebat, penulis, dan quizzer sehingga dia
bisa memenangkan banyak kompetisi festival kampus.
Setelah menyelsaikan pendidikannya di universitas, Raja Khrisna Menon
memulai karirnya menjadi asisten D. Radhakrishnan sebagai sutradara film dan
sebagai photograper. Kemudian dia pindah ke Mumbai pada tahun 1993 sampai
1996 sebagai manager bisnis Sanjeev Khamgaonkar untuuk penulis atau
sutradara. Kemudian pada akhir tahun 1996 dia keluar dari pekerjaannya dan
membuat perusahaannya sendiri.
Pada tahun 2003, Raja Khrisna Menon membuat film terbarunya yang
berjudul Bas Yun yang dibintangi oleh Nandita Das dan Purab Kohli. Setelah itu
dia melanjutkan periklanan dari tahun 2003-2008, dan pada tahun 2009 dia
kembali membuat film yang berjudul Barah Aana yang dibintangi oleh
Naseeruddin Shah, Vijay Raaz, dan artis dari Italia yaitu Violante Placido. Film
imi mendapatkan kritikan sukses, dan film Barah Aana terpilih di festival film
internasional dan juga Chicago International Film Festival. Kemudian yang
terakhir adalah film Airlift yang rilis pada tanggal 22 Januari 2016 yang
37
dibintangi oleh Akhsay Kumar dan Nimrat Kaur, film ini juga merupakan film
tersukses Raja Khrisna Menon dalam Box Office dan mendapatkan rating 9,1 di
Internet Movie DataBase (IMDB).
D. Profil Pemain Film Airlift
1. Akhsay Kumar
Akhsay Kumar (Ranjit Katyal)
Akhsay Kumar atau yang berperan sebagai Ranjit Katyal lahir di Amritsar,
Punjab-India, 9 September 1967. Kemudian dia telah menikah dengan aktris India
yang bernama Twinkle Khanna. Dari perkawinannya yang dilaksanakan pada 14
Januari 2001, mereka dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama Araav.
Ia adalah seorang aktor India yang mengawali karirnya dalam film Khiladi
Series dan Ek Rishtaa pada tahun 1990-an. Kemudia peran sebagai aktor mulai
didapatkan saat dia membintangi film Thriller Khiladi pada tahun 1992, kemudian
pada tahun 1994 dia membintangi film Main Khiladi Tu Anari, Mohra, dan Yeh
Dillagi. Dari film-film tersebutlah Akhsay Kumar dikenal luas, terutama pada
38
film Yeh Dillagi pada tahun 1994, ia berhasil masuk ke nominasi untuk Best Actor
Filmfare.
Karena namanya dikenal semakin meluas, dia sudah membintangi banyak film
Bollywood, khususnya pada tahun 1997 disaat dia membintangi film larid Dil To
Pagal Hai dengan arahan sutradara Yash Chopra, dia berhasil meraih nominasi
Filmfare Best Supporting Actor yang membuat namanya semakin dikenal dan
dicari untuk memainkan film.
Selain berperan sebagai aktor, diajuga bertindak sebagai pemeran pengganti
dalam adegan berbahaya, khususnya dalam film yang diperankannya. Karena
profesinya tersebut, Akhsay Kumar dijuluki Jackie Chan India.
2. Nimrat Kaur
Nimrat Kaur (Amrita Katyal)
Nimrat Kaur yang berperan sebagai Amrita Katyal lahir pada 13 Maret 1982
di Pilani, Rajashtan-India. Dia berasal dari keluarga menengah, ayahnya adalah
seorang tentara India dan adik perempuannya adalah seorang psikologi di
39
Bangalore. Disaat umur Nimrat Kaur berumur 12 tahun ayahnya meninggal dunia
karena serangan teroris di Kasmhir, setelah kejadian itu Nimrat dan keluarga
pindah ke Noida.
Di Noida Nimrat Kaur menyelsaikan sekolahnya di ―Delhi Publik School‖,
kemudian melanjutkan kuliahnya di Universitas Delhi. Sesudah menyelsaikan
kuliahnya Nimrat Kaur pindah ke Mumbai dan memulai pekerjaannya sebagai
artis, pada tahun 2012 dia memberikan pertunjukan pertamanya di Bollywood
dalam film Peddler yang disutradarai oleh Anurag Kashyap, yang diputar di
festival Film Cannes 2012.
Kemudian dia kembali dengan perannya yang baik dalam film The Lunchbox,
sebuah drama yang mendapat pujian para kritikus dan dibintangi oleh Irrfan Khan,
yang diputar di Festival Film Cannes 2013. Kemudian dia memainkan peranan
wanita terkemuka berpasangan dengan Akhsay Kumar dalam film Airlift, film ini
juga kemudian mendapatkan pujian dari para kritikus dan termasuk box office
tersukses yang pernah ada di Bollywood.
3. Inaamulhaq
Inaamulhaq (Mayor Kahlaf Bin Zayd)
40
Inaamulhaq yang berperan sebagai Mayor Kahlaf Bin Zayd lahir pada tanggal
14 November 1979 di Saharanpur-Uttar Pradesh. Dia pertama muncul di
panggung pada umur 12 tahun, kemudian dia bergabung di ―Indian People’s
Theatre Association‖ dan dia bertindak di banyak pemain layaknya pemimpin.
Di Mumbai dia memulai karirnya sebagai jurnalis di siaran Televisi, sesudah
menjadi jurnalis kemudian dia bekerja di Creative Consultan dengan Comedy
Circus selama dua setengah tahun. Setelah itu dia pindah kedunia perfilman dan
menulis dialog untuk film Buddha Hoga Terra Baap (2011).
Inaamulhaq pernah memenangkan beberapa penghargaan dalam sejarah
hidupnya, diantaranya adalah :
Best Actor in a Supporting Role (Male) Filmistaan at “Big Life Ok
Now Awards”.
Best Actor in a Supporting Role (Male) Filmistaan at “SICA Awards”
Best Actor in a Supporting Role (Male) Filmistaan at “21st Annual
Screen Awards”.
Best Actor in a Supporting Role (Male) Filmistaan at “IBNLive Movie
Awards 2015”
Best Actor in a Supporting Role (Male) Filmistaan at “AIBA Awards
2015”.
41
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN ANALISIS
A. Wacana Seputar Representasi Stereotip Islam Dalam Film Airlift Dari
Level Teks
Sesuai dengan model analisis Teun Van Dijk, analisis wacana teks terdiri dari
tiga struktur atau tingkatan, yaitu struktur makro, superstruktur, struktur mikro,
yang masing-masing saling mendukung.
1. Struktur Makro
a. Tematik
Tema atau topik menggambarkan apa gagasan inti atau pesan inti yang
menunjukan informasi penting yang ingin diperkenalkan atau diungkapkan dalam
film Airlift. Tema besar dalam film ini menceritakan tentang perjuangan seorang
pengusaha besar di Kuwait yang berasal dari India untuk menyelamatkan warga
negaranya pada saat invasi Irak terhadap Kuwait dengan jumlah 170.000 orang.
Film ini diangkat dari kisah nyata, selain dari sejarah invasi Irak terhadap Kuwait
juga untuk mengingat sejarah dan juga perjuangan pemerintah India untuk
menyelamatkan warga negaranya menggunakan jalur udara.
Akan tetapi dibalik dari tema besar ini terdapat maksud untuk
mempresentasikan stereotip islam yang dilakukan oleh tentara Irak yang
bernotabene sebagai agama Islam. Walaupun memang sebenarnya lebih kepada
pesan moral yang disampaikan Ranjit sebagai peran utama, tetapi ada maksud lain
yang mempresentasikan stereotip islam dalam film Airlift. Adapun presentasi
42
Islam yang disampaikan adalah presentasi yang bersifat stereotip, seperti teroris,
diskriminasi, tamak, tidak bertanggung jawab, dan pelecehan seksual.
Melalui media film ini, Islam distereotipkan dengan banyak hal, seperti yang
sudah disebutkan diatas bahwa Islam distereotipkan tentang terorisme,
diskriminasi, tamak, tidak bertanggung jawab, dan pelecehan seksual.
a. Terorisme
Menurut Cunningham Jr. W.G dalam bukunya Mirra Noor Milla ―Mengapa
Memilih Jalan Teror, Analisis Psikologi Teror ― tahun 2010 merumuskan
tindakan terorisme meliputi penggunaan kekerasan kekuatan atau ancaman,
merupakan tindakan politik, secara intens menyebabkan ketakutan atau terror
dalam rangka untuk mencapai tujuan, serta terjadi efek dan reaksi psikologis.44
Dalam film ini sangat digambarkan sekali bahwa tentara Irak yang bernotabene
agama Islam memiliki ciri-ciri yang sudah dijelaskan oleh Cunningham Jr. W.G,
sehingga stereotip terhadap agama Islam yang dimunculkan oleh media film ini
sangat menandakan bahwa Islam adalah teroris.
Menurut Romli, Barat berusaha membuat ―Demonologi Islam‖ yaitu
penggambaran atau pencitraan Islam sebagai demon (setan, iblis atau hantu) evil
(yang jahat) cruel (yang kejam).45
Media sangat berperan dalam mengkontruksi
sebuah pesan, begitu juga dengan pemberitaan Islam di berbagai media, stereotip
pemikiran barat menggambarkan bahwa muslim adalah fundamentalis atau teroris
Islam. Barat sangat berusaha untuk menenggelamkan nama Islam dan membuat
masyarakat dunia memusuhi Islam serta menumbuhkan Islamphobia.
44
Mirra Noor Milla, Mengapa Memilih Jalan Teror, Analisis Psikologi Pelaku Terror,
(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2010) h.18-19
45 Asep. Syamsul M Romli, Demonologi Islam; Upaya Barat Membasmi Kekuatan Islam,
(Jakarta: Gema Insani Press, 2000), h.3
43
Dalam film Airlift tentara Irak digambarkan sangat kejam dan tidak
manusiawi, membunuh dengan cara menembaki masyarakat Kuwait,
menghancurkan bangunan-bangunan, dan masih banyak tindakan-tindakan
kejahatan yang dilakukan tentara Irak yang digambarkan dalam film Airlift. Pada
tema ini, pesan yang disampaikan adalah representasi Islam mengenai teroris.
T abel 4.1
Teroris
Durasi Teroris Skenario dan Keterangan
00:12:53 Gambar 4.1 Potongan Adegan;
Teroris
Tentara: ayo cepat pergi pergi
pergi, kamu pergi kekanan ayo
cepat cepat cepat.
Ket: para tentara berhenti
didepan Masjid, mengatur
strategi untuk mencari dan
membunuh warga Kuwait.
Mereka berhenti tepat didepan
Masjid yang merupakan tempat
peribadahan umat Islam sekaligus
lambang umat Islam.
00:15:10 Gambar 4.2 Potongan Adegan;
Teroris
Tentara : Kuwait! Keluar! Ini
tanah kami sekarang!/Hidup
Saddam!Hidup Saddam! Hidup
Saddam!
Ket: Tentara Irak keliling sambil
berteriak dan menembaki
senapan keudara, sehingga
terdapat warga Kuwait yang
ketakutan atas tindakan tentara
Irak. Dari sini terlihat untuk
pengambilan kekuasaan dengan
secara paksa dengan
menggambarkan teroris atas
nama politik, karena tentara Irak
sudah mengakui wilayah tersebut
menjadi wilayah kekuasaannya.
44
00:22:40 Gambar 4.3 Potongan Adegan;
Teroris
Ranjit : Brij, apa yang sedang
terjadi?
Brij : apa yang terjadi? Tenang!
Ranjit : Seorang tentara Irak
berusia 16 tahun menembak supir
ku, dan mereka menyeret aku ke
Istana Dasman, aku tidak tahu
bahwa apakah mayor Irak itu
bersikap ramah atau memang
mengancam aku.
Ket: Ranjit yang datang ke
kedutaan besar India di Kuwait
menjelaskan tentang kejadian
yang baru saja di alami olehnya,
terutama menjelaskan bahwa
supirnya dibunuh oleh tentara
Irak yang masih berusia 16 tahun,
disini menegaskan bahwa Islam
yang masih usia dini sudah
diajari untuk membunuh dengan
senapan.
00:24:05 Gambar 4.4 Potongan Adegan;
Teroris
Amrita: Bawa dia!
Ket: Amrita memberikan Simu
(anaknya) kepada pembantunya,
kemudian Amrita berlari
kejendela untuk melihat kejadian
diluar. Diluar tentara Irak berlari-
lari memburu warga Kuwait dan
membunuhnya dengan senapan
tanpa ada belas kasih.
01:00:00 Gambar 4.5 Potongan Adegan;
Teroris
Ashok: mereka tentara anak-anak
yang bahkan masih belum
dewasa, gila!
Ranjit: Ashok, apa pilihan yang
kita miliki? Kamu mengatakan
dengan begitu mudah tapi apa
pilihan yang kita miliki? Tentara
Irak yang gila dapat kembali
kapan saja, mereka bisa
meledakan sekolah kami, dan apa
yang bisa kita lakukan?
Ket: Ranjit ingin pergi ke
Baghdad untuk berbicara dengan
orang-orang yang dia kenal untuk
45
melakukan diplomasi agar warga
negaranya bisa diselamatkan.
Akan tetapi dalam dialog tersebut
sangat menekankan sekali kepada
tentara Irak yang masih dibawah
umur, yang bisa menembak dan
menghancurkan apapun sesuka
hatinya, lebih tepatnya dialog ini
bertujuan untuk menggambarkan
Islam telah mengajarkan
kekerasan sejak mereka masih
muda.
01:28:01 Gambar 4.6 Potongan Adegan;
Teroris
Tentara: Duduk!
Nahkoda: Aku tidak tahu, aku
tidak tahu.
Ket: Tentara Irak mencegah
kapal yang ingin membawa
sebagian warga India untuk
kembali ke negaranya, dan sang
nahkoda kapal ditodong senjata
oleh seorang tentara Irak. Tentara
yang lain sedang mengoperasi
warga India yang berada di
dermaga tersebut.
01:34:10 Gambar 4.7 Potongan Adegan;
Teroris
George: Sebuah bom waktu
berdetak di dalam bus.
Ranjit: Apa?
George: Wanita berpergian
dengan Preethi, dia adalah warga
Kuwait.
Ranjit: Aku tahu itu.
George: Kamu tahu, namun kamu
membiarkan dia tinggal di kamp,
jika militer Irak akan menemukan
mereka akan memotong kita
semua pada hari itu.
Ket: George sangat tidak sepakat
karena ada seorang warga Kuwait
yang tinggal bersama warga India
lainnya di kamp dan pergi
bersama warga india lainnya.
Geroge menjelaskan bahwa
tentara Irak akan membunuh
semua warga India jika terdapat
warga Kuwait yang ikut bersama
warga India lainnya di kamp.
46
Dari sini menggambarkan bahwa
sangat kejamnya tentara Irak,
bisa membunuh semua orang
yang berada dipenampungan
warga India karna hanya ada satu
warga Kuwait.
b. Diskriminasi
Diskriminasi merupakan salah satu tindakan yang dilakukan untuk
menunjukan perbedaan satu sama lain atau perlakuan pertimbangan dalam
membuat perbedaan untuk melawan orang atau sesuatu yang berdasarkan kepada
kelompok atau strata tertentu.46
Telah jelas bahwa diskriminasi merupakan
perlakuan yang tidak adil yang telah dirasakan oleh perseorangan atau kelompok,
beberapa diskriminasi yang sering terjadi biasanya menyangkut suku/etnis, ras,
agama dan keyakinan, jenis kelamin, penyandang cacat, penderita HIV/AIDS, dan
karna kasta sosial.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia NO 39 tahun 1999 bab 1 ayat 3
tentang Hak Asasi Manusia berbunyi sebagai berikut:
―Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang
langsung ataupun tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas
dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status
ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan potik, yang berakhir
pengurungan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan
atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan
baik individu maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial,
budaya, dan aspek kehidupan lainnya‖.47
Dalam film Airlift terdapat beberapa adegan diskriminasi kelompok yang
dilakukan oleh orang Irak yang bernotabene sebagai agama Islam. Sangat
digambarkan sekali diskriminasi kelompok dalam film ini, seperti mereka
46
Maria Angelia Yulianto, Penerimaan Penonton Terhadap Diskriminasi Etnis Tionghoa
Dalam Film “Ngenest”, (Jurnal e-Komunikasi Vol 4.No 1 Tahun 2016), h. 2 47
http://www.kpi.go.id/download/regulasi/UU%20No.%2039%20Tahun%201999%20ten
tang%20HAM.pdf di akses pada 17 Januari 2017, pukul 10:26 WIB
47
melepaskan orang lain kemudian mencari warga Kuwait dan membunuhnya.
Penekanan-penekanan diskriminasi bisa dilihat dari segi teks dan juga visual
dalam film Airlift, yang sebenarnya dalam agama Islam tidak dianjurkan untuk
berbuat diskriminasi, sebagaimana difirmankan Allah:
كنر ى ك أتر رهكنر عذ لل ر ل لتعارفواإ ى أ ا وقباكنر شع وب ـك ي ركر وأثىك وجعلر كن ه ـك ر أيہا لل اس ا خل ـك ي
علين خبير لل
―Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.
(Q.S. Al-Hujrat: 13)‖48
Telah jelas diterangkan oleh firman Allah, bahwasanya manusia diciptakan
dalam perbedaan untuk saling kenal mengenal dan tidak membedakan satu dengan
lainnya, agar tidak mengakibatkan munculnya sifat yang buruk yaitu
kesombongan dan membanggakan diri sendiri serta meremehkan orang lain.
48
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV.Naladana, 2004), h.745
48
Tabel 4.2
Diskriminasi
Durasi Diskriminasi Skenario & Keterangan
00:15:50 Gambar 4.8 Potongan Adegan;
Diskriminasi
Ranjit: Nair, apa yang terjadi
diluar?
Nair: Pak, aku menghindari
jalan-jalan utama dan
mengambil jalan raya untuk
sampai kesini. Militer Irak ada
dimana-mana, mereka
memeriksa semua orang. Mereka
melepaskan orang lain tapi
mencari warga Kuwait dan
membunuh mereka.
Ket: Ketika Ranjit bertanya
tentang keadaan diluar kepada
Nair, Nair menegaskan kepada
Ranjit bahwa tentara Irak
melepaskan orang lain dan
mencari serta membunuh warga
Kuwait. Dalam perbincangan ini
dijelaskan bahwa tentara Irak
memiliki sifat diskiriminasi
bangsa, sehingga hanya orang
Kuwait saja yang dicari serta
dibunuh.
00:17:48 Gambar 4.9 Potongan Adegan;
Diskriminasi
Tentara: Keluar, keluar, keluar!
Ranjit: Saya India, India, India.
Kami adalah India.
Nair: (Berbicara bahasa Arab)
Ranjit: Nair jangan berbicara
dengan mereka dalam bahasa
Arab, Nair silahkan duduk
didalam mobil.
Ket: Ketika Ranjit dalam
perjalanan menuju Kedutaan
besar India yang berada di
Kuwait, tiba-tiba tentara Irak
menghentikan mobilnya dan
menyuruh keluar Ranjit. Ranjit
keluar dengan mengatakan
bahwa dirinya adalah seorang
India, kemudian Nair keluar
49
mobil sambil berbicara bahasa
Arab. Ranjit pun memberitahu
bahwa Nair tidak boleh berbicara
Bahasa Arab dengan tentara
Irak, karena dengan
menggunakan bahasa Arab Nair
akan disangka warga Kuwait dan
akan dibunuh oleh tentara Irak.
Karena Nair menggunakan
bahasa Arab pada akhirnya Nair
ditembak oleh seorang tentara
Irak hingga dia terbunuh
ditempat. Dalam konteks ini
sangat dijelaskan bahwa terdapat
diskriminasi bangsa melalui
bahasa, ketika menggunakan
bahasa Arab maka mereka akan
terbunuh, tetapi jika
menggunakan bahasa India atau
Inggris maka mereka akan
terselamatkan dari tentara Irak.
00:26:40 Gambar 4.10 Potongan Adegan;
Diskriminasi
Tentara: (ketuk pintu jendela
mobil), apa yang kamu lakukan?
Ranjit: (membuka jendela mobil)
Tentara: Berikan identitasmu
padaku.
Ranjit: (memberikan identitas)
Tentara: Oke, kamu bisa pergi.
Ket: Ketika Ranjit dalam
perjalanan pulang menuju
rumahnya, tiba-tiba tentara Irak
menghentikannya dan mengetuk
jendela mobilnya. Tentara Irak
meminta dan memeriksa
identitas Ranjit, setelah melihat
identitasnya Ranjit dipersilahkan
pergi kembali. Dalam konteks
ini terlihat perlakuan
diskriminasi dari tentara Irak,
karena setelah melihat identitas
Ranjit, dan mengetahui bahwa
Ranjit adalah warga Negara
India, maka dari itu Ranjit
dipersilahkan pergi. Karena
tentara Irak hanya mencari
warga Kuwait untuk ditangkap
dan dibunuh.
50
00:49:53 Gambar 4.11 Potongan Adegan;
Diskriminasi
Meher: Ayah!Mereka
membunuh orang diluar sana.
Ayah Meher: Meher, Saddam
telah menjamin bahwa Irak tidak
akan menyakiti orang India.
Meher: Bagaimana mereka akan
tahu siapa Kuwait, siapa India?
Ket: Ayah Meher akan pergi
keluar dari camp penampungan
orang-orang India, karena
memikirkan tabungan seluruh
hidupnya, kemudian Meher
mencegah untuk tidak keluar
karna tentara Irak membunuh
orang diluar sana, kemudian
dengan jelas ayah Meher
menjelaskan bahwa Saddam
sebagai presiden Irak telah
menjamin keamanan warga
India. Dari segi teks ini juga
merupakan sikap diskriminasi
Presiden Irak (Saddam Husein),
yang hanya menjamin keamanan
dari warga India dan membunuh
warga Kuwait.
51
01:42:44 Gambar 4.12 Potongan Adegan;
Diskriminasi
Ranjit: India, kami India, Pak.
Tentara: Dua orang lagi, aku
ingin dua paspor lagi.
Ranjit: tidak, tidak, tidak,
mereka semua orang India. Kami
tidak memiliki paspor.
Tentara: Kuwait? Kuwait?
Ranjit: tidak, tidak, tidak, India,
Kami India.
Amrita: India, India, India
Ket: Ketika warga India sedang
menuju ke Yordania untuk
pulang kenegaranya, tiba-tiba
dipertengahan jalan terdapat
tentara Irak sedang menjaga
perbatasan. Kemudian mereka
menghentikan perjalanan warga
India untuk menanyakan
identitas atau paspor, ketika
Ranjit keluar dari mobilnya
sambil berkata bahwa dia adalah
warga India, kemudian tentara
Irak tersebut memintakan paspor
sebagai bukti. Karena tidak
percaya dengan perkataan Ranjit,
tentara tersebut ingin membunuh
Ranjit dan akhirnya Amrita
keluar mobil dengan
menunjukan paspornya. Karena
paspor yang diberikan hanya
keluarga Ranjit, maka tentara
tersebut langsung membawa
keluar perempuan Kuwait yang
berada dimobil Ranjit.
Diskriminasi ditunjukan kembali
dalam adegan ini, karena hanya
warga India saja yang bisa
dibebaskan melainkan warga
Kuwait ditangkap.
52
c. Tamak
Tamak adalah suatu akhlak tercela, tamak berarti selalu ingin memperoleh
banyak untuk kepentingan diri sendiri, dalam arti keinginan untuk memperoleh
sebanyak-banyaknya.49
Karena tamak di samping dapat menimbulkan dampak
negatif kepada orang memilikinya juga dapat menimbulkan dampak negatif
kepada orang lain, pada prinsipnya tamak untuk memperbanyak harta serta tidak
ada kepuasan terhadap apa yang dimilikinya dengan tujuan untuk memperkaya
diri sendiri.
Dalam film Airlift terdapat adegan yang menggambarkan tentara Irak yang
bersifat tamak, tamak disini digambarkan tentara Irak dengan mengambil dan
meminta barang berharga, makanan, dan juga uang dalam jumlah yang besar.
Ketamakan Islam yang digambarkan dalam film Airlift melalui tentara Irak
merupakan presentasi Islam dalam film ini, dengan ini khalayak bisa
menyimpulkan bahwa agama Islam merupakan agama yang tamak dalam duniawi
meskipun sesungguhnya Islam tidak mengajarkan hal yang demikian. Sesuai
dengan sabda Nabi Muhammad SAW, yang berbunyi:
ض ط لنإ يرإ طى رضى ، وىإ لنإ يعإ هن والإطيفة والإخويصة ، ىإ أعإ رإ يار والذ تعش عبإذ الذ
―Celakalah hamba dinar, hamba dirham, hamba pakaian dan hamba mode.
Jika di, ia Ridho. Namun jika tidak diberi, ia pun tidak ridho. (HR. Bukhari
no. 6435)
49
Muhyidin Tahir, Tamak dalam Perspektif Hadis, (Jurnal Al-Hikmah Vol.XIV Nomor
1/2013), h. 14
53
Tabel 4.3
Tamak
Durasi Tamak Skenario dan Keterangan
00:22:00 Gambar 4.13 Potongan Adegan;
Tamak
Tentara: Apa yang bersinar di
tangan kamu? Berikan kepada
kita. Bagus!
Ket: Tamak dalam scene ini
sangat jelas sekali ketamakan
tentara Irak, karena ketika
Ranjit dibawa oleh tentara Irak
untuk menemui Mayor
tentaranya di Istana, para tentara
mengambil semua milik Ranjit
yang berada ditubuhnya secara
paksa, dan kasar.
00:32:28 Gambar 4.14 Potongan Adegan;
Tamak
Mayor Kahlaf bin Zayd: Ada
harga untuk segala sesuatu, Mr
Ranjit.
Ranjit: Aku siap untuk
membayar.
Mayor Kahlaf bin Zayd: Dinar
Kuwait tidak berharga sekarang,
300.000 dolar untuk 3 orang.
Ket: Kahlaf bin Zayd adalah
mayor dari tentara Irak, dalam
adegan ini Ranjit datang untuk
menemui Mayor dengan tujuan
untuk bernegoisasi agar dia dan
keluarganya bisa bebas dan
pergi dari Negara Kuwait.
Mayor disini sangat terlihat atas
ketamakannya, karena sang
mayor berkata bahwa segala
sesuatu ada harganya dan
meminta 300.000 dolar untuk
tiga orang agar bisa keluar dari
Kuwait.
54
00:40:51 Gambar 4.15 Potongan Adegan;
Tamak
Mayor Kahlaf bin Zayd: Ini
minuman wiski tua, tapi tidak
seharga 500.000 dolar, Mr
Ranjit.
Ket: Dalam teks ini, dengan
ketamakan mayor tentara Irak
tidak puas dengan apa yang
telah diberikan oleh Ranjit,
karena dia ingin yang lebih lagi,
dan sesuai dengan yang dia
minta yaitu sejumlah 500.000
dolar.
00:54:22 Gambar 4.16 Potongan Adegan;
Tamak
Tentara: Berikan, berikan,
berikan!
Ket: Dalam adegan ini terlihat
wanita India yang memakai
gelang emas kemudian diminta
oleh seorang tentara Irak secara
paksa, dengan terpaksa wanita
itu memberikan gelang emasnya
kepada tentara Irak. Sebenarnya
para tentara Irak yang datang
untuk merampas semua
makanan yang berada di kamp
penampungan warga India
untuk persediaan mereka selama
di Kuwait. Dari sini sangat
terlihat ketamakan dan
kekerasan yang dilakukan oleh
tentara Irak yang bernotabene
beragama Islam.
00:55:50 Gambar 4.17 Potongan Adegan;
Tamak
Mayor Kahlaf bin Zayd: Baik
untuk melihat kamu, Mr. Ranjit.
Dimana minuman wiski aku
buat hari ini.
Ranjit: Tentara kamu datang,
mereka menjarah kamp kami.
Mayor Kahlaf bin Zayd: Aku
minta maaf, tapi apa yang bisa
mereka lakukan? Baghdad
mengirim kami, tapi lupa
menyediakan persediaan buat
kami. Mereka piker kita bisa
bergantung pada keramahan
kamu, tapi kenapa kau begitu
khawatir? Ini tidak seperti
55
mereka benar-benar melakukan
sesuatu untuk kamu. Apakah
mereka? Mungkin mereka akan
datang kembali, aku tidak bisa
menghentikan mereka.
Ket: Setelah para tentara Irak
menjarah kamp India, Ranjit
datang untuk menemui mayor
tentara Irak. Disini Ranjit
bertemu tepat di depan Masjid,
dimana menjelaskan bahwa Irak
yang bernotabene agama Islam
tetapi melakukan hal-hal yang
dilarang dalam agama Islam.
Ketamakan mayor tentara Irak
diperlihatkan kembali dalam
teks ini, dengan tanpa beban dan
tidak punya rasa belas kasihan,
karena telah menjarah makanan
dari kamp warga India.
01:28:06 Gambar 4.18 Potongan Adegan;
Tamak
Mayor Kahlaf bin Zayd: Aku
ingin uang 100.000 dolar.
Ket: Ranjit yang tengah
berusaha mempulangkan 500
orang India melalui kapal
sampah kemudian diketahui
oleh mayor tentara Irak. Mayor
datang kerumah Ranjit untuk
meminta uang 100.000 dolar
sebagai ganti dari kepergian
warga India, atau warga India
disana akan dibunuh oleh
tentara Irak yang sedang
beroperasi. Ketamakan mayor
tentara Irak yang tidak pernah
ada habisnya digambarkan
kembali dalam adegan ini,
walaupun kedian Ranjit bisa
mengelabuhinya.
d. Tidak Bertanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan perbuatan yang harus kita lakukan dalam
kehidupan sehari-hari kita, tanpa adanya tanggung jawab maka kehidupan kita
56
akan kacau.50
Pentingnya tanggung jawab didalam diri seseorang agar orang
tersebut tidak memiliki kegagalan atau kerugian dalam dirinya sendiri maupun
dalam diri orang lain, karena dengan adanya tanggung jawab maka kita akan
mendapatkan hak kita yang utuh.
―Pentingnya tanggung jawab di dalam diri seseorang adalah agar orang
tersebut tidak mengalami kegagalan atau kerugian untuk dirinya maupun
orang lain. Karena dengan adanya tanggung jawab, kita akan mendapatkan
hak kita seutuhnya. Dengan tanggung jawab juga orang akan lebih memiliki
simpati yang besar untuk kita, dengan sendirinya derajat dan kualitas kita di
mata orang lain akan tinggi karena memiliki tanggung jawab yang besar.
Hingga Albert Einstein (1879-1955) mengatakan, “The price of greatness is
responsibility.” (harga sebuah kebesaran ada di tanggung jawab).‖51
Namun dalam film Airlift dijelaskan bahwa Islam merupakan agama yang
tidak bertanggung jawab, karena pada saat Irak menginvasi Kuwait seluruh
pemerintah Kuwait melarikan diri pertama tanpa ada yang memikirkan negara dan
warganya. Walaupun kali ini penekanan bukan lagi kepada tentara Irak,
melainkan kepada pemerintah Kuwait yang masih bernotabene sebagai agama
Islam, namun tetap saja penekanan ini untuk memberikan gambaran kepada
khalayak umum tentang agama Islam yang tidak mempunyai tanggung jawab.
Penekanan Islam sebagai agama yang tidak bertanggung jawab dalam adegan
ini ketika Irak baru saja menghancurkan Kuwait pada hari pertama. Pada saat itu
Ranjit sedang mencari cara agar keluarganya bisa keluar dari negara Kuwait,
kemudian disaat Ranjit mencari cara, terjadi adu mulut antara Ranjit dengan
Amrita yang dimana dalam adu mulut tersebut terdapat penekanan teks bahwa
agama Islam merupakan agama yang tidak bertanggung jawab, melalui
pemerintahan Kuwait yang melarikan diri pertama pada saat Irak menginvasi
Kuwait.
50
AKH. Muwafik Saleh, Membangun Karakter Dengan Hati Nurani, (Jakarta: Erlangga,
2012), h.321 51
AKH. Muwafik Saleh, Membangun Karakter Dengan Hati Nurani, h. 321
57
Tabel 4.4
Tidak Bertanggung Jawab
Durasi Tidak Bertanggung Jawab Skenario dan Keterangan
00:16:25 Gambar 4.19 Potongan Adegan;
Tidak Bertanggung Jawab
Ranjit: Seluruh pemerintah
Kuwait hilang, tidak ada seorang
pejabatpun disini. Kita kosong
tanpa pemerintah, dan kamu….
Amrita: pergi?
Ranjit: iya!
Amrita: Mereka melarikan diri
pada kesempatan pertama yang
mereka punya, apakah mereka
tidak memiliki tanggung jawab
apapun terhadap rakyat mereka
sendiri?
Ket: Disaat yang genting ini,
Ranjit mencari jalan keluar agar
bisa membawa keluarganya pergi
dari Kuwait. Dalam
perbincangannya dengan Amrita,
dijelaskan bahwa mereka tidak
bisa meminta pertolongan pada
siapapun, pemerintah Kuwait
sudah pergi meninggalkan
Kuwait, dan diperjelas kembali
oleh Amrita bahwa pemerintah
Kuwait pergi tanpa memikirkan
warga negaranya dengan
meninggalkan tanggung
jawabnya sebagai pemerintah.
00:23:33 Gambar 4.20 Potongan Adegan;
Tidak Bertanggung Jawab
Ranjit: dan pemerintah India?
Seperti biasa, hanya menonton
pertunjukan?
Brij: Pemerintah Kuwait bahkan
tidak menunggu acara ini
dimulai. Mereka melarikan diri,
keputusan kebijakan tidak dibuat
dalam waktu yang cepat. Dan
seluruh dunia hanya menonton
pertunjukan ini.
Ket: Ranjit yang dating
kekedutaan besar India di Kuwait
ingin meminta pertolongan agar
58
dia dan keluarganya bisa keluar
dari Negara Kuwait. Akan tetapi
dalam perbincangan tersebut,
ternyata terdapat teks yang
menjelaskan bahwa pemerintah
Kuwait pergi melarikan diri dan
tidak memikirkan seluruh
warganya yang berada di Kuwait.
e. Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual pada dasarnya merupakan kenyataan yang sering terjadi
dalam masyarakat, tindakan kekerasan terhadap perempuan seringkali terjadi
dimana-mana. Pelecehan seksual atau kekerasan terhadap perempuan merupakan
hal yang tidak manusiawi, padahal perempuan berhak untuk mendapati hak asasi
manusia dan kebebasan-kebasan lainnya.
―Pelecehan seksual yang terjadi pada seorang perempuan dikarenakan system
tata nilai yang mendudukan perempuan sebagai makhluk yang lemah dan
lebih rendah dibandingkan laki-laki; perempuan masih ditempatkan dalam
posisi subordinasi dan marginalisasi yang harus dikuasai, dieksploitasi dan
diperbudak laki-laki dan juga karena perempuan masih dipandang sebagai
second class citizen.‖52
Dalam film Airlift terdapat adegan dimana tentara Irak melakukan pelecehan
seksual kepada wanita India ketika sedang beroperasi menjarah seluruh makanan
di kamp warga India. Meher yang sebagai korban dari pelecehan seksual tentara
Irak sangat sedih setelah tentara Irak berbuat demikian kepada Meher.
Dari adegan ini ditonjolkan bahwa agama Islam yang di wakili oleh tentara
Irak tidak mempunyai sifat manusiawi dan melakukan pelecehan seksual terhadap
wanita. Sebenarnya sudah jelas dalam Al-Qur’an menerangkan untuk tidak
mendekati zina, tetapi disini tentara Irak menggambarkan kebalikan dari perintah
yang sudah jelas terdapat dalam Al-Qur’an, yang berbunyi:
52
Marcheyla Sumera, Perbuatan Kekerasan/Pelecehan Seksual Terhadap Perempuan,
(Jurnal Lex et Societatis, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013), h.39
59
ى ه كاى فاحشة وصاء صبيل إربواإ الز ال ت
―Dan janganlah kamu mendekati Zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk‖ (Q.S. Al-Isra :32).53
Tabel 4.5
Pelecehan Seksual
Durasi Pelecehan Seksual Skenario dan Keterangan
00:54:54 Gambar 4.21 Potongan Adegan;
Pelecehan Seksual
Tentara: (Berbicara bahasa Arab)
Meher: Jangan, tolong jangan!
Ket: Meher tampak ketakutan
sehingga dia berlari menjauh dari
tentara Irak, akan tetapi dia
bertemu dengan tentara Irak, dan
akhirnya tentara Irak mengoda
Meher dan melakukan pelecehan
seksual dengan Meher. Sangat
jelas sekali adegan ini
ditayangkan untuk
menggambarkan kebiadaban
tentara Irak, khususnya dalam
hubungan seks.
2. Superstruktur
b. Skematik
Teks atau wacana mempunyai skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir,
di mana alur tersebut menunujukan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun
dan diurutkan sehingga mempunyai satu kesatuan arti.54
Superstruktur merupakan
kerangka dimana suatu susunan dan rangkaian struktur suatu wacana atau
skematika, seperti kelaziman percakapan atau tulisan yang dimulai dari
53
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 388 54
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 231
60
pendahuluan, dilanjutkan dengan isi pokok, diikuti oleh kesimpulan, dan di akhiri
dengan penutup.55
Maka dari itu skematik merupakan strategi dalam pengemasan pesan melalui
skema atau alur dengan memberikan tekanan bagian mana yang didahulukan, dan
bagian mana yang diakhirkan. Pada film Airlift ini penulis mengemas pesan dalam
lima tahap, seperti Opening Billboard, Opening Scene, Conflict Scene (klimaks),
Anti Klimaks (Solusi), dan Ending (akhir cerita).
Opening Billboard menampilkan gambar pada awal mula dimulainya film
dengan diiringi lagu atau soundtrack. Opening Billboard dalam film Airlift
diawali dengan pemandangan kota Kuwait dengan soundtrack kumandang adzan.
Tabel 4.6
Opening Billboard
Durasi Opening Billboard Keterangan
00:04:24 Gambar 4.22 Potongan Adegan;
opening billboard
Pada opening billboard ini,
sutradara memberikan
pemandangan seluruh kota
Kuwait yang di ambil dari atas,
dan mendekat kearah Masjid
dengan suara adzan yang sedang
di kumandangkan.
Opening Scene,merupakan adegan yang menampilkan judul tema sebagai
pembuka cerita, film Airlift berawal dari pemeran utama Ranjit yang sedang
berada di Istana Dasman untuk membicarakan bisnisnya kepada pemerintah
Kuwait.
55
Ahmad Fachruddien Imam, Analisis Wacana Van Dijk Pada Lirik Lagu Irgaa Tani (My
Heart Will Go On), (Journal of Arabic Learning and Teaching 2 (1) 2012), h.4
61
Tabel 4.7
Opening Scene
Durasi Opening Scene Keterangan
00:04:33 Gambar 4.23 Potongan Adegan;
Opening Scene
Pada opening scene disini
sutradara menampilkan pemeran
utama Ranjit seorang pengusaha
Kuwait dari India yang sedang
berada di Istana Dasman untuk
membicarakan bisnisnya dengan
pemerintah Kuwait.
Conflict Scene (klimaks), pada bagian ini munculah klimaks yakni benturan
para tokoh yang berujung konflik. Dalam film ini konflik datang ketika Ranjit
melakukan kerjaan sosial untuk membantu warga India lainnya agar bisa di
ungsikan kedalam satu kamp dan mencoba berusaha membawa pulang seluruh
warga India ke negaranya dari Kuwait, akan tetapi Mayor Kahlaf bin Zayd
melarangnya untuk melakukan kerjaan sosial kepada Ranjit. Mayor tentara ini
hanya memperbolehkan Ranjit dan sekeluarganya yang bisa keluar dari negara
Kuwait, dengan syarat membayar dengan uang yang sangat besar.
Tabel 4.8
Conflict Scene (Klimaks)
Durasi Conflict Scene (Klimaks) Skenario dan Keterangan
00:41:01 Gambar 4.24 Potongan Adegan;
Conflict Scene (Klimaks)
Mayor Kahlaf bin Zayd: Aku
mencoba untuk memberi tahu
kamu, jangan terlibat dalam
pekerjaan sosial karena kamu akan
terjebak.
Ranjit: Bukan itu pak, setelah
kamp diatur aku akan
meninggalkan kota ini dengan istri
dan anaku, selama kamu dengan
62
kami.
Mayor Kahlaf bin Zayd: Aah
kamu mencoba untuk menyanjung
aku. Bahkan Presiden
menganggap India sebagai teman,
kamu dapatkan pengaturan di
kamp dimana saja yang kamu
inginkan. Kamu memiliki izin dari
aku.
Ranjit: Terimakasih
Mayor Kahlaf bin Zayd: Tapi
mengapa kamu membawa
keluarga kamu ke kamp? Katakan
kepada istri kamu itu, lebih aman
dirumah. Kamu pegang
perkataanku.
Ranjit: Terimakasih
Ket: Ranjit melakukan diplomasi
dengan Mayor Kahlaf bin Zayd
agar bisa mendapatkan kamp
untuk pengungsian warga India
selama di Kuwait. Akan tetapi
Mayor Kahlaf bin Zayd
mencegahnya untuk bekerja sosial
karena itu Ranjit akan terjebak.
Anti Klimaks (solusi), setelah konflik terjadi adegan selanjutnya menampilkan
solusi atau jalan keluar dari permasalahan-permasalahan yang terjadi. Dalam film
Airlift, Ranjit kembali berperan sebagai anti klimaks dalam film ini, karena Ranjit
terus berusaha untuk memberikan yang terbaik pada warga Negara India yang
berada di Kuwait.
63
Tabel 4.9
Anti Klimaks (Solusi)
Durasi Anti Klimaks (Solusi) Skenario dan Keterangan
01:27:15 Gambar 4.25 Potongan Adegan;
Anti Klimaks
Mayor Kahlaf bin Zayd: Aku
ingin 100.000 dolar.
Ranjit: Aku bilang aku salah,
kamu bukan Emir. Jika kamu
adalah Emir maka kamu sudah
tahu tentang kesepakatan yang
kubuat di Baghdad.
Mayor Kahlaf bin Zayd:
Kesepakatan apa?
Ranjit: Berbicara dengan Menteri
Luar Negeri. Semua orang tahu
jika AS mengintervensi, Irak
tidak akan lagi bisa menguasai
Kuwait. Tapi mereka akan
memiliki kekayaan yang dijarah
dari Irak. Semua uang yang
masuk ke Bank Swiss, dan
pemerintah kamu telah meminta
aku untuk melakukan ini untuk
mereka. Sebut Baghdad dan
biarkan pergi. Jika tidak Presiden
kamu Saddam Hussein akan
menggantung kamu seperti yang
ia lakukan pada Fawad.
Ket: Dengan kebohongan Ranjit
kepada Mayor Kahlaf bin Zayd
untuk membebaskan warga India,
akhirnya Ranjit bisa
membebaskan warga India tanpa
adanya bayaran kepada Mayor
Kahlaf bin Zayd.
Ending (akhir cerita) dari film Airlift akhirnya Ranjit menyusun rencana
untuk pergi ke Yordania untuk membebaskan warga India dari negara Kuwait.
64
Dengan kekompakan warga India akhirnya seluruh warga India bisa bebas dari
negara Kuwait meskipun harus bersembunyi dari tentara Irak.
Table 4.10
Ending (Akhir Cerita)
Durasi Ending (Akhir Cerita) Keterangan
01:31:16 Gambar 4.26 Potongan Adegan;
Ending
Ranjit: Ini adalah Kuwait dan ini
Jordan, jarak dari sini kesini
adalah 1.091 kilometer. Dan
untuk itu aku membutuhkan
semua bantuan kamu, mengambil
orang sebanyak yang kamu bisa.
Ket: Ranjit membuat rencana
untuk bisa bebas dari negara
Kuwait, dia meminta tolong
untuk membawa orang sebanyak
mungkin yang bisa membantu
untuk mempersiapkan perjalanan
panjang menuju Yordania.
3. Struktur Mikro
a. Semantik
1) Latar
Latar merupakan suatu peristiwa yang kemudian dipakai untuk menyajikan
teks atau cerita untuk membawa pandangan dan menentukan arah cerita kepada
khalayak, pada intinya latar berfungsi untuk memberikan bantuan kepada
khalayak dalam pemaknaan suatu peristiwa.56
Film dalam memberikan
pemaknaanya bisa melalui skema atau alur yang terdapat dalam cerita film
tersebut, dalam film Airlift terdapat skema atau alur sebagai berikut:
56
Eriyanto. Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h.235
65
Latar pada film Airlift sebenarnya lebih mengarahkan penonton kepada pesan
moral yang diberikan oleh sutaradara melalui pemeran utama, yaitu Ranjit. Dalam
alur ceritanya Ranjit memberikan pesan moral yang baik kepada penonton atas
perjuangan dia untuk membebaskan warga India sebanyak 170.000 orang yang
berada di Kuwait pada saat Irak menginvasi Kuwait. Akan tetapi dibalik pesan
moral yang disampaikan oleh sutradara melalui Ranjit kepada penonton atas
perjuangannya, terdapat alur yang memberikan presentasi terhadap tentara Irak
yang bernotabene beragama Islam.
Presentasi agama Islam yang diberikan merupakan presentasi negative yang
dilakukan oleh tentara Irak, Ranjit yang berusaha untuk membebaskan warganya
dari negara Kuwait selalu dihalang-halangi oleh tentara Irak meskipun pada
akhirnya Ranjit berhasil membawa pulang warga negaranya ke India. Film ini
dikemas dengan menarik, karena cerita yang diangkat merupakan kisah nyata
yang di alami warga India pada saat Irak menginvasi Kuwait, sehingga kejadian
itu merupakan sejarah terbesar dengan penyelamatan melalui udara sebanyak
170.000 orang.
2) Detail
Dalam film Airlift pihak yang digambarkan secara detai adalah Ranjit, Amrita,
dan Mayor Kahlaf bin Zayd. Cerita atau tema yang diangkat dalam film ini
merupakan tentang pesan moral yang diberikan Ranjit, namun dibalik pesan moral
yang disampaikan terdapat presentasi Islam negatif yang digambarkan dalam film
ini. Tentara Irak yang berawal dari penyerbuan Kuwait, menghancurkan
bangunan, serta mencari dan membunuh warga Kuwait secara terang-terangan
yang digambarkan dalam film tersebut. Kekejaman, kecurangan, dan ketamakan
66
tentara Irak sangat diperlihatkan dalam film Airlift, tidak ada satupun kebaikan
yang digambarkan oleh tentara Irak dalam film Airlift.
Ranjit yang merupakan pemeran utama digambarkan memberikan pesan moral
yang sangat baik untuk khalayak, Ranjit yang awalnya egois, mementingkan diri
sendiri kemudian berubah total menjadi seorang yang peduli kepada orang lain,
mempunyai semangat juang yang tinggi, pantang menyerah, berusaha semaksimal
mungkin, dan menjadi penyabar. Amrita sebagai pasangan dari Ranjit selalu
menemani dan mengingatkan Ranjit bahwa seluruh warga India sedang
membutuhkan dia untuk bisa pergi dan terbebas dari tentara Irak yang sangat
kejam.
Dapat disimpulkan dalam film Airlift bahwa Ranjit dan Amrita yang ingin
menyampaikan pesan moral kepada khalayak melalui media film, akan tetapi
terdapat tentara Irak yang bernotabene agama Islam yang digambarkan sangat
kejam dan tidak punya rasa perikemanusiaan. Pesan-pesan moral yang
disampaikan melalui tokoh utama Ranjit, dan pesan-pesan negatif diperlihatkan
oleh tentara Irak sebagai perusak, tamak dengan mengambil hak orang, pelecehan
seksual, dan pembunuh.
3) Maksud
Dalam film Airlift, elemen maksud bahwa Islam teroris dapat dilihat pada
durasi 00:22:40, ketika Ranjit berbicara kepada Brij yang bekerja di kedutaan
besar India. Ranjit menekan kan bahwa Islam sudah mengajarkan untuk
membunuh di usia yang masih sangat muda.
67
Ranjit:
Seorang tentara Irak berusia 16 tahun menembak supir ku, dan mereka
menyeret aku ke Istana Dasman, aku tidak tahu bahwa apakah mayor Irak itu
bersikap ramah atau memang mengancam aku.
Dalam dialog tersebut, bahwa Islam sudah mengajarkan untuk membunuh
pada pemuda yang masih dibawah umur. Kekejaman tentara Irak yang disebut itu
menggambarkan presentasi stereotip islam sebagai teroris kepada penonton,
karena sangat jelas Ranjit mengatakan akan kekejaman tentara Irak tanpa ada
perikemanusiaan yang dimiliki dan bertindak seolah tidak ada peraturan dalam
agama yang dianutnya, meskipun sesungguhnya Islam tidak mengajarkan hal
seperti itu.
4) Peranggapan
Elemen peranggapan merupakan pernyataan yang digunakan untuk
mendukung suatu teks, dan biasanya pernytaan tersebut dipandang terpercaya
sehingga tidak perlu dipertanyakan. Disebut peranggapan karena pernyataan
tersebut merupakan kenyataan yang belum terjadi, namun didasarkan pada
anggapan yang masuk akal dan logis.
Peranggapan ini dapat dilihat pada tema diskriminasi durasi 00:49:53, saat
ayahnya Meher ingin pergi keluar untuk mengamankan uang nya, disana terdapat
anggapan yang dinyatakan Meher dan ayahnya tentang tentara Irak yang sedang
menginvasi Kuwait, bahwa tentara Irak akan membunuh siapapun diluar sana.
Meher
Mereka membunuh orang di luar sana.
68
Ayah Meher
Meher, Saddam telah menjamin bahwa Irak tidak akan menyakiti orang India.
Meher
Bagaimana mereka akan tahu, siapa Kuwait siapa India?
Ayah Meher
Meher, di Bank aku memiliki tabungan seluruh hidup aku, bukan milikmu!
b. Sintaksis
Sintaksis adalah perbincangan mengenai bahasa kalimat, secara harfiah dalam
bahasa Yunani sintaksis memiliki arti ―penyatuan‖ atau ―susunan‖.57
Dalam hal
ini menyangkut bagaimana sebuah kata atau kalimat disusun sehingga menjadi
suatu kesatuan arti. Elemen dari sintaksis adalah:
1) Koherensi
Koherensi merupakan pertalian atau jalinan antar kata atau kalimat dalam
sebuah teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat
dihubungkan sehingga tampak koheren. Koherensi juga merupakan pertalian antar
kata atau kalimat yang dapat diamati dengan memakai kata penghubung
(konjungsi) seperti dan, atau, tetapi, namun, seperti, karena, meskipun, demikian
pula, dan sebagainya. Koherensi dapat dilihat dalam film Airlift pada durasi
00:22:50.
57
George Yule, Kajian Bahasa Edisi Kelima, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 142
69
Ranjit: Mereka (tentara) menyeret aku ke Istana Dasman, aku tidak tahu
apakah Mayor Irak itu bersikap ramah, atau mengancam aku.
Dalam percakapan tersebut Ranjit berbicara kepada Brij setelah bertemu
dengan Mayor Irak. Ranjit yang sedang kebingungan dan juga ketakutan
menceritakan perjalanannya ketika Ranjit pulang dari Istana Dasman. Dengan
sangat tergesa-gesa Ranjit menceritakan hal tersebut kepada Brij, kamudian Brij
memberikan segelas air kepada Ranjit dan berharap agar tenang. Ternyata
kedatangan Ranjit untuk meminta pertolongan agar keluarnya bisa terbebas dari
perang yang sedang terjadi.
2) Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir
logis, yaitu prinsip kausalitas, dimana ia menanyakan apakah A yang menjelaskan
B, ataukah B yang menjelaskan A.58
Dalam film Airlift bentuk ini dijelaskan pada
durasi 01:00:30 ketika Ranjit ingin pergi ke Baghdad-Irak untuk meminta
pertolongan kepada pemerintah Irak agar bisa menyelamatkan seluruh warga India
yang berada di Kuwait, karena tentara Irak tidak memberikan ijin India pergi
apabila tidak memenuhi syarat yang diminta. Kemudian Ranjit menemui Saddam
Tariq Aziz di Kementrian Luar Negeri untuk meminta bantuannya.
Ranjit menemui Saddam Tariq Aziz di Kementrian Luar Negeri Irak
S P O K
3) Kata Ganti
58
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h.251
70
Kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh penulis scenario untuk
menunjukan dimana seseorang ditempatkan dalam wacana. Berbagai kata ganti
yang berlainan digunakan secara strategi sesuai dengan kondisi yang ada.59
Dalam
film Airlift kata ganti yang digunakan terdapat pada durasi 01:34:12, ketika semua
warga India sedang bersiap-siap menaiki kendaraan bermobil untuk meninggalkan
Kuwait dan pergi ke Yordania. Pada saat itu George menemukan seorang wanita
Kuwait didalam bus, karena itu George merasa terancam dengan adanya wanita
Kuwait yang ikut bersama dengan warga India lainnya untuk pergi meninggalkan
Kuwait, kemudian George memberitahu Ranjit dan meminta wanita Kuwait itu
untuk tidak ikut pergi bersama warga India lainnya.
George: Sebuah bom waktu berdetak di dalam bus.
c. Stilistik
Stilistik atau yang biasa disebut dengan style bisa diterjemahkan sebagai gaya
bahasa.60
Gaya bahasa digunakan oleh seseorang karena mempunyai maksud
tertentu, dalam film Airlift gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris,
bahasa India dan bahasa Arab.
Gaya bahasa menggunakan bahasa Inggris karena bahasa Inggris merupakan
bahasa Internasional sehingga untuk percakapan dari berbeda Negara
menggunakan bahasa Inggris. Gaya bahasa menggunakan bahasa India untuk
percakapan antar sesama warga India, dan gaya bahasa menggunakan bahasa
Arab karena bahasa keseharian di Kuwait dan juga orang Irak menggunakan
59
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h.253 60
Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h.81
71
bahasa Arab. Maka dari itu gaya bahasa yang disajikan di film Airlift adalah
bahasa Inggris, bahasa India, dan bahasa Arab.
Tabel 4.11
Stilistik
Durasi Potongan Adegan Stilistik (Gaya Bahasa)
00:05:08 Gambar 4.27 Potongan Adegan;
Stilistik
Yang Mulia: But Ranjit, you
know this is deal it’s mean, a lot
of your friends for behind to be
with you. So how do you
explain?
Ket: Dalam percakapan Ranjit
bersama Yang Mulia Kuwait
menggunakan bahasa Inggris,
yang membicarakan masalah
bisnis mereka di Istana Dasman.
00:08:57 Gambar 4.28 Potongan Adegan;
Stilistik
Bernyanyi: aaj looTa mujhko
farebi baaton ne.....
Ket: dalam lagu ini yang
digunakan adalah bahasa India,
karena film ini merupakan film
yang berkategori drama musical,
maka dari itu lagu-lagu yang
dipakai adalah lagu India.
00:15:20 Gambar 4.29 Potongan Adegan;
Anti Klimaks
Tentara: Hayyi Saddam! Hayyi
Saddam! Hayyi Saddam.
Ket: Disini para tentara
mengagung-agung kan Saddam
Husein dengan menggunakan
bahasa Arab yang berarti ―Hidup
Saddam‖.
72
d. Retoris
1) Grafis
Grafis menampilkan bagian yang menonjol dari sebuah film yang dilihat dari
pengambilan gambar, dalam film Airlift terdapat beberapa pengambilan gambar
seperti close up, big close up, medium close up, full shot, long shot, dan lain
sebagainya. Dalam pengambilan gambar seorang sutradaralah yang menentukan,
karena dari pengambilan gambar bisa menyampaikan maksud apa yang ingin
disampaikan kepada penonton.
2) Metafora
Metafora merupakan kiasan atau ungkapan yang dapat dijadikan sebagai
landasan berfikir,biasanya digunakan sebagai ornament atau bumbu dari suatu
berita atau cerita, semua diperjelas untuk memperjelas pesan utama agar setiap
penonton akan mudah mengingat dan memahami isi pesan tersebut. Terdapat
beberapa ungkapan metafora yang terdapat dalam film Airlift,dalam setiap
metafora yang ada memiliki maksud pesan yang berbeda-beda.
Tepatnya pada awal cerita ketika Ranjit sedang menuju arah pulang bersama
supirnya Nair setelah bertemu dengan pangerang Kuwait di Istana Dasman. Selain
itu terdapat juga metafora yang disampaikan ketika Ranjit dan Nair ingin pergi ke
Kedutaan Besar India yang berada di Kuwait ketika Irak menginvasi Kuwait.
Kemudian terdapat metafora kembali pada saat Ranjit pergi ke supermarket untuk
meminta bantuan makanan dan juga mengajak teman-temannya untuk tinggal di
suatu tempat dengan seluruh warga India lainnya.
73
Tabel 4.12
Metafora
Durasi Potongan Adegan Skenario dan Keterangan
00:05:33 Gambar 4.30 Potongan Adegan;
Metafora
Ranjit: Heemaar!
Nair: Maaf pak!
Ranjit: Keledai, keledai, Nair!
Banyak yang seperti keledai
di India, tapi sepertinya aku
bertemu dengan mereka di
Kuwait. Hidupkan musik.
Nair: Oke pak, (menyalakan
musik India)
Ranjit: Nair, kamu masih
belum menjadi warga Kuwait,
apakah kamu tidak belajar
apa-apa dari aku?
Nair: Maaf pak, (mengganti
musik Arab)
Ket: Dari dialog ini terdapat 2
metafora atau kiasan yang
terjadi. Pertama Ranjit
menjelaskan bahwa banyak
orang-orang bodoh seperti
keledai di India yang dia
temui di Kuwait. Kemudian
yang kedua Ranjit
mengatakan bahwa Nair yang
sudah tinggal lama di Kuwait
tetapi belum bisa menjadi
selayaknya orang Kuwait.
00:17:56 Gambar 4.31 Potongan Adegan;
Metafora
Ranjit: Nair, Nair jangan
berbicara dengan mereka
dalam bahasa Arab.
Ket: Ranjit menjelaskan
bahwa jangan berbicara dalam
bahasa Arab dengan tentara
Irak, karena dengan berbicara
bahasa Arab akan dianggap
sebagai warga Kuwait dan
akan dibunuh oleh tentara
Irak.
74
00:40:20 Gambar 4.32 Potongan Adegan;
Metafora
Ranjit: Ashok, diluar
supermarket ini tidak ada
yang mengenal kamu atau
aku. Kami tidak punya
keberanian, satu-satunya hal
yang kita miliki adalah
identitas kita, kami adalah
India bukan Kuwait. Jika kita
bersatu maka kita punya
sesuatu jika tidak, tidak ada!
Ket: Ranjit menjelaskan
kepada Ashok, bahwa diluar
sana tentara Irak tidak akan
bisa membedakan mana India
dan mana Kuwait, karena
tidak mengenal satu sama lain.
Maka dari itu Ranjit mengajak
untuk seluruh warga India
bersatu dalam satu tempat,
agar tentara Irak mengetahui
bahwa itu adalah tempat untuk
warga India dan agar bisa
Kuat apabila bersatu.
3) Ekspresi
Ekspresi merupakan bagian untuk mengetahui apa yang ditekankan atau
ditonjolkan oleh seseorang yang di amati dari teks. Misalnya ekspresi wajah
marah, sedih, menangis, tersenyum, gembira tertawa, kecewa, dan sinis.
75
Tabel 4.13
Ekspresi
Durasi Ekspresi Scenario dan Keterangan
00:16:16 Gambar 4.33 Potongan Adegan;
Ekspresi
Amrita: Apakah kamu mencoba
Sheikh Faisal di kementerian
internal?
Ranjit: jangan bilang siapa yang
harus kuhubungi!
Ket: Disaat Ranjit sedang mencari
cara untuk bisa keluar dari
Kuwait, Amrita memberi
masukan kepada Ranjit. Akan
tetapi disana Ranjit tidak
menerima masukan dari Amrita
kemudian Ranjit menonjolkan
ekspresi marah kepada Amrita.
00:17:50 Gambar 4.34 Potongan Adegan;
Ekspresi
Tentara: Keluar!
Ranjit: India, India, India aku
India.
Ket: Ranjit yang ingin pergi
menuju kedutaan besar India
bersama Nair dihentikan oleh
tentara Irak, dan tentara Irak
menyuruh Ranjit dan Nair keluar
dari mobil, maka dari itu terlihat
ekpresi takut dari wajah Ranjit
karena tentara Irak memaksanya
untuk keluar dari mobil.
00:27:00 Gambar 4.35 Potongan Adegan;
Ekspresi
Ranjit: Amrita, Amrita… Simu,
Simu…
Ket: Ranjit yang khawatir karena
Amrita dan Simu tidak ada
dirumah setelah dia mencarinya
diseluruh isi rumah, karena itu
ekspresi sedih terlihat dari wajah
Ranjit.
01:08:10 Gambar 4.36 Potongan Adegan;
Ekspresi
Ket: Setelah Ranjit pergi ke
Baghdad dan menemui
kementerian luar negri Irak Thariq
Aziz, akhirnya Ranjit
76
diperbolehkan untuk membawa
warga negaranya pulang ke India
dengan kapal yang akan
memberikan amunisi kepada
tentara Irak. Sesampainya kembali
di kamp, semua warga India
menampakan wajahnya dengan
ekspresi bahagia luar biasa atas
keberhasilan Ranjit untuk
membawa pulang mereka.
B. Wacana Representasi stereotip islam dalam Film Airlift Dilihat dari
Level Kognisi Sosial
Dalam analisis wacana yang menggunakan model Van Dijk, analisis tidak
hanya difokuskan pada teks semata, tetapi juga kesadaran mental penulis skenario
yang membentuk teks tersebut.61
Selain menganalisis teks yang terdapat dalam
film Airlift, perlu dilakukan penelitian atas kesadaran mental penulis skenario
dalam memandang masalah kisah nyata yang dialami oleh warga India dalam film
Airlift.
―Dalam pandangan Van Dijk, analisis wacana tidak dibatasi hanya dengan
struktur teks saja, karena struktur wacana itu sendiri menunjukan atau
menandakan sejumlah makna, pendapat dan ideologi. Untuk membongkar
bagaimana makna yang tersembunyi dari sebuah teks, kita membutuhkan
suatu analisis kognisi sosial. Karena setiap teks pada dasarnya dihasilkan
lewat kesadaran, pengetahuan, prasangka tertentu terhadap suatu
peristiwa‖.62
Dalam hal ini penulis mencari dan menemukan sebuah berita dari www.mid-
day.com sebagai media berita online India, yang mewawancarai Raja Khrisna
Menon dalam pembuatan film Airlift.
Film Airlift merupakan karya yang diangkat dari kisah nyata yang dialami
langsung oleh warga India pada saat invasi Irak. Film ini diangkat agar warga
61
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h.260 62
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h.260
77
India mengetahui dan tidak mengeluh akan keadaan India tetapi tidak ada yang
dilakukan, dengan film ini Raja Khrisna Menon ingin memberitahu bahwa India
merupakan orang yang hebat karena bisa pergi dari negara Kuwait pada saat Irak
menginvasinya.
―I had family members there who were affected. They would keep telling their
stories. Then i would meet their friends who would their saga. They would
show me their family albums and videos; that was the time Kuwait was the
wealthiest country in the region. It was only arround 2005 that I realised this
was story to be told. My wife‟s aunt was an airhostess with Air India back
then, so she has given a lot of first hand information. The film is about
knowing what it means to be an Indian, something that the present generation
does not know. We are always complaining about things, but what are we
doing? We can be the change, but only if we have a positive approach‖.63
Dari hasil wawancara tersebut telah jelas motif sang penulis skenario untuk
memberitahu bahwa India mempunyai sejarah yang baik untuk diketahui oleh
generasi masa kini, dan dengan tujuan untuk tidak mengeluh dan bisa berbuat
sesuatu untuk negaranya. Karena film ini diambil dari kisah nyata yang diambil
informasinya secara langsung dari tangan pertama, maka dari itu Raja Khrisna
Menon tertarik untuk mengagkat film ini dan ditayangkan kepada publik.
―there are a few things. I think, as Indians, there‟s a strong sense of cynicism
that‟s crept into our mindsets. So, at the end of it if the audience can go back
and say that this seemingly possible and almost miraculous evacuation could
be orchestrated by an Indian govermment for its people then we should begin
to believe a little more that we can change things and things can happen
now‖64
Film ini disajikan untuk memberi gambaran kepada penonton kenyataan
bagaimana perjuangan 170.000 warga India untuk bebas dari negara Kuwait dan
kembali kerumahnya masing-masing. Film Airlift berusaha menghargai dan
memberi penghormatan kepada sejarah India serta ia ingin menyajikan sebuah
cerita bermoral dan perjuangan yang menimbulkan kekeluargaan antar sesama
63
http://www.mid-day.com/articles/raja-krishna-menon-akshay-kumar-would-call-me-at-
5-am-for-narrations/16801155 di akses pada 11 Januari 2017, 00:45 WIB 64
http://www.media247.co.uk/showbiz/raja-krishna-menon-on-airlift-first-time-youll-see-
a-vulnerable-akshay-kumar-2016 di akses pada 11 Januari 2017, 08:55 WIB
78
bangsanya. Menurut Raja Khrisna Menon, melaui film adalah salah satu
pendekatan positif untuk merubah segalanya, khususnya untuk merubah generasi
India masa sekarang agar bisa melakukan sesuatu tanpa hanya terus mengeluh.
Karena penonton bisa mengatakan bahwa evakuasi ini tampaknya mungkin dan
hampir ajaib yang bisa diatur oleh pemerintah India untuk rakyatnya, dan
penonton harus mulai percaya bahwa warga India dapat mengubah hal-hal yang
terjadi pada saat ini.
Sumber utama dari pembuatan film ini adalah seorang bibi dari istri Raja
Khrisna Menon, dia merupakan tangan pertama atau orang yang benar-benar
mengalami kejadian tersebut disaat Irak menginvasi Kuwait. Film ini
menceritakan tentang bagaimana mereka bisa bertahan di Kuwait dan bisa
meloloskan diri dari Kuwait. Alur cerita, tempat, serta latar belakang dibuat
sedemikian rupa agar cerita tersebut layaknya sama persis sesuai kejadian pada
saat itu.
C. Wacana Seputar Representasi stereotip islam dalam Film Airlift Dari
Level Konteks Sosial
Analisis sosial melihat merupakan suatu cara untuk melihat bagaimana teks itu
dihubungkan lebih jauh dengan struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang
dalam masyarakat atas satu wacana.65
Konteks sosial disini merupakan faktor
eksternal yang mempengaruhi cerita film, eksternal disini yaitu melihat dari
keadaan lingkungan sekitar, sehingga bisa menjadi satu alasan bagi penulis
skenario dalam menulis cerita filmnya.
65
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001),
h.225
79
Film ini dibuat oleh sutradara Raja Khrisna Menon dengan latar belakang
sutradara yang berasal dari Kerala, karena di Kerala banyak sekali orang yang
bekerja di timur tengah. Maka dari itu Raja Khrisna Menon sadar dengan yang
mereka hadapi pada saat itu ketika Irak menginvasi Kuwait.
―Well, there are many reasons as to why this film is important to me. I knew of
the film because i am from Kerala and a lot of people from there work in the
Middle East. I was therefore acutely aware of the problems that they faced
thorough that. The second thing was when I realised the enormity of what
had transpired in 1990 – the logistical nightmare it must have been, the idea
of 170.000 people stuck in a problem not of their creation and the
government coming together. When I realised how big it was it kind of struck
me that this might be the single greatest, the biggest achievement post
independence that India has to celebrate. That, for me was a very important
aspect to drive the film. So, there are multiple reasons and inspirations.‖66
Film Airlift merupakan film yang memiliki nilai baik dari berbagai sumber,
banyak berita yang mereview dari film Airlift dengan menceritakan keunggulan
film tersebut dengan alasan-alasan yang sesuai. Karena selain diangkat dari kisah
nyata pada saat Irak menginvasi Kuwait, film Airlift mengangkat tema perjuangan
yang diperankan oleh Akhsay Kumar sebagai Ranjit. Banyak sekali point pesan
moral yang bisa didapat dari film Airlift, sehingga pemberitaan tentang Airlift
mendapatkan penilaian yang baik dari penonton. Dibawah ini merupakan
penggalan berita yang menyatakan tentang film Airlift.
―This is a deftly done film, which does slide a little in the second half, but
never abandons its mission: to tell a tale. Akshay Kumar leads from the front,
but shares space when it is need: Nimrat Kaur, in her second Hindi film after
“The Lunchbox”, keeps pace with her co-star; Inaamullhaq (so enjoyable in
„Filmistaan‟), as Saddam‟s man-in-Kuwait, is suitably menacing, Belawadi
as the annoying refugee really does make you want to slap him, Kohli is kohl-
eyed and restrained and makes us feel for him, Mishra as the Dili babu,
disinterested at first, then taking charge, first right in.‖67
66
http://www.media247.co.uk/showbiz/raja-krishna-menon-on-airlift-first-time-youll-see-
a-vulnerable-akshay-kumar-2016 di akses pada 11 Januari 2017, 09:25 WIB 67
http://indianexpress.com/article/entertainment/movie-review/airlift-movie-reivew-
akshay-kumar/ di akses pada 11 Januari 2017, 12:56WIB
80
―Akhsay Kumar kembali membuktikan sebagai aktor besar di Bollywood.
Lewat aksinya di film Airlift, film yang disutradarai Raja Khrisna Menon ini
mampu meraih pendapatan hingga Rp.160 miliar dalam waktu seminggu.‖68
Dari kesuksesannya membuat film yang diangkat dari kisah nyata ini
merupakan hal yang sangat luarbiasa yang dirasakan oleh Raja Khrisna Menon
dan juga para aktor film Airlift, karena film ini merupakan film yang banyak
disukai oleh penonton sehingga dalam IMDB mendapatkan rating sebesar 9,1.
Selain kebanggaan dari para pemain dan pembuat film, film ini juga menjadi
kebanggaan warga India tersendiri karena telah mengangkat nama India dengan
alur cerita yang diambil dari kisah nyata, dan seluruh dunia bisa mengetahui
tentang sejarah India disaat Irak menginvasi Kuwait.
68
http://showbiz.liputan6.com/read/2423190/film-baru-akshay-kumar-airlift-raih-sukses-
di-box-office di akses pada 11 Januari 2017, 13:06 WIB
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menganalisis berdasarkan penelitian atau riset yang penulis lakukan
terhadap analisis wacana Teun A Van Dijk yang dilihat dalam segi teks, kognisi
sosial, dan konteks sosial tentang representasi stereotip islam dalam film Airlift,
maka hasil dari penelitian atau riset yang dilakukan penulis mendapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari Segi Teks/Naskah Skenario
Untuk melihat representasi stereotip islam dalam film Airlift, penulis
melakukan penelitian atau riset dari segi teks/naskah skenario yang terdapat dalam
film tersebut. Kemudian penulis menyimpulkan bahwa:
a. Struktur Makro
Struktur makro merupakan tematik/tema dari skenario/naskah film Airlift.
Tema besar yang dibuat adalah tentang perjuangan dan pesan moral yang
disampaikan Ranjit untuk menyelamatkan warga India sebanyak 170.000
orang pada saat invasi Irak terhadap Kuwait, akan tetapi dibalik tema besar
tersebut terdapat maksud untuk mempresentasikan stereotip islam yang
diperankan oleh tentara Irak yang bernotabene sebagai agama Islam.
Adapun presentasi stereotip islam yang disampaikan adalah presentasi
yang bersifat stereotip, seperti teroris, diskriminasi, tamak, tidak
bertanggung jawab, dan pelecehan seksual.
82
b. Superstruktur
Superstruktur merupakan skematik/skema atau alur. Skema dalam film
Airlift adalah membahas mengenai alur cerita dari pendahuluan sampai
akhir. Diawali dari Opening Bill Board yang menampilkan gambar
pemandangan seluruh kota Kuwait yang di ambil dari atas kemudian
mendekat kearah Masjid dengan suara adzan yang sedang
dikumandangkan. Kemudian Opening Scene, barulah memasuki bagian-
bagian scene yang menampilkan judul tema sebagai pembuka cerita
dengan latar pemeran utama Ranjit sedang berada di Istana Dasman.
Setelah itu barulah masuk pada Conflict Scene atau klimaks, pada film
Airlift klimaks terjadi pada saat Ranjit yang ingin mendirikan kamp untuk
seluruh warga India yang berada di Kuwait dan meminta ijin kepada
mayor tentara Irak, kemudian mayor tersebut berbicara kepada Ranjit
bahwa Ranjit tidak boleh ikut kegiatan sosial karena akan terjebak
nantinya. Kemudian tahap selanjutnya Anti Klimaks atau solusi dari
permasalahan-permasalahan yang terjadi, pada film Airlift menceritakan
bahwa Ranjit yang berperan sebagai peran utama dan juga sebagai solusi
dari permasalahan yang terjadi. Disini Ranjit mencoba mengelabuhi mayor
tentara Irak dengan berpura-pura menelpon Kementerian Luar Negeri Irak
untuk bisa membebaskan warga India untuk bisa pulang kenegaranya
tanpa ada bayaran kepada mayor tentara Irak. Setelah itu barulah masuk
kepada Ending atau akhir cerita, dalam film Airlift akhir cerita ini terdapat
83
ketika Ranjit menyusun rencana untuk pergi ke Yordania untuk
membebaskan warga India dari negara Kuwait. Dengan kekompakan
warga India akhirnya seluruh warga India bisa bebas dari negara Kuwait
meskipun harus bersembunyi dari tentara Irak.
c. Struktur Mikro
Struktur mikro terdiri dari semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris.
Semantik terbagi menjadi empat, yaitu latar, detail, maksud, dan
peranggapan. Sintaksis terdiri menjadi tiga, yaitu koherensi, bentuk
kalimat, dan kata ganti. Kata-kata yang dipakai merupakan gaya bahasa
yang dipakai oleh penulis skenario dan terdapat dalam skenario. Stilistik
atau gaya bahasa yang digunakan dalam film Airlift yaitu bahasa Inggris,
India, dan bahasa Arab. Retoris tebagi menjadi tiga, yaitu grafis, metafora,
dan ekspresi. Grafis dapat dilihat dari pengambilan gambar dalam film
Airlift yaitu, close up, big close up, medium close up, full shot, long shot,
dan lain sebagainya.
2. Dari Segi Kognisi Sosial
Film ini merupakan film yang diangkat dari kisah nyata yang dialami oleh
warga India pada saat Invasi Irak terhadap Kuwait. Kemudian film ini
diangkat karena Raja Khrisna Menon ingin memberitahu bahwa India
mempunyai sejarah yang baik untuk diketahui oleh generasi masa kini, dan
dengan tujuan untuk tidak mengeluh dan bisa berbuat sesuatu untuk
negaranya. Karena film ini diambil dari sumber informarsinya secara langsung
oleh tangan pertama, maka dari itu Raja Khrisna Menon tertarik untuk
84
mengangkat film ini kelayar lebar. Menurut Raja Khrisna Menon, melalui film
adalah salah satu cara pendekatan positif untuk merubah segalanya, khususnya
untuk merubah generasi India masa sekarang agar bisa melakukan sesuatu
tanpa hanya terus mengeluh.
3. Dari Segi Konteks Sosial
Sesuai dengan cerita film Airlift, yang bertemakan kisah nyata tentang
perjuangan Ranjit untuk membebaskan 170.000 warga India pada saat invasi
Irak terhadap Kuwait. Dalam konteks sosial film ini dibuat oleh sutradara Raja
Khrisna Menon dengan latar belakang sutradara yang berasal dari Kerala,
karena di Kerala banyak sekali orang yang bekerja di Timur Tengah. Maka
dari itu Raja Khrisna Menon sadar dengan yang mereka hadapi pada saat itu
ketika Irak menginvasi Kuwait. Film ini juga memiliki penilaian baik dari
berbagai sumber, banyak review dari film ini dengan menceritakan
keunggulan tersebut dengan alasan-alasan yang sesuai.
85
B. Saran
Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian penulis terhadap representasi
stereotip islam dalam film Airlift, penulis mempunyai saran yang ingin
disampaikan, diantaranya:
1. Dalam membuat film, tidak semestinya untuk memberikan nilai stereotip
kepada suatu kelompok karena itu merupakan citra kelompok tersebut
yang akan tertanam dipikiran penonton, walaupun sebenarnya memang
banyak pesan moral yang disampaikan oleh pemeran utama.
2. Film Airlift merupakan film yang di angkat dari kisah nyata dari
Bollywood yang berkualitas, dengan dibuktikannya beberapa penghargaan
yang didapat dari film tersebut. Semoga film ini juga bisa memotivasi
produksi film di Indonesia agar bisa menjadi film Internasional dan
memiliki nilai edukasi bagi penontonnya.
3. Perbedaan merupakan suatu keniscayaan yang tidak dapat dihindari oleh
umat manusia. Bahkan sejak dilahirkan, perbedaan telah lekat pada diri
setiap insan, dan itu merupakan kehendak sang pencipta agar manusia
dapat terus hidup dan saling menghidupi. Tetapi dari perbedaan tersebut
jangan pernah dijadikan sesuatu yang memiliki nilai stereotip terhadap
seseorang atau suatu kelompok, sehingga bisa mengkonstruk pikiran dan
menjadikan phobia terhadap seseorang atau kelompok tersebut. Maka dari
itu, bagi para industri perfilman agar bisa membuat film dengan nilai
edukasi tanpa harus memberikan nilai stereotip kepada seseorang atau
86
kelompok tertentu, karena akan bisa mempengaruhi khalayak yang
menontonnya.
4. Semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan dorongan untuk
terus mengkaji dan menelaah setiap pesan yang terkandung dalam sebuah
film.
87
DAFTAR PUSTAKA
Badara, Aris. 2012. Analisis Wacana, Metode dan Penerapannya pada Wacana
Media. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Bried, Sean Mac. 1983. Komunikasi dan Masyarakat Sekarang dan Masa Depan,
Aneka Suara Satu Dunia. Jakarta: PN Balai Pustaka Unesco.
Danesi, Marcel. 2010. Pesan, Tanda, dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra.
Darma, Yoce Aliyah. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya.
Departemen Agama RI. 2004. Al-Qur'an dan Terjemahnya. Jakarta: CV
Naladana.
Dijk, Teun Van. 2002. Principle of Critical Discourse Analysis. London: Sage.
Effendy, Heru. 1986. Mari Membuat Film, Panduan Menjadi Produser. Jakarta:
CV Pedoman Ilmu Jaya.
Erdiyana, Elvinaro Ardianto dan Lukati Komala. 2007. Komunikasi Massa Suatu
Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Eriyanto. 2006. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:
LkiS.
Feybee H, Rumondor. 2014. "Stereotip Suku Minahasa Terhadap Etnis Papua."
Journal Acta Diurma Vol 3/ No.2.
Hadzami, M Syafi'i. 2010. Tauhid Adilah. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.
88
Imam, Ahmad Fachruddien. 2012. "Analisis Wacana Van Dijk Pada Lirik Lagu
Irgaa Tani (My Heart Will Go On)." Journal Of Arabic Learning and
Teaching 4.
Imanjaya, Eky. 2004. Why Not: Remaja Doyan Nonton. Bandung: PT Mizan
Budaya Kreativa.
Liliweri. 2001. Gatra-Gatra Komunikasi Antar Budaya. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Meiseisar, Selvira. n.d. "Representasi Terorisme dalam Film Java Heart."
Commonline Departemen Komunikasi Vol:4/ No.2: 258.
Milla, Mirra Noor. 2010. Mengapa Memilih Jalan Teror, Analisis Psikologi
Pelaku Terror. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Morrisan. 2005. Media Penyiaran: Strategi Mengola Radio dan Televisi.
Tangerang: Ramdina Prakarsa.
Mulyana, Dedy. 2005. Kajian Wacana: Teori Metode dan Aplikasi Prinsip-
Prinsip Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Nata, Abudin. 1996. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Prakoso, Gatoto. n.d. Film Pinggiran-Ontologi Film Pendek, Eksperimental dan
Dokumenter. Jakarta: Fatma Press.
Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.
Rahmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosada.
89
Romli, Asep Syamsul M. 2000. Demonologi Islam; Upaya Barat Membasmi
Kekuatan Islam. Jakarta: Gema Insani Press.
S, M Bayu Widagdo dan Winastwan Gora. 2007. Bikin Film Itu Mudah.
Yogyakarta: CV Andi Offset.
Saleh, AKH Muwafik. 2012. Membangun Karakter Dengan Hati Nurani. Jakarta:
Erlangga.
Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
—. 2009. Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
—. Bandung. Semiotika Komunikasi. 2006: PT Remaja Rosdakarya.
Sumera, Marcheyla. 2013. "Perbuatan Kekerasan/Pelecehan Seksual Terhadap
Perempuan." Jurnal Lex et Societatis Vol.I/No.2: 39.
Tahir, Muhyidin. 2013. "Tamak Dalam Perspektif Hadis." Jurnal Al-Hikmah
Vol.XIV/No.1: 14.
Thohir, Ajid. 2004. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Tinarbuko, Sumbodo. 2009. Mendengarkan Dinding Fesbuker. Yogyakarta:
Galangpress Group.
Waluyo, Hermawan J. 2003. Drama: Teori dan Pengajarannya. Vol. 2.
Yogyakarta: PT Hanindita.
90
Wibowo. 2011. Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan
Skripsi Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Yulianto, Maria Angelia. 2016. "Penerimaan Penonton Terhadap Diskriminasi
Etnis Tionghoa Dalam Film "Ngenest"." Jurnal e-Komunikasi Vol.4/No.1:
2.