Upload
vophuc
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
STRATEGI FOKUS, OBSERVASI, DAN DISKUSI PADA MATERI SISTEM
REPRODUKSI BERBASIS MULTIMEDIA TERHADAP PENGUASAAN
KONSEP SISWA
A. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Arief S.
Sadiman., 2003). Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat
diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak
didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan (Djamarah, S. B., 2006).
Alat komunikasi merumuskan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat
diinderai, yang berfungsi sebagai sarana atau alat untuk proses komunikasi.
Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi. Oleh karena
itu, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala jenis sarana yang
dapat diinderai yang digunakan dalam proses belajar mengajar untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan
demikian media pembelajaran merupakan bagian integral dari proses belajar
mengajar dan bertumpu pada tujuan, materi, pendekatan, metode dan evaluasi
pembelajaran (Rustaman, 2003).
8
Setiap materi pelajaran tentu memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi.
Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain
pihak ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media
pengajaran seperti globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Bahan pelajaran dengan
tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar diproses oleh anak didik. Sebagai alat
bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan
pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar
dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang
waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan
media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa
bantuan media (Djamarah, S. B., 2006).
Kegunaan media secara umum di antaranya yaitu memperjelas pesan agar
tidak terlalu verbalistis. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya
indra, menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan
sumber belajar. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya. Memberi rangsangan yang sama,
mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama. Dan proses
pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator),
bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan
pembelajaran (Daryanto, 2010).
Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu ini Edgar Dale
mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling konkret ke
9
yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama kerucut
pengalaman atau cone of experience (Sadiman, 2008) yang dapat dilihat pada
gambar 2.1.
Gambar 2.1. Kerucut Pengalaman E. Dale (Sadiman, 2008)
Kerucut Pengalaman E. Dale tersebut menyatakan bahwa hasil belajar
seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (konkrit), kenyataan yang
ada dilingkungan melalui benda tiruan, sampai kepada lambing verbal (abstrak).
Semakin ke atas di puncak kerucut semakin abstrak media penyampai pesan itu.
Dalam materi pelajaran biologi terdapat beberapa konsep abstrak yang perlu
disampaikan guru agar menjadi lebih konkrit sehingga siswa dapat memahaminya.
Lambang Kata
Lambang Visual
Gambar Diam, Rekaman,
Radio
Gambar Hidup Pameran
Televisi
Karyawisata
Dramatisasi
Benda Tiruan/Pengalaman
Pengalaman Langsung
Abstrak
Konkrit
10
Untuk mempermudah penyampaian materi tersebut guru dapat menggunakan
media pembelajaran berupa lambang-lambang visual.
1. Klasifikasi Media Pembelajaran
Media menurut bentuk penyajian dan cara penyajiannya dapat diklasifikasikan
menjadi tujuh kelompok yaitu :
1) Kelompok Kesatu
a. Media Grafis, adalah media visual yang menyajikan fakta, idea tau
gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan
simbol/gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian,
memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga
menarik dan diingat orang. Yang termasuk media grafis antara lain
grafik, diagram, bagan, sketsa, poster, papan flannel dan bulletin board.
b. Media Bahan Cetak, adalah media visual yang pembuatnya melalui
proses pencetakan/printing atau offset. Media bahan cetak ini menyajikan
pesannya melalui huruf dan gambar-gambar yang diilustrasikan untuk
lebih memperjelas pesan atau informasi yang disajikan. Jenis media
bahan cetak meliputi buku teks, dan modul, bahan pengajaran
terprogram.
c. Media Gambar Diam, adalah media visual yang berupa gambar yang
dihasilkan melalui proses fotografi. Jenis gambar ini adalah foto.
11
2) Kelompok Kedua
Media Proyeksi Diam, adalah media visual yang diproyeksikan atau media
yang memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksinya tidak bergerak atau
memiliki sedikit unsur gerakan. Jenis media ini diantaranya OHP/OHT,
Opaque Projector, Slide, dan Filmstrip.
3) Kelompok Ketiga
Media Audio, adalah media yang penyampaian pesannya hanya dapat
diterima oleh indera pendengaran. Pesan atau informasi yang akan
disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif yang berupa
kata-kata, musik, dan sound effect. Jenis media audio ini diantaranya media
radio, dan media alat perekam pita magnetic.
4) Kelompok Keempat
Media Audiovisual diam, adalah media yang penyampaian pesannya dapat
diterima oleh indera pendengaran dan indera penglihatan, akan tetapi
gambar yang dihasilkannya adalah gambar diam atau sedikit memiliki unsur
gerak. Jenis media ini antara lain media sound slide (slide suara), film strip
bersuara dan halaman bersuara.
5) Kelompok Kelima
Film disebut juga gambar hidup (motion pictures), yaitu serangkaian
gambar diam (still pictures) yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan
sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Film merupakan media
yang menyajikan pesan audiovisual dan gerak. Oleh karenanya, film
12
memberikan kesan yang impresif bagi pemirsanya. Ada beberapa jenis film,
diantaranya film bisu, film bersuara, dan film gelang yang ujungnya saling
bersambungan dan proyeksinya tak memerlukan penggelapan ruangan.
6) Kelompok Keenam
Televisi, adalah media yang dapat menampilkan pesan secara audiovisual
dan gerak (sama dengan film). Jenis media televisi diantaranya : televise
terbuka (open boardcast television), televisi siaran terbatas/TVST (Cole
Circuit Televirion/CCTV), dan Video-Cassette Recorder (VCR).
7) Kelompok Ketujuh
Pengertian multi media sering dikacaukan dengan pengertian multi image.
Multi media merupakan suatu sistem penyampaian dengan menggunakan
berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket.
Contohnya suatu modul belajar yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio,
dan bahan audiovisual. Sedangkan multi image merupakan gabungan dari
beberapa jenis proyeksi visual yang digabungkan lagi dengan komponen
audio yang kuat, sehingga dapat diselenggarakan pertunjukan besar yang
cocok untuk penyajian di suatu auditorium yang luas (Susilana, 2009).
2. Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi media pembelajaran diantaranya mencakup :
a. Memperjelas dan memperkaya atau melengkapi informasi yang diberikan
secara verbal.
13
b. Meningkatkan motivasi dan perhatian siswa untuk belajar.
c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi.
d. Menambah variasi penyajian materi.
e. Pemulihan media yang tepat akan menimbulkan semangat, gairah, dan
mencegah kebosanan siswa untuk belajar.
f. Kemudahan materi untuk dicerna dan lebih membekas, sehingga tidak
mudah dilupakan siswa.
g. Memberikan pengalaman yang lebih konkrit bagi hal yang mungkin abstrak.
h. Meningkatkan keingintahuan (curiousity) siswa.
i. Memberikan stimulus dan mendorong respon siswa (Rustaman, 2003).
B. Multimedia Pembelajaran
Multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang
digunakan dalam proses pembelajaran, dengan kata lain untuk menyalurkan pesan
(pengetahuan, keterampilan dan sikap) serta dapat merangsang pilihan, perasaan,
perhatian dan kemauan siswa sehingga secara sengaja proses belajar terjadi,
bertujuan dan terkendali. Apabila multimedia pembelajaran dipilih,
dikembangkan dan digunakan secara tepat dan baik, akan memberi manfaat yang
sangat besar bagi para guru dan siswa. Secara umum manfaat yang dapat
diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah
waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan
proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja, serta sikap
14
belajar siswa dapat ditingkatkan. Manfaat diatas akan diperoleh mengingat
terdapat keunggulan dari sebuah multimedia pembelajaran, yaitu: 1) memperbesar
benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri,
elektron dan lain-lain; 2) memperkecil benda yang sangat besar yang tidak
mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti gajah, rumah, gunung, dan lain-lain; 3)
menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat
atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, beredarnya
planet Mars, berkembangnya bunga dan lain-lain; 4) menyajikan benda atau
peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju dan lain-lain; 5) menyajikan
benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi, harimau,
racun dan lain-lain; 6) meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa. Sebagai
salah satu komponen sistem pembelajaran, pemilihan dan penggunaan multimedia
pembelajaran harus memperhatikan karakteristik komponen lain, seperti: tujuan,
materi, strategi dan juga evaluasi pembelajaran. Karakteristik multimedia
pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Memiliki lebih dari atu media yang
konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual; 2) Bersifat
interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon
pengguna; 3) Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan
kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa
bimbingan orang lain. Selain memenuhi ketiga karakteristik tersebut, multimedia
pembelajaran sebaiknya juga memenuhi fungsi sebagai berikut: 1) Mampu
memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin; 2) Mampu
15
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju kecepatan
belajarnya sendiri; 3) Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang
jelas dan terkendalikan (Daryanto, 2010).
C. Strategi Meningkatkan Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan
untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola
umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar
untuk mencapai tujuan yang telah digariskan (Djamarah, 2006).
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal
berikut: 1)Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang
diharapkan; 2)Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi
dan pandangan hidup masyarakat; 3)Memilih dan menetapkan prosedur, metode,
dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat
dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya;
4)Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta
standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam
melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan
dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang
bersangkutan secara keseluruhan. Strategi belajar mengajar adalah suatu rencana
16
kegiatan pembelajaran yang dirancang secara seksama sesuai dengan tuntutan
kurikulum sekolah untuk mencapai hasil belajar siswa yang optimal, dengan
memilih pendekatan, metode, media, dan keterampilan-keterampilan
(membelajarkan, bertanya, berkomunikasi). Proses belajar mengajar merupakan
kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Interaksi dan
komunikasi timbal balik antara guru dan siswa merupakan ciri dan syarat utama
bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Perlu lebih dipahami bahwa
interaksi dalam proses belajar mengajar tidak sekedar hubungan komunikasi
antara guru dan siswa, tetapi merupakan interaksi edukatif yang tidak hanya
penyampaian materi pelajaran melainkan juga menanamkan sikap dan nilai pada
diri siswa yang sedang belajar (Rustaman, 2003).
Menentukan strategi pembelajaran dilakukan untuk mengelola program
pembelajaran yang didesain agar dapat membantu siswa dalam melakukan proses
pembelajaran yang bermakna. Strategi yang digunakan disebut dengan istilah
strategi pembelajaran atau instructional strategi. Bentuk-bentuk strategi
pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas
pembelajaran yaitu aktivitas pra-pembelajaran, penyajian materi pembelajaran,
dan aktivitas tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran yang
dipilih untuk digunakan perlu didasarkan pada faktor-faktor sebagai berikut :
a. Teori terbaru tentang aktivitas pembelajaran,
b. Penelitian tentang hasil belajar,
17
c. Karakteristik media pembelajaran yang akan digunakan untuk menyampaikan
materi pembelajaran,
d. Materi atau substansi yang perlu dipelajari oleh siswa, dan
e. Karakteristik siswa yang akan terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat perlu dilakukan dalam mendesain
berbagai aktivitas pembelajaran seperti halnya interaksi pembelajaran yang
berlangsung di kelas, pembelajaran dengan menggunakan media (mediated
instruction), dan sistem pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan jaringan
komputer atau internet dan web (Pribadi, 2009).
Menurut Tasker. R. dan Dalton. R. (2006), kriteria kunci untuk
meningkatkan media visualisasi sebagai strategi belajar yaitu:
1. Menggunakan pendekatan konstruktivisme dan memusatkan perhatian siswa
pada ciri kunci model mentah awal di tingkat molekuler, sebelum melihat
animasi;
2. Memberikan kesempatan melakukan diskusi berpasangan mengenai ide-ide
dan hal-hal yang sulit;
3. Melatih dan mengaplikasikan keterampilan visualisasi yang dikembangkan,
dengan harapan kemampuannya tersebut bernilai dan dapat diukur.
Strategi pertama Tasker. R. dan Dalton. R. (2006) adalah menerapkan
pendekatan kontruktivis. Menurut paham kontruktivis, pembelajar telah memiliki
pengetahuan awal. Belajar merupakan proses pengkonstruksian suatu
pengetahuan berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki. Belajar adalah
18
perubahan konsepsi pembelajar. Dan proses pengkonstruksian pengetahuan
berlangsung dalam suatu konteks sosial tertentu. Berdasarkan hal tersebut, maka
pemilihan media yang sesuai dengan konteks sosial siswa merupakan hal pertama
yang perlu disiapkan.
Strategi ini adalah sebuah daftar yang memfokuskan perhatian peserta didik
tentang butir-butir penting yang dipelajari dan membantu guru menilai tingkat
kepandaian peserta didik menggambarkan butir-butir penting yang dipelajari.
Tujuan Pembelajaran ini yaitu untuk meningkatkan kecakapan menyimak,
mengembangkan kemampuan berkonsentrasi, meningkatkan kecakapan
menghafal, meningkatkan kecakapan mendengar, mengembangkan kecakapan
dalam belajar, strategi dan kebiasaan-kebiasaan, mempelajari terma-terma dan
fakta-fakta ilmu pengetahuan serta mempelajari konsep-konsep dan teori-teori
(Zaini, 2008). Memfokuskan perhatian siswa pada fitur atau kunci model mental
awal merupakan langkah berikutnya agar penggunaan media menjadi lebih
efektif. Tidak dapat dipungkiri, bahwa mengajar IPA berarti mengajarkan konsep
kepada siswa. Menurut Dahar (1996) guru hendaknya menentukan konsep-konsep
yang akan diajarkan pada siswa, tingkat-tingkat pencapaian konsep yang
diharapkan dari siswa dan metode mengajar yang akan digunakan. Konsep-
konsep memiliki karakteristik yang meliputi nama konsep, atribut-atribut kriteria
dan atribut-atribut variabel, definisi konsep, contoh-contoh dan non contoh dari
konsep, dan hubungan konsep dengan konsep-konsep lain. Pada hubungan konsep
terhadap konsep lain maka konsep dibedakan menjadi konsep superordinat,
19
koordinat, dan subordinat yang dapat digambarkan dengan peta konsep.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka apabila dalam mengajarkan suatu konsep
melalui media, guru hendaknya dapat menunjukkan nama dan atribut kritis suatu
konsep sebelum siswa melakukan pengamatan terhadap media. Berbagai teknik
dapat digunakan untuk memfokuskan siswa pada atribut kritis suatu konsep.
Diantaranya melalui pertanyaan. Pertanyaan penting diajukan sebelum siswa
melihat pesan dalam media, agar perhatian siswa terfokus pada atribut yang
ditanyakan. Melalui kegiatan mengamati, kita belajar tentang dunia sekitar kita
yang fantastis. Manusia mengamati objek-objek dan fenomena alam dengan
pancaindra, dan perasa. Mengamati merupakan tanggapan terhadap berbagai
objek dan peristiwa alam dengan menggunakan pancaindra. Mengamati memiliki
dua sifat utama, yakni sifat kualitatif dan sifat kuantitatif. Mengamati bersifat
kualitatif apabila dalam pelaksanaannya hanya menggunakan pancaindra untuk
memperoleh informasi. Sedangkan mengamati bersifat kuantitatif apabila dalam
pelaksanaannya selain menggunakan pancaindra, juga menggunakan peralatan
lain yang memberikan informasi khusus dan tepat (Dimayati, 2009).
Strategi kedua Tasker. R. dan Dalton. R. (2006) adalah memberikan
kesempatan melakukan diskusi berpasangan mengenai ide-ide dan hal-hal yang
sulit. Diskusi pada dasarnya merupakan musyawarah untuk mencari titik
pertemuan pendapat, tentang suatu masalah. Diskusi dapat dibedakan menjadi
diskusi kelompok dan diskusi kelas. Diskusi kelas adalah semacam brain
storming (pertukaran pendapat). Dalam hal ini guru mengajukan pertanyaan
20
kepada seluruh kelas. Jawaban dari siswa diajukan lagi kepada siswa lain atau
dapat pula meminta pendapat siswa lain tentang hal itu. Sehingga terjadi
pertukaran pendapat secara serius dan wajar (Ali, M., 2000). Pada diskusi
kelompok, permasalahan yang akan didiskusikan dapat dilontarkan guru pada
awal pembelajaran sehingga setiap kelompok membahas permasalahan yang
sama, tetapi dapat juga diberikan dalam bentuk LKS untuk tiap kelompok.
Permasalahan yang disampaikan dalam bentuk LKS dapat sama tetapi dapat pula
merupakan submasalah yang berbeda untuk tiap kelompok yang hasilnya akan
didiskusikan dalam diskusi kelas (Rustaman, 2005). Sedangkan diskusi
merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara membahas masalah
atau topik penting untuk memperoleh pemahaman dan pengetahuan. Setiap
peserta dapat memberikan opini terhadap masalah atau topik yang didiskusikan
(Pribadi, 2009).
Media merupakan sarana untuk menyampaikan pesan. Pesan terkadang sulit
untuk diterima oleh siswa oleh karena itu, siswa memerlukan bantuan baik dari
guru maupun temannya. Metode diskusi berpasangan merupakan metode untuk
menggali dan menemukan pesan yang tersimpan dalam media. Menurut Sadiman,
et al (2003) media dapat digunakan secara berkelompok. Kelompok itu dapat
berupa kelompok kecil dengan anggota 2 s/d 8 orang. Atau berupa kelompok
besar yang beranggotakan 9 s/d 40 orang. Media yang dirancang untuk digunakan
secara berkelompok juga memerlukan buku petunjuk. Buku petunjuk ini biasanya
ditujukan kepada pimpinan kelompok, tutor atau guru. Keuntungan belajar
21
menggunakan media secara berkelompok ialah bahwa kelompok itu dapat
melakukan diskusi tentang bahan yang sedang dipelajari. Diskusi dapat dilakukan
baik sebelum maupun sesudah mereka menggunakan media itu. Media yang
digunakan secara berkelompok harus memenuhi beberapa persyaratan: 1) suara
yang disajikan oleh media itu harus cukup keras sehingga semua anggota
kelompok dapat mendengarnya; 2) gambar atau tulisan dalam media itu harus
cukup besar sehingga dapat dilihat oleh semua anggota kelompok itu; 3) perlu ada
alat penyaji yang dapat memperkeras suara (amplifier) dan membesarkan gambar
(proyektor).
D. Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi
Pengertian konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri,
karakter atau atribut yang sama dari sekelompok objek atau fakta baik suatu
proses, peristiwa, benda atau fenomena di alam yang membedakannya dari
kelompok lain. Sesudah memilih konsep-konsep yang akan diajarkan, guru
hendaknya merencanakan strategi-strategi pengajaran untuk mengajarkan konsep-
konsep itu. Dalam merencanakan, guru harus memutuskan tingkat pencapaian
konsep yang mana dapat diharapkan dari para siswa. Analisis konsep akan dapat
menolong guru dalam hal ini, dan memilih materi pelajaran yang akan diberikan.
Tingkat pencapaian konsep yang diharapkan dari siswa, tergantung pada
kompleksitas dari konsep, dan tingkat perkembangan kognitif siswa. Ada siswa
yang belajar konsep pada tingkat konkret rendah atau tingkat identitas, ada pula
22
siswa yang mampu mencapai konsep pada tingkat klasifikatori atau tingkat
formal. Dengan demikian penguasaan konsep dapat diartikan sebagai kemampuan
seseorang dalam mengungkapkan kembali suatu objek tersebut. Penguasaan
konsep dapat diperoleh dari pengalaman dan proses belajar (Rustaman, 2003).
Salah satu prinsip penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) adalah belajar tuntas. Ketuntasan belajar setiap
indikator yang sudah ditetapkan dalam suatu Kompetensi Dasar berkisar antara 0-
100. Angka maksiamal 100 merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target
ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan
dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) di bawah target nasional
kemudian ditingkatkan secara bertahap dengan mempertimbangkan tiga aspek
kriteria, yaitu kompleksitas (merujuk pada tingkat kesulitan pencapaian
kompetensi yang dimaksud), daya dukung sekolah (alat peraga, laboratorium,
kompetensi guru dan perpustakaan), dan intake peserta didik (BSNP, 2006).
Berdasarkan KKM yang berlaku di sekolah tempat dilaksanakannya penelitian
adalah sebesar 70. Oleh karena itu, angka yang digunakan untuk rata-rata yang
ingin dicapai mengacu pada KKM yang diberlakukan disekolah. Menurut
Suryosubroto (2002), ketuntasan belajar dapat dilihat secara kelompok maupun
secara perseorang. Secara kelompok, ketuntasan belajar dinyatakan telah dicapai
jika sekurang-kurangnya 85% dari siswa dalam kelompok yang bersangkutan
telah memenuhi kriteria ketuntasan yang belajar secara perorangan. Sedangkan
secara perorangan, ketentuan belajar dinyatakan telah terpenuhi jika seseorang
23
(siswa) telah mencapai taraf penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap unit
bahan yang dipelajarinya.
Sistem reproduksi merupakan salah satu materi yang harus disampaikan
untuk siswa SMA Kelas XI IPA. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) Badan Standar Nasional Pendidikan tahun 2006
penjelasannya bisa dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1 SK dan KD Materi Sistem Reproduksi
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.
3.7 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI, serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia.
Sumber: KTSP (BSNP, 2006)
Materi sistem reproduksi pada manusia mempunyai beberapa karakteristik, antara
lain adanya beberapa proses yang cukup rumit, kompleks, dan tidak bisa diamati
dengan langsung tanpa alat bantu tertentu. Strategi fokus, observasi dan diskusi
berbantuan multimedia diharapkan dapat memperjelas penyampaian materi
tersebut, sehingga diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.
24
Tabel 2.2 Karakteristik Konsep Sistem Reproduksi Manusia
Konsep Penjelasan Konsep Sifat konsep
Reproduksi Sistem reproduksi merupakan proses pewarisan materi genetis dari satu generasi ke generasi berikutnya
Sistem reproduksi memuat konsep-konsep abstrak dan rumit yang tidak dapat diindrai secara langsung.
Organ dan Fungsi Reproduksi
Organ reproduksi manusia dibedakan menjadi dua yaitu : • Organ Reproduksi Pria
- Bagian luar meliputi skrotum dan penis.
- Bagian dalam meliputi testis, saluran reproduksi (epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, duktus ejakulatoris) dan kelenjar kelamin (kelenjar prostat dan kelenjar cowper).
� Fungsi : - Penis = Alat kopulasi - Skrotum = kulit pembungkus testis
dan menjaga suhu testis - Testis = organ tempat terjadinya
spermatogenesis & penghasil hormone testosterone
- Epididimis = tempat pematangn & penyimpanan sperma
- Vas deferens = saluran untuk menyalurkan sperma ke vesikula seminalis
- Duktus ejakulatoris = saluran untuk menyalurkan sperma ke uretra
- Vesikula seminalis = menghasilkan cairan yang mengandung fruktosa dan vitamin, bersifat alkalis untuk member makanan sperma
- Kelenjar prostat = menghasilkan cairan alkalis yang
Struktur organ reproduksi pada pria dan wanita merupakan hal kongkret namun bentuk serta fungsinya tidak dapat diindrai secara langsung.
25
menyeimbangkan residu urin di uretra dan keasaman vagina.
- Kelenjar cowper = bersama kelenjar asesoris lain untuk menghasilkan semen yang bersifat alkalis.
• Struktur sperma - Kepala yang pada ujungnya
mengandung akrosom yang menghasilkan enzim hialuronidase yang membantu sperma menembus pelindung telur saat fertilisasi
- Leher, terdapat mitokondria tempat berlangsungnya oksidasi sel untuk membentuk energi sehingga sperma dapat bergerak aktif
- Ekor, alat gerak sperma agar mencapai ovum
• Organ Reproduksi Wanita - Bagian luar berupa vulva yang terdiri
dari labia mayora, labia minora, klitoris, mons pubis/veneris
- Bagian dalam terdiri dari ovarium, fimbrae, oviduk (tuba falopii), uterus (rahim), serviks (mulut rahim), dan vagina.
� Fungsi - Labia mayora = melindungi vagina - Labia minora = melindungi vagina - Mons pubis/veneris = tempat
bertemunya bibir vagina pada bagian atas yang tampak membukit
- Klitoris = organ erektil yang banyak mengandung pembuluh darah dan serabut saraf
- Ovarium = tempat terjadinya oogenesis, tempat dihasilkannya estrogen dan progesteron
- Fimbrae = menangkap ovum yang dilepaskan ovarium
26
- Oviduk = menghubungkan rahim dengan uterus & tempat terjadinya fertilisasi
- Uterus = tempat berkembangnya janin
- Serviks = batas penis waktu masuk ke dalam vagina, jalan lahir bayi sewaktu persalinan
- Vagina = saluran tempat kopulasi dan tempat keluarnya bayi dan dan darah haid
Gambar 2.2 Organ reproduksi pria www.facebook.com/note.
Gambar 2.3 Struktur sperma www.biologigonz.blogspot.com
Gambar 2.4 Organ reproduksi wanita
www.bujangelitz.wordpress.com
27
Pembentukan sel-sel kelamin
(spermatogenesis dan oogenesis)
Spermatogenesis dan oogenesis dapat dibedakan menjadi : • Spermatogenesis :
- Terjadi pada = Pria - Tempat terjadinya = tubulus
seminiferus pada testis - Jenis sel hasil pembelahan =
spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid, spermatozoa
- Jumlah sel akhir yang dihasilkan = empat
- Jumlah kromosom sel baru = 23 - Jumlah sel baru yang fertil/fungsional
= empat
• Oogenesis : - Terjadi pada = Wanita - Tempat terjadinya = ovarium - Jenis sel hasil pembelahan = oosit
primer, oosit sekunder, polosit sekunder, ootid, polosit sekunder
- Jumlah sel akhir yang dihasilkan = dua
- Jumlah kromosom sel baru = 23 - Jumlah sel baru yang fertil/fungsional
= satu
Proses spermatogenesis dan oogenesis merupakan konsep yang abstrak dan rumit serta tidak dapat diindrai secara langsung
Proses ovulasi, menstruasi, fertilisasi
• Ovulasi, pelepasan sel telur atau ovum yang telah matang dari ovarium
• Menstruasi, perdarahan secara periodik dan bersiklus dari uterus yang disertai peluruhan endometrium
• Fertilisasi, proses peleburan antara inti
sel telur (ovum) dengan inti sel sperma (spermatozoa)
Proses terjadinya ovulasi, menstruasi dan fertilisasi merupakan proses yang rumit dan abstrak sehingga memerlukan bantuan pembelajaran dengan media
Proses kehamilan dan persalinan
• Kehamilan, Zigot selanjutnya akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus. Dalam perjalanannya ke uterus, zigot
Proses kehamilan dan persalinan merupakan konsep yang abstrak perlu
28
membelah secara mitosis berkali-kali. • Persalinan, merupakan proses
kelahiran bayi. Pada persalinan, uterus secara perlahan menjadi lebih peka sampai akhirnya berkontraksi secara berkala hingga bayi dilahirkan.
diindrai secara langsung melalui media pembelajaran yang sesuai dengan materi tersebut.
Pemberian ASI Pemberian Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan tunggal yang mampu memenuhi kebutuhan bayi untuk tumbuh selama enam bulan pertama kehidupannya
Pemberian ASI merupakan hal kongkret namun perlu menggunakan media pembelajaran yang sesuai bagaimana cara pemberian ASI yang baik.
Kelainan/penyakit pada sistem reproduksi manusia
Gangguan menstruasi Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3-6 bulan atau lebih pada orang yang telah mengalami siklus menstruasi. Kanker serviks Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal yang tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina, dan kelenjar limfe panggul. Endometriosis Keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk, atau jauh di
Kelainan/ penyakit pada sistem reproduksi manusia diperlukan penjelasan yang khusus mengenai penyebab dan cara mengatasi kelainan tersebut.
29
luar uterus, misalnya di paru-paru. Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit, dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulitnya terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi, atau bedah laser. Infeksi vagina Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang wanita usia produktif, terutama wanita menikah. Penyebabnya adalah akibat hubungan kelamin, terutama bila suami terkena infeksi.
Hipogonadisme Penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormone. Kriptorkidisme Kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang testosterone. Jika belum turun juga maka dilakukan pembedahan. Uretritis Peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chalamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum, atau
30
virus herpes.
Prostatitis Peradangan prostat. Penyebab dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri. Epididimitis Infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia. Orkitis Peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
31