15
RESIKO DAN KETIDAKPASTIAN PADA USAHATANI GUREM KELOMPOK 4 1. Bilal Anom Anbiyaksa H0818016 2. Isti Ayuning Rahmawati H0818047 3. Muhimmatun Nisak H0818069 4. Rahmalia Kartika K H0818085 5. Sabila Rahmatami P H0818091 6. Taufiq Randi Ismail H0818097 7. Yoga Aji Pradana H0818109 Your Picture Here

RESIKO DAN KETIDAKPASTIAN PADA USAHATANI GUREM

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

RESIKO DAN KETIDAKPASTIAN PADA USAHATANI GUREM

KELOMPOK 41. Bilal Anom Anbiyaksa H08180162. Isti Ayuning Rahmawati H08180473. Muhimmatun Nisak H08180694. Rahmalia Kartika K H08180855. Sabila Rahmatami P H08180916. Taufiq Randi Ismail H08180977. Yoga Aji Pradana H0818109

Your Picture

Here

PENGERTIAN USAHATANI

Usaha Tani• Usaha tani merupakan ilmu yang

mempelajari cara petani mengelola faktor produksi (tanah, tenaga kerja, teknologi, pupuk, benih, pestisida) dengan efektif, efisien dan berkelanjutan untuk menghasilkan produk tinggi sehingga pendapatan usaha meningkat.

Risiko

• Risiko merupakan ketidakpastian dan dapat menimbulkan terjadinya peluang kerugian terhadap pengambilan keputusan.

macam- macam resiko yang dialami oleh petani gurem :

Resiko ini berkaitan dengan teknolog, teknologi yang di

gunakan apakah efektif dan efisien atau tidak dan bagaimana

pengambilan keputusannya.

Risiko Teknologi

Pada saat beras melimpah justru harga tinggi, namun jika beras lanka harga akan naik, tetapi justru beras

akan susulit laku

Risiko Harga

Resiko sosial dan hukum merupakan faktor luar yang berpengaruh besar terhadap keberlangsungan sistem usahtani padi

sawah

Risiko Sosisal dan ukum

Resiko Produksi

Bergantung pada alam dan resiko datang juga krena hama dan saat oprasionalpertanian

Resiko operasional antara lain :

rendahnya kemungkinan dan dampak dari kejadian

kemahalan sewa alat dan mesin, kerusakan alat dan

mesin sebelum disewa, dan kelangkaan bahan bakar.

PENYEWAAN ALAT DAN BIBIT

rendahnya peluang dan dampak kejadian kelangkaan

bibit, bibit rusak di penyimpanan, dan kualitas

bibit rendah

PENYEDIAAN BIBIT

rendahnya peluang dan dampak dari kelangkaan pupuk,kemahalan

harga pupuk, pupuk rusak, dan pupuk terembes air hujan.

PENYEDAAN PUPUK

rendahnya peluang dan dampak kejadian kelangkaan

pestisida, kemahalan pestisida ditandai dengan harga

pestisida berada di atas harga yang umum dibeli petani, dan

pestisida.

PENYEDIAAN PESTISIDArendahnya kemungkinan dan

dampak dari kejadian daya tumbuh rendah, kekurangan air,

kebanjiran, dan kekurangan bibit.

PERTUBUAN BIBIT

Pengaruh Penggunaan Input Produksi Terhadap Resiko Produksi Usahatani Padi

1

1. RATA RATA PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI” Studi kasus di provinsi Bali menyatakan bahwa pada

penggunaan benih, umumya petani menyemai benih lebih banyak daripada yang sesungguhnya ditanam. Rata-rata penggunaan benih per hektar mencapai 29,95 kg/ha. Hal ini untuk mengantisipasi kekurangan dan juga dimaksudkan untuk mengantisipasi kebutuhan bibit untuk penyulaman.

Pendugaan Fungsi Produksi Usahatani Padi Sawah

KONFIRMASI

Hasil analisis diperoleh Fstatistic sebesar 96,42 dengan probabilitas 0,0000. Nilai prob, 0,000 < α (0,01) menunjukkan hasil yang berbeda sangat nyata, artinya variabel bebas yang terdapat dalam model secara bersama-sama berpengaruh sangat nyata terhadap produksi padi . Nilai∑βi = 2,5538> 1; berada pada daerah II kurva produksi, atau daerah Increasing Return to Scale. Hal ini berarti setiap penambahan input produksi dalam proporsi yang sama akan menghasilkan output yang semakin bertambah (IRTS).

3. Pendugaan Fungsi Produktivitas Usahatani Padi

Variabel-variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksitivitas pada taraf α = 0,05 adalah benih, pupuk urea, pupuk SP36, pupuk organik dan insektisida cair Sedangkan pupuk KCL dan tenaga kerja berpengaruh tidak nyata terhadap produktivitas.

Masa Tanam 1 (Increasing Return to Scale)

Variabel-variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksitivitas pada taraf α = 0,05 adalah benih, pupuk urea, pupuk SP36, pupuk organik dan insektisida cair. Sedangkan pupuk KCL dan tenaga kerja berpengaruh tidak nyata terhadap produktivitas

Masa Tanam 2 (Increasing Return to Scale)

Efisiensi Teknis Usahatani Nilai efisiensi teknis petani dikategorikan cukup efisien jika TE>0,7 dan dikategorikan belum efisien jika TE ≤ 0,7. Berdasarkan hasil penelitian di Kabupaten Bungo peluang peningkatan produktivitas cukup besar karena senjang antara tingkat produktivitas yang telah dicapai petani dengan potensi produksi masih besar. Untuk meningkatkan produktivitas usahatani secara nyata diperlukan input produksi secara optimal.

Preferensi Risiko Produksi Petani Padi Sawah

11

Keputusan petani padi sawah dalam mengaloksikan input–input dalam usahataninya, lebih dipengaruhi oleh keinginan untuk mencapai efisiensi teknis daripada ketakutan terhadap risiko produksi. Ini berarti adanya keinginan petani untuk mencapai efisiensi teknis akan tetapi dibatasi dengan ketersediaan modal.

1

Penggunaan Input Optimal dalam Rangka Peningkatan Produtivitas.

Efisiensi pengelolaan usahatani berkaitan dengan kemampuan manajerial petani,

Penggunaan input produksi dikatakan efisien apabila NPMx1 = Px1. Berdasarkan hasil

penelitian di Kabupaten Bungo semua variabel yang dimasukkan dalam model belum

efisien, karena IE = NPMx1 /Px1> 1. Penambahan input produksi memberikan peluang besar

untuk memperoleh sejumlah produksi yang menguntungkan. penggunaan input produksi

actual jumlahnya berada dibawah penggunaan input optimal. Produksi meningkat dari

5,35ton/ha menjadi 8,87ton/ha., atau 65,8 %. Dari hasil analisis deskiptif diperoleh

gambaran bahwa sebanyak 85,6 % petani tidak memenuhi aplikasi input produksi sesuai

anjuran, petani sering dihadapkan pada risiko alam (72,5 %), dan keterbatasan modal

dalam menyediakan input produksi (81,2 %).

Upaya Meminimalisir Resiko Produksi Usahatani Padi

Risiko ProduksiMengatasi kekeringan yaitu embung sebagai teknologi penyedia air. Embung adalah kolam besar seperti waduk yang diharapkan dapat terus menyediakan air di musim kemarau.Risiko produksi yang disebabkan karena adanya kekeringan dapat diatasi dengan pembangunan embung.Upaya lain untuk mengatasi musim penghujan yang berkepanjangan, petani harus menanam padi dengan varietas unggul. Varietas unggul mempunyai kelebihan tahan terhadap kondisi cuaca penghujan yang banyak air.

Rissiko Harga.Bulog berperan dalam menstabi lkan persediaan beras. Jika persediaan beras cukup maka harga tidak akan naik ataupun turun. Campur tangan pemerintah dalam ekonom i tentang beras antara l a i n dilakukan melalui lembaga pangan yang b e r t u ga s m e l a k s a n a ka n ke b i j a ka n pemerintah yang menyangkut aspek pra produksi, proses produksi, serta pasca p r o d u k s i . B u l o g d i b e n t u k u n t u k mengendal ikan stabi l i tas harga dan penyediaan bahan pokok.

RISIKO SOSIAL DAN HUKUMRISIKO TEKNOLOGI

Pembatasan subsidi dan

penyimpangan mengakibatkan

ketidakpastian adanya subsidi pupuk

maupun benih. Hal ini

mempengaruhi pengeluaran petani

jika tidak ada subsidi. Ketika subsidi

benih dan pupuk dibatasi, maka

solusi yang bisa ditempuh adalah

petani menggunakan biaya dari

tabungan atau memanfaatkan PUAP

di tingkat desa untuk memperoleh

modal.

Petani akan menerapkan teknologi

baru apabila teknologi tersebut sesuai

dengan lingkungan daerah setempat,

tidak rumit dan dapat diterima oleh

masyarakat setempat karena mudah

diterapkan, dapat menghmat waktu

dan tenaga karena beberapa petani

juga mempunyai pekerjaan lain selain

bertani. Teknologi yang tidak

membutuhkan biaya besar dan

menguntungkan akan diterima dan

diterapkan petani.

KESIMPULAN

• Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan :• Risiko merupakan ketidakpastian dan dapat menimbulkan terjadinya peluang

kerugian terhadap pengambilan keputusan. Macam-macam resiko yang dialami oleh petani gurem yaitu resiko produksi, harga, soshum, teknologi

• Keputusan petani padi sawah dalam mengaloksikan input–input dalam usahataninya, lebih dipengaruhi oleh keinginan untuk mencapai efisiensi teknis daripada ketakutan terhadap risiko produksi. Penambahan input produksi memberikan peluang besar untuk memperoleh sejumlah produksi yang menguntungkan.

• Terdapat banyak upaya untuk menanggulangi resiko pertanian seperti menanam padi dengan varietas unggul, lembaga pangan sebagai pengendali stabilitas harga dan penyedia bahan pokok, pemilihan teknologi yang tepat, dan memanfaatkan PUAP di tingkat desa untuk memperoleh modal.

SARAN

• Saran yang dapat disampaikan penulis menurut hasil pembahasan dan diskusi adalah sebagai berikut :

• Petani perlu melakukan pengelolaan risiko operasional dengan mengutamakan efisiensi pengunaan faktor produksi sesuai kebutuhan. Tidak hanya itu, juga perlu upaya intensifikasi lahan dalam mengurangi risiko pada usahatani padi lahan basah dan semakin meningkatkan produktifitas padi.

• Petani perlu memaksimalkan produksi saat musim penghujan dengan varietas yang tahan genangan air.

• Petani harus memperhatikan kondisi pasar dan pertimbangan biaya yang harus dikeluarkan agar tidak terjadi kerugian.

DAFTAR PUSTAKA

• Gundariawanti, Ade Teya dan Priyanto, Sony Heru. 2018. MINIMALISASI RISIKO USAHA PETANI PADI DI DUSUN WATUGAJAH, KECAMATAN BERGAS, KABUPATEN SEMARANG. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA”. Vol 12(2) : 93- 107.

• Lanamana, W. 2018. ANALISIS RISIKO PRODUKSI USAHATANI PADI LADANG DI DESA NGGELA KECAMATAN WOLOJITA KABUPATEN ENDE. Jurnal AGRICA. Vol 11 (1): 10-20.

• Nurhidayah, Usman R., Weka G. A. 2018. Pemetaan Risiko Produksi pada Usahatani Padi Sawah di Desa Labulu-Bulu Kecamatan Parigi Kabupaten Muna. Jurnal Ilmiah Agribisnis. Vol 3(5) : 123-129.

• Rama, Rofinus et al. 2016. Analisis Risiko Produksi Usahatani Padi Lahan Basah dan Lahan Kering di Kabupaten Melawi. J Social Economic of Agriculture. Vol 5(1): 73-88.

• Saidin N, Yanuar F, Siti K. 2019. Kajian Efisiensi Teknis dan Preferensi Risiko Produksi Petani Dalam Rangka Peningkatan Produktivitas Usahatani Padi Sawah di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi- Indonesia. Journal Of Agribusiness and Local Wisdom. Vol. 2(1).

• Suharyanto, Jemmy R., Nyoman Ngurah A. 2015. Analisis Risiko Produksi Usahatani Padi Sawah di Provinsi Bali. Jurnal Agraris. Vol 1(2) : 70-77.

• Syafaat Nizwar. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Teknis Relatif dan Sikap Petani dalam Menghadapi Resiko Produksi pada Usahatani Padi Sawah di Lahan Beririgasi Teknis. Jurnal Agro Ekonomi. Vol 9(2) : 30-48.