41
RESISTANCE EXERCISE OLEH SUDARYANTO, S.ST

Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

RESISTANCE EXERCISE

OLEHSUDARYANTO, S.ST

Page 2: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

INTRODUKSI

• Otot merupakan jaringan kontraktil yang dapat menjadi lebih kuat berkontraksi jika diaplikasikan tahanan pada otot tersebut.

• Otot akan beradaptasi terhadap tahanan yang diaplikasikan secara progresif.

• Perubahan adaptasi yang terjadi adalah otot menjadi lebih kuat sebagai hasil dari hiper-tropi otot dan meningkatnya perekrutan mo-tor unit dalam otot.

Page 3: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

• Otot dapat mengalami kelemahan akibat be-berapa faktor, seperti : penyakit, disuse, dan immobilisasi.

• Program resistance exercise baik secara manual maupun mekanikal dapat memper-baiki strength, endurance, dan fungsi fisik secara keseluruhan.

Page 4: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

RESISTANCE EXERCISE (REX)

• DEFINISI

• TUJUAN DAN INDIKASI

• HAL-HAL YANG PERLU DICEGAH

• KONTRAINDIKASI

• TIPE RESISTANCE EXERCISE

• MANUAL RESISTANCE EXERCISE

• TEKNIK MANUAL REX

Page 5: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

DEFINISI

• Resistance exercise adalah suatu bentuk la-tihan aktif dimana kontraksi otot secara di-namik atau statik ditahan oleh gaya eksternal gaya eksternal dapat diaplikasikan secara manual atau mekanikal.

• Resistance exercise terdiri atas : manual re-sistance exercise dan mechanical resistance exercise.

Page 6: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

• Manual resistance exercise adalah suatu ben-tuk latihan aktif dimana tahanan diberikan oleh terapis atau profesi kesehatan lainnya.

• Besarnya tahanan tidak dapat diukur secara kuantitatif.

• Teknik ini berguna pada tahap awal program latihan dimana otot mengalami kelemahan dan mampu melawan tahanan ringan – sedang.

A. Manual Resistance Exercise

Page 7: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

B. Mechanical Resistance Exercise• Mechanical resistance exercise adalah suatu

bentuk latihan aktif dimana tahanan yang diaplikasikan melalui penggunaan peralatan alat-alat mekanikal.

• Besarnya tahanan yang diberikan dapat diukur secara kuantitatif (gr/kg) dan secara progresif dapat ditingkatkan besarnya tahan-an.

• Teknik ini berguna ketika kekuatan pasien lebih besar daripada tahanan yang diberikan terapis.

Page 8: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

TUJUAN DAN INDIKASI

• Secara keseluruhan, tujuan resistance exer-cise adalah untuk memperbaiki fungsi.

• Tujuan khusus dari resistance exercise ada-lah : meningkatkan strength (kekuatan), me-ningkatkan endurance (daya tahan) otot, me-ningkatkan power otot.

• Adanya problem kelemahan otot merupakan indikasi utama dari resistance exercise.

Page 9: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

A. Meningkatkan Strength

• Strength merupakan gaya output dari kon-traksi otot dan berkaitan langsung dengan besarnya ketegangan yang dihasilkan oleh otot yang berkontraksi.

• Untuk meningkatkan strength maka otot yang berkontraksi harus diberi beban atau tahanan sehingga terjadi peningkatan level ketegangan pada otot.

• Dalam program strength training harus diaplikasikan beban yang berat dengan jum-lah repetisi yang relatif rendah.

Page 10: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

• Untuk mengukur strength otot dan mengevaluasi keberhasilan strength otot setelah program latihan maka digunakan tes MMT (Manual Muscle Testing), Dinamome-ter test, dan tes 1-RM.

• Manual Muscle Testing merupakan alat ukur untuk mengetahui nilai otot pasien dan cocok untuk kondisi kelemahan otot.

• Kriteria MMT adalah :– Nilai 0 = tidak ada sama sekali kontraksi otot– Nilai 1 = ada kontraksi intramuskular tapi tidak

terjadi gerakan

Page 11: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

– Nilai 2 = ada kontraksi otot dan menghasilkan ge-rakan tanpa melawan gaya gravitasi.

– Nilai 3 = mampu menghasilkan gerakan melawan gaya gravitasi tetapi tidak mampu melawan tahanan.

– Nilai 4 = mampu melawan tahanan sedang atau sedikit tahanan.

– Nilai 5 = normal (otot sehat)

• Untuk mengukur kekuatan otot orang sehat atau atlit maka digunakan tes dinamometer atau tes 1-RM.

Page 12: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

B. Meningkatkan endurance

• Endurance adalah kemampuan untuk mela-kukan latihan intensitas rendah dengan repe-tisi yang tinggi dalam jangka waktu yang la-ma.

• Endurance otot dapat diperbaiki dengan la-tihan melawan tahanan ringan (beban ren-dah) dan repetisi yang banyak.

• Pada situasi klinis tertentu mungkin lebih tepat mengaplikasikan program REX kearah peningkatan endurance otot daripada strength otot.

Page 13: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

• Sebagai contoh, setelah akut injury atau kro-nik injury knee, latihan dinamik yang diapli-kasikan dengan jumlah repetisi yang tinggi melawan beban/tahanan yang ringan akan lebih nyaman/enak dan meminimalkan iritasi sendi daripada latihan dinamik yang diapli-kasikan melawan beban/tahanan yang berat.

• Endurance seluruh tubuh (daya tahan tubuh) dapat diperbaiki dengan program latihan in-tensitas rendah dalam jangka waktu yang la-ma.

Page 14: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

C. Meningkatkan Power

• Power merupakan ukuran performa otot, yang berkaitan dengan strength dan kecepat-an gerak.

• Power didefinisikan sebagai kerja per unit waktu (gaya x jarak / waktu).

• Kecepatan kontraksi otot dan gaya yang ber-kembang sepanjang ROM serta hubungan kecepatan dan gaya merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi power.

Page 15: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

• Power dapat diperbaiki dengan meningkat-kan kerja otot dalam jangka waktu tertentu.

• Untuk meningkatkan power otot maka apli-kasikan intensitas latihan yang tinggi dan jangka waktu yang singkat.

• Program REX dapat didesain secara selektif untuk merekrut tipe serabut otot yang berbe-da dengan mengontrol intensitas, durasi & kecepatan latihan.

Page 16: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

HAL-HAL YANG PERLU DICEGAH

• Valsalva maneuver; adalah suatu usaha expi-rasi melawan glottis yang tertutup, yang harus dihindari selama REX. hindari tahan napas selama latihan :– Valsalva maneuver dapat menyebabkan

peningkatan tekanan darah yang tinggi sampai 200 mmHG atau lebih tinggi.

– Pasien resiko tinggi terhadap valsalva maneuver adalah pasien yang memiliki riwayat penyakit cardiovaskular, hipertensi, pasien lanjut usia, dan pasien yang telah menjalani bedah abdominal.

Page 17: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

• Kelelahan/fatigue; fatigue merupakan feno-mena kompleks yang mempengaruhi perfor-ma fungsional dan harus dihindari dalam pro-gram REX.

• Recovery dari latihan; diperlukan waktu yang cukup untuk recovery/pemulihan setelah menjalani program REX. Setelah latihan berat tubuh harus diberikan waktu pemulihan sebe-lum mencapai kelelahan.

Page 18: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

• Overwork/overtraining; adalah suatu fenome-na yang secara aktual menyebabkan kemun-duran strength yang temporer atau permanen sebagai akibat dari latihan dan dapat terjadi pada orang normal atau pasien dengan gang-guan neuromuskular. Program latihan dengan tahanan yang berat dan dilakukan berulangkali harus hati-hati diaplikasikan untuk menghin-dari overwork/overtraining.

Page 19: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

• Gerakan substitusi; jika tahanan yang diberi-kan sangat berat selama latihan, maka gerakan substitusi dapat terjadi. Untuk menghindari gerakan substitusi maka berikan tahanan yang tepat/terukur dan aplikasikan stabilisasi yang benar baik secara manual maupun mekanikal selama REX.

• Osteoporosis; adalah penurunan mineral massa tulang atau hilangnya massa tulang se-hingga tulang tidak mampu menahan stress normal & sangat peka terhadap fraktur pa-tologik hindari program REX dengan ta-hanan yang berat.

Page 20: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

• Latihan menyebabkan nyeri otot; nyeri otot seringkali berkembang selama atau setelah latihan yang berat sampai titik kelelahan. Hal ini harus dihindari dengan melakukan latihan secara bertahap, intensitas dan durasi latihan ditingkatkan secara progresif.

Page 21: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

KONTRAINDIKASI

• Inflamasi; latihan dinamik resistance bukan indikasi jika terdapat inflamasi atau pem-bengkakan pada otot atau sendi. Latihan iso-metrik intensitas rendah (muscle setting exer-cise) dapat dilakukan pada kondisi inflamasi jika tidak meningkatkan nyeri.

• Nyeri; jika pasien mengalami nyeri hebat pa-da sendi atau otot selama latihan atau 24 jam keatas setelah latihan tahanan maka REX bukan indikasi.

Page 22: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

TIPE RESISTANCE EXERCISE

• Latihan resistance dapat diaplikasikan dengan kontraksi dinamik atau statik.

• Latihan tahanan dapat diaplikasikan secara isotonik (kontraksi konsentrik atau eksentrik), isokinetik, dan isometrik.

• Kesemua tipe tersebut bertujuan untuk mem-perbaiki performa fungsional dan kapabilitas melalui perkembangan peningkatan strength, endurance atau power otot.

Page 23: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

1. Isotonik Exercise

• Adalah suatu bentuk latihan yang dilakukan melawan tahanan/beban yang konstan atau bervariasi dengan kontraksi otot memanjang atau memendek melalui ROM yang ada.

• Latihan isotonik dapat meningkatkan dinamik strength, endurance otot, dan power.

• Latihan tahanan isotonik dapat dilakukan secara mekanikal dan manual.

• Secara mekanikal dengan menggunakan beban yang terfiksir pada alat

Page 24: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

• Pada tahanan mekanikal, kontraksi otot mela-wan beban dapat terjadi secara konsentrik dan eksentrik dalam satu gerakan. program lati-han ini selalu melibatkan kombinasi konsen-trik dan eksentrik.

• Pada latihan tahanan secara manual, terapis dapat melakukan variasi tahanan yang tepat untuk mencapai perubahan kapabilitas strength otot pada seluruh ROM.

• Maksimal kontraksi konsentrik menghasilkan gaya output yang lebih kecil daripada maksi-mal kontraksi eksentrik.

Page 25: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

• Meskipun demikian, pencapaian adaptasi strength sama-sama terjadi setelah program latihan konsentrik atau eksentrik.

• Pada latihan isotonik manual, kontraksi kon-sentrik diaplikasikan dengan cara pasien menggerakkan anggota geraknya melawan ta-hanan yang diberikan oleh terapis.

• Pada kontraksi eksentrik secara manual, tera-pis menggerakkan anggota gerak pasien se-mentara pasien menahan gerakan tersebut.

Page 26: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

2. Isokinetik Exercise

• Adalah suatu bentuk latihan dinamik dimana kecepatan kontraksi otot memendek atau me-manjang dikontrol oleh alat pengatur kecepat-an gerak.

• Alat ini dapat mengontrol kecepatan gerakan dari bagian tubuh.

• Istilah isokinetik merujuk pada gerakan yang terjadi pada kecepatan yang konstan

Page 27: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

• Karena kecepatan gerakannya konstan, maka tahanan yang diberikan oleh alat isokinetik dapat bervariasi sehingga kadang-kadang di-namakan sebagai accommodating resistance exercise.

• Tahanan yang dijumpai selama isokinetik exercise dapat menyesuaikan terhadap kete-gangan yang dihasilkan oleh otot sepanjang ROM.

• Beberapa peneliti menyatakan bahwa pro-gram isokinetik exercise dapat meningkatkan strength otot lebih efisien daripada isotonik

Page 28: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

• Isokinetik exercise unit pertamakali dikem-bangkan hanya kontraksi konsentrik trai-ning. perkembangan teknologi sekarang te-lah mengembangkan kontraksi eksentrik se-hingga dalam program isokinetik exercise da-pat terjadi secara konsentrik atau eksentrik bergantung pada outcome fungsional yang ingin dicapai.

• Kecepatan latihan berkisar dari kecepatan rendah (15-30o per detik) sampai kecepatan sangat cepat (diatas 300-400o per detik)

Page 29: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

• Ketika dilakukan kontraksi konsentrik pada isokinetik exercise, maka ketegangan otot akan menurun pada saat kecepatan latihan di-tingkatkan.

• Pada kontraksi eksentrik isokinetik exercise, kecepatan gerakan yang ditingkatkan akan meningkatkan pula gaya output dari otot.

• Beberapa penelitian menyatakan bahwa kece-patan gerakan yang ditingkatkan akan me-ningkatkan pula gaya output yang dihasilkan, tetapi hanya sampai pada satu titik, kemudian dengan cepat akan datar atau menurun.

Page 30: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

• Tidak seperti isotonik exercise, isokinetik exercise dapat dilakukan secara aman pada kecepatan gerak yang sangat cepat dengan waktu yang tepat dalam program rehabilitasi.

• Isokinetik exercise telah menunjukkan efektif untuk peningkatan power otot dan endurance otot selain strength otot.

Page 31: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

3. Isometrik Exercise

• Adalah suatu bentuk latihan statik yang terja-di ketika otot berkontraksi tanpa ada perubah-an panjang otot yang nampak atau tanpa ge-rakan sendi.

• Dalam isometrik exercise, tidak ada kerja fisik yang dilakukan (gaya x jarak), tetapi be-sarnya ketegangan dan gaya output yang dihasilkan cukup besar.

• Dalam isometrik exercise, kontraksi isometrik harus dipertahankan melawan tahanan selama kurang lebih 6 detik.

Page 32: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

a. Muscle Setting Exercise

• Adalah suatu latihan isometrik intensitas ren-dah yang dilakukan melawan sedikit tahanan atau tanpa tahanan.

• Setting exercise biasa dikenal sebagai “statik kontraksi”

• Setting exercise bertujuan untuk memperlan-car relaksasi otot dan sirkulasi, untuk mengu-rangi nyeri dan spasme otot setelah injury se-lama tahap akut penyembuhan.

Page 33: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

• Muscle setting exercise juga bertujuan untuk memelihara mobilitas antara serabut otot sela-ma penyembuhan.

• Karena muscle setting exercise tidak dilaku-kan melawan tahanan yang nampak, maka teknik ini tidak dapat memperbaiki strength otot.

• Setting exercise dapat memperlambat terjadi-nya atropi otot pada tahap awal program reha-bilitasi ketika anggota gerak diimmobilisasi.

Page 34: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

b. Resisted Isometrik Exercise

• Adalah suatu latihan isometrik yang dilaku-kan melawan tahanan secara manual atau me-kanikal.

• Resisted isometrik exercise bertujuan untuk meningkatkan strength otot ketika gerakan sendi mengalami nyeri hebat.

• Selama isometrik training (secara mekanikal), beban latihan yang sebaiknya digunakan ada-lah 60 – 80% dari kapasitas gaya otot agar dapat mencapai peningkatan strength.

Page 35: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

• Karena tidak ada gerakan sendi yang terjadi, maka peningkatan strength hanya terjadi pada titik ROM yang dilatih. untuk mengem-bangkan/meningkatkan strength pada seluruh ROM maka tahanan harus diaplikasikan pada berbagai titik/posisi ROM sepanjang ROM yang ada.

Page 36: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

c. Stabilisasi exercise

• Stabilitas sendi atau postural dapat dikem-bangkan melalui aplikasi isometrik exercise.

• Stabilitas dapat dicapai melalui aktivasi ko-kontraksi, yaitu kontraksi otot antagonis dan agonis secara simultan pada sendi yang dile-watinya.

• Ko-kontraksi dapat dicapai melalui mid-range isometrik melawan tahanan dan dalam posisi antigravity.

Page 37: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

• Stabilisasi exercise biasanya dilakukan dalam postur weight bearing (menumpuh berat badan) dan closed kinematik chain.

• Dalam stabilisasi exercise, ditekankan pada kontraksi isometrik pada otot-otot trunk dan otot-otot proksimal extremitas. berat tubuh sebagai sumber tahanan dalam teknik ini.

• Rhythmic stabilization dan Dynamic stabili-zation exercise merupakan bentuk latihan iso-metrik yang didesain untuk mengembangkan/ meningkatkan stabilitas sendi dan postural.

Page 38: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

• Rhythmic stabilization merupakan suatu ben-tuk latihan isometrik dengan tahanan secara manual yang diaplikasikan pada sendi prok-simal sementara pasien mempertahankan po-sisi closed kinematik chain dengan tujuan un-tuk memfasilitasi kontraksi isometrik secara simultan pada otot-otot disekitar sendi.

• Dalam teknik ini, tahanan secara manual da-pat juga diaplikasikan dengan berbagai arah gerakan pada open kinematik chain.

Page 39: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

MANUAL REX

• Adalah suatu bentuk latihan tahanan aktif dimana gaya resistance/tahanan diaplikasikan oleh terapis dengan kontraksi otot dinamik atau statik

• Hal-hal yang perlu diperhatikan selama ma-nual REX adalah :– Perhatikan letak aplikasi tahanan; tahanan biasa-

nya diaplikasikan pada ujung distal segmen dimana otot melekat.

– Tentukan arah tahanan; tahanan yang diaplikasi-kan dalam arah yang berlawanan dari gerakan.

Page 40: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)

– Berikan stabilisasi; untuk menghindari gerakan substitusi maka berikan stabilisasi yang tepat baik dengan alat maupun tangan terapis.

– Aplikasikan besarnya tahanan yang sesuai/tepat– Tinjau kembali letak aplikasi tahanan atau turun-

kan besarnya tahanan jika : pasien tidak mampu menyempurnakan sampai ROM penuh, ada nyeri hebat pada lokasi aplikasi tahanan, berkembang-nya tremor otot, dan terjadi gerakan substitusi.

– Berikan perintah verbal yang tepat.– Tentukan jumlah repetisi; pada umumnya 8 –

10x repetisi.

Page 41: Resistance Excersise (Kuliah Pakar Klpk 4)