Resonansi Rangkaian RLC

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Dasar Teori Resonansi Rangkaian RLC

Citation preview

  • 5/25/2018 Resonansi Rangkaian RLC

    1/3

    Resonansi Rangkaian R-L-C

    Pendahuluan

    Dalam kehidupan sehari-hari telah banyak ditemukan jenis-jenis rangkaian elektronik.

    Rangkaian elektronik adalah suatu kumpulan komponen yang dihubungkan untuk

    menampilkan suatu fungsi elektronik tertentu. Salah satu contohnya adalah rangkaian RLC.

    Di dalam rangkaian ini terdapat beberapa komponen, seperti Resistor (R), Induktor (L) dan

    Kapasitor (C). Masing-masing komponen memegang peranan dalam operasi rangkaian.

    Komponen tersebut akan menghasilkan sinyal keluaran yang berbeda apabila sinyal masukan

    dikenakan pada rangkaian yang juga berbeda. Pada rangkaian elektronika sederhana pada tiga

    komponen tersebut apabila dikenakan sinyal masukan yang sesaat dan secara terus menerus

    akan menghasilkan sinyal yang berbeda.

    Dasar Teori

    Impedansi suatu rangkaian RLC bergantung kepada frekuensi. Karena reaktansi

    induktif sebanding lurus dan reaktansi kapasitif berbanding terbalik dengan frekuensi.

    Besarnya arus AC (I) yang mengalir pada rangkaian RLC seri bergantung pada besarnya

    tegangan dan impedansi (Z).

    Besarnya nilai impedansi dapat dicari dengan rumus

    Z= ( )Sementara itu dalam rangkaian RLC dikenal istilah resonansi. Resonansi adalah suatu

    gejala yang terjadi pada suatu rangkaian bolak-balik yang mengandung elemen resistor (R),

    induktor (L) dan kapasitor (C). Resonansi dalam rangkaian seri disebut resonansi seri,

    sedangkan resonansi parallel (anti resonansi) adalah resonansi rangkaian paralel. Resonansi

    seri terjadi bila reaktansi induktif sama dengan reaktansi kapasitif, sedangkan Resonansi

    parallel terjadi bila sustansi induktif disuatu cabang sama dengan sustansi kapasitif pada

    cabang lainnya.

    Pada rangkaian seri resonansi terjadi bilamana XL=XC. Dalam keadaan resonansi,

    terjadi dimana resistansi semu atau impedansi (Z) sama dengan resistansi efektif (R)

    mencapai nilai yang paling kecil, karena kedua reaktansi (XL) dan (XC) saling

    menghapuskan. Kedua tegangan reaktif XL = i.XL dan XC = i.XC secara fasor berlawanan

    arah dan sama besar sehinggga kedua tegangan akan saling meniadakan. Tegangan gabungan(v) adalah sama dengan tegangan jatuh pada resistor (vR) dengan perbedaan sudut fasa ( ) =

  • 5/25/2018 Resonansi Rangkaian RLC

    2/3

    0. Karena tegangan-tegangan tersebut dapat menjadi sangat besar, sehingga jauh melebihi

    nilai tegangan total (gabungan), oleh karena itu dalam penerapan pencatuan sumber arus

    harus dihindari untuk keadaan resonansi. Penerapan rangkaian resonansi banyak digunakan

    pada rangkaian penyaring (filter) seperti pada pesawat radio, yang mana fungsinya adalah

    untuk memisahkan frekuensi yang tidak dikehendaki. Frekuensi yang memungkinkan

    terjadinya resonansi dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.

    XL= XC

    L= =

    notasi melambangkan frekuensi resonansi, dengan = 2.f, dengan f adalah frekuensi

    dalam Hertz.

    Ada tiga kemungkinan yang bersangkutan dengan rangkaian RLC seri yaitu:

    1. Bila XL > XCatau VL > VC, maka rangkaian bersifat induktif.

    2. Bila XL < XCatau VL < VC, maka rangkaian bersifat Kapasitif.

    3. Bila XL = XCatau VL = VC, maka rangkaian bersifat resonansi.

    Sifat rangkaian:

    - Jika XL> XC, bersifat induktif, I tertinggal dari tegangan sebesar , yaitu0> > /2- Jika XL< XC, bersifat kapasitif, I mendahului tegangan sebesar , yaitu0

  • 5/25/2018 Resonansi Rangkaian RLC

    3/3