Upload
others
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 25
BAB II
PENELUSURAN MASALAH DAN PEMECAHAN PERSOALAN
II.1. Tinjauan Umum Tapak
Kabupaten Pacitan terdiri dari daerah dataran yang terletak pada utara,
timur, dan barat, serta kawasan pantai di sebelah selatan. Secara Astronomis,
Kabupaten Pacitan terletak antara 110º 55′-111º 25′ Bujur Timur dan 7º 55′- 8º 17′
Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1.389.87 km2 atau 138.987,16 Ha.
Ditinjau dari sudut geografisnya wilayah Kabupaten Pacitan seluas
1.389,8716 Km2atau 138.987,16 Ha sebagian besar tanahnya terdiri atas :
Gambar 2. 1 Peta Administrasi Kabupaten Pacitan
Sumber : google.com/images
Sumber : http://pacitankab.go.id/geografis/,2018
Table 2. 1 Penggunaan Tanah wilayah Kab. Pacitan
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 26
Dari data tabel di atas dapat dilihat bahwa penggunaan tanah pada kawasan
pesisir dan tanah kosong masih cukup luas dengan luasan 08,29% atau 11.530,99
ha. Dengan eksisting penggunaan lahan sebagai berikut :
II.2. Tinjauan Lokasi Desa Watukarung
Watukarung adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Pringkuku,
Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Desa Watukarung memiliki wisata alam
Pantai yakni Pantai Watukarung dan Pantai Kasap. Selain wisata pantai Desa
Watukarung memiliki wisata alam berupa sungai yang dapat dimanfaatkan menjadi
destinasi wisata. Visi dan Misi Bapak Bupati Pacitan yaitu mensejahterakan rakyat
maka dengan adanya Wisata perahu tersebut bisa memberdayakan masyarakat serta
bisa membantu perekonomian warganya (Nusantara Pos , 2017).
Terdapat bagian dari Desa WatuKarung yang memiliki pantai dengan
berbagai potensi yang dapat dikembangkan. Destinasi wisata seperti Pantai
Watukarung dan Pantai Kasap memang menjadi wisata unggulan di Kabupaten
Pacitan. Disisi lain, Pantai Watukarung lebih unggul dibandingkan dengan Pantai
Kasap karena di Pantai Watukarung sudah memiliki infrastruktur yang cukup baik.
Gambar 2. 2 Eksisting Penggunaan Lahan Kabupaten Pacitan Sumber : BAPPEDA Pacitan, 2018
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 27
II.3. Site Terpilih
Gambar 2. 3 Peta Desa Watukarung Sumber: sindopos.com
Gambar 2. 4 Lokasi Perancangan Sumber : googleearth.com
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 28
Site yang akan digunakan berada di kawasan Pesisir Pantai Kasap,
bersebelahan dengan pantai Watukarung dan berbatasan dengan Desa Candi.
Kondisi site saat ini adalah berupa tanah bukit dengan kontur yang cukup terjal dan
akses menuju site berupa jalan setapak yang kecil.
II.4. Potensi Unggulan
Pantai Kasap memiliki potensi wisata alam, dan budaya. Potensi itu terletak
berdekatan dengan kawasan perancangan. Potensi itu yakni :
1. View
Pantai Kasap memiliki view panorama yang indah. Pada bagian selatan ke arah
pantai terdiri berbagai pulau kecil yang cukup banyak. Pada saat sore hari sunset
bisa terlihat dari perbukitan pantai kasap.
Gambar 2. 5 Foto Site Perancangan Sumber : Penulis, 2019
Gambar 2. 6 View Pantai Kasap Sumber : Tripadvisor.com
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 29
2. Ombak
Pantai Kasap merupakan pantai yang langsung berbatasan dengan laut samudra
hindia. Ombak dari samudra hindia memiliki gelombang yang cocok untuk
melakukan olahraga seperti surfing.
3. Sungai
Bagian utara dari pantai Kasap terbelah dengan adanya sungai cokel. Sungai ini
mengalir menuju laut dan bermuara di sudut dari pantai kasap. Sungai ini memiliki
potnsi wisata seperti wisata kano dan kapal nelayan.
Gambar 2. 7 Spot Surfing Pantai Watukarung Sumber : pacitantourism.net
Gambar 2. 8 Spot Sungai Cokel Sumber : pacitanku.com
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 30
4. Klotekan Lesung
Klotekan Lesung adalah salah satu kesenian asli Kecamatan Pringkuku,
Pacitan.Klotekan lesung bisa disebut sebagai tradisi masyrakat agraris karena
merupakan pengembangan dari kegiatan rutin petani, yaitu menumbuk padi.
Klotekan Lesung pada awalnya merupakan kegiatan santai sekedar untuk
bersenandung disaat-saat jeda menumbuk padi. Kreativitas tersebut terus
berkembang menjadi simbol kegiatan sosial masyarakat agraris.
5. Wayang Beber
Wayang beber adalah seni wayang yang muncul dan berkembang di Jawa pada
masa pra Islam dan masih berkembang didaerah tertentu di Pulau Jawa. Dinamakan
wayang beber karena berupa lembaran-lembaran (beberan) yang dibentuk menjadi
tokoh-tokoh dalam cerita wayang baik Mahabharata maupu Ramayana. Wayang
beber tertua terdapat di Kecamatan Donorojo, Pacitan, Jawa Timur.
Gambar 2. 9 Wisata Budaya Ketuk Lesung Sumber : pacitankabmuseumjatim.com
Gambar 2. 10 Wayang Beber Sumber : Indonesia.go.id
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 31
6. Ceprotan
Upacara Ceprotan, adalah upacara ritual khas masyarakat Pacitan, khususnya
masyarakat Desa Sekar Kecamatan Donorojo yang selalu dilaksanakan tiap tahun
pada bulan Dzulqaidah (Longkang), pada hari Senin Kliwon. Acara ini
diselenggarakan untuk mengenang pendiri desa Sekar yaitu Dewi Sekartaji dan
Panji Asmorobangun melalui kegiatan bersih desa. Upacara ini diyakini dapat
menjauhkan desa dari bencana dan memperlancar kegiatan pertanian.
Gambar 2. 11 Upacara Adat Ceprotan Sumber : pacitanku.com
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 32
II.5. Data dan Analisis Pengunjung
Data menunjukkan wisatawan Domestik lebih dominan dibanding dengan
mancanegara. Tetapi tidak menutup kemungkinan pengunjung wisatawan disetiap
tahun akan terus meningkat.
Analisis meanggunakan metode trand untuk memberi dugaan pada tahun
yang akan mendatang. Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang
ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan
datang. Untuk melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai
macam informasi (data) yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu yang
relatif cukup panjang, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diketahui sampai
berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
terhadap perubahan tersebut. Secara teoristis, dalam analisis time series yang paling
menentukan adalah kualitas atau keakuratan dari informasi atau data-data yang
diperoleh serta waktu atau periode dari data-data tersebut dikumpulkan.
Gambar 2. 12 Grafik Pertumbuhan Wisatawan Sumber : Statistik Kab. Pacitan
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 33
Dari analisis data tersebut menunjukkan bahwa wisatawan domestik naik
sampai 2.302.173 pada tahun 2022, sedangkan wisatawan mancanegara naik
sampai 2.034 pada tahun 2022.
II.6. Peraturan Pedoman Pembangunan Setempat
Berdasarkan informasi dari peta perencanaan tata ruang Kabupaten Pacitan
yang terdapat dalam situs resmi pemerintah Propinsi Jawa Timur,
http://gis.jatimprov.go.id, diketahui bahwa tata guna lahan disekitar Pantai Kasap
adalah Lahan Pertanian Kering. Rencana intensitas ruangnya meliputi koefisien
dasar bangunan (KDB), koefisien lantai bangunan (KLB), batas sempadan pantai
dan persyaratan pendirian bangunan lainnya yang tertera pada Peraturan Daerah
Kabupaten Pacitan Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Bangunan Gedung adalah
sebagai berikut : a. Setiap bangunan dengan KDB lebih dari 50% (lima puluh
perseratus) harus dilengkapi dengan sumur peresapan sesuai dengan kondisi daerah
setempat. (Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 11 Tahun 2012 Pasal 61
Nomor 3) b. Untuk bangunan gedung yang didirikan di tepi pantai, garis sempadan
Gambar 2. 13 Analisis Grafik Pertumbuhan Wisatawan dengan Metode Trend Sumber : Penulis, 2019
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 34
ditetapkan paling sedikit 100 (seratus) meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat,
kecuali bangunan yang menunjang kegiatan rekreasi pantai (Peraturan Daerah
Kabupaten Pacitan Nomor 11 Tahun 2012 Pasal 44 Nomor 5) c. Pembangunan
gedung di daerah rawan bencana tsunami hanya diizinkan jika memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
• Memenuhi persyaratan peruntukan tata ruang yang pada dokumen perencanaan
kabupaten;
• Lantai dasar bangunan diletakkan paling rendah 2,4 meter di atas muka air
genangan tertinggi - Penyediaan jalur akses utama di luar daerah genangan dan
jalan akses sekunder tegak lurus pada tepi pantai;
• Pembangunan gedung harus dilengkapi dengan tembok penghalang (barrier)
genangan air, struktur bangunan yang mampu melawan gaya-gaya tekanan
hidrostatik, hidrodinamik serta dampak gelombang pecah dengan faktor aman
paling rendah 1,5 kali, sirkulasi vertikal ke bagian bangunan di atas muka
genangan air yang berfungsi sebagai shelter evakuasi. (Peraturan Daerah
Kabupaten Pacitan Nomor 11 Tahun 2012 Pasal 72 Nomor 1 butir a-e)
II.7. Kajian Resort
2.7.1 Pengertian Hotel Resort
Dalam Oxford Leaner’s Dictionary of Curent English, Oxford University
Press, 1974, resor adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjungi orang
dimana pengunjung dating untuk menikmati potensi alamnya.
Menurut Dirjen Pariwisata, Pariwisata Tanah air Indonesia, 1988, Resor
adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang diluar
tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan
raga serta hasrat ingin mengetahui sesuati. Dapat juga dikaitkan dengan
kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga, kesehatan, konvensi,
keagamaan serta keperluan usaha lainnya.
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 35
Dengan uraian diatas, maka dapat dikatakan, hotel resor merupakan hotel
yang berada dikawasan wisata, dimana sebagian pengunjung yang menginap
melakukan berbagai aktivitas disekitar kawasan resor. Umumnya peletakan hotel
resor berada jauh dari pusat kota dan dijadikan sebagai tempat refreshing sekaligus
tempat peristirahatan dengan tujuan menikmati potensi alamnya. Hotel resor secara
umum menyediakan fasilitas untuk tempat belibur, rekreasi, dan olah raga yang
diintegrasikan dengan kegiatan menginap bagi para pengunjung.
Sesuai dengan tujuan dari fungsi hotel resor sebagai tempat singgah,
beristirahat, rekreasi. Menurut Sri Kurniasih (2006) yang dikutip dari Kajian Hotel
Resort oleh Sri Kurniasih, 2006, beberapa faktor yang menyebabkan munculnya
hotel resor adalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan Manusia akan Rekreasi
Manusia pada umumnya cenderung membutuhkan rekreasi untuk dapat
bersantai dan menghilangkan kejenuhan yang diakibatkan oleh aktivitas
keseharian mereka.
b. Kesehatan
Gejala-gejala stress dapat ditimbulkan dari berbagai pekerjaan yang melelahkan,
sehingga dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Untuk memulihkan
kesehatan baik para pekerja maupun para manula membutuhkan kesegaran jiwa
dan raga yang dapat diperoleh ditempat berhawa sejuk dan berpemandangan
indah yang disertai dengan akomodasi penginapan sebagai sarana peristirahatan.
c. Keinginan Menikmati Potensi Alam
Keberadaan potensi alam yang indah dan sejuk sangat sulit didapatkan didaerah
perkotaan yang padat dan berpolusi. Dengan demikian keinginan masyarakat
perkotaan untuk menikmati potensi alam menjadi permasalahan, oleh sebab itu
hotel resor menawarkan pemandangan alam yang indah dan sejuk sehingga
dapat dinikmati oleh pengunjung maupun pengguna hotel resor tersebut
(Pendit,2006).
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 36
Selain dari faktor-faktor yang memunculkan sebuah hotel resor disebuah
Kawasan, terdapat pula faktor-faktor yang sangat mendukung sukses tidaknya
sebuah resor. Hal tersebut tidak jauh dari pertimbangan penentuan jenis fasilitas
apa yang perlu diadakan oleh sebuah hotel resor.
Adapun komponen-komponen yang menjadi penentu keberhasilan sebuah
resor seperti dibawah ini :
1. Keanekaragaman rekreasi
2. Jenis makanan yang bervariasi
3. Akomodasi yang bersih dan nyaman
4. Pelayanan yang baik dan ramah
5. Lokasi yang menarik
6. Penentuan aktivitas yang terorganisir (spa, golf, galeri, workshop, dll)
7. Harga dan nilai yang terkandung
8. Suasana kekeluargaan
9. Lingkungan fisik yang menarik
2.7.2 Definisi Resort
Resort dapat menampung kunjungan wisatawan dalam waktu relatif lama.
Salah satu fungsi resort adalah menciptakan ketenangan yang berguna untuk
menghilangkan stress dari penatnya kehidupan. Dengan tujuan meningkatkan
kesehatan dan kebugaran jasmani maupun rohani. Berikut pendapat para ahli terkait
pengertian resort:
a. Resort adalah suatu tempat tinggal sementara bagi seseorang dengan tujuan
antara lain untuk mendapatkan kesegaran serta hasrat ingin mengetahui sesuatu.
Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan dengankegiatan
olahraga, kesehatan, konvensi, kegamaan serta keperluan sehari-hari (Dirjen
Priwisata,1988).
b. Resort merupakan persinggahan yang berada pada daerah wisata seperti tepian
pantai, daerah pegunungan atau sumber air panas. Biasanya resort dirancang
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 37
untuk kebutuhan pengunjung dalam jumlah yang banyak atau rombongan dalam
waktu tertentu (Ernest Neufert, 1987)
c. Resort adalah sebuah kawasan yang terencana tidak hanya sekedar untuk
menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi (Chuck Y. Gee, 1988).
2.7.3 Tujuan Pengadaan Resort Hotel
Tujuan dari dibangunnya resor hotel adalah sebagai berikut :
a. Sebagai kawasan wisata yang dapat menawarkan failitas-fasilitas lengkap yang
dalam segi rekreasi, akomodasi, pangan, olahraga, dan kesehatan. Sehingga
wisatawan dapat beraktivitas secara penuh di kawasan tersebut.
b. Sebagai kawasan wisata yang memberikan pengalaman unik bagi wisatawan.
Pengalaman unik yang dimaksud adalah sebuah pengalaman yang kemungkinan
kecil untuk didapatkan diwilayah wisata lain.
c. Tempat berlibur dan mencari pengalaman berbeda dari pengalaman yang
dilakukan setiap hari.
2.7.4 Karakteristik Resort
Menurut Endy Marlina, 2008 karakteristik hotel resort meliputi:
a. Segmen pasar Resort hotel adalah fasilitas akomodasi di daerah wisata dengan
menargetkan wisatawan yang ingin berlibur, bersenang-senang, menghilangkan
penat dari rutinitas kegiatan sehari-hari, serta mengisi waktu luang menikmati
keindahan alam maupun kultur budaya. Resort ditintut untuk mampu
menyediakan fasilitas yang rekreatif dan dan pelayanan yang memuaskan
pengunjung.
b. Lokasi Pada umumnya hotel resort berada di tempat-tempat yang memliki
potensi pariwisata yang memiliki pemandangan alam yang mempesona,
pegunungan, tepi danau, pantai, sungai atau tempat-tepat lain yang tidak
terjamah oleh keramaian kota, lalu lintas yang padat dan bising dan polusi udara.
Hotel resort dituntut memiliki kedekatan dengan atraksi utama yang
berhubungan dengan kegiatan rekreasi yang akan berpengaruh pada harganya
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 38
(manuel-Bory Boyd, 1997)
c. Arsitektur dan Suasana Wisatawan cenderung mimilih sarana akomodasi yang
mengusung tema dan suasana khusus yang berbeda dengan jenis hotel lainnya.
Wisatawan menyukai penampilan alami atau tradisional dengan motif dekorasi
interior yang bersifat etnik baik ruang luar maupun dalam tetapi tetap
mendukung tingkat kenyamanan.
d. Fasilitas Motivasi pengunjung untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu
luang menuntut ketersediannyafasilitas pokok serta fasilitas rekreatif indoor dan
outdoor.
e. Arsitektur Suasana Wisatawan yang berkunjung baik domestik maupun
mancanegara yang berkunjung ke hotel resor cenderung mencari akomodasi
dengan arsitektur dan suasana yang jelas khusus dan berbeda dengan jenis hotel
lainnya. Wisatawan atau pengguna hotel resor cenderung memilih gambaran
atau tema tradisional dengan motif dekorasi-dekorasi alami seperti batu alam,
batu bata, kayu dan yang lainnya. Pengolahan lingkungan alami dalam
perencanaannya juga menjadi salah satu faktor pengunjung memilih sebuah
hotel resor. Pengolahan tersebut juga membedakan antara hotel resor dengan
jenis hotel yang lainnya.
2.7.5 Prinsip Desain Resort
Penekanan perancangan hotel yang diklasifikasikan sebagai hotel resor
yang memiliki tunjuan pleasure and recreation adalah adanya kesatuan antara
bangunan dengan lingkungan yang ada disekitarnya, sehingga kesatuan tersebut
akan menciptakan sebuah harmonisasi yang selaras. (Fred Lawson, Hotel and
Resort, Planning, Design and Refubishment, Watson- Gutpil Publication Lt).
Selain itu, aspek yang perlu diperhatikan juga adalah waktu kunjung ke
suatu tempat yang bersifat rekreatif, yaitu pada hari libur. Karena hal tersebut,
masalah waktu selain hari libur juga perlu perhatian khusus, hal ini untuk
mempertahankan tingkat menginap agar tetap tinggi. Untuk mencukupi masalah
tersebut, perlu juga pengadaan ruang dengan fungsi non rekreatif seperti functional
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 39
room dan banquet. (Manuel-Bovy Boid dan Fred Lawson, Tourism and Recreation
Development, The Architecture Ltd, London, 1997).
Sebuah hotel resor dalam perencanaannya perlu memperhatikan prinsip-
prinsip desain. Hal ini diperlukan karena setiap lokasi pengembangan wisata,
memerlukan pemecahan khusus yang disebabkan oleh karakter tempat wisata yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya. (Fred Lawson, Hotel and Resor,
Planning, Design and Refubishment, Watson-Gutpil Publication Ltd).
a. Kebutuhan dan persyaratan individu dalam melakukan kegiatan wisata
• Suasana yang tercipta adalah tenang, mendukung untuk istirahat, selain
fasilitas berupa olahraga dan hiburan
• Alloness atau kesendirian dan privasi, tetapi juga memiliki kesempatan
dengan orang lain untuk berinteraksi dan berpartisipasi dalam kegiatan
kelompok.
b. Pengalaman unik bagi wisatawan
• Ketenangan, maksudnya adalah pengunjung akan mengalami pola hidup baru
dan memiliki kesempatan untuk berelaksasi.
• Dekat dengan alam, matahari, laut, hutan, gunung, dan sebagainya.
Maksudnya, pengunjung dapat secara langsung ataupu tidak langsung
berinteraksi dengan alam.
• Skala manusiawi.
• Dapat melakukan kegiatan atau aktivitas yang berbeda seperti olah raga dan
rekreasi.
• Akrab dalam hubungan dengan orang lain diluar lingkup dunia kerja.
• Pengenalan budaya dan cara hidup yang berbeda.
c. Menciptakan suatu citra wisata yang menarik
• Memanfaatkan sumber daya alam yang ada dan ciri khas tempat semaksimal
mungkin.
• Lokalitas bangunan, maksudnya adalah kesesuaian fisik bangunan terhadap
karakter lingkungan setempat.
• Mengolah fasilitas yang sesuai dengan tapak dan iklim setempat.
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 40
2.7.6 Konsep Hotel Sebagai Tujuan Wisata
Dasar dari konsep resor adalah bagaimana cara mengolah bangunan dilokasi
tertentu sehingga menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan dan
menumbuhkan rasa tenang, senand, serta pengguna mendapat pengalaman baru.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan Hotel resor adalah sebagai
berikut :
a. Rekreasi dan Waktu Senggang
Hotel Resor dengan hotel lainnya memiliki perbedaan. Tamu yang
berkunjung ke hotel resor lebih mengutamakan rileks dan menikmati aktivitas,
hiburan, rekreasi, pengalaman unik dan atraksi yang ditawarkan dari hotel resor.
Hotel resor dituntut untuk dapat menyediakan berbagai macam fasilitas
yang dapat digunakan untuk ber-rekreasi dan menghabiskan waktu senggang
pengguna. Beberapa pihak kemudian menjadikannya sebagai sebuah konsep
utama. Fasilitas rekreasi dan waktu senggang dapat berupa kolam renang,
skating, diving, dan lainnya.
b. Kepuasan Bagi Wisatawan
Prinsip dari pengembangan hotel resor pada dasarnya mencakup pada dua
faktor, yaitu faktor tuntutan dan kebutuhan wisatawan dan pelayanan. Untuk
mencukupi kepuasan bagi wisatawan, maka yang perlu diketahui adalah alasan
kenapa wisatawan berpergian ke sebuah hotel resor, yaitu untuk berlibur,
melepas ketegangan kepenatan, kesibukan kerja serta untuk menikmati suasana
baru yang berbeda dari rutinitas biasa.
Alasan-alasan inilah yang dijadikan sebagai dasar munculnya tuntutan
wisatawan yang dapat ditransformasikan menjadi beberapa fasilitas yang
nantinya dapat mewadahi aktivitas-aktivitas seperti akomodasi, pangan,
olahraga, dan sebagainya. Sedangkan tuntutan wisatawan terhadap hotel resor
untuk mendapatkan kepuasan adalah sebagai berikut :
• Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar dalam bentuk kegiatan.
• Mendapat pengalaman baru yang tidak dijumpai dalam rutinitas keseharian.
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 41
• Pelayanan yang optimal.
d. Unique Experiences
Unique Experiences atau pengalaman yang unik merupakan pengalaman
yang berbeda yang disebabkan oleh berbedanya tempat, suasana dari kehidupan
sehari-hari wisatawan. Wisatawan dapat dikatakan mendapat pengalaman unik
dari ber bagai macam hal, beberapa diantaranya :
• Façade/Image atau wujud bangunan.
• Keaslian alam dan komunitas yang ada.
• Tantangan bagi wisatawan.
Kesan uniik pada sebuah hotel resor dapat diaplikasikan dengan menciptakan
eksisting dan keaslian yang ada pada hotel resor tersebut.
e. Images
Images atau citra adalah pantulan jiwa dan cita-cita manusia yang menunjuk
pada tingkat-tingkat tertentu, seperti kebudayaan, derajat dan martabat manusia.
Sedangkan Images atau citra pada kawasan ditentukan oleh persepsi dari
pengamat atau pengguna dan perasaannya terhadap lingkungan fisik kawasan.
Citra hotel resor berasal dari hotel resor itu sendiri, citra yang ditimbulkan akan
memberikan identitas bagi hotel resor tersebut.
f. Kontak dengan Alam
Kontak dengan alam maksudnya adalah kesempatan bagi pengunjung atau
wisatawan untuk dapat berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung
dengan alam. Kegiatan yang bersifat langsung adalah kegiatan yang memerlukan
kontak fisik seperti kegiatan berolahraga, sedangkan kegiatan yang tidak
langsung adalah kegiatan yang berupa observasi, pengamatan, penelitian
terhadap flora, fauna, alam, dan lain sebagainya.
Alam sekitar berupa elemen-elemennya maupun kebudayaan tradisional
setempat. Elemen-elemen tersebut dapat memberikan pengalaman interaksi
antara manusia dan alam. Elemen tersebut dapat berupa elemen biotic
(Flora,fauna) maupun elemen aiotik (batuan, iklim, lingkungan).
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 42
Kebudayaan tradisional dimaksudkan adalah kebudayaan yang dibatasi oleh
arsitektur setempat, baik secara visual maupun kontak fisik terhadap seni,
kerajinan, pakaian, makanan setempat dan sebagainya.
Untuk menciptakan lingkungan yang berhamoni dengan alam, sehingga timbal
balik yang saling mendukung muncul, maka hal-hal yang dapat dilakukan :
• Mengkonservasi karakteristik dari sumber dan potensi yang ada sebagai point
of interers wisata yang unik.
• Meningkatkan mutu lingkungan.
• Meningkatkan pengenalan terhadap lingkungan.
g. Privasi
Privasi adalah salah satu konsep dasar bagi pemilik hotel resor. Tingkat
privasi yang tinggi disajikan untuk wisatawan disamping fasilitas utama maupun
fasilitas pendukung lainnya.
2.7.7 Jenis Resort Berdasarkan Periode Pemakaiannya
a. Summer Resort Hote
Hotel resor yang hanya dibuka ketika musim dingin.
b. Winter Resort Hotel
Hotel resor yang hanya dibuka ketika musim panas.
c. Year Round Resort Hotel
Hotel resor yang dibuka sepanjang tahun
2.7.8 Jenis Hotel Berdasarkan Klasifikasi Bintang
Pada tahun 1977, pemerintah di Indonesia menentukan klasifikasi hotel
berdasarkan dari beberapa penilaian seperti; jumlah kamar, fsailitas, mutu
pelayanan dan pelayanan serta fsailitas yang tersedia.
Berdasarkan dari kriteria atau keempat unsur penilaian tersebut, pada Surat
Keputusan Menteri Perhubungan RI No. PM.10/PW.301/Phb-77 tentang usaha dan
klasifikasi, maka hotel digolongkan menjadi 5 kelas hotel yaitu hotel dengan
bintang satu sampai dengan bintang lima. Hotel kelas tertinggi dinyatakan dengan
bintang lima dan golongan hotel yang dinyatakan rendah mendapatkan tanda
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 43
bintang satu. Hotel yang tidak memenuhi standar atau dibawah standar minimum,
makan dinyatakan dengan sebutan hotel non bintang atau di Indonesia lebih akrab
dengan sebutan “hotel melati”.
Hotel bintang yang diklasifikasikan dalam 5 kelas, yaitu Kelas Bintang I
(*), Kelas Bintang II (**), Kelas Bintang III (***), Kelas Bintang IV (****), Kelas
Bintang V (*****)
Table 2. 2 Jenis Resort berdasarkan Klasifikasi Bintang Sumber : Penulis,2019
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 44
2.7.9 Bentuk Hotel Resort
1. Bentuk Convention/ bertingkat
Adalah bangunan dengan bentuk besar terdiri dari beberapa lantai sehingga
menggunakan sistem transportasi vertikal dalam pencapaian ruangnya. Berikut
karakteristiknya :
a. Terlihat utuh dalam satu bangunan
b. Tidak menggunakan lahan yang luas
c. Memberikan kesan encluser (pagar pembatas) disetiap ruang dalamnya
2. Bentuk Cottage atau bangunan menyebar
Hotel jenis ini terdiri dari sejumlah unit bangunan yang berdiri sendri-sendiri.
Bangunan terdiri satu hingga dua lantai. Pada umumnya terdapat satu bagunan
besar sebagai pengikat dari bangunan yang menyebar. Bangunan besar ini
berfungsi sebagai fasilitas penunjang / pengelola. Sistem transportasinya
tersusun secara horizontal. Berikut karakteristik nya:
a. Terdiri dari sejumlah bagian bangunan
b. Menggunakan lahan yang luas
c. Tingkat privasi lebih tinggi karena fasilitas menyebar dan terpisah
d. Tetapi pencapaian pelayanan menjadi jauh
3. Bentuk Kombinasi Antara Convention dan Cottage
Bentuk ini merupakan gabungan antara convention dan cottage. Adapun
karakteristiknya sebagai berikut:
a. Secara visual terlihat beberapa bangunan
b. Membutuh lahan yang luas
c. Bangunan pengikat dan fasilitas yang terpisah menciptakan privasi yang
tinggi
2.7.10 Jenis Resort
a. Village resort Resor ini menekankan pada lokasi yang memiliki keunikan
cultural dan etnik sebagai daya tarik. Menyelami kebudayaan masyarakat
sekitar, bergabung dengan kegiatan masyarakat, meninggalkan gaya hidup
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 45
modern dan larut dalam kehidupan masyarakat pedesaan.
b. Mountain resort Resor ini biasanya terletak di daerah pegunungan yang
mempunyai pemandangan indah dan potensi wisata alam. Fasilitas ditekankan
pada hal-hal yang bersifat hiburan alam seperti: mendaki gunung, hiking, sumber
air panas, dan lain sebagainya. Biasanya dilengkapi dengan berbagai fasilitas
seperti lapangan tennis, golf, atau ski.
c. Beach resort Resor ini memanfaatkan potensi alam pantai dan laut sebagai daya
tarik. Pemandangan yang lepas kearah laut, keindahan pantai dan fasilitas
olahraga (renang, layer, selancar air dan menyelam) menjadi pertimbangan
utama.
d. Marina resort Hampir sama dengan beach resor, tetapi ditujukan kepada
wisatawan yang mempunyai minat terhadap olahraga dan kegiatan yang
berhubungan dengan air. Penyediaan fasilitas yang berhubungan dengan
aktifitas tersebut sangat diutamakan.
e. Sight-seeing resort Resor ini terletak di daerah yang memiliki potensi khusus
seperti tempat-tempat menarik, pusat perbelanjaan, kawasan bersejarah, tempat-
tempat yang antik dan tempat-tempat hiburan.
f. Lake resort Resor ini terletak di kawasan danau yang memiliki keindahan
panorama alam dan potensi wisata air dan alam. Fasilitas ditekankan pada hal-
hal yang berhubungan dengan olahraga dan hiburan di air, seperti memancing,
bersampan.
2.7.11 Jenis Kamar Hotel Berdasarkan Jumlah Tempat Tidur
a. Single Room : Kamar yang hanya memiliki satu tempat tidur dan ditujukan
untuk satu orang pengunjung/tamu.
b. Twin Room : Kamar yang memiliki dua tempat tidur dan ditujukan untuk dua
orang pengunjung/tamu.
c. Double Room: Kamar yang memiliki satu tempat tidur besar untuk dua orang
pengunjung/tamu.
d. Double-Double: Kamar yang memiliki dua kamar, masing-masing dengan
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 46
tempat tidur berukuran double untuk empat orang pengunjung/tamu.
e. Triple Room : Kamar yang memiliki double bed untuk dua orang ditambah
dengan extra bed.
2.7.12 Jenis Kamar Berdasarkan Jumlah Ruangan
a. Junior Suite Room, Kamar besar yang terdiri dari ruang tidur dan ruang tamu.
b. Suite Room, Kamar yang terdiri dari dua bagian, yaitu berupa kamar tidur untuk
dua orang pengunjung/tamu ditambah dengan ruang tamu, ruang makan dan
mini kitchen.
c. President Suite Room, Kamar yang terdiri dari tiga buah kamar besar, yaiu 2
buah kamar tidur pengunjung/tamu, ruang makan dan ditambah dengan dapur
kecil.
2.7.13 Jenis Kamar Berdasarkan Posisi dan Kedekatan Kamar
a. Connecting Room, Kamar yang terdiri dari dua kamar yang berdekatan, dan
antara kamar yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan sebuah pintu.
b. Adjoining Room, Dua buah kdamar yang berdekatan dan tidak mempunyai pintu
penghubung atau side by side.
2.7.14 Bentuk Gubahan Massa bangunan
Dalam cottage ada beberapa cottage yang pada umumnya dikaitkan dengan
sirkulasi dalam tapaknya, yaitu (Bambang Eko P, 1992):
1. Bentuk linier
Menghubungkan massa-massa dalam kawasan dengan suatu jalur sirkulasi yang
menerus dalam satu arah.
2. Bentuk cluster
Bentuk sirkulasi ini menghubungkan massa-massa dalam jaring yang tidak
tergantung pada hirarki.
3. Bentuk memusat
Menghubungkan massa-massa dengan bentukan yang mengelilingi satu massa
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 47
obyek yang dijadikan satu titik pusat.
4. Bentuk radial
Bentuk linier yang berkembang keluar dari bentuk terpusat searah dengan jari-
jarinya.
5. Bentuk grid
Bentuk-bentuk modular di mana hubungan satu sama lainnya diatur oleh grid-
grid 3 dimensi, begitu pula dengan pengembangannya.
2.7.15 Konsep Desain Resort
Unsur alam dan budaya dimasukkan kedalam desain bangunan hotel resort
disesuaikan dan dipadukan terhadap kebutuhan ruang resort, sehingga
mencipatakan sebuah hunian sementara yang nyaman dan juga rekreatif sesuai
dengan prinsip desain bangunan resort. Secara umum, pembagian program ruang
hotel resort ini oleh John C Hill dalam bukunya Hospitalicity Fascilities dirangkum
menjadi empat kategori, yaitu (John. C. Hill, dkk, 2001), yaitu:
a. Guest room dan area pendukungnya Tiap-tiap guest room pada resort hotel
didukung oleh area sirkulasi, area servis, dan area utilitas.
b. Public Space Public space pada hotel resort melingkupi area guest arrival and
registration, area circulation to guest room, area lobby lounge, area food and
beverages, dan area function and meeting. Ketersediaan area-area ini dapat
sangat bervariasi pada resort hotel, tergantung dari tipe hotel resort, ketersediaan
fasilitas yang ada di luar hotel resort, dan keinginan dari pengelola. Pada kasus
tertentu, pengelola menghindari adanya area food and beverages dengan
menyewa dapur dan area restoran di luar area hotel resort.
c. Back of the house space Fasilitas yang tersedia pada back of the house sulit untuk
diklasifikasikan. Fasilitasfasilitas ini sangat tergantung dari selera pengelola.
Namun, pada umumnya area ini meliputi area kerja dari pengelola, seperti kantor
pengelola, baik front office maupun back office.
d. Covered nonconditioned areas Area ini meliputi fasilitas-fasilitas yang
disediakan oleh pihak hotel resort bagi para tamunya, seperti balkon, porte
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 48
cocheres, kolam renang, lapangan tenis, gym, dan masih banyak lagi.
2.7.15. Prinsip Desain Resort
Tabel 2.3 Prinsip desain resort (Lawson F, 1995) : Indikator Variabel Tolak Ukur Metode
Prinsip desain resort (Lawson F, 1995) Kebutuhan
dan
Persyaratan
Individu
dalam
kegiatan
wisata
suasana yang kondusif, tenang mendukung untuk beristirahat
Analisis deskriptif Drawing
Privasi, tetapi memberikan kesempatan untuk berinteraksi dan berbaur melakuan aktivitas bersama
Analisis deskriptif Merencanakan tata masa bangunan dengan matang
Berinteraksi dengan lingkungan, budaya baru yang memenuhi standar kenyamanan seperti rumah sendiri
Analisis deskriptif Merencanakan pembagian zona ruang berdasarkan fungsi masing-masing
Pengalaman
unik bagi
wisatawan
Memiliki keakrban dengan orang lain
Analisis deskriptif Menyediakan tempat berinteraksi yang nyaman
Pengalaman merasakan alam secara langsung
Analisis deskriptif Konsep open air pada setiap bangunan resort dengan memanfaatkan view Pantai
Pengalaman cara hidup yang berbeda sekaligus untuk relaksasi
Analisis deskriptif Mengusung konsep perancangan lokal setempat, memanfaatkan
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 49
keindahan alam sebagai sebagai sarana rekreasi dan potensi dalam penghawaan dan pencahayaan alami
Dapat melakukan kegiatan yang bersifat rekreasi dan olahraga
Memnfaaat lingkungan sekitar untuk kegitankegiatan rekreasi seperti trakking, bersepeda, dan bermain di Pantai
Menciptakan
citra wisata
yang menarik
Mengangkat citra lokalitas setempat
Mentranformasikan arsitektur lokal kedalam bangunan resort
Memgoptimalkan potensi alam yang ada
Memaksimalkan view alam dengan penataan orientasi bangunan dan desain bangunan yang lebih “terbuka”
Menyesuailan fisik bangunan dengan karakter lingkungan
Penggunaan prinsip bangunan tradisional yang baik dalam merespon alam, seperti penggunaan atap miring dsb.
Kesempatan berinteraksi dengan masyarakat
Mengadakan paket wisata menyusuri lingkungan sekitar
Pengolahan terhadap fasilitas yang sesuai dengan tapak dan iklim
Analisis deskriptif
Tabel 2.3. Prinsip Desain Resort Sumber : Lawson F, 1995
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 50
II.8. Tinjauan Pelaku
Pada bagian ini akan membahas tentang pelaku yang masih berhubungan
pada hotel resort. Menurut fungsi, pelaku utama dari hotel resor ada dua jenis yaitu
produsen atau penyedia jasa dan juga konsumen selaku pengguna jasa. Penyedia
jasa dapat dibedakan berdasarkan jenis kegiatan atau cara bekerjanya, yaitu
pengelola dan karyawan. Sedangkan konsumen atau pengguna juga dapat
dibedakan berdasarkan tujuan dating, yaitu tamu hotel dan pengunjung.
2.8.1. Wisatawan
Wisatawan tergolong menjadi tokoh penting dalam munculnya sebuah hotel
resor, karena wisatawan adalah penyebab utama keberadaan hotel resort. Maka dari
itu, segala kebutuhan dari wisatwan perlu untuk diperhatikan.
Menurut World Tourism Organization (WTO), wisatawan adalah orang
yang melakukan perjalanan ke sebuah daerah atau negara asing dan menginap
minimal 24 jam atau maksimal enam bulan ditempat tersebut. Wisatawan ini dating
untuk menggunakan fasilitas hotel yang tersedia dengan harapan mendapatkan
pelayanan akomodasi yang memuaskan. Umumnya tujuan wisatawan melakukan
perjalanan tersebut adalah untuk berlibur, rekreasi, memperoleh ketenangan,
relaksasi, ataupun dengan tujuan studi, keagamaan bahkan olahraga namun tidak
untuk menetap, bekerja dan mencari nafkah.
2.8.2. Pengunjung
Pengunjung dikatakan berbeda dengan wisatawan, meskipun memiliki
tujuan yang sama yaitu untuk berwisata keluar dari kebiasaan sehari-hari dan
mencari hiburan, waktu yang digunakan pengunjung kurang dari 24 jam. Oleh
sebab itu, pengunjung juga sering disebut dengan kata pelancong. Pengunjung saat
dating kesebuah hotel atau penginapan jenis lain, mereka hanya menggunakan
fasilitas umum saja tanpa adanya unsur menikmati fasilitas penginapan yang
ditawakan hotel.
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 51
Fasilitas yang sering digunakan oleh pengunjung adalah fasilitas yang
bersifat public atau umum, seperti kolam renang, restoran, bar, conference hall, dan
fasilitas lainnya. Selain itu, fasilitas lainnya yang digunakan oleh pengunjung dapat
berupa fasilitas khusus yang sengaja diadakan oleh pihak hotel atau penginapan
lain, seperti paket arung jeram, paket wisata sejarah, paket wisata bahari, paket
wisata hiking, dan kegiatan sejenis lainnya.
2.8.3. Pengelola dan Karyawan
Pengelola adalah pihak yang melakukan pengelolaan terhadap hotel resor
tersebut. Pengelola adalah orang dibelakang sukses tidaknya sebuah hotel.
Pengelola disini juga termasuk kepada karyawan yang bekerja dalam kaitannya
orang yang memberikan servis kepada pengunjung maupun pengguna hotel resor
dan juga keseluruhan kegiatan yang terjadi didalam hotel resor.
Secara structural, karyawan bekerja dibawah pengelola yang dibagi tiap
divisi dan dikepalai oleh kepala divisi bidang tertentu. Dalam mengelola, struktur
organisasi yang ada di hotel resor cukup jelas (gambar 2.24)
Gambar 2. 24 Struktur Organisasi Hotel
Sumber : Prinsip Hotel Resort (Kurniasih, 2009)
2.8.3.1. KANTOR DEPAN
1. Front Office Manager
2. Duty Manager
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 52
3. Executive Lounge Manager
4. Front Desk Supervisor
5. Chief Captain
6. Bell Captain
2.8.3.2. TATA GRAHA (HOUSE KEEPING)
7. Bellboy
8. Receptionist/Front Desk Agent (FDA)
1. Executive Manager Housekeeping
2. Supervisor
3. Houseman (Pool, Toilet attendant)
4. Floor Coordinator (room, utility attendant)
5. Linen & Uniform Attendant
6. Housekeeping Secretary/Order Taker
2.8.3.3. LAYANAN MAKANAN DAN MINUMAN (f&b DEPARTMENT)
1. Food and Beverage Director
2. Assistant F&B Manager
3. Restaurant & Bar Manager
4. Head Waiter
5. Waiter/Waitress
6. Chief Bartender
7. Room Service Order Taker
2.8.3.4. LAYANAN CUCIAN (LAUNDRY SERVICE)
1. Laundry Manager
2. Laundry Supervisor
3. Checker
4. Marker and Sorterer
5. Washer/Extract
6. Finisher
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 53
2.8.3.5. DEPRATRMEN SUMBER DAYA MANUSIA
1. HRD Manager
2. Asissten Manager/HRD Administrator Manager
3. Chief Security
4. Staff HRD
2.8.3.6. DEPARTEMEN PEMBELIAN DAN GUDANG
1. Manajer Pembelian (Purchasing Manager)
2. Kepala Gudang ( Store room Supervisor)
3. Staff pembelian
4. Staff Gudang
2.8.3.7. DEPARTEMEN AKUNTANSI DAN KEUANGAN
1. Accounting Manager
2. Front Office Chasier
3. Restaurant and Bar Chasier
4. Night Auditor
5. Bagian Akuntansi – Back Office
2.8.4. Aktivitas Resort
Aktivitas Resort Sebelum memulai perancangan bangunan terlebih dahulu
harus memiliki pemahaman aktivitas penggunaannya secara tepat, karena setiap
aktivitas menuntut ruang yang sesuai untuk mewadahinya. Fungsi utama sebuah
resort adalah bermukim sehingga jabaran aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam
permukiman sehari-hari. Namun sebuah resort tidak dapat dirancang seperti tempat
tinggal/rumah, namun perlu didukung fungsi lain disamping fungsi utama yaitu
bermukim yang dilakukan untuk sementara waktu. Berikut penjabaran kegiatan
didalam suatu resort :
Fungsi Aktivitas Ruang
Fungsi Utama :
Bermukim
• Istirahat
• Makan
• Kamar
Tidur
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 54
• Membersihkan
diri
• Ruang
Makan
• Kamar
Mandi
Fungsi Pendukung :
-Standart :
• Interaksi
Sosial
• Administrasi
-Tambahan (sesuai
jenis resort yang
dibangun)
• Berinteraksi
Sosial
• Registrasi
Sesuai dengan jenis
resort yang dibangun
• Ruang tamu,
ruang santai
• Lobby,
Receptionist
Menyesuaikan
dengan aktivitas
yang diwadahi
Fungsi Pelengkap :
Pengelola bangunan
• Manajemen
• Administrasi
• Service
• Pemeliharaan
bangunan
• Ruang
Kantor
• Ruang
Kantor
• Gudang,
dapur,
parker,
ruang
karyawan
• Gudang
Tabel 2.4 Aktivitas Resort Sumber : Rutes, W. & Panner, R, 1992
Dibawah ini merupakan table aktivitas dan kebutuhan ruang pada resort :
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 55
Indikator Variable Tolak Ukur Metode
Aktivitas pengguna pada bangunan resort (Rutes, W.& Penner. RR, 1992)
Aktivitas
Bermukim
Istirahat
Menyediakan kamar tidur Standard room, superior room, dan suite room
Makan &
Minum
Menyediakan restoran, Bar and Coffee Shop, lounge
Berkumpul Menyediakan ruang keluarga
Membersihkan
diri Menyediakan kamar mandi
Aktifitas
Pendukung
• Interaksi
Sosial
• Adiministrasi
Interaksi sosial Menyediakan ruang bersantai
Registrasi tamu
Menyediakan lobby dan receptionist
Aktivitas
Pengelola
Manajemen Menyediakan ruang kantor
Administrasi Menyediakan ruang kantor
Servis
Menyediakan dapur, gudang, ruang karyawan, parkir
Pemeliharaan bangunan
Menyediakan gudang
Aktivitas
Rekreatif
Resort
Wisata Olahraga
Renang Menyediakan kolam renang
Spa/Pusat Kebugaran
Menyediakan ruang spa
Fitness Center Menyediakan ruang gym
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 56
Tenis Menyediakan Lapangan tenis
Joging Menyediakan Lintasan Joging Track
Surfing Menyediakan Gudang Penyimpanan Alat Surfing dan Spear Fishing
Spear Fishing
Wisata Budaya
Wayang Beber Menyediakan Panggung Theater Outdoor
Ketok Lesung
Ceprotan
Tabel 2.5 Aktivitas Resort dan Kebutuhan Ruang Perancangan Sumber : Rutes, W. & Panner, R, 1992 + Modifikasi Penulis 2019
II.9. Tinjauan Ruang
Tinjauan ruang adalah studi yang membahas tentang kebutuhan ruang yang
dibutuhkan pada hotel resor berdasarkan aktivitas yang akan terjadi didalamnya.
2.9.1 Pintu Masuk, Lobi dan Sirkulasi Resort
Pintu masuk hotel diharuskan dapat terlihat dengan jelas dan dijadikan
sebagai media melihat interior hotel dengan baik. Jalur untuk pintu masuk juga
terdiri dari bagian :
a. Pedestrian, Jalur untuk pejalan kaki yang arahnya langsung dari luar kawasan
hotel resort atupun dari parkiran untuk taksi dan mobil serta kendaraan beroda
dua
b. Untuk Divable diperlukan juga pintu masuk yang berbeda :
• Banquets : Difungsikan untuk pengguna conference hall dalam jumblah besar
dan pengguna fungsional lainnya dengan akses langsung ke foyer.
• Leisureclub : Akses khusus ke resepsionis club. Juga tersedia akses ke ruang
ganti dari hotel.
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 57
c. Restoran/Toko : Jalur masuk tambahan langsung menuju bar, kafe dan atau
restoran.
d. Apartemen : Jalur masuk ke kawasan hunian dengan foyer dan elevator
tersendiri.
e. Karyawan : Berbeda dengan area sewa/ hunian, menuju ke area kontrol.
Penggunaan hotel resor sendiri terbagi menjadi dua fungsi, yang pertama adalah
penggunaan untuk fasilitas menginap dan juga penunjangnya, yang kedua adalah
penggunaan untuk fasilitas public saja. Fasilitas public yang dimaksudkan
adalah pfasilitas yang berupa kolam renang, restaurant, dan lain-lain.
2.9.2 Lobby and Receptionist
Lobby adalah salah satu ruang terpenting yang ada di hotel resor. Karena
lobby menjadi akses utama untuk melakukan keseluruhan fasilitas kegiatan yang
ada didalam hotel resor. Selain menjadi akses utama didalam hotel resor, lobi juga
digunakan sebagai ruang tunggu, sirkulasi, pusat informasi, kasir, resepsionis, dan
lainnya. Dalam perancangannya, lobby memiliki standari.
Tabel 2. 6 Kebutuhan Ruang Lobby
SumbSumber : Hotel & Resort Planning, Design and Refurbishment
(Lawson,1995)
Tabel 2. 7 Lobby Space Allocation
Area m2 Notes
Front desk 15 7.5 long
Circulation 100 Entrance 12m2 elevator
lobby 12m2
Lounge Seating 20 10 lounge seats
TIPE HOTEL Area Lobi (Ruang)
m2 Sqft
Resort Hotel, city centre hotels 1.0 11
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 58
Retail space 10 News agent/gift desk
Cloackrooms, toilets 45 Including disabled
Bellman, Concierge.
Telephones (separate
foyer for conference
groups)
10
Sumber : Hotel & Resort Planning, Design and Refurbishment
(Lawson,1995)
Tabel 2. 8 Kebutuhan Ruang Front Office
Sumber: Hotel & Resort Planning, Design and Refurbishment
(Lawson,1995)
2.9.3 Retail
Retail merupakan salah satu pendukung yang ada dilobi, retail sendiri
merupakan perpanjangan daripada lobi itu sendiri. Biasanya retail ini terletak pada
sirkulasi dari lobi menuju lift, sehingga mudah dilihat oleh tamu hotel. Desain retail
harus sesuai dengan image yang diciptakan oleh hotel resor. Retail dalam wujudnya
terbagi atas jenis dari barang atau jasa yang ditawrkan.
Tabel 2. 9 Jenis Retail pada Hotel Resor dan Luasnya
Jenis Retail Luasan
Airlines & Travel Agen 9m2
Rooms
Desk Length
(m) (include
concierge-
information
section)
Stations (for
registration and
cashier service)
Area (area of desk,
workspace and back
fittings)
50 3 1-2 9.3
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 59
Toko oleh-oleh, cinderamata dan
perhiasan 18-22 m2
Stand Buku 32 – 37 m2
Butik dan took pakaian 50 – 60 m2
Salon & Spa 50 – 60 m2
Sumber : Resort Design, Planning, Architecture and Interior
(Huffadine,2000)
2.9.4 Guest and Suites
Kamar hotel cenderung memiliki desain yang menyerupai ciri khas dari
hotel resor itu sendiri. Kamar-kamar dapat dihubungkan melalui sebuah lansekap
yang sudah mengalami penataan pada vegetasi. Tamu-tamu yang datang biasanya
akan lebih menghabiskan waktu disitu daripada tamu yang menginap di hotel resor
pada umumnya. Karena hal tersebut, dibutuhkan ukuran lemari dan storage yang
lebih besar daripada hotel kebanyakan.
Kamar dengan tipe suite akan lebih besar ukurannya daripada guestroom.
Suiteroom sendiri juga memiliki kelebihan dibandingkan dengan yang lain, yaitu
memiliki living room dan pantry sendiri (Tabel 2.6).
Tabel 2. 10 Kebutuhan Ruang Guestroom dan Suites
Typical ratios of roo
type Single/double twin Notes
Resort Hotels 15%
85% Convertible family
rooms
Room Width m Coments
Minimum 3.0 Suitable for single bed
lengthwise.
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 60
Standard 63.65 Allows for crosswise beds with
wall furniture and space between.
Luxury 4.1
Allow alternative lengthwise or
cornerwise positioning od beds
and generous spacing.
Suite (Maksimum) 6.0 Adjacent bedroom/livinf room
areas with minimum space.
Sumber : Hotel & Resort Planning, Design and Refurbishment
(Lawson,1995)
Selain kebutuhan ruang, bagian-bagian dari guestroom adalah sebagai berikut :
1. Teras
Guestroom harus memiliki balkon atau outdoor area yang memiliki
pemandangan dan tempat untuk rileks serta bisa digunakan untuk berjemur.
Teras yang berada dibagian luar kamar, tingkat privasi pengguna harus tetap
diperhatikan. Selain itu kebisingan dan juga cuaca sebisa mungkin tidak
mengganggu pengguna.
2. Entertaining
Tiap guestroom memiliki ruangan yang sengaja didesain untuk entertaining dan
relaksasi dengan akses yang berbeda dari teras atau balkon. Biasanya tersedia
furniture seperti coffe table, lounge chairs dan lampu.
3. Desk and Workspace
Tiap kamar diharuskan memiliki ruang tersendiri dengan ukuran yang memadai
untuk kegiatan menulis.
4. Storage
Setiap kamar sebaiknya memiliki tempat penyimpanan baik berupa luggage rack
mauun ruang ganti dengan koneksi yang menghubungkan kamar mandi dan
tempat tidur.
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 61
5. Kamar Mandi
Sebagian besar pengunjung hotel resor, memiliki perhatian khusus terhadap
desain kamar mandi. Kamar mandi sebaiknya didesain senyaman mungkin
dengan luasan yang lebih besar dari hotel pada umumnya dan juga unik.
Tabel 2. 11 Kebutuhan Ruang Toilet
Male Public (m2) Female Public (m2)
Per guestroom 0.1 0.1
Restaurant, function
room Per 100 sear
covers
13.0 13.0
Disabled toilet
1.5 x 2.0 m 1.8 x 2.0 m2
Sumber : Hotel & Resort Planning, Design and Refurbishment
(Lawson,1995)
2.9.5 Fasilitas Publik
Hotel Resor memilik ruang-ruang yang dirancang untuk publik.
a. Restaurant and Bar
Sebuah resort biasanya memiliki beberapa jenis restoran atau bar. Variasi
dari restoran ini adalah formal restoran, coffee shop atau cafee buffet, speciality
restaurant, open air area/restaurant/pool bar, grills, dan bar. Selain itu, terdapat
pula paling sedikit 1 outlet yang waktu operasinya adalah 24 jam, outlet ini
menyediakan makanan, snack, dan minuman ringan/kaleng/botol (Tabel 2.8).
Tabel 2. 12 Kebutuhan Ruang pada Restaurant dan Bar
Seats and net areas per room
Restaurant,
Cafes
Bar,
Lounges
Function, Meeting
rooms
seats m2 seats m2 seats 2
Resort
Hotel 1.5 2.8 0.8 1.6 2.0 3.0
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 62
Hotel sizes (rooms) Coffee Shops, Café, Brasserie (seats)
50 50 - 75
Sumber : Hotel & Resort Planning, Design and Refurbishment
(Lawson,1995)
b. Conference Halls
Ruang konferensi/ ruang pertemuan yang disediakan biasanya
menggunakan media komunikasi yang canggih/modern agar dapat memaksimalkan
pelayanan bagi peserta rapat. Ruang ini juga merupakan sumber pendapatan bagi
pengelola meskipun masa liburan belum tiba (peak season).
Untuk mengoptimalkan kenyamanan dan juga suasana didalam ruang yang
memiliki banyak peserta atau orang yang ada didalam, maka ketinggian dari ruang
ini pada umumnya adalah 3.7 – 4.6 meter (Tabel 2.13).
Tabel 2. 13 Standar Ukuran Ruang konferensi
ROOM Theatre
Style (m2)
Bangquet Style
(m2)
Clasroom
Style (m2)
Ballroom 240 – 400 200 – 350 125 - 500
Divide
into three.
Food
Service
Bangquet
room 100 80 50
May be
visible to
two. Food
Service
Meeting room 50 x 2 25 x 2
Board room 25 x 2 12
Foyer 60 – 100
Gross Factor 0.2
Sumber : Hotel & Resort Planning, Design and Refurbishment
(Lawson,1995)
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 63
c. Leisure and Recreation Facilities
Kolam renang dan Lapangan Tenis adalah fasilitas-fasilitas yang
biasanya ditawarkan di resor. Kolam renang sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu
kolam renang indoor dan kolam renang outdoor. Jika dilihat dari penggunanya,
kolam renang juga dibagi lagi, yaitu kolam renang untuk anak-anak dan kolam
renang untuk dewasa. Lapangan
tenis, yang juga fasilitas yang ditawarkan oleh resor menjadi sebuah
trend dan juga gaya hidup masa kini. Untuk mengurangi jauhnya bola terlempar,
lapangan tenis biasanya didesain dengan pelingkup yang menjadi pagar untuk
menghalau bola terlempar jauh. Fasilitas ini juga memiliki kebutuhan-kebutuhan
yang harus dipenuhi (Tabel 2.14).
Tabel 2. 14 Kebutuhan Ruang Leisure and Recreation Facilities
Leisure and Recreation
Facilities
Unit Space
(m2) Notes
Swimming pool 8.0 Water area only
Whirlpool, jacuzzi 2.0 Total including 0.5m
surroybd
Sauna, Steam bath 2.0 Cabinet space only
Shower and foot bath 1.0
Massage abd treatment
rooms 8.0
Plus 2.0 m2
equipment
Hairdressing and
beauty rooms 7.0
Average high
occupacity
Rest areas 6.0 Lounger
Café-bar 2.0 Spacious
Sumber : Hotel & Resort Planning, Design and Refurbishment
(Lawson,1995)
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 64
2.9.6 Area Operasional
1. Staff
Area Staff sebaiknya tidak terlihat oleh pengunjung resor. Letak area staff tidak
diharuskan berdekatan dengan area servis, hal ini karean area ini diakses tidak
hanya untuk staff resor, namun juga pengunjung yang memiliki tujuan tertentu.
2. Service
Area servis lebih baik terletak pada area yang tersembunyi. Area servis butuh
sirkulasi sendiri yang tidak mengganggu sirkulasi pengunjung. Area-area yang
menjadi cakupan servis adalah laundry, foor preparation and storage, goods
entrance and supplu, engineering.
II.10. Persyaratan dan Kriteria Hotel Bintang Empat
Dari beberapa klasifikasi hotel resor berdasarkan bintang. Dibawah ini
terlampir persyaratan hotel resor berbintang tiga menurut Direktur Jendral
Pariwisata (Tabel 2.15).
Tabel 2. 15 Kriteria Hotel Resor Bintang Empat
No UNSUR-UNSUR
PERSYARATAN URAIAN
I Fisik
1 Lokasi Lokasi mudah dicapai kendaraan umum/pribadi
beroda empat langsung ke area hotel
2 Taman
Hotel memiliki taman :
1. Terletak didalam maupun diluar bangunan
2.Taman terpelihara, bersih dan rapi
3.Taman yang memiliki kolam hias harus berisi
ikan
3 Tempat Parkir Hotel harus tersedia tempat parkir kendaraan
tamu hotel :
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 65
1. Kapasitas satu tempat parkir untuk setiap 4
kamar hotel 2. Rambu-rambu lalu lintas/ satu
arah in-out.
3. Pos jaga/ruang tunggu dengan tempat duduk.
4. Tidak becek/tersedia saluran air.
4 Olahraga &
Rekreasi
1. Hotel menyediakan sarana kolam renang untuk
dewasa dan untuk anak-anak
a. Dewasa dan anak-anak dipisah, atau digabung
dengan dilengkapi pengamannya.
b. Fasilitas :
a) Pool deck disekeliling kolam
b) Locker yang terpisah untuk pria dan wanita
disertai
dengan kunci pengaman.
c) Toiler umum yang terpisah untuk pria dan
wanita.
d) Luas locker dan toilet umum masing-masing
minimal 0.6m2/kamar
e) Shower untuk pria dan wanita.
f) Tempat cuci kaki
g) Penjaga keselamatan kolam renang dengan
petunjuk dan tempat jaganya jelas.
2. Hotel pantai menyediakan fasilitas untuk satu
olahraga air yang merupakan pilihan dari :
a) Berperahu/ Boating
b) Menyelam/ Diving
c) Berselancar/ surfing d) Ski air/ Water skiing
3. Hotel Gunung menyediakan fasilitas untuk satu
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 66
olahraga gunung yang merupakan pilihan dari :
1. Mendaki gunung/ Hiking
2. Menunggang kuda/ horse back riding
3. Berburu/ Hunting
4. Hotel menyediakan satu jenis sarana olahraga
dan rekreasi lainnya, merupakan pilihan dari :
1. Tenis
2. Bowling
3. Golf
4. Fitness center
5. Sauna
6. Billiard/ permainan yang dapat dilakukan
didalam Gedung (indoor sport)
7. Jogging
8. Diskotik/ Night Club
9. Arena permainan anak/ Children Playground
5 Bangunan
Bangunan hotel memenuhi oersyaratan oerizinan
sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
1. Keadaan Gedung bersih dan terawatt dengan baik
(tidak berdebu, berlumut, sarang laba-laba dan
sebagainya)
2. Pengaturan ruang hotel ditata sesuai fungsinya
sehingga memudahkan :
1. Arus tamu
2. Arus karyawan
3. Arus barang/produk hotel
3. Unsur dekorasi Indonesia harus tercermin :
1. Ruang Lobby
2. Restoran
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 67
3. Kamar tidur
4. Function Room
4. Peralatan teknis bangunan terdiri dari :
1. Transportasi mekanis/lift/elevator
• Setiap bangunan dengan 4 lantai keatas harus
dilengkapi dengan lift/escalator.
• Memiliki sertifikat keamanan sesuai dengan
ketetapan Depnaker.
2. Utilitas
• Air
− Tersedia air yang cukup dan memenuhi
persyaratan kesehatan (PERMENKES No.01
tahun 1975) −Tersedia air minimal
500L/kamar/hari
• Listrik
−Pemasangan instalasi listrik memenuhi
persyaratan pemerintah (PUIL 1977)
− Tersedia pembangkit tenaga listrik cadangan
dengan kapasitas minimal 50% dari kapasitan
PLN.
• Tata Udara
−Hotel pantai dengan pendingin/AC sentral atau
unit. −Hotel gunung dengan ventilasi udara yang
baik atau sistem pemanas.
• Ruang Mekanik dan Workshop −Tersedia ruang
mekanik/workshop.
3. Komunikasi
• Tersedia telepon 2 saluran yang dapat
digunakan untuk sambingan lokal, interlocal, dan
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 68
internasional.
• Tersedia saluran telepon dalam (house phone)
dengan saluran minimal sesuai jumlah kamar.
• Tersedia PABX • Tersedia
−Sentral video/TV
−Sentral radio dan music pengiring. −Sentral
paging sistem termasuk carcall.
4. Fire Fighting
• Tersedia :
−Alat deteksi dini (asap/panas) disetiap ruangan
−Alat pencegah kebakaran atau pemadam
kebakaran di kamar tamu, ruangan umum dan
ruangan lainnya :
1. Fire Extinguisher
2. Fire Hydrant
3. Springkler Sistem
−Alat kontrol lokasi kebakaran.
−Tersedia pintu dan tangga darurat dengan tanda-
tanda yang jelas.
−Untuk hotel yang lebih dari 4 lantai, kamarnya
harus dilengkapi dengan pintu tahan api.
5. Keamanan
Tersedia ruang jaga minimal satu buah terletak
didepan.
6. Pembuangan Limbah
• Tersedia tempat penampungan sampah yang
tertutup, sebelum diangkut ke tempat
pembuangan.
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 69
•Tersedia saluran pembuangan air kotor/air
buangan yang memenuhi persyaratan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
6 Kamar Tamu
1. Jumlah Kamar minimal :
1. a) Kamar standar 30 buah termasuk 2 kamar
suite.
2. b) Semua kamar dilengkapi dengan kamar mandi
di dalam.
2. Luas Minimal :
1. a) Kamar standar : 24m2
2. b) Kamar suite : 48m2
3. Tinggi kamar minimal
4. Kamar tidur kedap suara, terhindar dari
kebisingan yang disebabkan baik oleh suara dari
luar maupun dari dalam hotel itu sendiri (Noise
40dB)
5. Seluruh lantai dilapisi karpet (hotel gunung) atau
lantai ubin/teraso/marmer/kayu (hotel pantai).
6. Tata udara diatur dengan atau tanpa alat pengatur
udara.
7. Sebagian interior kamar mencerminkan suasana
Indonesia.
8. Tersedia sekurang-kurangnya 1 stop kontak
disetiap kamar dan 1 dikamar mandi (tipe soket)
khusus untuk alat cukur.
9. Dinding kamar mandi harus dengan bahan kedap
air.
10. Tersedia instalasi air panas dan air dingin.
11. Perlengkapan kamar tidur :
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 70
a) Tersedia tempat tidur dengan perlengkapan
untuk satu orang atau untuk dua orang sesuai
dengan ukuran kamar standar :
• Ukuran tempat tidur 1 orang : 190 x 100cm
• Ukuran tempat tidur 2 orang : 190 x 160 cm
l. Perlengkapan kamar mandi.
7 Ruang Makan
1. Jumlah tempat duduk sebanding dengan dengan
luas restoran dengan ketentuan 1.5m2 per tempat
duduk.
2. Tinggi restoran tidak boleh lebih rendah dari
tinggi kamar tamu (2.60m)
3. Letak restoran berhubungan langsung dengan
dapur (induk/tambahan) dilengkapi dengan pintu
untuk masuk dan keluar yang berbeda/
dipisahkan (satu ar`ah)
4. Tata udara diatur dengan atau tanpa alat pengatur
udara.
5. Restoran yang letaknya tidak berdampingan
dengan lobby, harus dilengkapi dengan toilet
umum yang terpisah antara pria dan wanita
8 Bar
1. Hotel menyediakan satu bar yang terpisah dari
restoran.
2. Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas bar
dengan ketentuan 1.1m2 per tempat duduk.
3. Lebar ruang kerja bartender minimal 1m.
4. Untuk ruangan bar yang tertutup harus dilengkapi
dengan AC dan ventilasi dengan temperature
ruangan 24oC dan kelebaban realtif 60%.
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 71
5. Bar dilengkapi dengan tempat untuk mencuci
peralatan dan perlengkapan, yang terdiri atas bak
cucian/ wastafel dengan dua buah keran air panas
dan dingin.
9 Function Room
1. Hotel menyediakan function room minimal 1
buah dengan pintu masuk terpisah dari lobby
dengan kapasitas dua setengah kali jumlah
kamar.
2. Function room yang tidak terletak pada satu
lantai dengan lobby harus dilengkapi dengan
toilet umum yang terpisah untuk pira dan wanita.
3. Tersedia pre-function room.
10.
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
Area Publik Lobby
Lounge Telepon
Umum
Toilet Umum
Koridor
Ruang yang
disewakan
1. Hotel harus mempunyai Lobby dengan luas
minimal 30m2.
2. Tata udara diatur dengan atau tanpa alat pengatur
udara.
3. Penerangan minimal 150 lux.
Hotel menyediakan lounge yang dilengkapi meja dan
kursi.
Hotel menyediakan telepon umum di lobby :
1. Teleppon umum untuk hubungan keluar minimal
1 pesawat.
2. Telepon umum untuk hubungan didalam hotel
minimal 1 pesawat intern.
Hotel menyediakan toilet umum di lobby yang
terpisah untuk pria dan wanita.
1. Lebar koridor minimal 1.6m.
2. Tersedia stop kontak untuk minimal setiap 12m
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 72
3. Tata urdara diatur dengan atau tanpa alat
pengatur udara.
4. Tingkat kebisingan 40dB.
Hotel menyediakan ruangan yang disewakan untuk
keperluan lain diluar kegiatan utama hotel sesuai
dengan definisi hotel minimal 3 ruangan untuk
kegiatan yang berbeda :
1. Drugstore
2. Bank/Money changer
3. Travel agent
4. Airline Agent
5. Souvenir Shop
f. Perkantoran
g. Butik dan Salon kecantikan
11. Dapur
1. Hotel menyediakan minimal sebuah dapur
dengan luas sekurang-kurangnya 40% dari luas
restoran, dan terdiri dari :
1. a) Ruang persiapan & ruang pengolahan
2. b) Ruang penyimpanan bahan makanan
3. c) Ruang administrasi/chief
4. d) Ruang pencucian dan penyimpanan
peralatan/perlengkapan.
5. e) Ruang tempat penyimpanan bahan bakar gas/
elpiji untuk dapur.
2. Lantai dapur tidak licin, dilengkapi dengan
saluran pembuangan air dan saringan.
3. Dinding dapur dilapisi dengan tegel kedap air
setinggi laingit=langit.
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 73
4. Tata udara diatur dengan ventilasi udara yang
ditutup dengan kawat (wire netting)
5. Penerangan daour minimal 200 lux.
6. Tersedia cerobong dan saluran asap (kitchen
hood) dilengkapi dengan grease filter (saringan
lunak)
7. Tersedia ruangan khusus untuk room service :
Letak berdekatan dengan dapur induk, service
bar, akses ke kamar (service elevator) tempat
penyimpanan alat penyaji makanan.
12
12.1
12.2
Area Administrasi
Front Office
Kantor pengelolaan
Hotel
Tersedia :
1. Tempat penerimaan tamu dan penerangan.
2. Tempat kasir dan ruang penitipan barang
berharga (safety deposit room)
3. Ruang penitipan barang tamu (luggage room)
4. Ruang pimpinan front office.
5. Ruang operator telepon
Tersedia ruangan atau kantor pimpinan :
1. GM Office ( pimpinan hotel)
2. F&B Office (pimpinan restoran dan bar)
3. Accounting Office/keuangan
4. Personal office
13.
13.1
13.2
13.3
13.4
Area Tata Graha
Uniform Room
Ruang Lena
Ruang jahit
menjahit
Room boy station
Tersedia uniform room yang dilengkapi dengan
rak untuk menyimpan pakaian seragam
Tersedia ruang lena dengan luas minimal 30m2
Tersedia ruang khusus untuk keperluan jahit-
menjahit pakaian tamu dan karyawan lengkap
dengan peralatannya.
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 74
13.5 Area Lost Found
Tersedia ruang pelayanan kamar tamu (room boy
station) minimal 1 buah untuk setiap 15 kamar.
Bagi hotel bertingkat, tiap floor minimal terdapat
satu room boy station.
Tersedia area lost and found dengan luas minimal
10m2 dilengkapi dengan rak almari dan
kuncinya.
14 Ruang Binatu
1. Ruang binatu (Laundry & dry cleamomg)
mempunyai luas minimal 40 m2
2. Tata udara diatur dengan ventilasi dan kipas
angina
3. Tersedia saluran pembuangan air limbah cucian.
15
15.1
15.2
15.3
Area dan Ruang
Operasional
Gudang
Ruang Penerimaan
barang/ bahan
Ruang Karyawan
1. Tersedia Gudang bahan makanan dan minuman
2. Tersedia Gudang untuk engineering
1. Tersedia ruang penerimaan bahan/barang
keperluan hotel.
2. Kantor penerimaan barang.
3. Instalasi air dan saluran pembuangan.
Ruang karyawan terdiri dari :
1. Ruang Loker dan kamar mandi/wc yang terpisah
antara pria dan wanita
a) Loker individual dengan kunci pengamanan
yang jumlahnya disesuaikan dengan yang
membutuhkan (satu loker untuk satu orang untuk
tingkat supervisor kebawah)
b) Kamar mandi dan WC yang terpisah antara
pira dan wanita
c) Sistem udara diatur dengan atau tanpa alat
pengatur udara.
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 75
2. Ruang makan karyawan yang letaknya
berdekatan dengan dapur karyawan.
3. Ruang untuk ibadah.
Sumber : Akomodasi Perhotelan (Suwithi, 2008)
II.11Kajian Pendekatan Biophilic
2.11.1. Asosiasi Logis Tema
Penerapan Biophilic Design pada objek perancangan Resort Pesisir Pantai
Kasap Pacitan dapat merespon baik pengaruh alam dalam peningkatan psikologi
dan fisioligi manusia. Keterkaitan tema pada perancangan ini memiliki dampak
positif bagi pengguna maupun lingkungan objek perancangan. Dengan pendekatan
tema tidak hanya memperhatikan estetika dan funsional ruang namun juga dapat
membantu proses menghilangkan rasa jenuh kepada pengguna.
2.11.2. Kajian Tema Secara Teoritis
Biophilic design merupakan sebuah teori desain yang diawali dari mengkaji
fenomena bahwa pada hakikatnya manusia mencintai lingkungan yang alami.
Beberapa penelitian juga telah membuktikan bahwa manusia berada pada
kemampuan optimalnya ketika berada di dalam lingkungan yang alami. (Stephen
Kellert 2007)
Penerapan konsep ini bukan hanya sebatas membuat sebuah bangunan
menjadi bangunan “hijau” yang secara merta-merta hanya tinggal memberikan
konsep tanaman di bangunannya. Pada mulanya konsep biophilic juga disamakan
dengan konsep green building atau yang sering didengar sebagai arsitektur hijau.
Perbedaan antara keduanya adalah, apabila green building berfokus pada
bagaimana membuat bangunan tersebut atau membahasnya dengan konsep
konstrusi atau bahkan renovasi, sedangkan biophilic adalah konsep yang
mengusahakan meminimalisir dampak negatif dari pemanasan yang ada di
kehidupan perkotaan dalam sekala mikro lokal yang memungkinankan manusia
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 76
untuk dapat meningkatkan tingkat kenyamanan fisik dan improvisasi kesehatan dari
manusia itu sendiri (Amjad Almusaed, 2011).
Beberapa prinsip terdapat di dalam teori biophilic design guna diterapkan
dalam desain perancangan bangunan salah satunya yang diungkapkan oleh
Terrapin, di dalam bukunya yaitu 14 Pattern of Biophilic Design. Keseluruhan
prinsip tersebut dikelompokkan ke dalam tiga kelompok utama yaitu :
• Nature in The Space
Prinsip pertama ini mengandung beberapa poin-poin utama yang diperhatikan
dalam penerapannya dalam desain. Poin-poin tersebut adalah hubungan non-visual
dengan alam, koneksi singkat dengan alam, pengaturan tempratur dan aliran udara
di dalam ruang/bangunan, unsur air di dalam desain, pengaturan cahaya, dan
hubungan bangunan dengan sistem alam
• Natural Analogues
Unsur-unsur alam yang begitu banyak kemudiakan diadaptasi ke dalam bentuk-
bentuk analogi di dalam desain pada prinsip ini. Pengembangan analogi tersebut
dapat diterapkan pada beberapa hal yaitu, penerapan bentuk-bentuk biomorfik di
dalam bangunan, kompleksitas tatanan bentuk ornamen dalam tampilan bangunan,
dan penggunaan material- material alam.
• Nature of The Space
Prinsip yang ketiga ini menerangkan tentang kualitas ruang, yaitu bagaimana di
dalam sebuah ruang, pengguna dapat merasakan perasaan ketika berada di alam.
Prinsip ini meliputi prospect yaitu sebuah kesan pemandangan yang leluasa, refuge
perasaan terlindungi dari gangguan, mystery yaitu keterbatasan informasi yang
diberikan dengan jelas, guna menarik rasa ingin tahu dari pengguna, dan risk yaitu
faktor resiko di dalam ruang.
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 77
2.11.3. Pattern of Biophilic Design
a. Nature in the Space, Memerlukan koneksi secara langsung terhadap berbagai
elemen natural, khususnya melalui keberagaman alam, pergerakan, dan interaksi
beberapa indera. Terdapat 7 parameter desain dalam kategori ini :
1. Koneksi visual dengan alam, menekankan pada visualisasi atau penggunaan
indra penglihatan (mata) dalam merasakan kehadiran alam dalam ruang
secara langsung.
2. Koneksi non-visual dengan alam, rangsangan terhadap indra selain
penglihatan (pendengaran, penciuman, perabaan, dan rasa) yang
menghasilkan referensi yang disengaja dan positif terhadap alam, sistem
kehidupan atau proses alam. Sensor stimuli non-ritmik, koneksi singkat
dengan alam yang dapat dianaliis secara statistik tetapi tidak dapat diprediksi
dengan tepat.
3. Thermal dan variasi aliran udara, Perubahan halus pada suhu udara,
kelembaban relatif, aliran udara di seluruh kulit, dan suhu permukaan yang
meniru lingkungan alam.
4. Air, suatu kondisi pada suatu tempat melalui melihat, mendengar atau
menyentuh air.
5. Cahaya yang dinamis dan tersebar,cahaya dan bayangan yang bervariasi dari
waktu ke waktu.
6. Koneksi antar sistem natural, kesadaran atas proses alam. Perubahan
musiman dan waktu.
b. Natural Analogues, Kategori ini membahas tentang kehadiran alam secara
organik dan tidak hidup dengan menyediakan berbagai informasi tentang alam
yang terorganisasi dengan baik. Terdapat 3 parameter desain dalam kategori ini,
antara lain :
8. Bentuk dan pola Biomorphic, peniruan bentuk-bentuk alam.
9. Koneksi material dengan alam., hubungan material dengan alam. Penggunaan
bahan alami,
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 78
10. Kompleksitas dan Keteraturan, pola yang terbentuk simetri dan geometri
yang berulang.
c. Nature of the Space, Pada kategori ini menekankan pada konfigurasi ruang
dalam alam, termasuk keinginan bawaan untuk mempelajari alam, dapat melihat
melampaui lingkungan sekitar, mengidentifikasi suatu hal berbahaya pada alam
atau yang tidak diketahui, maupun fobia terhadap hal-hal tertentu diluar
kepercayaan. Terdapat 4 parameter desain dalam kategori ini, antara lain:
11. Prospect, pandangan jarak jauh tanpa halangan. Bertujuan pengawasan
maupun perencanan.
12. Refuge, suatu tempat menghindarkan diri dari lingkungan. Merasa
terlindungi dari belakang.
13. Misteri, ruang dengan kondisi misteri nuansa antisispasi yang jelas,
penolakan.
14. Resiko / Bahaya, ruang terasa menggembirakan dengan ancaman tersirat.
2.11.4. Prinsip Desain Arsitektur Biophilic
Variabel Indikator Tolak Ukur
Biophilic
Arsitektur
Orientasi
Bangunan
• Susunan bangunan dengan bukaan
menghadap utara dan selatan
memberikan keuntungan dalam
mengurangi paparan sinar matahari
secara langsung
• -Orientasi bangunan yang terbaik
adalah dengan meletakkan luas
permukaan bangunan terkecil
menghadap timur barat memberikan
dinding eksternal pada luar ruangan.
Material • Dari keseluruhan bangunan Resort di
Pesisir Kasap ini akan menggunakan
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 79
elemen alam yang juga menjadi
potensi daerah di sekitar site.
• Elemen alam seperti bambu, kayu, bata
merah, dan batuan alam akan menjadi
elemen utama dari desain Sekolah
Alam ini sesuai dengan karakteristik
teori Biophilic Design yang
digunakan. Selain material alam
tersebut di dalam perancangan sekolah
alam ini akan menggunakan material
pabrikan seperti kaca, rangka baja
ringan, dan genteng metal pasir.
Ruang
Transisi
Ruang perantara antara ruangndalam dan
ruang luar bangunan. Ruang ini bisa
menjadi koridor luar yang mampu
menghambat transfer panas langsung ke
dalam bangunan.
Tabel 2.16 Prinsip Desain Arsitektur Bioklimatik
Sumber : Lawson F, 1995
2.11.5. Penerapan Teori Biophilic Desain
Penerapan teori biophilic design dalam strategi perancangan adalah sebagai
berikut :
• Visual dan Non Visual
- Membuat bukaan yang lebar agar bisa memberikan hubungan visual dengan
alam dengan ketentuan luas bukaan jendela sebesar 40-50% dari luas lantai.
- Menambahkan elemen-elemen air/ yang berhubungan dengan alam di dalam
ruang.
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 80
• Prospect
Menciptakan pandangan seluas-luasnya terhadap alam dari sebuah ruang (sama
dengan visual non visual).
• Refuge
Keprivasian dari ruang tersebut dimana terdapat tingkat dari rasa aman bagi
manusia sebagai pengguna dari ruang tersebut. Selain hubungan privasi-umum
rasa refuge ini juga dapatdiciptakan dari ketinggian langit-langit ruang, ada
tidaknya kanopi, ketinggian lantai dibandingkan ruang luar, dan lain sebagainya
yang dapat memberikan efek rasa aman/tidak aman bagi manusia.
• Penghawaan
a. Ventilasi silang, menentukan arah bukaan inlet dan outlet agar tercipta
sirkulasi udara yang baik di dalam ruang.
b. Aliran udara ke atas, berfungsi untuk mengalirkan udara panas ke atas supaya
udara di dalam ruang tetap pada kondisi normal.
c. Arah ventilasi dan tanaman vegetasi digunakan untuk memanipulasi sinar
matahari agar tetap masuk ke dalam.
II.12 Studi Preseden
Untuk menyelesaiakan analisis yang akan dilakukan pada lokasi
perencanaan dan perancangan diperlukan studi kasus permasalahan resort.
Penentuan studi kasus berdasarkan kesamaan dari bentuk dan klasifikasi resort,
kondisi topografi serta tema perancangan resort yang mengacu pada konteks lokasi
dan budaya setempat. Pembandingan yang dilakukan pada studi kasus adalah studi
kasus adalah dengan membandingkan indikator-indikator yang akan digunakan
dalam perancangan resort di Desa Watukarung.
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 81
2.12.1 Solaz Los Cabos
Merayakan integrasi antara lanskap, arsitektur, dan seni, Solaz Los Cbaos
mencakup area seluas 9,8 hektar di sepanjang bagian pantai yang mencakup formasi
topografi yang unik. Konsep arsitektur dipandu oleh kebutuhan ini untuk integrasi
yang tepat dari konstruksi ke dalam lingkungannya, dicapai melalui penggu- naan
bentuk-bentuk organik yang mengacu pada pergerakan ombak, menghasilkan
serangkaian volume yang menarik yang disesuaikan dengan lokasi. Pemilihan
bahan, metode penanaman dan konstruksi mem- perkuat konsep integrasi ini, dan
dipelajari dengan cermat untuk memastikan mereka sesuai dengan situs yang indah
ini.
Berbagai tipologi suite dan kamar hotel ini muncul dari topografi yang menyatu
secara harmonis dengan pantai berpasir. Untuk mencapai mereka, lobi halaman
berfungsi sebagai pintu masuk dan jembatan antara undulasi topografi eksterior dan
geometri penyambutan interior.
Blok ini menampung 115 kamar deluxe, 13 suite, dan apartemen presiden. Setiap
kamar memiliki pintu masuk pribadi, perabotan kontemporer khusus, dan seni Baja-
sentris asli.Transisi dari ruang indoor ke outdoor mulus dengan pintu kaca geser
dari lantai ke langit-langit, teras pribadi, dan shower marmer luar ruangan.
Gambar 2. 14 Perspektif Fasad Solaz Los Cabos Sumber : archdaily.com
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 82
Di Solaz juga terdapat galeri artefak asli, spa seluas 900 meter persegi, tiga restoran,
dan beberapa alun-alun terbuka. Almarhum arsitek Juan Sordo Madaleno, yang
dianggap sebagai salah satu arsitek terpenting Meksiko, mendirikan Sordo
Madaleno Arquitectos pada tahun 1973.
Gambar 2. 16 View & Lanscape Solaz Los Cabos Sumber : archdaily.com
Gambar 2. 15 Tata Massa Solaz Los Cabos Sumber : archdaily.com
RESORT PESISIR PANTAI KASAP PACITAN
| 83
2.12.2 Cast Way
Castway island Resort dibangun disebuah pulau kecil di kepulauan pantai utara
Vietnam. Resort ini bias menampung sekitar 150 wisatawan. Bangunan ini berdiri
ditanah seluas 3000 m2 yang dihimpit perbukitan tebing yang terjal. Material utama
dari bangunan ini menggunakan bamboo sebagai stuktur dan jerami sebagai
penutup dari bangunan. Resort ini memliki konsep ramah lingkungan dan mudah
melepas material tanpa mempengaruhi landscape.
Gambar 2. 17 View Resort Cast Way Sumber : archdaily.com
Gambar 2. 18 Perspektif Ruang Luar Resort Cast Way Sumber : archdaily.com