24
RESPON JARINGAN PERIODONTAL TERHADAP TEKANAN OKLUSAL Disusun: Sanny Susanti Manurung (04111004043) Tiara Samapta Dewi (04111004044) Yosefa Adventi (04111004045) Annisa Indita Riami (04111004047) Aisyah (04111004048) Widya Manurung (04111004049) 0

Respon Jaringan Periodontal Terhadap Tekanan Oklusal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Respon Jaringan Periodontal Terhadap Tekanan Oklusal

RESPON JARINGAN PERIODONTAL TERHADAP TEKANAN OKLUSAL

Disusun:

Sanny Susanti Manurung (04111004043)Tiara Samapta Dewi (04111004044)Yosefa Adventi (04111004045)Annisa Indita Riami (04111004047)Aisyah (04111004048)Widya Manurung (04111004049)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGIFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SRIWIJAYA

2013

0

Page 2: Respon Jaringan Periodontal Terhadap Tekanan Oklusal

RESPON JARINGAN PERIODONTAL TERHADAP

TEKANAN OKLUSAL

Jaringan periodontal merupakan sistem fungsional jaringan yang

mengelilingi gigi dan melekatkan pada tulang rahang, dengan demikian dapat

mendukung gigi sehingga tidak terlepas dari soketnya. Jaringan periodontal terdiri

atas gingiva, tulang alveolar, ligamentum periodontal dan sementum. Sementum

termasuk dalam jaringan periodontal karena sementum bersama-sama dengan

tulang alveolar merupakan tempat tertanamnya serat-serat utama ligamen

periodontal.1

Gambar 1. Jaringan Periodontal

Sumber : Nield-Gehrig JS, Willmann DE. 2003. Foundation of Periodontics for the

Dental Hygienist.Maryland

Struktur dari jaringan periodontal yang terdiri atas sementum akar,

ligamen periodontal dan tulang alveolar akan membentuk suatu unit fungsional

atau organ. Sementum melapisi seluruh akar gigi dan ligamen periodontal

menghubungkan gigi ke tulang alveolar dengan lebar 0,10-0,25 mm. Serat

ligamen periodontal terhubung dengan sementum sedalam 50-200 mikron meter.

Sedangkan tulang alveolar adalah bagian dari maksila dan mandibula yang

memebentuk dan menyokong socket gigi. Ligamen periodontal merupakan

jaringan spesifik yang berada diantara gigi dan tulang alveolar yang berperan

dalam penyusun, sensori dan penyedia nutrisi yang mendukung fungsi rongga

1

Page 3: Respon Jaringan Periodontal Terhadap Tekanan Oklusal

mulut dalam mengunyah, menelan, berbicara, dll. Ia memiliki jaringan serat yang

sangat padat yang melekat ke tulang sementum. Bagian serat yang masuk ke

dalam tulang dan sementum disebut sebagai serat sharpey. 1,2

Keseluruhan ligamen periodontal memiliki sifat viscoelastis sehingga

dapat memberi fiksasi gigi dan absorbsi kekuatan. Ketebalan ligamen peridontal

terkait dengan kekuatan yang diterimanya. Ia mengandung jaringan vaskular dan

saraf serta proprioceptors untuk pergerakan dan posisi dan mekanoreseptor untuk

sentuhan, rasa sakit, dan tekanan. Proprioseptor dan mekanoreseptor mengatur

fungsi otot dan kekuatan oklusal untuk menghindari kelebihan beban (Overload)

dan kerusakan gigi serta tulang alveolar.2,3 Ligamen periodontal menyerap dan

mendistribusikan kekuatan dari tekanan oklusal tersebut. Di bawah kondisi

fisiologis, kekuatan oklusal ditransfer ke tulang alveolar dan lebih jauh lagi yaitu

ke mandibula, maksila dan seluruh tulang. Prosesus alveolar melakukan aktivitas

remodelling konstan dengan osteoklas dan osteoblas. Ia mempunyai kapasitas

untuk modelling dan remodelling di bawah beban fungsional. Prosesus alveolar

melakukan remodelling pada laju 20% per tahun. Sedangkan tulang basal tidak

mempunyai kapasitas ini. Ligamen periodontal dan tulang alveolar memerlukan

stimulus oklusi fungsional untuk menjaga kondisi sehat fisiologisnya. 2,4

Tekanan Oklusal

Tekanan oklusal normal adalah ketika gigi mendapat tekanan fungsional

tanpa melebihi kapasitas adaptasi jaringan pendukung dibawahnya sehingga tidak

melukai jaringan tersebut. Kemampuan jaringan periodonsium untuk beradaptasi

terhadap tekanan berbeda-beda setiap orang atau pada orang yang sama namun

pada waktu yang berbeda.6 Efek dari tekanan oklusal pada jaringan periodontal

dipengaruhi oleh besar, arah, durasi dan frekuensi dari tekanan tersebut;5,6

a. Besar tekanan : apabila besar tekanan meningkat, maka: (a) periodontal

ligamen akan menebal, (b) ligamen periodontal akan bertambah lebar dan

(c) kepadatan tulang alveolar akan meningkat

b. Arah tekanan : perubahan arah akan merubah arah tekanan dan terjadi

peregangan diantara jaringan periodontal ( tekanan lateral atau horizontal,

tekanan memutar lebih dapat menciderai jaringan periodontal

2

Page 4: Respon Jaringan Periodontal Terhadap Tekanan Oklusal

c. Durasi : durasi yang konstan terhadap tulang lebih berpotensi

menimbulkan cidera dibandingkan dengan tekanan intermitten

d. Frekuensi : frekuensi yang sering dari tekanan intermitten, lebih

berpotensi menyebabkan injuri pada periodonsium

Tekanan oklusal terdiri dari beberapa tipe, yaitu :2

1. Tekanan oklusal normal secara fisiologis dalam mengunyah dan menelan:

merupakan kekuatan yang kecil dan jarang melebihi 5 N. Kekuatan ini

memberikan stimulus positif untuk menjaga periodonsium dan tulang

alveolar dalam suatu kondisi sehat dan fungsional.

2. Impact forces : rata-rata kekuatan ini bernilai tinggi tetapi berdurasi

pendek. Periodonsium dapat menerima kekuatan tersebut selama periode

pendek; namun, kekuatan yang melebihi kapasitas ketahanan dari

viscoelastic ligamen periodontal akan menyebabkan fraktur gigi dan

tulang.

3. Continous forces : kekuatan yang kecil tapi terus-menerus diberikan dalam

satu arah untuk memindahakan gigi dengan me-remodelling alveolus,

contohnya kekuatan orthodontis.

4. Jiggling forces : kekuatan intermitten dalam dua arah berbeda yang

menyebabkan pelebaran alveolus dan meningkatnya mobilitas. Seperti

pada kontak prematur.

Gambar 2. jiggling force pada jaringan yang terinflamasi,

periodontium yang tidak dirawat dengan adanya poket

infraboni (a); kerusakan tulang akan bertambah dan bakteri

akan masuk lebih kedalam kearah apikal (b)

Sumber :Boever, Jan De dan Boever, Annemarie

De. 2004. Occlusion and Clinical Practice. An

Evidence Based Approach. Wright Publishing

Respon Jaringan Periodontal terhadap

tekanan Oklusal

Respon yang sehat terhadap kekuatan oklusal bergantung pada enam faktor,

yaitu:5

3

b.a.

Page 5: Respon Jaringan Periodontal Terhadap Tekanan Oklusal

1. Oklusi intercuspal yang stabil

2. Oklusi dalam durasi dan besar yang terbatas

3. Titik kontak yang stabil

4. Rasio mahkota-akar dan arah akar

5. Jaringan periodontal yang sehat

6. Aktivitas otot orofacial yang baik

Kekuatan Oklusi diabsorbsi dengan cara perpindahan darah dan cairan

ekstraseluler ke area ligamen yang tidak menerima beban oklusal dan melalui

foramen dalam tulang alveolar. Pada beberapa kondisi, distorsi tulang alveolar

juga terjadi, bergantung pada intensitas dan durasi kekuatan tersebut. Jika

kekuatan dihilangkan, tulang alveolar akan kembali ke posisi sebelum diberi

beban dan cairan ekstraseluler kembali ke ruang ligamen.5,6

Stimulasi oklusal fungsional merupakan hal yang penting dalam menjaga

ligamen periodontal dan tulang alveolar yang sehat agar memiliki struktur yang

baik. Kurangnya tekanan oklusal menyebabkan atropi periodontal yang ditandai

dengan terjadinya penipisan dari ruang ligamen periodontal, penurunan densitas

dari tulang trabekular serta serat-serat ligamen periodontal yang mengendur.

Sedangkan jika besarnya tekanan oklusal meningkat, maka jaringan periodonsium

akan memberi respon berupa pelebaran ruang ligamen periodontal, penambahan

dan pelebaran serat-serat ligamen peridontal dan penambahan densitas pada tulang

alveolar.1,6

4

3 4

Gambar3 . Mobilitas gigi secara fisiologi

pada periodontium sehat, gerakan akar,

besar dari tekanan dan regangan terbatas

Gambar 4. Aplikasi tekanan satu arah pada

gigi akan memberikan pelebaran dari

ligamen periodontal pada tepi tulang dan

pada area apikal di sisi yang sama dari

tekanan.

Sumber : Boever, Jan De dan Boever,

Annemarie De. 2004. Occlusion and

Clinical Practice. An Evidence Based

Approach. Wright Publishing

Page 6: Respon Jaringan Periodontal Terhadap Tekanan Oklusal

Trauma Oklusi

Definisi

Definisi trauma oklusi adalah perubahan structural dan fungsional jaringan

periodontal yang disebabkan kekuatan oklusal yang berlebih. Kekuatan oklusal

yang melebihi kapasitas adaptif jaringan akan menyebabkan injuri. Injuri pada

periodonsium ini disebut sebagai traumatic occlusion (oklusi traumatis) atau

oklusi traumatogenik.2

Trauma oklusi adalah oklusi yang dianggap sebagai faktor penyebab

terbentuknya lesi traumatik atau gangguan pada struktur pendukung gigi, otot, dan

temporomandibular joint (TMJ).7 Gaya oklusal yang berlebihan dapat juga

mengganggu fungsi dari otot pengunyahan dan menyebabkan kejang yang sangat

sakit, peradangan pada sendi TMJ, dan menghasilkan penggunaan gigi yang

berlebihan.8

Gambar 5. Contoh dari Trauma Oklusi

Hampir setiap pertumbuhan memiliki kontak supra sehingga terjadi trauma

potensial yang mengubah keadaan sifat otot dan tekanan. Tetapi, kriteria untuk

menentukan oklusi tersebut trauma atau tidak yaitu tidak melihat bagaimana gigi

beroklusi tetapi apakah oklusi tersebut menghasilkan luka.7

5

Page 7: Respon Jaringan Periodontal Terhadap Tekanan Oklusal

Macam-macam

Macam-macam trauma oklusal yaitu:9

1. Trauma bersifat akut

Hasil dari perubahan tiba-tiba pada gaya oklusal, akibat faktor kekuatan

eksternal, seperti gaya yang dihasilkan saat mengunyah benda keras, restorasi

atau alat prosthetic yang mengganggu dengan atau mengubah arah dari gaya

oklusal pada gigi.2

Trauma akut menghasilkan rasa sakit pada gigi, sensitive pada perkusi,

dan peningkatan mobilitas. Jika gaya dihamburkan oleh perubahan posisi dari

gigi atau dengan penggunaan yang rendah atau perbaikan restorasi, peradangan

menjadi sembuh dan gejala meringan. Sebaliknya, peradangan periodontal

dapat memburuk dan menjadi nekrosis, bersamaan dengan pembentukan abses

periodontal, atau dapat tetap berlangsung sebagai gejala bebas, kondisi kronis.

2. Trauma bersifat kronis

Hasi dari kekuatan internal (kontak premature, grinding). Berkembang

sebagai hasil dari perubahan sedikit demi sedikit pada oklusi, berkaitan

dengan penggunaan gigi yang berlebihan, perpindahan drifting, dan

tekanan pada gigi, kombinasi dengan kebiasaan seperti bruxism dan

clenching.8

Trauma oklusal kronis dibagi menjadi:2

1. Trauma oklusal primer

Efek dari kekuatan abnormal pada jaringan periodontal yang sehat/normal

(tanpa inflamasi), disebabkan oleh kekuatan nonfisiologis dan berlebih

pada gigi. Kekuatan yang diterima bisa satu arah (kekuatan ortodontis)

atau berlawanan arah (kekuatan jiggling). Kekuatan jiggling menyebabkan

perubahan histologis ligamen lebih kompleks, peningkatan mobilitas gigi

yang nyata karena titik rotasi (fulkrum) lebih dekat ke apeks. Dengan kata

lain trauma oklusi primer terjadi ketika perubahan periodonsium

6

Page 8: Respon Jaringan Periodontal Terhadap Tekanan Oklusal

disebabkan hanya karena oklusi. Contohnya adalah pergerakan orthodontis

gigi ke posisi yang tidak diharapkan, atau restorasi yang tinggi.

Gambar6. Contoh trauma Oklusi Primer

2. Trauma oklusal sekunder

Efek kekuatan oklusal normal maupun berlebih pada periodonsium yang

sakit, terjadi ketika kapasitas adaptif periodonsium berkurang karena telah

ada kelainan sistemis atau kehilangan tulang.2,8

Trauma sekunder mengurangi area perlekatan periodontal dan mengubah

pengaruh dari jaringan sisanya. Jaringan periodontium menjadi lebih

mudah terkena luka, dan ketahanan gaya oklusal yang baik sebelumnya

menjadi traumatik.8

Gambar7 dan 8. Trauma Oklusal Sekunder dan Trauma Oklusal Primer

Etiologi

Etiologi trauma oklusi primer yaitu:8,9

a. Pengisian dari high fillIing dan prosthetic replacement, ini menimbulkan

gaya yang sangat tinggi pada gigi antagonis dan abutment (gigi

sebelahnya).

7

Page 9: Respon Jaringan Periodontal Terhadap Tekanan Oklusal

b. Perpindahan drifting dan tekanan pada gigi dalam menghasilkan jarak

dengan tidak menggantikan kehilangan gigi.

c. Perpindahan orthodontic pada gigi dalam posisi yang secara fungsional

tidak dapat diterima.

Etiologi trauma oklusal sekunder yaitu trauma sekunder dari oklusi terjadi

saat kapasitas adaptasi dari jaringan untuk menahan gaya oklusal menjadi lemah

oleh kehilangan tulang hasil dari inflamasi marginal. 8,9

Respon Jaringan Periodontal terhadap Trauma Oklusi

Respon dari jaringan terhadap tekanan oklusal yang meningkat, secara

histologi dijelaskan dalam 3 tahapan, yaitu: 6,8,14

1. Tahap cidera/luka

Saat gigi terkena tekanan oklusal berlebih, jaringan periodontal tidak dapat

menahan dan mendistribusikannya, mempertahankan stabilitas gigi, ini

akan menimbulkan reaksi pada tulang alveolar dan ligamen periodontal.

Tekanan berlebih yang ringan akan menstimulasi resorpsi tulang alveolar

disertai terjadinya pelebaran ruang ligamen periodontal. Tegangan

berlebih yang ringan juga menyebabkan pemanjangan serat-serat ligamen

periodontal. Tegangan berlebih yang ringan juga menyebabkan

pemanjangan serat-serat ligamen periodontal serta aposisi tulang alveolar.

Pada area dimana terdapat peningkatan tekanan, jumlah pembuluh darah

berkurang dan ukurannya mengecil.

Tekanan yang besar akan menyebabkan terjadinya perubahan pada

jaringan periodonsium dimulai dengan tekanan dari serat-serat yang

menimbulkan area hyalinisasi. Kerusakan fibroblas dan kematian sel-sel

jaringan ikat kemudian terjadi yang mengarah kepada area nekrosis pada

ligamen peridontal. Perubahan pembuluh darah terjadi selama 30 menit,

hambatan dan stase (penghentian) pembuluh darah terjadi. Selama dua

sampai tiga jam, pembuluh darah terlihat bersama eritrosit yang mulai

berbagi menjadi kepingan-kepingan dan dalam waktu antara satu hingga

8

Page 10: Respon Jaringan Periodontal Terhadap Tekanan Oklusal

tujuh hari, terjadi disintergrasi dinding pembuluh darah dan melepaskan

isinya ke jaringan kesekitarnya.

Tekanan yang sangat besar hingga dapat menekan akar kearah tulang

dapat menyebabkan nekrosis ligamen periodontal dan tulang. Tulang teresorpsi

dari ligamen periodontal yang masih vital yang bersebelahan dengan daerah

nekrotik dan sumsum tulang trabekula. Proses ini dinamakan undermining

resorption.

2. Tahap Perbaikan

Perbaikan selalu terjadi secara konstan dalam jaringan periodonsium yang

normal dan trauma oklusi menstimulasi peningkatan aktivitas perbaikan

jaringan yang rusak dihilangakan, sel-sel dan serat-serat jaringan ikat,

tulang dan sementum dibentuk dalam usaha untuk menggantikan jaringan

periodonsium yang rusak.

Ketika tulang teresorpsi, tekanan oklusal yang berlebih, tubuh berusaha

menggantikan tulang trabekula yang tipis dengan tulang baru. Proses ini

dinamakan ”formasi tulang penahan” atau ”Buttressing bone formation”

untuk mengkompensasi kehilang tulang. Hal ini adalah gambaran proses

reparatif yang berhubungan dengan trauma oklusi.

3. Tahap adaptasi perubahan bentuk jaringan periodonsium

Ketika proses perbaikan tidak dapat melindungi kerusakan yang

diakibatkan oklusi, jaringan peridonsium merubah bentuk dalam usaha

untuk menyesuaikan struktur jaringan dimana tekanan tidak lagi melukai

jaringan. Hasil dari proses ini adalah penebalan ligamen periodontal yang

mempunyai bentuk funnel pada puncak dan angular pada tulang tanpa

formasi poket dan terjadi kelonggaran pada gigi yang bersangkutan.

Fase cedera menunjukkan peningkatan pada daerah resorpsi dan

penurunan pada daerah formasi tulang, sedangkan fase perbaikan menunjukkan

peningkatan formasi dan penurunan resorpsi tulang. Setelah pengadaptasian

9

Page 11: Respon Jaringan Periodontal Terhadap Tekanan Oklusal

perubahan bentuk jaringan periodonsium, maka resorpsi dan formasi tulang akan

kembali normal.6,8

Respon dari masing-masing jaringan periodontal terhadap trauma oklusi

1. Respon gingiva

Akumulasi bakteri pada plak serta pembentukan poket periodontal

dapat menyebabkan kerusakan pada gingiva marginal akan tetapi trauma

oklusi yang terjadi pada jaringan pendukung tidak berpengaruh pada

gingiva. Trauma oklusal tidak menyebabkan kerusakan pada gingiva

marginal karena suplay darahnya tidak terganggu, walaupun pembuluh

darah dari ligamen periodontal rusak akibat tekanan oklusal yang

berlebihan. Banyak penelitian menunjukan bahwa trauma oklusi tidak

menyebabkan poket, gingivitis serta tidak menyebabkan peningkatan

aliran cairan gingiva. Selama inflamasi hanya terbatas pada gingiva, proses

inflamasinya tidak disebabkan oleh tekanan oklusal. Ketika inflamasi

meluas dari gingiva kejaringan periodontal (gingivitis berlanjut ke

periodontitis) plak yang menyebabkan inflamasi masuk ke daerah yg

dipengaruhi oleh oklusi, yang disebut zone of co-destruction.8 namun pada

trauma oklusi dengan deep bite, dapat menyebabkan lepasnya gingiva

margin.2

2. Respon Tulang alveolar

Trauma oklusi dapat menghasilkan kerusakan tulang dalam

ketiadaan atau adanya peradangan. Dengan tidak adanya peradangan,

dampak yang disebabkan oleh trauma oklusi adalah meningkatnya

kompresi dan ketegangan ligamen periodontal dan meningkatnya

osteoclasis tulang alveolar bahkan nekrosis pada ligamen periodontal dan

terjadi resorpsi pada tulang dan pada struktur gigi. Perubahan ini bersifat

reversibel dalam artian dapat diperbaiki jika penyebabnya dihilangkan dan

dilakukan perawatan.8 Selain itu akan terjadi peningkatan mobilitas,

berkurangnya ketinggian tulang crestal dan terjadi peningkatan volume

tulang secara keseluruhan tetapi tidak ada kehilangan perlekatan.10 Ketika

dikombinasikan dengan peradangan, trauma oklusi dapat memperburuk

10

Page 12: Respon Jaringan Periodontal Terhadap Tekanan Oklusal

kerusakan tulang yang disebabkan oleh peradangan dan menyebabkan pola

tulang aneh.8

Trauma oklusal menyebabkan meningkatnya tekanan oklusal

sehingga kepadatan tulang alveolar bertambah. Tekanan oklusal yang

melebihi kapasitas adaptasi jaringan tersebut akan menyebabkan terjadinya

resorbsi tulang alveolar. Pada trauma oklusal, tekanan cenderung

didistribusikan ke ligamen periodontal dan kelebihan tekanan akan

menyebarkan sedikit peningkatan kadar remodeling tulang mediator. Pada

trauma oklusal, kekuatan yang berlebihan dan eksentrik, tetapi jaringan

periodontal beradaptasi dengan penebalan tulang kortikal alveolar,

meningkatkan kepadatan trabecular dan ketidakteraturan perluasan ruang

periodontal. Hal ini terjadi di seluruh panjang dan lebar dari akar gigi dan

jaringan sekitarnya. Pada daerah servikal dari jaringan periodontal, jika

oklusal trauma terjadi terlalu kuat dan persisten dapat menyebabkan

peregangan / traksi dan / atau kompresi berlebihan dari ligamen

periodontal. Di daerah serviks, akumulasi dari mediator dapat naik ke titik

merangsang terutama aktivitas resorpsi tulang.11

Gambar 9. Trauma

oklusal dengan penebalan pada

lamina dura, perluasan ruang

ligament dan peningkatan

gambaran diffuse dari

kepadatan tulang alveolar

(tanda panah merah) dengan

vertical bine loss (tanda panah

hijau)

Sumber : Occlusal trauma can not be

compared to orthodontic movement. Dental

Press J Orthod.

11

Page 13: Respon Jaringan Periodontal Terhadap Tekanan Oklusal

3. Respon Ligamen periodontal

Trauma oklusal menyebabkan perubahan secara histologi pada jaringan

periodontal: terganggunya sirkulasi, trombosis dari vaskularisasi Ligamen

Periodontal, edema, dan hialinisiasi dari serat kolagen, inflamasi dari

infiltrasi sel, pyknosis nuklir dari osteoblas, sementoblas dan fibroblas.

Adaptasi ruang ligamen periodontal dengan menjadi lebih lebar

(“hourglass shape”), dan ini secara klinis dimanifestasikan dengan

peningkatan mobilitas dan bukti radiografi berupa triangulasi.12

Trauma oklusal diimplikasikan dengan perubahan degeneratif pada

ligamen periodontal. Vaskulitis lokal diteliti bahwa berkaitan dengan

disorganisasi dari sel ligamen periodontal dan serat kolagen. Perubahan

mikroskopik itu menuju pada peningkatan mobilitas gigi. Jika trauma

cukup parah, kematian dari serat kolagen dapat terjadi, bahkan hyalinisasi

dari ligamen periodontal.13

Garis lurus antar tekanan oklusal yang dapat diterima dan tekanan yang

dapat menyebabkan trauma mungkin berkaitan dengan matricelluler

protein periostin. Protein ini ditemukan berasal dari ligamen periodontal.

12

Gambar 10.

Page 14: Respon Jaringan Periodontal Terhadap Tekanan Oklusal

Periostin mempunyai peran mendasar pada perbaikan sel dan berinteraksi

dengan protein lain yang berkaitan dengan adhesi sel, proliferasi sel, dan

diferensiasi sel. Tekanan oklusal pada gigi membantu mempertahankan

level periostin. Keabsenan periostin pada percobaan gen hewan, terjadi

defek periodontal pada tekanan normal. Jika tekanan tekanan oklusal

dihilangkan, defek periodontal diselamatkan. Periostin terlibat pada

fibrinogenesis kolagen. Hal ini membuat periostin sebagai biomarker yang

menarik sejak kerusakan periodontal termasuk sel periodontal,

ketidakmampuan untuk memperbaiki, kekurangan diferensiasi fibroblas

untuk menyembuhkan area terjangkit dan kerusakan kolagen.13

Fibroblas memiliki peran pada kerusakan tulang alveolar karena

kemampuannya untuk menghasilkan sitokin yang kita tahu sebagai

mediator inflamasi. Cytokine Interleukin-1 (IL-1) diidentifikasi pada

cairan sulkus gingiva. Sel ligamen periodontal juga melepaskan IL-6, yang

termasuk dalam metabolisme tulang pda penyakit periodontal dan

pergerakan gigi ortodontik. IL-8 juga dapat menyebabkan kerusakan

periodontal dan resorbsi tulang alveolar melalui osteoclastogenesis.

Trauma oklusal dapat menyebabkan perubahan spesifik pada distribusi dan

bentuk dari terminal saraf pada ligamen periodontal, yang mana

berbatasan dengan mediator penghasil fibroblas. Saat mediator kimia

tersebut berinteraksi dengan sistem imun, kerusakan periodontal mungkin

terjadi.13

Hubungan antara oklusi dan struktur pendukung pada gigi sangat

kompleks dan beraneka segi. Tekanan oklusal berlebihan dapat

mempengaruhi sistem, perubahan keseimbangan dari “adaptive state” ke

“pathologic state”.13

4. Respon Sementum

Pada trauma yang sedang, apabila terjadi kerusakan pada sementum, maka

akan regenerasi kembali dalam waktu satu minggu.15 Bila terjadi tekanan

oklusal berlebih, sementum akan mengalami resorpsi. Pada keadaan yang

severe, resorpsi sementum dapat mencapai dentin. Namun pada proses

13

Page 15: Respon Jaringan Periodontal Terhadap Tekanan Oklusal

repair, dapat terbentuk spike formation of cementum dengan pembentukan

kembali sementum yang berbentuk ireguler.9

Respon dari masing-masing jaringan periodontal terhadap trauma oklusi

14

Trauma Oklusi

Respon

Gingiva

Respon Tulang

Alveolar

Respon Ligamen

PeriodontalRespon

Sementum

Tidak menyebabkan kerusakan pada gingiva marginal karena suplay darahnya tidak terganggu

Tekanan oklusal kepadatan tulang alveolar

resorpsi tulang alveolar, ketinggian tulang crestal mobilitas

Terganggunya sirkulasi, trombosis vaskularisasi Ligamen Periodontal, edema, hialinisiasi serat kolagen, inflamasi pelebaran ruang ligamen periodontal mobilitas

Resorpsi sementum

Page 16: Respon Jaringan Periodontal Terhadap Tekanan Oklusal

Daftar Pustaka

1. Putri, Megananda Hiranya, Herijulianti, Eliza dan Nurjannah, Neneng.

2010. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan

Pendukung Gigi. Jakarta: EGC

2. Boever, Jan De dan Boever, Annemarie De. 2004. Occlusion and Clinical

Practice. An Evidence Based Approach. Wright Publishing

3. Avery, James K.2002. Oral Development and Histology. 3rd edition.New

York: Thieme medical Publishers

4. Berkovitz, B K B, Moxham, B J, dan Newman H N. 2008. The

Periodontal Ligament in Health and Desease. NewYork: Mosby-Wolfe

5. Thomson, Hamish. 2007. Oklusi. Jakarta: EGC

6. Reddy, Shantipriya. 2008. Clinical Periodontology and Periodontic. New

Delhi: Jaypee

7. Gurkeerat Singh (Ed.). Textbook of Orthodontics Second Edition. New

Delhi: Jaypee; 2007.

8. Carranza FA, Newman MG, Takei H. 2002. Carranza’s Clinical in

Periodontology. ed 10. St Louis Missouri:WB Saunders Co

9. Anil Govindrao Ghom. Textbook of Oral Medicine. New Delhi: Jaypee;

2005.

10. R. “Dave” Rupprecht, DC, US. Trauma from occlusion: a review. Naval

Postgraduate Dental School National Naval Dental Center 8901 Wisconsin

Ave Bethesda, Maryland 20889-5602. Vol 26 No. 1, January 2004

11. Consolaro A. Occlusal trauma cannot be compared to orthodontic

movement. Dental Press J Orthod. Dental Press J Orthod. 2012 Nov-

Dec;17(6):5-12.

12. Herbert F. Wolf, Edith M., dan Klaus H. Rateitschak. Color Atlas of

Dental Medicine Periodontology 3rd edition. 2004. New York: Thieme.

15

Page 17: Respon Jaringan Periodontal Terhadap Tekanan Oklusal

13. Irwin M. Becker. Comprehensive Occlusal Concept in Clinical Practice.

2011. UK: Wiley-Blackwell.

14. Bathla,Shalu. 2012. Periodontics Revicited. New Delhi:Jaypee Brothers

Medical Publisher

15. Saraf, Sanjay. 2006. Text Books of Oral Pathology. Noida: Jaypee

16