30
Tugas Mandiri Ilmu Faal 1 Mekanisme Respons Sel Ganglion Retina Mata Terhadap Cahaya Oleh : Diyang Mahiswari 021211133058

Respon Sel Ganglion Retina Terhadap Cahaya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sel ganglion terhadap cahaya

Citation preview

Tugas Mandiri Ilmu Faal 1

Mekanisme Respons Sel Ganglion Retina Mata Terhadap Cahaya

Oleh :

Diyang Mahiswari021211133058

ILMU FAAL I DEPARTEMEN BIOLOGI ORALFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAIRSemester Genap 2011 / 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mandiri ilmu faal I ini yang berjudul MekanismeRespons Sel Ganglion Retina Mata Terhadap Cahaya dengan tepat waktu.Dalam melakukan penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:1. Prof. Dr. Jenny Sunariani, drg. MS,selaku dosen pembimbing,2. Rekan rekan FKG Unair, dan3. Seluruh pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.Harapan penulis, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi penulis, pembaca, serta masyarakat. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan pada penulisan lainnya di masa yang akan datang.

Surabaya, 13 Mei 2013

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMANKATA PENGANTAR ...2DAFTAR ISI .3DAFTAR GAMBAR 4BAB 1 PENDAHULUAN 51.1. LATAR BELAKANG ..51.2. TUJUAN ...5BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...62.1. ANATOMI DAN FUNGSI MATA ......62.2. ANATOMI DAN FUNGSI RETINA .112.3. FUNGSI SARAF RETINA ....142.4. RESPONS SEL GANGLION RETINA TERHADAP CAHAYA ....17BAB 3 KESIMPULAN ...18DAFTAR PUSTAKA .19

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 7Gambar 2.2 ..12

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangMata adalah organ fotosensitif yang sangat berkembang dan rumit, yang memungkinkan analisis cermat dari bentuk, intensitas cahaya, dan warna yang dipantulkan objek.Mata terletak dalam struktur bertulang yang protektif di tengkorak, yaitu rongga orbita. Setiap mata terdiri atas sebuah bola mata fibrosa yang kuat untuk mempertahankan bentuknya, suatu sistem lensa untuk memfokuskan bayangan, selapis sel fotosensitif, dan suatu sistem sel dan saraf yang berfungsi mengumpulkan, memproses, dan meneruskan informasi visual ke otak.Sel ganglion retina merupakan hubungan terminal dari jalinan saraf retina. Dengan dendritnya, mereka berhubungan dengan ujung bipolar dan dendrit amakrin dalam lapis pleksiform dalam; badannya terdapat di dalam lapis sel-sel ganglion; aksonnya, yang menjadi serat dari nervus optikus, menghantar hasil aktivitas neural yang terjadi di retina ke otak.Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik meninjau mekanismke dari respons sel-sel ganglion retina terhadap cahaya.

1.2. Tujuan

1. Mengetahui anatomi dan fisiologi mata2. Mengetahui anatomi dan fisiologi retina mata3. Mengetahui fungsi saraf mata4. Menjelaskan mekanisme respon sel ganglion mata terhadap cahaya

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi dan Fungsi MataMata adalah sistem optic yang memfokuskan berkas cahaya pada fotoreseptor, yang mengubah energy cahaya menjadi impuls saraf.A. Struktur Aksesori Mata1. Orbita adalah lekukan tulang yang berisi bola mata.a. Hanya seperlima rongga orbita yang terisi bola mata; sisa rongga berisi jaringan ikat dan adipose, serta otot mata ekstrinsik, yang berasal dari orbita dan menginsersi bola mata.b. Ada dua lubang pada orbit; foramen optic berfungsi untuk lintasan saraf optic dan arteri optalmik, dan fisura orbital superior berfungsi untuk lintasan saraf dan arteri yang berkaitan dengan otot mata.2. Tiga pasang otot mata (dua pasang otot rektus dan satu pasang otot oblik) memungkinkan mata untuk bergerak bebas kea rah vertical, horizontal, dan menyilang.3. Alis mata melindungi mata dari keringat; kelopak mata (palpebrae) atas dan bawah melindungi mata dari kekeringan dan debu.4. Fisura palpebral, atau ruang antara kelopak mata atas dan bawah, ukurannya bervariasi di antara individu dan menentukanpenampakan mata.5. Kantus medial terbentuk dari sambungan medial kelopak mata atas dan bawah; kantus lateral terbentuk dari sambungan lateral kelopak mata atas dan bawah.6. Karunkel adalah elevasi kecil pada sambungan medial. Bagian ini berisi kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.7. Konjungtiva adalah lapisan pelindung tipis epitelium yang melapisi setiap kelopak (konjungtiva palpebral) dan terlipat kembali di atas permukaan anterior bola mata (bulbar, atau ocular, konjungtiva).8. Lempeng tarsal pada setiap kelopak mata adalah bubungan jaringan ikat yang rapat. Kelenjar Meibomian yang merupakan pembesaran kelenjar sebasea pada lempeng tarsal, mensekresi barrier berminyak untuk mencegah air mata yang berlebihan pada kelopak mata bagian bawah9. Aparatus lakrimal penting untuk produksi dan pengaliran air mata.a. Air mata mengandung garam, mukosa, dan lisozim, suatu bakteriosida. Cairan ini membasahi permukaan mata dan mempertahankan kelembabannya.b. Berkedip menekan kelenjar lakrimal dan menyebabkan produksi air mata.c. Air mata keluar melalui pungtum papilla lakrimal, yang menyambung kantong lakrimal. Kantong membuka ke dalam duktus nasolacrimal, yang pada gilirannya akan masuk ke rongga nasal.

Gambar 2.1.Anatomi Mata (http://mul-ijo.blogspot.com)

B. Struktur Mata1. Lapisan terluar yang keras pada bola mata adalah tunika fibrosa. Bagian posterior tunika fibrosa adalah sclera opaque yang berisi jaringan ikat fibrosa putih.a. Sklera memberi bentuk pada bola mata dan memberikam tempat perlekatan untuk otot ekstrinsikb. Kornea adalah perpanjangan anterior yang transparan pada sclera di bagian depan mata. Bagian ini mentransmisi cahaya dan memfokuskan berkas cahaya2. Lapisan tengah bola mata disebut tunika vascular (uvea), dan tersusun dari koroid, badan siliaris, dan iris.a. Lapisan koroid adalah bagian yang sangat terpigmentasi untuk mencegah refleksi internal berkas cahaya. Bagian ini juga sangat tervaskularisasi untuk memberikan nutrisi pada mata dan elastic sehingga dapat menarik ligament suspensori.b. Badan siliaris, suatu penebalan di bagian anterior lapisan koroid, mengandung pembuluh darah dan otot siliaris. Otot melekat pada ligament suspensorik, tempat perlekatan lensa. Otot ini penting dalam akomodasi penglihatan, atau kemampuan untuk mengubah focus dari objek berjarak jauh ke objek berjarak dekat di depan mata.c. Iris, perpanjangan sisi anterior koroid, merupakan bagian mata yang berwarna bening. Bagian ini terdiri dari jaringan ikat dan otot radialis serta sirkularis, yang berfungsi untuk mengendalikan diameter pupil.d. Pupil adalah ruang terbuka yang bulat pada iris yang harus dilalui cahaya untuk dapat masuk ke inferior mata.3. Lensa adalah struktur bikonveks yang bening tepat di belakang pupil. Elastisitasnya sangat tinggi, suatu sifat yang akan menurun seiring proses penuaan.4. Rongga mata. Lensa memisah interior mata menjadi dua rongga: rongga anterior dan rongga posterior.a. Rongga anterior terbagi menjadi dua ruang.(1) Ruang anterior terletak di belakang kornea dan di depan iris; ruang posterior teretak di depan lensa dan di belakang iris(2) Ruang tersebut berisi aqueous humor, suatu cairan bening yang diproduksi prosesus siliaris untuk mencukupi kebutuhan nutrisi lensa dan kornea. Aqueous humor mengalir ke saluran Schlemm dan masuk ke sirkulasi darah vena.(3) Tekanan intraocular pada aqueous humor penting untuk mempertahankan bentuk bola mata. Jika aliran aqueous humor terhambat, tekanan akan meningkat dan mengakibatkan kerusakan penglihatan, suatu kondisi yang disebut glaucoma.b. Rongga posterior terletak di antara lensa dan retina dan berisi vitreus humor, semacam gel transparan yang juga berperan untuk mempertahankan bentuk bola mata dan mempertahankan posisi retina terhadap kornea.5. Retina, lapisan terdalam mata, adalah lapisan yang tipis dan transparan. Lapisan ini terdiri dari lapisan terpigmentasi luar, dan lapisan jaringan saraf dalam.a. Lapisan terpigmentasi luar pada retina melekat pada lapisan koroid. Lapisan ini adalah lapisan tunggal sel epitel kuboidal yang mengandung pigmen melanin dan berfungsi untuk menyerap cahaya berlebih dan mencegah refleksi internal berkas cahaya yang melalui bola mata. Lapisan ini juga menyimpan vitamin A.b. Lapisan jaringan saraf dalam (optikal), yang terletak bersebelahan dengan lapisan terpigmentasi, adalah struktur kompleks yang terdiri dari berbagai jenis neuron yang tersusun dalam sedikitnya sepuluh lapisan terpisah.(1) Sel batang dan kerucut adalah fotosensitif yang terletak berdekatan dengan lapisan terpigmentasi.(a) Sel batang adalah neuron silindris bipolar yang bermodifikasi menjadi dendrit sensitive cahaya. Setiap mata berisi sekitar 120 juta sel batang terletak terutama pada perifer retina. Sel batang tidak sensitive terhadap warna dan bertanggung jawab untuk penglihatan di malam hari.(b) Sel kerucut berperan dalam persepsi warna. Sel ini berfungsi pada tingkat intensitas cahaya yang tinggi dan berperan dalam penglihatan di siang hari.(2) Neuron bipolar membentuk lapisan tengah dan menghubungkan sel batang dan sel kerucut ke sel-sel ganglion.(3) Sel ganglion mengandung akson yang bergabung pada regia khusus dalam retina untuk membentuk saraf optic.(4) Sel horizontal dan sel amakrin merupakan sel lain yang ditemukan dalam retina, sel ini berperan untuk menghubungkan sinaps-sinaps lateral.(5) Cahaya masuk melalui lapisan ganglion, lapisan bipolar, dan badan sel batang serta kerucut untuk menstimulasi proseus dendrit dan memicu impuls saraf. Kemudian impuls saraf menjalar dengan arah terbalik melalui kedua lapisan sel saraf.c. Bintik buta (diskus optic) adalah titik keluar saraf optic. Karena tidak ada fotoreseptor pada area ini, maka tidak ada sensasi penglihatan yang terjadi saat cahaya jatuh ke area ini.d. Lutea macula adalah area kekuningan yang terletak agak lateral terhadap pusat.e. Fovea adalah pelekukan sentral macula lutea yang tidak memiliki sel batang dan hanya mengandung sel kerucut. Bagian ini adalah pusat visual mata; bayangan yang terfokus di sini akan diinterpretasikan dengan jelas dan tajam ke otak.f. Jalur visual ke otak(1) Saraf optic terbentuk dari akson sel-sel ganglion yang keluar dari mata dan bergabung tepat di sisi superior kelenjar hipofisis membentuk kiasma optic.(2) Pada kiasma optic, serabut neuron yang berasal dari separuh bagian temporal (lateral) setiap retina tetap berada di sisi yang sama sementara serabut neuron yang berasal dari separuh baguan nasal (medial) setiap retina menyilang ke sisi yang berlawanan.(3) Setelah kiasma optic, serabut akson membentuk traktus optic, yang memanjang untuk bersinapsis dengan neuron dalam nuclei genikulasi lateral thalamus. Aksonnya menjalar ke korteks lobus oksipital.(4) Sebagian akson berhubungan dengan kolikuli superior, okulomotorik, dan nuclei pratektum untuk berpartisipasi dalam reflex pupilaris dan siliaris.

2.2. Anatomi dan Fungsi RetinaRetina merupakan bagian matra yang peka terhadap cahaya, mengandung sel-sel kerucut, yang berfungsi untuk penglihatan warna, dan sel-sel batang yang berfungsi untuk penglihatan hitam dan putih dan penglihatan di dalam gelap. Bila sel batang ataupun kerucut terangsang, sinyal akan dijalarkan melalui lapisan sel saraf yang berurutan dalam retina itu sendiri dan akhirnya ke dalam serabut nervus optikus dam korteks serebri.Lapisan Retina. Komponen fungsional retina yang disusun dalam lapisan dari luar ke dalam adalah sebagai berikut: lapisan pigmen, lapisan batang dan kerucut yang menonjol pada lapisan pigmen, lapisan nucleus luar yang mengandung badan sel batang dan kerucut, lapisan pleksiform luar, lapisan nucleus dalam, lapisan ganglion, lapisan serabut saraf optic, dan membrane limitan dalam.Sesudah melewati susunan lensa mata dan selanjutnya melalui humor vitreus, cahaya memasuki retina dari sebelah dalam. Jadi cahaya itu akan melewati sel-sel ganglion, lapisan pleksiform, dan lapisan nucleus sebelum akhirnya sampai pada lapisan batang dan kerucut yang terletak di sepanjang sisi luar retina. Jarak yang ditempuh ini merupakan ketebalan yang besarnya beberapa ratus micrometer; tajam penglihatan jelas berkurag karena perjalanan melalui jaringan non-homogen ini. Namun, di bagian fovea sentral retina, lapisan dalam akan ditarik ke samping guna mengurangi hilangnya tajam penglihatan ini.Daerah Fovea Retina dan Peranannya dalam Tajam Penglihatan.Fovea merupakan suatu daerah yang sangat kecil di bagian tengah retina yang menempati suatu daerah yang luasnya kurang dari 1 milimeter persegi; terutama berfungsi untuk penglihatan cepat dan rinci.Fovea sentralis dengan diameter hanya 0,3 milimeter, hampir seluruhnya terdiri atas sel-sel kerucut; sel-sel kerucut ini mempunyai struktur khusus yang membantu mendeteksi bayangan penglihatan secara lebih rinci.Sel-sel kerucut yang terletak di fovea sentralis ini memiliki bentuk yang panjang dan ramping, berbeda dengan sel kerucut yang berbentuk lebih gemuk yang terletak pada retina di bagian yang lebih perifer.Dalam bagian fovea, pembuluh-pembuluh darah, sel-sel ganglion, lapisan sel-sel inti dalam, dan lapisan pleksiform terletak lebih tersebar di satu sisi dan bukannya terletak tepat di puncak konus.Keadaan ini menyebabkan cahaya tiba di konus tanpa diredam.

Gambar 2.2Lapisan Retina

Sel Batang dan Kerucut.Pada umumnya, sel batang lebih pipih dan lebih panjang daripada kerucut, namun tidak selalu demikian. Pada bagian perifer retina, sel batang berdiameter 2 sampai 5 mikrometer, sedangkan diameter sel kerucut sebesar 5 sampai 8 mikrometer; pada bagian tengah retina, yakni di dalam fovea, terdapat sel batang, dan sel kerucutnya lebih ramping dan memiliki diameter hanya 1,5 mikrometer.Ada empat segmen fungsional utama sel batang atau kerucut: segmen luar, segmen dalam, nucleus, dan badan sinaps. Fotokimiawi yang peka cahaya ditemukan pada segmen luar. Dalam sel batang terdapat rhodopsin, dan dalam sel kerucut terdapat satu dari ketiga fotokimia warna, biasanya disebut pigmen warna sederhana, yang fungsinya hampir sama persis dengan rhodopsin kecuali adanya perbedaan dalam kepekaan terhadap spectrum cahaya.Pada segmen luar sel-sel batang dan kerucut, terdapat piringan dalam jumlah besar.Tiap piringan tersebut sebenarnya suatu susunan lipatan dari membrane sel. Terdapat 1000 piringan dalam setiap sel batang atau kerucut.Rodopsin dan pigmen warna merupakan protein terkonjugasi.Keduanya bergabung dalam membran piringan dalam bentuk protein transmembran.Di dalam piringan, konsentrasi pigmen fotosensitif ini begitu besar sehingga pigmen itu sendiri kira-kira 40 persen dari seluruh massa segmen luar.Segmen dalam batang dan kerucut mengandung sitoplasma dengan organela sitoplasmik biasa.Yang terpenting adalah mitokondria, yang sangat berperan dalam menyediakan energy untuk berfungsinya fotoreseptor.Badan sinaptik merupakan bagian dari sel batang dan kerucut yang berhubungan dengan sel neuron berikutnya, yakni sel horizontal dan sel bipolar, yang berperan dalam tahap selanjutnya pada rantai penglihatan.Lapisan Pigmen Retina. Pigmen hitam melanin dalam lapisan pigmen mencegah pantulan cahay dari bagian lengkung bola mata; ini sangat berguna untuk penglihatan yang jelas. Di dalam mata, pigmen ini mempunyai fungsi yang sama dengan warna hitam yang ada di bagian dalam sebuah kamera. Tanpa pigmen ini cahaya akan dipantulkan ke semua jurusan dalam bola mata dan menyebabkan kekacauan penyinaran di retina sehingga tidak menimbulkan kontras titik gelap dan terang yang dibutuhkan untuk membentuk bayangan yang tepat.Pentingnya melanin dalam lapisan pigmen diperlihatkan dengan jelas pada keadaan tiadanya pigmen ini pada albino, yakni orang-orang yang secara herediter kekurangan pigmen melalnin di seluruh bagian tubuhnya. Sewaktu seorang albino memasuki suatu ruang yang terang, cahaya yang mengenai retina dipantulkan ke segala arah di dalam bola mata oleh permukaan retina yang tidak berpigmen oleh lapisan sclera, sehingga sebuah titik cahaya yang normalnya hanya merangsang beberapa sel batang atau kerucut, akan dipantulkan ke segala arah dan merangsang banyak reseptor. Oleh karena itu, tajam penglihatan seorang albino, walaupun dengan koreksi optic yang terbaik, jarang lebih baik dari 20/100 sampai 20/200 dibandingkan dengan nilai normal 20/20.Lapisan pigmen juga menyimpan sejumlah besar vitamin A. Vitamin A ini mengalami pertukaran keluar masuk melewati membrane sel pada segmen luar sel batang dan kerucut; sel batang dan kerucut ini sendiri tertanam di dalam lapisan pigmen.Vitamin A merupakan precursor penting bagi bahan kimia sel-sel batang dan kerucut yang fotosensitif.

2.3. Fungsi Saraf RetinaLingkaran Saraf RetinaJenis-jenis sel saraf tersebut adalah sebagai berikut :1. Fotoreseptor itu sendiri sel batang dan sel kerucut yang menjalarkan sinyal ke lapisan pleksiform luar, tempat sel batang dan sel kerucut bersinaps dengan sel bipolar dan sel horizontal.2. Sel horizontal, yang menjalarkan sinyal secara horizontal pada lapisan pleksiform luar dari sel batang dan sel kerucut ke sel bipolar.3. Sel bipolar, yang menjalarkan sinyal secara vertical dari sel batang, sel kerucut, dan sel horizontal ke lapisan pleksiform dalam, tempat sel-sel itu bersinaps dengan sel ganglion dan sel amakrin.4. Sel amakrin, yang menjalarkan sinyal dalam dua arah, baik secara langsung dari sel bipolar ke sel ganglion atau secara horizontal dalam lapisan pleksiform dalam dari akson sel bipolar ke dendrit sel ganglion atau sel amakrin lainnya.5. Sel ganglion, yang menjalarkan sinyal keluar dari retina melalui saraf optic ke dalam otak.6. Sel interpleksiform, yang menjalarkan sinyal dalam arah retrograde dari lapisan pleksiform dalam ke lapisan pleksiform luar. Sinyal ini bersifat menghambat dan diduga untuk mengendalikan penyebaran lateral dari sinyal penglihatan oleh sel horizontal di lapisan pleksiform luar. Peran sinyal tersebut mungkin dapat membantu mengatur derajat kontras dalam banyangan penglihatan.

Sel Ganglion dan Serabut Saraf OptikSetiap retina mengandung kira-kira 100 juta sel batang dan 3 juta sel kerucut; namun jumlah sel ganglion hanya sekitar 1.6 juta. Jadi, rata-rata terdapat 60 sel batang dan 2 sel kerucut yang berkumpul pada setiap sel ganglion dan serabut saraf optic yang berasal dari sel ganglion menuju ke otak.Walaupun demikian, terdapat perbedaan yang besar antara retina perifer dan retina sentralis.Karena semakin dekat dengan fovea, lebih sedikit sel batang dan sel kerucut yang berkumpul pada setiap serabut optic, dan sel batang serta sel kerucut menjadi lebih tipis.Kedua efek ini secara progresif meningkatkan tajam penglihatan di retina sentralis.Pada bagian yang tengah, di fovea sentralis, hanya terdapat sel-sel kerucut yang tipis kira-kira 35.000 dan tidak ada sel batang. Lalu juga, jumlah serabut saraf optic yang keluar dari bagian retina ini hampir sama dengan jumlah sel kerucut. Hal ini menjelaskan mengenai derajat tajam penglihatan yang tinggi di retina sentralis dibandingkan dengan tajam penglihatan yang lebih buruk di bagian perifer.Perbedaan lain antara retina bagian perifer dan bagian sentral adalah adanya sensitivitas yang jauh lebih besar pada retina bagian perifer terhadap cahaya yang lemah. Hal ini sebagian disebabkan oleh kenyataan bahwa sel batang 30 sampai 300 kali lebih sensitive terhadap cahaya daripada sel kerucut, tetapi hal ini selanjutnya diperkuat oleh kenyataan bahwa terdapat sebanyak 200 sel batang berkumpul pada satu serabut saraf optic di bagian retina yang lebih perifer, sehingga sinyal yang berasal dari sel batang bersumasi untuk membentuk memberi rangsangan yang lebih kuat terhadap sel ganglion perifer dan serabut saraf optiknya.

Tiga Jenis Sel Ganglion Retina dan LapangannyaTerdapat tiga kelompok sel ganglion yang berbeda jelas, disebut sebagai sel W, X, dan Y. Tiap-tiap sel ini melakukan fungsi yang berbeda.Penjalaran Penglihatan Sel Batang oleh Sel W. Sel W, kurang lebih merupakan 40 persen dari seluruh sel ganglion, merupakan sel kecil dan memiliki diameter kurang dari 10 mikrometer serta menjalarkan sinyal dalam serabut saraf optiknya pada kecepatan lambat, yaitu hanya 8m/detik. Sel-sel ganglion ini menerima sebagian besar eksitasinya dari sel batang, dijalarkan melalui jalur sel bipolar kecil dan sel amakrin.Sel ganglion ini memiliki lapangan yang luas di retina karena dendrit sel ganglion menyebar secara luas di lapisan pleksiform dalam, yang menerima sinyal dari daerah yang luas.Berdasarkan percobaan histologis maupun fisiologis, tampaknya sel W sagat sensitive untuk mendeteksi arah pergerakan di lapang pandangan, dan sel W tersebut mungkin juga penting untuk sebagian besar penglihatan batang yang kasar dalam keadaan gelap.Penjalaran Bayangan Penglihatan dan Warna oleh Sel X. Sebagian besar sel ganglion adalah sel X, merupakan 55 persen dari keseluruhan. Sel ini memiliki diameter sedang, antara 10 sampai 15 mikrometer, dan menjalarkan sinyal dalam serabut saraf optiknya pada kecepatan sekitar 14m/detik.Sel X memiliki lapangan yang sempit karena dendritnya tidak menyebar secara luas dalam retina.Karena hal ini, sinyal sel X memperlihatkan lokasi-lokasi retina sendiri. Oleh karena itu, rincian bayangan penglihatan yang halus terutama dijalarkan melalui sel X. Juga, karena setiap sel X menerima input paling sedikit dari satu sel kerucut, penjalaran sel X kemungkinan bertanggung jawab untuk penglihatan seluruh warna.Fungsi Sel Y untuk Menjalarkan Perubahan Seketika pada Bayangan Penglihatan.Sel Y adalah sel yang paling besar, diameter mencapai 35 mikrometer dan menjalarkan sinyalnya ke otak dengan kecepatan 50m/detik atau lebih cepat.Sel-sel ini berjumlah paling sedikit dari semua sel ganglion, hanya sekitar 5 persen dari keseluruhan.Selain itu, sel Y memiliki lapangan dendritic yang luas, sehingga sinyal yang dibawa oleh sel ini berasal dari daerah retina yang luas.Seperti kebanyakan sel amakrin, sel ganglion Y berespons terhadap perubahan bayangan penglihatan yang cepat, baik berupa gerakan cepat maupun perubahan intensitas cahaya yang cepat dengan mengirimkan semburan sinyal hanya dalam waktu sepersekian detik. Sel ganglion ini kiranya dapat memberitahukan sistem saraf pusat hampir dengan segera ketika timbul penglihatan baru di segala tempat dalam lapangan pandang, tetapi tidak secara khusus menunjukkan lokasi peristiwa tersebut dengan tingkat akurasi yang tinggi melainkan memberi petunjuk yang tepat sehingga menyebabkan mata bergerak menuju gambaran yang mengeksitasinya.

Eksitasi Sel GanglionPotensial Aksi yang Spontan dan Kontinu dalam Sel Ganglion.Serabut panjang saraf optic yang masuk ke dalam otak berasal dari sel ganglion. Karena jarak yang terlibat, metode konduksi yang bersifat elektrotonik yang digunakan oleh sel batang, sel kerucut dan sel bipolar di dalam retina tidak lagi sesuai; oleh karena itu, sel-sel ganglion menjalarkan sinyal-sinyalnya dengan cara potensial aksi yang berulang. Selanjutnya, walaupun tidak distimulasi, sel-sel ganglion ini tetap menjalarkan impulsnya terus menerus dengan kecepatan yang berkisar antara 5 sampai 40 per detik.Kemudian sinyal penglihatan bertumpang-tindih dengan peletupan sel ganglion ini.Penjalaran Perubahan Intensitas Cahaya Respons Mati-Hidup. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, banyak sel ganglion secara spesifik dirangsang oleh perubahan intensitas cahaya.Hal ini diperlihatkan melalui perekaman impuls saraf.Impuls-impuls cepat selama sepersekian detik ketika cahaya mula-mula dinyalakan, tetapi dengan cepat pula menurun dalam waktu sepersekian detik.Sel ganglion yang terletak di sebelah lateral terhadap titik cahaya; sel ini secara jelas terhambat ketika cahaya dinyalakan, akibat adanya inhibisi lateral.Kemudian ketika cahaya dimatikan, terjadi efek yang sebaliknya.Jadi, perekaman ini disebut respons mati-nyala dan nyala-mati.Secara berurutan, respons cahaya yang berlawanan arah ini disebabkan oleh sel-sel bipolar yang berdepolarisasi dan berhiperpolarisasi, dan sifat sementara dari respons-respons ini kemungkinan sebagian ditimbulkan oleh sel-sel amakrin, yang kebanyakan memiliki respons sementara yang serupa.Kemampuan mata untuk mendeteksi perubahan intensitas cahaya secara kuat dibentuk di retina bagian perifer dan di bagian sentral.Sebagai contoh, agas kecil yang terbang melintasi lapangan pandang dapat dengan segera dideteksi. Sebaliknya, agas yang sama yang sedang berdiam tenang, masi di bawah ambang rangsang deteksi penglihatan.

2.4. Respons Sel Ganglion Retina Terhadap CahayaSinar memasuki mata pertama-tama melewati neuron-neuron pada permukaan retina, sebelum merangsang sel-sel yang sensitif terhadap cahaya, yaitu sel batang dan sel kerucut.Impuls dari sel batang dan kerucut ditransmisikan pertama ke sel-sel bipolar dan kemudian ke sel-sel ganglion yang aksonnya melewati retina dan meninggalkan mata pada diskus optikus sebagai saraf optikus.Granula berpigmen pada sel-sel dalam lapisan koroid dapat menggerakkan ke atas dan ke bawah prosesus antara sel batang dan kerucut untukmembatasi penyebaran cahaya dari satu sel ke sel berikutnya.

BAB 3KESIMPULAN

Dilihat dari tinjauan pustaka dapat disimpulkan bahwa sel ganglion retina memiliki peran penting dalam meneruskan rangsangan ke otak. Cahaya yang masuk ke mata pertama-tama melewati fotoreseptor yaitu sel batang dan sel kerucut, impulsnya kemudian ditransmisikan ke sel-sel bipolar lalu ke sel-sel ganglion melewati retina dan meninggalkan mata pada diskus optikus sebagai saraf optikus.

DAFTAR PUSTAKA

Berson DM: Strange vision: ganglion cells as circadian photoreceptors. Trends Neurosci 26:314,2003.Burr D, Ross J: Vision: the world through picket fences. Curr Biol 14:R381, 2004.Fawcett, Don W. Buku ajar histologi / Don W. Fawcett ; alih bahasa, Jan Tambayong. Ed.12. Jakarta : EGC, 2002.Guyton, Arthur C. Buku ajar fisiologi kedokteran / Arthur C. Guyton, John E. Hall ; alih bahasa, Irawati [et al.] ; editor edisi bahasa Indonesia, Luqman Ynuar Rachman [et al.]. Ed. 11 Jakarta : EGC, 2007.Hardie RC: Phototransduction: shedding light on translocation. Curr Biol 13:R775, 2003.Michaelides M, Hunt DM, Moore AT: The cone dysfunction syndromes. Br J Ophthalmol 88:291,2004.Sloane, Ethel. Anatomi da fisiologi untuk pemula / Ethel Sloane ; alih bahasa, James Veldman ; editor edisi bahasa Indonesia, Palupi Widyastuti. Jakarta : EGC, 2003.Zorbin MA: Current concepts in the pathogenesis of age-related macular degeneration. Arch Opthalmol 122:598, 2004.http://astaqauliyah.com/2011/01/referat-kedokteran-oklusi-arteri-retina-sentral/http://mul-ijo.blogspot.com/2011/03/anatomi-fisiologi-mata.html

2