RESPON TERHADAP SERANGAN WABAH PENYAKIT

NGOROK (Septicae epizootica/SE) PADA TERNAK KERBAU

Oleh: Mangonar Lumbantoruan

Fakultas PeternakanUniversitas HKBP Nommensen

Medan - 2011

Disajikan Kepada Warga JemaatHKBP Resort Ambarita di HKBP

Janji Martahan Kec. Tomok,

12 Oktober 2011

Kasus-kasus Penyakit SE (Ngorok)

• Kamis, 19 Februari 2009. BENGKULU, KAMIS — Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Provinsi Bengkulu: Penyakit Ngorok Menjalar lewat Air Sungaihttp://www.kampoengternak.or.id/media.php?module=detailberita&id=218-.html

• Sabtu, 06/06/2009 Puluhan ekor kerbau mati mendadak di Aceh Tengah http://sumatra.bisnis.com/industri/ritel-ukm/1id511.html

• 20 Mei 2011 Banyak Kerbau Bergelimpangan (Kecamatan Bathin III UluKab. Muara Bungo) http://www.bungoteboekspres.com/berita-2957-banyak-kerbau-bergelimpangan.html

• Selasa, 27 September 2011 Radar Jambi :Peternak Diminta Waspada(Muara ulian Kab. Batang Hari)http://www.radartanjab-news.com/berita-15457--peternak-diminta-waspada.html

• 28 September 2011 55 Ekor Kerbau di Batanghari (Jambi) mati mendadak akibat ngorok. http://www.wartadunia.com/55-ekor-kerbau-di-batanghari-mati-mendadak-akibat-ngorok.html

• Kabid Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Diskeswan)Aceh : Serangan Penyakit Ngorok Ternak Di Aceh Mewabah (Selasa, 27 Juli 2010) http://eksposnews.com/view/18/14742/Serangan-Penyakit-Ngorok-Ternak-Di-Aceh-Mewabah.html

• Banjarmasinpost.co.id - Kamis, 21 Oktober 2010 Hewan Ternak di Rote Terserang Penyakit ( Ternak babi terserang Hoc cholera, sedangkan sapi dan kerbau terserang "ngorok" ). http://forum.banjarmasinpost.co.id/read/artikel/2010/10/21/60316/hubungikami

• Selasa, 14 Juni 2011 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu akan menyediakan 60 ribu dosis vaksin ngorok.http://www.republika.co.id/berita/regional/nusantara/11/06/14/lmrf5b-pemerintah-edarkan-60-ribu-dosis-vaksin-ngorok

• BERITA - penyakit.infogue.com. Pergantian Cuaca Rentan Penyakit Sapi Ngorokhttp://penyakit.infogue.com/pergantian_cuaca_rentan_penyakit_sapi_ngorok

Peri hal

PENYAKIT NGOROK

(SEPTICAE EPIZOOTICA/SE)

Penyebab• Bakteri (kuman) Pastuerella multocida serotipe 6B dan

6E, (suka hidup ditempat yang dingin dan lembab).

• Faktor pemicu :

> infeksi;

> cekaman atau stess seperti

<> terlalu banyak dipekerjakan,

<> pemberian pakan yg berkualitas rendah,

<> kandang yg penuh dan berdesakan, dan

<> kondisi pengangkutan yg melelahkan pd ternak.

Penularan

• Dari hewan sakit ke hewan yang sehat ataupembawa terjadi melalui kontak makanan danminuman serta alat-alat tercemar ekskreta hewanpenderita (air liur, urin dan feses).

• Kuman yang jatuh ke tanah, bila mendapatkankondisi yg lembab dan dingin dapat berkembang danmenulari hewan ternak yg digembalakan di tempattersebut.

Gejala Klinis yg dapat diamati

• Keluar air liur terus menerus

• Kesulitan bernafas (ngorok)

• Kondisi tubuh lemah dan lesu

• Suhu tubuh meningkat sampai diatas 41 0C

• Tubuh gemetar

• Selaput lendir kemerahan

• Terdapat busung pada kepala, tenggorokan, leher bagian bawah sampai gelambir

• Pada bentuk dada terdapat tanda-tanda peradangan paru yg diikuti dengan keluarnya ingus dan kesulitan bernafas

• Pada kondisi kronis hewan menjadi kurus dan sering batuk, nafsu makan terganggu

Sapi yang menderita penyakit SE (Ngorok),terjadi pembengkakan pada kepala

Pencegahan• Pada daerah bebas SE dilakukan karantina yg ketat

terhadap pemasukan hewan ternak ke daerah tersebut.

• Bagi daerah tertular dilakukan vaksinasi terhadapternak yg sehat setidaknya setahun sekali.

• Bangkai hewan yang sakit dibakar atau dikubur.

• Bersihkan kandang dengan disinfektan.

Pengobatan• Pengobatan dapat dilakukan dengan antibiotika Oxytetracyclin,

Streptomycin atau Preparat sulfa (sulfamezathine).

• Ternak yg tertular dapat dipotong dan dagingnya dapatdikonsumsi akan tetapi harus dibawah pengawasan dokterhewan.

• Jaringan yg sudah rusak seperti paru-paru harus dibuang dandimusnahkan dengan dibakar/dikubur.

• Karkas yg sangat kurus karena penyakit yg berjalan kronisdimusnahkan.

Penanggulangan dan pemberantasan

a) Dalam keadaan serangan sporadic tindakan ditekankanpada pengasingan hewan sakit dan tersangka sakitdisertai pengobatan.

b) Dalam keadaan serangan enzootik tindakanpemberantasan ditekankan pd penetapan batas-batasdaerah tertular dengan yg belum tertular dan diikutitindakan sebagai berikut:

> Di sekeliling batas daerah tertular dilakukan vaksinasi.

> Di dalam daerah tertular hewan sakit dan tersangka sakit

disuntik antibiotik atau antigen serum masing-masing dengan

dosis pengobatan dan dosis pencegahan.

Ketentuan-ketentuan tentang penanggulangan dan pemberantasan SE

a) Hewan yang menderita penyakit ngorok harus diasingkansedemikian rupa sehingga tidak kontak dengan hewan lain.Pengasingan sedapat mungkin dilakukan setempat dan dilengkapidengan lubang 2 -2.5 meter untuk pembuangan limbahnya. Jikasudah berisi sampai 60 cm dari permukaan tanah maka lubangtersebut harus ditutup dengan tanah.

b) Di pintu-pintu masuk halaman atau daerah tempat pengasinganhewan sakit atau daerah yg terjangkit harus dituliskanpengumuman:

“SEDANG TERJANGKIT PENYAKIT

HEWAN MENULAR SE/NGOROK”

c) Hewan yg sakit dilarang keluar dari daerahnya, sedangkan hewandari luar dilarang masuk.

d) Hewan yg mati akibat penyakit ngorok harus segeradimusnahkan dengan cara dibakar atau dikubur sekurang-kurangnya sedalam 2 meter.

e) Setelah hewan yg sakit mati atau sembuh, kandang dan barang-barang yg pernah bersentuhan dengan hewan tersebut arusdidesinfeksi. Kandang-kandang yg terbuat dari bambu atau atapalang-alang dan semua bahan yg tidak dapat didensifeksi harusdi bakar.

f) Jika seluruh daerah terkena, harus dilakukan penutupan darijalur lalu lintas hewan.

g) Penyakit dianggap lenyap dari suatu daerah setelah lewat waktu14 hari sejak mati atau sembuhnya hewan yang sakit terakhir.

Ketentuan tentang Pemotongan Hewan yang menderita Penyakit Ngorok

a) Hewan sakit dapat dipotong dan diambil dagingnya sepanjangkeadaan fisik hewan menurut dokter hewan masih layakdikonsumsi.

b) Daging yg berasal dari hewan sakit dapat disebar dandikonsumsi setelah sekurang-kurangnya 10 jam dari waktupemotongan.

c) Kulit hewan yang berasal dari hewan sakit dan suspect harus disimpan 24 jam sebelum diedarkan.

d) Semua limbah asal hewan sakit dan sisa pemotongan harussegera dibakar atau dikubur.

•