Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RESPONS MAHASISWA KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
ANGKATAN 2014 TERHADAP RETORIKA DAKWAH DR. ZAKIR NAIK
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
oleh
FIQIH DWI ADAM
1113051000078
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1439 H / 2017 M
RESPON MAHASISWA KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
ANGKATAN 2014 TERHADAP RETORIKA DAKWAH DR. ZAKIR NAIK
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
FIQIH DWI ADAM
NIM:1113051000078
Di bawah bimbingan
Dr. SYAMSUL YAKIN, MA
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1439 H / 2017 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul RESPONS MAHASISWA KOMUNIKASI DAN
PENYIARAN ISLAM ANGKATAN 2014 TERHADAP RETORIKA DAKWAH
DR. ZAKIR NAIK telah diajukan dalam siding munaqosyah Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 8 Desember 2017.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Sosial (S.Sos) pada program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 21 Desember 2017
Sidang Munaqosyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Drs. Masran, M.Ag Ahmad Fatoni S.Sos.I
NIP: 19601202 199503 1 001
Anggota
Penguji I Penguji II
Prof. Dr. M. Yunan Yusuf Ade Masturi
NIP: 19490119 198003 1 001 NIP: 19750606 200710 1 001
Dosen Pembimbing
Dr. SYAMSUL YAKIN, MA
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar sarjana 1 (S1) Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini hasil plagiat atau hasil jiplak
karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 November 2017
Fiqih Dwi Adam
i
ABSTRAK
FIQIH DWI ADAM 1113051000078
RESPON MAHASISWA KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
ANGKATAN 2014 TERHADAP RETORIKA DAKWAH Dr. ZAKIR NAIK
Di era milenial ini berdakwah tidak mengharuskan jamaah bertemu langsung
dengan dai. Berdakwah bisa melalui banyak media yang lebih mudah diakses di
manapun dan kapanpun. Untuk memenuhi kebutuhan dakwah tersebut maka Dr Zakir
Naik muncul di youtube. Dengan kemampuan retorika dakwah yang dimilikinya,
beliau mampu menarik perhatian netizen untuk terus menonton video ceramahnya.
Cara penyampaiannya terasa efektif karena kehadirannya di media sosial banyak
diterima dan menuai pujian.
Berdasarkan latar di atas, munculah beberapa pertanyaan, yaitu: bagaimana
respon kognitif mahasiswa komunikasi dan penyiaran islam terhadap retorika dakwah
Dr Zakir Naik? Bagaimana respon afektif mahasiswa komunikasi dan penyiaran
islam terhadap retorika dakwah Dr Zakir Naik? Dan bagaimana respon konatif
mahasiswa komunikasi dan penyiaran islam terhadap retorika dakwah Dr Zakir Naik?
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yakni
dengan menetapkan sampel 62 orang mahasiswa dari 157 mahasiswa komunikasi dan
penyiaran islam angkatan 2014 sebagai responden penelitian. Responden diharuskan
untuk menonton video ceramah Dr Zakir Naik sebelum mengisi angket penelitian.
Kemudian data yang diperoleh dihitung dengan menggunakan rumus statistik hingga
mendapatkan nilai rata-ratanya.
Teori yang digunakan adalah teori stimulus-organism-respon. Teori S-O-R
adalah salah satu aliran teori yang terdapat dalam teori komunikasi massa, aliran ini
beranggapan bahwa media massa memiliki efek langsung yang dapat mempengaruhi
individu sebagai penonton. Unsur-unsur penting dalam teori ini yakni pesan
(stimulus), seseorang atau penerima pesan (organism), dan efek (respon).
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa skor rata-rata dalam respon kognitif
yakni 252 menandakan bahwa mahasiswa KPI angkatan 2014 mengetahui retorika
dakwah Dr Zakir Naik. Skor rata-rata dalam respon afektif yakni 232,58 menandakan
bahwa mahasiswa KPI angkatan 2014 menerima dan merasakan apa yang
disampakan Dr Zakir Naik dalam ceramahnya. Skor rata-rata dalam respon konatif
mahasiswa 226,83 menandakan bahwa mahasiswa KPI angkatan 2014 akan berubah
menjadi lebih baik setelah menyaksikan video ceramah Dr Zakir Naik.
Kata kunci: Respon, Mahasiswa, Kognitif, Afektif, Konatif
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat,
hidayah serta taufiq-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Respon Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Angkatan 2014 Terhadap
Retorika Dakwah Dr Zakir Naik”.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW,
keluarganya, para sahabatnya, para pengemban risalahnya dan kita selaku umatnya
hingga akhir zaman.
Pada penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan
kemampuan menulis. Oleh sebab itu dengan hati terbuka penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun sehingga penulis dapat mengembangkan pengetahuan
dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada di kemudian hari.
Adapun dalam penyusunan usulan penelitian ini tidak semata-mata hasil kerja
sendiri, melainkan juga berkat bimbingan dan dorongan dari pihak-pihak yang telah
membantu, baik secara materi maupun secara spiritual. Maka dari itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih serta penghargaan kepada yang terhormat:
iii
1. Kedua orang tua tercinta, Ibu Nuraini dan Ayah Yana Marjana yang selalu
mendukung dan mendoakan saya selama pembuatan skripsi ini, semoga
Allah SWT membalas kebaikan kedua orang tua saya berlipat-lipat, amin.
2. Prof. Dr. Dede Rosyada MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Arief Subhan MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi
4. Drs. Masran MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
5. Bu Fita Fathurokhmah M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam yang pernah membantu saya ketika saya aktif di HMJ KPI,
saya rasa ibu pantas menjadi Kajur bu, amin.
6. Dr. Syamsul Yakin, MA selaku dosen Pembimbing skripsi, yang telah
bersedia meluangkan waktuuntuk memberikan bimbingan yang sangat
membantu dan berguna untuk penulisan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
mendidik serta memberikan beragam ilmu yang bermanfaat, semoga ilmu
bapak ibu Dosen dibalas dengan pahala yang tak terhingga.
8. Kakak dan adik tercinta Erna Juliana dan Putri Nuryana yang selalu
memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
9. Teman-teman yang telah bersedia membantu bertukar pikiran dan selalu
memberikan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini, teman-teman KPI
2013, teman-teman KPI B 2013, teman-teman HMI 2013, teman-teman HMJ
KPI 2015, teman-teman kosan yang pindah-pindah, teman-teman dari Teba
iv
Family. Moch Daniel Halim, Dimas Darmawan, M. Oki Nugroho, M Furqon,
Arga Pebrian, Fadly Dzati M, Nurul Fikri, Intan Afrida R, Ayu Utami S,
Delsha Amanda P, Desti Aryani, Heti Suheti, Afrizal Putra, M Fazlurrahman,
Zhiya Maulana, R Dirgantria, Santika Oktaviani, Elfira Libyani, Abdul Aziz
Masindo, Rizki Jamaludin, Fauzan Kamil.
10. Teman-teman KPI 2014 yang telah membantu mengisi angket penelitian,
semoga kalian semua bisa lulus di waktu yang tepat, Amin.
11. Serta pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi
rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada mereka semua.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan sehingga besar harapan penulis bagi segenap
pembaca untuk memberikan masukan yang lebih baik. Akhir kata, saya ucapkan
terima kasih.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 22 November 2017
Penulis,
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK……………………………………………………………………… I
KATA PENGANTAR………………………………………………………..... II
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… V
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
D. Tinjauan Pustaka .................................................................................................... 6
E. Sistematika Penulisan ............................................................................................ 8
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Respon ............................................................................................................. 10
1. Pengertian Respon ........................................................................................... 10
2. Teori SOR ........................................................................................................ 12
B. Retorika .......................................................................................................... 16
1. Pengertian Retorika .......................................................................................... 16
vi
2. Tujuan Retorika ................................................................................................ 19
3. Fungsi Retorika ................................................................................................ 20
4. Lima Hukum Retorika...................................................................................... 22
C. Dakwah ............................................................................................................ 23
1. Pengertian Dakwah .......................................................................................... 23
2. Unsur – Unsur Dakwah .................................................................................... 24
3. Bentuk – Bentuk Dakwah ................................................................................ 31
4. Retorika Dakwah ............................................................................................ 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian .......................................................................................... 34
1. Metode Penelitian............................................................................................. 34
2. Waktu dan Tempat penelitian .......................................................................... 34
3. Subjek dan objek penelitian ............................................................................. 34
4. Definisi operasional Variabel Penelitian .......................................................... 35
5. Populasi dan sampel ......................................................................................... 36
3. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 38
4. Teknik Pengolahan Data .................................................................................. 39
BAB IV GAMBARAN UMUM
vii
A. Profil Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Angkatan 2014 Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ...................... 42
1. Sejarah Singkat Jurusan KPI ............................................................................ 42
2. VISI, MISI, TUJUAN, dan SASARAN .......................................................... 42
3. Sekilas Tentang Mahasiswa Jurusan KPI Angkatan 2014 ............................... 45
B. Biografi Dr. Zakir Naik ....................................................................................... 46
C. Retorika Dakwah Dr. Zakir Naik ......................................................................... 51
BAB V ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN
A. Pernyataan Tentang Respon Kognitif .................................................................. 60
B. Pernyataan Tentang Respon Afektif .................................................................... 62
C. Pernyataan tentang respon konatif ....................................................................... 65
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 66
B. Saran .................................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 68
LAMPIRAN ................................................................................................................ 72
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 blue print sebelum validitas ........................................................................... 35
Tabel 2 blue print setelah validitas.............................................................................. 35
Tabel 3 skala likert positif ........................................................................................... 40
Tabel 4 skala likert negatif .......................................................................................... 41
Tabel 5 jenis kelamin responden ................................................................................. 56
Tabel 6 frekuensi pernyataan ...................................................................................... 57
Tabel 7 pernyataan aspek kognitif .............................................................................. 57
Tabel 8 pernyataan aspek afektif................................................................................. 60
Tabel 9 pernyataan aspek konatif ................................................................................ 63
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Retorika adalah bagian dari dakwah bil lisan, retorika sangat menetukan
bagaimana pesan yang ingin disampaikan oleh da’i kepada mad’u bisa diterima
dengan baik. Retorika disebut dengan seni berbicara dihadapan umum atau ucapan
untuk menciptakan kesan yang diinginkan.1
Salah seorang da'i yang melakukan kegiatan dakwah bil lisan dan terkenal dengan
retorika dakwahnya adalah Dr. Zakir Naik. Nama asli beliau adalah Zakir Abdul
Karim Naik. Beliau adalah seorang pembicara umum Muslim India, dan penulis hal-
hal tentang Islam dan perbandingan agama yang kini sedang ramai diperbincangkan2.
Beliau berceramah dengan gaya yang tegas, sistematis, dan menguasai hafalan
kitab-kitab yang menjadi pedoman hidup umat beragama. Tentu keahlian cara
penyampaian ceramah yang unik tersebut merupakan pemberian dari Allah. Cara
ceramah Zakir Naik yang khas dan rasional membuat semua orang tersadar akan apa
yang selama ini membuat mereka bingung dan ragu sehingga menemukan jawaban
atas keraguannya setelah mendengar ceramah dari Zakir Naik. Yang membuat Zakir
1 Ahmad Yani, Bekal Menjadi Khatib dan Mubaligh (Jakarta: Al Qalam, 2008), h.15
2 Zakir Naik, https://id.m.wikipedia.org/wiki/zakir_naik, pada tanggal 10 maret 2017 pukul 20.00
2
Naik terkenal adalah dakwahnya yang mampu membuat orang semakin yakin dengan
agama islam, dan membuat non-muslim masuk islam setelah mendengar ceramahnya.
Zakir naik selalu mengedepankan rasionalitas dalam cara berdakwahnya. Hal ini
dilakukan untuk membuktikan bahwa Al-Qur'an memang pedoman hidup yang wajib
diikuti dan tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan.3
Dalam ceramahnya, tak jarang peserta bertanya dengan pertanyaan jebakan yang
tujuannya untuk mengecohnya, tapi karena penguasaan dan pemahaman materi yang
sangat baik, pemikiran dan penyampaian yang sistematis Zakir Naik mampu
menjawab pertanyaan-pertanyaan mengecoh tersebut dengan sangat meyakinkan.
Sosok da'i satu ini boleh dikatakan unik. Ketika di atas panggung beliau terlihat
tegas dan tanpa kompromi, tapi aslinya beliau adalah orang yang murah senyum dan
cepat akrab dengan siapa saja, terbukti saat beliau berbicara dengan Ust Yusuf
Mansyur dan Ust Arifin Ilham sangat akrab sekali dan masyarakat sampai bisa
melihat melalui media sosial.
Zakir Naik tidak pernah terlihat marah ketika berdakwah, selalu tersenyum
setelah dia mengeluarkan argumen untuk menjawab pertanyaan. Beliau berdakwah
dengan materi yang bisa diterima dengan akal, maka dari itu beliau lebih
menggunakan akal daripada emosi ketika berdakwah.
3 Dr. Yahya Nuryadi, Dr. Zakir Naik dokter paling berpengaruh di dunia yang mengislamkan
jutaan orang,(Depok,PT Melyana Media Indonesia,2016)h.10
3
Dakwah Zakir Naik itu rupanya mendapat tempat di hati masyarakat. Ketenaran
Namanya itu membuatnya diundang oleh kelompok-kelompok muslim yang ada di
Indonesia sehingga pada tanggal 1-10 april nanti Zakir Naik akan mengadakan safari
dakwah di beberapa kota di Indonesia.4
Penyampaian materi yang cukup berat namun diiringi dengan penjelasan yang
bisa diterima dengan akal menjadi daya pikat dan ciri khas Zakir Naik dalam
berdakwah. Awalnya dakwah yang dilakukan banyak mendapat larangan karena
dinilai sering menyudutkan agama lain, namun perlahan dakwahnya mulai dinikmati
di Indonesia. Banyak kalangan yang menganggap bahwa apa yang dikatakan oleh
Zakir naik adalah suatu kebenaran yang perlu diketahui oleh umat manusia di dunia
ini apapun agama yang dianutnya. Di UIN Syarif Hidayatullah sediri nama Dr. Zakir
Naik sudah menyebar sampai keseluruh penjuru fakultas, ceramahnya yang rasional
dinilai pas untuk kalangan mahasiswa khususnya mahasiswa UIN Jakarta dan
mahasiswa fakultas dakwah dan Ilmu Komunikasi karena nantinya berdakwah akan
menjadi makanan kita sehari-hari. Maka dari itu, berdasarkan pemaparan latar
belakang tersebut diatas, peneliti tertarik untuk meneliti Dr. Zakir Naik dengan judul
penelitian “Respon Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Angkatan 2014
Terhadap Retorika Dakwah Dr. Zakir Naik”.
4 Muhammad Taufiqqurahman, Ketika Wapres JK Bertemu dan Dengar „Curhat‟ Zakir Naik,
https://m.detik.com//, pada tanggal 10 Maret 2017 pukul 16.00
4
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas, fokus
permasalahannya pada respon mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)
angkatan 2014 terhadap retorika dakwahnya Dr. Zakir Naik. Dengan melihat tingkat
respon kognitif, respon afektif, dan respon konatif setelah responden menyaksikan
video ceramah Dr. Zakir Naik mengenai tema “Pandangan Islam tentang terorisme
dan jihad” yang diunggah pada tanggal 7 september 2015 oleh akun lampu Islam.
Video tersebut penulis unduh dari situs youtube pada tanggal 26 Februari 2017. Tema
video ceramah tersebut saya ambil untuk penelitian karena penting untuk diketahui
pemahamannya dan hanya meneliti retorika Dr. Zakir Naik dalam menyampaikan
ceramahnya.
2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
a. Bagaimana respon kognitif mahasiswa KPI angkatan 2014 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terhadap retorika dakwah Dr. Zakir Naik?
b. Bagaimana respon afektif mahasiswa KPI angkatan 2014 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terhadap retorika dakwah Dr. Zakir Naik?
5
c. Bagaimana respon konatif mahasiswa KPI angkatan 2014 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terhadap retorika dakwah Dr. Zakir Naik?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui respon kognitif mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran
Islam angkatan 2014 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap retorika
dakwah Dr. Zakir Naik.
2. Agar dapat diketahui respon afektif mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran
Islam angkatan 2014 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap retorika
dakwah Dr. Zakir Naik.
3. Agar dapat diketahui respon konatif mahasiswa Komunikasi dan
Penyiaran Islam angkatan 2014 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap
retorika dakwah Dr. Zakir Naik.
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Segi teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan
pengetahuan tentang dakwah islamiyah dan memberikan kejelasan tentang
retorika dakwah Dr. Zakir Naik bagi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi khususnya Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
6
2. Segi praktis
Agar dapat menambah wawasan sekaligus menjadi masukan bagi para
pengaji dan peneliti sebagai pijakan para pengembang dakwah yang siap
memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang dakwah islamiyah.
D. Tinjauan Pustaka
Dari sekian banyaknya penelitian yang membahas tentang retorika dakwah baik
yang ada di Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi maupun
Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan buku-buku yang berkaitan
dengan judul untuk menambah kelengkapan dalam skripsi ini.
Skripsi ini memang banyak kemiripan judul dengan skripsi yang ada
sebelumnya, yang ditulis oleh Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, yang sama-sama meneliti tentang Retorika Dakwah, diantaranya:
A. Hari Haryanto. Retorika Dakwah KH Abdul rahman Al-Madinah Di Pondok
Pesantren Al-Hidayah, 106051001821, 2010. skripsi ini membahas tentang
konsep retorika menurut KH. Abdul Rahman Al-Madinah serta penerapannya
dalam berdakwah. Hasil penelitian skripsi tersebut adalah retorika dakwah
KH Abdul Rahman al-Madinah terbilang cukup bagus dan dakwahnya
dikemas dengan menarik sehingga materi dakwahnya dapat dipahami oleh
jamaahnya. Dakwah yang digunakan bersifat information yaitu memberi
informasi kepada jamaahnya. Education yaitu memberi pendidikan, terbukti
7
dengan pondok pesantren dan beberapa majelis taklim yang beliau asuh.
Persuasion, yaitu mampu mengemas materi dakwah dengan menarik agar
jamaah tertarik untuk melaksanakan apa yang dimaksud oleh da’i. Dan
enterainment yaitu beliau menggunakan canda agar dakwah terlihat lebih
santai. Dengan keempat landasan tersebut dakwah beliau dapat dinikmati oleh
semua lapisan masyarakat.
B. Ugan Suganda. Retorika Dakwah Habib Saggaf di Pesantren al-ashriyyah
Nurul iman NIM. 103051028478, 2007. skripsi ini membahas tentang
bagaimana retorika tabligh yang digunakan Habib Saggaf di Pesantren al-
Ashriyyah Nurul Iman dalam persiapan sampai kepada pelaksanaan retorika
tabligh yang digunakan beliau. Salah satu metode yang digunakan melalui
pendekatan dengan cara menunjukkan akhlak. Beliau selalu mempersiapkan
segala sesuatunya dengan baik dan mengaplikasikan dakwah dengan perilaku
kesehariannya.
C. Ari Pratama Putra, Retorika Dakwah KH. Ahmad Daman Huri di Depok.
NIM: 107051002478, 2011. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif
deskriptif analisis. Skripsi ini membahas bagaimana cara seorang da’i
berbicara yang berkaitan dengan dakwah itu sendiri sehingga orang yang
mendengar itu bisa tertarik dengan apa yang dibicarakan, dari mulai gaya
bahasa, penampilan dan tehnik berbicara yang memiliki daya sentuh kepada
8
hati penonton sehingga mereka khusyu mendengarkan dan meresap terhadap
apa yang disampaikan oleh para penceramah.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab yaitu:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan
pustaka dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan teoritis
Bab ini meliputi pengertian respon yang terdiri dari respon kognitif, respon
afektif. respon konatif, retorika yang terdiri dari pengertian retorika, tujuan dan fungsi
retorika, dan dakwah yang terdiri dari pengertian dakwah, ruang lingkup dakwah,
tujuan dakwah dan bentuk-bentuk dakwah.
Bab III Metodologi Penelitian
Bab ini terdiri dari pendekatan penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik
pengmbilan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, uji validitas, uji reliabilitas, hasil uji validitas dan reliabilitas, teknik
analisis data, sumber data dan teknik penulisan
9
Bab IV Gambaran Umum
Bab ini berisi gambaran umum mengenai Mahasiswa KPI yang terdiri dari
sejarah singkat jurusan KPI. Visi dan Misi Tujuan dan Sasaran, sekilas tentang
Mahasiswa KPI dan biografi Dr.Zakir Naik yang terdiri dari Riwayat hidup Dr.Zakir
Naik, Latar belakang pendidikan Dr.Zakir Naik dan Karir dakwah Dr.Zakir Naik.
Bab V Analisis Hasil Temuan
Bab ini berisi mengenai analisis hasil temuan dalam penelitian respon mahasiswa
KPI angkatan tahun 2014 terhadap retorika dakwah Dr.Zakir Naik yaitu respon
kognitif respon afektif, dan respon konatif.
Bab V Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran
10
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Respon
1. Pengertian Respon
Dalam kamus besar ilmu pengetahuan disebutkan bahwa respon adalah reaksi
psikologis metabolis terhadap tibanya suatu rangsangan yang ada, bersifat
otomatis seperti refleks dan reaksi emosional langsung ada pula yang bersifat
terkendali.5
Menurut Poerwadinata respon dapat diartikan sebagai tanggapan, reaksi,
dan jawaban.6
Respon akan muncul dari penerimaan pesan setelah sebelumnya
terjadi serangkaian komunikasi.
Menurut Ahmad Soebandi mengatakan respon dengan istilah umpan balik
(feed back) yang memiliki peranan atau pengaruh yang besar dalam menentukan
baik tidaknya suatu komunikasi. Dengan adanya respon yang disampaikan oleh
objek dakwah kepada subjek dakwah atau dari komunikan kepada komunikator,
akan meminimalisir kesalahan penafsiran dalam sebuah proses dakwah dan
komunikasi.7
Sedangkan menurut Jalaludin Rakhmat dalam bukunya psikologi komunikasi
respon adalah suatu kegiatan dari organisme itu, bukanlah suatu gerakan yang
positif, setiap jenis kegiatan yang ditimbukan oleh suatu perangsang dapat juga
5 Save D. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Lembaga Pengkajian Dan
Kebudayaan Nusantara, 1997), h. 964 6 Poerwadinata, Psikologi Komunikasi, (Jakarta:UT, 1997), h. 43
7 Ahmad Subandi, Psikologi Sosial (Jakarta: Bulan Bintang, 1982) cet ke-2, h. 50
11
disebut respon. Respon secara umum atau tanggapan dapat diartikan sebagai hasil
atau kesan yang didapat dari pengamatan. Adapun hal ini yang dimaksud dengan
tanggapan adalah pengalaman tentang subjek, peristiwa atau hubungan-hubungan
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan, lalu
respon terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kognitif, afektif, dan konatif.
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Respon kognitif berkaitan dengan pengetahuan, kecerdasan dan
informasi seorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila
adanya perubahan terhadap apa yang dipahami dan dipersiapkan oleh
khalayak.
b. Respon afektif berhubungan dengan emosi, sikap dan nilai
seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila ada
perubahan pada apa yang disenangi khalayak terhadap sesuatu.
c. Respon konatif berhubungan dengan perilaku nyata meliputi
tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku.8
Dapat diambil kesimpulan bahwa respon ini terbentuk dari proses rangsangan
atau pemberian aksi atau sebab yang berujung pada hasil reaksi dan akibat dari
proses rangsangan tersebut. Mengenai bentuk respon, dapat dilihat dari dalam
kamus besar ilmu pengetahuan menyebutkan bahwa respon adalah reaksi
psikologis metabolik terhadap tibanya suatu rangsang. Ada yang bersifat refleksi
dan reaksi emosional langsung, ada pula yang bersifat terkendali. Dalam proses
8 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991), h. 128
12
dakwah, respon akan terjadi pada para mad‟u (objek dakwah). Dakwah yang
disampaikan oleh seorang da‟i dengan metode ceramah tertentu akan
menimbulkan reaksi bermacam-macam pada mad’u. Reaksi yang terjadi pada
mad’u ini disebut respon.9
2. Teori SOR
Dalam ilmu komunikasi tentunya kita sudah mengenal adanya teori S-O-R,
dimana teori S-O-R ini merupakan singkatan dari Stimulus-Organism- Respon
yang pada bagian sebelumnya telah dibahas antara sikap dan prilaku, yang
keduanya merupakan bagian dari respon. Mengenai ruang lingkup respon yang
menurut stimulus respon ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Model teori ini
dapat dilihat pada gambar berikut:
Respon (perubahan sikap)
9 Bimo Walgito, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 6
Organisme:
13
Gambar di atas tadi menunjukan bahwa pesan yang disampaikan kepada
komunikan dapat diterima dan tentunya dapat juga ditolak, komunikasi akan
berlangsung jika komunikan akan menaruh perhatian setelah itu pengertian,
lalu kemampuan komunikan menerima dan mengolah inilah yang pada
akhirnya melanjutkan ke proses berikutnya yang kemudian melahirkan
respon.10
Dalam pembahasan teori, respon tidak lepas dari proses teori komunikasi,
karena respon merupakan timbal balik dari apa yang dikomunikasikan
terhadap orang-orang yang terlibat dalam proses komunikasi. Dimana
komunikasi itu sendiri menampakkan jalinan sistem yang utuh dan signifikan,
sehingga proses komunikasi hanya akan berjalan secara efektif dan efisien
apabila unsur-unsur didalamnya terdapat keteraturan.
Subjektifitas manusia berada secara bebas dalam bidang stimulus yang
mereka terima maupun yang mereka hasilkan. Titik berat perspektif ini pada
teori belajar yang memandang bahwa perilaku manusia seperti suatu
rangkaian Stimulus-Respon (S-R). Setiap orang dapat memodifikasikan
stimulus yang mereka terima (pesan dimodifikasi oleh stimulus yang
diterimanya). Perilaku manusia pertama-tama dilukiskan sebagai sesuatu yang
sederhana ini segera dimodifikasikan dengan memperbesar tekanan pada
organisme (O), perilaku manusia dari notasi itu di tulis dalam S-O-R. Ketika
ilmuan menjelaskan bahwa organisme sangat aktif sebagai
penangkap stimulus yang dalam hal ini (O) menunjukkan adanya
10
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2003), h. 254-255
14
pemprosesan mental penyaringan konsep yang terjadi dalam organisme
manusia.11
Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini
semula berasal dari psikologi, kalau kemudian menjadi teori komunikasi,
tidak mengherankan karena objek material dari psikologi dan ilmu
komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-
komponen, sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi. Dalam proses
komunikasi yang berkenaan dengan sikap adalah aspek ”how” bukan ”what”
atau ”why”. Dalam hal ini How Change The Attitude, bagaimana mengubah
sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat
berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula.
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima
atau ditolak, komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.
Proses berikutnya komunikan mengerti kemampuan komunikan inilah yang
selanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengelola dan menerimanya,
maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.12
bentuk eksperimen,
penelitian dengan model ini dilakukan Hovland, model ini juga sering disebut
dengan ”Bullet Theory” (teori peluru), karena komunikasi dianggap secara
pasif menerima pesan-pesan komunikasi, bila kita menggunakan komunikator
yang tepat, pesan yang baik, atau media yang benar. Komunikasi dapat
diarahkan dengan kehendak kita, karena behaviorisme amat mempengaruhi
11
Walgito, Psikologi Sosial: Suatu Pengantar, h. 13 12
Onong, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, h. 254-256
15
model ini, efleur menyebutnya sebagai “The Mechanistic” S-R Theory”13
Teori S-O-R adalah salah satu aliran yang mewarnai teori-teori yang
terdapat dalam komunikasi massa, aliran ini beranggapan bahwa media
massa memiliki efek langsung yang dapat mempengaruhi individu sebagai
audience penonton atau pendengar). Prinsip-prinsip stimulus respon pada
dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, di mana efek
merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian seseorang
dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan erat antara pesan-pesan
media dan reaksi audience, elemen-elemen utama dari teori ini adalah pesan
(stimulus), seseorang atau receiver (organism), dan efek (respon).
3. Macam-macam Respon
Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan
kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam
model ini adalah pesan (stimulus, S), komunikan (Organism, O), dan efek
(Respon, R). Menurut Alisuf Sabri, dari segi bentuknya tanggapan dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Tanggapan kenangan, yaitu sekedar reproduksi dari pada
pengamatan- pengamatan di masa lampau.
b. Tanggapan khayal, yaitu seolah-olah hasil baru, tetapi
meskipun demikian sebenarnya tanggapan khayal itu tidak
sepenuhnya baru sifatnya. Tanggapan khayal dibentuk dengan
13
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,
2002), h. 62
16
menggunakan kesan atau pengalaman lama, hanya saja telah
disusun oleh daya khayalnya sebagai sesuatu yang baru
keadaan atau bentuknya.14
Sedangkan menurut Jalaludin Rakhmat respon dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
a. Respon Positif: adalah respon yang mendorong komunikatif
berikutnya.
b. Respon Negatif: adalah respon yang menghambat prilaku
komunikatif.15
B. Retorika
1. Pengertian Retorika
Ditinjau dari segi bahasa, retorika berasal dari bahasa Yunani "Rhetor yang
berarti seorang juru pidato yang mempunyai sinonim "orator"16
, dalam bahasa
inggris rhetoric bersumber dari perkataan rhetorica" yang berarti ilmu bicara17
.
Berbicara yang akan dapat meningkatkan kualitas eksitensi (keberadaan) di
tengah-tengah orang lain, bukanlah sukedar berbicara, tetapi berbicara yang
menarik (atraktif), bernilai informasi (informatiff), menghibur (rekreatif) dan
14
Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi dan Perkembangan (Jakarata: Pedoman Ilmu Jaya,
1993), h. 60 15
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 191 16
MH Israr, Retorika dan Dakwah Islam Era Modern (Jakarta :CV Firdaus,1993)cet.ke-1
h.10. 17
Onong Uhciana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1997), Cet, Ke-10, h.53.
17
berpengaruh (persuasive). Dengan kata lain, manusia mesti berbicara berdasarkan
seni berbicara yang dikenal dengan istilah retorika.
Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh
seseorang kepada sejumlah orang secara langsung bertatap muka oleh karena itu,
istilah retorika seringkali disamakan dengan istilah pidato ataupun ceramah18
.
Adapun menurut istilah beberapa pendapat yaitu:
a. Gusti Ngurah Oka, mengatakan bahwa "Retorika adalah ilmu yang
mengajarkan tindak dan usaha efektif dalam persuasi penataan dan
penampilan tutur untuk membina saling mengerti dan kerjasama
kedamaian dalam kehidupan masyarakat19
.
b. Sekh Datuk Tombok bahwa "Retorika adalah seni Alam,
mengatakan menggunakan bahasa untuk menghasilkan kesan yang
diinginkan terhadap pendengar dan pembaca20
.
c. Wahidin saputra berpendapat bahwa retorika adalah ilmu yang
mempelajari tentang bagaimana bertutur kata dihadapan orang lain dengan
sistematis dan logis untuk memberikan pemahanian dan meyakinkan orang
lain21
.
18
Dean J Champion, Metode dan Masalah Penelitian (Bandung Refika Aditama, 1998), h. 6. 19
P Dori Wuwur Retorika:Terampil berpidato, Berdisbusi, Berargumentsi, dan Bernegosiasi
(Yogyakarta: Kanisius, 1991),h 14 20
Goys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,1991). Cet ke-
7,h.51 21
Wahidin saputra, Retorika Dakvah Lisan, (Buku Ajar Fakultas llmu Dakwah UIN syarif
Hidayatullah Jakarta: Dakwah Press,2006), h.2
18
d. Jalaluddin Rahkmat berpendapat bahwa retorika adalah pemekaran bakat-
bakat tertinggi manusia, yakni rasio dan cita rasa lewat bahasa selaku
kemampuan untuk berkomunikasi dalam medan fikiran.22
Sebenarnya banyak lagi pakar di bidang ini yang mengemukakan batasan
mengenai retorika, namun semuanya relative sama dengan mengacu pada suatu
kesimpulan (umum) bahwa retorika merupakan seni dan kepandaian berbicara
atau berpidato dengan menggunakan segala teknik dan taktik komunikasi.23
Berbicara yang efektif, menyenangkan memiliki daya tarik, mengasikkan,
mengesankan, mencapai tujuan secara jelas serta mengundang rasa simpatik
pendengar, untuk berbicara yang efektif diperlukan ilmu retorika. Dalam
berpidato ada beberapa etika retorika yang harus diperhatikan. Di antaranya
sebagai berikut
a. Memperhatikan kondisi tertentu. Hal ini memerlukan keputusan yang
bijaksana, humanistik, dan etis sosial;
b. Memperhatikan standar benar tidaknya ditentukan hukum;
c. Memperhatikan nilai adat istiadat dan tata nilai kesopanan yang berlaku
pada masyarakat.
d. Memperhatikan alasan yang logis atau fakta yang ada;
e. Memiliki kekuatan dalil atas nash.24
Pembagian Retorika:
a. Monologika
22
Jalaluddin Rahmat, Retorika Modern Pendekaran Praktis, (Bandung: Rosdakarya, 1998),
h. 5 23
Kustadi Suhandang, Retorika Strategi teknik dan Pidato (Bandung: Nuansa, 2009), cet ke-
1, h.29 24
Dr Yusuf zainal Abidin, Penganlar Rerorika, (Bandung: cv Pustaka setia 2013), cet-1. h. 69
19
Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog, dimana
hanya ada seorang yang berbicara. Bentuk-bentuk yang tergolong dalam
monologika adalah pidato,kata sambutan, kuliah, ceramah, dan deklamasi.
b. Dialogika
Dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara secara dialog, di mana dua
orang atau lebih berbicara atau mengambil bagian dalam suatuproses
pembicaraan. Bentuk dialogika yang penting adalah diskusi, Tanya jawab,
perundingan, percakapan dan debat.
c. Pembinaan Teknik Bicara
Teknik berbicara merupakan syarat bagi retorika oleh karena itu
pembinaan teknik berbicara merupakan bagian yang penting dalam
retorika Dalam bagian ini, perhatian lebih diarahkan pada pembinaan
teknik bernafas, teknik mengucap, bina suara, teknik berbicara dan
bercerita.25
Unsur-unsur retorika :
1. Bahasa saluran
2. Argumen
3. Pembicara / komunikator
4. Reseptor / komunikan
2. Tujuan Retorika
Para pelajar retorika sering salah tafsir terhadap maksud dan tujuan pidato itu,
sepanjang banyak tujuan pidato yang serupa dan tumpang tindih Misalnya pada
25
P Rudi Wuwur Hedrikus, Retorika, (Jakarta: CV Firdaus, 1993), h. 16-17
20
pidato untuk mengubah kepercayaan, mereka mungkin menyampaikan pidato
dengan menyuguhkan beberapa fakta atau mungkin mereka bergaya
membangkitkan semangat audiens (memperkuat kepercayaan) atau mungkin pula
melibatkan humor dalam pidatonya (menghibur).Namun demikian ketiga tujuan
itu hanya muslihat untuk terwujudnya cita-cita dalam berpidato yaitu mengubah
kepercayaan. Dengan demikian ketiga tujuan di atas bisa dipakai untuk
mewujudkan tujuan akhir pidato.26
Secara massa retorika bertujuan sebagai
berikut:
a. To Inform, yaitu memberikan penerangan dan pengertian kepada massa,
guna memberikan penerangan yang mampu menanamkan pengertian
dengan sebaik-baiknya.
b. To Convise, yaitu meyakinkan dan menginsafkan
c. To Inspire, yaitu menimbulkan inspirasi dengan teknik dan system
penyampaian yang baik dan bijaksana.
d. To Intertain, menggembirakan, menghibur dan menyenangkan, dan
e. memuaskan
f. To Ectuare (to put into action), yaitu menggerakkan dan mengarahkan
mereka untuk benindak menetralisir dan melaksanakan ide yang telah
dikomunikasikan oleh orator dihadapan massa.27
3. Fungsi Retorika
I Gusti Ngurak oka menjelaskan bahwa fungsi retorika adalah:
26
Kustadi Suhandang, Retorika Srategi teknik dan Pidato (Bandung: Nuansa, 2009), cet ke-
1, h 76-77 27
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, t.), h. 156
21
a. Untuk menyediakan gambaran yang jelas tentang manusia terutama dalam
hubungan kegiatan bertutur kata, termasuk ke dalam gambaran ini antara
lain gambaran proses kejiwaan ketika ia terdorong untuk bertutur dan
ketika ia mengidentifikasi pokok persoalan sampai retorika bertutur
ditampilkan.
b. Menampilkan gambaran yang jelas tentang bahasa atau benda yang bisa
diangkat menjadi topic tutur, misalnya gambaran tentang hakikat, struktur,
dan fungsi topic tutur.
c. Mengemukakan gambaran yang terperinci tentang masalah tutur misalnya
dikemukakan tentang hakikat, struktur, dan bagian-bagian topik tutur
Berdasarkan dengan penampilan gambaran ketiga hal tersebut di atas
disiapkan pula bimbingan tentang:
a. Cara memilih topik.
b. Cara-cara memandang dan menganalisa topik tutur untuk menentukan
sasaran ulasan yang persuasive dan edukatif
c. Penulisan jenis tutur yang disesuaikan dan tujuan yang hendak dicapai
d. Pemilihan materi bahasa serta penyusunan menjadi kalimat-kalimat yang
padat, utuh, dan bervariasi. Pemilihan gaya bahasa dan gaya tutur dalam
penampilan tutur kata.28
Jika kita memahami fungsi retorika, maka akan sejalan dengan empat fungsi
komunikasi yaitu:
28
l Gusti Ngurah oka,Retorika sebuah Tinjauan Pengantar,h.65
22
a. Mass info, untuk memberi dan menerima informasi kepada
rmation khalayak. Hal ini bisa dilakukan oleh setiap orang dengan
pengetahuan yang dimiliki. Tanpa komunikasi informasi tidak dapat
disampaikan dan diterima,
b. Mass education, yaitu memberi pendidikan. Fungsi ini dilakukan oleh guru
kepada murid untuk meningkatkan pengetahuan atau oleh siapa saja yang
memiliki keinginan untuk memberikan pendidikan.
c. Mass persuasion, yaitu untuk mempengaruhi. Hal ini biaa dilakukan oleh
setiap orang atau lembaga yang member dukungan dan ini bisa digunakan
oleh orang yang bisnis, dengan mempengaruhi iklan yang dibuat.
d. Mass entertainment untuk menghibur. Hal ini yang biasa dilakukan oleh
radio, televise atau orang yang memiliki professional menghibur.29
4. Lima Hukum Retorika
Ada lima tahapan membuat pidato atau yang sering dikenal dengan (the five
connons rethoric atau lima hukum retorika, Menurut aristoteles dalam buku diksi
dan gaya bahasa yang ditulis oleh Gorys Keraf beriku
a. Invention yaitu penemuan atau penelitian materi materi, Langkah ini
mencakup kemampuan untuk menemukan, mengumpulkan, menganalisis,
dan memilih materi yang cocok untuk pidato. Menurut Aristoteles
argument argument harus dicari memalui rasio, moral, dan afeksi. Karena
ini dianggap sebagai bagian yang sangat penting
29
Raudhonah, ilmu komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta press,2007) cet-1, h.52
23
b. Disposition, adalah penyususnan dan pengurutan materi (argument) dalam
sebuah pidato.
c. Elocution, yaitu pengungkapamn atau penyajian gagasan dalam bahasa
yang sesuai, meliputi komposisi bahasa, kerapihan, kemahiran, ketajaman,
kesopanan, kemegahan, dan hiasan fikiran
d. Pronuntiatio, yaitu menyajikan pidato. Penyajian efektif dari sebuah pidato
yang ditentukan oleh suara, sikap, dan gerak-gerik tubuh.30
C. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Menurut bahasa, secara etimologi dakwah berasal dari bahasa arab, yaitu
yang artinya memanggil (to call) mengajak (to summon) atau menyeru (to دع
propose). Secara terminologi kata dakwah mengandung arti merangkul atau
mengajak manusia dengan cara yang bijaksana untuk menuju jalan yang benar
sesuai dengan petunjuk Allah SWT agar mendapatkan kesenangan,
ketenangan, kenyamanan, keselamatan dan kebahagian di dunia dan di
akhirat.31
Menurut Dr.Quraish Shihab, dakwah adalah seruan atau ajakan kepada
keinsyafan atau usaha mengubah situasi yang lebih baik dan
sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah
bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman dalam tingkah laku dan
30
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1991) h. 9-10 31
Toha Yahya Umar, Ilmu Dakwah (Jakarta: Wijaya, 1998). Cet. Ke-3, h. 1
24
pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas.32
Kesimpulannya bahwa dakwah adalah sebuah ajakan untuk menjalankan
nilai-nilai agama sesuai dengan hukum syari’at yang diajarkan oleh kanjeng
nabi Muhammad SAW, dimana beban ini tidak hanya dipikul oleh para da’i
tetapi tanggung jawab ajakan ini berlaku untuk seluruh muslim.
Tentunya dakwah yang dilakukan tidak ada sifat memaksa atau dengan
cacar kekerasan, sebagaimana dijelaskan dalam Al-quran untuk mengunakan
kata-kata yang baik, dan sebagai manusia tugas dakwah hanya sebatas untuk
ajakan bukan memaksakan agar ajakan itu dapat diterima masuk dihati mad‟u
(audiens).
2. Unsur – Unsur Dakwah
a. Da’i
Da‟i secara bahasa diambil dari bahasa arab, bentuk isim fa‟il dari asal
kata da‟a-yud‟u-da‟watun, artinya orang yang melakukan dakwah. Secara
terminologi, da‟i yaitu setiap muslim yang berakal mukallaf (akil baligh)
dengan kewajiban dakwah.33
Menurut Dr. Musthafa Ar-Rafi’i, syarat- syarat
dan sifat yang harus dipenuhi sosok juru dakwah adalah:
Amal dan kegiatan da‟i harus ikhlas karena mencari ridho Allah
dan kerena ingin meraih pahala dari Allah.
32
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an, Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan
Masyarakat (Bandung: Mizan, 2001), h. 194 33
Idris A. Shomad, Diktat Ilmu dakwah, (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2004), h. 6
25
Seorang juru dakwah harus menjadi teladan dalam amal shaleh.
Menempuh cara hikmah (bijaksana) terhadap pelajar dan intelek.
Melakukan metode “mauizhah hasanah” (nasihat yang baik)
dalam menghadapi orang awam dan orang biasa.
Seorang juru dakwah harus betul-betul menguasai ilmu yang sesuai
dengan jamaah dan menguasai teori dari bahasa aliyah pemikiran.
Seorang juru dakwah harus lembut dalam menyampaikan nilai-
nilai dan pandangan serta lembut memerangi kesesatan
Dalam berdakwah ia bertujuan menarik manfaat dan
menghilangkan kemudharatan.
Harus sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan.
Harus mengetahui tabi’at kewajiban jamaah
Sang juru dakwah harus menggunakan kekuatan apabila cara
hikmah, jidal, dan mauizhah hasanah tidak mempan.34
Dalam berdakwah seorang da‟i akan selalu menemukan sebuah ujian dan
tantangan yang pada dasarnya tidak diketahui. Seperti dalam firman-Nya pada
surat Al-Maidah ayat 49:
م ه اء ى ه ع أ ب ه ت ل ت و ه للاه ز و أ ا م م ب ه ى ي م ب ن ن اح أ ا و ض م ع ه ب ىك ع ى ت ف ن ي أ م ه ز ر اح و
إ و م ه ىب و ض ذ ع ب ب م ه ب ي ص ن ي أ يد للاه س ا ي م ه و أ م ل اع ا ف ى ه ل ى ن ت إ ف ل ي ل إ ه للاه ز و ا أ يس ث نه م
ىن ق اس ف ل هاس لى ه ا م
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut
apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.
dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan
kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. jika mereka
berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), Maka ketahuilah bahwa
Sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada
34 Mustthafa Ar-Rafi’i, Potret Juru Dakwah, (Jakarta: CV. Pustaka Al-Kautsar, 2002), h.
38-50
26
mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. dan Sesungguhnya
kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik”.
b. Mad’u
Mad‟u manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima
dakwah, baik individu maupun sebagai kelompok, baik yang beragama Islam
maupun tidak. Dengan kata lain, manusia secara keseluruhan.35
Menurut
Muhammad Abduh dalam bukunya Management Dakwah karangan M. Munir
dan Wahyu Illahi, mad‟u terbagi menjadi tiga golongan.36
Antara lain:
Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran, dapat berfikir
kritis dan cepat menagkap persoalan.
Golongan awam yaitu orang kebanyakan yang belum dapat berfikir
secara kritis dan mendalam serta belum mendapat pengertian-
pengertian yang tinggi.
Golongan yang berbeda dengan kedua golongan tersebut, mereka
senang membahas tetapi hanya dalam batas tertentu saja dan tidak
dapat membahas secara mendalamSedangkan mad‟u menurut
Imam Habib Abdullah Haddad dapat dikelompokkan dalam
delapan rumpun, adalah ulama-ulama, ahli juhud dan ahli ibadah,
penguasaan dan pemerintahan, kelompok ahli perniagaan, industri
dan sebagainya, fakir miskin dan orang lemah, anak, istri dan kaum
hamba, orang awam yang taat dan berbuat maksiat, dan orang-orang
35 Munir dan Wahyu Illahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup), edisi ke-1, cet-2, h. 23
36
Munir dan Wahyu Illahi, Manajemen Dakwah, h. 23-24
27
yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.37
Dalam buku
Types of Communication, berdasarkan jenis beberapa khalayaknya
dan sifat audience dapat dikelompokkan menjadi:
Khalayak tidak sadar, kadang-kadang komunikan tidak menyadari
adanya masalahnya atau tidak tahu pengambilan keputusan.
Khalayak apatis, tipikal komunikan adalah tahu masalah akan
tetapi, mereka acuh tak acuh.
Khalayak yang tertarik tapi ragu, komunikan sadar akan adanya
masalah, tahu akan mengambil keputusan akan tetapi, mereka
masih meragukan keyakinan terhadap apa yang harus mereka ikuti
atau sebuah tindakan yang harus mereka jalani.
Khalayak yang bermusuhan, komunikan sadar akan adanya masalah
yang harus diatasi tetapi, mereka menentang usulan dari
komunikan.38
Dengan demikian seorang da‟i harus mengetahui keberagaman mad‟u dari
sudut ideologi, mereka ada yang atheis, musyrik, yahudi, nasrani, dan
munafik. Ada juga yang muslim tapi masih membutuhkan bimbingan atau
umat Islam yang masih melakukan maksiat, mereka juga berbeda dari segi
intelektual, status sosial, kesehatan, pendidikan, ada yang buta huruf, ada
yang kaya, ada yang miskin, ada yang sehat dan yang sakit.
c. Materi Dakwah
37 Munzier Saputra, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010)h. 88
38
Wahyu Illahi, Manajemen Dakwah, h. 88
28
Seorang da‟i yang bijakasana adalah orang yang dapat mempelajari
realitas masyarakat dan kepercayaan mereka serta menempatkan mereka pada
tempatnya masing-masing, kemudian ia mengajak mereka berdasarkan
kemampuan akal, pemahaman, tabi’at, tingkat keilmuan dan status sosial
mereka dan seorang da‟i yang bijak adalah yang mengetahui metode yang
akan dipakainya.39
Materi (maddah) dakwah adalah masalah isi pesan atau materi yang
disampaikan da‟i dan mad‟u, pada dasarnya bersumber dari Al-Qur’an dan
hadist sebagai sumber utama yang meliputi aqidah, syariah, dan akhlak.40
d. Metode Dakwah
Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan yaitu “mete” (melalui)
dan ”hodos” (jalan cara), maka metode adalah cara atau jalan yang harus
dilalui untuk mencapai suatu tujuan.41
Metode dakwah adalah cara-cara yang
dipergunakan oleh seorang da‟i untuk menyampaikan materi dakwah.42
Atau
kumpulan kegiatan untuk mencapai satu tujuan tertentu.
Pada surat An-Nahl ayat 165 menerangkan bahwa berdakwah itu
hendaknya dengan menggunakan metode hikmah (bijaksana) dan mauidzhah
hasanah (nasihat yang baik) agar orang-orang yang diajak selalu mendapatkan
siraman rohani yang merupakan obat penenang hati di dalam setiap masalah.
Bahkan ayat Al-Qur’an yang memanggil umat Islam untuk melakukan dakwah
39 Said Al-Qathani, Menjadi Da‟i Sukses, (Jakarta: Qisthi Press, 2005), cet-1, h.97
40
Nurul Badrutaman, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, (Jakarta: Grafindo,2005), h.
109
41 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 61
42
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Ciputat: Logos, 1997), h. 34
29
bil hikmah dan maidzhah hasanah serta mujadalah bil ihsan pada saat itu telah
dipahami secara luas sebagai proses komunikasi dan edukasi. Dengan
demikian, prinsip-prinsip metode serta teknik komunikasi dan edukasi berlaku
dan berkembang dalam kegiatan dakwah, selain itu juga terus menerus
mengolah dan mengembangkan pesan dari kegiatan dakwah tersebut.43
e. Media Dakwah
Media dakwah adalah peralatan dakwah yang digunakan untuk
menyampaikan atau menyalurkan materi dakwah.44
Dewasa ini, jenis-jenis
media atau sarana dakwah sangat banyak jumlahnya, antara lain: radio, video,
rekaman, televisi, surat khabar, majalah, tabloid, dan bahkan jaringan
informasi melalui komputer internet. Media dakwah merupakan sarana untuk
menyampaikan pesan agama dengan mendayagunakan alat-alat atau temuan
tekhnologi modern yang ada pada zaman ini. Dengan begitu, banyaknya
media dakwah yang tersedia. Mereka seorang da‟i memilih salah satu atau
beberapa media saja sesuai dengan tujuan atau hendak yang ingin dicapai
sehingga apa yang menjadi tujuan dakwah dapat tercapai dengan efektif dan
efesien.
f. Tujuan Dakwah
Pada dasarnya dakwah dimaksudkan untuk mewujudkan kesejahteraan dan
kebahagiaan (sa‟aah) bagi umat manusia baik dalam kehidupan mereka di
dunia maupun di akhirat kelak.45
Jika ditinjau dari aspek psikologis tujuan
43 M. Habib Chirzin, orientasi lembaga dakwah dan agenda dakwah masa depan, seminar
nasional dakwah dan politik, Jakarta: 12 september
44
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, h. 34
45
Dr. A. Ilyas Ismail, M.A, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran
Dakwah Harakah, (Jakarta: Penamadani, 2006), cet-1, h. 140
30
dakwah untuk menumbuhkan pengertian, kesadaran, penghayatan, dan
pengalaman ajaran agama yang disampaikan oleh seorang da‟i. sehingga
ruang lingkup dakwah meliputi masalah pembentukan sikap mental dan
pengembangan motivasi yang bersifat positif dalam segala aspek kehidupan.46
g. Keberhasilan Dakwah
Ada beberapa kemungkinan menurut Ahmad Mubarok untuk keberhasilan
dakwah.
Kemungkinan pertama, karena pesan dakwah yang disampaikan seorang da‟i
memang relevan dengan kebutuhan masyarakat yang merupakan suatu
keniscayaan yang tidak mungkin ditolak, sehingga mereka menerima pesan
dakwah itu dengan antusias.
Kemungkinan kedua, kerena faktor seorang da‟i, yaitu da‟i tersebut
memiliki daya tarik dan pesona yang menyebabkan masyarakat sudah dapat
menerima pesan dakwahnya meski kualitas dakwahnya bisa jadi sederhana
saja.
Kemungkinan ketiga, karena kondisi psikologi masyarakat yang sedang
haus terhadap siraman rohani dan mereka terlanjur memiliki persepsi positif
pada setiap da‟i, sehingga pesan dakwah sebenarnya kurang jelas ditafsirkan
sendiri oleh masyarakat dengan penafsiran jelas.
Kemungkinan keempat, karena faktor kemasan yang menarik, masyarakat
yang semula acuh tak acuh terhadap agama dan juga terhadap da‟i setelah
46 H. M. Arifin, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), cet-4, h. 5
31
paket dakwah yang diberi keemasan lain, maka paket dakwah berhasil
menjadi stimuli yang menggelitik persepsi masyarakat dan akhirnya mereka
pun merespon positif.47
3. Bentuk – Bentuk Dakwah
a. Dakwah bi al-Lisan
Dakwah ini dilakukan dengan menggunakan lisan, antara lain: qaulun
ma‟rufun, dengan berbicara dalam pergaulan sehari-hari yang disertai dengan
misi agama yaitu agama Islam.
b. Dakwah bi al-Hal
Dakwah yang dilakukan melalui berbagai kegiatan yang langsung
menyentuh kepada masyarakat sebagai obyek dakwah atau berdakwah melalui
perbuatan, mulai dari tutur kata, tingkah laku, sampai dengan pada kerja bentuk
nyata seperti mendirikan panti asuhan, fakir miskin, sekolah- sekolah, rumah
ibadah, dan lain-lain.48
c. Dakwah bi al-Kalam
Berbicara dakwah bi al-qalam tidak terlepas dengan memahami makna
tulisan. Dalam konteks ini, tulisan memiliki dua fungsi. Pertama, sebagai alat
komunikasi atau komunikasi ide yang produknya berupa ilmu pengetahuan.
Kedua, sebagai alat komunikasi ekspresi yang produknya berupa karya seni
(jurnalistik).49
47 Ahmad Mubarok, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999), cet-1,h. 161
48
Rafi’uddin, dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung:
Pustaka Setia, 2001), h. 24
49
Nurul Badrutaman, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, h. 175
32
4. Retorika Dakwah
Retorika dakwah sendiri berarti berbicara soal ajaran Islam. Retorika dakwah
adalah kepandaian menyampaikan ajaran islam secara lisan guna terwujudnya
situasi dan kondisi yang islami.50
Dalam hal ini, syaikh Dr. Yusuf Al-Qordlowi
dalam bukunya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan
judul Retorika Islam (Al-Kautsar, 2004) menyebutkan prinsip-prinsip retorika
Islam sebagai berikut :
1. Dakwah Islam adalah kewajiban bagi setiap muslim
2. Dakwah robbaniyah ke jalan Allah swt
3. Mengajak manusia ke jalan hikmah dan pelajaran yang baik, antara lain
berbicara kepada seseorang dengan bahasanya, bersikap ramah, dan
memperhatikan tingkatan pekerjaan dan kedudukan serta gerakan
bertahap.
Ia menambahkan, retorika dakwah Islam mempunyai karakteristik :
1. beriman kepada Allah dan tidak mengaingkari keberadaan manusia
2. meyakini wahyu dan tidak menafikan akal
3. menyeru kepada spiritual dan tidak meremehkan material
4. memperhatikan ibadah syar’iyah dan tidak melupakan nilai-nilai moral
5. mengagungkan akidah dan menyebarkan toleransi dan kasih sayang
6. memikat dengan idealisme dan mempedulikan realita
7. mengajak kepada keseriusan dan konsistensi, dan tidak melupakan
istirahat dan berhibur
50 Drs. H. Ahmad Yani, Bekal Menjadi Khatib dan Mubaligh,(JawaBarat:A-Qalam,2001)h.76l
33
8. berfikir universaal dan tidak melupakan aksi lokal
9. semangat kepada modernitas dan berpegang teguh kepada orisinilitas
10. berorientasi futuristik dan tidak memungkiri masa lalu
11. memudahkan dan menggembirakan dalam berdakwah
12. berijtihad dan tidak melampaui batasan yang permanen
13. menolak aksi teror yang terlarang dan mendukung jihad yang disyariatkan
14. mengukuhkan eksistensi wanita dan tidak mengikis martabat laki-laki
melindungi hak-hak kaum minoritas dan tidak memarginalisasi kaum mayoritas.51
51 Dr. Yusuf Al-Qordlowi, Retorika Islam (Jakarta:Al-Kautsar, Cet. 1. 2004 ) h. 1-4
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, pendekatan kuantitatif
dapat menghasilkan data yang akurat setelah perhitungan angka yang tepat.
Pendekatan kuantitatif ini merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang
lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran
kuantitatif yang kokoh.52
Metode kuantitatif ini digunakan untuk mengetahui
seberapa besar respon mahasiswa KPI angkatan 2014 terhadap retorika dakwah
Dr. Zakir Naik.
2. Waktu dan Tempat penelitian
Penulis melakukan penelitian ini pada bulan Maret 2017 hingga bulan
November 2017 dan bertempat di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Subjek dan objek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah retorika dakwah Dr. Zakir Naik.
Sedangkan objeknya adalah respon mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Dalam menentukan objek ini penulis menggunakan pengambilan sampel
52
Syamsir Salam dan Jaenal Arifin, Metode Penelitian Sosial (Jakarta: UIN Jakarta
Press,2006), h. 36.
35
proporsional. Untuk mempermudah peneliti dalam penelitian, maka dibuatlah blue
print sebagai berikut.
Tabel 1 blue print sebelum validitas
Aspek Favorable Unfavorable Jumlah
Item
Persentase
Kognitif 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,
12,13,14,15,16
- 16 41%
Afektif 17,18,19,20,21,22,23,2
4,25,26,27,28,29,30
- 14 36%
Konatif 31,32,33,34,35,36,37,3
8,39
- 9 23%
Total 39 - 39 100%
Tabel 2 blue print setelah validitas
Aspek Favorable Unfavorable Jumlah
Item
Persentase
Kognitif 1,5,6,7,8,9,12,13,14,15 - 10
Afektif 18,19,20,21,22,23,24,2
5,27,28,29,30
- 12
Konatif 31,32,33,35,37,38,39 - 7
Total 29 - 29
4. Definisi operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupaka objek pengamatan atau fenomena yang
diteliti.53
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yakni variabel bebas
(independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel dalam penelitian ini
adalah:
a. Variabel terikat atau variabel dependent adalah variabel yang
sedang dianalisis tingkat kepengaruhannya oleh variabel
53
Ibnu Hajar, Dasar-dasar penelitian kuantitatif dalam penelitian (Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada), cet, ke-1, h.156.
36
independent.54
Dalam hal ini variabel terikatnya adalah respon
mahasiswa jurusan komunikasi dan penyiaran islam UIN Jakarta.
b. Variabel bebas atau variabel independent adalah variabel yang
sedang dianalisis pengaruhnya terhadap variabel terikat. Dalam hal
ini variabel bebasnya adalah retorika dakwah Dr. Zakir Naik.
5. Populasi dan sampel
Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu
wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian,
atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang dapat diteliti.55
Populasi yang diambil adalah mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
angkatan 2014, yang mana setiap kelasnya terdiri dari kelas A 32 orang, kelas B
32 orang, kelas C 30 orang, kelas D 31 orang, dan kelas E 33 orang. Jika
keseluruhan dijumlah maka menghasilkan sebanyak 158 mahasiswa. Sebelum
dimasukan menjadi sampel, mahasiswa KPI angkatan 2014 ini harus seuai dengan
karakteristik sampel, yakni:
1. Mahasiswa aktif KPI semester 6, dengan syarat sudah membayar biaya
perkuliahan semester 6.
2. Lulus dalam mata kuliah retorika dakwah di semester 4.
Untuk mendapatkan jumlah sampel dari total populasi, maka penulis
menggunakan rumus slovin56
( )
54
Timothy and Stephen, Perilaku Organisasi Edisi 12 (Jakarta: Salemba Empat), h.485 55
Nanang martono, metode Penelitian Kuantutatif, analisis isi dan analisis data sekunder
(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2011) edisi revisi, h.174
37
Keterangan
n= Jumlah Sampel
N = Jumlah populasi
E = Standar Deviasi
Berdasarkan rumus slovin diatas, maka diperoleh jumlah sampel yang dapat
mewakili populasi dengan menggunakan standar deviasi sebesar 10% (biasa
digunakan dalam penelitian).
(
)
( )
( )
Hasil perhitungan rumus slovin maka diperoleh jumlah sampel yang dapat
mewakili populasi yaitu sebesar 61 mahasiswa, sampel adalah bagian dari
populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.57
Peneliti
dalam menentukan sampel menggunakan teknik pengambilan random sampling,
yaitu peneliti mencampur subjek-subjek didalam populasi sehingga semua subjek
56
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Gralia Indonesia, 2003), h.174 57
Nanang martono, metode Penelitian Kuantitatif, analisis isi dan analisis data sekunder,
(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2011) edisi revisi, h.74
38
dianggap sama.58
Dalam memudahkan dan pemetaan penarikan jumlah sampel
dari masing-masing kelas maka dilakukan pembagian kuota sebagai berikut:
Berarti jumlah mahasiswa setiap kelas akan diambil 38,60% untuk dijadikan
sebagai sampel.
Adapun data-data yang penulis gunakan sebagai berikut:
1. Data primer
Yaitu data yang langsung diterima oleh responden melalui
penelitian lapangan dengan cara menyebarkan angket.
2. Data sekunder
Yaitu data yang dikumpulkan melalui penelitian keperpustakaan,
untuk mencari konsep dan teori-teori yang berhubungan dengan
masalah data pendukung skripsi ini seperti buku-buku, surat kabar,
internet.
3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan datanya menggunakan metode yang bersumber
pada penelitian lapangan dengan menggunakan:
1. Angket atau kuisioner, yaitu pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan secara tertulis kepada responden.
58
Suhasimi Arikunto, prosedur penelitian, suatu pendekatan praktik, (Jakarta:PT Rieneka
Cipta, 2006) edisi revisi h. 130
39
2. Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapat,
agenda dan sebagainya.59
Dokumen ini diambil apabila data tidak bisa
diperoleh dari hasil interview.
Data-data yang diperoleh kemudian diproses dengan beberapa tahapan yaitu:
1. Editing, yaitu memeriksa jawabanjawaban responden untuk diteliti.
ditelaah dan dirumuskan pengelompokannya untuk memperoleh data
yang benar-benar sempurna.
2. Tabulating, yaitu mentabulasikan atau memindah jawaban-jawaban
responden kedalam table, kemudian dicari prosentasenya untuk
dianalisa.
3. Analis dan interpretasi, yaitu membunyikan kata kuantitatif dalam
bentuk verbal kata-kata), sehingga presentase menjadi bermakna.
4. Kesimpulan, yaitu penulis memberikan kesimpulan dari hasil analisa
dan interpretasi data.
Adapun teknik penulisan skripsi, penulis menggunakan buku Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (skripsi, Tesis dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi, dkk,
yang diterbitkan CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Teknik Pengolahan Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan jenis atau tipe
deskriptif untuk menggambarkan populasi yang diteliti. Yang digambarkan adalah
59
Suhasimi Arikunto, prosedur penelitian, suatu pendekatan praktik, (Jakarta:PT Rieneka
Cipta, 2006) edisi revisi h. 231
40
respon Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran islam Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN syarif Hidayatullah Jakarta, angkatan 2014 terhadap
tayangan video ceramah Dr.Zakir Naik. Analisa yang dilakukan terhadap data
yang berwujud angka dengan cara mengklasifikasikan, mentabulasikan dan
dilakukan dengan perhitungan data statistik. Adapun teknik analisisnya
menggunakan rumus:
1. Mean adalah nilai rata-rata dari sebuah total bilangan. Jumlah nilai seluruh
pengamatan dibagi dengan banyaknya data.
Keterangan: X : Skor rata-rata mean
Fi : Frekuensi pengamatan
Xi : Pengamatan60
2. Dalam menganalisa data, peneliti menggunakan skala Likert ketentuan
sebagaimana berikut:
Tabel 3 skala likert positif
Katagori Singkatan Skor
Sangat Setuju SS 5
Setuju S 4
60
Yusuf Wibisono, Metode Statistic. (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2005),
h.203
41
Cukup Setuju CS 3
Tidak Setuju TS 2
Sangat Tidak Setuju STS 1
Tabel 4 skala likert negatif
Katagori Singkatan Skor
Sangat Setuju SS 1
Setuju S 2
Cukup Setuju CS 3
Tidak Setuju TS 4
Sangat Tidak Setuju STS 5
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Profil Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Angkatan 2014
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
1. Sejarah Singkat Jurusan KPI
Jurusan KPI bermula pada saat pertama kali dibuka Fakultas Dakwah
memiliki satu jurusan, yaitu Jurusan Penerangan dan Penyiaran Agama (PPA)
tahun akademik 1990-1991. Pada tahun akademik 1996-1997, kembali terjadi
pergantian nama, yaitu: Jurusan PPA berubah menjadi Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam (KPI).61
Jurusan ini bertujuan menghasilkan sarjana yang menguasai bidang
komunikasi dan penyiaran Islam. Mata Kuliah Keahlian yang diberikan dalam
jurusan ini meliputi: Filsafat Dakwah, Ilmu Dakwah, Psikologi Dakwah, Sejarah
Dakwah, Metodologi Penelitian Dakwah, Ilmu Komunikasi, Jurnalistik, Teknik
Berpidato, Produksi Siaran Radio dan Film, Pengantar Manajemen, Statistik
Sosial, Perilaku Organisasi, Perkembangan Pemikiran Modern dan Penyiaran
Islam, Filsafat Islam, Patologi Sosial, Perbandingan Agama, Geografi Islam,
Public Relation, Ilmu Akhlak, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, dan Pengantar
Psikologi.
2. VISI, MISI, TUJUAN, dan SASARAN
61
http://fidkom.uinjkt.ac.id/?page_id=8 diakses pada tanggal 11 Juni 2017 pukul 13.22
43
A. Visi Prodi KPI
”Menjadi Program Studi yang unggul, integratif dan berdaya saing tinggi di
tingkat nasional dan internasional pada tahun 2026 ”
B. Misi Prodi KPI
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam bidang ilmu
komunikasi dan penyiaran Islam yang integratif dan berbasis
research.
2. Melaksanakan penelitian dalam bidang ilmu komunikasi dan
penyiaran Islam.
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka
mengamalkan ilmu komunikasi dan penyiaran Islam.
4. Menyelenggarakan kegiatan ilmiah dalam bentuk diskusi, seminar
dan loka karya
5. Melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait dengan
berbagai aktivitas komunikasi dan penyiaran Islam.
C. Tujuan Prodi KPI
1. Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan berkomunikasi
dan berdakwah secara profesional, baik secara lisan maupun
tulisan.
2. Menghasilkan lulusan yang berkepribadian islami yang dapat
menjadi teladan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
44
3. Menghasilkan lulusan yang menguasai dasar-dasar metodologi
ilmu komunikasi dan penyiaran Islam, sehingga mampu
mengembangkan dan bertindak sebagai sarjana komunikasi dan
penyiaran Islam.
4. Menghasilkan lulusan yang mempunyai keahlian dasar dalam
memahami masalah-masalah keagamaan dan kemasyarakatan
sesuai dengan bidang keahliannya.
5. Menghasilkan lulusan yang memahami asas-asas pengelolaan
komunikasi dan penyiaran melalui media tradisional, konvensional
ataupun modern serta mampu memangku jabatan-jabatan sesuai
dengan keahliannya.
6. Menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian teoritis dan praktis
untuk dapat dipergunakan dalam kompetensi dan kompetisi
lapangan kerja.
D. Sasaran Podi KPI
1. Peserta didik memiliki pengetahuan, kepahaman, dan kemampuan
teoritis dan praktis dibidang ilmu komunikasi.
2. Peserta didik memiliki pengetahuan, kepahaman, dan kemampuan
teoritis dan praktis dibidang penyiaran Islam.
3. Peserta didik memiliki pengetahuan dan kepahami terhadap
masalah-masalah keagamaan dan kemasyarakatan.
4. Peserta didik memiliki kepribadian islami yang dapat menjadi
teladan dalam kehidupa bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
45
5. Peserta didik menjadi sarjana yang kompeten secara teoritis dan
praktis serta mampu berkompetisi dalam mengisi lapangan kerja
dan atau menciptakan lapangan kerja baru.62
3. Sekilas Tentang Mahasiswa Jurusan KPI Angkatan 2014
Mahasiswa KPI angkatan 2014 berjumlah 158 orang (data diambil saat
mahasiswa KPI angkatan 2014 di semester 6), yang mana setiap kelasnya terdiri
dari kelas A 32 orang, kelas B 32 orang, kelas C 30 orang, kelas D 31 orang, dan
kelas E 33 orang. Mahasiswa KPI aktif di berbagai organisasi yang ada di jurusan,
fakultas maupun universitas. Pada kepengurusan HMJ KPI 2015-2016 terhitung
tidak kurang dari 100 orang mahasiswa KPI angkatan 2014 yang menjadi anggota
HMJ KPI, selain aktif di organisasi kemahasiswaan internal, mahasiswa KPI
angkatan ini juga terlibat dalam Komunitas minat bakat seperti Jurnalist TV (JTV)
yang konsen dengan pertelevisian, Teras KPI yang konsen dengan media cetak,
dan sekarang muncul lagi komunitas baru yang dibentuk oleh mahasiswa KPI
angkatan 2014 yakni Komunitas Forum Bedah Cinema dan Komunitas Sastra
Pinggiran.
Di tingkat fakultas juga mahasiswa KPI angkatan 2014 mengambil banyak
peran dalam kegiatan organisasi, Ketua Dema-Fidkom periode 2017-2018 berasal
dari jurusan KPI, Wakil Ketua Sema-Fidkom berasal dari jurusan KPI. Organisasi
minat bakat di tingkat fakultas atau biasa disebut LSO (Lembaga Semi Otonom)
juga didominasi oleh mahasiswa KPI, dibuktikan dengan LSO Kontras, LSO
Sketsa yang dipimpin oleh mahasiswa KPI angkatan 2014.
62
http://fidkom.uinjkt.ac.id/?page_id=12 diakses pada tanggal 11 Juni 2017 pukul 13.25
46
B. Biografi Dr. Zakir Naik
Riwayat Hidup dan Aktivitas Dr. Zakir Naik
Zakir Naik terlahir pada 18 Oktober, 1965 Mumbai (Bombay pada waktu itu)
beliau adalah seorang pembicara umum Muslim India, dan penulis keislaman dan
perbandingan agama. Secara profesi, ia adalah seorang dokter medis, memperoleh
gelar Bachelor of Medicine and Surgery (MBBS) dari Maharashtra, tapi sejak
1991 ia telah menjadi seorang ulama yang terlibat dalam dakwah Islam dan
perbandingan agama.63
Zakir Naik merupakan keturunan Konkani. Ia bersekolah di St. Peter's High
School (ICSE) di kota Mumbai. Kemudian bergabung dengan Kishinchand
Chellaram College dan mempelajari kesehatan di Topiwala National Medical
College and Nair Hospital di Mumbai, India. Ia kemudian menerima gelar MBBS-
nya di University of Mumbai. Tahun 1991 ia berhenti bekerja sebagai dokter
medis dan beralih di bidang dakwah atau proselitisme Islam. Zakir Naik
mengatakan ia terinspirasi oleh gurunya, yaitu Ahmed Deedat, (seorang Da’i yang
meninggal pada 8 Agustus 2005 yang mana banyak orang Kristen menganggap
meninggalnya akibat kualat karena sering mengkritisi Kristen, setelah sebelumnya
berceramah di Sidney Australia, dengan tema: Paskah: Dilihat dari Sudut Pandang
Islam) Menurut Naik, tujuan dia menggeluti dunia dakwah adalah "berkonsentrasi
pada remaja Muslim berpendidikan yang mulai meragukan agamanya sendiri dan
merasa agamanya telah kuno, dan kurang percaya diri terhadap agamanya sendiri"
63
https://id.m.wikipedia.org/wiki/zakir_naik, diakses pada tanggal 19 maret 2017 pukul
20.00
47
dan juga adalah tugas setiap Muslim untuk menghilangkan kesalah pahaman
tentang Islam untuk melawan apa yang ia anggap sebagai bias anti-Islam oleh
media Barat setelah serangan teroris 11 September 2001 terhadap Amerika
Serikat.64
Thomas Blom Hansen, seorang sosiolog yang memegang posisi akademik di
berbagai universitas, telah menulis bahwa gaya Naik mengabadikan Qur'an dan
hadits dalam berbagai bahasa, dan bepergian ke berbagai negara untuk
membicarakan Islam bersama para teolog, telah menjadikannya sangat terkenal di
lingkungan Muslim dan non-Muslim. Meskipun ia biasa berbicara kepada puluhan
ribu bahkan ratusan ribuan hadirin, justru rekaman video dan DVD ceramahnya
yang banyak didistribusikan. Perkataannya biasa direkam dalam bahasa Inggris,
untuk disiarkan pada akhir pekan di sejumlah jaringan TV kabel di lingkungan
Muslim Mumbai, dan di saluran Peace TV, sebuah stasiun televisi milik beliau.
Topik yang sering ia bicarakan mencakup: "Islam dan Ilmu Pengetahuan
Modern", "Persamaan Islam dan Kristen", dan "Islam dan Sekularisme", dan lain
sebagainya.65
Zakir Naik juga adalah pendiri dan presiden Islamic Research Foundation
(IRF) sebuah organisasi nirlaba yang memiliki dan menyiarkan jaringan saluran
TV gratis, Peace TV dari Mumbai, India, dimana siaran ini telah ditonton ratusan
juta orang dari berbagai negara, bahkan sampai masuk ke benua Eropa. Jika kita
melihat tayangan video di Youtube, debat dan cermah Dr. Naik seringkali dihadiri
64
http://tgkboy.blogspot.com/…/biografi-dr-zakir-naik-abdul-k… diakses pada tanggal 11
Juni 2017 pada pukul 13.54
65
Dr. Yahya Nuryadi, Dr. Zakir Naik dokter paling berpengaruh di dunia yang
mengislamkan jutaan orang,h.231
48
oleh puluhan hingga ratusan ribu jamaah. tidak hanya hanya orang Islam saja juga
oleh kristen, hindu, budha, bahkan ateisme yang kerap kali menjadi jamaah dan
mengambil kesampatan pada sesi tanya-jawab.
Ketika diberi pertanyaan yang tak jarang menentang Islam, ia selalu
mengawali jawabannya dengan memuji pertanyaan yang dilontarkan penanya, lalu
menjawab dengan sistematik, Dr. Zakir Naik menjawab pertanyaan tersebut dari
mendasar kemudian dengan pengandaian-pengandaian yang dengan mudah
ditangkap akal sehat, serta tak lupa ia sertai dengan dalil-dalil yang lebih
meyakinkan para penanya.
Diantara pendapat-pendapat beliau sungguh mencengangkan publik, bahkan
ketika beliau dengan tenang hati mampu mengalahkan lawan debatnya di
beberapa diskusi keagamaan sampai bisa membuat tepuk tangan penonton, hal ini
karena banyak dari argumen yang beliau gunakan sungguh bisa di terima oleh
akal sehat.
Dr. Zakir Naik dengan kemampuan yang dimilikinya berupa hafalan yang
teramat kuat tidak hanya mampu menghafalkan Al-Qur’an dan Shahih Bukhari
Muslim, akan tetapi beliau juga telah menguasai kitab Weda, Tripitaka, Bhagavad
gita, bahkan telah menggerakkan hati ribuan penganut Hindu di India dan menjadi
mu’allaf. Beliau tanpa ragu-ragu juga mengoreksi pastur dan pendeta jika mereka
salah dalam mengutip ayat-ayat dalam bibble atau injil.66
66
Dr. Yahya Nuryadi, Dr. Zakir Naik dokter paling berpengaruh di dunia yang
mengislamkan jutaan orang,h.231
49
Bahkan Zakir Naik sempat membuat kemarahan komunitas Syiah dalam
Konferensi Damai di Mumbai pada tahun 2007, ketika ia menyebutkan kata-kata
“Radhiyallah taa’la anhu” (Semoga Allah meridhoinya) untuk Yazid. Dan
sekarang mulai terlihat orang-orang yang tidak bertanggung jawab mulai menebar
fitnah. Setelah Orang-orang Syiah, musuh-musuhnya yang lainnya pun mulai
menghembuskan isu Wahabi kepada Dr. Zakir Naik.
Selain itu, Naik pun dibanned (dilarang) untuk memasuki beberapa negara,
termasuk di antaranya adalah Inggris dan Kanada. Hal ini dikarenakan beberapa
statementnya yang cukup keras. Di antara statementnya tersebut adalah beberapa
tahun setelah Gedung Kembar mengalami peledakan pada peristiwa 9/11, Dr.
Zakir Naik mengecap George Walker Bush sebagai teroris nomor 1 dikarenakan
melakukan genosida terhadap penduduk sipil di Irak. Hal ini menjadi kehebohan
bahkan pernyataan Naik dipajang di headline news koran di Amerika.
Dakwah-dakwahnya disampaikan dengan mudah dapat diakses melalui situs
youtube yang kebanyakan berasal dari saluran Peace TV yang direkam dengan
kefasihan beliau dalam berbahasa Inggris, bahkan beberapa telah disertai subtitle
Indonesia.
Dr. Zakir Naik muncul secara rutin di berbagai channel TV di lebih dari 100
negara di seluruh dunia. Dia secara berkala diwawancara dan diundang ke acara-
acara radio maupun TV. Selain itu, beliau juga menulis banyak buku dengan judul
"The Quran and Modern Science – Compatible or Incompatible", "Is the Quran
God's Word?", "Women in Islam – Protected or Subjugated", "Concept of God in
50
Major Religions", dan "Answers to Non-Muslims Common Questions about
Islam."
Terakhir menurut beliau bagaimanapun Alqur’an bukan buku sains , tetapi
alqur’an adalah sebuah buku tanda-tanda yang senantiasa menganjurkan kepada
manusia untuk senantiasa serasi dengan kehidupan di dunia, dan sekaligus
alqur’an sebagai sebuah bukti nyata bahwa Allah itu benar-benar ada.67
Gurunya, Syekh Ahmed Deedat, memberikan plakat pada tahun 2000 yang
dipersembahkan sebagai hadiah kepada Naik karena pencapaiannya di bidang
dakwah dan studi perbandingan agama. Terukur di plakat tersebut adalah kata-
kata sebagai berikut: "Putraku, kau telah melakukan dalam waktu 4 tahun hal-hal
yang butuh 40 tahun bagiku untuk melakukannya, Alhamdulillah."68
Pada tahun 2015, King Salman dari Arab Saudi memberinya penghargaan
"King Faisal International Prize" kepada Dr. Zakir Naik karena dedikasi dan
pencapaiannya terhadap dakwah Islam yang telah memberi pencerahan kepada
ratusan juta orang di seluruh dunia, dan telah mengislamkan puluhan ribu atau
mungkin ratusan ribu orang di seluruh dunia.
Pesan beliau, bahwa agama itu masuk akal, terlebih agama islam, semua
ajarannya pasti masuk akal, tidak mungkin tidak, dengan keyakinan seperti ini
banyak pendapat beliau yang sangat di terima oleh khalayak umum, beliau
mengutip statemen Albert Einstein, “sains tanpa agama adalah pincang, dan
67
Dr. Yahya Nuryadi, Dr. Zakir Naik dokter paling berpengaruh di dunia yang
mengislamkan jutaan orang,h.231 68
https://www.islampos.com/siapa-dr-zakir-naik-sebenarnya-…/2/ diakses pada tanggal 11
Juni 2017 pada pukul 13.54
51
agama tanpa sains adalah buta” sehingga pantas saja dengan keberanian beliau
mengungkapkan beberapa kenyataan yang terkadang beliau dengan berani
mengatakan salah, ketika hal, atau doktrin itu tidak sesuai dengan kenyataan
ilmiah, Dalam terbitan 22 Februari 2009, Indian Express membuat daftar "100
Orang India Terkuat 2009" di antara satu milyar penduduk India, Zakir Naik
masuk peringkat 82. Dalam daftar khusus "10 Guru Spiritual Terbaik India", Zakir
Naik ada di peringkat 3, setelah Baba Ramdev dan Sri Sri Ravi Shankar, menjadi
satu satunya muslim di daftar ini.
C. Retorika Dakwah Dr. Zakir Naik
Dalam ceramah yang disampaikan, Dr. Zakir Naik Selalu meyakinkan wahyu
tapi juga tidak melupakan akal, apa yang disampaikan menjadi rasional sehingga
mampu diterima dengan baik oleh mad’u. Seperti pada isi ceramah tersebut:
“….Zaman sekarang, kata yang paling salah dipahami dalam islam
adalah jihad. Ini bukan hanya disalah pahami oleh non-muslim, bahkan
umat muslim sendiri salah paham akannya. Sebagian besar non-muslim,
begitu juga muslim berpikir bahwa perang apapun, yang dilakukan oleh
muslim manapun, untuk alasan apapun, entah itu untuk keuntungan
pribadi, entah itu untuk ketenaran, entah itu untuk nama, entah itu untuk
daerah kekuasaan, entah itu untuk kekayaan, entah itu untuk kekuatan,
disebut sebagai jihad. Jihad bukan berarti perang manapun yang
dilakukan oleh muslim manapun, entah itu untuk nama, untuk ketenaran,
untuk kekayaan, untuk kekuasaan, untuk daerah. Jihad adalah kata arab
yang berasal dari kata arab “jahada” yang berarti “berjuang atau
berusaha.” Dalam konteks islam, jihad berarti “berjuang dan berusaha
melawan kecenderungan jahat dari diri sendiri.” Jihad artinya untuk
berjuang dan berusaha untuk membuat masyarakat menjadi lebih baik.
Jihad artinya untuk berjuang dan berusaha melawan penindasan. Jihad
juga berarti untuk berjuang dan berusaha di medan perang untuk
melindungi diri. Jihad pada dasrnya berarti “untuk berjuang dan
berusaha.” Jika seorang murid berusaha dan berjuang untuk melewati
sebuah ujian, dalam bahasa arab, kita mengatakan bahwa dia sedang
52
berjihad. Dan banyak yang berpikir bahwa jihad hanya bisa dilakukan
oleh muslim. Ada ayat-ayat di dalam Al quran yang berkata bahwa
bahkan non-muslim pun berjihad. Allah berfirman dalam Al quran di
surat luqman [31]: 14, “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat
baik) kepada dua orang ibu bapanya, ibunya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun.” Lalu ayat berikutnya, surat luqman [31]: 15 berbunyi: “Dan
jika keduanya memaksamu (berjihad) untuk mempersekutukan dengan
aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah
kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah di dunia keduanya dengan
baik.”
Disini quran mengatakan bahwa orang tua non muslim yang berjuang
dan berusaha untuk membuat anak-anak mereka menyembah yang lain
selain tuhan (syirik), “maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya dengan baik.” Kalimat yang sama diulang lagi di
surat ankabut[29]:8 “dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan
kepada dua orang ibu bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu
(berjihad) untuk mempersekutukan aku (allah), maka janganlah kamu
mengikuti keduanya.” Meski begitu, kita tetap harus berbuat baik kepada
keduanya. Disini quran mengatakan bahwa orangtua non-muslim
berjihad, mereka berjuang dan berusaha untuk membuat anak-anak
mereka berbuat kesyirikan, atau menyekutukan tuhan. jihad ini disebut
jihad fi sabili syaitan (jihad di jalan setan). Apa yang harus muslim
lakukan adalah jjihad di sabilillah (jihad di jalan allah), kecuali ada hal
tertentu. Hampir semua orientalis menerjemahkan kata “jihad” menjadi
“perang suci (perang atas agama).” Dan sayangnya, banyak orang yang
mengaku sebagai “ulama muslim”, bahkan mereka menerjemahkan jihad
sebagai “perang suci(perang untuk agama).” Perang suci jika
diterjemahkan dalam bahasa arab adalah “harbun muqaddasah.” Jika kau
membaca quran, kata harbun muqaddasah tidak ada sama sekali dalam
quran. Dan tidak ada hadits dari Muhammad s.a.w dimana kata “harbun
muqaddasah” disebutkan. Kata “perang suci” ini pertama kali ditujukan
untuk mendefinisikan perang salib yang dilakukan umat Kristen. Jika
kau membaca sejarah beberapa abad yang lalu, tentara Kristen
melakukan pemaksaan dan pembunuhan puluhan ribu umat manusia
dalam nama kekristenan. Jika kau membaca sejarah, jumlah manusia
yang terbunuh atas nama agama, adalah atas nama kekristenan. Dan
mereka menyebut ini sebagai “perang suci (perang untuk agama).” Dan
sekarang, mereka menggunakannya untuk kata arab “jihad.”….”
Selain itu, saat berceramah Dr. Zakir Naik menggunakan pakaian yang rapih
dan sopan, juga sering menggunakan bahasa tubuh dan mimik wajah yang enak
untuk di pandang, seperti pada gambar berikut:
53
Satu lagi yang menjadi kekuatan Dr. Zakir Naik dalam berdakwah adalah
bagaimana beliau mampu menyampaikan pesan dakwahnya dengan jelas dan
sistematis. Seperti saat beliau membantah tuduhan media dalam ceramahnya ini:
“...Aku akan mengakhiri ceramahku dengan menjawab tuduhan dari
media bahwa Islam disebarkan dengan pedang. Dan ini adalah tuduhan
54
yang dilayangkan oleh media internasional bahwa islam disebarkan
dengan pedang. Jawaban atas tuduhan ini diberikan dengan sangat baik
oleh sejarawan terkenal bernama De Lacy O’leary. Dia menyebutkan
dalam bukunya “Islam at The Crossroads” pada halaman 8, De Lacy
O’Leary berkata “sejarah membuatnya jelas bahwa legenda dari muslim
fanatik yang menyapu dunia, memaksakan Islam dengan acungan
pedang pada bangsa-bangsa yang berhasil ditaklukan adalah mitos yang
paling tidak jelas dan fantastis yang pernah ditulis sejarah.” Aku ingin
mengulangi pernyataan dari De Lacy O’Leary, sejarawan yang terkenal
“Sejarah membuatnya jelas bahwa legenda dari muslim fanatik
memaksakan islam dengan acungan pedang pada bangsa-bangsa yang
ditaklukan adalah mitos tidak jelas dan fantastis yang pernah ditulis
sejarah.” Ketika kita membaca sejarah, kita menjadi paham bahwa
bangsa Arab memerintah tanah Arab selama 1.400 tahun kebelakang.
Selama beberapa tahun, orang Inggris datang, selama beberapa tahun
orang Prancis datang, tapi secara keseluruhan, orang muslim Arab
adalah penguasa tanah Arab. Tapi di zaman sekarang, ada lebih dari 9
juta bangsa Arab yang merupakan Kristen Koptik. Kristen koptik berarti
mereka adalah Kristen secara turun-temurun. 9 juta orang arab ini
bersaksi, adalah saksi bahwa islam tidak disebarkan dengan pedang.
Kami sebagai muslim memerintah di India selama lebih dari 1.000
tahun. Saat itu India adalah negara paling kuat di Dunia. Umat Muslim,
jika kami ingin, kami bisa memaksakan setiap non-muslim untuk masuk
islam dengan acungan pedang, kami tidak melakukannya. Di zaman
sekarang, di India, lebih dari 80% orang India, adalah non-muslim. 80%
ini bersaksi, mereka bersaksi, bahwa Islam tidak disebarkan melalui
pedang. Sekarang, negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia
adalah Indonesia, aku bertanya padamu: “tentara muslim manakah yang
pergi ke Indonesia? Tentara muslim mana yang pergi ke Malaysia
dimana Malaysia lebih dari 50% adalah muslim?” tentara muslim yang
mana? Tentara muslim mana yang pergi ke pantai Timur Afrika? Pedang
yang mana? Thomas Carlyle menulis dalam bukunya Hero and Hero
Worship, dia menempatkan nabi kita tercinta, Muhammad s.a.w sebagai
Nabi pahlawan no 1. Nomor satu! Dan dia menulis “setiap gagasan baru
berasal dari seseorang. Dalam pikiran seseorang, ia bersemayam. Satu
orang dari seluruh dunia! Tidak akan berguna baginya jika ia
mengangkat pedang dan memaksakan gagasannya. Kau pertama-tama
harus mendapatkan pedangmu, yaitu pedang intelektual! Seperti yang
difirmankan Allah di Al Quran surat An-Nahl[16]:125 serulah (manusia)
kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan
55
bantahlah mereka dengan cara yang baik.” Thomas Charlyle
membicarakan tentang pedang intelektual. Di zaman sekarang, Islam
menguasai hati tidak dengan pedang baja melainkan melalui pedang
intelektual, pedang kedamaian. Ada sebuah survey yang dilakukan, yang
diberikan di Reader’s Dugest Almanac Book pada 1994 dan juga
majalah The Plain Truth. Dan data ini memberikan pertumbuhan agama-
agama besar di dunia dalam jangka waktu 50 tahun, mulai dari 1934-
1994, dalam jangka waktu 50 tahun, pertumbuhan dalam agama-agama
besar di dunia. Agama nomor 1 yang bertambah maksimal adalah islam
sebanyak 235%, dan Kristen hanya 47%. Aku bertanya padamu “perang
manakah yang terjadi pada 1934-1994 yang menyebabkan jutaan non-
muslim masuk islam?” perang mana? Perang mana? Di zaman sekarang,
agama tercepat peryumbuhannya di dunia adalah islam. Agama tercepat
pertumbuhannya di Amerika adalah Islam. Agama tercepat
pertumbuhannya di Europa adalah Islam. Betapapun mereka berusaha
menekan Islam, sebanyak itu pula Islam tumbuh. Allah s.w.t berfirman
dalam quran di surat Ali Imran[3]: 54, “orang-orang Kafir itu membuat
tipu daya, dan allah juga berencana. Dan Allah sebaik-baik perencana.”
Kau tahu setelah 9/11, media mengatakan “Islam adalah agama teroris,
muslim adalah teroris.” Setelah 9/11, dalam jangka waktu 9 bulan, di
Amerika saja, 34.000 orang Amerika masuk Islam. Di Europa saja
dalam waktu 10 bulan, lebih dari 20.000 orang masuk Islam. Di zaman
sekarang media mengatakan Islam merendahkan wanita, Islam tidak
memberikan wanita hak mereka. Apakah kau tahu, dari orang-orang
yang masuk islam, 2/3 darinya adalah wanita? Aku bertanya: siapakah
yang memaksa wanita Amerika untuk masuk Islam? Siapa yang
memaksa wanita eropa untuk masuk islam? Allah berjanji dalam Al
Quran tidak kurang dalam 3 ayat berbeda. Allah berjanji dalam surat Al-
Fatah[48]: 28, di surat At-Taubah[9]: 33, dan surat Al-Saff[61]:9, bahwa
Allah telah mengirim nabi-nabinya dengan agama kebenaran sehingga ia
akan menang terhadap semua agama lainnya, entah itu ke kristenan,
yudaisme, Hinduisme, Buddhisme, Sosialisme, Ateisme, Modernisme,
Islam ditakdirkan untuk menang atas semuanya! Menguasai mereka
semua! Betapapun orang musyrik tidak menyukainya! Allah telah
mengutus nabi-nabi Nya dengan petunjuk dan agama kebenaran
sehingga ia akan menang atas segala agama lainnya”, entah itu
yudaisme, kekristenan, hinduisme, buddhisme, sosialisme, modernisme,
Islam ditakdirkan untuk menang atas semuanya! Menguasai mereka
semua! Dan dalam hal ini Allah adalah saksinya.”
56
BAB V
ANALISIS DATA DAN HASIL TEMUAN
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada mahasiswa KPI
angkatan 2014, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang terbagi ke dalam 5 kelas
dengan jumlah mahasiswa 158 orang. Dalam penelitian ini peneliti hanya
mengambil sampel sebanyak 61 orang berdasarkan hasil perhitungan slovin.
Peneliti menggunakan teknik sampling proporsional. Teknik sampling
proporsional adalah teknik yang menghendaki cara pengambilan sampel dari
setiap sub populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi
tersebut, peneliti mengambil besar masing-masing sampel yaitu:
Kelas A : 32/158x61= 12
Kelas B : 32/158x61= 12
Kelas C : 30/158x61= 12
Kelas D : 31/158x61= 12
Kelas E : 33/158x61= 13
Sehingga jumlah sampel seluruhnya adalah 61 orang mahasiswa yang sudah
menonton video ceramah Dr Zakir Naik adalah sebagai berikut:
Tabel 5 jenis kelamin responden
No Jenis kelamin Frekuensi Persentase
1 Laki-laki 22 orang 36,07%
57
2 Perempuan 39 orang 63,93%
Jumlah 61 orang 100%
Berdasarkan tabel 1 di atas, diketahui identitas responden berdasarkan jenis
kelamin laki-laki berjumlah 22 orang (36,07%), sedangkan responden perempuan
berjumlah 40 orang (63,93%).
Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari 3 bagian dengan jumla 29 butir
pernyataan. Kuesioner merupakan bentuk angket dengan menggunakan skala
likert. Denga tingkatan tertinggi sangat setuju (SS) sampai terendah Sangat tidak
setuju (STS). Adapun frekuensi masing-masing pernyataan adalah sebagai
berikut:
Tabel 6 frekuensi pernyataan
No Pernyataan Frekuensi Persentase
1 Respon Kognitif 11 38%
2 Respon Afektif 12 41%
3 Respon Konatif 6 21%
Jumlah 29 100%
Tabel 7 pernyataan aspek kognitif
No Pernyataan SS S R TS STS SKOR RANGKING
1 Saya mengetahui Dr.
Zakir Naik sebagai
100 156 6 2 0 264 2
58
da’i
2 Dr. Zakir Naik adalah
da’i rasional
75 144 33 0 0 252 6
3 Dr. Zakir Naik
terkenal dengan
hafalan yang sangat
baik
150 112 12 0 0 274 1
4 Metode ceramahnya
dapat membantu
jamaah dalam
memahami isi pesan-
pesan dakwahnya
75 148 24 4 0 251 7
5 Saya mendapat
pengetahuan agama
dari ceramah Dr. Zakir
Naik yang tidak saya
ketahui sebelumnya
50 140 39 8 0 237 9
6 Dengan mendengar
ceramah Dr. Zakir
Naik, saya dapat
mengetahui mana
yang dilarang dan
mana yang tidak
30 152 42 8 0 232 11
59
dilarang
7 Materi yang diberikan
mudah dipahami,
singkat, padat, dan
jelas
25 164 39 6 0 234 10
8 Penyampaian materi
bersifat interaktif dan
komunikatif
95 152 12 0 1 260 4
9 Penyampaian materi
ceramah dijelaskan
dengan rinci
80 132 39 0 0 251 8
10 Penyampaian materi
ceramah dengan gaya
berwibawa, tegas,
tenang, dan terstruktur
80 148 27 0 0 255 5
11 Materi yang
disampaikan
bersumber pada
alqur’an dan hadits
110 132 18 2 0 262 3
JUMLAH 2772
MEAN 252
60
A. Pernyataan Tentang Respon Kognitif
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa yang menempati rangking tertinggi
dalam respon mahasiswa KPI angkatan 2014 terhadap retorika dakwah Dr Zakir
Naik adalah pernyataan no 3, yang berbunyi Dr Zakir Naik terkenal dengan
hafalan yang sangat baik dengan skor 274, diikuti dengan pernyataan no 1 dengan
skor 264 yang berbunyi saya mengetahui Dr Zakir Naik sebagai da’i. Pada
rangking ketiga diduduki oleh pernyataan no 11 yang berbunyi materi yang
disampaikan bersumber pada alqur’an dan hadits. Sedangkan rangking terendah
terdapat pada pernyataan no 6 dengan skor 232 tentang isi materi yang dibawakan
oleh Dr Zakir Naik.
Dalam hal ini, respon kognitif mahasiswa terhadap retorika dakwah Dr Zakir
Naik adalah mahasiswa mendapat pengetahuan setelah menonton video ceramah
Dr zakir Naik dan mahaiswa setuju dengan kemampuan hafalan yang sangat baik
dari Dr zakir naik. Hal itu juga yang menjadi kekuatan Dr Zakir Naik dalam
menyampaikan dakwahnya dan menjadi daya tarik bagi mahasiswa.
Tabel 8 pernyataan aspek afektif
No Pernyataan SS S R TS STS SKOR RANGKING
12 Kesederhanaan dalam
berceraham Dr Zakir
Naik membuat saya
terinspirasi
30 140 45 12 0 227 7
13 Saya menyukai 45 112 60 10 0 227 8
61
kepribadian Dr Zakir
Naik yang akrab
dengan siapa saja
14 Saya menyukai gaya
ceramah Dr Zakir Naik
yang mengedepankan
dakwah rasional
65 152 27 4 0 248 2
15 Saya merasakan
perubahan pada diri
saya setelah
menyaksikan ceramah
Dr Zakir Naik
5 80 90 20 1 196 12
16 Saya menyukai materi
yang diberikan dalam
ceramah Dr Zakir Naik
25 180 30 2 1 238 4
17 Saya menyukai cara
penyampaian materi
ceramah Dr Zakir Naik
40 176 24 2 1 243 3
18 Saya menyukai bahasa
yang digunakan Dr
Zakir Naik
15 156 48 8 0 227 9
19 Saya menyukai
intonasi Dr Zakir Naik
25 156 51 2 0 234 6
62
saat berceramah
20 Saya menyukai
artikulasi Dr Zakir
Naik saat berceramah
15 148 57 6 0 226 10
21 Metode ceramah Dr
Zakir Naik menarik
saya fokus
95 160 9 0 0 264 1
22 Saya merasa antusias
melihat dang
mendengar ceramah Dr
Zakir Naik
45 140 45 6 0 236 5
23 Saya merasa
termotivasi untuk
memperbaiki diri
setelah mendengar
ceramah Dr Zakir Naik
25 124 72 4 0 225 11
JUMLAH 2791
MEAN 232,58
B. Pernyataan Tentang Respon Afektif
Dari tabel di atas dapat dilihat rangking tertinggi pada respon afektif
mahasiswa terhadap retorika dakwah Dr Zakir Naik adalah pada pernyataan no 21
63
yang berbunyi metode ceramah Dr Zakir Naik menarik saya fokus dengan skor
264. Sedangkan rangking terendah terdapat pada pernyataan no 15 tentang rasa
perubahan diri jamaah setelah menonton ceramah Dr Zakir Naik dengan skor 196.
Pada pernyataan-pernyataan mengenai respon afektif di mana responden
merasakan adanya perubahan pada apa yang dirasakan, baik disukai atau tidak
disukai setelah menyaksikan ceramah Dr Zakir Naik. Peneliti menyimpulkan
bahwa responden menyukai retorika Dr Zakir Naik ketika berceramah. Cara
beliau menyampaikan materi dan pakaian yang digunakan mampu membuat
jamaah fokus dalam menyaksikan ceramah yang disampaikan.
Dalam hal ini, Dr Zakir Naik melaksanakan retorika dakwah yang mampu
membuat jamaah menerima isi pesan dakwahnya. Beliau mampu menghadapi
jamaah yang beraneka ragam tingkat pendidikan, strata sosial, latar belakang
budaya dan agama. Sehingga beliau mampu menguasai kondisi mad’unya dan
mampu menempatkan dirinya kapan beliau harus berbicara dan kapan harus diam,
dengan cara ini beliau mendapatkan kesuksesan dakwah islamiyahnya.
Tabel 9 pernyataan aspek konatif
No Pernyataan SS S R TS STS SKOR RANGKING
24 Saya mulai
membiasakan, selalu
berbicara dengan
rasional
40 144 45 4 1 234 4
25 Saya mulai melatih 75 152 24 0 1 252 3
64
artikulasi saya ketika
berbicara
26 Saya mulai
menekankan intonasi
pada hal penting yang
ingin saya sampaikan
kepada lawan bicara
saya
70 164 18 0 1 253 2
27 Setelah menyaksikan
ceramah Dr Zakir
Naik, saya akan
membiasakan tutur
bahasa lebih sopan
dan lebih lembut
20 132 57 12 0 221 5
28 Mulai membiasakan
berbicara dengan
bahasa tubuh yang
baik
0 84 117 4 0 205 6
29 Mulai membiasakan
berbicara dengan
sistematis
5 68 105 18 0 296 1
JUMLAH 1361
MEAN 226,833
65
C. Pernyataan tentang respon konatif
Rangking tertinggi dalam respon konatif terhadap retorika dakwah Dr Zakir
Naik terdapat pada pernyataan no 29 tentang mulai membiasakan berbicara
dengan sistematis dengan skor 296. Sedangkan rangking terendah terdapat pada
pernyataan no 28 yang berbunyi Mulai membiasakan berbicara dengan bahasa
tubuh yang baik dengan skor 205.
Respon konatif merupakan respon berupa tindakan, dalam hal ini setelah
responden menyaksikan ceramah Dr Zakir Naik, responden menyadari pentingnya
retorika dalam kehidupan sehari-hari dan akan mulai membiasakan berbicara
dengan dengan nilai-nilai retorika seperti rasional, berintonasi yang pas, artikulasi
jelas, lebih sopan dan lemibut, menggunakan bahasa tubuh yang baik dan
sistematis.
Pada pernyataan no 29 menandakan bahwa responden sangat menyukai apa
yang disampaikan oleh Dr Zakir Naik sehingga responden ingin mengikuti gaya
berbicara Dr Zakir Naik yang sistematis. Dengan demikian peneliti
menyimpulkan bahwa retorika dakwah Dr Zakir Naik berhasil memikat perhatian
mahasiswa KPI angkatan 2014.
66
Bab VI
Penutup
A. Kesimpulan
Dari penelitian skripsi yang berjudul “Respon Mahasiswa Komunikasi dan
Penyiaran Islam Angkatan 2014 terhadap Retorika Dakwah Dr Zakir Naik”,
peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, didapati respon terhadap video dakwah Dr Zakir Naik
pada media sosial youtube. Jika dilihat pada tabel pernyataan Kognitif,
didapati data dari 11 pernyataan mendapat jumlah nilai 2772 dengan rata-
rata 252. Angka ini menunjukan bahwa mahasiswa KPI angkatan 2014,
dalam merespon video dakwah Dr Zakir Naik pada media sosial youtube,
pada aspek kognitif sudah sangat mengetahui retorika dakwah Dr Zakir
Naik pada media sosial youtube dengan persentase mencapai 83%. Maka
pada aspek kognitif didapati respon yang positif dari mahasiswa KPI
angkatan 2014.
2. Kemudian dari aspek afektif responden dalam merespon retorika dakwah
Dr Zakir Naik pada media sosial youtube, tabel pernyataan afektif
menunjukan bahwa dari 12 pernyataan mendapat jumlah nilai 2791
dengan rata-rata 233.angka ini menunjukan bahwa mahasiswa KPI
angkatan 2014 sudah mampu merasakan dan memberikan penilaian
67
terhadap retorika dakwah Dr Zair Naik. Maka pada aspek ini didapati
respon yang positif dengan persentase mencapai 76%.
3. Dan dari aspek konatif, dengan 6 pernyataan didapati jumlah nilai 1361
dengan rata-rata 227. Hal ini menandakan bahwa responden pun
melakukan tindakan dan kegiatan komunikasi yang merujuk pada video
dakwah Dr. Zakir Naik, karena hal ini dianggap membawa dampak positif
dengan persentase mencapai 74%.
B. Saran
Dari proses dan hasil penelitian skripsi ini, maka penulis menyarankan beberapa
hal yaitu:
1. Bagi mahasiswa KPI angkatan 2014, agar lebih selektif dalam memilih
tayangan terutama di media sosial youtube, saya berharap mahasiswa KPI
angkatan 2014 lebih memilih menonton tayangan yang bersifat edukatif
seperti video dakwah Dr Zakir Naik.
2. Saya berharap mahasiswa tidak hanya menonton video ceramah Dr Zakir
naik, tetapi juga mencontoh apa yang dilakukan beliau dalam berdakwah.
68
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Utama Buku
A. Shomad, Idris, Diktat Ilmu dakwah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2004
Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi dan Perkembangan Jakarata: Pedoman Ilmu
Jaya, 1993
Al-Qathani, Said, Menjadi Da‟i Sukses, Jakarta: Qisthi Press, 2005, cet-1
Arifin, H.M, Psikologi Dakwah, Jakarta: Bumi Aksara, 1997, cet-4
Arifin, Jaenal, dan Syamsir Salam, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006
Arifin, M, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1991
Arikunto, Suhasimi, prosedur penelitian, suatu pendekatan praktik, Jakarta: PT
Rieneka Cipta, 2006
Ar-Rafi’i, Mustthafa, Potret Juru Dakwah, Jakarta: CV. Pustaka Al-Kautsar,
2002
Bachtiar, Wahdi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Ciputat: Logos, 1997
Badrutaman, Nurul, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, Jakarta:
Grafindo,2005
Dean J Champion, Metode dan Masalah Penelitian, Bandung Refika Aditama,
1998
Hajar, Ibnu, Dasar-dasar penelitian kuantitatif dalam penelitian, Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada
69
Illahi, Wahyu dan Munir, Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup, edisi ke-1,
Ismail, Ilyas, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran
Dakwah Harakah, Jakarta: Penamadani, 2006, cet-1
Israr M H, Retorika dan Dakwah Islam Era Modern, Jakarta :CV Firdaus,1993
Kustandi Suhandang, Retorika Strategi teknik dan Pidato, Bandung: Nuansa,
2009, cet ke-1
Martono, Nanang, metode Penelitian Kuantitatif, analisis isi dan analisis data
sekunder, Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2011 edisi revisi, h.74
Martono, Nanang, Metode Penelitian Kuantutatif, analisis isi dan analisis data
sekunder, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2011, edisi revisi
Mubarok, Ahmad, Psikologi Dakwah, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999, cet-1
Nazir,Moh, Metode Penelitian, Jakarta:Gralia Indonesia, 2003
Poerwadinata, Psikologi Komunikasi, Jakarta:UT, 1997
Rafi’uddin, dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah,
Bandung: Pustaka Setia, 2001
Rahmat, Jalaluddin, Retorika Modern Pendekaran Praktis, Bandung: Rosdakarya,
1998
Rahmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1999
Raudhonah, ilmu komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta press,2007 cet-1
70
Saputra, Munzier, Komunikasi Dakwah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010,
Saputra, Wahidin, Retorika Dakwah Lisan, Buku Ajar Fakultas llmu Dakwah UIN
syarif Hidayatullah Jakarta: Dakwah Press,2006
Subandi, Ahmad, Psikologi Sosial, Jakarta: Bulan Bintang, 1982, cet ke-2
Suhandang, Kustadi, Retorika Srategi teknik dan Pidato, Bandung: Nuansa, 2009
Tasmara, Toto, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama,
Walgito, Bimo, Psikologi Belajar Jakarta: Rineka Cipta, 1997,
Wuwur Hedrikus, P Rudi, Retorika, Jakarta: CV Firdaus, 1993
Wuwur, P Dori, Retorika: Terampil berpidato, Berdisbusi, Berargumentsi, dan
Bernegosiasi, Yogyakarta: Kanisius, 1991
Yahya Umar, Toha, Ilmu Dakwah Jakarta: Wijaya, 1998, Cet. Ke-3
Yani, Ahmad, Bekal Menjadi Khatib dan Mubaligh, Jakarta: Al Qalam, 2008
Ya'qub, Hamzah, Publisistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership, Bandung:
Diponegoro,1981
Zainal Abidin, Yusuf, Pengantar Rerorika, Bandung: cv Pustaka setia 2013, cet-1
Sumber Utama Internet
http://fidkom.uinjkt.ac.id/?page_id=12
https://www.islampos.com/siapa-dr-zakir-naik-sebenarnya-…/2/
Zakir Naik, https://id.m.wikipedia.org/wiki/zakir_naik, pada tanggal 10 maret
2017 pukul 20.00
71
Zakir Naik, https://m.detik.com//, pada tanggal 10 Maret 2017 pukul 16.00
Sumber Buku Tambahan
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu,Teori dan filsafat komunikasi, Bandung: Citra
Aditya bakti.
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an, Fungsi dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 2001
J. Kazmier,Leonard, Statistik Untuk Bisnis, Jakarta: Erlangga,2004
Nafsiah,Siti, Prof. Hembing Pemenang The Star of Asia Award Pertama di Asia
Ketiga di Dunia, Jakarta: Prestasi Insan Indonesia
Shadilly, Hasan dan Jhon M Echols, Kamus Besar bahasa Inggris Indonesia,
Jakarta: PT. Gramedia, 2003, cet ke-27
Save D. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Lembaga Pengkajian
Dan Kebudayaan Nusantara, 1997
Taufiqqurahman, Muhammad, Ketika Wapres JK Bertemu dan Dengar „Curhat‟
Timothy, and Stephen, Perilaku Organisasi Edisi 12, Jakarta: Salemba Empat
Wibisono, Yusuf, Metode Statistic, Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
2005
Goys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,1991.
Cet ke-7
72
LAMPIRAN
Foto Pengisian Kuesioner
73
74
Foto Responden Menonton Video Dr Zakir Naik
75
Hasil Uji Reliabilitas
RELIABILITY
/VARIABLES=Item_1 Item_2 Item_3 Item_4 Item_5 Item_6 Item_7 Item_8
Item_9 Item_10 Item_11 Item_12 Item_13 Item_14 Item_15 Item_16 Item_17
Item_18 Item_19 Item_20 Item_21 Item_22 Item_23 Item_24 Item_25 Item_26
Item_27 Item_28 Item_29
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
Notes
Output Created 19-SEP-2017 14:51:01
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working
Data File 62
Matrix Input
Missing Value
Handling
Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases
with valid data for all variables
in the procedure.
76
Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=Item_1 Item_2
Item_3 Item_4 Item_5 Item_6
Item_7 Item_8 Item_9 Item_10
Item_11 Item_12 Item_13
Item_14 Item_15 Item_16
Item_17 Item_18 Item_19
Item_20 Item_21 Item_22
Item_23 Item_24 Item_25
Item_26 Item_27 Item_28
Item_29
/SCALE('ALL VARIABLES')
ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Resources Processor Time 00:00:00.00
Elapsed Time 00:00:00.00
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 62 100.0
77
Excludeda 0 .0
Total 62 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.924 29
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item_1 107.4194 120.969 .541 .921
Item_2 107.6129 120.700 .513 .922
Item_3 107.2581 121.604 .477 .922
Item_4 107.6290 118.795 .590 .921
Item_5 107.8548 117.700 .600 .920
Item_6 107.9355 120.520 .467 .922
Item_7 107.9032 119.466 .589 .921
Item_8 107.4839 120.483 .489 .922
78
Item_9 107.6290 118.893 .606 .920
Item_10 107.5645 119.397 .629 .920
Item_11 107.4516 122.022 .392 .923
Item_12 108.0161 116.213 .684 .919
Item_13 108.0161 117.819 .553 .921
Item_14 107.6774 119.861 .527 .921
Item_15 108.5161 118.319 .568 .921
Item_16 107.8387 118.170 .689 .919
Item_17 107.7581 116.973 .743 .918
Item_18 108.0161 119.262 .591 .921
Item_19 107.9032 122.941 .379 .923
Item_20 108.0323 123.474 .312 .924
Item_21 107.4194 123.952 .349 .924
Item_22 107.8710 118.934 .553 .921
Item_23 108.0484 120.735 .483 .922
Item_24 107.9032 120.679 .420 .923
Item_25 107.6129 120.471 .471 .922
Item_26 107.5968 120.376 .506 .922
Item_27 108.1129 121.741 .366 .924
Item_28 108.3710 122.237 .506 .922
Item_29 108.5161 119.336 .580 .921
79
Gambar Uji validitas kuesioner
80
Transkip Isi Ceramah Dr Zakir Naik
Islam berasal dari kata arab “salam” yang berarti kedamaian, Ini juga berasal dari
kata arab “silm” yang berarti untuk tunduk kepada Allah swt. Secara singkat,
islam berarti kedamaian yang didapatkan dengan tunduk kepada tuhan, dan
seseorang yang mendapatkan kedamaian dengan tunduk kepada tuhan disebut
sebagai muslim. Hari ini, senjata paling penting di dunia adalah media, media
dapat mengubah hitam menjadi putih, siang menjadi malam, pahlawan menjadi
penjahat, dan kita lihat sekarang di media internasional, ada banyak propaganda
jahat untuk menyerang islam. Kita lihat di media internasional, surat kabar
internasional, majalah internasional, siaran radio, chanel tv, internet, media
memborbardir islam dengan tuduhan-tuduhan. Dan menurut artikel di News Week
Magazine pada 16 April 1979, dikatakan bahwa lebih dari 60.000 buku telah
ditulis untuk menyerang islam dalam jangka waktu 150 tahun. Jika kita hitung, ini
berarti ada lebih dari 1 buku tiap harinya. Dan setelah 9/11, ini telah mencapai
tingkat epidemik (sangat tinggi). Dan kita sering kali melihat di media, muslim di
cap sebagai fundamentalis, ekstrimis, dan teroris. Apakah arti dari kata
fundamentalis? Fundamentalis secara definisi berarti seseorang yang mengikuti
fundamental (prinsip-prinsip) dari subjek yang bersangkutan. Misalnya, jika
seseorang ingin menjadi matematikawan yang baik, dia harus mengetahui,
mengikuti, dan mempraktekan fundamental dari matematika. Apabila dia tidak
menjadi fundamentalis dalam matematika, dia tidak bisa menjadi matematikawan
yang baik. Apabila seseorang ingin menjadi ilmuwan yang baik, dia harus tahu,
mengikuti, dan menjalankan fundamental dari sains. Apabila dia tidak menjadi
fundamentalis dalam bidang sains, dia tidak bisa menjadi ilmuwan yang baik. Kita
tidak bisa mengecap semua fundamentalis dengan cap yang sama, yaitu semuanya
baik, atau semuanya buruk. Tergantung pada bidang manakah seseorang menjadi
fundamentalis, kita kita harus mengecap dia dengan adil. Misalnya, jika seseorang
adalah fundamentalis di bidang pencurian, di mana profesinya adalah merampok,
maka dia buruk bagi masyarakat. Dia bukan fundamentalis yang baik. Di sisi lain,
jika seseorang menjadi fundamentalis di bidang kedokteran, di mana profesiny
adalah menyelamatkan ribuan nyawa manusia, maka dia baik bagi masyarakat.
Kau tidak bisa mengecap semua fundamentalis dengan cap yang sama, pertama-
tama kau harus menganalisis di bidang manakah orang tersebut menjadi
fundamentalis. Berkenaan dengan diriku, aku adalah seorang muslim
fundamentalis dan aku bangga menjadi muslim fundamentalis. Karena aku tahu
bahwa aku mengikuti dan berusaha mempraktekan fundamental (prinsip-prinsip)
islam, dan aku tahu bahwa tidak ada satu pun fundamental dalam islam yang
bertentangan dengan pri kemanusiaan secara keseluruhan. Mungkin ada beberapa
ajaran islam tertentu yang latar belakangnya tidak diketahui sebagian orang. Tapi
81
pada saat kau memberikan jawabannya dengan logika dan nalar, dan mengapa
ajaran ini seperti itu, tidak ada satu orang pun yang logis di dunia ini, yang dapat
menunjukan satu saja prinsip islam yang bertentangan dengan pri kemanusiaan
secara keseluruhan. Ketika kita membaca kamus Webster, kita menjadi tahu
bahwa fundamentalisme adalah kata yang pertama kali ditunjukan untuk
menjelaskan orang-orang Kristen amerika pada awal abad ke 20. Mereka disebut
sebagai Kristen protestan karena mereka memprotes gereja. Gereja percaya bahwa
pesan dari bibel berasal dari tuhan. para Kristen protestan ini memprotes dan
berkata “tidak hanya pesan bibel itu dari tuhan, setiap kata, setiap huruf dari bibel
berasal dari tuhan.” jika seseorang dapat membuktikan bahwa setiap kata dalam
bibel berasal dari tuhan, maka gerakan ini adalah gerakan yang baik. Tapi disisi
lain, jika seseorang dapat membuktikan bahwa tidak setiap kata dalam bibel
berasal dari tuhan, maka gerakan fundamentalis ini tidak baik. Menurut kamus
oxford, fundamentalis adalah seseorang yang dengan ketat mematuhi ajaran dan
kitab kuno dari agama manapun. Tapi ketika kita membaca edisi revisi dari kamus
oxford, ada sedikit perubahan. Edisi revisi dari kamus oxford mengatakan bahwa
“fundamentalis adalah orang yang dengan ketat mematuhi ajaran dan kitab kuno
dari agama manapun, terlebih lagi islam.” “Terlebih lagi islam” telah ditambahkan
dalam edisi revisi dan kamus oxford, sehingga ketika kau mendengar kata
“fundamentalis”, kau mulai memikirkan tentang muslim. “muslim adalah
fundamentalis”,”muslim adalah ekstrimis.” Dan seringkali, kita sebagai muslim
bersikap defensif. Seperti yang dikatakan Tun Dr. Mahathir Mohammad, “kenapa
kita harus menjadi defensif?” banyak muslim menjadi defensive “tidak,
tidak,tidak, aku bukan seorang fundamentalis, aku bukan ekstrimis.” Seharusnya,
katakan “aku memang seorang ekstrimis.” “aku ekstrim dalam berbuat kebaikan,
aku ekstrim dalam berkasih sayang, aku ekstrim dalam mencintai, aku ekstrim
dalam perkara keadilan, aku ekstrim dalam kejujuran. Apa salahnya ekstrim
dalam kebaikan, ekstrim dalam keadilan, ekstrim dalam kejujuran? Dapatkah
seseorang memberitahuku bahwa berbuat ekstrim dalam kebaikan itu salah?
Berbuat ekstrim dalam kejujuran itu salah? berbuat ekstrim dalam keadilan itu
salah? Jika ada hal menguntungkanmu, kau adil, tapi jika tidak
menguntungkanmu, kau tidak adil, itu bukanlah islam. Dan quran berfiraman
bahwa kau harus ekstrim dalam kebaikan, ekstrim dalam mencintai, ekstrim
dalam kasih saying, ekstrim dalam kejujuran. Jika kau adalah muslim yang taat,
kau harus menjadi ekstrim dalam kebaikan, ekstrim dalam kejujuran, ekstrim
dalam keadilan. Kau harus menjadi ekstrimis dalam arah yang benar.
Sekarang media mencap, media mengatakan bahwa muslim adalah teroris. Apa
arti dari kata teroris? Teroris secara definisi berarti “orang yang menyebabkan
terror.” Ketika seseorang perampok melihat seorang polisi, dia ketakutan. Jadi
bagi perampok, polisi adalah teroris. Dan seringkali kau melihat bahwa bagi orang
82
yang sama, bagi aktivitas yang sama, dua cap yang berbeda diberikan. Dan contoh
terbaik adalah ketika india diperintah oleh pemerintah inggris, sekitar lebih dari
60 tahun yang lalu, ada banyak orang india yang berperang untuk kemerdekaan
negara mereka. Orang-orang ini di cap oleh teroris oleh negara inggris. Tapi kami
sebagai orang india, kami menyebut orang-orang ini sebagai pahlawan
kemerdekaan, pejuang kebebasan. Orang yang sama, aktivitas yang sama, tapi dua
cap yang berbeda. Jika kau setuju dengan pandangan pemerintah inggris, bahwa
mereka punya hak untuk memerintah india, maka kau harus menyebut mereka
yang melawan inggris adalah teroris. Tapi jika kau setuju pada pandangan
penduduk india, bahwa orang-orang inggris datang ke india untuk melakukan
bisnis, dan mereka tidak punya hak untuk memerintah kami, kau akan menyebut
mereka yang melawan inggris sebagai pahlawan kemerdekaan. Orang yang sama,
aktivitas yang sama, tapi dua cap yang berbeda. Dan seringkali, ketika aku
berbicara pada media india, dan mereka bertanya padaku “kenapa muslim adalah
teroris?” jadi aku bertanya pada mereka bahwa lebih dari 65 tahun yang lalu,
orang inggris menyebut Bhagat Singh (pejuang kemerdekaan india) sebagai
teroris. Apakah kau percaya itu? Dan media berkata “tidak.” Aku berkata
“kenapa?” “karena kita tahu bahwa Bhagat Singh bukanlah teroris, dia seorang
pahlawan kemerdekaan.” Aku katakan “aku juga tidak setuju bahwa Bhagat Singh
adalah teroris. Dia seorang pahlawan.” 60 tahun lalu ketika orang inggris mencap
Bhagat Singh sebagai teroris, kau tidak setuju dengan itu, tapi sekarang ketika
orang inggris melabeli muslim sebagai teroris, kenapa kau setuju dengan mereka?
Kenapa ada standar ganda disini? Dan ada banyak contoh tentang ini dalam
sejarah di berbagai belahan dunia. Kita tahu bahwa beberapa abad yang lalu,
orang inggris memerintah di amerika. Pada 1776, terjadi revolusi amerika. Pada
waktu itu ada banyak orang amerika yang berperang untuk kemerdekaan negara
mereka. Dan pada waktu itu, pemerintah inggris menjuluki George Washington
sebagai “teroris nomor 1.” “Teroris nomor 1” adalah julukan yang diberikan
pemerintah Inggris pada 1776 pada George Washington. Ketika AS mendapatkan
kemerdekaanya, “teroris nomor 1” menjadi presiden dari Amerika Serikat.
Kita juga bisa melihat dari afrika selatan. Sebelumnya, ketika pemerintah
apartheid kulit putih memerintah afrika selatan, mereka menangkap nelson
mandela dan memenjarakannya di pulau Robben selama lebih dari 25 tahun. Dan
mereka menyebutnya sebgaai “teroris no 1.” Ketika afrika selatan mendapatkan
kemerdekaannya, “teroris nomor 1” yang sama menjadi presiden dari afrika
selatan yang baru merdeka. Dan selanjutnya, dia mendapatkan hadiah nobel untuk
kedamaian. Ini bukan karena dia tadinya buruk dan menjadi baik. Karena aktivitas
yang sama yang membuatnya dijuluki sebagai “teroris nomor 1”, di kemudian
waktu , dia mendapat hadiah nobel untuk kedamaian. Dapatkah kita
membayangkan teroris nomor 1 di dunia mendapat hadiah nobel untuk
83
kedamaian? Jadi apa yang kita sadari bahwa siapapun yang berkuasa, apapun cap
yang diberikan, ini akan melekat, terlepas dari cap itu benar atau salah. Jadi media
itu sangat kuat. Apapun cap yang diberikan media, sayangnya ia akan melekat,
terlepas dari apakah itu benar atau salah. Itulah mengapa aku berkata: sekarang,
media adalah senjata paling kuat di dunia. Ia dapat mengubah hitam menjadi
putih, siang menjadi malam, pahlawan menjadi penjahat, penjahat menjadi
pahlawan. Dan sayangnya kita sebagai muslim, kita sangat terbelakang berkenaan
dengan media. Zaman sekarang, kata yang paling salah dipahami dalam islam
adalah jihad. Ini bukan hanya disalahpahami oleh non-muslim, bahkan umat
muslim sendiri salah paham akannya. Sebagian besar non-muslim, begitu juga
muslim berpikir bahwa perang apapun, yang dilakukan oleh muslim manapun,
untuk alasan apapun, entah itu untuk keuntungan pribadi, entah itu untuk
ketenaran, entah itu untuk nama, entah itu untuk daerah kekuasaan, entah itu
untuk kekayaan, entah itu untuk kekuatan, disebut sebagai jihad. Jihad bukan
berarti perang manapun yang dilakukan oleh muslim manapun, entah itu untuk
nama, untuk ketenaran, untuk kekayaan, untuk kekuasaan, untuk daerah. Jihad
adalah kata arab yang berasal dari kata arab “jahada” yang berarti “berjuang atau
berusaha.” Dalam kontek islam, jihad berarti “berjuang dan berusaha melawan
kecenderungan jahat dari diri sendiri.” Jihad artinya untuk berjuang dan berusaha
untuk membuat masyarakat menjadi lebih baik. Jihad artinya untuk berjuang dan
berusaha melawan penindasan. Jihad juga berarti untuk berjuang dan berusaha di
medan perang untuk melindungi diri. Jihad pada dasrnya bearti “untuk berjuang
dan berusaha.” Jika seorang murid berusaha dan berjuang untuk melewati sebuah
ujian, dalam bahasa arab, kita mengatakan bahwa dia sedang berjihad. Dan
banyak yang berpikir bahwa jihad hanya bisa dilakukan oleh muslim. Ada ayat-
ayat di dalam al quran yang berkata bahwa bahkan non-muslim pun berjihad.
Allah berfirman dalam quran di surat luqman [31]: 14, “Dan kami perinrtahkan
kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapanya, ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun.”
Lalu di ayat berikutnya, surat luqman [31]: 15 berbunyi: “Dan jika keduanya
memaksamu (berjihad) untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah di dunia keduanya dengan baik.”
Disini quran mengatakan bahwa orang tua non muslim yang berjuang dan
berusaha untuk membuat anak-anak mereka menyembah yang lain selain tuhan
(syirik), “maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya
dengan baik.” Kalimat yang sama diulang lagi di surat ankabut[29]:8 “dan kami
wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu bapaknya. Dan jika
84
keduanya memaksamu (berjihad) untuk mempersekutukan aku (allah), maka
janganlah kamu mengikuti keduanya.” Meski begitu, kita tetap harus berbuat baik
kepada keduanya. Disini quran mengatakan bahwa orangtua non-muslim berjihad,
mereka berjuang dan berusaha untuk membuat anak-anak mereka berbuat
kesyirikan, atau menyekutukan tuhan. jihad ini disebut jihad fi sabili syaitan
(jihad di jalan setan). Apa yang harus muslim lakukan adalah jjihad di sabilillah
(jihad di jalan allah), kecuali ada hal tertentu. Hampir semua orientalis
menerjemahkan kata “jihad” menjadi “perang suci (perang atas agama).” Dan
sayangnya, banyak orang yang mengaku sebagai “ulama muslim”, bahkan mereka
menerjemahkan jihad sebagai “perang suci(perang untuk agama).” Perang suci
jika diterjemahkan dalam bahasa arab adalah “harbun muqaddasah.” Jika kau
membaca quran, kata harbun muqaddasah tidak ada sama sekali dalam quran. Dan
tidak ada hadits dari Muhammad s.a.w dimana kata “harbun muqaddasah”
disebutkan. Kata “perang suci” ini pertama kali ditujukan untuk mendefinisikan
perang salib yang dilakukan umat Kristen. Jika kau membaca sejarah beberapa
abad yang lalu, tentara Kristen melakukan pemaksaan dan pembunuhan puluhan
ribu umat manusia dalam nama kekristenan. Jika kau membaca sejarah, jumlah
manusia yang terbunuh atas nama agama, adalah atas nama kekristenan. Dan
mereka menyebut ini sebagai “perang suci (perang untuk agama).” Dan sekarang,
mereka menggunakannya untuk kata arab “jihad.”
Fundamentalis pertama kali ditujukan untuk menggambarkan tentara Kristen, tapi
sekarang malah digunakan untuk muslim. Jadi jihad bukan berarti “perang suci”,
jihad artinya “berjuang dan berusaha.” Cara terbaik untuk memahami arti kata
“jihad” adalah dengan memahami apa yang dikatakan kitab suci umat islam
tentang jihad, apa yang disebutkan dalam quran dan hadits sahih Rasulullah s.a.w.
ketika kita membaca quran, kita menjadi tahu. Disebutkan dalam quran surat al-
hajj[22]:78 “dan berjuanglah (berjihadlah) kamu pada jalan allah dengan
perjuangan (jihad) yang sebenar-benarnya. Dia(Allah) te;;ah meminta kamu dan
dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.”
Allah berfirman dalam quran di surat at-taubah[9]: 20 “orang-orang yang beriman
dan berhijrah serta berjuang (berjihad) di jalan allah dengan harta, benda, dan diri
mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi allah, dan itulah orang-orang yang
mendapat kemenangan.” Artinya mereka akan masuk surga, mereka akan
dimasukan ke dalam jannah, mereka akan mendapatkan keselamatan. Rasulullah
saw tercinta bersabda dalam hadits sahih bukhari vol 4 kitab jihad hadits no 46,
abu hurairah r.a berkata bahwa rasulullah saw bersabda “orang yang berjihad di
jalan allah, dan allah maha mengetahui siapa yang berjihad (berjuang dan
berusaha di jalan allah)” “orang yang berusaha dan berjuang di jalan allah, dan
allah maha mengetahui siapa yang berjuang dan berusaha di jalan allah, bagaikan
orang yang terus menerus berpuasa dan melaksanakan shalat. Dan allah telah
85
menjanjikan surge baginya jika dia terbunuh di medan perang atau allah
mengembalikannya dengan selamat dengan pahala dan harta rampasan perang.”
Disebutkan dalam surat al-ankabut[29]: 6 dan barang siapa yang berjihad
(berusaha dan berjuang di jalan allah), sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk
dirinya sendiri. Sesungguhnya allah benar-benar mahakaya (tidak memerlukan
sesuatu) dari semesta alam.” Jadi jika kau berjuang di jalan allah (berjihad), maka
manfaatnya untuj dirimu sendiri, ini bukan untuk Allah, karena Allah tidak butuh
bantuan apapun dari mahluk-Nya. Dia terbebas dari segala kebutuhan, patut atas
segala pujian. Disebutkan dalah Sahih bukharivol 4, hadits nomor 2784, Hazrat
Aisyah r.a (istri Rasulullah s.a.w) bertanya kepada rasulullah “Dapatkah aku
bergabung dalam jihad?” dan Rasulullah menjawab “Haji yang sempurna adalah
jihad terbaik untukmu.” Disebutkan dalam Sahih Bukhari hadits nomor 5972,
seseorang bertanya pada rasulullah “dapatkah aku pergi berjihad?” Rasulullah
bertanya padanya “apakah kau punya orang tua?” dia berkata “ya. Bagimu
melayani orang tuamu adalah jihad” disebutkan dalam sunan nasa’I hadits nomor
4209, seseorang bertanya pada rasulullah “jihad manakah yang terbaik?” dan
rasulullah menjawab “Jihad yang terbaik adalah seseorang yang berbicara
kebenaran melawan penguasa yang dzalim.” Disebutkan dalam sahih ibn hibban
hadits no 4682, bahwa rasulullah bersabda “seorang mujahid adalah orang yang
berjuang dan berusaha melawan nafsunya sendiri untuk allah. Dan muhajir adalah
orang yang berpindah dari kebathilan kepada kebenaran.” Dari semua hadits ini
kita mengetahui bahwa jihad terbaik terus-menerus berubah, tergantung pada
situasinya. Ketika rasulullah memberitahu seseorang “apakah kamu punya orang
tua? Jihad terbaik adalah melayani orang tua”, rasulullah mengetahui bahwa orang
tuanya membutuhkannya, tidak selalu berarti bahwa melayani orang tua adalah
jihad terbaik. Untuk orang tersebut karena orang tuanya membutuhkannya, maka
baginya, jihad terbaik adalah melayani orang tuanya. Jadi tergantung pada
situasinya, jihad terbaik berubah-ubah. Allah berfirman dalam quran di surat
furqaan[25]: 51, “dan andaikata kami menghendaki benar-benarlah kami utus
pada tiap-tiap negeri seorang yang memberi peringatan (rasul).” Ayat selanjutnya,
surat furqaan[25]: 52 berbunyi, “maka janganlah kamu mengikuti orang-orang
kafir (non-muslim) dan jihadlah terhadap mereka dengan al-quran dengan juhad
yang besar.” Disini quran membicarakan tentang jihad dengan quran, berjuang
dan berusaha terhadap orang-orang kafir (non-muslim) dengan quran. Quran
membicarakan tentang berjihad dengan quran, ini artinya kau harus
menyampaikan pesan allah s.w.t kepada non-muslim. Dan sekarang aku pikir,
menurutku jihad terbaik di zaman sekarang adalah jihad bil quran (jihad dengan
quran atau berdakwah). Berusaha dan berjuang terhadap orang-orang kafir (non-
muslim) dengan menyebarkan pesan quran. Allah berffirman dalam quran di surat
ali Imran[3]: 110, “kamu (muslim) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
86
untuk manusia…” Allah telag memberikan kita kehormatan. Allah telah menyebut
kita muslim sebagai khayra ummah (umat terbaik). Kapanpun ada kehormatan,
selalu ada tangguing jawab. Tidak ada kehormatan tanpa tanggung jawab.
Misalnya di sekolah, kepala sekolah punya kehormatan lebih besar daripada guru.
Seorang guru punya kehormatan lebih besar daripada karyawan tata usaha. Begitu
juga, kepala sekolah punya tanggung jawab lebih besar daripada guru. Guru
punya tanggung jawab lebih besar daripada karyawab tata usaha. Tidak ada
kehormatan tanpa tanggung jawab. Allah s.w.t dalam quran memberikan
kehormatan kepada umat muslim dengan berfirman: “kamu musli, adalah umat
yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia..” bukankah kau berpikir bahwa kau
punya tanggung jawab? Jawabannya diberikan di ayat yang sama, ini karena kita
“menyuruh kepadayang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman
kepada allah.” Allah menyebut kita sebagai khayra ummah (umat terbaik) karena
kita mengajak pada kebaikan (ma’ruf) mencegah yang buruk (munkar), dan kita
beriman pada allah. Jika kita tidak mengajak pada kebaikan, dan tidak mencegah
yang buruk, maka kita tidak pantas untuk disebut sebagai khayra ummah, kita
todak pantas disebut sebagai muslim. Merupakan fardu ain (kewajiban) bagi
setiap muslim untuk menyampaikan pesan islam kepada mereka yang tidak
paham. Allah berfirman dala quran di surat at-taubah[9]: 24 “katakanlah: jika
bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri atau suami-suami, kaum
keluargamu…” allah berfirman dalam surat at-taubah[9]: 24 tentang apakah yang
kau khawatirkan, apakah “bapakmu, putra-putramu, saudara-saudaramu,
pasanganmu (istri atau suami), kerabatmu…” dan allah melanjutkan “harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya,
dan tempat tinggal yang kamu sukai…” allah menanyakanmu, “apa yang kau
khawatirkan? Apakah bapakmu, apakah putra-putramu, apakah saudara-
saudaramu, apakah pasanganmu (istri atau suami), apakah kerabatmu, apakah
kekayaan yang kau usahakan, perniagaan yang kau lakukan, rumah yang kau
tinggali…” dan allah melanjutkan dan jika kau lebih mencintai hal-hal ini
melebihi allah dan rasul Nya, dan melebihi berjihad (berjuang dan berusaha di
jalan-Nya)…” allah berfirman “ maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
fasik.” Allah berfirman dalam Quran bahwa jika kau lebih mencintai hal-hal ini,
yaitu bapakmu, putra-putramu, saudara-saudaramu, istri atau suamimu,
kerabatmu, kekayaan yang kau usahakan, perdagangan yang kau lakukan, rumah
yang kau tinggali, jika kau lebih mencintai hal-hal ini daripada Allah, rasul-Nya,
dan berusaha dan berjuang (berjihad) di jalan Allah, Allah berfirman “tunggulah
sampai Allah membawakan kehancuran padamu. Dan Allah tidak memberi
petunjuk pada orang-orang yang fasik.” Di zaman sekarang merupakan kewajiban
setiap muslim untuk menyampaikan pesan islam kepada non muslim yang tidak
87
sadar akan islam. Allah berfirman dalam surat Muhammad[47]: 38 Allah
berfirmna apabila kau tidak melakukan tugasmu, maka Allah akan
menggantikanmu dengan orang lain dan mereka tidak akan sepertimu. Jika kau
tidak melakukan tugasmu, jika kau berpaling dari jalurmu, Allah akan
menggantikanmu dengan orang lain dan mereka tidak akan sama sepertimu.
Merupakan kewajiban setiap muslim untuk menyampaikan pesan islam kepada
orang-orang yang tidak sadar akannya. Allah s.w.t berfirman dalam quran di surat
Al-Baqarah[2]: 208, “hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam
islam keseluruhan, dan janganlah kamu menuruti langkah-langkah syaitan.” Allah
berfirman “hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam islam
keseluruhan (bukan setengah-setengah), dan janganlah kamu menuruti langkah-
langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
Dan ketika kita membaca quran, kita jadi tahu bahwa sebagian besar Allah
berfirman “Jangankah mengikuti langkah-langkah syaitan.” Allah tidak berfirman
“jangan mengikuti syaitan.” Kau tahu kenapa? Aku ingin memberikan sebuah
contoh. Misalnya ada muslim yang baik. Seorang muslim baik seperti pada
umumnya. Dan jika seorang gadis datang dan berkata pada muslim tersebut “mari
kita bermalam bersama.” Dia akan berkata “berzina (hubungan seks pranikah)?
Bermalam bersama itu haram!” dia tidak akan setuju. Disini setan menghampiri
secara langsung. Tapi muslim yang sama, jika seorang gadis menelponnya, dia
akan berkata “berbicara dengan gadis non-mahram di telpon? Tidak apa-apalah!
Tidak apa-apa berbicara dengan gadis di telpon.” Maka setelah beberapa kali
mereka berbicara di telpon, ketika gadis tersebut berkata “mari kita minum kopi di
starbucks.” “aku minum kopi bersama di starbucks dengan seorang gadis, tidak
masalah!” jadi dia pergi minum kopi dengan gadis tersebut di starbucks.
Kemudian gadis itu berkata “mari makan malam bersama.” “aku pergi makan
malam dengan seorang gadis non-mahram? Tidak apa-apa.” Kemudian gadis itu
berkata “mari kita bermalam bersama”, maka muslim itu berkata “tidak masalah.”
Inilah langkah-langkah setan (trik-trik setan). Ini contohku sendiri tidak ada di
quran. Quran hanya menyebutkan langkah-langkah setan, aku memberikanmu
contoh apa itu langkah-langkah setan. Beginilah jebakan agar dirimu terus-
menerus melanggar aturan hijab dan perlahan-lahan setan akan menguasaimu.
Jadi Allah berfirman dalam quran “hai orang-orang yang beriman, masuklah
kamu ke dalam islam keseluruhan, dan janganlah kamu menuruti langkah-langkah
syaitan.” Rasululah s.a.w tercinta bersabda. Ini disebutkan dalam sahih muslim vo
1 kitab iman hadist nomor 79, bahwa rasulullah bersabda “kapanpun kau melihat
sesuatu yang salah, yang terbaik adalah, jika kau bisa menghentikannya dengan
tanganmu, maka hentikanlah dengan tanganmu. Jika kau tidak bisa
menghentikannya dengan tanganmu, maka hentikanlah dengan lidahmu. Jika kua
tidak bisa menghentikannya dengan lidahmu, hal paling minimal yang dapat kau
88
lakukan adalah mengutuknya dengan hatimu, dan itulah serendah-rendahnya
keimanan.” Ketika kau melihat sesuatu yang salah, merupakan kewajiban seorang
muslim, jika dia bisa, dia hentikan dengan tanganya. Itu yang nomor 1. Jika dia
tidak bisa hentikan dengan lidah, minta orang itu untuk menghentukan
perbuatannya. Jika tidak bisa, hal minimal yang dapat dia lakukan adalah dengan
mengutuk dalam hatinya, maka dia adalah orang beriman dengan tingkat paling
rendah, mukmin dengan derajat paling rendah. Menurut quran, dakwah
(menyampaikan pesan islam kepada non-muslim adalah fardhu (wajib) dilakukan
setiap muslim. Allah berfirman dalam surat Al-asr[103] ayat 1-3 “demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh dan menasihati supaya mentaati kebenaran
dan menasihati supaya menetapi kesabaran.” Bagi manusia manapun untuk masuk
jannah (surga), minimal dibutuhkan 4 hal menurut surat al-ashr: Iman, amal
shalih, menasihati orang ke dalam kebenaran, dan menasihati orang agar bersabar.
Dan imam syafii r.h berkata “jika hanya surat Ashr ini yang diwahyukan, maka ini
akan mencukupi sebagau petunjuk umat manusia.” Imam syafii berkata andaikan
jika hanya surat ini saja yang diwahyukan, hanya satu surat yang terdiri dari 3
ayat akan mencukupi sebagai petunjuk bagi umat manusia. Surat ini sangat
powerful (punya kekuatan)! Jadi jika kau ingin masuk surge, merupakan
kewajiban bagimu untuk melakukan 4 hal: kau mungkin seorang muslim yang
sangat baik, kau mungkin shalat 5 waktu dalam sehari, kau mungkin telah berhaji,
kau mungkin berpuasa di bulan ramadhan, kau mungkin berzakat, tapi jika kau
tidak berdakwah, jika kau tidak menyampaikan pesan islam ke non-muslim,
menurut surat Al-ashr kau tidak akan masuk surga. Meski begitu, hanya
berdakwah saja tidak cukup, keempat-empatnya itu sangat penting: iman, amal
salih, dakwah dalam kebenaran (mengajak orang dalam kebenaran), dan mengajak
orang agar bersabar. Jika kau tidak berdakwah, menurut surat A;-ashr, kau tidak
akan masuk jannah (surga). Jika Allah ingin mengampunimu, kemudian
memasukannmu ke dalam jannah (surga), meskipun kau tidak berdakwah, maka
itu hak priogratif allah. Karena allah berfirman dalam surat an-nisa[4]: 48 dan
surat An-nisa[4]: 116 “jika Allah menghendaki, dia akan mengampuni semua
dosa, tapi dosa syirik tidak akan diampuni-Nya.” Dosa tersebar dalam islam bagi
manusia manapun adalah dosa syirik (menyekutukan Allah). Merupakan
kewajiban kita untuk memberitahu saudara/saudari non-muslim kita agar mereka
menyembah hanya satu tuhan yang sejati. Dan Allah menunjukanmu caranya
dalam quran di surat Ali Imran[3]: 64 tentang cara berdakwah, bagaimana cara
menyampaikan pesan islam, bagaimana cara berjihad (berjuang dan berusaha)
terhadap non-muslim dengan quran. Allah berfirman dalam surat ali Imran[3]: 64,
“katakanlah: hai ahli kitab, berpeganglah kepada sesuatu ketetapan yang tidak ada
perselisihan antara kami dan kamu…” apakah ketetapan yang pertama? “bahwa
89
tidak kita sembah kecuali Allah…” dan tidak kita persekutukan dia dengan
sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai
tuhan selain Allah”. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka:
“saksikanlah, bahwa kami adalah muslim (orang-orang yang berserah diri pada
Allah).” Ayat quran ini menunjukan padamu caranya berdakwah. “marilah
(berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara
kami dan kamu…” berpeganglah pada suatu kesamaan. Dan kau dapat
menggunakan strategi ini untuk menjawab tuduhan media ketika mereka berkata
“muslim adalah teroris”, “islam adalah agama teroris” aku akan memberikanmu
contohnya. Setelah 9/11, pada tahun 2003, ketika aku ke AS, aku mendarat di Los
Angeles. Dan sebagai dai, aku telah bersiap bahwa mereka pasti akan
menanyakanku. Ketika aku mendarat di bandara Los Angeles pada 2003, aku tahu
bahwa aku adalah target yang mudah, dengan peci, jenggot, jas, dasi, terlihat
seperti joker. Aku adalah target yang mudah, aku tahu itu. Ini membantuku
melakukan dakwah. Ketika mereka melihatku, “ok, kau harus diinterogasi dulu.”
Jadi kantor imigrasi bertanya kepadaku “kenapa kau datang kesini?” aku berkata
“untuk menerima award.” Mereka bertanya “penghargaan apa? Apa yang kau
lakukan?” aku berkata aku menyebarkan kebenaran karena Yesus Kristus berkata
“carilah kebenaran maka kebenaran akan membebaskanmu.” Jadi tugasku adalah
berbicara tentang kebenaran dan menyebarkan kebenaran. Aku seorang dai. Jadi
mereka bertanya kepadaku “apakah kau wahabi?” jadi aku bertanya pada mereka
“kau tahu, wahab adalah salah satu sifat Allah s.w.t dalam quran. Aku adalah
abdul wahab (hamba dari wahab), aku adalah hamba dari Allah.” “tidak, tidak,
apakah kamu? Apakah syiah atau sunni?” aku berkata pada mereka “tidak ada
syiah atau sunni dalam quran. Aku seorang muslim.” Aku berkata pada mereka
“Allah berfirman dalam quran du surat Al-an’aam[6]: ayat 159, “orang-orang
yang menjadi bergolongan dalam islam, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu
wahai Rasulullah kepada mereka.” Islam melarang kita bergolongan. Semua
imam besar, seperti imam abu Hanifah, imam ahmad bin hanbal, imam malik,
imam syafi’I, mereka adalah ulama-ulama besar. Mereka datang untuk memberi
petunjuk pada kita, bukan untuk memecah belah muslim, melainkan untuk
membuat kita semua bersatu. Kemudian aku dikirim ke bagian pemeriksaan, dan
aku telah siap. Ketika mereka membuka tasku, mereka menemukan dvdku
“Terorosme dan jihad.” Kau tahu, di cover dvd-nya ada foto senjata. Jadi kantor
pemeriksaan bertanya padaku “apakah kau percaya pada jihad?” aku berkata “ya.
Yesus kristus a.s juga berjihad. Dia berkata agar kau berjuang dan berusaha,
bahkan aku percata pada jihad, aku berjuang dan berusaha.” Mereka berkata
“tidak, tidak, maksudku, apakah kau percaya pada membunuh?” aku berkata
“yesus kristus berkata: ambilah pedangmu dan berperanglah di gospel lukas.”
Bibel membicarakan tentang membunuh di kitab Eksodus 22: 18-20 bahwa kau
90
harus membunuh. Perang dan membunuh juga ada dalam Bibel dalam kitab
Eksodus 32: 27-28, juga disebutkan dalam kitab bilangan 31: 1-18, dalam Gospel
Lukas 19: 27, dalam Gospel Lukas 22: 36, Yesus Kristus a.s berkata “ambilah
pedang dan berperanglah.” Kantor pemeriksaan berkata” pak, pak, dapatkah kami
bertanya padamu satu lagi saja?” jadi aku menelpon host-ku yang menunggu
diluar “jangan khawatir, aku sedang berdakwah di sini.” Aku mengutip ayat-ayat
dari kitab mereka untuk membuat mereka memahami islam. Aku telah melakukan
ini di banyak waktu, tapi sayangnya dalam beberapa tahun terakhir, karena
popularitasku, sekarang pada saat aku masuk bandara, mereka tahu namaku “zakir
naik- dai” namaku sudah tercantum di computer mereka, langsung saja. Jadi
sekarang aku tidak punya kesempatan untuk berdakwah, kau tahu peace tv, dank
au tahu itu, dunia barat tidak menyukaiku karena aku menjelaskan islam dengan
sangat baik. Jika hal ini terus berlanjut, maka akan semakin banyak orang yang
menyukai islam, dan itulah alasan mereka berusaha sekeras mungkin untuk
mencegahku agar aku tidak berdakwah. Dan sangat mudah untuk berdakwah,
sangat mudah. Di india, aku aku tidak punya masalah dengan umat hindu. Aku
katakana pada mereka, “jika kau membaca mahabaratha (salah satu kitab suci
umat hindu), jika kua membaca mahabaratha, ada lebih banyak ayat-ayat tentang
peperangan di mahabaratha daripada dalam quran.” Berkali-kali lipat lebih banyak
ayat-ayat tentang perang dalam Mahabaratha daripada dalam quran. Tapi umat
hindu berklata padaku “tidak, tidak, tapi perang itu adalah perang kebenaran
melawan kejahatan.” Jadi aku berkata “quran juga begitu, kebenaran melawan
kejahatan.” “oh, kalau begitu kami tidak ada masalah dengan quran.” Sangat
mudah! Jika kau membaca Bhagavad Gita, ini adalah kitab yang paling banyak
dibaca diantara semua kitab hindu. Ini adalah petunjuk yang diberikan oleh Sri
Krishna yang dianggap sebagai tuhan oleh umat hindu kepada arjuna di medan
perang. Jika kau membaca Bhagavad Gita 1: 45, 46, 47, Bhagavad Gita 1:45
berbunyi “Arjuna menaruh semua persenjataannya di tanah di medan perang.” Di
medan perang, dia menaruh semua senjatanya di tanah dan dia berkata “aku lebih
baik mati tanpa senjata daripada berperang dengan sepupuku.” Jika kau tahu
Mahabaratha, ini adalah kisah tentang perang saudara, antara Pandavas melawan
Kauravas. Mereka saling berperang. Jadi arjuna berkata “aku lebih baik mati tanpa
senjata di medan perang daripada memerangi sepupuku.” Beberapa ayat
kemudian, Bhagavad Gita 2:2-3, Sri Krisna (tuhan umat hindu) memberikan
nasihat “wahai Arjuna, bagaimana mungkin kau begitu tak berdaya” kenapa kau
sangat takut? Merupakan kewajiban seorang ksatria untuk berperang.” Siapa yang
berkata begitu? Sri Khrisna berkata kepada Arjuna bahwa merupakan kewajiban
ksatria untuk berperang. Jika aku berkata bahwa Sri Khrisna memberitahu Arjuna
untuk membunuh sepupunya, ini jahat, ini mengutip keluar dari konteksnya. Apa
yang Sri Khrisna katakana adalah bahwa untuk kebenaran, bahkan jika kau harus
91
memerangi sepupumu, maka tidak masalah. Dekatilah kebenaran! Seperti yang
quran firmankan dalam surat An-Nisa[4]: 135, “wahai orang-orang yang beriman,
jadilah kamu orang yang menegakan keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun
terhadap dirimu sendiri atau ibu bapakmu dan kaum kerabatmu, meskipun jika dia
kaya atau miskin.” Tapi jika aku mengutip keluar dari konteksnya, ini akan
terdengar jahat. Dan banyak kritik terhadap islam, mereka mengutip hadist
terkenal dari Rasulullah s.a.w yang telah ku kutip sebelumnya, bahwa Rasulullah
s.a.w tercinta bersabda dalam Sahih Bukhari vol.4 kitab jihad hadist no 46, “jika
seorang mujahid terbunuh di medan perang, dia akan masuk surge atau Allah akan
membawanya pulang dengan aman bersama pahala dan harta rampasan perang,”
jika kau membaca Bhagavad Gita 2: 37, Sri Khrisna berkata pada Arjuna, “Wahai
Arjuna, terberkatilah orang-orang yang mendapat kesempatan untuk bererang.
Dan jika kau mati di medan perang, kau akan pergi ke svarga (surga).” “…atau
jika kau kembali dengan aman, maka Allah akan memberimu harta rampasan
perang.” Benar-benar sama apa yang disebutkan dalam Sahih Bukhari vol.4 kitab
jihad hadist no 46, ini juga disebutkan dalam Baghavad Gita bab2 ayat 37. Ketika
kritik seperti Arun Shourie menuduh tentang kesalahan Quran, mereka belum
membaca kitab Hindu mereka sendiri. Sangat mudah! Aku tidak punya masalah
ketika berdakwah kepada Hindu. Mayoritas umat Hindu, ketika mereka
mendengar ceramahku, mereka langsung… mungkin ada sebagian politisi, politisi
suka menciptakan fitnah dan isu miring. Jadi politisi kemungkinan tidak
menyukai ceramahku karena “Zakir membuat Hindu dan Muslim menjadi
bersatu.” Jadi mereka menciptakan fitnah. Selain itu, dengan umat hindu pada
umumnya, aku tidak mendapat masalah. Aku mengutip kitab mereka agar mereka
lebih memahamI islam. Dan banyak kritik terhadap islam, mereka mengutip ayat
terkenal dari surat At-Taubah[9]: 5 yang berbunyi “dimana saja kau menemui
orang-orang kafir, bunuhlah mereka.” Dan Arun Shourie dalam bukunya The
World of Fatwas, mengutip ayat yang sama dan dia memberikan referensinya,
“Quran berkata dalam surat At-Taubah[9]:5, kapanpun kau menemui orang
kafir…” kemudian dalam kurung dia menambahkan kata “hindu”, “…Kau bunuh
mereka.” Dan ketika kau membuka quran, surat At-Taubah[9]: 5 dan kau
membaca terjemahannya, quran memang mengatakan “kapanpun kau menemui
orang-orang kafir, bunuhlah mereka.” Tapi ini dikutip jauh dari konteksnya.
Untuk memahami konteksnya, kau harus mulai dari ayat nomor 1, yaitu surat At-
Taubah[9]:1, bahwa ada perjanjian damai antara muslim dan kaum musyrik
Mekah. Perjanjian damai ini seraca sepihak dilanggar oleh kaum musyrik
Mekkah. Ketika Allah s.w.t sampai pada ayat ke-5, Dia memberikan perungatan
kepada Musyrik Mekkah “Buatlah segalanya menjadi seperti semula dalam waktu
4 bulan, kalau tidak maka aka nada perang.” Dan di medan perang, ketika mereka
datang untuk membunuhmu, ketika mereka datang untuk menyerangmu di medan
92
perang, ketika orang-orang kafir datang, maka bunuhlah mereka, jangan takut,
bunuh mereka! “kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian.” Ini adalah
ayat Quran yang membicarakan tentang medan perang, ketika musush melanggar
perjanjiannya, dan ketika mereka datang di medan perang untuk memerangimu,
jangan takut, perangilah mereka balik. Dan ini normal. Jendral dari tentara
manapun, untuk meningkatkan semangat dari tentaranya, dia tidak akan berkata
“larilah!” dia akan berkata “ketika musuh datang, kau perangi mereka!” itulah
yang dikatakan Quran. Ini adalah ayat untuk di medan perang, tapi dikutip keluar
dari konteksnya. Dan Arun Shourie, setelah mengutip ayat-5, dia langsung lompat
le ayat ke-7. Kau tahu kenapa? Karena ayat ke-6 punya jawaban atas tuduhannya.
Surat At-Taubah[9]:6 berkata, “dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin
(orang kafir) itu meminta perlindungan (perdamaian) kepadamu. Maka
antarkanlah ia ketempat yang aman baginya.” Jika musuh, jika orang kafir, jika
mereka menginginkan perdamaian, jangan hanya berikan pada mereka, kawal
mereka ke tempat aman sehingga mereka mendengar firman Allah.” Di zaman ini,
jenderal dari tentara manakah yang berkata hal semacam ini? Maksimal dia akan
memberitahu para tentaranya “jika musuh mau damai, biarkan mereka pergi.”
Disini Quran berfirman, “jangan biarkan mereka pergi, kawallah mereka ke
tempat yang aman.” Dan hampir semua ayat Quran, kapanpun ia membicarakan
tentang peperangan di medan perang, ayat berikutnya langsung berkata
“kedamaian itu lebih baik.” Ayat apapun yang kau kutip dari Quran, ketika
membicarakan tebtabg perang di medan perang melawan musuh, langsung di ayat
berikutnya dikatakan “kedamaian itu lebih baik.” Jika musuh menginginkan
damai, berikan pada mereka.” Dan Quran sangat eksplisit. Ayat yang dibacakan
oleh sang qari di awal program ini, surat Al-Maidah[5]: 32 berbunyi “barang siapa
membunuh manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan
karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya.” Dan siapapun yang menyelamatkan kehidupan seseorang,
maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Disini
Quran berfirman “barang siapa yang membunuh seorang manusia, baik muslim
maupun non muslim, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan
karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya.” Dan siapapun yang menyelamatkan kehidupan seseorang,
baik muslim maupun non-muslim, maka seolah-olah dia telah memelihara
kehidupan manusia semuanya.” Ayat Quran ini saja cukup untuk membuktikan
bahwa islam mrnrntang pembunuhan manusia manapun yang tak bersalah, baik
muslim maupun non-muslim. Tidak ada kitab laindi dunia yang berkata seperti
ini, bahwa jika kau membunuh satu saja manusia, berarti kau membunuh semua
manusia, dan jika kau menyelamatkan satu saja manusia, kau telah
menyelamatkan seluruh umat manusia. Islam begitu jelas dan eksplisit.
93
Membunuh manusia manapun yang tak bersalah sepenuhnya dilarang. Dan aku
ingat di Bombau pada tahun 2006, aku berceramah dengan judul “Is Terrorism A
Muslim Monopoly?” itu adalah topic yang berbeda dengan hari ini, dan ceramah
itu tidak lama setelah bom kembar yang terjadi di Bombay, dan situasi di Bombay
saat itu menegangkan. Saat itu polisi memberitahuku “kenapa kau tidak
berceramah untuk menjelaskan kepada muslim.” Dan para muslim
memberitahuku “kenapa kau tidak berceramah untuk menjelaskan pada polisi?”
aku berada di ujung sebuah pedang sekarang, dalam situasi sensitive, aku
berceramah dengan judul “Is Terorrism a Muslim Monopoly?” dan aku memberi
pandanganku. Dan saat sesi Tanya jawab, ada seorang Hindu yang berkata “jika
aku seorang muslim…” kau tahu, ribuan muslim terbunuh di Gujarat, ribuan
wanita muslim diperkosa. Dan kemudian ada bom di Bombay, lebih dari 180
orang terbunuh. Dan ada di Koran-koran bahwa muslim berada di balik
pengeboman ini. Jadi saat sesi tanya-jawab, seorang Hindu bangkit dan berkata
“Jika aku berada di posisi Muslim, dan ribuan muslim terbunuh, dan ribuan
wanita muslim diperkosa, aku akan melakukan hal yang sama, aku akan
melakukan pengeboman di Bombay.” Dan setiap orang bertepuk tangan. Aku
berkata padanya “Apa yang kau lakukan layaknya manusia normal. Ini adalah
reaksi. Ribuan muslim terbunuh, dan ribuan wanita muslim terbunuh. Tapi aku
tidak bisa melakukan itu. Aku sebagai muslim tidak bisa melakukan itu karena
Quran (wahyu penutup dan terakhir) tidak mengizinkanku untuk membunuh satu
manusia pun yang tak bersalah. Jika sebagian Hindu melakukannya di Gujarat, hal
itu tetap tidak membolehkanku untuk membunuh orang Hindu di Bombay. Ini
dilarang dalam islam. Hanya karena sebagian Hindu melakukan kesalahan di
Gujarat, aku tidak bisa mencelakai orang Hindu di Bombay. Jika kau ingin
membawa para Hindu, pelaku pengeboman di Gujarat ke pengadilan untuk
disidang dan dihukum, maka aku mendukungnya. Tapi kau tidak bisa membalas
dendam dengan membunuh orang Hindu di Bombay, ini tidak dibolehkan dalam
islam. Bayangkan, orang Hindu yang tak bersalah yang menjadi korban,
keluarganya selamanya akan menjadi musuh Islam. Membunuh manusia manapun
yang tak bersalah dilarang dalam islam. Dan salah satu contohnya adalah ketika
aku berada di Inggris, ketika aku masih diizinkan memasuki Inggris, aku
berceramah dengan topic yang sama: Pandangan Islam terhadap Terorisme dan
Jihad. Seorang pemuda setelah ceramahku berseru “Takbir! Allahuakbar!”
kemudian dia berkata “matilah George Bush! Matilah George Bush!” aku sudah
berceramah berusaha sebaik mungkin, tapi pemuda muslim ini, ia telah
menghancurkan keseluruhan ceramahku. Setiap orang bertepuk tangan, dia
berkata “matilah George Bush” dan orang-orang bertepuk tangan. Kemudian aku
berkata padanya “jika kau membaca sirah dari Rasulullah s.a.w, ada dua musuh
terkuat yang menghalangi Islam. Keduanya bernama Umar. Jadi Rasulullah
94
berdoa kepada Allah s.w.t agar setidaknya memberikan hidayah kepada salah
seorang Umar. Dan Allah memberikan hidayah kepada Umar Ibn Khattab r.a yang
menjadi pembela terkuat Islam. Jadi aku berdoa kepada Allah agar memberikan
hidayah kepada George Bush. Dengan membunuhnya tidak akan menyelesaikan
masalahnya. Au berdoa agar Allah memberikan hidayah entah pada George Bush
atau Tony Blair. Kau lebih baik baca sirah Nabi Muhammad, daripada menjadi
emosional. Kau tahu, muslim menjadi emosional. Jika kau membaca sirah Nabi
Muhammad, kau akan melihat bagaimana Nabi Muhammad merespon semacam
ini. Allah berfirman dalam Quran di surat Al-Baqarah[2]: 190 “dan perangilah di
jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu
melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas.” Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah[2]: 193 “dan
perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi.” Islam menentang
penindasan, dan bahkan ketika kita melakukan qital (perang melaan kebathilan),
ada beberapa aturan yang ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya, yaitu kau
berperang dalam self-defense (untuk melindungi diri). Hampir semua perang
adalah untuk self-defense. Ada petunjuk yang dipaparkan, di antaranya ketika
berperang, jangan menebang pepohonan, jangan menyakiti wanita, jangan
menyakiti lansia yang melintas di medan perang, jangan membunuh anak-anak,
jangan menghancurkan rumah ibadah, jangan menghancurkan kuil. Di zaman
sekarang ketika berperang, semuanya dibunuh, wanita dibunuh, anak-anak
dibunuh, orang dewasa dibunuh. Jika kau membandingkannya dengan sejarah
pada masa Muhammad s.a.w, ada 82 pertemuan dengan musuh yang terjadi
dimana hanya 1.081 orang terbunuh. Di perang dunia I, lebih dari 10 juta orang
terbunuh. Di perang dunia II, leboh dari 20 juta orang terbunuh. Bandingkanlah!
Di zaman sekarang, seperti yang ku katakana bahwa media sangat kuat, ia dapat
mengubah hitam menjadi putih, siang menjadi malam. Ketika biarawati Kristen
menutupi kepala mereka, mereka pun dihormati. Ketika wanita muslim, menutupi
kepala mereka, mereka mengatakan: Islam merendahkan wanita. Kenapa? Ketika
orang Sikh mengenakan turban dan berjenggot, dia disebut religius. Ketika
muslim menggunakan peci dan berjenggot, dia disebut sebagai
fundamentalis/teroris. Kenapa ada standar ganda? Aku akan mengakhiri
ceramahku dengan menjawab tuduhan dari media bahwa Islam disebarkan dengan
pedang. Dan ini adalah tuduhan yang dilayangkan oleh media internasional bahwa
islam disebarkan dengan pedang. Jawaban atas tuduhan ini diberikan dengan
sangat baik oleh sejarawan terkenal bernama De Lacy O’leary. Dia menyebutkan
dalam bukunya “Islam at The Crossroads” pada halaman 8, De Lacy O’Leary
berkata “sejarah membuatnya jelas bahwa legenda dari muslim fanatik yang
menyapu dunia, memaksakan Islam dengan acungan pedang pada bangsa-bangsa
yang berhasil ditaklukan adalah mitos yang paling tidak jelas dan fantastis yang
95
pernah ditulis sejarah.” Aku ingin mengulangi pernyataan dari De Lacy O’Leary,
sejarawan yang terkenal “Sejarah membuatnya jelas bahwa legenda dari muslim
fanatik memaksakan islam dengan acungan pedang pada bangsa-bangsa yang
ditaklukan adalah mitos tidak jelas dan fantastis yang pernah ditulis sejarah.”
Ketika kita membaca sejarah, kita menjadi paham bahwa bangsa Arab
memerintah tanah Arab selama 1.400 tahun kebelakang. Selama beberapa tahun,
orang Inggris datang, selama beberapa tahun, orang Prancis datang, tapi secara
keseluruhan, orang muslim Arab adalah penguasa tanah Arab. tapi di zaman
sekarang, ada lebih dari 9 juta bangsa Arab yang merupakan Kristen Koptik.
Kristen koptik berarti mereka adalah Kristen secara turun-temurun. 9 juta orang
arab ini bersyahadat, adalah saksi, bahwa islam tidak disebarkan dengan pedang.
Kami sebagai muslim memerintah di India selama lebih dari 1.000 tahun. Saat itu
India adalah negara paling kuat di Dunia. Umat Muslim, jika kami ingin, kami
bisa memaksakan setiap non-muslim yntuk masuk islam dengan acungan pedang,
kami tidak melakukannya. Di zaman sekarang, di India, lebih dari 80% orang
India, adalah non-muslim. 80% ini bersyahadat, mereka bersaksi, bahwa Islam
tidak disebarkan melalui pedang. Sekarang, negara dengan penduduk muslim
terbanyak di dunia adalah Indonesia, aku bertanya padamu: “tentara muslim
manakah yang pergi ke Indonesia? Tentara muslim mana yang pergi ke Malaysia
dimana Malaysia lebih dari 50% adalah muslim?” tentara muslim yang mana?
Tentara muslim mana yang pergi ke pantai Timur Afrika? Pedang yang mana?
Thomas Carlyle menulis dalam bukunya Hero and Hero Worship, dia
menempatkan nabi kita tercinta, Muhammad s,a,w sebagai nabi pahlawan no 1.
Nomor satu! Dan dia menulis “setiap gagasan baru berasal dari seseorang. Dalam
pikiran seseorang, ia bersemayam. Satu orang dari seluruh dunia! Tidak akan
berguna baginya jika ia mengangkat pedang dan memaksakan gagasannya. Kau
pertama-tama harus mendapatkan pedangmu, yaitu pedang intelektual! Seperti
yang difirmankan Allah di Quran surat An-Nahl[16]:125 serulah (manusia)
kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yabg baik, dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik.” Thomas Charlyle membicarakan tentang pedang
intelektual. Di zaman sekarang, islam menguasai hati tidak dengan pedang baja
melainkan melalui pedang intelektual, pedang kedamaian. Ada sebuah survey
yang dilakukan, yang diberikan di Reader’s Dugest Almanac Book pada 1994 dan
juga majalah The Plain Truth. Dan data ini memberikan pertumbuhan agama-
agama besar di dunia dalam jangka waktu 50 tahun, mulai dari 1934-1994, dalam
jangka waktu 50 tahun, pertumbuhan dalam agama-agama besar di dunia. Agama
nomor 1 yang bertambah maksimal adalah islam sebanyak 235%, dan Kristen
hanya 47%. Aku bertanya padamu “perang manakah yang terjadi pada 1934-1994
yang menyebabkan jutaan non-muslim masuk islam?” perang mana? Perang
mana? Di zaman sekarang, agama tercepat peryumbuhannya di dunia adalah
96
islam. Agama tercepat pertumbuhannya di Amerika adalah Islam. Agama tercepat
pertumbuhannya di Europa adalah Islam. Betapapun mereka berusaha menekan
Islam, sebanyak itu pula Iskam tumbuh. Allah s.w.t berfirman dalam quran di
surat Ali Imran[3]: 54, “orang-orang Kafir itu membuat tipu daya, dan allah juga
berencana. Dan Allah sebaik-baik perencana.” Kau tahu setelah 9/11, media
mengatakan “Islam adalah agama teroris, muslim adalah teroris.” Setelah 9/11,
dalam jangka waktu 9 bulan, di Amerika saja, 34.000 orang Amerika masuk
Islam. Di Europa saja dalam waktu 10 bulan, lebih dari 20.000 orang masuk
Islam. Di zaman sekarang media mengatakan Islam merendahkan wanita, Islam
tidak memberikan wanita hak mereka. Apakah kau tahu, dari orang-orang yang
masuk islam, 2/3 darinya adalah wanita? Aku bertanya: siapakah yang memaksa
wanita Amerika untuk masuk Islam? Siapa yang memaksa wanita eropa untuk
masuk islam? Allah berjanji dalam Quran tidak kurang dalam 3 ayat berbeda.
Allah berjanji dalam surat Al-Fatah[48]: 28, di surat At-Taubah[9]: 33, dan surat
Al-Saff[61]:9, bahwa Allah telah mengirim nabi-nabinya dengan agama
kebenaran sehingga ia akan menang terhadap semua agama lainnya, entah itu ke
kristenan, yudaisme, Hinduisme, Buddhisme, Sosialisme, Ateisme, Modernisme,
Islam ditakdirkan untuk menang atas semuanya! Menguasai mereka semua!
Betapapun orang musyrik tidak menyukainya! Allah telah mengutus nabi-nabiNya
dengan petunjuk dan agama kebenaran sehingga ia akan menang atas segala
agama lainnya”, entah itu yudaisme, kekristenan, hinduisme, buddhisme,
sosialisme, modernisme, islam ditakdirkan untuk menang atas semuanya!
Menguasai mereka semua! Dan dalam hal ini Allah adalah saksinya. Aku akan
mengakhiri ceramahku dengan kutipan ucapan Dr. Adam Pearson. Dr Adam
Pearson berkata “orang –orang khawatir bahwa suatu hari senjata nuklir akan
jatuh di tangan orang arab, mereka tidak menyadari bahwa bom islam (bom
kedamaian) telah dijatuhkan, ia telah jatuh pada saat Nabi Muhammad s.a.w
dilahirkan.”