140
RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMIKARYA A.A NAVIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh Riana Puspita Sari 109013000035 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013

RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN

“ROBOHNYA SURAU KAMI” KARYA A.A NAVIS

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

PEMBELAJARAN SASTRA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Riana Puspita Sari

109013000035

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013

Page 2: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Riana Puspita Sari

NIM : 109013000035

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Alamat : Jalan Bijaksana 2 RT 02/03 No. 48

Kelurahan Cipadu Jaya Kecamatan Larangan

Tangerang 15155

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Respon Pembaca Remaja terhadap

Cerpen Robohnya Surau Kami Karya A.A Navis adalah benar hasil karya

sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing : Rosida Erowati, M.Hum

NIP : 19771030 200801 2 009

Jurusan Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya

siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil

karya sendiri.

Jakarta, 20 Juli 2013

Page 3: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 4: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN

"ROBOHNYA SURAU KAMI" KARYA A.A NAVIS

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

PEMBELAJARAN SASTRA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Riana Puspita Sari

NIM: 109013000035

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013

Page 5: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

ii

ABSTRAK

Riana Puspita Sari; NIM 109013000035. “Respons Pembaca Remaja

Terhadap Cerpen Robohnya Surau Kami Karya A.A Navis dan Implikasinya

Terhadap Pembelajaran Sastra”, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Pembimbing: Rosida Erowati, M.Hum.

Pembaca merupakan bagian terpenting bagi sastrawan dan juga karya

sastra. Salah satu fungsi pembaca adalah memberikan penilaian terhadap karya

sastra. Pembaca itu dibagi atas pembaca ahli dan pembaca awam. Salah satu

pembaca awam adalah pembaca remaja. Pembaca remaja cenderung membaca

karya sastra hanya sebagai suatu kesenangan karena pengetahuan pembaca remaja

yang tidak terlalu luas mengenai sastra. Salah satu penyebab ketidaktahuan

pembaca remaja dikarenakan kurangnya peran guru bahasa dan sastra indonesia

dalam memperkenalkan karya-karya kanon. Salah satu karya kanon tersebut

adalah adalah cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis. Penelitian ini

menggunakan metode pengisian angket yang diberikan kepada responden yaitu

pembaca remaja yang sebelumnya telah membaca cerpen tersebut. Pendekatan

yang digunakan adalah pendekatan pragmatik. Analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini menggunakan evaluasi teks sastra Hasil penilitian ini

menunjukkan: Pertama, faktor bahasa dan faktor keterlibatan emosional

merupakan faktor yang paling menarik dalam cerpen Robohnya Surau Kami karya

A.A Navis. Kedua, 75% responden menyatakan setuju bahwa cerpen ini

menyajikan potret watak manusia yang mudah dikenali; 80% responden

menyatakan setuju bahwa cerpen ini menyajikan bahasa yang terampil dengan

sikap yang jelas dan meyakinkan; 80% responden menyatakan setuju bahwa

cerpen ini cukup menarik untuk membawa pembaca ke arah refleksi analisis lebih

lanjut; 80% responden menyatakan setuju bahwa cerpen ini menyajikan bagian-

bagiannya sehingga terintegrasi dengan baik dan koheren; 80% responden

menyatakn setuju bahwa cerpen ini membangkitkan jenis ketegangan tertentu

bagi pembaca; 70% responden menyatakan setuju bahwa cerpen ini membawa

pembaca pada berbagai jenis ketelibatan personal dalam hal karakter dan

tindakan; 65% responden menyatakan setuju bahwa cerpen ini berdampak emosi

pada pembaca; 75% responden menyatakan setuju bahwa cerpen ini menyajikan

action yang terbatas & bergerak cepat; 75% responden menyatakan setuju bahwa

cerpen ini memberikan perspektif yang segar dan berbeda bagi pembaca; 85%

responden menyatakan setuju bahwa tema atau gagasan utama yang

dikembangkan jelas; 60% responden menyatakan setuju bahwa garis action yang

dikembang jelas; serta 70% responden menyatakan setuju bahwa cerpen ini bagi

pembaca dapat dipercaya.

Kata Kunci: Respons, Pembaca Remaja, Cerpen Robohnya Surau Kami

Page 6: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

memberikan petunjuk dan kekuatan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Respons Pembaca Remaja terhadap Cerpen “Robohnya

Surau Kami” Karya A.A Navis dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Sastra”.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Saw, yang telah

memberikan keteladanan tingkah laku kepada kita semua dalam segi kehidupan

khususnya dalam berinteraksi dengan masyarakat.

Peneliti menyusun skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Peneliti berharap skripsi

ini bermanfaat bagi pembacanya dan bagi kemajuan pendidikan serta

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti tidak luput dari berbagai hambatan

dan rintangan. Tanpa bantuan dan peran dari berbagai pihak, skripsi ini tidak

mungkin terwujud. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengungkapkan

rasa terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dra. Mahmudah Fitriyah, ZA, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia.

3. Rosida Erowati, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing yang sangat

berpengaruh dalam penyelesaian skripsi ini. Beliau telah memberikan arahan

terhadap skripsi, memberikan ilmu, serta memberikan semangat dan motivasi

untuk menyelesaikan skripsi. Terima kasih atas bimbingan, arahan, motivasi,

serta kesabaran ibu selama membimbing.

4. MAN 4 Jakarta yang telah memberikan izin dalam melakukan penelitian

untuk skripsi ini.

Page 7: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

iv

5. Ayahanda H. Jebul dan Ibunda Hj. Titing Karwati yang telah merawat,

mendidik, mendoakan dan memotivasi selama ini, serta adikku tercinta Siska

Amelia yang telah memberikan semangat.

6. Reza Singgih yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabat-sahabat tercinta Raras Oktaviany, Dewi Setiawati dan Ummul

Kulsum yang selalu memberikan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan

selama ini.

8. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

khususnya kelas A angkatan 2009-2010 yang telah banyak memberikan

pengalaman dan kenangan berharga yang tak terlupakan.

9. Kawan-kawan di Pojok Seni Tarbiyah (POSTAR) dan kawan-kawan Tari

Tradisional POSTAR yang telah banyak memberikan pengalaman berharga

dan juga rasa kekeluargaan.

10. Seluruh pihak yang telah membatu dalam penyusunan skripsi yang tidak

dapat disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan rasa

terima kasih yang mendalam atas bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

Peneliti juga memohon maaf apabila skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, untuk itu dengan kerendahan hati peneliti menerima kritik dan saran

yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat dan memberikan

perbaikan-perbaikan dalam dunia pendidikan khususnya pada bidang studi bahasa

dan sastra Indonesia.

Jakarta, 20 Juni 2013

Peneliti

Riana Puspita Sari

Page 8: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 6

D. Rumusan Masalah .......................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7

F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 8

G. Metodologi Penelitian .................................................................... 8

1. Pendekatan Penelitian ............................................................... 8

2. Metode Penelitian ..................................................................... 9

3. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................... 10

4. Populasi dan Sampel................................................................. 10

5. Sumber Data ............................................................................. 10

6. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 11

7. Teknik Analisis Data ................................................................ 12

8. Prosedur Penelitian ................................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORI

A. Jenis Sastra ..................................................................................... 14

B. Cerpen............................................................................................. 15

C. Pendekatan Teori ............................................................................ 21

1. Pendekatan Pragmatik .............................................................. 21

2. Respons..................................................................................... 23

Page 9: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

vi

3. Resepsi Sastra ........................................................................... 24

4. Evaluasi Teks Sastra ................................................................. 26

D. Psikologi Perkembangan Remaja ................................................... 28

E. Penelitian Relevan .......................................................................... 30

F. Implikasi Terhadap Pembelajaran Sastra ....................................... 31

BAB III BIOGRAFI DAN SINOPSIS

A. Biografi ........................................................................................... 34

B. Sinopsis........................................................................................... 40

BAB IV PEMBAHASAN

A. Struktur Cerpen Robohnya Surau Kami ......................................... 43

1. Tokoh dan Penokohan ............................................................. 43

2. Sudut Pandang ......................................................................... 45

3. Alur .......................................................................................... 46

4. Latar ......................................................................................... 49

5. Tema ....................................................................................... 50

B. Respon Pembaca Remaja Terhadap Cerpen Robohnya

Surau Kami Karya A.A Navis ........................................................ 52

1. Kuesioner A .............................................................................. 52

2. Kuesioner B .............................................................................. 70

3. Hasil Penelitian ......................................................................... 85

C. Implikasi Penelitian Terhadap Pembelajaran Sastra ...................... 86

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ........................................................................................ 91

B. Saran ............................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 94

Page 10: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

vii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Pertanyaan Pertama Kuesioner A ........................................................... 53

2. Tabel 1.2 Pertanyaan Kedua Kuesioner A .............................................................. 54

3. Tabel 1.3 Simpulan Tabel 1.2 ................................................................................. 69

4. Tabel 2.1 Pertanyaan Pertama Kuesioner B............................................................ 71

5. Tabel 2.2 Pertanyaan Kedua Kuesioner B .............................................................. 71

6. Tabel 2.3 Pertanyaan Ketiga Kuesioner B .............................................................. 72

7. Tabel 2.4 Pertanyaan Keempat Kuesioner B .......................................................... 73

8. Tabel 2.5 Pertanyaan Kelima Kuesioner B ............................................................. 74

9. Tabel 2.6 Pertanyaan Keenam Kuesioner B ........................................................... 75

10. Tabel 2.7 Pertanyaan Ketujuh Kuesioner B ............................................................ 76

11. Tabel 2.8 Pertanyaan Kedelapan Kuesioner B ....................................................... 77

12. Tabel 2.9 Pertanyaan Kesembilan Kuesioner B ..................................................... 78

13. Tabel 2.10 Pertanyaan Kesepuluh Kuesioner B...................................................... 79

14. Tabel 2.11 Pertanyaan Kesebelas Kuesioner B ...................................................... 80

15. Tabel 2.12 Pertanyaan Keduabelas Kuesioner B .................................................... 81

16. Tabel 2.13 Pertanyaan Ketigabelas Kuesioner B .................................................... 82

17. Tabel 2.14 Pertanyaan Keempatbelas Kuesioner B ................................................ 83

18. Tabel 2.15 Pertanyaa Kelimabelas Kuesioner B ..................................................... 84

Page 11: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1: RPP Kelas X

2. Lampiran 2: Kuesioner A (Responden 1—20)

3. Lampiran 3: Kuesioner B (Responden 1—20)

4. Lampiran 4: Uji Referensi

5. Lampiran 5: Surat Keterangan Penelitian dari MAN 4 Jakarta

6. Lampiran 6: Surat Izin Penelitian MAN 4 Jakarta

7. Lampiran 7: Surat Rekomendasi Penelitian dari KANWIL Jakarta

8. Lampiran 8: Surat Izin Penelitian PENMAD

9. Lampiran 9: Surat Bimbingan Skripsi

Page 12: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembaca merupakan bagian terpenting bagi sastrawan dan juga karya

sastra. Tanpa pembaca, tidak ada yang akan membaca karya sastra yang ditulis

oleh sastrawan. Jika tidak ada pembaca maka tidak ada karya sastra karena

sastrawan tidak akan membuat karya sastra jika tidak ada yang akan membacanya.

Karya sastra adalah karya yang ditulis sastrawan sebagai karya sastra dan

diterima oleh masyarakat atau pembaca sebagai karya sastra. Hal tersebut

menunjukkan bahwa jika masyarakat atau pembaca tidak menerima karya sastra

tersebut sebagai karya sastra maka karya tersebut dianggap bukan karya sastra.

Maka pembaca sangat berperan dalam menentukan sebuah karya itu merupakan

karya sastra atau bukan.

Sebagai suatu keutuhan komunikasi yang berasal dari sastrawan yang

menciptakan karya sastra yang ditujukan kepada pembaca, pada hakikatnya karya

sastra akan sampai pada pembaca. Jika kita bertolak pada abad ke-19, secara

historis pun peranan sastrawan, karya sastra, dan pembaca berurutan dalam garis

yang lurus (sastrawan-karya sastra-pembaca).

Abad ke-19 sejarah sastra didominasi oleh pengarang. Setelah abad ke-20

sejarah sastra didominasi oleh karya sastra, kemudian di dominasi oleh pembaca

pada sebagian abad selanjutnya. Pada abad ke-19 karya sastra hanya berfungsi

sebagai sarana untuk memahami pengarang dan kebudayaan yang lebih luas.

Awal abad ke-20 terjadi pergeseran dari sastra yang sebagai sarana kepada sastra

sebagai dunia yang otonom sehingga sastra dapat disusun atas dasar

Page 13: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

2

perkembangan struktur intrinsiknya. Kemudian disusul dengan hadirnya peranan

pembaca setelah pemahaman terhadap karya sastra mendominasi.

Berdasarkan hal tersebut, perkembangan yang didominasi oleh pembaca

sesungguhnya merupakan perkembangan alamiah, yang terjadi dengan sendirinya.

Sejarah sastra menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan peranan pembaca.

Bentuk, fungsi dan makna karya sastra menjadi tidak tetap sesuai dengan

penerimaan pembaca. Dengan memberikan hak istimewa pada pembaca, maka

berdasarkan kerangka pemahaman pembacalah kemudian disusun sejarah sastra.

Dengan membandingkan fungsi dan hakikat pembaca dengan sastrawan

dan karya sastra, teori sastra kontemporer jelas menunjukkan bahwa sistem

komunikasi didominasi oleh pembaca. Jaringan hubungan dienergisasikan oleh

peranan pembaca sebab karya sastra dipahami sesuai dengan kompetensi

pembaca. Pembaca bersifat fiksional, mereka lahir terus menerus, kematian

pembaca digantikan oleh pembaca lainnya dan selalu lebih baik dari pembaca

sebelumnya. Sedangkan sastrawan atau pengarang hanya satu sehingga dapat mati

atau dimatikan. Maka jiwa atau roh dari karya sastra terdapat dalam pembaca.

Fungsi terpenting pembaca sebenarnya adalah kemampuan pembaca untuk

mengungkapkan kekayaan karya sastra. Secara pragmatis sastrawan mengarang

sebuah karya sastra. Karya sastra pun menjadi otonom dan menjadi milik

masyarakat sehingga lepas dari pengaruh sastrawan yang mengarang karya sastra

tersebut.

Tujuan sastrawan adalah berguna dan memberikan nikmat serta

bermanfaat bagi kehidupan. Horatius pun menggabungkan kata utile dan dulce

yaitu yang bermanfaat dan yang enak secara bersamaan. Dari pendapat inilah awal

mula pendekatan pragmatik. Pendekatan pragmatik ini menitikberatkan kajiannya

terhadap peranan pembaca.

Dari pendekatan pragmatik selanjutnya kita mengenal resepsi sastra.

Resepsi sastra adalah kajian yang mempelajari bagaimana pembaca memberikan

makna terhadap karya sastra yang dibacanya. Dari makna tersebut kita akan

Page 14: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

3

mengetahui bagaimana reaksi dan tanggapan yang diberikan terhadap karya sastra

tersebut. Pentingnya peranan pembaca dapat dilihat pula dari kenyataan bahwa

setiap pembaca akan memberikan makna yang berbeda-beda terhadap suatu karya

sastra.

Perbedaan-perbedaan penilaian atau pemaknaan terhadap karya sastra

terjadi karena keberagaman jenis pembaca. Ini bisa dilihat dari segi usia, jenis

kelamin, profesi, kelas sosial, dan wilayah geografis dari pembaca. Jika kita lihat

secara sederhana berdasarkan pengetahuan sastra yang dimiliki, pembaca itu

dibagi atas pembaca ahli dan pembaca awam. Pembaca ahli yaitu pembaca yang

telah memahami sastra secara mendalam seperti para kritikus sastra dan para ahli

sastra. Sedangkan pembaca awam adalah pembaca yang membaca karya sastra

tanpa memiliki dasar atau pengetahuan tentang sastra secara mendalam. Salah satu

pembaca awam adalah pembaca remaja.

Pembaca remaja cenderung membaca karya sastra hanya sebagai suatu

kesenangan. Walaupun bisa kita lihat pula banyak pembaca remaja yang juga

membaca karya sastra untuk mencari hal keilmuan di dalamnya. Namun hal

tersebut tidak terlalu banyak jika dibandingkan pembaca remaja yang membaca

demi kesenangan.

Hal tersebut bisa terjadi karena pengetahuan pembaca remaja yang tidak

terlalu luas mengenai sastra. Pengetahuan yang tidak terlalu luas tersebut yang

menimbulkan beberapa persoalan di kalangan pembaca remaja. Diantaranya,

mudahnya pembaca remaja terpengaruh akan bacaan yang mereka baca tanpa ada

dasarnya pengetahuan sehingga pembaca remaja lebih memperlakukan karya

sastra secara naif.

Selain itu banyaknya para pembaca remaja yang lebih memilih karya

sastra populer dibandingkan karya sastra klasik. Hal ini dikarenakan pembaca

remaja lebih meyukai karya sastra yang bersifat menghibur dibandingka karya

sastra yang bersifat mendidik. Maka dari itu, banyak para pembaca remaja yang

Page 15: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

4

tidak mengetahui karya-karya sastra yang bersifat kanon atau karya-karya sastra

yang sudah banyak dibicarakan oleh para ahli sastra.

Ketidaktahuan pembaca remaja terhadap karya sastra kanon juga

disebabkan karena kuranganya peranan lingkungan sekitar pembaca remaja yang

mengarahkan mereka untuk membaca karya-karya tersebut. Misalnya peran serta

orang tua dalam memberikan pelajaran kehidupan berdasarkan karya sastra kanon

yang biasanya memang berisikan pelajaran-pelajaran kehidupan di masyarakat.

Peran guru juga hal penting dalam memperkenalkan karya-karya sastra

kanon terutama guru Bahasa dan Sastra Indonesia. Banyak guru yang hanya

memperkenalkan karya-karya yang populer yang mereka ketahui dan karya-karya

yang mudah dipahami oleh siswa-siswinya saja tanpa memperkenalkan karya-

karya kanon yang mungkin memang lebih sulit untuk siswa-siswi pahami.

Karya-karya kanon sulit dipahami oleh para pembaca remaja dikarenakan

karya-karya kanon biasanya merupakan karya-karya yang terbit bukan pada

zaman mereka sehingga sulit dipahami karena adanya jarak waktu antara karya

sastra kanon tersebut dengan pembaca remaja saat ini. Selain itu karya-karya

kanon sulit dipahami karena kurangnya motivasi dari guru agar siswa mempelajari

karya-karya kanon tersebut sehingga pembaca remaja pun tidak memiliki

motiovasi untuk membaca karya-karya kanon tersebut.

Maka dalam hal ini pembelajaran sastra menjadi hal yang penting di

sekolah bagi para pembaca remaja. Dengan adanya pembelajaran sastra, pembaca

remaja khususnya siswa-siswi yang mempelajarinya dapat lebih mengenal sastra

secara mendalam sehingga mereka pun dapat memilah bacaan mereka khususnya

karya-karya sastra yang lebih mendidik salah satunya yaitu karya-karya sastra

kanon.

Jika dilihat secara luas pendidikan tentang sastra adalah pendidikan yang

membahasa hal ihwal tentang sastra. Aspek yang dikembangkan lebih pada aspek

kognitif peserta didik. Siswa lebih banyak dituntut untuk menghafal pengertian,

Page 16: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

5

definisi atau klasifikasi tentang karya sastra dan sejarah sastra. Mereka tidak

mempelajari apresiasi atau kritik karya sastra secara langsung.

Sedangkan pendidikan sastra adalah pendidikan yang mencoba untuk

mengembangkan kompetensi apresiasi sastra, kritik sastra, dan proses kreatif

sastra. Dengan pendidikan seperti ini, peserta didik diajak untuk langsung

membaca, memahami, menganalisis, dan menikmati karya sastra secara langsung.

Pendidikan sastra ini bisa didapatkan dari pelajaran bahasa dan sastra

Indonesia. Secara umum tujuan pembelajaran mata pelajaran bahasa dan sastra

Indonesia bidang sastra dalam kurikulum 2004 adalah agar (1) peserta didik

mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan

kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan

dan kemampuan berbahasa; dan (2) peserta didik menghargai dan membanggakan

sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Pembelajaran sastra hendaknya mempertimbangkan keseimbangan

pengembangan pribadi dan kecerdasan peserta didik. Pembelajaran sastra tidak

hanya berkaitan dengan estetika atau etika. Dalam kenyataanya, pembelajaran

sastra sering hanya untuk mengasah kemampuan estetika dan etika. Pembelajaran

sastra sangat strategis digunakan untuk mengembangkan kompetensi spritual.

Emosional bahasa atau untuk mengembangkan intelektual dan kinestetika.

Dari penjelasan di atas, maka benarlah jika pembelajaran sastra itu penting

bagi pembaca remaja karena dengan adanya pembelajaran sastra, pembaca remaja

dapat mencoba mengapresiasi sastra dan mengkritik sastra berdasarkan

pemahaman yang mereka miliki tentang sastra. Dengan pembelajaran sastra pula

mereka akan dapat memilah karya sastra yang baik dan mendapatkan pengetahuan

dari bahan bacaan mereka termasuk karya-karya sastra kanon.

Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti sejauh mana para pembaca

remaja dapat menilai karya sastra kanon. Karya sastra kanon yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah sebuah cerpen yang mendapatkan hadiah dari majalah

Page 17: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

6

Kisah pada tahu 1955 yaitu cerpen Robohnya Surau Kami –yang selanjutnya akan

disebut RSK- karya dari A.A Navis yang merupakan cerpenis pencemooh.

Cerpen RSK digunakan dalam penelitian ini karena cerpen RSK sudah

banyak diteliti dan dikritis oleh para ahli sastra bahkan hingga saat ini. Selain itu

cerpen ini juga banyak mengandung unsur kehidupan yang dapat dijadikan

pelajaran terutama bagi pembaca remaja. Selain itu gaya penceritaan yang

menarik juga merupakan daya tarik dari cerpen ini sehingga cerpen ini sangat

perlu dibaca bagi para pembaca remaja. Oleh karena itu peneliti akan melakukan

penelitian dengan judul “Respons Pembaca Remaja Terhadap Cerpen

Robohnya Surau Kami Karya A.A Navis”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan judul dari penelitian ini yaitu ―Respons Pembaca Remaja

terhadap Cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis, maka masalah yang

dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut.

1. Belum mengetahui struktur Cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis.

2. Pembaca yang kurang mengenali karya sastra kanon yaitu cerpen Robonya

Surau Kami karya A.A Navis.

3. Pembaca tidak mengetahui cara merespons dan menilai suatu karya sastra.

4. Pendidik kurang memberikan pemahaman mengenai pembelajaran sastra

terhadap siswa yang merupakan bagian dari pembaca.

5. Belum mengetahui implikasi penelitian ini terhadap pembelajaran sastra.

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang terpapar di atas diperoleh gambaran

dimensi permasalahan yang sangat luas. Namun menyadari adanya keterbatasan

waktu dan kemampuan, maka perlu dilakukan pembatasan masalah secara jelas

Page 18: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

7

dan terfokus. Masalah yang akan menjadi objek penelitian dibatasi sebagai

berikut.

1. Menganalisis mengenai respons pembaca terhadap cerpen Robohnya Surau

Kami karya A.A Navis. Pada penelitian ini repon pembaca dibatasi hanya pada

kalangan remaja saja. Dalam menganalisis mengenai respons pembaca

terhadap cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis diperlukan pula

mengetahu struktur dari cerpen serta implikasi dari penelitian ini terhadap

pembelajaran sastra Indonesia.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah struktur cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis?

2. Bagaimakah respons pembaca remaja terhadap cerpen Robohnya Surau Kami

karya A.A Navis?

3. Bagaimanakah implikasi penelitian ini terhadap pembelajaran Sastra Indonesia?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Menjelaskan struktur dari cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis.

2. Menjelaskan respons pembaca remaja terhadap cerpen Robohnya Surau Kami

karya A.A Navis.

3. Menjelaskan implikasi penelitian ini terhadap pembelajaran Sastra Indonesia.

Page 19: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

8

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Menambah khazanah pengkajian sastra tentang respons pembaca yang bukan

merupakan pembaca ahli khususnya pembaca remaja terhadap sebuah cerpen

kanon sehingga dapat menjadi masukkan yang berguna bagi para peneliti

lainnya dalam melihat respons dari pembaca.

2. Memberikan informasi tentang pentingnya pengetahuan mengenai respons

pembaca bagi pembaca khususnya pembaca remaja.

3. Memberikan informasi tentang pentingnya pengetahuan mengenai respons

pembaca bagi para pendidik khususnya guru bahasa dan sastra Indonesia.

4. Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitian yang sudah ada dan

mendorong pembaca dalam meningkatakan daya kreatifitas dan penalaran

sastra.

G. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Menurut Siswanto dan Roekhan, sebagai sebuah keutuhan komunikasi

sastrawan-karya sastra-pembaca, maka pada hakikatnya karya yang tidak

sampai ke tangan pembacanya, bukanlah karya sastra.1 Sehingga dapat

dikatakan bahwa penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatik, karena

pendekatan ini memberikan perhatian utama terhadap peranan pembaca.

Berdasarkan uraian di atas maka pendekatan dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan pragmatik dalam sastra, yaitu pendekatan kajian

sastra yang menitikberatkan kajiannya terhadap peranan pembaca dalam

menerima, memahami, dan menghayati sebuah karya sastra. Pendekatan

pragmatik ini digunakan untuk menganalisis cerpen RSK karya A.A Navis.

1 Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra (Jakarta: Gramedia, 2008), hlm. 190.

Page 20: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

9

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu penelitian

yang dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis.

Penggunaan metode ini dikarenakan penulisannya bukan berupa angka-

angka.

Menurut Bodgan dan Tylor mendefinisikan metodologi kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.2

Kirk dan Miller pun mendefinisikan dengan sejalan yaitu tradisi tertentu

dalam ilmu pengetahuan sosial secara fundamental bergantung pada

pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan

dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.3

Dengan menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif, maka

data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.

Hal ini disebabkan adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua

yang dikumpulkan berkemungkinana menjadi kunci terhadap apa yang sudah

diteliti.

Penelitian akan berisi kutipan-kutipan data yang memberi gambaran

penyajian penelitian tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara,

catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan

dokumen resmi lainnya.4

Oleh karena itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan cara memberikan bahan bacaan cerpen RSK karya A.A Navis kepada

responden, kemudian dilanjutkan dengan pengisian kuesioner. Dalam

penelitian ini data yang digunakan adalah catatan lapangan.

2Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1993), hlm. 3.

3 Ibid.

4 Ibid., hlm. 6.

Page 21: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

10

3. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 dan yang menjadi

lokasi penelitian adalah Madrasah Aliyah Negeri 4 jakarta.

4. Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek

penelitian, misalnya lembaga, individu, kelompok dokumen atau konsep.

Menurut Suharsini Arikunto ―apabila subjek kurang dari seratus orang, lebih

baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil 10-15% atau tergantung

setidak-tidaknya dari segi waktu, tenaga dan dana.5 Dalam penelitian ini

sample yang digunakan bejumlah 20 orang sesuai dengan kemampuan waktu,

tenaga, dan dana dari peneliti.

5. Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland, sumber utama dalam penelitian kualitatif

ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan lain-lain.6 Dalam hal ini jenis data dibagi ke dalam kata-kata

dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik. Untuk penelitian ini

yang digunakan adalah berupa kata-kata dan tindakan, serta sumber tertulis.

a. Kata-kata dan Tindakan

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati merupakan sumber data

utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis. Catatan tertulis

dalam penelitian ini berupa angket.

b. Sumber Tertulis

Dilihat dari segi sumber data, data tambahan yang berasal dari sumber

tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip,

dokumen pribadi, dan dokumen resmi. Dalam penelitian ini, sumber tertulis

5 Manase Malo, dkk. Metode Penelitian Sosial (Jakarta: Universitas terbuka, 1997). hlm. 149.

6 Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 112.

Page 22: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

11

yang digunakan adalah sumber buku dan majalah ilmiah yang tersimpan di

perpustakaan dan juga milik pribadi yaitu cerpen RSK karya A.A Navis, buku

tentang metode penelitian, buku terbitan pemerintah, serta skripsi. Selain

sumber buku, dalam penelitian ini juga menggunakan sumber dari arsip yaitu

artikel-artikel dari majalah dan koran.

6. Teknik Pengumpulan Data

Keberhasilan dalam suatu penelitian salah satunya ditentukan oleh

pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data sangat

penting karena data yang disajikan dalam bentuk kata atau kalimat maka data-

data yang dikumpulkan diupayakan valid dan andal (reliabel) sehingga data

harus benar-benar memperhatikan langkah-langkah yang telah ditentukan.

Adapun langkah-langkah tersebut antara lain:

a. Studi Pustaka

Dalam studi pustaka ini yang dilakukan adalah mencari bahan penelitian

yaitu cerpen RSK karya A.A Navis serta data-data mengenai A.A Navis.

Kemudian dilanjutkan dengan membaca karya sastra-karya sastra tersebut

sampai diperoleh pemahaman isi.

b. Menentukan Subjek dan Fokus Penelitian

Setelah studi pustaka, kita menentukan subjek atau orang yang akan kita

teliti. Dalam penelitian ini subjeknya adalah beberapa orang remaja yang

memiliki pengetahuan mengenai cerpen. Setelah mendapatkan subjek

penelitian menentukan fokus penelitian. Dalam penelitian ini fokus

penelitiannya adalah pemahaman mengenai cerpen RSK karya A.A Navis.

c. Pengumpulan Data

Setelah menentukan subjek dan fokus penelitian, dilakukan proses

pengumpulan data. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan

Page 23: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

12

catatan tertulis berupa angket mengenai fokus penelitian yang akan disajikan.

Selain menggunakan catatan tertulis, penelitian ini juga menggunakan

sumber tertulis mengenai data dan kutipan cerpen RSK karya A.A Navis serta

data mengenai A.A Navis yang berasal dari buku, artikel majalah dan koran

serta dokumen.

7. Teknik Analisis Data

Prosedur analisis data dalam penelian ini sebagai berikut.

1. Membaca teks sastra. Dalam hal ini adalah cerpen RSK karya A.A Navis

yang dijadikan objek penelitian. Dalam proses membaca cerpen seperti

yang sudah dijelaskan dalam bagian pengumpulan data.

2. Memahami teori pendekatan pragmatik, teori evaluasi sastra dan teori

psikologi remaja yang akan digunakan dalam proses pengkajian.

3. Setelah membaca dan memahami teks sastra maupun teori kemudian

dilakukan pengumpulan data. Yang kemudian akan diperoleh data berupa

data kualitatif. Dari data kualitatif tersebut kemudian direduksi. Diambil

data mana yang kira-kira diperlukan dan membuang data mana yang kira-

kira tidak diperlukan. Setelah itu dilakukan penarikan simpulan.

8. Prosedur Penelitian

a. Pembacaan data

Dalam penelitian ini hal yang pertama dilakukan yaitu membaca

cerpen RSK karya A.A Navis sebagai objek penelitian. Pembacaan ini

dilakukan berkali-kali agar mendapatkan pemahaman yang mendalam

mengenai novel tersebut.

Page 24: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

13

b. Reduksi Data

Setelah melakukan pembacaan data, hal selanjutnya yang

dilakukan adalah reduksi data. Reduksi data adalah melakukan pemilihan

dan pemusatan data. Untuk penelitian ini data dipusatkan untuk memilih

subjek penelitian yaitu pembaca remaja yang akan memberikan respons

terhadap cerpen RSK karya A.A Navis. Selanjutnya data dipusatkan pada

catatan tertulis berupa angket mengenai cerpen RSK yang akan diberikan

kepada subjek penelitian.

Page 25: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Jenis Sastra

Pada umumnya pembaca telah mengenal istilah sastra serius dengan sastra

populer. Sastra serius merupakan sastra yang mengahadirkan kebaharuan dan

keaslian sedangkan sastra populer tidak menghadirkan hal tersebut. Selain itu,

sastra serius memiliki mutu yang baik karena dibuat bukan untuk mencari

keuntungan tetapi untuk mengahdirkan sesuatu hal misalnya protes sosial.

Menurut Jacob Somardjo, sastra populer yang berkonotasi hiburan dan

barang dagangan sudah tumbuh di Indonesia sejak masa jaya Balai Pustaka tahun

1920-an bahkan beberapa puluhan tahun sebelumnya yaitu dalam tradisi sastra

Melayu rendah dan sastra Melayu Cina. Pada masa jaya balai Pustaka tahun 1930-

an, sastra populer itu disebut juga sastra picisan.7

Sumardjo pun mengatakan ketika dekade 1970-an novel populer masa itu

meletakan dasar adanya bacaan populer berbobot yang tidak mengejar faktor

pencarian, pembaharuan dan keaslian seperti dikejar oleh kesusastraan. Hanya

masih terbatar pada jenis romance yang serba manis, sedangkan jenis populer

yang lain seperti detektif, misteri, atau sejarah belum berkembang.8

Pada akhirnya sastra populer makin tidak terbendung lagi pada tahun 1980-an

hingga sekarang. Berlimpahannya sastra populer itu akhirnya mengaburkan

batasnya dengan sastra serius yang telah memiliki jalur sendiri.

7 Yudiono K.S., Pengantar Sejarah Sastra Indonesia, (Grasindo: Jakarta, 2007), hlm. 223.

8 Ibid., hlm. 226.

14

Page 26: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

15

B. Cerpen

Cerpen merupakan bagian dari prosa rekaan. Prosa rekaan sendiri bisa

dibedakan atas prosa lama dan prosa modern. Prosa lama sering berwujud cerita

rakyat (folktale). Bentuk prosa rekaan modern bisa dibedakan atas roman, novel,

novelet dan cerpen.9

Cerpen atau cerita pendek adalah rangkaian peristiwa yang terjalin

menjadi satu yang di dalamnya terjadi konflik antaratokoh atau dalam diri tokoh

itu sendiri dalam latar dan alur. Peristiwa dalam cerita berwujud hubungan

antartokoh, tempat, dan waktu yang membentuk satu kesatuan. Sama hakikatnya

dengan kehidupan nyata, sebuah peristiwa terjadi karena kesatuan manusia,

tempat, dan waktu. Dari kesatuan itulah peristiwa terbentuk.10

Cerpen selalu menampilkan diri yang demikian. Bedanya, peristiwa dalam

kenyataan bersifat persepsional-komunal, sedangkan peristiwa dalam cerita

berisifat imajinasi-individual.11

Dalam cerpen, peristiwa dideskripsikan dengan

kata-kata sebagai perasaan imajinasi pengarang terhadap suatu peristiwa yang

dibayangkannya. Oleh karena itu, jika puisi kekuatan utamanya pada diksi,

kalimat, dan tipografi maka pada cerita terdapat pada deskripsi peristiwa yang

baik, yang merupakan perpaduan antara tokoh, latar, dan alur. Rangkain peristiwa

itulah yang kemudian membentuk genre cerpen sehingga baik-buruknyasuatu

cerpen ditentukan oleh penggambaran-penggambaran peristiwa yang dilukiskan

oleh pengarangnya.

Seperti pernah disebutkan oleh Edgar Alan Poe, salah satu ciri khas cerita

pendek adalah ia biasanya akan terbaca habis hanya dalam sekali duduk.12

Cerpen

cenderung membatasi diri pada rentang waktu yang pendek, ketimbang

menunjukkan adanya perkembangan dan kematangan watak pada diri tokoh.

9 Ibid., hlm. 140.

10Kurniawan dan Sutardi, Penulisan Sastra Kreatif, hlm. 59.

11Ibid., hlm. 59.

12 Furqonul Aziez dan Abdul Hasim, Menganalisis Fiksi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 33.

Page 27: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

16

Cerpen jarang menggunakan plot kompleks karena lebih terfokus pada satu

episode atau situasi tertentu saja daripada rangkaian ceritanya.

Unsur-unsur dari cerpen sama seperti unsur-unsur yang dimiliki dari prosa

rekaan yang lainnya yaitu terdiri dari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur

intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-

unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-

unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra.13

Unsur yang dimaksud, misalnya peristiwa, plot, penokohan, tema, latar, sudut

pandang, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain.

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu,

tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme

karya sastra. Secara lebih khusus dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang

mempengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra, namun tidak ikut menjadi

bagian di dalam karya sastra.14

Bagaimanapun unsur ekstrinsik tetap berpengaruh

terhadap totalitas cerita yang dihasilkan. Maka unsur ekstrinsik harus tetap

dipandang sebagai hal yang penting.

Untuk penelitian ini yang lebih difokuskan adalah penganalisisan unsur

intrinsik dari cerpen RSK karya A.A Navis. Untuk unsur intrinsik sendiri yang

akan dianalisis dalam penelitian ini hanya penokohan, alur, latar, sudut pandang,

dan tema.

1. Penokohan

Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita. Watak, perwatakan,

dan karakter menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan

oleh pembaca, lebih menunjuk pada kualitas pribadi sorang tokoh. Penokohan dan

karakterisasi menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-

watak tertentu dalam sebuah cerita. Seperti dikatakan Jones, penokohan adalah

13

Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi (Yogyakarya: Gadjah Mada University Press,

2005), hlm. 23. 14

Ibid.

Page 28: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

17

pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah

cerita.15

Tokoh-tokoh cerita dalam sebuah fiksi dapat dibedakan dalam beberapa

jenis berdasarkan sudut mana penamaan itu dilakukan.

c. Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam cerita

tersebut. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai

pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Sedangkan tokoh

tambahan adalah tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali

dalam cerita, dan itu pun mungkin dalam porsi penceritaan yang relatif

pendek.

d. Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis

Menurut Altenbernd & Lewis tokoh protagonis adalah tokoh yang

dikagumi pembaca yang bisa kita sebut hero, tokoh yang merupakan

pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai, yang ideal bagi kita.16

Pembaca sering mengenalinya sebagai memiliki kesamaan dengannya,

permasalahan yang dihadapi seolah-olah juga sebagai permasalahan kita,

demikian pula dalam hal menyikapinya sehingga pembaca memberikan

empati pada tokoh tersebut. Sedangkan tokoh antagonis yaitu tokoh

penyebab terjadinya konflik. Tokoh antagonis bisa dikatakan beroposisi

dengan tokoh protagonis, secara langsung ataupun tidak langsung, bersifat

fisik ataupun batin.

e. Tokoh sederhana dan Tokoh Bulat

Tokoh sederhana dalam bentuknya yang asli adalah tokoh yang memiliki

satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat atau watak tertentu saja. Ia mudah

dikenali dan dipahami, lebih familiar dan cenderung steriotip. Sedangkan

tokoh bulat atau kompleks adalah tokoh yang memiliki dan diungkap

15

Ibid., hlm. 165. 16

Ibid., hlm. 178.

Page 29: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

18

berbagai kemungkinana sisi kehidupannya, sisi keprinadiannya dan jati

dirinya.

f. Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang

Menurut Altenbernd & Lewis, tokoh statis adalah tokoh cerita yang sangat

esensial tidak mengalami perubahan dan atau perkembangan perwatakan

sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi.17

Sedangkan tokoh

berkembang adalah tokoh cerita yang mengalami perubahan dan

perkembangan perwatakan sejalan dengan perkembangan peristiwa dan

plot yang dikisahkan.

g. Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral

Altenbernd & Lewis mengatakan, tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya

sedikit ditampilkan keadaan individualitasnya dan lebih banyak

ditonjolkan kualitas pekerjaan atau kebangsaannya. Sedangkan tokoh

netral adalah tokoh cerita yang bereksistensi demi cerita itu sendiri. Ia

merupakan tokoh imajiner yang hanya hidup dan bereksistensi dalam

dunia fiksi.

Dalam penelitian ini, penamaan tokoh yang digunakan dalam menganalisis

penokohan pada cerpen RSK karya A.A Navis adalah tokoh protagonis dan tokoh

antagonis. Dalam menentukan tokoh-tokoh ke dalam tokoh protagonis atau tokoh

antagonis tidak mudah. Tokoh yang mencerminkan harapan dan norma, memang

dapat dianggap tokoh protagonis. Namun tak jarang tokoh ada tokoh yang tak

membawakan nilai-nilai moral tetapi membuat pembaca merasa empati dan

simpati pada tokoh tersebut. Maka, jika terdapat dua tokoh yang berlawanan,

tokoh yang lebih banyak diberi kesempatan untuk mengungkapkan visinya itulah

yang mungkin memperoleh simpati dan empati pembaca.

Seperti halnya dalam cerpen RSK karya A.A Navis terdapat dua tokoh

yang memiliki visi yang berlawanan yaitu tokoh Kakek dan tokoh Ajo Sidi.

Karena perbedaan visi yang disampaikan tokoh inilah yang membuat peneliti

menggunakan penokohan protagonis dan antagonis. Selain itu, dalam penamaan

17

Ibid., hlm. 188.

Page 30: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

19

tokoh pun dapat digabungkan dengan penamaan penokohan yang lainnya. Dalam

penelitian ini akan digabungkan antara penamaan penokohan protagonis-

antagonis dengan penokohan utama-tamabahan.

2. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah tempat sastrawan memandang cerita. Dari tempat

itulah sastrawan bercerita tentang tokoh, peristiwa, tempat, waktu dengan gayanya

sendiri.18

Abrams mengatakan sudut pandang merupakan cara dan atau pandangan

yang dipergunakan sastrawan sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan,

latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi

kepada pembaca.19

Sudut pandang cerita itu sendiri secara garis besar dapat dibedakan ke

dalam dua macam yaitu persona pertama (first person) atau gaya ―aku‖ dan

persona ketiga (third person) atau gaya ―dia‖. Dalam penganalisisan cerpen RSK

karya A.A Navis akan membahas mengenai sudut pandang persona pertama atau

gaya ―aku‖ karena di awal cerita pun telah terlihat bahwa A.A Navis

menggunakan kata ―aku‖ dalam menceritakan cerpen RSK tersebut.

3. Alur

Abrams mengatakan alur ialah rangkaian cerita yang dibentuk oleh

tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh

para pelaku dalam cerita.20

Alur menjadi rangkaian peristiwa yang direka dan

dijalin dengan seksama yang menggerakan jalan cerita melalui rumitan ke arah

klimaks dan penyelesaian. Penampilan peristiwa demi peristiwa yang hanya

mendasarkan diri pada urutan waktu saja belum merupakan alur. Agar menjadi

alur, peristiwa-peristiwa itu harus diolah secara kreatif.

18

Yudiono K.S., Pengantar Sejarah Sastra Indonesia, (Grasindo: Jakarta, 2007), hlm. 151. 19

Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi (Yogyakarya: Gadjah Mada University Press,

2005), hlm. 248. 20

Op.cit., hlm. 159.

Page 31: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

20

Secara teoritis alur dapat diurutkan atau dikembangkan ke dalam tahap-

tahap tertentu secara kronologis. Dalam menganalisis alur cerpen RSK karya A.A

Navis akan digunakan tahapan alur yang dibagi menjadi lima bagian yang

dikemukan oleh Tasrif:

a. Tahap penyituasian (situation). Pada tahap ini yang diutamakan berisi

pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita.

b. Tahap pemunculan konflik (generating circumstances). Pada tahap ini

masalah dan peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai

dimunculkan.

c. Tahap peningkatan konflik (rising action). Pada tahap ini konflik yang

telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang dan

dikembangkan kadar intensitasnya.

d. Tahap klimaks (climax). Pada tahap ini konflik atau pertentangan-

pertentangan yang terjadi mencapai titik intensitas puncak.

e. Tahap penyelesaian (deneuement). Pada tahap ini konflik yang mencapai

klimaks diberi penyelesaian.

4. Latar

Menurut Abrams, latar atau setting yang disebut juga landas tumpu,

menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat

terjadinya peristiwa-peritiwa yang diceritakan.21

Latar memberikan pijakan cerita

secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada

pembaca, menciptakan suasan tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada

dan terjadi.

Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok yaitu (1) latar

tempat menyarankan pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam

sebuah karya fiksi; (2) latar waktu berhubungan dengan masalah ―kapan‖

terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi; dan (3)

latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan prilaku

21

Op.cit, hlm. 216.

Page 32: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

21

kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.

Dalam penganalisisan cerpen RSK karya A.A Navis akan mengungkapkan ketiga

unsur latar yang terdapat pada cerpen tersebut.

5. Tema

Menurut Stanton dan Kenny, tema adalah makna yang dikandung oleh

sebuah cerita.22

Untuk menemukan tema sebuah karya fiksi haruslah disimpulkan

dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu cerita.

Tema walaupun sulit ditentukan secara pasti bukanlah makna yang

―disembunyikan‖, walau belum tentu dilukiskan secara eksplisit. Tema

merupakan makna keseluruhan yang didukung cerita, dengan sendirinya ia akan

―tersembunyi‖ di balik cerita yang mendukung.

Tema dapat digolongkan ke dalam beberapa kategori yang berbeda

tergantung dari segi mana penggolangan itu dilakukan. Dalam penganalisisan

cerpen RSK karya A.A Navis akan digunakan penggolongan dikhotomis yang

bersifat tradisional dan nontradisional.Pada umumnya tema tradisional merupakan

tema yang digemari orang dengan status sosial apa pun, di manapun, dan

kapanpun. Selain hal-hal yang bersifat tradisional, tema sebuah karya mungkin

saja mengangkat sesuatu yang tidak lazim, katakan sesuatu yang bersifat

nontradisional. Karena sifatnya yang nontradisional, tema yang demikian,

mungkin tidak sesuai dengan harapan pembaca, bersifat melawan arus,

mengejutkan, bahkan boleh jadi mengesalkan, mengecewakan atau berbagai

reaksi afektif yang lain.

C. Pendekatan Teori

1. Pendekatan Pragmatik

Pendekatan pragmatik adalah pendekatan kajian sastra yang

menitikberatkan kajiannya terhadap peran pembaca dalam menerima,

22

Ibid., hlm. 67.

Page 33: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

22

memahami, dan menghayati karya sastra. Dalam kaitannya dengan salah satu

teori modern yang cukup pesat perkembangannya yaitu teori resepsi.23

Pendekatan pragmatik memiliki manfaat terhadap fungsi-fungsi karya

sastra dalam masyarakat, perkembangan dan penyebarluasannya sehingga

manfaat karya sastra dapat dirasakan. Dengan indikator pembaca dan karya

sastra, tujuan pendekatan pragmatik memberikan manfaat terhadap pembaca.

Pendekatan pragmatik secara keseluruhan berfungsi untuk menopang teori

resepsi.

Dalam pendekatan karya sastra hanya dipandang sebagai sarana atau

alat untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Oleh karena itu,

penilaian karya sastraterutama ditekankan pada tujuan atau fungsi yang

hendak disampaikan kepada pembaca. Hal itu berarti bahwa karya sastra yang

semakin banyak memuat tujuan tertentu (pendidikan dalam arti luas)

dianggap sebagai karya yang semakin bernilai. Dengan demikian, yang

terpenting di dalam pragmatik adalah fungsi-fungsi karya sastra yang

mempengaruhi pembaca.

Menurut Teeuw, sejarah pragmatik mulai berkembang sejak 14 tahun

sebelum Masehi ketika Horace mempertanyakan tugas atau fungsi seorang

penyair. Dikatakan bahwa fungsi penyair adalah mengatakan hal-hal yang

enak dan berfaedah bagi kehidupan. Agaknya pernyataan Horace tersebut

oleh beberapa ahli sastra dan ahli retorika di Barat dinilai cukup mendasar

sehingga mereka kemudian tertarik untuk meneliti hal-ihwalnya. Berbagai hal

yang kemudian ditelitiadalah sarana-sarana kebahasaan yang bagaimana yang

harus dimanfaatkanoleh pemakai bahasa (sastrawan, pengacara, negarawan,

dan sebagainya) untuk mencapai efek yang maksimal terhadap pembaca atau

pendengar.24

23

Siswanto, Pengatar Teori Sastra, hlm.190 & Nyoman Kutha Ratna. Teori, metode, dan Teknik

Penelitian Sastra. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2007), hlm. 71. 24

Tito Suwondo,dkk.,Karya Sastra di Luar Penerbitan Balai Pustaka, (Jakarta: 1997), hlm. 24.

Page 34: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

23

Penelitian yang akan mengungkapkan tujuan dan fungsi sastra akan

melihat relevansi karya sastra bagi keberadaan masyarakatnya. Dikatakan

demikian karena kehadiran sastra dalam masyarakat dipandang mempunyai

tujuan. Sebagai sebuah sarana komunikasi, peran karya sastra dapat

dikatakan sangat penting karena dapat menggerakan pembacanya agar

bersikap, berprilaku, dan bertindak sebagaimana diungkapkan atau

―disarankan‖ oleh teksnya. Dalam konteks inilah, secara pragmatik, karya

sastra dipandang sebagai produk yang menawarkan pandangan, saran,

harapan, dan langkah-langkah untuk mencapai masyarakat yang dicita-

citakan.

Berdasarkan pandangan ini pula dilakukan penelitian terhadap cerpen

RSK karya A.A Navis dengan pembaca sebagai objek penelitiannya. Dengan

begitu kita dapat mengetahui respons masyarakat atas cerpen RSK karya A.A

Navis ini. Bagaimana pengaruh cerpen RSK ini di masyarakat.

2. Respon

Banyak ahli yang memberikan penjelasan tentang teori respons. Scheerer

menyebutkan respons merupakan proses pengorganisasian rangsang dimana

rangsang-rangsang prosikmal di organisasikan. Sedemikian rupa sehingga sering

terjadi representasi fenomenal dari rangsang prosikmal.

Respons pada prosesnya didahului sikap seseorang, karena sikap merupakan

kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku kalau ia

menghadapi suatu rangsangan tertentu. Jadi berbicara mengenai respons atau tidak

respons tidak terlepas dari pembahasan sikap. Respons juga diartikan suatu

tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail,

penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak serta pemanfaatan pada suatu

fenomena tertentu.

Melihat sikap seseorang atau sekelompok orang tehadap sesuatu maka akan

diketahui bagaimana respon mereka terhadap kondisi tersebut. Menurut Louis

Thursone, respon merupakan jumlah kecenderungan dan perasaan, kecurigaan,

Page 35: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

24

dan prasangaka, pra pemahaman yang mendetail, ide-ide, rasa takut, ancaman dan

keyakinan tentang suatu hal yang khusus.

Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa cara pengungkapan sikap dapat

melalui:

1. Pengaruh atau penolakan

2. Penilaian

3. Suka atau tidak suka

4. Kepositifan atau kenegatifan suatu objek psikologi

Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang atau

sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu seperti perubahan lingkungan

atau situasi lain. Sikap yang muncul dapat positif yakni cenderung menyenangi,

mendekati dan mengharapkan suatu objek, seseorang disebut mempunyai respons

positif dilihat dari tahap kognisi, afeksi, dan psikomotorik. Sebaliknya seseorang

mempunyai respons negatif apabila informasi yang didengarkan atau perubahan

suatu objek tidak mempengaruhi tindakan atau malah menghindar dan membenci

objek tertentu.

Terdapat dua jenis variable yang mempengaruhi respons:

1. Variable struktural yakni faktor-faktor yang terkandung dalam rangsangan

fisik

2. Variable fungsional yakni faktor-faktor yang terdapat dalam diri si

pengamat, misalanya kebutuhan suasana hati, penglaman masa lalu25

3. Estetika Resepsi

Setelah memahami pendekatan pragmatik, selanjutnya teori yang

perlu dipahami adalah estetika resepsi. Estetika resepsi atau estetika

tanggapan adalah estetika (ilmu keindahan) yang didasarkan pada tanggapan-

25

Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-teori Psikologi Sosial,(Jakarta: Raja Grasindo Persada, 1998),

hlm. 47

Page 36: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

25

tanggapan atau resepsi-resepsi pembaca terhadap karya sastra.26

Jauss dalam

bukunya Literaturgeschichte als Provokation mempertimbangkan sejarah

sastra terutama sebagai sebuah hasil penulisan dan resepsi yaitu bahwa

pengalaman pembaca diterangkan dan dibatasi.27

Cakrawalan atau horizon harapan menjadi kunci bagi teori Jauss.

Cakrawala harapan disususun dengan tiga kriteria

a. Norma generik yang terkenal yang dipaparkan oleh teks yang dibaca oleh

pembaca;

b. Pengalaman dan pengetahuan pembaca terhadap keseluruhan teks yang

telah dibaca sebelumnya;

c. Kontras antara fiksi dan kenyataan, yaitu kemampuan pembaca untuk

menerima teks baru di dalam cakrawala harapan yang sempit dan

cakrawala harapan yang luas.28

Seseorang dengan orang yang lain itu akan berbeda dalam merespons

sebuah karya sastra. Begitu juga, tiap periode itu berbeda dengan periode lain

dalam merespons sebuah karya sastra. Hal ini disebabkan oleh perbedaan

cakrawala harapannya (verwachtingshorizon atau horizon of expectation).

Cakrawala harapan ini ialah harapan-harapan seseorang pembaca terhadap

karya sastra. Tiap pembaca itu mempunyai wujud sebuah karya sastra

sebelum ia membaca sebuah karya sastra. Dalam arti, seorang pembaca itu

mempunyai konsep atau pengertian tersendiri terhadap suatu karya sastra.

Pengertian karya sastra pun akan berbeda antara satu orang dengan

orang lain karena setiap pembaca akan mengharapkan bahwa karya sastra

yang dibaca tersebut sesuai dengan pengertian karya sastra yang dimiliki

pembaca tersebut. Cakrawala harapan tersebut ditentukan oleh pendidikan,

26

Rachmat Djoko Pradopo. Estetika Resepsi dan Teori Penerapannya dalam buku Bahasa Sastra

Budaya (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,1991), hlm. 182. 27

Rien T segers, Evaluasi Teks Sastra (Yogyakarta: Adicita, 2000), hlm. 35 dan Rachmat Djoko

Pradopo, Estetika Resepsi dan Teori, hlm. 37. 28

Rien T segers, Evaluasi Teks Sastra (Yogyakarta: Adicita, 2000), hlm. 36

Page 37: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

26

pengalaman, pengetahuan, dan kemampuannya dalam menanggapi karya

sastra.

Karl Robert Mandelkow menemukan bahwa landasan konsep Jauss

tentang cakrawala harapan terlampau sempit. Ia menjelaskan bahwa

alasannya bahwa tidak mungkin untuk membedakan sebuah cakrawala

tunggal. Menurutnya ada tiga hal yang perlu diperhatikan.

a. Ada sebuah harapan yang didasarkan atas kriterian periode tertentu pada

saat teks ditulis atau dipublikasikan yang disebut harapan periode.

b. Ada harapan yang didasarkan pada teks khusus yang disebut harapan teks.

c. Ada harapan yang didasarkan pada kreativitas pengarang disebut harapan

pengarang.29

Dalam metode estetika resepsi pembaca yang diteliti merupakan

pembaca yang cakap, bukan awam, yaitu para kritikus sastra dan ahli sastra

yang dipandang mewakili para pembaca periodenya. Para pembaca ahli yang

dimaksud Vodicka adalah para ahli sejarah, para ahli estetika, dan para

kritikus.

Dengan memahami estetika resepsi kita dapat mengetahui bagaimakah

respons para ahli sastra dan kritikus sastra dalam menaggapi cerpen RSK

karya A.A Navis. Dengan begitu kita dapat mengetahui pengaruh cerpen

tersebut bagi para ahli-ahli sastra baik pada zaman cerpen tersebut lahir

ataupun ketika dewasa ini.

3. Evaluasi Teks Sastra

Setelah mengetahui repon pembaca ahli dengan teori estetika resepsi,

untuk mengetahui respons pembaca yang bukan ahli dengan menggunakan

teori evaluasi sastra. Estetika resepsi sangat penting dalam studi sastra

modern karena dengan begitu aspek-aspek nilai suatu teks sastra maupun

aspek faktualnya dapat diteliti. Tujuan dari eavaluatif yaitu melihat suatu teks

29

Ibid., hlm. 44

Page 38: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

27

sastra yang didasarkan pada nilai-nilai namun jika tujuannya hanya deskriptif,

teks tersebut hanya dilihat faktanya saja.

Pada proses evaluasi sejumlah pembaca yang memberikan

informasikan diminta untuk memberikan putusan nilai mengenai teks-teks

tertentu. Reaksi-reaksi pembaca diderivasikan dari keyakinan bahwa putusan

nilai yang didasarkan pada pengetahuan tentang objek yang dinilai lebih

menarik daripada putusan nilai yang didasarkan pada pengetahuan kecil atau

tidak sama sekali tentang objek yang dinilai. Putusan nilai bertumpu pada

pengetahuan objek. Karena objeknya adalah teks sastra, pengetahuan yang

dibutuhkan adalah sastra termasuk di dalamnya elemen-elemen sistem

sastra.30

Masalahnya dapatkah nilai yang diberikan mengukur teks tersebut?

Pengukuran keluasan korpus sastra agaknya belum pernah dipermasalahkan.

Akan tetapi harus ditekankan bahwa pengukuran adalah hal tertentu, dan

putusan nilai hanya signifikasi jika seseorang menyadari bahawa kenyataan

parameter pada hakikatnya bersifat arbitrer.

Maka dari itu, penelitian tentang repon pembaca remaja terhadap

cerpen RSK karya A.A Navis ini akan menganalisis bagaimana kenyataan

respons pembaca yang bukan pembaca ahli menilai cerpen tersebut. Pada

penilian respons sendiri parameter yang digunakan merupakan bersifat

arbitrer, peneliti akan menggunakan penilaian yang telah dibuat berdasarkan

metode yang dianjurkan dalam evalusi sastra mengenai cerpen tersebut. jika

hal ini telah dilakukan maka kita dapat melihat respons pembaca bukannya

hanya dari pendapat para ahli sastra dan kritikus sastra saja, tetapi juga dapat

melihat penilaian cerpen RSK ini berdasarkan pendapat pembaca yang bukan

merupakan pembaca ahli.

30

Ibid., intisari dari bacaan beberapa halaman pada buku tersebut.

Page 39: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

28

D. Psikologi Perkembangan Remaja

Stenley Hall mengatakan bahwa masa remaja dianggap sebagai masa

topan-badai dan stres (strom and stress), karena mereka telah memiliki keinginan

bebas untuk menentukan nasib diri sendiri.31

Remaja sendiri dapat diartikan

sebagai masa transisi/peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang

ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial. Secara

kronologis yang tergolong remaja berkisar usia 12/13-21 tahun. Untuk menjadi

orang dewasa, menurut Erikson maka remaja akan melalui masa kritis di mana

remaja berusaha untuk mencari identitas diri (search for self-identity).32

Ada 3 faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja, yaitu:

a. Faktor endogen (nature), dalam pandangan ini dinyatakan bahwa

perubahan-perubahan fisik maupun psikis dipengaruhi oleh faktor

internal yang bersifat herediter yaitu yang diturunkan oleh orang

tuanya, misalnya postar tubuh, bakat-minat, kecerdasan, kepribadian,

dan sebagainya.

b. Faktor eksogen (nurture), dalam pandangan ini dinyatakan bahwa

perubahan dan perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh

faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri,

diantaranya (1) faktor lingkungan fisik misalnya letak geografis,

cuaca, iklim, dan sebagainnya (2) faktor lingkungan sosial misalnya

keluarga, tetangga, teman, lembaga pendididikan, dan sebagainya.

c. Interaksi atara endogen dan eksogen, karena kedua faktor ini saling

berpengaruh sehingga terjadi interaksi antara faktor internal maupun

eksternal, yang kemudian membentuk dan mempengaruhi

perkembangan individu.

31

Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), hlm. 13. 32

Ibid., hlm. 14.

Page 40: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

29

Dalam faktor eksogen atau eksternal telah dijelaskan salah satunya yaitu

faktor sosial berupa lembaga pendidikan. Dalam penelitian mengenai respons

pembaca remaja ini kita juga melibatkan faktor pendidikan maka kita harus

mengetahui tentang perkembangan kognitif atau intelegensi dari remaja.

Menurut Thornburg, intelegensi mengandung 4 unsur pengertian yakni:

(1) kemampuan untuk berpikir abstraks dan cermat, (2) kemampuan untuk

mengambil suatu keputusan (judging), memahami terhadap suatu masalah secara

menyeluruh (comprehend), teori yang rumit, serta mengetahui hubungan sebab-

akibat suatu fenomena yang ditemui dalam kehidupannya, (3) kemampuan untuk

melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan hidupnya, (4) seluruh

kemampuan individu untuk melakukan suatu aktivitas guna mengembangkan

potensi dirinya.33

Dalam hal penelitian respons pembaca remaja ini, jika dilihat dari

pengertian intelegensi hal yang berkaitan adalah unsur pertama yaitu kemampuan

berpikir cermat. Kemampuan berpikir cermat berkaitan karena pembaca remaja

harus berpikir dengan cermat ketika mereka membaca suatu bacaan. Dalam

penelitian ini yang menjadi bahan bacaan remaja ini adalah cerpen RSK karya A.A

Navis.

Kemudian unsur kedua yaitu kemampuan untuk mengambil suatu

keputusan (judging), memahami terhadap suatu masalah secara menyeluruh

(comprehend), teori yang rumit, serta mengetahui hubungan sebab-akibat suatu

fenomena yang ditemui dalam kehidupannya. Dalam hal ini pembaca remaja

harus dapat mengambil keputusan ketika memberikan respons terhadap bahan

bacaan yang berupa cerpen RSK karya A.A Navis serta memahami secara

menyeluruh serta mengetahui hubungan sebab akibat yang disajikan cerpen RSK

tersebut.

33

Ibid., hlm. 45.

Page 41: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

30

E. Penelitian Relevan

Cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis pernah diteliti oleh

beberapa orang di antaranya pernah diteliti oleh Machsunah Khisabiyah

mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul skripsi ―QISSATA

THARID AL FIRDAUS LI TAUFIQ AL HAKIM WA ROBOHNYA SURAU

KAMI LI 'ALY AKBAR NAVIS (DIRASAH TAHLILIYAH MUQARINAH)‖

pada tahun 2009.34

Dalam penelitian ini, peneliti melihat adanya pengaruh dan

keterkaitan unsur-unsur yang terkandung (intrinsik) dalam cerpen Tarid al-

Firdausi dan Robohnya Surau Kami. Terutama dalam segi tema, tokoh dan pesan

moral yang disampaikan oleh pengarang terhadap pembacanya. Penelitian ini

menggunakan analisis komparasi sastra (Adab Maqarran), dimana komparasi

sastra merupakan salah satu ragam dari pengetahuan-pengetahuan sastra yang

membandingkan antara dua karya sastra atau lebih, dimana masing-masing dari

karya sastra itu tumbuh berkembang bersama dalam entitas masyarakat tertentu,

yang mana antara salah satu dari kedua karya sastra itu mempunyai

keterpengaruhan dan juga keterkaitan. Hasil dari penelitian ini, Dari segi tema,

peneliti menemukan adanya keterpengaruhan yang sangat erat. Diantaranya dari

tema utama (mayor) kedua cerpen tersebut yaitu persoalan religi antara seorang

hamba kepada Tuhannya, begitu pula tema-tema minor yang ada dalam keduanya.

Diantaranya: menolak untuk bersenang-senang dan bekerja, gaya hidup dan

kegelisahan yang serupa yang dialami kedua tokoh utama dalam kedua cerpen

tersebut. Sedangkan dalam segi tokoh, pemeran utama dari masing-masing cerpen

tampak sangat terkait antara satu dengan yang lainnya. Terbukti dalam kezuhudan

dan karakteristik yang dimiliki oleh tiap pribadi dari kedua cerpen tersebut.

Bahkan dalam pesan moral yang disampaikan dari kedua cerpen itu, sama-sama

menyampaikan bagaiman hakekat kehidupan di dunia yang fana ini.

34

Machsunah Khisabiyah ,―Qissata Tharid Al Firdaus li Taufiq Al Hakim wa Robohnya Surau

Kami li 'Aly Akbar Navis (Dirasah Tahliliyah Muqariyah)‖ (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga,

2009)

Page 42: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

31

Selain itu, penelitian juga pernah dilakukan oleh mahasisiwi Universitas

Muhammadiyah Malang yaitu Siti Aminah dalam skripsinya yang berjudul

―Resepsi PembacaTerhadap Cerpen Robohnya Surau Kami Karya A.A Navis

(Studi Kasus Pada Anggota UKM-K Jamaah A.R Fachruddin)‖.35

Dalam

penelitian ini, peneliti melihat bagaimana resepsi Anggota UKM- Kerohanian

dalam meresepsi nilai-nilai agama yang terkandung dalam cerpen Robohnya

Surau Kami. Nilai-nilai agama yang diresepsi adalah nilai agama ibadah, aqidah

dan mualah. Selain itu peneliti, juga melihat bagaiman resepsi Anggota UKM-

Kerohanian dalam meresepsi nilai-nilai budaya yaitu manusia dengan Tuhan,

manusia dengan sesama, dan manusia dengan alam semesta. Kemudian peneliti

melihat pula bagaiman respsi Anggota UKM- Kerohanian dalam meresepsi nilai-

nilai agama dan budaya yang ada dalam cerpen Robohnya Surau Kami dengan

realitas masyarakat sekarang ini.

F. Implikasi Terhadap Pembelajaran Sastra Indonesia

Telah dijelaskan pada perkembagan psikologi remaja bahwa lembaga

pendidikan ikut berpengaruh dalam perkembangan remaja dari segi sosial. Maka

dari itu lembaga pendidikan yang menaungi para remaja khususnya remaja

SMA/MA/sederajat perlu dalam memahami bagaimana agar remaja Indonesia

menjadi remaja yang kreatif dan bertanggung jawab

Dalam penelitian ini yang menjadi pengaruh pembaca remaja adalah salah

satu mata pelajaran yang ada di setiap lembaga pendidikan yaitu bahasa dan sastra

Indonesia. Pelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan pelajaran yang wajib

diikuti para remaja yang bersekolah pada lembaga pendidikan formal. Di dalam

pelajaran ini terdapat mengenai pembelajaran sastra Indonesia dan salah satunya

yaitu pembelajaran mengenai cerpen.

Acuan dalam penelitian ini adalah rancangan pelaksanaan pembelajaran

(RPP) dari SMA/MA/Sederajat di kelas X (sepuluh), yang akan dilampirkan pada

35

Siti Aminah, ―Resepsi PembacaTerhadap Cerpen Robohnya Surau Kami Karya A.A Navis

(Studi Kasus Pada Anggota UKM-K Jamaah A.R Fachruddin), (Malang: Universitas

Muhammadiyah Malang, 2008)

Page 43: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

32

lampiran 1. Pada RPP tersebut pembahasan mengenai cerpen terdapat pada SK

(Standar Kompetensi) yang keenam yaitu membahas cerita pendek melalui

kegiatan diskusi. Dari SK tersebut dibagi dalam dua KD (Kompetensi Dasar)

yaitu:

1. Mengemukakan hal-hal yang menarik atau mengesankan dari cerita pendek

melalui kegiatan diskusi. Dalam menemukan hal-hal menarik pada cerpen

tersebut, siswa dituntut untuk dapat menentukan salah satunya yaitu unsur-

unsur intrinsik. Jika dikaitkan dengan penelitian ini, siswa yang diposisikan

sebagai remaja harus dapat membaca dengan cermat cerpen tersebut

kemudian memberikan respons dengan cara mengungkapkan unsur-unsur

intrinsik cerpen dalam hal ini adalah cerpen RSK karya A.A Navis.

2. Menemukan nilai-nilai cerita pendek melalui kegiatan diskusi. Dalam hal

ini siswa dituntut untuk dapat menemukan nilai-nilai yang terdapat pada

cerpen kemudian membandingkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika

dikaitkan dengan penelitian ini maka siswa yang diposisikan sebagai

pembaca remaja harus dapat memberikan respons berupa pengamatan

terhadap cerpen yang dibacanya kemudian mengemukakan nilai-nilai serta

kaitannya dengan cerpen dalam hal ini cerpen RSKdalam kehidupan sehari-

hari.

Pendekatan utama yang selama bertahun-tahun digunakan untuk mendidik

siswa adalah pendekatan interaksi langsung (direct instruction approach), yaitu

suatu pendekatan yang berpusat pada guru, di mana guru yang mengarahkan dan

mengendalikan, menguasai keterampilan akademis, memiliki ekspektasi yang

tinggi terhadap siswa, serta memaksimalkan waktu yang digunakan untuk

menyelesaikan tugas-tugas belajar. Sampai sekarang pendekatan ini masih

ditekankan di banyak sekolah.

Pada tahun 1990-an, keinginan untuk melakukan reformasi sekolah

difokuskan pada pendekatan konstruktif. Pendekatan konstruktif kognitif

(cognitive constructivistapproach) menekankan upaya aktif dari anak untuk

Page 44: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

33

mengkonstruksi dan memahami pengetahuannya yang dilakukan secara kognitif.

Guru berperan dalam mendukung siswa ketika mereka melakukan eksplorasi dan

berusaha memahami dunianya. Teori Piaget yang merupakan teori perkembangan

utama berkaitan dengan pendekatan konstruktif kognitif.

Pendekatan konstruktif sosial (social construktivist approach) berfokus

pada pentingnya kolaborasi dengan orang lain untuk menghasilkan pengetahuan

dan pemahaman. Implikasinya adalah bahwa guru sebaiknya memberikan banyak

kesempatan kepada para siswa untuk belajar bersama guru dan kawan-kawan

sebaya dalam menyusun pemahaman. Teori Vygotsky merupakan teori

pengembangan utama yang berperan sebagi landasan dari pendekatan kostruktif

sosial.36

36

John W. Santrock, Remaja. (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 101.

Page 45: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

34

BAB III

BIOGRAFI DAN SINOPSIS

A. Biografi A.A Navis

Nama lengkapnya adalah Ali Akbar Navis, tetapi sepanjang karirnya ia

lebih dikenal dengan namanya yang lebih simpel A.A Navis. A.A Navis lahir

pada 17 November 1924 di Padang Panjang, Sumatra Barat.37

Putera dari St.

Marajo Sawiyah merupakan anak sulung dari lima belas bersaudara38

.

Kesenangan A.A. Navis terhadap sastra dimulai dari rumah. Pada saat itu,

orang tuanya berlangganan majalah Panji Islam dan Pedoman Masyarakat. Kedua

majalah itu sama-sama memuat cerita pendek dan cerita bersambung di setiap

edisinya. A.A Navis selalu membaca cerita-cerita itu dan lama kelamaan ia pun

mulai menggemarinya. Ayahnya mengetahui dan mau mengerti akan kegemaran

A.A Navis itu. Ayahnya pun lalu memberikan uang agar Navis bisa membeli

buku-buku bacaan kegemarannya. Itulah modal awal A.A Navis untuk menekuni

dunia karang-mengarang di kemudian hari.

A.A Navis memulai pendidikan formalnya dengan memasuki sekolah

Indonesisch Nederiandsch School (INS) di daerah Kayutanam selama 11 tahun.

Kebetulan jarak antara rumah dan sekolah A.A Navis cukup jauh. Perjalanan

panjang yang ditempuhnya setiap hari itulah yang kemudian dimanfaatkannya

untuk membaca buku-buku sastra yang dibelinya itu.

Selama sekolah di INS, selain mendapat pelajaran utama, A.A Navis juga

mendapat pelajaran kesenian dan berbagai keterampilan. Pendidikan A.A Navis

secara formal hanya sampai di INS, selanjtunya ia belajar secara otodidak. Akan

37

A.A Navis, Robohnya Surau Kami (Jakarta: Gramedia, 2010), hlm. 139. 38

Sman 1 praya timur, ―Biografi A.A Navis,‖ artikel diakses pada 26 September 2011.

http://sman1prayatimur.blogspot.com/2011/09/biografi-aa-navis.html

34

Page 46: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

35

tetapi, kegemarannya membaca buku (bukan hanya buku sastra, juga berbagai

ilmu pengetahuan lain) memungkinkan intelektualnya berkembang. Bahkan,

terlihat agak menonjol dari teman-teman seusianya.

Dasar-dasar kesenian A.A Navis boleh jadi diperoleh dari perguruan INS

Kayutanam yang ditamatkan pada tahun 1943. Selebihnya ialah pergulatan pribadi

yang tak henti-hentinya untuk menguasai dan menekuninya. Maka menjadilah

A.A Navis seorang seniman komplet: pelukis, pematung, pemusik, penulis dan

sastrawan andal. Kepada semuanya ini patut ditambahkan perannya sebagai wakil

rakyat ketika ia duduk sebagai anggota DPRD Tk. I Sumatera Barat di bawah

panji-panji Golongan Karya.39

Pada tahun 1958 terjadi pemberontakan PRRI (Pemerintahan Revolusioner

Republik Indonesia). Pemberontakan ini berakhir pada akhir tahun 1961. Sejak

berakhirnya pemberontakan itu, kita dapat melihat tugu-tugu pembebasan. Namun

tugu-tugu tersebut sudah diruntuhkan semasa gubernur Drs. Harun Zain.

Barangkali ―karya‖ besar A.A Navis untuk masyarakat Minang ada

hubungannya dengan runtuhnya tugu-tugu tersebut. Saat A.A Navis menjadi

anggota DPRD Tk. I Sumatera Barat, ia termasuk salah seorang yang diam-diam

mendesak gubernur dan eksekutif lainnya agar tugu-tugu pembebasan itu

dihancurkan. Langkah tersebut diambil karena ia melihat kehadiran tugu-tugu

tersebut akan memperpanjang trauma masyarakat Minang.

Dalam hidupnya, A.A Navis pernah menjadi guru. Belakangan ia bahkan

mengajar di perguruan tinggi dalam mata kuliah sosiologi Minagkabau.

Kiprahnya di bidang pendidikan ini rupanya tidak pernah dilepaskannya. A.A

Navis tercatat sebagai salah satu pengurus inti badan yang mengelola perguruan

tinggi INS Kayutanam, yang merupakan almamaternya.

Menurut usianya, A.A Navis itu sebenarnya lebih tepat digolongkan

kepada angkatan ‘45, tetapi ia baru muncul dalam gelanggang sastra Indonesia

39

Soewardi Idris ―A.A Navis dan Cerpen Dunia Akhirat‖, Otobiografi A.A. Navis. Ed. Abrar

Yusra (Pustaka Utama, 2008), hlm. 385.

Page 47: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

36

pada tahun 1955, yaitu ketika ia mengumumkan cerpennya yang pertama yang

sekaligus menjadi terkenal berjudul Robohnya Surau Kami.40

Sepanjang kariernya sebagai sastrawan dan budayawan, A.A Navis banyak

memperoleh hadiah dan penghargaan. Akan tetapi, agaknya tidak ada hadiah dan

penghargaan yang lebih membanggakan ketika musim haji 1994 ini karena ia

dapat menunaikan rukun Islam yang kelima.41

Masyarakat minang yang dianggap sangat kritis telah memberikan

dampak. Mereka menjadi orang yang suka ―mengomentari‖ sesuatu sampai ke

ujung-ujungnya dengan berbagai aspeknya. Bahkan sering mereka menjadi

―pencemooh‖ terhadap sesuatu keadaan yang tidak disukai. Tidak jarang pula

mereka menjadi skeptis dan bahkan tidak memperdulikan orang lain sama sekali.

A.A Navis sendiri sebagai suatu produk masyarakat demikian juga tidak

dapat pula melepaskan diri dari hal tersebut. Ia menghargai seseorang tetapi tidak

pernah membesarkannya dengan sanjungan berlebihan. Jika ia menghargai jasa

seseorang, penghargaan itu disusulnya dengan ―tindakan‖ atau ―perbuatan‖-nya

sendiri untuk menumpang atau meneruskan apa yang dikerjakan oleh orang yang

dihargainya tadi. A.A Navis tidak memberikan pujian kosong terhadap seseorang

begitu saja. Hal seperti itu sering menimbulkan pertanyaan orang lain

terhadapnya: ―Kapan A.A Navis pernah menghargai jasa orang lain?‖

Justru A.A Navis dikenal sebagai seorang ―pencemooh‖. Ia akan selalu

mencemoohkan sesuatu yang salah, sesuatu yang tidak benar, apalagi kalau

sesuatu itu tidak dapat diubah atau diperbaikinya. Namun apabila ada peluang

baginya untuk ikut memperbaiki, ia akan mengerjakannya lebih dulu. Bagi orang-

orang yang memahami sikap seperti ini, akan senang bila A.A Navis mencemooh,

berarti ia masih mau memperhatikan apa yang dicemoohkannya itu. Menandai

40

Ajip Rosidi, Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia, (Bina Cipta: bandung 1976), hlm. 142. 41

Ibid., keempat paragraf di atas merupakan intisari yang buat penulis dari wacana yang tertera

pada catatan kaki.

Page 48: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

37

berapa besarnya perhatiannya pada sesuatu, dapat diukur dengan seberapa besar

cemooh yang dilontarkannya.

Pengertian cemooh saat ini sudah jauh berubah. Bila dulu cemooh berarti

―pertanda kuatnya perhatian‖ dan ―pertanda kritisnya masyarakat‖, telah berubah

menjadi ―serangan‖ dan ―tidak menyukai‖. Bila ada orang mencemoohkan

sesuatu, maka orang itu dianggap menyerang dan tidak menyukai sesuatu.

Karenanya, cemooh A.A Navis sering disalahartikan. Ia tidak lagi dianggap

pencemooh, tetapi dianggap ―tukang kritik‖, orang yang suka mencampuri urusan

orang lain.

Dalam kondisi yang dulu itu, lahirlah cerpennya yang dianggap

kontrovesial Robohnya Surau Kami. Kondisi yang memungkinkan cemooh

dianggap sebagai pertanda ―tingginya daya kritis‖ masyarakat. Cerpen itu juga

dapat menjadi tanda obsesi A.A Navis terhadap perlunya penafsiran kembali

terhadap ajaran Islam.42

A.A Navis menulis cerpennya berdasarkan cerita orang lain, pengalaman

teman-teman, setelah membaca cerpen pengarang lain, bahkan setelah menonton

film. Apa yang dibaca, dilihat dan didengar tentang suatu ―kehidupan‖ lantas

menjadi sumber mata air bagi karya-karyanya. Menurut A.A Navis yang sering

tampil sebagai pembicara masalah kebudayaan di forum-forum nasional bahwa

sumber penggalian cerita yang dibuatnya adalah lingkungan hidupnya, tentang

pikirannya, tentang tingkah lakunya.

Setelah membaca cerpen Si Djamal, karangan Mochtar Lubis, A.A Navis

menulis cerpen Pak Kantor. Setelah selesai membaca Sahabatku Cordiaz karya

Asrul Sani, lahirlah cerpen Orang Dari Luar Negeri. Setelah membaca kumpulan

cerita dari Eropa Dokter dan Iblis, A.A Navis menggarap Dokter dan Maut.

Novel Kemarau karangan A.A Navis merupakan inspirasi setelah menonton film

42

Wisran Hadi, ―Apabila A.A Navis Tidak Mencemooh Lagi, Maka....‖,Otobiografi A.A. Navis.

Ed. Abrar Yusra (Pustaka Utama, 2008), hlm.428—430. Lima paragraf diatas merupakan intisari

yang buat penulis dari halaman yang tetera pada catatan kaki.

Page 49: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

38

Naked Island sedangkan novel Saraswati, Si Gading Dalam Sunyi bersumber dari

film Johny Belinda.

Sedangkan cerpen yang lahir karena cerita orang lain diantaranya,

Robohnya Surau Kami. Ketika itu ia mendengar cerita Pak M. Syafei tentang

orang Indonesia yang masuk neraka karena malasnya. Sedangkan cerita Dahlan

Jambek tentang keadaan Bung Karno yang dirongrong oleh serigala di sekitarnya

melahirkan Pemburu dan Srigala. Cerita Wisran Hadi tentang perkawinan Hamid

Jabbar menimbulkan inspirasi cerpen Jodoh.

Tentang tingkah orang di sekitarnya yang menjadi sumber ide atau

gagasan ialah saat temannya dapat jodoh di atas bis antarkota Padang –

Bukittinggi, yang kemudian melahirkan nasehat-nasehat. Teman dekatnya yang

kawin secara terpaksa melahirkan Kisah Seorang Penganten. Begitu seterusnya

cerpen Perbuatan dan Baginda Ratu, bersumber dari cerita teman-temannya.43

A.A Navis sangat kreatif dan produktif melahirkan karya-karya tulis

bermutu. Ratusan karya telah dihasilkannya, antara lain terhimpun 23 buku, 75

cerpen, 5 antologi cerpen dalam negeri, 8 antologi cerpen luar negeri, 106

makalah dan artikel mengenai sosial budaya. A.A Navis juga melahirkan novel,

puisi, cerita anak-anak, sandiwara radio, esai, hingga otobiografi dan biografi.

Dalam menulis A.A Navis selalu konsisten dalam melahirkan pemikiran-

pemikiran yang bernas, cerdas, namun keras dan tegas. Karya-karyanya di bidang

sastra serta pemikirannya di bidang kesenian dan kebudayaan membawa Sumatera

Barat ke pentas nasional dan internasional. Beberapa karyanya diterjemahkan ke

dalam bahasa Inggris, Jerman, Prancis, Jepang dan Malaysia.

Sepanjang hidupnya, A.A Navis meraih banyak penghargaan dari

UNESCO untuk novel Saraswati, Si Gadis dalam Sunyi (1968), sayembara

Cerpen Kincir Emas Radio Netherland Wereldomroep untuk cerpen Jodoh (1975),

pemenang lomba cerpen majalah Femina untuk cerpen Kawin (1979). Hadiah

43

Ray Rizal, ―A.A Navis, Melahirkan Cerpen-cerpen Sarkatis‖, Suara Pembaruan (Senin, 12

Oktober 1992), hlm 12.

Page 50: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

39

Seni dari Menteri P&K (1988), Hadiah Sastra Menteri P&K (1992), Setyalencana

Kebudayaan (2000), dan penghargaan lainnya.44

Salah satu kekuatan dari karya-karya fiksi A.A Navis setting sosial karya-

karya itu sendiri yaitu kehidupan manusia di tanah Minang. Walaupun masalah-

masalah yang ditampilkan adalah sosok umum dari kemanusian sebagaimana

sering dilihat dalam pengalaman semua suku bangsa di negeri ini, bahkan umat

manusia di mana pun mereka berada, nafas kedaerahan dalam karya-karya A.A

Navis terasa sangat menonjol.

Unsur kuatnya setting sosial ini memberikan warna aktualitas yang hidup

kepada karya-karya A.A Navis, yang membedakan dari penulis-penulis

kontemporer lain yang berasal dari tanah Minang seperti Mochtar Lubis.

Pergumulan tokoh-tokoh cerita dalam karya-karya Mochtar Lubis hampir-hampir

tidak pernah menampilkan ‗sosok kedaerahan minangan‘, melainkan yang tampil

adalah pergumulan anak manusia Indonesia.

Bertolak dari warna kedaerahan dan setting sosial yang khas Minang itu,

A.A Navis memunculkan sejumlah masalah yang dihadapi masyarakat

Minagkabau di saat karya-karya itu ditulis. Masalah tanggung jawab sosial kepada

anak keturunan yang menjadi melarat di kemudian hari dalam Robohnya Surau

Kami, tanggung jawab sosial kepada masyarakat di masa kini dalam novel novel

Kemarau. Bahkan sampai kepada impian dalam ketinggian status sosial bagi

warga masyarakat Minang dalam cerepn Anak Kebanggaan.45

A.A Navis menikahi AksariYasin di Pariaman pada 1957 dan dikaruniai

putra-putri yaitu Dini Akbari, Lusi Bebasari, Dedi Andika, Lenggogeni, Gemala

44

Dissi Kaydee, ―Sastrawan yang Gemar Mencemooh‖, Harian Media Indonesia (Minggu, 6 Juni

2004), hlm. 24. Tiga paragraf di atas dikutip dari artikel tersebut. 45

Abdurrahman Wahid, ―Karya-karya A.A Navis: Pencarian Ethos Sosial Baru‖, Otobiografi A.A

Navis. Ed. Abrar Yusra (Pustaka Utama, 2008), hlm. 259—260.Lima paragraf diatas merupakan

intisari yang buat penulis dari halaman yang tetera pada catatan kaki. Wacana ini disampaikan

pada Forum Diskusi Sastra tentang karya-karya A.A Navis di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 6

Oktober 1992.

Page 51: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

40

Ranti, Rinto Amanda, dan Rika Anggraini serta memiliki 13 cucu.46

Ia memilih

tinggal di Padang, dikenal sebagai sebagai pribadi yang mencemooh. Melalui

kritikannya, ia ingin memicu sastrawan muda untuk menjadi penulis tangguh,

dengan terus menulis dan menerbitkan karya-karya bermutu.

Sebagai pribadi maupun makhluk sosial memang tidak bisa lepas dari

kekeliruan dan kesalahan-kesalahan duniawi, karena interaksi intensif yang

dilakukan lewat karya-karyanya menimbulkan plus-minus. Kalau kita kembali

kepada hakikat manusia, maka sebagai makhluk sosial ia telah menjalankan misi

kekhalifan secara wajar dan sesuai kemampuan dan kesadaran akan kehadiran kita

di dunia yang harus tetap dirawat sebagai amal bakti serta tanggung jawab kita

terhadap masa depan bangsa ini, terhadap Tuhan dan terhadap diri sendiri.

Akhirnya proses jua yang menentukan langkah seseorang untuk konsistensi pada

panggilan dan kiprah yang digeluti. Semua telah ditulis, semua telah

dibentangkan, semua telah digelar, apa yang baik/benar hanya kepunyaan Al-

Khaliq dan apa yang buruk hanya terdapat pada manusia.

Pada Sabtu, 22 Maret 2003, A.A Navis yang menderita asma,

menghembuskan napas terakhirnya dalam usia 79 tahun. Figur yang dikenal

mengayomi, memberi perhatian dan inspirasi kepada penulis muda ini,

meninggalkan beberapa tulisan yang belum selesai digarapnya. Kini, A.A Navis

beristirahat dengan tenang di TPU Tunggul Hitam Padang, mewariskan

pemikiran-pemikirannya mengenai kehidupan.47

B. Sinopsis Cerpen Robohnya Surau Kami Karya A.A Navis

Aku menceritakan kepada Tuan bahwa di kampungnya terdapat sebuah

surau. Surau tersebut dijaga oleh garin atau penjaga surau yang biasa dipanggil

orang-orang dengan sebutan Kakek. Sebagai penjaga surau, Kakek tidak

mendapatkan apa-apa. Ia hidup dari sedekah yang dipungutnya sekali se-Jumat.

46

Yurnaldi, ―A.A Navis 75 Tahun Masih ‗Berjalan di Sepanjang Jalan‘‖, Kompas (Jumat, 7

Januari 2000), hlm. 12. 47

Dissi Kaydee, ―Sastrawan yang Gemar Mencemooh‖, hlm. 24.

Page 52: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

41

Tetapi ia lebih dikenal sebagai pengasah pisau. Orang-orang suka meminta

tolong kepadanya, sedang ia tidak pernah meminta imbalan apa-apa. Tetapi Kakek

ini sudah tidak ada lagi sekarang. Ia sudah meninggal. Dan tinggallah surau itu

tanpa penjagaanya. Gambaran dari surau itu sekarang adalah kesucian yang bakal

roboh.

Biang keladi dari kerobohan ini ialah sebuah dongeng yang tak dapat

disangkal kebenarannya. Kemudian Kakek bercerita bahwa ia merasa resah

akibat bualan Ajo Sidi. Ajo Sidi adalah orang yang bisa mengikat orang-orang

dengan bualannya yang aneh-aneh sepanjang hari. Sebagai pembual,

suksesterbesar baginya ialah karena semua pelaku-pelaku yang diceritakannya

menjadi model orang untuk diejek dan ceritanya menjadi pemeo akhirnya.

Kakek merasa durja dan sedih karena cerita Ajo Sidi. Kakek pun bercerita

bahwa sedari muda ia hidup di Surau. Tak ia ingat akan punya istri, punya anak,

punya keluarga seperti orang-orang lain. Segala kehidupannya, lahir batin, ia

serahkan kepada Allah Subhanahu wataala. Ia bangun pagi-pagi. Ia bersuci. Ia

pukul bedug membangunkan manusia dari tidurnya, supaya bersujud kepada-Nya.

Apakah salah pekerjaanya itu? Kini ia dikatakan manusia terkutuk.

―Pada suatu waktu, ‗kata Ajo Sidi memulai‘, di akhirat Tuhan Allah

memulai memeriksa orang-orang yang sudah berpulang. Sampailah giliran Haji

Saleh. Sambil tersenyum bangga ia menyembah Tuhan. Ia menceritakan segala

ibadahnya yang telah dilakukan selama di dunia. Haji Saleh mengatakan bahwa

pekerjaanya adalah selalu menyembah Tuhan. Setiap hari, setiap malam, bahkan

setiap masa ia menyebut-nyebut nama Tuhan. Namun Tuhan selalu berkata apa

lagi yang dikerjakannya selain itu semua. Haji saleh tak dapat menjawab lagi

karena ia sudah menceritakan semuanya.

Setelah Haji Saleh menceritakan semua yang ia kerjakan di dunia dengan

segala ibadah yang telah dilakukannya namun Haji saleh malah dimasukkan ke

dalam neraka. Lalu Haji Saleh melakukan protes terhadap Tuhan bersama teman-

temannya yang merasa telah melakukan segala ibadah yang diperintahkan Tuhan

Page 53: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

42

selama di dunia. Akhirnya Tuhan menjelaskan bahwa tugas manusia di dunia

bukan hanya beribadah dan menyembah kepada Tuhan hingga tugas terhadap

keluarga dan bangsa dilalaikan begitu saja.

Begitulah kira-kira cerita Ajo Sidi yang membuat Kakek gusar. Keesokkan

harinya setelah mendengar cerita Kakek, ia kedapatan telah mati di suraunya

dalam keadaan yang mengerikan sekali. Ia menggoroh lehernya dengan pisau

cukur.

Page 54: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

43

BAB IV

PEMBAHASAN

a. Struktur Cerpen Robohnya Surau Kami Karya A.A Navis

1. Tokoh dan Penokohan

Kakek merupakan tokoh utama pada cerpen RSK karya A.A Navis

yang dibicarakan melalui tokoh Aku.Tokoh Kakek merupakan tokoh

Protagonis. Menurut Altenbernd dan Lewis, membaca sebuah karya sastra,

pembaca sering mengidentifikasi diri dengan tokoh(-tokoh) tertentu,

memberikan simpati dan empati, melibatkan diri secara emosional terhadap

tokoh tersebut. Tokoh yang disikapi demikian oleh pembaca disebut sebagai

tokoh protagonis.

Orang-orang suka minta tolong kepadanya, sedang ia

tak pernah meminta imbalan apa-apa. 48

Tak kupikirkan hidupku sendiri. Aku tak ingin kaya,

bikin rumah. Segala kehidupanku, lahir batin,

keserahkan kepada Allah subhanahu wataala. Tak

pernah aku menyusahkan orang lain. Lalat seekor

enggan aku membunuhnya.49

Pada kutipan tersebut tampaklah bahwa karakter tokoh Kakek

merupakan karakter yang menimbulkan rasa simpati dan empati bagi

pembaca. Maka dapat dikatakan jika tokoh Kakek merupakan tokoh

protagonis. Tokoh protagonis juga merupakan tokoh pengejawantahan norma-

norma, nilai-nilai, yang ideal bagi kita.

Orang tua menahan ragam. Sudah lama aku tidak

marah-marah lagi. Takut aku kalau imanku rusak

karenanya, ibadatku rusak karenanya. Sudah begitu

48 A.A.Navis, Robohnya Surau Kami. Jakarta: Gramedia. 2010. hlm. 2. 49

Ibid.,hlm. 5.

43

Page 55: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

44

lama aku berbuat baik, beribadat, bertawakal kepada

Tuhan.50

Kutipan di atas menunjukkan bahwa tokoh Kakek merupakan tokoh

yang mewakili norma-norma sosial serta nilai-nilai agama secara baik yaitu

selalu menjaga iman dan ibadahnya kepada Tuhan salah satu caranya dengan

tidak bersikapa pemarah. Nilai-nilai agama seperti inilah yang diidealkan oleh

pembaca, walaupun pada akhirnya tokoh Kakek melakukan suatu perbuatan

yang dilarang oleh agama yaitu bunuh diri. Namun perbuatan tersebut lebih

menimbulkan rasa empati bagi pembaca karena perbuatan yang dilakukan

tokoh Kakek tersebut disebabkan oleh perbuatan tokoh antagonis dalam cerita

yaitu Ajo Sidi.

―Ya, Tadi subuh Kakek kedapatan mati di suraunya

dalam keadaan yang mengerikan sekali. Ia

menggoroh lehernya dengan pisau cukur.‖51

―Astaga! Ajo Sidi punya gara-gara,‖ kataku seraya

cepat-cepat meninggalkan istriku yang tercengan-

cengang.52

Tokoh Ajo Sidi adalah tokoh antagonis. Tokoh antogonis merupakan

penyebab terjadinya konflik. Tokoh antagonis, barangkali dapat disebut

beroposisi dengan tokoh protagonis, secara langsung ataupun tak langsung,

bersifat fisik ataupun batin.

Tiba-tiba aku ingat lagi pada Kakek dan kedatangan

Ajo Sidi kepadanya. Apakah Ajo Sidi telah membuat

bualan tentang Kakek? Dan bualan itukah yang

mendurjakan Kakek? Aku ingin tahu. Lalu aku tanya

Kakek lagi, ―Apa ceritanya, Kek?‖53

Seperti pada kutipan di atas tokoh Ajo Sidi merupakan penyebab

terjadinya konflik. Tokoh Ajo Sidi beroposisi dengan tokoh Kakek secara

50

Ibid., hlm. 4. 51

Ibid., hlm. 13. 52

Ibid. 53

Ibid., hlm. 4.

Page 56: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

45

batin dengan cara melakukan pembualan yang membuat tokoh Kakek

terpengaruh hingga membuat tokoh Kakek memiliki konflik batin.

‗Alhamdulillah’ kataku bila aku menerima karunia-

Nya. ‗Astagfirullah‘ kataku bila aku terkejut. ‗Masya

Allah’, kataku bila aku kagum. Apa salahnya

pekerjaanku itu? Tapi kini aku dikatakan manusia

terkutuk.54

Demikianlah cerita Ajo Sidi yang kudengar dari

Kakek. Ceritakan yang memurungkan Kakek.55

Karena bualannya tersebut membuat tokoh Kakek mengalami konflik

batin seperti pada kutipan di atas. Dari konflik batin yang disebabkan ooleh

Ajo Sidi, akhirnya menimbulkan klimaks yang sangat tidak terduga yaitu

kematian tokoh Kakek dengan cara bunuh diri.

―Astaga! Ajo Sidi punya gara-gara,‖ kataku seraya

cepat-cepat meninggalkan istriku yang tercengang-

cengang.56

2. Sudut Pandang

Sudut pandang dari cerpen RSK karya A.A Navis adalah ―Aku tokoh

tambahan‖. Tokoh aku hadir untuk untuk membawakan cerita kepada

pembaca, sedang tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian dibiarkan untuk

mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya. Setelah cerita tokoh utama

habis, tokoh aku tambahan tampil kembali, dan dialah kini yang berkisah.

Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota

kelahiranku dengan menumpang bis, Tuan akan

berenti di dekat pasar.57

Dan di pelataran kiri suaru itu akan Tuan temui

orang tua yang biasanya duduk di saman dengan

segala tingkah ketuannya dan ketaatannya beribadat.

54

Ibid., hlm. 5. 55

Ibid., hlm. 12. 56

Ibid., hlm. 13. 57

Ibid., hlm. 1.

Page 57: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

46

Sudah bertahun-tahun ia sebagai garin, penjaga

surau itu. Orang-orang memanggilnya Kakek.58

Dari kutipan di atas terlihat bahwa tokoh Aku disini berperan sebagai

pengantar cerita dalam memperkenalkan tokoh utama yaitu tokoh Kakek.

Selain itu tokoh Aku juga menjadi pengantar pembaca untuk memasuki ke

dalam cerita yang akan diceritakan langsung oleh tokoh utama tersebut.

Dan biang keladi dari kerobohan ini ialah sebuah

dongengan yang tak dapat disangkal kebenarannya.

Beginilah kisahnya.59

Tapi aku tak perlu menjawabnya lagi. Sebab aku

tahu , kalau Kakek sudah membuka mulutnya, dia

takkan diam lagi. Aku biarkan Kakek dengan

pertanyaanya sendiri.60

Setelah tokoh utama berkisah sendiri mengenai pengalamannya secara

langsung, tokoh Aku hadir kembali di akhir cerita untuk menceritakan

kejadian-kejadian yang terjadi selanjutnya pada tokoh utama dalam cerita ini.

Demikianlah cerita Ajo Sidi yang kudengar dari

Kakek. Cerita yang memurungkan Kakek.61

―Astaga! Ajo Sidi punya gara-gara,‖ kataku seraya

cepat-cepat meninggalkan istriku yang tercengang-

cengang.62

3. Alur

58

Ibid. 59

Ibid., hlm. 2. 60

Ibid., hlm. 4. 61

Ibid., hlm. 12. 62

Ibid., hlm. 13.

Page 58: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

47

Pada tahap penyituasian (situation), kisah dimulai ketika Aku bertemu

Tuan dan bercerita mengenai surau yang sebetar lagi akan roboh karena

Kakek sudah tiada lagi sehingga tak ada yang merawatnya lagi.

Tapi Kakek ini sudah tidak ada lagi sekarang. Ia

sudah meninggal. Dan tinggallah surau itu tanpa

penjaganya... 63

Jika Tuan datang sekarang, hanya akan menjumpai

gambaran yang mengesankan suatu kesucian yang

bakal roboh.64

Dan biang keladi dari kerobohan ini ialah sebuah

dongengan yang tak dapat disangkal kebenarannya.

Beginilah kisahnya.65

Pada tahap pemunculan konflik (generating circumstances) dimulai

ketika tokoh Aku bertemu Kakek yang sedang murung, tidak seperti biasanya

yang selalu bergembira ketika bertemu tokoh Aku.

Sekali hari aku datang pula mengupah kepada

Kakek. Biasanya Kakek gembira menerimaku,

karena aku suka memberi uang. Tapi sekali ini

Kakek begitu muram.66

Tidak pernah aku melihat Kakek begitu durja dan

pernah salam tak disahutinya seperti saat itu.

Kemudiang aku duduk di sampingnya dan aku jamah

pisau itu. Dan aku tanya Kakek, ―Pisau siapa, Kek?‖

―Ajo Sidi.‖67

Pada tahap konflik yang semakin meningkat ditandai ketika tokoh

Kakek mempertanyakan kesalahan atas tindakannya selama ini yang menurut

bualan Ajo Sidi adalam manusia terkutuk. Tokoh Kakek pun mengalami

konflik batin.

... ―Apa ceritanya, Kek?‖

―Siapa?‖

63

Ibid., hlm. 2. 64

Ibid. 65

Ibid. 66

Ibid., hlm. 2—3. 67

Ibid., hlm. 3.

Page 59: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

48

―Ajo Sidi.‖

―Kurang ajar dia,‖ Kakek menjawab.

―Kenapa?‖

―Mudah-mudahan pisau cukur ini, yang kuasah

tajam-tajam ini, menggoroh tenggorokannya.‖

―Kakek marah?‖

―Marah? Ya, kalau aku masih muda, tapi aku sudah

tua. Orang tua menahan ragam. Sudah begitu lama

aku tak marah-marah lagi. Takut aku kalau imanku

rusak karenanya, ibadatku rusak karenanya.68

‗Alhamdulillah’ kataku bila aku menerima karunia-

Nya. ‗Astagfirullah‘ kataku bila aku terkejut. ‗Masya

Allah’, kataku bila aku kagum. Apa salahnya

pekerjaanku itu? Tapi kini aku dikatakan manusia

terkutuk.69

Pada tahap klimaks, tokoh Kakek tidak kuat lagi akan konflik yang

terjadi dalam dirinya. Pemuncakkan konflik tersebut tokoh Kakek menangis

dan menceritakan bualan dari Ajo Sidi.

―Ia tak mengatakan aku terkutuk. Tapi begitulah

kira-kiranya.‖70

Dan aku melihat mata Kakek berlinang aku jadi

belas kepadanya. Dalam hati aku mengumpati Ajo

Sidi. Tapi aku lebih ingin mengetahui apa cerita Ajo

Sidi yang begitu memukul hati Kakek. Dan akhirnya

Kakek bercerita lagi.71

Akhirnya tokoh Kakek bunuh diri sebagai tahap penyelesaian dari

cerita ini.

―Ya. Tadi subuh Kakek kedapatan mati di suraunya

dalam keadaan yang mengerikan sekali. Ia

menggoroh lehernya dengan pisau cukur.‖72

68

Ibid., hlm. 4. 69

Ibid., hlm. 5. 70

Ibid. 71

Ibid. 72

Ibid., hlm. 13.

Page 60: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

49

4. Latar

Latar tempat pada cerpen Robohnya Surau Kami tidak di jelaskan

secara tersurat tetapi ada beberapa indikasi yang menunjukan latar tempat dari

cerita tersebut. Kata garin kata asli dari bahasa daerah Padang yang artinya

penjaga surau atau orang yang suka azan di surau atau mushola.

Sudah bertahun-tahun ia sebagai garin, penjaga

surau itu. Orang-orang memanggilnya Kakek.73

Selain kata garin, terdapat penyebutan kata Ajo untuk memangil tokoh

Ajo Sidi. Ajo atau Uniang umum digunakan di daerah pesisir minang

terutama di padang, padang pariaman, dan sekitarnya.74

Maka dapat

disimpulkan bahwa cerita pada cerpen ini terjadi di daerah Padang Pariaman.

Maka aku ingat Ajo Sidi, si pembual itu. Sudah lama

aku tak ketemu dia.75

Latar waktu peristiwa pada cerpen ini terjadi selama dua hari. Hal ini

terlihat ketika tokoh aku mendatangi Kakek. Kemudian setelah hari itu tokoh

Kakek diketemukan telah meninggal di waktu subuh.

Sekali hari aku datang mengupah kepada Kakek.

Biasanya kakek bergembira menerimaku, karena aku

suka memberinya uang.76

―Ya. Tadi subuh Kakek kedapatan mati di suraunya

dalam keadaan yang mengerikan sekali. Ia

menggoroh lehernya dengan pisau cukur.‖77

Latar sosial yang terjadi pada cerita yaitu keadaan masyarakat yang

sangat senang mendengar dan membuat bualan dalam bentuk sindiran

73

Ibid., hlm. 1. 74

Palito Alam, “dendeng Ciek Uda...Keapa Ikan Ciek Ajo” artikel di akses pada 19 Juli. http:// m.kompasiana.com/post/susbud 75

A.A.Navis, Robohnya Surau Kami. Jakarta: Gramedia. 2010. hlm. 3. 76

Ibid., hlm. 2—3. 77

Ibid., hlm. 13.

Page 61: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

50

terhadap suatu hal. Hal ini juga terlihat karena masyarakat Pariaman memang

sangat terkenal karena kemampuannya dalam menyindir dan mencemooh.78

Aku senang mendengar bualannya. Ajo Sidi bisa

mengikat orang-orang dengan bualannya.79

Sebagai pembual, sukses terbesar baginya ialah

karena semua pelaku-pelaku yang diceritakannya

menjadi model orang untuk diejek dan ceritanya

menjadi pameo akhirnya80

5. Tema

Tema (theme), menurut Stanton dan Kenny adalah makna yang

dikandung oleh sebuah cerita81

. Tema dapat dibagi menjadi tema tradisional

dan tema nontradisional. Pada umumnya tema tradisional merupakan tema

yang digemari orang dengan status sosial apa pun, di manapun, dan

kapanpun. Selain hal-hal yang bersifat tradisional, tema sebuah karya

mungkin saja mengangkat sesuatu yang tidak lazim, katakan sesuatu yang

bersifat nontradisional. Karena sifatnya yang nontradisional, tema yang

demikian, mungkin tidak sesuai dengan harapan pembaca, bersifat melawan

arus, mengejutkan, bahkan boleh jadi mengesalkan, mengecewakan atau

berbagai reaksi afektif yang lain.

Tema pada cerpen RSK karya A.A Navis adalah Kelemahan Iman.

Tema pada cerpen ini merupakan tema nontradisional karena akhir cerita

pada cerpen ini tidak sesuai dengan harapan pembaca.

Tak kupikirkan hidupku sendiri. Aku tak ingin kaya,

bikin rumah. Segala kehidupanku, lahir batin,

keserahkan kepada Allah subhanahu wataala. Tak

78

Idris, Soewardi, ―A.A Navis dan Cerpen Dunia Akhirat.‖ Dalam Abrar Yusra, ed. Otobiografi

A.A. Navis. Yogyakarta: Pustaka Utama. 2008. hlm. 388. 79

Op.cit., hlm. 3. 80

Ibid. 81

Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi (Yogyakarya: Gadjah Mada University Press,

2005), hlm. 67

Page 62: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

51

pernah aku menyusahkan orang lain. Lalat seekor

enggan aku membunuhnya.82

Di awal cerita seperti pada kutipan di atas cerpen ini memberikan

harapan melalui tokoh utama protagonis bahwa tokoh protagonis ini

merupakan perwujudan dari tokoh yang dapat dikagumi oleh pembaca namun

pada akhir cerita hal yang mengecewakan terjadi yaitu tokoh utama

protagonis melakukan perbuatan yang tidak diharapkan oleh pembaca yaitu

bunuh diri. Perbuatan ini merupakan perbuatan melawan arus dari karakter

nilai agama yang dimiliki oleh tokoh tersebut.

―Ya. Tadi subuh Kakek kedapatan mati di suraunya

dalam keadaan yang mengerikan sekali. Ia

mengguruh lehernya dengan pisau cukur.‖83

Dari unsur-unsur intrinsik yang telah dijelaskan di atas dapat

disimpulkan bahwa cerpen ini menyajikan karakter tokoh yang kuat. Hal ini

terlihat dari dialog-dialog tokoh yang sangat menggambarkan karakter tokoh

tersebut. Karakter tokoh juga sangat mewakili watak dari realitas yang ada.

Ini terkait pula dengan latar sosial yang ingin disampaika A.A Navis yang

menggambarkan keadaan sosial masyarakat Padang Pariaman pada masa itu

senang mencemooh melalui bulannya. Dari ide tersebutlah A.A navis

mengangkatnya menjadi sebuah karya sastra.

Action dari pergerakan alur di awal cerita sangat padat namun dari

bagian konflik hingga penyelesaian menjadi sedikit lambat. Hal ini terkait

mengenai penjelasan sebab dari pemunculan konflik pada awal cerita yang

dijelaskan pada bagian klimaks menuju penyelesaian. Tidak hanya itu, di

akhir cerita pun pembaca masih dikejutkan karena tokoh utama yang tidak

sesuai dengan harapan pembaca. Tokoh utama mati dengan cara yang tidak

diinginkan oleh pembaca yaitu bunuh diri. Hal-hal tersebut menunjukkan

bahwa cerpen ini menyajikan hal yang baru bagi perkembangan sastra pada

82

Op.cit., hlm. 5. 83

Ibid., hlm. 13.

Page 63: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

52

masa itu mungkin hingga saat ini. maka, wajarlah jika cerpen ini menjadi

salah satu cerpen yang fenomenal dan masih dikritisi hingga saat ini.

b. Respons Pembaca Remaja Terhadap Cerpen Robohnya Surau Kami

Karya A.A Navis

Dalam penelitian mengenai respons pembaca remaja peneliti

menggunakan cerpen RSK karya A.A Navis karena seperti yang telah

disampaikan pada penjelasan sebelumnya cerpen RSK karya A.A Navis

merupakan cerpen yang fenomenal.Penelitian respons pembaca remaja terhadap

cerpen RSK karya A.A Navis menggunakan dua jenis kuesioner. Kuesioner

pertama dengan nama kuesioner A dan kuesioner kedua dengan nama kuesioner

B.

1. Kuesioner A

Kuesioner A menggunakan pengembangan suatu metodologi sebagai

landasan untuk menentukan rasionalisasi value judgments yang diberikan

pembaca terhadap suatu teks sastra. Alasan yang mendasari orientasi yang

lebih diarahkan pada pembaca karena adanya kenyataan bahwa dari pembaca

itulah kita harus membuktikan reaksi evaluatif.

Dalam kuesioner ini terbagi dua pertanyaan. Pertama, mengenai

frekuesi responden dalam membaca cerpen. Kedua, petanyaan berpusat pada

kriteria apa yang digunakan pembaca sebagai dasar penilaian pembaca

terhadap teks sastra khususnya cerpen dan apakah pembaca menentukan

fungsi estetis suatu teks sastra sebagai hal yang dominan. Hal ini juga

berkaitan erat dengan jenis pembaca yang jadi fokus penelitian ini. Maka

diberikan pula penilaian mengenai tingkat kebiasaan pembaca dalam

membaca cerpen.

Page 64: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

53

Tabel 1.1

Pertanyaan: Seberapa sering Anda membaca cerita pendek?

No Pilihan jawaban Jumlah Persentase

1 Sangat Sering 2 10

2 Sering 5 25

3 Kadang-kadang 8 40

4 Jarang 5 25

5 Tidak Pernah Sama Sekali - -

Jumlah 20 100

Dari Tabel 1.1 terlihat bahwa 2 reponden dari 20 responden menyatakan

bahwa sangat sering dalam membaca cerpen dan 5 responden menyatakan bahwa

frekuesi sering menjadi pilihan dalam membaca cerpen. Responden terbanyak

menyatakan hanya kadang-kadang dalam membaca cerpen dengan jumalah 8

responden dan 5 responden dari 20 responden menyatakan diri jarang dalam

membaca cerpen. Pada kategori tidak pernah sama sekali, tidak ada responden

yang memilih kategori tersebut.

Dari persentase keseluruhan maka dapat dinyatakan dalam membaca

cerpen kebanyakan dari responden memilih frekuensi kadang-kadang dengan

jumlah persentase 40 persen. Sedangkan responden yang memprioritaskan

kegiatan membaca yang diisi dengan membaca cerpen dengan frekuensi sangat

seringa hanya 10 % dari 100 persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

membaca cerpen bagi responden bukan menjadi kegiatan membaca yang

diprioritaskan. Responden lebih banyak memilih kegiatan membaca hal yang lain

sebagai kegiatan utama membaca atau memang kegiatan membaca bukanlah

menjadi prioritas dari kegiatan yang dikhususkan bagi responden.

Page 65: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

54

Tabel 1.2

Pertanyaan: Kriteria manakah yang menurut Anda harus terdapat dalam cerpen

yang ―baik‖?

a. Responden 1

Kriteria emosional

No Jawaban

1 Menyentuh hati

2 Memiliki makna yang mendalam

3 Bisa memotivasi pembaca dengan baik

4 Dapat mempermainkan emosi pembaca dengan baik

5 Realistis dengan kehidupan nyata

Kriteria Intelektual

No Jawaban

1 Diksi bagus

2 Kosakata beragam

3 Tidak kaku dalam bahasanya

4 Alur menarik dan membuat penasaran

5 Judul menarik

b. Responden 2

Kriteria emosional

No Jawaban

1 Cerpen yang bisa membuat pembacanya terhanyut

2 Cerpen yang bisa membuat tegang

3 Cerpen yang bisa membuat penasaran

4 Cerpen yang bisa membuat terharu

5 Cerpen yang emosional

Page 66: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

55

Kriteria Intelektual

No Jawaban

1 Menggunakan gaya bahasa yang baku

2 Memuat alur maju ataupun mundur

3 Penyelesaian cerpen tidak menggantung

4 Memiliki bermacam-macam latar

5 Memiliki tokoh pendamping

c. Responden 3

Kriteria emosional

No Jawaban

1 Yang menarik pembaca kedalam suasana cerita

2 Yang bisa membuat menangis pembaca (jika ceritanya sedih)

3 Yang dapat memotivasi pembaca

4 Bisa menimbulkan rasa penasaran atau keingintahuan

5 Dapat membuat pembaca tertawa saat ada peristiwa lucu

Kriteria Intelektual

No Jawaban

1 Alurnya jelas

2 Memiliki bahasa yang lugas dan mudah dipahami

3 Covernya menarik

4 Isinya tentang kehidupan nyata/sesuatu yang tidak biasa

5 Pemilihan karakternya harus cocok

Page 67: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

56

d. Responden 4

Kriteria emosional

No Jawaban

1 Yang bisa membuat pembaca menghayati ceritanya

2 Mempunyai amanat yang bagus

3 Mempunyai pencitraan yang kuat

4

5

Kriteria Intelektual

No Jawaban

1 Susunan stuktur ceritanya pas

2 Pemilihan diksinya pas

3 Penyusunan kalimatnya pas

4

5

e. Reponden 5

Kriteria emosional

No Jawaban

1 Yang membuat perasaan sedih

2 Yang dapat membuat tokoh-tokohnya hidup atau kita bisa berimajinasi dari

cerpen tersebut

3 Yang bisa membuat kita terhanyut dalam cerpen tersebut

4 Yang tokohnya seperti real di kehidupa nyata

5

Page 68: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

57

Kriteria Intelektual

No Jawaban

1 Yang temanya menarik

2 Bahasanya indah tetapi mudah dimengerti

3 Bahasanya puitis tapi jangan terlalu berat

4

5

f. Responden 6

Kriteria emosional

No Jawaban

1 Punya pesan yang memotivasi

2 Membuat pembaca sedih dan hanyut dalam suasana

3 Membuat pembaca penasaran dengan endingnya

4 Bahasanya dapat membuat pembaca terbayang-bayang

5 Punya happy ending

Kriteria Intelektual

No Jawaban

1 Bahasanya mudah dimengerti

2 Tersusun dengan urut sesuai kejadian sebenarnya

3 Tokohnya jelas

4 Suasananya bagus

5 Tema disesuaikan dengan umur pembaca

Page 69: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

58

g. Responden 7

Kriteria emosional

No Jawaban

1 Menumbuhkan semangat hidup

2 Menumbuhkan jiwa sosial

3 Menghilangkan amarah

4 Memberikan kesan romantis

5 Berakhir dengan senang

Kriteria Intelektual

No Jawaban

1 Akhir cerita tidak menggantung

2 Tokoh yang kuat/ tegar

3 Menggunakan bahasa gaul

4 Tidak mengandung kata-kata kotor

5 Menggunakan gambar

h. Responden 8

Kriteria emosional

No Jawaban

1 Dapat mengubah-ubah perasaan

2 Dapat merasakan real cerita yang ditulis oleh penulis

3 Ending cerita tidak selalu bahagia

4 Tidak dalam kehidupan sehari-hari/ ceritanya jarang terjadi sehingga dapat

membuat penasaran

5 Tidak selalu membuat kesal dengan peran protagonis

Page 70: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

59

Kriteria Intelektual

No Jawaban

1 Tersirat

2 Ceritanya tidak terduga

3 Bahasa yang mudah dikenali

4 Tidak monoton jalan ceritanya

5 Banyak deskripsi/ keterangan perasaan, latar,dsb tergambar jelas

i. Responden 9

Kriteria emosional

No Jawaban

1 Yang selalu mengigatkan kita tentang Allah SWT dan kematian

2 Yang bisa memotivasi hidup

3 Yang membuat sedih

4 Yang mendidik

5

Kriteria Intelektual

No Jawaban

1 Tidak bertele-tele

2 Temanya menarik

3 Judulnya menarik

4 Isinya membuat penasaran

5 Ada gambarnya

Page 71: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

60

j. Responsen 10

Kriteria emosional

No Jawaban

1 Dapat memotivasi

2 Mampu membawa pembaca merasakan apa yang penulis rasakan dalam

tulisannya

3 Tidak selalu happy ending, namun masalahnya yang ada dapat dijabarkan

dengan jelas

4 Menyajikan banyak suasana hati

5

Kriteria Intelektual

No Jawaban

1 Judulnya menarik (tidak langsung menggambarkan apa isi dari cerpen)

2 Masalah yang ditampilkan bukan masalah biasa

3 Menggunakan diksi dan ungkapan yang indah

4 Menyajikan kosakata baru, misalnya bahasa daerah atau bahasa asing

disertai dengan arti

5 Diselipkan gambar/animasi yang menarik di cover ataupun sela-sela tulisan

k. Responden 11

Kriteria emosional

No Jawaban

1 Yang membuat penasaran

2 Yang membuat motivasi

3 Alur ceritanya menarik

4 Yang endingnya bahagia

5 Yang sulit ditebak ceritanya

Page 72: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

61

Kriteria Intelektual

No Jawaban

1 Gaya bahasanya enak

2 Temanya menarik

3 Alurnya menarik

4 Tokohnya sedikit

5 Latarnya tergambar dengan jelas

l. Responden 12

Kriteria emosional

No Jawaban

1 Cerpen yang bisa membuat pembaca ikut merasakan ceritanya

2 Yang dapat membuat pembaca penasaran

3 Yang dapat membuat pembaca tegang

4 Yang dapat membuat pembaca memahami isinya

5 Yang dapat membuat pembaca berimajinasi

Kriteria Intelektual

No Jawaban

1 Yang alurnya maju

2 Isi cerita mengandung nilai moral yang baik

3 Bahasanya mudah dipahami

4 Penyelesaiannya tidak menggantung

5 Mempunyai isi cerita yang menarik

Page 73: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

62

m. Responden 13

Kriteria emosional

No Jawaban

1 Yang membuat pembacanya penasaran

2 Yang membuatpembacanya tersentuh dari kata demi katanya

3 Yang membuat pembacanya suka pada pelaku cerpennya

4 Yang membuat pembacanya tidak bosan

5 Yangh membuat perasaan pembaca senang atau tegang

Kriteria Intelektual

No Jawaban

1 Yang mengandung amanat. Tidak perlu amanat yang terlalu tinggi

tingkatannya, yang sederhana saja tetapi dilakukan di kehidupan sehari-hari

2 Yang temanya mencakup real kehidupan orang-orang umum

3 Yang masuk akal

4 Pelakunya tidak berlebihan

5 Paragraf demi paragraf cerita menyambung

n. Responden 14

Kriteria emosional

No Jawaban

1 Menarik orang membaca hanya dengan summary-nya atau kalimat

pertamanya

2 Tidak mudah ditebak alurnya

3 Baik alur atau tokohnya membuat pembaca tersentuh

4 Pembaca dapat tertarik ke dalam dunia cerpen tersebut

5 Membuat pembaca berpikir apabila cerpen tersebut benar terjadi dalam

dirinya terjadi

Page 74: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

63

Kriteria Intelektual

No Jawaban

1 Diksi yang baik

2 Satu paragraf rimanya sama

3 Ide yang standar namun dikemas atau dikembangkan dengan baik

4 Ide yang berbeda (misalnya sejarah) namun ditulis dengan alur yang cerdas

yang tidak membosankan

5 Akhir yang tidak diduga dan tidak kalah dengan isi ceritanya sendiri

o. Responden 15

Kriteria emosional

No Jawaban

1 Cerpen yang menyentuh hati

2 Cerpen yang membawa pembaca menjadi ikut terbawa dalam cerpen

tersebut

3 Cerpen yang benar-benar mendeskripsikan tokoh dengan rinci agar dapat

terbayang oleh si pembaca

4

5

Kriteria Intelektual

No Jawaban

1 Alurnya maju atau mundur jangan campuran

2 Cerpen itu ada intisari atau pelajaran yang dapat diambil/dipelajari

3

4

5

Page 75: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

64

p. Responden 16

Kriteria emosional

No Jawaban

1 Yang penuh moral

2 Yang membuat penasaran

3 Yang membuat senang

4 Yang ceritanya membuat sedih

5

Kriteria Intelektual

No Jawaban

1 Yang sulit ditebakk endingnya

2 Temanya bagus

3 Yang sususnan ceritanya hampir mirip kehidupan sendiri

4

5

q. Responden 17

Kriteria emosional

No Jawaban

1 Cerpen yang membuat sedih

2 Cerpen yang romantis

3 Cerpen yang memacu adrenalin

4 Cerpen yang menyentuh kalbu

5 Cerpen yang bertema kasih sayang

Page 76: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

65

Kriteria Intelektual

No Jawaban

1 Diksinya bagus

2 Isinya membuat kita berpikir

3 Penataannya bagus

4 Isinya tidak membingungkan

5 Penempatan kalimat bagus

r. Responden 18

Kriteria emosional

No Jawaban

1 Yang dapat membuat orang ketagihan dalam membacanya

2 Yang dapat membuat orang merealisasikannya dalam kehidupan (nasihat

yang baik)

3 Yang dapat membuat orang sedih/ikut merasakan apa yang diceritakan di

cerpen

4 Mengambil kisah tentang masalah sehari-hari dan membuat solusi yang

mudah

5 Yang dapat dibaca oleh semua umur dan semua golongan manusia di dunia

Kriteria Intelektual

No Jawaban

1 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti jika menggunakan kata tidak

baku

2 Membuat alur yang jelas (kronologi jelas)

3 Menggunakan imbuhan yang tepat

4 Menggunakan kata yang tidak menghamburkan kata

5 Pelakunya jelas

Page 77: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

66

s. Responden 19

Kriteria emosional

No Jawaban

1 Yang dapat membakar perasaan pembaca sesuai dengan suasana dalam

bacaan

2 Yang dapat membuat pembaca ‗galau‘ mau berpihak pada protagonis atau

antagonis

3 Menyimpan amanat yang mendalam namun tersirat

4

5

Kriteria Intelektual

No Jawaban

1 Perangkaian kalimat yang cerdas

2 Pemilihan kata yang tepat

3 Penggambaran suasana yang realistis sehingga pembaca dapat segera

menvisualisasikan dalam otak

4 Perangkaian urutan kemunculan masalah yang membuat eakan masalah

tidsak pernah habis

5 Akhir cerita yang tidak diduga

t. Responden 20

Kriteria emosional

No Jawaban

1 Cerpennya dapat membawa perasaan ikut serta dalam cerpen

2 Membuat penasaran dengan cerita selanjutnya

3 Membuat tertarik saat membaca pertama kali

4

5

Page 78: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

67

Kriteria Intelektual

No Jawaban

1 Temanya unik

2 Penggambaran tokohnya jelas

3 Penggambaran ceritanya jelas

4

5

Tabel 1.2 menggambarkan dasar penilaian pembaca terhadap teks sastra

yaitu cerpen. Dalam tabel ini responden diminta memberikan dasar kriteria cerpen

yang baik menurut masing-masing reponden. Dasar kriteria ini dibagi menjadi dua

bagian yaitu kriteria emosional dan kriteria intelektual.

Penggambaran tabel ini menggunakan saran Alan C. Purves dalam buku

Evaluasi Teks Sastra karya Rien T. Segers yang menyatakan bahwa dengan

menanyakan pendapat mengenai kriteria cerpen ideal itu lebih memberikan

harapan dari pada menanyakan daftar nama cerpen favorit pembaca.84

Dari

perkiraan saran Purves bahwa dua kategori yang paling besar dan penting dari

kriteri sastra yaitu segi intelektual dan emosional. Maka, kriteria tersebut menjadi

dasar penelitian tabel dalam kuesioner ini.

Dari tabel 1.2 dapat diambil simpulan yang digambarkan pada tabel 1.3

dibawah ini.

Tabel 1.3

Kriteria Intelektual

Kriteria Jumlah Pemunculan

Kriteria

Keterangan

Bahasa

26

Pemilihan diksi

Kosakata beragam

Gaya bahasa

84

Segers., Evaluasi Teks Sastra, hlm. 108 dalam penulisan pernyataan tersebut lebih

menggunakan bahasa penulis.

Page 79: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

68

Mudah dipahami

Bahasa lugas

Penyusunan kalimat yang baik

Bahasa puitis

Bahasa gaul

Tidak kaku

Pemunculan kosakata baru

Penggunaan kata tidak baku

Penggunaan imbuhan yang tepat

Pemborosan kata

Alur 19 Alur menarik

Penggunaan alur maju atau mundur

Penggambaran alur jelas

Tersusun jelas kejadian ceritanya

Jalan cerita tidak monoton

Rangkaian pemunculan konflik

Ending cerita tidak menggantung

Ending dan jalan cerita tidak terduga

Penokohan 8 Penggambaran tokoh dengan jelas

Karakter tokoh tidak berlebihan dan

cocok

Jumlah tokoh sedikit

Karakter tokoh kuat

Terdapat tokoh pendamping/tambahan

Tema 13 Tema unik dan bagus

Terdapat pelajaran yang dapat diambil

Diangkat dari kehidupan nyata

Tema moral

Sesuai umur pembaca

Lain-lain

20

Judul menarik

Latar dalam cerita jelas

Cover menarik

Suasana dalam cerita

Terdapat gambar

Pesan cerita tersirat

Pendeskripsian cerita baik

Mengandung amanat

Terdapat rima/ berirama

Membuat pembaca berpikir

Pembaca dapat berimajinasi

Total 86

Page 80: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

69

Kriteria Emosional

Kriteria Jumlah pemunculan

kriteria

Keterangan

Keterlibatan

emosional

39

Membawa perasaan pembaca dalam

cerita

Membuat pembaca ‗galau‘

Membuat pembaca sedih

Membuat pembaca merasa romatis

Memacu adrenalin pembaca

Menyentuh hati pembaca

Membuat perasaan pembaca senang

Membuat perasaan pembaca sedih

Memainkan perasaan pembaca

Akhir cerita bahagia

Akhir cerita sedih

Keterlibatan

personal

17

Memotivasi pembaca

Merealisasikannya dalam kehidupan

nyata

Membuat pembaca berpikir

Membuat pembaca berimajinasi

Memngingatkan Allah dan kematian

Menumbuhkan semangat hidup

Menumbuhkan jiwa sosial

Menghilangkan amarah

Merasakan tokoh secara nyata

Ketertarikan/

minat

13 Membuat pembaca penasaran

Membuat pembaca tertarik

Membuat pembaca ingin membaca lagi

Teringat dengan ceritanya

Tertarik pada alur cerita

Teringat dengat tokoh

Tertarik pada pesan cerita

Tertarik pada tema

Tertarik pada pencitraan

Lain-lain

4

Dapat dibaca semua umur

Dapat memahami isi

Dapat mendidik

Memiliki makna mendalam

Total 72 Ket: Pada bagian keterangan tabel tidak semua bentuk pemuculan faktor disebutkan. Jika

pemunculan faktor tersebut sama atau mirip maka tidak ditulis kembali.

Page 81: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

70

Pada tabel 1.3 yang merupakan simpulan dari tabel 1.2 dapat dilihat

pada bagian kriteria intelektual bahwa faktor bahasa merupakan faktor yang

sangat penting menurut responden hal ini terbukti dengan pemunculan

mengenai bahasa sebanyak 26 kali. Dilanjutkan dengan faktor alur yang

pemunculannya sebanyak 19 kali, faktor tema yang pemunculannya sebanyak

13 kali, faktor penokohan pemunculannya sebanya 8 kali, dan faktor lainnya

sebanyak 20 kali. Selain itu, pada bagian kriteria emosional yang menjadi

faktor terpenting menurut responden adalah faktor keterlibatan emosional

atau perasaan yang pemunculannya sebanyak 39 kali sedangkan keterlibatan

personal atau tindakan sebanyak17 kali. Dilanjutkan dengan faktor

ketertarikan atau minat pembaca yang pemunculannya sebanyak 13 kali dan

faktor lainnya sebanyak 4 kali.

2. Kuesioner B

Pada kuesioner B tetap menggunakan pengembangan metodologi

value judgments atau penilaian terhadap suatu teks sastra. Namun pada

penilaian ini teks sastra yang akan dinilai telah ditentukan yaitu responden

diminta untuk menilai cerpen RSK karya A.A Navis yang dibandingkan

dengan cerpen lain. Cerpen lain disini merupakan cerpen favorit dari

responden sebelum responden membaca cerpen RSK karya A.A Navis.

Kuesioner ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama, berisikan

mengenai pendataan mengenai cerpen RSK karya A.A Navis dan mengenai

cerpen favorit responden yang cerpen-cerpen tersebut merupakan cerpen yang

sebelumnya pernah dibaca oleh responden. Bagian kedua, berisikan penilaian

dari responden terhadap cerpen RSK karya A.A Navis yang dibandingkan

dengan cerpen favorit dari responden. Penilaian ini berupa skala yang telah

ditentukan tingkatannya berdasarkan penelitian ini yang telah diketahui oleh

responden. Tingkatan ini dimulai dari angka 1 yang berarti sangat tidak setuju

hingga angka 7 yang berarti sangat setuju.

Page 82: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

71

Tabel 2.1

Pertanyaan: Sudahkah Anda membaca cerpen ini sebelumnya?

No Jawaban Jumlah Persentase

1 Sudah 3 15

2 Belum 17 85

Jumlah 20 100

Dari 20 responden, 17 orang menyatakan bahwa mereka belum pernah

membaca cerpen RSK karya A.A Navis sedangkan 3responden meyatakan bahwa

sudah pernah membaca cerepen RSK karya A.A Navis. Jadi dapat disimpulkan

bahwa dari 20 responden, lebih banyak responden yang belum pernah membaca

cerpen RSK karya A.A Navis.

Tabel 2.2

Pertanyaan: Nilailah cerpen dengan Skala Berikut

No Skala Jumlah Persentase

1 1 (Sangat jelek) - -

2 2 (Jelek) - -

3 3 ( Cukup jelek) - -

4 4 (Agak Bagus) 4 20

5 5 (Cukup Bagus) 7 35

6 6 (Bagus) 7 35

7 7 (Sangat bagus) 2 10

Jumlah 20 100

Dari penilaian 20 responden terhadap cerpen RSK karya A.A Navis

dengan menggunakan skala 1 sampai 7. Pada skala 1 hingga 3 tidak ada

responden yang memilih. Pada skala 4 yang diartikan skala agak bagus terdapat 4

Page 83: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

72

responden yang memilih skala tersebut. Responden yang berjumlah tujuh

memberikan skala 5 yang diartikan skala cukup bagus. Responden yang

berjumlah 7 memberikan skala 6 yang diartikanskala bagus.Responden yang

berjumlah 2 memberikan skala 7 yang diartikan skala sangat bagus. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa dari 20 responden seluruhnya menyatakan bahwa cerpen RSK

karya A.A Navis berada pada rentang skala bagus yaitu skala 4—7. Bagi

responden cerpen RSK karya A.A Navis merupakan cerpen yang layak menjadi

salah satu bacaan responden.

Tabel 2.3

Pertanyaan: Dalam menilai cerpen ini hendaknya, Anda membandingkan kualitas

cerpen ini dengan cerpen yang menjadi cerpen favorit Anda

No Nama Cerpen Jumlah Persentase

1 Tak Ada Waktu yang Sia-sia 7 35

2 Sebelum Ayah Pergi? 1 5

3 Tracy 4 20

4 Ibu Pulang 2 10

5 Shalawat Dedaunan 4 20

6 Dia Kembali 1 5

7 My Dad 1 5

Jumlah 20 100

Dalam tabel ini ada beberapa nama cerpen yang telah dibaca oleh

responden. Cerpen-cerpen ini merupakan cerpen yang pernah dibaca sebelumnya

oleh responden berdasarkan tugas pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.

Pada tabel 2.3 dari 20 responden, 7 responden memilih cerpen Tak Ada

Waktu yang Sia-Siasebagai cerpen favorit mereka. 1 responden memilih cerpen

Sebelum Ayah Pergi? Sebagai cerpen favoritnya. 4 responden memilih cerpen

Tracysebagai cerpen favorit mereka. 2 reponden memilih cerpen Ibu

Page 84: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

73

Pulangsebagai cerpen favorit mereka. 4 responden memilih cerpen Shalawat

Dedaunan, 1 responden memilih cerpen Dia Kembali, dan 1 responden memilih

cerpen My Dad sebagai cerpen favoritnya. Maka dari ketujuh cerpen yang telah

dibaca oleh responden cerpen Tak Ada Waktu yang Sia-sia merupakan cerpen

yang menjadi daftar bacaan favorit dari responden.

Tabel 2.4

Pertanyaan: Dibandingkan dengan cerpen favorit saya, cerpen ini menyajikan

potret watak manusia yang mudah dikenali.

No Skala Jumlah Persentase

1 1 (Sangat tidak setuju) - -

2 2(Cukup tidak setuju) - -

3 3 (Tidak setuju) 5 25

4 4 (Agak Setuju) 5 25

5 5 (Setuju) 8 40

6 6 (Cukup Setuju) 1 5

7 7 (Sangat Setuju) 1 5

Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel di atas, 5 responden memilih skala 3 yaitu tidak setuju

bahwa cerpen RSK menyajikan potret watak manusia yang mudah dikenali. 5

responden memilih skala 4 yang meyatakan agak setuju. Pada skala 5 yang

menunjukan kesetujuannya bahwa cerpen RSK menyajikan potret watak yang

mudah dikenali dipilih oleh 8 responden serta pada skala 6 dan 7 yang

menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa cerpen RSK menyajikan watak yang

mudah dikenali dipilih masing-masing oleh 1 responden.

Jika dipersentasekan responden yang tidak setuju (skala 1—3) bahwa

cerpen RSK menyajikan potret watak yang mudah dikenali sebesar 25 persen,

begitu pula responden yang setuju (skala 4—7) sebesar 75 persen. Pada skala 5

Page 85: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

74

yang menyatakan setuju merupakan skala dengan responden terbesar yaitu 8

responden.

Tabel 2.5

Pertanyaan: Dibandingkan dengan cerpen favorit saya, cerpen ini menyajikan

pemakaian bahasa yang terampil dengan sikap yang jelas dan meyakinkan.

No Skala Jawaban Persentase

1 1 (Sangat tidak setuju) - -

2 2 (Cukup tidak setuju) - -

3 3 (Tidak setuju) 4 20

4 4 (Agak Setuju) 7 35

5 5 (Setuju) 8 40

6 6 (Cukup Setuju) - -

7 7 (Sangat setuju) 1 5

Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel di atas, 4 responden memilih skala 3 yang meyatakan

tidak setuju bahwa cerpen RSK menyajikan pemakaian bahasa yang terampil

dengan sikap jelas dan meyakinkan. 7 responden memilih skala 4 yang meyatakan

agak setuju pula. Pada skala 5 terdapat 8 responden yang menyatakan setujuserta

1 responden memilih skala 7 yang meyatakan sangat setuju jika cerpen RSK

menyajikan pemakaian bahasa yang terampil dengan sikap sikap yang jelas dan

meyakinkan .

Jika dipersentasekan secara keseluruhan responden yang tidak setuju

(skala 1—3) bahwa cerpen RSK menyajikan pemakaian bahasa yang terampil

dengan sikap jelas dan meyakinkan sebesar 20% sedangkan responden yang

setuju (skala 4—7)mencapai 80 persen. Dengan responden terbanyak pada skala 5

yang meyatakan setuju bahwa cerpen RSK menyajikan pemakaian bahasa yang

terampil dengan sikap jelas dan meyakinkan.

Page 86: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

75

Tabel 2.6

Pertanyaan: Dibandingkan dengan cerpen favorit saya, cerpen ini cukup menarik

untuk membawa saya ke arah refleksi/analisis lebih lanjut

No Skala Jumlah Persentase

1 1 (Sangat tidak setuju) - -

2 2 (Cukup tidak setuju) - -

3 3 (Tidak setuju) 4 20

4 4 (Agak Setuju) 4 20

5 5 (Setuju) 2 10

6 6 (Cukup Setuju) 5 25

7 7 (Sangat setuju) 5 25

Jumlah 20 100

Pada tabel di atas dijelaskan bahwa 4 responden memilih skala 3 yang

meyatakan bahwa tidak setuju cerpen RSK cukup menarik untuk membawa

pembaca ke arah refleksi/analisis lebih lanjut. Pada skala 4 terdapat 4 responden

yang meyatakan agak setuju. Pada skala 5 terdapat 2 responden yang menyatakan

setuju dan 5 responden pada skala 6 yang meyatakan setuju pula jika cerpen RSK

cukup menarik untuk membawa pembaca ke arah refleksi/analisis lebih lanjut.

Pada skala 7 terdapat 5 responden yang sangat setuju cerpen RSK cukup menarik

untuk membawa pembaca ke arah refleksi/analisis lebih lanjut.

Jika dipersentasekan secara keseluruhan responden yang tidak setuju

(skala 1—3) bahwa cerpen RSK cukup menarik untuk membawa pembaca ke

arah refleksi/analisis lebih lanjut sebesar 20% sedang responden yang setuju

(skala 4—7) sebesar 80 persen. Pada tabel 2.6 tidak ada skala yang memiliki

jumlah responden terbesar, maka tidak ada skala dominan.

Page 87: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

76

Tabel 2.7

Pertanyaan: Dibandingkan dengan cerpen favorit saya, cerpen ini menyajikan

bagian-bagiannya sehingga terintergrasi dengan baik dan koheren.

No Skala Jumlah Persentase

1 1 (Sangat tidak setuju) - -

2 2 (Cukup tidak setuju) - -

3 3 (Tidak setuju) 4 20

4 4 (Agak Setuju) 9 45

5 5 (Setuju) 6 30

6 6 (Cukup Setuju) 1 5

7 7 (Sangat setuju) - -

Jumlah 20 100

Tabel di atas menjelaskan bahwa pada skala 3 terdapat 4 responden yang

meyatakan bahwa tidak setuju jika cerpen RSK menyajikan bagian-bagiannya

sehingga terintegrasi dengan baik dan koheren. Pada skala 4 terdapat 9 responden

yang menyatakan agak setuju. Skala 5 memliki 6 responden yang menyatakan

setuju bahwa cerpen RSK menyajikan bagian-bagiannya sehingga terintegrasi

dengan baik dan koheren dan pada skala 6 terdapat 1 responden yang setuju pula.

Jika dipersentasekan secara keseluruhan, responden yang tidak setuju

(skala 1—3) jika cerpen RSK menyajikan bagian-bagiannya sehingga terintegrasi

dengan baik dan koheren sebesar 20% sedangkan yang setuju hanya 80% dari

seluruh responden. Skala 4 memiliki jumlah responden terbanyak yaitu 9

responden.

Page 88: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

77

Tabel 2.8

Pertanyaan: Dibandingkan dengan cerpen favorit saya, cerpen ini membangkitkan

jenis ketegangan tertentu bagi saya

No Skala Jumlah Persentase

1 1 (Sangat tidak setuju) - -

2 2 (Cukup tidak setuju) 1 5

3 3 (Tidak setuju) 3 15

4 4 (Agak Setuju) 4 20

5 5 (Setuju) 9 45

6 6 (Cukup Setuju) 1 5

7 7 (Sangat setuju) 2 10

Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel di atas skala 2 memiliki 1 responden dan skala 3

memiliki 3 responden yang meyatakan bahwa cerpen RSK membangkitkan jenis

ketegangan tertentu bagi pembaca. Pada skala 4 terdapat 4 responden yang agak

setuju. Pada skala 5 terdapat 9 responden dan pada skala 6 terdapat 1 responden

yang meyatakan bahwa setuju jika cerpen RSK membangkitkan jenis ketegangan

tertentu bagi pembaca. Skala 7 memiliki 2 responden yang sangat setuju bahwa

cerpen RSK membangkitkan jenis ketegangan tertentu bagi pembaca.

Jika dipersentasekan secara keseluruhan, responden yang tidak setuju

(skala 1—3) jika cerpen RSK membangkitkan jenis ketegangan tertentu bagi

pembaca sebesar 20 % sedangkan responden yang setuju (skala 4—7) sebesar 80

%. Skala yang menjadi pilihan dominan responden adalah skala 5 dengan jumlah

9 responden.

Page 89: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

78

Tabel 2.9

Pertanyaan: Dibandingkan dengan cerpen favorit saya, cerpen ini membawa saya

pada berbagai jenis keterlibatan personal dalam hal karakter dan tindakan

No Skala Jumlah Persentase

1 1 (Sangat tidak setuju) -

2 2 (Cukup tidak setuju) 1 5

3 3 (Tidak setuju) 5 25

4 4 (Agak Setuju) 1 5

5 5 (Setuju) 8 40

6 6 (Cukup Setuju) 2 10

7 7 (Sangat setuju) 3 15

Jumlah 20 100

Tabel 2.9 menggambarkan bahwa pada skala 2 terdapat 1 responden dan

pada skala 3 terdapat 5 responden yang menyatakan bahwa tidak setuju jika

cerpen RSK membawa pembaca pada berbagai jenis keterlibatan personal dalam

hal karakter dan tindakan.1 responden yang memilih skala 4 yang menyatakan

agak setuju. 8 responden memilih skala 5 dan 2 responden memilih skala 6 yang

menyatakn bahwa cerpen RSK membawa pembaca pada berbagai jenis

keterlibatan personal dalam hal karakter dan tindakan. Skala 7 memiliki 3

responden yang sangat setuju jika cerpen RSK membawa pembaca pada berbagai

jenis keterlibatan personal dalam hal karakter dan tindakan.

Jika dipresntasekan secara keseluruhan, responden yang tidak setuju (skala

1—3) jika cerpen RSK membawa pembaca pada berbagai jenis keterlibatan

personal dalam hal karakter dan tindakan sebesar 30% sedangkan yang setuju

sebesar 70%. Skala yang menjadi dominan pilihan responden adalaha skala 5

dengan jumlah 8 responden.

Page 90: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

79

Tabel 2.10

Pertanyaan: Dibandingkan cerpen favorit saya, cerpen ini berdampak pada emosi

saya

No Skala Jumlah Persentase

1 1 (Sangat tidak setuju) - -

2 2 (Cukup tidak setuju) - -

3 3 (Tidak setuju) 7 35

4 4 (Agak Setuju) 1 5

5 5 (Setuju) 6 30

6 6 (Cukup Setuju) 3 15

7 7 (Sangat setuju) 3 15

Jumlah 20 100

Pada tabel di atas di jelaskan, 7 responden memilih skala 3 yang

menyatakan bahwa tidak setuju cerpen RSK berdampak pada emosi pembaca dan

1 respondenmenyatakan kurang setuju pula. 6 responden memilih skala dan 3

responden memilih skala 6 yang menyatakan bahwa setuju cerpen RSK

berdampak pada emosi pembaca. Pada skala 7 terdapat 3 responden yang

meyatakan sangat setuju cerpen RSK berdampak pada emosi pembaca.

Pada persentase keseluruhan, responden yang tidak setuju (skala 1—4)

jika cerpen RSK berdampak pada emosi pembaca sebesar 35% sedangkan yang

setuju sebesar 60 persen. Walaupun responden yang setuju sebesar 65 %.Skala

yang memiliki responden terbanyak adalah skala 3 dengan jumlah 7 responden.

Page 91: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

80

Tabel 2.11

Pertanyaan: Dibandingkan cerpen favorit saya, cerpen ini menyajikan action yang

terbatas dan bergerak cepat

No Skala Jumlah Persentase

1 1 (Sangat tidak setuju) -

2 2 (Cukup tidak setuju) 2 10

3 3 (Tidak setuju) 3 15

4 4 (Agak Setuju) 5 25

5 5 (Setuju) 8 40

6 6 (Cukup Setuju) 1 5

7 7 (Sangat setuju) 1 5

Jumlah 20 100

Tabel di atas menjelaskan bahwa 2 responden memilih skala 2 dan 3

responden memilih skala 3 yang menyatakan bahwa tidak setuju cerpen RSK

menyajikan action yang terbatas dan bergerak cepat. 5 responden yang memilih

skala 4 yang menyatakan agak setuju. Pada skala 5 terdapat 8 responden dan pada

skala 6 terdapat 1 responden yang menyatakan setuju jika cerpen RSK menyajikan

action yang terbatas dan bergerak cepat serta 1 responden memilih skala 7 yang

menyatakan sangan setuju.

Dari persentase secara keseluruhan responden yang tidak setuju (skala 1—

3) jika cerpen RSK menyajikan action yang terbatas dan bergerak cepat sebesar

25%, begitu pula responden yang setuju (skala 5—7) sebesar 75 %. Skala yang

menjadi responden terbanyak adalah skala 5 dengan jumlah 8 responden.

Page 92: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

81

Tabel 2.12

Pertanyaan: Dibandingkan dengan cerpen favorit saya, cerpen ini memberikan

perspektif yang segar dan berbeda kepada saya

No Skala Jumlah Persentase

1 1 (Sangat tidak setuju) -

2 2 (Cukup tidak setuju) -

3 3 (Tidak setuju) 5 25

4 4 (Agak Setuju) 6 30

5 5 (Setuju) 7 35

6 6 (Cukup Setuju) - -

7 7 (Sangat setuju) 2 10

Jumlah 20 100

Pada tabel di atas menjelaskan bahwa 5 responden memilih skala 3 yang

menyatakan tidak setuju jika cerpen RSK memberikan persepktif yang segar dan

berbeda kepada pembaca. Pada skala 4 pun 6 responden menyatakan agak setuju.

Pada skala 5 terdapat 7 responden yang meyatakan setuju bahwa cerpen RSK

memberikan persepktif yang segar dan berbeda kepada pembaca. Pada skala 7

terdapat 2 responden yang sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

Dari keseluruhan persentase, responden yang tidak setuju (skala 1—3)

bahwa cerpen RSK memberikan persepktif yang segar dan berbeda kepada

pembaca sebesar 25% sedangkan yang setuju (skala 4—7) sebesar 75 %. Skala 5

menjadi skala dengan responden terbanyak yaitu 7 responden.

Page 93: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

82

Tabel 2.13

Pertanyaan: Dibandingkan cerpen favorit saya, cerpen ini menyajikan tema atau

gagasan utama yang dikembangkan dengan jelas

No Skala Jumlah Persentase

1 1 (Sangat tidak setuju) - -

2 2 (Cukup tidak setuju) - -

3 3 (Tidak setuju) 3 15

4 4 (Agak Setuju) 7 35

5 5 (Setuju) 6 30

6 6 (Cukup Setuju) 3 15

7 7 (Sangat setuju) 1 5

Jumlah 20 100

Tabel di atas menjelaskan bahwa 3 responden memilih skala 3 yang

meyatakan tidak setuju. 7 responden memilih skala 4 yang menyatakan agak

setuju bahwa cerpen RSK menyajikan tema atau gagasan utama yang

dikembangkan dengan jelas. Pada skala 5 terdapat 6 responden dan pada skala 6

terdapat 3 responden yang setuju jika cerpen RSK memberikan persepktif yang

segar dan berbeda kepada pembaca. 1 responden memilih skala 7 yang sangat

setuju dengan pernyataan tersebut.

Dari persentase keseluruhan, responden yang tidak setuju (skala 1—3) jika

cerpen RSK memberikan persepktif yang segar dan berbeda kepada pembaca

sebesar 15 persen, begitu pula yang setuju (skala 4—7) sebesar 85 persen. Skala

yang memiliki responden terbanyak adalah skala 4 dengan 7 responden.

Page 94: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

83

Tabel 2.14

Pertanyaan: Dibandingkan dengan cerpen favorit saya, cerpen ini menyajikan

garis action, yang dikembangkan dengan jelas

No Skala Jumlah Persentase

1 1 (Sangat tidak setuju) - -

2 2 (Cukup tidak setuju) - -

3 3 (Tidak setuju) 8 40

4 4 (Agak Setuju) 5 25

5 5 (Setuju) 5 25

6 6 (Cukup Setuju) 1 5

7 7 (Sangat setuju) 1 5

Jumlah 20 100

Tabel 2.14 menggambarkan bahwa 8 responden memilih skala 3 yang

menyatakn tidak setuju jika cerpen RSK menyajikan garis action yang

dikembangkan dengan jelas.Pada skala 4 terdapat 5 responden yang menyatakan

agak setuju. 5 responden memilih skala 5 dan 1 responden memilih skala 6 yang

menyatakan bahwa setuju jika cerpen RSK menyajikan garis action yang

dikembangkan dengan jelas dan 1 responden memilih skala 7 yang menyatakn

sangan setuju pula.

Keseluruhan persentase pada tabel menjelaskan responden yang tidak

setuju (skala 1—3) bahwa cerpen RSK menyajikan garis action yang

dikembangkan dengan jelas sebesar 40% sedangakan responden yang setuju

(skala 4—7) sebesar 60%. Skala yang menjadi skala dominan pilihan responden

adalah skala 3 dengan jumlah 8 responden.

Page 95: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

84

Tabel 2.15

Pertanyaan: Dibandingkan dengan cerpen favorit saya, cerpen ini bagi saya dapat

dipercaya

No Skala Jumlah Persentase

1 1 (Sangat tidak setuju) 1 5

2 2 (Cukup tidak setuju) - -

3 3 (Tidak setuju) 5 25

4 4 (Agak Setuju) 2 10

5 5 (Setuju) 8 40

6 6 (Cukup Setuju) 1 5

7 7 (Sangat setuju) 3 15

Jumlah 20 100,

Pada tabel di atas digambarkan bahawa pada skala 1 terdapat 1

responden yang sangat tidak setuju jika cerpen RSK dapat dipercaya bagi

pembaca. Pada skala 3 terdapat 5 responden yang tidak setuju. Pada skala 4

terdapat 2 responden yang agak setuju jika cerpen RSK dapat dipercaya bagi

pembaca. Skala 5 memiliki 8 responden dan skala 6 memiliki 1 responden

yang setuju jika cerpen RSK dapat dipercaya bagi pembaca. 3 responden

memilih skala 7 yang menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

Persentase secara keseluruhan menunjukkan jika responden yang

tidak setuju (skala 1—3) bahwa cerpen RSK dapat dipercaya bagi pembaca

sebesar 30 % sedangkan responden yang setuju (skala 4—7) sebesar 70 %.

Skala yang menjadi pilihan terbanyak responden ialah skala 5 dengan jumlah

8 responden.

Page 96: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

85

3. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian baik dari kuesioner A maupun kuesioner

B menunjukkan respons yang baik terhadap cerpenRSK karya A.A Navis.

Responden menunjukkan ketertarikan terhadap cerpen kanon ini yang

merupakan sastra serius walaupun responden berasal dari kalangan remaja

yang identik dengan ketertarikan pada sastra populer.

Dari kuesioner A pada kriteria intelektual dapat dilihat bahwa menurut

responden yaitu pembaca remaja faktor bahasa merupakan faktor yang

menjadi ketertarikannya terhadap cerpen RSK karya A.A Navis. Walaupun

ada beberapa bahasa daerah dan beberapa bahasa yang mungkin sulit

dipahami oleh pembaca remaja ketika membaca cerpen ini tetapi pembaca

remaja menyukai hal tersebut. Menurut pembaca remaja pemunculan

kosakata-kosakata baru diangap sesuatu hal yang penting karena akan

menambah pengetahuan mereka. Hal ini sejalan dengan salah satu pertanyaan

pada kuesioner B yaitu cerpen RSK karya A.A Navis ini menyajikan

pemakaian bahas yang terampil dengan sikap yang jelas dan meyakinkan

dengan jumlah responden yang setuju sebesar 80% dari jumlah 100%

responden.

Pada kriteria emosional dari kuesioner A, dijelaskan bahwa responden

memilih faktor keterlibatan emosional atau perasaan menjadi faktor

ketertarikan mereka terhadap cerpen RSK karya A.A Navis. Menurut

responden yang merupakan pembaca remaja, bisa ikut merasakan apa yang

dirasakan tokoh atau bisa merasakan suasana yang ada di dalam cerita

merupakan suatu hal yang menyenangkan dan menimbulkan dampak emosi

ketika selesai membaca cerpen tersebut. Apalagi jika tokoh utama memang

hadir untuk memberikan rasa simpati dari pembaca seperti pada cerpen ini.

Hal ini sejalan pula pada kuesioner pada pertanyaan-pertanyaan yang terkait

emosional diantaranya bahwa cerpen RSK karya A.A Navis ini berdampak

pada emosi pemaba dengan jumlah responden yang setuju sebanyak 75%.

Page 97: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

86

Berdasarkan kuesioner B, seluruh pernyatan pada kuesioner B di

dominasi oleh pilihan setuju terhadap pernyataan-pernyataan tersebut

walaupun jumlah persentasenya berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa

memang cerpen ini menimbulkan rasa ketertarikan yang tinggi bagi pembaca

remaja karena menghadirkan sesuatu yang baru bagi pembaca remaja yang

mungkin belum mereka ketahui sebelum membaca dan memberikan respons

terhadap cerpen RSK karya A.A Navis ini.

Maka, dapat disimpulkan bahwa pembaca remaja tidak selalu identik

dengan sastra populer, mereka juga menyukai sastra serius karena dalam

sastra serius mereka bisa menemukan hal-hal baru yang menjadi dasar

ketertarikan terhadapa cerpen ini. Cerpen RSK karya A.A Navis ini menjadi

cerpen yang diminati oleh pembaca remaja walaupun dengan segala

kerumitannya sebagai sastra serius bukan sastra populer. Cerpen ini pun

menjadi cerpen yang lebih diminati dibandingkan cerpen favorit mereka.

c. Implikasi Penelitian Terhadap Pembelajaran Sastra Indonesia

Salah satu masalah dalam proses pengajaran sastra adalah kurangnya

kemampuan guru dalam memilih bahan ajar yang tepat dan bermanfaat bagi

siswa-siswinya. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan guru mengenai

respons siswa-siswi terhadap materi yang diajarkan sehingga memberikan dampak

negatif pada siswa-siswi seperti kurangnya perhatian terhadap materi yang

disampaikan bahkan muncul rasa bosan dalam materi yang disampaikan oleh

guru.

Dalam teori psikologis remaja seperti yang telah disampaikan sebelumnya

ada beberapa hal yang mempengarahi seorang remaja salah satunya yaitu faktor

eksogen (nurture), dalam pandangan ini dinyatakan bahwa perubahan dan

perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari

luar diri individu itu sendiri. Dalam faktor eksogen, salah satu yang

mempengaruhi yaitu faktor lingkungan sosial berupa lembaga pendidikan atau

sekolah. Maka, guru merupakan faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.

Page 98: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

87

Guru memiliki andil besar dalam menentukan dan membuat perubahan

pada siswa-siswinya. Namun apabila seorang guru tidak mengetahui apa yang

diinginkan dan dibutuhkan oleh siswa-siswinya maka guru tersebut tidak dapat

memberikan perubahan untuk siswa-siswinya. Maka dari itu dengan adanya

penelitian mengenai respons dari siswa-siswi ini dapat membantu guru dalam

mengetahui apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh siswa-siswinya.

Penelitian mengenai respons pembaca remaja ini ditujukan khusus untuk

siswa-siswi SMA/MA/Sederajat kelas X dengan kompetensi dasar (KD) yang

dikembangkan adalah menulis kerangka berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam

cerpen (pelaku, peristiwa, latar). Dikarenakan objek dalam kompetensi dasar ini

adalah cerpen maka cerpen yang akan digunakan adalah cerpen Robohnya Surau

Kami karya A.A Navis yang merupakan cerpen kanon.

Kompetensi dasar tersebut digunakan sebagai acuan penelitian ini karena

sebelum siswa-siswi dapat menulis sebuah kerangka cerpen, siswa-siswi harus

diberi pengetahuan terlebih dahulu mengenai kriteria cerpen yang baik. Cerpen

yang baik adalah cerpen kanon atau cerpen yang telah banyak diteliti oleh para

kritikus sastra. Salah satu cerpen kanon itu adalah cerpen RSK karya A.A Navis.

Salah satu tujuan dari pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

berdasarkan kurikulum 2004 seperti yang telah dijelaskan dalam latar belakang

yaitu peserta didik dapat memanfaatkan untuk mengembangkan kepribadian,

memperluas wawasan, dan meningkatkan pengetahuan berbahasa serta

menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan

intelektual manusia Indonesia. Dengan meneliti cerpen RSKdalam proses

pembelajaran sastra, dapat kita lihat manfaatnya sesuai tujuan pembelajaran yaitu:

a. Cerpen RSK karya A.A Navis merupakan cerpen yang memiliki pesan moral

yang baik diantaranya harus menjadi manusia yang kuat iman serta jangan

menjadi manusia yang suka membual karena dapat merugikan orang

lain.Maka dengan membaca cerpen ini siswa-siswi dapat mengembangkan

kepribadiannya menjadi lebih baik tidak seperti tokoh antagonis atau seperti

Page 99: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

88

tindakan yang salag yang diambil oleh tokoh protagonis dalam cerpen RSK

karya A.A Navis. Hal ini sejalan teori psikologi remaja yang mengatakan

bahwa seorang remaja telah mampu mengetahui hubungan sebab-akibat suatu

fenomena yang ditemui dalam kehidupannya.

b. Dengan meneliti unsur intrinsik dari cerpen RSK karya A.A Navis, siswa-

siswi dapat mengetahui bagaimana kriteria atau ciri dari cerpen yang baik

sebagai acuan dalam proses pembuatan cerpen yang menjadi KD dalam

penelitian ini. Cerpen RSK karya A.A Navis dapat menjadi cerpen acuan

sebagai kriteria cerpen yang baik karena cerpen ini merupakan cerpen kanon

yang telah banyak diteliti oleh para kritikus sastra sehingga dapat menambah

wawasan siswa-siswi sesuai tujuan pembelajaran. Selain itu, siswa-siswi pun

telah menilainya pula secara pribadi menganai cerpen ini dengan kriteria

intelektual dan kriteria emosional. Sehingga dapat memotivasi siswa-siswi

untuk mendapatkan hasil yang baik dalam proses pencapain KD untuk

membuat kerangka cerpen/cerpen yang berdasarkan pengalaman diri sendiri.

c. Dengan membaca cerpen RSK karya A.A Navis ini dapat mengembangkan

pengetahuan berbahasa siswa-siswi karena cerpen ini merupakan cerpen yang

menggunakan bahasa yang baik dalam penyampaian cerita. Selain itu,

didalam cerpen ini banyak terdapat kosakata baru salah satunya kosakata

daerah yang dimasukan ke dalam cerita yang digunakan pengarang sebagai

penegasan dari latar tempat cerita yaitu bahasa Padang.

d. Dengan membaca dan memberikan respons berupa penilaian terhadap cerpen

RSK karya A.A Navis berarti memberikan pelajaran kepada sisiwa-siswi

dalam hal menghargai dan membanggakan khazanah sastra Indonesia .

Dengan merespons berupa mengkritisi karya sastra juga memberikan

pelajaran dalam melestarikan sastra indonesia sebagai kahazanah budaya

karena dengan banyaknya orang yang terus membahas mengenai karya sastra

tersebut membuat karya sastra tersebut dikenang dari zaman ke zaman.

Menurut Carol Ann Tomlinson, hal yang penting dilakukan oleh seorang

guru adalah merancang dan mengembangkan model pembelajaran yang

Page 100: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

89

memperhatikan diferensiasi yang dimiliki peserta didik. Pada bagian awal guru

diharapkan mampu memperhatikan aspek-aspek readiness, interest, dan learning

profile.85

Maka kaitannya dengan penelitian mengenai respons pembaca remaja

ini adalah:

a. Readiness berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan

seperti apa yang dimiliki siswa-siswi sebelumnya. Dalam penelitian ini pada

kuesioner A, siswa-siswi diminta untuk memberikan respons mereka berupa

pendapat mengenai kriteria cerpen yang baik dari segi emosional dan

intelektual. Hal ini terkait dengan pengetahuan siswa-siswi terhadap cerpen

sebelum materi cerpen ini disampaikan oleh guru. Dalam teori psikologi

remaja pun dijelaskan bahwa seorang remaja –dalam hal ini peserta didik-

telah memiliki kemampuan mengambi keputusan (judging ). Oleh karena itu,

guru dapat mengetahui seberapa jauh pengetahuan siswa-siswinya terhadap

cerpen sebelum guru menyapaikan materi mengenai cerpen tersebut.

b. Interest berkaitan dengan cara guru mengakomodasi ketertarikan siswa-siswi

terhadap materi yang diajar. Dalam hal ini guru harus membuat siswa-

siswinya merasa tertarik terhadap materi atau bahan bacaan yang disampaikan

oleh guru. Setelah guru mengajarkan materi mengenai cerpen –dalam hal ini

adalah cerpen RSK karya A.A Navis- guru dapat meneliti sejauh mana

ketertarikan siswa-siswi terhadap cerpen yang mereka baca dengan

menggunakan kuesioner B. Oleh karena itu, guru dapat mengetahui metode

atau bahan bacaan yang disampaikan tersebut telah menarik atau tidak bagi

siswa-siswinya.

c. Learning Profiles berkaitan dengan cara guru mengakomodasi pola belajar

yang paling efektif yang dimiliki siswa-siswi. Seperti pada teori Piaget yang

telah dijelaskan sebelumnya guru harus mendukung siswa-siswinya dalam

mengeksplorasi dan memahami dunianya sesuai pendekatan konstruktif

kognitif (cognitive constructivistapproach). Guru tidak lagi menggunakan

pendekatan interaksi langsung (direct instruction approach) yang ketika

85

T. Gunawan Wibowo, Menjadi Guru Kreatif, (Bekasi: Media Maxima, 2010), hlm.84—85.

Page 101: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

90

proses pembelajaran berlangsung, kegiatan tersebut berpusat pada guru

tersebut. Siswa harus dapat belajar mandiri dan dapat mengembangkan

pengetahuan yang dimilikinya.

Menurut Thornburg , dalam teori psikologi remaja dikatakan bahwa sorang

remaja telah mampu mengembangkan seluruh kemampuan induvidu untuk

melakukan suatu aktivitas guna mengembangkan potensi dirinya. Kaitannya

dengan penelitian ini, siswa telah dibiasakan untuk merespons secara pribadi

mengeani materi atau bahan bacaan dan dapat menilai baik baruknya materi

atau bahan bacaan secara mandiri sehingga pada kegiatan pembelajaran

mereka telah terbiasa dalam pengerjaan tugas secara mandiri. Dalam hal ini

tugas tersebut sesuai KD yang digunakan yaitu menulis kerangka berdasarkan

kehidupan orang lain dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar). Pada tugas

tersebut siswa-siswi dituntut mampu secara mandiri membuat kerangka

cerpen yang nantinya dilanjutkan untuk dapat menulis cerpen berdasarkan

pengalaman orang lain. Dengan adanya penelitian ini siswa-siswi dapat lebih

mandiri dalam mengerjakan tugas dan bertanggung jawab karena siswa-siswi

telah menilai secara pribadi kriteria cerpen yang baik sehingga dapat

diterapkan dalam pengerjaan tugas tersebut.

Page 102: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

91

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian bab IV dapat diambil simpulan sebagai berikut.

1. Struktur cerpen RSK karya A.A Navis terdiri atas penokohan, sudut pandang,

alur, latar, dan tema. Penokohan pada cerpen RSK karya A.A Navis terdiri

atas dua tokoh yaitu tokoh Kakek dan tokoh Ajo Sidi. Tokoh Kakek

merupakan tokoh Protagonis yang karakternya menimbulkan rasa simpati

dan empati bagi pembaca sedangkan tokoh Ajo Sidi adalah tokoh antagonis.

Tokoh Ajo Sidi merupakan penyebab terjadinya konflik yang beroposisi

dengan tokoh Kakek. Sudut pandang dari cerpen RSK karya A.A Navis

adalah ―Aku tokoh tambahan‖. Alur atau plot dari cerpen RSK karya A.A

Navis terdiri dari lima tahapan. Pada tahap penyituasian (situation), tahap

pemunculan konflik (generating circumstances), kemudian dilanjutkan tahap

konflik yang semakin meningkat, hingga mencapai tahap klimak, diakhiri

dengan tahap penyelesaian. Latar tempat pada cerpen RSK karya A.A Navis

berada di daerah Padang. Latar waktu peristiwa pada cerpen ini terjadi selama

dua hari. Latar sosial pada cerpen yaitu keadaan masyarakat yang sangat

senang mendengar dan membuat bualan dalam bentuk sindiran terhadap suatu

hal. Tema pada cerpen RSK karya A.A Navis adalah Kelemahan Iman. Tema

pada cerpen ini merupakan tema nontradisional karena cerita pada cerpen ini

tidak sesuai dengan harapan pembaca. Tokoh utama protagonis melakukan

perbuatan yang tidak diharapkan oleh pembaca yaitu bunuh diri.

91

Page 103: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

92

2. Respons pembaca remaja dibagi dalam dua bentuk kuesioner yaitu kuesioner

A dan kuesioner B.

a. Pada kuesioner A menjelaskan respons pembaca remaja berdasarkan

kriteria intelektual dan emosional terhadap cerpen. Dari data

penelitian, responden memilih faktor bahasa sebagai faktor terpenting

dalam kriteria intelektual dengan jumlah pemunculan 26 kali dari

seluruh faktor yang disebutkan oleh responden.

b. Pada kuesioner A, untuk kriteria emosional responden memilih faktor

keterlibatan diri terhadap emosional atau perasaan menjadi faktor

paling penting dengan jumlah pemunculannya sebanyak 39 kali dari

seluruh faktor yang disebutkan oleh responden.

c. Berdasarkan kuesioner B, seluruh pernyatan pada kuesioner B di

dominasi oleh pilihan setuju terhadap pernyataan-pernyataan tersebut

walaupun jumlah persentasenya berbeda-beda. Hal ini menunjukkan

bahwa memang cerpen ini menimbulkan rasa ketertarikan yang tinggi

bagi pembaca remaja karena menghadirkan sesuatu yang baru bagi

pembaca remaja yang mungkin belum mereka ketahui sebelum

membaca dan memberikan respons terhadap cerpen RSK karya A.A

Navis ini.

d. Cerpen RSK karya A.A Navis ini menjadi cerpen yang diminati oleh

pembaca remaja walaupun dengan segala kerumitannya sebagai sastra

serius bukan sastra populer.

3. Implikasi penelitian respons pembaca remaja terhadap cerpen RSK karya

A.A Navis bagi pembelajaran sastra yaitu bagi guru dapat mengetahui apa

yang dibutuhkan dan dinginkan dari siswa-siwinya dari rsepon ini. Selain

itu, guru juga dapat melihat sejauh mana siswa-siswinya bertanggung

jawab dalam memberikan penilaian terhadap sesuatu khususnya karya

sastra. Dengan begitu siswa-siswi dapat belajar lebih mandiri dan

bertanggung jawab terhadap perkataan atau perbuatan dalam hal

merespons sesuatu khususnya karya sastra, sehingga aspek-aspek

readiness, interest, dan learning profile dapat diterapkan oleh guru. Selain

Page 104: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

93

itu, dengan mempelajari cerpen kanon seperti cerpen RSK karya A.A

Navis menjadikan siswa-siswi mengenal khazanah karya sastra secara luas

karena mempelajari karya sastra yang lahir pada tahun yang lampau dan

mengetahui karya sastra yang telah dikritisi oleh banyak kritikus sastra

sehingga tujuan pembelajaran sastra yaitu peserta didik mampu

menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan

kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan berbahasa serta mampu menghargai

membanggakan sastra indonesi sebagai khazanah budaya dan intelktual

manusia Indonesia tercapai.

B. Saran

Penelitian mengenai respons pembaca remaja terhadap cerpen Robohnya

Surau Kami karya A.A Navis hendaknya menjadi pertimbangan bagi pembaca

dalam mempertajam cara pandang membaca sebuah karya sastra. Dalam dunia

pendidikan hendaknya penelitian ini juga menjadi pertimbangan bagi guru bahasa

dan sastra Indonesia dalam melakukan pengajaran sastra yang lebih kritis dan

melibatkan siswa-siswinya secara mandiri dalam memberikan respons terhadap

suatu karya sastra.

Teori mengenai respons pembaca masih dapat diterapkan dalam karya

sastra lainnya sehingga karya sastra lain dapat diketahui bagaimana respons dari

para pembacanya. Selain itu, cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis pun

masih dapat diteliti dan dikembang dalam berbagai pendekatan lainnya sehingga

dapat menambah pengetahuan serta keanekaragaman penelitian sastra.

Page 105: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

94

DAFTAR PUSTAKA

Aminah, Siti ―Resepsi PembacaTerhadap Cerpen Robohnya Surau Kami Karya

A.A Navis (Studi Kasus Pada Anggota UKM-K Jamaah A.R Fachruddin).

Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. 2008

Aziez, Furqonul dan Abdul Hasi. Menganalisis Fiksi. Bogor: Ghalia Indonesia.

2010.

Dariyo, Agoes. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia. 2004.

Idris, Soewardi, ―A.A Navis dan Cerpen Dunia Akhirat.‖ Dalam Abrar Yusra, ed.

Otobiografi A.A. Navis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2008.

K.S, Yudiono. Pengantar Sejarah Sastra. Grasindo: Jakarta. 2007.

Kaydee, Dissi. ―Sastrawan yang Gemar Mencemooh.‖ Harian Media Indonesia,

6 Juni 2004.

Khisabiyah , Machsunah. ―Qissata Tharid Al Firdaus li Taufiq Al Hakim wa

Robohnya Surau Kami li 'Aly Akbar Navis (Dirasah Tahliliyah Muqariyah)‖

Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. 2009

Kuriawan, Heru dan Sutardi. Penulisan Sastra Kreatif . Yogyakarta: Graha Ilmu.

2012.

Malo, Manase. dkk. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Universitas terbuka. 1997.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya. 1993.

Navis, A.A. Robohnya Surau Kami. Jakarta: Gramedia. 2010.

94

Page 106: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

95

Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarya: Gadjah Mada

University Press. 2005.

Pradopo, Rachmat Djoko. Estetika Resepsi dan Teori. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press. 1991.

Ratna, Nyoman Kutha. Teori, metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. 2007.

Rizal, Ray. ―A.A Navis, Melahirkan Cerpen-cerpen Sarkatis.‖ Suara Pembaruan,

12 Oktober 1992.

Rosidi, Ajip. Ikhtisar Sejara Sastra. Binacipta: Bandung. 1976.

Santrock, John W. Remaja. Jakarta: Erlangga. 2007.

Sarwono, Sarlito Wirawan. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Raja Grasindo

Persada. 1998.

Segers, Rien. T. Evaluasi Teks Sastra. Yogyakarta: Adicita. 2000.

Siswanto, Wahyudi. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Gramedia. 2008.

Suwondo, Tito. dkk. Karya Sastra di Luar Penerbitan Balai Pustaka. Jakarta.

1997

Wahid, Abdurrahman. ―Karya-karya A.A Navis: Pencarian Ethos Sosial Baru.‖

Dalam Abrar Yusra, ed. Otobiografi A.A Navis. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama. 2008.

Wibowo, T. Gunawan. Menjadi Guru Kreatif. Bekasi: Media Maxima. 2010.

Wisran Hadi, ―Apabila A.A Navis Tidak Mencemooh Lagi, Maka....‖ Dalam

Abrar Yusra, ed. Otobiografi A.A. Navis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

2008.

Page 107: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

96

Yurnaldi. ―A.A Navis 75 Tahun Masih ‗Berjalan di Sepanjang Jalan‘.‖ Kompas, 7

Januari 2000.

Alam, Palito. ―Dendeng Ciek Uda...Kepala Ikan Ciek Ajo.‖ Artikel di akses 19

Juli 2013 dari http:// m.kompasiana.com/post/susbud/2012/02/02/dendeng-

ciek-uda-...-kepala-ikan-ceik-ajo.html

Sman 1 Praya Timur. ―Biografi A.A Navis.‖ Artikel diakses pada 26 September

2011 dari http://sman1prayatimur.blogspot.com/2011/09/biografi-aa-

navis.html

Page 108: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 109: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 110: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 111: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 112: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 113: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

KUESIONER A

Kuesioner ini dimaksudkan untuk mengkaji kriteria yang Anda pakai dalam menilai suatu cerita

pendek. Untuk tujuan ini Anda diharapkan menjawab dua pertanyaan di bawah ini. Sebelum

menjawab dua pertanyaan tersebut silakan lengkapi informasi berikut yang mungkin berguna bagi

tujuan penelitian.

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Kelas :

Tempat, tanggal lahir :

1. Seberapa sering Anda membaca cerita pendek?

Pilih salah satu:

Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Jarang

Tidak pernah sama sekali

2. Orang menggunakan kriteria yang berbeda dalam mengevaluasi suatu cerita pendek.

Beberapa di antara kriteria tersebut merupakan respon emosional; beberapa yang lain

bersifat intelektual. Respon emosional cenderung bersifat intituitif (misalnya: “cerpen itu

menggerakkan hati saya begitu mendalam”), sementara respon intelektual didasarkan pada

refleksi yang lebih dalam (misalnya: “cerpen itu tersusun dengan baik).

Kriteria manakah yang menurut Anda harus terdapat dalam cerpen yang “baik”? Silahkan

buat daftar lima kriteria untuk masing-masing kategori. Urutan dalam daftar yang Anda buat

tidak penting. (Dalam menjawab pertanyaan ini Anda boleh mengaitkannya dengan cerpen

favorit Anda).

a. Kriteria Emosional

1.

2.

3.

4.

5.

b. Kriteria Intelektual:

1.

2.

3.

4.

5.

jika contoh diatas dipergunakan, Anda hendaknya tetap merasa bebas dalam menyusun kriteria Anda.

Page 114: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

KUESIONER B (INDIANA)

Kuesioner ini untuk mengkaji penilaian Anda terhadap cerpen yang telah di sediakan. Kami

menghendaki agar Anda membaca cerpen tersebut dengan cermat. Setelah selesai membaca cerpen

tersebut, silahkan lengkapi pertanyaan mengenai penilaian keseluruhan dan lengkapi pula dua belas

pertanyaan yang berkenaan dengan penilaian khusus. Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan

tersebut silakan lengkapi informasi berikut yang mungkin berguna bagi tujuan penelitian.

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Kelas :

Tempat, tanggal lahir :

LEMBAR PENILAIAN

Sudahkan Anda membaca cerpen ini sebelumnya?

Sudah

Belum

I. Penilaian Keseluruhan

Nilailah cerpen dengan menggunakan skala berikut (berilah tanda “X” pada kotak yang tersedia)

1 2 3 4 5 6 7

Sangat jelek sangat bagus

II. Penilaian Berdasarkan pada Kriteria yang Telah Diseleksi

Kami ingin mengetahui seberapa jauh Anda menyetujui atau tidak menyetujui 12pernyataan

berikut ini. Bacalah masing-masing butir secara cermat dan silakan bubuhkan “X” dalamyang

tersedia sebagai ungkapan perasaan terbaik Anda terhadap pernyataan tertentu.

Dalam menilai cerpen ini hendaknya, Anda membandingkan kualitas cerpen ini dengan cerpen

yang menjadi cerpen favorit Anda.

Judul cerpen favorit:

1. Dibandingkan dengan cerpen favorit saya, cerpen ini menyajikan potret watak manusia yang

mudah dikenali.

Sangat tidak setuju tidak setuju setuju sangat setuju

2. Dibandingkan dengan cerpen favorit saya, cerpen ini menyajikan pemakaian bahasa yang

terampil dengan sikap yang jelas dan meyakinkan.

Sangat tidak setuju tidak setuju setuju sangat setuju

3. Dibandingkan dengan cerpen favorit saya, cerpen ini cukup menarik untuk membawa saya ke

arah refleksi/analisis lebih lanjut.

Sangat tidak setuju tidak setuju setuju sangat setuju

Page 115: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

4. Dibandingkan dengan crepen favorit saya, cerpen ini menyajikan bagian-bagiannya sehingga

terintegrasi dengan baik dan koheren.

Sangat tidak setuju tidak setuju setuju sangat setuju

5. Dibandingkan dengan cerpen favorit saya, cerpen ini membangkitkan jenis ketegangan tertenyu

bagi saya.

Sangat tidak setuju tidak setuju setuju sangat setuju

6. Dibandingkan dengan cerpen favorit saya, cerpen ini membawa saya pada berbagai jenis

keterlibatan personal dalam hal karakter dan tindakan.

Sangat tidak setuju tidak setuju setuju sangat setuju

7. Dibandingakan cerpen favorit saya, cerpen ini berdampak pada emosi saya.

Sangat tidak setuju tidak setuju setuju sangat setuju

8. Dibandingkan dengan ceropen favorit saya, cerpen ini meyajikan action yang terbatas yang

bergerak cepat

Sangat tidak setuju tidak setuju setuju sangat setuju

9. Dibandingkan dengan cerpen favorit saya, cerpen ini memberikan perspektif yang segar dan

berbeda kepada saya.

Sangat tidak setuju tidak setuju setuju sangat setuju

10. Dibandingkan dengan cerpen favorit saya, cerpen ini menyajikan tema atau gagasan utama yang

dikembangkan dengan jelas.

Sangat tidak setuju tidak setuju setuju sangat setuju

11. Dibandingkan dengan cerpen favorit saya, cerpen ini menyajikan garis action, yang dikembangkan

dengan jelas.

Sangat tidak setuju tidak setuju setuju sangat setuju

12. Dibandingkan dengan cerpen favorit saya, cerpen ini bagi saya dapat dipercaya.

Sangat tidak setuju tidak setuju setuju sangat setuju

Page 116: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 117: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 118: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 119: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 120: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 121: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 122: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 123: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 124: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 125: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 126: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 127: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 128: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 129: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 130: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 131: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 132: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

Lampiran 4

Page 133: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 134: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 135: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 136: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 137: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 138: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 139: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya
Page 140: RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPENrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24686/1/Riana... · RESPONS PEMBACA REMAJA TERHADAP CERPEN ... perkembangan struktur intrinsiknya

BIOGRAFI

RIANA PUSPITA SARI adalah salah satu

mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Putri dari Bapak H.Jebul

dan Ibu Hj. Titing Karwati lahir di Tangerang, 26

September 1990. Riwayat pendidikan dari peneliti

dimulai dari belajar di SDN Kreo 01 dilanjutkan

di Mts. Darunnajah yang sekarang dikenal dengan

Annajah. Setelah lulus MTs, putri sulung dari dua

bersaudara ini melanjutkan sekolah di MAN 4

Jakarta.

Kakak dari Siska Amelia ini ingin sekali

melanjutkan pendidikan S2 pada bidang

manajemen pendidikan agar dapat mengelola sekolah yang ia dirikan nantinya.

Memiliki usaha di bidang fashion merupakan cita-cita terpendamnya bersama

sahabatnya yaitu Raras Okataviany yang bersama-sama pernah menjadi juara dua

dalam lomba kreasi hijab yang diadakan saat ulang tahun Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan.

Mahasiswi yang aktif di organisasi Pojok Seni Tarbiyah (POSTAR)

memiliki kecintaan pada dunia seni tari sehingga menjadi salah satu anggota Tari

Tradisional di organisasi tersebut. Selain seni tari, ia juga menyukai dunia sastra

maka tidak heran jika mahasiswi yang senang menari saman ini memilih untuk

masuk ke Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Menulis puisi juga

menjadi salah satu kegemarannya selain membaca novel dan cerpen.

Salah satu pecinta boneka beruang ini, memiliki hobby hang uot bersama

sahabat-sahabatnya. Si pecinta coklat dan ice cream ini yang memiliki motto

“terus berjuang dalam hidup” juga memiliki harapan dapat membahagiakan kedua

orang tuanya serta berguna bagi agama dan nusa bangsa.