RESPONSI KASUS Cardila Dan Welly

Embed Size (px)

Citation preview

RESPONSI KASUS

I.

Identitas Nama Tanggal lahir Umur Berat Badan masuk Berat Badan keluar Jenis Kelamin Nama Ayah Nama Ibu Pekerjaan Ayah Pekerjaan Ibu Pendidikan Ayah Pendidikan Ibu Alamat Tanggal MRS Tanggal Pemeriksaan Tanggal KRS : By. Victoria Aronggear : 12 Februari 2010 : 1 tahun 5 bulan : 5,9 kg : 4,8 : perempuan : Tn.George Aronggear : Ny. Carolina Baransano : Swasta (Seniman) : Ibu Rumah Tangga : SMA : SMA : Deplat : 22 September 2011 : 26 September 2011 : 26September 2011

1

II.

Anamnesis Merupakan hasil heteroanamnesis dari Ibu pasien pada tanggal 26 September 2011 A. Keluhan Utama : Mencret B. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan mencret sejak 6hari yang lalu sebanyak 10kali/hari. Mencret keluar sedikit-sedikit, dengan konsistensi cair, berampas, warna kuning kehijauan, berbau khas feces, berlendir dan disertai dengan bercak darah. pasien muntah 1x (saat di IGD). Selain itu, pasien juga mengalami demam namun pasien tidak mengalami kejang. Sebelumnya sejak 2 hari yang lalu pasien sudah mencret-mencret di rumah sebanyak 6x, mencretnya keluar sedikit-sedikit, dengan konsistensi cair,berampas, warna kuning, berbau,berlendir namun tidak ada darah. Pasien juga mengalami deman namun tidak ada kejang. Pasien juga malas makan dan hanya ingin minum saja. Karena mencret terus menerus akhirnya ibu pasien membawa pasien ke IGD. Pasien mendapat pengobatan dari dokter berupa Oralit, Zink dan Paracetamol setelah itu ibu pasien beserta pasien pulang. Namun menurut ibu pasien, setelah sampai di rumah ibu pasien memberi minum pasien obat namun tidak ada perubahan karena pasien masih tetap mencret dan mencretnya lebih sering (10x) . Gejala lain yang menyertai yaitu demam yang dirasakan sejak 2 hari yang lalu, ibu pasien mengatakan, sebelum mencret pasien tidak mengalami demam, namun setelah pasien mencret maka timbulah demam, dan deman terjadi terus-menerus dan tidak turun-turun (ibu pasien tidak memberikan obat penurun panas). Demam tidak disertai kejang. Gejala lainnya yaitu muntah tidak ada, batuk pilek tidak ada. Selain itu pasien juga gelisah, rewel dan menangis kencang, namun air mata yang dikeluarkan hanya sedikit. Untuk kencing pasien ibu pasien tidak tahu banyak atau sedikit, karena ibu pasien mengatakan pasien buang air kecil bersamaan dengan mencret.

2

Sesampainya pasien di UGD, pasien masih mencret sebanyak 2 kali, dengan konsistensi cair, berampas, berwarna kuning kehijauan, disertai lendir, dan bercampur bercak darah. Pasien masih demam, tidak ada penurunan kesadaran, muntah ada 1 kali, dan pasien masih mau minum dengan jumlah yang lebih banyak dari biasanya. Menurut data yang didapatkan dari status, pasien sudah direhidrasi dengan RL 70 tetes/ enit mikro dalam 5 jam. Setelah tiba di ruang kanak-kanak jam 13.15 WIT (tanggal 23 September 2011), pasien masih tetap mencret sebanyak 2 kali dengan konsistensi cair, berampas, warna kuning kehijauan, lendir ada, darah tidak ada dan berbau. Pengobatan pasien yang didapat diruangan adalah IVFD KAEN 3B 20 tpm/mikro, dialac 3x1/3 sachet, inj ampicillin 3x 300mg, cotrimoksazol 2x1 ( senin-rabu-jumat). Pada tanggal 24 september 2011, pasien masih mengeluh mencret sebanyak 2 kali dengan konsistensi cair, ampas, ampas lebih banyak dari air, warna kuning kehijauan, lendir ada, darah tidak ada. Terapi IVFD KAEN 3B 20 tpm/mikro, dialac 3x1/3sachet, inj ampicilllin 3x300mg, cotrimoksazole 2x1 (senin-rabu-jumat)

ditambah inj cefotaxime 3x300mg. Pada tanggal 25 september 2011, pasien masih mengeluh mencret, sebanyak 2 kali dengan konsistensi lembek, air berkurang, ampas banyak, warna kuning kehijauan, lendir ada. Pengobatan yang di dapat sama sepertihari sebelumnya. Menurut ibu pasien, pasien tampak lebih kurus dari pada sebelum sakit, tetapi ibu pasien tidak mengetahui berat badan pasien sebelumnya. Pasien masuk dengan berat badan 5,9kg, dengan perhitungan berhman 53,6% dan berdasarkan WHO menurut berat badan /panjang badan -1SD (gizi cukup), panjang badan /umur >-3 SD (gizi buruk), berat badan /umur >-3 SD (gizi buruk). Untuk penanganan gizi buruk tidak dilakukan.

3

C. Riwayat Penyakit Dahulu Pasien belum pernah di rawat sebelumnya. Pasien lagi dalam pengobatan TB dan sudah berjalan 1 bulan. Pasien merupakan pasien VCT dengan B20 (dari sejak lahir pasien sudah terdiagnosa B20). Menurut ibu pasien, ibu pasien selalu membawa pasien ke polik anak untuk memeriksa kesehatan. D. Riwayat Kehamilan Selama kehamilannya, Ibu pasien tidak pernah sakit, tidak pernah mengkonsumsi obat obatan selain vitamin, dan tidak pernah mengkonsumsi jamu jamu. Pasien mengatakan selalu memeriksa kehamilan ke PKM Deplat.

E. Riwayat Kelahiran Pasien dilahirkan di RS dok 2, ditolong oleh dokter Spesialis kandungan. Pasien lahir cukup bulan, lahir SC dengan berat badan lahir 2100 dan panjang badan tidak diketahui.

F. Riwayat Neonatal Menurut Ibu pasien, ibu tidak tahu tentang keadaan pasien setelah dilahirkan G. Riwayat Imunisasi Menurut keterangan Ibu pasien, pasien sudah mendapat imunisasi. (namun dalam pemeriksaan,pemeriksa tidak melihat tanda suntik pada lengan kanan pasien) H. Riwayat Tumbuh Kembang Pada usia 3 bulan Pasien dapat Belajar mengangkat kepala, mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, kontak, menahan benda yang ada dalam genggaman.

4

Pada usia 6 bulan Pasien berbalik dari telungkup ke telentang, mulai belajar meraih benda yang ada dalam jangkauannya, mengarahkan matanya pada benda kecil, bermain aktif dengan saudara-saudaranya.

Pada usia 6-9 bulan Pasien dapat duduk, memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya, memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk, mengeluarkan kata tanpa arti ma, ba, mengenal wajah orang terdekat, takut orang asing.

Pada usia 9-12 bulan Pasien dapat merangkak, kadang berdiri dengan dituntun, mengulang menirukan bunyi yang didengar, bicara 2-3 suku kata, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja, memasukkan benda ke mulut, mengerti perintah sederhana, berpartisipasi dalam permainan.

Pada usia 12-18 bulan pasien belum bisa berjalan, belum bisa berbicara 3-6 kata, belum bisa makan minum sendiri, memperlihatkan rasa cemburu yang ditandai dengan pasien menangis saudaranya yang lain. ketika ibunya lebih memperhatikan

I. Riwayat Gizi Sejak lahir hingga sekarang pasien hanya mendapatkan susu formula berupa SGM dan mendapat makanan berupa bubur saring ( telur + sayur + ikan). J. Riwayat Keluarga (penyakit bawaan/ keturunan, pedigri) Menurut keterangan Ibu pasien, dalam keluarga tidak ada penyakit bawaan dalam keluarga, hanya kakak pasien yang mengalami retardasi mental dan autisme. Dan ibu pasien pernah dirawat di ruang penyakit

5

paru-paru dengan batuk-batuk lama. merupakan pasien B20. K. Riwayat Kepribadian

dan kedua orang tua pasien

Pasien adalah anak bungsu dalam keluarga, aktifitas hanya terbatas dirumah saja. L. Riwayat Sosial Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan kedua saudaranya di Deplat, dengan rumah berbentuk semi permanen, namun ventilasi yang kurang. Sumber air bersih, diperoleh dari PDAM, MCK menggunakan milik keluarga sendiri. III. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum Status Gizi sekarang : : Tampak lemah BB: 5,6 kg PB: 62 cm WHO : -1 SD BB/PB(Gizi baik) >-3 SD PB/umur (Gizi buruk) >-3 SD BB/umur (Gizi buruk) Berhman : Umur(tahun) x 2 + 8 50,9% (Gizi buruk)

Kesadaran Tanda tanda vital

: :

Kompos mentis, GCS E4M6V5 HR : 130 x/m, Respirasi : 36 x/m, Suhu tubuh : 37 C

Kepala

:

Rambut jarang, rambut kekuningan (-), muka seperti orang tua (-), konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, mata cowong (-), ubun-ubun besar cekung (-), (-), mukosa mulut tampak PCH basah,

moniliasis (+), gigi belum lengkap, tidak ada caries, faring hiperemis (-) Leher : Pembesaran KGB (-)

6

Thoraks - Inspeksi

: : Tampak simetris, ikut gerak nafas, retraksi dada tidak ada, tulang rusuk tampak terlihat, ictus cordis tidak terlihat.

- Palpasi - Auskultasi

: :

Ictus cordis teraba, thrill tidak teraba. Suara napas vesikuler, ronchi (+/-) dan wheezing (-/-). BJ : I-II Reguler normal tanpa Gallop dan Murmur.

Abdomen - Inspeksi - Auskultasi - Palpasi

: : : : cembung bising usus (+) normal Supel, turgor kulit cukup, pembesaran hepar- lien (-)

Ekstrimitas Genitalia

: :

Akral hangat, pitting edema (-). Tidak ada kelainan

IV.

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Feses Lengkap Tanggal Tanggal 24-09-2011 MAKROSKOPIK Warna : kuning Konsistensi : lembek Bau : khas Lendir : 0 Nanah : 0 Darah : 0 Sisa makanan : 0 Parasit/cacing : 0 MIKROSKOPIK Lekosit : + Eritrosit : + Epitel : + Parasit (telur cacing) : 0 Ascaris lumbricoides : 0 Cacing tambang : 0 Strongyloides stercoralis: 0 Oxyuris vermicularis : 0 Trichuris trichiura: 0 Benzidin tes : Amoeba : 0 Lain-lain : spora +

7

V.

Resume An. perempuan, usia 1 tahun 5 bulan, BB 5,6 kg, PB 62 cm, status gizi menurut WHO (>3SD) dan menurut Behrman (50,9%), mencret sejak 16 hari yang lalu, 10 kali/hari, 100 cc setiap kali BAB, konsistensi cair, berampas, warna kuning kehijauan, berbau khas feses, lendir (+) darah (+). Demam (+) 1 hari, sifat remiten, muntah (+) 1 kali saat di IGD, bersifat proyektil, jumlah 50 cc. setelah 3 hari perawatan, ditemukan perubahan berarti yaitu mencret berkurang menjadi 2x sehari dengan konsistensi lembek, muntah tidak ada dan panas tidak ada. Pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum tampak lemah, kesadaran kompos mentis, heartrate 130x/menit irama teratur, respirasi 36x/menit, suhu badan 37C. Mata cowong (-), turgor kulit cukup, bising usus (+) normal, hepatomegali (-). Pemeriksaan Feses: sampel feces warna kuning, konsistensi lembek, Epitel (+), Leukosit (+), Eritrosit (+), Protozoa (-), Telur cacing Ascaris lumbricoides (-), Cacing tambang (-), Trichiuris trichiura (-),

VI.

Daftar Masalah Mencret Gizi buruk

VII.

Diagnosis Kerja Diare akut ec Salmonella dengan dehidrasi ringan-sedang ( terehidrasi ) TB dalam pengobatan B20

VIII. Differential diagnosa Diare akut ec EIEC IX. Rencana Diagnostik, Terapi, Monitoring dan Edukasi a. Diagnostik Kultur tinja dan uji resistensi antibiotik

b. Terapi - Zinc 1x20mg tab

8

- Dialac 3x1/3 sachet - Cotrimoksazole 2x40mg (senin-rabu-jumat) - Paracetamol 3x 50mg (bila panas) c. Monitoring Pemberian cairan Tanda tanda dehidrasi Mencret : frekuensi, konsistensi, warna, jumlah dan bau. Timbang berat badan untuk mengetahui perkembangan gizi

pasien d. Edukasi Menjaga kebersihan diri dan lingkungan seperti mencuci tangan sebelum makan dan tidak jajan disembarang tempat. Mengkonsumsi makanan yang bergizi. Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai perjalanan dan prognosis penyakit yang terjadi serta upaya pengobatan. Menjelaskan cara menurunkan panas badan. Menjelaskan tentang prognosis penyakit.

X.

Prognosis Ad Vitam Ad Functionam Ad Sanationam : ad Bonam : ad Bonam : dubia ad Bonam

9

PEMBAHASAN

Diare adalah buang besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah. Diare dibagi menjadi diare akut dan kronik. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat. Diare kronik adalah diare yang berlanjut sampai 2 minggu atau lebih dengan kehilangan berat badan atau berat badan tidak bertambah (failure to thrive) selama masa diare tersebut.Error! Bookmark not defined.,Error! Bookmark not defined. Etiologi diare adalah sebagai berikut: Error! Bookmark not defined.,1 1. Faktor infeksi a. Infeksi enteral Bakteri : E.coli, Vibrio, Salmonella, Shigela, P. aeroginosa, Yersinia, dll. Virus : Rotavirus, enterovirus, adenovirus, astrovirus dll. Parasit : Cacing (ascaris, trichuris, dll), protozoa (E. histolytica, G. lambia, T. hominis). Jamur : Candida albicans, Monillia, dll.

b. Infeksi parenteral Biasanya adalah otitis media akut, tonsilofaringitis, bronchopheumonia, ensefalitis, infeksi saluran kemih, dll. 2. Faktor Malabsorbsi a. Malabsorbsi Karbohidrat, yang tersering adalah malabsorbsi laktosa. b. Malabsorbsi lemak, yaitu trigliserida rantai panjang (Long Chain Triglicerides). c. Malabsorbsi protein. 3. Faktor makanan, misalnya makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan, dll. 4. Malnutrisi : Kwasiokor, Marasmus, 5. Faktor Psikologis, misalnya karena rasa takut dan cemas.

10

Gejala klinis diare, mula-mula bayi/anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare, tinja makin cair, mungkin mengandung darah dan/atau lendir, warna tinja berubah hijau karena tercampur duodenum. Karena seringnya defekasi, anus dan sekitarnya lecet karena tinja makin lama menjadi makin asam akibat banyaknya asam laktat yang terjadi dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Bila penderita telah banyak kehilangan air dan elektrolit, terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun, pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir terlihat kering.Error! Bookmark notdefined.,1

Derajat dehidrasi dapat ditentukan berdasarkan :Error! Bookmark not defined.,1 1. Kehilangan berat badan a. Dehidrasi ringan : bila terjadi penurunan berat badan 2 - 5% b. Dehidrasi sedang : bila terjadi penurunan berat badan 5-10% c. Dehidrasi berat : bila terjadi penurunan berat badan > 10% 2. Skor Maurice King Bag tubuh diperiksa 1. Keadaan Umum yang O Sehat 1 Gelisah, marah, apatis, Lunglai 2. Kekenyalan kulit 3. Mata 4. Ubun-ubun 5. Mulut 6. Denyut nadi Pembagian dehidrasi Ringan : Skor 0-2 Sedang : Skor 3-6 Normal Normal Normal Normal Normal Sedikit kurang Sedikit cowong Sedikit cekung Kering 120-140 x/m Sangat kurang Sangat cowong Sangat cekung Kering & membiru Besar 140 x/m 2 lekas Mengigau, koma, shock

11

-

Berat

: Skor 7-12

3. Berdasarkan MTBS (managemen Terpadu Balita Sakit) a. Dehidrasi Berat Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut : Letargis atau tidak sadar Mata cekung Tidak bisa minum atau malas minum Cubitan kulit kembalinya sangat lambat

b. Dehidrasi Ringan/Sedang Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut : Gelisah, rewel/marah Mata cekung Haus, minum dengan lahap Cubitan kulit perut kembalinya lambat

Tanpa Dehidrasi Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau ringan/sedang.

Tanda dan gejala klinis penderita diare karena infeksi usus Error! Bookmarknot defined.,1 Gejala klinis Rotavirus Shigella Salmonella ETEC EIEC Vibrio cholerae

12

Panas Muntah Nyeri perut Nyeri kepala Frekuensi Sifat tinja : - Volume - Konsistensi - Lendir - Darah - Bau - Warna

++ sering tenesmus 5-10 x/hr

++ jarang tenesmus + >10x/hr

++ sering tenesmus/ kolik + sering

+ sering

++ tenesmus sering

sering kramp Terus menerus

sedang cair jarang Kuning Kehijauan

sedikit lembek sering sering + Merah kehijauan

sedikit lembek + + busuk kehijauan

banyak cair + + tidak berwarna

sedikit lembek + + Merah Kehijauan

banyak cair amis khas Spt air Cucian beras

Komplikasi diare : 1 1. Hipernatremia Sering terjadi pada bayi baru lahir sampai umur 1 tahun (khususnya bayi berumur < 6 bulan). Biasanya terjadi pada diare yang disertai muntah dengan intake cairan/makanan kurang, atau cairan yang diminum mengandung terlalu banyak natrium. Pada bayi juga dapat terjadi jika setelah diare sembuh diberi oralit dalam jumlah berlebihan 2. Hiponatremia Dapat terjadi pada penderita diare yang minum cairan yang sedikit/tidak mengandung natrium. Penderita gizi buruk mempunyai kecenderungan mengalami hiponatremia. Pengobatan dengan pemberian oralit dalam jumlah yang cukup 3. Demam Demam sering terjadi pada infeksi Shigella disentriae dan Rotavirus. Pada umumnya demam akan timbul jika penyebab diare mengadakan invasi ke dalam sel epitel usus. Demam juga dapat terjadi karena dehidrasi, tetapi pada umumnya tidak tinggi dan akan menurun setelah mendapat hidrasi yang cukup 4. Edema/overhidrasi Terjadi bila penderita mendapat cairan terlalu banyak.

13

Tanda/gejala : edema kelopak mata, kejang jika terjadi edema otak, edema paru. Pengobatan dengan menghentikan pemberian cairan. 5. Asidosis metabolik Asidosis metabolik ditandai dengan bertambahnya asam atau hilangnya basa cairan ekstraseluler. Sebagai kompensasi terjadi alkalosis respiratorik, yang ditandai dengan pernafasan kusmaul. Untuk memperbaiki keadaan ini dapat diberikan oralit yang cukup bikarbonas atau sitras. 6. Hipokalemia (serum K < 3,0 mMolo/L) Terjadi jika penggantian K selama dehidrasi tidak cukup, ditandai dengan kelemahan pada tungkai, ileus, kerusakan ginjal, dan aritmia jantung. Kekurangan K dapat diperbaiki dengan pemberian oralit (mengandung 20mMol K/L) dan dengan meneruskan pemberian makanan yang banyak mengandung K selama dan sesudah diare. 7. Ileus paralitik Terutama terjadi pada anak kecil sebagai akibat penggunaan obat antimotilita. Tanda/gejala : perut kembung, muntah, peristaltic usus berkurang, atau tidak ada. Pengobatan dengan menghentikan pemberian cairan peroral dan berikan cairan parenteral yang mengandung banyak K. 8. Kejang a. Hipoglikemia : terjadi kalau anak dipuasakan terlalu lama. Bila penderita dalam keadaan koma, glukosa 20 % harus diberikan iv, dengan dosis 2,5 mg/kgbb diberikan dalam waktu 5 menit. b. Kejang demam c. Hipernatremia dan hiponatremia d. Penyakit pada susunan saraf pusat, yang tidak ada hubungannya dengan diare seperti meningitis, ensefalitis atau epilepsy. 9. Malabsorbsi dan intoleransi laktosa Pada penderita malabsorbsi atau intoleransi laktosa, pemberian susu formula selama diare dapat menyebabkan volume tinja bertambah, berat badan tidak bertambah atau gejala/tanda dehidrasi memburuk. Tindakan : a. Mencampur susu dengan makanan lain untuk menurunkan kadar laktosa

14

b. Mengencerkan susu jadi - 1/3 selama 24-48 jam. Untuk mengatasi kekurangan gizi akibat pengenceran ini, sumber nutrient lain seperti makanan padat, perlu diberikan. c. Pemberian yoghurt atau susu yang telah mengalami fermentasi untuk mengurangi laktosa dan membantu pencernaan oleh bakteri usus. d. Berikan susu formula yang tidak mengandung/ rendah laktosa, atau ganti dengan susu kedelai. 10. Malabsorbsi glukosa Dapat terjadi pada penderita diare yang disebabkan oleh infeksi, atau penderita dengan gizi buruk. Pengobatan dengan menghentikan pemberian oralit dan berikan cairan intravena.

11. Muntah Muntah dapat disebabkan oleh dehidrasi, iritasi usus atau gastritis karena infeksi, ileus yang menyebabkan gangguan fungsi usus atau mual yang berhubungan dengan infeksi sistemik. Muntah juga dapat disebabkan oleh pemberian cairan oral yang terlalu cepat. Pengobatannya dengan pemberian cairan oralit sedikit-sedikit tetapi sering (1 sendok makan tiap 2-3 menit). Antiemetic sebaiknya tidak diberikan karena sering menyebabkan gangguan kesadaran 12. Mungkin terjadi pada penderita diare dengan dehidrasi berat dan syok. Diagnosis GGA bila pengeluaran urin belum terjadi dalam 12 jam setelah hidrasi cukup. Perencanaan Diet untuk pasien Gizi Buruk 3 : 1. Fase Stabilisasi Berikan cairan dan makan sesuai rencana I sampai V Rencana I Jika ditemukan renjatan (shock), letargis, muntah dan /diare/ dehidrasi

15

-

Rencana II Jika ditemukan letargis, muntah dan /diare/dehidrasi

-

Rencana III Jika ditemukan muntah dan /diare/dehidrasi

-

Rencana IV Jika ditemukan letargis

16

Bila dalam 2 jam pertama sudah tidak letargis, langsung masuk ke 10 jam berikutnya bila 2 jam pertama masih letargis, masuk ke 2 jam kedua. Rencana V Jika tidak ditemukan renjatan (syok), letargis, muntah dan

/diare/dehidrasi

Pada tahap akhir fase stabilisasi F-75 diberikan setiap 4 jam, bila dapat dihabiskan lanjutkan ke fase transisi. 2. Fase Transisi (F100) Mempersiapkan anak untuk menerima cairan dan energy lebih besar. Cairan : 150 ml/ kgbb Energi : 100-150 Kkal/kgbb Protein : 2-3 g/kgbb

3. Fase Rehabilitasi (F135) Mengejar pertumbuhan Cairan : 150 200 ml/kgbb Energi : 150 220 Kkal/kgbb Protein : 3-4 g/kgbb Diberikan setelah anak sudah bisa makan Pada fase ini anak dapat dirawat di rumah dan pemantauan di posyandu. Makanan padat yang dinerikan dibedakan menurut berat badan.17

Anak BB < 7 kg, diberikan makanan bayi (lumat) BB > 7 kg, diberikan makanan anak (lunak) Sesuai dengan teori diatas pada pasien ini mengalami diare < 2 minggu Dari hasil pemeriksaan fisik pasien dari perama kali pasien masuk, di temukan tanda-tanda dehidrasi berupa mata cowong, air mata sedikit walaupun pasien menangis (rewel) selain itu juga pasien selalu ingin minum. Sehingga tergolong dalam diare akut. Status Gizi pada pasien ini menurut WHO < -3 SD dan Berhman 50, 9% tergolong dalam gizi buruk. Pada pasien ini ditemukan gejala klinis yang sesuai dengan gejala klinis Marasmus yaitu wajah seperti orang tua, tulang rusuk tampak jelas. Maka pasien ini menderita diare akut disertai KEP. Untuk itu, dalam menentukan status hidrasinya harus memperhatikan status nutrisinya dengan mengetahui berat badan sebelum terjadi diare . Namun, data berat badan sebelum pasien diare tidak diketahui, sehingga perhitungan status hidrasi berdasarkan presentase penurunan berat badan tidak dapat dilakukan. Oleh sebab itu perhitungan status hidrasi dilakukan berdasarkan Maurice King dan MTBS. Status hidrasi saat pemeriksaan, tidak ada tanda-tanda dehidrasi. Namun, berdasarkan data yang didapat dari hasil anamnesa dan status pasien, ketika masuk RS, status hidrasi berdasarkan MTBS tergolong dehidrasi ringan-sedang,dengan tanda rewel, UUB cekung, mata cowong, turgor kulit lambat, dan rasa haus (minum dengan lahap). Kemudian ketika di UGD, pasien di rehidrasi dengan pemberian cairan RL 48 tpm makro selama 5 jam. Sehingga status hidrasi pada pasien ini, adalah dehidrasi ringan-sedang terehidrasi. Diare pada pasien ini disebabkan oleh KEP (marasmus), hal ini bisa dilihat pada usia 8 bulan pasien sudah mengalami gizi kurang. Untuk menyingkirkan penyebab diare oleh infeksi bakteri, maka bisa dilakukan kultur feses. Berdasarkan uraian diatas, pasien ini didiagnosa dengan diare akut dehidrasi ringan-sedang terehidrasi ec Salmonella. Penatalaksanaan gizi buruk sesuai dengan rencana 3, dimana pada pasien ini ditemukan diare dan dehidrasi, yaitu :

18

Pemberian zink untuk mengurangi lamanya dan tingkat keparahan episode diare dan menurunkan kejadian diare pada 2-3 bulan berikutnya. 4

FOLLOW UP Tanggal 26-10-2011 S - Mencret (-) - Muntah (-) - Panas (-) O Keadaan tampak A P

umum: Diare akut ringan - IVFD KAEN 3B baik, sedang 20tpm/micro

Kesadaran : compos terehidrasi + Gizi - Zinc 1x20mg mentis TTV: 130x/menit;R 36x/menit; SB37C K/L: ,P>KGB cowong cekung (-) Thorax: simetris, ikut gerak nafas, Rh +/+ (pada Whz basal -/-, BJ paru), I-II CA-/-,SI-/(-), (-), mata UUB HR kurang+B20 Dialac 3x

1/3sachet -Cotrimoksazole 2x1 jumat) (senin-rabu-

reguler murni Abdomen: cembung,

19

supel,

BU(+)

meningkat, H/L ttb, Turgor kulit cukup Ekstremitas: hangat, udem (-) akral

Tanggal 23-09-2011

S - Mencret (+) - Muntah (-) - Panas (-)

O Keadaan umum:

A tampak Diare akut ringan

sakit sedang, Kesadaran : sedang terehidrasi compos mentis TTV: HR 104x/menit;R

36x/menit; SB36C K/L: CA-/-,SI-/-,P>KGB (-), mata cowong (+), UUB

cekung (-) Thorax: simetris, ikut gerak nafas, Rh +/+, Whz -/-, BJ III reguler murni Abdomen: cembung, supel, BU(+) meningkat, H/L ttb, Turgor kulit cukup Ekstremitas: akral hangat, udem (-)

20

24-10-2011

-

Mencret

(+)

5x, Keadaan

umum:

tampak Diare akut terehidrasi

ampas

kuning sakit sedang, Kesadaran : + Gizi kurang+B20

kehijauan (+), lendir compos mentis (+) - Muntah (-) - Panas (+) TTV: HR 120,6x/menit;R

30x/menit; SB37C K/L: CA-/-,SI-/-,P>KGB (-), mata cowong (+), UUB

cekung (-), air mata (+), oral trush (+) Thorax: simetris, ikut gerak nafas, Rh +/+, Whz -/-, BJ III reguler murni Abdomen: cembung, supel, BU(+) meningkat, H/L ttb, Turgor kulit cukup Ekstremitas: akral hangat, udem (-)

25-09-2011

-

Mencret

(+)

3x, Keadaan

umum:

tampak Diare

akut

ringan

ampas lendir (+)

kuning

(+), sakit sedang, Kesadaran : sedang terehidrasi + compos mentis TTV: HR 124x/menit;R Gizi kurang+B20

- Muntah (-) - Panas (-)

32x/menit; SB36,7C K/L: CA-/-,SI-/-,P>KGB (-), mata cowong (-), UUB

cekung (-)

21

Thorax: simetris, ikut gerak nafas, Rh +/+, Whz -/-, BJ III reguler murni Abdomen: cembung, supel, BU(+) meningkat, H/L ttb, Turgor kulit cukup Ekstremitas: akral hangat, udem (-) 26-10-2011 - Mencret (-) - Muntah (-) - Panas (-) Keadaan umum: tampak Diare akut ringan

baik, Kesadaran : compos sedang terehidrasi + mentis TTV: HR 130x/menit;R Gizi kurang+B20

36x/menit; SB37C K/L: CA-/-,SI-/-,P>KGB (-), mata cowong (-), UUB

cekung (-) Thorax: simetris, ikut gerak nafas, Rh +/+ (pada basal paru), Whz -/-, BJ I-II

reguler murni Abdomen: cembung, supel, BU(+) meningkat, H/L ttb, Turgor kulit cukup Ekstremitas: akral hangat, udem (-)

22

DAFTAR PUSTAKA

1. Suraatmaja Sudaryat, Kapita Selekta Gastroenterologi . Jakarta, Sagung Seto, 2010. 2. Kliegman Robert M., Behrman Richard E., Jenson Hal B., Stanton Bonita F. Nelson Textbook of Pediatrics 18 th Edition. California : Saunders, 2007 3. Bagus, Renny., Rohim, Abdul., Retno, dkk. Dalam Diare. Jayapura: SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Jayapura, 2006. 4. WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2009. 5.1

Catatan kuliah

23

24

25

26