Upload
ahmadirungkhom
View
246
Download
20
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makroekonomi
Citation preview
TUGAS MATAKULIAH EKONOMI MAKRO II
RESUME BUKU MACROECONOMICS
N. GREGORY MANKIW
Bab 8
Economic Growth I: Capital Accumulation & Population Growth (Pertumbuhan Ekonomi I: Akumulasi Modal dan Pertumbuhan Pupulasi)
disusun oleh:
Nama : Hery Sulistyo, SE Kelas : Bappenas – 9 Konsentrasi : Perencanaan Pembangunan Daerah Nomor Urut : 11 Dosen : Prof. Dr. Nopirin, M.A
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM MAGISTER EKONOMIKA PEMBANGUNAN TAHUN 2012
Halaman 1 dari 9
BAB 8 Pertumbuhan Ekonomi I: Akumulasi Modal dan Pertumbuhan Pupulasi
Model pertumbuhan Solow (Solow Growth Model) menunjukkan bagaimana pertumbuhan persediaan modal, pertumbuhan angkatan kerja, dan kemajuan teknologi mempengaruhi tingkat output suatu perekonomian.
8.1. Akumulasi Modal
8.1.1. Penawaran dan Permintaan terhadap Barang
Penawaran dan permintaan terhadap barang memainkan peran penting dalam
model solow. Dengan itu kita bisa melihat faktor penentu output yang diproduksi
pada suatu waktu dan bagaimana pengalokasian output tersebu.
8.1.1.1. Penawaran Barang dan Fungsi Produksi
Penawaran barang dalam model Solow menyatakan bahwa output
tergantung pada persediaan modal dan angkatan kerja :
Model pertumbuhan Solow mengasumsikan bahwa fungsi produksi
memiliki pengembalian skala konstan (constant return to scale). Asumsi ini
untuk mempermudah analisis. Fungsi produksi memiliki pengembalian
skala konstan jika :
dengan bernilai positif, Jika modal dan tenaga kerja dikalikan
dengan , maka kita juga mengalikam jumlah output dengan .
Fungsi produksi dengan skala pengembalian skala konstan
memungkinkan kita menganalisa seluruh jumlah dalam perekonomian
relatif terhadap besarnya angkatan kerja. Untuk melihat kebenarannya,
gunakan
sehingga didapat persamaan :
Persamaan ini menunjukkan bahwa jumlah output per pekerja
adalah fungsi jumlah modal per pekerja
. Asumsi skala pengembalian
konstan menunjukkan bahwa ukuran perekonomian tidak mempengaruhi
hubungan diantara output per pekerja dan modal per pekerja.
Halaman 2 dari 9
Jika dinyatakan dalam huruf kecil, sehingga
adalah output
pekerja dan
adalah modal per pekerja, maka fungsi produksi :
, dan
Kemiringan dari fungsi produksi ini menunjukkan berapa banyak
output tambahan yang dihasilkan seorang pekerja jika mendapatkan unit
modal tambahan. Jumlah ini adalah produk marginal modal (MPK), secara
matematis :
8.1.1.2. Permintaan terhadap Barang dan Fungsi Konsumsi
Permintaan terhadap barang dalam model Solow berasal dari
konsumsi dan investasi. Output pekerja ( ) merupakan konsumsi per
pekerja ( ) dan investasi per pekerja ( ) :
Model Solow mengasumsikan bahwa setiap tahun orang menabung
(s) sebagian dari pendapatan mereka dan mengkonsumsi sebagian (1- s),
jadi fungsi konsumsi sederhana berbentuk:
Untuk melihat apakah fungsi konsumsi ini berpengaruh pada
investasi, substitusikan untuk dalam identitas pendapatan
nasional:
jadi
Persamaan diatas menunjukan bahwa investasi sama dengan
tabungan. Jadi tabungan juga merupakan bagian dari output yang
menunjukan investasi.
Perhatikan Gambar 1. Fungsi produksi menunjukkan bagaimana jumlah modal tiap pekerja 𝑘 menentukan jumlah output tiap pekerja 𝑦 𝑓 𝑘 Kelandaian fungsi produksi adalah produk marjinal modal : jika 𝑘 meningkat sebesar 1 unit, 𝑦 meningkat sebesar 𝑀𝑃𝐾 unit. Fungsi Produksi menjadi lebih datar ketika 𝑘 naik, yang menunjukkan penurunan produk marjinal modal.
Gambar 1
Halaman 3 dari 9
8.1.2. Pertumbuhan dalam Persediaan Modal dan Kondisi Mapan Modal
Dua kekuatan yang mempengaruhi persediaan modal adalah:
1. Investasi pengeluaran tempat usaha dan peralatan.;
2. Depresiasi menuanya modal lama; menyebabkan persediaan modal menurun.
Investasi per pekerja sebagai fungsi dari persediaan modal per pekerja :
untuk setiap nilai k, jumlah output ditentukan oleh fungsi produksi f(k) dan alokasi
output antara konsumsi dan tabungan ditentukan oleh tingkat tabungan (s).
Dampak investasi dan depresiasi dalam persediaan modal adalah:
= tingkat depresiasi
= perubahan dalam persediaan modal diantara satu tahun dan tahun berikutnya
Karena investasi ( ) sama dengan maka :
Perhatikan Gambar 2.
Tingkat tabungan s menentukan alokasi output antara konsumsi dan investasi. Untuk setiap tingkat k, output adalah f(k), investasi adalah s f(k), dan konsumsi adalah f(k) – sf(k).
Gambar 2
Perhatikan Gambar 3.
Depresiasi adalah proporsional terhadap persediaan modal.
Gambar 3
Semakin tinggi persediaan modal, semakin besar jumlah output dan investasi. Semakin tinggi persediaan modal, semakin besar pula jumlah depresiasinya.
Halaman 4 dari 9
Gambar 4, menunjukkan ada persediaan modal dimana jumlah investasi
sama dengan jumlah depresiasinya, maka persediaan modal tidak akan berubah
karena dua kekuatan yaitu investasi dan depresiasi, yang beraksi di dalamnya secara
seimbang. Yaitu pada , Jika maka persediaan modal ( ) dan output
dalam kondisi mapan sepanjang waktu, yaitu tidak tumbuh atau menyusut.
Oleh karena itu, disebut sebagai tingkat modal dalam kondisi mapan (steady-
state level of capital).
8.1.3. Bagaimana Tabungan Mempengaruhi Pertumbuhan
Model Solow menunjukkan bahwa tingkat tabungan adalah determinan
penting dalam persediaan modal mapan. Jika tingkat tabungan tinggi,
perekonomian akan mempunyai persediaan modal yang besar dan tingkat output
yang tinggi. Jika tingkat bunga rendah, perekonomian akan memiliki persediaan
modal yang kecil dan tingkat output yang rendah.
Gambar 4
Halaman 5 dari 9
Gambar 5, menunjukkan perubahan kenaikan tingkat tabungan ke , kurva
bergeser keatas. Pada tingkat tabungan awal dan persediaan modal awal
, jumlah investasi mengimbangi jualah depresiasi. Setelah tingkat tabungan
meningkat, secara otomatis investasi menjadi lebih tinggi, tetapi persediaan modal
dan depresiasi tidak berubah. Persediaan modal akan berangsur-angsur naik sampai
perekonomian mencapai kondisi mapan baru , yang memiliki persediaan modal
dan tingkat output yang lebih tinggi ketimbang kondisi mapan sebelumnya.
Pandangan model Solow tentang hubungan diantara tabungan dan
pertumbuhan ekonomi : Tabungan yang lebih tinggi mengarah ke pertumbuhan
yang lebih cepat, tetapi hanya sementara. Kenaikan dalam tingkat tabungan
meningkatkan pertumbuhan sampai perekonomian mencapai kondisi mapan baru.
Jika perekonomian memelihara tingkat tabungan tingginya, sekaligus perekonomian
itu menjaga persediaan modal yang besar dan tingkat output tinggi, tetapi tidak
mempertahankan tingkat pertumbuhan yang tinggi selamanya.
8.2. Tingkat Modal Kaidah Emas
8.2.1. Membandingkan Kondisi Mapan
Ketika memilih kondisi mapan, tujuan pembuat kebijakan adalah
memaksimalkan kesejahteraan individu yang membentuk masyarakat. Individu
sendiri tidak peduli pada jumlah modal dalam perekonomian atau bahkan jumlah
output, mereka peduli pada jumlah barang dan jasa yang dapat mereka konsumsi.
Gambar 5
Halaman 6 dari 9
Jadi pembuat kebijakan akan memilih kondisi mapan dengan tingkat konsumsi yang
tinggi. Nilai kondisi mapan ( ) yang memaksimalkan konsumsi disebut tingkat
model kaidah emas (Golden Rule level of Capital) dan dinyatakan dengan .
Secara persamaan dapat ditulis:
c* = f(k*) *
Menurut persamaan diatasmenunjukkan bahwa konsumsi kondisi mapan
adalah sisa dari output kondisi mapan dikurangi penyusutan kondisi mapan.
Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan dalam modal kondisi mapan mempunyai
dua dampak yang berlawanan terhadap konsumsi kondisi mapan. Disatu sisi, lebih
banyak modal berarti lebih banyak output, sedangkan disisi lainnya lebih banyak
modal berarti juga lebih banyak output harus digunakan untuk mengganti modal
yang habis dipakai.
Output perekonomian digunakan untuk konsumsi atau investasi. Di kondisi-
mapan, investasi sama dengan depresiasi. Jadi, konsumsi adalah selisih antara
output dan depresiasi . Konsumsi kondisi mapan dimaksimalkan pada
kondisi mapan Kaidah Emas. Persediaan modal Kaidah Emas dinotasikan dan
konsumsi Kaidah Emas adalah .
Kemiringan fungsi produksi adalah produk marjinal modal (MPK). Kemiringan
garis k* adalah . Karena dua kemiringan ini sama pada , Kaidah Emas dapat
dijelaskan dengan persamaan :
Pada tingkat modal Kaidah Emas, produk marjinal modal sama dengan tingkat
depresiasi.
Perekonomian tidak otomatis terdorong menuju kondisi mapan Kaidah Emas.
Jika kita ingin persediaan modal kondisi mapan tertentu, seperti Kaidah Emas, kita
butuh tingkat tabungan tertentu untuk mendukungnya.
Gambar 6, menunjukkan output pada kondisi
mapan sebagai fungsi dari persediaan modal
kondisi mapan. Konsumsi kondisi mapan
adalah perbedaan antara output dan
depresiasi. Gambar ini menunjukkan bahwa
ada satu tingkat persediaan modal, tingkat
kaidah emas 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑠 , yang memaksimalkan
konsumsi.
Gambar 6
Halaman 7 dari 9
8.2.2. Transisi Menuju Kondisi Mapan Kaidah Emas
8.2.2.1. Memulai dengan Terlalu Banyak Modal
Pada kondisi mapan dengan terlalu banyak modal daripada yang
harus dimilikinya dalam kondisi mapan kaidah emas, pembuat kebijakan
seharusnya membuat kebijakan yang bertujuan mengurangi tingkat
tabungan untuk menurunkan persediaan modal.
Penurunan pada tingkat bunga akan meningkatkan konsumsi dan
menurunkan investasi. Karena investasi dan penyusutan adalah sama
dalam kondisi mapan awal, investasi menjadi lebih kecil dari penyusutan
yang berarti perekonomian tidak lagi dalam kondisi mapan. Secara
berangsur-angsur persediaan modal turun yang menyebabkan penurunan
dalam output, konsumsi dan investasi. variabel-variabel itu terus turun
sampai perekonomian mencapai kondisi mapan yang baru. karena kondisi
mapan yang baru adalah kondisi mapan kaidah emas maka konsumsi harus
lebih tinggi daripada kondsi sebelum terjadi perubahan dalam tingkat
tabungan, meskipun output dan investasi lebih rendah.
8.2.2.2. Memulai dengan Terlalu Sedikit Modal
Ketika perekonomian dimulai dengan modal yang lebih kecil daripada
dalam kondisi mapan kaidah emas, pembuat kebijakan harus menaikkan
tabungan untuk mencapai kaidah emas.
Kenaikan pada tingkat tabungan menyebabkan penurunan dalam
konsumsi dan kenaikan dalam investasi. Investasi yang tinggi akan
menyebabkan persediaan modal naik. Ketika modal berakumulasi, output,
konsumsi dan investasi perlahan-lahan naik dan mendekati kondisi mapan
baru. Karena kondisi mapan awal berada di bawah kaidah emas, kenaikan
dalam tabungan berangsur-angsur mengarah ke tingkat konsumsi yang
lebih tinggi ketimbang yang telah dicapai sebelumnya.
Ketika perekonomian dimulai diatas kaidah emas, mencapai kaidah
emas menghasilkan konsumsi yang lebih tinggi pada seluruh titik waktu.
Ketika perekonomian dimulai dibawah kaidah emas, mencapai kaidah emas
perlu menurunkan konsumsi lebih dahulu untuk meningkatkan konsumsi di
masa depan.
8.3. Pertumbuhan Populasi
Model Solow dasar menunjukkan bahwa akumulasi modal, dengan sendirinya
tidak bisa menjelaskan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, tingkat tabungan yang
tinggi menyebabkan pertumbuhan tingi secara temporer, tetapi perekonomian
berangsur-angsur mendekati kondisi mapan dimana modal dan output adalah konstan.
Halaman 8 dari 9
Untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, kita harus memperluas model
Solow untuk mencakup dua sumber lain dari pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan
populasi dan kemajuan teknologi.
8.3.1. Kondisi Mapan dengan Pertumbuhan Populasi
Untuk menjelaskan bagaimana prtumbuhan populasi mempengaruhi kondisi
mapan, kita harus membahas bagaimana pertumbuhan populasi bersama-sama
dengan depresiasi mempengaruhi akumulasi modal per pekerja. Kita akan
mengasumsikan bahwa populasi dan angkatan kerja tumbuh dengan tingkat
konstan n. Perubahan dalam persediaan modal per pekerja adalah :
Persamaan ini menunjukkan bagaimana investasi, depresiasi dan
pertumbuhan populasi yang baru mempengaruhi persediaan modal per pekerja.
Investasi baru meningkatkan , sedangkan penyusutan dan pertumbuhan populasi
mengurangi . Simbol (δ + n) k menunjukkan break even invesment, jumlah
investasi yang dibutuhkan untuk menjaga persediaan modal per pekerja tetap
konstan.
Jika kita substitusi untuk i, persamaan bisa ditulis:
Persamaan ini menunjukkan bagaimana investasi, depresiasi dan
pertumbuhan populasi baru mempengaruhi persediaan modal per pekerja. Investasi
baru meningkatkan k, sementara depresiasi dan pertumbuhan populasi
menurunkan k. Ketika kita tidak memasukkan variabel “n” dalam versi sederhana
kita-kita sedang mengasumsikan kasus khusus di mana pertumbuhan populasi
adalah 0.
Gambar 7 menunjukkan, agar
perekonomian ada di kondisi mapan,
investasi s f(k) harus mengatasi
dampak depresiasi dan pertumbuhan
populasi (d + n)k. Ini ditunjukkan
oleh perpotongan dua kurva.
Kenaikan tingkat tabungan
menyebabkan persediaan modal
tumbuh ke kondisi mapan.
Gambar 7
Halaman 9 dari 9
8.3.2. Dampak Pertumbuhan Populasi
Pertumbuhan populasi membedakan model Solow dalam 3 (tiga) cara :
1. Pertumbuhan populasi kian mempermudah kita dalam menjelaskan
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Dalam kondisi mapan dengan
pertumbuhan populasi, modal per pekerja dan output per pekerja adalah
konstan. Namun karena bertambah pada tingkat , modal total dan output
total juga harus bertambah pada tingkat . Dengan demikian, meskipun tidak
dapat menjelaskan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam standar kehidupan,
pertumbuhan populasi akan membantu menjelaskan pertumbuhan output total
yang berkelanjutan.
2. Pertumbuhan populasi memberi penjelasan mengapa ada negara kaya dan
sebagian lagi negara miskin. Model Solow memprediksi bahwa negara-negara
dengan pertumbuhan populasi yang lebih tinggi akan memiliki tingkat GDP per
orang yang lebih rendah.
3. Pertumbuhan populasi mempengaruhi kriteria kita untuk menentukan tingkat
modal kaidah emas (memaksimalkan konsumsi).
Dalam kondisi mapan kaidah emas, produk marginal modal terdepresiasi sama
dengan tingkat pertumbuhan populasi.