Upload
illank-bae
View
274
Download
13
Embed Size (px)
Citation preview
RESUME
GEOLOGI STRUKTUR
KEKAR, SESAR DAN LIPATAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013
NAMA : ILHAM
STAMBUK : F1H113055
PROGRAM STUDI : TEKNIK GEOFISIKA
JURUSAN : FISIKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kekar,sesar dan lipatan merupakan poin yang menjadi pembahasan pada
struktur geologi suatu wilayah. Ilmu yang mempelajari tentang struktur geologi itu
sendiri sering disebut sebagai geologi struktur atau bagian dari ilmu geologi yang
mempelajari tentang bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses
deformasi. . Adapun deformasi batuan adalah perubahan bentuk dan ukuran
pada batuan sebagai akibat dari gaya yang bekerja di dalam bumi. Secara umum
pengertian geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk
arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses
pembentukannya. Beberapa kalangan berpendapat bahwa geologi struktur lebih
ditekankan pada studi mengenai unsur-unsur struktur geologi, seperti perlipatan
(fold), rekahan (fracture), patahan (fault), dan sebagainya yang merupakan
bagian dari satuan tektonik (tectonic unit), sedangkan tektonik dan geotektonik
dianggap sebagai suatu studi dengan skala yang lebih besar, yang mempelajari
obyek-obyek geologi seperti cekungan sedimentasi, rangkaian pegunungan,
lantai samudera, dan sebagainya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan mempelejari kekar, sesar dan lipatan antara lain adalah
untuk membuat resume yang mampu menjelaskan mengenai struktur
sekunder batuan yang berupa kekar, sesar dan lipatan
1.3 Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian kekar, sesar dan lipatan
b. Apakah perbedaan kekar, sesar dan lipatan
c. Apakah hubungan antara kekar,sesar dan lipatan
d. Apa saja contoh-contoh kekar,sesar dan lipatan
1.4 Metode Penulisan
Metode yang dipakai dalam penulisan Resume ini adalah
berdasarkan studi literatur yang berhubungan dengan pembahasan dalam
makalah ini
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kekar
Kekar adalah suatu fracture (retakan pada batuan) yang relatif tidak
mengalami pergeseran pada bidang rekahnya, yang disebabkan oleh gejala
tektonik maupun non tektonik (Ragan, 1973).
Kekar merupakan salah satu struktur yang paling umum dijumpai pada
batuan. Kekar atau joint adalah rekahan-rekahan pada batuan yang berbentuk
lurus, planar dan tidak terjadi pergeseran.Joint set adalah kumpulan kekar pada
satu tempat atau pada suatu batuan yang memiliki ciri khas yang dapat
dibedakan dengan joint set lainnya.
Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya
yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara
umum dicirikan oleh:
a). Pemotongan bidang perlapisan batuan;
b). Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb;
c). Kenampakan breksiasi. Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan
sifat dan karakter retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada
batuan tersebut.
Perbedaan kekar dengan struktur retakan biasa adalah, kekar terjadi dalam
pola-pola yang teratur. Biasanya berupa garis lurus yang arahnya tegak lurus
vektor tegasan (stress). Terkadang beberapa kekar saling berpotongan,
membagi sebuah batuan besar menjadi balok-balok yang saling terpisah. Kekar
terjadi pada lingkungan geologi yang bertekanan rendah.
Kekar memegang peranan penting di geofisika, misalnya sebagai jalur
migrasi minyak bumi atau air tanah. Apabila kekar dilewati larutan hidrotermal,
maka mineral dapat mengendap di sana, membentuk urat mineral. Selain itu,
pemetaan kekar sangat penting dilakukan sebelum membuat desain waduk.
Kekar umumnya terdapat sebagai rekahan tensional dan tidak ada gerak
sejajar bidangnya. Kekar membagi-bagi batuan yang tersingkap menjadi blok-
blok yang besarnya bergantung pada kerapatan kekarnya. Dan merupakan
bentuk rekahan paling sederhana yang dijumpai pada hampir semua batuan.
Biasanya terdapat sebagai dua set rekahan, yang perpotongannya membentuk
sudut berkisar antara 45 sampai 90 derajat.
Kekar mungkin berhubungan dengan sesar besar atau oleh pengangkatan
kerak yang luas, dapat tersebar sampai ribuan meter persegi luasnya. Umumnya
pada batuan yang getas. Kebanyakan kekar merupakan hasil pembubungan
kerak atau dari kompresi atau tarikan (tension) berkaitan dengan sesar atau
lipatan. Ada kekar tensional yang diakibatkan oleh pelepasan beban atau
pemuaian batuan. Kekar kolom pada batuan volkanik terbentuk oleh tegasan
yang terjadi ketika lava mendingin dan mengkerut.Kekar juga mempunyai nilai
ekonomis. Dapat memperbesar permeabilitas yang penting bagi migrasi dan
menampung air tanah dan minyak bumi.
Analisa kekar sangat diperlukan dalam eksplorasi dan pengembangan
sumber daya alam. Rekahan-rekahan mengontrol endapan mineral, tembaga,
timbal, seng, merkuri,perak,emas dan tungsten.
Larutan hidrotermal yang berasosiasi dengan intrusi batuan beku mengalir
sepanjang kekar-kekar dan mengendapkan mineral-mineral sepanjang dinding
kekar, membentuk urat-urat mineral (mineral veins).
Kekar dapat terjadi pada semua jenis batuan, dengan ukuran yang
bervariasi dari beberapa millimeter (kekar mikro) hingga ratusan kilometer (kekar
mayor). Sedangkan yang berukuran beberapa meter disebut dengan kekar
minor.Kekar dapat terjadi akibat adanya proses tektonik, proses perlapukan dan
perubahan temperature yang signifikan.Kekar merupakan jenis struktur batuan
yang berbentuk bidang pecah. Sifat dari bidang ini memisahkan batuan menjadi
bagian-bagian yang terpisah. Tetapi tidak mengalami perubahan posisinya.
Sehingga menjadi jalan atau rongga atau kesarangan batuan yang dapat dilalui
cairan dari luar beserta materi lain seperti air, gas dan unsur-unsur lain yang
menyertainya.
Klasifikasi kekar atau joint terdiri dari beberapa klasifikasi yaitu :
1. Berdasrkan Cara Terbentuknya:
Srinkage Joint (Kekar Pengkerutan)
gambar 2.1 Srinkage joint
Srinkage Joint adalah kekar yang disebabkan karena gaya
pengerutan yang timbul akibat pendinginan (kalau pada batuan beku
terlihat dalam bentuk kekar tiang/kolom) atau akibat pengeringan (seperti
pada batuan sedimen). Kekar ini biasanya berbentuk polygonal yang
memanjang.
Kekar Lembar (Sheet Joint)
gambar 2.2 Sheet joint
Yaitu sekumpulan kekar yang kira-kira sejajar dengan permukaan tanah.
Kekar seperti ini terjadi terutama pada batuan beku. Sheet joint
terbentuk akibat penghilangan beban batuan yang tererosi.
Penghilangan beban pada sheet joint terjadi akibat :
a. Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh
b. Proses erosi yang dipecepat pada bagian atas batuan beku
c. Adanya peristiwa intrusi konkordan (sill) dangkal
2. Berdasarkan Bentuknya
Kekar Sistematik: yaitu keakar dalam bentuk berpasangan arahnya
sejajar satu dengan yang lainnya .
gambar 2.3 Sistematik joint
gambar 2.4 Non sistematik joint
Kekar Non Sistematik: yaitu kekar yang tidak teratur biasanya
melengkung dapat saling bertemu atau bersilangan di antara kekar
lainnya atau tidak memotong kekar lainnya dan berakhir pada bidang
perlapisan
3. Kekar Berdasarkan Ganesanya
Kekar Kolom
Kekar Kolom umumnya terdapat pada batuan basalt, tetapi
kadang juga terdapat pada batuan beku jenis lainnya. Kolom-kolom
ini berkembang tegak lurus pada permukaan pendinginan, sehingga
pada sill atau aliran tersebut akan berdiri vertikal sedangkan pada
dike kurang lebih akan horizontal, dengan mengukur sumbu kekar
kolom kita dapat merekonstruksi bentuk dari bidang pendinginan dan
struktur batuan beku.
gambar 2.5 Kekar kolom
gambar 2.5 Kekar kolom
Kekar Gerus
gambar 2.7 Kekar gerus
Kekar Gerus (Shear Joint), yaitu kekar yang terjadi akibat stress
yang cenderung mengelincirkan bidang satu sama lainnya yang
berdekatan.
Ciri-ciri di lapangan :
a. Biasanya bidangnya licin
b. Memotong seluruh batuan
c. Memotong komponen batuan
d. Biasanya ada gores garis
e. Adanya joint set berpola belah ketupat.
Kekar Lembar
Kekar lembar (sheet joint ) adalah sekumpulan kekar yang
kira-kira sejajar dengan permukaan tanah, terutama pada batuan
beku. Terbentuknya kekar ini akibat penghilangan beban batuan
yang tererosi. Penghilangan beban pada kekar ini terjadi akibat:
1.Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh
2.Tiba-tiba diatasnya terjadi erosi yang dipercepat
3.Sering terjadi pada sebuah intrusi konkordan (sill) dangkal
Kekar Tarik (Esktension Joint dan Release Joint)
gambar 2.8 Kekar tarik
Kekar Tarikan (Tensional Joint), yaitu kekar yang terbentuk
dengan arah tegak lurus dari gaya yang cenderung untuk memindahkan
batuan (gaya tension). Hal ini terjadi akibat dari stress yang cenderung
untuk membelah dengan cara menekannya pada arah yang berlawanan,
dan akhirnya kedua dindingnya akan saling menjauhi.
Ciri-ciri dilapangan :
a. Bidang kekar tidak rata
b. Selalu terbuka
c. Polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya akan berpola
kotak-kotak
d. Karena terbuka, maka dapat terisi mineral yangkemudian disebut
vein.
Kekar tarikan dapat dibedakan atas:
1) Tension Fracture, yaitu kekar tarik yang bidang rekahannya searah
dengan tegasan
2) Release Fracture, yaitu kekar tarik yang terbentuk akibat hilangnya
atau pengurangan tekanan, orientasinya tegak lurus terhadap gaya
utama.
Struktur ini biasanya disebut STYLOLITE.
gambar 2.9 Extension joint
Kekar Hybrid
Kekar Hibrid (Hybrid Joint) merupakan campuran dari kekar gerus
dan kekar tarikan dan pada umumnya rekahannya terisi oleh
mineral sekunder.
4. Berdasarkan Genesa & Keaktifan Gaya yang membentuknya
Kekar Orde Pertama
Kekar orde pertama adalah kekar yang dihasilkan langsung dari
gaya pembentuk kekar .Umumnya mempunyai bentuk dan pola
yang teratur dan ukurannya relative besar .
Kekar Orde Kedua
Kekar orde kedua adalah kekar sebagai hasil pengaturan kembali
atau pengaruh gaya balik atau lanjutan untuk mencapai
kesetimbangan massa batuan .
2.2 Sesar (Fault)
adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran. Umumnya
disertai oleh struktur yang lain seperti lipatan, rekahan dsb. Adapun di lapangan
indikasi suatu sesar/patahan dapat dikenal melalui :
a) Gawir sesar atau bidang sesar
b) Breksiasi, gouge, milonit,
c) Deretan mata air
d) Sumber air panas
e) Penyimpangan / pergeseran kedudukan lapisan
f) Gejala-gejala struktur minor seperti: cermin sesar, gores garis, lipatan dsb.
Berdasarkan pergeserannya, struktur sesar dalam geologi dikenal ada 3 jenis
yaitu:
1). Sesar Mendatar (Strike slip faults)
2). Sesar Naik (Thrust faults)
3). Sesar Turun (Normal faults).
gambar 2.10 Klasifikasi sesar berdasarkan pergeserannya
Gambar atas adalah blok diagram dari Sesar Naik (Reverse fault), Sesar
Mendatar (Striike slip fault), Sesar Normal (Dip-slip fault dan Oblique-slip fault).
1. Sesar Mendatar (Strike Slip Fault)
adalah sesar yang pergerakannya sejajar, blok bagian kiri
relatif bergeser kearah yang berlawanan dengan blok bagian
kanannya. Berdasarkan arah pergerakan sesarnya, sesar
mendatar dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis sesar, yaitu:
1). Sesar Mendatar Dextral (sesar mendatar menganan) dan
2). Sesar Mendatar Sinistral (sesar mendatar mengiri).
Sesar Mendatar Dextral adalah sesar yang arah
pergerakannya searah dengan arah perputaran jarum jam
sedangkan Sesar Mendatar Sinistral adalah sesar yang arah
pergeserannya berlawanan arah dengan arah perputaran jarum
jam. Pergeseran pada sesar mendatar dapat sejajar dengan
permukaan sesar atau pergeseran sesarnya dapat membentuk
sudut (dip-slip / oblique). Sedangkan bidang sesarnya sendiri
dapat tegak lurus maupun menyudut dengan bidang horisontal.
2. Sesar Naik (Thrust Fault)
adalah sesar dimana salah satu blok batuan bergeser ke
arah atas dan blok bagian lainnya bergeser ke arah bawah
disepanjang bidang sesarnya. Pada umumnya bidang sesar
naik mempunyai kemiringan lebih kecil dari 450.
3. Sesar Turun (Normal fault)
adalah sesar yang terjadi karena pergeseran blok batuan
akibat pengaruh gaya gravitasi. Secara umum, sesar normal
terjadi sebagai akibat dari hilangnya pengaruh gaya sehingga
batuan menuju ke posisi seimbang (isostasi). Sesar normal
dapat terjadi dari kekar tension, release maupun kekar gerus
Berdasarkan Berdasarkan Ada Tidaknya Gerakan Rotasi,sesar
dibedakan menjadi :
1. Sesar Translasi
Masing-masing blok tidak ada gerak rotasi. Garis yang sejajar
dengan blok lain tetap sejajar.
2. Sesar Rotasi
Terdapat gerak rotasi antara blok yang satu dengan yang
lainnya. Ada titik yang tidak mengalami pergeseran.
Berdasarkan Rake Net Slip,sesar dibedakan menjadi :
a. Strike Slip Fault : Arah gerakan sejajar bidang sesar
b. Dip Slip Fault : Arah gerakan tegak lurus bidang sesar
c. Diagonal Fault
Berdasarkan Pergerakan Sesarnya,maka dibedakan menjadi :
a. Stick slip (tidak kontinyu),
Sesar yang bergerak secara tiba-tiba dengan menyimpan energi
besar seperti ini menyebabkan terjadinya gempa bumi.
b. Stable sliding (kontinyu),
Disebabkan oleh adanya fluida yang menyebabkan gerakan
terus berlangsung.
Secara umum bentang alam yang dikontrol oleh struktur
patahan sulit untuk menentukan jenis patahannya secara langsung.
Untuk itu, dalam hal ini hanya akan diberikan ciri umum dari
kenampakan morfologi bentang alam struktural patahan, yaitu :
a. Beda tinggi yang menyolok pada daerah yang sempit.
b. Mempunyai resistensi terhadap erosi yang sangat berbeda pada
posisi/elevasi yang hampir sama.
c. Adanya kenampakan dataran/depresi yang sempit memanjang.
d. Dijumpai sistem gawir yang lurus(pola kontur yang lurus dan
(rapat).
e. Adanya batas yang curam antara perbukitan/ pegunungan
dengan
dataran yang rendah.
f. Adanya kelurusan sungai melalui zona patahan, dan membelok
tiba-tiba dan menyimpang dari arah umum.
g. Sering dijumpai (kelurusan) mata air pada bagian yang
naik/terangkat
h. Pola penyaluran yang umum dijumpai berupa rectangular, trellis,
concorted serta modifikasi ketiganya.
i. Adanya penjajaran triangular facet pada gawir yang lurus.
2.2.3 Lipatan (Fold)
adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya
tegasan sehingga batuan bergerak dari kedudukan semula
membentuk lengkungan.Unsur-unsur yang terdapat pada struktur ini
dapat diketahui dengan menafsirkan kedudukan lapisan batuannya.
Kedudukan lapisan batuan(dalam hal ini arah kemiringan lapisan
batuan) pada peta topografi, akan berlawanan arah dengan bagian
garis kontur.
Berdasarkan bentuk lengkungannya lipatan dapat dibagi dua,
yaitu :
a). Lipatan Sinklin adalah bentuk lipatan yang cekung ke arah atas.
b). Lipatan antiklin adalah lipatan yang cembung ke arah atas.
Berdasarkan kedudukan garis sumbu dan bentuknya, lipatan dapat
dikelompokkan menjadi :
1). Lipatan Paralel adalah lipatan dengan ketebalan lapisan yang
tetap.
2). Lipatan Similar adalah lipatan dengan jarak lapisan sejajar dengan
sumbu utama.
3). Lipatan harmonik atau disharmonik adalah lipatan berdasarkan
menerus atau tidaknya sumbu utama.
4). Lipatan Ptigmatik adalah lipatan terbalik terhadap sumbunya
5). Lipatan chevron adalah lipatan bersudut dengan bidang planar
6). Lipatan isoklin adalah lipatan dengan sayap sejajar
7). Lipatan Klin Bands adalah lipatan bersudut tajam yang dibatasi oleh
permukaan planar.
gambar 2.11 Jenis lipatan
Disamping lipatan tersebut diatas, dijumpai juga berbagai jenis
lipatan, seperti Lipatan Seretan (Drag folds) adalah lipatan yang
terbentuk sebagai akibat seretan suatu sesar.
Lipatan umumnya terbentuk dalam batuan sedimen yang belum
terlitifikasi, contohnya lipatan longsoran (slump) yang banyak dijumpai
pada endapan turbidit.
gambar 2.12 Struktur primer berupa bidang perlapisan
pada batuan sedimen
gambar 2.13 Struktur sekunder berupa perlipatan skala besar pada batuan
sedimen
2.3. Hubungan Struktur Sekunder yang Saling Berasosiasi
Berdasarkan definisi dari struktur geologi kekar, sesar, dan lipatan
telah menunjukkan bahwa adanya keterkaitan satu dengan yang lain.
Misalnya sesar, sesar ialah kekar yang mengalami pergeseran pada
bidangnya, dan biasanya sesar terbentuk pada daerah lipatan (sinklin
maupun antiklin).
Hubungan dari ketiga struktur geologi ini dapat dijelaskan melalui
three stages of deformation yang merupakan sifat deformasi suatu benda
terhadap gaya berdasarkan tingkat elastisitas benda tersebut. Ketiga
tingkatan tersebut adalah :
1. Elastic
Benda dikatakan elastic jika suatu benda dikenai gaya, maka akan
mengalami deformasi, tetapi jika gaya dilepas (hilang), maka benda
tersebut akan kembali lagi pada bentuk dan ukuran semula. Batas dimana
suatu benda masih dapat kembali seperti semula jika gaya dilepas,
disebut elastic limit. Maka jika besar gaya yang bekerja melebihi elastic
limit, benda tersebut tidak akan kembali pada bentuk semula, jika gaya
hilang.
2. Plastic
Benda dikatakan plastic jika gaya yang bekerja mencapai elastic
limit. Benda yang terkena gaya hanya sebagian yang dapat kembali pada
bentuk semula, jika gaya dihilangkan.
3. Brittle and Ductile
Benda dikatakan brittle, jika benda sudah pecah sebelum gaya yang
bekerja mencapai titik plastis. Benda dikatakan ductile, jika benda
pecah/hancur setelah gaya melewati titik elastic.
Berdasarkan penjelasan mengenai tingkat deformasi tersebut dapat
diketahui bahwa kekar merupakan awal atau pemicu adanya sesar dan
lipatan. Hal ini dikarenakan kekar menjadi zona lemah suatu batuan yang
apabila mendapat gaya yang lebih besar akan memicu terjadinya struktur
geologi sesar dan lipatan. Sedangkan sesar naik umumnya terbentuk pada
daerah lipatan berupa sinklin dan sesar turun terbentuk pada daerah lipatan
yang berupa antiklin. Hal ini dikarenakan ketika gaya tekan pada daerah
lipatan hilang, maka batuan yang terlipat akan kembali berusaha kebentuk
semula, tetapi karena adanya kekar maka terbentuklah sesar karena
pergerakan yang terjadi pada bidang kekar.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis terhadap
kekar pada suatu tubuh batuan, selain bertujuan untuk menentukan arah
gaya yang mempengaruhinya, juga untuk mengetahui ada tidaknya kekar
dan lipatan, bahkan dari analisis kekar kita dapat mengetahui apakah suatu
lipatan itu berupa sinklin atau antiklin. Selain itu kita juga dapat mengetahui
suatu sesar merupakan sesar naik, turun atau geser dari hasil analisi kekar.
Untuk menentukan suatu sesar, kita dapat melakukannya dengan
analisis kekar untuk mendapatkan nilai σ1, σ2, σ3. Jika kedudukan σ1, σ2
relatif horizontal, sedangkan σ3 relatif vertikal sehingga menghasilkan
hanging wall bergerak naik terhadap foot wall maka sesar tersebut
merupakan sesar naik. Jika kedudukan σ2, σ3 relatif horisontal, sedangkan
σ1 vertikal sehingga menyebabkan hanging wall bergerak turun terhadap
foot wall maka sesar tersebut merupakan sesar turun. Jika kedudukan σ1,
σ3 relatif horisontal, sedangkan σ2 vertikal, sehingga menyebabkan blok
bergeser ke kanan atau kiri maka sesar tersebut merupakan sesar geser.
2.4. Hubungan Pembentukan Batuan dengan Struktur Sekunder
Hubungan pembentukan batuan dengan struktur sekunder dapat
diketahui melalui jenis/sifat dari batuan yang terbentuk dan gaya yang
bekerja terhadapnya. Hubungan ini berkaitan dengan three stages of
deformation yaitu elastic, plastic, dan brittle and ductile.
Seperti yang kita ketahui bahwa batuan beku merupakan batuan
yang berasal dari pembekuan magma. Proses keluarnya magma dari perut
bumi akan diikuti dengan gaya ke atas (vertikal) dari dapur magma. Gaya ini
akan berpengaruh terhadap lapisan batuan yang berada di atas dapur
magma tersebut sehingga dapat terbentuknya struktur sekunder baik berupa
kekar, sesar, maupun lipatan. Jenis struktur sekunder yang terbentuk akan
sangat dipengaruhi dari jenis/sifat dari batuan yang dikenai oleh gaya
vertikal.
Sedangkan pada pembentukan batuan metamorf sering ditandai
dengan terbentuknya struktur lipatan maupun sesar. Batuan metamorf yang
berhubungan dengan lipatan sering terbentuk oleh gaya tektonik yang
disebabkan oleh pertemuan lempeng tektonik baik pertemuan lempeng
benua maupun samudera.
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Dari hasil uraian dari bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Struktur primer adalah suatu struktur yang terbentuk bersamaan dengan
terbentuknya batuan, contohnya: struktur perlapisan, struktur sedimen,
dan struktur aliran lava. Sedangkan struktur sekunder adalah suatu
struktur yang terbentuk setelah terjadi pengendapan batuan atau hasil
dari deformasi batuan, contohnya: kekar, sesar, dan lipatan.
2. Analisis terhadap kekar pada suatu tubuh batuan, dapat digunakan untuk
menentukan arah gaya yang mempengaruhinya, mengetahui ada
tidaknya sesar dan lipatan, mengetahui apakah suatu lipatan itu berupa
sinklin atau antiklin, bahkan juga dapat mengetahui suatu sesar
merupakan sesar naik, turun atau geser dari hasil analisis kekar.
3. Hubungan pembentukan batuan dengan struktur sekunder dapat
diketahui melalui jenis dari batuan yang terbentuk dan gaya yang bekerja
terhadapnya. Hubungan ini dapat dijelaskan melalui three stages of
deformation yaitu elastic, plastic, dan brittle and ductile.
.