Upload
zerikwan
View
220
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Â
Citation preview
RESUME KULIAH UMUM
METODE PENELITIAN KOMUNIKASI
BERSAMA
PROF. MADYA MUHAMMAD MD YUSOFF (USM – MALAYSIA)
DISUSUN OLEH:
ZERIKWAN (11143102142)
ILMU KOMUNIKASI BROADCASTING V.B
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2013/2014
A. PERTEMUAN PERTAMA
ELEMENT-ELEMENT PROPOSAL PENELITIAN YANG BAIK
Dalam membuat sebuah penelitian, tentu saja kita akan meneliti sesuatu,
seperti fenomena. Sebelum itu, kita harus terlebih dahulu mengetahui untuk apa
kita mengadakan sebuah proyek penelitian. sebuah proyek penelitian diadakan
untuk:
- Untuk memahami/menelusuri/menjelaskan suatu fenomena tertentu
- Untuk menguji hipotesa
- Untuk membuktikan suatu teori
- Untuk mengenalkan suatu teori/model baru
Lalu, apa itu yang dimaksud dengan proposal penelitian?
Proposal penelitian adalah sebuah dokumen petunjuk yang mdapat
membantu untuk pemikiran lebih lanjut dan pembenaran proyek penelitian yang
diajukan. Proposal penelitian ini sangat penting dibuat karena melihat fungsi-
fungsinya dalam sebuah penelitian, seperti:
- Membantu membimbing proyek penelitian
- Mengantisipasi masalah
- Membatasi langkah-langkah penelitian yang terlibat
Setelah mengetahui fungsi dan tujuan proposal penelitian , maka sebuah
proposal penelitian dapat dimulai. Memulai sebuah proposal penelitian diawali
oleh penentuan judul penelitian tersebut. Namun judul yang dipilih tidak boleh
sembarangan karena judul merupakan salah satu hal penting dalam sebuah
penelitian. Mengapa demikian?
- Judul mengatur parameter dari sebuah proyek penelitian
- Membantu memusatkan perhatian pada issu yang terkait dengan
penelitian
- Membantu mengarahkan pembaca hanya dengan membaca judul
Jika sebuah judul demikian penting bagi sebuah penelitian, maka ada
beberapa hal yang harus diperhatikan untuk membuat judul yang baik, yaitu:
- Dapat menggambarkan ide pokok dari hal yang diteliti
- Dapat menentukan batasan masalah yang diteliti
- Menarik
- Dapat dipahami
- Relevan dengan bidang yang anda tekuni
Setelah itu, langkah selanjutnya adalah penulisan kata pengantar.
Singkatnya, kata pengantar penting sekali dalam penelitian karena:
- Menjelaskan penelitian kepada pembaca
- Menentukan latar belakang penelitian
- Menjelaskan issu yang berkaitan dengan penelitian
- Dan menjelaskan kepada pembaca tentang apa yang anda teliti
Setelah selesai dengan kata pengantar, kita masuk pada rumusan masalah.
Rumusan masalah adalah tempat dimana anda mengidentifikasi sebuah masalah
atau issu dalam topik yang dibahas, dimana masalah tersebut akan diangkat dan
dibahas dala penelitian.
Dalam membuat rumusan masalah pun juga terdapat hal-hal yang harus kita
perhatikan untuk membuat sebuah rumusan masalah yang baik, diantaranya:
- Penjelasan singkat tentang masalah yang dikaji
- Melihat adanya issu di sekitar kita
- Bertanya dan menyatakan apa yang ingin kita ketahui
Setelah bagian atas dibuat dengan baik, tahap selanjutnya adalah membuat
tujuan penelitian dan pertanyaan penelitian. kedua hal ini diperlukan agar kita
sebagai peneliti mengetahui apa yang akan kita teliti dan apa yang akan kita
lakukan.
Setelah itu dilanjutkan dengan manfaat penelitian dan batasan masalah.
Manfaat penelitian adalah serangkaian hal yang diharapkan dapat memberikan
manfaat tertentu bagi orang yang membaca penelitian kita. Sedangkan batasan
masalah berfungsi untuk membatasi kajian atau ruang lingkup masalah yang akan
diteliti.
Setelah semua diatas selesai, sekarang yang diperlukan adalah
mengkonsepkan penelitian anda dengan membuat sebuah hipotesa awal serta
mempelajari literatur. Tujuan dari mempelajari literatur adalah:
- Mencari kemiripan topik dan issu dari penelitian
- Mengidentifikasi celah yang belum diteliti guna mengembangkan
penelitian
- Untuk mengidentifikasi metode yang relevan, kerangka
konseptual/teoritikal
lalu dilanjutkan dengan metodologi. Metodologi merupakan serangkaian
cara untuk mengumpulkan dan menganalisa data, termasuk didalamnya:
- Pendekatan (kualitatif/kuantitatif)
- Instrumen (survey, wawancara, diskusi grup)
- Memberikan ketepatan metoda
- Menjelaskan cara menganalisa data
- Mengidentifikasi hasil akhir
B. PERTEMUAN KEDUA
TRADISI INTELEKTUAL DAN FILOSOFI PENELITIAN KOMUNIKASI
1. PENELITIAN SOSIAL
Penelitian sosial adalah istilah yang digunakan terhadap penyelidikan-
penyeldikan yang dirancang untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan sosial,
gejala sosial, atau praktik-praktik sosial. Istilah sosial ini menunujuk pada
hubungan-hubungan antara, dan di antara, orang-orang, kelompok-kelompok
seperti keluarga, institusi (sekolah, komunitas, organisasi, dan sebagainya), dan
lingkungan yang lebih besar.
Gejala sosial atau hubungan antara dua atau lebih gejala sosial dijadikan
sebagai topik penelitian sosial. Topik yang berhubungan dengan gejala sosial bisa
menyangkut individu (misal, kepuasan kerja), kelompok (misal, kepemimpinan),
masyarakat (misal, struktur sosial), institusi (misal, iklim organisasi), dan juga
lingkungan yang lebih luas seperti negara (misal, pertumbuhan ekonomi
nasional). Jika demikian, studi tentang hubungan-hubungan antara, dan di antara,
orang, kelompok, institusi, atau lingkungan yang lebih luas dinamakan dengan
penelitian sosial. Penelitian sosial merupakan suatu tipe penelitian yang dilakukan
oleh ilmuwan sosial (social scientist) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
tentang berbagai aspek sosial sehingga kita dapat memahaminya.
2. TRADISI INTELEKTUAL (AKADEMIK)
Tidak ada terjemahan baku terhadap istilah tradisi akademik ini. Tradisi
akademik sebenarnya merujuk pada sebuah dinamika tentang dialektika pemikiran
akademis dalam berbagai bidang ilmu yang melahirkan ide, pemikiran dan teori-
teori baru yang berguna dalam perubahan dan perbaikan masyarakat. Kalau
merujuk pada pengertian tersebut, maka tradisi akademik kini bukan lagi
monopoli perguruan tinggi, melainkan juga dilakukan oleh banyak lembaga
penelitian dan organisasi non pemerintah (Ornop). Kalangan Ornop/NGO dan
lembaga penelitian independen justru banyak melahirkan pemikiran dan teori
sosial transformatif. Teori sosial transformatif ini berperan langsung dalam
perubahan riel di masyarakat. Lahirnya metode penelitian kritis dan partisipatif
seperti PAR (Participatory Action Research) juga diilhami oleh berbagai aktivitas
Ornop di tingkat basis yang tidak mampu dijangkau oleh metodologi
konvensional di perguruan tinggi.
- Bidang komunikasi sangat beragam dalam metode, teori dan objek studi
(Craig, 1999)
- Pada abad ini, studi komunikasi, khususnya cabang pada studi media,
telah berkembang mungkin lebih daripada bidang akademik lain, selain
dari ilmu komputer dan bio-medis.
- Dalam perkembangannya telah menjadi lebih dan lebih beragam.
3. PARADIGMA PENELITIAN SOSIAL
Paradigma – paradigma Penelitian dalam Ilmu Sosial antara lain ;
Positivistic, Post Positivistic, Critical Theory, Constructivism, dan
Postmodernism.
a. Positivistic
Dasar dari positivistic adalah ontologi yang realist, dimana paradigma ini
menganggap bahwa dunia sosial dapat dipelajari dengan cara yang objektif dan
bebas nilai.
b. Postpositivis
Postpositivis adalah bentuk perbaikan atau modifikasi dari positivis.
Paradigma ini yang menolak ide-ide bahwa dunia sosial dapat dipelajari dengan
cara yang objektif dan bebas nilai. Esensi paradigma ini dengan kehadirannya
sebagai realism kritis, Secara Ontologi, dinyatakan dalam tulisannya Cool &
Campbell( 1979: 29) menyatakan, „‟walaupun dunia yang nyata ada karena
keberadaan alam, ini tidak mungkin bagi manusia untuk merasakannya dengan
ketidaksempurnaan panca indera dan mekanisme yang intelec.‟‟(„‟although a real
world driven by real natural causes exists, it is imposible for humans truly to
perceive it). Secara epistemology, postpositivis melihat perlu adanya modifikasi
objektivitas, dimana ketepatan objektivitas adalah peraturan yang ideal tetapi
sesungguhnya ini tidak dapat diterima oleh pikiran orang lain. Secara metodologi,
postpositivis menetapkan dua tanggapan untuk memunculkan penolakan, yang
pertama, didalam ketertarikan menyesuaikan diri untuk bertanggung jawab
sebagai realisme kritik dan memodifikasi subjektivitas, penekanannya terletak
pada multiplisme kritis yang berguna sebagai penguraian triangulasi. Yang kedua,
postpositivisme mengakui bahwa banyak ketidakseimbangan diizinkan muncul
untuk mencapai realistis dan penelitian objektif. Jadi, agenda utama dari
pendekatan ini adalah untuk mengidentifikasi ketidakseimbangan ini dan
emngusulkan cara untuk perbaikan dalam hal itu. ada 4 ketidakseimbangan, antara
lain: (1) ketidakseimbangan diantara kelakuan dan relevansinya. (2)
ketidakseimbangan diantara keseksamaan (ketelitian) dan kesempurnaan. (3)
ketidakseimbangan diantara kemewahan dan penerapannya, serta (4)
ketidakseimbangan diantara penemuan dan verifikasi (pembuktian).
c. Critical Theory
Teori kritis dikenal juga dengan idealis, dimana teori ini melakukan
penolakan terhadap klaim kebebasan nilai yang dibuat oleh positivisme. Aliran ini
telah memilih untuk percaya pada realitas objektif. Hal ini menyiratkan bahwa ada
kesadaran yang sebenarnya disuatu tempat diluar sana atau mungkin lebih
dirasuki oleh peneliti.
Bagi teori kritis, pengetahuan bukanlah sesuatu yang netral baik secara
moral maupun politik ataupun ideologi, dimana tiap pengetahuan mencerminkan
kepentingan para pengamatnya.
Teori kritis ini konsisten dalam pandangan metodologi. Secara ontologi,
paradigma ini bersifat kritikal realist, sebagai kasus pada postpositivism,
sedangkan secara epistemologi, bersifat subjektif, dan secara metodologinya
bersifat dialog, transformative.
d. Constructivism
Menurut paradigma ini Positivsm dan postpositivisme sangat cacat, dimana
mereka secara keseluruhan harus diganti. Aliran ini menyatakan bahwa penelitian
merupakan upaya untuk memahami realitas pengalaman manusia. Adapun
argumen – argumeb pada paradigma ini antara lain: (1)Teori – teori ini memuat
fakta, fakta yang dikumpulkan harus bebas dari proposisi (hipotesis dan
pertanyaan) (2) dibawah ketentuan teori, tidak ada teori yang bisa sepenuhnya
menguji oleh karena masalah induksi, realita disini hanya dapat dilihat melalui
jendela teori baik secara implisit ataupun eksplisit.(3) nilai yang bersumber dari
fakta, Kontruktivis setuju dengan argumen yang ideologis bahwa penyelidikan
tidak bisa bebas nilai. If „‟reality‟‟ can be seen only through a theory window, it
caan equally be seen only through a value window. (4) interaksi alam pada
penyelidikan.
Paradigma constructivism merupakan manifestasi dari research about
people. Paradigma ini berasumsi bahwa setiap manusia memiliki construct
(bangunan “kebenaran”) dan construe (cara memahami “kebenaran”) yang
berbeda-beda. Dengan demikian akan menjadi daya tarik yang besar bagi suatu
penelitia, apabila dapat mengenali construct dan construe
e. Postmodernisme
Postmodernisme pertama kali dikenalkan oleh Jean Francois Lyotard
(1984).Secara bahasa, post berarti suatu keadaan yang menunjukan lewat, lepas,
terpisah, dan terputus. Sedangkan modernisasi adalah proses yang membarukan
atau modern bahkan mutakhir. disini postmodernism bukan sudah melewati batas
modernisasai atau tidak modern lagi. namun, postmodernisme adalah bagian
inheren atau turunan dari modernitas, sehingga ada korelasi positif antara
keduanya. Postmodernisme tampil lebih dengan teriakan „nada protes‟ di tengah
kompleksitas modernitas utopis yang telah terlanjur ditelan oleh mereka yang
mengaku „‟modern‟‟.