29
Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015

Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

ResumeLaporan Pengelolaan Program

(Audited) 2015

Page 2: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

Latar Belakang: Tantangan BPJS Ketenagakerjaan 2015Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial, BPJS Ketenagakerjaan dibentuk guna menyelenggarakan program perlindungan dan

kesejahteraan bagi seluruh tenaga kerja melalui sistem jaminan sosial. Program Jaminan

Sosial merupakan program perlindungan yang bersifat dasar bagi tenaga kerja, bertujuan

untuk menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap risiko-risiko sosial ekonomi, dan

merupakan sarana penjamin arus penerimaan penghasilan bagi tenaga kerja dan

keluarganya akibat dari terjadinya risiko-risiko sosial dengan pembiayaan yang terjangkau

oleh pengusaha dan tenaga kerja. Mandat undang-undang untuk dapat mencakup seluruh

tenaga kerja merupakan sebuah tantangan yang harus dapat dicapai oleh BPJS

Ketenagakerjaan. Berdasarkan laporan tahunan BPJS Ketenagakerjaan sampai dengan 31

Desember 2014, total tenaga kerja aktif yang terlindungi program jaminan sosial

ketenagakerjaan adalah sebesar 16,79 Juta pekerja. Jumlah tersebut merepresentasikan

cakupan tenaga kerja aktif sebesar 14,18% dari jumlah penduduk yang bekerja secara

nasional sebesar 118,4 Juta (Data Bappenas). Sebagai rincian, kelompok tenaga kerja

penerima upah sudah tercakup sebesar 34,04% dan kelompok tenaga kerja bukan penerima

upah sudah tercakup 0,97%. Tahun 2015 memiliki tantangan tersendiri bagi BPJS

Ketenagakerjaan untuk dapat meningkatkan cakupan kepesertaan lebih luas dibandingkan

tahun 2014 lalu.

Tahun 2015 juga merupakan tahun yang bersejarah bagi BPJS Ketenagakerjaan, dimana

pada tahun 2015 BPJS Ketenagakerjaan beroperasi penuh dan menjalankan 4 program.

Sebelum Juli 2015, BPJS Ketenagakerjaan dipercayakan untuk menyelenggarakan 3

program meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan

Hari Tua (JHT). Pada 1 Juli 2015, Program Jaminan Pensiun mulai diselenggarakan oleh

BPJS Ketenagakerjan bagi tenaga kerja. Peluncuran full operation BPJS Ketenagakerjaan

juga dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Tantangan yang perlu

dihadapi selanjutnya adalah memperkenalkan program pensiun bagi tenaga kerja,

memperluas cakupan program pensiun tersebut, serta memberikan pelayanan terbaik bagi

penerima manfaat program pensiun.

Strategi & Inisiatif 2015Dalam rangka mewujudkan Visi “Menjadi BPJS Berkelas Dunia Terpercaya, Bersahabat, dan

Unggul dalam Operasional dan Pelayanan”, BPJS Ketenagakerjaan merumuskan strategi

Page 3: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

badan dalam strategy map pada Rencana Strategis BPJS Ketenagakerjaan 2014-2018

sebagai berikut:

Dalam Strategy Map di atas tercantum sasaran-sasaran strategis untuk mewujudkan visi

BPJS Ketenagakerjaan dalam 4 (Empat) perspektif, yaitu:

1. Customer Perspective

a. Memberi pelayanan yang mudah, ramah, modern, dan bermanfaat lebih

b. Memperluas cakupan kepesertaan

2. Financial Perspective

a. Menjaga sustainability DJS dan BPJS Ketenagakerjaan

b. Meningkatkan Dana Kelola dan Pendapatan Investasi

c. Pengelolaan Biaya yang Optimal

3. Internal Process Perspective

a. Implementasi Service “PRIMA”

b. Implementasi CRM B2B dan B2C

c. Kolaborasi untuk perluasan jarigan dan manfaat utama & manfaat tambahan

d. Implementasi sistem inspeksi yang efektif

e. Memperluas penggunaan inisiatif e-business

f. Gerakan nasional Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

g. Penerapan good governance dan manajemen risiko secara efektif

h. Investment Value Creation

4. Learning & Growth Perspective

a. Menjadi Strategic Partner

Page 4: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

b. Menjadi “Learning Organization”

c. IT sebagai backbone Operational & Service Excellence

Dengan memperhatikan kondisi lingkungan, model dan sasaran strategis dalam Rencana

Strategis 2014-2018, serta inisiatif strategis yang telah ditetapkan, BPJS Ketenagakerjaan

telah merumuskan strategi Badan dalam RKAT Tahun 2015 yaitu merealisasikan total benefit

untuk setiap peserta, memberikan layanan terbaik melalui friendly service, dan mewujudkan

BPJS Ketenagakerjaan sebagai strong brand di semua stakeholder. Untuk tahun 2015, tema

yang ditetapkan dalam penyusunan RKAT adalah:

“Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan pada Seluruh Pekerja“

Dalam rangka pencapaian sasaran tahun 2015 dan sesuai dengan tema RKAT 2015, telah

disusun berbagai inisiatif strategis dan telah dilaksanakan berbagai program kerja yang

dikelompokkan kedalam 7 (tujuh) aspek sebagai berikut:

1. Kepesertaan

a. Koordinasi dan kolaborasi dengan lembaga-lembaga pemerintah seperti BKPM,

Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Pariwisata, Badan Pembina Jakon Kementerian

PU kepada Pejabat Pembuat Komitmen di tingkat pusat, serta penerbitan Permenaker

tentang Jasa Konstruksi.

b. Memperluas cakupan kepesertaan melalui penambahan kanal distribusi yang meliputi

Service Payment Office (SPO) sebanyak 1.130, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)

sebanyak 108, Payment Point Online Banking (PPOB) sebanyak 58.593, serta Mobil

Keliling sebanyak 11 unit. Dengan demikian, total kanal distribusi adalah sebanyak

59.842.

c. Peningkatan awareness program BPJS Ketenagakerjaan kepada komunitas BPU telah

dilaksanakan melalui koordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan pada

kegiatan Full-Operation di Cilacap Jawa Tengah pada tanggal 30 Juni 2015.

d. Penyusunan pedoman pemberian nomor identitas tunggal kepada peserta serta

pemutakhiran data Nomor Induk Kependudukan (NIK) dengan Direktorat Jenderal

Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri.

e. Memperkuat kerjasama kelembagaan dengan Pemerintah Daerah di seluruh

Kabupaten/Kota.

f. Penyempurnaan sistem organisasi pemasaran kepesertaan dengan program

peningkatan produktivitas tim pemasaran (sales force productivity program).

Page 5: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

g. Kerjasama dengan Kejaksaan RI, KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan

Lelang) dan institusi lainnya dalam rangka peningkatan kepesertaan dan penagihan

iuran. BPJS Ketenagakerjaan pada hakekatnya dapat bekerjasama dengan

institusi/lembaga/asosiasi bisnis, serikat buruh, maupun institusi pemerintahan dengan

ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 85 tahun 2013.

h. BPJS Ketenagakerjaan telah melakukan revisi rencana strategis dan RKAT untuk

kepesertaan BPU pada tahun 2015 dan tahun-tahun setelahnya. Untuk itu, tim

manajemen secara serius mempersiapkan strategi dan infrastruktur untuk dapat

mengakuisisi peserta di sektor BPU ini, diantaranya:

i. Aspek komunikasi. BPJS Ketenagakerjaan telah menyiapkan konsep iklan above

dan below the line yang tepat untuk sektor BPU.

ii. Melakukan riset customer insight pada segmen BPU di 9 kota untuk mengetahui

kebiasaan dan perilaku pekerja sektor BPU.

iii. Menjalin kerjasama dengan Kementrian Sosial melalui program ASKESOS untuk

mengakuisisi sebanyak 102.813 tenaga kerja.

iv. Membuat program stimulus kepesertaan di berbagai daerah untuk sektor BPU

pekerja nelayan.

2. Program Jaminan dan Pelayanan

a. Tingkat kepuasan pelanggan berdasarkan 2 metode

i. e-survei

ii. Survei kepuasan pelanggan menggunakan pihak ketiga.

Metode e-survei sampai dengan 31 Desember 2015 melibatkan 876.107 orang

secara nasional dari seluruh kantor cabang. Dari jumlah peserta tersebut, 91,71 %

atau 803.521 orang merasa puas dan sangat puas atas pelayanan yang diberikan

oleh BPJS Ketenagakerjaan. Sementara itu metode Survei kepuasan pelanggan

menggunakan pihak ketiga untuk semester 1 dan semester 2 menunjukan bahwa

peserta BPJS Ketenagakerjaan puas dan sangat puas sebesar masing-masing

85,70% dan 90,20%.

b. Implementasi service blueprint di seluruh Kantor Cabang yang meliputi pembentukan

budaya service value PRIMA, standarisasi sarana dan proses pelayanan.

i. Terlaksananya physical evidence untuk ruang pelayanan BPJS Ketenagakerjaan di

67 kantor daerah.

ii. Implementasi BPJSTK-Kiosk di 30 Kantor Cabang utama.

iii. Implementasi service value PRIMA dan proses sesuai service blueprint cabang

termasuk coaching di 47 kantor cabang dan pelatihan pelayanan prima di 23 unit

kerja Kantor Pusat.

Page 6: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

c. Pembentukan blueprint Penanganan Keluhan peserta yang terintegrasi dengan kanal

informasi dimana Call Center Layanan Prima sebagai Contact Center BPJS

Ketenagakerjaan di 1500-910 bertambah fungsi untuk tidak hanya menerima keluhan

ataupun memberikan informasi tetapi juga untuk menerima Laporan Kecelakaan Kerja

Tahap I.

d. Implementasi sistem e-klaim berupa Klaim JHT Fast Track dan sosialisasi serta

pelatihan e-klaim JHT/JKM.

e. Implementasi manajer kasus kecelakaan kerja dan penyakit atas kecelakaan kerja pada

program JKK-RTW.

f. Perusahaan yang mendukung program JKK-RTW dan JKM sudah mencapai 600

perusahaan dan sudah ada 54 tenaga kerja yang menerima manfaat Return-To-Work

(RTW).

g. Perluasan jaringan kerjasama untuk layanan JKK melalui Rumah Sakit Trauma Center

(RSTC) sebanyak 2.669 fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia.

h. Membuat kebijakan untuk mengatasi lonjakan jumlah pengajuan klaim JHT sebagai

akibat diberlakukannya PP Nomor. 60 tahun 2015 tentang program JHT. Kebijakan

tersebut diantaranya adalah dengan membuka akses layanan klaim di bank-bank

kerjasama seperti Bank BRI, Bank Mandiri dan Bank BNI serta mengoptimalkan

pengambilan JHT melalui e-klaim. Secara umum, perubahan perilaku klaim peserta JHT

akibat perubahan regulasi JHT masih dapat dikelola dengan baik oleh manajemen.

Namun demikian, pemantauan terhadap klaim JHT harus tetap dilakukan sampai pola

klaim yang stabil dapat diperoleh.

Page 7: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

3. Model Bisnis dan Teknologi Informasi

a. Pembangunan sistem informasi baru yaitu Sistem Informasi Jaminan Sosial Tenaga

kerja (SIJSTK) telah dilakukan dan telah terimplementasi pada 1 Juli 2015 dimana telah:

i. Tersedia sistem untuk mendukung operasional seluruh segmen peserta meliputi

peserta Penerima Upah, Bukan Penerima Upah, serta Jasa Konstruksi dimana

terdapat penyempurnaan modul yaitu adanya modul Customer Information File

(CIF), Pelayanan dan Pengaduan, Pelayanan Informasi, Product Management,

serta Pemasaran.

ii. Tersedia sistem pelaporan dan Dashboard untuk Business Perfomance serta

Laporan dan Analisis

iii. Tersedia strategi migrasi dan telah dilakukan migrasi SIPT Online ke SIJSTK

iv. Pengembangan Aplikasi SIJSTK telah disesuaikan dengan regulasi (PP nomor 44,

45, 46 dan 60 tahun 2015) dan telah diuji (UAT dan SIT) untuk seluruh modul

melalui skenario Dummy Branch dan Sanity Test.

v. Telah dilakukan sosialisasi dan Training of Trainer (TOT) untuk Kantor Pusat,

Kantor Cabang dan Kantor Wilayah selesai dilaksanakan (586 Peserta) untuk

menjadi agen TOT di Kantor Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan seluruh Indonesia.

b. Implementasi aplikasi Sistem Informasi Pendaftaran Perusahaan (SIPP) online sudah

dilakukan di seluruh cabang

c. Pengembangan dan/atau pembaharuan aplikasi yang sudah selesai diantaranya adalah

e-Settlement, Siinvest untuk aplikasi Sistem Informasi Investasi, termasuk didalamnya

penyesuaian program pensiun, Aplikasi Alokasi Biaya, Aplikasi KPI, 4Dx, dan HCIS.

d. Telah terimplementasi aplikasi i – Know keseluruh PIC Kehumasan Wilayah dan

penerbitan newsletter dan mengoptimalisasi Community of Practice (CoP) sebagai

Knowledge Management dalam mendukung eksekusi strategi badan dan percepatan

change management di lingkungan BPJS TK.

e. Telah dilakukan penyusunan kajian risiko operasional, tersedianya Tool Risk Scoring

Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada Buku RKAT 2016 serta Key

Risk Indicator (KRI) atas risiko-risiko Strategis Tahun 2016, serta telah disusun

Framework Integrasi, telah berjalannya integrasi fungsi MRI dengan SPI, dan

kepatuhan, Integrasi fungsi kepatuhan, manajemen risiko dan audit internal sudah mulai

berjalan. Tahap selanjutnya adalah memantau penyelesaian integrasi aplikasi

SIPATUH (aplikasi kepatuhan), SIMRK (aplikasi manajemen risiko) dan SIMAI (aplikasi

audit internal) oleh PTI.

f. Implementasi smart card secara bertahap dimana implementasi nasional masih

menunggu ijin pengelolaan dari Kementrian Komunikasi dan Informasi serta Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Page 8: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

g. Mengembangkan model bisnis untuk perlindungan jaminan sosial kepada TKI, model

bisnis red notice OJK, model bisnis BPJS holding (joint operation), serta model bisnis

total benefit.

h. Membangun business intelligence (analytics) dan implementasi Customer Relationship

Management (CRM) untuk modul sales, marketing, pelayanan.

i. Membangun positioning dalam komunitas jaminan sosial international dengan turut aktif

dalam organisasi internasional seperti ISSA, ILO, ASSA, GIZ dan organisasi dunia

lainnya.

j. Revitalisasi fungsi perencanaan strategis untuk menjalankan fungsi perencanaan,

penyelarasan dan monitoring eksekusi strategi melalui pembentukan Strategic

Management Office (SMO).

k. BPJS Ketenagakerjaan melaksanakan rekonsiliasi data peserta bekerja sama dengan

Depdagri – Adminduk berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) sehingga lebih

menggambarkan kondisi jumlah peserta yang sebenarnya. Melalui upaya tersebut,

setiap peserta hanya akan memiliki satu nomor Tanda Peserta berdasarkan NIK. Data

menunjukan bahwa peningkatan jumlah peserta berbanding lurus dengan peningkatan

pendapatan iuran. Kondisi ini menunjukkan bahwa mitigasi risiko terjadinya double

counting jumlah peserta telah diminimalisasi secara signifikan.

l. Migrasi dan Implementasi Aplikasi SIPT Online ke Infrastruktur Data Center (DC) dan

Disaster Recovery Center (DRC) baru telah selesai dan telah dilakukan kegiatan sanity

test, Aplikasi dapat diakses oleh user baik di DC dan DRC yang baru. Database SIPT

tersedia baik di DC maupun DRC yang baru dengan data yang sudah sinkron. Proses

Migrasi Infrastruktur DRC lama ke baru bersama dengan tim PT Telekomunikasi

Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) dan selesai pada bulan Juni 2015.

m. Implementasi kebijakan co-location DC dan DRC karena kebijakan tersebut dipandang

lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan menyediakan dan mengelola sendiri

DC/DRC. Penempatan DC di Jakarta dan DRC di Surabaya telah dilakukan sejak tahun

2010 sampai dengan saat ini dan tidak pernah mengalami kendala. Kebijakan ini diambil

melalui kajian yang mendalam menggunakan tingkat kesesuaian spesifikasi DC/DRC

dengan tingkat tier 3 plus dengan memperhatikan lokasi dan lingkungan, kondisi

gedung, sistem catu daya, server room, sistem pendinginan, sistem pengamanan

kebakaran, keamanan fisik, ruang kerja dedicated, backup tape, serta jaringan

komunikasi data.

n. Melaksanakan uji pengalihan sistem secara periodik sesuai dengan best practices

organisasi sekelas BPJS Ketenagakerjaan. Uji coba pengalihan sistem telah dilakukan

pada:

• Pengalihan Operasional DC ke DRC tanggal 7 April 2015;

Page 9: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

• Pengalihan Operasional DRC ke DC pada tanggal 2 Juli 2015;

• Pengalihan Operasional DC ke DRC pada tanggal 9 Juli 2015;

• Pengalihan sistem lama SIPT Online ke SIJSTK pada tanggal 2 November

2015.

Namun, uji pengalihan sistem dari DC ke DRC secara keseluruhan seakan-akan terjadi

karena peristiwa blackout (tidak secara normal) masih belum dapat dipenuhi, karena

memiliki risiko yang amat tinggi. Uji coba ini berpotensi terjadinya kerusakan perangkat

baik di DC maupun DRC yang memerlukan waktu recovery sangat lama dan mahal. Uji

coba pengalihan dengan skenario blackout baru dapat dilakukan apabila institusi telah

memiliki DRC kedua.

o. Penanganan DRC dilaksanakan secara sentralisasi oleh Kantor Pusat sesuai dengan

perjanjian kerjasama dengan Telkom bahwa pihak Telkom bertanggung jawab atas

permasalahan DC dan DRC yang bersifat fisik (hardware), sementara kegiatan

monitoring atas DRC yang meliputi optimalisasi server, sistem database dan

sinkronisasi data dilaksanakan oleh Kantor Pusat secara realtime.

p. Pembelian hardware dengan menggunakan anggaran belanja modal. Kebijakan diambil

karena pertimbangan biaya yang lebih efisien dibandingkan dengan menyewa, dan juga

karena biaya sewa akan membebani anggaran biaya usaha yang telah ditentukan oleh

Kementerian Keuangan RI. Metode ini juga dilakukan oleh beberapa perusahaan dan

instansi sekelas BPJS Ketenagakerjaan. Kebijakan ini juga sesuai dengan PP No.

83/2013 tentang penyertaan modal negara (PMN) untuk BPJS Ketenagakerjaan di

mana salah satu fokus penyertaan modal negara adalah untuk pembelian infrastruktur

TI.

4. Keuangan dan Investasi

a. Melakukan investasi langsung dengan mendirikan perusahaan dalam bidang

investment company, property company dan joint operation.

b. BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program pensiun dengan manfaat pasti.

Sesuai dengan UU no. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Untuk

memastikan keberlangsungan/sustainability dari program tersebut, BPJS

Ketenagakerjaan senantiasa melakukan perhitungan secara periodik 3 bulan sekali

untuk mempersandingkan antara kewajiban yang muncul dan perhitungan maturitas

serta maturitas asetnya - Asset Liability Management.

c. Memperluas jenis dan cakupan total benefit dalam bentuk housing benefit, food benefit,

dan health benefit. Untuk housing benefit telah dilakukan kerjasama dengan BTN

Cabang Karawang, Cilegon, Bogor dan Bekasi Harapan Indah untuk pemberian kredit

perumahan bagi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Untuk health benefit telah dilakukan

Page 10: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

perjanjian kerjasama antara PT Bijak dengan PT Nayaka Era Husada untuk joint

operation penyediaan klinik bagi peserta BPJS Kesehatan. Untuk food benefit telah

dilakukan pembangunan gerai BPJS Ketenagakerjaan di menara Jamsostek dan rusun

Cikarang.

d. Pengoperasian sistem informasi pengelolaan portofolio dan transaksi investasi yang

terintegrasi melalui Sistem Informasi Investasi (Si-Invest).

e. Penerbitan Pedoman Pelaksanaan Investment Crisis Protocol (ICP) untuk pengelolaan

investasi dalam keadaan tertentu untuk memitigasi risiko kerugian investasi.

f. Penerbitan Pedoman Pengelolaan Investasi BPJS Ketenagakerjaan yang telah

disempurnakan sesuai dengan PP terbaru.

g. Penerbitan Laporan Keuangan tahun 2014 dan Laporan Pengelolaan Program tahun

2014. Laporan tersebut disampaikan kepada berbagai stakeholder yaitu Presiden RI,

Kementerian, DJSN, OJK serta melalui media massa dalam bentuk publikasi surat

kabar.

h. Implementasi Unit Kerja di pusat, wilayah dan cabang sebagai responsibility center

sampai pada tahap penyampaian tata kelola dan user requirement specification (URS).

i. Implementasi otorisasi pengelolaan keuangan secara elektronik masih pada tahap

kajian aspek keuangan, risiko, dan legalitas.

j. Optimalisasi fungsi akuntansi manajemen dan membangun budaya cost effectiveness

di seluruh Unit kerja melalui sosialisasi dan monitoring fungsi keuangan pada Unit kerja.

5. Komunikasi

a. Mensosialisasikan 4 (empat) program BPJS Ketenagakerjaan secara masif kepada

seluruh pemangku kepentingan.

b. Keseragaman informasi dan publikasi diseluruh wilayah.

c. Pelaksanaan launching operasional penuh BPJS Ketenagakerjaan oleh Presiden RI

tanggal 30 Juni 2015.

d. Maintenance website BPJS Ketenagakerjaan untuk mengembangkan komunikasi

melalui media informasi interaktif tidak hanya kepada masyarakat tetapi juga

menyediakan media informasi dua arah dengan stakeholders.

e. Menyediakan iklan layanan masyarakat terkait program BPJS Ketenagakerjaan.

6. Umum dan SDM

a. Pembukaan 150 Kantor Cabang Perintis (KCP) baru beserta infrastruktur

pendukungnya.

b. Integrasi dan pembangunan seluruh modul Human Capital Information System (HCIS).

Page 11: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

c. Untuk pengembangan sistem dan implementasi Corporate University BPJS

Ketenagakerjaan/BPJSTK Institute, telah terbangunnya infrastruktur Learning Office

meliputi:

i. Telah tersusunnya DACUM untuk 10 jabatan

ii. Telah tersusunnya Training Need Analysis (TNA) di rumpun jabatan pada 7

Direktorat dan 23 Divisi

iii. Tools, Assessor, Assessment Center sudah terimplementasi.

d. Pemenuhan kebutuhan karyawan dengan beberapa program, yaitu rekrutmen sourcing

channel fresh graduated, sourcing channel professional hire, program manpower

planning dan talent management, pemenuhan personil KCP baru, serta mutasi

karyawan non struktural dengan masa kerja lebih dari 10 tahun di satu unit kerja.

e. Penyusunan KPI Individu tahun 2015 serta penilaian Key Behaviour Indicator (KBI)

Multirating 3600 dan pemilihan The Best Employee 2015.

f. Pelaksanaan pembangunan/rehabilitasi gedung kantor untuk 7 (tujuh) kantor daerah

yaitu Karawang, Jember, Sumedang, Berau, Meulaboh, Semarang Kaligawe, dan

gedung arsip Tanjung Morawa.

g. Terlaksananya implementasi aplikasi e-Procurement BPJS Ketenagakerjaan di seluruh

Kanwil dan Jajarannya.

h. Telah dilakukan pemeliharaan aset tetap sesuai dengan ketersediaan anggaran dan

kewajiban kepada negara (pajak-pajak) telah dilaksanakan. pengasuransian aset tetap

telah terlindungi sampai dengan jatuh tempo. Untuk pengelolaan aset tetap seperti

gedung Kantor Pusat dilakukan oleh PT Bina Jasa Abadikarya (Entitas Anak), dan untuk

setiap bulannya dilakukan pembuatan Laporan Aset tetap Nasional dimana penilaian

wajar aset tetap 1 (satu) kali dalam setahun.

Page 12: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

i. Internalisasi budaya BPJS ketenagakerjaan kepada seluruh karyawan yang meliputi

pemahaman atas tujuan, misi, visi serta tata nilai dan etos kerja di lingkungan institusi

dengan berbagai media baik secara tatap muka maupun dengan media seperti i-know,

morning toast, email dan program sosialisasi lainnya.

7. Tata Kelola dan Kepatuhan

a. Melakukan penguatan infrastruktur tata kelola dan proses manajemen risiko dengan

meningkatkan maturity level dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan

manajemen risiko BPJS Ketenagakerjaan.

b. Implementasi Risk Agent yang mewakili setiap unit kerja BPJS Ketenagakerjaan yang

diharapkan dapat membantu pengelolaan risiko yang terjadi di setiap unit.

c. Penyusunan Laporan Keuangan, Laporan Manajemen, dan Laporan Pengelolaan

Program secara periodik dan disampaikan kepada regulator atau pihak yang

berkepentingan.

d. Penyempurnaan proses bisnis dan struktur organisasi.

e. Penyusunan Petunjuk Teknis serta Implementasi sistem pengawasan dan pemeriksaan

di seluruh Kantor Wilayah dengan mempertimbangkan skala prioritas dan dianggarkan

dalam RKAT tahun 2015.

f. Implementasi fraud control system.

g. Pembangunan grand blueprint SLA BPJS Ketenagakerjaan eksternal dan internal

h. Penerbitan Pedoman Administrasi Umum yang telah disempurnakan dan sosialisasi

kepada seluruh Unit Kerja di Kantor Pusat dan Kantor Daerah.

i. Digitalisasi arsip untuk unit kerja Kantor Pusat.

j. Penerbitan Peraturan Direksi tentang Good Governance (GG) serta sosialisasinya

kepada 11 Kantor Wilayah.

k. Penerbitan peraturan pelaksanaan penyelenggaraan program jaminan sosial

ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

l. Penerbitan Peraturan Direksi tentang struktur organisasi dan tata kerja serta Peraturan

Organisasi tentang proses bisnis di mana kedua peraturan tersebut mengatur

pemisahan fungsi-fungsi yang menjamin akuntabilitas operasi. Hal ini diperkuat melalui

system informasi melalui aplikasi SIJSTK yang memisahkan fungsi tertentu untuk

meminimalkan potensi kecurangan.

m. Penentuan dan penetapan tipe kelas kantor cabang dengan mempertimbangkan aspek-

aspek yang menjadi driver beban kerja seperti potensi pasar dan ukuran bisnis-

pengelolaan peserta. Aspek potensi pasar meliputi jumlah potensi tenaga kerja,

perusahaan, dan GDP regional. Sedangkan aspek ukuran bisnis berupa jumlah iuran,

tenaga kerja dan perusahaan aktif, serta beban kerja pelayanan.

Page 13: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

Kinerja BPJS Ketenagakerjaan

1. Kepesertaan Perusahaan dan Tenaga KerjaKepesertaan Perusahaan & Tenaga Kerja

Sumber: RKAT 2015 Perubahan dan Divisi Pengelolaan Kepesertaan

Sampai dengan 31 Desember 2015, sebanyak 296.791 perusahaan terdaftar sebagai

peserta BPJS Ketenagakerjaan dengan jumlah tenaga kerja aktif yang terlindungi oleh

jaminan sosial sebanyak 19.275.061 yaitu dari kelompok peserta Penerima Upah

sebanyak 18.988.996 tenaga kerja (112,57% dari target RKAT 2015) dan Bukan

Penerima Upah sebanyak 286.065 tenaga kerja (12,82% dari target RKAT 2015). Jika

dibandingkan dengan target RKAT 2015, pencapaian perusahaan aktif mencapai

117,96% dan tenaga kerja aktif 100,92%.

Pencapaian sampai dengan 31 Desember 2015 tersebut merepresentasikan coverage

share 39,56% untuk tenaga kerja penerima upah dan 0,40% untuk tenaga kerja bukan

penerima upah, dari proyeksi jumlah tenaga kerja 2015 (penerima upah dan bukan

penerima upah) dengan coverage share total tenaga kerja aktif sebesar 16,06%.

Pada tahun 2015 BPJS Ketenagakerjaan menargetkan jumlah tenaga kerja yang

terlindungi program jaminan sosial ketenagakerjaan, yang diukur melalui tolok ukur

coverage share, sebesar 35,14% pekerja penerima upah atau 16.867.913 tenaga

kerja dan 3,10% pekerja bukan penerima upah atau 2.232.087 tenaga kerja.

Komposisi dan Coverage Share Kepesertaan Aktif Tahun 2015

AnalisaTarget Realisasi % Pencapaian

1 Perusahaan Aktif 251.600 296.791 117,96%Tenaga Kerja Aktif Penerima Upaha. Program JKK 14.595.183 14.042.592 96,21%b. Program JKM 14.595.183 14.042.592 96,21%c. Program JHT 14.349.415 13.112.283 91,38%d. Program JP 2.000.000 6.481.983 324,10%e. Jasa Konstruksi 2.272.730 4.946.404 217,64%Jumlah TK Aktif PenerimaUpah (a+e)Tenaga Kerja Aktif BukanPenerima Upaha. Program JKK 2.232.087 286.065 12,82%b. Program JKM 2.232.087 286.065 12,82%c. Program JHT 70.000 42.503 60,72%Jumlah TK Aktif BukanPenerima Upah (b) 2.232.087 286.065 12,82%

19.100.000 19.275.061 100,92%

112,57%

Jumlah TK Aktif

Tahun 2015

16.867.913 18.988.996

3

2

No Uraian

Page 14: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

Kepesertaan TK Aktif tersebut terdistribusi dalam 11 Kantor Wilayah dengan

komposisi realisasi didominasi di wilayah DKI Jakarta dan dengan tingkat

pertumbuhan terbesar di Sumatera Bagian Utara.

Perusahaan Aktif Per Wilayah

Sampai dengan 31 Desember 2015 realisasi perusahaan aktif sebesar 296.791

perusahaan dengan perincian sebagai berikut:

i. Kanwil Sumatera Bagian Utara memiliki pencapaian tertinggi dari wilayah

lainnya yaitu 152,56% dari target yang ditetapkan.

ii. Sebanyak 56.875 perusahaan aktif atau 19,16% dari realisasi nasional berada

di wilayah DKI Jakarta dengan pencapaian target yaitu 106,13% dari target

tahun 2015.

iii. Seluruh wilayah melampaui target pencapaian perusahaan aktif tahun 2015.

iv. Perusahaan aktif nasional tahun 2015 bertumbuh sebesar 37,03%

dibandingkan dengan realisasi nasional tahun 2014.

AnalisaTarget Realisasi % Pencapaian

1 Perusahaan 251.600 296.791 117,96%Tenaga Kerja:a.   Tenaga Kerja Aktif Penerima Upah 16.867.913 18.988.996 112,57%b.   Tenaga Kerja Aktif Bukan Penerima Upah 2.232.087 286.065 12,82%Jumlah TK Aktif 19.100.000 19.275.061 100,92%Komposisi:a.   Tenaga Kerja Aktif Penerima Upah 88,31% 98,52% 111,55%b.   Tenaga Kerja Aktif Bukan Penerima Upah 11,69% 1,48% 12,70%Coverage Share:a.   Tenaga Kerja Aktif Penerima Upah 35,14% 39,56% 112,58%b.   Tenaga Kerja Aktif Bukan Penerima Upah 3,10% 0,40% 12,82%c.   Total Tenaga Kerja Aktif 15,92% 16,06% 100,90%

Sumber: RKAT 2015 Perubahan dan Divisi Pengelolaan Kepesertaan

No Uraian RKAT 2015

2

3

4

Target Realisasi % Pencapaian % KomposisiRealisasi

Sumbagut 17.734 19.400 29.597 152,56% 9,97% 66,89%Sumbarriau 16.856 20.239 23.397 115,60% 7,88% 38,81%Sumbagsel 16.283 17.800 23.348 131,17% 7,87% 43,39%Banten 9.358 10.936 11.906 108,87% 4,01% 27,23%DKI Jakarta 45.131 53.589 56.875 106,13% 19,16% 26,02%Jawa Barat 22.160 25.820 26.999 104,57% 9,10% 21,84%Jateng & DIY 20.687 24.530 29.598 120,66% 9,97% 43,08%Jatim 26.549 30.314 35.944 118,57% 12,11% 35,39%Kalimantan 15.044 17.273 19.911 115,27% 6,71% 32,35%Sulawesi & Maluku 14.724 17.422 23.307 133,78% 7,85% 58,29%Banuspa 12.067 14.277 15.909 111,43% 5,36% 31,84%Nasional 216.593 251.600 296.791 117,96% 100,00% 37,03%

Kanwil Realisasi2014

Tahun 2015 AnalisaPertumbuhan

2014-2015

Page 15: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

v. Kanwil Sumatera Bagian Utara mencatatkan pertumbuhan perusahaan aktif

tertinggi dibandingkan tahun 2014 yaitu sebesar 66,89%, kemudian diikuti

Kanwil Sulawesi Maluku sebesar 58,29% dan Kanwil Sumatera Bagian Selatan

sebesar 43,39%

Tenaga Kerja Aktif per Wilayah

Pencapaian TK aktif Penerima Upah sampai dengan 31 Desember 2015 adalah

sebanyak 19.275.061 tenaga kerja dengan rincian sebagai berikut:

i. Kanwil Sulawesi Maluku memiliki persentase pencapaian target tertinggi yaitu

122,18% dibanding target tahun 2015 dengan 784.276 tenaga kerja.

ii. Terdapat beberapa wilayah yang tidak mencapai target tahun 2015 yaitu

wilayah Sumbarriau, Sumbagsel, Banten, Jawa Timur, Kalimantan, dan

Wilayah Banuspa.

iii. Komposisi jumlah tenaga kerja aktif tertinggi berada di Kanwil DKI Jakarta

sebesar 4.659.695 tenaga kerja atau 24,17% dari realisasi nasional.

iv. Tenaga kerja aktif nasional tahun 2015 bertumbuh sebesar 14,79%

dibandingkan dengan realisasi nasional tahun 2014.

v. Kanwil Sulawesi Maluku mencatatkan pertumbuhan tenaga kerja aktif tertinggi

dibandingkan tahun 2014 yaitu sebesar 42,45%, kemudian diikuti Kanwil DKI

Jakarta sebesar 22,35% dan Kanwil Jawa Tengah & DIY sebesar 19,69%. Di

sisi lain, Kanwil Sumatera Bagian Selatan mengalami penurunan tenaga kerja

aktif sebesar 1,15% dibandingkan tahun 2014.

Target Realisasi % Pencapaian % KomposisiRealisasi

Sumbagut 1.229.509 1.043.953 1.273.331 121,97% 6,61% 3,56%Sumbarriau 1.132.918 1.252.118 1.183.840 94,55% 6,14% 4,49%Sumbagsel 1.004.700 1.364.887 993.122 72,76% 5,15% -1,15%Banten 1.041.651 1.256.586 1.156.719 92,05% 6,00% 11,05%DKI Jakarta 3.808.343 4.423.054 4.659.695 105,35% 24,17% 22,35%Jawa Barat 2.621.194 2.845.145 2.987.626 105,01% 15,50% 13,98%Jateng & DIY 1.600.492 1.829.688 1.915.647 104,70% 9,94% 19,69%Jatim 1.780.036 1.966.137 1.927.608 98,04% 10,00% 8,29%Kalimantan 1.372.103 1.687.072 1.622.054 96,15% 8,42% 18,22%SulawesiMaluku 550.547 641.896 784.276 122,18% 4,07% 42,45%Banuspa 649.904 789.464 771.143 97,68% 4,00% 18,65%Nasional 16.791.397 19.100.000 19.275.061 100,92% 100,00% 14,79%Sumber: RKAT 2015 Perubahan dan Divisi Pengelolaan Kepesertaan

Kanwil Realisasi2014

Tahun 2015 AnalisaPertumbuhan

2014-2015

Page 16: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

Penambahan Perusahaan dan Tenaga Kerja

Untuk mencapai pertumbuhan kepesertaan aktif tahun 2015, akuisisi kepesertaan

baru yang masuk menjadi peserta program jaminan sosial ditargetkan sebanyak

100.000 perusahaan dan 17.000.000 tenaga kerja.

Pencapaian target akuisisi kepesertaan hingga 31 Desember 2015 telah mencapai

120.323 perusahaan namun baru mencapai 13.873.966 untuk tenaga kerja.

Pertumbuhan akuisisi perusahaan tahun 2015 dibandingkan tahun 2014 mencapai

118,82%, artinya pertumbuhan akuisisi perusahaan tahun 2015 mencapai dua kali

lipat dari tahun 2014. Akuisi kepesertaan tenaga kerja untuk program BPJS

Ketenagakerjaan adalah sebesar masing-masing 13.503.664 pekerja penerima

upah (90,63% dari target RKAT 2015) dan pekerja bukan penerima upah sebesar

370.302 tenaga kerja (17,63% dari target RKAT 2015). Pertumbuhan akuisisi

tenaga kerja penerima upah tahun 2015 dibandingkan tahun 2014 adalah sebesar

19,44%. Di sisi lain, akuisisi tenaga kerja bukan penerima upah tahun 2015

mengalami penurunan dibandingkan realisasi tahun 2014 yaitu sebesar 14,37%.

Walaupun demikian, secara umum akuisisi tenaga kerja secara keseluruhan, BPJS

Ketenagakerjaan pada tahun 2015 mencatat pertumbuhan akuisisi tenaga kerja

sebesar 18,20% dibandingkan tahun 2014.

Target Realisasi1 Perusahaan 54.986 100.000 120.323 120,32% 118,82%

Penambahan Tenaga KerjaPenerima Upaha.   Program JKK 5.203.366 7.300.000 5.611.787 76,87% 7,85%b. Program JKM 5.203.366 7.300.000 5.611.552 76,87% 7,84%c.   Program JHT 4.830.408 7.050.000 4.751.188 67,39% -1,64%d.   Program JP -- 2.000.000 7.052.208 352,61% --e. Jasa Konstruksi 6.102.205 7.600.000 7.891.877 103,84% 29,33%

11.305.571 14.900.000 13.503.664 90,63% 19,44%

Penambahan Tenaga KerjaBukan Penerima Upaha.   Program JKK 428.100 2.100.000 370.302 17,63% -13,50%b. Program JKM 432.424 2.100.000 369.465 17,59% -14,56%c.   Program JHT 30.270 25.900 99.433 383,91% 228,49%

432.424 2.100.000 370.302 17,63% -14,37%Jumlah Penambahan TK 11.737.995 17.000.000 13.873.966 81,61% 18,20%

3

No Uraian Realisasi2014

Tahun 2015 Pertumbuhan2014-2015

2

Jumlah Penambahan TK Penerima Upah (a+e)

Jumlah Penambahan TK Bukan Penerima Upah (a)

Analisa %Pencapaian

Page 17: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

Penambahan Perusahaan Per Wilayah

Pencapaian penambahan perusahaan terhadap target sebesar 120,32% setara

dengan akuisisi perusahaan sebesar 120.323 perusahaan, dengan pencapaian

sebagai berikut:

i. Kanwil Banten menjadi Kanwil dengan pencapaian tertinggi yaitu 156,50% dari

target tahun 2015 atau sebesar 4.961 perusahaan dan Kanwil Jawa Barat

sebagai Kanwil paling rendah mencapai 91,38% setara dengan 9.344

perusahaan.

ii. Dari 11 Kanwil, 9 Kantor Wilayah mencapai target tahun 2015. Sementara itu,

dua kanwil yang tidak mencapai target tahun 2015 adalah Kanwil Jawa Barat

dan Kalimantan.

iii. Kanwil DKI Jakarta merupakan Kanwil yang berkontribusi penambahan

perusahaan tertinggi yaitu sebanyak 22.378 perusahaan atau sebesar 18,60%

dari realisasi nasional.

iv. Dalam hal pertumbuhan akuisisi perusahaan dari tahun 2014 ke 2015, Kanwil

yang mencatatkan kinerja tertinggi adalah Kanwil DKI Jakarta dengan

pertumbuhan akuisisi perusahaan sebesar 189,91%. Kemudian diikuti oleh

Kanwil Jawa Tengah & DIY sebesar 167,29% dan Kanwil Sumatera Bagian

Utara sebesar 138,33%.

Target Realisasi % Pencapaian %KomposisiRealisasi

Sumbagut 7.187 11.188 17.129 153,10% 14,24% 138,33%Sumbarriau 4.770 8.059 10.195 126,50% 8,47% 113,73%Sumbagsel 6.540 6.933 8.785 126,71% 7,30% 34,33%Banten 2.169 3.170 4.961 156,50% 4,12% 128,72%DKI Jakarta 7.719 19.257 22.378 116,21% 18,60% 189,91%Jawa Barat 3.978 10.225 9.344 91,38% 7,77% 134,89%Jateng & DIY 4.268 9.778 11.408 116,67% 9,48% 167,29%Jatim 6.862 12.072 13.153 108,95% 10,93% 91,68%Kalimantan 3.955 7.658 7.481 97,69% 6,22% 89,15%Sulawesi Maluku 4.354 6.972 9.764 140,05% 8,11% 124,25%Banuspa 3.184 4.688 5.725 122,12% 4,76% 79,81%Nasional 54.986 100.000 120.323 120,32% 100,00% 118,82%

Kanwil Realisasi2014

Tahun 2015 AnalisaPertumbuhan 2014-

2015

Sumber: RKAT 2015 Perubahan dan Divisi Pengelolaan Kepesertaan

Page 18: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

Penambahan Tenaga Kerja Per Wilayah

Rata-rata pencapaian penambahan tenaga kerja terhadap target sebesar 81,61%

setara dengan penambahan tenaga kerja sebesar 13.873.966 tenaga kerja, dengan

pencapaian sebagai berikut:

i. Persentase pencapaian akuisisi tenaga kerja tertinggi berada di kanwil

Banuspa yaitu sebesar 125,74% dari target 2015.

ii. Kontribusi terbesar untuk penambahan tenaga kerja diberikan oleh DKI Jakarta

yaitu sebesar 14,02% dari total penambahan tenaga kerja nasional.

iii. Sampai dengan posisi 31 Desember 2015, hanya tiga Kanwil yang mencapai

target tahun 2015, yaitu Kalimantan, Sulawesi Maluku, dan Banuspa

Pertumbuhan akuisisi tenaga kerja secara nasional dari tahun 2014 ke 2015 adalah

sebesar 18,20%. Kanwil dengan pertumbuhan akuisisi tertinggi adalah Kanwil Bali

Nusa Tenggara Papua sebesar 122,05%, diikuti Kanwil Kalimantan sebesar

88,39% dan Kanwil Sulawesi Maluku sebesar 71,53%.

Sumbagut 1.228.054 2.077.061 1.345.040 64,76% 9,69% 9,53%Sumbarriau 837.670 1.212.846 915.284 75,47% 6,60% 9,27%Sumbagsel 1.729.984 1.295.139 1.047.856 80,91% 7,55% -39,43%Banten 469.087 747.190 475.302 63,61% 3,43% 1,32%DKI Jakarta 1.599.965 2.793.727 1.945.009 69,62% 14,02% 21,57%Jawa Barat 1.572.516 2.083.097 1.579.426 75,82% 11,38% 0,44%Jateng & DIY 1.342.773 2.262.518 1.725.751 76,28% 12,44% 28,52%Jatim 1.182.604 1.516.323 1.467.188 96,76% 10,58% 24,06%Kalimantan 817.626 1.525.198 1.540.293 100,99% 11,10% 88,39%Sulawesi Maluku 581.536 822.573 997.510 121,27% 7,19% 71,53%Banuspa 376.180 664.328 835.307 125,74% 6,02% 122,05%Nasional 11.737.995 17.000.000 13.873.966 81,61% 100,00% 18,20%Sumber: RKAT 2015 Perubahan dan Divisi Pengelolaan Kepesertaan

% Pencapaian % KomposisiRealisasi

Kanwil Realisasi 2014Tahun 2015 Analisa Pertumbuhan 2014-

2015Target Realisasi

Page 19: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

2. Penerimaan IuranPenerimaan Iuran

Pencapaian iuran periode Januari sampai dengan Desember 2015 mencapai

Rp36.191 miliar atau 105,37% dari target tahun 2015 yang terdiri dari:

a. Pencapaian Iuran total Program JKK untuk PU dan BPU sebesar Rp 3.505 miliar

atau 98,93% dari target Rp3.543 miliar. Pertumbuhan iuran JKK tahun 2015

dibandingkan tahun 2014 adalah sebesar 16,10%.

b. Pencapaian Iuran total Program JKM untuk PU dan BPU sebesar Rp 1.591 miliar

atau 99,25% dari target Rp1.603 miliar. Pertumbuhan iuran JKM tahun 2015

dibandingkan tahun 2014 adalah sebesar 15,71%.

c. Pencapaian Iuran total Program JHT untuk PU dan BPU sebesar Rp 28.475 miliar

atau 100,83%dari target Rp28.241 miliar. Pertumbuhan iuran JHT tahun 2015

dibandingkan tahun 2014 adalah sebesar 17,05%

d. Pencapaian Iuran total Program JP untuk penerima upah dan bukan penerima upah

sebesar Rp 2.620 miliar atau 272,92% dari target Rp960 miliar.

Target RealisasiTenaga Penerima Upaha.  Program JKK 2.786 3.324 3.265 98,23% 17,19%b. Program JKM 1.325 1.549 1.553 100,26% 17,21%c.  Program JHT 24.315 28.205 28.466 100,93% 17,07%d. Program JP -- 960 2.620 272,92% --e. JKK Jakons 198 135 222 164,44% 12,12%f.  JKM Jakons 39 24 31 129,17% -20,51%Jumlah Iuran TK Penerima Upah 28.663 34.197 36.157 105,73% 26,15%Tenaga Kerja Bukan Penerima Upaha. Program JKK 35 84 18 21,43% -48,57%b. Program JKM 11 30 7 23,33% -36,36%c. Program JHT 12 36 9 25,00% -25,00%Jumlah Iuran TK Bukan Penerima Upah 58 150 34 22,67% -41,38%Jumlah Iuran 28.721 34.347 36.191 105,37% 26,01%

Sumber: RKAT Tahun 2015 (menggunakan basis kas) dan Laporan Keuangan Audit per 31 Desember 2015(menggunakan basis akrual)

Tahun 2015 Analisa(%)

Pertumbuhan2014-2015

1

2

(dalam miliar Rp, kecuali %)

No Uraian Realisasi2014

Page 20: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

Jumlah iuran terbesar diterima dari program Jaminan Hari Tua (JHT) dengan

komposisi 78,68% dari total realisasi iuran yang diterima dan sisanya 21,32% pada

iuran JKK, JKM, serta JP. Sekilas dari data juga terlihat bahwa terjadi penurunan

penerimaan iuran dari segmen bukan penerima upah yaitu sebesar 41,38%, namun

hal tersebut dapat diimbangi oleh pertumbuhan penerimaan iuran dari segmen

penerima upah yaitu sebesar 26,15%.

3. Pembayaran Manfaat ProgramPembayaran Manfaat Program

Sampai dengan 31 Desember 2015, pembayaran jaminan mencapai Rp17.920 miliar

atau 98,74%% dari target. Program dengan proporsi pembayaran jaminan terbesar

dibandingkan jumlah pembayaran jaminan seluruh program (JKK, JKM, JHT dan JP)

adalah program JHT yaitu sebesar 93,52%

Pembayaran jaminan sampai dengan Desember 2015 secara nasional terdiri dari:

a. Pembayaran jaminan Program JKK sebesar Rp 661 miliar atau 69,87% dari target

Rp 946 miliar. Kenaikan pembayaran jaminan program JKK tahun 2015 adalah

sebesar 1,38% dibandingkan tahun 2014.

b. Pembayaran jaminan Program JKM sebesar Rp 464 miliar atau 72,27% dari target

Rp 642 miliar. Kenaikan pembayaran jaminan program JKM tahun 2015 adalah

sebesar 1,98% dibandingkan tahun 2014.

c. Pembayaran jaminan Program JHT sebesar Rp 16.759 miliar atau 101,23% dari

target

Target RealisasiTenaga Penerima Upaha. Program JKK 613 883 627 71,01% 2,28%b. Program JKM 438 608 448 73,68% 2,28%c. Program JHT 12.889 16.551 16.754 101,23% 29,99%d. Program JP -- 5 36 720,00% --e. Program JKK Jakons 34 48 31 64,58% -8,82%f. Program JKM Jakons 2 7 2 28,57% 0,00%Total Jaminan TK Penerima Upah 13.976 18.102 17.898 98,87% 28,06%Tenaga Kerja Bukan Penerima Upaha. Program JKK 5 15 3 20,00% -40,00%b. Program JKM 15 27 14 51,85% -6,67%c. Program JHT 5 4 5 125,00% 0,00%Total Jaminan TK Bukan Penerima Upah 25 46 22 47,83% -12,00%Total Jaminan 14.001 18.148 17.920 98,74% 27,99%

Analisa(%)

2

1

(dalam miliar Rp, kecuali %)

No Pembayaran Manfaat

Sumber: RKAT Tahun 2015 (menggunakan basis kas) dan Laporan Keuangan Audit per 31 Desember 2015(menggunakan basis akrual)

Realisasi2014

RKAT 2015 Kenaikan2014-2015

Page 21: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

Rp 16.555 Miliar. Kenaikan pembayaran jaminan program JHT tahun 2015 adalah

sebesar 29,98% dibandingkan tahun 2014.

d. Pembayaran jaminan Program JP sebesar Rp 36 miliar atau 720,00% dari target

Rp 5 Miliar.

Gambar di atas memperlihatkan terjadinya pertumbuhan klaim baik dari sisi jumlah

pengajuan klaim maupun dari sisi jumlah pembayaran. Jumlah pengajuan kasus

terbesar terjadi pada bulan September 2015 yang meningkat sebanyak 187,54% dan

dengan kenaikan jumlah pembayaran sebesar 141,67% dengan pembayaran sebesar

Rp1,96 triliun. Fenomena ini disebabkan oleh perubahan masa klaim JHT kepada

peserta yang berhenti bekerja (PP No. 60 tahun 2015).

4. Kualitas PelayananHasil Survei Kepuasan e-survei

Untuk meningkatkan kualitas layanan kepada peserta, BPJS Ketenagakerjaan

melakukan

e-survei di setiap wilayah untuk mengetahui kepuasan peserta atas pelayanan yang

telah diberikan. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 876.107 peserta

yang mengikuti e-survei ini, 58,23% sangat puas, 33,48% puas, 6.45% cukup puas

0

500,000,000,000

1,000,000,000,000

1,500,000,000,000

2,000,000,000,000

2,500,000,000,000

0

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Klaim JHT (jumlah case)Pembayaran JHT (Rp.)

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %Sumbarriau 949 0,11 723 0,08 2.676 0,31 12.011 1,37 26.357 3,01 42.716Banten 584 0,07 485 0,06 4.462 0,51 15.527 1,77 16.714 1,91 37.772Jawa Barat 1438 0,16 1.453 0,17 19.675 2,25 78.557 8,97 130.749 14,92 231.872Jawa Timur 175 0,02 187 0,02 1.386 0,16 34.294 3,91 71.336 8,14 107.378Sulamalu 878 0,10 337 0,04 1.366 0,16 12.778 1,46 33.415 3,81 48.774Sumbagut 521 0,06 423 0,05 2.398 0,27 13.193 1,51 28.645 3,27 45.180Sumbagsel 290 0,03 237 0,03 1.921 0,22 16.306 1,86 40.936 4,67 59.690Dki Jakarta 1.384 0,16 954 0,11 6.294 0,72 25.348 2,89 45.137 5,15 79.117Jateng DIY 2090 0,24 1.435 0,16 10.931 1,25 54.199 6,19 53.052 6,06 121.707Kalimantan 612 0,07 518 0,06 4.121 0,47 20.626 2,35 47.466 5,42 73.343Banuspa 241 0,03 153 0,02 1.289 0,15 10.512 1,20 16.363 1,87 28.558J U M L A H 9.162 1,05 6.905 0,79 56.519 6,45 293.351 33,48 510.170 58,23 876.107

TOTALKANWIL TIDAK PUAS KURANG PUAS CUKUP PUAS PUAS SANGAT PUAS

Page 22: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

walaupun masih ada yang kurang puas dan tidak puas dengan persentase yang kecil

masing-masing 0,79% dan 1,05%. Dari hasil survei tersebut dapat menjadi acuan bagi

BPJS Ketenagakerjaan untuk terus melakukan peningkatan dan perbaikan kualitas

layanan yang excellent bagi peserta.

Sementara itu menggunakan survei lembaga independen yang dilakukan secara

berkala 6 bulan sekali menunjukkan perbaikan kinerja dengan hasil sebagai berikut:

Grafik Indek Kepuasan

Statistik Kasus Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

Statistik Kasus Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

86.3 86 85.7

90.2

82

84

86

88

90

92

sem 1 2014 sem 2 2014 sem 1 2015 sem 2 2015

Indek Kepuasan (%)

Wilayah CacatFungsi

CacatSebagian

Cacat TotalTetap

MeninggalDunia

KasusSembuh Jumlah

Sumbagut 157 51 1 56 9.290 9.555Sumbarriau 166 64 0 48 12.733 13.011Sumbagsel 24 40 2 38 3.376 3.480DKI Jakarta 44 71 0 76 6.918 7.109Banten 147 82 0 36 12.489 12.754Jabar 288 204 0 61 22.006 22.559Jateng & DIY 35 75 2 55 14.367 14.534

Page 23: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

Statistik Kasus Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) (Lanjutan)

Sampai dengan 31 Desember 2015 terjadi kasus JKK sebanyak 110.285 kasus

dengan rincian sebagai berikut:

a. Bila jumlah kasus JKK tersebut dibandingkan dengan jumlah kepesertaan tenaga

kerja aktif sebanyak 19.275.061 tenaga kerja, maka insiden rate kasus JKK secara

nasional sebesar 0,57%.

b. Kasus kecelakaan kerja tertinggi ada di Kanwil Jawa Barat dengan jumlah kasus

22.559, begitu pula kasus cacat tertinggi tercatat di Kanwil Jawa Barat sejumlah

492 kasus, sedangkan untuk kasus kematian tertinggi karena kecelakaan kerja

terjadi di DKI Jakarta sejumlah 76 kasus.

c. Proporsi kasus kecelakaan kerja sebagai berikut:

- 97,72% merupakan kasus sembuh

- 0,48% meninggal dunia

- 1,80% menderita kecacatan.

Statistik Kasus Jaminan Kematian (JKM)

Jaminan Kematian diperuntukkan bagi ahli waris peserta program BPJS

Ketenagakerjaan yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja. Jaminan kematian

diperlukan sebagai upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya

pemakaman maupun santunan berupa uang.

Wilayah CacatFungsi

CacatSebagian

Cacat TotalTetap

MeninggalDunia

KasusSembuh Jumlah

Jatim 150 135 0 70 20.133 20.488Kalimantan 102 51 0 44 3.569 3.766Sulawesi Maluku 33 13 0 18 1.610 1.674Banuspa 20 24 0 28 1.283 1.355Nasional 1.166 810 5 530 107.774 110.285% Kasus Klaim 1,06% 0,73% 0,01% 0,48% 97,72% 100,01%Sumber: Divisi Pengembangan Jaminan

Page 24: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

Statistik Kasus Program Jaminan Kematian (JKM)

Pada periode Januari sampai dengan Desember 2015 telah terjadi 36.453 kasus

dengan rincian kasus sebagai berikut:

a. Jumlah kasus kematian dengan kasus tertinggi ada di Kanwil DKI Jakarta.

b. Kasus klaim meninggal dunia saat kepesertaan aktif merupakan kasus

terbanyak yaitu 27.720 kasus atau 76,04% dari jumlah kasus nasional

sedangkan sisanya sebanyak 23,96% adalah peserta yang sudah non aktif atau

telah melakukan klaim JHT tetapi masih dalam masa perlindungan.

Statistik Kasus Jaminan Hari Tua (JHT)

Berdasarkan tabel berikut ini, jumlah kasus klaim pengambilan JHT pada periode

Januari sampai dengan Desember 2015 adalah sebanyak 1.689.180 kasus dengan

rincian sebagai berikut:

a. Klaim tertinggi pengambilan JHT ada di Kanwil Jawa Barat sebanyak 336.844

kasus atau 19,94% dari total kasus JHT nasional.

b. Klaim terendah pengambilan klaim JHT ada di Kanwil Banuspa yaitu hanya

41.593 kasus atau 2,46% dari total kasus nasional.

Wilayah Meninggal pada masaaktif

Meninggal pada masaperlindungan Total

Sumbagut 3.035 394 3.429Sumbarriau 1.797 491 2.288Sumbagsel 1.582 450 2.032DKI Jakarta 4.210 1.556 5.766Banten 1.409 711 2.120Jawa Barat 4.113 1.443 5.556Jawa Tengah & DIY 3.214 894 4.108Jawa Timur 3.593 1.332 4.925Kalimantan 2.256 682 2.938Sulawesi - Maluku 1.348 405 1.753Banuspa 1.163 375 1.538Nasional 27.720 8.733 36.453% Kasus Klaim 76,04% 23,96% 100,00%Sumber: Divisi Pengembangan Jaminan

Page 25: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

Statistik Kasus Program Jaminan Hari Tua (JHT)

Statistik Kasus Jaminan Pensiun (JP)

Statistik Kasus Program Jaminan Pensiun (JP)

Sejak 1 Juli 2015 sampai dengan 31 Desember 2015 terjadi kasus JP sebanyak 249

kasus. Kasus pensiun tertinggi adalah pensiun normal sebanyak 120 kasus, kemudian

diikuti kasus pensiun Janda/Duda sebanyak 98 kasus, pensiun orang tua sebanyak 23

kasus, serta pensiun anak sebanyak 8 kasus. Kasus pensiun tertinggi tercatat di

Kanwil Jawa Barat sejumlah 78 kasus.

Kanwil Usia 55Tahun Meninggal

CacatTotalTetap

Keps diatas10 tahun

PNS/TNI/Polri

KeluarWilayah

RI

TotalKasus

PersentaseKasus

Sumbagut 6.877 2.253 2 115.475 182 8 124.797 7,39%Sumbariau 3.692 1.702 3 109.309 395 159 115.260 6,82%Sumbagsel 4.830 1.487 0 83.582 510 95 90.504 5,36%DKI Jakarta 12.593 4.142 10 239.027 715 397 256.884 15,21%Banten 2.907 1.540 5 110.961 66 55 115.534 6,84%Jawa Barat 8.186 4.130 1 323.962 319 246 336.844 19,94%Jawa Tengah

& DIY 8.268 2.911 2 188.924 378 38 200.521 11,87%Jawa Timur 9.565 3.432 3 209.223 224 38 222.485 13,17%Kalimantan 5.714 2.144 2 108.664 417 25 116.966 6,92%Sulawesi Maluku 2.447 1207 0 57.865 6.249 24 67.792 4,01%Banuspa 2.020 1015 0 38.228 289 41 41.593 2,46%Total 67.099 25.963 28 1.585.220 9.744 1.126 1.689.180 100,00%

KanwilPensiunNormal

PensiunCacat

PensiunJanda/ Duda

PensiunAnak

PensiunOrang Tua Total Kasus

Sumbagut 0 0 6 0 0 6Sumbariau 9 0 9 0 1 19Sumbagsel 0 0 3 0 0 3DKI Jakarta 10 0 12 1 2 25Banten 6 0 2 0 0 8Jawa Barat 50 0 15 3 10 78Jawa Tengah & DIY 22 0 10 1 2 35Jawa Timur 18 0 27 1 3 49Kalimantan 1 0 3 2 1 7Sulawesi Maluku 0 0 2 0 0 2Banuspa 4 0 9 0 4 17Total 120 0 98 8 23 249Sumber: Divisi Pengembangan Jaminan

Page 26: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

5. Dana InvestasiDana Investasi

Sampai dengan 31 Desember 2015, dana investasi mencapai Rp199.518 miliar untuk

DJS dan Rp7.067 miliar untuk BPJS. Pencapaian tersebut mencerminkan 98,35%

pencapaian dari target dana investasi DJS dan 94,81% pencapaian dari target dana

investasi BPJS tahun 2015. Pertumbuhan DJS dari 2014 ke 2015 adalah sebesar

11,27%, dimana pertumbuhan dana terbesar adalah dari program JKK sebesar

19,61% diikuti, JKM sebesar 16,58%, dan JHT sebesar 9,11%. Di sisi lain, dana BPJS

dari 2014 ke 2015 mengalami penurunan yaitu sebesar 7,69%.

6. Hasil InvestasiHasil Investasi

Sampai dengan 31 Desember 2015, hasil investasi mencapai Rp16.313 miliar untuk

DJS dan Rp736 miliar untuk BPJS. Pencapaian tersebut mencerminkan 90,47% dari

target hasil investasi DJS dan 102,22% dari target hasil investasi BPJS. Pada tahun

Target RealisasiJKK 11.540 14.364 13.803 96,09% 19,61%JKM 3.896 4.816 4.542 94,31% 16,58%JHT 163.872 182.363 178.793 98,04% 9,11%JP -- 1.313 2.380 181,26% --

Total DJS 179.308 202.856 199.518 98,35% 11,27%

BPJS 7.656 7.454 7.067 94,81% -7,69%Total 186.964 210.310 206.585 98,23% 10,50%Sumber: RKAT Tahun 2015 (menggunakan basis kas) dan Laporan Keuangan Audit per 31 Desember 2015(menggunakan basis akrual)

(dalam miliar Rp, kecuali %)

Uraian Realisasi 2014RKAT 2015

Analisa Pertumbuhan2014-2015

Target RealisasiJKK 1.569 1.224 1.050 85,78% -33,08%JKM 467 412 325 78,88% -30,41%JHT 20.401 16.352 14.897 91,10% -26,98%JP -- 43 41 95,35% --

Total DJS 22.437 18.031 16.313 90,47% -27,29%

BPJS 851 720 736 102,22% -13,51%Total 23.288 18.751 17.049 90,92% -26,79%Sumber: RKAT Tahun 2015 (menggunakan basis kas) dan Laporan Keuangan Audit per 31 Desember 2015(menggunakan basis akrual)

(dalam miliar Rp, kecuali %)

Uraian Realisasi 2014RKAT 2015

Analisa Pertumbuhan2014-2015

Page 27: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

2015 ini, hasil investasi mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014, baik hasil

investasi DJS maupun hasil investasi BPJS. Hasil investasi DJS turun sebesar dan

hasil investasi BPJS turun sebesar . Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi, baik

lokal maupun global, yang sedang tidak baik sehingga berimbas pada investasi yang

dilakukan.Yield on Investment (YOI)

Sampai dengan 31 Desember 2015, YOI terbesar adalah program JP sebesar 9,83%,

kemudian program JHT sebesar 8,76%, JKK sebesar 8,39% dan JKM sebesar 8,05%.

Pencapaian tersebut mencerminkan realisasi masing-masing program terhadap target

YOI RKAT sebesar 149,17% untuk program JP, 92,70% untuk program JHT, 88,78%

untuk program JKK, dan 85,19% untuk program JKM. Untuk dana BPJS sendiri

mencatatkan YOI sebesar 9,69%, dengan pencapaian sebesar 102,00% dari target

YOI BPJS. Pada tahun 2015 ini, YOI masing-masing program mengalami penurunan

dibandingkan tahun 2014. YOI JKK turun sebesar 47,95%, YOI JKM turun sebesar

45,94%, YOI JHT turun sebesar 36,52%. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi,

baik lokal maupun global, yang sedang tidak baik sehingga berimbas pada investasi

yang dilakukan. Di sisi lain, YOI BPJS tahun 2015 naik sebesar 1,47% dari tahun 2014.

Dari sisi pengelolaan dana investasi, upaya-upaya strategis dilakukan untuk

memperbaiki proses bisnis investasi antara lain:

a. Penyusunan asset alokasi investasi yang dinamis, terdiversifikasi dengan baik dan

secara rutin

b. Penyempurnaan Pedoman Pengelolaan Investasi (PPI)

c. Melakukan kajian strategic portofolio investasi

d. Penyempurnaan SOP

e. Mengembangkan aplikasi investasi

7. Total Aset(dalam milliar Rp, kecuali %)

Target RealisasiJKK 16,12% 9,45% 8,39% 88,78% -47,95%

JKM 14,89% 9,45% 8,05% 85,19% -45,94%

JHT 13,80% 9,45% 8,76% 92,70% -36,52%

JP -- 6,59% 9,83% 149,17% --

BPJS 9,55% 9,50% 9,69% 102,00% 1,47%

Pertumbuhan2014-2015Uraian Realisasi 2014

RKAT 2015Analisa

Page 28: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

UraianRKAT 2015

%PencapaianTarget Realisasi

JKK 14.598 14.152 96,94%JKM 4.907 4.639 94,54%JHT 184.590 181.971 98,58%JP 1.333 2.674 200,60%Sub Total (DJS) 205.428 203.436 99,03%BPJS 11.257 11.081 98,44%Total Aset 216.685 214.517 99,00%

Penutup1. Perubahan 2015

Tahun 2015 merupakan tahun dimana BPJS Ketenagakerjaan beroperasi secara

penuh sebagai badan publik penyelenggara Jaminan Sosial untuk seluruh kelompok

pekerja di Indonesia dengan penambahan program Jaminan Pensiun dan

penambahan manfaat lainnya. Operasional secara penuh ditandai dengan perubahan

peraturan perundangan yang mendorong perubahan proses bisnis dan kondisi

lingkungan. Operasi BPJS Ketenagakerjaan secara penuh membawa berbagai

konsekuensi teknis operasional. Dengan demikian, Manajemen BPJS

Ketenagakerjaan menyusun dan melaksanakan berbagai inisiatif strategis dalam

upaya mencapai sasaran institusi dimana pada tahun 2015 mengusung tema RKAT

yaitu Implementasi Program Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Ketenagakerjaan

Bagi Seluruh Pekerja.

2. Inisiatif Perubahan 2015Berbagai perubahan lingkungan dan regulasi yang signifikan terus mendorong

organisasi melakukan inisiatif strategis. Berbagai inisiatif strategis yang akan dan telah

dilaksanakan mencakup perubahan fundamental pada infrastruktur teknologi

informasi, perubahan pendekatan perluasan kepesertaan dari kolektif ke retail untuk

skala usaha kecil dan mikro, memperkuat kerjasama kelembagaan, memperluas jenis,

cakupan dan jumlah kanal distribusi, pendirian dan integrasi perusahaan subsidiary

dalam mendukung total benefit, optimalisasi fungsi komunikasi baik internal maupun

eksternal, serta perubahan proses bisnis untuk menyesuaikan dengan perubahan

kondisi lingkungan organisasi.

Page 29: Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) 2015 · Resume Laporan Pengelolaan Program (Audited) ... Laporan dan Analisis ... Keuangan dan Investasi dan Daftar Risiko Strategis pada

3. Hasil Pencapaian Tahun 2015Banyak hal positif telah mampu dicapai oleh BPJS Ketenagakerjaan selama periode

tahun 2015, walaupun terdapat juga hal-hal yang masih perlu mendapat perbaikan.

Secara umum, pada tahun 2015 BPJS Ketenagakerjaan mampu membangun platform

teknologi informasi yang baru untuk mendukung proses bisnis dalam upaya

peningkatan kinerja organisasi, perluasan kanal distribusi yang mencakup pembukaan

150 kantor cabang baru, kerjasama dalam bentuk service payment point, payment

point online banking, serta jaringan fasilitas kesehatan. Kepesertaan perusahaan aktif

juga telah melampaui target tahunan sebesar 117,96% dari target yaitu 296.791

perusahaan. Pada sisi pencapaian target kepesertaan, tenaga kerja aktif telah

mencapai 100,92% yaitu sebesar 19.275.061 tenaga kerja, demikian pula dengan

penerimaan iuran yang mencapai 105,37% dari target tahun 2015 yaitu sebesar Rp

36.191 miliar. Di sisi lain, beberapa indikator menunjukkan kinerja yang belum

mencapai 100% seperti total dana investasi 98,35% untuk Dana Jaminan Sosial (DJS)

atau sebesar Rp199.518 miliar, 94,81% untuk dana BPJS atau sebesar Rp7.067

miliar, dan 90,47% untuk hasil investasi DJS, sedangkan untuk hasil investasi BPJS

tercatat mencapai 102,22% dari target.