5
1 RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 3/PUU-XIII/2015 Alat Berat Digolongkan sebagai Kendaraan Bermotor dalam Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan I. PEMOHON Pemohon I : PT. Tunas Jaya Pratama Pemohon II : PT. Multi Prima Universal Pemohon III : PT. Marga Maju Japan Kuasa Hukum Prof. Dr. Adnan Buyung Nasution, SH; Ali Nurdin, SH., ST; dkk, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal tertanggal 7 November 2014 dan 26 November 2014 II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI Pemohon menjelaskan kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji Undang-Undang adalah: - Pasal 24D ayat (1) UUD 1945 menyatakan Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar, in casu Pasal 10 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi dan terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi menjadi Undang-Undang (selanjutnya disebut UU MK)

Resume Perkara 1361 Resume 3-PUU-2015(Alat Berat Kendaraan Bermotor)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

resume lakalantas

Citation preview

Page 1: Resume Perkara 1361 Resume 3-PUU-2015(Alat Berat Kendaraan Bermotor)

1

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARANomor 3/PUU-XIII/2015

Alat Berat Digolongkan sebagai Kendaraan Bermotor dalam Undang-UndangLalu Lintas dan Angkutan Jalan

I. PEMOHONPemohon I : PT. Tunas Jaya PratamaPemohon II : PT. Multi Prima UniversalPemohon III : PT. Marga Maju Japan

Kuasa HukumProf. Dr. Adnan Buyung Nasution, SH; Ali Nurdin, SH., ST; dkk, berdasarkanSurat Kuasa Khusus tanggal tertanggal 7 November 2014 dan 26 November2014

II. OBJEK PERMOHONANPengujian Materiil Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintasdan Angkutan Jalan

III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSIPemohon menjelaskan kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk mengujiUndang-Undang adalah:- Pasal 24D ayat (1) UUD 1945 menyatakan Mahkamah Konstitusi berwenang

mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat finaluntuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar, in casuPasal 10 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentangMahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah dengan Undang-UndangNomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi dan terakhir diubah denganUndang-Undang Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penetapan PeraturanPemerintah Pengganti undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentangPerubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentangMahkamah Konstitusi menjadi Undang-Undang (selanjutnya disebut UU MK)

Page 2: Resume Perkara 1361 Resume 3-PUU-2015(Alat Berat Kendaraan Bermotor)

2

menegaskan hal yang sama, yakni menyatakan Mahkamah Konstitusiberwenang untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yangputusannya bersifat final, antara lain “menguji Undang-Undang terhadap UUDTahun 1945”.

- Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakimanmenyatakan, “Mahkamah Konstitusi berwenang untuk mengadili pada tingkatpertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk”, antara lain“menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945”. Sementara ketentuan Pasal 9 ayat (1) UU PPP yangmenyatakan “Dalam hal suatu Undang-Undang diduga bertentangan denganUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi”.

- Dengan demikian Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili permohonanpengujian Penjelasan Pasal 47 ayat (2) huruf e bagian c UU LLAJ padatingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final.

IV. KEDUDUKAN HUKUM PEMOHON (LEGAL STANDING)Para Pemohon adalah badan hukum privat yang merasa dirugikan dan/atauberpotensi dirugikan hak-hak konstitusionalnya dengan diberlakukannyaPenjelasan Pasal 47 ayat (2) huruf e bagian c UU LLAJ yang menempatkan alatberat sebagai kendaraan bermotor, sehingga para Pemohon merasa dirugikanhaknya yaitu hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukumyang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum sebagaimana diaturdalam Pasal 28D ayat (1) dan Pasal 1 ayat (3) UUD 1945

V. NORMA-NORMA YANG DIAJUKAN UNTUK DI UJI DAN NORMA UUD 1945A. NORMA MATERIIL

Norma yang diujikan yaitu:

Penjelasan Pasal 47 ayat (2) huruf e bagian c UU LLAJ:Yang dimaksud dengan “kendaraan khusus” adalah kendaraan bermotoryang dirancang khusus yang memiliki fungsi dan rancang bangun tertentu,antara lain:

Page 3: Resume Perkara 1361 Resume 3-PUU-2015(Alat Berat Kendaraan Bermotor)

3

c. alat berat antara lain: bulldozer, traktor, mesin gilas (stoomwaltz) ,forklift, loader, exvacator, dan crane;

B. NORMA UNDANG-UNDANG DASAR 1945.

Pasal 1 ayat (3):Negara Indonesia adalah negara hukum.

Pasal 28D ayat (1):Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan dan perlindungan, dankepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.

VI. ALASAN PERMOHONAN1. Para Pemohon memiliki dan/atau mengelola alat-alat berat berupa antara

lain: crane, mesin gilas (stoomwaltz), excavator, vibrator, dump truck, wheelloader, bulldozer, tractor, forklift, dan batching plant yang digunakanmelakukan aktivitas usahanya;

2. Para Pemohon menganggap hak-hak konstitusionalnya dirugikan akibatkeberadaan pasal a quo yang menempatkan alat berat sebagai kendaraanbermotor, padahal alat berat apabila dilihat dari fungsinya adalah alatproduksi. Hal itu berbeda dengan kendaraan bermotor yang berfungsisebagai moda transportasi baik barang maupun orang. Dengan kata lain,secara fungsional, alat berat tidak akan pernah berubah fungsi menjadi modatransportasi barang maupun orang;

3. Dengan memperlakukan secara sama antara alat berat dengan kendaraanbermotor maka mengakibatkan:a. Alat berat diharuskan mengikuti uji tipe dan uji berkala seperti halnya

kendaraan bermotor. Persyaratan uji tipe dan uji berkala sebagaimanadiatur dalam ketentuan di atas tidak mungkin dan tidak pernah dapatdipenuhi oleh alat berat karena karakteristik alat berat tidak pernah samadengan kendaraan bermotor. Alat berat yang dimiliki oleh para Pemohontidak memiliki ban karet seperti halnya kendaraan bermotor padaumumnya karena terbuat dari roda besi, sehingga tidak mungkinmemenuhi syarat kedalaman alur ban, bahkan terdapat alat berat yangsama sekali tidak bergerak seperti halnya crane dan batching plant;

Page 4: Resume Perkara 1361 Resume 3-PUU-2015(Alat Berat Kendaraan Bermotor)

4

b. Alat berat diharuskan memiliki perlengkapan kendaraan bermotorsebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (3) UU LLAJ, padahal alatberat yang dimiliki para Pemohon tidak memiliki alat pendongkrak danpembuka roda dikarenakan alat berat tidak memiliki ban;

c. Alat berat ternyata harus pula diregistrasikan dan diidentifikasi sepertihalnya kendaraan bermotor sebagaimana diatur dalam Pasal 64 UU LLAJyang pada pokoknya kendaraan bermotor diharuskan diregistrasi gunamendapatkan sertifikat uji tipe, padahal alat berat tidak dapat dilakukan ujitipe;

d. Alat berat ternyata harus dioperasikan hanya oleh orang yang memilikiSIM (surat izin mengemudi) seperti halnya berlaku bagi pengemudikendaraan bermotor, sebagaimana diatur dalam Pasal 77 UU LLAJ dankhususnya ketentuan Pasal 80 ayat (2) UU LLAJ yang mensyaratkan SIMB II bagi operator alat berat. Ketentuan tersebut tentu tidak dapat dipenuhioleh para Pemohon karena untuk mengoperasikan alat berat dibutuhkankeahlian tertentu yang tidak ada relevansinya dengan kemampuanseseorang yang sudah memiliki SIM B II. SIM sebagaimana diatur dalamPasal 86 ayat (1) UU LLAJ sebagai bukti kompetensi mengemudi padaumumnya, artinya bukan untuk membuktikan atau menunjukkankemampuan mengemudi pada umumnya, artinya bukan untukmenunjukkan kemampuan atau kompetensi mengoperasikan alat berat;

e. Dengan adanya pengelompokan alat berat sebagai kendaraan bermotor,para Pemohon berpotensi dikenakan sanksi pidana sebagaimana yangdiatur dalam Pasal 277 UU LLAJ;

4. Penjelasan Pasal 47 ayat (2) huruf e bagian c UU LLAJ menimbulkanketidakjelasan dan ketidakpastian hukum karena telah menempatkan alatberat sebagai kendaraan bermotor padahal alat berat merupakan alatproduksi yang memiliki jenis yang beraneka ragam yang tidak mungkindipersamakan dengan kendaraan bermotor sebagai moda transportasi.

5. Mempersamakan hal yang berbeda dengan membebani kewajiban secarasama telah melanggar prinsip persamaan dan keadilan yang diatur, dilindungidan dijamin dalam UUD 1945.

Page 5: Resume Perkara 1361 Resume 3-PUU-2015(Alat Berat Kendaraan Bermotor)

5

VII. PETITUM Menyatakan mengabulkan Permohonan Para Pemohon seluruhnya; Menyatakan Penjelasan Pasal 47 ayat (2) huruf e bagian c Undang Undang

Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan:“Yang dimaksud dengan kendaraan khusus adalah Kendaraan Bermotoryang dirancang khusus yang memiliki fungsi dan rancang bangun tertentu,antara lain:

a. Kendaraan Bermotor Tentara Nasional Indonesiab. Kendaraan Bermotor Kepolisian Negera Republik Indonesiac. alat berat antara lain bulldozer, traktor, mesin gilas (stoomwaltz),

forklift, loader, excavator, dan crane; sertad. Kendaraan Khusus penyandang cacat.”

Sepanjang frasa “c . alat berat antara lain bulldozer, traktor, mesin gilas(stoomwaltz), forklift, loader, excavator, dan crane” bertentangan denganUndang Undang Dasar 1945.

Menyatakan Penjelasan Pasal 47 ayat (2) huruf e bagian c Undang UndangNomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan:

“Yang dimaksud dengan kendaraan khusus adalah KendaraanBermotor yang dirancang khusus yang memiliki fungsi dan rancangbangun tertentu, antara lain:

a. Kendaraan BermotorTentara Nasional Indonesiab. Kendaraan BermotorKepolisian Negera Republik Indonesiac. alat berat antara lain bulldozer, traktor, mesin gilas (stoomwaltz),

forklift, loader, excavator, dan crane; sertad. Kendaraan Khusus penyandang cacat.”

Sepanjang frasa “c. alat berat antara lain bulldozer, traktor, mesin gilas(stoomwaltz), forklift, loader, excavator, dan crane” tidak mempunyaikekuatan hukum mengikat;

Memerintahkan pemuatan Putusan ini dalam Berita Negara RepublikIndonesia sebagaimana mestinya.