60
SKENARIO 2 PELAYANAN KESEHATAN Setelah puas membaca halaman pertama, dokter Shinta Jojo melanjutkan ke halaman berikutnya. Di halaman tersebut tertera tentang puskesmas Sukamaju sebagai puskesmas percontohan nasional di bawah pimpinan dr. Usaim. Puskesmas tersebut dinobatkan sebagai puskesmas percontohan karena mampu menyelaraskan kinerja puskesmas sebagai pelayan kesehatan primer, bahkan telah mendapat sertifikasi ISO 9001 pada tahun 2005. Sebagai kepala Puskesmas, dr. Usaim melakukan tugasnya sebagai manajer dengan baik. Beliau mampu memilah kasus-kasus yang memerlukan rujukan maupun kasus yang mampu ditangani sendiri oleh jajarannya. Belum kalau ada Kejadian Luar Biasa di kecamatan itu, beliau dengan sigap melakukan koordinasi dengan pihak- pihak terkait seperti pak camat dan pak Danramil. Yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi dokter Usaim adalah masalah gangguan gizi pada warganya. Selain angka kekurangan Energi dan Protein, penderita obesitas juga tidak bisa diremehkan menjadi momok bagi pekerjaannya. 1

Resume Skenario 2g

Embed Size (px)

DESCRIPTION

skenario 2g

Citation preview

SKENARIO 2PELAYANAN KESEHATAN

Setelah puas membaca halaman pertama, dokter Shinta Jojo melanjutkan ke halaman berikutnya. Di halaman tersebut tertera tentang puskesmas Sukamaju sebagai puskesmas percontohan nasional di bawah pimpinan dr. Usaim. Puskesmas tersebut dinobatkan sebagai puskesmas percontohan karena mampu menyelaraskan kinerja puskesmas sebagai pelayan kesehatan primer, bahkan telah mendapat sertifikasi ISO 9001 pada tahun 2005.Sebagai kepala Puskesmas, dr. Usaim melakukan tugasnya sebagai manajer dengan baik. Beliau mampu memilah kasus-kasus yang memerlukan rujukan maupun kasus yang mampu ditangani sendiri oleh jajarannya. Belum kalau ada Kejadian Luar Biasa di kecamatan itu, beliau dengan sigap melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti pak camat dan pak Danramil. Yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi dokter Usaim adalah masalah gangguan gizi pada warganya. Selain angka kekurangan Energi dan Protein, penderita obesitas juga tidak bisa diremehkan menjadi momok bagi pekerjaannya.

TUJUAN BELAJAR

1. Untuk memahami berbagai bentuk pelayanan kesehatan.2. Untuk memahami peran puskesmas sebagai pelayan kesehatan primer.3. Untuk mengetahui masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat.4. Untuk memahami sistem rujukan dalam pelayanan kesehatan.5. Untuk mengetahui struktur organisasi di posyandu, puskesmas, dan rumah sakit.

KLARIFIKASI ISTILAH

1. Puskesmas: Unit pelayanan dinas kesehatan kabupaten yang menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu unit kerja2. Puskesmas percontohan: Puskesmas mampu menyeleraskan kinerja puskesmas lain dalam pelayanan kesehatan primer3. Kejadian Luar Biasa (KLB): Suatu status yang ditetapkan di Indonesia, peristiwa bertambahnya kematian dalam kurun waktu tertentu dan wilayah tertentu menimbulkan terjadinya wabah4. Gizi: Makanan atau zat lain yang memberikan energy atau bahan pembangun untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan organism hidup5. Gangguan gizi: Masalah masyarakat disebabkan oleh kekurangan zat zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, kecerdasan, dan aktivitas6. Obesitas: konsumsi kalori berlebih, suatu kelainan karena penimbunan lemak berlebih dalam IMT > 30 kg/m7. Pelayanan kesehatan: Upaya yang diselenggarakan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan atau kelompok masyarakat8. Kekurangan Energi Protein: Keadaan kurang gizi disebabkan kurangnya energy dan protein dalam makanan sehari hari, tidak mencukupi AKG9. Pelayanan kesehatan primer: Pelayanan kesehatan yang paling awal dibutuhkan, bersifat pokok, memiliki nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan10. ISO 9001: Standar internasional yang merupakan sertifikasi SMM, melingkupi dalam hal produk industry dan jasa11. Rujukan: Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab, timbale balik secara vertical dan horisontal12. Kinerja: Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas, dilaksanakan dengan tanggung jawab13. Koordinasi: Proses pemaduan sasaran dan kegiatan dari unit unit kerja yang terpisah untuk mencapai tujuan orang secara efektif dan efisien14. Manajer: Orang yang melakukan lima fungsi manajemen utama yaitu plan, organize, staff, direct, controlling15. Sertifikasi: Standardisasi secara professional bagi mereka yang kompeten di bidang masing - masing

PUSKESMAS

1.1. Definisi(SK Menkes 128/2004)Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja(Azrul Azwar)Suatu kesatuan organisasi fungsionil yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.(Depkes RI 1991)Suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembanga kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.1.2. Fungsi1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan, Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya2. Pusat pemberdayaan masyarakatBerupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat : Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan Ikut Menetapkan menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.3. Pusat pelayanan kesehtan strata pertamaMenyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer) secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (kontinyu) mencakup : Pelayanan kesehatan perorangan Pelayanan kesehatan masyarakat.1.3. Manajemen1. Perencenaan Rencana Usulan Kegiatan (R.U.K) :RUK sama dengan plan of action (POA) atau rencana kerja yang biasanya disusun menjelang pergantian tahun anggaran kegiatan baru Rencana Kerja dan Anggaran (RKA):RKA, merupakann pengembangan dari RUK setelah ada perbaikan tata cara pembuatan anggaran kegiatan dalam setiap unit Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) :Setelah disusun rencana kegiatan itu kemudian dibuatkan strategi pelaksanaan secara terpadu Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) :DPA merupakan kelanjutan dari RKA yang telah disetujui sebagai pedoman pelaksanaan penggunaan anggaran kegiatan2. Pengaturan Penggerakan : Mini Lokakarya Lintas ProgramMini Lokakarya (MinLok) ini dilaksanakan puskesmas setiap sebulan sekali, untuk mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan Pelaksanaan : Mini Lokakarya Linta SektoralMinlok ini dilaksanakan puskesmas setiap tiga bulan sekali dengan melibatkan instansi terkait seperti dinkes, diknas, kecamatan, kelurahan, dan lainnya, sesuai porsi kegiatan puskesmas. 3. Penilaian Pengawasan : Monitoring Kegiatan pelayanan harus terus diawasi pelaksanaannya agar mencapai target yang telah ditetapkan Pengendalian : Controlling Pelayanan yang sudah optimal tetap perlu dikendalikan arahnya agar tidak menyimpang dari tujuan kegitan Penilaian : Evaluation Setiap hasil kegiatan harus dievaluasi sebagai bentuk pertanggungjawaban institusi terhadap publik dan pemerintah daerah.1.4. Program1. Program wajiba. Promosi kesehatan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Sosialisasi Program Kesehatan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)b. Pencegahan penyakit menular Surveilens Epidemiologi Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, DBD, Malaria, Flu Burung, ISPA, Diare, IMS (Infeksi Menular Seksual), Rabiesc.Program pengobatan Rawat Jalan Poli Umum Rawat Jalan Poli Gigi Unit Rawat Inap : Keperawatan, Kebidanan Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas Keliling (Puskel)d.Kesehatan ibu dan anka (KIA) ANC (Antenatal Care) , PNC (Post Natal Care), KB (Keluarga Berencana), Persalinan, Rujukan Bumil Resti, Kemitraan Dukune.Upaya peningkatan gizi Penimbangan, Pelacakan Gizi Buruk, Penyuluhan Gizif.kesehatan lingkungan Pengawasan SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA (sumber air minum-jamban keluarga), TTU (tempat-tempat umum), Institusi pemerintah Survey Jentik Nyamukg.Pencatatan dan pelaporan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)2. Program pengembangProgram penunjang ini biasanya dilaksanakan sebagai kegiatan tambahan, sesuai kemampuan sumber daya manusia dan material puskesmas dalam melakukan pelayanan Kesehatan Mata : pelacakan kasus, rujukan Kesehatan Jiwa : pendataan kasus, rujukan kasus Kesehatan Lansia (Lanjut Usia) : pemeriksaan, penjaringan Kesehatan Reproduksi Remaja : penyuluhan, konseling Kesehatan Sekolah : pembinaan sekolah sehat, pelatihan dokter kecil Kesehatan Olahraga : senam kesegaran jasmani1.5. Visi dan MisiVisi :Tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat 2015 Indonesia Sehat 2015: Masyarakat yang hidup dlm lingk dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau yankes yang bermutu seara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi- tingginya Indikator pencapaian kecamatan sehat : Lingkungan sehat Perilaku sehat Cakupan pelayanan kesehatan yg bermutu Derajad kesehatan penduduk kecamatanMisi : Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya1.6. TujuanTujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung terciptanya tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2015.1.7. Wilayah KerjaSecara Nasional standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Jika ada lebih dari 1 Puskesmas / Kecamatan tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayahPuskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Bupati atau Walikota, dengan saran teknis dari kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yanng disebut Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.1.8. Struktur Organisasi1.Kepala PuskesmasYang menjabat kepala Puskesmas adalah seseorang yang merupakan sarjana di bidang kesehatan2.Unit Tata Usaha3.Unit Pelaksana Teknis Fungsionala. Upaya Kesehatan Masyarakatb. Upaya Kesehatan Perorangan4.Jaringan Pelayanana. Puskesmas PembantuPuskesmas Pembantu yang lebih sering dikenal sebagai Pustu atau Pusban, adalah unit pelayanan kesehatan sederhana dan berfungsi menunjang serta membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil. Puskesmas Pembantu merupakan bagian integral dari Puskesmas, atau setiap puskesmas memiliki beberapa Puskesmas Pembantu di dalam wilayah kerjanya. Namun adakalanya puskesmas tidak memiliki Puskesmas Pembantu, khususnya di daerah perkotaan.b. Puskesmas KelilingPuskesmas Keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga dari Puskesmas.Puskesmas Keliling berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatankegiatan Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan.Kegiatan Puskesmas Keliling adalah: Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil atau daerah yang tidak atau sulit dijangkau oleh pelayanan Puskesmas atau Puskesmas Pembantu dengan frekuensi 4 kali dalam seminggu, atau disesuaikan dengan kondisi geografis tiap Puskesmas. Melakukan penyelidikan tentang Kejadian Luar Biasa ( KLB ). Dapat dipergunakan sebagai alat transport penderitra dalam rangka rujukan bagi kasus darurat. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audiovisual.c. BidanPada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatannya, ditempatkan seorang bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Puskesmas. Tugas utama bidan desa adalah membina peran serta masyarakat melalui pembinaan Posyandu dan pembinaan kelompok Dasawisma, disamping memberikan pelayanan langsung di Posyandu dan pertolongan persalinan di rumah penduduk. Selain itu juga menerima rujukan masalah kesehatan anggota keluarga Dasawisma untuk diberi pelayanan seperlunya atau dirujuk lebih lanjut ke Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu dan terjangkau secara rasional.1.9. Pendanaan Sumber pembiayaan Puskesmas :1. Pemerintah 2. Pendapatan Puskesmas 3. Sumber lain, seperti : Askes, JPKMM, dll.1.10. Upaya Puskesmasa. Upaya kesehatan wajib puskesmas (basic six)1. Upaya kesehatan ibu, anak & kb2. Upaya promosi kesehatan3. Upaya kesehatan lingkungan4. Upaya perbaikan gizi5. Upaya pencegahan & pemberantasan penyakit menular6. Upaya pengobatan dasarb. Upaya kesehatan pengembangan puskesmas Dilaksanakan sesuai dengan masalah kesehatan masyarakat yang ada dan kemampuan puskesmas Bila ada masalah kesehatan tetapi puskesmas tidak mampu maka pelaksanaan oleh Dinkes kab/kota Dilaksanakan bila upaya kesehatan wajib telah terlaksana secara optimal (target cakupan & mutu terpenuhi) Beberapa diantara upaya kesehatan pengembangan merupakan inovasi utama karena hampir dipastikan selalu harus tersedia di puskesmas karena tuntutan kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan, misalnya : Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja Upaya Ksehatan Usia Lanjut Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Malaria Pencegahan dan Penanggulangan PMS dan HIV /AIDS Pencegahan dan Penanggulanan Rabies Pencegahan dan Penanggulangan Filariasis dan Schistomiasis Laboratorium Kesehatan Olahraga Bina Kesehatan Tradisionil Pemeriksaan Penunjang Upaya Kesehatan Kerja Upaya Kesehatan Jiwa Upaya Kesehatan Mata ,Telinga , Matra1.11. Tata Kerja Puskesmas1.Berkoordinasi dengan kantor kecamatan2.Bertanggung jawab dengan dinas kesehatan kabupaten/kota3.Bermitra dengan sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya4.Bekerjasama dengan fasilitas rujukan5.Berkoordinasi dengan lintas sektor6.Bermitra dengan BPP (organisasi yang menghimpun tokoh masyarakat)1.12. Kedudukan1. Dalam Sistem Kesehatan NasionalPuskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan baik perorangan maupun masyarakat pada strata pertama.2.Dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/KotaPuskesmas sebagai unit pelaksana teknis dinas yang bertanggung jawab melaksanakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota.3.Dalam Sistem Kesehatan DaerahUnit Pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang merupakan unit struktural pemda atau kota.4.Antar sarana pelayanan kesehatan tingkat pertamaPuskesmas sebagai mitra pelayanan kesehatan swasta pada tingkat pertama.5.Sebagai pembina pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat1.13. Jenis Jenisa. Menurut pemilik RS Pemerintah (Government Hospital) RS Swasta (Private Hospital)b. Menurut filosofi yang dianut RS Profit RS Nonprofitc. Menurut jenis pelayanan RS Umum (General Hospital) RS Khusus (Specialty Hospital)d. Menurut lokasi RS Pusat RS Provinsi RS Kabupatene. Menurut Kemampuan RS Kelas A (Top Referral Hospital), merupakan RS Pusat dengan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas, RS Pendidikan RS Kelas B, merupakan RS Pendidikan atau non pendidikan, pelayanan kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas, RS rujukan kelas C RS Kelas C, merupakan RS dengan pelayanan kedokteran spesialis terbatas (PD, Bedah, Kesehatan Anak, Bidan dan Kandungan), rujukan Puskesmas RS Kelas D, merupakan RS transisi ke RS Kelas C, pelayanan kedokteran umum dan dokter gigi, RS rujukan Puskesmas RS Kelas E (Special Hospital), merupakan RS dengan 1 macam pelayanan kedokteran (RS Jiwa, RS Kusta, RS Paru, RS Kanker, RS Jantung, RS Ibu dan Anak).1.14. Asas Penyelenggaraan Puskesmas1.Asas Pertanggungjawaban Wilayah Puskesmas bertanggung jawab dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya Kegiatan ini ditunjang dengan fasilitas penunjang puskesmas seperti Pustu, Pusling, dan Bidan2.Asas Pemberdayaan Masyarakat Puskesmas harus memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat agar berperan aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya kesehatan Puskesmas.

3.Asas Keterpaduan Setiap upaya harus diselenggarakan secara terpadu Lintas Program Contoh : - UKS=Keterpaduan Promkes,Pengobaatan,Kesehatan gigi,dll. - Posyandu=Keterpaduan KIA & KB, P2M, Prokes, dll. Lintas SektoralContoh : -Upaya Perbaikan GiziKeterpaduan antara sektor kesehatan dengan camat, lurah/kades, pertanian, pendidikan, agama, PKK, dll.4.Asas Rujukan Artinya apabila tidak mampu Puskesmas harus merujuk pasien ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu. Ada 2 jenis rujukan :a. Rujukan Medis1) Rujukan kasus2) Rujukan ilmu pengetahuan3) Rujukan bahan pemeriksaanb. Rujukan Kesehatan1) Rujukan sarana dan logistik2) Rujukan tenaga3) Rujukan operasional

MASALAH KESEHATAN & SOLUSI

1.Terkotak-kotaknya pelayanan kesehatanErat kaitannya dengan munculnya spesialisasi dan sub spesialisasi dalam pelayanan kesehatan. Dampak negatifnya adalah menyulitkan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan, yang akan berdampak pada tidaak terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan.2.Berubahnya sifat pelayanan kesehatanSebagai akibat dari munculnya spesialisasi dan subspesialisasi menyebabkan perhatian pelayanan kesehatan tidaak dapat lagi diberikan secara menyeluruh. Perhatian itu hanya tertuju pada keluhan atau organ yang sakit saja.Selain itu munculnya alat-alat canggih juga menimbulkan beberapa dampak negatif seperti makin renggangnya hubungan dokter pasien, dan makin mahalnya biaya kesehatan.

Masalah-masalaha) Hubungan dokter dan pasien semakin renggang, karena semakin banyaknya peralatan yang ada disekitar dokter yang melakukan praktik/pekerjaannya.b) Semakin mahalnya biaya kesehatan, sehingga dapat menyulitkan masyarakat dalam menjangkau pelayanan kesehatan.c) Terkotak kotaknya sistem pelayanan kesehatan karena semakin banyaknya spesialisasi dan subspesialisasi.d) Perbedaan kemampuan antar daerah.e) Desentralisasi kesehatan belum merata.f) Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah.g) Rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan.h) Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan.i) Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat.j) Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata.k) Minimnya subsidi dari pemerintah.l) Masalah gizi :Faktor Penyebab: Tak langsung: kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi Langsung: ketersediaan pangan rumah tangga, perilaku dan pelayanan kesehatan

Solusi Pemerataan yankes terutama di daerah terpencil Pemberian pelatihan bagi tenaga kerja Pemberian pelatihan bagi orang awam agar dapat memberikan pelayanan primer kepada masyarakat Kerjasama antar tenaga kesehatan professional

POSYANDU

3.1 Definisi Wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan dan KB yang dikelola oleh masyarakat, diselenggarakan oleh kader yang terlatih di bidang kesehatan dan KB, dimana anggotanya berasala dari PKK, tokoh masyarakat dan pemudi (jurnal dr.Zukifli, MSi). Fasilitas palayanan kesehatan masyarakat yang didirikan di desa-desa kecil yang tidak terjangkau oleh RS atau klinik Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat, untuk masyarakat, dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan 3.2 Dasar Pelaksanaan Surat Keputusan Bersama: Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-masing No.23 tahun 1985. 21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985, 1I2/HK-011/ A/1985 tentang penyelenggaraan Posyandu yaitu : a. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan Posyandu dalam lingkup LKMD dan PKK. b. Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi Posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program program pembangunan masyarakat desa c. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan mengutamakan peranan kader pembangunan. d. Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah/di daerah masing-masing dari melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Depkes dan BKKBN. e. Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66 , dana sehat sebagai cara penyelenggaraan dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara paripurna.

3.3 Tujuan Penyelenggaran Posyandua. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil, melahirkan dan nifas). b. Membudayakan NKKBS. c. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera. d. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera. 3.4 Struktur Organisasi Posyandu Sesuai Inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan mutu Posyandu ditingkat desa kelurahan sebagai berikut : a. Penanggungjawab umum : Ketua Umum LKMD (Kades/Lurah). b. Penggungjawab operasional : Ketua I LKMD (Tokoh Masyarakat) c. Ketua Pelaksana : Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10 LKMD ( Ketua Tim Penggerak PKK). Sekretaris : Ketua Seksi 7 LKMD d. Pelaksana : Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes. 3.5 Kriteria Kader Posyandua. Dapat membaca dan menulisb. Bekerja social dan mau bekerja secara relawanc. Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakatd. Mempunyai waktu yang cukupe. Bertempat tinggal di wilayah posyanduf. Berpenampilan ramah dan simpatikg. Diterima masyarakat setempat3.6 Kegiatan Pokok Posyandua. KIAb. KBc. Imunisasid. Gizie. Penanggulangan diare

3.7 Dana Pelaksanaan Posyandua. Swadaya masyarakatb. Hasil potensi desac. Donator3.8 Pembentukan Posyandu a. Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan. b. Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah bimbingan teknis unsur kesehatan dan KB . c. Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri, sarana dan prasarana posyandu, biaya posyandu d. Pemilihan kader Posyandu. e. Pelatihan kader Posyandu. f. Pembinaang. Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai sedangkan satu Posyandu melayani 100 balita.3.9 Pelaksanaan Kegiatan PosyanduPosyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh LKMD, Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari KB. Pada hari buka Posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 (lima) meja yaitu : Meja I : PendaftaranMeja II : Penimbangan Meja III : Pengisian KMS Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS Meja V : Pelayanan KB Kes : Imunisasi Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat tetes ke mulut tiap Februari dan Agustus. Pembagian pil atau kondom Pengobatan ringan. Kosultasi KB-Kes. Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan Meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes, perawat dan petugas KB).3.10 Jenjang Posyandua. Posyandu Pratama (warna merah) : belum mantap. kegiatan belum rutin. kader terbatas. b. Posyandu Madya (warna kuning) : kegiatan lebih teratur Jumlah kader 5 orang c. Posyandu Purnama (Warna hijau) : kegiatan sudah teratur. cakupan program/kegiatannya baik. jumlah kader 5 orang mempunyai program tambahan d. Posyandu Mandiri (warna biru) : kegiatan secara terahir dan mantap cakupan program/kegiatan baik. memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap. Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu jenjang antar strata Posyandu adalah : a. Jumlah buka Posyandu pertahun b. Jumlah kader yang bertugasc. Cakupan kegiatan d. Program tambahane. Dana sehat/JPKM

RUMAH SAKIT

4.1 Definisia. Menurut American Hospital Association, 1974: Suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.b. Menurut Wolper dan Pena, 1987: Tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat, dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. c. Menurut Association of Hospital Care, 1947: Pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan, serta penelitian kedokteran diselenggarakan.d. Definisi Rumah Sakit menurut WHO (1957) diberikan batasan yaitu suatu bagian menyeluruh dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial.4.2 Misi Rumah Sakita. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakatb. Menyelenggarakan upaya kesehatan bersifat penyembuhan dan pemulihan pasienc. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan tenaga kesehatand. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan4.3 Organisasi Rumah Sakita. Para Penentu Kebijakan atau Dewan Perwalian (Board of Trustees). Tugasnya adalah menentukan kebijakan rumah sakitb. Para Pelaksana Pelayanan non-medis (administrator dan teknisi) yang ditunjuk oleh Board of Trustees. Tugasnya adalah mengelola kegiatan aspek non-medis rumah sakit sesuai kebijakanc. Para Pelaksana Pelayanan Medis (Medical Staff), terdiri dari dokter dan paramedic. Tugasnya adalah menyelenggarakan pelayanan medis rumah sakit.4.4 Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakita. Rawat Jalan (Ambulatory Service), terdiri dari: gawat darurat, rawat jalan paripurna, rujukan, bedah jalanb. Gawat Darurat (Emergency Care), dibutuhkan dalam waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya (life saving)c. Rawat Inapd. Penunjang Medik, seperti laboratorium, apotek, dlle. Penunjang Non-Medik, seperti laundry, kamar jenazah, keamanan, dll4.5 Jenis-Jenis Rumah Sakit Menurut pemilik RS Pemerintah (Government Hospital) RS Swasta (Private Hospital) Menurut filosofi yang dianut RS Profit RS Nonprofit Menurut jenis pelayanan RS Umum (General Hospital) RS Khusus (Specialty Hospital) Menurut lokasi RS Pusat RS Provinsi RS Kabupaten Menurut Kemampuan RS Kelas A (Top Referral Hospital), merupakan RS Pusat dengan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas, RS Pendidikan RS Kelas B, merupakan RS Pendidikan atau non pendidikan, pelayanan kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas, RS rujukan kelas C RS Kelas C, merupakan RS dengan pelayanan kedokteran spesialis terbatas (PD, Bedah, Kesehatan Anak, Bidan dan Kandungan), rujukan Puskesmas RS Kelas D, merupakan RS transisi ke RS Kelas C, pelayanan kedokteran umum dan dokter gigi, RS rujukan Puskesmas RS Kelas E (Special Hospital), merupakan RS dengan 1 macam pelayanan kedokteran (RS Jiwa, RS Kusta, RS Paru, RS Kanker, RS Jantung, RS Ibu dan Anak).

KLASIFIKASIKlasifikasi Rumah sakit.Di Indonesia dikenal 3 jenis rumah sakit sesuai dengan kepemilikan, jenis pelayanan dan kelasnya1. Berdasarkan kepemilikannya, RS pemerintah (RS Pusat, RS propinsi, RS Kabupaten) RS BUMN/ABRI RS swasta yang menggunakan dana investasi dari dalam negeri (PMDN) dan luar negeri (PMA)2. Berdasarkan jenis pelayanan RS umum RS jiwa RS khusus (mata, paru, rehabilitasi, jantung, kanker, dan sebagainya)3. Berdasarkan kelasnya RS kelas A : rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kesehatan yang spesialistik dan subspealistik luas dan oleh pemerintah ditetapkan sebagai pusat rujukan, RS pusat dan RS pendidikan.Contoh : RS Dr.Soetomo Surabaya, RS Ciptomangunkusumo Jakarta RS kelas B : rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan spesialistik yang luas dan subspealistik terbatas. Didirikan di setiap ibukota propinsi yang menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten ( RS Kelas C)Contoh : RS Dr.Soebandi Jember RS kelas C : rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan spesialistik paling sedikit 4 spesialis dasar yaitu penyakit dalam, penyakit bedah, penyakit kebidanan/kandungan, dan kesehatan anak. RS kelas D : rumah sakit transisi dari RS kelas C, pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi, dan rujukan dari puskesmas.Contoh: RS Gigi dan Mulut RS kelas E : rumah sakit khusus yang menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan kedokteran saja.Misal,rumah sakit kusta, paru, jantung, kanker, ibu dan anak.Contoh : RS Ortopedi Dr. Soeharso SoloBuku manajemen rumah sakit

1. Rumah Sakit PemerintahDikelola oleh Departemen Kesehatan, Departemen Dalam Negeri, Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Rumah Sakit Umum (RSU) Pemerintah dibedakan menjadi :a. Rumah Sakit Umum (RSU) tipe AApabila dalam pelayanan rumah sakit tersebut tersedia pelayanan medis spesialistik dan subspesialistik yang luas.b. Rumah Sakit Umum (RSU) tipe BApabila dalam pelayanan rumah sakit tersebut tersedia pelayanan medis spesialistik luas dan subspesialistik terbatas.c. Rumah Sakit Umum (RSU) tipe CApabila dalam pelayanan rumah sakit tersebut tersedia pelayanan medis spesialistik minimal 4 bidang mayor, yaitu penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan obstetri-ginekologi.d. Rumah Sakit Umum (RSU) tipe DApabila dalam pelayanan rumah sakit tersebut hanya bersifat pelayanan medis dasar oleh dokter umum.2. Rumah Sakit Swastaa. Rumah Sakit Umum Swasta PratamaApabila pelayanan yang dilakukan oleh rumah sakit tersebut hanya berupa pelayanan medis umum.b. Rumah Sakit Umum Swasta MadyaApabila pelayanan yang dilakukan oleh rumah sakit tersebut hanya berupa pelayanan spesialistik.c. Rumah Sakit Umum Swasta UtamaApabila pelayanan yang dilakukan oleh rumah sakit tersebut hanya berupa pelayanan spesialistik dan subspesialistik.Sumber : Rumah Sakit, Tenaga Kesehatan, dan Pasien

1.6 KARAKTERISTIKBeberapa karakteristik rumah sakit antara lain: Sebagian tenaga kerja rumah sakit adalah tenaga kerja professional Wewenang kepala rumah sakit sangat berbeda dengan pimpinan perusahaan Tugas kelompok professional lebih banyak daripada kelompok managerial Jumlah pekerjaan dan sifat pekerjaan sangat beragam Beban kerja tidak dapat diatur Hampir semua kegiatan rumah sakit bersifat urgen Pelayanan rumah sakit bersifat sangat individualistik Pemberiaan pelayanan secara pribadi, efektif dan efisien, kesalahan tidak dapat ditoleransi Pelayanan diberikan selama 24 jam dalam sehari5.6 STRUKTUR ORGANISASISebelum ada puskesmas, pelayanan kesehatan di dalam satu kecamatan terdiri dari Balai Pengobatan, Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak, Usaha Hygiene Sanitasi Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular, dan lain-lain.Usaha tersebut masing-masing bekerja sendiri dan langsung melapor kepada Dinas Kesehatan Dati II.Petugas Balai Pengobatan tidak tahu menahu apa yang terjadi di BKIA, begitu juga petugas BKIA tidak mengetahui apa yang akan dilakukan oleh Petugas Hygiene Sanitasi dan sebaliknya.Dengan adanya sistem pelayanan kesehatan mulai Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), maka berbagai kegiatan pokok Puskesmas dilakukan bersama di bawah 1 koordinasi dan 1 pimpinan.Sumber : Diktat Dokter Sebagai Manajer Puskesmas oleh dr.Rony Prasetyo Lab.Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unej 2007Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat pertama yana mengutamakan tindakan promotif dan preventif. Sejarah berkembangnya puskesmas yaitu:Pada tahun 1968 lahirlah konsep Puskesmas melalui Rapat Kerja Nasional I di jakarta,yang menyatukan semua pelayanan tingkat I Puskesmas dibedakan menjadi 4 macam, yaitu: Puskesmas tingkat desa Puskesmas tingkat kecamantan Puskesmas kewedanaan Puskesmas Kabupatena. Tahun 1969 diadakan Rapat Kerja Nasional II dari hasil rapat Puskesmas dibagi menjadi 3 macam yaitu: Puskesmas tipe A, dipimpin oleh dokter penuh. Puskesmas tipe B, dipimpin oleh dokter tidak penuh. Puskesmas tipe C, dipimpin oleh tenaga paramedik.c. Tahun 1970 ditetapkan hanya 1 macam Puskesmas dengan wilayah kerja tingkat kecamatan. Lalu dikeluarkan Inpres kesehatan No. 7 th.1974, No 7 th 1975 dan No 4 th 1976 dan berhasil mendirikan serta menempatkan tenaga dokter di semua wilayah tingkat kecamantan.d. Tahun 1979 mulai dirintis pembangunan Puskesmas di daerah-daerah tingkat kelurahan.

Struktur organisasia) Penentu kebijakan Dewan perwakilan / dewan penyantunb) Pelaksanaan pelayanan non medis Administrator / manajemenc) Pelaksana pelayanan medis Medical staff

1.7 FUNGSI DAN TUGASTugas dan fungsi Rumah SakitTugas: Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan uapaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dengan melaksanakan upaya rujukan sesuai peraturan perundang-undangan yang belaku.Fungsi:1. Pelayanan medis2. Pelayanan penunjang medis dan non medis3. Pelayanan asuhan keperawatan4. Pelayanan rujukan5. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan6. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan7. Pengelolaan administrasi dan keuangan(Keputusan menteri dalam negeri nomor 1 tahun 2002 pedoman susunan organisasi dan tata kerja rumah sakit daerah)1.8 KARAKTERISTIKBeberapa karakteristik rumah sakit antara lain: Sebagian tenaga kerja rumah sakit adalah tenaga kerja professional Wewenang kepala rumah sakit sangat berbeda dengan pimpinan perusahaan Tugas kelompok professional lebih banyak daripada kelompok managerial Jumlah pekerjaan dan sifat pekerjaan sangat beragam Beban kerja tidak dapat diatur Hampir semua kegiatan rumah sakit bersifat urgen Pelayanan rumah sakit bersifat sangat individualistik Pemberiaan pelayanan secara pribadi, efektif dan efisien, kesalahan tidak dapat ditoleransi Pelayanan diberikan selama 24 jam dalam sehari1.9 Peranan Pelayanan medis Pelayanan penunjang medis dan non medis Pelayanan askep Pelayanan rujukan Pendidikan dan pelatihan Penelitian dan pengembangan Administrasi umum dan keuangan

1.10 Faktor Keberhasilan Pemanfaatan sarana pelayanan Mutu pelayanan Tingkat efisiensi Aksebilitas Cakupan Avaibility Tenaga dan Alat

4.1.1 Program program

1. Pelayanan dasar, meliputi : Rawat jalan Rawat inap Rawat darurat2. Pelayanan administrasi; administrasi keuangan, administrasi pasien3. Pelayanan penunjang, meliputi : Penunjang diagnostic; laboratorium, CTscan, Kamar bedah; kamar operasi Apotek/farmasi Rehabilitasi medis; terapi penyembuhan4. Bagian teknik dan pemeliharaan RS; perawatan alat-alat kedokteran, teknisi listrik dll5. Layanan lain, meliputi : Laundry Kamar jenazah Pengelolaan limbah Keamanan dan pencegahan

4.1.2 Sejarah

Sejarah perkembangan rumah sakit di Indonesia pertama sekali didirikan oleh VOC tahun 1626 dan kemudian juga oleh tentara Inggris pada zaman Raffles terutama ditujukan untuk melayani anggota militer beserta keluarganya secara gratis. Jika masyarakat pribumi memerlukan pertolongan, kepada mereka juga diberikan pelayanan gratis. Hal ini berlanjut dengan rumah sakit-rumah sakit yang didirikan oleh kelompok agama. Sikap karitatif ini juga diteruskan oleh rumah sakit CBZ di Jakarta. Rumah sakit ini juga tidak memungut bayaran pada orang miskin dan gelandangan yang memerlukan pertolongan. Semua ini telah menanamkan kesan yang mendalam di kalangan masyarakat pribumi bahwa pelayanan penyembuhan di rumah sakit adalah gratis. Mereka tidak mengetahui bahwa sejak zaman VOC, orang Eropa yang berobat di rumah sakit VOC (kecuali tentara dan keluarganya) ditarik bayaran termasuk pegawai VOC.

SISTEM RUJUKAN

A. DefinisiRujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab, timbal balik secara vertical dan horizontalRujukan adalah suatu sistem pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyarahan wewenang atau tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada yang lebih berkompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional. ( Diktat Dokter sebagai Manajer Puskesmas, Dr. Rony Prasetyo )Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama. (Kep. Menkes RI NO: 128/MENKES/SK/II/2004 )

B. Kendala Jarak yang sulit dijangkau Tenaga kesehatan kurang Pengetahuan tenaga kesehatan kurang Prosedur tidak efisien Dukungan tidak optimal Dana Koordinasi kurang

C. DepKesProsedur

RS Kelas A

RS Kelas BDinKes Provinsi

RS Kelas CDinKes Kabupaten / Kota

Rujukan MedisPuskesmasRujukan Kesehatan

D. JenisDalam suatu sistem pelayanan kesehatan, ketiga strata atau jenis pelayanan tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada didalam suatu sistem dan saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan diatasnya, demikian seterusnya. Penyerahan tanggung jawab dari satu pelayanan kesehatan ke pelayanan kesehatan yang lain ini disebut rujukan. Secara lengkap dapat dirumuskan sistem rujukan ialah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat kemampuannya).Dari batasan tersebut dapat dilihat bahwa hal yang dirujuk bukan hanya pasien saja tapi juga masalah-masalah kesehatan lain, teknologi, sarana, bahan-bahan laboratorium, dan sebagainya. Disamping itu rujukan tidak berarti berasal dari fasilitas yang lebih rendah ke fasilitas yang lebih tinggi tetapi juga dapat dilakukan diantara fasilitas-fasilitas kesehatan yang setingkat. Secara garis besar rujukan dibedakan menjadi 2, yakni :a. Rujukan medikRujukan ini berkaitan dengan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan pasien. Disamping itu juga mencakup rujukan pengetahuan (konsultasi medis) dan bahan-bahan pemeriksaan.b. Rujukan kesehatan masyarakatRujukan ini berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promosi). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan operasional.

E. Tujuan Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu karena tindakan rujukan ditunjukan pada kasus yang tergolong berisiko tinggi. Untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan kesehatan secara terpadu Agar pasien mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu sehingga jiwanya dapat terselamatkan

F. Manfaat Pemerintah: Efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pelayanan kesehatan Penyelenggara pelayanan: Kejelasan jenjang karier Masyarakat: Kejelasan pola pelayanan, efektifitas dan efisiensi pemanfaatan pelayanan kesehatan

PRINSIP PELAYANAN KESEHATAN

Prinsip pelayanan kesehatan jiwa dapat dibagi dalam tiga jenis pelayanan:

A. Pelayanan bersifat mediko-psiko-sosial, dimana digunakan pendekatan eklektik holistik yaitu pendekatan secara terinci dan secara menyeluruh; juga mengetrapkan prinsip-prinsip ilmu kedokteran, ilmu kedokteran jiwa (psikiatri), ilmu perilaku (psikologi) dan ilmu sosial (sosiologi)B. Pelayanan bersifat komprehensif, berupa pelayanan promosi kesehatan jiwa, pelayanan prevensi, kurasi dan rehabilitasi gangguan kesehatan jiwaC. Pelayanan paripurna yang terdiri dari Pelayanan kesehatan jiwa spesialistik yang dilakukan oleh psikiater dan ada di RS Jiwa, RS Ketergantungan Obat, RS Umum kelas A dan B, praktik swasta. Pelayanan kesehatan jiwa terpadu atau pelayanan kesehatan jiwa integratif yang dilakukan oleh dokter umum di Puskesmas dan RS Umum kelas C dan D, praktik umum swasta. Pelayanan kesehatan jiwa yang bersumber daya masyarakat di Posyandu, PKK, LKMD, PMR, Pramuka, dilaksanakan oleh guru, orangtua, tokoh masyarakat1. Kemanusiaan : tidak diskrimanasi, menjunjung prinsip-prinsip kemanusiaan2. Hak Asasi Manusia : derajat kesehatan tanpa adanya diskriminasi3. Adil dan Merata : derajat kesehatan yang tinggi, pelayanan kesehatan bermutu, terjangkau dan merata4. Pemberdayaan dan Kemandirian Masyarakat : keterlibatan masyarakat dan pemerintah5. Kemitraan : keterlibatan swasta dalam pembangunan kesehatan6. Pengutamaan dan Manfaat : utamakan kepentingan umum, pemanfaatan IPTEK kedokteran-kesehatan7. Tata Kepemerintahan yang Baik : demokratis, kepastian hukum, transparan, rasional, profesional, dan akuntabel

SYARAT POKOK PELAYANAN KESEHATAN

1. Tersedia dan berkesinambunganArtinya semua pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberdaannya pada msyarakat adalah pada setiap saat yang dibutuhkan.2. Dapat diterima dan wajarArtinya pelayanan kesehatan yang akan diberikan tidak bertentangan dengan kepercayaan dalam masyarakat seperti agama, adat istiadat, kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan masyarakat.3. Mudah dicapaiKetercapaian yang dimaksud disini adalah dimaksudkan dari lokasinya agar mudah dicapai oleh semua lapisan masyarakat.4. Mudah dijangkauDijangkau disini dilihat dari sudut biayanya agar sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat5. BermutuMutu disini mencakup tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, memusakan pamakai jasa, dan sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.

JENIS JENIS PELAYANAN KESEHATAN

A. Pelayanan KedokteranPelayanan Kedokteran (Medical Services) atau peroranganDitandai dengan cara pengorganisasiannya yang dapat bersifat mandiri. Tujuan utama pelayanan jenis ini adalah untuk mengobati sertta memulihkan kesehatan. Sasarannya adalah perorangan.

a) Strata Pertama (Primer)Yankes perorangan tingkat dasar, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada peroranganPenyelenggara : pemerintah, masyarakat dan swasta yang diwujudkan melalui berbagai bentuk pelayanan profesional, seperti:a. praktik bidanb. praktik perawatc. praktik dokterd. praktik dokter gigie. poliklinikf. balai pengobatang. praktik dokter/klinik 24 jamh. praktik bersamai. rumah bersalin. j. Puskesmas (sbg yankes masy & yankes perorranagan)Pelayanan penunjang, antara lain:a. toko obat dan apotek (dengan kewajiban menyediakan obat esensial generik)b. laboratorium klinikc. optik. b) Strata Kedua (sekunder)Yankes Perorangan tingkat lanjutan, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik yang ditujukan kepada perorangan.Penyelenggara : pemerintah, masyarakat dan swasta yang diwujudkan dalam bentuk:a. praktik dokter spesialisb. praktik dokter gigi spesialisc. klinik spesialisd. balai pengobatan penyakit paru-paru (BP4)e. balai kesehatan mata masyarakat (BKMM)f. balai kesehatan jiwa masyarakat (BKJM)g. rumah sakit kelas C dan B non pendidikan milik pemerintah (termasuk TNI/POLRI dan BUMN)h. rumah sakit swasta.

Pelayanan penunjang, antara lain:a. apotekb. laboratorium klinikc. optik.

c) Strata Ketiga (Tersier)Yankes Perorangan tingkat unggulan, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan subspesialistik yang ditujukan kepada peroranganPenyelenggara : pemerintah, masyarakat dan swasta yang diwujudkan dalam bentuk a. praktik dokter spesialis konsultanb. praktik dokter gigi spesialis konsultanc. klinik spesialis konsultand. rumah sakit kelas B pendidikane. RS kelas A milik pemerintah (termasuk TNI/POLRI dan BUMN)f. rumah sakit khususg. rumah sakit swasta.

B. Pelayanan Kesehatan MasyarakatPelayanan Kesehatan Masyarakat (Public Health Services)Ditandai dengan pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam satu organisasi. Tujuan utamanya pelayanan jenis ini adalah untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan (promotif) serta mencegah (preventif) penyakit. Sasarannya adalah masyarakat luas.a) Strata I (primer) Merupakan pelayanan kesehatan tingkat dasar Penyelenggara : Puskesmas Peran seta masyarakat dan swasta : posyandu, Polindes, Pos obat desa, Pos upaya kesehatan kerjab) Strata II (sekunder) Merupakan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan (spesialistik) Penanggung jawab : Dinkes Kab/KotaAda 2 fungsia. Fungsi Managerialb. Fungsi Teknisc) Strata III (tersier) Merupakan pelayanan kesehatan tingkat unggulan (subspesialistik) Penanggung jawab : Dinkes Provinsi dan Departemen Kesehatan

Perbedaan Pelayanan Kedokteran dengan Pelayanan Kesehatan Masyarakat

PELAYANAN KEDOKTERANPELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

Tenaga pelaksananya terutama adalah para dokterTenaga pelaksananya terutama ahli kesehatan masyarakat

Perhatian utamanya pada penyembuhan penyakitPerhatian utamanya pada pencegahan penyakit

Sasaran utamanya adalah perseorangan atau keluargaSasaran utamanya adalah masyarakat secara keseluruhan

Kurang memperhatikan efisiensiSelalu berupaya mencari cara yang efisien

Tidak boleh menarik perhatian karena bertentangan dengan etika kedokteranDapat menarik perhatian masyarakat, misalnya dengan penyuluhan kesehatan

Menjalankan fungsi perseorangan dan terikat dengan UUMenjalankan fungsi dengan mengorganisir masyarakat dan mendapat dukungan UU

Penghasilan diperoleh dari imbalan jasaPenghasilan berupa gaji dari pemerintah

Bertanggung jawab hanya kepada penderitaBertanggung jawab kepada seluruh masyarakat

Tidak dapat memonopoli upaya kesehatan dan bahkan mendapat sainganDapat memonopoli upaya kesehatan

Masalah administrasi amat sederhanaMenghadapi berbagai persoalan kepemimpinan

KESIMPULAN

1. Pelayanan kesehatan di Indonesia terdapat strata-strata pelayanan kesehatan yang mempermudah dalam penanganan jasa kesehatan.2. Kerjasama dari semua pihak di bidang kesehatan akan mempermudah peningkatan derajat kesehatan di Indonesia.3. System pelayanan kesehatan di Indonesia yang tersistem dan terorganisasi secara berjenjang pada akhirnya akan memberikan pemahaman-pemahaman dan kemudahan-kemudahan bagi pengguna jasa pelayanan kesehatan pada umumnya hal ini dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Hatmoko. 2006. Sistem Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas. Samarinda: Lab IKM PSKU Unmul.

Mendagri, Menkes, BKKBN. 1985. Surat Keputusan Bersama: Mendagri, Menkes, BKKBN. Masing-masing No.23 tahun 1985; 21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985; 1I2/HK-011/ A/1985 tentang penyelenggaraan Posyandu. Jakarta: Mendagri, Menkes, BKKBN

Menkes. 2004. Keputusan Menkes Nomor: 128 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas. Jakarta: Menkes.

www.depkes.go.id

www.pppl.depkes.go.id

Kamus Dorland

1