28
1

RESUME TA 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Teori Akuntansi

Citation preview

BEBERAPA PENGERTIAN TEORI, AKUNTANSI, DAN TEORI AKUNTANSIBeberapa Definisi teori yang diajukan oleh para ahli yaitu:1. Ahmed Riahi-Belkaoui mendefinisikan:Teori adalah serangkaian gagasan (konsep), definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.1. Menurut Websters Third New International Dictionary menyajikan:Teori sebagai sekumpulan hipotesis, konsep, dan prinsip-prinsip pragmatis yang saling berkaitan, yang membentuk kerangka acuan umum untuk suatu bidang penelitian. Apabila kita perhatikan telah banyak sekali definisi akuntansi yang diajukan oleh para ahli dan lembaga-lembaga terkait, diantaranya:1. Definisi menurut Accounting Principle Board (APB) dalam Statement No.4 disebutkan:Akuntansi adalah sebuah kegiatan jasa (service activity) fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat finansial, tentang entitas-entitas ekonomi yang dianggap berguna dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi, dalam penentuan pilihan-pilihan logis di antara tindakan-tindakan alternatif.1. Komite Terminoligi AICPA (The Committee on Terminology of the American Institute of Certified Public Accountans) menyatakan: Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut.1. Paul Grady dalam ARS No.7 AICPA mendefinisikan:Akuntansi merupakan suatu body of knowledge serta fungsi organisasi yang secara sistematik, orisinal dan autentik, mencatat, mengklasifikasikan, memproses, mengikhtisarkan, menganalisa, menginterpretasikan seluruh transaksi dan kejadian serta karakter keuangan yang terjadi dalam operasi entitas akuntansi dalam rangka menyediakan informasi yang berarti yang dibutuhkan manajemen sebagai laporan dan pertanggungjawaban atas kepercayaan yang diterimanya.1. Menurut Kieso and Weygandt dinyatakan: Akuntansi adalah sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan. Bidang akuntansi yang membahas proses pemikiran atau penalaran dikenal dengan sebutan teori akuntansi. Bahkan struktur akuntansi dan kerangka acuan konseptual sering disebut sebagai teori akuntansi. Teori akuntansi berkembang karena adanya keyakinan bahwa praktik yang baik harus dilandasi oleh teori yang baik.Hendriksen, mendefinisikan teori akuntansi sebagai berikut: sekumpulan prinsip-prinsip yang luas (1) menyajikan suatu kerangka acuan umum dimana praktik akuntansi dapat dinilai, (2) mengarahkan pengembangan praktik dan prosedur baru.Soewardjono mengemukakan, sebenarnya banyak pengertian yang dapat dilekatkan pada kata teori dalam akuntansi, sebagai berikut:0. Teori sebagai lawan praktik, biasanya teori dalam pengertian ini diibaratkan dengan apa yang diharapkan atau apa yang seharusnya dilakukan dalam kehidupan senyatanya. Teori sering dianggap sebagai das sein dan praktik dianggap sebagai das sollen. Dari pengertian di atas teori akuntansi sering diartikan sebagai seperangkat konsep-konsep yang membahas tentang bagaimana seharusnya praktik akuntansi berjalan.0. Teori sebagai penjelasan ilmiah, merupakan pernyataan-pernyataan tentang hubungan antara variable-variabel alam atau sosial yang dapat digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala alam atau social.0. Teori sebagai penalaran logis yang melandasi praktik dalam dunia nyata. Teori ini berusaha untuk memberikan justifikasi terhadap praktik agar praktik dapat dipertanggungjawabkan.Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB), teori dalam akuntansi diperlukan untuk :1. Mengarahkan badan penyusunan standar dalam menetapkan standar akuntansi;1. Memberikan landasan konseptual untuk memecahkan masalah perlakukan akuntansi tertentu bila belum ada standar yang mengaturnya.1. Memberikan batas keleluasaan dalam menyusun laporan keuangan1. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai terhadap arti penting laporan keuangan.1. Meningkatkan daya banding laporan keuanganPENDEKATAN TERHADAP TEORI AKUNTANSI0. Pendekatan pajakAturan-aturan pajak penghasilan mempunyai pengaruh yang merugikan pada teori dan prinsip akuntansi dalam banyak bidang. Kecenderungan untuk menerima ketentuan pajak penghasilan sebagai prinsip dan praktik akuntansi yang belaku umum ini patut disayangkan. Berikut ini adalah contoh-contohnya:1) Setiap metode penyusutan yang dapat diterima untuk keperluan pajak juga dapat diterima untuk keperluan akuntansi, tanpa memperhatikan apakah metode itu mengikuti atau tidak mengikuti teori akuntansi yang baik dalam situasi yang bersangkutan. 2) LIFO harus digunakan untuk keperluan pelaporan keuangan jika metode itu digunakan dalam laporan pajak. 3) Pos-pos yang seharusnya dikapitalisasi dalam laporan keuangan jadi di bebankan pada beban sesuai dengan perlakuan dalam laporan pajak karena perusahaan mencoba mendapatkan pengurangan pajak sedini mungkin.4) Karena undang-undang pajak tidak mengizinkan, biasanya tidak dibuat penyisihan dalam laporan keuangan untukmengakui beban-beban perbaikan dan pemeliharaan kecuali yang dilakukan secara tidak langsung dan secara tidak beraturan melalui penyusutan yang dipercepat.Singkatnya, pengaruh pemajakan penghasilan perusahaan pada akuntansi di Amerika serikat dan negara-negara lain memang besar, tetapi sebagian besar bersifat tidak langsung. Undang-undang pajak itu sendiri tidak menjadi perintis jalan dalam pemikiran akuntansi. Walaupun undang-undang pendapatan memang mempercepat di anutnya praktik-praktik akuntansi yang baik dan karenanya menghasilkan analisis yang lebih praktis atas prosedur dan konsep akuntansi yang sudah diterima, undang-undang itu juga menjadi penghambat dalam percobaan dan penerimaan teori yang baik.0. Pendekatan LegalFASB, dalam menetapkan suatu kerangka dasar konseptual untuk akuntansi, menyelidiki penggunaan hukum untuk menetapkan prinsip-prinsip akuntansi. Mereka mecatat bahwa dalam banyak situasi selalu ada masalah ekonomi selain masalah legal. Para pengacara dan hakim memandang konsep properti dan konsep-konsep yang terkait dengan cara yang hampir sama dengan cara para akuntan dan pengusaha memandang aktiva, dan mereka menghadapi kesullitan yang hampir sama dalam hal definisi. Bahwa mereka tidak selalu sampai pada kesimpulan yang sama seringkali mencerminkan fakta bahwa para pengacara itu biasanya tertarik pada penghasilan yang tersedia untuk pajak atau penghasilan yang tersedia untuk dividen dan bukan pada penghasilan dalam pengertian suatu pertambahan nilai atau suatu ukuran efisiensi operasional. Jadi ringkasnya walaupun undang-undang tentu saja memberikan banyak contoh yang dapat merangsang pemikiran mengenai masalah-masalah dalam teori akuntansi, undang-undang jarang menjadi faktor yang menetukan. 0. Pendekatan etikaPendekatan etika terhadap teori akuntansi menekankan konsep-konsep keadilan, kebenaran, dan kewajaran. Yang menarik, setiap konsep ini menemukan jalannya sendiri untuk sampai pada kerangka dasar konseptual yang diciptakan oleh FASB. Pertimbangan seperti tidak adanya kesengajaan untuk memihak (bias) dan kejujuran penyajian (representational faithfulness) dianggap sebagai karakteristik yang perlu dalam sistem akuntansi yang andal. Netralitas, yang berarti bahwa informasi tidak boleh dipoles agar mempengaruhi perilaku ke arah tertentu, adalah sifat yang sangat penting dalam penetapan standar. Pertimbangan etika, dengan kata lain, mempunyai pengaruh yang meresap diseluruh aspek akuntansi. 0. Pendekatan ekonomiMakroekonomi pendekatan makro ekonomi mencoba menjelaskan pengaruh prosedur pelaporan alternatif pada pengukuran ekonomi dan aktivitas ekonomi pada tingkatan yang lebih luas dari pada perusahaan, seperti industri atau perekonomian nasional. Walaupun sebagian besar negara melaksanakan kebijakan makro ekonomi melaui kebijakan moneter dan fiskal serta pengendalian langsung, untuk mendasarkan konsep dan praktik akuntansi pada sasaran-sasaran makro ekonomi. Salah satu dampak pendekatan ini adalah bahwa tujuan melaporkan penghasilan yang stabil dari tahun ke tahun mengesahkan digunakannya cadangan dan kebijakan penyusutan yang fleksibel. Mikroekonomi pendekatan mikro ekonomi terhadap teori akuntansi mencoba menjelaskan pengaruh prosedur alternatif pada pengukuran ekonomi dan aktivitas ekonomi pada tingkatan perusahaan. Teori akuntansi modern, yang didasarkan pada mikro ekonomi, oleh karenanya berfokus pada perusahaan sebagai satuan usaha ekonomi yang kegiatan utamanya mempengaruhi perekonomian melaui operasi di pasar. Akuntansi sosial korporasi. Pandangan mikroekonomi terhadap akuntansi tidak mesti mencakup semua pengaruh perusahaan pada masyarakat. Biaya polusi lingkungan, pengangguran, kondisi kerja yang tidak sehat, dan masalah-masalah sosial lainnya biasanya tidak dilaporkan oleh perusahaan, kecuali sejauh biaya-biaya itu ditanggung langsung oleh perusahaan melalui pemajakan dan regulasi. Akuntansi sosial korporasi mencoba membahas masalah-masalah ini.0. Pendekatan perilakuFokus pada pendekatan ini adalah pada relevansi informasi yang dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan berbagai individu atau kelompok sebagai akibat dari disajikannya informasi akuntansi. Pendekatan perilaku terhadap teori akuntansi telah mendorong para akuntan akademisi maupun praktisi untuk mencari tujuan-tujuan dasar akuntansi serta jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan seperti: siapa pemakai laporan keuangan yang di publikasikan? Bagaimana sifat informasi spesifik yang diinginkan oleh beberapa kelompok pemakai? Dapatkah ditemukan kebutuhan-kebutuhan yang sama agar dapat disajikan laporan-laporan untuk tujuan umum, atau haruskah kebutuhan-kebutuhan yang spesifik yang dipenuhi? Bagaimana para investor, kreditor, dan manajer bereaksi terhadap prosedur dan penyajian akuntansi yang berbeda-beda?1. Pendekatan StrukturalPendekatan klasik dalam akuntansi untuk menyelesaikan masalah-masalah seperti yang ditimbulkan oleh ABC dapat disebut sebagai pendekatan yang struktural karena pendekatan itu memfokuskan pada struktur sistem akuntansi itu sendiri. Sebagian besar dasar pemikiran dalam pendekatan ini, khususnya pada tingkatan lokal, dilakukan dalam analogi. Pendekatan ini mencoba untuk memperlakukan hal-hal yang serupa dengan cara yang serupa. Dengan kata lain, para akuntan mencoba untuk mengklasifikasikan transaksi-transaksi yang serupa dengan cara yang serupa atau, lebih formalnya, mengupayakan adanya konsistensi dalam mencatat dan melaporkan transaksi. Pada tahun 1941, committee on terminology dalam american institute of accountants (AIA), cikal bakal american institute of sertified public accountants (AICPA), merangkum proses pemadatan ini dalam definisi yang banyak di kutip akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan dengan cara yang signifikan dan berdasarkan nilai uang, transaksi, dan peristiwa, yang paling tidak sebagian, bersifat keuangan, lalu menginterpretasikan hasilnya. METODOLOGI PERUMUSAN TEORI AKUNTANSIMerumuskan teori akuntansi atau dengan kata lain melakukan penelitian akuntansi harus memiliki metode. Metodologi diartikan sebagai perumusan dan penentuan metode yang digunakan dalam penelitian ilmiah. Sedangkan metode adalah cara yang sistematik dalam rangka menemukan kebenaran ilimiah.Menurut Belkaoui dalam penyusunan teori akuntansi ada dua metode yang digunakan, yaitu:0. Metode DeskriptifDalam metode ini akuntansi dianggap sebagai seni yang tidak dapat dirumuskan, maka metode perumusan teori akuntansi harus bersifat menjelaskan ataudescriptivedan menganalisis praktik yang ada dan diterima sekarang.Metodeini menekankan pada apa yang terjadi (what is) melalui penyusunan praktik-praktik akuntansi. Teori ini dikritik oleh para pendukung teori normatif. Penjelasan atau penalaran untuk menunjukkan secara ilmiah kebenaran pernyataan atau fenomena akuntansi seperti apa adanya sesuai fakta. Fakta sebagai sasaran. Metedologi deskriptif berusaha menjustifikasi beberapa praktik akuntansi yang dianggap berguna.Contoh:1. Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for business Enterprise (Inventori dari Prinsip-prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum) oleh Grady1. Accounting Principles Board Statement No.41. Hasil Pekerjaan Skinner dan Ijiri0. Metode NormatifAkuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti tidak peduli apakah berlaku atau dipraktikan sekarang atau tidak. Metode ini berupaya untuk menyajikan lebih pada apa yang seharusnya (Ought to be) daripada apa yang terjadi. Metedologi normatif berusaha menjustifikasi beberapa praktik akuntansi yang seharunya dipergunakan.Contoh :1. Studi yang dilakukan oleh Moonitz dan Sprouse1. Statement of Basic Accounting Theory dari American Accounting Association1. Teori dari Edward dan Bell1. Studi oleh ChambersBelkaoui merumuskan berbagai pendekatan dalam perumusan teori akuntansi sebagai berikut:1. Pendekatan non teoritik, meliputi:1. Pendekatan pragmatik1. Pendekatan otoritas1. Pendekatan teoritik, meliputi:1. Pendekatan deduktif1. Pendekatan induktif1. Pendekatan etik1. Pendekatan sosiologis1. Pendekatan ekonomi1. Pendekatan elektik/selektif1. Pendekatan lainnya meliputi:2. Pendekatan Peristiwa2. Pendekatan Perilaku2. Pendekatan Predikti dan positif2. Pendekatan regulatoriPembahasan setiap pendekatan tersebut yaitu sebagai berikut :1. Pendekatan Non teoritik5. Pendekatan pragmatikDalam metode ini akuntansi dianggap sebagai seni yang tidak dapat dirumuskan, maka metode perumusan teori akuntansi harus bersifat menjelaskan ataudescriptivedan menganalisis praktik yang ada dan diterima sekarang.Pendekatan ini menekankan pada kepentingan praktik yang berusaha merumuskan teori dan pengembangan prinsip akuntansi sesuai kegunaannya untuk memecahkan masalah praktik.Dalam teori pragmatik ini, suatu pernyataan akan dianggap benar apabila diukur dari kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Artinya, mempunyai kegunaan praktis dalam kegunaan manusia. Misalkan, ditemukan teori X dalam akuntansi keuangan, dan teori X tersebut dikembangkan teknik Y yang dapat digunakan dalam perataan laba, dan jika secara ilmiah dapat dibuktikan bahwa teknik Y tersebut dapat digunakan dalam rangka perataan laba, maka teori X tersebut adalah berguna.5. Pendekatan OtoritasPendekatan ini untuk perumusan suatu teori akuntansi, yang terutama dipergunakan oleh organisasi professional, terdiri atas penerbitan pernyataan sebagai regulasi dari praktik-praktik akuntansi. Seperti organisasi profesi di Amerika, karena wewenangnya, organisasi tersebut dapat menetapkan standar-standar akuntansi yang paling sesuai dan berguna dalam memecahkan masalah praktik.Keunggulan pendekatan ini adalah apabila standar yang dihasilkannya dapat diterima secara umum, maka standar tersebut telah teruji validitasnya. Sedangkan kelemahannya pendekatan ini tidak memiliki fondasi teoritis.1. Pendekatan Teoritik1. Pendekatan DeduktifPendekatan Deduktif merupakan cara berpikir dengan logika formal (abstrak world) yang bermula dari hal-hal yang bersifat umum untuk kemudian ditarik kesimpulan secara khusus. Pendekatan deduktif biasanya dinyatakan dalam bentuk silogisme. Silogisme merupakan pernyataan-pernyataan atau premis. Premis dapat dibedakan menjadi premis major, premis minor, dan kesimpulan. Berikut ini adalah contoh sebuah silogisme:1. Semua makhluk mempunyai mata (premis mayor)1. Si Polan adalah seorang makhluk (premis minor)1. Jadi si Polan mempunyai mata (kesimpulan)Apabila premis yang disusun benar maka kesimpulan yang dihasilkan akan benar sebaliknya apabila salah, maka kesimpulan yang ditarikpun akan salah. Apabila diterapkan pada akuntansi, pendekatan deduktif dimulai dengan dalil akuntansi dasar atau premis dan dilanjutkan dengan menurunkan prinsip-prinsip akuntansi melalui cara-cara logis yang dipakai sebagai pedoman dan dasar bagi pengembangan teknik-teknik akuntansi. Pendekatan ini bergerak dari umum (dalil awal tentang lingkungan akuntansi) ke khusus (pertama prinsip akuntansi dan kedua teknik akuntansi). Langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh pendekatan deduktif meliputi:1. menetapkan tujuan dari laporan keuangan;1. memilih postulat dari akuntansi;1. menghasilkan prinsip dari akuntansi;1. mengembangkan teknik dari akuntansi.Dengan mengacu pada penalaran deduktif, maka harus menunjukkan bahwa perumusan tujuan-tujuan yang ditetapkan adalah benar, sehingga prinsip-prinsip dan teknik-teknik akuntansi yang diturunkannya pun adalah benar, dan sebaliknya.Hendriksen (1986) memaparkan 7 langkah penalaran deduktif dalam penetapan standar akuntansi sebagai berikut :1. Perumusan tujuan utama atau khusus dari laporan keuangan1. Pernyataan tentang postulat akuntansi yang berkaitan dengan factor lingkungan akuntansi berupa factor social, politik, ekonomi, hukum dimana akuntansi akan beroperasi.1. Mengindentifikasikan seperangkat kendala-kendala yang digunakan sebagai pedoman dalam proses penalaran.1. Menetapkan simbol-simbol atau framework untuk mengekspresikan ide-ide.1. Menetapkan definisi simbol-simbol yang mempresentasikan ide-ide tersebut.1. Perumusan prinsip-prinsip1. Penerapan prinsip, standar dan teknik pada situasi tertentu dan menciptakan aturan tentang prinsip dan metode yang sesuai.1. Pendekatan InduktifPendekatan induktif adalah cara berpikir yang dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus (empirical/real world) biasanya dimulai dari pengamatan empiris untuk kemudian dibuat generalisasi atau kesimpulan umum.Ilmu merupakan pengetahuan yang telah diuji kebenarannya. Pengujian yang mengharuskan kita untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum (membuat generalisasi) dari kasus-kasus yang bersifat individual. Misalnya saja kita ingin mengetahui berapa penghasilan rata-rata dari kepala keluarga yang ada disuatu desa, maka angka rata-rata penghasilan yang diperoleh itu merupakan sebuah kesimpulan umum yang ditarik dari kasus-kasus kepala keluarga di desa tersebut. kesimpulan yang ditarik dengan cara seperti tadi disebut dengan cara berpikir induktif.Namun pendekatan induktif ini memiliki kelemahan apabila pengamatan salah, maka kesimpulan akan salah juga, dan kadang-kadang generalisasi yang dihasilkan akan dipengaruhi oleh unsur subjektivitas si pengamat (peneliti). Generalisasi dari pendekatan induktif menghadapkan kita kepada sebuah permasalahan tentang sejumlah kasus yang harus diamati untuk sampai pada kesimpulan umum.Dalam penerapannya dalam akuntansi, pendekatan induktif diawali dengan observasi mengenai infromasi keuangan dari perusahaan bisnis dan dilanjutkan dengan menyusun generalisasi dan prinsip-prinsip akuntansi dari observasi tersebut berdasarkan hubungan yang berulang kembali. Argumentasi induktif dikatakan didahului oleh kondisi khusus (informasi akuntansi yang menggambarkan hubungan yang berulang kembali) ke umum (rumus dan prinsip dari akuntansi).Jika diilustrasikan dalam akuntansi, maka contoh pernyataan-pernyataan ini merupakan kesimpulan umum (hasil generalisasi) yang dihasilkan dari pendekatan induktif: Pada keadaan harga-harga naik (kondisi inflasi), maka perusahaan yang menerapkan metode LIFO dalam penilaian persediaannya akan menghasilkan laba yang lebih kecil dibandingkan dengan metode FIFO. Tingkat profitabilitas mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dari suatu perusahaan. Penganggaran partisipatif akan memunculkan kelonggaran anggaran, apabila manajer mempunyai perilaku rational utility maximizers.Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam pendekatan induktif menurut Belkaoui, adalah:1. Melakukan pengamatan dan pencatatan atas hasil amatan1. Menganalisa dan mengklasifikasi hasil amatan untuk mendeteksi hubungan peristiwa yang telah terjadi secara berulang-ulang.1. Menarik kesimpulan yang menunjukkan adanya hubungan peristiwa yang berulang tersebut.1. Melakukan pengujian atas kesimpulan yang dibuat tersebut untuk mencari kebenarannya.1. Pendekatan EtikEtik atau disebut juga etika, berkaitan dengan moral dan perilaku buruk dan baik. Pendekatan etik dalam perumusan teori akuntansi harus ditekankan pada konsep kewajaran (fairness), kejujuran (representation faithfulness), keadilan (justice) dan kebenaran (truth).Indikator kewajaran dalam akuntansi menekankan bahwa hendaknya informasi akuntansi yang disajikan harus benar (objektif, tidak bias, serta sesuai dengan standar akuntansi yang berterima umum), adil dilihat dari pendistribusian dan pengungkapannya, kebenaran dan kejujuran dilihat dari laporan akuntansi yang disusun dengan jujur dengan benar dan akurat tanpa kesalahan penyajian.1. Pendekatan SosiologisPendekatan sosiologis menekankan pada aspek kesejahteraan masyarakat (social welfare). Perumusan teori akuntansi, penetapan prinsip dan standar-standar akuntansi yang dipilih harus dapat mengungkapkan dampak sosial dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat harus memperoleh manfaat atas pengungkapan laporan keuangan ditinjau dari aspek-aspek sosialnya. Akuntansi harus dapat mengungkapkan dampak sosial yang ditimbulkan oleh kegiatan perusahaan sebagai satu kesatuan usaha yang tidak dapat terpisahkan dari lingkungannya.Dalam perkembangan akuntansi saat ini, telah muncul akuntansi sosial sebagai wujud pertanggungjawaban sosial perusahaan terhadap lingkungannya. Akuntansi sosial ini merupakan salah satu bidang akuntansi keuangan. 1. Pendekatan EkonomiPendekatan ini menekankan bahwa dalam perumusan teori akuntansi, indikator-indikator makro ekonomi seperti inflasi harus dipertimbangkan yang dapat memberikan kesejahteraan ekonomi secara umum.Prinsip, standar, dan teknik akuntansi yang disusun dikaitkan dengan tujuan ekonomi. Sebagai contoh dalam akuntansi, kita mengenal akuntansi perubahan tingkat harga yang merupakan prosedur dan teknik yang diciptakan dalam rangka penyajian laporan keuangan yang menggunakan pendekatan makro ekonomi, yaitu tingkat inflasi atau yang dikenal dengan akuntansi inflasi.1. Pendekatan Elektik/ SelektifElektik artinya memilih di antara berbagai macam kombinasi pendekatan yang cocok dan sesuai dengan standar yang bersangkutan, dimana pendekatan yang terbaik dan yang paling relevan dengan kegunaannyalah yang akan dipakai.Pendekatan ini menurut Rosyidi pada hakikatnya adalah hasil dari usaha-usaha yang dilakukan oleh kalangan profesi dan pemerintah sebagai bentuk partisipasinya terhadap perkembangan prinsip akuntansi. Hendriksen menyatakan, bahwa tidak ada satupun dari berbagai pendekatan yang ada, adalah berdiri sendiri dan mempunyai landasan yang kuat dalam pembentukan teori. Teori akuntansi yang dikembangkan berusaha meletakkan semua pendekatan yang ada dalam kerangka dan perspektif yang layak dengan penekanan pada proses deduktif dan penelitian empiris yang sesuai.Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan behavioral science setidaknya mempengaruhi perkembangan terhadap disiplin akuntansi, khususnya akuntansi keuangan. Menghadapi perkembangan lingkungan empiris tersebut, maka dilakukan upaya-upaya riset akuntansi seperti yang dilakukan oleh Watt and Zimmerman (1986) dengan me-review teori-teori ekonomi yang menghasilkan teori akuntansi positif (positif accounting theory). Salah satu teori yang dihasilkannya adalah teori-teori penilaian investasi yang berkaitan dengan pasar modal, dan hipotesis pasar yang efisien (efficient market hypothesis). 1. Pendekatan Lainnya0. Pendekatan PeristiwaPendekatan ini menekankan agar akuntansi dapat menyediakan informasi tentang peristiwa-peristiwa ekonomi yang berguna untuk berbagai kepentingan. Akuntansi harus menyajikan data tentang perisitwa akuntansi secara terperinci untuk memenuhi berbagai kepentingan dalam membantu model proses pengambilan keputusan.Sebagai akibatnya, maka neraca dipandang sebagai peristiwa yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan dari sejak saat didirikan. Laporan laba rugi menunjukkan peristiwa-peristiwa perusahaan selama periode tertentu yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau menderita kerugian selama periode tertentu.0. Pendekatan PerilakuPendekatan ini menekankan pada perilaku atau kriteria ilmu perilaku. Sasaran pendekatan ini sama dengan sasaran yang ingin dicapai dalam ilmu perilaku. Sasaran ilmu perilaku adalah menjelaskan, memahami dan meramalkan tentang perilaku manusia untuk dijadikan acuan umum bagi observasi selanjutnya. Standar akuntansi yang disusun harus dievaluasi dahulu dengan menggunakan kriteria yang sesuai dengan tujuan dan perilaku para pengguna laporan keuangan. Saat ini sesuai dengan perkembangannya telah dikenal bidang akuntansi baru yang disebut dengan akuntansi keprilakuan (behavioural accounting).Telaahan dan penelitian ini telah banyak diminati dalam bidang akuntansi perilaku. Misalnya bagaimana pengaruh informasi akuntansi keuangan terhadap perilaku para investor di pasar modal.0. Pendekatan Prediktif dan PositifPendekatan ini menekankan bahwa akuntansi harus memiliki kemampuan untuk meramalkan dan memproyeksikan fakta-fakta akuntansi terhadap peristiwa yang akan terjadi di masa datang dengan metode yang sesuai dan berguna bagi pemakai informasi. Kriteria kemampuan meramalkan hendaknya dipakai sebagai alat pengukuran akuntansi agar menghasilkan keputusan yang terbaik.Data atau informasi akutansi dapat menjelaskan dan meramalkan peristiwa-peristiwa ekonomi dan investasi.Hasil penelitian yang telah dilakukan para ahli tentang kemampuan meramalkan dilakukan oleh J.K Simmons pada tahun 1979 dengan judul An Investigation of the effect of differing accounting on the prediction of Net Income. Hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa informasi current cost lebih memiliki daya ramal yang lebih baik dibandingkan informasi historical cost. Penelitian lain dilakukan oleh Altman pada tahun 1973, dengan judul Predicting Railroad Bankruptcies ini America, dengan analisis multiple discriminant untuk memprediksi kegagalan perusahaan.0. Pendekatan RegulatoriRegulasi adalah sejumlah perangkat peraturan perundang-undangan yang dirancang dan diberlakukan terutama untuk kepentingan operasi atau kegiatan industri tertentu. Ada dua kelompok kepentingan yang berkaitan dengan teori regulasi, yaitu:0. Public Interest TheoriesTeori Kepentingan sektor publik yang tujuan utamanya untuk melindungi kepentingan publik.0. Interest Grup (teori kelompok)Teori yang menekankan pada pengembangan dan mempertahankan regulasi yang mendukung kelompok tertentu. Teori kepentingan kelompok dibagi dalam 2 (dua) versi teori, yaitu:1. The political rulling elite theory of regulationTeori yang memfokuskan pada kekuatan politik yang berusaha untuk menguasai pusat-pusat pengambilan keputusan politik yang menguntungkan kepentingannya.1. The Economic theory of regulationTeori yang menekankan pada kekuasaan ekonomi, artinya kepada penguasaan atas sumber-sumber ekonomi sehingga dapat mengendalikan keputusan-keputusan di bidang ekonomiTEORI-TEORI AKUNTANSI1. Teori sebagai bahasaKlasifikasi yang pertama bersandar pada ide bahwa akuntansi adalah bahasa. Banyak yang menyebut akuntansi sebagai bahasa bisnis. Para ahli teori menyatakan bahwa ada tiga pertanyaan yang harus diajukan mengenai sebuah bahasan serta kata-kata dan frasa-frasa yang membentuk bahasa itu :1. Apa pengaruh kata-kata itu pada pendengar?2. Apa arti, jika ada, yang dimiliki kata-kata itu?3. Apakah kata-kata itu masuk akal?Jawaban terhadap setiap pertanyaan di atas membentuk bagian dalam ilmu bahasa. Pragmatik adalah ilmu tentang pengaruh bahasa; semantik adalah ilmu tentang makna bahasa; dan sintaksis adalah ilmu tentang logika atau tata bahasa.Peran teori-teori yang menekankan semantik adalah mencari cara-cara untuk memperbaiki penafsiran informasi akuntansi dengan berdasarkan pada pengamatan dan pengalaman manusia.1. Teori sebagai pemikiranCara kedua untuk mengklasifikasikan bentuk perdebatan teoritis adalah dengan menanyakan apakah argumentasi-argumentasi itu mengalir dari hal-hal yang merupakan generalisasi menuju hal-hal yang spesifik (pemikiran deduktif) atau apakah mengalir dari hal-hal yang spesifik menuju generalisasi (pemikiran induktif). Dalam akuntansi, hasil generalisasi itu sering kali diberi istilah postulat. Dari postulat-postulat ini,para akuntan berharap dapat menyimpulkan prinsip-prinsip akuntansi yang akan menjadi dasar bagi penerapan yang kongkrit atau praktis. Dengan metode deduktif, penerapan dan aturan-aturan praktis disimpulkan dari postulat dan bukan dari mengamati praktik. Dengan metode induktif, prinsip-prinsip disimpulkan dari praktik terbaik yang sedang berlaku.Pemikiran deduktif misalnya, tujuan dasar dasar akuntansi pajak berbeda dengan tujuan dasar akuntansi keuangan. Inilah salah satu alasan utama mengapa aturan-aturan untuk menentukan laba kena pajak berbeda dalam banyak hal dengan praktik yang berlaku umum untuk menentukan laba keuangan. Namun, kadang-kadang walaupun terdapat perbedaan dalam tujuan, pertimbangan biaya-manfaat menuntut diadakannya kompromi. Salah satu kelemahan utama metode deduktif adalah bahwa, jika salah satu postulat atau premis ternyata salah, kesimpulannya juga bisa salah.Pemikiran induktif proses induksi terdiri atas penarikan kesimpulan umum dari hal-hal yang spesifik. Argumentasi induktif biasanya dimulai dengan seperangkat contoh khusus, menyatakan bahwa contoh-contoh ini mewakili suatu kesatuan yang lebih besar, dan menyimpulkan suatu generalisasi tentang kesatuan itu. Keunggulan pendekatan induktif adalah bahwa pendekatan ini tidak mesti terbatas pada model atau struktur yang telah terbentuk sebelumnya. Kelemahan utama proses induktif adalah bahwa para pengamat cenderung dipengaruhi oleh ide-ide di bawah sadar mengenai apa saja yang merupakan hubungan yang relevan itu dan data apa saja yang harus diamati. Kelemahan lain pendekatan induktif adalah bahwa, dalam akuntansi, data mentah kemungkinan berbeda untuk setiap perusahaan.0. Teori sebagai panduan (script)Baik teori induktif maupun deduktif dapat bersifat deskriptif (positif) atau preskriptif (normatif). Teori-teori yang deskriptif mencoba mengemukakan dan menjelaskan informasi keuangan apa yang disajikan dan dikomunikasikan kepada para pemakai data akuntansi serta bagaimana penyajian dan pengkomunikasiannya. Teori-teori yang normatif mencoba menentukan data apa yang harus dikomunikasikan dan bagaimana data itu harus disajikan; berarti, teori itu mencoba menjelaskan apa yang seharusnya dan bukan apa yang sebenarnya disajikan. Teori-teori induktif, menurut sifatnya, biasanya bersifat positif; tetapi ini tidak berarti bahwa teori deduktif karenanya bersifat normatif.Kita dapat memulai dengan generalisasi tentang bagaimana dunia ini menurut pandangan kita dan dari situ kita menarik deduksi-deduksi spesifik yang dimaksudkan untuk benar-benar bersifat deskriptif.VERIFIKASI TEORIVerifikasi dapat di definisikan sebagai penetapan akseptabilitas, atau kebenaran, suatu teori. Semua teori harus lah baik secara logika, tetapi di luar itu sifat verifikasi akan tergantung pada sifat teori yang di verivikasi. Teori-teori normatif di nilai dengan cara yang satu; teori-teori positif dengan cara yang lain. Teori-teori normatif, termasuk teori verifikasi itu sendiri, di nilai dari kewajaran asumsi-asumsi nya. Idealnya, asumsi-asumsi yang menjadi dasar suatu teori normatif, dan dasar-dasar untuk menilai akseptabilitas asumsi-asumsi itu, dinyatakan dengan jelas dalam teori itu.Teori-teori deskriptif dieveluasi dengan dua cara yang berbeda, tergantung pada apakah teori itu memiliki kandungan empiris atau tidak. Teori-teori sintaktis merupakan teori-teori deskriptif tanpa kandungan empiris. Teori-teori itu di konfirmasikan hanya dengan logika. Mengklasifikasikan TeoriTeoriDeskriptif atau Preskriptif(positif vs normatif)

Dasar PemikiranBahasa

1. Deduksi(Apakah menurut logika baik?)2. Induksi(Apa buktinya?)1. Sintaksis (Apa aturan-aturannya?)2. Semantik (Apa artinya?)3. Pragmatik (Apa pengaruhnya?)

Penggunaan ramalan sebagai kriteria utama untuk mengevaluasi teori akuntansi juga diperumit oleh fakta bahwa teori-teori akuntansi biasanya merupakan campuran dari berbagai bentuk teorisasi. Oleh karena itu, konfirmasi teori-teori akuntansi terjadi pada berbagai tingkatan:1. Asumsi-asumsi yang menyangkut dunia nyata harus diuji untuk menilai kesesuaian antara pernyataan itu dan fenomena yang dapat diamati.2. Saling hubungan pernyataan-penyataan dalam teori harus diuji untuk menilai konsistensi logisnya.3. Jika ada premis yang didasarkan pada pertimbangan nilai, premis itu harus diterima atau ditolak berdasarkan kesesuaiannya dengan pertimbangan nilai itu sendiri.4. Jika ada verifikasi empiris yang tidak konklusif, kesimpulan teori atau hipotesanya harus menjalani verifikasi empiris yang independen.18