Resume_klp8(Delapan)_penyelesaian Pekerjaan Lapangan Dan Evaluasi Temuan Audit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

RESUME PENGAUDITAN 2

Citation preview

RESUME PENGAUDITAN 2

PENYELESAIAN PEKERJAAN LAPANGAN DAN EVALUASI TEMUAN AUDIT

NAMA KELOMPOK :

PANDU UTOMO (142110117)

NURUZ ZAMAN MUZAKY (142110120)

WILDA SIBATUARA (142110122)

KELAS : EA E

JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA

NOVEMBER 2013

PENYELESAIAN AUDIT

Pertimbangan pertama ditujukan pada penyelesaian audit. Prosedur yang dilaksanakan dalam aktivitas ini mempunyai beberapa karakteristik yang berbeda sebagai berikut:

Prosedur itu tidak bersangkutan dengan siklus transaksi atau akun-akun speifikProsedur itu dilaksanakan sesudah tanggal neracaProsedur itu melibatkan banyak pertimbangan subjektif oleh auditorProsedur itu biasanya dilaksanakan oleh manajer audit atau anggota senior lainnya dari tim audit yang mempunyai pengalaman yang luas dengan klien.

Untuk tujuan pembahasan, tanggung jawab auditor dalam menyelesaikan audit dibagi menjadi tiga kategori berikut :

Menyelesaikan pekerjaan lapangan,Mengevaluasi temuan, danBerkomunikasi dengan klien.

PENYELESAIKAN PEKERJAAN LAPANGAN

Dalam menyelesaikan pekerjaan lapangan, auditor melaksanakan prosedur audit spesifik untuk mendapatkan bukti audit tambahan. Prosedurnya adalah:

Melakukan review atas peristiwa kemudian : (SAS 1, Condification of Statements on Auditing Standards (AU 560, Subsequent Events))Mempunyai tanggung jawab spesifik atas peristiwa dan transaksi yang mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan Terjadi sesudah tanggal neraca tetapi sebelum penerbitan laporan keuangan serta laporan auditor. Peristiwa-peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa kemudian.

Jenis Peristiwa

Berikut adalah dua jenis peristiwa kemudian menurut AU 560.03 dan .05 :

Peristiwa Kemudian Jenis 1

Memberikan bukti tambahan berkenaan dengan kondisi yang ada pada tanggal neraca dan mempengaruhi estimasi yang inheren dalam proses penyusunan laporan keuangan. Peristiwa jenis 1 tersebut memerlukan penyesuaian atas laporan keuangan.

Peristiwa Kemudian Jenis 2

Memberikan bukti berkenaan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca tetapi muncul setelah tanggal tersebut. Peristiwa jenis 2 tersebut memerlukan pengungkapan dalam laporan, atau dalam kasus yang sangat material, menyertakan data pro-forma pada laporan keuangan.

Prosedur Audit Dalam Periode Setelah Tanggal Neraca Auditor harus mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa kemudian sampai tanggal laporan auditor. Tanggung jawab tersebut dapat dilaksanakan dalam dua cara berikut :

Mewaspadai peristiwa kemudian dalam melaksanakan pengujian substantive akhir tahun seperti pengujian pisah batas dan mencari kewajiban yang belum tercatat. Melaksanakan prosedur audit yang ditetapkan dalam AU 560.12 atau mendekati akhir pekerjaan lapangan.

Pengaruh Terhadap Laporan Auditor

Kelalaian untuk mencatat atau mengungkapkan secara tepat peristiwa kemudian dalam laporan keuangan akan menimbulkan penyimpangan dari laporan standar auditor. Tergantung pada materialitas, auditor harus menyatakan baik pendapat wajar dengan pengecualian atau pun pendapat tidak wajar karena laporan keuangan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Membaca Notulen Rapat

Notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan subkomitenya, seperti komite keuangan dan komite audit, dapat memuat hal-hal yang mempunyai signifikansi audit. Contohnya : dewan komisaris dapat mengotorisasi penerbitan obligasi baru,pembelian saham treasuri,dll. Pembacaan notulen rapat biasanya dilakukan segera setelah hal itu tersedia, guna memberikan auditor kesempatan maksimum untuk menilai signifikansi auditnya. Misal : informasi yang dipelajari dari catatan tersebut menyebabkan auditor untuk mengubah pengujian substantif. Dan pembacaan notulen rapat oleh auditor harus didokumentasikan dalam kertas kerja.

Mendapatkan Bukti Mengenai litigasi, klaim, dan penilaian

FASB dalam SFAS 5, mendefinisikan kontinjensi sebagai kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai kemungkinan keuntungan (kontinjensi keuntungan) dan kerugian (kontinjensi kerugian). Kontinjensi keuntungan hanya akan menimbulkan masalah yang relatif kecil, sedangkan kontinjensi kerugian seringkali merupakan masalah yang signifikan bagi auditor.

Kontinjensi kerugian meliputi kewajiban yang potensial dari perselisihan pajak penghasilan,klaim,dll. mempersyaratkan bahwa kontinjensi kerugian harus :

Dicatat sebagai kewajibanDiungkapkan dalam catatan atas laporan keuanganDiabaikan

Pertimbangan Audit

SAS 12 (AU 337.04) menyatakan bahwa auditor harus mendapatkan bukti- bukti tentang :

Eksistensi kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang menunjukan ketidakpastian mengenai kemungkinan terjadinya kerugian pada suatu entitas dari litigasi, klaim, dan penilaian (LCA).Periode di mana penyebab yang mendasari tindakan hukum terjadi.Tingkat probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.Jumlah atau rentang kerugian yang potensial.

Surat Pertanyaan Audit

AU 337.08 menunjukkan bahwa surat pertanyaan audit kepada ahli hokum klien merupakan sarana utama bagi auditor untuk mendapatkan informasi pendukung tentang LCA yang diserahkan oleh manajemen. Surat tersebut harus dikirimkan oleh manajemen kepada setiap ahli hukum yang telah ditugaskan oleh klien.

Pengaruh Jawaban Terhadap Laporan Auditor

Jawaban ahli hukum mungkin tidak mempunyai pengaruh terhadap laporan auditor. Yaitu, auditor dapat mengeluarkan suatu laporan standar dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Hal ini dapat terjadi apabila jawabannya menunjukkan bahwa berdasarkan penyelidikan yang layak atas masalah yang dihadapi, terdapat :

Probabilitas yang tinggi atas hasil yang menguntungkanMasalah yang dihadapi adalah tidak material

Mendapatkan Surat Representasi Klien

Auditor diwajibkan untuk mendapatkan representasi tertulis tertentu dari manajemen dalam memenuhi sandar ketiga pekerjaan lapangan. Hal ini dapat dicapai melalui surat representasi klien, yang umumnya dikenal sebagai surat rep. AU 333, Management Representations, menjelaskan bahwa representasimerupakan bagian dari barang bukti tetapi bukan pengganti penerapan prosedur audit yang diperlukan untuk mendapatkan dasar yang layak atas suatu pendapat. Representasi manajemen harus dapat :

Mengkonfirmasikan representasi lisan yang diberikan kepada auditorMendokumentasikan kelayakan yang berkelanjutan dari representasi tersebutMengurangi kemungkinan kesalahpahaman mengenai representasi manajemen

Isi Surat Representasi

Menurut AU 333.06 terdapat empat kategori utama dari representsi spesifik yang harus termasuk dalam surat rep. Surat representasi itu harus mencakup representasi mengenai :

Laporan keuanganKelengkapan informasiPengakuan, pengukuran, dan pengungkapanPeristiwa kemudian

Pengaruh Terhadap Laporan Auditor

Apabila auditor menerima surat rep dan mampu mendukung representasi manajemen, maka suatu laporan audit standar dapat dikeluarkan. Tetapi, jika ada keterbatasan pada lingkup audit jika auditor tidak dapat :

Memperoleh surat rep Mendukung representasi manajemen yang bersifat material bagi laporan keuangan dengan prosedur audit lainnya

Pembatasan lingkup tersebut akan mengakibatkan penyimpangan dari laporan standar auditor baik melalui pendapat wajar dengan kualifikasi maupun penolakan pemberian pendapat.

Melaksanakan Prosedur Analitis

Prosedur analitis disyaratkan dalam penyelesaian audit sebagai review keseluruhan atas laporan keuangan. SAS 56 (AU 329.22) menyatakan bahwa tujuan dari review keseluruhan adalah untuk membantu auditor menilai kesimpulan yang dicapai dalam audit dan dalam mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Dalam melakukan review keseluruhan, auditor membaca laporan keuangan dan catatan serta mempertimbangkan kelayakan bukti yang diperoleh dalam menanggapi saldo dan hubungan yang tidak biasa serta tidak terduga yang:

Diantisipasi dalam perencanaan auditDiidentifikasi selama audit dalam pengujian substantive

MENGEVALUASI TEMUAN

Terdapat dua tujuan auditor dalam mengevaluasi temuan-temuan, yaitu :

Menentukan jenis pendapat yang harus dinyatakanMenentukan apakah GAAS telah dipenuhi dalam audit

Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor menyelesaikan langkah-langkah berikut :

Membuat Penilaian Akhir Atas Materialitas Dan Risiko Audit

Prasyarat yang esensial dalam memutuskan suatu pendapat yang akan dikeluarkan adalah penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit. Titik tolak untuk melakukan proses ini adalah menjumlahkan salah saji-salah saji yang ditemukan ketika memeriksa semua akun yang belum dikoreksi oleh klien. Penentuan auditor atas salah saji dalam suatu akun dapat mencakup komponen berikut :

Salah saji yang belum dikoreksi yang secara spesifik diidentifikasi melalui pengujian substantive atas rincian transaksi dan saldoProyeksi salah saji yang belum dikoreksi yang diestimasi melalui teknik sampling auditEstimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan dikuantifikasi oleh prosedur audit lainnya

Semua komponen yang terdapat dalam suatu akun dikenal sebagai salah saji yang mungkin , sementara jumlah salah saji yang mungkin dalam semua akun disebut sebagai salah saji agregat yang mungkin. Penilaian auditor atas salah saji agregat yang mungkin dapat mencakup pengaruh dari semua salah saji yang mungkin belum dikoreksi selama periode sebelumnya terhadap laporan keuangan periode berjalan. Data yang telah diakumulasi kemudian dibandingkan dengan pertimbanga pendahuluan auditor mengenai materialitas yang dibuat ketika merencanakan audit. Dalam merencanakan audit, auditor menetapkan tingkat risiko audit yang dapat diterima. Jika salah saji agregat meningkat, maka risiko bahwa laporan keuangan mengandung salah saji yang material juga meningkat. Jika auditor merasa bahwa risiko audit tidak dapat diterima, maka auditor harus:

Melaksanakan pengujian substantif tambahanMeyakinkan klien untuk melakukan koreksi yang diperlukan untuk mengurangi risiko salah saji yang materialMengevaluasi Kelanjutan Usaha

AU 341 menetapkan tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi apakah ada keraguan yang substansial tentang kemampuan klien untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama suatu periode waktu yang layak, yaitu tidak melebihi satu tahun di luar tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Biasanya, informasi yang akan menimbulkan keraguan yang substansial tentang asumsi kelanjutan usaha berkaitan dengan ketidakmampuan entitas untuk terus memenuhi kewajibannya ketika jatuh tempo tanpa diposisi aktiva yang besar di luar arah bisnis yang biasa, merestrukturisasi hutang, merevisi operasinya yang dipaksa dari luar, atau melakukan tindakan yang serupa. Jika auditor merasa yakin bahwa terdapat keraguan yang substansial mengenai kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelanjutan usahanya, maka auditor harus :

Mendapatkan informasi mengenai rencana manajemen untuk mengurangi pengaruh kondisi atau peristiwa tersebutMenilai kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat diterapkan secara efektif.

Tetapi jika auditor menyimpulkan terdapat keraguan yang substansial mengenai kelanjutan usaha, maka auditor harus :

Mempertimbangkan kelayakan pengungkapan mengenai kemungkinan ketidakmampuanentitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama periode waktu yang layakMenyertakan suatu paragraf penjelasan Jika auditor menyimpulkan tidak ada keraguan yang substansial, maka auditor tetap harus mempertimbangkan kebutuhan akan pengungkapan.

Melakukan Review Teknis Atas Laporan Keuangan

Sebelum mengeluarkan laporan audit atas klien yang merupakan perusahaan terbuka, review teknis juga harus dilakukan atas laporan itu oleh partner yang bukan anggota tim audit. Daftar periksa tersebut mencakup hal-hal yang berkenaan dengan bentuk dan isi dari masing-masing laporan keuangan dasar termasuk pengungkapan yang disyaratkan.

Merumuskan Pendapat Dan Menulis Naskah Laporan Audit

Dalam penyelesaian audit, auditor perlu memisahkan temuan-temuan dengan mengikhtisarkan dan mengevaluasinya untuk tujuan menyatakan pendapat ataslaporan keuangan secara keseluruhan. Tanggung jawab akhir atas langkah-langkah ini terletak pada partner yang melakukan penugasan itu. Sebelum mengambil keputusan akhir tentang pendapat, biasanya diadakan suatu konferensi dengan klien

Melakukan Review Akhir Atas Kerja

Review ini dilakukan untuk mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan, bukti yang diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat oleh penyusun kertas kerja. Review tambahan atas kertas kerja dapat dilakukan pada akhir pekerjaan lapangan oleh anggota tim audit.