21
Skenario 26: Retinopati Diabetik

Retinopati Diabetik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Retinopati Diabetik

Citation preview

Skenario 4

Skenario 26: Retinopati DiabetikKelompok 4

EVA YULIANI AFRIYUNIAISYAHRESY RAMADHANIRISKI NOVIKASkenario 21

seorang laki-laki berusia 35 tahun dirujuk keklinik endokrin. Dia menderita diabetes melitus sejak 10 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan laboratorium kadar gula darah normal. Pemeriksaan virus maupun pemeriksaan luar mata normal. Hasil funduskopy didapatkan media jernih, pupil normal, retina datar, tidak ada neovaskularisasi, dot haemorrhagis (+), haed exudates (+), macula edema (+) dan foveal reflex normal. Apa diagnosis yang paling mungkin.ANAMNESA

laki-laki, 35 tahun

Pemeriksaana. Pemeriksaan laboratoriumKadar gula darah normalb. Pemeriksaan visus maupun pemeriksaan luar mata normal.

Hasil Funduskopy: Media jernih-dot haemorrhagis (+) Pupil normal-hard exudates (+) Retina datar-macula edema (+) Tidak ada neovaskularisasi-foveal reflex normal

DIAGNOSA: Retinopati Diabetik

Retinopati Diabetic

Definisi : Retinopati diabetic adalah kelainan pembuluh darah yang menuju ke mata berupa perdarahan, tidak adekuatnya pasokan darah dan penyumbatan pembuluh darah. Retinopati diabetic merupakan kelainan retina yangt ditemukan pada penderita diabetes melitus. Penderita dibetes melitus akan mengalami retinopati diabetik hanya bila ia telah menderita lebih dari 5 tahunEPIDEMIOLOGIRetinopati diabetik merupakan penyebab kebutaan yang paling serng dijumpai, terutama dinegara barat. Kira-kira 1 dari 900 orang berusia 25 tahun mengidap diabetes dan kira-kira dari 25 orang berusia 60 tahun adalah penyandang diabetes. Prevalensi retinopati diabetic proliferatif pada diabetes tipe 1 dengan lama penyakit 15 tahun adalah 50%.ETIOLOGI

Penyebab pasti retinopati diabetik belum diketahui. Tetapi di yakini bahwa lamanya terpapar pada hiperglikemia (kronis) menyebabkan perubahan fisiologis dan biokimia yang akhirnya menyebabkan kerusakan endotel pembuluh darah. Hal ini didukung oleh hasil pengamatan bahwa tidak terjadi renopati pada orang muda dengan diabetes tipe 1 paling sedikit 3-5 tahun setelah awitan penyakit ini.KLASIFIKASI

Berkaitan dengan prognosis dan pengobatan, maka retinopati diabetik dibagi menjadi :1. Retinopati Diabetik Non Proliferatif, atau dikenal juga dengan retinopati diabetik dasar.2. Retinopati Diabetik Proliferatif.Gejala KlinisGejala subjektif yang dapat dijumpai dapat berupa :

Kesulitan membacaPenglihatan kaburPenglihatan tiba-tiba menurun pada satu mataMelihat lingkaran-lingkaran cahayaMelihat bintik gelap

Gejala objetif yang dapat ditemukan:MikroaneurismaPerdarahan dapat dalam bentuk titik, garis, dan bercak yang biasanya terletak dekat mikroaneurisma dipolus posterior.Dilatasi pembuluh darah dengan lumennya irreguler dan berkelok-kelok.Hard exudate merupakan infiltrasi lipid ke dalam retina.Soft exudate yang sering disebut cotton wool patches merupakan iskemia retinaPembuluh darah baru (Neovaskularisasi) pada retina biasanya terletak dipermukaan jaringan.Edema retina

Pemeriksaan Penunjang

Untuk dapat membantu mendeteksi secara awal adanya edema makula pada retinopati diabetik non proliferatif dapat digunakan stereoscopic biomicroskopic menggunakan lensa +90 dioptri. Disamping itu, angiografi flouresens juga sangat bermanfaat dalam mendeteksi kelainan mikrovaskuler retimopati diabetik non proliferatif. Tes angiografi menggunakan kontras untuk melihat aliran darah dan kebocoran. PENCEGAHANSuatu fakta dikemukakan bahwa insiden retinopati diabetik ini tergantung ada durasi menderita diabetes melitus dan pengendaliannya. Hal sederhana yang terpenting yang dapat dilakukan oleh penderita diabetes untuk dapat mencegah terjadinya retinopati adalah dengan mengontrol gula darah, selain itu tekanan darah, masalah jantung, obesitas dan lainnya harus juga dikendalikan dan diperhatikan.Pasien dengan retinopati nonproliferatif harus dipantai secara ketat, karena kemungkinan untuk berkembang menuju retinopati proliferatif sangat besar. Fokus pengobatan bagi pasien retinopati diabetes non proliferatif tanpa edema makula adalah pengobatan terhadap hiperglikemia dan penyakit sistemik yang menyertai. Terapi Laser argon fokal terhadap titik-titik kebocoran retina pada pasien yang secara klinis menunjukan edema bermakna dapat memperkecil resiko penurunan penglihatan dan meningkatkan fungsi penglihatan.PENATALAKSANAANContinue................

Terapi injeksi steroid dapat dilakukan apabila terapi laser tidak memberikan respon terhadap retinopati diabetik non proliferatif dengan edema makular. Terapi ini merupakan terapi pilihan utama sebagai pengganti laser fotokoagulasi fokal.

Untuk penatalaksanaan konservatif penglihatan monokular yang disebabkan oleh perdarahan korpus vitreum diabetes pada pasien binokular adalah dengan membiarkan terjadinya resolusi sontan dalam beberapa bulan.disamping itu peran bedah vitreoretina untuk retinopati diabetik proliferatif masih tetap berkembang, sebagai cara mempertahankan atau memulihkan penglihatan yang baik.PROGNOSISPada mata yang mengalami edema makular dan iskemik yang bermakna akan memiliki prognosa yang lebih jelek dengan atau tanpa terapi laser, daripada mata dengan edema dan perfusi yang relatif baik.KESIMPULANRetinopati diabetik adalah suatu mikroangiopati progresif yang ditandai oleh kerusakan dan sumbatan pembuluh-pembulu darah halus retina. Retinopati ini dapat dibagi dalam dua kelompok berdasarkan klinis yaitu retinopati diabetik non proliferatif dan retinopati diabetik proliferatif, dimana retinopati diabetik non proliferatif merupakan gejala klinik yang paling dini didapatkan pada penyakit retinopati diabetik.

DAFTAR PUSTAKAhttp://www.gizikia.depkes.go.id/buku-saku-pelayanan-kesehatan-.pdfhttp://retinopati diabetic.blogs.usu.ac.id/16088/1/

Thanks For Attention