27
14 BAB II KREATIVITAS DALAM PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian Dan Ciri-Ciri Kreativitas Secara harfiah kreativitas berasal daribahasa Ingris creativity yang artinya daya cipta. 1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau menciptakan biasanya mengunkan kata: Kholaqo (menjadikan, membuat, menciptakan), abda’a (mencipta sesuatu yang belum pernah ada), ansyaa (mengadakan, menciptakan, menjadikan), ahdasta (mengadakan, menciptakan, membuat yang baru), ja’ala (membuat, menciptakan, menjadikan) 2 soyyaro (menjadikan), 3 sona’a (membuat), 4 dhoroba (membuat). 5 Kata Kholaqo menurut al Isfahani sebagaimana dikutib oleh Muhaimin antara lain digunakan dalam pengertian ibda‘ al syai’ min ghairi ashl wala ihtida yakni menciptakan sesuatu tanpa ada pangkal atau asal dan contoh terlebih dahulu. Seperti ayat-ayat yang berbicara tentang penciptaan alam semesta ini, dapat juga berarti i-jaad al syai’ yakni menciptakan sesuatu dari sesuatu. Kata Khalaqa dengan berbagai bentuknya mengandung aksentuasi atau titik tekan kebesaran atau keagungan Allah dalam ciptaan Nya. Sedangkan kata ja’ala yang biasa diartikan menjadikan merupakan lafad yang bersifat umum, yang berkaitan dengan segala aktivitas dan perbuatan- perbuatan, dan lebih umum daripada fa’ala (membuat atau berbuat), shana’a (membuat atau membikin), dan sebagainya. 6 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kreativitas diartikan sebagai daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan, bersifat atau 1 Hasan Sadily dan Jhon Echols, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Garamedia, 1992), hlm.154. 2 Ibrahim Anis, al Mu’jam al wasit, juz 1, (Istambul: al Maktabah Islamiyah,tt), hlm.34. 3 Ahmad Warson Munawwir, al Munawwir Kamus Arab Indonesia, (Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesantren al Munawwir, 1984), hlm.211. 4 Ibid.,hlm.852. 5 Ibid.,hlm.872. 6 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), cet 2, hlm.4.

rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

  • Upload
    buiminh

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

14

BAB II

KREATIVITAS DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian Dan Ciri-Ciri Kreativitas

Secara harfiah kreativitas berasal daribahasa Ingris creativity yang

artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

menciptakan biasanya mengunkan kata: Kholaqo (menjadikan, membuat,

menciptakan), abda’a (mencipta sesuatu yang belum pernah ada), ansyaa

(mengadakan, menciptakan, menjadikan), ahdasta (mengadakan, menciptakan,

membuat yang baru), ja’ala (membuat, menciptakan, menjadikan)2soyyaro

(menjadikan),3 sona’a (membuat),4 dhoroba (membuat).5

Kata Kholaqo menurut al Isfahani sebagaimana dikutib oleh

Muhaimin antara lain digunakan dalam pengertian ibda‘ al syai’ min ghairi

ashl wala ihtida yakni menciptakan sesuatu tanpa ada pangkal atau asal dan

contoh terlebih dahulu. Seperti ayat-ayat yang berbicara tentang penciptaan

alam semesta ini, dapat juga berarti i-jaad al syai’ yakni menciptakan sesuatu

dari sesuatu. Kata Khalaqa dengan berbagai bentuknya mengandung

aksentuasi atau titik tekan kebesaran atau keagungan Allah dalam ciptaan

Nya. Sedangkan kata ja’ala yang biasa diartikan menjadikan merupakan lafad

yang bersifat umum, yang berkaitan dengan segala aktivitas dan perbuatan-

perbuatan, dan lebih umum daripada fa’ala (membuat atau berbuat), shana’a

(membuat atau membikin), dan sebagainya.6

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kreativitas diartikan sebagai

daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan, bersifat atau

1Hasan Sadily dan Jhon Echols, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Garamedia, 1992),

hlm.154. 2Ibrahim Anis, al Mu’jam al wasit, juz 1, (Istambul: al Maktabah Islamiyah,tt), hlm.34. 3Ahmad Warson Munawwir, al Munawwir Kamus Arab Indonesia, (Yogyakarta: Unit

Pengadaan Buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesantren al Munawwir, 1984), hlm.211. 4 Ibid.,hlm.852. 5 Ibid.,hlm.872. 6Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), cet 2,

hlm.4.

Page 2: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

15

15

mengandung daya cipta.7 Sedangkan dalam kamus Inggris Arab kreativitas

berarti احملاكاة والتقليد متسم با االبداع واخللق البا/ قادر على االبد اع

(kemampuan untuk mencipta atau mempunyai sifat menciptakan tidak dengan

cara meniru.8 Dari pengertian secara etimologi di atas dapat disimpulkan

bahwa keativitas adalah kemampuan manusia untuk menciptakan sesuatu

yang baru.

Sedangkan dari segi terminologi kreativitas mempunyai arti yang

sangat luas dan bermacam-macam. Sebagaimana diungkapkan oleh Utami

Munandar bahwa memang tidak mudah untuk menentukan definisi yang

operasional dari kreativitas, karena kreativitas merupakan konsep yang

majemuk dan multidimensional. Untuk itu dengan merujuk berbagai pendapat

yang dikemukakan oleh para pakar kreativitas akan memberikan pemaknaan

yang lebih utuh dan komprehensif. Prof. Dr. Utami Munandar memberikan

definisi kreativitas dari berbagai sudut pandang, yaitu:

1. Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru

berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada.9

Biasanya orang mengartikan kreativitas sebagai kemampuan untuk

menghasilkan sesuatu yang baru dan orisinil ( tidak atau belum dikenal

pembuatnya sendiri ataupun orang lain). Tapi itu tidak sepenuhnya benar.

Orang yang mampu membuat kombinasi atau gabungan dari unsur-unsur

lama yang sudah ada sebelumnya sehingga bisa membuat sesuatu yang

baru juga bisa disebut orang kreatif. Misalnya kursi dan roda sudah ada

selama berabad-abad. Tapi gagasan untuk menggabung kursi dan roda

menjadi kursi roda merupakan gagasan yang kreatif. Sedangkan yang di

maksud dengan data, informasi dan unsur-unsur yang ada adalah

7Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1994), hlm.520. 8Munir Ba’lbaki, al Mawrid Modern English Arabic Dictionary, (Beirut: Dar al Ilm lil

Malayen, 1973), hlm.229. 9S.C. Utami Munandar, Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk

Bagi Para Guru Dan Orang Tua, (Jakarta: Gramedia Widiasarana, 1985), hlm.47.

Page 3: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

16

16

pengalaman yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya termasuk

ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di bangku sekolah, keluarga dan

masyarakat. Oleh karena itu semakin banyak pengetahuan dan

pengalaman seseorang semakin besar kemungkinan untuk berkreativitas.

2. Kreativitas (berfikir kreatif atau berfikir divergen) adalah kemampuan –

berdasarkan data dan informasi – menemukan banyak kemungkinan

jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada

kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban.10

Berfikir kreatif disebut juga dengan berfikir divergen yaitu kemampuan

untuk memberikan serangkaian jawaban alternatif yang bermacam-macam

terhadap suatu persoalan yang sama benarnya. Jadi semakin banyak

kemungkinan jawaban yang dapat diberikan terhadap suatu masalah

semakin kreatiflah seseorang. Tapi tentu saja jawaban tersebut harus

sesuai dengan masalahnya dan berkualitas.

3. Jadi secara operasional, kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan

yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitas

dalam berfikir serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan,

memperkaya, merinci) suatu gagasan.11

Sedangkan menurut David Campbel, Ph.D, kreativitas adalah kegiatan

yang mendatangkan hasil yang sifatnya:

1. Baru (novel): inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh, dan

mengejutkan.

2. Berguna (useful): lebih enak, lebih praktis, lebih mudah, mendidik,

memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan,

mendatangkan hasil lebih baik dan banyak.

3. Dapat dimengerti (understandable): hasil yang sama dapat dimengerti dan

dapat dibuat di lain waktu. Peristiwa yang terjadi begitu saja, tidak

dimengerti, tidak dapat diramalkan, dan tidak dapat diulangi, mungkin

10Ibid. hlm.50. 11Ibid.

Page 4: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

17

17

saja berguna dan baru, tapi itu merupakan hasil keberuntungan, bukan

kreativitas.12

Menurut Renzuli sebagaimana dikutib oleh Fuad Nashori pada

kreativitas terdapat kemampuan untuk menampilkan alternatif dari pada yang

sudah ada dari prosedur yang biasa dilakukan. Sementara itu Bobbi Deporter

dan Mike Hernacki mengartikan kreativitas sebagai melihat hal yang dilihat

orang lain, tapi memikirkan hal yang tidak difikirkan orang lain.13 Ini berarti

orang yang kreatif memiliki kpekaan yang tajam terhadap suatu masalah yang

mungkin tidak bisa dilihat oleh orang lain.

Paul Torrance, salah seorang peneliti ilmiah yang merupakan pelopor

dan paling yang berpengaruh dalam bidang kreativitas mendefinisikan

kreativitas sebagai proses menjadi peka terhadap permasalahan, kekurangan,

jurang pengetahuan, hilangnya unsur-unsur, ketidakharmonisan,

mengidentifikasi yang sukar, mencari penyelesaian, mungkin dengan

memodifikasinya dan menguji kembali dan akhirnya mengkomunikasikan

hasilnya.14

Menurut Mead kreativitas adalah proses yang dilakukan oleh

seseorang yang menyebabkan ia mencipta sesuatu yang baru baginya.

Sedangkan menurut Rober kreativitas adalah apa yang timbul dari padanya

karya baru, sebagai akibat interaksi individu dengan cara-caranya sendiri, dan

dengan apa yang terdapat dalam lingkungannya.15 Dua definisi diatas

menunjukkan bahwa kreativitas adalah sebuah proses yang hasil akhirnya

adalah berupa suatu penemuan yang baru sebagai akibat adanya dorongan

baik internal (motivasi yang berasal dari individu) dan dorongan eksternal

(lingkungan yang mendukung).

12David Campbel, Mengembangkan Kreativitas, Terj: A.M. Mangunharjana (Yogyakarta:

Kanisius, 2001), hlm.11-12. 13H. Fuad Nashori dan Rachmi Diana Mucharam, Mengembangkan Kreativitas dalam

Perspektif Psikologi Islam, (Yogyakarta: Menara Kudus, 2002), hlm.34. 14Eng Hock Chia, Anda Juga Bisa Menjadi Kreatif, Terj: Tim Prestasi Pustaka Raya,

(Jakarta: Pustaka Raya, 2000), hlm.12. 15 Hasan Langgulung, Kreativitas dan Pendiddikan Islam Analisa Psikologi dan Falsafah,

(Jakarta: Pustaka al Husna, 1991), hlm. 174.

Page 5: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

18

18

Sebagaimana telah penulis kemukakan di atas bahwa untuk

merumuskan definisi kreativitas bukanlah hal yang mudah. Hal ini disebabkan

karena kreativitas adalah sebuah konsep yang majemuk dan multidimensional,

sehingga setiap orang bisa saja merumuskan definisi yang berbeda-beda dan

bermacam-macam, tergantung dari sudut mana ia memandang. Konsep

kreativitas dapat kita umpamakan seperti bola kristal yang bisa kita lihat dari

berbagai seginya. Setiap orang yang memandang, melihat dari sudut

pandangnya sendiri-sendiri yang mungkin akan berbeda antara satu orang

dengan orang yang lain. Tetapi untuk memahami bola kristal dengan baik dan

sempurna kita harus melihat bola kristal tersebut secara keseluruhan (dari

segala segi dan hubungan antar segi) agar kandungannya tidak hilang karena

dilihat dari satu segi tertentu saja.

Begitu banyak definisi kreativitas yang berbeda antara satu dengan

yang lain, tapi tidak ada satu definisipun yang dapat diterima secara universal

dan dapat diterima semua pihak Mengingat kompleksitas dari konsep

kreativitas, hal ini tidak mungkin dan juga tidak perlu, karena kreativitas bisa

ditinjau dari beberapa aspek.16 Namun biasanya definisi yang beraneka ragam

tersebut selalu merujuk pada salah satu atau kombinasi dari konsep 4 P

(pribadi, proses, pendorong, produk). Misalnya David Campbel melihat

kreativitas dari segi produknya, sedangkan Paul Torrance dan Renzuly melihat

dari segi prosesnya.

Apabila ditinjau dari segi pribadi, kreativitas dapat diartikan sebagai

adanya ciri-ciri kreatif pada diri individu. Ciri-ciri tersebut terdiri atas ciri-ciri

aptitude atau kognitif, misalnya kemampuan untuk menangkap dan mengerti

suatu masalah, kelancaran dalam berfikir, fleksibilitas, orisinalitas, redefinsi

dan elaborasi, dan ciri-ciri non aptitude atau afektif seperti minat yang luas,

bebas dalam berfikir, selalu ingin tahu, mempunyai inisiatif, selalu ingin

16Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta,

1999), hlm.20.

Page 6: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

19

19

mendapatkan pengalaman-pengalaman baru, percaya diri, berani mengambil

resiko dan mempunyai daya imajinasi yang kuat.17

Dilihat dari segi proses, kreativitas dapat dilihat sebagai kegiatan

bersibuk diri yang berdaya guna. Kreativitas sebagai suatu proses adalah

memikirkan berbagai gagasan dalam menghadapi suatu persoalan atau

masalah. Sebagai proses “bermain dengan gagasan” atau unsur-unsur dalam

fikiran merupakan keasyikan yang menyenangkan dan penuh tantangan bagi

individu kreatif.18 Dalam hal ini yang terpenting bukanlah apa yang dihasilkan

oleh anak (produk) tetapi lebih pada proses (keasyikan dan kepuasan individu

yang timbul dari keterlibatannya dalam kegiatan yang penuh tantangan).

Hal senada dinyatakan oleh Earl V. Pullias bahwa ”we might be able

to find joy and satisfaction in process and not be so concerned about the end

product”.19 Rasa ingin tahu, berani bereksperimen, tidak takut gagal, berani

mengambil resiko untuk membuat kesalahan atau untuk dikritik oleh orang

lain, adalah sikap yang harus selalu dipupuk dan dikembangkan oleh pendidik

agar anak lebih tertarik untuk melibatkan diri dalam kegiatan kreatif.

Bila dilihat dari segi pendorong, kreativitas dapat diartikan sebagai

dorongan untuk berbuat kreatif. Agar kreativitas anak dapat terwujud dengan

optimal membutuhkan adanya pendorong baik pendorong internal maupun

eksternal. Pendorong internal dapat diartikan bahwa dorongan tersebut berasal

dari diri sendiri (motivasi intrinsik) berupa keinginan atau hasrat untuk

mencipta atau bersibuk diri secara kreaif. Sedangkan pendorong eksternal

diartikan bahwa pendorong itu berasal dari lingkungan sosial dan psikologis

yang mendukung. Jadi potensi atau bibit kreatif memerlukan kondisi yang

baik dan memungkinkan untuk tumbuh dan berkembang. Lingkungan yang

memungkinkan potensi kreatif tumbuh dengan subur adalah lingkungan yang

17Kak Seto, Bermain dan Kreativitas, (Jakarta: Papas Sinar Sinanti, 2004), hlm.20-22. 18Conny Semiawan, dkk., Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah,

(Jakarta: Gramedia, 1984),hlm. 9. 19Earl V. Pullias dan James D. Young, Teacher Is Manything, ( United State: Indiana

University Press, 1968), hlm.76.

Page 7: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

20

20

memberikan kebebasan dan keamanan psikologis, orang tua yang menghargai

kreativitas, tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung kreativitas.

Motivasi inrinsik sangat mempengaruhi kreativitas dan rasa ingin tahu

anak (natural curiousity). Anak yang motivasi intrinsiknya kuat cenderung

lebih kreatif, kaya gagasan, senantiasa menemukan ide-ide segar – pada tahap

awal adalah ide-ide permainan – serta keterikatan yang kuat dalam melakukan

berbagai aktivitas. Mereka juga memliki rasa ingin tahu yang besar, minat

yang luas, dan cenderung memiliki semangat belajar mandiri dan kuat.20

Sedangkan bila ditinjau dari segi produknya kreativitas dapat diartikan

sebagai kemampuan untuk mencipta atau menghasilkan produk-produk baru.

Pengertian baru di sini tidak perlu berarti benar-benar baru tetapi adalah

kombinasi atau gabungan dari unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya,

sehingga bisa membuat sintesa baru. Sementara itu menurut Feldman

sebagaimana dikutib H. Fuad Nashori sifat baru itu memiliki sifat-sifat

sebagai berikut: (a) Produk yang sifatnya baru sama sekali. (b) Produk yang

memiliki sifat baru sebagai hasil kombinasi beberapa produk yang sudah ada

sebelumnya. (c) Suatu produk yang merupakan hasil pembaharuan (inovasi)

dan pengembangan (evolusi) dari hal yang sudah ada.21

Dari paparan di atas penulis mencoba membuat suatu kesimpulan yang

bisa merangkum semua definisi yang ada yaitu: Pribadi kreatif yang

mendapatkan dorongan, baik internal maupun eksternal kemudian melibatkan

diri dalam proses kreatif untuk menghasilkan produk (karya, ide, penemuan)

baru.

Sampai saat ini masih ada stigma yang cukup kuat di kalangan

masyarakat bahwa kreativitas adalah bakat luar biasa yang hanya dimiliki

orang–orang tertentu yang jenius saja. Pandangan seperti ini tentu saja akan

menghambat pengembangan kreativitas. Kreativitas adalah potensi yang

dimiliki oleh semua manusia meskipun masing-masing dalam derajat dan

bidang yang tidak sama. Potensi kreatif muncul bersamaan ketika manusia

20Wahyudin, Menuju Kreativitas, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), hlm.xvi. 21H. Fuad Nashori dan Rachmi Diana Mucharam, op. cit. hlm.40.

Page 8: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

21

21

dilahirkan. Yang terpenting di sini adalah bagaimana agar potensi tersebut

bisa berkembang dengan optimal. Agar potensi kreatif bisa tumbuh dengan

optimal, maka pendidik perlu mengetahui ciri-ciri kreativitas yang biasanya

diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu:

1) Ciri-ciri kognitif (aptitude)

Ciri-ciri kognitif adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan kemampuan

berfikir. Ciri-ciri kognitif ini antara lain kelancaran dalam berfikir,

kelenturan dalam berfikir, berfikir orisinil, elaborasi dan keterampilan

untuk mengevaluasi.22

a) Kelancaran dalam berfikir (fluency) yaitu kemampuan untuk

mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelasaian masalah atau

pertanyaan dengan lancar. Kelancaran dalam berfikir ini meliputi:

- Word Fluency yaitu kemampuan untuk sebanyak mungkin

untuk menuliskan atau mengucapkan kata-kata.

- Associational Fluency. Adalah kemampuan untuk menemukan

sebanyak mungkin sinonim kata dalam waktu tertentu.

- Expressional Fluency, yaitu kemampuan untuk membuat kalimat

sebanyak mungkin yang mengandung ekspresi tertentu.

- Ideational Fluency, yaitu kemampuan untuk menemukan berbagai

ide mengenai benda-benda tertentu dengan sifat tertentu.23

b). Kelenturan dalam berfikir (flexibility).

Yaitu kemampuan untuk secara spontan mengganti cara memandang,

pendekatan dan cara kerja yang tidak jalan.

c). Berfikir orisinil (originality)

Yaitu kemampuan seseorang untuk memproduksi ide, gagasan,

jawaban, pemecahan masalah baru dengan orisinil (belum ada

sebelumnya). Ide atau gagasan tersebut biasanya unik (lain dari yang

lain), tidak lazim, mengejutkan dan tidak pernah terpikirkan oleh

orang lain.

22Ibid. hlm.43-49. 23Kak Seto, op.cit., hlm.20.

Page 9: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

22

22

d). Elaborasi

Elaborasi adalah kemampuan untuk mengembangkan gagasan,

menambahkan atau merinci detail-detail suatu obyek, gagasan atau

situasi sehingga lebih menarik.

e). Keterampilan menilai / mengevaluasi.

Yaitu kemampuan untuk menentukan patokan nilai sendiri, sehingga

dengan patokan nilai ini, ia dapat memberi pertimbangan atas dasar

sudut pandangnya sendiri, menentukan pendapat sendiri, bisa

mempertahankannya, dan mempunyai alasan yang bisa dipertanggung

jawabkan.

2). Ciri-ciri afektif (non aptitude)

Ciri-ciri afektif adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan sikap, perasaan,

dan motivasi. Ciri-ciri ini antara lain:

a) Rasa ingin tahu. Orang yang kreatif selalu terdorong untuk

mengetahui banyak hal. Dalam hal ini orang kreatif selalu

mempertanyakan segala sesuatu, selalu memperhatikan orang, obyek

dan situasi, dan menggunakan semua panca inderanya untuk

mengenal.24

b) Mempunyai imajinasi tinggi. Orang yang kreatif mampu

membayangkan sesuatu yang belum pernah ia lihat atau lakukan

sebelumnya, namun dapat membedakan mana yang hayalan dan mana

yang kenyataan.25

c) Berani mengambil resiko. Dalam hal ini orang yang kreatif berani

mengambil resiko (tentu saja dengan perhitungan), dan senang

mencoba hal-hal yang baru. Kalaupun gagal ia tidak akan berputus asa

dan berusaha lagi sampai berhasil.

d) Mempunyai inisiatif. Orang yang kreatif tidak menunggu, namun

selalu menggunakan kesempatan yang muncul.

24Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk Bagi

Para Guru dan Orang Tua, op.cit., hlm. 91. 25Ibid.

Page 10: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

23

23

e) Bebas dalam berfikir. Artinya orang kreatif tidak kaku dan tidak

terhambat pada hal-hal yang sudah ada sebelumnya.

f) Percaya pada diri sendiri. Ini mempunyai makna bahwa orang yang

kreatif mempunyai keyakinan bahwa ia mampu melakukan sesuatu

dengan kemampuannya sendiri.

g) Berani berpendapat dan mempunyai keyakinan. Jika mempunyai

pendapat tidak mudah goyah dengan pendapat orang lain.26

h) Mandiri, berani untuk berbeda, tingkat energi dan kepetualangan yang

luar biasa, tertarik pada hal-hal yang rumit dan serius, senang

melakukan refleksi, ulet dan lain-lain.27

Sedangkan menurut David Campbel, Ph.D, ciri-ciri kreativitas secara

umum dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu: ciri-ciri pokok, ciri-ciri

yang memungkinkan, ciri-ciri sampingan.

Ciri-ciri pokok adalah ciri-ciri yang merupakan kunci untuk

melahirkan ide, gagasan, ilham, pemecahan baru, atau penemuan. Ciri-ciri

pokok ini meliputi: kelincahan mental (mental agility), fleksibilitas

konseptual, orisinalitas, lebih menyukai kompleksitas dari pada simplisitas,

latar belakang yang merangsang, dan kecakapan dalam banyak hal.

Ciri-ciri yang memungkinkan adalah ciri-ciri yang membuat mampu

mempertahankan ide-ide kreatif sekali sudah ditemukan tetap hidup. Ciri-ciri

ini meliputi: kemampuan untuk bekerja keras, berfikiran mandiri, pantang

menyerah, mampu berkomunikasi dengan baik, lebih tertarik pada konsep dari

pada segi-segi kecil, keingin tahuan intelektual, kaya humor dan fantasi, tidak

segera menolak gagasan baru, mempunyai arah hidup yang mantap.

Sedangkan ciri-ciri sampingan adalah ciri yang tidak langsung

berhubungan dengan penciptaan atau menjaga agar ide-ide yang sudah

ditemukan bisa tetap hidup, tetapi mempengaruhi orang-orang kreatif.28

Seringkali orang kreatif suka memberontak, tidak mau diatur, tidak mudah

bergaul atau tidak mengambil pusing terhadap apa yang dilakukan orang lain.

26Kak Seto, op. cit. hlm.22. 27Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, op. cit., hlm. 35-36. 28David Campbel, op cit., hlm.27-43.

Page 11: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

24

24

Ciri-ciri ini bukan ciri-ciri kreativitas dan tidak ada hubungannya dengan

kreativitas, tapi menjadi akibat sampingan dari krativitas mereka.

B. Tahap-Tahap Dan Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas

Kreativitas merupakan proses yang panjang yang ahirnya akan

bermuara pada munculnya produk (ide, karya, gagasan) baru. Artinya untuk

menghasilkan produk kreatif seorang individu harus melalui tahap-tahap

kreativitas yang menurut Charles E. Skinner dibagi menjadi beberapa tahap

yang meliputi: preparation, incubatioan, illumination, verification.29

Pertama, tahap preparation (persiapan). Tahap persiapan adalah tahap

di mana individu meletakkan dasar pikiran. Tahap ini diawali dengan

menyatakan masalah oleh individu kreatif, kemudian mengumpulkan berbagai

data, pengetahuan dan informasi yang diperlukan untuk memecahkan

masalah. Dengan kata lain individu mempelajari masalah dengan semua seluk

beluknya dengan berbagai pengetahuan, pengalaman, data dan informasi yang

ia miliki. Data dan pengetahuan sangat berperan penting disini. Penemuan

yang cemerlang dalam bidang tertentu selalu dihasilkan oleh orang-orang

yang sudah lama belajar dalam bidang tersebut, dan dengan jerih payah dan

usaha yang nyata.

Kedua tahap incubation (inkubasi). Setelah individu melewati tahap

persiapan maka tahap selanjutnya adalah tahap inkubasi, yaitu “melarikan

diri” untuk sementara waktu dari masalah yang sedang dihadapi. Setelah

bekerja (dalam tahap persiapan) tubuh dan otak perlu beristirahat dan

melepaskan diri dari kesibukan, agar bisa segar kembali. Untuk meciptakan

gagasan-gagasan yang brilian, otak tidak boleh dipaksa dan dalam keadaan

sangat lelah.

Ketiga tahap illumination (penerangan) yaitu periode di mana individu

kreatif telah menemukan jawaban, gagasan, dan solusi atas persoalan yang

sedang dicari sehingga segalanya menjadi jelas dan gamblang.

29Charles E. Skinner, Essencials Of Educational Psychology, (Tokyo: Maurazen, 1958),

hlm.319.

Page 12: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

25

25

Keempat, tahap verication atau pembuktian. Perbaikan, perwujudan

hasil dan tanggungjawab terhadap hasil menjadi tahap terahir dalam proses

ini. Diseminasi dari perwujudan karya kreatif untuk kemudian diteruskan

kepada masyarakat yang lebih luas terjadi setelah perbaikan dan

penyempurnaan terhadap hasil karya tersebut.30 Bagaimanapun bagusnya

suatu ide atau gagasan tidak akan berguna jika tidak diwujudkan dalam

tindakan nyata. Misalnya ketika kita telah menemukan ide untuk menulis

novel, maka kita masih harus menulis dan mengetiknya dalam bahasa yang

baik dan benar.

Berbeda dengan Wallas, menurut Jalaluddin Rachmat proses atau

tahap yang harus dilalui oleh idividu untuk menghasilkan sebuah karya kreatif

adalah:31

1) Orientasi

Masalah dirumuskan, dan aspek-aspek masalah diidentifikasi.

2) Preparasi

Pikiran berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang

relevan dengan masalah.

3) Inkubasi.

Pikiran beristirahat sebentar, ketika berbagai pemecahan berhadapan

dengan jalan buntu. Pada tahap ini proses pemecahan masalah

berlangsung terus dalam jiwa bawah sadar.

4) Iluminasi

Masa inkubasi berahir ketika pemikir memperoleh semacam ilham,

serangkaian insight yang memecahkan masalah.

5) Verifikasi

Tahap terahir untuk menguji secara kritis, menilai pemecahan masalah

yang diajukan pada tahap ke empat.

30Ibid. hlm.67. 31Jalaluddin Rachmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999),

hlm.76.

Page 13: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

26

26

Sedangkan menurut Sulaiman Sahlan dan Drs. Maswan, untuk

menghasilkan suatu produk kreatif, seorang individu kreatif harus melalui

tahap-tahap pencarian data, pencarian ide, dan penyelasaian.32

Pada tahap pencarian data, masalah yang akan diselesaikan

memerlukan sejumlah pengetahuan dan penjelasan. Oleh karena itu data harus

dikumpulkan kemudian dianalisa untuk menyelesaikan masalah. Setelah data

dianalisa tahap selanjutnya adalah penyelesaian yang dalam hal ini

memerlukan evaluasi dan adopsi. Evaluasi diperlukan untuk menguji

pemecahan sementara. Sedangkan adopsi berguna sebagai penentuan dan

pengimplementasian penyelesaian akhir.

Walaupun masing-masing pakar berbeda pendapat dalam menentukan

tahap-tahap proses kreatif, tetapi bila kita amati dengan lebih cermat masing-

masing tahap kreatif yang diungkapkan oleh para pakar adalah sama secara

substansi, walaupun pengungkapannya berbeda. Satu hal yang tidak bisa

dinafikan keberadaannya adalah adanya data dan informasi, baik data yang

sebelumnya sudah dimiliki atau yang harus dicari berkenaan dengan masalah

yang diselesaikan.

Data dan informasi merupakan elemen yang sangat penting dalam

penyelesaian proses kreatif. Bagaimanapun sempurnanya sayap seekor burung

ia tidak akan bisa terbang jika tidak di udara. Data ibarat udara bagi seorang

ilmuan. Tanpa data atau informasi ia tidak akan bisa terbang (menyelesaikan

proses kreatif).33 Tidak mungkin seseorang secara tiba-tiba bisa membuat

gambar rencana sebuah gedung pencakar langit yang fantastis kalau ia tidak

memiliki dasar pengetahuan dan pengalaman kuat dibidang desain arsitektural

dan prinsip-prinsip keinsinyuran. Tidak dapat dibayangkan secara serta merta

seorang bisa mereka-reka katub jantung buatan, kalau dia belum mempelajari

dengan sungguh-sunguh sistem katub pada mesin biasa, menguasai anatomi

jantung dan seluk beluk masuk keluarnya darah ke jantung.34

32Sulaiman Sahlan dan Maswan, Multidimensi Sumber Kreativitas Manusia, (Bandung:

Sinar Baru,1988), hlm.59. 33Ibid. hlm. 65. 34Daivid Campbel, op.cit. hlm.19.

Page 14: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

27

27

Ditinjau dari aspek manapun kreativitas adalah kebutuhan yang harus

dipenuhi. Karena Dengan berkreativitas manusia bisa mengaktualisasikan diri

(self actualization), dan aktualisasi diri ini adalah salah satu kebutuhan pokok

manusia.

Bakat kreatif dimiliki oleh semua orang tanpa pandang bulu, baik

yang tua atau yang muda, kaya atau miskin, laki-laki atau perempuan. Tapi

walaupun semua orang memiliki bakat kreatif, bakat tersebut tidak akan bisa

berkembang jika tidak dipupuk dengan baik. Bahkan bakat tersebut bisa

menjadi bakat terpendam yang tidak bisa diaktualisasikan. Untuk itu sangat

penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengarui kreativitas.

Faktor yang mempengaruhi kreativitas ini dibagi menjadi dua macam.

Yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi aspek

kognitif seperti kecerdasan dan pemerkayaan bahan berfikir berupa

pengalaman dan keterampilan, dan faktor afektif seperti sikap, motivasi, nilai

spiritualitas, dan ciri kepribadian yang lain. Sedangkan faktor eksternal adalah

kebudayaan tempat dimana individu hidup dan berinteraksi dengan

lingkungannya.35

Intelejensi atau kecerdasan sebagai faktor yang mempengaruhi

kreativitas sampai saat ini masih menjadi perdebatan aktual sampai sekarang.

Dalam hal ini ada 3 model hubungan antara kreativitas dan intelejensi.

Pertama kreativitas dan kecerdasan adalah dua hal yang berbeda dan tidak ada

hubungan, sehingga mungkin saja kecerdasannya tinggi tetapi kreativitas

rendah. Kedua adanya keselarasan antara kecerdasan dan kreativitas, sehingga

yang kecerdasannya lebih tinggi kreativitasnya juga lebih tinggi. Ketiga

kreativitas memang berhubungan dengan kecerdasan tapi tidak selalu pararel,

yakni bahwa semua kreativitas adalah produk orang intelejen / cerdas, tapi

tidak selalu yang intelegen itu kreatif.36

Dari ke 3 model di atas, penulis lebih cenderung pada model ke 3

yaitu bahwa kreativitas berhubungan dengan kecerdasan tapi tidak selalu

35Fuad Nashori dan Rachmi Diana Mucharam, op.cit. hlm.59. 36H.M. Taufiq ”Hasan Langgulung: Pengembangan Kreativitas dalam Pendidikan Islam”

dalam Khudari Soleh (ed), Pemikiran Islam Kontemporer, (Yogyakarta: Jendela, 2003), hlm.198.

Page 15: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

28

28

pararel. Hal ini diperkuat oleh hasil studi yang telah dilakukan Utami

Munandar bahwa kreativitas dan kecerdasan berkorelasi pada pada batas-batas

tertentu.37 Dengan kata lain, memang ada hubungan antara kecerdasan dan

kreativitas tapi hubungan itu tidak terlalu kuat, yakni peningkatan kecerdasan

tidak selalu diikuti dengan peningkatan kreativitas. Fakta yang kita lihat

banyak orang yang cerdas dan berpendidikan tinggi tapi tidak kreatif, dan

sebaliknya banyak orang yang tidak pernah mencicipi sekolah formal tapi

sangat kreatif.

Faktor lain yang mempengaruhi kreativitas adalah faktor non kognitif

seperti rasa ingin tahu, harga diri, kepercayaan diri, berani mengambil resiko,

keterbukaan terhadap pengalaman dan spirituslitas. Spiritualitas atau

keimanan seseorang juga mempengaruhi kreativitas. Keimanan pada wahyu al

Qur’an dapat menyingkapkan semua kemungkinan yang terdapat pada akal

manusia. Ketundukan pada wahyu memampukan akal untuk

mengaktualisasikan potensi-potensi manusia sehingga berkat dari wahyu

membuatnya teraktualisasikan. Penerimaan ide-ide yang lebih tinggi hanya

mungkin bila fikiran dicerahkan oleh akal aktif. Agar bisa tercerahkan, akal

mesti disinari cahaya iman dan disentuh oleh keberkatan yang tumbuh dari

wahyu.38

Selain faktor internal, faktor eksternal (lingkungan) juga

mempengaruhi kreativitas. Lingkungan yang memungkinkan kreativitas bisa

berkembang dengan baik adalah lingkungan budaya yang memberikan

kebebasan dan keamanan psikologis. Lingkungan budaya yang menghargai

kreativitas akan memunculkan individu-individu kreatif. Sebagai contoh

dalam pendidikan keluarga, bila orang tua menghargai anak, menerima

kekurangan dan memotivasi kelebihan anak, maka potensi kreatif akan

tumbuh dengan baik.

37M. Jihad Helmi AF, “Kreativitas Anak dan Pengembangannya”, Akademika, Volume 8, Januari 2003, hlm.13.

38H. Fuad Nashori dan Rachmi Diana Mucharam, op.cit. hlm.58.

Page 16: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

29

29

C. Kreativitas Dalam Pendidikan Islam

Sebelum membahas mengenai kedudukan kreativitas dalam

Pendidikan Islam seyogyanya kita pahami terlebih dahulu mengenai istilah

Pendidikan Islam. Menurut Ahmad D. Marimba pendidikan adalah bimbingan

atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani

dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.39 Dr.

Ahmad Tafsir merumuskan definisi pendidikan secara lebih luas yaitu bahwa

dalam proses menuju perkembangan yang sempurna itu seseorang tidak hanya

dipengaruhi oleh orang lain (pendidik), ia juga menerima pengaruh (entah

bimbingan, entah bukan, tidak menjadi soal) dari selain manusia. Pendidikan

juga dapat diterima dari kebudayaan, alam fisik, dan sebagainaya.40 Hal ini

senada dengan pandangan Lodge bahwa education is life, life is education

(pendidikan adalah kehidupan, kehidupan adalah pendidikan).

Sedangkan kata “Islam” dalam kata “Pendidikan Islam” menunjukkan

bahwa warna atau nuansa pendidikan tersebut adalah Islam. Yaitu pendidikan

yang berdasarkan Islam. Jadi yang dimahsud dengan Penddikan Islam adalah

pendidikan yang dibangun berdasarkan ajaran dan nilai-nilai fundamental

yang terkandung dalam dua sumber ajaran Islam, yaitu al Qur’an dan Hadis.

Pendidikan Islam dapat diberikan melalaui berbagai media, baik media

pendidikan formal (di sekolah), pendidikan informal (keluarga), atau

nonformal (masyarakat).

Penelitian tentang kreativitas dimulai dari Galton yang memulainya

dengan meneliti orang-orang genius pada tahun 1869. Saat itu ia mencoba

meneliti cara kerja fungsi mental para pemimpin dan orang-orang yang

berhasil mengetengahkan ide-ide cemerlang (kreatif). Sehubungan dengan hal

itu maka penelitian Galton dianggap penting dalam upaya para ahli

memahami kreativitas, meski tidak berhasil secara penuh untuk menciptakan

39Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: al Ma’arif, 1980),

cet 4, hlm.19. 40Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Pendidikan Islam, (Bandung: Ramaja

Rosda Karya, 2004), hlm.25.

Page 17: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

30

30

teori dan definisi yang mantap.41 Kreativitas baru mendapatkan perhatian yang

lebih serius setelah perang dunia II, yang ditandai dengan penelitian-penelitian

yang dilakukan oleh para psikolog seperti Guilford, Torrance, Mc Kinon,

Renzuli, Hopkin, Andrew.

Di dalam Islam sendiri, secara normatif Islam sangat menghargai dan

mendorong umatnya untuk berkreativitas. Ada perbedaan tantangan dan

kebutuhan antara generasi dahulu dengan generasi sekarang, begitu pula

dengan generasi sekarang dengan generasi yang akan datang. Oleh karena itu

ada baiknya kita merenungkan nasihat Umar Bin Khattab r.a. kepada para

pendidik sebagai pijakan akan perlunya pendidikan kreatif sebabaimana

dikutib oleh Wahyudin:

“’Allimu auladakum makhluqun lizamanin ghairi zamanikum (‘Didiklah anak-anakmu dengan pengajaran yang baik, sebab ia diciptakan untuk zaman yang berbeda dengan zamanmu’)”.42

Ucapan di atas mendorong kita untuk mempersiapkan anak- anak agar

menjadi orang yang kreatif. Dampak percepatan penemuan teknologik

ternyata telah banyak merombak banyak institusi dan organisasi sosial

kemasyarakatan. Terjadilah perubahan yang sangat cepat. Terjadinya

perubahan sosial yang sangat cepat digambarkan oleh Tofler dengan

memperbandingkan revolusi dari gelombang pertama (yang agraris) ke

gelombang ke dua (yang industri) membutuhkan waktu ribuan tahun, dan

gelombang ke dua ke gelombang ke tiga (yang informatik) membutuhkan

waktu ratusan tahun; sedangkan gelombang ke tiga baru berlangsung tahunan

telah menghasilkan sesuatu yang lebih hebat dari hasil ratusan tahun

gelombang ke dua. Percepatan ini menjadikan program pendidikan cepat

usang dan pengetahuan seseorang cepat tertinggal.43

Di zaman yang berubah sangat cepat seperti sekarang ini pendidik

tidak bisa dan tidak cukup hanya memberi setumpuk teori dan pengetahuan

41Kak Seto, op. cit. hlm.17.

42Wahyudin, op.cit, hlm.1. 43Noeng Muhajir, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Teori Pendidikan Pelaku Sosial

Kreatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000), hlm.14.

Page 18: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

31

31

yang harus dicatat di dalam buku catatan dan dihafalkan di dalam ingatan

karena belum tentu pengetahuan tersebut akan berguna di masa depan (Karena

zaman kita berbeda dengan zaman mereka). Pada orang kreatif yang bekerja

adalah otaknya, bukan ingatannya. Dengan memberi bekal kreativitas berarti

mendidik anak kita untuk mandiri, tidak tergantung dengan orang lain, luwes,

berkualitas, inovatif dan dapat maju seiring dengan perubahan zaman yang

dinamis.

Sebagian orang mungkin menganggap bahwa agama menuntut

umatnya untuk mentaati aturan dan norma-norma secara mutlak dengan

mengesampingkan akal fikiran dan penalaran. Sehingga yang terjadi

kemudian adalah kreativitas mandeg dan tidak berkembang. Pendapat seperti

ini tentu saja tidak benar. Agama Islam diciptakan Tuhan bertujuan agar

kehidupan manusia menjadi lebih baik. Islam memang memiliki aturan-aturan

yang harus ditaati oleh pemeluknya , tapi norma tersebut tidak membatasi

manusia untuk berkreativitas. Islam justru memerintahkan umatnya untuk

selalu berfikir menggunakan akal fikiran. Allah selalu memerintahkan

umatnya untuk berfikir:

)٢١٩: البقرة (كذلك يبين اهللا لكم االيت لعلكم تتفكرون

Demikianlah Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat Nya agar kamu berfikir. (QS. Al Baqoroh: 219)44

Mustafa al Maraghi menafsirkan ayat ini sebagai seruan Allah kepada

manusia agar ia memikirkan kehidupan dunia dan ahirat secara bersamaan,

dengan demikian maka akan tercipta maslahat pada diri manusia.45 Karena

kemampuan berfikir inilah manusia mampu berkreativitas. Apabila kita

merujuk kembali pada pengertian kreativitas yang dikemukakan oleh Utami

Munandar bahwa kreativitas adalah kemampuan berdasarkan data yang ada

untuk membuat kombinasi baru. Yang dimahsud dengan data disini adalah

pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh seseorang selama hidupnya yang

44Depag R.I., Al Quranul Karim dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 1997) , hlm.27. 45Ahmad Mustafa al Maraghi, Tafsir al Maraghi, (Semarang: Toha Putra, 1984), hlm.134.

Page 19: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

32

32

tentu saja tidak bisa dipisahkan dari aktifitas berfikir. Urgensi berfikir ini juga

nampak dalam proses untuk menghasilkan produk kreatif. Untuk

menghasilkan karya kreatif seseorang harus mempunyai kepekaan terhadap

kesenjangan dan kekurangan yang hanya bisa dilihat dengan cara berfikir

kemudian menganalisis dan mencari jawaban.

Kita dapat membandingkan pola berfikir dan tingkah laku masyarakat

primitif dan modern dalam mengatasi problem kehidupannya. Masyarakat

primitif dengan wawasan dan pemikirannya yang sangat terbatas baik

mengenai diri dan alam sekitarnya, sangat terbatas pula kreativitasnya.

Sebaliknya masyarakat modern karena fikiran dan wawasannya yang semakin

luas maka semakin luas pula kreativitasnya.46 Jadi semakin manusia

menggunakan akalnya untuk berfikir semakin luas pula wawasan dan

pengetahuannya. Dan seiring dengan kemajuan pemikirannya berkembang

pula kreativitasnya untuk mencipta berbagai perangkat kehidupan untuk

kesejahteraan hidupnya.

Dalam ayat lain Allah berfirman bahwa Ia tidak akan merubah nasib

suatu kaum kecuali kaum tersebut yang merubahnya:

فسهما بأنوا مريغى يتم حا بقوم ريغ١١: الر عد ( إن اهللا ال ي(

Sesunguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada mereka sendiri.(QS. Ar Ra’d: 11).47

Menurut Teuku M. Hasbi ash Siddieqi, Allah tidak akan merubah

nikmat dan afiat dari suatu kaum kecuali mereka sendiri yang merubahnya.48

Sebaliknya Allah tidak akan merubah penderitaan suatu kaum kecuali kaum

tersebut mau berusaha memperbaiki nasibnya. Dengan kata lain nasib manusia

terletak ditangannya sendiri (usaha yang dilakukan).

46Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media, 1992),

hlm.21. 47Depag R.I., op. cit.hlm.199. 48Teuku Muhammad Hasbi as Siddieqi, Tafsir al Qur’anul Majid an Nur, (Semarang:

Pustaka Rizka Putra, 2000), hlm.2075.

Page 20: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

33

33

Masalah yang dihadapi oleh umat manusia akan semakin banyak dan

komplek, satu-satunya jalan yang harus dilakukan adalah dengan

memecahkannya. Dengan akal yang telah diberikan kepadanya manusia

mempunyai kesempatan yang sangat luas untuk berkreasi dan berusaha

memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapinya. Dan tentu saja usaha

yang sukses akan memerlukan pemikiran dan usaha yang keras. Sebagaimana

diungkapkan oleh Thomas Edison bahwa kreativias terdiri dari 1 % inspirasi

dan 99 % keringat (usaha dan kerja keras).

Islam sangat mendorong individu secara terus menerus untuk belajar

ilmu pengetahuan yang berarti mengajarkan individu untuk selalu terbuka

terhadap rangsangan-rangsangan dari luar (merupakan salah satu ciri

kreativitas). Ini menunjukkan perlunya sikap keterbukaan untuk menuntut

ilmu dan menerima ilmu dari manapun datangnya.49

Jika dibandingkan dengan mahluk-mahluk Allah yang lain, manusia

adalah mahluk yang paling sempurna, baik secara fisik ataupun psikis. Dalam

perjalanannya di muka bumi, manusia mempunyai 2 tugas pokok yaitu

sebagai hamba Allah dan khalifah Allah. Sebagai Abdullah atau hamba Allah

tugas manusia adalah mengabdi dan beribadah kepada Allah dengan

memberikan secara total dan keseluruhan semua ketaatan, ketundukan dan

kepatuhan hanya kepada Allah.

Sedangkan tugas sebagai Khalifatullah atau khalifah Allah adalah

merupakan realisasi dari pengembangan amanah dalam arti: memelihara,

memanfaatkan, atau mengoptimalkan penggunaan semua anggota badan, alat-

alat potensial (termasuk potensi kreatif), guna penegakan keadilan,

kemakmuran dan kebahagiaan hidup. Dengan mengemban tugas sebagai

khalifah Allah di bumi manusia memikul amanat yang sangat besar dan berat.

Dan dalam usaha untuk melaksanakan amanat tersebut Allah membekali

manusia dengan potensi dasar (di antaranya adalah potensi kreatif) yang masih

berupa potensi terpendam.

49Fuad Nashori dan Diana Rachmi Mucharam, op.cit. hlm.63.

Page 21: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

34

34

Jika pengertian ibadah ini dihubungkan dengan pengertian khalifah

sebagaimana diuraikan sebelumnya dapat diperoleh pemahaman, yaitu bahwa

khalifah adalah pengganti yang memegang kepemimpinan dan kekuasaan dari

yang digantikan. Sebagai seorang pemimpin dan penguasa ia mempunyai

kewenangan dan kekuasaan untuk menentukan pilihan dan bebas

menggunakan akalnya. Sedangkan Abd adalah seorang yang telah kehilangan

wewenang untuk menentukan pilihan dan kebebasan untuk berbuat. Esensi

seorang Khalifatullah adalah kebebasan dan kreativitas, sedangkan Abdullah

adalah ketaatan dan kepatuhan.50

Dengan penekanan agar manusia bisa melakukan amanah kekhlifahan

dengan baik maka manusia dianugerahi potensi dan sekaligus kebebasan

untuk mengoptimalisasikan potensi yang dimilikinya termasuk potensi kreatif,

dengan seluas-luasnaya melalui proses pendidikan. Aktualisasi potensi kreatif

ini menjadi sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari mengingat

kehidupan manusia selalu berkembang dan penuh dengan tantangan-tantangan

yang membutuhkan pemecahan secara kreatif.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kreativitas adalah

merupakan potensi dasar yang menurut psikologi behaviorisme disebut

prepotence reflexes atau yang dalam pandangan Islam disebut fitrah.51 Fitrah

manusia dengan segala potensinya merupakan conditional statement (citra

bersyarat) dan aktualisasinya menurut upaya manusia untuk

mengembangkannya.52 Artinya fitrah atau potensi manusia tidak akan

berkembang dengan baik jika tidak dirangsang dengan lingkungan yang

kondusif. Potensi dasar atau fitrah dapat diaktualisasikan dan dikembangkan

melalui proses Pendidikan Islam. Jadi Pendidikan Islam bertugas menggali,

mengembangkan, membimbing dan mengarahkan potensi kreatif manusia

agar bisa terwujud secara maksimal.

Urgensi pendidikan dalam mengembangkan krativitas akan lebih jelas

bila kita melihat fungsi pendidikan dari pendekatan Sosiologi dan Antropologi

50Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm.40. 51H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: ( Remaja Rosda Karya, 2000), hml.88. 52Achmadi op.cit., hlm.50.

Page 22: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

35

35

Budaya yaitu fungsi pendidikan dilihat dari fenomena yang muncul dalam

perkembangan peradaban manusia dengan asumsi bahwa peradaban manusia

senantiasa tumbuh dan berkembang melalui pendidikan. Peradaban

masyarakat manusia dari masa ke masa semakin berkembang maju, dan

kemajuan itu diperoleh dari interaksi komunikasi sosialnya. Semakin intens

interaksi sosialnya semakin cepat pula perkembangannya.

Kedalaman dan keluasan interaksi manusia semakin bertambah

dengan semakin berkembangnya teknologi informasi seperti radio, televisi,

surat kabar dan lain-lain. Aneka ragam informasi dapat diterima dalam waktu

sesaat sehingga wawasan manusia semakin luas baik mengenai peristiwa-

peristiwa alam maupun masalah manusia dan sekitarnya. Semakin luas

wawasan seseorang semakin maju pula pemikirannya, dan seiring dengan

kemajuan pemikirannya berkembang pula kreativitasnya. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa ditinjau dari segi Antropologi Budaya dan Sosiologi

fungsi pendidikan yang pertama adalah menumbuhkan wawasan yang tepat

mengenai manusia dan alam sekitarnya, sehingga dengan demikian

dimungkinkan tumbuhnya kreativitas yang dapat membangun diri dan

lingkungannya.53

Untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, potensi kreatif harus

diasah melalui proses pendidikan yang baik. Pertanyaannya adalah,

pendidikan yang bagaimana yang dapat mengembangkan kreativitas?

Pendidikan yang dapat menumbuh kembangkan krativitas adalah pendidikan

yang terbuka. Artinya pendidik, baik guru atau orang tua harus terbuka

terhadap realitas anak yang memerlukan kemerdekaan, kebebasan,

kegembiraan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Begitu pula

sebaliknya anak harus diberi kesempatan untuk terbuka dalam arti bebas

mengeluarkan fikiran, pendapat dan keluhannya dalam rangka melatih dan

menemukan jati dirinya. Keduanya, guru dan murid harus terbuka terhadap

53Ibid., hlm.21-22.

Page 23: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

36

36

realitas sekitar yang dapat dimanfatkan sesuai kepentingan pendidikan, atau

perlu ditolak karena dapat menghambat pencapaian tujuan pendidikan.54

Tetapi sangat patut kita sayangkan realitas menunjukkan bahwa

ternyata kreativitas belum mendapatkan tempat yang layak dalam Pendidikan

Islam, terutama pendidikan formal. Unsur kreativitas, diskusi, problem

solving, discovery masih menjadi “barang langka” dalam proses belajar

mengajar. Sebaliknya guru sebagai ujung tombak dalam pendidikan

menempatkan dirinya sebagai orang yang serba tahu dan paling mengetahui.

Murid hanya mendengar, mencatat dan menghafalkan apa yang disampaikan

oleh guru yang belum tentu akan berguna di masa mendatang. Oleh karena itu

tidak heran bila kreativitas siswa menjadi mandeg bahkan mati, tidak mandiri,

miskin imajinasi dan eksplorasi. Siswa memang kaya akan teori, tapi tidak

tahu untuk apa teori tersebut digunakan. Mereka terampil menyelesaikan

berbagai persoalan yang telah dihafalkan tehnik penyelesaianya, tapi akan

kebingungan bila dihadapkan pada kasus baru yang membutuhkan cara

penyelasaian baru pula. Akibatnya mereka menjadi tumpukan manusia-

manusia yang tidak mandiri dan kreatif.

Sistem Pendidikan Islam sedikit banyak belum begitu berhasil

membentuk muslim yang kreatif yang dapat maju seirama dengan lajunya

perubahan. Kebanyakan ilmuan Islam enggan mengkritisi pemikiran ulama

klasik. Mereka menganggap bahwa hasil pemikiran mereka adalah sesuatu

yang sudah final, sehingga keilmuan tidak bisa berkembang, kecuali hanya

mengulang yang telah ada. Dengan besikap kritis dan kreatif umat Islam akan

berani keluar dari jeratan tradisi yang membelenggu untuk kemudian berani

mengambil inisiatif untuk mengembangkan kreativitas keilmuannya dengan

penuh rasa percaya diri.

Anak didik bukanlah botol kosong yang harus dijejali dengan ilmu

pengetahuan sebanyak-banyaknya oleh pendidik, tetapi lampu yang harus

dinyalakan (dikembangkan potensinya). Islam sangat menghargai dan

mendorong umatnya untuk berkreativitas. Lima ayat pertama yang

54H.M. Taufiq, op.cit. hlm.198.

Page 24: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

37

37

diwahyukan Allah (al Alaq) bisa ditafsiri sebagai seruan penelitian bagi

manusia. Membaca tentu bukan hanya membaca dalam arti konfensional, tapi

juga membaca alam semesta dengan segala fenomenanya.55 Dialog antara

Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail seputar mimpi sang ayah, dimana

Ibrahim tidak memaksakan kehendaknya untuk melaksanakan mimpi benar

itu, melainkan berdialog dahulu dengan bebas.56 Islam pula yang mendorong

umatnya untuk mencari ilmu pengetahuan dengan segala kemampuannya.

Perintah Nabi untuk belajar sampai ke Cina, konsep belajar seumur hidup juga

dipandang sebagai dorongan bagi sikap kreatif.

D. Signifikansi Kreativitas Bagi Pengembangan Pendidikan Islam

Kreativitas mulai mendapatkan perhatian serius mulai paruh pertama

abad 20, tapatnya setelah Perang Dunia II. Pecahnya perang tersebut

berdampak pada usaha dan pembaharuan di bidang riset dan pengembangan

yang ahirnya mencapai pada penemuan bom atom. Sejak itu para ahli

berlomba-lomba menampilkan daya ciptanya. Perhatian terhadap kreativitas

diperkuat dengan pidato seorang ketua Perhimpunan Psikologi Amerika

bernama Guilford. Dalam pidatonya ia mengatakan bahwa problem serius

yang dihadapi lulusan perguruan tinggi di Amerika Serikat adalah mereka

dapat menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dengan teknik yang mereka

dapatkan di perguran tinggi, namun mereka tidak bisa menyelesaikan masalah

baru yang harus diselesaikan dengan cara baru pula. Untuk itu menurut

Guilford kreativitas harus dikembangkan melaui jalur pendidikan.

Peluncuran roket oleh Uni Sofiet dirasakan seperti cambukan keras

oleh Amerika Serikat untuk terus meningkatkan kreativitas. Dan sejak itu pula

hampir semua negara di semua belahan dunia menyadari arti pentingnya

kreativias dalam kehidupan, termasuk negara Islam yang pada umumnya

masih dalam taraf negara berkembang. Pada kondisi yang demikian tidak

dapat dipungkiri lagi signifikansi kreativitas sebagai upaya untuk

55Abdurrahman Mas’ud, “Diskursus Pendidikan Islam Liberal”, Edukasi, Vol 1, X, Desember, 2002, hlm.23.

56H. M.Taufiq, op. cit., hlm.201.

Page 25: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

38

38

memperbaiki kualitas sumber daya manusia yang dapat dilakukan melalui

proses pendidikan (dalam hal ini adalah pengertian Pendidikan Islam dalam

arti luas). Hal ini disadari karena pendidikan akan sangat menentukan nasib

manusia, baik sebagai individu, masyarakat atau bangsa. Kemajuan suatu

kebudayaan bergantung bagaimana cara kebudayaan tersebut menciptakan

manusia yang yang bermutu yang dalam hal ini sangat berkaitan dengan

kualitas pendidikan.

Di era globalisasi, perubahan berlangsung sangat pesat. Perubahan

yang sangat cepat mengharuskan manusia hidup dalam perubahan terus

menerus, dengan ketidakpastian dan dengan unpredictability (ketidakpastian

untuk meramalakan apa yang akan terjadi).57 Persoalan yang dihadapi

manusia dan kemanusiaan tersebut juga melibatkan persoalan Pendidikan

Islam di dalamnya, yaitu sejauh mana Pendidikan Islam mampu berperan

mengantisipasi dan mengatasi persoalan-persoalan tersebut dengan

menyiapkan manusia-manusia yang kreatif.

Kreativitas merupakan modal penting bagi kehidupan manusia.

Kreativitas juga merupakan persoalan hidup matinya suatu masyarakat.58

Dengan kreativitas berbagai kesulitan dan persoalan dapat ditemukan

alternatif pemecahannya. Bagi orang kreatif selalu ada jalan untuk mengatasi

masalah yang dihadapi baik dari masalah yang paling sederhana sampai ke hal

yang lebih rumit, karena dengan potensi kreatif yang dimilikinya, ia mampu

memberikan alternatif penyelasaian yang bermacam-macam bila satu

penyelesaian ternyata tidak bisa menjawab persoalan.

Kreativitas dan inovasi sangat besar pengaruhnya untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Bayangkan saja apabila umat manusia tidak

mempunyai daya kreativitas. Dunia akan statis, tidak ada kemajuan dalam

kehidupan masyarakat, karena kemajuan hanya terjadi apabila manusia

mempunyai imajinasi, mempunyai gagasan baru yang kreatif inovatif

57Muis Sad Iman, Pendidikan Partisipatif, (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2004), hlm.2. 58Suyanto dan Djihad Hisyam, Refkleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki

Milenium III, (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2000), hlm. 150.

Page 26: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

39

39

sehingga akan terjadi perubahan yang terus menerus dalam masyarakat.59

Misalnya dengan kreativitas yang dimiliki manusia bisa mengubah alat

transportasi yang dahulu berupa kuda dan kereta menjadi mobil dan pesawat

terbang. Dari lampu minyak menjadi penerangan listrik. Dari setrika yang

menggunakan arang menjadi setrika listrik, dan dari mesin ketik manual

menjadi sistem komputerisasi yag canggih.

Pemikir yang kreatif bukan hanya menggunakan gagasan-gagasan

yang yang dipelajarinya dari orang lain. Yang bekerja bukan ingatannya.

Yang bekerja adalah otaknya.60 Dengan kata lain orang yang kreatif adalah

orang yang mandiri. Dalam situasi apapun ia mampu untuk tetap survive.

Orang yang mandiri mampu berdiri diatas kemampuannya sendiri, tanpa

begantung kepada orang lain.

Orang yang kreatif dapat mengaktualisasikan diri (self actualization).

Aktualisasi diri adalah apabila seseorang bisa menggunakan semua bakat dan

talentanya untuk menjadi apa yang ia mampu menjadi – mengaktualisasikan

atau mewujudkan potensinya. Hidup kreatif berarti mengembangkan talenta

yang dimiliki, belajar menggunakan kemampuan diri sendiri secara optimal.61

Pendidikan Islam pernah mengalami puncak kejayaan pada abad VII

sampai XIII. Kejayaan Pendidikan Islam ini antara lain karena sumbangan

pribadi ulama-ulama kreatif pada masa itu. Mereka antara lain adalah: Ibnu

Sina (dokter terbesar), Ibnu Rusd (perintis ilmu kedokteran), Ibnu Khaldun

(Bapak Sosiologi), al Farabi (komentator Aristoteles), al Khawarizmi

(matematikawan pertama). Pada saat itu ilmu pengetahuan berkembang

dengan pesat baik ilmu agama maupun ilmu umum. Dalam pengetahuan ilmu

agama muncullah Ilmu Kalam, Fiqih, ilmu Al Qur’an dan Hadis, Nahwu,

Balaghoh. Sedangkan ilmu umum antara lain adalah: Filsafat, Kedokteran,

Astronomi, Matematika, Arsitektur, Farmasi.

59Boenjamin Setiawan, “Peranan Kreativitas dan Inovasi Untuk Meningkatkan

Kesejahteraan Hidup Masyarakat”, dalam Utami Munandar (ed), Mengembangkan Kreativitas, (Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2001), hlm. 116.

60Kurt Kauffman, Berfikir Kreatif dan Berbudi Mulia, Surabaya: Surya Multi Publising, tt), hlm.9.

61Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Aanak Berbakat, op.cit. hlm.18.

Page 27: rev bab II - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005... · artinya daya cipta.1 Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau

40

40

Tetapi sungguh sayang Pendidikan Islam mengalami kemunduran

pada abad XIII. Kemunduran Pendidikan Islam disebabkan antara lain karena

mereka kehilangan sifat kreatif yang telah dimiliki. Mereka lebih suka

mengikuti dan mematuhi secara membabi buta tanpa keraguan sama sekali

terhadap pemikian para pendahulu mereka. Mereka tidak mempunyai inisiatif

untuk mengembangkan keilmuan yang sudah ada. Sikap ini sangat

bertentangan dengan ciri-ciri pribadi kreatif yang mempunyai rasa ingin tahu

yang besar, suka bekerja keras, mempunyai inisiatif dan terbuka terhadap

pengalaman.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kejayaan

Pendidikan Islam dikarenakan hidupnya kreativitas, sedangkan kemunduran

umat Islam diantaranya disebabkan karena lemahnya kreativitas.62 Kreativitas

menempati posisi sentral dalam pengembangan Pendidikan Islam. Karena

dengan daya kreativitas yang tinggi umat Islam akan mampu survive dan

mampu menghadapi persaingan dalam dunia yang semakin mengglobal dan

penuh dengan tantangan.

62 H. Fuad Nashori dan Diana Rachmi Mucharam, op.cit. hlm.97.