33
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 1 1.1. Latar Belakang Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas memiliki satuan penunjang di antaranya adalah puskesmas pembantu dan puskesmas keliling, puskesmas pembantu yaitu unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam rung lingkup wilayah yang lebih kecil. Sedangkan puskesmas Keliling yaitu unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan kesehatan, dengan tugas yaitu memberi pelayanan kesehatan daerah terpencil. Fungsi dan kegiatan pokok puskesmas tertuang dalam buku pedoman kerja. Puskesmas memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam memelihara

REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 1

1.1. Latar Belakang

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang

merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina

peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh

dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan

pokok.

Puskesmas memiliki satuan penunjang di antaranya adalah puskesmas pembantu

dan puskesmas keliling, puskesmas pembantu yaitu unit pelayanan kesehatan

yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam rung lingkup wilayah yang

lebih kecil.

Sedangkan puskesmas Keliling yaitu unit pelayanan kesehatan keliling yang

dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan kesehatan, dengan tugas

yaitu memberi pelayanan kesehatan daerah terpencil.

Fungsi dan kegiatan pokok puskesmas tertuang dalam buku pedoman kerja.

Puskesmas memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam memelihara

Page 2: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 2

kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan status

kesehatan masyarakat seoptimal mungkin.

Ada 3 fungsi pokok puskesmas, yaitu:

1 Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya

2 Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka

meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat

3 Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada

masyarakat di wilayah kerjanya.

Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilakukan dengan cara:

1 Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan

dalam rangka menolong dirinya sendiri.

2 Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali

dan menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.

3 Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis

maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan

tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.

4 Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.

5 Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam

melaksanakan program puskesmas.

Pelayanan publik dapat diartikan pemberian layanan (melayani) keperluan orang

atau masyarakat yang mempunyai kepentingan kepada organisasi itu sesuai

dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Selanjutnya menurut

Kepmenpan No.63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum

Penyelenggaraan Pelayanan Publik, pelayanan publik adalah segala kegiatan

pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai

upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan

ketentuan perundang-undangan. Dengan demikian pelayanan publik adalah

pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara.

Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan

masyarakat (Sinambela, 2010, hal : 5). Jika kenyataan lebih dari yang diharapkan,

maka layanan dapat dikatakan bermutu sedangkan jika kenyataan kurang dari

yang diharapkan, maka layanan dikatakan tidak bermutu, dan apabila kenyataan

sama dengan harapan, maka layanan disebut memuaskan (Lupiyoadi, 2001, hal:

148).

Page 3: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 3

Dalam kenyataannya pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini

masih banyak dijumpai kelemahan, sehingga belum dapat memenuhi kualitas

yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya berbagai

keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media massa, sehingga

menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur pemerintah. Mengingat

fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat maka pemerintah perlu

terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan.

Dalam upaya memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat, diperlukan

Reformasi Pelayanan Publik, (Sinambela, 2010, hal : 5) menyatakan bahwa

pelayanan publik dapat diartikan, pemberian layanan (melayani) keperluan orang

atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan

peraturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan itu

diperlukan penilaian mandiri (self assesment) yang sesuai dengan dengan

Permenpan nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian Mandiri

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, dimana salah satu sasaran dari keberhasilan

reformasi birokrasi adalah terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik

kepada masyarakat.

1.2. Tujuan Dan Sasaran

Maksud kegiatan ini adalah untuk memberikan masukan sebagai upaya

peningkatan kinerja di Puskesmas di lingkungan pemerintah Kota Cilegon dalam

hal pelayanan kesehatan publik berdasarkan hasil survey indeks kepuasan

masyarakat dan indeks integritas pelayanan publik, sedangkan tujuan kegiatan

ini adalah:

1. Mengukur Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan

kesehatan publik di tingkat puskesmas

2. Analisis data terhadap IKM, untuk menghasilkan rekomendasi peningkatan

kualitas pelayanan publik urusan kesehatan di tingkat Puskesmas.

1.3. Ruang Lingkup

A. Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah pelaksanaan pekerjaan ini adalah wilayah administratif

Kota Cilegon khususnya di setiap puskesmas.

Page 4: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 4

B. Ruang Lingkup Kegiatan

Adapun ruang lingkup kegiatan yang akan ditempuh dalam rangka pelaksanaan

pekerjaan ini meliputi tahapan sebagai berikut:

1. Persiapan Awal;

2. Kajian (studi) awal literatur dan kebijakan;

3. Penyusunan Draft Laporan Pendahuluan;

4. Pembahasan Draft Laporan Pendahuluan;

5. Perbaikan Draft Laporan Pendahuluan;

6. Pengumpulan Laporan Pendahuluan;

7. Pengumpulan data dan informasi (survey);

8. Analisis data dan informasi;

9. Penyusunan Draft Laporan Akhir;

10. Pembahasan Draft Laporan Akhir;

11. Perbaikan Draft Laporan Akhir;

12. Pengumpulan Laporan Akhir;

1.4. Keluaran

Keluaran (output) dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah berupa dokumen

survey kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di puskesmas di yang

dapat menjadi pedoman dan rekomendasi alternatif pengelolaan pelayanan

kesehatan masyarakat di Kota Cilegon untuk masa mendatang.

1.5. Sistematika Penulisan

Mengingat kegiatan ini memiliki kandungan matematika kualitatif, kuantitatif,

dan statistik parametrik yang lebih dominan, maka sistematika pelaporan ini

disusun berdasarkan alur pikir yang logis. Berikut adalah sistematika penulisan

laporan Survey Kepuasan Masyarakat terhadap layanan puskesmas di seluruh

wilayah administrasi Kota Cilegon;

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini memaparkan tentang latar belakang permasalahan, fokus,

fenomena, dan perumusan masalah, maksud tujuan dan sasaran,

landasan hukum dan pembatasan ruanglinkup kajian, yang diakhiri

dengan sistematika laporan.

Page 5: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 5

Bab 2 Pendekatan dan Metodologi

Bab ini memaparkan tentang penentuan metodologi dan pendekatan

yang akan digunakan dalam survey ini, metodologi yang digunakan

adalah metodologi regulatif atau sudah ditentukan oleh Peraturan

Menteri PAN Nomor 14 Tahun 2017 namun memungkinkan mengalami

perubahan disesuaikan dengan karakteristik, kualitas, kuantitas, dan

sebaran data.

Bab 3 Analisa dan Pembahasan

Bab ini memaparkan tentang seluruh proses analisa, mulai dari

penyusunan quesioner, definisi operasional quesioner, analisa

matematik/statistik baik skala komposit maupun skala agregat.

Lampiran

Bab ini melampirkan beberapa hal penting, seperti quesiner, definisi

operasional quesioner, data responden, analisa SKM skala

kecamatan/puskesmas sampai SKM skala Kota Cilegon

Page 6: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 6

2.1. Pelayanan

Pengertian pelayanan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pelayanan adalah

kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa.

Menurut Kotler, pelayanan adalah aktivitas atau hasil yang dapat ditawarkan oleh

sebuah lembaga kepada pihak lain yang biasanya tidak kasat mata, dan hasilnya

tidak dapat dimiliki oleh pihak lain tersebut.

Konsumen atau pelanggan mempunyai permasalahan masing-masing dan hal ini

secara langsung berkaitan dengan kegiatan pelayanan. Untuk itu diperlukan

pelayanan yang baik, pelayanan yang diberikan disini sifatnya tidak kasat mata,

maksudnya tidak terlihat bagaimana wujud dari pelayanan tersebut kepada

konsumen, namun pelayanan tersebut dapat dirasakan konsumen dan dapat

menyelesaikan permasalahan yang ada pada konsumen tersebut.

Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan upaya negara untuk memenuhi

kebutuhan dasar dan hak-hak sipil setiap warga negara atas barang, jasa dan

pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Undang-Undan Dasar 1945 mengamanatkan kepada negara untuk memenuhi

kebutuhan dasar setiap warga negara demi kesejahteraannya sehingga

Page 7: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 7

efektivitas suatu sistem pemerintahan sangat ditentukan oleh baik buruknya

penyelenggaraan pelayanan publik. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 96

Tahun 2012 tentang Pelayanan Publik, Pelayanan publik kegiatan atau rangkaian

kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas

barang jasa, dan/ atau pelayanan administratif yang disediakan oleh

penyelenggara pelayanan publik.

2.2. Kualitas Pelayanan

Menurut A. Parasuraman, Valarie A. Zeithaml, dan Leonard L. Berry lewat artikel

mereka di Journal of Marketing yang direvisi menjadi artikel “SERVQUAL: A

MultipleIte Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality”.

Kualitas adalah perbandingan antara Harapan (Expectation) dengan Kinerja

(Performance). Parasuraman, Zeithaml, dan Berry menyusun rumus Kepuasan

Pelanggan berikut;

Q : P – E

Q : Kualitas Pelayanan Pelanggan

E : Harapan Pelanggan atas Kualitas Pelayanan

P : Pelayanan yang sesungguhnya di terima

Sedangkan nilai Q, memiliki arti ;

Jika Q > 0 maka ES > PS; pelanggan kurang puas atas pelayanan yang diterima

Jika Q = 0 maka ES = PS; pelanggan puas atas pelayanan yang diterima

Jika Q < 0 maka EC < PS; pelanggan lebih dari puas atas pelayanan yang

diterima

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan, sebagaimana

diamanatkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000

tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS), perlu disusun indeks

kepuasan masyarakat sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas

pelayanan. Di samping itu data indeks kepuasan masyarakat akan dapat menjadi

bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan dan

menjadi pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan

kualitas pelayanannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan

menurut pemerintah adalah berdasarkan indeks kepuasan masyarakat.

Page 8: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 8

Sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei

Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik, satuan kerja

atau kantor pelayanan pada instansi pemerintah yang langsung maupun tidak

langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat. Survei kepuasan

masyarakat tersebut dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan

publik secara berkelanjutan. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan melakukan survei

kepuasan masyarakat di tingkat layanan puskesmas.

2.3. Metodologi

A. Pengumpulan data

A.1. Data Primer

Data Primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh

peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi

(Sekaran, 2006:60). Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur

dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Iskandar, 2008:77).

A.2. Data Sekunder

Menurut Sekaran (2006:60) data sekunder mengacu pada informasi yang

dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Data ini diperoleh melalui dokumen-

dokumen yang di publikasi, seperti kecamatan dalam angka, Kota Cilegon Dalam

Angka, RPJMD, dll.

A.3. Populasi

Menurut Sugiyono (2014:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisistik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

A.4. Sampel

Menurut Sugiyono (2014:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel merupakan sebagian dari populasi

responden yang diteliti. Pengambilan sampel dilakukan secara acak, dan

dilakukan secara sembarang bagi masyarakat yang sedang berurusan selama

masa penelitian.

Page 9: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 9

Menurut Sugiyono (2014: 81) sampling adalah teknik pengambilan sampel. Ada

dua jenis teknik sampling yaitu sampling probabilitas dan sampling

nonprobability. Sampling nonprobability adalah teknik sampling yang tidak

memberi kesempatan / kesempatan yang sama untuk setiap elemen atau anggota

populasi untuk dipilih ke dalam sampel. Sedangkan penelitian ini menggunakan

teknik pengambilan sampel dengan teknik sampling nonprobability.

A.5. Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2014:81) teknik sampling adalah merupakan teknik untuk

pengambilan sampel. Terdapat dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu

probability sampling dan nonprobability sampling.

Uji Validitas

Menurut Siregar (2013:46) validitas atau kesahihan adalah menunjukan sejauh

mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. untuk mengukur

validitas, maka alat ukur digunakan adalah rumus Pearson Product Moment.

Berikut rumus Pearson Product Moment :

Dimana: n = Jumlah responden x = Skor variabel (jawaban responden) y = Skor total dari variabel ( jawaban responden) Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrument

yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap

konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala

yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula (Siregar,

2013:55). Metode yang digunakan untuk menguji keandalan suatu alat ukur

adalah metode Alpha Cronbach. Ankunto (2010:180) menjelaskan rumus Alpha

Cronbach adalah sebagai berikut:

Page 10: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 10

Dimana:

ri = Koefisien reabilitas instrument

k = Jumlah butir pertanyaan

∑ σb2 = Jumlah varian butir

σt 2 = Varian total

Menurut Sekaran (2003) dalam Wijaya (2012:116) menyatakan bahwa cara

mengukur reliabilitas yang paling umum adalah dengan menggunakan koefisien

alpha. Koefisien alpha bisa diukur dengan cara menggunakan uji statistik

Cronbach Alpha. Suatu construct dikatakan reliable jika memberikan nilai

Cronbach Alpha > 0,7.10

Page 11: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 11

3.1. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan

dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurannya (Azwar

1986). Selain itu validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa

variabel yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh

peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006).

Sedangkan menurut Sugiharto dan Sitinjak (2006), validitas berhubungan

dengan suatu peubah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam

penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi

sebenarnya yang diukur. Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk

menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur

apa yang diukur. Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan

untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner

dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut

menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat

sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu tes menghasilkan data

Page 12: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 12

yang tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai

tes yang memiliki validitas rendah.

Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu

alat ukur yang valid dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, juga

memiliki kecermatan tinggi. Arti kecermatan disini adalah dapat mendeteksi

perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada atribut yang diukurnya.

Dalam pengujian validitas terhadap kuesioner, dibedakan menjadi 2, yaitu

validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun

menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor satu dengan yang lain ada

kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan antara

skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total

keseluruhan faktor).

Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap

item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan

antara skor item dengan skor total item. Bila kita menggunakan lebih dari satu

faktor berarti pengujian validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor

item dengan skor faktor, kemudian dilanjutkan mengkorelasikan antara skor

item dengan skor total faktor (penjumlahan dari beberapa faktor).

Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang

digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan

apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau

tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi

koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid

jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.

Untuk melakukan uji validitas ini menggunakan program SPSS. Teknik

pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah

menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson). Analisis ini

dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor

total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang

berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut

mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap à

Valid. Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau

item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan

valid). Langkah-langkah dalam pengujian validitas ini yaitu :

Page 13: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 13

Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat yang dilakukan disetiap

puskesmas di Kota Cilegon, berhasil mengakomodasi 205 sampel, jumlah ini

merupakan estimasi dari jumlah sampel yang diperkirakan mencapai 100

pasien/hari atau jumlah sampel yang diambil berada di kisaran 20% dari jumlah

responden yang ada setiap harinya.

Tabel 1.

Jumlah Sampel Mean dan Standar Deviasi Sampel

Sumber : Analisis Konsultan 2018

Berdasarkan hasil uji validitas, dapat diketahui bahwa variabel X2 (tentang

kemudahan prosedur pelayanan) dan X6 (tentang kesamaan informasi layanan

dan layanan eksisting) menunjukan data yang kurang valid, hal ini ditunjukan

dengan nilai pearson correlation yang lebih kecil dari nilai t_tabel (0,1809) atau

rujukan dari jumlah sampel sekitar 205 dan derajat kesahihan sebesar 0,5%.

Hal ini dapat dilihat pada tabel 2 berikut.

MeanStd.

DeviationN

X1 30.098 .13969 205

X2 29.659 .25011 205

X3 26.829 .48704 205

X4 36.146 .51714 205

X5 29.707 .21945 205

X6 29.610 .23936 205

X7 30.000 .43160 205

X8 27.756 .51296 205

X9 30.634 .60300 205

Y 22.878 .58586 205

Page 14: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 14

Tabel 2. Hasil Uji Validitas

(Variabel ; X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, Y)

Keterangan

T-tabel : 0,1806

Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed)

Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailde)

Atas dasar hasil uji validitas tersebut, itu maka upaya hal bisa dilakukan adalah

dengan mengeliminasi variabel X2 dan X6. Adapun hasil yang diperoleh adalah

semua variabel seperti X1, X3, X4, X5, X7, X8, X9, dan Y, masuk katagori data

yang valid, hal ini ditunjukan dengan parameter perason correlation yang

berada di atas T-tabel dengan jumlah sampel 205 dan derajat kesahihan sebesar

0,05%. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3 berikut.

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 Y

Pearson Correlation 1 .290**

.190** ,052 .169

* -,135 ,081 ,099 ,051 .265**

Sig. (2-tailed) ,000 ,006 ,456 ,015 ,053 ,246 ,157 ,469 ,000

N 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205

Pearson Correlation .290** 1 ,072 -,102 .250

** -,022 ,045 ,093 -,083 .168*

Sig. (2-tailed) ,000 ,307 ,145 ,000 ,750 ,518 ,186 ,236 ,016

N 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205

Pearson Correlation .190** ,072 1 -,118 ,004 -,023 .187

**.224

** ,102 .407**

Sig. (2-tailed) ,006 ,307 ,093 ,949 ,748 ,007 ,001 ,145 ,000

N 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205

Pearson Correlation ,052 -,102 -,118 1 ,030 -,122 ,088 -.217** ,110 .368

**

Sig. (2-tailed) ,456 ,145 ,093 ,672 ,081 ,210 ,002 ,116 ,000

N 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205

Pearson Correlation .169*

.250** ,004 ,030 1 .258

**.155

* ,028 ,125 .256**

Sig. (2-tailed) ,015 ,000 ,949 ,672 ,000 ,026 ,685 ,074 ,000

N 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205

Pearson Correlation -,135 -,022 -,023 -,122 .258** 1 .142

* ,088 ,085 .150*

Sig. (2-tailed) ,053 ,750 ,748 ,081 ,000 ,042 ,209 ,225 ,031

N 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205

Pearson Correlation ,081 ,045 .187** ,088 .155

*.142

* 1 .155*

.226**

.523**

Sig. (2-tailed) ,246 ,518 ,007 ,210 ,026 ,042 ,026 ,001 ,000

N 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205

Pearson Correlation ,099 ,093 .224**

-.217** ,028 ,088 .155

* 1 .141*

.314**

Sig. (2-tailed) ,157 ,186 ,001 ,002 ,685 ,209 ,026 ,043 ,000

N 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205

Pearson Correlation ,051 -,083 ,102 ,110 ,125 ,085 .226**

.141* 1 .600

**

Sig. (2-tailed) ,469 ,236 ,145 ,116 ,074 ,225 ,001 ,043 ,000

N 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205

Pearson Correlation .265**

.168*

.407**

.368**

.256**

.150*

.523**

.314**

.600** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,016 ,000 ,000 ,000 ,031 ,000 ,000 ,000

N 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205

X9

Correlations (0,180)

X1

X2

X3

X4

X5

X6

X7

X8

Y

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 15: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 15

Tabel 3. Hasil Uji Validitas

(Variabel ; X1, X3, X4, X5, X7, X8, X9, Y)

Keterangan

T-tabel : 0,1806

Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed)

Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailde)

X1 X3 X4 X5 X7 X8 X9 Y

Pearson Correlation 1 .190** ,052 .169

* ,081 ,099 ,051 .265**

Sig. (2-tailed) ,006 ,456 ,015 ,246 ,157 ,469 ,000

N 205 205 205 205 205 205 205 205

Pearson Correlation .190** 1 -,118 ,004 .187

**.224

** ,102 .407**

Sig. (2-tailed) ,006 ,093 ,949 ,007 ,001 ,145 ,000

N 205 205 205 205 205 205 205 205

Pearson Correlation ,052 -,118 1 ,030 ,088 -.217** ,110 .368

**

Sig. (2-tailed) ,456 ,093 ,672 ,210 ,002 ,116 ,000

N 205 205 205 205 205 205 205 205

Pearson Correlation .169* ,004 ,030 1 .155

* ,028 ,125 .256**

Sig. (2-tailed) ,015 ,949 ,672 ,026 ,685 ,074 ,000

N 205 205 205 205 205 205 205 205

Pearson Correlation ,081 .187** ,088 .155

* 1 .155*

.226**

.523**

Sig. (2-tailed) ,246 ,007 ,210 ,026 ,026 ,001 ,000

N 205 205 205 205 205 205 205 205

Pearson Correlation ,099 .224**

-.217** ,028 .155

* 1 .141*

.314**

Sig. (2-tailed) ,157 ,001 ,002 ,685 ,026 ,043 ,000

N 205 205 205 205 205 205 205 205

Pearson Correlation ,051 ,102 ,110 ,125 .226**

.141* 1 .600

**

Sig. (2-tailed) ,469 ,145 ,116 ,074 ,001 ,043 ,000

N 205 205 205 205 205 205 205 205

Pearson Correlation .265**

.407**

.368**

.256**

.523**

.314**

.600** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 205 205 205 205 205 205 205 205

X7

Correlations (Without X2, X6)

X1

X3

X4

X5

X8

X9

Y

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 16: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 16

3.2. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiono (2005), reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau

serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan

dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang.

Menurut Sukadji (2000), uji reliabilitas adalah seberapa besar derajat tes

mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam

bentuk angka, biasanya sebagai koefesien. Koefisien yang tinggi berarti

reliabilitas yang tinggi.

Menurut Anastasia dan Susana (1997), reliabilitas adalah sesuatu yang merujuk

pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji

ulang dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan

seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent items) yang berbeda, atau di

bawah kondisi pengujian yang berbeda.

Atas dasar hasil uji reliabilitas dengan variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8,

X9, dan Y dapat dikathui bahwa tingkat reliabilitas data hanya mencapai 59%

atau di bawah 60%. Hal ini mengindikasikan bahwa ada yang tidak reliable

dalam model yang dibangun. Namun jika kondisi ini di sesuaikan dengan uji

validitas dimana terdapat variabel X2 dan X6 yang tidak valid, dan kedua

variabel tersebut di eliminir, maka data dalam model mendaji reliabel dengan

derajat > 60%. Hasil ini dapat diamati pada tabel 4 berikut.

Tabel 4.

Hasil Uji Reliabilitas (Variabel ; X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, Y)

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized ItemsN of Items

,610 ,595 10

Reliability Statistics (X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9)

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized ItemsN of Items

,620 ,612 8

Reliability Statistics (X1, X3, X4, X5, X7, X8, X9)

Page 17: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 17

3.3. Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan salah satu dari uji asumsi klasik yang di gunakan untuk

mengetahui apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antar

kesalahan pengganggu dengan periode t dengan kesalahan periode t-1 yang

berarti kondisi saat ini dipengaruhi oleh kondisi sebelumnya dengan kata lain

auto korelasi sering terjadi pada data time series. Data yang baik adalah data

yang tidak terdapat auto korelasi di dalamnya.

Autokorelasi terbagi dua, ada autokorelasi positif dan ada autokorelasi negatif.

Masalah autokorelasi ini merupakan masalah error, jadi kedua jenis

autokorelasi di atas juga akan terkait masalah error. Autokorelasi positif adalah

autokorelasi dimana error yang selalu diikuti oleh error yang sama tandanya.

misalnya ketika satu periode sebelumnya positif maka error berikutnya akan

positif. Sebaliknya autokorelasi negatif menyebabkan error akan diikuti oleh

error yang berbeda tanda. misalnya ketika errornya positif maka akan diikuti

oleh error negatif pada periode selanjutnya

Untuk mendeteksi keberadaan autokorelasi, kita dapat menggunakan metode

Dubin-watson. cara mengetahui nilai durbin watson dari model tertentu

sangatlah mudah.Dalam SPSS sudah tersedia menu untuk mengeluarkan angka

Durbin-watsonnya. Nilai durbin watson tersebut tinggal dibandingkan dengan

rentang norma durbin watson yang masih bisa ditoleransi.

Model regresi tidak mengandung nilai yang terlambat (lagged) dari variabel

respon Y sebagai satu dari variabel penjelas. Jadi, pengujian tidak dapat

diterapkan untuk model jenis Y t = BO +B1X 1t +, B2X2t +—+BkXkt +yY t-1

+st di mana Yt-1 adalah nilai lagged satu periode dari Y. Hanya cocok untuk

menguji autokorelasi ordo pertama (first order autocorrelation) U Diluar

ketentuan diatas, bisa digunakan durbin-a

Berdasarkan hasil uji autokorelasi, dapat diketahui bahwa tidak terjadi korelasi

antar variabel dependent maupun dengan variabel pengganggu baik dengan 9

(sembilan) variabel maupun dengan 7 (tujuh variabel, tanp[a variabel X2 dan

X6).

Berikut adalah tabel 5 dan 6, dimana ada perbandingan uji klasik autokorelasi

baik dengan 9 (sembilan) variabel, maupun dengan 6 (enam) variabel.

Page 18: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 18

Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasi

(Variabel ; X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, Y)

Keterangan

Durbin Watson Lower (1.678)

Durbin Watson Upper (1.863)

Predicators (Constan) X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9

Dependent Variabel (Y)

Tabel 6.

Hasil Uji Autokorelasi (Variabel ; X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, Y)

Keterangan

Durbin Watson Lower (1.678)

Durbin Watson Upper (1.863)

Predicators (Constan) X1, X3, X4, X5, X7, X8, X9

Dependent Variabel (Y)

R R SquareAdjusted R

Square

Std. Error of

the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .898a ,806 ,797 ,26404 1,949

b. Dependent Variable: Y

Model Summaryb (X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9)

Model

a. Predictors: (Constant), X9, X1, X4, X5, X3, X7, X8, X6, X2

R R SquareAdjusted R

Square

Std. Error of

the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .881a ,776 ,768 ,28200 2,033

Model Summaryb (X1, X3, X4, X5, X7, X8, X9)

Model

a. Predictors: (Constant), X9, X1, X4, X5, X3, X7, X8

b. Dependent Variable: Y

Page 19: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 19

3.4. Survey Kepuasan Masayarakat

Indek Kepuasan Masyarakat (Puskesmas Purwakarta) Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat atas layanan puskesmas

yang dilaksanakan di Kecamatan Purwakarta dapat diketahui bahwa secara

umum masyarakat pengguna layanan puskesmas (pasien) merasakan

tingkat layanan berada di skala antara kurang puas dengan puas (74,21).

Indeks tersebut relatif lebih mendekati indeks puas (75,00) daripada indeks

kurang puas (50,00). Beberapa variabel yang memiliki kontribusi rendah

terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah

1. Variabel X2 (kemudahan prosedur);

2. Variabel X3 (kecepatan penanganan);

3. Variabel X7 (perilaku petugas pelayan (kesopanan dan keramahan);

4. Variabel X8 (kualitas sarana dan prasarana);

5. Variabel X9 (manajemen pengelolaan);

Grafik. 1

Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Puskesmas Purwakarta

Sumber : Analisis Konsultan 2018

Page 20: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 20

Indek Kepuasan Masyarakat (Puskesmas Ciwandan)

Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat atas layanan puskesmas

yang dilaksanakan di Kecamatan Ciwandan dapat diketahui bahwa secara

umum masyarakat pengguna layanan puskesmas (pasien) merasakan

tingkat layanan berada di skala antara puas dengan sangat puas (76,00).

Indeks tersebut relatif lebih mendekati indeks puas (75,00) daripada indeks

sangat puas (100,00). Beberapa variabel yang memiliki kontribusi rendah

terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah

1. Variabel X3 (kecepatan penanganan);

2. Variabel X4 (kewajaran biaya/tarif);

3. Variabel X8 (kualitas sarana dan prasarana);

Grafik. 2 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Puskesmas Ciwandan

Sumber : Analisis Konsultan 2018

Page 21: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 21

Indek Kepuasan Masyarakat (Puskesmas Jombang)

Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat atas layanan puskesmas

yang dilaksanakan di Kecamatan Jombang dapat diketahui bahwa secara

umum masyarakat pengguna layanan puskesmas (pasien) merasakan

tingkat layanan berada di skala antara puas dengan sangat puas (75,93).

Indeks tersebut relatif lebih mendekati indeks puas (75,00) daripada indeks

sangat puas (100,00). Beberapa variabel yang memiliki kontribusi rendah

terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah

1. Variabel X3 (kecepatan penanganan);

2. Variabel X9 (kualitas sarana dan prasarana);

Grafik. 3

Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Puskesmas Jombang

Sumber : Analisis Konsultan 2018

Page 22: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 22

Indek Kepuasan Masyarakat (Puskesmas Citangkil) Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat atas layanan puskesmas

yang dilaksanakan di Kecamatan Citangkil dapat diketahui bahwa secara

umum masyarakat pengguna layanan puskesmas (pasien) merasakan

tingkat layanan berada di skala antara puas dengan sangat puas (77,78).

Indeks tersebut relatif lebih mendekati indeks puas (75,00) daripada indeks

sangat puas (100,00). Beberapa variabel yang memiliki kontribusi rendah

terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah

1. Variabel X2 (kemudahan prosedur);

2. Variabel X3 (kecepatan penanganan);

3. Variabel X5 (kesesuain produk pelayanan yang di publikasi dengan

kondisi eksisting);

4. Variabel X6 (kompetensi/kemampuan petugas pelayanan);

5. Variabel X9 (penanganan pengaduan);

Grafik. 4

Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Puskesmas Citangkil

Sumber : Analisis Konsultan 2018

Page 23: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 23

Indek Kepuasan Masyarakat (Puskesmas Grogol) Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat atas layanan puskesmas

yang dilaksanakan di Kecamatan Grogol dapat diketahui bahwa secara

umum masyarakat pengguna layanan puskesmas (pasien) merasakan

tingkat layanan berada di skala antara puas dengan kurang puas (74,36).

Indeks tersebut relatif lebih mendekati indeks puas (75,00) daripada indeks

kurang puas (50,00). Beberapa variabel yang memiliki kontribusi rendah

terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah

1. Variabel X2 (kemudahan prosedur);

2. Variabel X3 (kecepatan penanganan);

3. Variabel X5 (kesesuain produk pelayanan yang di publikasi dengan

kondisi eksisting);

4. Variabel X6 (kompetensi/kemampuan petugas pelayanan);

5. Variabel X7 (perilaku petugas pelayanan sopan/ramah);

6. Variabel X8 (kualitas sarana dan prasarana);

7. Variabel X9 (penanganan pengaduan);

Grafik. 5

Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Puskesmas Grogol

Sumber : Analisis Konsultan 2018

Page 24: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 24

Indek Kepuasan Masyarakat (Puskesmas Cilegon) Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat atas layanan puskesmas

yang dilaksanakan di Kecamatan Cilegon dapat diketahui bahwa secara

umum masyarakat pengguna layanan puskesmas (pasien) merasakan

tingkat layanan berada di skala antara puas dengan kurang puas (73,50).

Indeks tersebut relatif lebih mendekati indeks puas (75,00) daripada indeks

kurang puas (50,00). Beberapa variabel yang memiliki kontribusi rendah

terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah

1. variabel X3 (kecepatan penanganan);

2. variabel X5 (kesesuain produk pelayanan yang di publikasi dengan

kondisi eksisting);

3. variabel X6 (kompetensi/kemampuan petugas pelayanan);

4. variabel X8 (kualitas sarana dan prasarana);

5. variabel X9 (penanganan pengaduan);

Grafik. 6

Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Puskesmas Cilegon

Sumber : Analisis Konsultan 2018

Page 25: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 25

Indek Kepuasan Masyarakat (Puskesmas Pulomerak)

Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat atas layanan puskesmas

yang dilaksanakan di Kecamatan Pulomerak dapat diketahui bahwa secara

umum masyarakat pengguna layanan puskesmas (pasien) merasakan

tingkat layanan berada di skala antara puas dengan sangat puas (77,10).

Indeks tersebut relatif lebih mendekati indeks puas (75,00) daripada indeks

kurang puas (100,00). Beberapa variabel yang memiliki kontribusi rendah

terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah

1. variabel X2 (kemudahan prosedur);

2. variabel X3 (kecepatan penanganan);

3. variabel X5 (kesesuain produk pelayanan yang di publikasi dengan

kondisi eksisting);

4. variabel X6 (kompetensi/kemampuan petugas pelayanan);

5. variabel X8 (kualitas sarana dan prasarana);

Grafik. 7

Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Puskesmas Pulomerak

Sumber : Analisis Konsultan 2018

Page 26: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 26

Indek Kepuasan Masyarakat (Puskesmas Cibeber) Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat atas layanan puskesmas

yang dilaksanakan di Kecamatan Cibeber dapat diketahui bahwa secara

umum masyarakat pengguna layanan puskesmas (pasien) merasakan

tingkat layanan berada di skala antara puas dengan kurang puas (71,44).

Indeks tersebut relatif lebih mendekati indeks puas (75,00) daripada indeks

kurang puas (100,00). Beberapa variabel yang memiliki kontribusi rendah

terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah

1. variabel X2 (kemudahan prosedur);

2. variabel X3 (kecepatan penanganan);

3. variabel X5 (kesesuain produk pelayanan yang di publikasi dengan

kondisi eksisting);

4. variabel X6 (kompetensi/kemampuan petugas pelayanan);

5. variabel X7 (kompetensi/kemampuan petugas pelayanan);

6. variabel X8 (kualitas sarana dan prasarana);

7. variabel X9 (manajemen pengaduan);

Grafik. 8

Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Puskesmas Pulomerak

Sumber : Analisis Konsultan 2018

Page 27: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 27

Indek Kepuasan Masyarakat (Seluruh Puskesmas)

Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat atas layanan seluruh

puskesmas yang dilaksanakan di seluruh wilayah administasi Kota Cilegon

dapat diketahui bahwa secara umum masyarakat pengguna layanan

puskesmas (pasien) merasakan tingkat layanan berada di skala antara puas

dengan sangat puas (75,12). Indeks tersebut relatif lebih mendekati

indeks puas (75,00) daripada indeks kurang puas (100,00). Beberapa

variabel yang memiliki kontribusi rendah terhadap Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) adalah

1. variabel X2 (kemudahan prosedur);

2. variabel X3 (kecepatan penanganan);

3. variabel X5 (kesesuain produk pelayanan yang di publikasi dengan

kondisi eksisting);

4. variabel X6 (kompetensi/kemampuan petugas pelayanan);

5. variabel X8 (kualitas sarana dan prasarana);

Grafik. 9

Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Puskesmas di Kota Cilegon

Sumber : Analisis Konsultan 2018

Page 28: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 28

Aspek Layanan Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat atas layanan seluruh

puskesmas yang dilaksanakan di Seluruh wilayah administasi Kota Cilegon

dapat diketahui bahwa secara umum masyarakat pengguna layanan

puskesmas (pasien) merasakan tingkat layanan berada di skala antara puas

dengan sangat puas (75,12). Indeks tersebut relatif lebih mendekati indeks

puas (75,00) daripada indeks kurang puas (100,00). Beberapa variabel

yang memiliki kontribusi rendah terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM) adalah

Grafik. 10 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Puskesmas

di Kota Cilegon

Sumber : Analisis Konsultan 2018

Berikut adalah rincian detail score IKM pelayanan puskesmas dari setiap

puskesmas dengan setiap variabel kompositnya.

Page 29: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 29

Grafik. 11 Indeks Kepuasan Masyarakat Layanan Puskesmas Agregat

Keterangan :

Secara agregat, IKM Citangkil merupakan IKM terbesar di Kota Cilegon dengan score IKM 77,8. IKM Citangkil, Pulomerak, Ciwandan, Jombang, berada diatas rata-rata IKM agregat Kota Cilegon (75,1) atau berada di persepsi antara sangat puas dan puas.

Grafik. 12 Indeks Kepuasan Masyarakat

(variabel X1 syarat menggunakan layanan kesehatan dari puskesmas)

Keterangan :

Secara detail, score variabel X1 Jombang merupakan variabel X1 terbesar di Kota Cilegon dengan score 77,1 atau berada diatas rata-rata score variabel X1 skala Kota Cilegon (75,2) atau berada di persepsi antara sangat puas dan puas, sedangkan score variabel X1 kecamatannya lainnya berada di score 75,0 (puas)

Grafik. 13 Indeks Kepuasan Masyarakat

(variabel X2 tahapan menggunakan layanan kesehatan dari puskesmas)

Keterangan :

Secara detail, variabel X2 Jombang merupakan variabel X2 dengan score terbesar di Kota Cilegon dengan 76,0 bersama puskesmas Grogol, Cilegon, Pulomerak, berada diatas rata-rata score variabel X2 Kota Cilegon (74,2) atau berada di antara persepsi sangat puas dan puas.

Page 30: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 30

Grafik. 14 Indeks Kepuasan Masyarakat

(variabel X3 kecepatan waktu pelayanan kesehatan dari puskesmas)

Keterangan :

Secara detail, variabel X3 Jombang merupakan variabel X3 dengan score terbesar di Kota Cilegon dengan score 72,9 (kurang puas) meskipun masih diatas rata-rata score variabel X3 skala kota cilegon (67,1).

Grafik. 15 Indeks Kepuasan Masyarakat

(variabel X4 biaya/tarif pelayanan kesehatan dari puskesmas)

Keterangan :

Secara detail, variabel X4 Ciwandan merupakan variabel X4 dengan score terbesar di Kota Cilegon dengan score 99,0 (puas/hampir mendekati sangat puas) dan sudah berada diatas rata-rata score variabel X4 skala kota cilegon (90,4).

Page 31: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 31

Grafik. 16 Indeks Kepuasan Masyarakat

(variabel X5 kesesuain produk layanan antara yang tercantum dalam standar pelayanan dengan pelayanan kesehatan dari puskesmas)

Keterangan :

Secara detail, variabel X5 Jombang merupakan variabel X5 dengan score terbesar di Kota Cilegon dengan score 76,0 (puas) dan sudah berada diatas rata-rata score variabel X5 skala Kota Cilegon (74,3).

Grafik. 17 Indeks Kepuasan Masyarakat

(variabel X6 kompetensi/kemampuan petugas dalam pelayanan kesehatan dari puskesmas)

Keterangan :

Secara detail, variabel X6 Jombang merupakan variabel X6 dengan score terbesar di Kota Cilegon dengan score 76,0 (puas) dan sudah berada diatas rata-rata score variabel X6 skala Kota Cilegon (74,0).

Page 32: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 32

Grafik. 18 Indeks Kepuasan Masyarakat

(variabel X7 kesesuain produk layanan antara yang tercantum dalam standar pelayanan dengan pelayanan kesehatan dari puskesmas)

Keterangan :

Secara detail, variabel X7 Citangkil merupakan variabel X7 dengan score terbesar di Kota Cilegon dengan score 85,0 (puas) dan sudah berada diatas rata-rata score variabel X7 skala Kota Cilegon (75).

Grafik. 19 Indeks Kepuasan Masyarakat

(variabel X8 kualitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dari puskesmas)

Keterangan :

Secara detail, variabel X8 Jombang merupakan variabel X8 dengan score terbesar di Kota Cilegon dengan score 78,1 (puas) dan sudah berada diatas rata-rata score variabel X8 skala Kota Cilegon (69,4).

Page 33: REVIEW RENSTRA KOTA CILEGONdinkes.cilegon.go.id/download/57074265135Laporan_SKM.pdf · Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat

Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 33

Grafik. 19 Indeks Kepuasan Masyarakat

(variabel X9 manajemen pengaduan pelayanan kesehatan dari puskesmas)

Keterangan :

Secara detail, variabel X9 Pulomerak merupakan variabel X9 dengan score terbesar di Kota Cilegon dengan score 87,9 (puas) dan sudah berada diatas rata-rata score variabel X9 skala Kota Cilegon (76,6).