Upload
hoangbao
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 1
1.1. Latar Belakang
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina
peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh
dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan
pokok.
Puskesmas memiliki satuan penunjang di antaranya adalah puskesmas pembantu
dan puskesmas keliling, puskesmas pembantu yaitu unit pelayanan kesehatan
yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam rung lingkup wilayah yang
lebih kecil.
Sedangkan puskesmas Keliling yaitu unit pelayanan kesehatan keliling yang
dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan kesehatan, dengan tugas
yaitu memberi pelayanan kesehatan daerah terpencil.
Fungsi dan kegiatan pokok puskesmas tertuang dalam buku pedoman kerja.
Puskesmas memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam memelihara
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 2
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan status
kesehatan masyarakat seoptimal mungkin.
Ada 3 fungsi pokok puskesmas, yaitu:
1 Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya
2 Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
3 Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilakukan dengan cara:
1 Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
dalam rangka menolong dirinya sendiri.
2 Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali
dan menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
3 Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
4 Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
5 Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program puskesmas.
Pelayanan publik dapat diartikan pemberian layanan (melayani) keperluan orang
atau masyarakat yang mempunyai kepentingan kepada organisasi itu sesuai
dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Selanjutnya menurut
Kepmenpan No.63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Pelayanan Publik, pelayanan publik adalah segala kegiatan
pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan
ketentuan perundang-undangan. Dengan demikian pelayanan publik adalah
pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara.
Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan
masyarakat (Sinambela, 2010, hal : 5). Jika kenyataan lebih dari yang diharapkan,
maka layanan dapat dikatakan bermutu sedangkan jika kenyataan kurang dari
yang diharapkan, maka layanan dikatakan tidak bermutu, dan apabila kenyataan
sama dengan harapan, maka layanan disebut memuaskan (Lupiyoadi, 2001, hal:
148).
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 3
Dalam kenyataannya pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini
masih banyak dijumpai kelemahan, sehingga belum dapat memenuhi kualitas
yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya berbagai
keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media massa, sehingga
menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur pemerintah. Mengingat
fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat maka pemerintah perlu
terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan.
Dalam upaya memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat, diperlukan
Reformasi Pelayanan Publik, (Sinambela, 2010, hal : 5) menyatakan bahwa
pelayanan publik dapat diartikan, pemberian layanan (melayani) keperluan orang
atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan
peraturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan itu
diperlukan penilaian mandiri (self assesment) yang sesuai dengan dengan
Permenpan nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian Mandiri
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, dimana salah satu sasaran dari keberhasilan
reformasi birokrasi adalah terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik
kepada masyarakat.
1.2. Tujuan Dan Sasaran
Maksud kegiatan ini adalah untuk memberikan masukan sebagai upaya
peningkatan kinerja di Puskesmas di lingkungan pemerintah Kota Cilegon dalam
hal pelayanan kesehatan publik berdasarkan hasil survey indeks kepuasan
masyarakat dan indeks integritas pelayanan publik, sedangkan tujuan kegiatan
ini adalah:
1. Mengukur Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan
kesehatan publik di tingkat puskesmas
2. Analisis data terhadap IKM, untuk menghasilkan rekomendasi peningkatan
kualitas pelayanan publik urusan kesehatan di tingkat Puskesmas.
1.3. Ruang Lingkup
A. Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah pelaksanaan pekerjaan ini adalah wilayah administratif
Kota Cilegon khususnya di setiap puskesmas.
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 4
B. Ruang Lingkup Kegiatan
Adapun ruang lingkup kegiatan yang akan ditempuh dalam rangka pelaksanaan
pekerjaan ini meliputi tahapan sebagai berikut:
1. Persiapan Awal;
2. Kajian (studi) awal literatur dan kebijakan;
3. Penyusunan Draft Laporan Pendahuluan;
4. Pembahasan Draft Laporan Pendahuluan;
5. Perbaikan Draft Laporan Pendahuluan;
6. Pengumpulan Laporan Pendahuluan;
7. Pengumpulan data dan informasi (survey);
8. Analisis data dan informasi;
9. Penyusunan Draft Laporan Akhir;
10. Pembahasan Draft Laporan Akhir;
11. Perbaikan Draft Laporan Akhir;
12. Pengumpulan Laporan Akhir;
1.4. Keluaran
Keluaran (output) dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah berupa dokumen
survey kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di puskesmas di yang
dapat menjadi pedoman dan rekomendasi alternatif pengelolaan pelayanan
kesehatan masyarakat di Kota Cilegon untuk masa mendatang.
1.5. Sistematika Penulisan
Mengingat kegiatan ini memiliki kandungan matematika kualitatif, kuantitatif,
dan statistik parametrik yang lebih dominan, maka sistematika pelaporan ini
disusun berdasarkan alur pikir yang logis. Berikut adalah sistematika penulisan
laporan Survey Kepuasan Masyarakat terhadap layanan puskesmas di seluruh
wilayah administrasi Kota Cilegon;
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini memaparkan tentang latar belakang permasalahan, fokus,
fenomena, dan perumusan masalah, maksud tujuan dan sasaran,
landasan hukum dan pembatasan ruanglinkup kajian, yang diakhiri
dengan sistematika laporan.
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 5
Bab 2 Pendekatan dan Metodologi
Bab ini memaparkan tentang penentuan metodologi dan pendekatan
yang akan digunakan dalam survey ini, metodologi yang digunakan
adalah metodologi regulatif atau sudah ditentukan oleh Peraturan
Menteri PAN Nomor 14 Tahun 2017 namun memungkinkan mengalami
perubahan disesuaikan dengan karakteristik, kualitas, kuantitas, dan
sebaran data.
Bab 3 Analisa dan Pembahasan
Bab ini memaparkan tentang seluruh proses analisa, mulai dari
penyusunan quesioner, definisi operasional quesioner, analisa
matematik/statistik baik skala komposit maupun skala agregat.
Lampiran
Bab ini melampirkan beberapa hal penting, seperti quesiner, definisi
operasional quesioner, data responden, analisa SKM skala
kecamatan/puskesmas sampai SKM skala Kota Cilegon
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 6
2.1. Pelayanan
Pengertian pelayanan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pelayanan adalah
kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa.
Menurut Kotler, pelayanan adalah aktivitas atau hasil yang dapat ditawarkan oleh
sebuah lembaga kepada pihak lain yang biasanya tidak kasat mata, dan hasilnya
tidak dapat dimiliki oleh pihak lain tersebut.
Konsumen atau pelanggan mempunyai permasalahan masing-masing dan hal ini
secara langsung berkaitan dengan kegiatan pelayanan. Untuk itu diperlukan
pelayanan yang baik, pelayanan yang diberikan disini sifatnya tidak kasat mata,
maksudnya tidak terlihat bagaimana wujud dari pelayanan tersebut kepada
konsumen, namun pelayanan tersebut dapat dirasakan konsumen dan dapat
menyelesaikan permasalahan yang ada pada konsumen tersebut.
Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan upaya negara untuk memenuhi
kebutuhan dasar dan hak-hak sipil setiap warga negara atas barang, jasa dan
pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Undang-Undan Dasar 1945 mengamanatkan kepada negara untuk memenuhi
kebutuhan dasar setiap warga negara demi kesejahteraannya sehingga
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 7
efektivitas suatu sistem pemerintahan sangat ditentukan oleh baik buruknya
penyelenggaraan pelayanan publik. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 96
Tahun 2012 tentang Pelayanan Publik, Pelayanan publik kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang jasa, dan/ atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
2.2. Kualitas Pelayanan
Menurut A. Parasuraman, Valarie A. Zeithaml, dan Leonard L. Berry lewat artikel
mereka di Journal of Marketing yang direvisi menjadi artikel “SERVQUAL: A
MultipleIte Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality”.
Kualitas adalah perbandingan antara Harapan (Expectation) dengan Kinerja
(Performance). Parasuraman, Zeithaml, dan Berry menyusun rumus Kepuasan
Pelanggan berikut;
Q : P – E
Q : Kualitas Pelayanan Pelanggan
E : Harapan Pelanggan atas Kualitas Pelayanan
P : Pelayanan yang sesungguhnya di terima
Sedangkan nilai Q, memiliki arti ;
Jika Q > 0 maka ES > PS; pelanggan kurang puas atas pelayanan yang diterima
Jika Q = 0 maka ES = PS; pelanggan puas atas pelayanan yang diterima
Jika Q < 0 maka EC < PS; pelanggan lebih dari puas atas pelayanan yang
diterima
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan, sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000
tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS), perlu disusun indeks
kepuasan masyarakat sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas
pelayanan. Di samping itu data indeks kepuasan masyarakat akan dapat menjadi
bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan dan
menjadi pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan
kualitas pelayanannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan
menurut pemerintah adalah berdasarkan indeks kepuasan masyarakat.
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 8
Sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei
Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik, satuan kerja
atau kantor pelayanan pada instansi pemerintah yang langsung maupun tidak
langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat. Survei kepuasan
masyarakat tersebut dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan
publik secara berkelanjutan. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan melakukan survei
kepuasan masyarakat di tingkat layanan puskesmas.
2.3. Metodologi
A. Pengumpulan data
A.1. Data Primer
Data Primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh
peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi
(Sekaran, 2006:60). Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur
dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Iskandar, 2008:77).
A.2. Data Sekunder
Menurut Sekaran (2006:60) data sekunder mengacu pada informasi yang
dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Data ini diperoleh melalui dokumen-
dokumen yang di publikasi, seperti kecamatan dalam angka, Kota Cilegon Dalam
Angka, RPJMD, dll.
A.3. Populasi
Menurut Sugiyono (2014:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisistik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
A.4. Sampel
Menurut Sugiyono (2014:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel merupakan sebagian dari populasi
responden yang diteliti. Pengambilan sampel dilakukan secara acak, dan
dilakukan secara sembarang bagi masyarakat yang sedang berurusan selama
masa penelitian.
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 9
Menurut Sugiyono (2014: 81) sampling adalah teknik pengambilan sampel. Ada
dua jenis teknik sampling yaitu sampling probabilitas dan sampling
nonprobability. Sampling nonprobability adalah teknik sampling yang tidak
memberi kesempatan / kesempatan yang sama untuk setiap elemen atau anggota
populasi untuk dipilih ke dalam sampel. Sedangkan penelitian ini menggunakan
teknik pengambilan sampel dengan teknik sampling nonprobability.
A.5. Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2014:81) teknik sampling adalah merupakan teknik untuk
pengambilan sampel. Terdapat dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu
probability sampling dan nonprobability sampling.
Uji Validitas
Menurut Siregar (2013:46) validitas atau kesahihan adalah menunjukan sejauh
mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. untuk mengukur
validitas, maka alat ukur digunakan adalah rumus Pearson Product Moment.
Berikut rumus Pearson Product Moment :
Dimana: n = Jumlah responden x = Skor variabel (jawaban responden) y = Skor total dari variabel ( jawaban responden) Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrument
yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula (Siregar,
2013:55). Metode yang digunakan untuk menguji keandalan suatu alat ukur
adalah metode Alpha Cronbach. Ankunto (2010:180) menjelaskan rumus Alpha
Cronbach adalah sebagai berikut:
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 10
Dimana:
ri = Koefisien reabilitas instrument
k = Jumlah butir pertanyaan
∑ σb2 = Jumlah varian butir
σt 2 = Varian total
Menurut Sekaran (2003) dalam Wijaya (2012:116) menyatakan bahwa cara
mengukur reliabilitas yang paling umum adalah dengan menggunakan koefisien
alpha. Koefisien alpha bisa diukur dengan cara menggunakan uji statistik
Cronbach Alpha. Suatu construct dikatakan reliable jika memberikan nilai
Cronbach Alpha > 0,7.10
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 11
3.1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurannya (Azwar
1986). Selain itu validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa
variabel yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh
peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006).
Sedangkan menurut Sugiharto dan Sitinjak (2006), validitas berhubungan
dengan suatu peubah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam
penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi
sebenarnya yang diukur. Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk
menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur
apa yang diukur. Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan
untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat
sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu tes menghasilkan data
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 12
yang tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai
tes yang memiliki validitas rendah.
Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu
alat ukur yang valid dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, juga
memiliki kecermatan tinggi. Arti kecermatan disini adalah dapat mendeteksi
perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada atribut yang diukurnya.
Dalam pengujian validitas terhadap kuesioner, dibedakan menjadi 2, yaitu
validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun
menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor satu dengan yang lain ada
kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan antara
skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total
keseluruhan faktor).
Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap
item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan
antara skor item dengan skor total item. Bila kita menggunakan lebih dari satu
faktor berarti pengujian validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor
item dengan skor faktor, kemudian dilanjutkan mengkorelasikan antara skor
item dengan skor total faktor (penjumlahan dari beberapa faktor).
Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang
digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan
apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau
tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi
koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid
jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.
Untuk melakukan uji validitas ini menggunakan program SPSS. Teknik
pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah
menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson). Analisis ini
dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor
total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang
berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut
mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap à
Valid. Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau
item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan
valid). Langkah-langkah dalam pengujian validitas ini yaitu :
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 13
Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat yang dilakukan disetiap
puskesmas di Kota Cilegon, berhasil mengakomodasi 205 sampel, jumlah ini
merupakan estimasi dari jumlah sampel yang diperkirakan mencapai 100
pasien/hari atau jumlah sampel yang diambil berada di kisaran 20% dari jumlah
responden yang ada setiap harinya.
Tabel 1.
Jumlah Sampel Mean dan Standar Deviasi Sampel
Sumber : Analisis Konsultan 2018
Berdasarkan hasil uji validitas, dapat diketahui bahwa variabel X2 (tentang
kemudahan prosedur pelayanan) dan X6 (tentang kesamaan informasi layanan
dan layanan eksisting) menunjukan data yang kurang valid, hal ini ditunjukan
dengan nilai pearson correlation yang lebih kecil dari nilai t_tabel (0,1809) atau
rujukan dari jumlah sampel sekitar 205 dan derajat kesahihan sebesar 0,5%.
Hal ini dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
MeanStd.
DeviationN
X1 30.098 .13969 205
X2 29.659 .25011 205
X3 26.829 .48704 205
X4 36.146 .51714 205
X5 29.707 .21945 205
X6 29.610 .23936 205
X7 30.000 .43160 205
X8 27.756 .51296 205
X9 30.634 .60300 205
Y 22.878 .58586 205
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 14
Tabel 2. Hasil Uji Validitas
(Variabel ; X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, Y)
Keterangan
T-tabel : 0,1806
Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed)
Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailde)
Atas dasar hasil uji validitas tersebut, itu maka upaya hal bisa dilakukan adalah
dengan mengeliminasi variabel X2 dan X6. Adapun hasil yang diperoleh adalah
semua variabel seperti X1, X3, X4, X5, X7, X8, X9, dan Y, masuk katagori data
yang valid, hal ini ditunjukan dengan parameter perason correlation yang
berada di atas T-tabel dengan jumlah sampel 205 dan derajat kesahihan sebesar
0,05%. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 Y
Pearson Correlation 1 .290**
.190** ,052 .169
* -,135 ,081 ,099 ,051 .265**
Sig. (2-tailed) ,000 ,006 ,456 ,015 ,053 ,246 ,157 ,469 ,000
N 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205
Pearson Correlation .290** 1 ,072 -,102 .250
** -,022 ,045 ,093 -,083 .168*
Sig. (2-tailed) ,000 ,307 ,145 ,000 ,750 ,518 ,186 ,236 ,016
N 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205
Pearson Correlation .190** ,072 1 -,118 ,004 -,023 .187
**.224
** ,102 .407**
Sig. (2-tailed) ,006 ,307 ,093 ,949 ,748 ,007 ,001 ,145 ,000
N 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205
Pearson Correlation ,052 -,102 -,118 1 ,030 -,122 ,088 -.217** ,110 .368
**
Sig. (2-tailed) ,456 ,145 ,093 ,672 ,081 ,210 ,002 ,116 ,000
N 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205
Pearson Correlation .169*
.250** ,004 ,030 1 .258
**.155
* ,028 ,125 .256**
Sig. (2-tailed) ,015 ,000 ,949 ,672 ,000 ,026 ,685 ,074 ,000
N 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205
Pearson Correlation -,135 -,022 -,023 -,122 .258** 1 .142
* ,088 ,085 .150*
Sig. (2-tailed) ,053 ,750 ,748 ,081 ,000 ,042 ,209 ,225 ,031
N 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205
Pearson Correlation ,081 ,045 .187** ,088 .155
*.142
* 1 .155*
.226**
.523**
Sig. (2-tailed) ,246 ,518 ,007 ,210 ,026 ,042 ,026 ,001 ,000
N 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205
Pearson Correlation ,099 ,093 .224**
-.217** ,028 ,088 .155
* 1 .141*
.314**
Sig. (2-tailed) ,157 ,186 ,001 ,002 ,685 ,209 ,026 ,043 ,000
N 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205
Pearson Correlation ,051 -,083 ,102 ,110 ,125 ,085 .226**
.141* 1 .600
**
Sig. (2-tailed) ,469 ,236 ,145 ,116 ,074 ,225 ,001 ,043 ,000
N 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205
Pearson Correlation .265**
.168*
.407**
.368**
.256**
.150*
.523**
.314**
.600** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,016 ,000 ,000 ,000 ,031 ,000 ,000 ,000
N 205 205 205 205 205 205 205 205 205 205
X9
Correlations (0,180)
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
Y
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 15
Tabel 3. Hasil Uji Validitas
(Variabel ; X1, X3, X4, X5, X7, X8, X9, Y)
Keterangan
T-tabel : 0,1806
Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed)
Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailde)
X1 X3 X4 X5 X7 X8 X9 Y
Pearson Correlation 1 .190** ,052 .169
* ,081 ,099 ,051 .265**
Sig. (2-tailed) ,006 ,456 ,015 ,246 ,157 ,469 ,000
N 205 205 205 205 205 205 205 205
Pearson Correlation .190** 1 -,118 ,004 .187
**.224
** ,102 .407**
Sig. (2-tailed) ,006 ,093 ,949 ,007 ,001 ,145 ,000
N 205 205 205 205 205 205 205 205
Pearson Correlation ,052 -,118 1 ,030 ,088 -.217** ,110 .368
**
Sig. (2-tailed) ,456 ,093 ,672 ,210 ,002 ,116 ,000
N 205 205 205 205 205 205 205 205
Pearson Correlation .169* ,004 ,030 1 .155
* ,028 ,125 .256**
Sig. (2-tailed) ,015 ,949 ,672 ,026 ,685 ,074 ,000
N 205 205 205 205 205 205 205 205
Pearson Correlation ,081 .187** ,088 .155
* 1 .155*
.226**
.523**
Sig. (2-tailed) ,246 ,007 ,210 ,026 ,026 ,001 ,000
N 205 205 205 205 205 205 205 205
Pearson Correlation ,099 .224**
-.217** ,028 .155
* 1 .141*
.314**
Sig. (2-tailed) ,157 ,001 ,002 ,685 ,026 ,043 ,000
N 205 205 205 205 205 205 205 205
Pearson Correlation ,051 ,102 ,110 ,125 .226**
.141* 1 .600
**
Sig. (2-tailed) ,469 ,145 ,116 ,074 ,001 ,043 ,000
N 205 205 205 205 205 205 205 205
Pearson Correlation .265**
.407**
.368**
.256**
.523**
.314**
.600** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 205 205 205 205 205 205 205 205
X7
Correlations (Without X2, X6)
X1
X3
X4
X5
X8
X9
Y
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 16
3.2. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiono (2005), reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau
serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan
dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang.
Menurut Sukadji (2000), uji reliabilitas adalah seberapa besar derajat tes
mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam
bentuk angka, biasanya sebagai koefesien. Koefisien yang tinggi berarti
reliabilitas yang tinggi.
Menurut Anastasia dan Susana (1997), reliabilitas adalah sesuatu yang merujuk
pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji
ulang dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan
seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent items) yang berbeda, atau di
bawah kondisi pengujian yang berbeda.
Atas dasar hasil uji reliabilitas dengan variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8,
X9, dan Y dapat dikathui bahwa tingkat reliabilitas data hanya mencapai 59%
atau di bawah 60%. Hal ini mengindikasikan bahwa ada yang tidak reliable
dalam model yang dibangun. Namun jika kondisi ini di sesuaikan dengan uji
validitas dimana terdapat variabel X2 dan X6 yang tidak valid, dan kedua
variabel tersebut di eliminir, maka data dalam model mendaji reliabel dengan
derajat > 60%. Hasil ini dapat diamati pada tabel 4 berikut.
Tabel 4.
Hasil Uji Reliabilitas (Variabel ; X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, Y)
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized ItemsN of Items
,610 ,595 10
Reliability Statistics (X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9)
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized ItemsN of Items
,620 ,612 8
Reliability Statistics (X1, X3, X4, X5, X7, X8, X9)
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 17
3.3. Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan salah satu dari uji asumsi klasik yang di gunakan untuk
mengetahui apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antar
kesalahan pengganggu dengan periode t dengan kesalahan periode t-1 yang
berarti kondisi saat ini dipengaruhi oleh kondisi sebelumnya dengan kata lain
auto korelasi sering terjadi pada data time series. Data yang baik adalah data
yang tidak terdapat auto korelasi di dalamnya.
Autokorelasi terbagi dua, ada autokorelasi positif dan ada autokorelasi negatif.
Masalah autokorelasi ini merupakan masalah error, jadi kedua jenis
autokorelasi di atas juga akan terkait masalah error. Autokorelasi positif adalah
autokorelasi dimana error yang selalu diikuti oleh error yang sama tandanya.
misalnya ketika satu periode sebelumnya positif maka error berikutnya akan
positif. Sebaliknya autokorelasi negatif menyebabkan error akan diikuti oleh
error yang berbeda tanda. misalnya ketika errornya positif maka akan diikuti
oleh error negatif pada periode selanjutnya
Untuk mendeteksi keberadaan autokorelasi, kita dapat menggunakan metode
Dubin-watson. cara mengetahui nilai durbin watson dari model tertentu
sangatlah mudah.Dalam SPSS sudah tersedia menu untuk mengeluarkan angka
Durbin-watsonnya. Nilai durbin watson tersebut tinggal dibandingkan dengan
rentang norma durbin watson yang masih bisa ditoleransi.
Model regresi tidak mengandung nilai yang terlambat (lagged) dari variabel
respon Y sebagai satu dari variabel penjelas. Jadi, pengujian tidak dapat
diterapkan untuk model jenis Y t = BO +B1X 1t +, B2X2t +—+BkXkt +yY t-1
+st di mana Yt-1 adalah nilai lagged satu periode dari Y. Hanya cocok untuk
menguji autokorelasi ordo pertama (first order autocorrelation) U Diluar
ketentuan diatas, bisa digunakan durbin-a
Berdasarkan hasil uji autokorelasi, dapat diketahui bahwa tidak terjadi korelasi
antar variabel dependent maupun dengan variabel pengganggu baik dengan 9
(sembilan) variabel maupun dengan 7 (tujuh variabel, tanp[a variabel X2 dan
X6).
Berikut adalah tabel 5 dan 6, dimana ada perbandingan uji klasik autokorelasi
baik dengan 9 (sembilan) variabel, maupun dengan 6 (enam) variabel.
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 18
Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasi
(Variabel ; X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, Y)
Keterangan
Durbin Watson Lower (1.678)
Durbin Watson Upper (1.863)
Predicators (Constan) X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9
Dependent Variabel (Y)
Tabel 6.
Hasil Uji Autokorelasi (Variabel ; X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, Y)
Keterangan
Durbin Watson Lower (1.678)
Durbin Watson Upper (1.863)
Predicators (Constan) X1, X3, X4, X5, X7, X8, X9
Dependent Variabel (Y)
R R SquareAdjusted R
Square
Std. Error of
the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .898a ,806 ,797 ,26404 1,949
b. Dependent Variable: Y
Model Summaryb (X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9)
Model
a. Predictors: (Constant), X9, X1, X4, X5, X3, X7, X8, X6, X2
R R SquareAdjusted R
Square
Std. Error of
the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .881a ,776 ,768 ,28200 2,033
Model Summaryb (X1, X3, X4, X5, X7, X8, X9)
Model
a. Predictors: (Constant), X9, X1, X4, X5, X3, X7, X8
b. Dependent Variable: Y
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 19
3.4. Survey Kepuasan Masayarakat
Indek Kepuasan Masyarakat (Puskesmas Purwakarta) Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat atas layanan puskesmas
yang dilaksanakan di Kecamatan Purwakarta dapat diketahui bahwa secara
umum masyarakat pengguna layanan puskesmas (pasien) merasakan
tingkat layanan berada di skala antara kurang puas dengan puas (74,21).
Indeks tersebut relatif lebih mendekati indeks puas (75,00) daripada indeks
kurang puas (50,00). Beberapa variabel yang memiliki kontribusi rendah
terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah
1. Variabel X2 (kemudahan prosedur);
2. Variabel X3 (kecepatan penanganan);
3. Variabel X7 (perilaku petugas pelayan (kesopanan dan keramahan);
4. Variabel X8 (kualitas sarana dan prasarana);
5. Variabel X9 (manajemen pengelolaan);
Grafik. 1
Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Puskesmas Purwakarta
Sumber : Analisis Konsultan 2018
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 20
Indek Kepuasan Masyarakat (Puskesmas Ciwandan)
Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat atas layanan puskesmas
yang dilaksanakan di Kecamatan Ciwandan dapat diketahui bahwa secara
umum masyarakat pengguna layanan puskesmas (pasien) merasakan
tingkat layanan berada di skala antara puas dengan sangat puas (76,00).
Indeks tersebut relatif lebih mendekati indeks puas (75,00) daripada indeks
sangat puas (100,00). Beberapa variabel yang memiliki kontribusi rendah
terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah
1. Variabel X3 (kecepatan penanganan);
2. Variabel X4 (kewajaran biaya/tarif);
3. Variabel X8 (kualitas sarana dan prasarana);
Grafik. 2 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Puskesmas Ciwandan
Sumber : Analisis Konsultan 2018
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 21
Indek Kepuasan Masyarakat (Puskesmas Jombang)
Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat atas layanan puskesmas
yang dilaksanakan di Kecamatan Jombang dapat diketahui bahwa secara
umum masyarakat pengguna layanan puskesmas (pasien) merasakan
tingkat layanan berada di skala antara puas dengan sangat puas (75,93).
Indeks tersebut relatif lebih mendekati indeks puas (75,00) daripada indeks
sangat puas (100,00). Beberapa variabel yang memiliki kontribusi rendah
terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah
1. Variabel X3 (kecepatan penanganan);
2. Variabel X9 (kualitas sarana dan prasarana);
Grafik. 3
Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Puskesmas Jombang
Sumber : Analisis Konsultan 2018
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 22
Indek Kepuasan Masyarakat (Puskesmas Citangkil) Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat atas layanan puskesmas
yang dilaksanakan di Kecamatan Citangkil dapat diketahui bahwa secara
umum masyarakat pengguna layanan puskesmas (pasien) merasakan
tingkat layanan berada di skala antara puas dengan sangat puas (77,78).
Indeks tersebut relatif lebih mendekati indeks puas (75,00) daripada indeks
sangat puas (100,00). Beberapa variabel yang memiliki kontribusi rendah
terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah
1. Variabel X2 (kemudahan prosedur);
2. Variabel X3 (kecepatan penanganan);
3. Variabel X5 (kesesuain produk pelayanan yang di publikasi dengan
kondisi eksisting);
4. Variabel X6 (kompetensi/kemampuan petugas pelayanan);
5. Variabel X9 (penanganan pengaduan);
Grafik. 4
Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Puskesmas Citangkil
Sumber : Analisis Konsultan 2018
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 23
Indek Kepuasan Masyarakat (Puskesmas Grogol) Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat atas layanan puskesmas
yang dilaksanakan di Kecamatan Grogol dapat diketahui bahwa secara
umum masyarakat pengguna layanan puskesmas (pasien) merasakan
tingkat layanan berada di skala antara puas dengan kurang puas (74,36).
Indeks tersebut relatif lebih mendekati indeks puas (75,00) daripada indeks
kurang puas (50,00). Beberapa variabel yang memiliki kontribusi rendah
terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah
1. Variabel X2 (kemudahan prosedur);
2. Variabel X3 (kecepatan penanganan);
3. Variabel X5 (kesesuain produk pelayanan yang di publikasi dengan
kondisi eksisting);
4. Variabel X6 (kompetensi/kemampuan petugas pelayanan);
5. Variabel X7 (perilaku petugas pelayanan sopan/ramah);
6. Variabel X8 (kualitas sarana dan prasarana);
7. Variabel X9 (penanganan pengaduan);
Grafik. 5
Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Puskesmas Grogol
Sumber : Analisis Konsultan 2018
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 24
Indek Kepuasan Masyarakat (Puskesmas Cilegon) Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat atas layanan puskesmas
yang dilaksanakan di Kecamatan Cilegon dapat diketahui bahwa secara
umum masyarakat pengguna layanan puskesmas (pasien) merasakan
tingkat layanan berada di skala antara puas dengan kurang puas (73,50).
Indeks tersebut relatif lebih mendekati indeks puas (75,00) daripada indeks
kurang puas (50,00). Beberapa variabel yang memiliki kontribusi rendah
terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah
1. variabel X3 (kecepatan penanganan);
2. variabel X5 (kesesuain produk pelayanan yang di publikasi dengan
kondisi eksisting);
3. variabel X6 (kompetensi/kemampuan petugas pelayanan);
4. variabel X8 (kualitas sarana dan prasarana);
5. variabel X9 (penanganan pengaduan);
Grafik. 6
Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Puskesmas Cilegon
Sumber : Analisis Konsultan 2018
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 25
Indek Kepuasan Masyarakat (Puskesmas Pulomerak)
Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat atas layanan puskesmas
yang dilaksanakan di Kecamatan Pulomerak dapat diketahui bahwa secara
umum masyarakat pengguna layanan puskesmas (pasien) merasakan
tingkat layanan berada di skala antara puas dengan sangat puas (77,10).
Indeks tersebut relatif lebih mendekati indeks puas (75,00) daripada indeks
kurang puas (100,00). Beberapa variabel yang memiliki kontribusi rendah
terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah
1. variabel X2 (kemudahan prosedur);
2. variabel X3 (kecepatan penanganan);
3. variabel X5 (kesesuain produk pelayanan yang di publikasi dengan
kondisi eksisting);
4. variabel X6 (kompetensi/kemampuan petugas pelayanan);
5. variabel X8 (kualitas sarana dan prasarana);
Grafik. 7
Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Puskesmas Pulomerak
Sumber : Analisis Konsultan 2018
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 26
Indek Kepuasan Masyarakat (Puskesmas Cibeber) Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat atas layanan puskesmas
yang dilaksanakan di Kecamatan Cibeber dapat diketahui bahwa secara
umum masyarakat pengguna layanan puskesmas (pasien) merasakan
tingkat layanan berada di skala antara puas dengan kurang puas (71,44).
Indeks tersebut relatif lebih mendekati indeks puas (75,00) daripada indeks
kurang puas (100,00). Beberapa variabel yang memiliki kontribusi rendah
terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah
1. variabel X2 (kemudahan prosedur);
2. variabel X3 (kecepatan penanganan);
3. variabel X5 (kesesuain produk pelayanan yang di publikasi dengan
kondisi eksisting);
4. variabel X6 (kompetensi/kemampuan petugas pelayanan);
5. variabel X7 (kompetensi/kemampuan petugas pelayanan);
6. variabel X8 (kualitas sarana dan prasarana);
7. variabel X9 (manajemen pengaduan);
Grafik. 8
Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Puskesmas Pulomerak
Sumber : Analisis Konsultan 2018
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 27
Indek Kepuasan Masyarakat (Seluruh Puskesmas)
Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat atas layanan seluruh
puskesmas yang dilaksanakan di seluruh wilayah administasi Kota Cilegon
dapat diketahui bahwa secara umum masyarakat pengguna layanan
puskesmas (pasien) merasakan tingkat layanan berada di skala antara puas
dengan sangat puas (75,12). Indeks tersebut relatif lebih mendekati
indeks puas (75,00) daripada indeks kurang puas (100,00). Beberapa
variabel yang memiliki kontribusi rendah terhadap Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) adalah
1. variabel X2 (kemudahan prosedur);
2. variabel X3 (kecepatan penanganan);
3. variabel X5 (kesesuain produk pelayanan yang di publikasi dengan
kondisi eksisting);
4. variabel X6 (kompetensi/kemampuan petugas pelayanan);
5. variabel X8 (kualitas sarana dan prasarana);
Grafik. 9
Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Puskesmas di Kota Cilegon
Sumber : Analisis Konsultan 2018
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 28
Aspek Layanan Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat atas layanan seluruh
puskesmas yang dilaksanakan di Seluruh wilayah administasi Kota Cilegon
dapat diketahui bahwa secara umum masyarakat pengguna layanan
puskesmas (pasien) merasakan tingkat layanan berada di skala antara puas
dengan sangat puas (75,12). Indeks tersebut relatif lebih mendekati indeks
puas (75,00) daripada indeks kurang puas (100,00). Beberapa variabel
yang memiliki kontribusi rendah terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM) adalah
Grafik. 10 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Puskesmas
di Kota Cilegon
Sumber : Analisis Konsultan 2018
Berikut adalah rincian detail score IKM pelayanan puskesmas dari setiap
puskesmas dengan setiap variabel kompositnya.
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 29
Grafik. 11 Indeks Kepuasan Masyarakat Layanan Puskesmas Agregat
Keterangan :
Secara agregat, IKM Citangkil merupakan IKM terbesar di Kota Cilegon dengan score IKM 77,8. IKM Citangkil, Pulomerak, Ciwandan, Jombang, berada diatas rata-rata IKM agregat Kota Cilegon (75,1) atau berada di persepsi antara sangat puas dan puas.
Grafik. 12 Indeks Kepuasan Masyarakat
(variabel X1 syarat menggunakan layanan kesehatan dari puskesmas)
Keterangan :
Secara detail, score variabel X1 Jombang merupakan variabel X1 terbesar di Kota Cilegon dengan score 77,1 atau berada diatas rata-rata score variabel X1 skala Kota Cilegon (75,2) atau berada di persepsi antara sangat puas dan puas, sedangkan score variabel X1 kecamatannya lainnya berada di score 75,0 (puas)
Grafik. 13 Indeks Kepuasan Masyarakat
(variabel X2 tahapan menggunakan layanan kesehatan dari puskesmas)
Keterangan :
Secara detail, variabel X2 Jombang merupakan variabel X2 dengan score terbesar di Kota Cilegon dengan 76,0 bersama puskesmas Grogol, Cilegon, Pulomerak, berada diatas rata-rata score variabel X2 Kota Cilegon (74,2) atau berada di antara persepsi sangat puas dan puas.
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 30
Grafik. 14 Indeks Kepuasan Masyarakat
(variabel X3 kecepatan waktu pelayanan kesehatan dari puskesmas)
Keterangan :
Secara detail, variabel X3 Jombang merupakan variabel X3 dengan score terbesar di Kota Cilegon dengan score 72,9 (kurang puas) meskipun masih diatas rata-rata score variabel X3 skala kota cilegon (67,1).
Grafik. 15 Indeks Kepuasan Masyarakat
(variabel X4 biaya/tarif pelayanan kesehatan dari puskesmas)
Keterangan :
Secara detail, variabel X4 Ciwandan merupakan variabel X4 dengan score terbesar di Kota Cilegon dengan score 99,0 (puas/hampir mendekati sangat puas) dan sudah berada diatas rata-rata score variabel X4 skala kota cilegon (90,4).
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 31
Grafik. 16 Indeks Kepuasan Masyarakat
(variabel X5 kesesuain produk layanan antara yang tercantum dalam standar pelayanan dengan pelayanan kesehatan dari puskesmas)
Keterangan :
Secara detail, variabel X5 Jombang merupakan variabel X5 dengan score terbesar di Kota Cilegon dengan score 76,0 (puas) dan sudah berada diatas rata-rata score variabel X5 skala Kota Cilegon (74,3).
Grafik. 17 Indeks Kepuasan Masyarakat
(variabel X6 kompetensi/kemampuan petugas dalam pelayanan kesehatan dari puskesmas)
Keterangan :
Secara detail, variabel X6 Jombang merupakan variabel X6 dengan score terbesar di Kota Cilegon dengan score 76,0 (puas) dan sudah berada diatas rata-rata score variabel X6 skala Kota Cilegon (74,0).
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 32
Grafik. 18 Indeks Kepuasan Masyarakat
(variabel X7 kesesuain produk layanan antara yang tercantum dalam standar pelayanan dengan pelayanan kesehatan dari puskesmas)
Keterangan :
Secara detail, variabel X7 Citangkil merupakan variabel X7 dengan score terbesar di Kota Cilegon dengan score 85,0 (puas) dan sudah berada diatas rata-rata score variabel X7 skala Kota Cilegon (75).
Grafik. 19 Indeks Kepuasan Masyarakat
(variabel X8 kualitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dari puskesmas)
Keterangan :
Secara detail, variabel X8 Jombang merupakan variabel X8 dengan score terbesar di Kota Cilegon dengan score 78,1 (puas) dan sudah berada diatas rata-rata score variabel X8 skala Kota Cilegon (69,4).
Survey Kepuasan Masyarakat (Layanan Puskesmas) 33
Grafik. 19 Indeks Kepuasan Masyarakat
(variabel X9 manajemen pengaduan pelayanan kesehatan dari puskesmas)
Keterangan :
Secara detail, variabel X9 Pulomerak merupakan variabel X9 dengan score terbesar di Kota Cilegon dengan score 87,9 (puas) dan sudah berada diatas rata-rata score variabel X9 skala Kota Cilegon (76,6).